amdal

Download AMDAL

If you can't read please download the document

Upload: si-sari-wisholic

Post on 13-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

fytghjhjkkokl;';

TRANSCRIPT

Air, Sayuran, dan Susu Tercemar Radiasi

AP PHOTO/JAPAN DEFENSE MINISTRYFoto yang disiarkan Kementerian Pertahanan Jepang memperlihatkan mobil pemadam kebakaran Pasukan Bela Diri Jepang menyemprotkan berton-ton air ke arah reaktor nuklir Fukushima Daiichi Unit 3, Jumat (18/3). Tampak di bagian belakang adalah Unit 4. Upaya penyemprotan air itu dimaksudkan mencegah terlalu panasnya bahan bakar, yang menjadikan lepasnya radiasi pada tingkat yang membahayakan ke udara.Miyagi, Kompas -Otoritas Jepang, Sabtu (19/3), mendeteksi tingkat radiasi nuklir di luar batas normal pada produk susu, sayuran, dan juga air. Sebaran radiasi juga terdeteksi di luar radius 80 kilometer dari Fukushima Daiichi, pembangkit listrik tenaga nuklir yang bermasalah.Ahmad ArifAkan tetapi, juru bicara Pemerintah Jepang, Yukio Edano, di Osaka, Sabtu, menyatakan, jenis-jenis makanan itu belum merupakan ancaman bagi tubuh manusia. Namun, tingkat radiasi sudah melampaui batasan yang diperbolehkan peraturan di Jepang, kata Edano.Radiasi nuklir itu bocor dari PLTN Fukushima Daiichi, yang terletak di daerah yang paling parah diguncang gempa tektonik, Jumat pekan lalu. Atap dan tembok-tembok PLTN dengan enam reaktor nuklir itu retak akibat gempa berkekuatan 9 skala Richter.Tsunami setelah gempa juga menerjang PLTN dan turut membuat sistem pendingin tak berjalan normal. Hal ini menyebabkan suhu memanas dan melahirkan gas hidrogen. Kerusakan pada sistem penampungan air, yang berperan memendam bocoran radiasi, turut membuat radiasi bocor ke angkasa.Pemerintah Jepang menyatakan, radius 30 km dari lokasi PLTN itu tak aman untuk ditinggali. Namun, AS menegaskan, radius tidak aman adalah 80 km dari lokasi PLTN Itu.AS menyatakan itu setelah melakukan sendiri pemeriksaan soal bahaya radiasi. Dua uji coba menghasilkan rekomendasi, yang disampaikan Wakil Menteri Energi AS Daniel B Poneman, Kamis. Ia meminta agar warga menghindari wilayah di radius 80 km.Ada empat prefektur yang paling parah terpukul gempa dan tsunami, yakni Iwate, Miyagi, Fukushima, dan Ibaraki, yang terletak di timur laut Pulau Honsu. Menurut Edano, produk susu yang tercemar ditemukan di Prefektur Fukushima.Ditemukan di keran TokyoSayuran sejenis sawi yang tercemar radiasi nuklir ditemukan di Ibaraki, tetangga Fukushima. Produk susu ditemukan di luar radius 30 km, yang dinyatakan aman oleh otoritas Jepang.Kantor berita Agence France Presse (AFP) juga mengutip pejabat dari Kementerian Sains Jepang. Disebutkan, air yang dialirkan dari keran-keran juga sudah ditemukan di Tokyo dan di sejumlah prefektur lain di dekat Fukushima, seperti Prefektur Gunma, Tochigi, Saitama, Chiba, dan Niigata.Tokyo berjarak sekitar 250 km dari PLTN Fukushima Daiichi atau lebih kurang sama dengan jarak antara Jakarta dan Cirebon. Namun, kementerian itu menyatakan, radiasi tersebut masih berada di bawah batas normal.Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah mengirimkan tim pemonitor ke Tokyo. Jumat, IAEA menyatakan, radiasi sudah ditemukan di Tokyo, tetapi belum membahayakan bagi tubuh manusia. Namun, Inggris, Perancis, dan sejumlah negara lain sudah meminta warganya segera keluar dari Tokyo.Edano sudah meminta Departemen Kesehatan memeriksa lokasi persis produk susu dan sayuran tercemar itu, sistem distribusinya, sekaligus meminta pelarangan penjualan produk-produk tercemar tersebut.Pemerintah akan melakukan hal yang terbaik untuk mencegah munculnya masalah kesehatan dan akan melakukan upaya terbaik mengatasi hal ini, katanya.Ia juga meminta konsumen tetap tenang. Edano menambahkan, walaupun konsumen meminum susu tercemar itu selama setahun, tingkat radiasi masih akan setara dengan CT scan alias radiasi yang dimunculkan saat rontgen berlangsung.Namun, IAEA memberikan pernyataan tersendiri. Meski radiasi yodium (radioactive iodine) memiliki umur pendek, yakni sekitar delapan hari, dan hilang sendiri secara alamiah dalam hitungan minggu, tetap ada risiko bagi kesehatan jika radiasi yodium yang ada di dalam makanan diserap ke dalam tubuh lewat konsumsi, demikian pernyataan resmi IAEA.IAEA menambahkan, jika akumulasi radiasi itu menumpuk, dapat menyebabkan kanker kelenjar tiroid. Hal itu terutama membahayakan bagi anak-anak dan penduduk usia muda.Berbagai kantor berita sudah menuliskan potensi kepanikan warga dan konsumen soal perkembangan radiasi itu. Sejumlah negara di Asia menyatakan akan memeriksa semua makanan yang diimpor dari Jepang, yang diikuti Uni Eropa.Terkait soal produk tercemar dan bahaya paparan radiasi, otoritas Jepang pada awal pekan ini meminta warga di sekitar lokasi PLTN mengonsumsi yodium untuk meredakan dampak buruk radiasi nuklir.Tak cukup terbukaMeski Pemerintah Jepang menyatakan akan melakukan hal terbaik, muncul juga keluhan bahwa mereka tak cukup terbuka soal bocoran radiasi nuklir itu. Hideki Mukaitsubo, Presiden Fukushima Prefecture Minami Dairy di Desa Izumizaki, sekitar 60 km dari lokasi PLTN itu, kebingungan.Kami telah menghentikan pengiriman produk-produk (susu tercemar). Saya tak tahu apa yang akan saya lakukan esok hari, kata Mukaitsubo. Ia mengkritik pemerintah yang tidak bersikap transparan soal pengambilan sampel produk yang tercemar.Yukihiro Ebisawa, seorang pejabat di Koperasi Pertanian Jepang dari Prefektur Ibaraki, menyatakan telah menerima perintah penghentian untuk memanen sayuran. Kami khawatir.... Saya harap situasi bisa dikendalikan segera, ujarnya.Kekhawatiran tidak saja menimpa warga Jepang. Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi, Menlu Korsel Kim Sung-hwan, dan Menlu Jepang Takeaki Matsumoto merencanakan pertemuan segera. Para menlu itu juga meminta agar Jepang memberikan informasi soal perkembangan radiasi.Perkembangan soal kerusakan di PLTN itu tetap belum meyakinkan soal penyelesaiannya. Sekitar 304 pekerja terus berjuang menghentikan bocoran radiasi. Tindakan utama yang terus dilakukan adalah mengalirkan air ke PLTN dalam rangka pendinginan dan peredaman potensi bocoran radiasi.Namun, dari Paris diberitakan, walau keadaan tidak berkembang ke arah lebih buruk, situasi di PLTN itu masih jauh dari aman. Hal itu dinyatakan Direktur Jenderal Otoritas Keselamatan Nuklir Perancis (ASN) Jean-Christophe Niel, Sabtu.Untuk mengatasi kemelut itu, PM Jepang Naoto Kan dari Partai Demokrat Jepang menyerukan kemitraan dengan politisi dari Partai Demokrat Liberal (LDP) untuk mengatasi kemelut pascabencana. Namun, seruan itu ditepis oleh petinggi LDP.(AP/AFP/REUTERS/MON)

