web viewdalam mempelajari morfometri suatu das berkaitan erat dengan hidrologi. oleh karena itu...
Post on 02-Feb-2018
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ACARA II
MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) II
I. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat menghitung luas DAS.
2. Agar mahasiswa dapat menghitung panjang sungai utama.
3. Agar mahasiswa dapat menghitung titik pusat berat DAS.
4. Agar mahasiswa bisa menghitung panjang maksimum DAS.
5. Agar mahasiswa bisa menghitung kemiringan rata-rata DAS.
6. Agar mahasiswa bisa menghitung Bifurcation ratio DAS (Rb).
7. Agar mahasiswa bisa menghitung Circularity rasio DAS (Rb).
8. Agar mahasiswa bisa menghitung Elongation rasio DAS (Re).
9. Agar mahasiswa bisa menghitung Kerapatan alur sungai DAS (D).
10. Agar mahasiswa bisa menghitung Rasio frekuensi orde sungai DAS. (F)
11. Agar mahasiswa bisa menghitung Luas Relatif DAS
12. Agar mahasiswa bisa menghitung Faktor Lebar DAS (W)
II. ALAT DAN BAHAN
1. Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1507-444 Bungkal skala 1 : 25.000
2. Kertas kalkir
3. Block millimeter
4. Penggaris
5. Benang
6. Kalkulator
7. Alat tulis menulis
III. CARA KERJA
1. Menghitung luas DAS
2. Menghitung panjang sungai utama dari das yang telah ditentukan
3. Menghitung titik pusat berat DAS.
4. Menghitung panjang maksimum DAS
5. Menghitung kemiringan rata-rata sungai menggunakan millimeter block.
6. Menghitung Bifurcation ratio (Rb) DAS.
7. Menghitung Circularity rasio (Rb) DAS.
8. Menghitung Elongation rasio (Re) DAS.
9. Menghitung Kerapatan alur sungai (D) DAS.
10. Menghitung Rasio frekuensi orde sungai (F) DAS.
11. Menghitung Luas Relatif DAS
12. Menghitung Faktor Lebar DAS (W)
IV. DASAR TEORI
Dalam mempelajari morfometri suatu DAS berkaitan erat dengan
hidrologi. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan hidromorfometri DAS
untuk menerangkan proses-proses hidrologi. Kepekaan DAS untuk mengubah
hujan menjadi limpasan (runoff) sangat ditentukan oleh DAS yang
bersangkutan.Keadaan DAS ini dapat ditinjau dari berbagai aspek, salah satu
aspek adalah keadaan hidromorfometrinya.Variabel hidromorfometri antara
satu DAS dengan DAS yang lainnya mempunyai karakteristik sendiri-
sendiri.Seberapa jauh perbedaan variabel morfometri ini dapat diketahui
dengan uji statistik (Seyhan, 1981).
Karakteristik DAS yang pertama-tama mudah dilihat/ diketahui secara
sepintas adalah adalah luas DAS dan bentuk DAS.Luas DAS dapat dihitung,
tetapi bentuk DAS harus dapat diformulasikan menjadi bentuk numerik. Dalam
mengemukakan bentuk DAS, beberapa pakar menyajikan sebagai ‘form factor’
(Horton, 1932), ‘shape (s)’ (US Corps of Engineers), ‘circularity ratio’ dan
‘shape’ (Miller, 1953), ‘basin elongation’ (Schumm,1956), dan ‘lemniscate
ratio’ (chorley et.al.,1957) (dalam Selby, 1985)
Faktor bentuk DAS sangat mempengaruhi hidrograf yang dihasilkan,
apabila DAS mempunyai bentuk memanjang maka hidrograf alirannya akan
berbentuk landai. Sementara kalau bentuknya DAS bulat, hidrograf aliran yang
dihasilkan akan lebih tajam (Strahler dalam Selby, 1985).
