document1

Post on 01-Jul-2015

101 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1) Langkah - langkah pengembangan kurikulum

A. PengertianLangkah – langkah Pengembangan Kurikulum

Langkah – langkah dapatdisebutkan sebagai tahapan atau tingkatan – tingkatan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan istilah pengembangan adalah menunjukkan pada suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu alat atau cara merevisi sesuatu yang telah ada menjadi baik. Selama kegiatan itu dilaksanakan dengan maksud mengadakan penyempurnaan yang akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup bagus untuk digunakan seterusnya maka berakhirlah kegiatan pengembangan.

B. Langkah – Langkah Pengembangan Kurikulum SecaraLuas

Dalam membahas langkah – langkahperkembangan kurikulum, sangat perlu diperhatikan perbedaan antara langkah – langkah pengembangan kurikulum secara makro dalam artian luas dan umum dengan langkah – langkah pengembangan kurikulum secara mikro / sempit. Secara makro, faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum adalah dari segi azas sosiologis, filosofis, historis, psikologis dan scientific. Sedangkan dalam pengembangan kurikulum secara mikro desain kurikulum yang dilaksanakan pada sekolah – sekolah tertentu.

Beberapa hal yang perludiperhatikan dalam pengembangan kurikulum secara makro (luas) adalah :

1. Pengaruh faktor yang mendorong terhadappembaharuan kurikulum, seperti tujuan tertentu yang awalnya dipengaruhi faktor sejarah, sosiologis, falsafah, psikologis, dan ilmu pengetahuan. Kemudian pengaruh faktor penemuan riset dan atas tekanan – tekanan.

Dalam Faktor – Faktor yangmendorong pembaharuan kurikulum meliputi :

a. Tujuan objektive tetentu, yang permulaannyadidorong oleh pengaruh faktor sejarah, sosiologis, filsafah, psikologis dan ilmu pengetahuan.

b. Hasil – hasil penemuan riset dalam interaksibelajar dalam interaksi belajar mengajar

c. Tekanan – tekanan, baik berasal dari kelompokpenekanan maupun dari pengujian – pengujian eksternal.

2. Inisiasi pengembangan, yaitu prosespengambilan keputusan dalam sistem pendidikan mengenai suatu pengembangan yang hendak

dilaksanakan.

3. Inovasi kurikulum baru yang harus mengikutifase – fase tertentu seperti pelaksanaan percobaan dan mengadakan evaluasi maupun revisi materi dan metode, selanjutnya penyebaran.

Adapun fase – fase tersebutsecara khusus, yaitu :

a. Penentuan tujuan – tujuan objektive kurikulum

b. Produksi matreals (seperti buk, alat visual,perangkat) dan penciptaan metode – metode ajar – belajar yang sesuai.

c. Pelakasanaan percobaan – percobaan terbataspada sekolah – sekolah.

d. Evaluasi dan revisi material dan metode

4. Difusi atau penyebaran pengetahuan danpengertian pengembangan kurikulum diluar lembaga pengembangan.

Hasil – hasilpercobaan kurikulum disebarluaskan disekolah – sekolah dan masyarakat umum melalui penanaman pengertian, sehingga mereka meresponsid terhadap pembaharuan yang hendak dilaksanakan.

5. Implementasi kurikulum yang telahdikembangkan disekolah – sekolah. Setelah sekolah dan masyarakat umum responsif, maka kurikulum baru dapat diterapkan disekolah.

6. (Gabungan antara ‘A curiiculum Model’ olehDavid Cohen dan ‘The Procces of curriculum Innovation oleh Pj. Kelly) Evaluasi kurikulum, yaitu para pengembang kurikulum mengadakan penilaian terhadap kurikulum yang telah dilaksanakan, dengan mendapat umpan balik dari para guru, murid, administrator sekolah, orang tua siswa dan BP3 (Komite Sekolah). Hasil evaluasi ini nantinya dimanfaatkan untuk mengadakan revisi dan pengembangan selanjutnya (Hendayat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1993:60-61).

C. langkah – langkah Pengembangan Kurikulum SecaraSempit (Mikro)

Dalam langkah – langkahpengembangan Kurikulum secara mikro pada dasarnya berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Pertama adalah dikenal dengan

nama pengembangan program bidang studi, dan tahap ketiga adalah tahap pengembangan program di kelas / PBM (Abdullah Idi, 1999:156)

2) Pengembangan Program Pada Tingkat Lembaga

Pembangunan program ataukurikulum pada tingkat lembaga mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu :

1. Perumusan tujuan institusional2. Penetapan isi3. Penetapan struktur program serta penyusunan strategi pelaksanaankurikulum secara keseluruhan.