Maksud Dan Kegunaan StudiAMDAL29 April 2007 La AnMaksud pekerjaan penyusunan AMDAL adalah sebagai berikut:Mengidentifikasi kegiatan proyek pada beberapa tahap antara lain: Pra konstruksi, Konstruksi, Operasi dan pasca operasi, terutama pada aspek yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan;

mengidentifikasi rona awal terkait dengan area kegiatan proyek baik di tapak proyek maupun disekitar lokasi proyek;

memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting dan timbal balik antara lingkungan dengan kegiatan proyek,

menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan.

Kegunaan StudiHasil Studi AMDAL akan digunakan antara lain untukmembantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan rencana proyek;

memberi masukkan untuk penyusunan desain rinci proyek berkaitandengan peralatan pengelolaan dan pelindungan lingkungan;

menjadi arahan bagi pemrakarsa dalam melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan;

memberi informasi kepada masyarakat dan pihak yang terkait mengenai rencana kegiatan.

Ruang lingkup studi AMDAL yang harus dilaksanakan meliputi: pekerjaan persiapan; pengumpulan data; deskripsi kegiatan; informasi rencana kegiatan kepada masyarakat; pengumpulan data sekunder; kajian kualitas udara dan tingkat kebisingan; kajian kualitas air; kajian biologi (flora dan fauna); kajian sosial-ekonomi & budaya, kajian kesehatan masyarakat; penyusunan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA ANDAL), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), dan Ringkasan Eksekutif AMDAL yang telah disetujui instansi berwenang

09 November 2009AMDAL DALAM UU NO. 32 TAHUN 2009Dalam UU No 32 Tahun 2009, AMDAL mendapat porsi yang cukup banyak dibandingkan instrumen lingkungan lainnya, dari 127 pasal yang ada, 23 pasal diantaranya mengatur tentang AMDAL. Tetapi pengertian AMDAL pada UU No. 32 Tahun 2009 berbeda dengan UU No. 23 Tahun 1997, yaitu hilangnyadampak besar. Jika dalam UU No. 23 Tahun 1997 disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenaidampak besardan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup ......, pada UU No. 32 Tahun 2009 disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan ......

Dari ke 23 pasal tersebut, ada pasal-pasal penting yang sebelumnya tidak termuat dalam UU No. 23 Tahun 1997 maupun PP No.27 Tahun 1999 dan memberikan implikasi yang besar bagi para pelaku AMDAL, termasuk pejabat pemberi ijin.

Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam UU No. 32 Tahun 2009, antara lain:

AMDAL dan UKL/UPL merupakan salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun dokumen AMDAL;

Komisi penilai AMDAL Pusat, Propinsi, maupun kab/kota wajib memiliki lisensi AMDAL;

Amdal dan UKL/UPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin lingkungan;

Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya.

Selain ke -5 hal tersebut di atas, ada pengaturan yang tegas yang diamanatkan dalam UU No. 32 Tahu 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana dan perdata terkait pelanggaran bidang AMDAL. Pasal-pasal yang mengatur tentang sanksi-sanksi tersebut, yaitu:

Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan;

Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi;

Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan yang tanpa dilengkapi dengan dokumen AMDAl atau UKL-UPL.

