gsjapray.com · web viewstruktur pohon doa ini didasarkan atas apa tuhan yesus katakan kepada...
Post on 16-Mar-2019
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MEMBANGUN BUDAYA DOA DAN FIRMAN DALAM
GEREJA SETEMPAT
Dalam rangka mencapai sasaran road map dari GSJA di Indonesia,
Departemen Doa Nasional menyusun buklet ini untuk menolong para
gembala sidang membangun budaya berdoa dan membaca firman Tuhan
dalam kehidupan anggota jemaatnya sehari-hari.
BUDAYA DOA DAN FIRMAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
yang mau dibangun dalam kehidupan para anggota jemaat adalah budaya
yang berdoa minimal 1 jam setiap hari serta membaca Alkitab setiap hari
sehingga dalam waktu satu tahun minimal menyelesaikan pembacaan
seluruh Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu.
Berdoa minimal 1 jam sehari dapat dilakukan oleh setiap anggota jemaat
melalui mengikuti kegiatan doa bersama di gedung gereja ataupun di rumah
masing-masing yang dilakukan setiap hari ditambah dengan doa-doa pribadi
yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja setiap hari. Sehingga bila
diakumulasikan durasi waktu doanya mencapai minimal 1 jam setiap hari.
1
Membaca Alkitab setiap hari dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
oleh setiap anggota jemaat. Bila seseorang membaca Alkitab rata-rata 4
pasal setiap hari maka ia akan menyelesaikan pembacaan seluruh Alkitab
dari Kejadian sampai Wahyu dalam waktu kurang dari satu tahun.
LANGKAH – LANGKAH DALAM MEMBANGUN BUDAYA
DOA DAN FIRMAN
A.MENANAMKAN NILAI-NILAI
Dalam menanamkan nilai-nilai betapa pentingnya untuk setiap orang
percaya membangun kehidupan rohaninya melalui berdoa dan
membaca Alkitab setiap hari seorang gembala sidang dapat melakukan
beberapa hal sebagai berikut
1. Mengkotbahkan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan yang
memotivasi anggota jemaat untuk berdoa dan membaca Firman
Tuhan secara berkala atau dalam kotbah berseri.
2. Menjadi contoh bagi jemaat dalam hal bertekun di dalam doa dan
membaca Firman dalam kehidupan sehari-hari
3. Memulai gaya hidup berdoa dan membaca firman Tuhan ini di
dalam keluarganya sendiri.
2
4. Menggunakan multi media di dalam pertemuan- pertemuan ibadah
dalam bentuk kata-kata, lagu dan film singkat untuk menanamkan
nilai-nilai pentingnya berdoa dan membaca firman Tuhan.
5. Menggunakan sosial media dalam group-group WA, instagram, face
book dll untuk menanamkan nilai-nilai ini.
6. Menggunakan Apps gereja untuk menanamkan nilai-nilai ini.
7. Menggunakan pamflet, baliho, banner, spanduk, brosur dll untuk
menanamkan nilai-nilai ini.
8. Memberikan penghargaan kepada anggota jemaat yang sudah
mempraktekkan kehidupan doa dan firman setiap hari.
9. Memberikan kesempatan dan mendorong anggota jemaat untuk
bersaksi di dalam pertemuan-pertemuan ibadah maupun KKA
mengenai manfaat dari hidup dalam doa dan firman setiap hari.
3
B. MELAKSANAKAN PROGRAM-PROGRAM DOA DAN FIRMAN
1. Mengadakan program doa bersama setiap hari. Waktu dan
tempatnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi gereja setempat
2. Mengadakan program program doa puasa bersama seminggu sekali
waktu dan tempatnya diseuaikan dengan situasi dan kondisi gereja
setempat.
3. Mengadakan celebration of prayer yang dapat berlangsung 3 hari
sampai satu minggu. { lihat juklak celebration of prayer }
4. Mengadakan menara doa.
Gereja menyediakan suatu ruangan khusus dimana setiap hari pada
jam-jam yang sudah ditentukan ada kelompok-kelompok yang
berdoa secara bergiliran. Ada gereja-gereja yang melaksanakan
menara doa ini dari pagi sampai siang, ada yang dari pagi sampai
malam bahkan ada juga yang 24 jam sehari dan 7 hari seminggu.
5. Mengadakan program pembacaan Alkitab tahunan atau dua tahunan
dengan menggunakan Alkitab terbitan Gandum Mas atau buku
panduan membaca Alkitab 7 menit { TIBA }
6. Mengadakan program jurnal pembacaan Alkitab secara pribadi atau
WPDA { Waktu Pribadi Dengan Allah }
4
WAKTU PRIBADI DENGAN ALLAH
Waktu Pribadi Dengan Allah adalah suatu gaya hidup membangun
hubungan dengan Tuhan dan sesama setiap hari melalui tiga hal
sebagai berikut :
a. Membaca Alkitab
b. Membuat jurnal pembacaan Alkitab
Dalam jurnal ini terdapat beberapa hal sebagai berikut :
- Tanggal pembacaan
- Alamat ayat yang dibaca
- Isi dari ayat
- Prinsip atau kebenaran yang didapatkan dari pembacaan itu
- Aplikasi atau penerapan praktis dari prinsip atau kebenaran
c. Membagikan jurnal itu kepada orang lain.
