006 teknika
Post on 06-Nov-2015
238 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kapal AHTS ( Anchor Handling Tug Supply ) adalah kapal yang
dirancang khusus untuk menunjang kegiatan, pekerjaan pengeboran
lepas pantai ataupun ladang-ladang minyak dan gas yang sudah
berproduksi. Sebagai kapal pendukung Offshore dalam melaksanakan
fungsinya kapal ini dilengkapi dengan Bulk Handling sistem.
Kapal supply dan AHTS merupakan sarana transportasi laut yang
sangat diperlukan pada pelayanan kerja Rig atau platform untuk
melayani pengeboran minyak dan gas lepas pantai. Dari sekian jenis
muatan yang dibawa oleh kapal supply dalam pelayanan kerja ini
adalah muatan curah kering (Dry Bulk Cargo) berupa semen, barite
dan bentonite, yang merupakan material atau bahan yang sangat di
butuhkan pada kegiatan pengeboran minyak dan gas lepas pantai. .
Kita ketahui bahwa salah satu pesawat yang tak kalah pentingnya
dalam menunjang pengoperasian kapal supply dan instalasi
pengeboran minyak lepas pantai adalah Dry Bulk Cargo handling
sistem. Fungsi utama dari Dry Bulk Handling sistem adalah untuk
menerima kargo, menyimpannya dan mentransfernya. Oleh karena
itu pesawat dan peralatan tersebut harus dipelihara dan dijaga dengan
baik supaya dapat beroperasi dengan lancar, sehingga kita bisa
menekan seminimal mungkin kendala-kendala yang akan
mengakibatkan hambatan pada operasional kapal dan kelancaran
kerja di instalasi Offshore dapat dipenuhi.
Dalam pengalaman penulis ketika bekerja diatas kapal AHTS Ark
Tze tanggal 15 Juni 2013 diperairan Congo Afrika, kapal melayani Rig
Trident IV dengan pencarter dari perusahaan Chevron Afrika, penulis
-
2
mengalami hal - hal yang menimbulkan permasalahan dalam
pemindahan Dry Bulk Cargo di mana terjadi kelambatan
pembongkaran yang diakibatkan oleh pembekuan semen di dalam
pipa aliran. Hal ini akan mengganggu kelancaran pemindahan Dry
Bulk Cargo ke Rig, dan pada akhirnya terjadi keterlambatan
pemindahan cargo. Jika bongkar muat Dry Bulk Cargo terganggu dan
mengalami keterlambatan, maka akan sangat mempengaruhi
kelancaran operasional kapal dan kerja kerja diatas Rig atau
Platform yang sangat mahal harga operasionalnya.
Berdasarkan uraian tentang pentingnya Dry Bulk Handling system
dalam hal fungsi utama menerima kargo, menyimpannya dan
mentransfer cargo tersebut ke instalasi instalasi pengeboran lepas
pantai seperti Rig atau Palatform, untuk menjaga ketepatan waktu
bongkar muat Dry Bulk Cargo dan mengatasi terjadinya penyumbatan
pada instalasi Bulk Tank dan pipa pipa tekan atau udara maka
penulis tertarik memilih judul : Peningkatan Perawatan Instalasi Semen Curah Untuk Kelancaran Bongkar Muatan di Kapal AHTS Ark Tze.
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan a. Untuk mengetahui permasalahan utama dalam sistem
instalasi semen curah diatas kapal AHTS Ark Tze.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
menyebabkan terjadinya masalah utama pada saat bulk cargo
handling sistem berlangsung.
c. Untuk menganalisis metode untuk mengatasi permasalahan
utama, sehingga dapat memperlancar proses bongkar muat
semen curah di kapal.
-
3
2. Manfaat Penulisan
a. Manfaat bagi dunia akademik
Agar dari penulisan ini dapat menambah wawasan bagi
penulis maupun rekan-rekan seprofesi tentang pentingnya
perawatan Bulk Handling system instalasi semen curah.
b. Manfaat bagi dunia praktis
Sebagai sumbang saran bagi perusahaan dalam upaya
peningkatan perawatan sistem instalasi semen curah di atas
kapal demi kelancaran bongkar atau muat Dry Bulk Cargo
dan pengoperasian kapal.
C. Ruang Lingkup
Karena luasnya permasalahan mengenai pengoperasian Bulk
Handling system, dan sehubungan dengan terjadinya keterlambatan
pemompaan semen curah ke instalasi Rig, maka penulis membatasi
penelitian hanya dalam hal perawatan Bulk Handling sistem bongkar
muat semen curah diatas kapal AHTS Ark Tze penulis menjabat
sebagai Second Engineer pada perusahaan RK Offshore Pte Ltd
periode 24 Febuari 2013 sampai 08 Oktober 2013.
D. Metode Penyajian
Dalam pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan hingga
selesainya penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode -
metode sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data :
a. Studi Lapangan
1) Metode yang berdasarkan pengalaman dan pengamatan
secara langsung selama penulis bekerja diatas kapal AHTS
-
4
Ark Tze sebagai Second Engineer (terlampir pada
Lampiran Crew List).
2) Melalui diskusi dengan Superintenden dan Masinis lainnya
selama penulis masih bertugas diatas kapal.
b. Studi Kepustakaan
1) Berdasarkan buku manual Bulk Handling sistem Unslip
Japan diatas kapal AHTS Ark Tze. 2) Dengan membaca buku buku serta karya tulis lainnya
yang berhubungan dengan permasalahan Bulk Handling
system yang ada di perpustakaan BP3IP Jakarta.
2. Metode Analisis Data
Metode yang penulis lakukan untuk menganalisis penyebab
berdasarkan landasan teori tentang perlunya kinerja bulk handling
melalui buku-buku manual diatas kapal, literatur dan sumber
sumber lainnya, yang ada hubungannya dengan perawatan Bulk
Handling system.
-
5
BAB II
FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakta
1. Obyek Penelitian
Kapal AHTS Ark Tze adalah type AHTS dengan GRT 2310
milik RK Offshore Ptd Ltd Singapore (terlampir pada gambar
1),kapal ini dilengkapi dengan dua mesin penggerak utama type
Wartsila 8L 32 dengan 5440 BHP dengan menggerakan Shaft
generator 1600 Kw @1800 Rpm, 440 Volt, 60 Hz dan dua
auxiliary generator type Caterpillar 3412-C, 590 Kw @1800 Rpm,
440 Volt, 60 Hz. Sebagai kapal Supply atau AHTS, kapal AHTS
Ark Tze membawa muatan curah kering (dry bulk cargo) berupa
semen, barite dan bentonite, selain muatan curah basa (wet bulk
cargo) dan materal lainnya yang mana sangat dibutuhkan pada
kegiatan pengeboran minyak dan lepas pantai.
Bulk handling sistem adalah suatu sistem standar pada
kapal pendukung Offshore Support Vessel (OSV) yang
memiliki kemampuan untuk dapat mensuplai sesuai dengan
fungsinya
Fungsi utama dari Bulk handling sistem adalah untuk
menerima, menyimpan dan mentransfer kargo. Dari beragam
jenis muatan dalam tanki muat di atas kapal AHTS ini, salah satu
jenis muatan dalam tangki adalah muatan curah kering (Dry Bulk
Cargo) yang terdiri dari semen, barite, dan bentonite. Semen
terdiri dari beberapa jenis atau class, yaitu : blended semen,
cilica semen, class G semen. Pada muatan barite yang
mempunyai SG paling berat yaitu 2.16, semen G 1,52 dan
-
6
bentonite 0,96. Untuk dapat melakukan bongkar muatan Bulk
Handling sistem memakai tenaga tekanan udara yang di
hasilkan oleh kompresor udara.
