02-buku putih banjarbaru
Post on 24-Feb-2018
241 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
1/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
BAB 2:
Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat Gubernur Dr.
Murdjani memimpin apel di halaman Kantor Gubernur di Banjarmasin, saat itu hujan turun
dengan derasnya yang membuat halaman gubernuran menjadi calap (tergenang air). Oleh
karenanya Dr. Murdjani memerintahkanuntuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota
Provinsi Kalimantan Selatan.
Untuk meralisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk merancang
Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun dalam perjalanan selanjutnya,
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
2/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota
Administratif yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Banjar. Selanjutnya sejalan
dengan pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 Kota
Banjarbaru berdiri sendiri sebagai daerah otonom.
2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK
2.1.2 GEOGRAFIS
Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3 25 40-3 28 37 Lintang Selatan
dan 114 41 22-114 54 25 Bujur Timur. Posisi geografis Kota Banjarbaru adalah 35 km
pada arah 29630' sebelah tenggara Kota Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi
Kalimantan Selatan.
Kota Banjarbaru sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 2000 memiliki wilayah hanya seluas371,38 Km2 atau 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan luasan
tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin
dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas
administrasi wilayah, Banjarbaru memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
: ( );
: ( );
: ( );
: ( )
Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan yang penting
dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara. Kota Banjarbaru memiliki
akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin Kotabaru dan
Banjarmasin Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Selain itu, Banjarbaru memiliki akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi
laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor
sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota
Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta Pemerintahan dan
Permukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peta 2.1 posisi Kota banjarbaru dalam konteks
provinsi Kalimantan Selatan dan Posisi dan batas wilayah administrasi Kota Banjarbaru dapat
dilihat pada Peta 2.2
2.2.2 ADMINISTRATIF
Pada awal perkembangannya, Banjarbaru ditetapkan sebagai Kota Administratif dengan
tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dan Cempaka;
berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 27 ayat (4) dan PP No. 26/1975 yang diperkuat dengan
Permendagri No. 12/1975 tentang Pokok Pemerintahan Wilayah Kota Administratif Banjarbaru
dan Permendagri No. 24/1975 tentang Pelaksanaan PP No. 26/1975 tanggal 29 Oktober 1975.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
3/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Seiring dengan perkembangan kota, Kota Banjarbaru mengadakan pemekaran wilayah,
yaitu bertambah sebanyak 2 kecamatan dan 8 kelurahan; berdasarkan Perda Kota Banjarbaru
No. 4 Tahun 2007 tentang Pemecahan dan Pembentukan 2 (dua) Kecamatan Baru di Kota
Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin menjadi Kecamatan
Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang; sedangkan Kecamatan Banjarbaru menjadi
Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan.
Jadi secara administratif pemerintahan, Kota Banjarbaru dibagi menjadi 5 kecamatan
dan 20 (dua puluh) Kelurahan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru
Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka.
Kelima kecamatan tersebut selain berfungsi sebagai pusat perkantoran juga merupakan pusat-
pusat pertumbuhan di Kota Banjarbaru. Kecamatan yang memiliki perkembangan paling pesat
adalah Kecamatan Banjarbaru (Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan) sebagai pusat
pemerintahan provinsi, pelayanan pendidikan tinggi, pelayanan umum dan sosial, transportasi
regional, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus militer; Kecamatan Landasan Ulin
(Landasan Ulin dan Liang Anggang) sebagai pusat pelayanan transportasi regional, pusat
pengembangan industri, pengembangan permukiman dan kawasan rekreasi; serta Kecamatan
Cempaka sebagai pusat pertambangan intan tradisional, pengembangan permukiman, lahan
cadangan dan konservasi. Kecamatan yang termasuk dalam wilayah administrasi Kota
Banjarbaru dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar 3.1.
2.2.3 KONDISI FISIK
Kondisi fisik alamiah Kota Banjarbaru yang dipaparkan di sini meliputi kondisi topografi
dan kelerengan, kondisi fisik tanah, klimatologi dan hidrologi. Paparan rona fisik ini diharapkan
dapat mendeskripsikan kondisi bentang alam/geografis Banjarbaru yang berimplikasi pada pola
pembangunan di Kota Banjarbaru.
A. TOPOGRAFI DAN KELERENGAN
Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara 0 m 500 m dari
permukaan air laut (dpl); dengan bentuk bentang alam (morfologi) yang cukup variatif
(beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 25 m dpl yaitu
sekitar 10.615 Ha atau 33,23% dari luas Kota Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini
mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
4/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
TABEL 2.1 LUAS WILAYAH KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA BANJARBARU
.
%
1 1.,00 ,0 1.,00 ,11
1.,00 ,0
.,00 10,0
.242,00 24,
1.1,00 ,
.,00 ,10
.,00 ,
1.0,00 ,
.56,00 23,12
1.,00 ,
.0,00 ,0 .10,00 ,
.0,00 1,
14.60,00 3,50
1.,00 ,
1,00 0,
,00 0,
1,00 1,
2.444,00 6,5
,00 ,1
1,00 0,
,00 0,
0,00 1,
2.16,00 5,1
3.13,00 100,00Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
GAMBAR 2.1. PROPORSI LUAS WILAYAH KOTA BANJARBARU
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
5/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
PETA 2.1 POSISI KOTA BANJARBARU DALAM KONTEKS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
POSISI
KOTA BANJARBARU
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
6/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
PETA 2.2 BATAS WILAYAH ADMINISTRASI KOTA BANJARBARU
TABEL 2.3 KELAS KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT KOTA BANJARBARU
.
()
%
1 .,00 .0,0 .1 ,1
.0,00 1.0 .0 1,
0,00 .1,00 .0 1.11 11.0 ,0
.0,00 ,00 . ,0
1.,00 0,00 .10 ,0
11.06 10.615 .403 1.121 0 31.45,00 100,00
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Dari segi kemiringan tanah, Kota Banjarbaru memiliki kemiringan tanah bervariasi antara 0-
15%, namun cenderung landai. Kemiringan berkaitan dengan kepekaan terhadap erosi tanah;
semakin tinggi/terjal, semakin peka terhadap erosi.
Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru memiliki kelerengan 02% ( 59,35%). Kondisi ini
sangat cocok untuk budidaya pertanian maupun untuk kegiatan perkotaan;
Kelerengan antara 28% ( 25,78%) berada di sebagian wilayah Cempaka, Banjarbaru
Utara dan Selatan. Di kelas lereng ini, kegiatan budidaya masih dapat dilaksanakan, tetapi
harus menggunakan teknologi yang tepat sebagai bentuk antisipasi erosi tanah;
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
7/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Kelerengan antara 815% ( 12,08%) berada di sebagian wilayah Cempaka. Kelas lereng
ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau kehutanan dengan jenistanaman yang berakar dalam.
TABEL 2.4 KELAS LERENG/KEMIRINGAN KOTA BANJARBARU
. // ()
% % % % %
1 .1,0 .1 ,1
.,0 .0 1,
.,00 .,00 11,00 1.11,00 11.0 ,0
.,00 11,00 . ,0
1.,00 10,00 .10 ,0
2.12,00 2.53,00 112,00 1.121,00 31.45,00 100,00
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2011
Secara umum, tanah di Kota Banjarbaru stabil dengan tingkat resiko erosi relatif kecil,
kemampuan lahan yang baik dan bertekstur tanah halus. Hal ini sangat menunjang bagi
pengembangan perkotaan serta pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
perkotaan. Namun, di sisi lain menjadi kendala bagi pengembangan kota, karena kondisi
topografi yang relatif datar tersebut menjadikan aliran air permukaan (surface run off) menjadi
lambat dan potensial menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara periodik.
B. KLIMATOLOGI
Berdasarkan sistem Koppen, Banjarbaru beriklim Hutan Tropika Humid dengan suhu udara
bulanan rata-rata berkisar antara 26,4 C sampai dengan 28,1C dengan sedikit variasi
musiman. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan September (36,2C) dan suhu
minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0C). Rata-rata tekanan udara di Kota
Banjarbaru tahun 2009 berkisar antara 1.010,60 mb sampai dengan 1012,70 mb sedangkan
rata-rata kecepatan angin sekitar 3,3 knots.
Curah hujan tahunan rata-rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun dengan jumlah yang
terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384
mm). Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak
pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus (2
hari). Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas terutama aktivitasdi luar ruangan serta tingkat pelayanan supplai air bersih dari PDAM.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
8/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
GAMBAR 2.2. RATA-RATA CURAH HUJAN KOTA BANJARBARU TAHUN 2005-2009
(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)
Penyinaran matahari rata-rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5
jam/hari dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 47% 97%. Kelembaban udara
relatif bulanan rata-rata tertinggi jatuh pada bulan Januari yaitu 89% 94% dan terendah
pada bulan September yaitu 47% 74%. Evaporasi dari permukaan air bebas karena
penyinaran matahari dan pengaruh angin rata-rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan
dan 4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4
mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Dengan kondisi fisik tersebut, kenyamanan bangunan di
Banjarbaru dipengaruhi oleh sistem peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi
panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan.
GAMBAR 2.3. RATA-RATA KELEMBABAN UDARA KOTA BANJARBARU TAHUN 2005-2009(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)
C. KONDISI FISIK TANAH
Secara umum, jenis tanah di Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik (63,82%), organosol
(29,82%)danlathosol (6,36%). Jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisols) tersebar sebagianbesar di Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru; sedangkan Aluvial (Entisols dan Inceptisols),
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
9/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Gambut (Histosols) dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin. Jenis tanahpodsolik
mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah dan peka terhadap erosi.
Walaupun demikian, di Kota Banjarbaru tetap dapat dikembangkan budidaya pertanian (padi,
palawija, sayuran, perkebunan), tetapi disertai dengan teknologi pengolahan yang tepat.
Sedangkan jenis tanah organosol mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik,
sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah
dan holtikultura).
Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah Banjarbaru memiliki 3 (tiga) tekstur tanah, yaitu halus,
sedang dan kasar. Sebagian besar wilayah bagian tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan)
memiliki tekstur tanah cenderung halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm,
sedangkan tekstur tanah kasar hanya sebagian kecil di bagian selatan (4% dari luas
keseluruhan). Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya,
karena tanah dengan tekstur halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm memilikikecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi.
Ditinjau segi drainase tanah, secara umum wilayah Banjarbaru memiliki tingkat drainase yang
tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa daerah ini sangat cocok sebagai
kawasan budidaya tanaman pangan lahan kering dan perkebunan, karena tidak memerlukan
kondisi tanah yang jenuh air. Namun, terdapat daerah yang tergenang periodik tergenang
kurang dari 6 bulan yaitu Kecamatan Landasan Ulin sebagai peralihan daerah rawa
(persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh.
D. HIDROLOGI
Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air tanah. Kondisi air
permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya 2 (dua) buah DAS (Daerah Aliran Sungai)
sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam Kanan dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai
tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan
masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata. Namun, Di
sepanjang hamparan aliran DAS/Sub-DAS telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan
kritis) disebabkan kegiatan penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di
Kota Banjarbaru dapat ditemukan dengan kulitas yang cukup baik.
2.2 DEMOGRAFI
2.2.1 JUMLAH PENDUDUK
Selama tahun 2000 2011, jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus meningkat. Rata-
rata pertumbuhan penduduk mencapai 4,87% per tahun atau meningkat sebanyak 21.000
penduduk selama 10 tahun terakhir. Bila dilihat dari kecamatan, laju pertumbuhan tertinggi
terjadi di Kecamatan Liang Anggang (6,46% per tahun), diikuti Kecamatan Landasan Ulin(6,15% per tahun). Laju pertumbuhan penduduk paling rendah terdapat di Kecamatan
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
10/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Cempaka (3,03% per tahun). Pada tahun 2010, Kecamatan Banjarbaru telah terbagi menjadi 2
kecamatan yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan. Jika
dibandingkan tahun 2000, laju pertumbuhan penduduk di kedua kecamatan tersebut adalah
sebesar 4,25% per tahun
.Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru
Tahun 2005 2010
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2006 sampai dengan 2010
Gambar 3.4. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 1.,00 . . 11. 0 . .1 11. .00 .1 11.0 .1 . 1.0 . . 1 1 . 0 1.,00 . . .11 . . . .00 . . .0 . . .1 .0 0 . 1 1.,00 .0 . .0 .1 .1 .10 . .1 . . . .0 . . . 0 .,00 . . 1 10. . .1 10. 0 . . 11. . . 11. .0 1 .0 1 . 0 1
.242,00 1.1 1.054 3 4. 1 1 . 32 2 1 . 44 3 3 5. 6 5 1.061 1 . 25 0 3 . 31 1 1 . 54 6 1 . 2 3.24 20.13 1.32 3.0 1.1,00 . . . . 0 . 1 . 1
.,00 . .0 1 .0 . . 0 . .,00 . .1 .1 .0 . . .0 .1 . .0 . . .0 . 0 . 1.0,00 .0 .0 . .1 . .111 .0 .10 . . .1 . . . .
.56,00 12.13 11.334 2 3. 51 1 2. 45 1 1. 5 3 2 4. 05 2 12.62 1 2. 13 0 2 5. 0 2 1 3. 2 2 1 2. 44 25.3 13.64 13.11 26.5 1.,00 1. 1.0 . 1. 1.0 . 1. 1. . 1. 1. .11 1. 1. .
.0,00 1.0 1. . 1.0 1. .01 1.0 1. . .0 1. .01 .1 10 .0 . 1 .10,00 . . . .1 . . . . . . .10 . . 0 . . .0,00 .0 . 1 10. . 0 . 11.1 0 . . 11. . . 1.01 . .1 1 . 1
14.60,00 12.43 12.01 2 4. 6 1 1 3. 0 5 1 2. 26 2 2 5. 35 13.356 1 2. 64 2 6. 00 3 1 4. 10 0 1 3. 3 2.4 14.52 14.1 2.15
1.,00
.
. 1 1. 1 . .1 1.
. .11 1.1 . .
1.
.0 .0 1 . 1
1,00 1 . 0 1 . .0 . 1 .1 1 . 0 ,00 . . . 1. 1. 0 . 1,00 . . 1 10. 0 . . 10. . . 11.0 . .1 11.0 . . 1 1.
2.444,00 16.51 16.55 3 3. 40 1 . 0 0 1 6. 3 3 3. 3 1.01 1 . 5 1 3 5. 2 2 1 . 1 3 1 . 04 5 36.22 1.33 1.10 3.42 ,00 .0 .10 .00 . . .1 .0 . . .0 .1 . .0 . . 1
1,00 . . .1 . . 0 . 1 , 00 . . 10 . . 0 . . 0,00 .00 . 1 11. 0 . 0 . 11. .0 .1 1. . . 1.1 . . 1 1 .
2.16,00 1.24 16.31 3 3. 63 1 . 4 4 1 6. 61 4 3 4. 10 1.120 1 . 41 2 3 5. 53 2 1 . 61 4 1 . 6 3 36.4 1.1 1.16 3.043.13,00 .141 3.355 150.46 .460 4.65 153.155 1.200 .030 15.230 3.35 0.41 164.216 6.20 5.226 11.46
. 10. . .1 1 1. 0
1.0
. . 10.
. .1 1. .010 .10 . . 1
. . 1 0.
1.
200 200 200
. . 1 1 1. 0 0
2005 2006
.1 . 1 1 0. .
.
()
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
11/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
GAMBAR 2.1. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA BANJARBARU(Sumber: www.Banjarbaru.net, 2011)
2.2.2 KEPADATAN PENDUDUK
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kota Banjarbaru pada
tahun 2009 menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan (angka sex ratio
101). Angka sex ratio tersebut dapat menjadi potensi pembangunan dan pengembangan internal bagi
Kota Banjarbaru. Sex ratio yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Liang Anggang sebesar 104,
sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Banjarbaru Utara yaitu sebesar 98. Untuk lebih
jelasnya, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, serta sex rasio Kota Banjarbaru dapat dilihat pada
Tabel 3.10.
Dari tahun 2005 2010, kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata terus meningkat. Rata-
rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah sebesar 436 jiwa per kilometer persegi. Dibanding
dengan daerah lain di Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru merupakan daerah kedua setelah Kota
Banjarmasin yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal ini
wajar karena di Kota Banjarbaru terdapat sarana pendidikan, kesehatan dan prasarana pembangunan yang
jauh lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lainnya.
Densitas penduduk Kota Banjarbaru pada tahun 2009 menunjukkan kepadatan bruto sebesar 462
jiwa/Km2. Tingkat kepadatan bruto menunjukkan bahwa Banjarbaru Selatan merupakan kecamatan yang
memiliki tingkat kepadatan bruto terbesar yaitu 1.735 jiwa/Km2; sedangkan Kecamatan Cempaka
memiliki tingkat kepadatan terendah, yaitu 196 jiwa/Km2. Penyebaran kepadatan penduduk terdapat di
kawasan pemerintahan, perkantoran dan perdagangan/jasa berada di kawasan pusat kota (wilayah
Kecamatan Banjarbaru) dan pusat-pusat pemukiman di sekitar Landasan Ulin dan kawasan pusat kota.
Untuk lebih jelasnya, kepadatan penduduk Kota Banjarbaru per kelurahan dapat dilihat pada Tabel 3.10.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
12/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
.Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru
Tahun 2010
Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 2010
Gambar 3.5. Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2005-2010(Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka)
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Banjarbaru (kondisi Mei,
2010) adalah 199.627 orang, yang terdiri dari laki-laki 102.285 orang dan perempuan 97.342 orang
dengan kepadatan bruto sebesar 538 jiwa/km2. Penduduk Kota Banjarbaru paling banyak terkonsentrasi
di Kecamatan Landasan Ulin sebesar 51.510 orang (25,80% dari total penduduk Kota Banjarbaru).
Secara umum, sex rasio Kota Banjarbaru sebesar 105, artinya penduduk laki-laki Kota Banjarbaru 5
1 1.,00 . .1 1.0 .1 1,01 , 1,
1.,00 .1 .00 .1 1.1 1,0 ,0 1,1
1.,00 . . .0 .0 1,0 , 1,
.,00 .01 .0 1.01 . 0, ,0 0,
.242,00 20.13 1.32 3.0 10.1 1,02 4,32 1,1
1.1,00 .0 .1 .1 1.1 1,0 ,0 0,
.,00 . .0 . 1. 1,1 ,1 0,1
.,00 .0 .0 . 1. 0, , 0,
1.0,00 . . . .11 1,0 ,0 1,0
.56,00 13.64 13.11 26.5 6. 1,04 3,13 0,1
1.,00 1. 1. . 1,00 ,1 0,
.0,00 .110 .0 .1 1.00 1,01 1,1 0,
.10,00 .0 . . 1. 1,00 ,0 0,1
.0,00 . .1 1.1 . 1,0 1, 0,
14.60,00 14.52 14.1 2.15 6.503 1,02 1,6 0,44
1.,00 .0 .0 1.1 . 1,00 , ,
1,00 .1 .11 .0 .1 0, , 1,1
,00 1. 1.0 . 0, 1,1 ,
1,00 . . 11. .011 1,00 1, ,0
2.444,00 1.33 1.10 3.42 10.106 0, 15,4 4,14
,00 .0 . .1 .1 1,0 , ,0
1,00 . .0 .1 .0 1,0 0, ,
,00 .0 . . . 1,0 , 10,0
0,00 . .1 1. . 0, 1, ,
2.16,00 1.1 1.16 3.04 11.226 1,01 1,35 5,11
3.13,00 6.20 5.226 11.46 45.3 1,01 4,62 1,23
()
.
405 412 429 442
462
538
0
100
200
300
400
500
600
2005 2006 2007 2008 2009 2010
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
13/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
persen lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Sex rasio paling tinggi berada di kecamatan
Cempaka yaitu sebesar 107; sedangkan yang terkecil berada di Kecamatan Banjarbaru Utara dan
Banjarbaru Selatan.