5
7. Menerapkan pola Doa Tabernakel.
Doa Tabernakel adalah suatu pola doa yang terdiri dari tiga bagian,
yaitu : Pelataran, Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus. Doa
Tabernakel dapat digunakan dalam doa bersama dan juga dalam doa-
doa pribadi
- Di Pelataran seseorang berdoa berdoa berdasarkan firman
Tuhan yang berkaitan dengan Pribadi dan Karya Kristus.
- Di Ruang Kudus seseorang berdoa berdasarkan firman Tuhan
yang berkaitan dengan Pribadi dan Karya Roh Kudus.
- Di Ruang Maha Kudus seseorang berdoa berdasarkan firman
Tuhan yang berkaitan dengan Pribadi dan Karya dari Allah
Bapa.
6
C.MENGEMBANGKAN STRUKTUR YANG MEMFASILITASI
GAYA HIDUP DOA DAN FIRMAN
Seorang gembala dapat membentuk KKA-KKA atau menggunakan
kelompok-kelompok yang sudah ada untuk memfasilitasi gaya hidup
doa dan firman di dalam gereja setempat.
Departemen Doa Nasional memperkenalkan struktur yang kami sebut
“POHON DOA”
Struktur Pohon Doa ini didasarkan atas apa Tuhan Yesus katakan
kepada murid-murid-Nya mengenai hubungan-Nya dengan mereka
yang tercatat dalam Yohanes 15 : 1-7.
Tuhan Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai pokok anggur dan
murid-murid-Nya adalah ranting-ranting-Nya. Setiap ranting ini harus
tinggal atau melekat pada pokok anggur supaya tetap hidup,
bertumbuh dan menghasilkan buah. Demikianlah setiap murid Yesus
7
harus tetap tinggal atau melekat kepada Yesus supaya tetap hidup,
bertumbuh dan menghasilkan buah.
Bagaimana seorang murid dapat tetap tinggal atau melekat kepada
Yesus ? Seorang murid dapat tetap tinggal dan melekat kepada Yesus
dengan cara membangun hubungan dengan Yesus di dalam doa dan
firman di kehidupan sehari-harinya.
Struktur pohon doa ini dimulai dari seorang gembala sidang sebagai
pemimpin di dalam sebuah gereja. Seorang gembala sidang menjadi
ranting yang melekat pada pokok anggur yaitu Tuhan Yesus melalui
kehidupan doa dan firman setiap hari. Setelah itu gembala sidang akan
memastikan orang-orang yang dia muridkan untuk juga melekat pada
Yesus melalui kehidupan doa dan firman setiap hari.
Dalam pohon doa seorang gembala sidang akan ada “cabang” dan
“ranting”. “Cabang” adalah orang-orang yang langsung dimuridkan
oleh gembala sidang dengan memastikan mereka tinggal melekat pada
Yesus melalui kehidupan doa dan firman setiap hari. Sedangkan
“ranting” adalah orang-orang yang dimuridkan oleh “cabang” dengan
memastikan mereka juga tinggal melekat pada Yesus melalui kehidupan
doa dan firman setiap hari.
Bagaimana seorang gembala dapat memastikan orang-orang yang
dimuridkannya atau “cabangnya” untuk tinggal di dalam Yesus ? Di
bawah ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
8
1. Membangun hubungan secara pribadi dengan orang-orang yang dia
muridkan.
2. Menggunakan buku yang berisi laporan tertulis mengenai kegiatan
doa dan pembacaan firman setiap hari.
3. Menggunakan sosial media seperti SMS, WA dan lain-lain untuk
memastikan orang-orang yang dimuridkannya berdoa dan membaca
firman setiap hari.
Hal yang sama akan dilakukan oleh “cabang” untuk memastikan
“ranting” tinggal di dalam Yesus melalui kehidupan doa dan firman
setiap hari.
CONTOH POHON DOA SEORANG GEMBALA SIDANG
9
PENJELASAN
Seorang gembala sidang memiliki 8 “cabang” orang-orang
yang dia muridkan secara langsung untuk tinggal melekat pada Yesus
dengan cara memastikan mereka berdoa dan membaca firman setiap
hari. Delapan “cabang” ini masing-masing memliki juga orang-orang
mereka muridkan secara langsung untuk tinggal melekat pada Yesus
dengan cara memastikan mereka berdoa dan membaca firman setiap
hari dan mereka disebut “ranting”
Setiap “cabang” dalam pohon doa seorang gembala sidang pada saat
yang sama juga menjadi pohon yang memiliki “cabang-cabang” dan
“ranting-ranting”.
Setiap “ranting” dalam pohon seorang gembala sidang pada saat yang
sama juga menjadi pohon yang memiliki “cabang-cabang” dan “ranting-
ranting”
Dengan struktur pohon doa seperti ini seorang gembala sidang dapat
semaksimal mungkin memastikan setiap anggota jemaat yang
digembalakannya akan tinggal dalam Kristus melalui kehidupan doa dan
firman setiap hari.
10
top related