Ruang (space) pada kapal-kapal pendukung lepas pantai
terbatas dan memang membutuhkan desain yang disesuaikan.
Setiap kapal memiliki spesifikasi tersendiri tentang Bulk Handling
sistem. Sedangkan untuk AHTS Ark Tze Bulk Handling sistem
menggunakan metode yang lebih konvensional di mana
penyimpanan dan pembuangan kargo dilakukan dengan
menggunakan empat tangki tekan, ( 4 x 2200 Ft3 = 8800 Ft3 )
dengan isi total ( 250 m3 ). Tekanan kerja = 5,6 bar. Tekanan test
= 7,3 bar.
Bulk Handling sistem memiliki peralatan pendukung utama
yang saling berhubungan satu sama lain yang perlu untuk
diketahui oleh engineer, peralatan pendukung tersebut adalah :
bulk tank, bulk kompresor dan air dryer(terlampir pada gambar 2,
3 dan 4).
Technical specifications
a. Bulk tank
Yaitu tangki yang digunakan untuk memuat dan
menyimpan material dalam bentuk muatan curah seperti
semen, barite, dan bentonite sebelum ditransfer ke rig untuk
keperluan pengeboran minyak lepas pantai. Pada kapal AHTS
Ark Tze terdapat empat bulk tank dengan isi total (250 m3)
dengan tekanan kerja = 5,6 bar dan tekanan test = 7,3 bar.
-
7
b. Bulk Kompresor
Yaitu suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
menghasilkan udara bertekanan 1,0 bar sampai 7,0 bar ke
dalam bulk tank untuk proses bongkar muat. Instalasi bulk
kompresor pada kapal AHTS Ark Tze terdiri dari dua (2)
kompresor set tipe Airman.
c. Dryer
Yaitu suatu pesawat atau alat yang dipakai sebagai
pengering udara pengisian yang dihasilkan oleh bulk
kompresor sebelum sampai pada tangki atau bulk system.
Instalasi air dryer pada kapal AHTS Ark Tze terdiri dari dua (2)
dryer set type Xeroaqua GT series.
Berikut adalah cara pengoperasian sistem instalasi semen
curah (bulk handling system) secara umum, menurut manual
book dari Unislip Japan yang ada diatas kapal. Pengoperasian instalasi semen curah (bulk handling
system) dikapal akan terasa relative mudah ketika kita
mengamati gambar ( lihat dilampiran gambar 5) yaitu Typical
Blow Tank Arrangement dan prosedur sebagai berikut :
Udara tekan yang dihasilkan dari bulk kompresor dimasukkan
ke bulk tank melalui katup inlet udara, udara akan menekan
canvas slide dan semen melalui nozzle. Dengan semua katup lainnya ditutup udara dan tekanan
di dalam bulk tank akan meningkat ke tingkat operasi normal.
-
8
Pada titik ini, purge valve dan jalur pembuangan dibuka atau
discharge valve dibuka, maka semen yang bertekanan akan
melalui pipa pelepasan menuju instalasi bulk tank di rig.
Sesuaikan tekanan 5,0 5,6 bar dalam bulk tank untuk
operasional normal dengan mengatur purge valve membuka
atau menutup. Bila secara drastis tekanan udara didalam bulk
tank turun, itu bertanda semen didalam tangki mendekati
kosong1.
Karena begitu pentingnya pengiriman material- material
dry bulk cargo bagi kerja kerja diatas rig, maka
pengoperasian sistem instalasi semen curah atau bulk
handling system dan alat alat bantu pendukungnya harus
terorganisir dan terawat dengan baik, agar terhindar dari
hambatan hambatan yang tidak diharapkan ketika akan
dioperasikan.
2. Fakta Kondisi
Pada waktu penulis bekerja diatas kapal AHTS Ark Tze,
pada tanggal 15 Juni 2013 kapal di charter oleh perusahaan
Chevron Afrika untuk melayani Rig Trident IV (lihat lampiran
gambar 6) yang berada di Perairan Congo Afrika. Ketika pihak Rig
membutuhkan semen mendukung pekerjaan pengeboran diatas
Rig terjadi keterlambatan pemompaan semen yang disebabkan
oleh buntunya sistem discharge pipa pipa tekan dikarenakan
mengerasnya semen. Hal ini terindikasi dimana tekanan udara
pada kompresor menjadi cepat tinggi, aliran pipa tekan udara
tidak normal, dan dampak dari hal tersebut proses bongkar muat
semen curah dihentikan untuk sementara. Pihak Rig Trident IV 1 Unslip Japan Manual Book of Ark Tze. Hal.2
-
9
mengcomplain AHTS Ark Tze yang diteruskan ke pencharter
Chevron Afrika di Congo dan juga perusahaan kapal RK
Offshore Asia Pte Ltd Singapore. Akibat dari peristiwa ini pihak
kapal mendapat peringatan atau teguran keras dari kantor RK
Offshore di Singapore dan pencharter meminta segera diadakan
perbaikan pada dry bulk tank dan sistemnya.
B. Permasalahan
Berdasarkan fakta dan kondisi di atas kapal AHTS Ark Tze
seperti hal yang diuraikan maka ada beberapa masalah yang muncul
dengan identifikasi sebagai berikut :
1. Terjadi Pengerasan Semen didalam Bulk Tank dan Pipa Tekan
Terjadinya pengerasan semen didalam bulk tank dan di
pipa-pipa tekan bisa disebabkan terjadinya kontaminasi
muatan yang berupa semen dengan zat cair, hal ini sering
terjadi dan menyebabkan hal yang fatal.
Banyak faktor yang menyebabkan percampuran semen
dengan zat cair dan sejenisnya diantaranya ketidakpahaman
engineer dalam menangani muatan curah khususnya muatan
semen, factor sumber daya manusianya, kualitas dan
kepedulian akan tanggung jawab pada tugas yang telah
ditetapkan pada PMS (Plan Maintenance System) kurang
diindahkan.
2. Kurangnya Perawatan Bulk Tank dan Pipa-Pipa tekan
Didalam sistem pengoperasian bongkar muat semen
seringnya dijumpai semen masih terisisa didalam bulk tank
maupun dipipa tekan, bila hal ini dibiarkan hingga beberapa
-
10
lama dan tidak dibersihkan karena beranggapan masih akan
memuat kargo yang sama. Atas dasar pemikiran dan ketidak
pahaman tentang para engineer dalam menangani muatan
semen curah dan sifat-sifat dari muatan tersebut, maka dapat
dipastikan nantinya pengoperasian Bulk Handling sistem akan
mengalami masalah.
3. Butterfly Valve Untuk Membuka Angin Pendorong Sering Bocor
Butterfly valve yang dipasang pada pipa pipa tekan atau
udara pada Bulk Tank system diatas kapal dilengkapi dengan
alat alat control dan dikontrol oleh tekanan udara. Main
control alat ini di operasikan oleh Chief Engineer atau Senior
Engineer di atas anjungan ( Bridge ). Pada Butterflay valve
yang dipasang pada pipa pipa tekan sering bocor pada seat
valve akibat pukulan massa langsung yang terus menerus dari
semen serta udara pada saat posisi butterfly valve tidak dalam
posisi terbuka maksimal atau penuh ketika proses loading
atau unloading berlangsung.
Pukulan massa yang diterima langsung oleh seat valve,
membias dan membentur permukaan set valve yang pada
bagian luar seat valve dilapisi rubber keras yang tahan
terhadap tekanan tinggi. Akibat dari pukulan yang terus
menerus lama - kelamaan rubber menjadi aus atau robek.
