16031-3-571833974625
Post on 10-Apr-2016
218 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Ergonomi
BIOMEKANIKA
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Teknik Industri 03 Popy Yuliarty,ST,MT
Abstract KompetensiBiomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasilergonomi,yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan ataudaya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukanaktivitas kerja tersebut. Dalam biomekanik ini banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan untukdapat menopang perkembangan biomekanik.
Mahasswa memahami prinsip bomekanka yaitu keterbatasan fisik manusia ketka bekerja serta merancang faslitas kerja yang sesuai dengan kemampuan fisk manusia.
MODUL 3BIOMEKANIKA
Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi
hasilergonomi, yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan
ataudaya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta
peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika
melakukanaktivitas kerja tersebut. Dalam biomekanik ini banyak disiplin ilmu yang
mendasari dan berkaitan untukdapat menopang perkembangan biomekanik. Disiplin ilmu ini
tidak terlepas darikompleksnya masalah yang ditangani oleh biomekanik ini.
3.1. Konsep Biomekanika
General Biomechanic adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara mengenai
hukum – hukum dankonsep – konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic manusia
baik dalam posisidiam maupun bergerak.Dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuhpada
posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
b. Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan gambaran
gerakan – gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi dangerakan yang
disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh ( (Tayyari, 1997).
Occupational Biomechanic didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang
mempelajari interaksifisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan
tujuan untukmeminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja
dapatmeningkat. Dalam biomekanik ini banyak melibatkan bagian bagian tubuh
yangberkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ tubuh
yaknikolaborasi antara Tulang, Jaringan penghubung (Connective Tissue) dan otot.
Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan, ketelitian,
dan keterbatasan manusia dalam melakukan kerjanya.Faktor ini sangat berhubungan
dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan
secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun
kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada
2013 2 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya
ataupun kemudahan. Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam
durasi waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual.
Usaha fisik ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain, yang
menjadi isu besar di negara-negara industri belakangan ini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan para ergonom untuk sedapat mungkin dihindari
(Nurmianto,1996):
• Beban otot statis (static muscle loads).
• Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanansegi kursi pada
popliteal (lipat lutut).
• Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku alirandarahbekerja
berlawanan dengan arah gravitasi.
Dalam dunia kerja yang menjadi perhatian adalah :
Kekuatan kerja otot.Kekuatan kerja otot bergantung pada
Posisi anggota tubuh yang bekerja
Arah gerakan kerja.
Perbedaan kekuatan antar bagian tubuh.
Usia.
Kecepatan dan ketelitian
Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban.
Peter Vi(2000) menjelaskan bahwa, terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal (otot rangka).
1. Peregangan otot yang berlebihan. Peregangan otot yang berlebihan (over exertion)
biasanya dialamipekerja yang mengalami aktifitas kerja yang menuntut tenaga
yangbesar. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka akan mempertinggiresiko
terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cidera otot skeletal.
2. Aktifitas berulang. Aktifitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus
menerus. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja
secara terus menerus, tanpa memperoleh kesempatan untuk melakukan relaksasi.
3. Sikap kerja tidak alamiah. Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang
menyebabkanposisi-posisi bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiahnya.
Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi, semakin tinggi pula terjadi
keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena
karakteristik tuntutan kerja tidak sesuai dengan kemmpuan dan keterbatasan pekerja.
4. Faktor penyebab sekunder
Tekanan . Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot lunak, seperti saat
tangan harus memegang alat dalam jangka waktu yang lama, akan dapat
2013 3 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
menyebabkan keluhan pada otot tersebut akibat tekanan langsung yang
diterima.Apabila hal ini berlangsung terus menerus akan menyebabkan keluhan
yang menetap.
Getaran. Getaran dengan frekuensi yang tinggi akan menyebabkan kontraksi otot
bertambah. Kontraksi statis ini akan menyebabkan peredaran darah tidak lancar,
penimbunan asam laktat meningkat dan akibatnya menimbulkan rasa nyeri otot.
Suhu. Paparan suhu dingin yang berlebihan
dapatmenurunkankelincahan,kepekaan dan kekuatan pekerja,sehinggagerakannya
menjadi lamban,sulit bergerak yang disertai denganmenurunnya kekuatan otot.