Gambar 1. Hubungan antara factor bentuk DAS
dengan hidrografi aliran yang dihasilkan
Kerapatan aliran merupakan karakteristik DAS yang mudah untuk
membedakan kondisi DAS yang satu dengn yang lainnya.kenyataan yang
sering didapat, bahwa perhitungan kerapatan aliran untuk daerah yang sama
oleh berbagai sumber menunjukkan nilai yang berlainan. Hal ini bukan semata-
mata faktor ketelitian, tetapi sumber gambar/peta DAS yang dipergunakan
berlainan. Hasil yang didapat dari peta topografi akan berlainan dengan hasil
dari foto udara, dan akan lain juga dengan kerapatan aliran yang dihasilkan dari
citra radar. Oleh sebab itu, unsur teknologi dan sumber data juga harus
dipertimbangkan (McCoy dalam Gregory, 1985). Kerapatan aliran (D) dan
luas DAS (A) ternyata mempengaruhi ‘bankfull discharge’ (Qb), seperti
dirumuskan oleh Selby (1985) sebagai:
Qb= AD
Graig (1978), mengatakan bahwa volume banjir dengan periode ulang
tertentu (2, 5, 10, 25, dan 50 tahun) dipengaruhi oleh luas DAS (A), beda tinggi
antara outlet dengan titik tertinggi dalam DAS (Hm), dan kemiringan rata-rata
DAS. Dikatakannya juga, bahwa debit puncak dengan periode ulang tertentu
dipengaruhi dipengaruhi juga oleh kemiringan sungai (S), selain variabel-
variabel seperti tersebut di atas.
Pemilihan variabel hidromorfometri sebagai variabel bebas, ditentukan
semata-mata pada kemudahan pengumpulan datanya.Sebagai variabel
pengontrol (variabel tak bebas/’dependent variable’) adalah komponen
hidrograf satuan. Komponen hidrograf satuan ini maliputi waktu naik (time
rising, Tr), adalah waktu yang diukur dari pusat masa hujan hingga terjadinya
puncak hidrograf satuan; waktu dasar (time base,Tb), adalah waktu saat
mulainya hidrograf satuan hingga akhir hidrograf satuan; dan debit puncak
hidrograf satuan (unit hydrograph peak discharge, Qp), adalah harga debit
puncak hidrograf satuan.
Gambar 2. Komponen hidrograf satuan
Untuk variabel hidromorfometri DAS yang dipilih meliputi:
a. Luas daerah aliran sungai (area of watershed),
Luas daerah aliran sungai (area of watershed) adalah luas keseluruhan
DAS sebagai satu sistem sungai yang diproyeksikan secara horisontal pada
bidang datar. Untuk mengetahui luas DAS dapat digunakan planimeter,
kertas milimeter, atau dengan menggunakan digitizer-computer (ITC,
1988).Batas DAS ditentukan berdasarkan peta kontur.Batas DAS yang
dimaksud adalah batas DAS secara topografik (topographic drainage
boundary) (seyhan, 1979).
b. Panjang sungai utama (L).
Panjang sungai utama adalah alur sungai yang diukur mulai dari outlet
DAS hingga perpanjangan sungai sampai batas DAS.Kenyataannya cukup
sulit membedakan sungai utama dengan bukan sungai utama bila terdapat
percabangan sungai, untuk ini diambil suatu ketentuan bahwa sungai
utama adalah cabang sungai yang mempunyai daerah tangkapan
(catchment) yang lebih luas.
c. Panjang sungai utama dari outlet hingga pusat berat DAS (Lc).
Adalah panjang sungai utm yang diukur dari outlet DAS hingga titik pada
sungai utama yang terdekat dengan pusat berat DAS.Titik berat DAS
dapat diketahui dengan membuat grid pada DAS, kemudian dengan
menggunakan formulasi tertentu, koordinat titk berat dapat diketahui
(Seyhan, 1981). Agar lebih jelas diberikan contoh perhitungan titik berat
DAS sebagai berikut:
Gambar 4. Penentuan titik berat DAS
Untuk sumbu y
1 x 6 = 6
2 x 6 = 12
3 x 6 = 18
4 x 6 = 24 +
60
Untuk sumbu x
1 x 1 = 1
2 x 3 = 6
3 x 4 = 12
4 x 4 = 16
5 x 4 = 20
6 x 4 = 24
7 x 3 = 21
8 x 1 = 8 +
108
d. Panjang maksimum DAS (Lb).
Panjang maksimum DAS adalah panjang garis lurus yang ditarik mulai
dari outlet DAS, melewati titik berat DAS hingga batas DAS bagian hulu.
e. Kemiringan sungai rata-rata (S1).
