digilib.uns.ac.id/optima...digilib.uns.ac.id
Post on 13-May-2019
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPA TENTANG
SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS
BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 KUWAYUHAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
ZULKARNAIN WAHAB
X7210173
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Zulkarnain Wahab
NIM : X7210173
Jurusan/Program Studi : IP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul OPTIMALISASI PEMBELAJARAN
IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN
MEDIA GRAFIS BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 KUWAYUHAN TAHUN
AJARAN 2011/2012ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,
sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiasi,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang Membuat Pernyataan
Zulkarnain Wahab
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPA TENTANG
SUMBERDAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS
BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 KUWAYUHAN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
ZULKARNAIN WAHAB
X7210173
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Zulkarnain Wahab. X7210173. OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPA
TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN MEDIA
GRAFIS BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 KUWAYUHAN TAHUN
AJARAN 2011/2012. Skripsi. Kebumen: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan Penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan pengoptimalan
pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 1
Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012, (2) untuk mendeskripsikan tingkat
keberhasilan penggunaan media grafis dalam mengoptimalkan pembelajaranIPA
tentang Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran
2011/2012, dan (3) untuk mengetahui kendala dan solusi penggunaam media
grafis dalam mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam bagi
siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak
tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan
yang berjumlah 33 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah model
analisis kualitatif yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes, observasi, dan wawancara. Uji validitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi metode.
Hasil penelitian dinyatakan bahwa: (1) Penggunaan media grafis dalam
mengoptimalkan pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tentang Sumber
Daya Alam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan tahun ajaran 2011/2012
yaitu dengan menerapkan sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media
grafis dengan tepat.Adapun langkah-langkah penggunaan media grafis dalam
pembelajaran IPA yaitu: (a) penentuan media, (b) pembuatan media, (c)
pengaturan siswa, (d) penempatan media, (e) penyampaian materi, (f) pemberian
kesempatan bertanya, (g) penyimpulan dan (h) pemberian tes. (2) Penggunaan
media grafis dapat mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang Sumber Daya
Alam bagi siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012.
(3)Terdapat adanya kendala dalam penerapan media grafis dalam pembelajaran
IPA diantaranya yaitu: (a) guru masih kurang efisien dalam pemanfaatan waktu
dan (b) kurangnya pemfokusan perhatian kepada siswa yang kemampuannya di
bawah rata-rata. Kendala tersebut telah diberikan solusi sebagai berikut: (a)
penyampaian materi yang lebih fokus kepada siswa yang masih di bawah rata-rata
dan (b) memberikan materi pelajaran dengan jelas dan lugas sesuai dengan alokasi
waktu yang ditentukan.
Kata Kunci: Pembelajran, IPA, media grafis, sumber daya alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Zulkarnain Wahab. X7210173. THEOPTIMIZING OF NATURAL SCIENCE
LEARNING ON NATURAL RESOURCES THROUGH GRAPHIC MEDIA
FOR THE FOURTH GRADE STUDENTS OF STATE ELEMENTARY
EDUCATION 1 KUWAYUHAN IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012.
Thesis. Kebumen: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret
University, July 2012.
The arms of the research are: (1) todescribe the optimal learning, (2) to
describe the effectiveness grade of the use of graphicmedia in optimizing learning,
and (3) to know the obstalces and solutions of the use of graphic media in
optimize Science learning on Natural Resources forthe fourth gradeof State
Elementary Education 1 Kuwayuhan in the academic year of 2011/2012.
The method used in this research was Classroom Action Research (CAR).
It was conducted in three cycles. The subject of the study was the fourth grade
students of State Elementary Education 1 Kuwayuhan which consisted of 33
students. The techniques which were used to analyze the data were qualitative
analysis models, which consisted of three steps: data reduction, data presentation,
and verification. The techniques of collecting the data were test, observation,
andinterview. The data validity test which was used were data triangulation and
triangulation method.
The results of the research were reflected that: (1) the use of graphic
media in optimizing the Science learning on Natural Resources for the fourth
grade students of SD Negeri 1 Kuwayuhan in the academic year of 2011/2012
was realized by implementing it according to the steps of the right use of graphic
media appropriately. The right steps of the use of graphic media in natural
Science learning are:(a) determining the media, (b) making the media, (c) setting
the students, (d) settling the media, (e) delivering the material, (f) giving the
questioning chance, (g) drawing a conclusion and (h) giving a test. (2) The use of
graphic media was able tooptimize the Science learning of Natural Resources for
the fourth students of State Elementary Education 1 Kuwayuhan in the academic
year of 2011/2012. (3)There were some obstacles in implementing the graphic
media into Science learning; they are: (a)the teacher is still less efficient in the
way of optimizing the time and of paying the attention to the below-average
students, (b)The obstacles have been over come by giving the solution, as follows:
the material delivery is focused on the below-average students and also
explaining the material clearly by optimizing the given time.
Key Words: Learning, natural science, graphic media, natural resourches
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Alloh akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang
mempunyai ilmu”
(QS. Al Mujadalah: 11)
“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Al-Insyirah: 5-6)
“Guru biasa memberitahukan. Guru baik menjelaskan. Guru ulung
memeragakan. Guru hebat mengilhami”
(William Arthur Ward)
“Media pembelajaran membuat pembelajaran menjadi efektif, efisien, menarik
dan menyenangkan.”
(Dina Indriana)
“Bermula dari keterpaksaan terjelmalah menjadi kebiasaan dan keikhlasan.”
(Laeli Masruroh)
“Hal terberat adalah memulai. Hal termudah adalah tersenyum. Hal terindah
adalah bersyukur.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah SWT teriring doa dan ungkapan syukur
Alhamdulillah, Kupersembahkan karya ini kepada:
Ayahku tercinta yang selalu mendoakanku dan memberiku motivasi.
Ibuku tercinta yang selalu menjadi semangatku untuk tetap berusaha
mendapatkan yang terbaik untukku dan doanya tiada pernah putus untukku.
Kakak-kakakku tercinta yang telah memberikan banyak inspirasi.
Kekasihku tercinta yang selalu memberi semangat dan dukungan.
Teman-teman seperjuangan mahasiswa PGSD FKIP UNS Kampus VI
Kebumen yang selalu memberi semangat.
Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret dan almamaterku yang telah
memberikan banyak ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Peneliti menyadari terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd,selaku Dekan FKIP.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Drs. Imam Suyanto, M.Pd, selaku Koordiantor Pelaksana Program PGSD
Kampus VI Kebumen FKIP UNS Surakarta.
4. Kartika Chrysti Suryandari, M.Si, selaku sekretaris pelaksana Program PGSD
Kampus VI Kebumen FKIP UNS Surakarta.
5. Drs. Wahyudi, M. Pd, selaku dosen pembimbing I.
6. Kartika Chrysti Suryandari,M.Si, selaku dosen pembimbing II.
7. Bapak Moh.Rohani,S.Pd.I, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1Kuwayuhan
yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan observasi.
8. Bapak Watiyo,S.Pd, selaku guru kelas IV SD Negeri 1Kuwayuhan yang telah
merelakanwaktunya untuk wawancara dan memberi izin penulis
mengobservasi dan melaksanakan penelitian di kelas.
9. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun materiil.
10. Teman-teman mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan penyusunan skripsi ini, sehingga hasil
penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri khususnya serta
pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................... v
HALAMAN MOTTO ............................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................... 6
1. Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam
Bagi Siswa Kelas IV SD ..................................... 6
a. Karakteristik Siswa Kelas IV SD ...................... 6
b. IPA .................................................................... 8
c. Sumber Daya Alam ........................................... 17
d. Pembelajaran ..................................................... 28
e. Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya
Alam Bagi Siswa Kelas IV SD ....................... 32
2. Media Grafis............................................................ 33
a. Media................................................................. 33
b. Media Grafis...................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................... 52
C. Kerangka Berpikir .......................................................... 52
D. Hipotesis Tindakan......................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 54
A. Setting Penelitian .......................................................... 54
B. Subjek Penelitian .......................................................... 56
C. Sumber Data ................................................................. 56
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................ 57
E. Validitas Data ............................................................... 62
F. Analisis Data ................................................................ 62
G. Indikator Kinerja .......................................................... 63
H. Prosedur Penelitian ....................................................... 64
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ...................... 74
A. Deskripsi Pratindakan ................................................... 74
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus........................... 76
C. Perbandingan Hasil TindakanAntarsiklus ..................... 173
D. Pembahasan ................................................................... 178
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ............................ 181
A. Simpulan ........................................................................ 181
B. Implikasi ........................................................................ 182
C. Saran .............................................................................. 182
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 184
LAMPIRAN .....................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Wol, Sayuran dan Kayu Sebagai Contoh Sumber Daya
Alam Hayati. ................................................................ 18
2.2 Tanah, Sinar Matahari, Air, dan Batubara Sebagai
Contoh Sumber Daya Alam Non Hayat...................... … 19
2.3 Daur Air dan Sapi yang Beranak Sebagai Contoh
Peristiwa Sumber Daya Alam yang dapat Diperbaharui 20
2.4 Minyak Bumi, Gas Alam dan Batubara adalah
Contoh Sumber Daya Alam yang tidak dapat
Diperbaharui .................................................................. 21
2.5Contoh Pengolahan Sumber Daya Alam Menggunakan
Teknologi Sederhana dan Teknologi Canggih ............... 24
2.6 Proses Pengolahan Kayu dari Bahan Baku, Bahan
Setengah Jadi dan Barang Jadi ..................................... 25
2.7 Gambar Pengolahan Kayu Menjadi Kertas
Menggunakan Mesin Canggih ...................................... 25
2.8 Gambar Keju, Yogurt, dan Tempe Sebagai Contoh Produk
Hasil Olahan Bioteknologi di Bidang Makanan ............. 26
2.9 Ikan Asin dan Tauco Sebagai Contoh Hasil Produk
Pengawetan Makanan ..................................................... 27
3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................ 64
4.1 Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi
Guru pada Siklus I ........................................................... 103
4.2 Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Siswa pada Siklus I ............................................... 105
4.3 Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I...... 107
4.4 Histogram Analisis Proses Penggunaan Media
Grafis bagi Guru pada Siklus II........................................ 135
4.5 Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Siswa pada Siklus II ................................................ 137
4.6 Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II .... 139
4.7 Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Guru pada Siklus III ................................................ 168
4.8 Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
bagi Siswa pada Siklus III ............................................... 170
4.9 Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 172
4.10 HistogramPeningkatan Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Guru Antar Siklus ................................................... 174
4.11 HistogramPeningkatan Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Siswa Antar Siklus................................................... 176
4.12 Peningkatan Hasil Belajar pada Siklus I sampai
Siklus III ......................................................................... 177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Penelitian ............................................................... 55
4.1 Hasil Tes Pretest Siklus I ................................................... 75
4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Gurupada
Siklus 1 Pertemuan 1.......................................................... 79
4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Siswapada
Siklus III Pertemuan 1 .................................................... 80
4.4 Nilai IPA Siklus I Pertemuan 1 ......................................... 82
4. 5 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I
Pertemuan 1 ............................................................. 83
4.6 Perbandingan Hasil Pretes Silus I dengan Hasil
Belajar Siklus I Pertemuan 1 ............................................. 84
4.7 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus 1 Pertemuan2 ......... 87
4.8 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus I Pertemuan 2 .......... 89
4.9 Nilai IPA Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 90
4.10 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I
Pertemuan 2........................................................................ 91
4.11 Perbandingan Hasil Pretes dengan Hasil Belajar
Silus I Pertemuan 2 ............................................................ 92
4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus 1 Pertemuan 3 .......... 95
4.13 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus I Pertemuan 3 ......... 97
4.14 Nilai IPA Siklus I Pertemuan 3 .......................................... 98
4.15 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I
Pertemuan 3 ....................................................................... 99
4.16 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I ........... 99
4.17 Perbandingan Hasil Pretes Siklus I dengan Hasil
Belajar Siklus I Pertemuan 3 .......................................... 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
4.18 Tabel Analisis Proses Penggunaan Media
Grafis bagi Siswa pada Siklus I ......................................... 104
4.19 Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ............. 106
4.20 Nilai Pretest Siklus II ........................................................ 108
4.21 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Gurupada
Siklus II Pertemuan 1 ......................................................... 111
4.22 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Siswapada
Siklus II Pertemuan 1 ........................................................ 113
4.23 Nilai IPA Siklus II Pertemuan 1 ........................................ 114
4.24 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA
Siklus II Pertemuan 1 ........................................................ 115
4.25 Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan Hasil
Belajar Silus II Pertemuan 1 ............................................. 116
4.26 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Gurupada
Siklus II Pertemuan 2 ......................................................... 119
4.27 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Siswapada
Siklus II Pertemuan 1 ......................................................... 121
4.28 Nilai IPA Siklus II Pertemuan 2 ...................................... 122
4.29 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA
Pertemuan 2 Siklus II.......................................................... 123
4.30 Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan Hasil
Belajar Silus II Pertemuan 2 ............................................. 124
4.31 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Gurupada
Siklus II Pertemuan 3 ........................................................ 128
4.32 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Siswapada
Siklus II Pertemuan 3 ......................................................... 129
4.33 Nilai IPA pada Siklus II Pertemuan 3 ................................ 130
4.34 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA
Siklus IIPertemuan 3 ........................................................ 131
4.35 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus II ...... 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
4.36 Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan
Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 3.................................. 132
4.37 Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Guru pada Siklus I ...................................................... 134
4.38 Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Siswa pada Siklus II .................................................. 136
4.39 Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ........... 138
4.40 Hasil Pretes Siklus III......................................................... 140
4.41 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Gurupada
Siklus III Pertemuan 1 ...................................................... 143
4.42 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Siswapada
Siklus III Pertemuan 1 ....................................................... 144
4.43 Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 1 ............. 146
4.44 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA
Siklus III Pertemuan 1 ....................................................... 147
4.45 Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan
Hasil Belajar Siklus III Pertemuan 1.................................. 148
4.46 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Gurupada
Siklus III Pertemuan 2 ...................................................... 152
4.47 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Siswapada
Siklus III Pertemuan 2 ....................................................... 153
4.48 Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 2 ............. 155
4.49 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA
Siklus III Pertemuan 2 ..................................................... 156
4.50 Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan
Hasil Belajar Siklus III Pertemuan 2.................................. 157
4.51 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Gurupada
Siklus III Pertemuan 3 ...................................................... 161
4.52 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Menggunakan Media Grafis bagi Siswa
pada Siklus III Pertemuan 3 .............................................. 162
4.53 Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 3 .............. 164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
4.54 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA
Siklus IIIPertemuan 3 ....................................................... 165
4.55 Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus III ..... 165
4.56 Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan
Hasil Belajar Siklus III Pertemuan 3.................................. 166
4.57 Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Guru pada Siklus III .................................................. 167
4.58 Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Siswa pada Siklus III ................................................. 169
4.59 Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ......... 171
4.60 Perbandingan Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Guru antar Siklus ....................................................... 173
4.61 Peningkatan Proses Penggunaan Media Grafis
bagi Siswa antar Siklus ...................................................... 175
4.62 Peningkatan Hasil Belajar Siswa antar Siklus.................... 176
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus Siklus I ................................................................ 186
2 Silabus Siklus II ............................................................... 188
3 Silabus Siklus III ............................................................. 189
4 RPP Siklus I ..................................................................... 190
7 RPP Siklus II ................................................................... 215
10 RPP Siklus III .................................................................. 239
13 Skenario Pembelajaran Penggunaan Media Grafis
Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ..................................... 263
16 Kisi-kisi Instrumen Instrumen Lembar Observasi
Guru dan Siswa ............................................................... 298
19 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara ..................... 299
20 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Penggunaan
Media Grafis Siklus I, Siklus II dan Siklus III ................ 306
23 Lembar Observasi Guru Siklus I, Siklus II
dan Siklus III ................................................................... 314
26 Lembar Observasi Siswa Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III .......................................................................... 312
29 Rekap Nilai Observasi Guru dan Siswa Siklus I,
Siklus II, danSiklus III ..................................................... 318
35 Deskriptor Penilaian Observasi Guru………………….. 324
36 Deskriptor Penilaian Observasi Siswa............................. 328
37 Pedoman Wawancara ...................................................... 332
38 Soal Tes Awal Siklus I .................................................... 338
41 Hasil Evaluasi Tes Awal dan Evaluasi Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III .................................................... 347
44 Lembar Diskusi ............................................................... 353
45 Lembar Kerja Siswa ........................................................ 355
46 Foto-foto Penelitian ......................................................... 364
49 Surat Izin Penelitian ........................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pilar utama pembangunan yang perlu untuk selalu
mendapatkan perhatian khusus mengenai perkembangan dan kualitasnya.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan
dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Penjelasan tentang Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003
di atas mengandung arti bahwa pendidikan memiliki tujuan pembentukan sumber
daya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Potensi sumber daya manusia
merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa.
Potensi ini dapat dikembangkan secara efektif melalui strategi pendidikan dan
pembelajaran yang terpadu, yang dikelola secara serasi dan seimbang dengan
memperhatikan perkembangan peserta didik secara utuh dan optimal.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan formal secara umum dapat
diindikasikan apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku
peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikkan, serta dapat dievaluasi melalui
pengukuran dengan menggunakan tes dan non tes. Proses pembelajaran akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
efektif apabila dilakuakan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan
baik supaya dapat diterima untuk memenuhi: (1) kebutuhan masyarakat setempat
dan masyarakat global, (2) mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
perkembangan dunia global, (3) sebagai proses untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi.
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan proses pendidikan yang
bersifat formal. Semua kegiatan yang berlangsung di sekolah diarahkan dan
direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan
yaitu menghasilkan perubahan-perubahan sikap yang positif pada peserta didik.
Keberhasilan pendidikan di sekolah terkait dengan kemampuan guru
dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan peserta didik. Kegiatan ini dilakukan melalui interaksi
antara pendidik dan peserta didiknya. Proses mengajar yang efektif melibatkan
kemampuan mempresentasikan suatu topik atau mendemonstrasikan suatu
ketrampilan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami dan menguasai
materi tersebut (Ormrod, 2008: 4). Secara implisit dalam pembelajaran terdapat
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode dan media untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan,
pengembangan metode dan media didasarkan pada kondisi pembelajaran yang
ada.
Pembelajaran yang berlangsung di sekolah, apabila dilaksanakan secara
monoton dan berlangsung terus menerus tanpa adanya inovasi dan kreasi yang
dilakukan oleh guru dalam mengajar dapat menimbulkan adanya kebosanan
dikalangan peserta didik. Kebosanan yang muncul akan menghambat proses
penyampaian materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
Oleh karena itu, guru hendaknya berinovasi dalam menciptakan nuansa
pembelajaran yang selalu baru, salah satunya adalah dengan kreativitas guru
dalam menciptakan dan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran.
Media pembelajaranmempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting
sebagai alat bantu dalam meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar
baik untuk memperjelas suatu konsep ataupun pengertian dari suatu materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pelajaran. Media pembelajaran yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar
hendaknya mampu untuk menarik perhatian dan menumbuhkan semangat siswa
dalam belajar. Dengan adanya ketertarikan dan semangat siswa dalam belajar,
kualitas pembelajaran itu sendiri akan meningkat. Hal ini ditandai dengan adanya
peningkatan proses dan hasil belajar siswa.
Namun, kenyataan yang ditemui di lapangan yaitu di SDN 1 Kuwayuhan
menunjukan bahwa pembelajaran berlangsung tidak efektif. Salah satu
penyebabnya adalah kurang tersedianya media pembelajaran yang mendukung
penyampaian materi pelajaran dari guru kepada siswa. Proses belajar mengajarpun
terkesan monoton karena hanya mengandalkan media buku sumber sebagai media
pembelajaran. Buku sumber yang tersedia juga tidak mampu memenuhi
kebutuhan siswa secara keseluruhan, dalam arti jumlahnya tidak memenuhi
sejumlah siswa di kelas itu.
Hal ini menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti
pelajaran yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar mereka.
Peneliti mengarapkan adanya perubahan dalam pembelajaran yang selama ini
berlangsung di SDN 1 Kuwayuhan. Perubahan yang dimaksudkan adalah dengan
menghadirkan suatu media pembelajaran yang dapat mengoptimalkan
pembelajaran baik dari segi proses maupun hasil belajarnya. Selain itu media yang
dihadirkan peneliti diharapkan menjadi media yang paling efisien dalam
penggunaannya.
Peneliti memilih pelajaran IPA untuk diteliti dikarenakan proses belajar
mengajar IPA yang selama ini berlangsung di SDN 1 Kuwayuhan berlangsung
kurang efisien. Pembelajarannya hanya mengandalkan metode-metode
konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan penugasan. Selain itu ketersediaan
media pembelajaran IPA juga sangat kurang. Pembelajaran IPA yang selama ini
berlangsung hanya mengandalkan media buku sumber. KKM IPA di SDN 1
Kuwayuhan tergolong rendah yaitu sebesar 65. Dengan KKM yang rendah saja,
siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan hanya mampu mencapai nilai rata-rata Ujain
Akhir Semester 1 (UAS) pada pelajaran IPA sebesar 60. Rendahnya hasil belajar
ini lebih terlihat khususnya dalam pokok bahasan yang bersifat abstrak sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
memerlukan penggunaan media yang bersifat visual sebagai media
pembelajarannya.
Hal-hal seperti itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tindakan kelas di kelas IV pada mata pelajaran IPA. Peneliti memilih media grafis
sebagai media yang diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran IPA
khususnya pada materi sumber daya alam sebagai salah satu pokok bahasan dalam
mata pelajaran IPA yang sangat memerlukan penggambaran visual dalam
pembelajarannya. Pengunaan media grafis ini nantinya akan diselaraskan dengan
penggunaan model dan metode pembelajaran yang lebih bervariasi.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan media grafis dalam mengoptimalkan pembelajaran
IPA tentang Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan
Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Apakah penggunaan media grafis dapat mengoptimalkan pembelajaran IPA
tentang Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun
Ajaran 2011/2012?
3. Apakah kendala dan solusi penggunaan media grafis dalam mengoptimalkan
pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 1
Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan pengoptimalan pembelajaran IPA tentang Sumber
Daya Alambagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan tahun ajaran
2011/2012.
2. Untuk mendeskripsikan tingkat keberhasilan penggunaan media grafis dalam
mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alambagi siswa
kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Untuk mengetahui kendala dan solusi penggunaam media grafis dalam
mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam bagi siswa
kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Mendapatkan teori baru mengenai optimalisasi pembelajaran IPA tentang
Sumber Daya Alam melalui penggunaan media grafis sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Diharapkan nilai siswa meningkat.
2) Diharapkan menambah wawasan dan pengalaman siswa.
3) Diharapkan meningkatkan kreatifitas dan ketelitian siswa.
b. Bagi guru
1) Guru memiliki inovasi dalam pembelajaran.
2) Guru memiliki pengalaman penelitian tindakan kelas.
c. Bagi sekolah
Manfaat bagi sekolah yaitu meningkatkan mutu pendidikan.
d. Bagi peneliti
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan media grafis
dalam mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam
bagi siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam Bagi Siswa Kelas IV SD
a. Karakteristik Siswa Kelas IV SD
Anak usia sekolah dasar memiliki sifat khas atau karakter sesuai
tahap perkembangan, Sumantri danPermana (2001) berpendapat, “Masa usia
sekolah dasar (sekitar 6-12 tahun) merupakan tahapan perkembangan yang
penting dan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya” (hlm.
10). Oleh karena itu, guru tidak boleh mengabaikan kehadiran dan
kepentingan mereka. Guru dituntut untuk dapat memahami karakteristik
anak, memahami arti belajar dan tujuan belajar bagi mereka di sekolah
dasar.
Piaget menggambarkan perkembangan kognitif sebagai serangkaian
tahapan yaitu melalui empat tahapan: 1) Sensorimotor (0-2 tahun), anak
lebih banyak menggunakan gerak refleks dan inderanya untuk berinteraksi
dengan lingkungannya; 2) Praoperasional (2-7 tahun), anak mulai
menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas dan mulai mengenal beberapa
simbol (bahasa dan gambar); 3) Operasional konkret (7-11 tahun), anak
sudah mampu memecahkan persoalan-persoalan sederhana yang bersifat
konkret; 4) Operasional formal (11 tahun ke atas), pemikiran anak tidak lagi
terbatas pada benda-benda dan kejadian yang terjadi di depan mata dan telah
terbebas dari kejadian langsung(Hill,2010: 161).
Anak sekolah dasar yaitu kelas IV yang berusia antara 7-12 tahun
berada dalam tahap operasional konkret dimana anak sudah mulai
menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, ditandai dengan adanya
reversible dan kekekalan. Pada tahap ini, anak sudah memiliki kecakapan
berpikir logis, tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.
Mereka juga memiliki rasa ingin tahu yang besar tertarik dengan lingkungan
sekitarnya. Mereka selalu ingin tahu tentang perubahan-perubahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
terjadi di lingkungan sekitar mereka. Misalnya pada saat pembelajaran
berlangsung, ketika guru menjelaskan materi pelajaran menggunakan media
yang menarik dan belum pernah dilihat oleh siswa, siswa akan tertarik dan
tumbuh motivasi untuk mengetahui lebih dalam tentang media tersebut dan
belajar lebih giat tentang materi yang diajarkan oleh gurunya. Selain itu,
anak usia sekolah dasar secara aktif lebih menyukai kegiatan belajar secara
berkelompok karena mereka dapat saling berinteraksi dengan teman
sekelasnya.
Anak pada usia kelas IV yaitu pada usia antara 9 sampai dengan 10
tahun selalu bersikap aktif dalam kegiatan pembelajaran. Anak cenderung
jenuh untuk mengikuti pelajaran yang bersifat pasif, misalnya hanya
mendengarkan penjelasan materi dari guru. Oleh karena itu, seorang guru
dituntut untuk bisa menciptakan pembelajaran yang bersifat aktif dan kreatif
melalui penggunaan media yang menarik perhatian siswa. Anak pada usia
ini akan termotivasi terhadap pembelajaran yang menarik dan bermakna.
Suryobroto (1999) menyatakan bahwa masa usia sekolah dianggap
sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa ini secara
relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudah
masa sekolah(Djamarah, 2010: 124).
Danim (2010) juga mengemukakan tentang karakteristik
perkembangan anak pada masa usia sekolah dasar (6-12 tahun) yaitu: (1)
adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi,
(2) adanya kecenderungan memuji diri sendiri, (3) suka membandingkan
dirinya dengan anak yang lain, (4) apabila tidak dapat menyeleseikan suatu
soal, soal itu dianggap tidak penting, (5) minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang konkret, (6) sangat realistik, rasa ingin tahu, dan ingin
belajar, (7) menjelang akhir masa usia sekolah dasar telah muncul minat
kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus atau mulai menonjolnya bakat-
bakat khusus, (8) sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang
dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya, (9)
pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
mengenai prestasi sekolahnya, (10) gemar membentuk kelompok sebaya
untuk bermain bersama (hlm. 114).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa anak usia kelas
IV SD (9-10 tahun) berada pada tahap operasional kongkrit. Anak suka
bermain, memiliki rasa ingin tahu, mencoba hal-hal baru, terdorong untuk
berprestasi, adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani
dengan prestasi,gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain
bersama,sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya, menjelang
akhir masa usia sekolah dasar telah muncul minat kepada hal-hal atau mata
pelajaran khusus atau mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
b. IPA
Depdiknas (2006) menyatakan bahwa pengembangan kurikulum IPA
(sains) merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta tuntutan desentraslisasi (hlm. 34). Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan keterkaitan relevansi program pembelajaran
dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi IPA menjamin
pertumbuhan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
penguasaan kecakapan hidup, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan
prinsip-prinsip alam, kemampuan bekerja dan bersikap ilmiah sekaligus
pengembangan kepribadian Indonesia yang kuatdan berakhlak mulia.
Kurikulum IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk
memahami konsep dan proses IPA. Oleh karena itu, kurikulum IPA
menekankan agar siswa menjadi pembelajar yang aktif dan luwes.
1) Pengertian IPA
“Science is the orderly search for answer to our questions about
the world we live in.” Tracy (1983: 3).Wahyana (2005)menyatakan
bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sitematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam (Trianto, 2010: 136). Kurikulum KTSP menyatakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
IPA adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan(Depdiknas, 2006: 34).
Iskandar (2001) berpendapat “IPA adalah penyelidikan yang
terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam”
(hlm.2).Sukarno, dkk (1999) menyatakan “IPA merupakan suatu badan
pengetahuan tentang benda-benda di alam yang diperoleh dengan cara-
cara tertentu” (hlm. 8).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan yang berupa mata
pelajaran yang membahas tentang makhluk hidup dan alam semesta alam
secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan melalui metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin
tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
2) Fungsi IPA
Menurut Kurikulum KTSP mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep-
konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari serta intuk
melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau
Madrasah Tsanawiyah (MTs)(Depdiknas, 2006: 34).
3) Tujuan IPA
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP secara
terperinci adalah: (a) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan
alam ciptaann-Nya, (b) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, (c) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (d) mengembangkan
ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan, (e) meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (f)
memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs (Depdiknas,
2006: 34).
4) Hakikat IPA
Menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 35)Hakekat IPA meliputi:
a) IPA sebagai produk.
IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis
IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan
sistematis dalam bentuk buku teks. IPA sebagai produk yaitu berupa
fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori.
b) IPA sebagai proses.
Pengetahuan yang dapat diandalkan kebenarannya, termasuk IPA
adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses pendekatan
ilmiah atau dengan metode ilmiah. Pemberian pengalaman belajar
secara langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan
pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan
untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah.
Ketrampilan proses adalah segala aspek ketrampilan yang harus
dikuasai bagi para pembelajar IPA.
Iskandar (2001) menjelaskan secara jelas dalam bukunya mengenai
ketrampilan proses dalam IPA yang meliputi:
(1) Ketrampilan proses dasar yang terdiri atas:
(a) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan melalui penggunaan indera-indera.
Bebarapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pengamatan antara lain yaitu penggunaan indera-indera
tidak hanya penglihatan, pengorganisasian objek-objek
menurut satu sifat tertentu, pengidentifikasian banyak sifat,
melakukan pengamatan kuantitatif dan kualitatif.
(b) Pengelompokan (Klasifikasi)
Pengklasifikasian adalah pengelompokan objek-objek
menurut sifat-sifat tertentu. Beberapa perilaku siswa dalam
pengklasifikasian adalah pengidentifikasian suatu sifat
umum dan memilah milah dengan menggunakan dua sifat
atau lebih.
(c) Pengukuran (Quantity)
Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu objek,
beberapa masa suatu objek, berapa banyak ruang yang
ditempati suatu objek. Objek tersebut dibandingkan dengan
suatu pengukuran. Proses ini digunakan untuk melakukan
pengamatan kuantitatif. Beberapa perilaku siswa antara lain
yaitu pengukuran panjang, volume, massa, temperatur, dan
waktu dalam satuan yang sesuai. Selain itu adalah
pemilihan alat dan satuan yang sesuai untuk tugas
pengukuran tersebut.
(d) Pengkomunikasian
Pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang anda
ketahui dengan ucapan kata-kata, tulisan, gambar,
demonstrasi, atau grafik. Beberapa perilaku yang dikerjakan
siswa pada saat melakukan komunikasi antara lain yaitu
pemaparan pengamatan atau dengan menggunakan
perbendaharaan kata yang sesuai, pengembangan grafik
atau gambar untuk menyajikan pengamatan dan peragaan
data, perancangan poster atau diagram untuk menyajikan
data untuk meyakinkan orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(e) Prediksi (Prediction)
Prediksi adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin
dihasilkan dari suatu percobaan. Prediksi didasarkan pada
pengamatan dan inferensi sebelumnya. Bebrapa perilaku
siswa dalam memprediksi adalah penggunaan data dan
pengamatan yang susuai, penafsiran generalisasi tentang
pola-pola, pengujian kebenaran dari prediksi yang sesuai.
(f) Penginferensian
Penggunaan apa yang diamati untuk menjelaskan sesuatu
yang telah terjadi. Beberapa perilaku siswa yang dilakukan
pada saat penginferensian antara lain yaitu mengaitkan
pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan
terdahulu, mengajukan penjelasan-penjelasan untuk
pengamatan-pengamatan.
(2) Ketrampilan proses terintegrasi yang terdiri atas merancang dan
melakukan eksperimen yang meliputi:
(a) Penentuan Variabel
Pada tahap ini siswa menentuan variable penelitian dalam
IPA yang meliputi variable terikat adalah variabel yang
mempengaruhi hasil percobaan, variabel bebas yaitu
variabel yang diubah dalam percobaan, dan variabel control
yaitu variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan.