5. Faktor kombinasi
Resiko terjadinya keluhan otot skeletal akan semakin meningkat dengan tugas yang
semakin berat oleh tubuh. Beberapa hal yang mempengaruhi faktor kombinasi
tersebut adalah:
Umur.Chaffin(1979) dan Guo et al(1995) menyatakan bahwa keluhan otot
skeletal biasanya dialami orang pada usia kerja , yaitu 24-65 tahun. Biasanya
keluhan pertama dialami pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan meningkat
seiring dengan bertambahnya umur.
Jenis Kelamin. Dalam pendesainan suatu beban tugas harus diperhatikan jenis
kelamin pemakainya, Astarnd dan Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan
otot wanita hanya 60% dari kekuatan otot pria, keluhan otot juga lebih banyak
dialami wanita dibandingkan pria. Namun pendapat ini masih diperdebatkan oleh
para ahli
Kebiasaan merokok. Sama halnya dengan jenis kelamin, kebiasaan merokok pun
masih dalam taraf perdebatan para ahli. Namun dari penelitian oleh para ahli
diperoleh bahwa meningkatnya frekuensi merokok akan meningkatkan keluhan otot
yang dirasakan.
Kesegaran jasmani. Pada umumnya keluhan otot jarang dialami oleh seseorang
yang dalam aktifitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
Sebaliknya,bagi yang dalam pekerjaan kesehariannya memerlukan tenaga besar
dan tidak cukup istirahat akan lebih sering mengalami keluhan otot.
Tingkatkesegaran tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya
keluhan otot. Keluhan otot akan menongkat sejalan dengan bertambahnya
aktivitas fisik.
Kekuatan Fisik. Chaffin dan Park (1977) seperti yang dilaporkan oleh NIOSH
menemukan keluhan punggung yang tajam pada para pekerja yang menuntut
pekerjaan otot diatas batas kekuatan otot maksimalnya. Dan pekerja yang
memiliki kekuatan otot rendah beresiko tiga kali lipat lebih besar mengalami
2013 4 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
keluhan ototdibandingkan pekerja yang memiliki kekuatan otot yang tinggi.
Namun sama halnya dengan kebiasaan merokok dan jenis kelamin, pendapat ini
masih diperdebatkan.
Ukuran Tubuh (Antropometri). Walaupun pengaruhnya relatif kecil,ukuran tubuh
juga menyebabkan keluhan ototskeletal.Vessy etal (1990)menyatakan bahwa
wanita gemuk memiliki risiko 3 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita
kurus. Temuan lain menyatakan bahwa tubuh yang tinggi umumnya sering
mengalami keluhan sakit punggung, tetapi tubuh tinggi tak mempunyai pengaruh
terhadap keluhan pada leher, bahu, dan pergelangan tangan.
3.2. Metode Analitik
Metode analitik ini direkomendasikan oleh NIOSH (National Institute for
Occupational Safety and Health) untuk pekerjaan mengangkat. NIOSHmemberikan cara
sederhana untuk mengestimasi kemungkinan terjadinya peregangan otot yang
berlebihan (overexertion) atas dasar karakteritik pekerjaan, yaitu dengan menghitung
Recomended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI).
Recommended Weight Limitmerupakan rekomendasi batas beban yang dapat
diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan
secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL digunakan untuk
pengangkatan beban kerja spesifik pada waktu tertentu untukpekerjadalam kondisi
normal,dimanamengurangi terjadinya cedera pada musculoskeletal.NIOSH
merekomendasikan penggunaan RWL dan LI berdasarkan konsep resiko pengangkatan
beban.RWL ini direkomendasikan oleh NIOSH (National Institute for Occupational Safety
and Health) pada tahun 1991 di Amerika Serikat, sebuah lembaga yang menangani masalah
kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, NIOSH (National Institute of Occupational
Safety and Health) melakukan analisis terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau
memindahkan beban, dan merekomendasikan batas maksimum beban yang masih boleh
diangkat oleh pekerja yaitu Action Limit (AL) dan MPL (Maximal Permissible Limit) pada
tahun 1981. Kemudian lifting equation tersebut direvisisehingga dapat mengevaluasi dan
menyediakan pedoman untuk range yang lebih luas dari manual lifting. Revisi tersebut
menghasilkan RWL (1991), yaitu batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa
menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulang-ulang dalam
durasi kerja tertentu (misal 8 jam sehari) dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL
didefinisikan dengan persamaan berikut:
2013 5 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Keterangan :
RWL : Batas beban yang direkomendasikan
LC : Konstanta pembebanan = 23 kg
HM : Faktor pengali horizontal = 25/H
VM : Faktor pengali vertikal = 1 - 0.003│ V-75│*
DM : Faktor pengali perpindahan = 0.82 + 4.5/D
AM : Faktor pengali asimetrik = 1 – 0.0032 A**
FM : Faktor pengali frekuensi
CM : Faktor pengali kopling (handle)
Horizontal Location (H) : jarak telapak tangan dari titik tengah antara 2 tumit,
diproyeksikan pada lantai.