4. Kebocoran pada Pipa Pipa Tekan atau Udara
Telah diketahui bahwa sebuah instalasi pipa tekan, dalam
hal ini bulk tank semen dirancang dan dibuat melalui
perhitungan yang akurat terhadap ketahanan yang telah teruji.
Dengan demikian sistem instalasi pipa pipa tekan dapat
-
11
beroperasi dan berfungsi dengan kemampuan yang maximal
tanpa adanya gangguan ataupun kerusakan yang dapat
mempengaruhi kelancaran operasional kapal. Namun dalam
kenyataannya selalu dijumpai kajadian atau gangguan
gangguan yang terjadi pada saat proses pengoperasian
pemompaan semen ke Rig.
5. Seal Manhole Bulk Tank semen Bocor
Kurangnya pemahaman para operator atau engineer di
kapal akan prosedur cara pengoperasian, perawatan dry bulk
tank dan peralatan pendukungnya, seperti seal dari lubang
laluan orang atau penutup tangki semen ( manhole ), yang
seharusnya rutin diperiksa setelah selesai mentransfer
muatan semen atau membersihkan tangki dari sisa semen.
Pemeriksaan perlu dilakukan terhadap seal ini untuk
mengetahui lebih awal akan adanya kelainan atau perubahan
bentuk, akibat dari tekanan atau panas yang diterima
mengakibatkan seal penutup manhole ini terkelupas sedikit
demi sedikit atau burlubang-lubang disekitarnya, dan jika
dibiarkan lubang lubang ini akan menjadi besar dan dapat
mengakibatkan kebocoran bila diberi tekanan terutama pada
saat loading atau unloading.
6. Terjadinya Kebocoran Pada Slide Bulk Tank Semen
Sebagaimana diketahui sebagian besar permasalahan
yang terjadi ditempat-tempat kerja khususnya pada slide yang
ada didalam tangki semen atau bulk tank dan sistemnya
diatas kapal adalah dari kualitas materialnya dan kesalahan
prosedur dalam pengoperasian dan perawatannya.
-
12
Slide dan body slide berfungsi sebagai peluncur semen,
bila tidak dirawat akan timbul endapan semen yang mengeras,
dimana lama lama akan berkembang dan menebal di dalam
body slide sehingga akan menutup udara yang harus keluar
dari slide untuk menekan semen. Karena udara yang tidak
bisa keluar dan terus menerus menekan slide lama - lama
slide akan mengalamin kebocoran ataupun robek sehingga
akan menghambat pemompaan semen keinstalasi Rig.
Untuk penggantian semua body slide harus dibuka dan
dikeluarkan dari dalam tangki semen dan ditest, penggantian
slide ini bisa memakan waktu kerja lebih kurang 1 (satu)
minggu dengan tenaga lebih kurang 10 orang, hal ini tentu
saja menghambat operasional kapal.
7. Kurangnya Perawatan Terhadap Ventilasi Udara
Untuk Instalasi pipa-pipa tekan atau udara pada tangki
semen sering dijumpai pengerasan semen. Hal ini terindikasi,
dimana tekanan pada purger udara walaupun dibuka full
exhaust fan di Rig tidak menampakkan keluarnya udara pada
pipa ventilasi.
Pada tangki semen ( bulk tank ) dilengkapi dengan non
return valve yang biasanya dipasang diarea main deck yang
dihubungkan dengan pipa ke tangki semen, alat ini berfungsi
untuk mencegah feed back dan tekanan semen dalam line.
Perawatan yang kurang pada sistim ventilasi udara yang
berada di luar tangki semen menyebabkan timbunan semen
bertambah sehingga semen masuk ke non return valve dan
valve tidak bisa kembali tertutup rapat sehingga memudahkan
-
13
semen masuk ketika terjadi beda tekanan yaitu discharge line
melebihi tekanan purger line.
Akibat perawatan yang tidak dilakukan dengan benar
pada non return valve maka akan timbul kelemahan, sistim
mekaniknya tidak akan bekerja dengan baik atau tidak bisa
menutup rapat saat terjadi kegagalan dari kompresor, maka
akan terjadi aliran balik dari semen sehingga masuk ke dalam
pipa-pipa purger udara. Setelah diadakan penelitian pada saat
loading dan unloading serta wawancara dengan
superentendent dan kapal lain yang sejenis dan berlandaskan
teori dari buku manual dan buku yang ada hubungannya
dengan pemindahan semen curah ternyata, kelancaran dalam
cargo operation dapat dipengaruhi oleh alat alat bantu dan
sistem instalasinya yang terawat dengan baik serta
pemahaman engineer didalam menangani Bulk Handling
sistem terutama pada saat loading dan unloading.
Kemampuan Bulk Handling sistem dalam kapasitasnya
untuk memompa semen ke Instalasi Rig dipengaruhi banyak
faktor, terutama berat jenis, sifat sifat fisik dari mekanis
bahan yang dipindahkan, kecepatan aliran udara didalam
Tangki tekan, tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor,
diameter dalam pipa pipa tekan udara, berat campuran
udara dan semen yang dipindahkan dan panjang a tau tinggi
lintasan serta hambatan yang dilalui.2
Maka berdasarkan fakta kejadian dan landasan teori diatas
dapat ditentukan 2 ( dua ) permasalahan yang paling dominan,
yaitu :
2 Mesin Pemindah Bahan. Hal.181
-
14
1. Terjadi pengerasan semen didalam Bulk Tank dan pipa tekan
2. Kurangnya Perawatan Bulk Tank dan Pipa-Pipa tekan
-
15
BAB III PEMBAHASAN
A. Landasan teori
Terjadinya pengendapan semen didalam bulk tank dan sistem
pipa tekan akibat kandungan uap didalam bulk tank dan sisa muatan
semen yang kemudian bercampur. Kandungan uap terjadi akibat dari
udara yang dihasilkan oleh kompresor mengandung air dan
kondensasi.
Dimana udara yang dihisap dan dimamfaatkan di dalam
kompresor yang mengandung uap air dalam jumlah cukup besar.
Jika uap ini didinginkan udara yang keluar dari kompresor maka uap
akan mengembun menjadi air. Air ini akan terbawa ke sistem dan
dapat menyebabkan masalah operasional bagi pengguna udara
terkompresi, ini termasuk pembekuan jalur pipa pipa tekan atau
udara dan Bulk tank, sedangkan kondensasi dapat terjadi karena
lebih rendahnya temperatur didalam bulk tank semen dengan
temperature udara luar atau kamar mesin. Dengan adanya
perbedaan temperature ini akan mengakibatkan proses kondensasi.
Kondensasi atau nama lainnya yang dikenal dengan
pengembunan adalah perubahan wujud zat dari gas menjadi zat cair.
Pengembunan atau kondensasi merupakan proses perubahan zat
yang melepaskan kalor atau panas. Kondensasi atau pengembunan
merupakan lawan dari penguapan atau evaporasi yang melepaskan
panas.
Proses kondensasi yang terjadi pada bulk handling sistim
dipengaruhi seberapa banyak kandungan air yang terbawa oleh udara
yang dihasilkan oleh kompresor udara untuk menekan muatan
tersebut.
-
16
Semen adalah pengikat, zat yang menetapkan dan mengeras
secara independen, dan dapat mengikat bahan lainnya bersama-
sama.
Maka jelas apabila adanya pencampuran muatan semen curah
dengan zat cair yang disebabkan oleh udara lembab yang
mengembun masuk ke dalam bulk tank dan sistem pipa-pipa tekan
selama proses bongkar atau muat semen curah berlangsung akan
mengakibatkan pengerasan sehingga akan menghambat cargo
operation.