(b) Pengontrolan Variabel
Pengontrolan variable adalah memastikan bahwa segala
sesuatu dalam suatu percobaan tetap sama kecuali 1 faktor.
Beberapa perilaku siswa antara lain pengidentifikasian
variabel bebas, variabel kontrol dan variabel terikat.
(c) Perumusan Hipotesis.
Perumusan hipotesis adalah perumusan dugaan sementara
dari suatu percobaan yang akan diuji kebenarannya.
Beberapa perilaku siswa antara lain perumusan hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
berdasarkan pengamatan dan inferensi, merancang cara-cara
untuk menguji hipotesis, merevisi hipotesis apabila data
tidak mendukung hipotesis tersebut.
(d) Pendefinisian Operasional
Pendefinisian operasional adalah perumusan suatu definisi
yang berdasarkan apa dilakukan dan diamati. Beberapa
perilaku siswa dalam mendefinisikan operasional adalah
memaparkan pengalaman-pengalaman dengan
menggunakan objek-objek konkret, mengatakan apa yang
diperbuat objek-objek tersebut, dan memaparkan
perubahan-perubahan atau pengukuran-pengukuran selama
suatu kejadian.
(e) Melakukan Eksperimen
Eksperimen adalah percobaan yang dilakukan untuk
menguji kebenaran hipotesis. Beberapa ketrampilan yang
dilakukan siswa dalam melakukan eksperimen adalah
merumuskan dan menguji prediksi tentang kejadian-
kejadian, mengajukan dan menguji hipotesis,
mengidentifikasi dan mengontrol variabel, mengevaluasi
prediksi dan hipotesis berdasarkan pada hasil-hasil
percobaan (hlm. 12).
c) Sikap Ilmiah
Iskandar (2001) menyatakan bahwa sikap ilmiah adalah
semua tingkah laku yang diperlukan selama melakukan proses IPA,
sehingga terjadi produk IPA(hlm. 18).Pada waktu memecahkan
masalah tertentu. Pembelajar harus menerapkan sikap ilmiah untuk
mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Sikap-sikap ilmiah tersebut antara lain :
(1) Jujur dan objektif terhadap fakta artinya dalam pembelajaran
IPA tidak dibenarkan adanya manipulasi terhadap setiap fakta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dari data-data yang diperoleh guna menjaga objektifitas
penelitian IPA.
(2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulanartinya setiap
kesimpulan yang didapat hasus sudah melalui pertimbangan dan
pemikiran yang matang.
(3) Berhati terbukaartinya mau mempertimbangkan pendapat orang
lain sekalipun pendapat tersebut bertentangan dengan pendapat
sendiri.
(4) Dapat membedakan antara fakta dan pendapatartinya pembelajar
harus membedakan antara fakta sebagai sebuah kenyataan
penelitian IPA dengan pendapat sebagai sebuah asumsi
seseorang terhadap suatu masalah.
(5) Bersikap tidak memihakartinya setiap keputusan hendaknya
merupakan hasil analisis dan sintesis terhadap fakta dan tidak
mengutamakan kepentingan suatu pihak.
(6) Tidak mendasarkan simpulan atas prasangkaartinya setiap
kesimpulan harus melalui tahap penelitian dan bukan hasil
prasangka semata.
(7) Tidak percaya tahayulartinya tidak menjadikan sesuatu yang
bersifat mistis sebagai sebuah kenyataan penelitian.
(8) Tekun dan sabarartinya pembelajar hendaknya tidak mudah
menyerah terhadap setiap kesulitan dan kendala yang muncul.
(9) Bersedia mengkomunikasikanartinya pembelajar mampu
mengemukakan hasil penemuannya untuk diselidiki, dikritik dan
disempurnakan oleh orang lain.
(10) Dapat dan mau bekerjasama dengan orang lain artinya dalam
belajar tentang IPA pembelajar hendaknya mampu mengadakan
interaksi dan kerjasama secara baik dengan orang lain.
(11) Selalu ingin tahu (Cuoriousity)artinya selalu ingin melakukan
tindakan untuk mencari tahu dan membuktikan setiap
permasalahan yang muncul. Selain itu pembelajar juga tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pernah merasa puas terhadap hasil yang dicapai sehingga selalu
berusaha meningkatkannnya.
5) Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua
aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah
meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah (Depdiknas,
2006: 36).
Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama
jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat
dalam Kurikulum KTSP adalah:
(1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta
kesehatan; (2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya
meliputi: cair, padat dan gas; (3) Energi dan perubahaannya
meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat
sederhana; (4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata
surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling
berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh
pemahaman atau penemuan konsep IPA.
Depdiknas (2006) materi pembelajaran IPA tentang sumber daya
alam bagi siswa kelas IV SD/MI semester II meliputi standar kompetensi
dan kompetensi dasar sebagai berikut:
a) Standar Kompetensi
11.Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
teknologi dan masyarakat.
b) Kompetensi Dasar
11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan
lingkungannya.
11.2Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan
teknologiyang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap
pelestarian lingkungan(hlm. 156).
6) Nilai-Nilai IPA
Iskandarmenyatakan bahwa “Yang dimaksud nilai IPA adalah
segala sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat dalam IPA dan
menjadi tujuan yang akan dicapai” (2001: 28). Nilai-nilai yang dimaksud
adalah nilai nilai non kebendaan. Adapun nilai-nilai IPA dalam berbagai
segi kehidupan antara lain :
a) Nilai Praktis
Nilai praktis dalam IPA yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga
dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan dari penemuan-penemuan
IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat
dimanfaatkan masyarakat.
b) Nilai Intelektual
Nilai intelektual adalah sesuatu yang dapat memberi kepuasan kepada
seseorang karena dia telah mampu menyelesaikan atau memecahkan
suatu masalah.
c) Nilai Sosial-Politik-Ekonomi
Yang dimaksud dengan nilai sosial, politik, dan ekonomi dalam IPA
adalah Kemajuan IPA dan teknologi suatu negara dapat menempatkan
negara itu dalam kedudukan politik yang menentukan dalam
kehidupan sosial politik ekonomi internasional, selain itu negara
tersebut juga dapat memenuhi kebutuhan atau hasil-hasil IPA dan
teknologi sendiri, meninggikan rasa kebangsaannya atas kemampuan
atau potensinya.
d) Nilai Religius Atau Keagamaan
Yang dimaksud dengan nilai religius atau keagamaan dalam IPA
adalah semakin mendalami IPA akan semakin menyadarkan
pembelajar akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Seorang ilmuan
yang beragama akan lebih tebal keimanannya karena selain didukung
oleh dogma-dogma agama juga ditunjang oleh alam pikiran dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam, sebagai manifestasi
kebesaran Tuhan.
e) Nilai Pendidikan
IPA dapat membentuk kepribadian pembelajar melalui berbagai
materi pelajaran dalam IPA yang tercantum dalam kurikulum. Dengan
makin berkembangnya IPA dan teknologi serta diterapkannya
psikologi pada pembelajaran IPA, maka IPA selain berfungsi sebagai
mata pelajaran tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan. Artinya,
pelajaran IPA dan pelajaran lainnya merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Nilai-nilai tersebut menurut Iskandar (2001: 32) antara lain sebagai
berikut:
(1) kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis
menurut metode ilmiah, (2) ketrampilan dan kecakapan dalam
mengadakan pengamatan, dan mempergunakan peralatan untuk
memecahkan masalah, (3) memiliki sikap ilmiah yang
diperlukan dalam memecahkan masalah.
c. Sumber Daya Alam
1) Pengertian Sumber Daya Alam
Koesmengatakan bahwa “Sumber daya alam adalah seluruh
kekayaan alam, baik berupa makhluk hidup maupun benda mati yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia” (2001:
131).Kaligis,dkkberpendapat“Sumber daya alam dapat dikatakan sebagai
segala sesuatu yang terdapat di alam, biotik maupun fisik yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk mencukupi kebutuhannya dan
meningkatkan kesejahteraannya” (1992: 34).
Rositawati dan Muharam mengatakan “Sumber daya alam adalah
segala sesuatu yangberasal dari alam dan digunakanoleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraannya” (2008: 170).
Sulistyanto dan Wiyono menyatakan “Sumber daya alam
merupakan kekayaan alam yang diciptakan olehTuhan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kesejahteraan manusia” (2008: 173). Sumber daya alam dapat berupa
kumpulan beraneka ragam makhlukhidup maupun benda-benda tak hidup
yang dapat dimanfaatkan untukkeperluan hidup manusia.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang sumber daya alam di
atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya alam adalah segala sesuatu
yang ada di alam baik berupa mahluk hidup maupun tidak hidup yang
dapat digunakan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
2) Klasifikasi Sumber Daya Alam
Menurut Rositawati dan Muharam (2008) sumber daya alam
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya, sumber daya alamterdiri atas sumber daya alam
hayati dan sumberdaya alam non hayati.
(1) Sumber Daya Alam Hayati
Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal
dari makhluk hidup.
Wol Sayuran Kayu
Gambar 2.1. Wol, sayuran dan kayu sebagai contoh sumber daya
alam hayati.
Gambar di atas menunjukkan beberapa contohhasil sumber daya
alam hayati. Sumber daya alamhayati dapat berasal dari hewan
maupun tumbuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(2) Sumber Daya Alam Non-Hayati
Sumber daya alam non-hayati adalah sumberdaya alam
yang bukan berasal dari makhluk hidup.Contoh sumber daya alam
non hayati antara lain, sinar matahari, udara, air, dan tanah.Selain
itu, ada pulasumber daya alam nonhayati yang berasaldari dalam
bumi. Sumber daya alam tersebut antara lain bahan tambang
seperti batu bara, logam dan minyak bumi.
Tanah Sinar Matahari
Air Batu Bara
Gambar2.2. Tanah, sinar matahari, air, dan batu bara sebagai
contoh sumber daya alam non hayati.
b) Berdasarkan Sifatnya
(1) Sumber Daya Alam Dapat Diperbaharui
Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber
daya alam yang dapat terus digunakan dan tidak akan pernah
habisNamun, sumber daya alam itu dapat habisatau mutunya
berkurang jika digunakan secaratidak tepat dan berlebihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dengan sifattersebut, sumber daya alam ini dapat
terusdigunakan dan tidak akan pernah habis.Beberapa contoh
sumber daya alam yangdapat diperbarui, antara lain air, hewan
dantumbuhan.Air merupakan sumber daya alam yangsecara terus
menerus mengalami pembaruan. Pembaruan tersebut terjadi
dengan cara daurair. Melalui daur air,air menjadi bersih kembali.
Hal itu terjadi karenapada saat penguapan, kotoran yang
terdapatdalam air tidak ikut terangkat ke udara. Air turun kembali
dalam bentuk hujan dengankeadaan bersih.Hewan dan tumbuhan
juga termasuk kedalamsumber daya alam yang dapat
diperbarui.Hal itu disebabkan hewan dan tumbuhan
dapatberkembang biak dan menghasilkan keturunan.
Daur Air Hewan Berkembangbiak
Gambar 2.3. Daur air dan sapi yang beranak sebagai contoh
peristiwa sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
(2) Sumber Daya Alam Tidak Dapat Diperbaharui
Sumber daya alam tidak dapat diperbaharui adalah sumber
daya alam yang akanhabis apabila digunakan secara terus menerus.
Contoh sumber daya alam yang tidak dapatdiperbarui, antara lain
minyak bumi, batu bara,gas alam dan bahan tambang
lainnya.Sumber daya alam ini dapat habis karena tidakmengalami
daur. Semakin banyak penggunaansumber daya alam tersebut
maka akan semakincepat pula habisnya. Sumber daya alam
yangtidak dapat diper barui biasanya terbentuk melaluiproses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tertentu.Proses tersebut memerlukan waktu yangsangat lama.
Waktu pem bentukannya bisamencapai jutaan tahun (hlm. 128-
132).
Minyak Bumi Gas Alam Batubara
Gambar 2.4. Minyak bumi, gas alam dan batubara adalah
contoh sumber daya alam yang tidak
dapatdiperbaharui.
Menurut Sulistyanto dan Wiyono (2008) sumber daya alam dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Berdasarkan jenisnya
Berdasarkan sifatnya SDA dapat dibedakan menjadi
(1) SDA Hayati
SDA ini meliputi berbagai makhluk hidup, seperti berbagai
mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
(2) SDA Non-Hayati
SDA ini meliputi segala sesuatu yang bukan makhluk hidup, seperti
udara, batu bara, logam, dan lain-lain.
b) Berdasarkan ketersediaannya (sifatnya)
Berdasarkan ketersediaannya SDA dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
(1) Sumber daya alam yang kekal
SDA ini merupakan sumber daya alam yang selalu tersedia dan
tidak akan habis meskipun setiap saatdimanfaatkan. Contohnya
seperti sinar matahari, ombak, angin, air terjun, dan arus laut.
(2) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
SDA ini merupakan sumber daya alam yang dapat dibentuk lagi
jika rusak atau habis.Contohnya seperti berbagai jenis tumbuhan
dan hewan.
(3) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
SDA ini merupakan sumber daya alam dengan persediaan yang
terbatas dan tidak dapat dibuat atau dibentuk lagi setelah habis.
Contohnya seperti minyakbumi, batu bara, logam mulia dan gas
bumi.
c) Berdasarkan manfaatnya
Berdasarkan manfaatnya, sumber dayaalam terbagi menjadi:
(1) Sumber daya alam penghasil energiseperti matahari, gelombang
laut, gas bumi, dan angin.
(2) Sumber daya alam penghasil bahan baku seperti hutan, laut, dan
tanah.
(3) Sumber daya alam untuk kenyamananseperti udara bersih dan
pemandangan alam(hlm. 173-174).
Menurut Wahono dan Nurachmandani (2008) sumber daya alam
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Berdasarkan jenisnya
Berdasarkan jenisnya SDA dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
SDA hayati dan SDA Non-Hayati. SDA hayati adalah segala sesuatu
yang berupa mahluk hidup. Contoh SDA hayati adalah hewan dan
tumbuhan. Sedangkan SDA non-hayati adalah segala sesuatu yang
bukan mahluk hidup. Contohnya batu, air, tanah, minyak dan lain-lain.
b) Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya SDA dapat dibedakan menjadi SDA
dapat diperbaharui dan SDA tidak dapat diperbaharui. SDA dapat
diperbaharui adalah SDA yang dapat diadakan kembali dan tidak akan
habis. Contohnya hewan, tumbuhan, sinar matahari, air, udara dan
lain-lain. Sedangkan SDA yang tidak dapat diperbaharui adalah SDA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang dapat habis dan musnah. Contohnya adalah minyak bumi, batu
bara dan logam mulia.
Berdasarkan uraian mengenai klasifikasi Sumber Daya Alam
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya alam dapat
diklasifikasikan berdasarkan tiga hal yaitu:
a) Berdasarkan jenisnya
Berdasarkan jenisnya SDA dibedakan menjadi:
(1) SDA Hayati
Sumber daya alam hayati adalah sumber daya alam yang berasal
dari makhluk hidup. Contohnya adalah hewan dan tumbuhan.
(2) SDA Non-Hayati
Sumber daya alam non-hayati adalah sumberdaya alam yang bukan
berasal dari makhluk hidup.Contoh sumber daya alam non hayati
antara lain, sinar matahari, udara, air, dan tanah.
b) Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya SDA dapat dibedakan menjadi:
(1) SDA dapat diperbaharui
SDA ini merupakan sumber daya alam yang dapat dibentuk lagi
jika rusak atau habis.Contohnya seperti berbagai jenis tumbuhan
dan hewan. Pada dasarnya SDA kekal termasuk ke dalam SDA
dapat diperbaharui.
(2) SDA tidak dapat diperbaharui
SDA ini merupakan sumber daya alam dengan persediaan yang
terbatas dan tidak dapat dibuat atau dibentuk lagi setelah habis.
Contohnya seperti minyakbumi, batu bara, logam mulia dan gas
bumi (hlm. 133-134).
3) Manfaat Sumber Daya Alam
Pemanfaatan sumber daya alam dapat di lakukanbaik secara
langsung maupun tidak langsung.Pemanfaatan sumber daya alam secara
langsung,dilakukan tanpa pengolahan terlebih dahulu.Sementara itu,
pemanfaatan sumber daya alamtidak langsung, dilakukan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pengolahanterlebih dahulu.Teknologi merupakan penerapan dari
sains.Teknologi berkembang sangat pesat. Perkembanganteknologi
ditujukan untuk memenuhikebutuhan hidup manusia.
Kemajuan di bidang teknologi dapatberdampak baik maupun
buruk. Semua itu tergantung pada pemanfaatannya.
Apabilapemanfaatannya baik, tentu akan menguntungkanmanusia.
Namun, apabila pemanfaatannyatidak baik dan berlebihan, tentu akan
berdampakburuk bagi manusia.Oleh karena itu, penggunaan teknologi
harusbenar-benar bijak. Selain itu, kita harus selalumemerhatikan
keberlangsungan lingkungan sehingga sumber daya alam tetap
terpelihara keberadaannya.
Pengolahan sumber daya alam memerlukan penggunaan
teknologi. Teknologi yangdiguna kan dalam pengolahan sumber
dayaalam dapat berupa teknologi sederhana atau teknologicanggih.
a) pembuatan kain dengan teknologi sederhana
b) pembuatan kain dengan teknologi canggih canggih.
Gambar 2.5. Contoh pengolahan sumber daya alam menggunakan
teknologi sederhana dan teknologi canggih.
Semakin hari pemikiran manusia semakin berkembang. Dengan
demikian, teknologi punmenjadi semakin canggih. Dengan
penggunaanteknologi yang semakin canggih, pengolahansumber daya
alam pun akan semakin cepat.
Berikut adalah beberapa pengolahan sumber daya alam yang
memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
a) Pengolahan Kayu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kayu merupakan salah satu sumber daya alamhayati yang
sangat bermanfaat bagi manusia. Kayudigunakan manusia sebagai
bahan bangunan,furnitur, bahan bakar, dan bahan baku lainnya.Kayu
yang digunakan untuk bahan bangunandan furnitur diolah terlebih
dahulu menjadikayu lapis atau balok.Setelah itu, kayu akandibuat
menjadi berbagai jenis barang dan alatkebutuhan manusia.
Gambar 2.6. Proses pengolahan kayu dari bahan baku, bahan setengah
jadi dan barang jadi.
Selain digunakan untuk bahan bangunandan furnitur, kayu juga
digunakan sebagaibahan baku kertas. Pada pembuatan kertas,kamu
dapat melakukannya secara sederhanaatau menggunakan mesin besar
berteknologitinggi.
Gambar 2.7. Gambar pengolahan kayu menjadi kertas
menggunakan mesin canggih.
Mesin pembuat kertas modern mengolah darikayu. Mula-mula
kayu yang telah dibersihkan darikulitnya dan dipotong-potong kecil
dihaluskan.Kemudian, dididihkan ber sama beberapa jenisbahan kimia
hingga membentuk semacam bubur.Kotoran yang masih tersisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
disaring sehinggahanya tertinggal bubur kertas. Lalu bubur
inidihampar di atas roda berjalan dan ditekanmelalui roda pemanas
untuk dikeringkan menjadikertas jadi.
b) Pengolahan Bahan Makanan
Teknologi pengolahan bahan makanan adabeberapa macam.
Misalnya, penggunaan bioteknologi dan pengawetan makanan.
(1) Bioteknologi dalam Pengolahan Makanan
Penggunaan bioteknologi dalam pengolahanmakanan adalah
dengan cara memanfaatkanjasad renik. Jasad renik yang dimaksud
adalahjamur dan bakteri.Pemanfaatan jasad renik ini dapat member
keuntungan. Keuntungan tersebut berupa peningkatan nilai gizi
makanan dan memudahkanmanusia dalam mencerna makanan.
Contoh pemanfaatan bioteknologi dalam pengolahanmakanan
antara lain, tempe, keju, dan yoghurt.Tempe yang berbahan dasar
kacang kedelaidibuat dengan cara memanfaatkan jamur
tertentu.Tape, keju, dan yoghurt diolah dengancara memanfaatkan
bakteri tertentu.Gambar di bawah ini menunjukkan jenis-jenis
makanan yangdiolah melalui bioteknologi.
Keju Yogurt Tempe
Gambar 2.8. Gambar keju, yogurt, dan tempe sebagai contoh
produk hasil olahan bioteknologi di bidang
makanan.
(2) Pengawetan Makanan
Makanan merupakan benda yang cepat danmudah
membusuk. Jika dibiarkan dalam waktuyang cukup lama, makanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
akan ditumbuhi dan dibusukkan oleh jamur atau
bakteri.Berdasarkan sifat makanan yang cepat membusuk, manusia
berpikir untuk mencari cara agarmakanan dapat bertahan
lama.Caranya adalah dengan pengawetan. Pengawetan dapat
membuat makanan menjadi tahan lama.Pengawetan makanan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengasinan,
pengalengan,pembotolan, penggunaan bahan pengawet, dan
sterilisasi.
a) Berbagai jenis ikanyang telah diasinkan
b) Tauco yang dikemasdalam botol
Gambar 2.9. Ikan asin dan tauco sebagai contoh hasil produk
pengawetan makanan.
4) Pelestarian Sumber Daya Alam
Kerusakan lingkungan dapat menyebabkan ketidakseimbangan
sumber daya alam. Kerusakan lingkungan dapat disebab kan oleh
pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan. Contoh pemanfaatan
sumber daya alam yang berlebihan adalah penebangan pohon secara liar
dan besarbesaran, perburuan hewan liar, penggunaan bahan bakar dan
energi secaraberlebihan.Contoh-contoh tersebut dapat
mengakibatkankerusakan dan ketidakseimbangan
lingkungan.Penebangan pohon secara liar dan besar-
besaranmenyebabkan hutan gundul dan tandus. Perburuan liar
menyebabkan kepunahan padajenis-jenis hewan. Selain itu, penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
bahanbakar dan energi yang berlebihan menyebabkan sumber daya alam
tersebut cepat habis.
Berikut ini adalah beberapa cara agar lingkungandan persediaan
sumber daya alam baik sumberdaya alam hayati maupun sumber daya
alam non-hayati dapat tetap lestari.
(a) Tidak mengambil sumber daya alam secara besar-besaran.
(b) Berusaha mengembalikan keadaan lingkungan kembali seperti
keadaan lingkungan sebelum pengambilan sumber daya alam.
(c) Pengambilan sumber daya alam harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku danmemiliki izin.
(d) Menghemat penggunaan sumber daya alam agar sumber daya alam
tersebut tetap lestari.
d. Pembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
Seorang pakar pendidikan mengemukakan pengertian
pembelajaran sebagai berikut:
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputiunsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri
dari siswa, guru, dan tenaga lainnya misalnya tenaga
laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan
kapur, fotografi, slide dan film, audio, dan video tape. Fasilitas
dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan, audio
visual, juga computer. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya
(Hamalik, 2008 : 57).
Uno berpendapat “Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
antara peserta belajar dengan pengajar dalam suatu lingkungan belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu” (2010: 54).Aunurrahman juga
berpendapat “Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar
dimana didalamnya terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan antara
sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
tingkah laku siswa” (2009: 34).Selain itu, Mulyasajuga berpendapat
“Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku” (2008: 100).
Prawiradilaga menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu sIstem
yang terdiri atas tujuan pembelajaran, kajian isi atau materi ajar, strategi
pembelajaran yang meliputi metode, media, waktu, dan system
penyampaian serta asesmen belajar” (2007: 136).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta belajar
dengan pengajar atau instruktur dan atau sumber belajar yang meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi dalam suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu yaitu terjadinya perubahan sikap dan
tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.
Kasbolah menyatakan bahwa “Peningkatan dalam pembelajaran
di kelas mempunyai makna yang sangat luas karena mencakup sejumlah
aspek seperti proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi
lebih aktif, sumber belajar lebih dimanfaatkan, penyajian materi lebih
mudah diikuti dan dipahami, pembelajaran menjadi lebih efisien, dan
hasil belajar lebih meningkat” (2001: 49). Pembelajaran yang dimaksud
dalam penelitian tindakan kelas ini lebih ditekankan pada pelaksanaan
skenario tindakan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
2) Ciri-Ciri Pembelajaran
Hamalik (2008) menyatakan ciri-ciri pembelajaran yaitu:
a) Rencana, rencana adalah penataan ketenagaan, material, dan prosedur,
yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu
rencana khusus.
b) Kesalingketergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada
system pembelajaran.
c) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas
seorang perancang sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, dan
prosedur, agar siswa belajar secara efektif dan efisien (hlm. 65).
3) Teori-Teori Pembelajaran
Menurut Hamalik (2008) teori-teori pembelajaran antara lain:
a) Behavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar
menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubungan
stimulus dan respons ini bila diulang akan menjadi sebuah kebiasaan.
Selanjutnya, bila siswa menemukan kesulitan atau masalah, guru
menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error)
sehingga akhirnya diperoleh hasil.
b) Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar
memperoleh pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat
dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat bantu. Disamping
itu penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya
menggunakan banyak metode.
c) Humanistik
Pada pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi
pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri
sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan potensi-potensi yang
ada dalam dirinya sendiri. Selain itu, siswa perlu melakukan sendiri
berdasarkan inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh
(perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat
memperoleh hasil.
d) Sosial/Pemerhatian/Permodelan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan
pemodelan mengenal pasti empat unsur utama dalam proses
pembelajaran melalui pemerhatian atau pemodelan, yaitu pemerhatian
(attention), mengingat (retention), reproduksi (reproduction), dan
penangguhan (reinforcement) motivasi (motivion). Implikasi daripada
kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat dicapai
melalui beberapa cara yang berikut:
(1) Penyampaian harus interaktif dan menarik
(2) Demonstrasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
(3) Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaknya
mempunyai mutu yang tinggi (hlm. 68).
4) Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Gagne (1992)mengemukakan sembilan prinsip yang dapat
dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
a) Menarik perhatian (gaining attention), maksudnya adalah hal yang
menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru,
aneh, kontradiksi, atau kompleks.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the
objectives) yaitu memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai
siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
c) Mengingatkan konsep atau prinsip yang telah dipelajari (stimulating
recall or prior learning) maksudnya adalah merangsang ingatan
tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat
untuk mempelajari materi yang baru.
d) Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) maksudnya
adalah menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah
direncanakan.
e) Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
maksudnya adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan yamng
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman
yang lebih baik.
f) Memperoleh kinerja atau penampilan siswa (eliciting performance)
yaitu siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau
penguasaannya terhadap materi.
g) Memberikan balikan (providing feedback) maksudnya adalah
memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
h) Menilai hasil belajar (assessing performance) maksudnya adalah
memberitahukan tes atau tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa
menguasai tujuan pembelajaran.
i) Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and
transfer) maksudnya adalah merangsang kamampuan mengingat-ingat
dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review
atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari (Hamalik, 2008: 74).
e. Optimalisasi Pembelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam Bagi
Siswa Kelas IV SD
Mulyasa (2009) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan optimal
jika semua tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai (hlm.104). Sudjana (2009)
menyatakan bahwa indikator optimalnya pembelajaran adalah hasil belajar
yang ditunjukan dengan nilai siswa dapat mencapai atau bahkan melebihi
batas ketuntasan nilai belajar atau KKM (hlm. 2009).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
optimalisasi dalam pembelajaran merupakan suatu usaha untuk dapat
memperbaiki pembelajaran yang ditunjukan dengan tercapainya hasil
belajar yang mencapai atau melebihi batas ketuntasan nilai belajar.
Sehingga makna dari optimalisasi pembelajaran IPA tentang sumber daya
alam bagi siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhanmerupakan sebuah usaha untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar di sekolah tersebut.. Bukan hal yang
mudah untuk dapat mengoptimalkan sebuah pembelajaran. Dibutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
perencanaan yang matang dan strategi yang tepat untuk dapat melaksanakan
pembelajaran yang optimal. Perencanaan yang dimaksudkan meliputi
pemilihan model, metode dan media yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Dalam hal pemilihan media pembelajaran,
peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tidak semua media konkret dapat
dihadirkan di dalam kelas untuk menunjang proses belajar siswa. Oleh
karena itu, peneliti menghadirkan media grafis yang diharapkan dapat
mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam melalui
penggambaran-penggambaran visual yang membantu siswa memperoleh
pengetahuan baru yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya serta
membantu siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep
pembelajaran IPA tentang sumber daya alam. Pada pelaksanaannya nanti,
media grafis akan dipadukan dengan penggunaan model dan metode
pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Fokus penelitian ini nantinya adalah tetap media grafis. Jadi,
meskipun banyak faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA tentang sumber daya alam di kelas IV SDN 1
Kuwayuhan, media grafis tetap akan menjadi sesuatu yang menjadi bahan
kajian penelitian tindakan kelas ini.
2. Media Grafis
a. Media
1) Pengertian Media
Arsyadmenyatakan bahwa “Kata media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar”
(2011: 3).
Gagne (1992) menyatakan bahwa media merupakan wujud dari
adanya berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar(Indriana, 2011: 14).
Ibrahim (2001) menyatakan bahwa Kata media merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang dapat didefinisikan sebagai perantara atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju
penerima(Daryanto, 2010: 4).
Gerlach dan Elly (1992) mengungkapkan bahwa media adalah
grafik, foto grafik, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan,
memproyeksikan dan menjelaskan informasi lisan atau visual dalam
(Padmono, 2011: 11).
Newby (1999) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah
media yang bisa menyampaikan pesan pembelajaran atau mengandung
muatan untuk membelajarkan seseorang(Prawiradilaga, 2007: 135).
Dalam arti sempitnya yaitu bahwa media pengajaran hanya meliputi
media yang digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang
terencana, sedangkan dalam arti luas bahwa media tidak hanya meliputi
media komunikasi elektronik yang komplek akan tetapi juga mencakup
alat-alat sederhana seperti tv, radio, slide, fotografi, diagram dan bahan-
bahan buatan guru atau objek nyata lainnya.
Keberadaan media pembelajaran sangat menunjang dalam proses
pembelajaran, dengan media diharapkan dapat menjadi stimulus yang
dibutuhkan oleh anak untuk mempelajari sesuatu yang baru yang di
tangkap oleh indra mereka baik dengan cara dilihat, didengar, diraba,
dicium maupun dirasakan secara langsung.
Berdasarkan beberapa definisi dan uraian tentang media
pembelajaran di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa media
pengajaran adalah suatu alat atau sarana pengajaran yang digunakan oleh
guru sebagai perantara dalam penyampaian informasi dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
2) Macam-Macam Media Pembelajaran
Ada beberapa macam atau jenis media yang dapat digunakan
dalam proses pengajaran. Sudjana (2009) menuliskan jenis media yaitu:
(a) media grafis seperti gambar, foto, grafik, gambar, dan lain-lain, (b)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
media tiga dimensi meliputi model padat, model susun, model kerja,
diorama dan lain-lain, (c) media proyeksi seperti slide, film strips, film,
penggunaan OHP dan lain-lain, (d) penggunaan lingkungan sebagai
media pengajaran (hlm. 27-214).
Padmono (2011) media terbagi menjadi: (a) Media grafis: gambar
atau foto, grafik, diagram dan lain sebagainya; (b) Media tiga dimensi:
realita, model, spesiment; (c) Media proyeksi ada dua yaitu proyeksi
diam meliputi OHT, slide, film strip dan proyeksi gerak meliputi film
gelang; (d) Media audio meliputi radio, rekaman, piring hitam; (e) Media
audiovisual meliputi video, film, slide suara; (f) penggunaan lingkungan
sebagai media (hlm. 17).
Indriana menyatakan bahwa “Media pengajaran dapat
diklasifikasikan dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam,
media visual gerak, media audio, media audio visual diam dan media
audio visual gerak” (2011: 55). Lima kelompok besar ini bisa disajikan
dalam bentuk penglihatan langsung, proyeksi optic, proyeksi elektronik
atau telekomunikasi.
Menurut Schramm menggolongkan media menjadi media rumit,
mahal dan sederhana (Daryanto 2010: 17). Schramm juga
mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputannya yaitu (a)
liputan luas dan serentak seperti TV, radio dan faksimile, (b) liputan
terbatas pada ruangan seperti film, video, slide, poster audio tape, (c)
media untuk belajar individual seperti buku, modul, program belajar
dengan komputer dan telepon.
Sedangkan Arsyad mengelompokkan media pengajaran
berdasarkan perkembangan teknologi yaitu: (a) media hasil teknologi
cetak, (b) media hasil teknologi audio-visual, (c) media hasil teknologi
yang berdasarkan komputer, (d) media hasil gabungan teknologi cetak
dan komputer (2011: 29).