Vertical Location (V) : jarak antara kedua tangan dengan lantai.
Vertical Travel Distance (D) : jarak perbedaan ketinggian vertikal antara destination dan
origin dari pengangkatan.
Lifting Frequency (F) : angka rata-rata pengangkatan/ menit selama periode 15
menit
Besarnya FM dan CM dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.
Tabel 3.1. Faktor pengali kopling
Coupling Type V75 cm V75 cmGoodFairPoor
1.000.950.90
1.001.000.90
(Sumber : Waters et al ,1994)
2013 6 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Tabel 3.2. Faktor pengali frekwensi
Frek.Lift/min
Work Duration 1 jam 1 – 2 jam 2 – 8 jam
V75 V75 V75 V75 V75 V75 0.20.5123456789
10111213141515
1.000.970.940.910.880.840.800.750.700.600.520.450.410.370.000.000.000.00
1.000.970.940.910.880.840.800.750.700.600.520.450.410.370.340.310.280.00
0.950.920.880.840.790.720.600.500.420.350.300.260.000.000.000.000.000.00
0.950.920.880.840.790.720.600.500.420.350.300.260.230.210.000.000.000.00
0.850.810.750.650.550.450.350.270.220.180.000.000.000.000.000.000.000.00
0.850.810.750.650.550.450.350.270.220.180.150.130.000.000.000.000.000.00
(Sumber : Waters et al ,1994)
Untuk pekerja Indonesia, terdapat perbedaan dalam menentukan VM dan AM.
* Untuk VM
VM = 1 – 0.0132 (V-69)
untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di atas 69 cm
VM = 1 – 0.0145 (69-V)
untuk pengangkatan dengan ketinggian awal di bawah 69 cm
** Untuk AM
AM = 1 – (0.005 A) untuk 0o ≤ A ≤ 30o
AM = 1 – (0.0031 A) untuk 30o < A ≤ 60o
AM = 1 – (0.0025 A) untuk A > 60o
A merupakan sudut asimetrik yang merupakan sudut yang dibentuk antara garis
asimetrik dan pertengahan garis sagital.
Garis Asimetrik adalah garis horizontal yang menghubungkan titik tengah garis yang
menghubungkan kedua mata kaki bagian dalam dan proyeksi titik tengah beban pada
lantai.
Garis Sagital adalah garis yang melalui titik tengah kedua mata kaki bagian dalam dan
berada pada bidang sagital. Bidang sagital adalah bidang yang membagi tubuh menjadi
2013 7 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
dua bagian, kanan dan kiri, saat posisi tubuh netral (tangan berada di depan tubuh dan
tidak ada perputaran pada bahu dan kaki).
Gambar 3.1. Representasi dari sudut asimetrik
Perancangan work space harus memperhatikan batasan-batasan ini, karena faktor jarak
perpindahan dan tinggi benda kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap RWL.
FATIQUEFatigue adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia
sehingga tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Makin berat beban yang dikerjakan
dan gerakan semakin tidak teratur, maka timbulnya fatigue akan lebih cepat. Timbulnya
fatigue ini perlu dipelajari untuk menentukan tingkat kekuatan otot manusia, sehingga kerja
yang akan diakukan atau dibebankan dapat sesuai dengan kemampuan otot tersebut
Menurut Barnes, fatigue dapat dilihat dari tiga hal, yaitu
Perasaan lelah
Perubahan fisiologis dalam tubuh
Menurunnya kemampuan kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi fatigue adalah sebagai berikut:
Besarnya tenaga yang dikeluarkan
Frekuensi dan lamanya bekerja
2013 8 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Sudut
asimetrik
Garis sagital
Garis asimetrik
Titik proyeksi
Bidang sagital
Bidang frontal
Cara dan sikap melakukan aktivitas
Jenis olahraga
Jenis kelamin
Umur
3.3. Biomekanika Terapan
Dengan penekanan pada era komputer, otomatisasi dan aspek kognitif dari kerja,
sebagian besar aktivitas yang dilakukan masih membutuhkan usaha fisik dan penanganan
manual terhadap material peralatan. Sebagian besar kecelakaan kerja yang terjadi
diakibatkan salah urat pada punggung pada sebagian besar pekerjaan, meliputi 5% dari
keseluruhan kecelakaan. Di Negara industri, diperkirafan 70% - 80% penduduk mengalami
berbagai macam sakit punggung (backpain). Berdasarkan data perkiraan terakhir, sekitar
10% - 5% populasi mengalami sakit punggung bagian bawah (low backpain).