Kemiringan sungai dapat dinyatakan dalam berbagai cara, misalnya dalam
derajat, persen (%), km/km. Kemiringan sungai merupakan perbandingan
beda tinggi penampang memanjang sungai dengan jarak mendatarnya.
Cara menentukan kemiringan sungai rata- rata adalah dengan
menggambarkan terlebih dulu penampang memanjang sungai utama dan
mengukur kemiringan garis lurus yang ditarik mulai dari outlet sehingga
luasan di atas dan dibawah garis lurus mendekati sama (Seyhan, 1981).
f. Bifurcation ratio (Rb)
Adalah nisbah antara jumlah orde sungai ke u+1 (Horton dalam Seyhan,
1977). Perhitungan bifurcation ratio ini didasarkan sitem pengordean
menurut cara strahler (dalam seyhan, 1977). Dalam menentukan nilai Rb
untuk kesluruhan sistem sungai digunakan niali rata- rata tertimbang
dengan cara sebagai berikut :
W Rb = Σ Rb u/u+1 ( Nu + Nu + 1 )
---------------------------------------
Nu
Dengan W Rb = Rb tertimbang
Rb u/u+1 = Rb antara orde sungai ke u dan u + 1
Nu = jumlah orde sungai ke u
Nu + 1 = jumlah orde sungai ke u+1
( Seyhan, 1977 )
Hubungan nilai Rb dengan aliran sungai adalah :
Rb < 3 : kenaikan muka air sungai cepat sedangkan penurunannya
berjalan lambat.
Rb 3 – 5 : kenaikan dan penurunan aliran sungai berjalan normal
(sedang).
Rb > 5 : kenaikan dan penurunan aliran sungai berjalan cepat.
g. Circularity ratio( Rc ). Menurut Miller ( dalam Seyhan, 1981 ), Rc
merupakan nisbah antara luas DAS dengan luas lingkaran yang
kelilingnya sama dengan keliling DAS.
Rc = A/Ac
h. Elongation ratio( Re ). Schumm ( dalam Seyhan, 1981 ), mengatakan
bahwa Re adalah nisbah antara garis tengah suatu lingkaran ( D ) yang
mempunyai luas sama dengan luas DAS , dengan panjang sungai utama
( L ).
Re = D/L
i. Kerapatan alur sungai( D ). Kerapatan alur sungai adalah nisbah antara
panjang sungai keseluruhan dengan luas DAS.
D = Ln / A ( Km/km²
j. Rasio frekuensi orde sungai (F)
Adalah nisbah antara jumlah keseluruhan orde sungai (sistem Strahler)
dengan luas DAS.
k. Luas relatif DAS (Rua)
Luas relatif DAS adalah nisbah luas DAS sebelah hulu dengan luas DAS
keseluruhan. Luas DAS sebelah hulu ditentukan berdasarkan garis yang
ditarik membelah DAS melewati titik berat DAS.
Rua = Au / A
l. Faktor lebar DAS (W)
Faktor lebar DAS adalah nisbah antara lebar DAS yang diukur pada jarak
0.75 panjang sungai utama dari outlet dengan lebar DAS yang diukur pada
jarak 0,25 panjang sungai yang diukur dari outlet.
W = W.75 / W. 25
Gambar 4. penentuan luas relatif DAS (Rua) dan faktor DAS (W)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Menghitung Luas DAS Pelem
Diketahui : n = 222
Ditanyakan: L Das... ?
Jawab :Luas DAS Pelem = n x luas grid x (skala) ²
= 222 x 1 cm² x ( 25.000 )²
= 222 x 1 cm² x 625.000.000
= 138.750.000.000 cm²
= 13,875 km²
2. Menghitung Panjang sungai utama DAS Pelem
Diketahui : panjang peta = 33,6 cm
Ditanyakan: panjang sungai utama... ?
Jawab :
Panjang sebenarnya = panjang pada peta x penyebut skala
= 33,6 cm x 25.000
= 840.000 cm
= 8,4 km
3. Menghitung titik pusat berat DAS
Diketahui : Jumlah titik (n) = 225
Ditanyakan : titik pusat berat ...?