3) Fungsi Media Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Penggunaan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan fungsi dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media
tersebut dan berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin
muncul saat penggunaannya dalam proses pembelajaran.
Indriana menyatakan bahwa “Media pengajaran berfungsi
mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar”
(2011: 47). Pengalaman belajar (learning experience) tergantung pada
interaksi siswa dengan media. Media yang tepat dan sesuai dengan tujuan
belajar akan mampu meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak
didik bisa mempertinggi hasil belajarnya.
Daryanto menyebutkan fungsi media secara rinci yaitu: (a) dapat
menyaksikan dan mengamati benda yang ada atau peristiwa yang terjadi
pada masa lampau, (b) dapat memperoleh gembaran yang jelas tentang
benda atau hal-hal yang sukar diamatai secara langsung, (c) dapat
mendengar suara-suara yang sukar didengar dengan telinga secara
langsung, (d) dapat mengamati binatang yang sukar ditangkap, benda
benda yang sukar diawetkan, peristiwa yang jarang terjadi, gerakan-
gerakan yang berlangsung cepat, bagian bagian yang tersembunyi dan
dapat melihat ringkasan kegiatan yang berlangsung lama, (e) dapat
membandingkan sesuatu, (f) dapat menjangkau audien dengan jumlah
besar dan mengamati suatu obyek secara serempak, (g) dapat belajar
sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-masing (2010:
10).
Sadiman mengemukakan fungsi media yaitu: (a) memberi
rangsangan siswa dalam belajar, (b) mengarahkan atau
pengkonsentrasian dalam kegiatan belajar, (c) menyajikan contoh-
contoh secara nyata (d) menyajikan isyarat eksternal, dan (e)
menimbulkan umpan balik siswa (2008: 17).
Hamalik (2008) mengungkapkan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, dapat membangkitkan motivasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
rangsangan kegitan belajar serta dapat membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2011: 15).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
media pembelajaran adalah sebagai berikut: (a) mengarahkan siswa
untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar, (b) menyajikan
gembaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamatai
secara langsung, (c) memberi rangsangan siswa dalam belajar, (d)
menyajikan isyarat eksternal, dan (e) menimbulkan umpan balik siswa,
(f) serta dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
4) Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah
sebagai berikut: (1) menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, (2) memperjelas materi pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai, (3) menghilangkan
kebosanan pada siswa yang dikarenakan verbalitas guru, (4)
mengaktifkan siswa melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan media
pembelajaran (2010: 2).
Daryanto menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah
sebagai berikut: (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas, (2)
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera, (3)
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar, (4) memungkinkan anak belajar sesuai dengan
bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestiknya, (5) memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan
persepsi yang sama, (6) untuk mencapai tujuan belajar (2010: 15).
Indriana menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah
sebagai berikut: (1) membuat konkret beberapa konsep yang abstrak, (2)
menghadirkan objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat di dalam
lingkungan belajar melalui media pembelajaran yang menjadi sampel
dari objek tersebut, misalnya melaui sebuah gambar dari suatu objek, (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruang
pembelajaran ssecara efisien, (4) memperlihatkan gerakan yang terlalu
cepat atau lambat (2011: 48).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
(1) menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar, (2) memperjelas materi pembelajaran sehingga tuajuan
pembelajaran akan mudah tercapai, (3) menghilangkan kebosanan pada
siswa yang dikarenakan verbalitas guru, (4) mengaktifkan siswa melalui
kegiatan-kegiatan yang melibatkan media pembelajaran, (5) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera, (6) membuat konkret
beberapa konsep yang abstrak, (7) menghadirkan objek yang terlalu
berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar melalui media
pembelajaran yang menjadi sampel dari objek tersebut, misalnya melaui
sebuah gambar dari suatu objek.
b. Media Grafis
1) Pengertian Media Grafis
Indriana (2011) menyatakan “Media grafis merupakan media
visual yang menyajikan fakta, ide, dan gagasan melalui kata-kata,
kalimat, angka-angka, dan berbagai simbol atau gambar” (hlm.61).
Sadiman, dkk (2008)berpendapat“Media grafis termasuk ke
dalam media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan dan saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan, pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-
simbol komunikasi visual” (hlm. 28).
Sudjana (2009)berpendapat“Media grafis adalah media visual
yang menyajikan fakta, ide, atau gagasan melalui penyajian kata-kata,
kalimat, angka-angka, simbol dan gambar” (hlm. 210).
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa media
grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide, atau gagasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
melaui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, simbol dan gambar
serta berfungsi menyalurkan pesan dari sumber yaitu guru ke penerima
yaitu peserta didik.
2) Jenis-Jenis Media Grafis
Menurut Sadiman, dkk (2008) media grafis dapat dibedakan menjadi:
a) Gambar atau Foto
Diantara media pendidikan, gambar atau foto adalah media yang
paling umum dipakai. Gambar dan foto merupakan bahasa yang
umum yang dapat dinikmati dan dimengerti dimana-mana. Gambar
dan foto yang tepat untuk dijadikan media pembelajaran tentunya
gambar dan foto yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
c) Diagram
Sebagai suatu gambar yang terdiri dari garis dan simbol, diagram atau
skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar.
Diagram menunjukan hubungan yang ada antar komponennya atau
sifat-sifat proses yang ada disitu. Diagram umumnya berisi petunjuk-
petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga
memperjelas penyajian pesan.
d) Bagan atau Chart
Bagan atau chart adalah media grafis yang fungsinya menyajikan ide-
ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara
tertulis atau lisan secara visual. Pesan yang disampaikan biasanya
berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-
hubungan penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
e) Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik, garis atau
gambar.
Manfaat grafik adalah sebagai berikut;
(1) Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data-
data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.
(2) Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis,
interpretasi, dan perbandingan antara data-data yang disajikan
baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah.
f) Kartun
Kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-
simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas
atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu.
g) Poster
Poster adalah media grafis berupa gambar dan tulisan yang mampu
menyampaikan pesan serta mempengaruhi dan memotivasi
tingkahlaku orang yang melihatnya.
h) Peta dan Globe
Peta dan globe adalah media grafis yang berfungsi menyajikan data-
data lokasi.
i) Papan Flanel
Papan flannel adalah media grafis yang berbentuk papan berlapis kain
flanel. Papan flannel sangat praktis karena objek-objek seperti gambar
dan kartu kata dapat dipasang dan dilepas dengan mudah.
j) Papan Buletin
Papan bulletin merupakan media grafis yang berbentuk papan sebagai
tempat untuk menempel gambar dan tulisan-tulisan yang memuat
pesan atau informasi (hlm. 29-35).
Menurut Indriana (2011) jenis-jenis media grafis meliputi:
a) Grafik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Grafik adalah media yang menyajikan data melalui perpaduan angka,
garis, dan simbol.
b) Sketsa
Sketsa adalah sebuah gambar sederhana atau draf kasar yang
melukiskan berbagai bagian pokok tanpa detil-detil khusus.
c) Diagram
Diagram adalah gambaran sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbale balik yang biasa disajikan melalui
garis-garis dan simbol.
d) Poster
Poster adalah sajian kombinasi visual yang jelas, mencolok, menarik
dengan maksud untuk menarik perhatian.
e) Bagan
Bagan adalah gambaran sederhana dengan menggunakan garis dan
simbol yang menggambarkan struktur suatu objek secara garis besar.
f) Papan Flanel
Papan flannel yaitu papan berlapis kain flannel untuk menyajikan
gambar atau kartu kata yang mudah ditempel dan mudah dilepas.
g) Bulletin Board
Bulletin Board adalah papan biasa tanpa dilapisi kain flannel sehingga
gambar dan tulisan-tulisan dapat langsung ditempel dengan alat
perekat.
h) Kartu Kata
Kartu kata adalah potongan kertas yang berisi tulisan yang
mengandung makna tertentu untuk menyampaikan maksud tertentu
(hlm. 62).
Menurut Daryanto (2010) jenis-jenis media grafis meliputi:
a) Bagan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Bagan adalah media grafis yang menunjukan hubungan, keterkaitan,
perbandingan, jumlah yang relatif, perkembangan tertentu, atau proses
tertentu.
b) Grafik
Grafika adalah media yang memvisualisasikan data-data dalam bentuk
garis dan angka.
c) Komik
Komik adalah bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan
menerapkan suatu cerita dengan urutan yang jelas.
d) Poster
Poster adalah media grafis berupa kombinasi kata-kata dan gambar
yang berfungsi memotivasi siswa, member peringatan, mengajak dan
memberikan pengalaman kreatif (hlm. 119).
Menurut Sudjana (2007) secara ringkas pembagian jenis-jenis
media grafis meliputi:
a) Bagan
Bagan adalah media grafis yang memvisualisasikan secara logis dan
teratur mengenai fakta pokok dan gagasan melalui gambar, garis dan
kata-kata.
b) Diagram
Diagram adalah suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbal balik melalui kata-kata dan garis-
garis.
c) Grafik
Grafik adalah media grafis yang menyajikan data melalui garis dan
angka.
d) Poster
Poster adalah media grafis yang memuat suatu gagaan yang
disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar yang bertujuan
menarik perhatian, membujuk, memotivasi dan mengajak untuk
melakukan sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
e) Kartun
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur
tentang orang atau gagasan yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat.
f) Komik
Komik adalah bentuk rangkaian berbagai kartun yang memuat suatu
cerita dan dirancang untuk tujuan tertentu (hlm. 27-67).
Berdasarkan uraian pendapat para ahli mengenai jenis-jenis
media grafis di atas maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media
grafis meliputi:
a) Gambar atau Foto
Gambar atau foto adalah media grafis yang menvisualisasikan orang,
benda, hal-hal penting atau peristiwa yang bermakna tertentu dan
untuk tujuan tertentu.
b) Bagan
Bagan adalah media grafis yang menunjukan hubungan, keterkaitan,
perbandingan, jumlah yang relatif, perkembangan tertentu, atau proses
tertentu.
c) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail.
d) Diagram
Diagram adalah gambaran sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbale balik yang biasa disajikan melalui
garis-garis dan simbol.
e) Grafik
Grafik adalah media grafis yang menyajikan data melalui garis dan
angka.
f) Poster
Poster adalah media grafis yang memuat suatu gagaan yang
disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar yang bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
menarik perhatian, membujuk, memotivasi dan mengajak untuk
melakukan sesuatu.
g) Kartun
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur
tentang orang atau gagasan yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat.
h) Kartu Kata
Kartu kata adalah potongan kertas yang berisi tulisan yang
mengandung makna tertentu untuk menyampaikan maksud tertentu
i) Papan Flannel
Papan flannel yaitu papan berlapis kain flannel untuk menyajikan
gambar atau kartu kata yang mudah ditempel dan mudah dilepas.
j) Bulletin Board
Bulletin Board adalah papan biasa tanpa dilapisi kain flannel sehingga
gambar dan tulisan-tulisan dapat langsung ditempel dengan alat
perekat.
k) Peta dan Globe
Peta dan globe adalah media grafis yang berfungsi menyajikan data-
data lokasi.
l) Komik
Komik adalah bentuk rangkaian berbagai kartun yang memuat suatu
cerita dan dirancang untuk tujuan tertentu.
Berdasarkan kesimpulan mengenai jenis-jenis media grafis di atas
maka jenis-jenis media grafis yang dapat digunakan dalam penelitian
tindakan kelas yang akan dilakukan peneliti yaitu:
a) Gambar
Media grafis gambar dalam penelitian ini digunakan untuk
menginterpretasikan berbagai hal, objek, dan peristiwa alam yang
berkaitan dengan sumber daya alam. Contoh penggunaan media
gambar dalam penelitian ini antara lain: gambar berbagai jenis sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
daya alam, gambar peristiwa kebakaran hutan, gambar siklus air,
gambar alat-alat pengolah sumber daya alam, gambar produk hasil
olahan sumber daya alam dan lain sebagainya.
b) Peta
Penggunaan peta dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
menunjukan kepada siswa berbagai sumber daya alam yang ada di
Indonesia. Penggunaan peta juga berfungsi menunjukan persebaran
sumber daya alam yang ada di Indonesia.
c) Bagan
Bagan dalam penelitian tindakan kelas ini berperan dalam
menjelaskan konsep tentang klasifikasi sumber daya alam.
Penggunaan bagai ini akan dikombinasikan dengan penggunaan kartu
kata dan gambar.
d) Diagram
Digram dalam penelitian tindakan kelas ini berfungsi untuk
menjelaskan konsep tentang pengolahan sumber daya alam baik
secara tradisional maupun secara modern. Penggunaan diagram ini
akan menunjukan alur pengolahan sumber daya alam.
e) Kartu kata
Penggunaan kartu kata dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
bervariasi. Salah satunya adalah untuk mendukung penjelasan konsep
klasifikasi sumber daya alam melalui penggunaan bagan.
f) Grafik
Penggunaan grafik dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
menginterpretasikan berbagai data faktual kepada siswa. Salah
satunya adalah penggunaan grafik tingkat kerusakan hutan di
Indonesia.
g) Poster
Penggunaan poster dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
menjelaskan dan mengajak siswa tentang arti pentingnya menjaga
kelestarian sumber daya alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
h) Kartun
Penggunaan kartun dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
bervariasi. Salah satunya adalah sebagai pemberi daya tarik pada
poster yang akan ditampilkan kepada siswa.
i) Papan flannel
Papan flannel akan digunakan untuk menempelkan berbagai media
grafis yang digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi. Media
grafis yang dimaksud antara lain gambar dan kartu kata.
j) Bulletin board
Penggunaan bulletin board dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
memanfaatkan madding sekolah sebagai media untuk menempelkan
berbagai poster karya siswa, sehingga dapat menumbuhkan sikap
untuk peduli terhadap kelestarian sumber daya alam.
3) Prinsip-Prinsip Pembuatan Media Grafis
Media grafis yang baik hendaknya mengembangkan daya
imajinasi atau citra anak didik. Daya imajinasi dapat ditimbulkan dengan
menata dan menyusun unsur-unsur visual dalam materi pengajaran. Agar
dapat mencapai efektivitas dan efisiensi penggunaan media grafis maka
hal yang perlu diperhatikan adalah prinsip-prinsip pembuatan media
grafis.
Subagyo (1990) menyatakan bahwa prinsip-prinsip pembuatan
media grafis adalah sebagai berikut:
a) Kesederhanaan
Bahan untuk media grafis harus ringkas, sederhana, dan dibatasi pada
hal-hal yang penting saja. Konsepnya hams jelas serta mudah
dipahami. Tulisan harus sederhana, cukup tebal, jelas dan mudah
dibaca.
b) Kesatuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Yang dimaksud dengan kesatuan ialah jalinan yang harmonis antara
bagian-bagian visual dalam kesatuan fungsi-fungsinya secara
keseluruhan.
c) Penekanan
Pembuatannya memerlukan penekanan pada bagian-bagian tertentu
untuk dijadikan pusat perhatian. Penekanan tersebut dapat dilakukan
dalam berbagai cara, misalnya dengan memperbesar, memperjelas,
memberi warna atau ruang pada bagian tertentu.
d) Keseimbangan
Ada dua macam keseimbangan., yaitu formal dan informal.
Keseimbangan formal mempunyai kesan statis. Suatu desain yang
mempunyai keseimbangan informal tidak simetris. Hal ini dapat
memberikan kesan dinamis dan mempunyai kesan daya tarik yang
lebih kuat(Supriyadi, 2010: 7).
Menurut Sudjana (2009) dalam pembuatan media grafis perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Kesederhanaan
Pakailah gambar, kalimat-kalimat yang ringkas dan berbagai unsure
yang sederhana tetapi padat dan mudah dipahami siswa.
b) Keterpaduan
Mengandung pengertian ada hubungan erat diantara berbagai unsur
visual sehingga secara keseluruhannya berfungsi padu.
c) Penekanan
Penekanan memegang peranan penting dalam penyajian media
pembelajarandengan satu gagasan pokoknya tetapi memerlukan
penekanan pada hanya satu unsur saja sebagai titik perhatian siswa.
d) Keseimbangan
Keseimbangan mencakup dua macam yaitu keseimbangan formal atau
imetris dan keseimbangan informal atau asimetris.
e) Garis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Garis dalam pesan-pesan visual dapat berfungsi untuk
menghubungkan berbagai unsur bersama-sama, serta mengarahkan
pengamat untuk mempelajari unsur visual dengan urutan khusus.
f) Bentuk
Bentuk perlu diperhatikan dalam merancang media pembelajaran.
Suatu bentuk yang tidak lazim dapat memberikan perhatian secara
khusus kepada media visual.
g) Ruang
Ruang merupakan unsur visual yang penting dalam merancang media
pembelajaran. Dengan pemanfaatan ruang secara hati-hati, berbagai
unsur visual dari sebuah media pembelajaran menjadi efektif.
h) Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang memungkinkan timbulnya kesan
kasar atau halusnya permukaan.
i) Warna
Warrna merupakan penambahan yang penting untuk sebagian besar
media visual, tetapi pemakaiannya harus hemat dan hati-hati jika
pembuat media menghendaki hasil yang terbaik (hlm. 20).
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai prinsip-prinsip
pembuatan media grafis di atas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip-
prinsip pembuatan media grafis meliputi:
a) Kesederhanaan
Tata letak (lay out) media pengajaraan tampak pada gambar yang
cukup besar dan jelas rincian pokoknya. Pakailah kata-kata dengan
huruf sederhana, kalimat-kalimatnya ringkas tetapi padat dan mudah
dipahami siswa.
b) Keterpaduan
Mengandung pengertian ada hubungan erat diantara berbagai unsur
visual sehingga secara keseluruhannya berfungsi padu.
c) Keseimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Keseimbangan mencakup dua macam yaitu keseimbangan formal
atau imetris dan keseimbangan informal atau asimetris.
Keseimbangan formal bersifat statis.
d) Penekanan
Garis dalam pesan-pesan visual dapat berfungsi untuk
menghubungkan berbagai unsur bersama-sama, serta mengarahkan
pengamat untuk mempelajari unsure-unsur visual dengan urutan
khusus.
e) Bentuk
Bentuk perlu diperhatikan dalam merancang media pembelajaran.
Suatu bentuk yang tidak lazim dapat memberikan perhatian secara
khusus kepada media visual.
f) Ruang
Ruang merupakan unsur visual yang penting dalam merancang
media pembelajaran.
g) Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang memungkinkan timbulnya kesan
kasar atau halusnya permukaan.
h) Warna
Warrna merupakan penambahan yang penting untuk sebagian besar
media visual, tetapi pemakaiannya harus hemat dan hati-hati jika
pembuat media menghendaki hasil yang terbaik. Pilihlah warna-
warna yang memberikan kesan harmonis.
4) Langkah-Langkah Penggunaan Media Grafis
Indriana (2011) menyatakan bahwa langkah-langkah penggunaan
media grafis adalah sebagai berikut:
a) Persiapan
Persiapan yang dimaksud adalah menentukan dan membuat media
grafis yang akan digunakan untuk menyampaikan materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b) Pengaturan siswa
Guru hendaknya mengatur posisi siswa agar mudah dalam
mengakses media grafis yang ditampilkan, sehingga penyampaian
pesan atau materi dari guru ke siswa dapat merata.
c) Penempatan
Penempatan posisi media grafis hendaknya mudah untuk diakses
atau dilihat oleh siswa dan guru.
d) Menyajikan materi inti
Setelah masuk dalam materi pembelajaran, mulailah memperlihatkan
media grafis dan memberikan keterangan yang cukup terhadapnya.
e) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan
merespon penyampaian materi menggunakan media grafis. Hal ini
dimaksudkan supaya terjadi interaksi positif antara guru, siswa dan
media grafis.
f) Menyimpulkan materi
Sebagai akhir dari proses pengajaran, maka materi yang telah
diterangkan menggunakan media grafis harus diringkas dalam
bentuk kesimpulan (hlm. 129).
Daryanto (2010) menyatakan “Penggunaan media grafis secara
umum adalah sebagai berikut: (a) memilihan media grafis yang akan
digunakan dalam pembelajaran, (b) mempersiapkan ruang kelas, (c)
mempersiapkan siswa, (e) penempatan media secara tepat supaya dapat
mudah diakses oleh siswa dan guru (hlm. 123).
Sadiman (2008) menyatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut:
a) Tahap persiapan
Kegiatan dalam tahap persiapan yaitu guru menentukan dan
membuat media grafis yang akan digunakan.
b) Tahap penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Pada tahap penggunaan media grafis hal-hal yang harus
dilakukan meliputi pengaturan siswa, penempatan media, dan
penyajian materi melalui media grafis.
c) Tahap tindak lanjut
Pada tahap ini guru merefleksi keefektifan penggunaan media
melalui kegiatan penyimpulan dan pemberian tes. Hal ini untuk
mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai melalui
penggunaan media tersebut (hlm. 198).
Bedasarkan uraian mengenai langkah-langkah penggunaan media
grafis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
penggunaan media grafis adalah sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan
(1) Penentuan media grafis
Guru menentukan media grafis yang akan digunakan.
(2) Pembuatan media grafis
Guru membuat media grafis yang telah ditentukan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pembuatan media grafis.
b) Tahap Penggunaan Media
(1) Pengaturan Siswa
Guru mengatur siswa untuk belajar melalui media grafis yang
digunakan secara berkelompok atau perorangan.
(2) Penempatan Media
Guru menempatkan media secara benar supaya semua siswa
dapat mengamati media secara jelas.
(3) Penyajian materi melalui media
Guru menyampaikan materi melalui penggunaan media grafis
yang telah ditentukan.
c) Tahap tindak lanjut
(1) Pemberian kesempatan siswa untuk bertanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan melalui penggunaan media
grafis.
(2) Penyimpulan
Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah
disampaikan melalui penggunaan media grafis.
(3) Pemberian tes
Guru memberikan tes sebagai tolak ukur keberhasilan
penyampaian materi melaui penggunaan media grafis tersebut.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Supriyadi (2010),
guru di lingkungan pemerintah Kabupaten Madiun dengan judul Efektifitas
Penggunaan Media Grafis Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Motivasi dan Pemahaman Konsep desentralisasi dan Sentralisasi Di SDN Wungu
4 Kecamatan Wungu Madiun Tahun Pelajaran 2009/2010 memperoleh
kesimpulan bahwa penggunaan media grafis sebagai media pembelajaran efektif
untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep Sentralisasi dan
desentralisasi di SDN Wungu 4 Kecamatan Wungu Madiun tahun ajaran
2009/2010.
Penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Suyanto (2008),
mahasiswa jurusan pendidikan agama Islam dari Universitas Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta yang berjudul Penggunaan Media Grafis Dalam Efektifitas
Pembelajaran Fiqh Zakat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 1
Muhamadiyah Yogyakarta Tahun 2007/2008 menghasilkan kesimpulan bahwa
media grafis mampu mengefektifkan pembelajaran fiqh zakat di SDN 1
Muhamadiyah Yogyakarta tahun 2007/2008.
Berdasarkan dua hasil penelitian yang relevan yang berhasil menerapkan
penggunaan media grafis dalam pembelajaran maka peneliti yakin bahwa
penggunaan media grafis akan dapat mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV di SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran
2011/2012.
C. Kerangka Berpikir
Nilai media grafis terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian,
minat dalam menyampaikan berbagai jenis informasi tertentu secara cepat. Peran
utamanya adalah menvisualisasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan dalam
bentuk ringkas dan padat.
Materi IPA tentang sumber daya alam adalah salah satu materi yang
banyak membutuhkan penggambaran visual. Hal ini disebabkan tidak semua
media konkret pada pembelajaran sumber daya alam dapat dihadirkan di kelas.
Oleh karena itu, pembelajaran tentang sumber daya alam akan lebih optimal
melalui media yang bersifat visual yaitu media grafis.
Media grafis akan menghadirkan materi pembelajaran tentang Sumber
Daya Alam dengan tampilan yang menarik dan efektif untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Misalnya pada sub materi tentang jenis-jenis sumber daya
alam, guru dapat menggunakan media grafis berupa gambar dan kartu kata. Pada
sub materi persebaran sumber daya alam di Indonesia, guru dapat menggunakan
media grafis berupa peta. Pada sub materi alur pemanfaatan sumber daya alam,
guru dapat menggunakan media grafis berupa bagan. Pada sub materi pelestarian
sumber daya alam, guru dapat menggunakan media grafis berupa poster dan
masih banyak lagi media grafis yang dapat digunakan untuk pembelajaran IPA
tentang sumber daya alam. Pada pelaksanaannya nanti, peneliti tidak
meninggalkan aspek penting dalam pembelajaran IPA yaitu penguasaan
ketrampilan proses. Penguasaan ketrampilan proses nantinya akan peneliti
latihkan melalui kegiatan praktikum pada sub materi pemanfaatan sumber daya
alam secara tradisional dan menggunakan teknologi. Peran media grafis dalam
kegiatan praktikum tersebut adalah sebagai media yang memberikan petunjuk
bagi siswa untuk melaksanakan langkah-langkahkegiatan praktikum secara benar
dan runtut sesuai tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Penggunaan media grafis ini nantinya akan diselaraskan dengan
penggunaan model dan metode pembelajaran yang bervariasi serta interaktif.
Dengan demikian, penggunaan media grafis diharapkan mampu untuk
mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam bagi siswa kelas IV
di SD Negeri 1 Kuwayuhan.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis
tindakan penelitian ini adalah jika langkah-langkah penggunaan media grafis
dilakukan dengan benar maka penggunaan media grafis dapat mengoptimalkan
pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 1
Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada hakikatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan
yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan
refleksi. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang ada dan
memperbaiki proses belajar yang kurang tepat serta meningkatkan pembelajaran
siswa pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Kuwayuhan. Lokasi ini dipilih
sebagai lokasi penelitian dikarenakan peneliti merupakan salah satu tenaga
pendidik di sekolah tersebut. Dengan harapan akan dapat mempermudah dan
memperlancar penelitian dari tahap awal sampai tahap akhir penelitian.
Sekolah Dasar Negeri 1 Kuwayuhan tepatnya berada di desa
Kuwayuhan RT 13 RW 02 Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen. Lokasi
SD Negeri 1 Kuwayuhan berhadapan dengan Balai Desa Kuwayuhan. Jumlah
ruangan yang ada di SD Negeri 1Kuwayuhan ada 7 ruang kelas, 1 ruang guru,
dapur, dan 4 kamar mandi/WC. Keadaan SD Negeri 1 Kuwayuhan dapat
dikatakan cukup bagus karena lantai sudah berkeramik. Namun, sekolah ini
belum memiliki ruang perpustakaan khusus. Ruang perpustakaan masih satu
ruangan dengan UKS dan mushola.
a. Keadaan Peserta Didik
Jumlah peserta didik pada tahun 2011/2012 seluruhnya berjumlah
216 orang. Persebaran jumlah peserta didik cukup merata dari tahun-
ketahun. Jumlah siswa pada tahun sekarang mengalami peningkatan jika
dibandingkan tahun sebelumnya.Hal tersebut disebabkan oleh jumlah
pendaftar pada awal tahun ajaran baru dan beberapa siswa yang bermutasi
ke SDN 1 Kuwayuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan SD Negeri 1 Kuwayuhan
berjumlah 13 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 7 orang guru kelas, 1
guru olahraga, 1 guru agama, 1 guru bahasa inggris, 1 guru SBK dan 1
penjaga sekolah. Dengan adanya jumlah tenaga pendidik yang memadai
dapat memacu tingkat prestasi siswa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester II tahun ajaran
2011/2012. Pada pelaksanaan penelitian ini, penulis membuat sebuah rencana
jadwal waktu penelitian. Pembuatan jadwal waktu penelitian bertujuan untuk
memudahkan dalam proses penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat
berjalan secara sistematis, efektif, dan efisien. Penelitian ini direncanakan akan
dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012
dengan pengaturan jadwal penelitian. Adapun untuk kejelasanya dapat dilihat
melalui jadwal penelitian di bawah ini.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
N
o Kegiatan
Bulan
Des
2011
Jan
2012
Feb
2012
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012
Juli
2012
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1
Penyusunan,
pengajuan dan
seminar proposal
2 Mengurus izin
penelitian
3 Persiapan
penelitian
4 Pelaksanaan
siklus I
5 Pelaksanaan
siklus II
6 Pelaksanaan
siklus III
7 Analisis data dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
B. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mengambil subjek penelitian siswa kelas IV
SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah 34siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-
laki dan 16 siswa perempuan yang berasal dari desa itu sendiri. Mereka berasal
dari keluarga dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang beragam.
C. Sumber Data
Sumber data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Siswa
Pada penelitian ini sumber data yang pertama yaitu siswa kelas IV SD
Negeri 1 Kuwayuhan Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen pada Tahun
Pelajaran 2011/2012. Data ini meliputi seluruh kegiatan proses pembelajaran
yaitu tentang penerapan media pembelajaran berupa media grafis
2. Guru
Penelitian ini juga melibatkan guru sebagai sumber data. Penggunaan
data dari teman sejawat adalah data tentang observasi kegiatan selama
pembelajaran di kelas. Guru yang diberi tugas oleh penulis untuk menjadi
observer, sehingga tugasnya adalah mengawasi jalannya proses pembelajaran
IPA yang berlangsung yang menggunakan media grafis.
3. Dokumen
Dokumen yang diambil peneliti sebagai sumber data dari penelitian ini
yaitu hasil belajar IPA siswa dalam buku daftar nilai. Dokumen ini
dimaksudkan untuk mencari tahu tentang keadaan siswa dalam pelajaran IPA
sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang akan dilakukan.
penyusunan
laporan.
8
Sidang skripsi,
revisi, dan
penjilidan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2009)berpendapat “Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan penelitian adalah
mendapatkan data” (hlm. 224). Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
a. Tes
Padmono (2002)mengungkapkan “Tes adalah suatu cara untuk
mengadakan pengukuran berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang
harus dilakukan subjek sehingga menghasilkan informasi tentang
performan atau penampilan perilaku tertentu yang dapat dibandingkan
dengan skor standard atau dengan kelompoknya” (hlm. 7).
Arikunto (2006) menyatakan “Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan (intelegensi), kemampuan atau bakat yang dimiliki individu
atau kelompok” (hlm. 150). Selain itu, tes juga dapat diartikan sebagai
sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk
mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu
dari orang yang dikenai tes.
Sudjana (2009) berpendapat“Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat
jawaban dari siswa dalam bentuk (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes
tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan)” (hlm. 35). Tes pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Dari beberapa definisi tes di atas, dapat disimpulkan bahwa tes
adalah serangkaian pertanyaan, pernyataan, atau tugas yang harus direspon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
oleh testee sehingga menunjukkan karakteristik kemampuan pada aspek
tertentu dalam bentuk (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau
dalam bentuk perbuatan (tes tindakan), pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pengajaran. Pada penelitian ini teknik tes yang digunakan
adalah tes tertulis yang berupa tes hasil belajar siswa tentang materi
sumber daya alam.
1) Definisi Konsep
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku, baik yang
menyangkut kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa (kognitif,
afektif, dan psikomotorik) setelah ia mengalami aktivitas belajar dan
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar IPA dalam aspek kognitif
lebih dominan daripada aspek afektif dan psikomotor karena lebih
menonjol tetapi hasil belajar dalam aspek psikomotor dan afektif juga
harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di
sekolah. Aspek afektif dan psikomotor sudah tercermin dalam penilaian
aktivitas belajar siswa.
Hasil belajar IPA yang diharapkan meliputi aspek kehidupan
siswa yang ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai
bentuk kemampuan baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa hasil belajar IPA tidak
hanya sekedar hasil yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar
mengajar tetapi hasil yang diperoleh adalah bagaimana siswa mengikuti
proses belajar mengajar. Hal yang terpenting dalam hasil belajar IPA yang
diperoleh yaitu diharapkan materi IPA dapat diserap dan diterapkan secara
optimal sehingga siswa mampu menampilkan sikap dan perilaku yang baik
dalam kehidupan sosial di lingkungan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2. Definisi Operasional
Alat pengumpulan data dari tes berupa lembar soal evaluasi,
dalam menyusun lembar evaluasi hendaknya mencakup semua pokok
bahasan secara proporsional dari setiap pokok bahasan. Tes hasil belajar
ini yang nantinya akan dianalisis secara kuantitatif. Data yang diperoleh
melalui tes hasil belajar berupa skor-skor nilai hasil belajar siswa yang
menunjukkan penguasaan materi dalam pembelajaran IPA khususnya pada
materi Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV.
b. Observasi
Arikunto (2006) berpendapat “Observasi adalah memperhatikan
sesuatu dengan menggunakan mata” (hlm. 156-157). Padmono (2002)
mengungkapkan “Observasi merupakan cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut”(hlm. 76). Observasi merupakan suatu proses yang
kompleks yang berupa proses biologis dan psikologis serta proses yang
penting dilakukan adalah pengamatan dan ingatan(Sugiyono, 2009: 145).