Suatu lembaga yagn menangani masalah kesehatan kerja di Amerika, NIOSH
(National Institute for Occuptional Safety and Health) melakukan analisis terhadap factor-
faktor yang berpengaruh terhadap biomekanika adalah sebagai berikut:
a. Berat dari benda yang dipindahkan. Hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung. Jika
dari waktu kewaktu terjadi perubahan, maka berat terbesar dan terkecil dicatat.
b. Posisi pembebanan. Dengan mengacu pada tubuh, hal ini dipengaruhi oleh:
Jarak horizontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh
Jarak vertical beban yang dipindahkan dari lantai
Sudut pemindahan beban dari posisi segital (posisi pengangkatan tepat di
depan tubuh).
Jarak perpindahan vertical dari titik asal beban ke tujuan.
c. Frekuensi perpindahan. Hal ini dicatat sebagai rata-rata perpindahan per menit untuk
perpindahan yang berfrekuensi tinggi. Frekuensi terpisah layak diberikan untuk setiap
perpindahan yang berbeda.
d. Periode (durasi.Total waktu yang diberlakukan dalam perpindahan pada suatu
pencatatan. Dapat ditentukan sebagai kurang dari 1 jam, 1-2 jam atau 2-8 jam.
Berdasarkan penelitian (Ref. 7, hlm. 749 – 776), dikemukakan dua buah faktor pengali yang
mempengaruhi berat beban yang boleh diangkat. Faktor tersebut adalah:
Pengali Asmetrik, yaitu pemindahan dengan postur diluar postur sagital dengan
membentuk suatu sudut (maksimal 90 derajat).
2013 9 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Pengali Kopling, berdasarkan penelitian yang dilakukan, pengaruh adanya handel pada
RWL (Recommended Weight Limit) mengakibatkan pengurangan beban dalam
pemindahan beban.
Dapat segera dipahami, bahwa tingkat kecelakaan muskuloketelal (jumlah
kecelakaan/ jam orang pada pekerjaan) meningkat secara signifikan, bila:
beban yang dipindahkan semakin berat (L)
benda yang dipindahkan jaraknya semakin jauh dari tubuh (H)
benda yang dipindahkan semakin jauh dari ketinggian optimal pengangkatan beban
secara sagital (V).
Ket: Ketinggian optimal pengangkatan beban 70 - 80 cm (ketinggian ujung jari di lantai pada
posisi tangan lurus ke bawah).
benda yang dipindahkan semakin sering dipindahkan (F).
benda yang dipindahkan semakin menyimpang dari posisi sagital (A).
Pemindahan semakin jauh (D).
Durasi/ lamanya waktu bekerja semakin besar.
Rekomendasi NIOSH terbaru (tahun 1991) didasarkan pada perbaikan atas
persamaan NIOSH yang dikeluarkan pada 1981. Persamaan terdahulu dibagi menjadi 2
level batas pembebanan:
a. Action Limit (AL), yang memuat batas pembebanan untuk sebagian besar individu.
AL = 90 (6/H)(1-01/V-30/)(0,7+D)(1-F/Fmax)
b. Maksimum Permissible Limit (MPL), yang memuat batas pembebanan maksimun dimana
diatas limit tersebut makin banyak individu akan mengalami kecelakaan.
MPL = 3 AL
Tabel 3.3. Tabel Kriteria Pembebanan
Tinjauan Kriteria Desain Nilai Batas
Biomekanika Gaya Tekan Cakram Max. 3,4 kN (770 lbs)
FisiologiEnergi Ekspenditure Max.