Sistem bongkar muat semen yaitu rangkaian komponen pesawat
bantu yang bekerja sama sesuai dengan fungsinya demi
mempermudah bongkar muat semen dari darat ke kapal yang
disebut muat kargo ( loading cargo ) dan dari kapal ke Rig yang
disebut bongkar kargo ( discharge cargo ).
Mendapatkan efesiensi dan efektivitas dari suatu perawatan
sistem instalasi semen curah di atas kapal diperlukan penerapan
konsep manajemen. Menurut George R Terry dalam bukunya yang
berjudul manajemen sumber daya manusia karya Sadili Samsudin.3
perusahan pelayaran menyatakan bahwa manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui usaha
orang lain, jadi dengan P.O.A.C (Planning, Organizing, Actuating,
Contrilling).
Berikut adalah cara atau tahapan - tahapan SOP ( Standard
Operation Procedure ) untuk mengisi dan memindahkan Dry Bulk
Cargo, menurut manual book dari Unslip Japan dan perusahaan
pelayaran RK OFFSHORE.
3 Samsudin Sadili(2006. Hal.17)Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia Bandung
-
17
1. Prosedur Pengisian
Prosedur ini akan menceritakan proses pengisian material
dari tanki-tanki dari shorebase kedalam tangki-tangki sesuai
dengan standart operation procedure (SOP) menurut manual
book diatas kapal AHTS Ark Tze yang perlu diperhatikan
dibawah ini.
Sebelum pengisian, prosedur standar kerja di atas kapal,
Work Order Procedure (WOP) adalah pastikan para anak buah
kapal sudah tahu akan tugas masing-masing.
a. Selang dari tanki darat disambungkan ke coupling di kapal
dan pastikan sudah tersambung dengan baik.
b. Pasang dan buka ventilasi valve yang ada di tangki dan di
atas deck jatuhkan ujung selang ventilasi yang diberi
pemberat kedalam laut (disamping kapal) dan pastikan sudah
terikat kuat selang tersebut (pemberat adalah pipa sebesar
selang berbentuk T dengan lubang di kedua ujungnya ) agar
terhindar dari debu dan sentakan selang yang dapat
membahayakan keselamatan manusia.
c. Buka valve pengisian bulktank yang mau diisi.
d. Periksa manhole tank harus dalam keadaan tertutup rapat
e. Sebelum mulai menerima material, pastikan dulu bahwa blow
line dari shorebase berjalan lancar dapat dilihat di selang
ventilasi.
f. Setelah semua persiapan pengisian sudah dilaksanakan,
segera periksa ulang untuk benar-benar memastikan bahwa
kapal siap menerima pemindahan muatan tersebut dan
pastikan loading master sudah diberitahu volume dari pada
masing-masing tanki agar tidak terjadi/menghindari kelebihan
pengisian hentikan pengisian bila indicator high level sudah
aktif.
-
18
g. Setelah itu laporkan ke operator material shorebase dan
perwira jaga di anjungan kalau pihak kapal siap menerima
muatan tersebut
h. Minta pada petugas/operator material shorebase untuk
melakukan blow-line lebih kurang 15 menit terlebih dahulu
untuk memastikan kalau instalasi aman dan siap digunakan.
i. Periksa angin yang keluar dari ujung selang ventilasi yang
berupa gelembung-gelembung udara karena ujung selang ada
pada posisi 20 cm dibawah permukaan air. Blow line
biasanya dilakukan cukup sekali.
j. Pengisian material bisa dimulai, selama pengisian selalu
lakukan pemeriksaan pada selang ventilasi, pipa-pipa dan
tanki.
k. Setelah pengisian selesai kalau berjalan normal, stop
dilakukan dari darat. Mintalah pada operator untuk menekan
sistem atau blow line pipa pengisian dan pastikan hanya
angin yang keluar dari ujung selang ventilasi, langkah ini untuk
membersihkan pipa agar tidak ada sisa material yang
tertinggal di dalam pipa, yang dapat menyebabkan
penyumbatan.
l. Pastikan tekanan dalam bulk tank dan sistem 0,1 bar sebelum
selang sambungan dilepas ( disconnect hose ) , biarkan sisa-
sisa tekanan udara di dalam tangki dan pipa selang hilang
untuk mencegah terjadinya kondensasi.
m. Setelah tidak ada tekanan udara sisa di dalam tanki dan pipa
atau selang, sambungan selang dari darat dilepas dan
ujungnya dibersihkan.
n. Tutup kran pengisian, tutup ventilation valve, angkat ujung
selang ventilation hose dari dalam air, dibersihkan dan
dikeringkan, kemudian tutup rapat-rapat.
-
19
o. Buka drain valve yang ada di tanki untuk menjaga tekanan di
dalam tanki sama dengan tekanan udara diluar tanki untuk
menghindari kondensasi.
2. Prosedur pembongkaran muatan curah kering ( Discharging Dry Bulk Material )
Pekerjaan ini dilakukan di Laut atau instalasi pengeboran
minyak lepas pantai atas permintaan Rig sesuai dengan
standard kerja di atas kapal:
a. Konfirmasi ke Rig berdasarkan muatan dan banyaknya
muatan yang akan ditransfer.
b. Persiapkan selang atau hose untuk transfer semen.
c. Buka penutup sambungan selang atau hose.
d. Selang dari Rig disambungkan ke coupling dan ikat dengan
kuat agar saat pemompaan cement selang atau hose tidak
bergerak bebas.
e. Siapkan selang atau hose ventilation, masukkan ujung selang
atau hose yang sudah diberi pemberat kedalam laut
disamping kapal kira-kira 20 cm dibawah permukaan air,
kemudian buka sedikit ventilation valve manual di main deck
dekat selang atau hose manifold. Ini dilakukan untuk menjaga
bila sewaktu-waktu terjadi hal emergency atau penyumbatan
dalam sistem, sisa udara didalam bulk tank dan pipa-pipa
tekan, udara dapat dibuang melalui ventilation ini.
f. Buka discharge valve di main deck.
g. Informasikan ke Rig bahwa dari kapal siap blow line sistem
lebih kurang 15 menit
h. Kompresor udara dan alat pendukungnya disiapkan
i. Setelah diyakini bahwa semua line sudah terbuka, dengan
mendapatkan informasi dari Rig, maka kompresor di jalankan.
-
20
j. Purge valve dibuka 20% sampai 30% hingga tekanan
compressor mencapai 5 bar dan pertahankan tekanan
antara 5 bar sampai 5.5 bar dengan mengatur pembukaan
purge valve. Proses ini disebut blow line sistem dan dianggap
line clear bila dari ujung selang ventilation dari Rig angin
yang keluar sudah cukup bersih.
k. Informasikan kembali ke Rig bahwa dari kapal siap transfer
product atau cargo ke Rig dan mohon persetujuannya.
l. Setelah Rig menyetujui untuk segera memompa product
atau cargo segera buka inlet valve untuk angin masuk
kedalam bulk tank semen melalui pipa pembagi yang
kemudian ke Air Jet Nozzle yang pemasangannya ujung
yang berat dipasang pada pipa selencer dan ujung yang lain
menghadap kesisi-sisi bulk tank, sehingga diharapkan semen
di dalam bulk tank bisa dipompa disemua sisi.
m. Kemudian tutup purge valve 100% dan Tahan tekanan di
dalam bulk tank antara 5 5,5 bar dengan mengatur purging
valve (tutup sedikit bila tekanan kurang dan buka sedikit bila
kelebihan tekanan).