2.2.3 ANALISIS PENDUDUK/POPULASI
Prediksi jumlah penduduk di masa yang akan datang sangat penting dalam
memperhitungkan jumlah kebutuhan air minum di masa yang akan datang. Dengan
mengetahui seberapa besar kebutuhan air minum di masa yang akan datang maka dapat
dientukan pula berapa besar air buangan yang dihasilkan di masa yang kan datang,
Prediksi ini didasarkan pada laju perkembangan kota dan kecenderungannya, arahan
tata guna lahan serta ketersediaan lahan untuk menampung perkembangan jumlah penduduk.
Dengan memperhatikan laju perkembangan jumlah penduduk masa lampau, maka metode
statistik merupakan metode yang paling mendekati untuk memperkirakan jumlah penduduk di
masa mendatang. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menganalisa
perkembangan jumlah penduduk di masa mendatang yaitu:
A. Aritmatik
Metode aritmatik dilakukan dengan menggunakan persamaan:
B. Geometrik
Metode geometrik dilakukan dengan menggunakan persamaan:
C. Regresi Linear
Metode regresi linear dilakukan dengan menggunakan persamaan:
).( 00 TTrPP nn +=
= 2
2
2
)(
)(1
r
n
PP
PPR=
=
N
i
ii
N
PPr
1
)1(
N
P
PP
r
N
i i
ii=
= 1
)1(n
nrPP )1.(
0 +=
bxaP
bxay
+=
+=
=
22)(.
).().(
xxN
PxxPNb
=
22
2
)(.
).().(
xxN
xPxxPa
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
14/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
D. Eksponensial
Metode eksponensial dilakukan dengan menggunakan persamaan:
E. Logaritmik
Metode logaritmik dilakukan dengan menggunakan persamaan:
Dasar Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk
Untuk menentukan metode paling tepat yang akan digunakan dalam perencanaan, diperlukan
perhitungan faktor korelasi, standar deviasi dan keadaan perkembangan kota di masa yang
akan datang. Koefisien korelasi dan standar deviasi diperoleh dari hasil analisa dan perhitungan
data kependudukan yang ada dengan data penduduk dari perhitungan metode proyeksi yangdigunakan. Korelasi, r, dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut :
r < 0, korelasi kuat, tetapi bernilai negatif dan hubungan diantara keduanya berbanding
terbalik.
r = 0, kedua data tidak memiliki hubungan.
r > 1, terdapat hubungan positif dan diperoleh korelasi yang kuat, diantara kedua variabel
memiliki hubungan yang berbanding lurus.
Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
=
2
2
2
)(
)(1
r
n
PP
PPR
2/12
2 /)(
)(
= n
n
PPPPSTD
n
n
bx
bx
eaP
eay
.
.
=
= 7182818,2=e
=
22 )(.
ln.ln..
xxN
PxPxNb( ) = xbP
Na .ln
1ln
xbaP
xbay
ln.
ln.
+=
+=
=
22 )ln()(ln.
ln.ln..
xxN
xPxPNb( ) = xbP
Na ln.
1
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
15/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Metode proyeksi yang dipilih adalah metode dengan nilai standar deviasi terendah dan
koefisien korelasi paling besar. Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi kota di masa
mendatang juga dijadikan acuan dalam menentukan metode proyeksi. Pada umumnya fungsi
sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan pertambahan penduduk di masa mendatang.
Setelah mendapatkan pertambahan penduduk setiap tahun (r), maka nilai r tersebut
dapat digunakan untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk pada masing-masing kelurahan
setiap tahunnya.
Pr = Pn + (Pn x r)
Dimana:
Pr = Proyeksi penduduk tahun r
Pn = Penduduk tahun sebelumnya
r = Pertambahan penduduk
TABEL 2.7 PROYEKSI PENDUDUK KOTA BANJARBARU 2012-2016
Sumber: BPS Kota Banjarbaru dan Analisa
2012 2013 2014 2015 2016
Landasan Ulin Timur 15,470 16,567 17,741 18,999 20,346
Syamsuddin Noor 11,879 12,722 13,623 14,589 15,623
Guntung Payung 7,065 7,565 8,102 8,676 9,291
Guntung Manggis 21,788 23,333 24,987 26,758 28,655
56,202 60,187 64,453 69,022 73,915
Landasan Ulin Tengah 10,071 10,785 11,549 12,368 13,245
Landasan Ulin Utara 14,516 15,545 16,647 17,827 19,091
Landasan Ulin Barat 6,900 7,389 7,913 8,474 9,074
Landasan Ulin Selatan 6,210 6,650 7,122 7,627 8,167
37,696 40,369 43,230 46,295 49,577
Palam 3,384 3,624 3,881 4,156 4,451
Bangkal 4,601 4,927 5,276 5,650 6,050
Sungai Tiung 8,714 9,332 9,993 10,701 11,460
Cempaka 14,201 15,208 16,286 17,440 18,677
30,899 33,090 35,436 37,948 40,638
Loktabat Utara 19,183 20,543 21,999 23,558 25,229
Mentaos 10,290 11,020 11,801 12,637 13,533
Komet 4,385 4,696 5,029 5,386 5,767
Sungai Ulin 12,847 13,758 14,734 15,778 16,896
46,706 50,017 53,562 57,359 61,426
Loktabat Selatan 9,122 9,768 10,461 11,203 11,997
Kemuning 9,270 9,927 10,630 11,384 12,191
Guntung Paikat 8,702 9,319 9,980 10,687 11,445
Sungai besar 19,219 20,582 22,041 23,603 25,276
46,313 49,596 53,112 56,877 60,909
217,817 233,258 249,793 267,501 286,464
Kumulatif
Kumulatif
Kumulatif
2
5 Banja rba ru Se la tan
4 Banjarbaru Utara
3 Cempaka
Total
Kumulatif
Kumulatif
Kecamatan Kelurahan
1 Landasan Ulin
Liang Anggang
NoProyeksi Jumlah Penduduk (Metode Eksponensial)
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
16/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
GAMBAR 2.4 PROYEKSI PENDUDUK KOTA BANJARBARU 2012-2022
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
17/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
TABEL 2.7PROYEKSI KEPADATAN PENDUDUK 2012-2022
Sumber: BPS Kota Banjarbaru dan Analisa
2.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH
Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pembangunan di daerah adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau disebut Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Selama tahun 2010, perekonomian Kota Banjarbaru mampu
menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 1.887.724.660.000,00 (atas dasar harga berlaku).
PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kapasitas perekonomian suatu daerah tanpa
memperhatikan adanya pengaruh faktor inflasi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk
mengukur atau menghitung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDRB harus dihitung
berdasarkan harga konstan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai harga
dasar. PDRB berdasarkan harga konstan menunjukkan besaran kontribusi suatu sektor yang
sesungguhnya karena telah memperhatikan pengaruh faktor inflasi. Data pada table berikut
memperlihatkan PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga konstan dengan menggunakan harga
tahun 2000 sebagai satuan dasar.
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Landasan Ulin 9242 6.24 6.86 7.54 8.28 9.11 10.01 11.00 12.09 13.28 14.60 16.05
Liang Anggang 8586 4.50 4.94 5.43 5.96 6.55 7.19 7.89 8.67 9.52 10.45 11.48
Cempaka 14670 2.03 2.10 2.18 2.25 2.33 2.41 2.49 2.57 2.66 2.75 2.85
Banjarbaru Utara 2444 18.86 19.93 21.06 22.26 23.53 24.86 26.28 27.77 29.35 31.02 32.78Banjarbaru Selatan 2196 20.72 21.81 22.95 24.15 25.41 26.74 28.14 29.62 31.17 32.80 34.51
37,138 52.36 55.65 59.16 62.91 66.92 71.21 75.80 80.72 85.98 91.62 97.66
KecamatanProyeksi (Jiwa)
Luas (Ha)
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
18/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
TABEL 2.8PDRB KOTA BANJARBARU TAHUN 2007 2010
ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (RIBUAN RUPIAH)
S e k t o r 2007 2008 2009*)
2010**)
1 43,052,318 45,547,479 47,098,963 49,066,346
2
&68,566,872 68,373,154 68,430,720 70,246,125
3 125,048,344 126,329,796 128,019,687 132,337,740
4 14,905,880 15,827,170 16,675,715 17,353,691
5 119,601,525 133,063,485 147,294,660 156,362,077
6, &
191,186,996 202,929,224 215,881,900 230,335,607
7 & . 62,390,356 63,967,724 68,254,031 73,584,296
8 &
31,162,410 35,836,932 39,086,096 40,451,272
9 148,357,503 159,407,865 170,749,364 184,514,360
,,
,,
,,
,,
: *) :
**) :
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS
Data pada tabel 2.8 menunjukkan bahwa perekonomian Kota Banjarbaru pada tahun2010 mengalami pertumbuhan sekitar 5,85%. Dari tabel 2.7 tersebut juga terlihat bahwa
sektor pengangkutan dan telekomunikasi memberikan kontribusi terbesar dalam akselerasi
perekonomian di Kota Banjarbaru, dimana pada tahun 2010 sektor ini tumbuh sekitar 7,81%
dibandingkan kondisi tahun 2009, disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan perhotelan
yang mengalami pertumbuhan sekitar 6,69%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup
signifikan adalah adalah sektor jasa-jasa dan sektor bangunan.