(pengeluraran energi max)2,2 - 4,7 kcal/ min
Psikofisikal Berat max. yang dapat diterimaDiterima 75% pekerja wanita dan 99
% pekerja pria
2013 10 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Persamaan NIOSH yang terbaru:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CMDimana:
RWL = Batas pembebanan yang direkomendasikan
LC = Konstanta pembebanan = 23 kg
HM = Faktor pengali horizontal = 25/ H
VM = Faktor pengali vertical = 1-0.03 /V-75/
Rumus VM untuk orang Indonesia (ref. 1) = 1 – 0.00326 /V – 69/
DM = Faktor pengali perpindahan = 0.82 + 4,5 / D
AM = Faktor pengali asimetrik = 1 – 0.0032A
FM = Faktor pengali frekuensi
CM = Faktor pengali kopling (handle)
Untuk FM dan CM dapat dilihat table berikut ini:
Tabel 3.4. Tabel Faktor Pengali Kopling
V < 75 atau 69 (Ind) cm V > 75 atau 69 (Ind) cm Couplings Couplings Multipliers
Good 1.00 1.00Fair 0.95 1.00Poor 0.9 0.9
Tabel 3.5. Tabel Faktor Pengali Frekuensi
FrekuensiLifts/min V < 75 V > 75 V < 75 V > 75 V < 75 V > 75
0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.850.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.811 0.94 0.94 0.88 0.88 0.75 0.752 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.653 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.554 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.455 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.356 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.277 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.228 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.189 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15
10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.1311 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.0012 0.37 0.37 0.00 0.21 0.00 0.0013 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.0014 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.0015 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00
> 15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
< 1 jam < 2 jam < 8 jam
Keterangan: V pada tabel diatas diganti dari 75 menjadi 69 untuk orang Indonesia
2013 11 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Dalam praktek pengangkatan material secara manual, terdapat 2 kondisi kritis yang harus
ditinjau RWLnya, yaitu:
Kondisi awal pengangkatan (Origin)
Kondisi akhir pengangkatan (Destination)
Nilai RWL harus dihitung untuk masing-masing kondisi, dan dipakai RWL yang lebih kecil.
3.4. Prinsip-Prinsip Biomekanika
Prinsip-prinsip dari biomekanika adalah sebagai berikut:
Kurangi berat dari benda yang ditangani
Manfaatkan dua atau lebih orang untuk memindahkan barang yang berat
Ubahlah aktivitas jika mungkin, sehingga lebih mudah, ringan, dan tidak berbahaya.
Minimasi jarak horizontal antara tempat mulai dan berakir pada pemindahan barang.
Material terletak tidak lebih tinggi dari bahu
Kurangi frekuensi pemindahan
Berikan waktu istirahat
Berlakukan rotasi kerja terhadap pekerjaan yang sedikit membutuhkan tenaga
Rancang container agar mempunyai pegangan yang dapat dipegang dekat dengan
tubuh
Benda yang berat dijaga setinggi lutut.
2013 12 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Tabel 3.6. Tabel Prinsip Biomekanika
PRINSIP KETERANGAN
6. Jangan melintir (twist ) ketika bergerak Penunjang yang buruk bagi cakram (disk ).
Biomekanika yang dipekerjakan seburuk jika melewati dada. Berbahaya jika benda jatuh.
11. Jangan memindahkan barang di atas bahu
MERANCANG KERJA
Pegang dengan tangan, jangan dengan ujung jari. Jangan memegang pada bagian yang tajam.
9. Genggamlah dengan baik
Berguna untuk meminimasi torsi. Jangan menggunakan baju yang dapat menyangkut pada beban.
10. Pertahankan beban dekat dengan badan
Pemegangan adalah hal yang utama. Kontainer yang sulit ditangani membuat aspek biomekanika menjadi buruk dan menghalangi pandangan.
7. Letakan beban yang kompak dalam kontainer
Biomekanika menjadi buruk saat mengangkat maupun menaruh, ditambah ektra metabolisme untuk gerakan tubuh. Setinggi lutut yang terbaik.
8. Jangan meletakkan beban di atas lantai
Jga agar kaki terpisah, kaki yang berlawanan di depan jika berutar, gunakan alas kaki anti-gelincir.