Jawab :
Tabel Pertemuan Titik
sumbu x
sumbu
ke
jumlah
titik
sumbu x jumlah
titik
1 6 6
2 7 14
3 9 27
4 9 36
5 10 50
6 13 78
7 15 105
8 18 144
9 17 153
10 17 170
11 17 187
12 11 132
13 11 143
14 11 154
15 10 150
16 10 160
17 9 153
18 7 126
19 6 114
20 4 80
21 2 42
22 2 44
23 3 69
24 1 24
Jumlah 225 2361
sumbu y
sumbu
kejumlah titik sumbu x jumlah titik
1 5 5
2 7 14
3 18 54
4 18 72
5 18 90
6 18 108
7 17 119
8 18 144
9 18 162
10 17 170
11 14 154
12 11 132
13 11 143
14 11 154
15 6 90
16 5 80
17 5 85
18 4 72
19 3 57
20 1 20
Jumlah 225 1925
Koordinat ( x,y)
x¿jumlah (sumbu x jumlahtitik )
jumlah titik
¿ 2361225
= 10,5
y ¿ jumlah(sumbu x jumlahtitik )jumlahtitik
¿ 1925225
= 8,56
= 8,6
Koordinat titik berat (x,y) adalah ( 10,5 ; 8,6 )
4. Menghitung panjang maksimum DAS
Diketahui :Panjang sungai maksimum DAS = 23 cm
Ditanyakan : panjang maksimum DAS...?
Jawab :
Panjang maksimum = panjang sungai maksimum DAS x skala
= 23 x 25.000
= 575000 cm
= 5,75 km
5. Menghitung kemiringan rata – rata
Diketahui :
Beda tinggi = 3, 6 cm
Jarak mendatar = 24,8 cm
Ditanyakan : Kemiringan rata - rata= … ?
Jawab
tan∝= beda tinggijarak mendatar
tan∝= 3 , 624 ,8
tan∝=0 ,145 cm
∝=arc tan 0 ,145
∝=8 , 25 °
6. Bifurcation ratio (Rb)
Diketahui :
Orde Nu Nu + 1
1 19 9
2 9 10
3 10 1
4 1 -
∑ 39 20
Ditanyakan: W Rb …. ?
Jawab :
Rb ¿ Nu(Nu+1)
Rb 1 = 199
= 2,1
Rb < 3 , kenaikan muka air sungai cepat
sedangkan penurunannya berjalan lambat.
Rb2 = 9
10
= 0,9
Rb < 3 , kenaikan muka air sungai cepat
sedangkan penurunannya berjalan lambat.
Rb 3 = 101
= 10
Rb > 5 , kenaikan dan penurunan aliran
sungai berjalan cepat.
Rb total = 2,1+0,9+10
= 13
maka
WRb¿∑ Rb u /u+1 (¿Nu+Nu+1)
(Nu)¿
WRb¿ 13 x (39+20)39
WRb¿ 13 x 5939
WRb¿ 76739
= 19,66
7. Circularity Ratio (Rc)
Diketahui :
A = 13, 875 Km2
keliling DAS = 77 cm
= 77 x 25.000
= 1925000 cm
= 19,25 km
Ditanyakan : Rc ..?
Jawab :
Rc = A
Ac
Ac = πr2
2πr= keliling DAS
r = 19,25
2 x 3,14
= 19,256,28
= 3,06 km
Ac = πr2
= 3,14 x ( 3,06 )2
= 29,40 km
Maka
Rc = A
Ac
= 13,87529,40
= 0,47
8. Elongation Ratio (Re)
Diketahui :
D=2√ luasπ
L = 8,4 km
Ditanyakan :Re ..?
Jawab
Re = D/L
D=2√ Aπ
D=2√ 13,8753,14
D=2√4,41
= 4,2
Re = 4,28,4
= 0,5
9. Kerapatan alur sungai (D)
Diketahui :
Ln = 30,8 Km
A = 13,875 Km2
Ditanyakan : D ...?
Jawab
D = lnA
= 30,8
13,875
= 2,22
10. Rasio frekuensi orde sungai (F)
Diketahui :
Jumlah keseluruhan ordo sungai = 39
Luas DAS = 13,875 km2
Ditanyakan : F ..?