Sudjana (2009) menyatakan “Observasi merupakan pengamatan terhadap
gejala atau tingkah laku tertentu dari objek yang diselidiki baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan” (hlm. 89).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks yang berupa proses biologis dan
psikologis dengan memusatkan perhatian terhadap gejala atau tingkah laku
tertentu dari suatu objek yang diselidiki baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan dengan menggunakan seluruh
alat indra serta proses yang penting dilakukan adalah pengamatan dan
ingatan. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah observasi sistematis rating scale. Teknik observasi dilakukan
oleh teman sejawat yaitu ketika peneliti melaksanakan proses belajar
mengajar di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
1) Definisi Konsep
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks yang berupa
proses biologis dan psikologis dengan memusatkan perhatian terhadap
gejala atau tingkah laku tertentu dari suatu objek yang diselidiki baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan dengan
menggunakan seluruh alat indra serta proses yang penting dilakukan
adalah pengamatan dan ingatan.
2) Definisi Operasional
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah observasi sistematis rating scale. Teknik observasi dilakukan oleh
teman sejawat yaitu ketika peneliti melaksanakan proses belajar mengajar
di kelas.
c. Wawancara
Sugiyono (2009) mengatakan “Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit” (hlm. 137). Sudjana (2009)
berpendapat “Wawancara merupakan komunikasi langsung antara
pewawancara dengan yang diwawancara untuk mengungkap persoalan
yang diinginkan” (hlm. 89).
Moleong (2007) berkata“Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu” (hlm. 186).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara
adalah teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi
langsung dengan responden yang digunakan untuk mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam tentang persoalan yang diinginkan dan jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
respondennya sedikit.Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara terpimpin. Wawancara terpimpin merupakan
wawancara yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Peneliti telah
menyiapkan pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran
menggunakan media grafis dalam pembelajaran IPA.
1) Definisi Konsep
Wawancara adalah teknik untuk mengumpulkan informasi melalui
komunikasi langsung dengan responden yang digunakan untuk mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang persoalan yang diinginkan dan
jumlah respondennya sedikit.
2) Definisi Operasional
Bentuk wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara terpimpin. Wawancara terpimpin merupakan wawancara yang
dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Peneliti telah menyiapkan
pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media grafis
dalam pembelajaran IPA
2. Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan teknik-teknik yang digunakan maka alat pengumpulan
data pada penelitian tindakan kelas ini berupa:
a. Lembar Soal Tes
Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu berupa
soal-soal tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan pada saat menggunakan teknik observasi.
Lembar observasi diberikan kepada teman sejawat pada saat pelaksanaan
penelitian.
c. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan pada saat menggunakan teknik
wawancara. Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden.
E. Validitas Data
Pelaksanaan validitas data atau keabsahan data dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara
ilmiah. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik Triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada (Sugiyono, 2009: 241). Pada penelitian tindakan kelas ini
triangulasi yang dilakukan meliputiTriangulasi data dan Triangulasi metode.
Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data
yang berbeda agar lebih mantap kebenarannya. Sumber data yang dimaksud
adalah siswa kelas IV, teman sejawat, dan dokumen yang diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih tepat dan akurat yang sesuai dengan keadaan
pembelajaran bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan. Triangulasi metode
yaitu mengumpulkan data yang sejenis menggunakan teknik pengumpulan yang
berbeda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara,
observasi, dan tes yang diharapkan mampu menguji kemantapan informasinya.
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif meliputi 3 alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah
pengumpulan data. Miles dan Hubermanmenyebutkan ada tiga langkah
pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi (Sugiyono, 2009: 337).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tahap-tahap analisis data adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan sebagai proses pemilihan, pemersatuan,
perhatian, dan penyederhanaan data kasar yang diperoleh dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Tahap reduksi data merupakan bentuk analisis yang
mempertajam, menggalakkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi data sehingga dapat diambil kesimpulan-kesimpulan
akhir dan diverifikasi.
2. Penyajan Data
Penyajian data merupakan proses penampilan atau penyajian data
secara lebih sederhana dalam bentuk tabel untuk diinterpretasikan dalam
bentuk naratif yaitu dilakukan dengan cara menyusun sekumpulan informasi
yang diperoleh dari hasil reduksi data sehingga memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan selanjutnya.
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir dalam analisis data ini yaitu melakukan penarikan
kesimpulan yang diperoleh dari tahap reduksi data dan penyajian data.
Penarikan kesimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari
keseluruhan paparan atau penyajian data yang telah dideskripsikan untuk
diformulakan dalam bentuk kalimat yang singkat dan padat sebagai jawaban
terhadap tujuan penelitian.
Dari ketiga analisis datayang meliputi reduksi data, penyajian data,
dan kesimpulan atau verifikasi kemudian diperoleh suatu informasi.
Informasi yang terkumpul diuraikan. Hasil refleksi kemudian dijadikan
sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana berikutnya.
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan uraian tentang atau tanda-tanda apa yang
diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan.
Adapun indikator-indikator yang dicapai sebagai bentuk keberhasilan penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
1. Guru menguasai teknik penggunaan media grafis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Guru mampu mendesain media grafis yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
3. Siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
banyaknya siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
4. Penguasaan ketrampilan proses mencapai 75%.
5. 85 % siswa mampu memperoleh nilai ≥ KKM yaitu 70.
H. Prosedur Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti merencanakan akan
melaksanakan 2 siklus dengan menggunakan prosedur penelitian Kasihani
Kasbolah yang terdiri atas empat komponen yaitu: perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi.
Refleksi Rencana Tindakan
Pelaksanaan
Observasi Tindakan
Rencana Tindakan
Refleksi
Observasi PelaksanaanTindakan
Rencana Tindakan
Refleksi
Observasi PelaksanaanTindakan
Gambar 3.1. Alur siklus penelitian tindakan kelas menurut Kasihani
Kasbolah (1998: 70).
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Keterangan Gambar:
Menunjukan bahwa pertama, sebelum peneliti melakukan tindakan,
terlebih dahulu harus direncanakan secara seksama jenis tindakan yang
akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah
tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya
tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan
akibat yang ditimbulkan. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan
tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah
dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan
atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu
disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakn berikutnya tidak
sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian
seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
1. Siklus I
a. Tahap PerencanaanTindakan
Tahap ini merupakan tahap awal dari rencana tindakan kelas.
Perencanaan disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan
hipotesis yang telah diajukan. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan
sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ialah:
1) Permohonan izin kepala sekolah untuk melakukan penelitian
2) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar dan
materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan siklus. Sub pokok materi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber daya alam..
3) Menyusun jadwal penelitian.
4) Menentukan observer
5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
6) Menyusun lembar kegiatan siswa.
7) Menyusun Instrumen.
a) Lembar Observasi
b) Lembar wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada rencana awal yang
telah disusun. Tahap ini berisi tentang tindakan yang dilakukan peneliti
sebagai upaya mengoptimalkan pembelajaran IPA pada materi sumber daya
alam. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana adalah sebagai berikut :
1) Siklus I
a) Pertemuan Ke-1
(1) Pemberian materi tentang “Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan”.
(2) Penggunaan media grafisberupa peta persebaran SDA, gambar
contoh-contoh sumber daya alam yang ada di lingkungan, papan
flannel, dan kartu kata.
(3) Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL.
(4) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan, dan inquiri.
b) Pertemuan Ke-2
(1) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus I pertemuan ke-1
(2) Penjelasan materi baru yaitu “Klasifikasi Sumber Daya Alam
Menurut Jenis dan manfaatnya.”
(3) Media grafis yang digunakan yaitu gambar berbagai contoh SDA
menurut jenis dan manfaatnya, bagan klasifikasi sumber daya
alam menurut jenis dan manfaatnya, papan flannel dan kartu kata.
(4) Model pembelajaran yang digunakan adalah STAD.
(5) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan, permainan, dan diskusi.
c) Pertemuan Ke-3
(1) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus I pertemuan ke-2
(2) Penjelasan materi baru yaitu “Klasifikasi Sumber Daya Alam
Menurut Sifatnya”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(3) Media grafis yang digunakan yaitu gambar berbagai sumber daya
alam menurut sifatnya, bagan klasifikasi sumber daya alam
menurut sifatnya, papan flannel, dan kartu kata.
(4) Model pembelajaran yang digunakan adalah STAD.
(5) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
tanya jawab, penugasan, permainan, dan diskusi.
(6) Pemberian soal evaluasi sebagai sebagai tes siklus I.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan
hasil tindakan tersebut. Pada dasarnya observasi adalah semua kegiatan
yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap
indikator, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun
akibatnya. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan
yaitu berupa perubahan yang lebih baik. Setelah diadakannya tindakan ini,
peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan sebelum atau rencana dan
sesudah atau hasil dilaksanakannya tindakan. Hasil observasi ini akan
digunakan sebagai pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam
menyusun tindakan selanjutnya.
d. Tahap Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Setiap informasi yang didapatkan
hendaknya di kaji dan dipahami bersama (peneliti). Informasi yang
terkumpul perlu diuraikan, dicari kaitan antara yang satu dengan yang
lainya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya. Melalui proses
refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.
Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun
rencana tindakan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Evaluasi merupakan kegiatan terakhir dari refleksi yang terakhir.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh setelah
diadakan tindakan. Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti membandingkan
kondisi awal sebelum dan kondisi sesudah diadakannya tindakan. Dari hasil
tersebut, peneliti dan tim mengadakan diskusi untuk memaknai data yang
diperoleh, sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya.
2. Siklus II
a. Tahap PerencanaanTindakan
Tahap ini merupakan tahap awal dari rencana tindakan kelas.
Perencanaan disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan
hipotesis yang telah diajukan. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan
sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ialah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyusun lembar kegiatan siswa.
3) Menyusun Instrumen.
a) Lembar Observasi
b) Lembar wawancara
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada rencana awal yang
telah disusun. Tahap ini berisi tentang tindakan yang dilakukan peneliti
sebagai upaya mengoptimalkan pembelajaran IPA pada materi sumber daya
alam. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan ke-1
a) Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Penggunaan Teknologi
Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam”.
b) Media grafis yang digunakan yaitu gambar berbagai contoh
pengelolaan sumber daya alam di Indonesia, bagan alur pemanfaatan
bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi, dan kartu kata.
c) Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
d) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan, dan diskusi.
2) Pertemuan Ke-2
a) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus II pertemuan ke-1.
b) Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Pengelolaan Sumber Daya
Alam Yang Dapat Dimanfaatkan Langsung”.
c) Media grafis yang digunakan yaitu gambar contoh pengelolaan
sumber daya alam yang dimanfaatkan secara langsung, gambar
langkah-langkah pelaksanaan praktikum, diagram alur pengelolaan
sumber daya alam dan kartu kata.
d) Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL.
e) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan, permainan, dan eksperimen.
f) Pada pertemuan kedua ini siswa melakukan eksperimen pengelolaan
sumber daya alam secara langsung menggunakan peralatan
tradisional yaitu proses pengolahan kedelai menjadi tempe.
3) Pertemuan Ke-3
a) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus II pertemuan ke-2.
b) Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Pengelolaan Sumber Daya
Alam Yang Memanfaatkan Teknologi”.
c) Media grafis yang digunakan yaitu gambar pengelolaan sumber daya
alam yang memanfaatkan teknologi, gambar langkah-langkah
pelaksanaan praktikum, diagram alur pengolahan sumber daya alam
yang memanfaatkan teknologi, dan kartu kata.
d) Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL.
e) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan, permainan, dan eksperimen.
f) Pada pertemuan ketiga ini siswa melakukan praktikum pengelolaan
sumber daya alam menggunakan teknologi sederhana yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pengolahan kedelai menjadi susu kedelai dengan berbagai rasa dan
warna.
g) Pemberian soal evaluasi sebagai sebagai tes siklus II.
3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan
hasil tindakan tersebut. Pada dasarnya observasi adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap
indikator, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibatnya.
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan yaitu berupa
perubahan yang lebih baik. Setelah diadakannya tindakan ini, peneliti
melakukan observasi terhadap kegiatan sebelum atau rencana dan sesudah atau
hasil dilaksanakannya tindakan. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai
pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun tindakan
selanjutnya.
4. Tahap Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Setiap informasi yang didapatkan
hendaknya di kaji dan dipahami bersama (peneliti). Informasi yang terkumpul
perlu diuraikan, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainya,
dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya. Melalui proses refleksi yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Hasil refleksi ini
digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan
selanjutnya.
Evaluasi merupakan kegiatan terakhir dari refleksi yang terakhir.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh setelah
diadakan tindakan. Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti membandingkan
kondisi awal sebelum dan kondisi sesudah diadakannya tindakan. Dari hasil
tersebut, peneliti dan tim mengadakan diskusi untuk memaknai data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
diperoleh, sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya.
3. Siklus III
a. Tahap PerencanaanTindakan
Tahap ini merupakan tahap awal dari rencana tindakan kelas.
Perencanaan disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan
hipotesis yang telah diajukan. Adapun rencana kegiatan yang dilakukan
sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ialah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyusun lembar kegiatan siswa.
3) Menyusun Instrumen.
a) Lembar Observasi
b) Lembar wawancara
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada rencana awal yang
telah disusun. Tahap ini berisi tentang tindakan yang dilakukan peneliti
sebagai upaya mengoptimalkan pembelajaran IPA pada materi sumber daya
alam. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Ke-1
a) Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Sumber Daya Alam Dan
Kelestarian Lingkungan”.
b) Media grafis yang digunakan yaitu gambar berbagai contoh
penggunaan sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab seperti
penebangan hutan liar dan pengeboman laut, grafik kerusakan hutan di
Indonesia dari tahun ke tahun dan kartu kata
c) Model pembelajaran yang digunakan adalah STAD.
d) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, Tanya
jawab, penugasan, dan diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
2) Pertemuan ke-2
a) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus III pertemuan ke-1.
b) Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Upaya Pelestarian Sumber
Daya Alam”.
c) Media grafis yang digunakan yaitu gambar berbagai contoh
pelestarian sumber daya alam seperti reboisasi dan terasering, poster,
dan papan buletin atau majalah dinding.
d) Model pembelajaran yang digunakan adalah STAD.
e) Pada pertemuan kedua ini, siswa juga ditugaskan untuk mebuat poster
tentang upaya pelestarian SDA yang selanjutnya dipasang di papan
buletin atau majalah dinding sekolah.
f) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya
jawab, penugasan, permainan, dan diskusi.
3) Pertemuan Ke-3
a) Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus III pertemuan ke-2
b) Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Manfaat Pelestarian Sumber
Daya Alam”.
c) Media grafis yang digunakan yaitu gambar berbagai contoh
keberhasilan dalam pemanfaatan sumber daya alam dan poster
pelestarian SDA.
d) Model pembelajaran yang digunakan adalah STAD.
e) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya
jawab, penugasan, dan diskusi.
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan
hasil tindakan tersebut. Pada dasarnya observasi adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap
indikator, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibatnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan yaitu berupa
perubahan yang lebih baik. Setelah diadakannya tindakan ini, peneliti
melakukan observasi terhadap kegiatan sebelum atau rencana dan sesudah atau
hasil dilaksanakannya tindakan. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai
pertimbangan untuk mengadakan refleksi dalam menyusun tindakan
selanjutnya.
d. Tahap Refleksi
Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis,
interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan)terhadap semua informasi yang
diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Setiap informasi yang didapatkan
hendaknya di kaji dan dipahami bersama (peneliti). Informasi yang terkumpul
perlu diuraikan, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainya,
dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya. Melalui proses refleksi yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Hasil refleksi ini
digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan
selanjutnya.
Evaluasi merupakan kegiatan terakhir dari refleksi yang terakhir.
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh setelah
diadakan tindakan. Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti membandingkan
kondisi awal sebelum dan kondisi sesudah diadakannya tindakan. Dari hasil
tersebut, peneliti dan tim mengadakan diskusi untuk memaknai data yang
diperoleh, sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang tindakan yang
akan dilakukan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kuwayuhan yang terletak di
Desa Kuwayuhan, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen. Kelas yang
digunakan untuk penelitian adalah kelas IV Tahun Ajaran 2011/2012 yang
berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan siswa 17 putri dengan
latar belakang yang berbeda-beda. Namun perbedaan itu tidak menjadi hambatan
bagi siswa dalam bergaul satu sama lain.
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan
pengamatan dengan mengamati hasil nilai IPA kelas IV. Ternyata dari hasil
penelitian tersebut peneliti menemukan banyak siswa yang belum tuntas dalam
menempuh pelajaran IPA karena anak kelas IV terlihat tidak antusias dan
bersemangat dalam mengikuti pelajaran IPA. Hal ini didukung oleh pernyataan
guru kelas IV tentang prestasi pada mata pelajaran IPA yaitu nilai rata-rata kelas
mata pelajaran IPA masih sangat rendah dibanding dengan nilai rata-rata palajaran
yang lain. Berdasarkan pengamatan teman sejawat saat mengajar di kelas IV
khususnya subbahasan sumber daya alam, hasil belajar yang diperoleh masih
belum memuaskan, padahal materi tersebut tergolong mudah. Hal ini
membangkitkan motivasi peneliti untuk menerapkan media grafis dalam
pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012.
Data pendukung untuk memperkuat hasil pengamatan yaitu peneliti
melakukan pratindakan dengan memberikan pretes atau tes uji coba kepada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan. Tes uji coba ini dengan jumlah soal 30 berupa
soal pilihan ganda. Tes uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa tentang materi SDA (Sumber daya Alam). Adapun hasil
tes uji coba yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 4.1. Hasil Tes Pretest Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)
1. 0-9 0 0
2. 10-19 0 0
3. 20-29 2 6,06
4. 30-39 5 15,15
5. 40-49 1 3,03
6. 50-59 8 24,24
7. 60-69 10 30,30
8. 70-79 4 12,12
9. 80-89 3 9,09
10. 90-99 0 0
11. 100 0 0
Yang mendapat nilai < KKM 26 78,79
Yang mendapat nilai > KKM 7 21,21
Jumlah Nilai 1872
Rata-rata 56,73
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 20
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa hasil pretes siklus I pada siswa kelas
IV SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah 33siswa, hanya ada 7siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). Nilai yang diperoleh siswa
berkisar antara 0 sampai 100, dengan persentase siswa yang mendapat nilai antara
0-9 sebesar 0%, yang mendapat nilai antara 10-19 sebesar 0%, yang mendapat
nilai antara 20-29 sebesar 6,06%, yang mendapat nilai antara 30-39 sebesar
15,15%, yang mendapat nilai antara 40-49 sebesar 3,03%, yang mendapat nilai
antara 50-59 sebesar 24,24%, yang mendapat nilai 60-69 sebesar 30,30%, yang
mendapat nilai antara 70-79 sebesar 12,12 %, yang mendapat nilai antara 80-89
sebesar 9,09%, dan antara 90-99 dan 100 sebesar 0%. Jumlah nilai seluruh siswa
sebesar 1872 dan rata-rata nilainya yaitu sebesar 56,73. Nilai tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 80dan nilai terendahnya yaitu 20. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar IPA materi SDA siswa masih rendah dan dapat
dikatakan bahwa pembelajaran belum berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut, salah satunya disebabkan
oleh penggunaan media ajar yang kurang variatif dan kurang menarik bagi siswa
untuk mengikuti dan mempelajari lebih dalam tentangb materi SDA (Sumber
Daya Alam). Selain itu juga kurang terampilnya guru dalam membungkus suatu
materi ajar dengan disajikan melalui beberapa model dan metode pembelajaran
yang lebih inovatif. IPA merupakan materi ajar yang sangat penting dalam
kehidupan, materi ajarnya berkaitan dengan alam dan kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, perlu adanya penguasaan materi dan keterampilan dalam
mengaplikasikan ilmu dalam dunia nyata. Demi meningkatkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran IPA diperlukan adanya tindakan dalam pembelajaran.
Tindakan yang dapat diambil adalah penggunaan media grafis untuk
mengoptimalkan hasil belajar IPA materi SDA (Sumber Daya Alam) pada siswa
kleas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Deskripsi Siklus I
Siklus I merupakan siklus dengan subbahasansumber daya alam dan
lingkungan. Sebelum pelaksanaan siklus I terlebih dahulu dilksanakan pretest
yang merupakan uji coba terhadap kemampuan dasar siswa sekaligus sebagai
pembanding antara pembelajaran sebelum menggunakan media grafis dan
pembelajaran menggunakan media grafis.
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah Pertama, peneliti meminta izin kepada guru kelas IV dan Kepala
SD Negeri 1 Kuwayuhan bahwa akan melaksanakan penelitian; Kedua,
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran; Ketiga, menyiapkan media
grafis untuk mendukung pelaksanaan penelitian; Keempat, membuat soal
dan lembar observasi serta melaksanakan post tes guna mengukur
keberhasilan pembelajaran Kelima, menghubungi teman sejawat guna
mengobservasi pada saat pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 yaitu pada hari Senin
tanggal 27Februari 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuaidengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat.Pemberian materi tentang “Sumber Daya Alam Dan Lingkungan”.
Penggunaan media grafisberupa peta persebaran SDA, gambar contoh-
contoh sumber daya alam yang ada di lingkungan, papan flannel, dan
kartu kata.Model pembelajaran yang digunakan adalah CTL. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab,
penugasan, dan inquiri.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti pada siklus I pertemuan 2 selama 40 menit.
Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus 1 pertemuan 2. Pada kegiatan awal, siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang klasifikasi sumber daya alam
menurut jenisnya dan tentang SDA hayati.
Siswa memberi contoh SDA hayati dan memperhatikan
penjelasan guru tentang SDA non hayati. Selanjutnya, siswa memberi
contoh SDA non hayati. Dilanjutkan siswa menerima gambar contoh-
contoh SDA dan menggolongkan SDA menurut jenisnya melalui bantuan
gambar-gambar yang diberikan oleh guru, serta melengkapi bagan
klasifikasi SDA menurut jenisnya melalui bantuan gambar dan kartu kata
yang disediakan guru. Kegiatan berikutnya siswa mendiskusikan
persamaan dan perbedaan sumber daya alam menurut jenisnya
dilanjutkan membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Pada kegiatan
akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang kurang jelas seputar materi yang disampaikan oleh guru
melalui media grafis. Kemudian guru bersama dengan siswa
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakasanakan. Setelah
itu, siswa melaksanakan kegiatan evaluasi sebagai post test siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
pertemuan 1 untuk mengetahui hasil peningkatan belajar yang sudah
melalui media grafis.
3) Observasi
Tahap ini merupakan tahap pengamatan proses pembelajaran
selama penelitian berlangsung. Tujuan observasi untuk mengamati
jalannya pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan observasi ini meliputi dari
pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
instrumen lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan pedoman
wawancara.
Observasi guru dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja
guru melangsungkan pembelajaran. Kinerja guru yang diobservasi terdiri
dari beberapa aspek.Kinerja guru pada siklus I pertemuan 1 sudah baik.
Guru sudah menggunakan media grafis dengan baik. Guru atau peneliti
juga sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang ada
di RPP. Peneliti juga sudah bersikap terbuka kepada siswa dan selalu
memberi motivasi kepada siswa.Selain itu guru juga sudah
mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan matang.
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai alat penggali
bagi peneliti. Proses pengamatan di sini akan menjelaskan apakah hal
yang direncanakan berjalan dengan rencana atau tidak. Untuk
mendapatkan gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan media grafis pada siklus I pertemuan 1 ini dapat dilihat
pada tabel 4. 2 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel 4.2. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media
Grafis bagi Gurupada Siklus 1 Pertemuan 1
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
3 3 6 75
2 Pebuatan
Media
8 10 18 56,25
3 Pengaturan
Siswa
3 2 5 62,5
4 Penempatan
Media
9 10 19 59,37
5 Penyajian
Materi
23 22 45 56,25
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
4 5 9 56,25
7 Penyimpulan 2 2 4 50
8 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 55 57 112 490,625
Rata-rata 6,87 7,12 14 61,32
Sesuai tabel 4.2 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafispada siklus I pertemuan 1 langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan baik yaitu dengan persentase sebesar
75%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan kurang
yaitu dengan persentase sebesar 56,25%. Langkah ketiga yaitu
pengaturan siswa berlangsung dengan cukup baik yaitu dengan
persentase sebesar 62,5%. Langkah keempat yaitu penempatan media
denganposisi kurang baik yaitu dengan persentase sebesar 59,37%.
Langkah kelima yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan
kategori kurang baik yaitu dengan persentase sebesar 56,25%. Langkah
keenam yaitu pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung
dengan kurang baik yaitu dengan persentase sebesar 56,25%. Langkah
ketujuh yaitu penyimpulan materi ajar berlangsung dengan kurang baik
yaitu dengan persentase sebesar 50%. Langkah kedelapan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
pemberian tes evaluasi berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase
sebesar 75%. Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari
delapan langkah pembelajarn dengan media grafis, langkah yang sudah
berlangsung dengan baik ada 2 langkah yaitu langkah (1) penentuan
media, (2) pemberian tes. Kemudian langkah yang sudah berlangsung
dengan cukup baik ada 1 langkah yaitu pengaturan siswa. Langkanh yang
mendapat nilai kurang baik ada 5 langkah yaitu langkah (1) pembuatan
media, (2) penempatan media, (3) penyajian materi, (4) pemberian
kesempatan bertanya, dan (5) penyimpulan materi ajar. Berdasarkan tabel
di atas, terlihat pula bahwa skor rata-rata guru (peneliti) dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan media grafissudah
menunjukkan tingkat kriteria cukup baik dengan rata-rata persentase dari
observer yaitu sebesar 61,32%. Selain tabel hasil observasi dari guru,
berikut juga akan ditampilkan hasil observasi terhadap siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis pada tabel 4.34
berikut:
Tabel 4.3. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus I Pertemuan 1
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
3 2 5 62,5
2 Penempatan
Media
10 10 20 62,5
3 Penyajian
Materi
23 23 46 57,5
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
4 5 9 56,25
5 Penyimpulan 2 2 4 50
6 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 45 45 90 363,75
Rata-rata 7,5 7,5 15 60,62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus I
pertemuan 1 langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan kriteria cukup baik yaitu dengan persentase sebesar 62,5%.
Langkah kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung
dengancukup baik yaitu dengan persentase sebesar 62,25%. Pada langkah
ketiga yaitu penyajian materi sudah berlangsung dengan kurang baik
yaitu dengan persentase sebesar 57,5%. Langkah keempat yaitu
kesempatan bertanyajuga berlangsung dengan kurang baik yaitu dengan
persentase sebesar 56,25%. Langkah kelima yaitu penyimpulan
berlangsung dengan kurang baik yaitu dengan persentase sebesar 50%.
Langkah keenam yaitu pemberian tes, langkah ini berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Sesuai penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa dari 6 langkah pembelajaran media grafis
mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-6 sudah berlangsung dengan
cukup baik. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pula bahwa rata-rata
skor siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis
sudah berlangsung cukup baik yaitu dengan rata-rata persentase dari
observer sebesar 60,62%.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4.4 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel 4.4. Nilai IPA Siklus IPertemuan 1
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1. 0-9 0 0
2. 10-19 0 0
3. 20-29 0 0
4. 30-39 0 0
5. 40-49 2 6,06
6. 50-59 2 6,06
7. 60-69 11 33,33
8. 70-79 10 30,30
9. 80-89 7 21,21
10. 90-99 1 3,03
11. 100 0 0
Yang mendapat nilai < KKM 15 45,45
Yang mendapat nilai > KKM 18 54,55
Jumlah Nilai 2190
Rata-rata 66,36
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa hasil tes siklus I pada
pertemuan 1 siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah
33siswa, hanya ada 18siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimun (KKM). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 0 sampai
100, dengan persentase siswa yang mendapat nilai antara 0-9, 10-19, 20-
29, dan 30-39 sebesar 0%, yang mendapat nilai antara 40-49 sebesar
6,06%, yang mendapat nilai antara 50-59 sebesar 6,06%, yang mendapat
nilai 60-69 sebesar 33,33%, yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar
30,30 %, yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar 21,21%, dan antara
90-99 sebesar 3,03%, dan yang mendapat 100 sebesar 0%. Jumlah nilai
seluruh siswa sebesar 2190 dan rata-rata nilainya yaitu sebesar 66,36.
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90dan nilai terendahnya yaitu
40. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diadakan tindakan pada siklus I
pertemuan 1 terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Berikut ini adalah table penguasaan ketrampilan proses IPA pada
pembelajaran siklus I pertemuan 1.
Tabel 4.5. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I
Peretemuan 1
No Ketrampilan Proses
Dasar
Presentase
Penguasaan
1 Observasi 33%
2 Klasifikasi 56%
3 Inferensi 49%
Rata-Rata 46%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 1 dapat diambil
kesimpulan bahwa langkah-langkah penggunaan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
(penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, dan (7) pemberian tes.
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 1 pada tabel 4.6 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel 4.6. Perbandingan Hasil Pretes Siklus I dengan Hasil Belajar
Siklus I Pertemuan 1
Interval Pretes Pertemuan 1 Ket.
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak
Tuntas 10-19 0 0 0 0
20-29 2 6,06 0 0
30-39 5 15,15 0 0
40-49 1 3,03 2 6,06
50-59 8 24,24 2 6,06
60-69 10 30,30 11 33,33
70-79 4 12,12 10 30,30 Tuntas
80-89 3 9,09 7 21,21
90-99 0 0 1 3,03
100 0 0 0 0
Yang mendapat nilai < KKM 26 78,78 15 45,45
Yang mendapat nilai > KKM 7 21,21 18 54,54
Jumlah seluruh nilai 1872 2190
Rata-rata 56,73 66,36
Nilai tertinggi 80 90
Nilai terendah 20 40
Pada tabel 4.15 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 1 mengalami kenaikan. Berdasarkan
hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 21,21%.
Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 1 ternyata hasilnya menjadi
54,54%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 33,33,%.
Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 1872 dan pada
pertemuan mengalami kenaikan menjadi 2190 jadi mengalami kenaikan
sebesar 318. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu 80 pada
pertemuan 1 mengalami kenaikan yaitu menjadi 90. Sedangkan untuk
nilai terendah pada pretes sebesar 20 dan pada pertemuan 1 yaitu sebesar
40.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
terdapat kendala untuk diperbaiki, baik oleh guru maupun oleh siswa
demi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.Adapun kendala
guru yang terdapat pada pertemuan 1 diantaranya yaitu: (1) guru dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media grafis masih kurang
dipahami oleh siswa, (2) ada 2 langkah pembelajaran yang perlu
ditambahkan dalam skenario pembelajaran.
Adapun kendala siswa pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 1yaitu: (1) pada saat kegiatan
pembelajaran ada siswa yang ramai, (2) pada kegiatan pembelajaran
siswa ada yang masih perlu ditambahkan agar pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 1, solusi yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan menyajikan pembelajaran dengan media yang
lebih besar dan lebih menarik bagi siswa serta mudah dipahami dan
diterima oleh siswa, (2) guru menambahkan langkah pembelajaran agar
langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih baik dan lancer, dan (3)
guru lebih kreativ dalam menciptakan suasana belajar supaya siswa tidak
ramai sendiri.
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah Pertama, Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran; Kedua,
menyiapkan media grafis untuk mendukung pelaksanaan penelitian;
Ketiga, membuat soal dan lembar observasi serta melaksanakan post tes
guna mengukur keberhasilan pembelajaran Keempat, menghubungi
teman sejawat guna mengobservasi pada saat pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 2 yaitu pada hari Sabtu
tanggal 03 Maret 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuaidengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat.Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus I pertemuan ke-1. Penjelasan materi baru yaitu
“Klasifikasi Sumber Daya Alam Menurut Jenisnya. Media grafis yang
digunakan yaitu gambar berbagai contoh SDA menurut jenis dan
manfaatnya, bagan klasifikasi sumber daya alam menurut jenis dan
manfaatnya, papan flannel dan kartu kata. Model pembelajaran yang
digunakan adalah STAD. Metode pembelajaran yang digunakan adalah
metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, permainan, dan diskusi.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti ini merupakan kegiatan pelaksanaan tindakan dari
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan setelah pre test
dilakukan.
Kegiatan inti pada siklus I pertemuan 2 selama 40 menit. Pada
pertemuan kedua ini guru menggunakan media grafis berupa gambar,
kartu kata, bagan dan papan flannel. Berikut ini adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran siklus 1 pertemuan 2.