n. Setelah tekanan didalam bulk tank mencapai 5 5,5 bar
segera buka valve Air Jet sampai dengan 100% dan tunggu
sampai lima menit valve discharge yang dari bulk tank dibuka
dan pastikan muatan mengalir keluar oleh tekanan angin
ditambah dorongan air purge valve yang dibuka 100%
kemudian tutup valve sampai 50% dari bulk tank melalui
discharge hose di main deck dan diteruskan ke bulk tank Rig
Trident IV.
o. Untuk menjaga keseimbangan tekanan yang di perlukan
dengan kapasitas kompresor maka tekanan angin didalam
bulk tank diusahakan konstan antara 5,0 5,6 bar dengan
-
21
mengatur purging valve, purging valve ditutup sedikit bila
tekanan dalam bulk tank turun dan dibuka sedikit bila
tekanan didalam bulk tank bertambah naik. Biasanya
konstan pada 25% sampai 30% dari pembukaan purge valve
tergantung juga dari tingginya Rig Trident IV tersebut.
p. Untuk mengetahui muatan didalam bulk tank sudah habis
dapat dilihat dari tekanan didalam bulk tank cepat sekali
menurun. Hal ini dapat diikuti dengan penutupan purge valve
sedikit demi sedikit sampai 20% pembukaan, 80% penutupan
dan bahkan purge valve bisa ditutup 100%, yang berarti
angin yang bertekanan melewati bulk tank yang sudah
kosong dan akan membersihkan sisa-sisa semen baik yang
ada di bulk tank maupaun yang ada di sistem pipa-pipa
tekan.
q. Pada saat pembersihan tangki yaitu setelah muatan habis
purging valve tidak diperlukan lagi. Hanya katup tekan atau
discharge valve yang ditutup dan dibuka, setelah dirasa
muatan benar-benar habis bukalah penuh katup tekan atau
discharge valve dan bulk kompresor jangan dimatikan dulu,
biarkan tekanan dalam bulk tank atau sistem turun sampai
0,1 bar, setelah itu matikan bulk kompresor dan tutup inlet
valve ke pipa pembagi ke bulk tank, buka ventilation valve
pelan-pelan dan tutup remote discharge valve . Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi perubahan tekanan turun yang
mendadak untuk mencegah terjadinya kondensasi.
r. Pressure gauge menunjukkan angka 0,1 tutup ventilation
valve dan buka drain valve di bulk tank.
s. Lepas sambugan selang atau discharge hose dari Rig
Trident IV tutup discharge valve manual di main deck,
-
22
angkat selang atau hose ventilation dan tutup katupnya,
bersihkan ujungnya (keringkan).
Penjelasan-penjelasan tersebut diatas hanya
menerangkan untuk sebuah bulk tank saja agar
pengertiannya tidak membingungkan dan untuk bulk tank
lainnya akan sama saja prosedurnya dengan yang penulis
bahas sebelumnya.
Dan perlu diketahui sebelum aktivitas pemompaan
muatan atau cargo semen maka harus diperhatikan adalah
pemeriksaan solenoid drain valve pada kompresor dan dryer
valve apakah ianya bekerja dengan baik atau tidak baik
secara automatic atau manual sistem.
Dalam kejadian ini ketika penulis bekerja dikapal
AHTS Ark Tze pengerasan semen dalam bulk tank dan pipa
tekan sudah sering terjadi, maka untuk menangani masalah
didalam bulk tank tersebut yang bisa dilakukan hanya
menghisapnya dengan menggunakan inductor itupun untuk
semen yang masih berupa curah dan belum mengeras,
sedangkan untuk semen yang sudah mengeras hanya bisa
dibersihkan dengan cara memecahnya kemudian diangkut
dari dalam bulk tank sedikit demi sedikit secara manual atau
disebut juga tank cleaning, begitu juga sama halnya bila ada
penyumbatan pada pipa-pipa tekan maka pipa-pipa tersebut
harus dibuka terlabih dahulu untuk membersihkan lubang-
lubangnya.
-
23
B. Analisis Penyebab Masalah
Sesuai hasil pembahasan dalam Bab II dapat diketahui bahwa
penyebab masalah utama yang akan penulis bahas lebih lanjut pada
bab ini adalah :
1. Terjadi pengerasan semen didalam Bulk Tank dan pipa tekan, berdasarkan landasan teori tersebut di atas dan hasil
penilitian, penyebabnya adalah :
a. Muatan semen mengeras didalam tangki dan pipa tekan karena kondensasi Persiapan pemindahan muatan semen curah ke Rig pada
kapal AHTS Ark Tze adalah hal sangat penting guna
menunjang kelancaran pengoperasian kapal supply atau
AHTS tersebut, tetapi dalam pelaksanaannya banyak
mengalami kendala-kendala yang menghambat kelancaran
pembongkaran muatan curah kering ke Rig yang setelah
dianalisa penyebab aliran semen dalam tangki keluar pipa
tekan dari pipa transfer tidak normal adalah ditemukan
banyaknya semen yang mengeras atau membatu di pipa
tekan dan dasar tangki menutup slide kanvas.
Menurut pengalaman dan pengamatan penulis selama
bekerja di kapal supply dan AHTS, hal-hal yang dapat
menyebabkan mengerasnya atau membatunya sebagian
semen didalam tangki maupun di pipa-pipa tekan adalah
kondensasi karena dengan timbulnya kondensasi embun
tersebut, maka sebagian semen akan secara berlahan
mengeras atau membatu yang dapat menyebabkan
kebuntuan pada saluran tekan jadi setelah di analisa,kenapa
sampai terjadi kondensasi didalam tangki adalah kurang
fahamnya para engineer dengan perinsip kerja dari dry Bulk
-
24
Handling sistem, dan cara yang harus dilakukan pada saat
pengoprasian mulai dari pengisian sampai pemompaan,yang
telah diterangkan pada bab III diatas, dimana jika tahapan
tidak diikuti, maka semen akan tersisa didalam tangki semen
serta saluran pipa tekan dan juga disaluran pipa pembuangan.
Jika dalam proses pembongkaran banyak sisa sisa
semen didalam pipa pembuangan, semen ini lama kelamaan
akan membeku dan mengeras.
b. Terjadinya kontaminasi sisa muatan semen dengan zat
cair
Kurangnya perawatan pada komponen-komponen bantu
kompresor seperti solenoid drain valve yang menyebabkan
air yang seharusnya dibuang sebelum masuk ke dryer,
karena solenoid drain valve tidak bekerja dengan
menyebabkan udara yang mengandung air bisa lolos ke
pengering atau dryer, dan dari dryer udara yang
mengandung air tadi masuk ke botol angin untuk siap
digunakan.
Udara dari kompresor masuk ke dryer yang fungsinya
untuk mengeringkan udara yang masih mengandung air
sebelum masuk ke botol angin, udara yang mengandung air
dalam dryer sepertinya hanya sekedar lewat karena tidak
berfungsinya dryer dengan baik maka udara yang masuk
kedalam botol angin masih mengandung air. Dengan adanya
udara yang mengandung air lolos dari dryer dan digunakan
untuk memopakan semen maka sudah dapat di pastikan
akan terjadi kontaminasi antara udara basah dengan semen .
Hal ini terjadi karena kurangnya perawatan atau
perhatian dari komponen-komponen dari kompresor dan
-
25
dryer sehingga udara yang masih mengandung air bisa lolos
masuk kedalam tangki udara, dari tangki udarapun drain water
valve juga tidak diperhatikan sehingga udara yang masih
mengandung air bisa masuk ke bulk tank semen dengan
muatan atau cargo.