Kaitan UU No. 32 Tahun 209 dengan Peraturan Menteri LH No. 11 Tahun 2008:

Sebelum disahkannya UU No. 32 Tahun 2009, KLH sudah menerbitkan peraturan menteri yang mengatur tentang Persyaratan Kompetensi Penyusun Dokumen AMDAL (Permen. LH No. 11 Tahun 2008). Pada Pasal 4 Permen. LH No. 11 Tahun 2008disebutkan bahwa persyaratan minimal untuk menyusun suatu dokumen AMDAL adalah3 (tiga) orang dengan kualifikasi 1 orang Ketua Tim dan 2 orang Anggota Tim yang kesemuanya sudah memiliki sertifikat kompetensi. Sementara amanat dalam UU No. 32 Tahun 2009 yang tertuang dalam Pasal 28 adalah Penyusun dokumen sebagaimana ... wajib memiliki sertifikat penyusun dokumen AMDAL". Jika yang dimaksud "penyusun dokumen AMDAL" pada undang-undang lingkungan yang baru adalah seluruh tim yang ada dalam suatu proses penyusunan dokumen AMDAL, maka dengan demikian Permen. LH No. 11 Tahun 2008 Pasal 4 sudah tidak berlaku lagi. Implikasinya selanjutnya adalah masa berlakunya persyaratan tersebut harus mundur sampai ada peraturan menteri yang secara rinci mengatur tentang hal itu sesuai amanat dalam Pasal 28 Ayat (4) yang memberikan kewenangan kepada KLH untuk membuat peraturan yang mengatur lebih rinci hal tersebut.

Kaitan dengan Peraturan Menteri No. 06 Tahun 2008:

Sama seperti Permen. LH No. 11 Tahun 2008, ada perbedaan pengaturan yang diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009 dengan Permen. LH No. 06 Tahun 2008 tentang Tata Laksana Lisensi Komisi Penilai AMDAL yang berlaku efektif pada tanggal 16 Juli 2009. Dalam peraturan ini persyaratan lisensi komisi penilai diberikan kepada komisi penilai AMDAL kabupaten atau kota dan yang menerbitkan lisensi tersebut adalah instansi lingkungan hidup propinsi. Sementara dalam UU No. 32 Tahun 2009, komisi penilai AMDAL yang harus dilisensiselain komisi penilai AMDAL kabupaten atau kota, tetapi juga terhadap komisi penilai AMDAL pusat dan propinsi yang bukti lisensinya diberikan oleh masing-masing pejabatnya (Menteri, gubernur, bupati dan walikota). Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana bentuk pengawasan terhadap pemberian lisensi tersebut jika masing-masing pejabat berhak mengeluarkan bukti lisensi terhadap komisi penilainya. Maka dalam perubahan Permen No. 06 Tahun 2008, KLH harus mengetatkan persyaratan penerbitan lisensi untuk komisi penilai masing-masing daerah termasuk untuk komisi penilai penilai pusat.LABEL:ARTIKEL

JAKARTA : Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) tengah melakukan kajian AMDAL pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, kendati Panitia Persiapan Pembangunan PLTN belum terbentuk. Masing-masing instansi terkait pembangunan PLTN, tetap melakukan persiapan, kendati peraturan pembentukan Panitia Pembangunan PLTN belum disahkan, ujar Kepala Batan Hudi Hastowo kepada pers di Jakarta, Rabu (5/12).Dalam hal ini, kata Hudi, pihaknya sudah berkonsultasi dengan kalangan Kementerian Lingkungan Hidup untuk penyusunan AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) pembangunan PLTN. Kira-kira kami bertemu sekitar 3 minggu lalu, dan disepakati mengerjakan persiapan tersebut, ujarnya.Dikaitkan dengan wilayah semenanjung Muria, Jepara, Hudi mengatakan, penyusunan AMDAL PLTN tidak terkait dengan lokasi tertentu. Kami masukkan kajian teknis kegiatan, baru nantinya dimasukkan lokasi yang dipilih, ujarnya.Menurut Hudi, lokasi pembangunan PLTN hingga kini masih terus dikaji. Kendati sudah ditetapkan sebagai lokasi yang layak dibangun PLTN, namun setiap lima tahun terus di-update. Contohnya pengukuran kegempaan di Muria, hingga kini masih belum selesai, ujarnya.Pembentukan Panitia Pembangunan PLTN diatur dalam Keppres. Namun, hingga saat ini, pemerintah belum mengeluarkan aturan tersebut. Sehingga sebagian kalangan meragukan operasional PLTN di Indonesia pada 2016 akan terlaksana. Jika sebagian besar mengatakan butuh 10 tahun operasional PLTN, maka menurut saya pembangunan PLTN bisa dilakukan 6 tahun. Sedangkan, 4 tahun sisanya digunakan untuk persiapan, ujar Hudi. (Lea)