2.3.1. STRUKTUR EKONOMI
Struktur ekonomi Kota Banjarbaru pada tahun 2010 relatif masih sama dengan kondisipada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000,
sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang utama dengan share
sebesar 24,14%, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi tahun 2009 yang memberi
sumbangan sebesar 23,95% dari total PDRB Kota Banjarbaru. Jika dilihat dari perkembangan
share-nya, mak sektor yang peranannya mengalami peningkatan cukup signifikan dalam
perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa-jasa, meningkat sebesar 0,4% dibandingkan
struktur ekonomi tahun 2009.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
19/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
TABEL 2.9STRUKTUR EKONOMI KOTA BANJARBARU TAHUN 2007 2010
ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 (RIBUAN RUPIAH)
S e k t o r 2007 2008 2009*)
2010**)
1 Pertanian 5.35 5.35 5.22 5.14
2 Pertambangan &Penggalian 8.53 8.03 7.59 7.36
3 Industri Pengolahan 15.55 14.84 14.20 13.87
4 Listrik dan Air Minum 1.85 1.86 1.85 1.82
5 Bangunan 14.87 15.63 16.34 16.39
6 Perdag, Resto & Perhotelan 23.77 23.84 23.95 24.14
7 Pengangkutan & Kom. 7.76 7.52 7.57 7.71
8 Bank & Lembaga Keuangan 3.87 4.21 4.34 4.24
9 Jasa-jasa 18.45 18.73 18.94 19.34
Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 2011, BPS (data diolah)
GAMBAR 2.5. STRUKTUR EKONOMI KOTA BANJARBARU TAHUN 2010
2.3.2. PENDAPATAN PERKAPITA
Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan
mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku,
Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru pada tahun 2010 adalah sebesar
Rp.9.456.259,00. Pendapatan perkapita tahun 2010 ini turun sebesar -4,41% jika dibandingkan
pada tahun 2009 yang mencapai Rp.9.456.259,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita
berdasarkan Harga Konstan (ADHK Tahun 2000) pada tahun 2010 adalah sebesar
.1.
1.
1.
.1
.1
. 1.
&
, &
& .
&
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
20/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Rp.4.780.173,00, turun sebesar -9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 2009
sebesar Rp.5.256.631,00.
TABEL 2.10 PDRB PERKAPITA KOTA BANJARBARU TAHUN 20092010
PDRB PerkapitaTahun Atas Dasar Growth Atas Dasar Growth
Harga Berlaku (%) Harga Kostan (%)
2007 8,118,764 7.88 5,051,009 1.63
2008 9,116,073 12.28 5,182,269 2.60
2009 9,893,016 8.52 5,256,631 1.43
2010*) 9,456,259 -4.41 4,780,173 -9.06
: *) :
2.4 RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2012-2032
2.4.1 KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA BANJARBARU 2012-2032
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Banjarbaru adalah mewujudkan penataan ruang
Kota Banjarbaru yang nyaman dan dinamis sebagai kota yang terdepan dalam pelayanan
pemerintahan, permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan pendidikan dengan
mempertahankan kelestarian lingkungan hidup bagi pembangunan berkelanjutan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan beberapa kebijakan dan
strategi penataan ruang kota, meliputi:
1. Pengembangan pusat kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa untuk
mendukung perwujudan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp), yang
dijabarkan dengan beberapa strategi meliputi :
a) Mengembangkan jaringan jalan dalam kota;
b) Mengembangkan dan mengendalikan kawasan permukiman baru pada lahan-lahan
yang belum terbangun di pusat kota;
c) Melakukan pengendalian dan penataan pada pusat-pusat kegiatan komersial pada jalur-jalur jalan utama;
d) Mengendalikan dan melakukan penataan pada kawasan-kawasan permukiman dengankepadatan tinggi;
e) Mengembangkan dan melakukan penataan sistem drainase dalam kota; dan
f) Mengembangkan sistem penyediaan air bersih yang sesuai dengan kebutuhan minimal
kota melalui ketersediaan air baku yang memenuhi baku mutu yang ditetapkan untukpenyediaan air dan perlindungan air baku yang dilakukan dengan keterpaduan
pengaturan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan Prasarana dan
Sarana Sanitasi.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
21/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
2. Pengembangan bagian selatan Kota sebagai pusat pertumbuhan baru untuk
pengembangan kegiatan pendukung perkantoran Pemerintahan Provinsi Kalimantan
Selatan. Kebijakan ini selanjutnya akan dilaksanakan melalui beberapa strategi yang
meliputi :
a)Menetapkan Kawasan Pendukung Perkantoran Pemerintahan Provinsi sebagai kawasan
strategis Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Cempaka dan KecamatanLandasan Ulin;
b)Mengembangkan kawasan permukiman baru;
c)Mengembangkan jaringan jalan baru yang terintegrasi dengan jaringan jalan yang
sudah ada;
d)Mengembangkan simpul transportasi darat untuk menunjang pergerakan regional; dan
e)Mengembangkan sistem utilitas penunjang, berupa penyediaan air bersih denganmemanfaatkan sumber air permukaan, sistem drainase, sistem energi listrik, dan sistem
prasarana lingkungan seperti jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat
pembuangan sampah sesuai dengan kebutuhan.
3. Pengembangan dan penataan kawasan permukiman, yang dilaksanakan melalui beberapa
strategi sebgai berikut :
a. Meningkatkan mutu jalan dan drainase
b.Meningkatkan ketersediaan air bersih;
c. Normalisasi sungai, jaringan irigasi dan reklamasi lahan kritis;
d.Memperlancar akses lalu lintas ke setiap kawasan;
e. Mewujudkan penataan pertamanan yang indah di setiap kawasan;
f. Pengelolaan sampah dan limbah secara lestari;
g.Meningkatkan sanitasi lingkungan; dan
h.Peningkatan jumlah rumah yang memenuhi aspek legalitas dan layak huni.
4. Pengembangan kawasan bandara, dimana strategi yang dikembangkan meliputi :
a. Menyiapkan lahan untuk pengembangan kawasan bandara di Kecamatan Landasan
Ulin;
b. Menyiapkan pembangunan jalan tol yang memudahkan aksesibilitas dan penghubungKecamatan Landasan Ulin dengan Kota Banjarmasin;
c. Menyediakan kebutuhan utilitas pendukung serta prasarana lingkungan yangmemadai; dan
d. Mengendalikan kegiatan permukiman baru di daerah sekitar pengembangan bandara.
5. Pengembangan kawasan industri;
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
22/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
a. Membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana terpadu pada kawasan
industri;
b. Mengembangkan jenis industri menengah, sentra industri kecil dan industri rumah
tangga untuk mengembangkan kegiatan agroindustri dan industri pariwisata; dan
c. Mendorong industri berwawasan lingkungan.
6. Pengembangan sarana pendidikan, dengan strategi sebagai berikut :
a. Menyediakan satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau; dan
b. Menggabungkan unit-unit sekolah yang berdekatan berdasarkan kebutuhan.
7. Pengembangan kawasan pertanian sebagai pusat kegiatan agrowisata dan kegiatan wisata
alam untuk menunjang kegiatan perekonomian kota, yang dijabarkan dengan beberapa
strategi sebagai berikut :
a. Mendorong tumbuhnya kegiatan pertanian yang dapat mendukung kegiatanagrowisata di Kecamatan Banjarbaru Utara;
b. mengembangkan objek wisata alam di Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin;
c. Mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman di Kecamatan Banjarbaru Utaradan Landasan Ulin Utara;
d. Perlindungan lahan pertanian terhadap alih fungsi lahan untuk kegiatan perkotaan;
e. Mengembangkan fasilitas sarana prasarana dan utilitas pendukung; danf. Melakukan kegiatan pembinaan terhadap masyarakat pendukung kegiatan agrowisata.
8. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kelestarian kawasan lindung, adapun strategi
yang dikembangkan untuk pelaksanaan kebijakan tersebut meliputi :
a. Bekerjasama dengan daerah yang berbatasan dalam pengamanan kawasan hutanlindung dari perambahan dan pembalakan liar;
b. Melaksanakan penetapan batas kawasan hutan lindung secara terkoordinasi sesuaidengan ketentuan perundang-undangan;
c. Menegaskan batas kawasan lindung secara jelas di lapangan dan mensosialisasikan
kepada masyarakat;
d. Mengembalikan dan mengatur penguasaan dan penggunaan tanah sesuai dengan
peruntukan fungsi lindung secara bertahap kepada Negara;
e. Mengelola sumberdaya hutan yang ada melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan;
f. Melestarikan daerah resapan air untuk menjaga ketersediaan sumberdaya air;
g. Mencegah dilakukannya kegiatan budidaya di sempadan mata air yang dapat
mengganggu kualitas air, kondisi fisik dan mengurangi kuantitas debit air dan kualitasair;
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
23/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
h. Membatasi kegiatan di kawasan perlindungan setempat sepanjang sungai hanya untuk
kepentingan pariwisata yang tidak merubah fungsi lindung;
i. Mengelola kawasan lindung secara terpadu;
j. Melakukan konservasi tanah dan air pada kawasan lindung;
k. Mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang
berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan kesuburan
tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi;
l. Menyelamatkan keutuhan potensi keanekaragaman hayati, baik potensi fisik
wilayahnya (habitatnya), potensi sumberdaya kehidupan serta keanekaragamansumber genetikanya; dan
m. Meningkatkan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau hingga 30 % dari luaswilayah Kota dalam mengendalikan dan memelihara kualitas lingkungan.
9. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, yang dijabarkan
dengan strategi :
a. Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan
pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan keamanan sebagai zona penyangga yang memisahkan
dengan kawasan tersebut dengan kawasan budi daya terbangun.
2.4.2. RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN DI DALAM WILAYAH KOTA
Rencana struktur ruang wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat-pusatpelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan
prasarana wilayah kota.
Rencana struktur ruang wilayah kota berfungsi :
a. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kota yang memberikan
layanan bagi wilayah kota;
b. Sebagai arahan perletakan jaringan prasarana wilayah kota sesuai dengan fungsijaringannya yang menunjang keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan kota; dan
c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk
20 (dua puluh) tahun.
Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) dalam
RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam Rencana Tata Ruang (RTR) MetropolitanBanjarbakula (meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
24/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Tanah Laut dan Kabupaten Barito Kuala.
Rencana struktur ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi :
a) sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota; dan
b) sistem jaringan prasarana wilayah kota.
Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, budaya, ekonomi,
dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional, yang meliputi:
a. Pusat pelayanan kota, melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional;
b. Subpusat pelayanan kota, melayani sub-wilayah kota; dan
c. Pusat lingkungan, melayani skala lingkungan wilayah kota.