Jawab
F = jumlahkeseluruhan orde
luas DAS
= 39
13,875
= 2,81
11. Luas Relatif DAS (Rua)
Diketahui
Au ( luas das hulu ) = n x ( 1 x 1 cm ) (25000)²
= 140 x 625.000.000
= 87.500.000.000 cm²
=8,75 km²
A = 13,875km2
Ditanyakan : Rua ..?
Jawab
Rua = AuA
= 8,75km2
13,875 km2
= 0,63 km2
12. Faktor Lebar DAS (W)
Diketahui :
W.075 = 4,7 cm x 25000
= 117500cm
=1,175 km
W. 0,25 = 14,5 cm x 25000
= 326.500 cm
= 3,265 km
Ditanyakan : W ..?
Jawab
W = W .0,75W .0,25
= 1,175 km3,625 km
= 0,32 km
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum di atas dapat dilakukan pembahasan sebagai
berikut:
Dalam praktikum geologi dan geomorfologi acara II ini, DAS yang
digunakan adalah DAS Pelem. DAS Pelem dapat dilihat di peta RBI Lembar
1507-444 Bungkal tahun 2001. Peta RBI Lembar 1507-444 Bungkal dapat
dijadikan sebagai basemap dalam pembuatan peta DAS Pelem. Secara
administratif, DAS Pelem terletak di Desa Koripan, Desa Pelem, Desa
Munggu, Desa Cepoko, dan Desa Ngrayun yang terletak di Kecamatan
Bungkal Kabupaten Ponorogo.
Dalam menghitung luas DAS Pelem dapat diketahui dengan metode grid.
Penghitungan luas dengan metode segiempat atau grid( gridsquare ) ini
dilakukan dengan cara membuat petak - petak atau kotak bujur sangkar
dengan ukuran 1 cm x 1 cm pada daerah yang akan dihitung luasnya. Dari
hasil pengukuran yang ada dapat diketahui bahwa luas DAS Pelem adalah
13,875 km².
DAS Pelem mempunyai sungai utama yaitu sungai Pelem.Sungai
ini merupakan sungai yang terpanjang, sehingga untuk mengetahui panjang
sungai dapat diukur mulai dari bagian hulu hingga hilir. Untuk menghitung
panjang sungai dapat digunakan benang. Untuk menghitungnya dapat
dilakukan dengan mengikuti alur sungai terpanjang dengan menggunakan
benang hingga hulu. Kemudian diukur panjang sungai utama. Dari hasil
pengukuran yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa DAS Pelem
memiliki panjang 8,4 km
Dalam menentukan koordinat titik berat DAS dapat diketahui dengan
pembuatan grid ( 1 cm x 1cm ) yang meliputi keseluruhan bagian DAS, baik
hulu, tengah maupun hilir. Kemudian menentukan n ( titik - titik setiap
perpotongan garis yang ada di dalam DAS kemudian diberi nomor urut
( dihitung satu persatu ). Kemudian mencari / menentukan sumbu x dengan
menghitung angka yang tertera pada koordinat x ( sumbu ke - ) dikalikan
dengan jumlah titik (n). Begitupun sengan sumbu y dengan menghitung
angka yang tertera pada koordinat y( sumbu ke - ) dikalikan dengan jumlah
titik (n). Dari hasil perhitungan dari penjumlahan sumbu x dan sumbu y
kemudian dibagi jumlah total keseluruhan titik akan diperoleh titik berat DAS
yaitu koordinat titik (x,y). Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
koordinat titik berat (x,y) adalah ( 10,5 ; 8,6 )
Dalam menghitung panjang maksimum DAS dapat diketahui dengan
menghitung panjang garis lurus yang ditarik dari outlet DAS melewati titik
berat DAS hingga batas DAS bagian hulu. Dari perhitungan dapat diketahui
bahwa panjang maksimum DAS Pelem adalah 5,75 km.