4. Jangan tergelincir
5. Jangan bertindak bodoh Kerjakan dengan tenang, tidak terlalu cepat, tidak terlalu lambat.
MEMILIH INDIVIDU
TEKNIK MENGAJARPemindahan squat membutuhkan energi lebih, otot kaki yang lebih kuat dan jarang digunakan; squat baik untuk beban yang berat dan kompak
3. Gunakan pemindahan dengan "gaya bebas" (free style )
Pemilihan berdasarkan keserupaan merupakan diskriminasi. Variabilitas individu yang besar meskipun dalam suatu populasi. Pengaruh umur terhadap kapabilitas tidak sebesar pengaruh suseptibilitas terhadap sakit (injury). Rata-rata wanita memindahkan 60% dibandingkan rata-rata pria.
1. Jangan memiih yang stereotif
Orang yang kuat memindahkan lebih banyak dan lebih aman daripada orang yang lemah. Pemilihan berdasarkan kelompok otot yang digunakan untuk pekerjaan spesifik, bukan dengan berdasar sinar - X.
2. Pilih orang yang kuat berdasarkan pengujian
3.5. Studi Biomekanika
Studi biomekanika dapat diterapkan pada:
Merancang kembali pekerjaan yang sudah ada
Mengevaluasi pekerjaan
2013 13 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Penyaringan pegawai
Tugas-tugas penanganan manual
Pembebanan Statis
Penentuan system waktu
Contoh kasus Biomekanika
1. Percobaan pertama
a. Untuk Dus 1
Origin
LC = 23 kg (konstanta); Berat benda = 8 kg = H
Jarak horizontal = 38 cm HM = 25/H = 25/38 = 0.66
Tinggi benda dari tanah = 33 cm = V VM = 0.879
Jarak mengangkut = 140 cm DM = 0.853
Sudut asimetrik = 0o AM = 1
Frekuensi pengangkatan =0.2 FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.66 x 0.879 x 0.853 x 1 x 1 x 0.9
RWL = 10.244 kg
Destination
LC = 23 kg ; Berat benda = 8 kg
Jarak horizontal = 88 cm HM = 0.284
Tinggi mengangkut = 173 cm VM = 0.708
2013 14 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
173 cm
44 cm
50 cm 38 cm
Jarak mengangkut = 140 cm DM = 0.853
Sudut asimetrik = 0o AM = 1
Frekuensi pengangkatan = 0.2 FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.284 x 0.708 x 0.853 x 1 x 1 x 0.9
RWL = 3.550 kg
b. Untuk Dus 2
Origin
LC = 23 kg ; Berat benda = 8 kg
Jarak horizontal = 38 cm HM = 0.66
Tinggi benda dari tanah = 11 cm VM = 0.813
Jarak mengangkut = 162 cm DM = 0.85
Sudut asimetrik = 0o AM = 1
Frekuensi pengangkatan = 0.2 FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.66 x 0.813 x 0.85 x 1 x 1 x 0.9
RWL = 9.441 kg
Destination
LC = 23 kg ; Berat benda = 8 kg
Jarak horizontal = 88 cm HM = 0.284
Tinggi mengangkut = 173 cm VM = 0.708
Jarak mengangkut = 162 cm DM = 0.85
Sudut asimetrik = 0o AM = 1
Frekuensi pengangkatan = 0.2 FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.66 x 0.708 x 0.85 x 1 x 1 x 0.9
RWL = 3.538 kg
2013 15 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
2. Percobaan kedua
a. Untuk Dus 1
Origin
LC = 23 kg (konstanta) ; Berat benda = 8 kg
Jarak horizontal = 38 cm HM = 0.66
Jarak vertikal = 11 cm VM = 0.813
Jarak mengangkut = 162 cm DM = 0.85
Sudut asimetrik = 0o AM = 1
Frekuensi pengangkatan = 0.2 FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.66 x 0.813 x 0.85 x 1 x 1 x 0.9
RWL = 9.441 kg
Destination
LC = 23 kg ; Berat benda = 8 kg
Jarak horizontal = 88 cm HM = 25/88 = 0.284
Jarak vertikal = 173 cm VM = 0.708
2013 16 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
173 cm
22 cm
50 cm 38 cm
Jarak mengangkut = 162 cm DM = 0.85
Sudut asimetrik = 0o AM = 1
Frekuensi pengangkatan = 0.2FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.284 x 0.708 x 0.85 x 1 x 1 x 0.9
RWL = 3.54 kg
b. Untuk Dus 2
Origin