2.4.3 PUSAT PELAYANAN KOTA (PPK)
Pusat-Pusat Pelayanan Kota (PPK) di Kota Banjarbaru terdiri atas:
a) PPK I: pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Komet Kecamatan Banjarbaru Utara
b) PPK II: pusat pelayanan ekonomi di simpang tiga Liang Anggang Kelurahan Landasan Ulin
Barat Kecamatan Liang Anggang.
Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kota tersebut akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata ruang Kota.
A. SUB PUSAT PELAYANAN KOTA (SUB PPK)
Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai sub pusat pelayanan kota yang akan
ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTR Kota dan meliputi:
a) Sub PPK I: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan
Cempaka; dan
b) Sub PPK II: sub pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Syamsudin Noor KecamatanLandasan Ulin; dan
c) Sub PPK III: sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Guntung Manggis
Kecamatan Landasan Ulin.
B. PUSAT LINGKUNGAN (PL)
Pusat Lingkungan (PL) melayani skala lingkungan wilayah kota. Pusat Lingkungan
(PL)di Wilayah Kota Banjarbaru terdiri atas kawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan,
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
25/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
perdagangan jasa, serta pelayanan sosial dan budaya yang tersebar di 5 (lima) kecamatan.
C. RENCANA SISTEM PRASARANA DI WILAYAH KOTA
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah kota Banjarbaru terdiri atas sistem jaringan
prasarana utama dan sistem jaringan prasarana Lainnya.
2.4.4 SISTEM PRASARANA UTAMA
Sistem prasarana utama merupakan sistem jaringan transportasi, yang terdiri atas :
A. SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI DARAT
1. Jaringan Lalu Lintas Angkutan Jalan
a. Jaringan Jalan
1) Jaringan jalan eksisting:
a) Jalan arteri primer meliputi ruas jalan simpang Liang Anggang Martapura;
b) Jalan arteri sekunder meliputi Jalan Trikora dan Lingkar Utara
c) Jalan kolektor primer:
i. Jalan P. M. Noor (Banjarbaru Sei. Ulin);
ii. Jalan Gubernur Soebardjo (Liang Anggang Lingkar Selatan);
iii. Jalan P. M. Noor (Banjarbaru Aranio); dan
d) Jalan lingkar:
i. Jalan lingkar selatan: melalui jalan A. Yani jurusan Pelaihari Jalan Trikora Jalan Mistarcokrokusumo;
ii. Jalan lingkar utara melalui jalan Jalan Lingkar Utara Jalan Karang Anyar
Jalan Panglima Batur
e) Jalan khusus yang berada di wilayah di kota meliputi:
i. Jalan kolektor sekunder: Jalan Guntung Manggis, Jalan Palam, Jalan R. OUlin, Jalan Panglima Batur, Jalan Rahayu;
ii. Jalan lokal tersebar di Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan,Liang Anggang, Landasan Ulin dan Cempaka
2) Rencana sistem jaringan jalan:
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
26/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
1. Rencana pembangunan jalan tol dalam kota meliputi ruas jalan Banjarmasin - Liang
Anggang Landasan Ulin.
2. Pengembangan jalan bebas hambatan meliputi ruas jalan Simpang Liang Anggang
Bati-bati Pelaihari
3. Rencana pengembangan dan peningkatan jalan kolektor primer meliputi ruas jalan
Mataraman Sungai Ulin dan Jalan Mistar Cokrokusumo (Banjarbaru - BanyuIrang);
4. Rencana pengembangan jalan lingkar luar melalui Mataraman Sungai Ulin
Liang Anggang;
b. Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan
1) Terminal penumpang:
a) Terminal Tipe C Liang Anggang di Kelurahan Landasan Ulin Timur KecamatanLandasan Ulin;
b) Terminal Tipe C di Pasar Ulin Raya di Kecamatan Landasan Ulin;
c) Terminal Tipe C Simpang Empat Banjarbaru di Kecamatan Banjarbaru Utara;dan
d) Terminal Tipe C di Pasar Bauntung Banjarbaru di Kecamatan Banjarbaru Selatan.
2) Terminal barang terletak di Jalan A. Yani km 34 di Kelurahan Kemuning
Kecamatan Banjarbaru Selatan dan di Jalan A. Yani km 24 Kelurahan Landasan Ulin
Tengah Kecamatan Landasan Ulin;
3) Jembatan timbang terletak di Jalan A. Yani km 19 Kecamatan Liang Anggang;
dan
4) Unit pengujian kendaraan bermotor terletak di Jalan Trikora Kecamatan
Banjarbaru Selatan.
c. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan
Jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan atas jaringan trayek angkutan orang
melalui pengembangan trayek angkutan umum penumpang yang menghubungkan
antar pusat-pusat kegiatan dan pusat kegiatan dengan sub pusat kegiatan, meliputi:
1) Pengembangan koridor Sistem koridor/utama :
a) Rute pada jalur BaratTimur jalan Nasional Banjarmasin-Banjarbaru-Martapura;
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
27/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
b) Rute jalan Lingkar Selatan, Terminal Liang Anggang Jalan Lingkar Selatan /
Trikora-Jalan Mistar Cokrokusomo - berakhir di Terminal Simpang EmpatBanjarbaru; dan
c)Rute Lingkar Utara, berawal dari Terminal Ulin Raya - jalan Lingkar Utara - JalanKarang Anyar - jalan Panglima Batur - jalan A.Yani - berakhir di Terminal
Simpang Empat Banjarbaru.
2) Pengembangan sistem sirkulator/pengumpan :
a) Rute Palam Loktabat Selatan jalan A. Yani;
b) Rute Palam Cempaka;
c) Rute Guntung Manggis jalan A. Yani Guntung Payung;
d) Rute Landasan Ulin Lingkar Selatan jalan A. Yani; dan
e) Rute Martapura Banjarbaru (via jalan Rahayu jalan Panglima Batur).
3) Pengembangan Armada Angkutan Umum :
a) Jalur rute Banjarmasin Banjarbaru Martapura, merupakan jalur rute utamasistem koridor melintasi jalan A. Yani
b) Jalur rute jalan Lingkar Selatan merupakan jalur rute baru sistem koridor, dariTerminal Liang Anggang melintasi Jalan Lingkar Selatan/Trikora - Jalan Mistar
Cokrokusomo - berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru;
c) Jalur rute Lingkar Utara, yang merupakan jalur rute baru sistem koridor dariTerminal Ulin Raya melintasi jalan Lingkar Utara - Jalan Karang Anyar - jalanPanglima Batur - jalan A.Yani - berakhir di Terminal Simpang Empat Banjarbaru.
d) Jalur rute sistem sirkulator/pengumpan baik rute eksisting maupun rute baru;
4) Pengembangan halte angkutan umum diarahkan pada lokasi berdekatan
dengan simpang jalan akses ke komplek perumahan, simpang jalan utama (arteri)dan jalan kolektor dan di depan lokasi sekolah, perkantoran, pabrik, pasar, rumah
sakit dan pusat-pusat aktivitas kegiatan masyarakat.
2. Jaringan Transportasi Perkotaan
Jaringan transportasi perkotaan merupakan pengembangan sistem transportasi Bus Rapid
Transit (BRT) untuk mendukung pengembangan sistem jaringan transportasi kawasanMetropolitan Banjarbakula yang terdiri atas rencana:
a. Trayek yang melalui Kota Banjarbaru:
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
28/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
1) Rute 4: dari terminal Km 17 Bandara Syamsudin Noor
2) Rute 5: dari terminal Km 17 Jl. Trikora Jl. Mistar Cokrokusumo - Terminal
Simpang empat
3) Rute 6: dari terminal KM 17 Jl. A. Yani - Landasan Ulin - Terminal simpang
empat.
b. Rencana halte BRT:
1) Pada rute 4: terletak di Km 17, Liang Anggang, Karang Paci, Simpang Herkulesdan Bandara
2) Pada rute 5: terletak di Km 17, Liang Anggang, Palam, Mesjid Agung Trikora, Jl.
Mistar Cokrokusumo dan Terminal Simpang empat
3) Pada rute 6: terletak di Km 17, Liang Anggang, Karang Paci, Simpang Herkules,Landasan Ulin, Brimob, RO Ulin, Pom bensin SMPN 1, Taman Van Der Pijl,Museum Lambung Mangkurat dan Terminal simpang empat.
B. SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
Kota Banjarbaru akan dilewati oleh system perkeretaapian yang merupakan systemuntuk mengembangkan kawasan Metropolitan Banjar Bakula yang terdiri atas:
1. Jaringan jalur kereta api barang dan penumpang yang melintasi Banjarbaru LiangAnggang Sungai Tabuk; dan
2. Pembangunan stasiun kereta api di Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin.
C. SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI UDARA
Mencakup rencana pembangunan dan pengembangan bandar udara dengan
mempertimbangkan fungsi jaringan transportasi udara yang dapat berupa bandar udara pusat
penyebaran primer, pusat penyebaran sekunder, dan pusat penyebaran tersier beserta saranapendukungnya.
Kawasan bandara adalah bandar udara Syamsuddin Noor yang terletak di Kelurahan
Syamsuddin Noor Kecamatan Landasan Ulin yaitu seluas 237, 236 Ha dengan kawasan
pengembangan bandara yaitu seluas 345,875 Ha. Rencana pengembangan bandar udaraSyamsudin Noor diatur lebih lanjut dalam rencana induk bandar udara.
Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas :
1. Tatanan kebandarudaraan
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
29/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Bandara Syamsudin Noor adalah bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan
sekunder.
2.Ruang udara untuk penerbangan
a. Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas:
1) Ruang udara di sekitar bandara yang dipergunakan untuk operasi penerbanganyang berada di wilayah Kota Banjarbaru.
2) Ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan di atur dalam peraturanperundang-undangan yang berlaku.
b. Ruang udara untuk penerbangan adalah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan(KKOP)yang meliputi:
1. Kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas;
2. Kawasan di bawah permukaan transisi;
3. Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam;
4. Kawasan di bawah permukaan kerucut; dan
5. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar.
