1-laju digesti lele
Post on 05-Apr-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
1/8
LAJU DIGESTI IKAN LELE (Clarias batracus)
Oleh:
Nama : Risnauli Kurnia ArshanthiNIM : H1G009034Rombongan : IVKelompok : 3Asisten : Irfan Gesha Sahputra
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AKUATIK
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALJURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIKUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
2/8
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel Hasil Pengamatan Laju Digesti pada Ikan Lele
Kelompok
Perlakuan
0 15 30
X (gr) BLX (%) Y (gr) BLY (%) Z (gr) BLZ (%)
1 0,33 100% 0,30 90,9% 0,20 60,6%
2 0,40 100% 0,33 75% 0,20 50%
3 0,65 100% 0,55 85,61% 0,35 53,85%
4 0,40 100% 1,40 350% 0,30 75%
5 0,40 100% 0,266 66,5% 0,166 41,7%
6 0,583 100% 0,63 108,58% 0, 567 97,256%
Keterangan:
X : Bobot lambung 0
BLX : Laju pengosongan lambung 0
Y : Bobot lambung 15BLY : Laju pengosongan lambung 15
Z : Bobot lambung 30
BLZ : Laju pengosongan lambung 30
Hasil Penimbangan Bobot lambung hasil pengamatan kelompok
tiga:
X = 0,65 gr
Y = 0,55 gr
Z = 0,35 gr
Perhitungan Laju Pngosongan Lambung pada Ikan Lele (Clarias
batracus)
BLX = X/X = 0,65/0,65 = 100%
BLY = Y/X = 0,55/0,65 = 85,61%
BLZ = Z/X = 0,35/0,65 = 53,85%
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
3/8
Grafik Bobot Lambung Ikan Lele (Clarias batracus)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Kel.1 Kel.2 Kel.3 Kel.4 Kel.5 Kel.6
0'
15'
30'
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
4/8
B. PEMBAHASAN
Digesti merupakan proses pemecahan zat makanan yang
komplek menjadi zat yang lebih sederhana. Proses digesti memerlukan
waktu dalam mencerna makanannya, dan waktu yang diperlukan untuk
mencernakan makanan itu disebut laju digesti (Santoso, 1994). Pakan
yang dikonsumsi oleh ikan akan mengalami proses digesti didalam
sistem pencernaan sebelum nutrisi pakan tersebut diabsorpsi yang akan
dimanfaatkan untuk proses biologis pada tubuh ikan. Proses digesti
pada sistem pencernaan ikan tersebut akan melibatkan enzim-enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh tubuh. Hasil proses digesti tersebut
berupa asam amino, asam lemak, dan monosakarida yang akan
diabsorpsi oleh epitel intestin kemudian disebarkan keseluruh tubuh oleh
sistem sirkulasi (Kay, 1998). Selama destinasi protein atau peptida yang
ada akan dipecah setelah itu akan diserap ke seluruh tubuh (Speicher,
2000 dan Stewart, 2001).
Protein merupakan zat terpenting dari semua zat gizi yang
diperlukan ikan karena merupakan zat penyusun dan sumber energy
utama bagi ikan (NRC, 1988). Pada ikan, protein lebih efektif digunakan
sebagai sumber energy daripada karbohidrat (Furuichi, 1988). Hal ini
disebabkan rendahnya aktivitas anzim amylase dalam saluran
pencernaan ikan dibandingkan dengan hewan teresterial dan manusia.
Kebutuhan komponen pakan ikan terbagi menjadi dua, yaitu
makronutrien dan mikro nutrient. Makronutrien terdiri dari karbohidrat,
lemak, dan terakhir yang paling utama bagi ikan adalah protein.
Mikronutrien yang dibutuhkan ikan adalah vitamin dan mineral.
Hubungan antara pertumbuhan rata-rata relatif dengan
pemanfaatan pakan dapat dikarenakan oleh kapasitas enzim digestif yang
spesifik (total protease, -amilase, dan lipase) dimana dapat disebabkan
oleh perubahan metabolisme protein dan mekanisme selera makanan.
Dalam hal ini, studi enzim digesti merupakan suatu langkah esensial untuk
memahami mekanisme digesti dan bagaimana organisme beradaptasi
terhadap perubahan pada keadaan nutrisinya (Sunde et al., 2004).
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
5/8
Berdasarkan grafik hasil pengamatan, kelompok satu, dua, tiga,
dan lima menunjukkan bahwa bobot lambung ikan lele (Clarias batracus)
pada menit ke nol, lima belas, dan tiga puluh mengalami penurunan.
Pakan pelet pun berkurang dari waktu ke waktu. Itu berarti proses laju
digesti dalam pengolahan pakan pelet yang diberikan telah berlangsung
secara konstan.