PENGEMBANGAN PLTN DI INDONESIA MERUPAKAN PILIHAN TERAKHIRJakarta, 18/3/2011 (Kominfo-Newsroom) Menteri Negara LingkunganHidup Gusti M Hatta mengatakan, pengembangan pembangkit listriktenaga nuklir (PLTN) di Indonesia merupakan pilihan terakhir,karena masih banyak pembangkit listrik lain yang bisadikembangkan.Seperti pembangkit listrik tenaga surya, air, panas bumi, angindan mengoptimalkan batubara, gas, dimana persediannya cukup banyaktersedia di Indonesia, katanya dalam dialog interaktif di Jakarta,Jumat (18/3).Itu jauh lebih aman, meski dia mengakui bahwa penggunaan PLTNbiaya awal mahal, tapi kalau sudah berproduksi seperti di Indiatarifnya Rp200/kwh dan lebih bersih. Namun bila pengembangannyakurang terjaga resikonya juga besar, kalau terjadi kebocoranradiasi dampaknya sangat besar..Yang terkait dengan nuklir, saya sudah mengenal sejak terjadipengeboman di Hirosima dan Nagasaki yang hingga saat ini dampaknyamasih ada, tambahnya.Tetapi Jepang saja justru tidak kuatir akan dampak nuklir, ituterbukti Jepang membangun sekitar 54 instalasi PLTN, karenamanfaatnya sangat dirasakan, meski ada juga resikonya.Indonesia masih banyak pilihan, sambil melakukan persiapan yanglebih matang untuk pengembangan PLTN, seperti tempat pembangunanfisik dan sosialiasi psikologis bagi masyarakat yang terlanjurmendengar dampak nuklir sangat besar.Untuk fisik, apakah Indonesia sudah memiliki cukup bahanbakunya, jangan sudah dibangun bahan bakunya harus diimpor,sedangkan tempat dibangunnya instalasi harus dipersiapkan denganmatang.Meski Indonesia memiliki tempat yang aman dari gempa bumi,seperti Kalimantan, tapi harus dipikirkan disana konsumennya adanggak, karena disana populasi penduduk tidak ramai.Kalau konsumen sedikit sementara biaya pembangunan sangat tinggijuga mubazir, sebenarnya Indonesia sudah mulai mengembangkanreaktor nuklir tersebut dengan daya relatif kecil, juga untukpangan, kedokteran dan sebagainya.Baik untuk pembangkit listrik tetapi tidak dirasakan dampaknya,namun karena resiko untuk membangun PLTN dengan kapasitas besar,pembangunannya harus hati-hati.Dengan memperhatikan 3S (safety, security dan save guard) denganlima lapis pengaman, meski dia mengakui dari segi penguasaanteknologi SDM Indonesia sudah ada. Yang penting lagi pembangunanPLTN harus memperhatikan Analisis mengenai dampak lingkungan(Amdal), di saat memberikan Amdal masukan masyarakat akan didengartermasuk masalah teknis.Sementara itu Deputi Pengembangan Energi Batan Adi Wardoyomengatakan, pengembangan PLTN baru dalam persiapan, gunamengantisipasi satu saat energi lain habis.Namun keberadaan PLTN bukan utama, tapi hanya melengkapi energiyang ada agar penggunaan energi yang ada tidak cepat habis, karenaenergi yang ada saat ini rata-rata tidak terbarukan, sehingga satusaat akan habis.Untuk itu, pemerintah perlu mempersiapkan, jangan menunggu habisbaru membuat perencanaan, itu bisa terlambat dan akan terjadikrisis energy dan itu boleh terjadi.(mf/toeb)