Perumusan tujuan intitusionaladalah perumusan mengenai ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilai – nilai yang diharapkan dapat dimiliki oleh pesreta didik setelah mereka menyelesaikan keseluruhan program pendidikan di suatu lembaga pendidikan atau sekolah tertentu. Perumusan tujuan institusional berpatokan pada tiga hal. Yaitu :

1. Tujuan pendidikan nasional2. Harapan masyarakat / pekerjaan3. Harapan sekolah yang lebih tinggi

2) Pengembangan Program Tingkat Bidang Studi

Pengembangan pada tingkat bidangstudi bertujuan untuk mencatat tujuan kurikuler, yakni : Tujuan bidang studi yang akan dicapai selama program itu diajarkan.

Ada

beberapa hal yang harus dilakukan dalamkegiatan pengembangan program pada tingkat bidang studi yakni : Penetapan pokok – pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang didasarkan pada tujuan kurikuler.

Atau secara khusus pengembanganprogram pada tingkat bidang studi yakni :

a. Merumuskan tujuan Kurikuler

Dalam tujuankurikuler dirumuskan tujuan – tujuab yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai – nilai yang diharapkan dimiliki siswa pada setiap mata pelajaran setelah mereka menyelesaikan seluruh program pendidikan. Perumusan tujuan kurikuler harus mendasarkan diri pada tujuan institusional yang telah dirumuskan sebelumnya. Hal itu disebabkab, seperti

dikemukakan dimuka, kumulatif tujuan kurikuler itulah yang merupakan tujuan institusional.

b. Merumuskan tujuan instruksional

Perumusantujuan instruksional yang dimaksudkan disini asalah tujuan instruksional umum, yaitu tujuan tujuan – tujuan yang diharapkan dimiliki siswa untuk tiap pokok bahasan setelah mereka menyelesaikan program pengajaran tersebut.

c. Menetapkan bahasan pokok dan sub pokokbahasan (Dr. Burhan Nurgyantra, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (BPFE,Yogyakarta,1988) hal. 175)

3. Pengembangan Program Pengajaran di Kelas

Pengembangan program pada tahapini merupakan kewenangan guru untuk mengembangkan program pengajarandan proses belajar mengajar di kelas. Untuk mengembangkan program pengajaran di kelas, pendidikan harus memiliki Satuan Pembelajaran dan Silabus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Satuan Pembelajaran Silabus ini dilaksanakan oleh para pendidik dalam rangka mengembangkan kegiatan pengajaran dikelas. Akan tetapi, bila bahan pengajaran yang dikembangkan dalam GBPP sudah dikelompokkan menjadi satuan bahasan. Maka pendidik tidak perlu lagi menyusun atau menentukan suatu bahasan.

2) ModelPengembangan Kurikulum menurut pendapat anda?

Empat pilar utama yangmenyebabkan kurikulum pendidikan sukses. Pertama adalah murid. Murid perlu dibina, dididik, dan dibimbing tentang bagaimana belajar dengan baik, mulai belajar menghafal sampai memecahkan masalah. Murid juga harus belajar berkelompok sampai menjadi mandiri.

Pilar kedua adalahguru. Guru juga berperan penting, sebagai figur yang harus dipercaya, fasilitator, konsultan, pendamping, tetapi juga penilai. "Penguasaan dan pentransferan materi, penilaian atas kinerja murid merupakan hal besar yang terus-menerus harus dipantau, dibahas bersama, dan bila perlu dilatihkan kepada guru-guru," katanya.

Pilar ketiga adalahmateri (bahan ajar) dan segala alat bantunya. Marcellino menyatakan persoalan ini cukup pelik

karena adanya perbedaan materi dengan kurikulum. "Materi pendidikan yang baik harus selaras dengan filsafat yang melandasi kurikulum yang bersangkutan," katanya Sedangkan, pilar keempat adalahfasilitas sekolah.

Marcellino menerangkan, kurangberhasilnya pendidikan nasional lantaran pemerintah belum pernah melakukan kajian mendalam mengenai program-program yang telah dikeluarkannya secara berkala. Akibatnya, ketika sebuah kebijakan lahir, muncul pro dan kontra.

top related