Pertama siswa memperhatikan penjelasan guru tentang klasifikasi sumber
daya alam menurut jenisny yaitu SDA hayati dan non hayati. Dilanjutkan
memberi contoh SDA hyati dan non hayati. Selanjutnya, siswa menerima
gambar contoh-contoh SDA dan menggolongkan SDA menurut jenisnya
dilanjutkan melengkapi bagan klasifikasi SDA menurut jenisnya melalui
bantuan gambar dan kartu kata yang disediakan guru.
Pada kegiatan inti siswa mendiskusikan persamaan dan perbedaan
sumber daya alam menurut jenisnya. Selanjutnya, siswa membacakan
hasil diskusinya di depan kelas. Pada kegiatan ini guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
seputar materi yang disampaikan oleh guru melalui media grafis.
Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakasanakan. Setelah itu siswa melaksanakan
kegiatan evaluasi sebagai post test siklus I pertemuan 2 untuk
mengetahui hasil peningkatan belajar yang sudah melalui media grafis.
3) Observasi
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai alat penggali
bagi peneliti. Proses pengamatan di sini akan menjelaskan apakah hal
yang direncanakan berjalan dengan rencana atau tidak. Untuk
mendapatkan gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan media grafis pada siklus I pertemuan 2 ini dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus 1 Pertemuan 2
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
3 3 6 75
2 Pebuatan
Media
10 11 21 65,62
3 Pengaturan
Siswa
3 3 6 75
4 Penempatan
Media
10 10 20 62,5
5 Penyajian
Materi
25 26 51 63,75
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
5 5 10 62,5
7 Penyimpulan 3 3 6 75
8 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 62 64 126 554,37
Rata-rata 7,75 8 15,75 69,29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Sesuai tabel 4.6 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafis pada siklus I pertemuan 1 langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan baik yaitu dengan persentase sebesar
75%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan kriteria
cukup yaitu dengan persentase sebesar 65,62%. Langkah ketiga yaitu
pengaturan siswa berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase
sebesar 75%. Langkah keempat yaitu penempatan media denganposisi
cukup baik yaitu dengan persentase sebesar 62,5%. Langkah kelima yaitu
penyajian materi yang telah berlangsung dengan kategori cukupbaik
yaitu dengan persentase sebesar 63,75%. Langkah keenam yaitu
pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung dengan
cukupbaik yaitu dengan persentase sebesar 62,5%. Langkah ketujuh yaitu
penyimpulan materi ajar berlangsung denganbaik yaitu dengan
persentase sebesar 75%. Langkah kedelapan yaitu pemberian tes evaluasi
berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Sesuai
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari delapan langkah
pembelajarn dengan media grafis, langkah yang sudah berlangsung
dengan baik ada 4 langkah yaitu langkah (1) penentuan media, (2)
pengaturan siswa, (3) penyimpulan, dan (4) pemberian tes. Kemudian
langkah yang sudah berlangsung dengan cukup baik ada 4langkah yaitu
(1) pembuatan media grafis, (2) penempatan media, (3) penyajian materi,
dan (4) pemberian kesempatan bertanya.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat kriteria cukup baik dengan rata-rata
persentase dari observer yaitu sebesar 69,29%. Selain tabel hasil
observasi dari guru, berikut juga akan ditampilkan hasil observasi
terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media
grafis pada tabel 4.8 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Tabel 4.8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus I Pertemuan 2
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
3 3 6 75
2 Penempatan
Media
10 10 20 62,5
3 Penyajian
Materi
24 26 50 62,5
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
5 5 10 62,5
5 Penyimpulan 3 3 6 75
6 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 48 50 98 412,5
Rata-rata 8 8,3 16,3
3
68,75
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus I
pertemuan 1 langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan kriteria baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Langkah
kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung dengan
cukup baik yaitu dengan persentase sebesar 62,5%. Pada langkah ketiga
yaitu penyajian materi sudah berlangsung dengan cukupbaik yaitu
dengan persentase sebesar 62,5%. Langkah keempat yaitu kesempatan
bertanyajuga berlangsung dengancukup baik yaitu dengan persentase
sebesar 62,5%. Langkah kelima yaitu penyimpulan berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Langkah keenam yaitu
pemberian tes, langkah ini berlangsung dengan baik yaitu dengan
persentase sebesar 75%. Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa dari 6 langkah pembelajaran media grafis mulai langkah ke-1
sampai langkah ke-6 sudah berlangsung dengan cukup baik. Berdasarkan
tabel di atas dapat dilihat pula bahwa rata-rata skor siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis sudah berlangsung
cukup baik yaitu dengan rata-rata persentase dari observer sebesar
68,75%.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4.9 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2:
Tabel 4.9. Nilai IPA Siklus I Pertemuan 2
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1. 0-9 0 0
2. 10-19 0 0
3. 20-29 0 0
4. 30-39 0 0
5. 40-49 1 3,03
6. 50-59 3 9,09
7. 60-69 4 12,12
8. 70-79 12 36,36
9. 80-89 7 21,21
10. 90-99 6 18,18
11. 100 0 0
Yang mendapat nilai < KKM 8 24,24
Yang mendapat nilai > KKM 25 75,76
Jumlah Nilai 2370
Rata-rata 71,82
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa hasil tes siklus I pada
pertemuan 2 siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah 33
siswa, jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun
(KKM) meningkat menjadi 25 siswa. Nilai yang diperoleh siswa berkisar
antara 0 sampai 100, dengan persentase siswa yang mendapat nilai
antara 0-9, 10-19, 20-29, dan 30-39 sebesar 0%, yang mendapat nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
antara 40-49 sebesar 3,03%, yang mendapat nilai antara 50-59 sebesar
9,09%, yang mendapat nilai 60-69 sebesar 12,12%, yang mendapat nilai
antara 70-79 sebesar 36,36 %, yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar
21,21%, dan antara 90-99 sebesar 18,18%, dan yang mendapat 100
sebesar 0%. Jumlah nilai seluruh siswa sebesar 2370 dan rata-rata
nilainya yaitu sebesar 71,83. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu
90dan nilai terendahnya yaitu 40. Hal ini menunjukkan bahwa setelah
diadakan tindakan pada siklus I pertemuan 1 dan 2 terdapat adanya
peningkatan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah table penguasaan
ketrampilan proses IPA pada pembelajaran siklus I pertemuan 2.
Tabel 4.10. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I
Pertemuan 2
No Ketrampilan Proses Dasar Presentase Penguasaan
1 Observasi 46%
2 Klasifikasi 63%
3 Inferensi 53%
Rata-Rata 54%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 2 dapat diambil
kesimpulan bahwa langkah-langkah penggunaan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
(penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, dan (7) pemberian tes.
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 2 pada tabel 4.11 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Pretes Siklus I dengan Hasil Belajar
Siklus I Pertemuan 2
Interval Pretes Pertemuan 2 Ketrgn
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak
Tuntas 10-19 0 0 0 0
20-29 2 6,06 0 0
30-39 5 15,15 0 0
40-49 1 3,03 1 3,03
50-59 8 24,24 3 9,09
60-69 10 30,30 4 12,12
70-79 4 12,12 12 36,36 Tuntas
80-89 3 9,09 7 21,21
90-99 0 0 6 18,18
100 0 0 0 0
Yang mendapat
nilai < KKM
26 78,78 8 24,24
Yang mendapat
nilai > KKM
7 21,21 25 75,76
Jumlah seluruh
nilai
1872 2370
Rata-rata 56,73 71,82
Nilai tertinggi 80 90
Nilai terendah 20 40
Pada tabel 4.16 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 2 juga mengalami kenaikan.
Berdasarkan hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM
sebesar 21,21%. Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 2 ternyata
hasilnya menjadi 75,76%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar
54,55,%. Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 1872
dan pada pertemuan mengalami kenaikan menjadi 2370 jadi mengalami
kenaikan sebesar 498. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu
80 pada pertemuan 2 mengalami kenaikan yaitu menjadi 90.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Sedangkanuntuk nilai terendah pada pretes sebesar 20 dan pada
pertemuan 2 yaitu sebesar 40.
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
terdapat kendala untuk diperbaiki, baik oleh guru maupun oleh siswa
demi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.Adapun kendala
guru yang terdapat pada pertemuan 2 diantaranya yaitu: (1) guru dalam
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media grafis masih ada
langkah penggunaan media yang belum terlaksana dengan maksimal,
sehingga masih ada siswa yang kurang paham, (2) ada 2 langkah
pembelajaran yang terlewatkan dari yang direncanakan dalam skenario
pembelajaran.
Adapun kendala siswa pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 2yaitu: (1) pada saat kegiatan
pembelajaran ada siswa yang tidak memperhatikan, (2) pada kegiatan
pembelajaran siswa ada yang masih perlu ditambahkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 2, solusi yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan menggunakan media grafis dengan langkah yang
jelas dan mudah dipahami oleh siswa, (2) guru menambahkan langkah
pembelajaran agar langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih baik dan
lancar, dan (3) guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar
supaya siswa tertarik untuk memperhatikan.
c. Pertemuan 3
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah Pertama, Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran; Kedua,
menyiapkan media grafis untuk mendukung pelaksanaan penelitian;
Ketiga, membuat soal dan lembar observasi serta melaksanakan post tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
guna mengukur keberhasilan pembelajaran Keempat, menghubungi
teman sejawat guna mengobservasi pada saat pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan 1 yaitu pada hari hari
Rabu tanggal 7 Maret 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuaidengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat.Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang
muncul pada siklus I pertemuan ke-2. Penjelasan materi baru yaitu
“Klasifikasi Sumber Daya Alam Menurut Sifatnya”. Media grafis yang
digunakan yaitu gambar berbagai sumber daya alam menurut sifatnya,
bagan klasifikasi sumber daya alam menurut sifatnya, papan flannel, dan
kartu kata. Model pembelajaran yang digunakan adalah STAD. Metode
pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab,
penugasan, permainan, dan diskusi. Pemberian soal evaluasi sebagai
sebagai tes siklus I.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti ini merupakan kegiatan pelaksanaan tindakan dari
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan setelah siklus I
pertemuan 2 dilakukan. Kegiatan inti pada siklus I pertemuan 3 berjalan
selama 40 menit. Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
pada pembelajaran siklus 1 pertemuan 3. Pada kegiatan awal siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang klasifikasi sumber daya alam
menurut sifatnya yaitu SDA dapat diperbaharui dan SDA tidak dapat
diperbaharui. Selanjutnya, siswa memberi contoh tentang SDA yang
dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Kemudian siswa
menggolongkan SDA menurut sifatnya dan membuat bagan klasifikasi
SDA menurut sumbernya melalui bantuan gambar dan kartu kata yang
disediakan guru. Selanjutnya, siswa mendiskusikan persamaan dan
perbedaan sumber daya alam menurut sifatnya dilanjutkan membacakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
hasil diskusinya di depan kelas.Pada kegiatan akhirguru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
seputar materi yang disampaikan oleh guru melalui media grafis.
Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran dilanjutkan siswa melaksanakan kegiatan evaluasi.
3) Observasi
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Proses pengamatan di sini akan
dijelaskan apakah hal yang direncanakan berjalan dengan rencana atau
tidak. Gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan media grafis pada siklus I pertemuan 3 ini dapat dilihat
pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus 1 Pertemuan 3
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer
II
1 Penentuan
Media
4 3 7 87,5
2 Pebuatan Media 11 12 23 71,87
3 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
4 Penempatan
Media
11 12 22 68,75
5 Penyajian
Materi
25 26 51 63,75
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
5 5 10 62,5
7 Penyimpulan 3 3 6 75
8 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 66 66 132 591,87
Rata-rata 8,25 8,25 16,5 73,98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Sesuai tabel 4.10 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafis pada siklus I pertemuan 3langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 87,5%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan
kriteria baik yaitu dengan persentase sebesar 71,87%. Langkah ketiga
yaitu pengaturan siswa berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 87,5%.Langkah keempat yaitu penempatan media
denganposisi cukup baik yaitu dengan persentase sebesar 68,75%.
Langkah kelima yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan
kategori cukupbaik yaitu dengan persentase sebesar 63,75%. Langkah
keenam yaitu pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung
dengan cukupbaik yaitu dengan persentase sebesar 62,5%. Langkah
ketujuh yaitu penyimpulan materi ajar berlangsung denganbaik yaitu
dengan persentase sebesar 75%. Langkah kedelapan yaitu pemberian tes
evaluasi berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 75%.
Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari delapan langkah
pembelajarn dengan media grafis, langkah yang sudah berlangsung
dengan baik ada 3 langkah yaitu langkah (1) pembuatan media, (2)
penyimpulan, dan (3) pemberian tes. Kemudian langkah yang sudah
berlangsung dengan cukup baik ada 3langkah yaitu (1) penempatan
media, (2) penyajian materi, dan (4) pemberian kesempatan bertanya.
Langkah dengan kriteria sangat baik terdapat 2 langkah yaitu (1)
penentuan media, dan (2) pengaturan siswa.
Berdasarkan tabel 4.10 terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat kriteria baik dengan rata-rata
persentase dari observer yaitu sebesar 73,98%. Selain tabel hasil
observasi dari guru, berikut juga akan ditampilkan hasil observasi
terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media
grafis pada tabel 4.13 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel 4.13. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus I Pertemuan 3
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer
I
Observer
II
1 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
2 Penempatan
Media
12 11 23 71,87
3 Penyajian
Materi
26 26 52 65
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
5 5 10 62,5
5 Penyimpulan 3 3 6 75
6 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 53 51 104 436,87
Rata-rata 8,83 8,5 17,33 72,81
Berdasarkan tabel 4.11 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus I
pertemuan 3langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan kriteria sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 87,5%.
Langkah kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung
dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 71,87%. Pada langkah
ketiga yaitu penyajian materi sudah berlangsung dengan cukupbaik yaitu
dengan persentase sebesar 65%. Langkah keempat yaitu kesempatan
bertanyajuga berlangsung dengancukup baik yaitu dengan persentase
sebesar 62,5%. Langkah kelima yaitu penyimpulan berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Langkah keenam yaitu
pemberian tes, langkah ini berlangsung dengan baik yaitu dengan
persentase sebesar 75%. Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa dari 6 langkah pembelajaran media grafis mulai langkah ke-1
sampai langkah ke-6 sudah berlangsung dengan cukup baik. Berdasarkan
tabel di atas dapat dilihat pula bahwa rata-rata skor siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis sudah berlangsung
baik yaitu dengan rata-rata persentase dari observer sebesar 72,81%.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4.14 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 3:
Tabel 4.14.Nilai IPA Siklus IPertemuan 3
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1. 0-9 0 0
2. 10-19 0 0
3. 20-29 0 0
4. 30-39 0 0
5. 40-49 1 3,03
6. 50-59 - 0
7. 60-69 3 9,09
8. 70-79 12 36,36
9. 80-89 13 39,39
10. 90-99 4 12,12
11. 100 0 0
Yang mendapat nilai < KKM 4 12,12
Yang mendapat nilai > KKM 29 87,88
Jumlah Nilai 2460
Rata-rata 74,55
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa hasil tes siklus I pada
pertemuan 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah 33
siswa, jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun
(KKM) meningkat menjadi 29 siswa. Nilai yang diperoleh siswa berkisar
antara 0 sampai 100, dengan persentase siswa yang mendapat nilai
antara 0-9, 10-19, 20-29, dan 30-39 sebesar 0%, yang mendapat nilai
antara 40-49 sebesar 3,03%, yang mendapat nilai antara 50-59 sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
0%, yang mendapat nilai 60-69 sebesar 9,09%, yang mendapat nilai
antara 70-79 sebesar 36,36 %, yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar
39,39%, dan antara 90-99 sebesar 12,12%, dan yang mendapat 100
sebesar 0%. Jumlah nilai seluruh siswa sebesar 2460 dan rata-rata
nilainya yaitu sebesar 74,55. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu
90dan nilai terendahnya yaitu 40. Hal ini menunjukkan bahwa setelah
diadakan tindakan pada siklus I pertemuan 3 terdapat adanya peningkatan
hasil belajar siswa.
Selain itu, diobservasi pula nilai keterampilan proses siswa selama
pembelajaran. Berikut nilai keterampilan proses siklus I pertemuan 3:
Tabel 4.15. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I
Peretemuan 3
No Ketrampilan Proses Dasar Presentase Penguasaan
1 Observasi 56%
2 Klasifikasi 63%
3 Inferensi 59%
Rata-Rata 59%
Berdasarkan nilai keterampilan proses tiap pertemuan pada siklus I
diperoleh peningkatan dari tiap pertemuan berikut ini:
Tabel 4.16. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus I
No Siklus I Rata-Rata Penguasaan
Ketrampilan Proses
1 Pertemuan 1 46%
2 Pertemuan 2 56%
3 Pertemuan 3 59%
Rata-Rata 54%
4) Refleksi Siklus I Pertemuan 3
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan3 diambil kesimpulan
bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
(penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, dan (7) pemberian tes.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis
yang masih perlu ditingkatkan yaitu
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 3 pada tabel 4. 17 berikut.
Tabel 4. 17. Perbandingan Hasil Pretes Siklus I dengan Hasil Belajar
Siswa pada Siklus I Pertemuan 3
Interval Pretes Pertemuan 3 Keterangan
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak Tuntas
10-19 0 0 0 0
20-29 2 6,06 0 0
30-39 5 15,15 0 0
40-49 1 3,03 1 3,03
50-59 8 24,24 - 0
60-69 10 30,30 3 9,09
70-79 4 12,12 12 36,36 Tuntas
80-89 3 9,09 13 39,39
90-99 0 0 4 12,12
100 0 0 0 0
Yang mendapat
nilai < KKM
26 78,78 4 12,12
Yang mendapat
nilai > KKM
7 21,21 29 87,88
Jumlah seluruh
nilai
1872 2460
Rata-rata 56,73 74,55
Nilai tertinggi 80 90
Nilai terendah 20 40
Pada tabel 4.17dapat diketahui bahwa hasil pretes siswa
dibandingkan dengan hasil belajar pada pertemuan 3 mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
kenaikan. Berdasarkan hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas
KKM sebesar 21,21%. Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 3
ternyata hasilnya menjadi 87,88%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar
sebesar 66,67%. Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes
sebesar 1872 dan pada pertemuan 3 mengalami kenaikan menjadi 2460
jadi mengalami kenaikan sebesar 588. Selain itu untuk nilai tertinggi
pada pretes yaitu 80 dan pada pertemuan 3 mengalami kenaikan yaitu
menjadi 90 Dan untuk nilai terendah pada pretes sebesar 20 dan pada
pertemuan 3 yaitu sebesar 40.
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis pada
pertemuan 3, terdapat kendala untuk dilengkapi dan diperbaiki. Baik oleh
guru maupun oleh siswa. Adapun kendala guru pada pertemuan 3 yaitu:
(1) guru dalam menjelaskan materi, masih perlu menambahkan contoh-
contoh yang lebih konkret yang sering ditemuai anak dalam kehidupan
sehari-hari, (2) pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa
belum menyimpulkan materi pembelajaran.
Adapun kekurangan siswa pada saat melakukan pembelajaran
pada pertemuan 3 menggunakan media grafisyaitu: (1) siswa kurang
respon terhadap tanggapan atau pertanyaan dari guru karena guru kurang
konkret dalam menjelaskan materi pembelajaran, (2) siswa belum
mampu menyimpulkan materi pembelajaran.
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 3, hal yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan memperjelas lagi materi pembelajaran melalui
contoh-contoh yang lebih konkret, (2) guru bersama dengan siswa
menyimpulkan materi pembelajaran.
d. Analisis Antar Pertemuan pada Siklus I
1) Analisis Proses Penggunaan Media Grafis Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada
siklus I ini akan dibandingkan dari pertemuan 1 sampai pertemuan 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Tabel kegiatan guru pada siklus I mulai pertemuan 1 sampai pertemuan 3
dapat dilihat pada tabel 4. 18 berikut:
Tabel 4. 18. Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Guru
pada Siklus I
N
o
Langkah
Penggunaan
Media Grafis
Siklus I/Pertemuan Jml Rata-
rata 1 2 3
% % %
1 Penentuan
Media
75 75 87,5 237,5 79,2
2 Pebuatan
Media
56,25 65,62 71,87 193,7 64,6
3 Pengaturan
Siswa
62,5 75 87,5 225 75,0
4 Penempatan
Media
59,37 62,5 68,75 190,6 63,5
5 Penyajian
Materi
56,25 63,75 63,75 183,8 61,3
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
56,25 62,5 62,5 181,3 60,4
7 Penyimpulan 50 75 75 200 66,7
8 Pemberian
Tes
75 75 75 225 75,0
Jumlah 490,625 554,37 591,87 1636,9
Rata-rata 61,32 69,29 73,98 68,2
Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa langkah pembelajaran
dengan media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-8 sudah
berlangsung dengan sangat baik semua. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Gambar 4.1. Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi
Guru pada Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan 1 sampai
pertemuan 3 pada siklus III ini dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-
langkah pembelajaran dengan media grafis bagi guru yaitu sebagai
berikut: (1) penentuan media yaitu dengan disesuaikan dengan materi dan
tujuan pembelajaran, (2) pembuatan media didasarkan pada prinsip
membuatan media grafis dan sudah sesuai dengan prinsip tersebuttetapi
perlu untuk diperbaiki medianya supaya lebih baik, (3) Pengaturan siswa,
pada langkah ini siswa diatur sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
menyesuaikan dengan ukuran media apakah sesuai jika disajikan dalam
kelompok, (4) penempatan media belum sesuai dengan kondisi siswa dan
lingkungan belajar, (5) penyajian materi, materi yang disajikan sudah
cocok dengan media yang digunakan akan tetapi medianya kurang dapat
diterima oleh siswa, (6) pemberian kesempatan bertanya, guru belum
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya yang kaitannya
dengan penggunaan media grafis, (7) penyimpulan yang dilakukan oleh
guru dengan siswa sudah relevan dengan materi dan tujuan pembelajaran
menggunakan media grafis tetapi belum melibatkan siswa, (8) pemberian
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
61% 69%
74%
Pe
rse
nta
se
Skor observasi
Skor observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
tes dilakukan pada akhir pembelajaran dan sudah mampu mengevaluasi
kemampuan siswa dalam menguasai materi yang disajikan melalui media
grafis, akan tetapi masih ada siswa yang belum mencapai nilai di atas
KKM.. Berdasarkan rincian tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-
langah pembelajaran dengan media grafis ada 8 langkah pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi selama siklus I dapat disimpulkan bahwa
langkah pembelajaran dengan media grafis bagi guru berlangsung dengan
kriteria cukup yaitu dengan persentase 68,2%.Selain observasi guru,
pelaksanaan pembelajaran dengan media grafis juga ada kegiatan
observasi siswa. Berikut adalah tabel 4. 18 yang berisi analisis proses
penggunaan media grafis bagi siswa.
Tabel 4. 18. Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Siswa
pada Siklus I
N
o
Langkah
Proses
Penggunaan
Media Grafis
Siklus I/Pertemuan Jml Rata-rata
1 2 3
% % %
1 Pengaturan
Siswa
62,5 75 87,5 225,0 75,0
2 Penempatan
Media
62,5 62,5 71,87 196,9 65,6
3 Penyajian
Materi
57,5 62,5 65 185,0 61,7
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
56,25 62,5 62,5
181,3 60,4
5 Penyimpulan 50 75 75 200,0 66,7
6 Pemberian
Tes
75 75 75 225,0 75,0
Jumlah 363,75 412,5 436,87 1213,1
Rata-rata 60,62 68,75 72,81 67,4
Berdasarkan tabel 4.19 terlihat bahwa langkah pembelajaran
dengan media grafis bagi siswa mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-6
sudah berlangsung dengan kriteria cukup yaitu dengan rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
persentase 67,4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 di
bawah ini:
Gambar 4.2. Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi
Siswa pada Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ini dapat disimpulkan
langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis bagi siswa yaitu
sebagai berikut: (1) pengaturan siswa sudah berlangsung dengan baik, (2)
penempatan media sudah cukup disesuaikan dengan kondisi ruangan dan
jumlah siswa, (3) penyajian materi juga sudah tepat dan sesuai dengan
media yang digunakan namun kurang mengena bagi siswa, (4) pemberian
kesempatan bertanya sudah berlangsung dengan cukup dan siswa cukup
antusias, (5) penyimpulan yang dilakukan guru belum melibatkan siswa,
dan (6) pemberian tes pada siswa diakhir pembelajaran sudah dapat
mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi ajar yang
dipelajari dengan media grafis. Berdasarkan rincian tersebut dapat
disimpulkan bahwa langkah-langah pembelajaran dengan media grafis
bagi siswa ada 6 langkah pembelajaran.
2) Analisis Hasil Belajar
Berdasarkan analisis pengolahan data nilai siswa baik dari segi
ketuntasan dan penguasaan ketrampilan proses siswa yang dicapai pada
pembelajaran siklus I belum memenuhi indikator kinerja penelitian yang
0%10%20%30%40%50%60%70%80%
PertemuanI
PertemuanII
PertemuanII
61% 69% 73%
Skor Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
ditetapkan maka diperlukan perbaikan terhadap pembelajaran melalui
pembelajaran siklus II. Perbandingan nilai pretes dan nilai siklus I pada
tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19. Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Berdasarkan hasil belajar pada siklus I dapat kita bandingkan
bahwa hasil belajar siswa yang memenuhi KKM pada pertemuan
1mengalami peningkatan sebesar 33,33% dibandingkan hasil pretes.
Pertemuan 2 mengalami kenaikan sebesar 54,55% dibandingkan pretes.
Sedangkan pertemuan 3 mengalami peningkatan sebesar 66,67%
dibandingkan pretes. Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretest
sebesar 1872meningkat nilainya menjadi 2190. Kemudian pertemuan
Interval Nilai Pretes Pertemuan
1
Pertemuan
1I
Pertemuan
1II
F % F % F % F %
0-9 0 0 0 0 0 0 0 0
10-19 0 0 0 0 0 0 0 0
20-29 2 6,06 0 0 0 0 0 0
30-39 5 15,15 0 0 0 0 0 0
40-49 1 3,03 2 6,06 1 3,03 1 3,03
50-59 8 24,24 2 6,06 3 9,09 - 0
60-69 10 30,30 11 33,33 4 12,12 3 9,09
70-79 4 12,12 10 30,30 12 36,36 12 36,36
80-89 3 9,09 7 21,21 7 21,21 13 39,39
90-99 0 0 1 3,03 6 18,18 4 12,12
100 0 0 0 0 0 0 0 0
Yang mendapat
nilai < KKM
26 78,78 15 45,45 8 24,24 4 12,12
Yang mendapat
nilai > KKM
7 21,21 18 54,54 25 75,76 29 87,88
Jumlah seluruh
nilai
1872 2190 2370 2460
Rata-rata 56,73 66,36 71,82 74,55
Nilai tertinggi 80 90 90 90
Nilai terendah 20 40 40 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
2meningkat lagi jumlah nilainya menjadi 2370. Selanjutnya pertemuan
3juga meningkat menjadi 2460. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3. Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Hasil observasi dan analisis selama pelaksanaan tindakan pada
siklus I masih ada kekurangan dan pelrlu diperbaiki. Oleh karena itu,
penelitian ini dilanjutkan dengan mengadakan tindakan siklus II.
3) Kendala dan Solusi
Hasil observasi, analisis, dan refleksi pada pertemuan 1,
pertemuan 2, dan pertemuan 3 pada siklus I terdapat beberapa kendala
yang telah dipaparkan pada refleksi tiap pertemuan sebelumnya.
Kendalanya yaitu (1) guru dalam menjelaskan materi, masih perlu
menambahkan contoh-contoh yang lebih konkret yang sering ditemui
anak dalam kehidupan sehari-hari, (2) pada kegiatan akhir pembelajaran,
guru bersama siswa belum menyimpulkan materi pembelajaran, dan (3)
kurangnya pengelolaan waktu yang tepat.
Selain itu juga sudah diberikan adaya solusi yang baik demi
perbaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan kendala pada
siklus I, solusi yang dilakukan oleh peneliti (guru) yaitu:(1) guru akan
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90% 79%
45%
24%
12% 21%
55%
76%
88%
Pe
rse
nta
se
Belum tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
memperjelas lagi materi pembelajaran melalui contoh-contoh yang lebih
konkret, (2) guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi
pembelajaran, (3) guru akan mempersiapkan pembelajaran dengan
meminimalisasi waktu tetapi hasil maksimal dan guru akan lebih
memperhatikan lagi langkah-langkah pembelajaran.
2. Deskripsi Siklus II
Siklus II merupakan siklus dengan subbahasansumber daya alam dan
teknologi. Pelaksanaan siklus II sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu
diadakan pretes (tes awal) dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal
siswa pada materi ajar yang diajarkan pada siklus II. Data nilai pretes pada
siklus II sebelum diadakan tindakan dapat disajikan ke dalam tabel distribusi
sebagai berikut:
Tabel 4.20. Nilai Pretest Siklus II
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan
0-9 0 0
Tidak Tuntas 10-19 0 0
20-29 0 0
30-39 3 9,09
40-49 4 12,12
50-59 5 15,15
60-69 11 33,33
70-79 8 24,24
Tuntas
80-89 2 6,06
90-99 0 0
100 0 0
Yang mendapat nilai
< KKM
23 69,70
Yang mendapat nilai
> KKM
10 30,30
Jumlah siswa 33 -
Jumlah Nilai 1968
Nilai rata-rata 59,64 -
Nilai Tertinggi 83
Nilai Terendah 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Berdasarkan tabel4.21 dapat diketahui bahwa kondisi hasil pretes
sebelum tindakan siklus II yakni, terdapat 10 siswa atau 30,30% dari jumlah
siswa sebanyak 33 yang mencapai ketuntasan dengan KKM 70. Rata-rata kelas
yang dicapai ialah 59,64. Selain itu siswa yang memperoleh nilai 0-9, 10-19,
dan 20-29 sebanyak 0 siswa. Siswa yang memperoleh nilai 30-39 sebanyak 3
siswa. Siswa yang memperoleh nilai 40-49 sebanyak 4 siswa. Siswa yang
memperoleh nilai 50-59 sebanyak 5 siswa. Siswa memperoleh nilai 60-69
sebanyak 11 siswaSiswa yang memperoleh nilai 70-79sebanyak 8 siswa. Siswa
yang mendapat nilai 80-89 sebanyak 2 siswa. Sedangkan siswa yang mendapat
nilai 90-99 dan 100 tidak ada. Hasil tersebut membuktikan bahwa ketuntasan
siswa rendah. Oleh karena itu, perlu diperbaiki dengan melakukan tindakan
pada siklus II.
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah Pertama, Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran; Kedua,
menyiapkan media grafis untuk mendukung pelaksanaan penelitian;
Ketiga, membuat soal dan lembar observasi serta melaksanakan post tes
guna mengukur keberhasilan pembelajaran Keempat, menghubungi
teman sejawat guna mengobservasi pada saat pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1 yaitu pada hari hari
Senin tanggal 02 April 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuaidengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat.Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Penggunaan Teknologi
Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam”. Media grafis yang digunakan
yaitu gambar berbagai contoh pengelolaan sumber daya alam di
Indonesia, bagan alur pemanfaatan bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi, dan kartu kata. Model pembelajaran yang digunakan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
CTL. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
Tanya jawab, penugasan, dan diskusi.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti ini merupakan kegiatan pelaksanaan tindakan dari
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan setelah pre test
dilakukan. Kegiatan inti pada siklus I pertemuan 2 selama 40 menit.
Pada pertemuan kedua ini guru menggunakan media grafis berupa
gambar, kartu kata, bagan dan papan flannel. Berikut ini adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan pada pembelajaran siklus 2
pertemuan 1. Pertama, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
pengolahan sumber daya alam dan menyebutkan contoh hasil pengolahan
sumber daya alam menggunakan teknologi.Selanjutnya, siswa
menjodohkan antara sumber daya alam dan produk hasil pengolahannya
melalui permainan kartu kata yang ditempelkan ke papan flannel.
Kemudian siswa mengamati gambar contoh berbagai produk hasil
pengolahan SDA. Dilanjutkan siswa diajak mencari contoh hasil
pengolahan SDA di lingkungan sekolahnya. Secara aktif siswa
mengamati contoh hasil pengolahan SDA temuannya. Selanjutnya guru
menjelaskan tentang alternatif pengolahan SDA.Pada pertengahan
pembelajaran siswa mendiskusikan tentang berbagai alternatif
pengolahan beberapa sumber daya alam melalui bantuan gambar yang
disediakan oleh guru dan dilanjutkan membacakan hasil diskusinya di
depan kelas.Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas seputar materi yang
disampaikan oleh guru melalui media grafis. Kemudian guru bersama
dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakasanakan. Setelah itu, siswa melaksanakan kegiatan evaluasi sebagai
post test siklus II pertemuan 1 untuk mengetahui hasil peningkatan
belajar yang sudah melalui media grafis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
3) Observasi
Pada siklus kedua guru sudah lebih matang dalam mempersiapkan
pembelajaran. Pengunaan media lebih bervariasi dan menarik. Media
sudah diperbanyak dan dapat digunakan oleh siswa. Guru juga
mengadakan permainan dalam pembelajaran.