2. Kurangnya Perawatan Komponen Utama Bulk Handling
sistem, berdasarkan landasan teori tersebut di atas dan hasil penilitian, penyebabnya adalah :
a. Perawatan berencana plan maintenance sistem ( PMS ) tidak dapat dilaksanakan dengan benar
Perawatan tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal
yang dikarenakan aktifitas kapal yang sangat padat yang
dikarenakan pihak pencarter sudah mempunyai rencana atau
program kerja untuk kapal AHTS Ark Tze yang fungsinya
sebagai support vessel. .
Karena jadwal aktifitas kapal yang sangatlah padat maka,
perawatan Bulk Handling sistem dan komponen utamanya
tidak dapat dilaksanakan dengan benar, sedangkan kondisi
bulk tank dan instalasinya harus selalu siap untuk digunakan.
Sedangkan waktu untuk melaksanakan perawatan Bulk
Handling sistem yang disediakan oleh pencarter sangatlah
singkat sehingga crew kapal tidak dapat melakukan
perawatan dengan maksimal, dari kondisi seperti itu maka
sudah dapat dipastikan akan timbul permasalahan pada
akhirnya.
b. Sumber Daya Manusia Yang Kurang Profesional
Engineer sebagai operator tidak hanya dituntut untuk
mampu mengoperasikan mesin induk dan permesinan Bantu
-
26
lainnya, akan tetapi harus mampu dalam perawatan,
perbaikan dan penanganan Bulk Handling sistem dan
instalasinya secara berkesinambungan. Pengenalan sifat
kekhususan dikapal-kapal AHTS sebagai kapal general
services terutama tentang penanganan cargo semen curah
dan instalasinya. tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan dan
pengalaman seorang engineer.
Tingkat pengetahuan para engineer dikapal AHTS adalah
sangat penting dan diharapkan mampu mengetahui,
menganalisa dengan benar dan menangani hambatan-
hambatan yang sering terjadi pada saat pengoperasiaan Bulk
Handling sistem terutama pada saat loading atau unloading.
Terjadinya kontaminasi antara kandungan air dan semen
yang menyebabkan penyumbatan dipipapipa tekan dan bulk
tank dikarenakan kurangnya perawatan dan pengetahuan
para engineer diatas kapal terhadap penanganan Bulk
Handling sistem dan instalasinya
C. Analisa Pemecahan Masalah
1. Mengenai terjadi pengerasan semen didalam Bulk Tank dan pipa tekan dapat diatasi sebagai berikut :
a. Melaksanakan cargo handling dengan benar
Menghindari penurunan tekanan yang drastis pada
sistem pipa tekan untuk menghindari terjadinya kondensasi
pada pipa pipa pengeluaran. Pencegahan kondensasi dalam
pipa-pipa tekan dapat dlakukan dengan menurunkan tekanan
dalam sistem pipa-pipa tekan secara perlahan untuk
menghindari penyerapan panas dari luar pipa agar tidak
terbentuknya proses kondensasi dalam pipa-pipa tekan,
-
27
dimana kondensasi ini menjadi salah satu penyebab utama
dalam penyumbatan pipa-pipa tekan karena bercampurnya air
dengan sisa material semen didalam pipa.
Melakukan prosedur Blow line untuk membersihkan sisa
material semen pada sistem pipa pipa tekan. Maka
diharapkan untuk engineer diatas kapal untuk melaksanakan
prosedur yang benar menurut instruction manual book pada
saat melakukan kegiatan loading atau unloding, untuk
menghindari adanya sisa sisa material semen dalam pipa
pipa tekan dilakukan blow line dengan cara menekan sisa
material semen didalam instalasi pipa dengan memberikan
udara bertekanan antara 2 4 bar dari kompresor udara dari
kamar mesin ketika selesai unloading atau dari shorebase
ketika selesai loading yang dikeluarkan melalui pipa
connection di main deck dan diteruskan keatmosfir melalui
ventilasi udara dari bulk tank.
Untuk memastikan tidak adanya sisa material semen
didalam pipa pipa tekan, prosedur blow line ini dapat
dilakukan 2 atau 3 kali. Agar prosedur loading atau unloding
semen berjalan dengan baik maka engineer dikapal juga
harus melakukan pengisian dry bulk checklist untuk loading
atau unloading yang sesuai dengan SEMM ( Safety
Environmental Manual Management )
b. Komponen komponen Bantu dari kompresor udara dan Dryer di perbaiki
Mesin kompresor terdiri dari komponen komponen
bantu yang saling berhubungan satu sama lain yang perlu
untuk diketahui oleh engineer didalam pemecahan
-
28
masalah. Komponen komponen bantu dari kompresor
tersebut diantaranya adalah:
1) Drain valve diganti atau diperbaiki
Drain valve ialah bagian dari kompressor yang
berfungsi membuang kondensat (uap air) yang terjadi saat
kompressor bekerja dengan mengambil udara dari luar,
sehingga udara yang masuk ke dalam sistem udara tekan
menjadi bersih dan tidak menimbulkan adanya endapan
air, Oleh karena itu lakukan cerat airnya sebelum start
dan sesudah compressor dimatikan, normalnya selama
compressor udara bekerja alat ini ( drain valve bekerja
secara automatic system ). Apabila alat ini tidak bekerja
dengan normal maka segera di gantikan dengan yang
baru atau diperbaiki.
2) Aftercooler harus selalu dibersihkan
Aftercooler adalah heat-exchanger yang berguna
untuk mendinginkan udara atau gas keluaran kompresor
untuk membuang uap air yang tidak diinginkan sebelum
dikirim ke alat lain. Uap air dipisahkan dari udara dengan
cara pendinginan dengan air pendingin. Apabila
temperature air pendingin dan udara yang didinginkan
temperaturnya mengalami peningkatan, maka after cooler
perlu dibersihkan atau volume air pendinginnya
diperhatikan.
3) Filters di bersihkan atau diganti bila kotor
Setiap mesin mempunyai satu bagian yang
mempunyai fungsi sebagai penyaring. Pada kompresor,
-
29
filter yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu filter
udara dan filter oil . Filter udara mempunyai fungsi untuk
menyaring udara yang masuk kedalam intake kompresor.
Seperti kita ketahui bahwa udara disekitar kita
sebenarnya tercampur dengan debu dan kotoran lain. Ada
juga filter sebelum masuk ke dryer dan sesudah dryer,
filter-filter inipun berfungsi sebagai pemisah air, kotoran
dengan udara, filter filter ini perlu dibersihkan sesuai
prosedur PMS.
Filter udara biasanya dipasang pada bagian yang
menghubungkan intake kompresor dengan udara luar.
Filter udara ini harus sering dibersihkan untuk
mendapatkan udara yang lebih bersih bagi kompresor.
Filter oil pada dasarnya mempunyai ststem kerja yang
sama dengan filter udara. Fungsi dari pada filter oil ini
adalah untuk menyaring minyak pelumas yang digunakan
untuk melumasi bagian dari mesin kompresor, hal ini
akan semangkin menambah kinerja dari kompresor
dalam melakukan kompresi udara.
4) Pressure gauge atau pengukur tekanan diganti bila
tidak berfungsi
Seringkali kita ingin mengetahui berapa tekanan
udara yang terdapat pada tabung penyimpanan
kompresor, namun kita tidak mungkin mengetahuinya
tanpa ada alat bantu yang memudahkan kita mengetahui
berapa tekana udara yang tersimpan dalam tabung
kompresor. Alat tersebut dikenal dengan nama pressure
gauge. Biasanya pressure gauge dipasang atau
dilengkapi dengan sebuah penduga ( pengukur tekanan
-
30
yang menunjukan besarnya udara dalam tabung
compressor yang mengalir sesudah melalui pengatur
tekan atau tekanan sekunder ). Satuan yang terdapat
pada pressure gauge ini yaitu psi atau bar, apabila tidak
berfungsi maka agar segera diganti dengan yang baru.