LC = 23 kg ; Berat benda = 8 kg
Jarak horizontal = 38 cm HM = 0.66
Jarak vertikal = 11 cm VM = 0.813
Jarak mengangkut = 162 cm DM = 0.85
Sudut asimetrik = 45o AM = 0.88
Frekuensi pengangkatan = 0.2 FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.66 x 0.813 x 0.85 x 0.88 x 1 x 0.9
RWL = 8.31 kg
Destination
LC = 23 kg ; Berat benda = 8 kg
Jarak horizontal = 88 cm HM = 25/88 = 0.284
Jarak vertikal = 173 cm VM = 0.747
Jarak mengangkut = 162 cm DM = 0.85
Sudut asimetrik = 45o AM = 0.88
Frekuensi pengangkatan = 0.2 FM = 1
Kopling = poor CM = 0.90
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL = 23 x 0.284 x 0.747 x 0.85 x 0.88 x 1 x 0.9
2013 17 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
RWL = 3.28 kg
3. Lifting Index
a. Percobaan 1
Dus 1
- Origin:
LI =RWL
Beratbenda= 78.0
244.108
- destination:
LI =RWL
Beratbenda= 25.2
55.38
Dus 2
- Origin:
LI =RWL
Beratbenda= 847.0
441.98
- Destination:
LI =RWL
Beratbenda= 26.2
538.38
b. Percobaan 2
Dus 1
- Origin:
LI =RWL
Beratbenda= 847.0
441.98
- destination:
LI =RWL
Beratbenda= 26.2
54.38
Dus 2
- Origin:
LI =RWL
Beratbenda= 96.0
31.88
- Destination:
2013 18 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
LI =RWL
Beratbenda= 44.2
28.38
Analisis Pengukuran Biomekanika
Tabel 3.7. Tabel Analisis RWL dan LI
Percobaan DusRWL LI
Origin Destination Origin Destination
11 10.244 3.550 0.78 2.25
2 9.441 3.538 0.847 2.26
21 9.441 3.54 0.847 2.26
2 8.31 3.28 0.96 2.44
Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai RWL dan LI yang diperoleh dari dua kali percobaan.
Nilai Recommended Weight Limit (RWL) untuk origin terlihat lebih besar dibandingkan
dengan destination-nya. Hal ini disebabkan karena biasanya posisi awal pada saat
mengangkut barang lebih berat dibandingkan pada saat akhir (destination) akan menyimpan
barang, naik pada saat percobaan yang pertama ataupun kedua.
Sedangkan untuk nilai lifting index untuk dus 1 dan 2, baik pada percobaan pertama
maupun yang kedua sudah menunjukkan angka yang baik. Nilai LI ini masih berkisar antara
1-3, ini berarti bahwa proses pengangkutan ini aman dan dapat direkomendasikan untuk
dilakukan.
Kesimpulan
Biomekanika dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan tubuh manusia, khusunya
bagian otot.
Dengan adanya biomekanika, kita dapat mengetahui keterbatasan dan juga
kemampuan manusia dalam mengangkut suatu barang/benda.
Nilai RWL yang diperoleh menunjukkan seberapa berat benda yang sebaiknya diangkat,
agar lebih sesuai.
Nilai LI menunjukkan tingkat keamanan pengangkutan yang dilakukan. Dengan nilai ini,
kita dapat mengetahui apakah pengangkutan yang dilakukan sudah aman atau belum
untuk dilakukan. Jika nilai LI sudah lebih besar dari 3, maka pengangkutan tersebut
tidak aman untuk dilakukan.
2013 19 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustakahttp://www.hazardcontrol.com/factsheets/humanfactors/visual-acuity-and-line-of-sight
Nurmianto. Eko, 2004, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya
Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI; Ergonomi;
http://typecat.com/ERGONOMI-Pusat-Kesehatan-Kerja-Departemen-Kesehatan-RI
Soebroto, S.W.; Peran dan Kontribusi Perguruan Tinggi dalam Pembentukan
SDMErgonomi-K3 yang Siap Bersaing di Pasar Kerja Nasional dan Internasional
Wignjosoebroto.Sritomo,2000, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya, Surabaya.
2013 20 Nama Mata Kuliah dari Modul
Pusat Bahan Ajar dan eLearningPopy Yuliarty,ST,MT http://www.mercubuana.ac.id
top related