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai alat penggali
bagi peneliti. Proses pengamatan di sini akan menjelaskan apakah hal
yang direncanakan berjalan dengan rencana atau tidak. Untuk
mendapatkan gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan media grafis pada siklus II pertemuan 1 ini dapat dilihat
pada tabel 4. 21 berikut:
Tabel 4.21. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus II Pertemuan 1
N
o
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
4 3 7 87,5
2 Pebuatan Media 11 12 23 71,87
3 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
4 Penempatan
Media
12 11 23 71,87
5 Penyajian
Materi
28 27 57 71,25
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
5 5 10 62,5
7 Penyimpulan 3 3 6 75
8 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 71 69 140 605,62
Rata-rata 8,87 8,62 17,5 75,70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Sesuai tabel 4.22 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafispada siklus II pertemuan 1 langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 87,5%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 71,87%. Langkah ketiga yaitu
pengaturan siswa berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 87,5%. Langkah keempat yaitu penempatan media
denganposisi baik yaitu dengan persentase sebesar 71,87%. Langkah
kelima yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan kategori
baik yaitu dengan persentase sebesar 71,25%. Langkah keenam yaitu
pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung dengan cukup
baik yaitu dengan persentase sebesar 62,5%. Langkah ketujuh yaitu
penyimpulan materi ajar berlangsung denganbaik yaitu dengan
persentase sebesar 75%. Langkah kedelapan yaitu pemberian tes evaluasi
berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Sesuai
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari delapan langkah
pembelajarn dengan media grafis, langkah yang sudah berlangsung
dengan sangat baik ada 2 langkah yaitu langkah (1) penentuan media, (2)
pengaturan siswa. Kemudian langkah yang sudah berlangsung dengan
baik ada 5 langkah yaitu (1) pembuatan media, (2) penempatan media,
(3) penyajian materi, (4) penyimpulan, dan (5) pemberian tes. Langkah
dengan kriteria cukup baik ada 1 yaitu pemberian kesempatan bertanya.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat kriteria baik dengan rata-rata
persentase dari observer yaitu sebesar 75,07%. Selain tabel hasil
observasi dari guru, berikut juga akan ditampilkan hasil observasi
terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media
grafis pada tabel 4.22 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Tabel 4.22. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus II Pertemuan 1
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
2 Penempatan
Media
12 11 23 71,87
3 Penyajian
Materi
29 30 59 73,75
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
5 5 10 62,5
5 Penyimpulan 3 3 6 75
6 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 56 55 111 445,62
Rata-rata 9,33 9,16 18,5 74,27
Berdasarkan tabel 4.23 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus II
pertemuan 1 langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan kriteria sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 87,5%.
Langkah kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung
dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 71,87%. Pada langkah
ketiga yaitu penyajian materi sudah berlangsung dengan baik yaitu
dengan persentase sebesar 73,75%. Langkah keempat yaitu kesempatan
bertanyajuga berlangsung dengan cukup baik yaitu dengan persentase
sebesar 62,5%. Langkah kelima yaitu penyimpulan berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Langkah keenam yaitu
pemberian tes, langkah ini berlangsung dengan baik yaitu dengan
persentase sebesar 75%. Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa dari 6 langkah pembelajaran media grafis mulai langkah ke-1
sampai langkah ke-6 sudah berlangsung dengan cukup baik. Berdasarkan
tabel di atas dapat dilihat pula bahwa rata-rata skor siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis sudah berlangsung
baik yaitu dengan rata-rata persentase dari observer sebesar 74,27%.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4.23 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 1:
Tabel4.23.Nilai IPA Siklus IIPertemuan 1
No Interval Frekuensi Persentase
(%)
1. 0-9 0 0
2. 10-19 0 0
3. 20-29 0 0
4. 30-39 0 0
5. 40-49 0 0
6. 50-59 5 15,15
7. 60-69 8 24,24
8. 70-79 12 36,36
9. 80-89 6 18,18
10. 90-99 2 6,06
11. 100 0 0
Yang mendapat nilai < KKM 13 39,39
Yang mendapat nilai > KKM 20 60,61
Jumlah Nilai 2230
Rata-rata 67,58
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel 4.24 terlihat bahwa hasil tes siklus II pada
pertemuan 1 siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah
33siswa, hanya ada 20siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimun (KKM). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 0 sampai
100, dengan persentase siswa yang mendapat nilai antara 0-9, 10-19, 20-
29, dan 30-39 sebesar 0%, yang mendapat nilai antara 40-49 sebesar 0%,
yang mendapat nilai antara 50-59 sebesar 15,15%, yang mendapat nilai
60-69 sebesar 24,24%, yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar 36,36%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
yang mendapat nilai antara 80-89 sebesar 18,18%, antara 90-99 sebesar
6,06%, dan yang mendapat 100 sebesar 0%. Jumlah nilai seluruh siswa
sebesar 2230 dan rata-rata nilainya yaitu sebesar 67,58. Nilai tertinggi
yang diperoleh siswa yaitu 90dan nilai terendahnya yaitu 50. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah diadakan tindakan pada siklus II pertemuan
1 terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Selain observasi hasil belajar juga ada observasi keterampilan
proses siswa. Berikut ini adalah table penguasaan ketrampilan proses IPA
pada pembelajaran siklus II pertemuan 1.
Tabel 4.24. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus II
Pertemuan 1
No Ketrampilan Proses Dasar Presentase Penguasaan
1 Observasi 66%
2 Komunikasi 46%
3 Inferensi 56%
Rata-Rata 56%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 1 dapat diambil
kesimpulan bahwa langkah-langkah penggunaan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
(penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, dan (7) pemberian tes.
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 3 pada tabel 4.25 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Tabel 4.25. Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan Hasil Belajar
Siklus II Pertemuan 1
Interval Nilai Pretes Pertemuan 1 Keterangan
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak Tuntas
10-19 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0
30-39 3 9,09 0 0
40-49 4 12,12 0 0
50-59 5 15,15 5 15,15
60-69 11 33,33 8 24,24
70-79 8 24,24 12 36,36 Tuntas
80-89 2 6,06 6 18,18
90-99 0 0 2 6,06
100 0 0 0 0
Yang mendapat
nilai < KKM
23 69,70 13 39,39
Yang mendapat
nilai > KKM
10 30,30 20 60,61
Jumlah seluruh
nilai
1968 2230
Rata-rata 59,64 67,58
Nilai tertinggi 83 90
Nilai terendah 33 50
Pada tabel 4.35 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 1 mengalami kenaikan. Berdasarkan
hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 30,30%.
Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 1 ternyata hasilnya menjadi
60,61%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 30,31,%.
Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 1968 dan pada
pertemuan 1 mengalami kenaikan menjadi 2230 jadi mengalami
kenaikan sebesar 262. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu
83 pada pertemuan 1 mengalami kenaikan yaitu menjadi 90.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Sedangkanuntuk nilai terendah pada pretes sebesar 33 dan pada
pertemuan 1 yaitu sebesar 50.
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
terdapat kendala untuk diperbaiki, baik oleh guru maupun oleh siswa
demi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.Adapun kendala
guru yang terdapat pada pertemuan 1 diantaranya yaitu: (1) guru dalam
pembelajaran ketika pembagian kelompok kurang heterogen (2) guru
kurang memberi perhatian kepada siswa yang kurang aktif.
Adapun kendala siswa pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 1yaitu: (1) pada saat kegiatan
pembelajaran ada siswa yang ramai, (2) pada kegiatan pembelajaran
siswa ada yang masih perlu ditambahkan agar pelaksanaan pembelajaran
dapat mengaktifkan siswa.
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 1, solusi yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan membagi siswa dalam kelompok yang heterogen
dengan metode pembagian kelompok yang lebih mengaktifkan siswa, (2)
guru akan lebih memperhatikan siswa yang kurang aktif dengan
memberikan tugas dan bimbingan individu, dan (3) guru lebih kreativ
dalam menciptakan suasana belajar supaya siswa tidak ramai sendiri dan
lebih aktif.
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah Pertama, Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran; Kedua,
menyiapkan media grafis untuk mendukung pelaksanaan penelitian;
Ketiga, membuat soal dan lembar observasi serta melaksanakan post tes
guna mengukur keberhasilan pembelajaran Keempat, menghubungi
teman sejawat guna mengobservasi pada saat pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 2 yaitu pada hari hari
Kamis tanggal April 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang muncul
pada siklus II pertemuan 1. Pemberian penjelasan materi baru
yaitu“Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Dapat Dimanfaatkan
Langsung”. Media grafis yang digunakan yaitu gambar contoh
pengelolaan sumber daya alam yang dimanfaatkan secara langsung,
gambar langkah-langkah pelaksanaan praktikum, diagram alur
pengelolaan sumber daya alam dan kartu kata. Model pembelajaran yang
digunakan adalah CTL. Metode pembelajaran yang digunakan adalah
metode ceramah, tanya jawab, penugasan, permainan, dan eksperimen.
Pada pertemuan kedua ini siswa melakukan eksperimen pengelolaan
sumber daya alam secara langsung menggunakan peralatan tradisional
yaitu proses pengolahan kedelai menjadi tempe.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti ini merupakan kegiatan pelaksanaan tindakan dari
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan setelah pre test
dilakukan. Kegiatan inti pada siklus II pertemuan 2 selama 40 menit.
Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus II pertemuan 2.Pada kegiatan ini, siswa dijelaskan
tentang pemanfaatan SDA secara langsung dan tidak langsung diikuti
dengan tanya jawab siswa mencoba menyebutkan contoh-contoh sumber
daya alam yang dapat dimanfaatkan secara langsung dan tidak langsung.
Selain itu, juga dijelaskan mengenai bahan baku, barang setengah jadi,
dan barang setengah jadi.
Selanjutnya, siswa mengamati berbagai media grafis berupa
gambar yang disediakan oleh guru dan menggolongkan antara bahan
baku, barang setengah jadi dan barang jadi.Pada kegiatan akhir guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas seputar materi yang disampaikan oleh guru melalui media
grafis. Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakasanakan. Setelah itu siswa melaksanakan
kegiatan evaluasi sebagai post test siklus II pertemuan 2 untuk
mengetahui hasil peningkatan belajar yang sudah melalui media grafis.
3) Observasi
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai alat penggali
bagi peneliti. Gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan media grafis pada siklus II pertemuan 2 ini dapat dilihat
pada tabel 4. 26 berikut:
Tabel 4.26. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus II Pertemuan 2
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
4 3 7 87,5
2 Pebuatan
Media
12 12 24 75
3 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
4 Penempatan
Media
12 12 24 75
5 Penyajian
Materi
31 32 63 78,75
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
6 6 12 75
7 Penyimpulan 3 3 6 75
8 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 75 74 149 628,75
Rata-rata 9,37 9,25 18,62 78,59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Sesuai tabel 4.26 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafis pada siklus II pertemuan 2langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 87,5%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Langkah ketiga yaitu
pengaturan siswa berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 87,5%. Langkah keempat yaitu penempatan media
denganposisi baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Langkah kelima
yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan kategori baik yaitu
dengan persentase sebesar 78,75%. Langkah keenam yaitu pemberian
kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung dengan baik yaitu
dengan persentase sebesar 75%. Langkah ketujuh yaitu penyimpulan
materi ajar berlangsung denganbaik yaitu dengan persentase sebesar
75%.
Berdasarkan tabel 4.26 terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat kriteria baik dengan rata-rata
persentase dari observer yaitu sebesar 78,59%. Selain tabel hasil
observasi dari guru, berikut juga akan ditampilkan hasil observasi
terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media
grafis pada tabel 4.27 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Tabel 4.27. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus II Pertemuan 1
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
2 Penempatan
Media
12 12 24 75
3 Penyajian
Materi
31 33 64 80
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
6 6 12 75
5 Penyimpulan 3 3 6 75
6 Pemberian
Tes
3 3 6 75
Jumlah 59 60 119 467,5
Rata-rata 9,8 10 19,8 77,91
Berdasarkan tabel 4.27 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus II
pertemuan 2langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan kriteria sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 87,5%.
Langkah kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung
dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Pada langkah ketiga
yaitu penyajian materi sudah berlangsung dengan sangat baik yaitu
dengan persentase sebesar 80%. Langkah keempat yaitu kesempatan
bertanyajuga berlangsung denganbaik yaitu dengan persentase sebesar
75%. Langkah kelima yaitu penyimpulan berlangsung dengan baik yaitu
dengan persentase sebesar 75%. Langkah keenam yaitu pemberian tes,
langkah ini berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase sebesar
75%. Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 6 langkah
pembelajaran media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-6
sudah berlangsung dengan cukup baik. Berdasarkan tabel di atas dapat
dilihat pula bahwa rata-rata skor siswa dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan media grafis sudah berlangsung baik yaitu dengan rata-rata
persentase dari observer sebesar 77,91%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4.28 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 2:
Tabel 4.28. Nilai IPA Siklus II Pertemuan 2
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1. 0-9 0 0
2. 10-19 0 0
3. 20-29 0 0
4. 30-39 0 0
5. 40-49 0 0
6. 50-59 0 0
7. 60-69 3 9,09
8. 70-79 15 45,45
9. 80-89 9 27,27
10. 90-99 4 12,12
11. 100 2 6,06
Yang mendapat nilai < KKM 3 9,09
Yang mendapat nilai > KKM 30 90,91
Jumlah Nilai 2510
Rata-rata 76,06
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.28 terlihat bahwa hasil tes siklus II pada
pertemuan 2 siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah
33siswa, terdapat 30siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun
(KKM). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 0 sampai 100, dengan
persentase siswa yang mendapat nilai antara 0-9, 10-19, 20-29, 30-39,
40-49, dan 50-59sebesar 0%, yang mendapat nilai antara 60-69 sebesar
9,09%, yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar 45,45%, yang
mendapat nilai antara 80-89 sebesar 27,27%, antara 90-99 sebesar
12,12%, dan yang mendapat 100 sebesar 6,06%. Jumlah nilai seluruh
siswa sebesar 2510 dan rata-rata nilainya yaitu sebesar 76,06. Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100dan nilai terendahnya yaitu 60.
Hal ini menunjukkan bahwa setelah diadakan tindakan pada siklus II
pertemuan 2 terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa bahkan
lebih meningkat dari pada saat tindakan pertemuan 1.
Selain observasi hasil belajar juga ada observasi keterampilan
proses siswa. Berikut ini adalah table penguasaan ketrampilan proses IPA
pada pembelajaran siklusII pertemuan 2:
Tabel 4.29. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Pertemuan 2
Siklus II
No Ketrampilan Proses
Dasar
Presentase
Penguasaan
1 Observasi 73%
2 Eksperimen 69%
3 Inferensi 66%
Rata-Rata 69%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 1 dapat diambil
kesimpulan bahwa langkah-langkah penggunaan media grafis yaitu
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 1 pada tabel 4.30 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Tabel 4.30. Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan Hasil Belajar
Siklus II Pertemuan 2
Interval Pretes Pertemuan 2 Ket.
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak
Tuntas 10-19 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0
30-39 3 9,09 0 0
40-49 4 12,12 0 0
50-59 5 15,15 0 0
60-69 11 33,33 3 9,09
70-79 8 24,24 15 45,45 Tuntas
80-89 2 6,06 9 27,27
90-99 0 0 4 12,12
100 0 0 2 6,06
Yang mendapat
nilai < KKM
23 69,70 3 9,09
Yang mendapat
nilai > KKM
10 30,30 30 90,91
Jumlah seluruh
nilai
1968 2510
Rata-rata 59,64 76,06
Nilai tertinggi 83 100
Nilai terendah 33 60
Pada tabel 4.36 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 2 mengalami kenaikan. Berdasarkan
hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 30,30%.
Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 2 ternyata hasilnya menjadi
90,91%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 60,61,%.
Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 1968 dan pada
pertemuan 2 mengalami kenaikan menjadi 2510 jadi mengalami
kenaikan sebesar 542. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu
83 pada pertemuan 2 mengalami kenaikan yaitu menjadi 100.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Sedangkanuntuk nilai terendah pada pretes sebesar 33 dan pada
pertemuan 2 yaitu sebesar 60.
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
terdapat kendala untuk diperbaiki, baik oleh guru maupun oleh siswa
demi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.Adapun kendala
guru yang terdapat pada pertemuan 2 diantaranya yaitu: (1) guru dalam
menggunakan media grafis belum melibatkan siswa untuk dapat ikut
menggunakan media grafis, (2) guru kurang memberi perhatian kepada
siswa yang kurang aktif.
Adapun kendala siswa pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 2yaitu: (1) pada saat kegiatan
pembelajaran ada siswa yang ramai, (2) pada kegiatan pembelajaran
siswa ada yang masih perlu ditambahkan agar pelaksanaan pembelajaran
dapat mengaktifkan siswa.
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 2, solusi yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan membuat media grafis yang dapat melibatkan
siswa ikut menggunakan media tersebut, (2) guru akan lebih
memperhatikan siswa yang kurang aktif dengan memberikan tugas dan
bimbingan individu, dan (3) guru lebih kreativ dalam menciptakan
suasana belajar supaya siswa tidak ramai sendiri dan lebih aktif.
c. Pertemuan 3
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah Pertama, Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran; Kedua,
menyiapkan media grafis untuk mendukung pelaksanaan penelitian;
Ketiga, membuat soal dan lembar observasi serta melaksanakan post tes
guna mengukur keberhasilan pembelajaran Keempat, menghubungi
teman sejawat guna mengobservasi pada saat pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 3 yaitu pada hari hari
Senin tanggal 09 April 2012 Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang muncul
pada siklus II pertemuan ke-2. Pemberian penjelasan materi baru
yaitu“Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Memanfaatkan Teknologi”.
Media grafis yang digunakan yaitu gambar pengelolaan sumber daya
alam yang memanfaatkan teknologi, gambar langkah-langkah
pelaksanaan praktikum, diagram alur pengolahan sumber daya alam yang
memanfaatkan teknologi, dan kartu kata. Model pembelajaran yang
digunakan adalah CTL. Metode pembelajaran yang digunakan adalah
metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, permainan, dan eksperimen.
Pada pertemuan ketiga ini siswa melakukan praktikum pengelolaan
sumber daya alam menggunakan teknologi sederhana yaitu pengolahan
kedelai menjadi susu kedelai dengan berbagai rasa dan warna.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti ini merupakan kegiatan pelaksanaan tindakan dari
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan setelah pre test
dilakukan. Kegiatan inti pada siklus II pertemuan 3 selama 40 menit.
Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus II pertemuan 3. Pada pertemuan ini dijelaskan
tentang cara pengolahan sumber daya alam melalui teknologi sederhana
dan melalui teknologi canggih. Dilanjutkan dengan siswa secara aktif
memberi contoh pengolahan sumber daya alam melalui teknologi
canggih dan melalui teknologi sederhana. Kegiatan selanjutnya siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan praktikum membuat
tempe dan susu kedelai. Kegiatan praktikum ini dimulai dengan
mempersiapkan alat-alat praktikum dan dilanjutkan melakukan
praktikum pengolahan kedelai menjadi tempe dan membuat susu kedelai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
Setelah selesai praktikum, siswa menyampaikan hasil praktikum
kelompok didepan kelas dan siswa lain memberi tanggapan terhadap
hasil praktikum. Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas seputar materi
yang disampaikan oleh guru melalui media grafis. Kemudian guru
bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakasanakan. Setelah itu siswa melaksanakan kegiatan evaluasi sebagai
post test siklus II pertemuan 3 untuk mengetahui hasil peningkatan
belajar yang sudah melalui media grafis.
3) Observasi
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai alat penggali
bagi peneliti. Proses pengamatan di sini akan menjelaskan apakah hal
yang direncanakan berjalan dengan rencana atau tidak. Kinerja guru pada
pertemuan ketiga sudah lebih baik dari pertemuan kedua. Guru sudah
melibatkan siswa dalam menggunakan media dan mengaktifkan siswa
dengan kegiatan pembelajran yang lebih menyenangkan. Guru juga
sudah lebih perhatian kepada perkembangan dan kemajuan belajar siswa.
Untuk mendapatkan gambaran aktivitas guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan media grafis pada siklus II pertemuan 3 ini
dapat dilihat pada tabel 4.31 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Tabel 4.31. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus II Pertemuan 3
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
4 4 8 100
2 Pebuatan
Media
13 12 25 78,12
3 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
4 Penempatan
Media
13 13 26 81,25
5 Penyajian
Materi
32 33 65 81,25
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
6 6 12 75
7 Penyimpulan 4 3 7 87,5
8 Pemberian
Tes
3 4 7 87,5
Jumlah 79 78 157 678,12
Rata-rata 9,87 9,75 19,62 84,76
Sesuai tabel 4.30 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafis pada siklus II pertemuan 3langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 100%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 78,12%. Langkah ketiga yaitu
pengaturan siswa berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 87,5%. Langkah keempat yaitu penempatan media
denganposisi sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%.
Langkah kelima yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan
kategori sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%. Langkah
keenam yaitu pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung
dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 75%. Langkah ketujuh yaitu
penyimpulan materi ajar berlangsung dengansangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 87,5. Langkah kedelapan pemberian tes dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
dengan sangat baik dengan skor sangat baik yaitu dengan persentase
87,5%.
Berdasarkan tabel 4.31 terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat kriteria sangat baik dengan rata-rata
persentase dari observer yaitu sebesar 84,76%. Selain tabel hasil
observasi dari guru, berikut juga akan ditampilkan hasil observasi
terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media
grafis pada tabel 4.32 berikut:
Tabel 4.32. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus II Pertemuan 3
No
Aspek
Jumlah Skor Jml %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
4 3 7 87,5
2 Penempatan
Media
13 13 26 81,25
3 Penyajian
Materi
32 33 65 81,25
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
6 6 12 75
5 Penyimpulan 3 3 6 75
6 Pemberian
Tes
4 3 7 87,5
Jumlah 62 61 123 487,5
Rata-rata 10,33 10,16 20,5 81,85
Berdasarkan tabel 4.31 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus II
pertemuan 2langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan kriteria sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 87,5%.
Langkah kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung
dengan sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 81,5%. Pada langkah
ketiga yaitu penyajian materi sudah berlangsung dengan sangat baik yaitu
dengan persentase sebesar 81,5%. Langkah keempat yaitu kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
bertanyajuga berlangsung denganbaik yaitu dengan persentase sebesar
75%. Langkah kelima yaitu penyimpulan berlangsung dengan baik yaitu
dengan persentase sebesar 75%. Langkah keenam yaitu pemberian tes,
langkah ini berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 87,5%. Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 6
langkah pembelajaran media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah
ke-6 sudah berlangsung dengan cukup baik.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4.33 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan 3:
Tabel 4.33.Nilai IPA pada Siklus II Pertemuan 3
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
(%)
1. 0-9 0 0
2. 10-19 0 0
3. 20-29 0 0
4. 30-39 0 0
5. 40-49 0 0
6. 50-59 0 0
7. 60-69 3 9,09
8. 70-79 5 15,15
9. 80-89 13 39,39
10. 90-99 11 33,33
11. 100 1 3,03
Yang mendapat nilai < KKM 3 9,09
Yang mendapat nilai > KKM 30 90,91
Jumlah Nilai 2660
Rata-rata 80,61
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil tes siklus II pada
pertemuan 3 siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan yang berjumlah
33siswa, terdapat 30siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
(KKM). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 0 sampai 100, dengan
persentase siswa yang mendapat nilai antara 0-9, 10-19, 20-29, 30-39,
40-49, dan 50-59sebesar 0%, yang mendapat nilai antara 60-69 sebesar
9,09%, yang mendapat nilai antara 70-79 sebesar 15,15%, yang
mendapat nilai antara 80-89 sebesar 39,39%, antara 90-99 sebesar
33,33%, dan yang mendapat 100 sebesar 3,03%. Jumlah nilai seluruh
siswa sebesar 2660 dan rata-rata nilainya yaitu sebesar 80,61. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100dan nilai terendahnya yaitu 60.
Hal ini menunjukkan bahwa setelah diadakan tindakan pada siklus II
pertemuan 3 terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa bahkan
lebih meningkat dari pada saat tindakan pertemuan 2.
Selain observasi hasil belajar juga ada observasi keterampilan
proses siswa. Berikut ini adalah table penguasaan ketrampilan proses IPA
pada pembelajaran siklus II pertemuan 3:
Tabel 4.34. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus
IIPertemuan 3
No Ketrampilan Proses Dasar Presentase Penguasaan
1 Observasi 76%
2 Eksperimen 73%
3 Inferensi 69%
Rata-Rata 73%
Selanjutnya dibandingkan dari hasil tiap pertemuan pada siklus
II. Berikut tabel peningkatan nilai keterampilan proses siswa pada
siklus II:
Tabel 4.35. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus II
No Siklus I Rata-Rata Penguasaan
Ketrampilan Proses
1 Pertemuan 1 56%
2 Pertemuan 2 69%
3 Pertemuan 3 73%
Rata-Rata 66%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan2 diambil kesimpulan
bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
(penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, dan (7) pemberian tes.
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 3 pada tabel 4. 36 berikut:
Tabel 4. 36. Perbandingan Hasil Pretes Siklus II dengan Hasil Belajar
Siswa pada Siklus II Pertemuan 3
Interval Nilai Pretes Pertemuan 3 Keterangan
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak Tuntas
10-19 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0
30-39 3 9,09 0 0
40-49 4 12,12 0 0
50-59 5 15,15 0 0
60-69 11 33,33 3 9,09
70-79 8 24,24 5 15,15 Tuntas
80-89 2 6,06 13 39,39
90-99 0 0 11 33,33
100 0 0 1 3,03
Yang mendapat
nilai < KKM
23 69,70 3 9,09
Yang mendapat
nilai > KKM
10 30,30 30 90,91
Jumlah seluruh
nilai
1968 2660
Rata-rata 59,64 80,61
Nilai tertinggi 83 100
Nilai terendah 33 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Pada tabel 3.36 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 1 mengalami kenaikan. Berdasarkan
hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 30,30%.
Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 3 ternyata hasilnya menjadi
90,91%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 60,61,%.
Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 1968 dan pada
pertemuan 3 mengalami kenaikan menjadi 2660 jadi mengalami
kenaikan sebesar 692. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu
83 pada pertemuan 3 mengalami kenaikan yaitu menjadi 100. Sedangkan
untuk nilai terendah pada pretes sebesar 33 dan pada pertemuan 3 yaitu
sebesar 60.
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
terdapat kendala untuk diperbaiki, baik oleh guru maupun oleh siswa
demi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.Adapun kendala
guru yang terdapat pada pertemuan 3 diantaranya yaitu: (1) guru dalam
kegiatan pembelajaran kurang memberi bimbingan berkelompok, (2)
terdapat langkah pembelajaran yang terlewatkan.
Adapun kendala siswa pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 3yaitu: (1) pada saat kegiatan
pembelajaran ada siswa yang ramai, (2) pada kegiatan pembelajaran
siswa ada yang masih perlu ditambahkan agar pelaksanaan pembelajaran
dapat mengaktifkan siswa.
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 3, solusi yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan memberi bimbingan kelompok dengan jelas
supaya siswa tidak merasa bingung dalam melaksanakan tugas , (2) guru
akan lebih memperhatikan siswa yang kurang aktif dengan memberikan
tugas dan bimbingan individu, dan (3) guru lebih kreativ dalam
menciptakan suasana belajar supaya siswa tidak ramai sendiri dan lebih
aktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
d. Analisis Antar Pertemuan pada Siklus II
1) Analisis Proses Penggunaan Media Grafis Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada
siklus II ini akan dibandingkan dari pertemuan 1 sampai pertemuan 3.
Tabel kegiatan guru pada siklus II mulai pertemuan 1 sampai pertemuan
3 dapat dilihat pada tabel 4. 37 berikut:
Tabel 4. 37. Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Guru
pada Siklus I
N
o
Langkah
Penggunaan
Media Grafis
Siklus II/Pertemuan Jml Rata-
rata 1 2 3
% % %
1 Penentuan
Media
87,5 87,5 100 275 91,7
2 Pebuatan
Media
71,87 75 78,12 225 75
3 Pengaturan
Siswa
87,5 87,5 87,5 262,5 87,5
4 Penempatan
Media
71,87 75 81,25 228,1 76
5 Penyajian
Materi
71,25 78,75 81,25 231,3 77,1
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
62,5 75 75 212,5 70,8
7 Penyimpulan 75 75 87,5 237,5 79,2
8 Pemberian
Tes
75 75 87,5 237,5 79,2
Jumlah 605,62 628,75 678,12 637,5
Rata-rata 75,70 78,59 84,76 79,7
Berdasarkan tabel 4.37 terlihat bahwa langkah pembelajaran
dengan media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-8 sudah
berlangsung baik semua. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
4. 4 di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Gambar 4.4 . Grafik Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Guru
pada Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan 1 sampai
pertemuan 3 pada siklus II ini dapat diambil kesimpulan bahwa langkah-
langkah pembelajaran dengan media grafis bagi guru yaitu sebagai
berikut: (1) penentuan media yaitu dengan disesuaikan dengan materi dan
tujuan pembelajaran, (2) pembuatan media didasarkan pada prinsip
membuatan media grafis dan sudah sesuai dengan prinsip tersebuttetapi
perlu untuk diperbaiki medianya supaya lebih baik(3) Pengaturan siswa,
pada langkah ini siswa diatur sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
menyesuaikan dengan ukuran media apakah sesuai jika disajikan dalam
kelompok, (4) penempatan media sudah sesuai dengan kondisi siswa dan
lingkungan belajar, (5) penyajian materi, materi yang disajikan sudah
cocok dengan media yang digunakan, (6) pemberian kesempatan
bertanya, guru belum memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
yang kaitannya dengan penggunaan media grafis, (7) penyimpulan yang
dilakukan oleh guru dengan siswa sudah relevan dengan materi dan
tujuan pembelajaran menggunakan media grafis sudah ada siswa yang
aktif terlibat, (8) pemberian tes dilakukan pada akhir pembelajaran dan
sudah mampu mengevaluasi kemampuan siswa dalam menguasai materi
yang disajikan melalui media grafis, akan tetapi masih ada siswa yang
belum mencapai nilai di atas KKM. Berdasarkan rincian tersebut dapat
70%
75%
80%
85%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
76%
79%
85%
Pe
rse
nta
se
Skor observasi
Skor observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
disimpulkan bahwa langkah-langah pembelajaran dengan media grafis
ada 8 langkah pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi selama siklus II
dapat disimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan media grafis
bagi guru berlangsung dengan kriteria baik yaitu dengan persentase
79,7%.Selain observasi guru, pelaksanaan pembelajaran dengan media
grafis juga ada kegiatan observasi siswa. Berikut adalah tabel 4. 38 yang
berisi analisis proses penggunaan media grafis bagi siswa.
Tabel 4. 38. Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Siswa
pada Siklus II
N
o
Langkah
Proses
Penggunaan
Media Grafis
Siklus II/Pertemuan Jml Rata-rata
1 2 3
% % %
1 Pengaturan
Siswa
87,5 87,5 87,5 262,5 87,5
2 Penempatan
Media
71,87 75 81,25 228,1 76,
3 Penyajian
Materi
73,75 80 81,25 235, 78,3
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
62,5 75 75 212,5 70,8
5 Penyimpulan 75 75 75 225, 75,
6 Pemberian
Tes
75 75 87,5 237,5 79,2
Jumlah 445,62 467,5 487,5 1400,6
Rata-rata 74,27 77,91 81,85 78
Berdasarkan tabel 4.39 terlihat bahwa langkah pembelajaran
dengan media grafis bagi siswa mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-6
sudah berlangsung dengan kriteria baik yaitu dengan rata-rata persentase
78%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.5 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Gambar 4.5. Grafik Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Siswa
pada Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ini dapat disimpulkan
langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis bagi siswa yaitu
sebagai berikut: (1) pengaturan siswa sudah berlangsung dengan sangat
baik, (2) penempatan media sudah disesuaikan dengan kondisi ruangan
dan jumlah siswa, (3) penyajian materi juga sudah tepat dan sesuai
dengan media yang digunakan dan mengena bagi siswa, (4) pemberian
kesempatan bertanya sudah berlangsung dengan baik dan siswa cukup
antusias, (5) penyimpulan yang dilakukan guru sudah melibatkan siswa,
dan (6) pemberian tes pada siswa diakhir pembelajaran sudah dapat
mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi ajar yang
dipelajari dengan media grafis. Berdasarkan rincian tersebut dapat
disimpulkan bahwa langkah-langah pembelajaran dengan media grafis
bagi siswa ada 6 langkah pembelajaran.