Hal tersebut tidak sama dengan hasil pengamatan kelompok empat
dan enam. Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa bobot lambung
meningkat dan menurun. Hal ini dapat terjadi karena ikan lele memakan
pelet yang belum terambil pada akuarium atau pun pada menit ke nol
pakan pelet belum semuanya mencapai lambung sehingga menyebabkan
peningkatan bobot lambung pada menit ke lima belas. Berdasarkna
pustaka lamanya pelet mencapai lambung dapat dikarenakan faktor
fisiologis ikan mengenai nafsu makan atau kurang baik metabolisme
dalam tubuh ikan.
Laju digesti pakan pada umumnya berkorelasi dengan laju
metabolisme ikan. Pada kondisi temperatur air yang optimal bagi ikan,
maka laju metabolisme ikan meningkat dan meningkatnya lajumetabolisme ini harus diimbangi dengan pasokan pakan yang diperoleh
dari lingkungannya (Zonneveld, 1991). Ikan yang bersifat poikiloterm,
maka pada temperatur air yang meningkat, nafsu makan ikan mengalami
peningkatan, sedangkan apabila terjadi penurunan temperatur air maka
nafsu makan ikan juga menurun (Heath, 1995).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju digesti atau laju
pengosongan lambung adalah temperatur air, suhu, musim, waktu siangdan malam, intensitas cahaya, ritme internal dan kualitas pakan yang
dikonsumsi (Halver, 1989). Menurut Halver (1989), pada temperatur 30
400C akan terjadi peningkatan metabolisme yang sangat cepat. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pola makan ikan adalah temperatur, umur,
ukuran tubuh, aktivitas, stress, jenis kelamin, kekeruhan (pada visibilitas
dan kandungan O2) dan faktor-faktor kimia dalam perairan (kandungan O2,
CO2, H2S, pH dan alkalinitas). Semakin banyak aktivitas ikan, maka akan
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
6/8
semakin membutuhkan energi sehingga proses metabolismenya tinggi
dan membutuhkan makanan yang mutunya jauh lebih baik dan lebih
banyak jumlahnya. Perbedaan kualitas pakan akan mencerminkan
perbedaan komponen penyusun pakan, dan perbedaan ini akan berkibat
pada perbedaan laju dan kemampuan digesti pakan (Santoso, 1993).
.Biasanya protein pencernaan adalah suatu proses kompleks pada
ikan dan terjadi tidak hanya dalam perut, tetapi juga pada bagian lain dari
sistem pencernaan seperti pyloric caeca dan intestin. Oleh karena itu,
asam protease, pepsin, dan peptidases kebanyakan dalam protein
pencernaan dalam sistem pencernaan (Erlodgan, dkk, 2008).
Proses digesti pada ikan yang mempunyai lambung dimulai dari
lambung, dilanjutkan pada intestine, kemudian berakhir di anus yang
merupakan lubang pembuangan zat sisa. Protein merupakan sumber
tenaga paling utama bagi ikan. Mutu protein dipengaruhi oleh sumber
asalnya serta kandungan asam aminonya (Mujiman, 1995).
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
7/8
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan praktikum Laju Digesti pada Ikan Lele (Clarias
batracus) adalah:
Laju digesti merupakan proses pencernaan pakan pada ikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju digesti antara lain
temperatur air, suhu, musim, waktu siang dan malam, intensitas
cahaya, ritme internal dan kualitas pakan yang dikonsumsi.
Percobaan secara general dapat dikatakan berhasil dimana dapatdilihat pada berao bobot lambung ikan menurun dari waktu ke
waktu walaupun masih ada penyimpangan yang terjadi pada
beberapa pengamatan.
B. Saran
Hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah letak
lambung ikan akan dipotong. Pada ikan lele lambungnya cukup tampak,
yaitu pada bagian setelah esophagus.
-
7/31/2019 1-Laju Digesti Lele
8/8
REFERENSI
Furrichi M. 1988. Charbohydrates. Di dalam: Watanabe T, Editor. Fish
Nutrition and Marinculture. Tokyo: Departement of Aquatic
Biosciences, University of Fisheries. Hlm. 44-55.
Halver, J. A. 1989. Fish Nutrition. Academic Press, New York.
Heath, A. G. 1995. Water Pollution and Fish Physiology Second Edition.
CRC Press Inc, New York.
Mujiman, A. 1995. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Santoso, Budi. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo dan Lokal.
Kanisius, Jogjakarta.
Sunde, J., Eiane, S.A., Rustad, A., Jensen, H.B., Opstvedt, J., Nygrd, E.,
Venturini, G. and Rungruangsak-Torrissen, K. 2004. Effect of fish
feed processing conditions on digestive protease activities, free
amino acid pools, feed conversion efficiency and growth in Atlantic
salmon (Salmo salarL.). Aquacult. Nutr., 10: 261-277.
Zonneveld, N. Huisman. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
top related