D. SISTEM PRASARANA LAINNYA
Sistem prasana lainnya seperti telekomunikasi, sumber daya air, energi dan
infrastruktur perkotaan yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsikegiatan yang ada di wilayah kota.Sistem prasarana lainnya meliputi :
Sistem Jaringan energy. Sistem jaringan energi meliputi:
1. Jaringan transmisi tenaga listrikyang terdiri atas:
a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV yang menghubungkan KecamatanBanjarbaru Utara dengan Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka dengan
Kecamatan Liang Anggang dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV yangmenghubungkan Kecamatan Banjarbaru Utara dengan Kecamatan Banjarbaru Selatan
dan Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Landasan Ulin; dan
b. Gardu induk terdapat di Kecamatan Cempaka.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
30/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
c. Rencana pembangunan gardu induk di Kecamatan Landasan Ulin dalam rangkamendukung pengembangan bandara dan kawasan indusri Liang Anggang.
2.
Rencana pengembangan wilayah jaringan transmisi dan distribusi gas bumi
nasionaldistribusi Banjarmasin.
Sistem jaringan ini meliputi:
1. Sistem jaringan kabel; terdiri atas:
a. Telepon fixed line tersebar di kota; danb. Sentra Telepon Otomat (STO), yaitu STO Jalan P.M Noor Kecamatan Banjarbaru Utara
dan Jalan A.Yani Km 23 Kecamatan Landasan Ulin2. Sistem jaringan nirkabel, terdiri atas Base Transceiver Station(BTS) yang merupakan
menara telekomunikasi bersama dan digunakan paling sedikit 2 provider dengan lokasipenempatan menara (cell planning) yang menyesuaikan dengan rencana pola persebaran
menara telekomunikasi yang telah ada.3. Sistem jaringan telekomunikasi, terdiri atas:
a. Jaringan teresterial; danb. Jaringan satelit
Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi di kota terdiri atas:
1. Modernisasi perangkat sentral;2. Penambahan perangkat DSLAM (speedy access broadband); dan
3. Peningkatan mutu jaringan dengan kabel optik.
E. SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR
Sistem jaringan sumber daya air di Kota Banjarbaru terdiri atas:
1. Sungai-sungai di Kota Banjarbaru termasuk dalam Wilayah Sungai Barito Kapuas yangmerupakan wilayah sungai lintas provinsi yang melalui Provinsi Kalimantan Selatan danKalimantan Tengah serta berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, yang terbagi di
tiap kecamatan meliputi:
a. Di Kecamatan Banjarbaru Utara meliputi Sungai Kemuning, Sungai Gunung Kupang I,Sungai Guntung Jingah, Sungai Ulin, Sungai Karet, Sungai Komet/Durian dan SungaiGotong Royong.
b. Di Kecamatan Banjarbaru Selatan meliputi Sungai Kemuning, Sungai Puyau, SungaiGunung Kupang I, Guntung Paikat, Sungai Guntung Lua, Sungai Ambulung, Guntung
Paring dan Sungai Mangguruh.
c. Di Kecamatan Cempaka meliputi Sungai Banyu Irang, Sungai Lukaas, Sungai Cambai,Sungai Mati, Sungai Dadap, Sungai Bangkal Kecil, Sungai Pinang, Sungai Ujung
Murung, Sungai Batu Kapas, Sungai Paring, Sungai Sambangan, Sungai BatuKapur,Sungai Kuranji, Sungai Tiung, Sungai Basung dan Sungai Rancah.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
31/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
d. Di Kecamatan Landasan Ulin meliputi Sungai Sumba, Handil Kerokan/D. Sakti, SungaiGuntung Payung, Sungai Lukudat, Sungai Salak, Sungai Sidomulyo, Sungai Tagumpar,Sungai Luuk dan Sungai Rimba;
e. Di Kecamatan Liang Anggang terdiri dari Sungai Karya Bakti, Sungai Polantan, SungaiJembatan I, Sungai Jembatan II, dan Sungai Pembuang Provinsi.
2. Cekungan Air Tanah (CAT)yang berada di Kota Banjarbaru adalah CAT lintas provinsiPalangkaraya - Banjarmasin yang melewati Provinsi Kalimantan Barat (KabupatenKetapang), Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin
Timur, Sukamara, Katingan, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Selatan, Gunung Mas, BaritoUtara, Barito Timur dan Kota Palangkaraya) dan Provinsi Kalimantan Selatan (Kabupaten
Tanah Laut, Banjar, Tapin, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, HuluSungai Utara, Tabalong, Balangan, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru).
3. Sistem jaringan irigasiyang berfungsi mendukung kegiatan pertanian, meliputi:a. Daerah irigasi kewenangan Provinsi Kalimantan Selatan:
1) Bendung Karang Intan yang meliputi Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru;
2) Saluran irigasi primer meliputi daerah irigasi Riam Kanan di Kabupaten Banjar danKota Banjarbaru; dan
3) Saluran irigasi sekunder meliputi daerah irigasi Riam Kanan di Kabupaten Banjardan Kota Banjarbaru.
b. Daerah irigasi kewenangan kota:
1) Daerah irigasi Sungai Lurus di Banjarbaru Utara dengan luas 300 Ha
2) Daerah irigasi Peramuan dengan di Kecamatan Liang Anggang dengan luasanluasan 500 Ha;
3) Daerah irigasi Landasan Ulin Barat di Kecamatan Liang Anggang dengan luas 900Ha;
4) Daerah irigasi Sido Rukun di Kecamatan Landasan Ulin dengan luas 500 Ha;5) Daerah irigasi Tambak buluh di Kecamatan di Kecamatan Landasan Ulin dengan
luas 500 Ha;
6) Daerah irigasi Syamsudin Noor di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan LiangAnggang dengan luas 600 Ha;
7) Daerah irigasi Guntung Manggis/Guntung Harapan di Kecamatan Landasan Ulindengan luasan 800 Ha;
8) Daerah irigasi Guntung Payung di Kecamatan Landasan Ulin dengan luasan 600Ha;
9) Daerah irigasi Bangkal di Kecamatan Cempaka dengan luasan 400 Ha;10)Daerah irigasi Berlina di Kecamatan Landasan Ulin dengan luasan 400 Ha; dan11)Daerah irigasi Palam di Kecamatan Kecamatan Cempaka dengan luasan 500 Ha.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
32/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
4. Sistem jaringan air baku untuk air bersih, meliputi;
a. Sumber air baku dari air permukaan yaitu saluran irigasi Riam Kanan di intakeHutan
Pinus dan sumur dalam di Instalasi Pengolahan Air (IPA) I/STM dan Cabang Landasan
Ulin;
b. Pengembangan sistem penyediaan air minum zona kota, zona M dan zona P yaitu
intake Bendung Karang Intan, pembangunan pipa transmisi air baku (Bendung Karang
Intan IPA II), pemasangan pipa transmisi air bersih ke booster Syarkawi; dan
c. Pengembangan jaringan pipa distribusi air minum ke daerah Landasan Ulin
d. Rencana sistem pengembangan air baku dilaksanakan secara bersama dengan
Pemerintah Kabupaten Banjar dan Pemerintah Kota Banjarbaru yang terdiri atas sistem
jaringan perpipaan.
5. Reservoiruntuk penampungan air bersih setelah pengolahan sebanyak 10 unit dengan
total kapasitas 2.750 m3;
6. Sistem pengendalian banjir meliputi Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin terdiri
atas:
a. Perencanaan drainase sesuai karakteristik lahan, lingkungan dan aliran Sungai
Banyu Irang, Sungai Lukaas, Sungai Cambai, Sungai Mati, Sungai Dadap, Sungai
Bangkal Kecil, Sungai Pinang, Sungai Ujung Murung, Sungai Batu Kapas, Sungai
Paring, Sungai Sambangan, Sungai Batu Kapur,Sungai Kuranji, Sungai Tiung, Sungai
Basung, Sungai Rancah, Sungai Sumba, Handil Kerokan/D. Sakti, Sungai Guntung
Payung, Sungai Lukudat, Sungai Salak, Sungai Sidomulyo, Sungai Tagumpar, Sungai
Luuk dan Sungai Rimba
b. Peningkatan kapasitas alur sungai Banyu Irang, Sungai Lukaas, Sungai Cambai,
Sungai Mati, Sungai Dadap, Sungai Bangkal Kecil, Sungai Pinang, Sungai Ujung
Murung, Sungai Batu Kapas, Sungai Paring, Sungai Sambangan, Sungai Batu
Kapur,Sungai Kuranji, Sungai Tiung, Sungai Basung, Sungai Rancah, Sungai Sumba,
Handil Kerokan/D. Sakti, Sungai Guntung Payung, Sungai Lukudat, Sungai Salak,
Sungai Sidomulyo, Sungai Tagumpar, Sungai Luuk dan Sungai Rimba
c. Normalisasi alur sungaiBanyu Irang, Sungai Lukaas, Sungai Cambai, Sungai Mati,
Sungai Dadap, Sungai Bangkal Kecil, Sungai Pinang, Sungai Ujung Murung, Sungai
Batu Kapas, Sungai Paring, Sungai Sambangan, Sungai Batu Kapur,Sungai Kuranji,
Sungai Tiung, Sungai Basung, Sungai Rancah, Sungai Sumba, Handil Kerokan/D. Sakti,
Sungai Guntung Payung, Sungai Lukudat, Sungai Salak, Sungai Sidomulyo, SungaiTagumpar, Sungai Luuk dan Sungai Rimba
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
33/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
d. Pembangunan RTH di sempadan sungai Banyu Irang, Sungai Lukaas, Sungai
Cambai, Sungai Mati, Sungai Dadap, Sungai Bangkal Kecil, Sungai Pinang, Sungai
Ujung Murung, Sungai Batu Kapas, Sungai Paring, Sungai Sambangan, Sungai Batu
Kapur,Sungai Kuranji, Sungai Tiung, Sungai Basung, Sungai Rancah, Sungai Sumba,
Handil Kerokan/D. Sakti, Sungai Guntung Payung, Sungai Lukudat, Sungai Salak,
Sungai Sidomulyo, Sungai Tagumpar, Sungai Luuk dan Sungai Rimba
F. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
Sistem penyediaan air minum atau disebut SPAM meliputi:
1. Penyediaan air minum diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum yang
dilaksanakan bersama dengan Pemerintah Kabupaten Banjar;
2. Sistem penyediaan air minum mencakup sistem sistem jaringan perpipaan yang terdiri
atas:
a. Zona pelayanan tengah, dengan wilayah pelayanan Kecamatan Liang Anggang dan
Kecamatan Landasan Ulin. Pengolahan di IPA Syarkawi Kecamatan Gambut Kabupaten
Banjar, kapasitas 500lt/dt;
b. Zona perkotaan, dengan wilayah pelayanan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan
Banjarbaru Selatan, dan Kecamatan Liang Anggang. Pengolahan di IPA PinusKecamatan Banjarbaru Utara, kapasitas produksi 1.000 lt/dt;
3. Instalasi pengolahan air minum dengan kapasitas terpasang total 310 lt/dt dengan
kapasitas produksi 222,37lt/detik (produktivitas 71,73 %) berupa sistem pengolahan
lengkap kapasitas produksi 145 lt/dt dan sistem pengolahan tidak lengkap kapasitas
produksi 77,37 lt/dt.
G. SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem pengelolaan air limbah meliputi:
1. Pada tingkat rumah tangga, masyarakat menggunakan jamban sendiri (septic tankmasing-
masing) maupun jamban bersama atau umum;
2. Sistem pengelolaan air limbah kota meliputi sistem air pembuangan yang terdiri atas
sistem pembuangan air limbah (sewage) termasuk sistem pengolahan berupa instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) dan sistem pembuangan air buangan rumah tangga
(sewerage) baik individual maupun komunal.
a. Sistem off-sitedengan septictank komunal dan biofilter;
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
34/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
b. Sistem on-sitedengan teknologi septictank biofilter; (sistem off-sitedengan teknologi
aerobic biofilter mencakup wilayah perumahan dan permukiman baru serta pada
fasilitas niaga yang berada di sepanjang jalan utama Kota Banjarbaru;
c. Sistem IPAL dan IPAL komunal untuk perumahan dan permukiman baru.
3. Rencana sistem pengolahan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b
meliputi :
a. Zona pelayanan perkotaan, dengan wilayah permukiman baru, hotel, restoran, dan
perkantoran sepanjang Jalan Ahmad Yani sampai rencana lokasi IPAL Terpusat.
Pengolahan off sitedi IPAL terpusat, kapasitas 250 m3/hari.
b. Zona permukiman, dengan wilayah pelayanan permukiman atau perumahan lama.
Pengolahan on sitedi IPAL setempat, kapasitas lebih kurang 5 m3/hari.
4. Rencana sistem pengelolaan limbah B3 melalui sistem pengelolaan terpadu baik on site
maupun off site.
H. JARINGAN PERSAMPAHAN
Sistem persampahan sebagaimana dimaksud meliputi :
1. Tempat Penampungan Sementara (TPS) ditetapkan di setiap unit RW, dengan
menggunakan sistem composting;
2. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) ditetapkan di setiap unit RW atau kawasan
seluas 500 - 1.000 m, yaitu berupa pengumpulan, pemilahan, pendauran ulang,
pengolahan, dan pemrosesan akhir; dan
3. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Hutan Panjang terletak di Gunung Kupang Kecamatan
Cempaka dengan luas 31,225 Ha menggunakan teknik sanitary land fill.
I. JARINGAN DRAINASE
Sistem drainase sebagaimana dimaksud dibagi menjadi tiga zona prioritas, meliputi :
1. Jaringan Primer, meliputi; Jalan A. Yani (SPBU) Guntung Simpang Bandara Kiri 2 Gang
SMP, Jalan A. Yani Pertigaan Traffict Light Bandara, Sungai Kemuning, dan Sungai
Basung,
2. Jaringan sekunder, meliputi Sungai Ulin Kanan, Guntung Salak Kiri 1, Guntung Payung
Hulu Kiri 1, Guntung Payung Hulu Kanan 1, Guntung Payung Hulu, Guntung Kemuning
Kanan 2, Guntung Kemuning Kiri 2, Guntung Paring Kanan 1, Guntung Paring Kiri 2,
Guntung Gotong Royong, Guntung Simpang bandara Kiri 3, Guntung Simpang Bandara Kiri
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
35/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
1, Guntung Salak Kiri 2, Guntung Kemuning Kanan 1, Guntung Paring Kiri 1, Guntung Lurus
Kiri 1, Guntung Basung Kiri , Guntung Basung Kanan, Guntung Tiung Kiri, Guntung Tiung
Kanan, Sungai Paring, Sungai Mangguruh, Guntung Ampuya Kiri 1, Sungai Sambangan,
Guntung Ampuya Kiri 1, Guntung Ampuya Kiri 2, Guntung Ampuya Kanan, Guntung
Harapan Kiri, Guntung Salak Kanan 1, Guntung Kemuning Kiri 3.
3. Jaringan tersier, meliputi : Guntung Ulin Kiri, Guntung Ulin Kanan 2, Guntung Ulin Kanan 1,
Guntung Lurus Kiri 3, Guntung Lurus Kanan 3, Guntung Lurus Kanan 1, Guntung Payung
Kanan, Guntung Payung Hulu Kiri 3, Guntung Lurus Kiri 2, Guntung Lurus Kanan 2.
J. PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN PRASARANA JARINGAN JALAN
PEJALAN KAKI
Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki
meliputi ruang pejalan kaki di sisi jalan terletak di Jalan Ahmad Yani, Jalan Mistar Cokrokusumo
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
36/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
dan Lapangan Dr. Murjani serta ruang pejalan kaki di kawasan perkantoran Provinsi Kalimantan
Selatan.
K. JALUR EVAKUASI BENCANA.
Jalur evakuasi bencana rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
jaringan jalan pejalan kaki meliputi :
1. Jalan Mistar Cokrokusomo menuju Kelurahan Sungai Tiung dan Puskesmas Cempaka;
2. Jalan Kemuning menuju Mesjid Al Muhajirin; dan
3. Jalan Warga Tunggal Jl. Rambai menuju Puskesmas Guntung Paikat.
Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
2.4.5 PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Kawasan strategis kota berfungsi:
1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan
pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan
ruang wilayah kota;
2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai mempunyai
pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota;
3. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota; dan
4. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota.
Kawasan strategis kota ditetapkan berdasarkan:
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;
b) Nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan
kawasan;
c) Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan terhadap tingkat
kestrategisan nilai ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan pada kawasan yang akanditetapkan;
d) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota; dan
e) Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
37/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
Berdasarkan sudut kepentingannya, kawasan strategis Kota Banjarbaru dibagi menjadi :
1) Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ekonomi;
2) Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan sosial budaya; dan
3) Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
A. KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN EKONOMI
Sesuai dengan sudut kepentingannya dari bidang ekonomi, maka kawasan strategis ini
merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi dan diharapkan dapat memberi dampak
yang positif dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kota banjarbaru. Kawasan strategis
dari sudut kepentingan ekonomi antara lain meliputi:
1) Kawasan bandar udara di Kecamatan Landasan Ulin;
Kawasan bandar udara meliputi bandar udara Syamsuddin Noor sebagai gerbang pintu
keluar masuk Provinsi Kalimantan Selatan, dengan kawasan di sekitarnya yang didominasi
oleh kegiatan perdagangan dan jasa.
Dalam perkembangannya, untuk meningkatkan mutu pelayanan jasa transportasi udara
bagi masyarakat Kalimantan Selatan khususnya dan masyarakat luar umumnya maka
bandar udara Syamsuddin Noor akan dilakukan pengembangan dan perluasan bandara.
2) Kawasan perdagangan dan jasa pada kawasan pendukung perkantoran pemerintahprovinsi di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Landasan
Ulin.
Keterbatasan lahan Kota Banjarmasin sebagai ibukota sekaligus sebagai pusat Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan mengakibatkan perpindahan perkantoran Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan ke Kota Banjarbaru dengan kawasan pendukung seluas kurang lebih
500 Ha. Kawasan pendukung ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pusat
pemerintahan provinsi Kalimantan sendiri sehingga memiliki potensi perkembangan yang
cukup signifikan terhadap Kota Banjarbaru. Selain akan menumbuhkan permukiman-
permukiman baru juga akan mendorong tumbuhnya aktivitas perdagangan dan jasa.
3) Kawasan industri yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Liang
Anggang. Kawasan ini memiliki luas areal sebesar 1.531,90 Ha dan berjarak 5 Km
dari pelabuhan laut Trisakti, 20 Km dari pusat Kota Banjarbaru dan 20 Km dari Kota
Banjarmasin. Kawasan ini dilintasi jalan provinsi yang menghubungkan Kalimantan
Selatan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
38/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
B. KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL BUDAYA
Sesuai dengan sudut kepentingannya dari bidang sosial , maka kawasan strategis ini
mempunyai nilai histori bagi Kota Banjarbaru. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya antara lain meliputi :
1) Kawasan dengan nilai historis (historical significance) yaitu Makam H. Hasan Basri di
Kecamatan Liang Anggang.
Makam Hasan Basri merupakan makam dari pejuang kemerdekaan Provinsi Kalimantan
Selatan dan telah terpilih sebagai kawasan yang diprioritaskan penangannya dalam
rencana tindak RTH Kota Banjarbaru tahun 2011 berupa pembuatan masterplan dan
pembangunan fisik RTH di tahun 2012.
2) Kawasan pusat perkantoran pemerintahan provinsi di Kecamatan Cempaka, KecamatanLandasan Ulin dan Kecamatan Banjarbaru Selatan.
Kawasan ini merupakan pusat interaksi sosial bidang pemerintahan bagi Provinsi
Kalimantan selatan.