2) Analisis Hasil Belajar
Berdasarkan analisis pengolahan data nilai siswa baik dari segi
ketuntasan dan penguasaan ketrampilan proses siswa yang dicapai pada
pembelajaran siklus II belum sepenuhnya baik dan masih ada beberapa
hal yang perlu diperbaiki, maka diperlukan perbaikan terhadap
pembelajaran melalui pembelajaran siklus III. Perbandingan nilai pretes
dan nilai siklus II pada tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
70%
72%
74%
76%
78%
80%
82%
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan II
74%
78%
82%
Skor Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Tabel 4.39. Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Interval Pretes Pertemuan 1 Pertemuan
1I
Pertemuan
1II
F % F % F % F %
0-9 0 0 0 0 0 0 0 0
10-19 0 0 0 0 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0 0 0 0 0
30-39 3 9,09 0 0 0 0 0 0
40-49 4 12,12 0 0 0 0 0 0
50-59 5 15,15 5 15,15 0 0 0 0
60-69 11 33,33 8 24,24 3 9,09 3 9,09
70-79 8 24,24 12 36,36 15 45,45 5 15,15
80-89 2 6,06 6 18,18 9 27,27 13 39,39
90-99 0 0 2 6,06 4 12,12 11 33,33
100 0 0 0 0 2 6,06 1 3,03
Yang
mendapat
nilai <
KKM
23 69,70 13 39,39 3 9,09 3 9,09
Yang
mendapat
nilai >
KKM
10 30,30 20 60,61 30 90,91 30 90,91
Jumlah
seluruh nilai
1968 2230 2510 2660
Rata-rata 59,64 67,58 76,06 80,61
Nilai
tertinggi
83 90 100 100
Nilai
terendah
33 50 60 60
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II dapat kita bandingkan
bahwa hasil belajar siswa yang memenuhi KKM pada pertemuan
1mengalami peningkatan sebesar 30,31% dibandingkan hasil pretes.
Pertemuan 2 mengalami kenaikan sebesar 60,61% dibandingkan pretes.
Sedangkan pertemuan 3 mengalami peningkatan sebesar 60,61%
dibandingkan pretes. Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretest
sebesar 1968meningkat nilainya menjadi 2230. Kemudian pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
2meningkat lagi jumlah nilainya menjadi 2510. Selanjutnya pertemuan
3juga meningkat menjadi 2660. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6 Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Hasil observasi dan analisis selama pelaksanaan tindakan pada siklus
II masih ada kekurangan dan pelrlu diperbaiki. Oleh karena itu, penelitian
ini dilanjutkan dengan mengadakan tindakan siklus III.
3) Kendala dan Solusi
Hasil observasi, analisis, dan refleksi pada pertemuan 1,
pertemuan 2, dan pertemuan 3 pada siklus II terdapat beberapa kendala
yang telah dipaparkan pada refleksi tiap pertemuan sebelumnya.
Kendalanya yaitu (1) jumlah siswa yang banyak dan susah diatur, (2)
siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, dan (3) waktu
pembelajaran yang sedikit.
Selain itu juga sudah diberikan adaya solusi yang baik demi
perbaikan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan kendala pada
siklus II, solusi yang dilakukan oleh peneliti (guru) yaitu:(1) guru
membagi siswa ke kelompok belajar, (2) guru merencakan pembelajaran
dengan praktikum supaya siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan
diselingi adanya permainan, (3) guru akan mempersiapkan pembelajaran
0%
20%
40%
60%
80%
100%
70%
39%
9% 9%
30%
61%
91% 91%
Pe
rse
nta
se
Belum tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
dengan meminimalisir waktu tetapi hasil maksimal dan guru akan lebih
memperhatikan lagi langkah-langkah pembelajaran.
3. Deskripsi Siklus III
Sebelum memulai pelaksanaan siklus III, peneliti terlebih dahulu
melaksanakan tes uji (pretes). Tes uji coba ini akan digunakan sebagai
pembanding setelah diadakan pelaksanaan tindakan pada siklus yang ketiga.
Adapun soal yang diberikan berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 30
nomor. Tabel 4.40 akan disajikan hasil tes uji coba siklus III.
Tabel 4.40. Hasil Pretes Siklus III
Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Ket.
0-9 0 0
Tidak
Tuntas
10-19 0 0
20-29 0 0
30-39 0 0
40-49 0 0
50-59 11 33,33
60-69 10 30,30
70-79 10 30,30
Tuntas
80-89 2 6,06
90-99 0 0
100 0 0
Banyaknya siswa yang tidak tuntas 21 63,64
Banyaknya siswa tuntas 12 36,36
Jumlah siswa 33 -
Jumlah Nilai 2114
Nilai rata-rata 64,06 -
Nilai Tertinggi 83
Nilai Terendah 53
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus III ini sama
seperti pada siklus I dan siklus II yaitu menyiapkan segala hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media grafif.
Diantaranya yaitu (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan jenis masalah social yaitu tindak kejahatan dan
pencemaran lingkungan, (2) membuat skenario pembelajaran dengan
menggunakan mediagrafis, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4)
menyiapkan alat bantu yang akan mendukung jalannya skenario
pembelajaran yang telah dibuat, (5) membuat lembar observasi baik
untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
berlangsung, (6) membuat lembar wawancara yang ditujukan baik untuk
menilai guru maupun siswa saat mengikuti proses belajar mengajar, (7)
menyiapkan lembar diskusi yang akan digunakan siswa saat
melaksanakan diskusi kelompok, (8) menyiapkan lembar evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan 1 yaitu pada hari Rabu
tanggal 18April 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuaidengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Sumber Daya Alam Dan
Kelestarian Lingkungan”. Media grafis yang digunakan yaitu gambar
berbagai contoh penggunaan sumber daya alam yang tidak bertanggung
jawab seperti penebangan hutan liar dan pengeboman laut, grafik
kerusakan hutan di Indonesia dari tahun ke tahun dan kartu kata. Model
pembelajaran yang digunakan adalah STAD. Metode pembelajaran yang
digunakan adalah metode ceramah, Tanya jawab, penugasan, dan diskusi.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti pada siklus III pertemuan 1 selama 40 menit.
Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus III pertemuan 1. Pada kegiatan pertemuan pertama
siswa dibagi kelompok melalui permainan dengan bimbingan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
Materi yang dijelaskan yaitu tentang pengambilan bahan alam tanpa
pelestarian. Dilanjutkan dengan siswa memberi contoh kegiatan manusia
yang merusak kelestarian sumber daya alam dan menyebutkan berbagai
dampak pengambilan bahan alam tanpa pelestarian. Selanjutnya guru
menjelaskan tentang kegiatan manusia yang merusak kelestarian sumber
daya alam dan siswa menjodohkan antara kegiatan manusia yang
merugikan alam dan dampak yang ditimbulkannya.
Kemudian diadakan diskusi kelompok tentang solusi yang dapat
dilakukan untuk mencegah dan mengurangi dampak kegiatan yang
merugikan alam tersebut dilanjutkan dengan menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas. Pada kegiatan akhir guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas
seputar materi yang disampaikan oleh guru melalui media grafis.
Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakasanakan. Setelah itu siswa melaksanakan
kegiatan evaluasi sebagai post test siklus III pertemuan 1 untuk
mengetahui hasil peningkatan belajar yang sudah melalui media grafis.
3) Observasi
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang telah dilaksanakan sekaligus sebagai alat penggali
bagi peneliti. Proses pengamatan di sini akan menjelaskan apakah hal
yang direncanakan berjalan dengan rencana atau tidak. Untuk
mendapatkan gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan media grafis pada siklus III pertemuan 1 ini dapat dilihat
pada tabel 4. 41 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Tabel 4.41. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus III Pertemuan 1
No
Aspek
Jumlah Skor Frekuensi %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
4 3 7 87,5
2 Pebuatan
Media
13 13 26 81,25
3 Pengaturan
Siswa
4 4 8 100
4 Penempatan
Media
14 13 27 84,37
5 Penyajian
Materi
33 34 67 83,75
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
7 6 13 81,25
7 Penyimpulan 4 3 7 87,5
8 Pemberian
Tes
3 4 7 87,5
Jumlah 82 80 162 693,12
Rata-rata 10,25 10 20,25 86,64
Sesuai tabel 4.41 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafis pada siklus III pertemuan 1 langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan baik yaitu dengan persentase sebesar
87,5%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan hasil
baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%. Langkah ketiga yaitu
pengaturan siswa berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 100%. Langkah keempat yaitu penempatan media
dengan posisi yang baik yaitu dengan persentase sebesar 84,37%.
Langkah kelima yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan
kategori baik yaitu dengan persentase sebesar 83,75%. Langkah keenam
yaitu pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%. Langkah ketujuh yaitu
penyimpulan materi ajar berlangsung dengan baik yaitu dengan
persentase sebesar 87,5%. Langkah kedelapan yaitu pemberian tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
evaluasi berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase sebesar
87,5%. Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari delapan
langkah pembelajarn dengan media grafis, langkah yang sudah
berlangsung dengan sangat baik ada 1 langkah yaitu langkah (1)
pengaturan siswa. Kemudian langkah yang sudah berlangsung dengan
baik ada 7 langkah yaitu (1) penentuan media, (2) pembuatan media, (3)
penempatan media, (4) penyajian materi, (5) pemberian kesempatan
bertanya, (6) penyimpulan materi ajar, dan (8) pemberian tes.
Berdasarkan tabel 4.41 terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat baik dengan rata-rata persentase dari
observer yaitu sebesar 86,64%. Selain tabel hasil observasi dari guru,
berikut juga akan ditampilkan hasil observasi terhadap siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis pada tabel 4.42
berikut:
Tabel 4.42. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus III Pertemuan 1
No
Aspek
Jumlah Skor Frekuensi %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
4 4 8 100
2 Penempatan
Media
13 13 26 81,25
3 Penyajian
Materi
31 33 64 80
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
7 6 13 81,25
5 Penyimpulan 4 3 7 87,5
6 Pemberian
Tes
3 4 7 87,5
Jumlah 62 63 125 517,5
Rata-rata 10,33 10,50 20,83 86,25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Berdasarkan tabel 4.42 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus III
pertemuan 1 langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 100%. Langkah
kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%. Pada langkah ketiga yaitu
penyajian materi sudah berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase
sebesar 80%. Langkah keempat yaitu kesempatan bertanya berlangsung
dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%. Langkah kelima
yaitu penyimpulan berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase
sebesar 87,25%. Langkah keenam yaitu pemberian tes, langkah ini
berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 87,5%. Sesuai
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 6 langkah pembelajaran
media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-6 sudah berlangsung
dengan baik dan ada yang sangat baik.
Berdasarkan tabel 4.42 dapat dilihat pula bahwa rata-rata skor
siswa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis sudah
berlangsung sangat baik yaitu dengan rata-rata persentase dari observer
sebesar 86,25%.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4.43 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus III pertemuan 1:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Tabel 4. 43. Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 1
Interval Pertemuan 1 Ket.
Frekuensi Persentase (%)
0-9 0 0 Tidak
Tuntas 10-19 0 0
20-29 0 0
30-39 0 0
40-49 0 0
50-59 0 0
60-69 10 30,30
70-79 11 33,33 Tuntas
80-89 7 21,21
90-99 4 12,12
100 1 3,03
Yang mendapat nilai < KKM 10 30,30
Yang mendapat nilai > KKM 23 69,70
Jumlah seluruh nilai 2390
Rata-rata 72,42
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Sesuai tabel 4.44 terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai pada
interval 0-9 sebesar 0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 10-
19 sebesar 0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 20-29 sebesar
0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 30-39 sebesar 0%. Siswa
yang memperoleh nilai pada interval 40-49 sebesar 0%. Siswa yang
memperoleh nilai pada interval 50-59 sebesar 0%. Siswa yang
memperoleh nilai 60-69 sebesar 30,30%. Siswa yang memperoleh nilai
pada interval 70-79 sebesar 33,33%. Siswa yang memperoleh nilai 80-89
sebesar 21,21%, dan yang memperoleh nilai pada interval 90-99 sebesar
12,12%, dan yang memperoleh nilai 100 sebesar 3,03%.
Berdasarkan tabel 4.43 terlihat pula bahwa nilai siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) sebesar 69,70%
sedangkan yang mendapat nilai di bawah KKM sebesar 30,30%. Jumlah
seluruh nilai siswa yaitu 2390 dan rata-rata nilainya yaitu 72,42. Nilai
tertinggi hasil belajar pada pertemuan 1ni yaitu 100 dan nilai terendahnya
yaitu 60.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
Selain observasi hasil belajar juga ada observasi keterampilan
proses siswa. Berikut ini adalah table penguasaan ketrampilan proses IPA
pada pembelajaran siklus III pertemuan 1:
Tabel 4.44. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus III
Pertemuan 1
No Ketrampilan Proses Dasar Presentase Penguasaan
1 Observasi 73%
2 Komunikasi 69%
3 Inferensi 76%
Rata-Rata 73%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 1 dapat diambil
kesimpulan bahwa langkah-langkah penggunaan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
(penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, dan (7) pemberian tes.
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
peningkatan hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 1 pada tabel 4.45 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
Tabel 4.45. Perbandingan Hasil Pretes Siklus III dengan Hasil Belajar
Siklus III Pertemuan 1
Interval Pretes Pertemuan 1 Ket.
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak
Tuntas 10-19 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0
30-39 0 0 0 0
40-49 0 0 0 0
50-59 11 33,33 0 0
60-69 10 30,30 10 30,30
70-79 10 30,30 11 33,33 Tuntas
80-89 2 6,06 7 21,21
90-99 0 0 4 12,12
100 0 0 1 3,03
Yang mendapat
nilai < KKM
21 63,64 10 30,30
Yang mendapat
nilai > KKM
12 36,36 23 69,70
Jumlah seluruh
nilai
2114 2390
Rata-rata 64,06 72,42
Nilai tertinggi 83 100
Nilai terendah 53 60
Pada tabel 4.45 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 1 mengalami kenaikan. Berdasarkan
hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 36,36%.
Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 1 ternyata hasilnya menjadi
69,70%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 33,34%.
Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 2114 dan pada
pertemuan 1 mengalami kenaikan menjadi 2390 jadi mengalami
kenaikan sebesar 276. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu
83 pada pertemuan 1 mengalami kenaikan yaitu menjadi 100. Sedangkan
untuk nilai terendah pada pretes sebesar 53 dan pada pertemuan 1 yaitu
sebesar 60.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
terdapat kendala untuk diperbaiki, baik oleh guru maupun oleh siswa
demi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.Adapun kendala
guru yang terdapat pada pertemuan 1 diantaranya yaitu: (1) guru kurang
dalam memperhatikan siswa untuk mempersiapkan alat tulis (2) guru
kurang memberi perhatian kepada siswa untuk aktif ikut serta
menggunakan media yang digunakan.
Adapun kendala siswa pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 1yaitu: (1) pada saat kegiatan
pembelajaran ada siswa yang ramai, (2) pada kegiatan pembelajaran
siswa ada yang masih perlu ditambahkan agar pelaksanaan pembelajaran
dapat mengaktifkan siswa.
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 1, solusi yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan memperhatikan siswa untuk lebih dini
mempersiapkan peralatan tulis, (2) guru akan lebih memperhatikan siswa
yang kurang aktif dengan memberikan tugas dan bimbingan individu,
dan (3) guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar supaya
siswa tidak ramai sendiri dan lebih aktif.
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan
Perencanaan penelitian menggunakan mediagrafis pada
pertemuan 2 sama seperti pada pertemuan 1 yaitu diawali dengan cara
merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran. Adapun perencanaan yang dilakukan oleh peneliti
diantaranya yaitu: (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan materi jenis masalah sosial kemiskinan, (2) membuat
skenario pembelajaran dengan menggunakan media grafis, (3)
menyiapkan media grafis yang lebih baik, (4) menyiapkan alat bantu
yang akan mendukung jalannya skenario pembelajaran yang telah dibuat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
(5) membuat lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran berlangsung, (6) membuat lembar
wawancara yang ditujukan baik untuk menilai guru maupun siswa saat
mengikuti proses belajar mengajar, (7) menyiapkan lembar diskusi yang
akan digunakan siswa saat melaksanakan diskusi kelompok, (8)
menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan 2 yaitu pada hari Sabtu
tanggal 21 April 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.Perbaikan
tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang muncul pada
siklus III pertemuan ke-1. Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Upaya
Pelestarian Sumber Daya Alam”. Media grafis yang digunakan yaitu
gambar berbagai contoh pelestarian sumber daya alam seperti reboisasi
dan terasering, poster, dan papan buletin atau majalah dinding. Model
pembelajaran yang digunakan adalah STAD. Pada pertemuan kedua ini,
siswa juga ditugaskan untuk mebuat poster tentang upaya pelestarian
SDA yang selanjutnya dipasang di papan buletin atau majalah dinding
sekolah. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
tanya jawab, penugasan, permainan, dan diskusi.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti pada siklus III pertemuan 2 selama 40 menit.
Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus III pertemuan 2. Kegiatan pada pertemuan 2 sama
dengan pertemuan pertama yaitu diawali dengan pembegaian kelompok
melalui permainan dengan bimbingan guru. Selanjutnya, siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang pelestarian sumber daya alam
dan menyebutkan contoh-contoh kegiatan manusia yang melestarikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
sumber daya alam. Kemudian siswa membedakan antara kegiatan yang
melestarikan sumber daya alam dan yang merusak kelestarian sumber
daya alam. Setelah itu, siswa menyebutkan tentang langkah-langkah
pelestarian sumber daya alam dengan dibimbing oleh guru. Setelah itu,
siswa diberi tugas mengamati gambar berbagai kegiatan pelestarian
lingkungan yang disediakan oleh guru dan mendiskusikan tentang
manfaat pelestarian sumber daya alam. Setelah selesai diskusi, siswa
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan memberi tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok lain.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas seputar materi yang
disampaikan oleh guru melalui media grafis. Kemudian guru bersama
dengan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakasanakan. Setelah itu siswa melaksanakan kegiatan evaluasi sebagai
post test siklus III pertemuan 2 untuk mengetahui hasil peningkatan
belajar yang sudah melalui media grafis.
3) Observasi
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis pada siklus ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan. Untuk mendapatkan gambaran aktivitas guru dalam
mengelola pembelajaran menggunakan media grafis pada siklus III
pertemuan 2 ini dapat dilihat pada tabel 4. 46 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Tabel 4.46. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus III Pertemuan 2
No
Aspek
Jumlah Skor Frekuensi %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
4 4 8 100
2 Pebuatan
Media
13 14 27 84,37
3 Pengaturan
Siswa
4 4 8 100
4 Penempatan
Media
14 13 27 84,37
5 Penyajian
Materi
34 34 68 85
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
7 6 13 81,25
7 Penyimpulan 4 3 7 87,5
8 Pemberian
Tes
4 4 8 100
Jumlah 84 82 166 722,5
Rata-rata 10,50 10,25 20,75 90,31
Sesuai tabel 4.46 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafis pada siklus III pertemuan 2 langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 100%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan
hasil baik yaitu dengan persentase sebesar 84,37%. Langkah ketiga yaitu
pengaturan siswa berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 100%. Langkah keempat yaitu penempatan media
dengan posisi yang baik yaitu dengan persentase sebesar 84,37%.
Langkah kelima yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan
kategori baik yaitu dengan persentase sebesar 85%. Langkah keenam
yaitu pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%. Langkah ketujuh yaitu
penyimpulan materi ajar berlangsung dengan baik yaitu dengan
persentase sebesar 87,5%. Langkah kedelapan yaitu pemberian tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
evaluasi berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan persentase sebesar
100%.
Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari delapan
langkah pembelajarn dengan media grafis, langkah yang sudah
berlangsung dengan sangat baik ada 3 langkah yaitu langkah (1)
pengaturan siswa, (2) penentuan media, dan (3) pemberian tes. Kemudian
langkah yang sudah berlangsung dengan baik ada 5 langkah yaitu (1)
pembuatan media, (2) penempatan media, (3) penyajian materi, (4)
pemberian kesempatan bertanya, dan (5) penyimpulan materi ajar.
Berdasarkan tabel 4.46, terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat sangat baik dengan rata-rata persentase
dari observer yaitu sebesar 90,31%. Selain tabel hasil observasi dari guru,
berikut juga akan ditampilkan hasil observasi terhadap siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis pada tabel 4.47
berikut:
Tabel 4.47. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus III Pertemuan 2
No
Aspek
Jumlah Skor Frekuensi %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
4 4 8 100
2 Penempatan
Media
14 13 27 84,37
3 Penyajian
Materi
33 34 67 83,75
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
7 6 13 81,25
5 Penyimpulan 4 3 7 87,5
6 Pemberian
Tes
4 4 8 100
Jumlah 66 64 130 536,87
Rata-rata 11 10,66 21,67 89,47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
Berdasarkan tabel 4.47 terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus III
pertemuan 2 langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 100%. Langkah
kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 84,37%. Pada langkah ketiga yaitu
penyajian materi sudah berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase
sebesar 83,75%. Langkah keempat yaitu kesempatan bertanya
berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase sebesar 81,25%.
Langkah kelima yaitu penyimpulan berlangsung dengan baik yaitu
dengan persentase sebesar 87,25%. Langkah keenam yaitu pemberian tes,
langkah ini berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 100%.
Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 6 langkah
pembelajaran media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-6
sudah berlangsung dengan baik dan ada yang sangat baik. Berdasarkan
tabel di atas dapat dilihat pula bahwa rata-rata skor siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis sudah berlangsung
sangat baik yaitu dengan rata-rata persentase dari observer sebesar
89,47%.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4. 48 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus III pertemuan 2:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
Tabel 4. 48. Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 2
Interval Nilai Pertemuan III Pertemuan 2 Ket.
Frekuensi Persentase (%)
0-9 0 0 Tidak
Tuntas 10-19 0 0
20-29 0 0
30-39 0 0
40-49 0 0
50-59 0 0
60-69 0 0
70-79 15 45,45 Tuntas
80-89 9 27,27
90-99 8 24,24
100 1 3,03
Yang mendapat nilai < KKM 0 0
Yang mendapat nilai > KKM 33 100
Jumlah seluruh nilai 2590
Rata-rata 78,48
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Sesuai tabel 4.48 terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai pada
interval 0-9 sebesar 0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 10-
19 sebesar 0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 20-29 sebesar
0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 30-39 sebesar 0%. Siswa
yang memperoleh nilai pada interval 40-49 sebesar 0%. Siswa yang
memperoleh nilai pada interval 50-59 sebesar 0%. Siswa yang
memperoleh nilai 60-69 sebesar 0%. Siswa yang memperoleh nilai pada
interval 70-79 sebesar 45,45%. Siswa yang memperoleh nilai 80-89
sebesar 27,27%, dan yang memperoleh nilai pada interval 90-99 sebesar
24,24%, dan yang memperoleh nilai 100 sebesar 3,03%.
Berdasarkan tabel 4.48 terlihat pula bahwa nilai siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) sebesar 100%
sedangkan yang mendapat nilai di bawah KKM sebesar 0%. Jumlah
seluruh nilai siswa yaitu 2590 dan rata-rata nilainya yaitu 78,48. Nilai
tertinggi hasil belajar pada pertemuan 1ni yaitu 100 dan nilai terendahnya
yaitu 70.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Selain observasi hasil belajar juga ada observasi keterampilan
proses siswa. Berikut ini adalah table penguasaan ketrampilan proses IPA
pada pembelajaran siklus III pertemuan 2:
Tabel 4.49. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus III
Pertemuan 2
No Ketrampilan Proses Dasar Presentase
Penguasaan
1 Observasi 76%
2 Komunikasi 73%
3 Inferensi 83%
Rata-Rata 77%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan 1 dapat diambil
kesimpulan bahwa langkah-langkah penggunaan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
(penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, dan (7) pemberian tes.
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 1 pada tabel 4.50 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
Tabel 4.50. Perbandingan Hasil Pretes Siklus III dengan Hasil Belajar
Siklus III Pertemuan 2
Interval Pretes Pertemuan 2 Ket.
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak
Tuntas 10-19 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0
30-39 0 0 0 0
40-49 0 0 0 0
50-59 11 33,33 0 0
60-69 10 30,30 0 0
70-79 10 30,30 15 45,45 Tuntas
80-89 2 6,06 9 27,27
90-99 0 0 8 24,24
100 0 0 1 3,03
Yang mendapat
nilai < KKM
21 63,64 0 0
Yang mendapat
nilai > KKM
12 36,36 33 100
Jumlah seluruh
nilai
2114 2590
Rata-rata 64,06 78,48
Nilai tertinggi 83 100
Nilai terendah 53 70
Pada tabel 4.50 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 2 mengalami kenaikan. Berdasarkan
hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 36,36%.
Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 2 ternyata hasilnya menjadi
100%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 63,64%. Kemudian
untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 2114 dan pada pertemuan
2 mengalami kenaikan menjadi 2590 jadi mengalami kenaikan sebesar
476. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu 83 pada pertemuan
2 mengalami kenaikan yaitu menjadi 100. Sedangkan untuk nilai
terendah pada pretes sebesar 53 dan pada pertemuan 2 yaitu sebesar 70.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
terdapat kendala untuk diperbaiki, baik oleh guru maupun oleh siswa
demi perbaikan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.Adapun kendala
guru yang terdapat pada pertemuan 1 diantaranya yaitu: (1) guru pada
saat mengajak siswa untuk ikut serta menggunakan media masih banyak
siswa yang ramai sendiri (2) guru kurang memberi perhatian kepada
siswa untuk aktif ikut serta menggunakan media yang digunakan.
Adapun kendala siswa pada saat melakukan pembelajaran
menggunakan media grafis pada pertemuan 1yaitu: (1) pada saat kegiatan
pembelajaran ada siswa yang gaduh (2) pada kegiatan pembelajaran
siswa ada yang masih perlu ditambahkan agar pelaksanaan pembelajaran
dapat mengaktifkan siswa.
Berdasarkan kendala yang terdapat pada pertemuan 1, solusi yang
dilakukan oleh (guru) peneliti pada pertemuan berikutnya adalah sebagai
berikut: (1) guru akan membuat strategi baru supaya semua siswa dapat
aktif menggunakan media tetapi tidak menjadikan siswa ramai, (2) guru
akan lebih memperhatikan siswa yang kurang aktif dengan memberikan
tugas dan bimbingan individu, dan (3) guru lebih kreativ dalam
menciptakan suasana belajar supaya siswa tidak ramai sendiri dan lebih
aktif.
c. Pertemuan 3
1) Perencanaan
Perencanaan penelitian menggunakan mediagrafis pada
pertemuan 3 sama seperti pada pertemuan 1dan pertemuan 2 yaitu
diawali dengan cara merencanakan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun perencanaan yang
dilakukan oleh peneliti diantaranya yaitu: (1) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi jenis masalah sosial
kemiskinan, (2) membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan
media grafis, (3) menyiapkan media grafis yang lebih baik, (4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
menyiapkan alat bantu yang akan mendukung jalannya skenario
pembelajaran yang telah dibuat, (5) membuat lembar observasi baik
untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
berlangsung, (6) membuat lembar wawancara yang ditujukan baik untuk
menilai guru maupun siswa saat mengikuti proses belajar mengajar, (7)
menyiapkan lembar diskusi yang akan digunakan siswa saat
melaksanakan diskusi kelompok, (8) menyiapkan lembar evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan 3 yaitu pada hari hari
Senin tanggal 23 April 2012. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Perbaikan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan masalah yang muncul
pada siklus III pertemuan ke-2.
Pemberian penjelasan materi baru yaitu“Manfaat Pelestarian
Sumber Daya Alam”. Media grafis yang digunakan yaitu gambar
berbagai contoh keberhasilan dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
poster pelestarian SDA. Model pembelajaran yang digunakan adalah
STAD. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah,
tanya jawab, penugasan, dan diskusi.
Pada kegiatan awal guru memberikan salam, mengabsen
kehadiran siswa, melakukan tes penjajagan, apersepsi dan acuan selama
10 menit. Kegiatan inti pada siklus III pertemuan 3 selama 40 menit.
Berikut ini adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus III pertemuan 3. Kegiatan pada pertemuan 3 siklus
III yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok melalui permainan
oleh guru. Materi yang dijelaskan tentang penghematan energi sebagai
upaya pelestarian sumber daya alam dan faktor penyebab kerusakan
sumber daya alam. Setelah diberi penjelasan tentang materi ajar, siswa
berdiskusi kelompok tentang pencemaran lingkungan. Selanjutnya, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan memberi tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok lain. Kemudian siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang upaya pelestarian sumber daya alam dengan cara
menghemat energi dan mengurangi pencemaran udara, tanah dan air dan
siswa diajak untuk menerapkan upaya tersebut di lingkungan sekolah.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas seputar materi yang disampaikan
oleh guru melalui media grafis.
Kemudian guru bersama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakasanakan. Setelah itu siswa melaksanakan
kegiatan evaluasi sebagai post test siklus III pertemuan 2 untuk
mengetahui hasil peningkatan belajar yang sudah melalui media grafis.
3) Observasi Siklus III Pertemuan 2
Observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan
media grafis pada siklus ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk mendapatkan
gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan
media grafis pada siklus III pertemuan 3 ini dapat dilihat pada tabel 4. 51
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Tabel 4.51. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Gurupada Siklus III Pertemuan 3
No
Aspek
Jumlah Skor Frekuensi %
Observer I Observer II
1 Penentuan
Media
4 4 8 100
2 Pebuatan
Media
15 15 30 93,75
3 Pengaturan
Siswa
4 4 8 100
4 Penempatan
Media
14 14 28 87,5
5 Penyajian
Materi
36 35 71 88,75
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
7 7 14 100
7 Penyimpulan 4 4 8 93,75
8 Pemberian
Tes
4 4 8 100
Jumlah 88 87 175 757,50
Rata-rata 11 10,87 21,87 94,68
Sesuai tabel 4.51 terlihat bahwa langkah-langkah pembelajaran
dengan media grafispada siklus III pertemuan 3 langkah pertama yaitu
penentuan media grafis dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 100%. Pada langkah kedua yaitu pembuatan media grafis dengan
hasil sangatbaik yaitu dengan persentase sebesar 93,75%. Langkah
ketiga yaitu pengaturan siswa berlangsung dengan sangat baik yaitu
dengan persentase sebesar 100%. Langkah keempat yaitu penempatan
media denganposisi yang baik yaitu dengan persentase sebesar 87,5%.
Langkah kelima yaitu penyajian materi yang telah berlangsung dengan
kategori baik yaitu dengan persentase sebesar 88,75%. Langkah keenam
yaitu pemberian kesempatan bertanya kepada siswa berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 87,5%. Langkah ketujuh yaitu
penyimpulan materi ajar berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan
persentase sebesar 100%. Langkah kedelapan yaitu pemberian tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
evaluasi berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan persentase sebesar
100%.
Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari delapan
langkah pembelajarn dengan media grafis, langkah yang sudah
berlangsung dengan sangat baik ada 5 langkah yaitu langkah (1)
pengaturan siswa, (2) penentuan media, (3) penyimpulan, (4) pembuatan
media, dan (5) pemberian tes. Kemudian langkah yang sudah
berlangsung dengan baik ada 3 langkah yaitu (1) penempatan media, (2)
penyajian materi, dan (3) pemberian kesempatan bertanya.
Berdasarkan tabel 4.51 terlihat pula bahwa skor rata-rata guru
(peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan media
grafissudah menunjukkan tingkat sangat baik dengan rata-rata persentase
dari observer yaitu sebesar 94,681%. Selain tabel hasil observasi dari
guru, berikut juga akan ditampilkan hasil observasi terhadap siswa dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis pada tabel
4.52berikut:
Tabel 4.52. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan
Media Grafis bagi Siswapada Siklus III Pertemuan 3
No
Aspek
Jumlah Skor Frekuensi %
Observer I Observer II
1 Pengaturan
Siswa
4 4 8 100
2 Penempatan
Media
14 14 28 87,50
3 Penyajian
Materi
36 35 71 88,75
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
8 7 15 93,75
5 Penyimpulan 4 4 8 100
6 Pemberian
Tes
4 4 8 100
Jumlah 70 68 138 570
Rata-rata 11,67 11,33 23 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Berdasarkan tabel 4.52terlihat bahwa langkah-langkah
pembelajaran bagi siswa menggunakan media grafis pada siklus III
pertemuan 3langkah pertama yaitu pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 100%. Langkah
kedua yaitu penempatan media, pada langkah ini berlangsung dengan
baik yaitu dengan persentase sebesar 87,50%. Pada langkah ketiga yaitu
penyajian materi sudah berlangsung dengan baik yaitu dengan persentase
sebesar 88,75%. Langkah keempat yaitu kesempatan bertanya
berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan persentase sebesar 93,75%.
