amonium klorida
TRANSCRIPT
AMONIUM KLORIDA
AMMONIUM CHLORIDE
1. Pengertian
N a m a : NH4Cl (Ammonium Klorida)
Golongan : Garam
Sinonim / : Ammonium Chloratum; Ammonium Chloridum
Nama Dagang (1,2) Ammonium Muriate; Sal Ammonia; Salmiac
Sifat Fisika Kimia :Berbentuk Kristal putih, tidak berbau, merupakan garam dari
ammonia yang larut dalam air. Bila dilarutkan dalam air,
sedikit asam, karena garam ini berasal dari asam kuat (HCl)
dan basa lemah. Rumus kimia NH4Cl , dengan berat
molekul: 53.491 Titik didih 338 °C. Kelarutan dalam air
297 g/L (0 °C), 372 g/L (20 °C), dan 773 g/L (100 °C);
sedangkan dalam alkohol 6 g/L (19 °C). Tidak larut dalam
diethyl ether, acetone serta hampir tidak larut dalam etil
asetat.(1,2)
2. Penyimpanan
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Jaga wadah dalam keadaan kering
Simpan dalam ruangan yang dingin, kering serta ventilasi diatur supaya
menghindari lembab, panas dan kemungkinan terjadi peristiwa oksidasi.
Lindungi dari kerusakan fisik.
Tutup rapat wadah, karena Ammonium Chlorida bersifat hydroskopis.
3. Penggunaan
Dalam pengobatan
a) Amonium Klorida digunakan sebagai expectorant pada obat batuk, Bekerja
dengan cara mengiritasi mukosa bronchial, yang menyebabkan dahak
mudah dikeluarkan.
b) Untuk meredakan gejala flu seperti demam, batuk, hidung tersumbat dan
bersin-bersin
c) Ammonium juga digunakan sebagai diuretic dalam forced acid diuresis.
1
Dalam makanan
a) Amonium Klorida digunakan sebagai bahan tambahan makanan dengan
kode E510. Pada kue, Amonium Klorida biasa ditambahkan untuk membuat
texture kue crisp, sedangkan pada minuman vodka dapat berfusi sebagai
flavouring agent.
Dalam indutri
a) Selain itu Amonium Klorida juga digunakan di Industri shampo, produk
pembersih dan baterai.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: kulit, mata dan sistem pernafasan. (2)
Berbahaya jika terhirup, terkena mata, tertelan atau terabsorsi melalui kulit
Rute paparan
a) Paparan jangka pendek
Terhirup
Mengiritasi membrane mukosa, menyebabkan gagguan saluran
pernafasan seperti batuk, dan nafas pendek.
Kontak dengan kulit
Menyebabkan Iritasi/kemerahan
Kontak dengan mata
Menyebabkan iritasi pada mata, katarak, peningkatan tekanan pada mata,
Tertelan
Menyebabkan iritasi saluran pencernaan, seperti mual-muntah, diare dan
peningkatan rasa haus. Mungkin juga memiliki efek pada SSP, seperti
sakit kepala, konvulsi, gangguan daya ingat, tremor, mydriasis,
bradicardi, apnea, hyperventilasi dan pulmonary edema.
Dapat juga menyebabkan gangguan metabolic serius seperti
hypokalemia.
b) Paparan jangka panjang (2,3)
Terhirup
2
Menyebabkan gangguan pada ginjal, serta gangguan saluran pernafasan
(astma/bronchospasm)
Kontak dengan kulit
Menyebabkan dermatitis dan reaksi alergi.
Kontak dengan mata
Sama dengan keracunan akut
Tertelan
Menyebabkan gangguan metabolism, seperti anorexia, metabolic
acidosis; gangguan system urine dan ginjal
5. Pertolongan Pertama
Terhirup
Berikan pada pasien udara yang segar, posisi tubuh setengah tegak ke kanan. Bila
perlu gunakan peralatan pernafasan, tapi jangan dari mulut ke mulut, penggunakan
oksigen sangatlah baik jika mengalami kesulitan bernafas. Bila kondisi parah,
setelah diberikan pertolongan pertama rujuklah ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Untuk kulit
yang terpapar dapat dialirkan dengan air mengalir. Bila perlu segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Pertama-tama bilas mata dengan air yang banyak selama beberapa menit (bila
mungkin lepaskan lensa kontak) kemudian bawalah ke dokter.
TertelanSegera cuci mulut, rujuklah ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
untuk mendapat obat yang merangsang muntah.
6. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan
Stabilisasi
3
a) Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b) Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi pernafasan
dengan cara memberikan oksigen pada tabung oksigen untuk menjamin
cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
Dekontaminasi
a) Dekontaminasi mata
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin diguyur perlahan selama 15-20 menit atau
sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Jangan gunakan salep apapun/ jangan obati pasien tanpa saran tenaga
medis.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b) Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau
hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas
secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah
dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c) Dekontaminasi saluran cerna
Dapat diberikan obat yang merangsang untuk muntah oleh tenaga
kesehatan. Bila pasien kejang dapat diberikan barbiturate/diazepam injeksi.
4
7. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Ventilasi
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat (local exhaust) atau sistim
ventilasi proses tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata
Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk
keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
Pakaian
Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia, bila perlu gunakan sepatu
boot.
Sarung tangan
Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator/masker
gunakan respirator/masker yang bersertifikasi saat menggunakan Ammonium
Chlorida.
Penyimpanan di laboratorium Standar penyimpanan
5