C.KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN LINGKUNGAN HIDUP
Sesuai dengan sudut kepentingannya dari fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
kawasan strategis ini antara lain meliputi :
1. Hutan lindung yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang.
2. Kawasan hutan lindung Kota Banjarbarumeliputi hutan lindung yang terletak di Kecamatan
Liang Anggang dengan luas total kurang lebih 1261,31 Ha terbagi menjadi Blok I yang
terletak di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara dengan luas
960 Ha dan Blok II yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan dengan luas 301,31
Ha yang berfungsi sebagai kawasan resapan air.
3. Hutan kota yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan
Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Cempaka.
4. Luas hutan kota di Banjarbaru adalah 147, 6 Ha. Selain berfungsi sebagai ruang terbuka
hijau (RTH), hutan kota juga berfungsi sebagai kawasan resapan air. Hutan Kota di
Banjarbaru antara lain meliputi lahan Ex Aneka Tambang, Hutan Pinus, Hutan Silvikultur,
hutan Lemdadika, dan Rindam.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
39/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
40/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
41/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
41
2.6 SOSIAL BUDAYA
Secara administratif pemerintahan, Kota Banjarbaru dibagi menjadi 5 kecamatan, yaitu
Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin,
Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka.
A. KECAMATAN BANJARBARU UTARA
Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Utara terletak pada posisi 3 27' LS dan 114
45' BT, dengan luasan wilayah mencapai 2.444 Ha atau 6,58% dari luas wilayah Kota
Banjarbaru. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki
batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan : Kec. Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka;
Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.
Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki
fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan
jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di
Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada Tabel 3.16.
TABEL 2.30LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BANJARBARU UTARA
.
%
1 1.,00 ,
1,00 ,
,00 , 1
1,00 ,1
2.444,00 100,00 122 2
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka, 2011
B. KECAMATAN BANJARBARU SELATAN
Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi 3 27' 5" LS dan
114 45' 0" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Timur : Kecamatan Banjarbaru Utara;
Sebelah Selatan : Kecamatan Cempaka;
Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin.
Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
42/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
42
fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan permukiman. Kecamatan
Banjarbaru Selatan memiliki wilayah seluas 2.196 Ha (5,91% dari luas wilayah Kota
Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 127 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas
masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Selatan
dapat dilihat pada Tabel 3.17.
TABEL 2.31LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN BANJARBARU SELATAN
.
%
1 ,00 ,0
1,00 1,
,00 11,
0,00 ,
2.16,00 100,00 12 23
Sumber: Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam Angka, 2011
C. KECAMATAN LANDASAN ULIN
Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3 27' 5" LS dan 114
45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur : Kec. Banjarbaru (Banjarbaru Utara & Selatan) dan Kec. Cempaka;
Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut); Sebelah Barat : Kecamatan Liang Anggang.
Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan
perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman. Kecamatan Landasan
Ulin memiliki wilayah seluas 9.242 Ha (24,89% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang
terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun Tetangga (RT).
TABEL 2.32LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN LANDASAN ULIN
. %
1 1.,00 0,0
1.,00 1,0 1
1.,00 0,0
.,00 ,00
.242,00 100,00 141 2
Sumber: Kecamatan Landasan Ulin dalam Angka, 2011
D. KECAMATAN LIANG ANGGANG
Secara astronomis, Kecamatan Liang Anggang terletak pada posisi 3 27' 5" LS dan
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
43/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
43
114 45' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Timur : Kecamatan Landasan Ulin;
Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar).
Kecamatan Liang Anggang sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan
industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman. Kecamatan Liang Anggang memiliki
wilayah seluas 8.586 Ha (23,12% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4
kelurahan dan 66 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah
Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada berikut
TABEL 2.33LUAS ADMINISTRASI DAN JUMLAH RT/RW DI KECAMATAN LIANG ANGGANG
.
%
1 1.1,00 1,1 1
.,00 0, 1
.,00 , 1
1.0,00 ,1
.56,00 100,00 66 0
Sumber: Kecamatan Liang Anggang dalam Angka, 2011
E. KECAMATAN CEMPAKA
Secara astronomis, Kecamatan Cempaka terletak pada posisi 233 27' LS dan 114 45'
BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kec. Banjarbaru (Banjarbaru Utara & Selatan) & Kec. Landasan Ulin;
Sebelah Timur : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar);
Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut);
Sebelah Barat : Kec. Landasan Ulin dan Kec. Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut)
Kecamatan Cempaka sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan
pertambangan, perdagangan, pertanian, pariwisata dan permukiman. Kecamatan Cempaka
memiliki wilayah seluas 14.670 Ha (39,50% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi
menjadi 4 kelurahan dan 102 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan di
Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada berikut
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
44/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
44
.Luas Administrasi dan Jumlah RT/RW di Kecamatan Cempaka
.
%
1 1.,00 10,0 1
.0,00 0,1 1
.10,00 1,
.0,00 ,
14.60,00 100,00 102 0
Sumber: Kecamatan Cempaka dalam Angka, 201
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
45/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
45
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
46/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
46
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
47/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
47
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
48/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
48
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
49/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
49
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
50/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
50
2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
2.6.1. VISI DAN MISI KOTA BANJARBARU
A. VISI KOTA BANJARBARU
Dengan memperhatikan kondisi daerah dan isu-isu strategis yang berkembang,
ditetapkan bahwa Visi Kota Banjarbaru pada periode tahun 2011-2015 adalah :
"MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN"
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kota Banjarbaru yang ingin
diwujudkan dalam lima tahun mendatang adalah Banjarbaru yang terdepan dalam pelayanan
public terutama dalam kaitan 4 (empat) dimensi yang ditetapkan dalam RPJPD Tahun 2006 2025, yaitu dengan pelayanan pendidikan, pelayanan ekonomi (jasa, industri dan
perdagangan), pelayanan pemukiman dan pelayanan pemerintahan.
1. Pelayanan Pendidikan. Kota Banjarbaru sebagai kota yang bertumpu pada sumber daya
manusia yang handal dan terampil dengan disertai nilai-nilai agama dan budaya leluhur.
Kreatifitas dan ketrampilan penduduk kota Banjarbaru menjadi nilai tambah yang sangat
berarti bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kota Banjarbaru.
2. Pelayanan ekonomi (Jasa, Industri dan Perdagangan). Sebagai sebuah kota yang akan
banyak menyandarkan perekonomiannya pada pergerakan barang dan terutama jasa, makapeningkatan sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran ekonomi sangat diperlukan,
kualitas jalan yang bagus dan angkutan yang layak misalnya Kota Banjarbaru
menghubungkan ibukota provinsi Kalimantan Selatan dengan dengan 13 (tiga belas)
kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Tengah dan dan Kalimantan Timur adalah sebuah
keuntungan dalam pengembangannya sebagai kota jasa dan perdagangan. Dalam
pembangunan kota, pengembangannya lebih banyak diarahkan pada sektor yang
mempunyai kontribusi besar pada barang dan jasa. Iklim usaha juga menjadi penting
dalam mendorong perkembangan sektor industri di Kota Banjarbaru yang dapat menyerap
banyak tenaga kerja.
3. Pelayanan Pemukiman. Perkembangan Kota Banjarbaru telah menyebabkan peningkatan
permintaan perumahan bagi penduduk. Implikasinya, peranan tata ruang kota dan
kepastian hukum bagi status kepemilikan lahan menjadi sangat penting sehingga tidak
terjadi kekacauan manajemen kota (urban sprawl) di masa depan. Peningkatan kualitas
pemukiman yang layak huni, representatif dan berwawasan lingkungan serta adanya
kepastian hukum bagi kepemilikan lahan menjadi agenda jangka panjang pembangunan
Kota Banjarbaru
4. Pelayanan Pemerintahan. Kota Banjarbaru sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan
Selatan. Sebagai kota pelayanan publik harus bertumpu pada good governance/tata kelola
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
51/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
51
pemerintahan yang baik. Sebagai syarat mencapai itu, diperlukan aparat yang terampil,
handal dan berakhlak mulia dan menjunjung tinggi hak-hak dasar manusia dengan
mengedepankan asas demokrasi dan keadilan sosial.
B. MISI KOTA BANJARBARU
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan Kota Banjarbaru
tahun 2011-2015 adalah :
Mewujudkan Banjarbaru Yang Berdaya Saing Dan Sejahtera
Berdaya Saing :
Mengandung makna terjadi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, peningkatan
pelayanan kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan yang dilakukan secara rasionaldan obyektif dengan mempertimbangan aspek keterbukaan, partisipasi publik dan kesamaan,
dengan demikian menjamin adanya partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabel sesuai
dengan aturan dan norma yang berlaku.
Sejahtera :
Mengandung makna dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan kesejahteraan
masyarakat, yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk
Banjarbaru yang berdampak pula pada menurunnya angka kemiskinan, serta peningkatan
ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna mendukung pertumbuhan
ekonomi di Banjarbaru
C. TUJUAN DAN SASARAN
Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis
operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2009-
2014 dan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, maka kedepan tujuan dan
sasaran pembangunan daerah 5 (lima) tahun ke depan adalah :
1.Meningkatkan Masyarakat/SDM yang berkualitas, dengan sasaran pokok sebagai berikut :a. Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan SLTA dan memiliki keterampilan IT,
bahasa asing dan wirausaha.
b. Pelayanan kesehatan memenuhi standar mutu dan mampu menjangkau/dijangkau
seluruh masyarakat
c. Keluarga ikut KB dan cukup gizi.
d. Masyarakat usia produktif menjadi tenaga kerja produktif yang mampu memajukan
daerahnya.
e. Pemuda Banjarbaru meraih prestasi regional dan nasional di bidang iptek, olahraga dan
seni budaya.
-
7/25/2019 02-Buku Putih Banjarbaru
52/54
BUKUP
UTISA
NITASIKOTA
BANJA
RBARU
Hal
52
f. Masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan secara tertib dan harmonis.
2.Menumbuh-kembangkan ekonomi daerah, dengan sasaran pokok sebagai berikut :
a. Setiap Kecamatan memiliki kelompok usaha dengan produk unggulan yang berdaya
saing.
b. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk
unggulannya serta menjamin ketersediaan bahan pokok dan sa
top related