5) Pressure switch diganti bila tidak berfungsi
Untuk menghubungkan pressure gauge dengan
kompresor, terdapat sebuah alat lain yang bernama
pressure switch. Selain berfungsi sebagai penghubung
antara kompresor dengan pressure gauge, pressure
switch juga mempunyai fungsi sebagai pemutus tenaga
yang digunakan kompresor apabila kapasitas tabung
penyimpanan telah mencapai batas yang sudah
ditentukan. Hal ini lebih ditujukan untuk menghindari
terjadinya over loaded pada tabung penyimpanan.Selain
untuk memutus arus listrik, pressure switch juga berfungsi
sebagai sensor untuk menyalakan kembali kompresor,
apabila ketitik minimum tekanan yang ditentukan. Dalam alat ini juga terdapat pengatur tekanan, baik itu
tekanan maksimal maupun tekana minimal, yang
tersimpan dalam tabung sesuai keinginan kita. Oleh
karena itu apabila alat ini tidak berfungsi maka segera
diperbaiki atau ganti dengan yang baru.
6) Pengering udara ( Dryer ) dirawat sesuai dengan
SOP
Prinsip dasar operasi dari pengering udara pendingin
adalah penghapusan kelembaban dengan pendingin
udara ke suhu saat tertentu. Tidak ada proses yang
dikenal untuk menghasilkan dingin, hanya ada
-
31
pemindahan panas. Panas selalu tertarik dengan suhu
dingin. Ini adalah dasar untuk pengoperasian unit
pendingin. Selama suhu dingin lebih rendah dari sumber
panas, akan ada perpindahan panas. Oleh karena itu
sisa-sisa kadar air setelah after-cooler dihilangkan dengan
menggunakan pengering udara, karena udara tekan untuk
keperluan instrumen dan peralatan pneumatik harus
bebas dari kadar air. Kadar air dihilangkan dengan
menggunakan adsorben seperti gel silica atau karbon
aktif, atau pengering refRigeran, atau panas dari
pengering kompresor itu sendiri. Perawatan Pengering Udara ( Dryers ) sesuai
dengan SOP:
a) Ganti partikular, Coalescer, dan elemen filter yang
diperlukan berdasarkan penurunan tekanan. b) Periksa menguras katup setiap hari, bersihkan
seperlunya. c) Ganti pengering berdasarkan rekomendasi produsen. d) Periksa pengering setahun sekali dan perubahan
berdasarkan warna dan kondisi manik-manik. e) Kalibrasi analisa titik embun teratur f) Sekali setahun memeriksa katup menggantikan atau
memperbaiki
-
32
2. Mengenai Kurangnya Perawatan Komponen Utama Bulk handling Sistem dapat diatasi dengan:
a. Melaksanakan perawatan berkala terhadap bagian tangki dan pipa tekan
Perawatan periodik merupakan salah satu system
perawatan yang banyak dilakukan oleh perusahan pelayaran
yang sudah maju atau modern dan dengan tetap
menggunakan optimalisasi operasi kapal.4
Dalam jadwal PMS ( planned maintenance system ) di
perusahaan RK Offshore yaitu :
1) Tanki dan slide dibersihkan setiap selesai transfer, semen
oleh gabungan crew mesin, deck (overtime dibayar
charter) atau pekerja darat dan cartered.
2) Angin dicerat keluar tanki tiap saat pada waktu loading
atau discharge semen.
3) Semua pressure gauge setiap minggu dicheck
4) Semua Butterfly valve dites kebocoran setiap 2 minggu
dalam keadaan tangki kosong.
5) Non Return valve di service tiap bulan
6) Saluran pipa udara yang mungkin ada kebocoran dideck
di test, pastikan tidak tersumbat oleh kotoran setiap kapal
di pelabuhan (1 bulan sekali )
7) Bersihkan filter udara venitilasi dalam tangki semen tiap
3 bulan.
8) Periksa kondisi instalasi pipa udara, pipa cerat, tiap 3
bulan
9) Chief Engineer membuat Certificate of Working Report
4 Manajemen Perawatan dan Perbaikan Kapal, Hal. 50
-
33
10) Periksa body slide setiap 6 bulan (direcord dengan
certificate oleh Chief Engineer ).
Ada juga perlakuan lain terhadap valve-valve pneumatic
sistem siap digunakan pada saat dibutuhkan yaitu dengan test
buka tutup untuk meyakinkan bahwa alat-alat ini bekerja
dengan baik. Kembali kepada perawatan alat-alat atau
drainage sistem dan auto drain traps. Alat ini bernama Water
separator, TNS 035 HIROSS langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1) lepas dulu Automatic drain trap dengan cara membuka
hexagon shoulder nipple.
2) Kemudian auto drain trap dibuka
3) Setelah terbuka bersihkan bagian dalam dan
pelampungya,bersihkan juga pipa aliran buang (drain) dan
pipa aliran dari tabung, kemudian keringkan.
4) Test pelampung, dan pastikan bekerja normal
5) Setelah dirasa cukup, pasang kembali automatic drain
trap tersebut pada tabung water separator.perlakuan pada
kran cerat manual lebih mudah dilaksanankan, buka kran
dan chek valvenya (ball valve) tidak ada penyumbatan
didalam valve mau pun pipa alirannya, pastikan juga tidak
ada kebocoran pada air cooler didalam unit kompresor.
Pada saat pembersihan tubing-tubing didalam air cooler
akan ketahuan ada tidaknya kebocoran yang terjadi. Yang
perlu diperhatikan adalah sebelum dan sesudah
pengoprasian bulk komperes atau cooler tersebut harus di
flush dengan air tawar bila ada instalasi air tawar yang
tersambung dengan instalasi ini.
Pembersihan bagian dalam tangki dan pipa pipa
instalasinya,langkah-langkah selanjutnya adalah
-
34
pembersihan bagian dalam tanki dan pipa-pipa instalasi
bagian dalam. Setelah tangki semen dinyatakan kosong
perlu diadakan pembersihan bagian dalam tangki,dan pipa
di dalamnya, termaksuk saluran pipa tekan pelepasan,
dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan material lama
oleh material baru pada saat pengisian kembali, selain itu
juga untuk pengecekan bagian dalam tangki,yang perlu
diperhatikan adalah factor keselamatan di dalam
pekerjaan ini.
Sebelum pembersihan tangki dilakukan terlebih
dahulu diadakan pre job safety meeting yang dipimpin
langsung oleh nahkoda atau safety officer yang ditunjuk di
atas kapal, masinis juga harus menyiapkan alat-alat
keselamatan PPE ( Personal Protective Equipment ) di
antaranya : kaca mata kerja ( safety helmet ),pakaian
kerja khusus, sumbat telinga ( ear plug ) dan alat
pendukung lainnya antara lain lampu jalan.