Langkah kelima yaitu penyimpulan berlangsung dengan sangat baik yaitu
dengan persentase sebesar 100%. Langkah keenam yaitu pemberian tes,
langkah ini berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan persentase
sebesar 100%.
Sesuai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 6
langkah pembelajaran media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah
ke-6 sudah berlangsung dengan baik dan ada yang sangat baik.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pula bahwa rata-rata skor siswa
dalam mengikuti pembelajaran menggunakan media grafis sudah
berlangsung sangat baik yaitu dengan rata-rata persentase dari observer
sebesar 95%.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru melakukan
penilaian secara individu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Pada tabel 4. 53 berikut akan
disajikan perolehan hasil belajar siswa pada siklus III pertemuan 3:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Tabel 4. 53. Hasil Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 3
Interval Nilai Pertemuan 1II Keterangan
Frekuensi Persentase (%)
0-9 0 0 Tidak Tuntas
10-19 0 0
20-29 0 0
30-39 0 0
40-49 0 0
50-59 0 0
60-69 1 3,03
70-79 6 18,18 Tuntas
80-89 15 45,45
90-99 9 27,27
100 2 6,06
Yang mendapat nilai < KKM 1 3,03
Yang mendapat nilai > KKM 32 96,97
Jumlah seluruh nilai 2690
Rata-rata 81,52
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Sesuai tabel 4.53 terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai pada
interval 0-9 sebesar 0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 10-
19 sebesar 0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 20-29 sebesar
0%. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 30-39 sebesar 0%. Siswa
yang memperoleh nilai pada interval 40-49 sebesar 0%. Siswa yang
memperoleh nilai pada interval 50-59 sebesar 0%. Siswa yang
memperoleh nilai 60-69 sebesar 3,03%. Siswa yang memperoleh nilai
pada interval 70-79 sebesar 18,18%. Siswa yang memperoleh nilai 80-89
sebesar 45,45%, dan yang memperoleh nilai pada interval 90-99 sebesar
27,27%, dan yang memperoleh nilai 100 sebesar 6,06%.
Berdasarkan tabel 4.53 terlihat pula bahwa nilai siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) sebesar 96,97%
sedangkan yang mendapat nilai di bawah KKM sebesar3,03%. Jumlah
seluruh nilai siswa yaitu 2690 dan rata-rata nilainya yaitu 81,52. Nilai
tertinggi hasil belajar pada pertemuan 1ni yaitu 100 dan nilai terendahnya
yaitu 60.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Selain observasi hasil belajar juga ada observasi keterampilan
proses siswa. Berikut ini adalah table penguasaan ketrampilan proses IPA
pada pembelajaran siklus III pertemuan 3:
Tabel 4.54. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus
IIIPertemuan 3
No Ketrampilan Proses Dasar Presentase Penguasaan
1 Observasi 83%
2 Komunikasi 76%
3 Inferensi 83%
Rata-Rata 81%
Selanjutnya dibandingkan dari hasil tiap pertemuan pada siklus
III. Berikut tabel peningkatan nilai keterampilan proses siswa pada
siklus III:
Tabel 4.55. Nilai Penguasaan Keterampilan Proses IPA Siklus III
No Siklus III Rata-Rata Penguasaan Ketrampilan
Proses
1 Pertemuan 1 73%
2 Pertemuan 2 77%
3 Pertemuan 3 81%
Rata-Rata 77%
4) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan2 diambil kesimpulan
bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis yaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4)
penempatan media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan
bertanya, (7) penyimpulan dan (8) pemberian tes.
Selain langkah-langkah pembelajaran, berikut juga dapat dilihat
hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media
grafis pada pertemuan 3 pada tabel 4. 56 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
Tabel 4.56. Perbandingan Hasil Pretes Siklus I dengan Hasil Belajar
Siswa pada Siklus III Pertemuan 3
Interval Pretes Pertemuan 3 Keterangan
F % F %
0-9 0 0 0 0 Tidak Tuntas
10-19 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0
30-39 0 0 0 0
40-49 0 0 0 0
50-59 11 33,33 0 0
60-69 10 30,30 1 3,03
70-79 10 30,30 6 18,18 Tuntas
80-89 2 6,06 15 45,45
90-99 0 0 9 27,27
100 0 0 2 6,06
Yang mendapat
nilai < KKM
21 63,64 1 3,03
Yang mendapat
nilai > KKM
12 36,36 32 96,97
Jumlah seluruh
nilai
2114 2690
Rata-rata 64,06 81,52
Nilai tertinggi 83 100
Nilai terendah 53 60
Pada tabel 4.56 terlihat bahwa hasil pretes siswa dibandingkan
dengan hasil belajar pada pertemuan 3 mengalami kenaikan. Berdasarkan
hasil pretes, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sebesar 36,36%.
Seteleh diadakan penelitian pada pertemuan 3 ternyata hasilnya menjadi
96,97%. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 60,61%.
Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretes sebesar 2114 dan pada
pertemuan 3 mengalami kenaikan menjadi 2690 jadi mengalami
kenaikan sebesar 576. Selain itu untuk nilai tertinggi pada pretes yaitu
83 pada pertemuan 2 mengalami kenaikan yaitu menjadi 100. Sedangkan
untuk nilai terendah pada pretes sebesar 53 dan pada pertemuan 3 yaitu
sebesar 60. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafisdari
pelaksanaan guru dan respon siswa berdasarkan hasil observasi sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
baik. Meskipun demikian, tetap ada yang perlu untuk diperbaiki oleh
guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media grafis yakni lebih
sering memperhatikan siswa secara menyeluruh dan mengelola kelas
dengan baik, serta menciptakan pembelajaran yang tidak monoton
dengan menerapkan strategi dan model pembelajaran yang inovatif
supaya siswa tidak jenuh dengan pembelajaran dan lebih aktif.
d. Analisis Antar Pertemuan pada Siklus III
1) Analisis Proses Penggunaan Media Grafis Siklus III
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada
siklus III ini akan dibandingkan dari pertemuan 1 sampai pertemuan 1II.
Tabel kegiatan guru pada siklus III mulai pertemuan 1 sampai pertemuan
1II dapat dilihat pada tabel 4. 57 berikut:
Tabel 4. 57. Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Guru
pada Siklus III
No Langkah
Penggunaan
Media Grafis
Siklus III/Pertemuan Jml Rata-
rata I II III
% % %
1 Penentuan Media 87,5 100 100 287,5 95,83
2 Pebuatan Media 81,25 84,37 93,75 259,37 86,46
3 Pengaturan Siswa 100 100 100 300 100,00
4 Penempatan
Media
84,37 84,37 87,5 256,24 85,41
5 Penyajian Materi 83,75 85 88,75 257,5 85,83
6 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
81,25 81,25 100 262,5 87,50
7 Penyimpulan 87,5 87,5 93,75 268,75 89,58
8 Pemberian
Tes
87,5 100 100 287,5 95,83
Jumlah 766,3 693,12 722,5 2179,36
Rata-rata 95,7 86,64 90,31 90,81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Berdasarkan tabel 4.57 terlihat bahwa langkah pembelajaran
dengan media grafis mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-8 sudah
berlangsung dengan sangat baik semua. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini.
Gambar 4.7. Histogram Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi
Guru pada Siklus III
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan 1 sampai
pertemuan 1II pada siklus III ini dapat diambil kesimpulan bahwa
langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis bagi guru yaitu
sebagai berikut: (1) penentuan media yaitu dengan disesuaikan dengan
materi dan tujuan pembelajaran, (2) pembuatan media didasarkan pada
prinsip membuatan media grafis dan sudah sesuai dengan prinsip tersebut
(3) Pengaturan siswa. Pada langkah ini siswa diatur sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan menyesuaikan dengan ukuran media apakah sesuai jika
disajikan dalam kelompok, (4) penempatan media sudah disesuaikan
dengan kondisi ruangan dan jumlah siswa, sehingga dapat dilihat oleh
seluruh siswa dan nyaman untuk pelaksanaan pembelajarannya, (5)
penyajian materi, materi yang disajikan sudah cocok dengan media yang
digunakan, (6) pemberian kesempatan bertanya, guru sudah memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya yang kaitannya dengan
penggunaan media grafis, (7) penyimpulan yang dilakukan oleh guru
dengan siswa sudah relevan dengan materi dan tujuan pembelajaran
80%
85%
90%
95%
100%
Pertemuan I Pertemuan IIPertemuan III
96%
87%
90%
Pe
rse
nta
se
Skor observasi
Skor observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
menggunakan media grafis, (8) pemberian tes dilakukan pada akhir
pembelajaran dan sudah mampu mengevaluasi kemampuan siswa dalam
menguasai materi yang disajikan melalui media grafis. Berdasarkan
rincian tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-langah pembelajaran
dengan media grafis ada 8 langkah pembelajaran. Berdasarkan hasil
observasi selama siklus III dapat disimpulkan bahwa langkah
pembelajaran dengan media grafis bagi guru berlangsung dengan sangat
baik yaitu dengan persentase 90,81%.Selain observasi guru, pelaksanaan
pembelajaran dengan media grafis juga ada kegiatan observasi siswa.
Berikut adalah tabel 4. 58 yang berisi analisis proses penggunaan media
grafis bagi Siswa.
Tabel 4. 58. Tabel Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Siswa
pada Siklus III
N
o
Langkah
Proses
Penggunaan
Media Grafis
Siklus III/Pertemuan Jml Rata-rata
I II III
% % %
1 Pengaturan
Siswa
100 100 100 300 100
2 Penempatan
Media
81,25 84,37 87,50 253,1 84,4
3 Penyajian
Materi
80 83,75 88,75 252,5 84,2
4 Pemberian
Kesempatan
Bertanya
81,25 81,25 93,75
256,3 85,4
5 Penyimpulan 87,5 87,5 100 275 91,7
6 Pemberian
Tes
87,5 100 100 287,5 95,8
Jumlah 517,5 536,87 570 1624,4
Rata-rata 86,25 89,47 95 90,2
Berdasarkan tabel 4.58 terlihat bahwa langkah pembelajaran
dengan media grafis bagi siswa mulai langkah ke-1 sampai langkah ke-6
sudah berlangsung dengan sangat baik yaitu dengan rata-rata persentase
90,2%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
Gambar 4.8. Grafik Analisis Proses Penggunaan Media Grafis bagi Siswa
pada Siklus III
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus III ini dapat
disimpulkan langkah-langkah pembelajaran dengan media grafis bagi
siswa yaitu sebagai berikut: (1) pengaturan siswa sudah berlangsung
dengan sangat baik, (2) penempatan media sudah disesuaikan dengan
kondisi ruangan dan jumlah siswa, (3) penyajian materi juga sudah tepat
dan sesuai dengan media yang digunakan, (4) pemberian kesempatan
bertanya sudah berlangsung dengan baik dan siswa cukup antusias, (5)
penyimpulan yang dilakukan guru sudah melibatkan siswa dan berjalan
dengan baik, (6) pemberian tes pada siswa diakhir pembelajaran sudah
dapat mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi ajar yang
dipelajari dengan media grafis. Berdasarkan rincian tersebut dapat
disimpulkan bahwa langkah-langah pembelajaran dengan media grafis
bagi siswa ada 6 langkah pembelajaran.
2) Analisis Hasil Belajar
Berdasarkan analisis pengolahan data nilai siswa baik dari segi
ketuntasan dan penguasaan ketrampilan proses siswa yang dicapai pada
pembelajaran siklus III secara keseluruhan sudah baik. Oleh karena itu,
80%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
Pertemuan I Pertemuan IIPertemuan II
86%
89%
95%
Skor Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
tindakan ini dicukupkan pada siklus ini. Perbandingan nilai pretes dan
nilai siklus III pada tiap pertemuan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.59. Tabel Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus III
Interval
Nilai
Pretes Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan
3
f % f % f % f %
0-9 0 0 0 0 0 0 0 0
10-19 0 0 0 0 0 0 0 0
20-29 0 0 0 0 0 0 0 0
30-39 0 0 0 0 0 0 0 0
40-49 0 0 0 0 0 0 0 0
50-59 11 33,33 0 0 0 0 0 0
60-69 10 30,30 10 30,30 0 0 1 3,03
70-79 10 30,30 11 33,33 15 45,45 6 18,18
80-89 2 6,06 7 21,21 9 27,27 15 45,45
90-99 0 0 4 12,12 8 24,24 9 27,27
100 0 0 1 3,03 1 3,03 2 6,06
Yang
mendapat
nilai <
KKM
21 63,64 10 30,30 0 0 1 3,03
Yang
mendapat
nilai >
KKM
12 36,36 23 69,70 33 100 32 96,97
Jumlah
seluruh nilai
2114 2390 2590 2690
Rata-rata 64,06 72,42 78,48 81,52
Nilai
tertinggi
83 100 100 100
Nilai
terendah
53 60 70 60
Berdasarkan hasil belajar pada siklus III dapat kita bandingkan
bahwa hasil belajar siswa yang memenuhi KKM pada pertemuan
1mengalami peningkatan sebesar 33,34% dibandingkan hasil pretes.
Pertemuan 2 mengalami kenaikan sebesar 63,64% dibandingkan pretes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
Sedangkan pertemuan 3 mengalami peningkatan sebesar 60,61%
dibandingkan pretes. Kemudian untuk jumlah seluruh nilai pada pretest
sebesar 2114 meningkat nilainya menjadi 2390 pada pertemuan 1.
Kemudian pertemuan 2meningkat lagi jumlah nilainya menjadi 2590.
Selanjutnya pertemuan 3juga meningkat menjadi 2690. Setiap pertemuan
mengalami kenaikan 100. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
4.9 berikut.
Gambar 4.9. Histogram Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III
3) Kendala dan Solusi
Hasil observasi, analisis, dan refleksi pada pertemuan 1,
pertemuan 2, dan pertemuan 3 pada siklus III terdapat beberapa kendala
yang telah dipaparkan pada refleksi tiap pertemuan sebelumnya. Selain
itu juga sudah diberikan adaya solusi yang baik demi perbaikan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan kendala pada siklus III, solusi
yang dilakukan oleh peneliti (guru) yaitu: (1) guru akan lebih
memperhatikan lagi pengelolaan siswa, (2) guru akan lebih variatif lagi
dalam mengaktifkan siswa, (3) guru akan lebih memperhatikan lagi
langkah-langkah pembelajaran.
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
64%
30%
0% 3%
36%
70%
100% 97%
Pe
rse
nta
se
Belum tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Semakin bertambahnya tindakan yang dilakukan kendala dan
kekurangannya sudah dapat teratasi dengan adanya solusi yang telah
dilaksanakan. Oleh karena itu, pada siklus III pertemuan 3 penelitian
diakhiri. Adanya siswa yang belum mencapai KKM pada pertemuan
ketiga siklus III adala satu siswa. Hal ini terjadi karena siswa tersebut
kebetulan ketika pembelajaran berlangsung kurang memperhatikan guru
ketika mengajar. Untuk menindak lanjuti hal tersebut, maka guru
berdiskusi dengan guru kelas untuk memberikan remidiasi kepada siswa
tersebut demi ketercapaian nilai siswa yang memenuhi KKM.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan hasil penelitian yang dideskripsikan pada siklus I sampai
siklus III dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA menggunakan media grafis
tidak hanya dilihat pada hasil belajar saja, tetapi juga pada proses pelaksanaan
pembelajaran menggunakan media grafis baik pada kegiatan guru maupun pada
kegiatan siswa. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis bagi guru
pada Siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada tabel 4. 60 berikut:
Tabel 4. 60. Perbandingan Proses Penggunaan Media Grafis bagi Guru Antar
Siklus
Langkah-
langkah
Rata-rata langkah penggunaan media grafis Jumlah Rata-rata Ket.
Siklus I Siklus II Siklus III
1 79,2 91,7 95,83 266,73 88,91 Baik
2 64,6 75 86,46 226,06 75,35 Baik
3 75,0 87,5 100,00 262,50 87,50 Baik
4 63,5 76 85,41 224,91 74,97 Baik
5 61,3 77,1 85,83 224,23 74,74 Baik
6 60,4 70,8 87,50 218,70 72,90 Baik
7 66,7 79,2 89,58 235,48 78,49 Baik
8 75,0 79,2 95,83 250,03 83,34 Baik
Jml 68,2% 79,7% 90,81% 238,71% 79,57% Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
Berdasarkan tabel 4.60 terlihat bahwa rata-rata hasil observasi langkah –
langkah pembelajaran pada siklus I sebesar 67,4%. Pada siklus II mengalami
kenaikan menjadi 79,7%. Jadi dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan
sebesar 13,3%. Pada siklus III persentase langkah pembelajaran dengan media
grafis bagi guru sebesar 90,81%. Jadi dari siklus II ke siklus III mengalami
kenaikan sebesar 11,11%. Jumlah persentase pelaksanaan pembelajaran dengan
media grafis bagi guru dari siklus I sampai siklus III sebesar 237,91, jika dibuat
rata-rata persentasenya yaitu sebesar 79,30%. Berdasarkan persentse tersebut
dapat dikatakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis
berlangsung dengan baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. 10 di
bawah ini:
Gambar 4. 10. HistogramPeningkatan Proses Penggunaan Media Grafis bagi
Guru Antar Siklus
Selain kegiatan guru, kegiatan siswa pada saat mengikuti pembelajaran
menggunakan media grafis juga dapat dilihat analisisnya dari siklus I sampai
siklus III pada tabel 4. 61 di bawah ini.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
68%
80%
91%
Per
sen
tase
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Tabel 4. 61. Peningkatan Proses Penggunaan Media Grafis bagi Siswa Antar
Siklus
Langkah-
langkah
Rata-rata langkah penggunaan
media grafis
Jumlah Rata-rata Ket.
Siklus I Siklus II Siklus III
1 75,0 87,5 100 262,50 87,50 Baik
2 65,6 76, 84,4 226,00 75,33 Baik
3 61,7 78,3 84,2 224,20 74,73 Baik
4 60,4 70,8 85,4 216,60 72,20 Baik
5 66,7 75, 91,7 233,40 77,80 Baik
6 75,0 79,2 95,8 250,00 83,33 Baik
Jml 67,4% 78% 90,2 % 235,60% 78,53% Baik
Berdasarkan tabel 4.62 terlihat bahwa rata-rata hasil observasi langkah -
langkah pembelajaran pada siklus I sebesar 68,2%. Pada siklus II mengalami
kenaikan menjadi 78%. Jadi dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar
9,8%. Pada siklus III persentase langkah pembelajaran dengan media grafis bagi
siswa sebesar 90,2%. Jadi dari siklus II ke siklus III mengalami kenaikan sebesar
12,2%. Jumlah persentase pelaksanaan pembelajaran dengan media grafis bagi
siswa dari siklus I sampai siklus III sebesar 236,40 jika dibuat rata-rata
persentasenya yaitu sebesar 78,80%.. Jadi secara umum dapat dikatakan
pelaksanaan pembelajaran menggunakan media grafis berlangsung dengan baik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. 11 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
Gambar 4. 11. HistogramPeningkatan Proses Penggunaan Media Grafis bagi
Siswa Antar Siklus
Selain hasil observasi pada saat pelaksanaan kegiatan belajar baik
kegiatan guru maupun kegiatan siswa, disini juga akan ditampilkan hasil belajar
siswa pada siklus I sampai siklus III. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4. 62 berikut:
Tabel 4. 62. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Antarsiklus
Uraian
Siklus I Siklus II Siklus III Rata-rata
f % f % f % f %
< KKM 9 27,27 7 21,21 4 12,12 7 20,2%
>KKM 24 72,73 26 78,79 29 87,88 26 79,8%
Berdasarkan tabel 4.62 terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
jumlah siswa yang < KKM sebanyak 9 siswa atau jika di buat persentase yaitu
sebesar 27,27%, jumlah siswa yang > KKM sebanyak 24 siswa atau jika dibuat
persentase sebesar 72,73%. Pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai <
KKM sebanyak 7 siswa atau jika dibuat persentase sebesar 21,21%, banyaknya
siswa yang memperoleh nilai > KKM sebanyak 26 siswa atau jika dibuat
persentase sebesar 78,79%. Peningkatan Siklus I ke siklus II hasil belajar siswa
yang > KKM mengalami kenaikan sebesar 6,06%. Pada siklus III hasil belajar
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
67% 78%
90% P
erse
nts
e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
siswa yang < KKM sebanyak 4 siswa atau jika dibuat persentase sebesar 12,12%.
Banyaknya siswa yang memperoleh nilai > KKM sebanyak 29 anak atau jika
dibuat persentase sebesar 87,88%. Peningkatan siklus II ke siklus III hasil belajar
siswa yang > KKM sebesar 9,09%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di 4.
12 bawah ini:
Gambar 4.12. Peningkatan Hasil Belajar pada Siklus I sampai Siklus III
Penggunaan media grafis dalam optimalisasi hasil belajar IPA siswa kelas
IV SDN 1Kuwayuhan tahun ajaran 2011/2012 yang dilakukan oleh peneliti dari
siklus I sampai siklus III tentu terdapat kendala yang cukup menganggu bagi
peneliti. Adapun kendala yang dihadapi oleh peneliti yaitu (1) guru kurang
mampu mengelola siswa terutama saat menempatkan siswa ke kelompok diskusi,
(2) guru kurang dalam pengelolaan waktu, (3) saat penempatan media guru
awalnya belum tepat tetapi pada akhirnya dapat maksimal, (4) guru terkadang
lupa memberikan motivasi kepada siswa, (5) guru dalam penggunaan media
kurang mengaktifkan siswa untuk terlibat menggunakan media.
Berdasarkan kendala pada siklus I sampai siklus III solusi yang dilakukan
oleh peneliti (guru) yaitu: (1) guru lebih maksimal dalam mengelola siswa, agar
siswa dapat melaksanakan setiap langkah pembelajaran dengan baik, (2) guru
dalam membuat perencanaan pembelajaran lebih meminimalisir kegiatan, (3) guru
akan memperhatikan lagi pembagian waktu setiap langkah-langkah pembelajaran,
(4) guru akan memberikan reward dan motivasi yang lebih bervariasi kepada
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
27% 21%
12%
73% 79%
88%
Per
senta
se
Tidak Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
siswa, agar siswa lebih bersemangat dan tidak bosan, (5) guru akan lebih
memperhatikan lagi langkah demi langkah kegiatan pembelajaran.
D. Pembahasan
1. Proses Penggunaan Media Grafis
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul Optimalisasi
Pembelajaran IPAtentang Sumber Daya Alam melalui Penggunaan Media
Grafis bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012,
disimpulkan bahwa langkah-langkah penggunaan media grafisyaitu (1)
penentuan pedia, (2) pembuatan media, (3) pengaturan siswa, (4) penempatan
media, (5) penyampaian materi, (6) pemberian kesempatan bertanya, (7)
penyimpulan dan (8) pemberian tes.
Selain langkah pembelajaran bagi guru, penelitian ini juga
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran bagi siswa. Adapun langkah-langkah
pembelajaran menggunakan media grafis bagi siswa yaitu sebagai berikut: (1)
pengaturan siswa, (2) penempatan media, (3) penyajian materi, (4) pemberian
kesempatan, (5) penyimpulan, dan (6) pemberian tes.
2. Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV dengan Media Grafis
Pada penelitian ini penggunaan media grafis dapat mengoptimalkan
hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alambagi siswa kelas IV SDN
1Kuwayuhan Tahun Ajaran 2011/2012. Ini dapat terlihat dari hasil belajar
siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami kenaikan. Pada siklus I hasil
belajar siswa yang > KKM sebesar 72,73%. Pada siklus II hasil belajar siswa
yang > KKM sebesar 78,79%. Jadi dari siklus I ke siklus II hasil belajar siswa
mengalami kenaikan sebesar 72,73%. Pada siklus II banyaknya siswa yang
memperoleh nilai > KKM sebanyak 26 siswa atau jika dibuat persentase
sebesar 78,79%. Peningkatan Siklus I ke siklus II hasil belajar siswa yang >
KKM mengalami kenaikan sebesar 6,06%. Pada siklus III hasil belajar siswa
yang memperoleh nilai > KKM sebanyak 29 anak atau jika dibuat persentase
sebesar 87,88%. Peningkatan siklus II ke siklus III hasil belajar siswa yang >
KKM sebesar 9,09%. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa(2008: 100) yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kea rah yang
lebih baik. Selain itu juga sesuai dengan pendapat dari Kasbolah (2001: 49)
yang menyatakan bahwa peningkatan dalam pembelajartan di kelas
mempunyai makna yang luas mencakup proses pembelajaran menjadi lebih
baik, siswa menjadi lebih aktif, penyajian materi lebih mudah diikuti dan
dipahami, pembelajaran menjadi lebih efisien dan hasil belajar meningkat.
Penggunaan media grafis dalam optimalisasi hasil belajar IPA siswa
kelas IV SDN 1Kuwayuhan tahun ajaran 2011/2012 yang dilakukan oleh
peneliti dari siklus I sampai siklus III tentu terdapat kendala yang ditemukan
peneliti. Pembelajaran menggunakan media grafis yang dilaksanakan oleh
peneliti sesuai dengan pendapat Indriana (2011: 129) yang menyatakan bahwa
langkah penggunaan media grafisterdapat 6 langkah diantaranya yaitu: (1)
persiapan, (2) pengaturan siswa, (3) penempatan, (4) menyajikan materi, (5)
memberi kesempatan bertanya, dan (6) menyimpulkan materi. Selain itu
beberapa langkah yang dilaksanakan peneliti juga sesuai dengan pendapat
Daryanto (2010: 123) yang menyatakan bahwa langkah penggunakan media
grafis meliputi: (1) memilih dan menentukan media grafis, (2) mempersiapkan
siswa, dan (3) penempatan media.
3. Kendala dan Solusi Penggunaan Media Grafis
Selama penelitian berangsung dengan melaksanakan pembelajaran
sesuai langkah penggunaan media grafis ditemukan adanya kendala. Adapun
kendala yang dihadapi oleh peneliti yaitu (1) guru kurang mampu mengelola
siswa terutama saat menempatkan siswa ke kelompok diskusi, (2) guru kurang
dalam pengelolaan waktu, (3) saat penempatan media guru awalnya belum
tepat tetapi pada akhirnya dapat maksimal, (4) guru terkadang lupa
memberikan motivasi kepada siswa, (5) guru dalam penggunaan media kurang
mengaktifkan siswa untuk terlibat menggunakan media. Adapun kendala siswa
pada saat melaksanakan pembelajaran dengan media grafis pada siklus I
sampai siklus III yaitu: (1) siswa banyak yang ramai saat mereka menempatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
diri di meja diskusi, (2) pada saat kegiatan praktikum ada beberapa siswa yang
masih bingung terhadap tugas yang dilakukan berdasarkan peran yang
diperoleh, (3) dalam melaksanakan kegiatan praktikum siswa melebihi waktu
yang telah direncanakan, (4) terdapat beberapa siswa yang kurang semangat
dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran, (5) siswa masih bingung
terhadap langkah-langkah praktikum, (6) dalam kegiatan diskusi lebih dominan
anak yang pandai saja yang aktif. Berdasarkan kendala pada siklus I sampai
siklus III solusi yang dilakukan oleh peneliti (guru) yaitu: (1) guru lebih
maksimal dalam mengelola siswa, agar siswa dapat melaksanakan setiap
langkah pembelajaran dengan baik, (2) guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran lebih meminimalisir kegiatan, (3) guru akan memperhatikan lagi
pembagian waktu setiap langkah-langkah pembelajaran, (4) guru akan
memberikan reward dan motivasi yang lebih bervariasi kepada siswa, agar
siswa lebih bersemangat dan tidak bosan, (5) guru akan lebih memperhatikan
lagi langkah demi langkah kegiatan pembelajaran, (6) guru akan lebih baik lagi
dalam mengajak siswa untuk aktif melalui pemberian peran/tugas yang tepat
dan menyajikan pembelajaran dengan variasi model dan permainan yang dapat
menyenangkan bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media grafis dalam mengoptimalkan pembelajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) tentang Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Kuwayuhan tahun ajaran 2011/2012 yaitu dengan menerapkan sesuai
dengan langkah-langkah penggunaan media grafis dengan tepat. Adapun
langkah-langkah penggunaan media grafis dalam pembelajaran IPA yaitu: (a)
penentuan pedia, (b) pembuatan media, (c) pengaturan siswa, (d) penempatan
media, (e) penyampaian materi, (f) pemberian kesempatan bertanya, (g)
penyimpulan dan (h) pemberian tes.
2. Penggunaan media grafis dapat mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang
Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 1 Kuwayuhan Tahun Ajaran
2011/2012.
3. Penggunaan media grafis dalam mengoptimalkan pembelajaran IPA tentang
Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Kuwayuhan Tahun
Ajaran 2011/2012 terdapat adanya kendala dan ditemukan adanya solusi.
Adapun kendala dalam pembelajaran menggunakan media grafis yaitu: (a)
guru kurang memfokuskan pada siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata
teman lainnya,(b) alokasi waktu beberapa pertemuan pembelajaran kurang
efisien, dan (c) diperlukan kreatifitas untuk menciptakan media grafis yang
dapat menarik minat siswa. Solusi yang dilakukan guru yaitu: (a) guru
menyampaikan materi denganlebih memfokuskan pemberian materi pelajaran
pada siswa yang masih di bawah rata-rata dan (b) memberikan materi pelajaran
dengan jelas dan lugas sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan, dan (c)
guru belajar menciptakan media grafis yang dapat menarik minat siswa .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
B. Implikasi
Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan,
dapat dikemukakan bahwa dengan menggunakan media grafis dalam
pembelajaran dapat mengoptimalkan hasil belajar IPA. Pembelajaran dengan
menggunakan media grafis ini dapat membantu membantu siswa dalam
memahami materi tentang Sumber Daya Alam dengan cara memberikan
gambaran sesuai kondisi nyata kepada siswa.
Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bahwa jika media
grafisdibiasakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dapat mengoptimalkan
pembelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam. Usia siswa sekolah dasar yang
berada pada fase operasional konkret, maka media grafis sangat mendukung
terciptanya proses pembelajaran yang mengajak siswa mengamati dan memahami
Sumber Daya Alam yang ada dengan lebih konkret. Sehingga dapat mengubah
daya imajinasi siswa tentang Sumber Daya Alam yang sebelumnya hanya dalam
angan-angan menjadi tergambar dengan jelas dan mudah dipahami oleh siswa.
Selain itu, siswa juga dapat mengetahui tentang pemanfaatan Sumber Daya Alam
dari media grafis yang disajikan guru dan adanya praktik langsung akan
mengantarkan siswa lebih bisa untuk memahami seluruh materi tentang Sumber
Daya Alam. Pembelajaran dengan menggunakan media grafis juga dapat
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran materi lain atau bidang studi yang lain.
Setiap penggunaan media disesuaikan dengan kebutuhan pada mataeri yang akan
diajarkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Guru
a. Guru sebaiknyadalam penyampaian materi menggunakan media
pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan
terhadap siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
keterampilan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda
dan bervariasi.
b. Guru sebaiknya berusaha meningkatkan kompetensi profesionalnya dalam
merancang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.
c. Guru sebaiknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran
dengan menggunakan media grafis dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Penggunaan media grafis dalam pembelajaran dapat
memberikan bekal bagi siswa untuk lebih mudah dalam memahami materi
yang dipelajari dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Siswa
Siswa harus lebih aktif, kreatif, jujur, disiplin dan meningkatkan
keberanian menyampaikan ide atau pendapat dalam proses pembelajaran untuk
menambah pengetahuan, pemahaman, dan meningkatkan hasil belajar. Selain
itu, siswa juga diharapkan mampu mengaplikasikan pengalaman belajarnya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan
mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan media pembelajaran
yang tepat, terutama media grafis yang mudah dikuasai oleh banyak orang.
Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada kualitas
pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dalam penggunaan media
pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
4. Bagi Peneliti
Peneliti hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan
pembelajaran yang berkualitas dan dapat memberikan sumbangan ilmu yang
lebih inovatif bagi pendidikan.
top related