Dalam menentukan / menghitung kemiringan sungai rata – rata dengan
menggambar penampang memanjang sungai utama kemudian mengukur
kemiringan garis lurus yang ditarik dari outlet sehingga tampak terlihat
bahwa luasan di atas maupun di bawah garis lurus penampang terlihat
mendekati sama. Dari pengamatan tersebut dapat dimasukkan rumus bahwa
untuk mengetahui kemiringan sungai rata – rata dapat dilihat dari hasil bagi
antara beda tinggi penampang memanjang dengan jarak mendatarnya. Dari
hasil perhitungan dapat diketahui bahwa kemiringan sungai adalah 8,250
Dalam menentukan Bifurcation ratio (Rb) dapat dicari dengan
menggunakan rumus WRb ¿∑ Rb u /u+1 (¿Nu+Nu+1)
(Nu)¿. Dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa Rb DAS Pelem adalah 19,66. Sedangkan
Circularity ratio( Rc ) dapat diketahui dengan nisbah antara luas DAS dengan
luas lingkaran yang kelilingnya sama dengan keliling DAS. Dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa Rc Das Pelem adalah 0,47. Dalam
menentukan Elongation ratio (Re) dapat dicari dengan cara mencari nisbah
antara garis tengah suatu lingkaran (D) yang mempunyai luas sama dengan
luas DAS, dengan pnajang sungai utama (L). Dari hasil perhitungan dapat
diketahui bahwa Re DAS Pelem adalah 0,5. Dalam menentukan kerapatan
alur sungai ( D ) dapat dicari dengan nisbah antara panjang sungai
keseluruhan dengan luas DAS. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa
kerapatan alur sungai di DAS Pelem adalah 2,22. Dalam menentukan rasio
frekuensi orde sungai (F) dapat dicari dengan mencari nisbah antara jumlah
keseluruhan orde sungai dengan luas DAS. Dari hasil perhitungan dapat
diketahui bahwa rasio frekuensi orde sungai di DAS Pelem adalah 2,81.
Dalam menentukan luas relatif DAS ( Rua ) dapat dicari dengan mencari
nisbah luas DAS sebelah hulu dengan luas DAS keseluruhan. Luas DAS
sebelah hulu ditentukan berdasarkan garis yang ditarik membelah DAS
melewati titik berat DAS. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa luas
relatif DAS Pelem ( Rua ) adalah 0,63 km2 . Sedangkan faktor lebar DAS ( W
) dapat diketahui dengan mencari nisbah antara lebar DAS yang diukur pada
jarak 0.75 panjang sungai utama dari outlet dengan lebar DAS yang diukur
pada jarak 0,25 panjang sungai yang diukur dari outlet. Dari hasil perhitungan
dapat diketahui bahwa faktor lebar DAS Pelem adalah 0,32 km.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Karakteristik DAS Pelem dapat diketahui berdasarkan morfometri DAS
tersebut. Adapun variabel hidromorfometri DAS yang dipilih meliputi:
Luas daerah aliran sungai (area of watershed), Panjang sungai utama (L),
koordinat titik berat, panjang sungai utama dari outlet hingga pusat berat
DAS (Lc), Panjang maksimum DAS (Lb), Kemiringan sungai rata-rata
(S1), Bifurcation ratio (Rb)Circularity ratio( Rc ), Elongation ratio( Re ),
Kerapatan alur sungai( D ), Rasio frekuensi orde sungai (F), Luas relatif
DAS (Rua), dan faktor lebar DAS (W)
2. Adapun hasil perhitungan variabel tersebut antara lain : tersebut. luas DAS
Pelem adalah 13,875 km², Panjang sungai sebenarnya 8,4 km, koordinat
titik berat (x,y) adalah ( 10,5 ; 8,6 ), panjang maksimum DAS Pelem
adalah 5,75 km, kemiringan sungai adalah 8,250, Rc Das Pelem adalah
0,47, Re DAS Pelem adalah 0,5, kerapatan alur sungai di DAS Pelem
adalah 2,22, rasio frekuensi orde sungai di DAS Pelem adalah 2,81, luas
relatif DAS Pelem ( Rua ) adalah 0,63 km2, danfaktor lebar DAS Pelem
adalah 0,32 km
VII.DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C.2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Bakosurtanal.2001.Peta Rupabumi Indonesia Lembar 1507-444 Bungkal skala 1 :
25.000. Cibinong : Bakosurtanal
Leo.2009. Hidrologi Dasar 1. http://leosejati.blogspot.com/2009/01/hidrologi-
dasar-1.html, dakses tanggal 21 Oktober 2012 pukul 20.56 WIB.
top related