Sebelum masuk kedalam tangki perlu juga dilakukan
pengecekan terhadap gas-gas dari sisa muatan-muatan
semen yang mengandung bahan-bahan kimia, dengan
menggunakan alat yang disebut gas detector, pekerjaan
ini harus dilakukan oleh perwira (satety officer) yaitu Chief
Mate yang telah ditunjuk dalam pelaksanaannya, cara
pengetesan yang benar adalah mulai dari dasar tangki,
kemudian pada pertengahan tangki dan terakhir pada
permukaan atas tangki, selama pengetesan semua
ventilasi harus dihentikan, dan setelah dinyatakan aman,
Chief Mate akan menerbitkan safety check list untuk
masuk tangki dan pekerjaan di dalam tangki yang
diketahui oleh nakhoda, jangan sekali-kali masuk
-
35
kedalam tangki, kalau belum dinyatakan aman.
Pengerjaan pembersihan bagian dalam tangki dilakukan
oleh minimal 3 orang, 2 orang di dalam tangki dan satu
orang diluar tangki sebagai tenaga pengawasan dan juga
menerima ember-ember yang berisi sisa-sisa muatan
yang dikeluarkan dari dalam tangki. Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
a) Lubang lalu orang (Manhole) dibuka.
b) Tunggu beberapa saat sampai tidak ada debu semen
yang beterbangan
c) Masukan lampu jalan yang kedap safely work lamp.
Bisa juga menggunakan senter penerangan
d) Masukan gas detector (dengan cara disambung
dengan sepotong kayu panjan atau stick).
e) Bila dinyatakan aman,satu orang masuk kedalam
tangki (tangki harus dalam kondisi terang).
f) Masukan alat-alat kerja ( vacuum mucking ejector,
ember, sapu )
b. Pelatihan meningkatkan pengetahuan para engineer dan abk terhadap penanganan bulk handling sistem
Pelatiahan adalah usaha yang direncanakan untuk
menfasilitasi para engineer dan ABK untuk belajar
sehubungan dengan kompetensi atas pekerjaan yang
dilakukannya. Termasuk dalam kompetensi tersebut adalah
pengetahuan, keterampilan, maupan tingkah laku yang
penting dan diperlukan untuk mencapai kinerja dengan baik.
Tujuan pelatihan bagi engineer dan ABK kapal khususnya
ABK mesin untuk mengusai pengetahuan, keterampilan, dan
tingkah laku yang dititik beratkan dalam program pelatihan,
-
36
dan sebagai sarana bagi engineer dan ABK mesin untuk
mengaplikasikan aktivitas pekerjaan mereka dalam
kesehariaan. Harus diakui untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam suatu pekerjaan, pelatihan harus dilibatkan,
lebih dari sekedar pengembangan keterampilan dasar. Lebih
luas pelatihan harus dilihat sebagai sarana pembentukan
modal atau sumber daya intelektual (Intellectual Capital).
Selain keterampilan dasar yang diperlukan untuk melakukan
suatu pekerjaan tertentu, yang termasuk dalam intellectual
capital adalah keterampilan tambahan seperti bagaimana
memanfaatkan teknologi yang berkembang di atas kapal
sebagaimana pekerjaan I.T ( Informasi dan Teknologi ) saat
ini.
Perhatian yang besar terhadap peran pelatihan dan
pengembangan dalam meningkatkan kinerja engineer dan
ABK mesin telah menempatkan pelatihan sebagai aktivitas
yang bernilai. Pelatihan dan pengembangan merupakan salah
satu kegiatan yang amat penting dilakukan oleh ABK sebagai
bentuk pengembangan potensi diri dan kegiatan pelatihan
merupakan bagian dari proses pencapaian tujuan.
Pada prinsipnya penanganan Bulk Handling sistem
tujuannya untuk meningkatkan pengoptimalan pengoperasian
pesawat atau peralatan dan meningkatkan keselamatan kerja.
Pada saat pengoperasian Bulk Handling sistem
memerlukan tersedianya kualitas sumber daya manusia yang
memadai apalagi dengan banyaknya peraturan peraturan
mengikat yang harus dipenuhi oleh setiap ABK tentang
keselamatan.
Untuk mencapai hal tersebut di atas harus dilakukan
peningkatan pengetahuan ABK mesin terutama para engineer
-
37
di kapal tentang pentingnya dari penanganan cargo handling
semen curah.
Upaya peningkatan dengan cara pelatihan dan
pendidikan sebaiknya dilakukan diatas kapal, agar dapat
langsung pada obyek dari latihan yang dapat dipimpin
langsung oleh para senior engineer, dan kalau perlu minta
instruktur dari darat.
Dengan meningkatkan pengetahuan ABK mesin berarti
peningkatkan sumber daya manusia, secara umum akan
meningkatkan aktifitas kerja ABK mesin.
-
38
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan permasalahan pada bab- bab sebelumnya
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kurangnya perawatan pada komponen komponen bantu
compressor sehingga menyebabkan udara lembab bisa lolos
masuk kedalam system sehingga menyebabkan terjadinya
kondensasi di dalam tanki dan pipa tekan instalasi semen curah.
2. kurangnya perawatan pada compressor dan dryer sehingga
komponen- komponen tidak berfungsi dengan baik sehingga
udara basah bisa masuk lolos ke botol udara dan tidak didrain
sehingga udara yang digunakan untuk memompakan cement
terjadi kontaminasi.
3. Penyumbatan pada pipa pipa tekan akibat bercampurnya air
dari proses kondensasi dengan sisa cement dan terjadinya
tekanan balik karena kurangnya perawatan pada non return valve,
safety valve, nozzle didalam bulk tank dan compressor dan
operator/engineer tidak memperhatikan prosedur blow line ketika
proses loadin/unloading.
4. Bulk tank cement kurang terawat karena pada saat habis
pemompaan cement, bulk tank tidak dibersihkan sehingga
menyebabkan gumpalan cement yang mengeras pada suction
line, kanvas dan nozzle pada bulk tank.
-
39
B. Saran saran
Dari permasalahan yang ditemui dalam praktek, maka agar
tidak terjadi keadaan yang tidak diinginkan sehubungan dengan
perwatan bulk handling system dalam proses bongkar muat
cement yang tidak sesuai dengan SOP (Standard Opeartional
Procedure) dari manual book yaitu:
1. Sebaiknya ABK mesin melakukan perawatan atau perbaikan
pada komponen komponen compressor sehingga udara
yang dihasilkan tidak banyak mengandung kadar air.
2. Disarankan kepada ABK mesin agar dalam melakukan
Perawatan dryer harus mengacu pada manual book dari
maker sesuai dengan standart operational procedure.
3. Sebaiknya pencegahan pengerasan cement pada pipa pipa
tekan dengan cara proses blow line dilakukan dengan optimal
untuk menghindari proses kondensasi dan kontaminasi
dengan cement, serta ABK mesin melaksanakan procedure
blow line dengan benar yang mengacu pada manual book
ketika proses loading/unloading dan menghindari terjadinya
tekanan dengan melaksanakan perawatan berkala terhadap
non return valve, safety valve, nozzle di dalam bulk tank dan
compressor.
4. Disarankan agar bulk tank cement dibersihkan dengan
ejector setelah pemompaan cement selesai, agar tidak terjadi
endapan dan pengerasan di dalam bulk tank.
-
40
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, Jusak Johan, (2008), Manajemen Perawatan Dan Perbaikan
Kapal, Penerbit BP3IP, Jakarta,
Samsudin, Sadili, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka
Setia, Bandung.
Zainuri, Ach. Muhib, (2010), Mesin Pemindah Bahan, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
Unislip Japan, Manual Book (Dry Bulk Management System), Version 1.2 January 2005.
BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangB. Tujuan dan Manfaat PenulisanC. Ruang LingkupD. Metode PenyajianBAB IIPEMBAHASANA. KesimpulanDari pembahasan permasalahan pada bab- bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :B. Saran saranDAFTAR PUSTAKA
top related