am phi bi a

Upload: lili-poecilia-el

Post on 13-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

AMPHIBIA Amphibia diambil dari kata amphi yang berarti dual atau ganda dan bios yang berarti life atau hidup. Amphibia berarti bahawa selama hidupnya (ontogeny) memiliki dua habiatat kkehidupan, yaitu fase kehidupan di air yang bernafas dengan insang dan fase kehidupan di darat yang bernafas dengan paru-paru dan dibantu dengan kulit. Dengan kata lain amphibia adalah hewan yang hidup di dua alam (habitat)selama daur hidupnya. Amphibia memiliki leluhur (nenek moyang) sebangsa ikan karena menunjukkan peralihan antara ikan yang sepenuhnya akuatik dan amniota teresterial, baik dalam ciri morfologi, sejara hidup, ekologi, maupun perilaku. Hal ini telah diumgkapkan oleh para ahli bahwa memang amphibian berkembang dari nenek moyang crossopterygii (kelompok rhipidistia) kurang lebih 500 juta tahun setelah ikan berangka tulang berkembang. Kelas ini mencapai penyebaran puncak (terbesar) sesudah 100 juta tahun berikutnya pada zaman Carbon atas dan terus belanjut sampai akhir zaman Trias. Jenis Amphibia pada zaman tersebut yang masih dapat melangsungkan kehidupannya sampai kini, relative sangat sedikit. Distribusi biogeografinyacukup luas meliputi daerah tropis, maupun subtropis (temperata) di seluruh dunia, baik di air maupun di darat. Tingkah laku dan habitatnya pun brmacam-macam, namun pada umumnya mendiami tempat-tempat berair atau lembab, air tawar, payau, tapi tidak dijumpai pada habitat air asin. Katak pohon di California masih ditemukan pada ketinggian 3650 m, demikian pula di pegunungan Andes pada ketinggian 4870 m. ukuran tubuh golongan Amphibia cukup beragam . mulai dari Anura (Salienta) terkecil yakni kodok pohon Kuba panjabg

tubuhnya hanya 1 cm. sedangkan katak rakasa (Conraua goliath) dari Kamerun yang pa njang tubuhnya mencapai ukuran 30 cm. demikian pula di Indonesia terdapat katak raksasa (Rana macrodon) ukurannya dapat mencapai 30 cm. Amphibia lain golongan urodela (Caudata) seperti

salamander, rata-rata berukuran panjang 8 sampai dengan 20 cm kecuali salamander raksasa (Andrias (Megalobatracus) japonicus) panjang tubuhnya bisa mencapai 1,5 meter. Sifat-sifat adaptif pada Amphibia untuk kehidupan di darat 1. Bentuk tubuh tidak ramping sesuai untuk kehidupan di darat namun masih bisa untuk berenag di air. Ini ditunjukkan dengan masih adanya selaput renang di antara jari-jari anggota gerak belakang. 2. Keadan kulit berubah hingga memudahkan respirasi. Karena kulit Amphibia merupakan organ pernafasan tambahan, maka keadaanya selalu lembab. Di bawah kulit ada pembuluh pembuluh kapiler darah, hingga memudahkan difusi oksigen maupun karbon dioksida. 3. Adanya pengantian inasang terdapat pada masa larva, sedang paru-paru pada masa dewasa. Insang hilan akibat resorpsi ketika terjadi metamorphosis. 4. Perubahan system sirkulasi untuk mendukung respirasi dengan paru-paru dan kulit. 5. Perkembangan anggota gerak pada tempat yang berpasangan. 6. Keadaan organ-organ indra yang berfungsi baik dalam air maupun di udara. 7. Perubahan metabolisme dan ekskresi yang membentuk sampah-sampah nitrogen menjadi kurang toksik. Karakteristik Amphibia 1. Kulit lembab. Berkelenjar, tidak ada sisik eksterna. 2. Dua pasang kaki untuk berjalan dan berenang dengan 4-5 jari, kecuali Caeciliidae tidak berkaki dan family Sirenidae tidak ada kaki belakang. 3. Dua nostril (lubang hidung luar) yang berhubungan dengan rongga mulut

4. Rangka sebagian besar tulang, tempurung kepala (Skull) dengan dua occipital condyle. Pad Amphibia yang mempunyai tulang rusuk, tidak menempel pada sternum (tulang dada). 5. Jantung dengan tiga ruang, dua atrium dan satu ventrikel, namun sekat atrium pada salamander tidak sempurna. Memiliki satu atau tiga pasang arkus aorta, eritrosit bentuk oval dan berinti. 6. Respirasi dengan isang, paru-paru, kulit atau garis mulut, bisa berfungsi sendiri-sendiri atau kombinasi. Pada tahap perkembanganya ada yang berespirasi dengan insang luar maupun dalam. 7. Otak dengan 10 pasang saraf krnialis. 8. Ekresi dengan ginjal mesonefros, sampah nitrogen utama berupa urea. 9. Suhu tubuh berubah-ubah 10. Fertilisasi interna maupun eksterna, sebagian besar ovipar namun beberapa vivipar, telur dengan banyak yolk diselaputi dengan gelatin, pembelahan holoblastikunequal, tidak mempunyai membrane ekstraembrio. Beberapa mengalami metamorphosis, ada yang berkembang langsung.

Beberapa sifat alamiah lain. 1. Warna tubuh (kolorasi). Pada pola warna kulit Amphibia adalah akibat kandungan granula pigmen yang tersebar dalam epidermis, dengan sel pigmennya dalam lapisan dermis.

2. Regenerasi. Regenerasi merupakan proses pemulihan atau reparasi bagian-bagian tubuh yang rusak atau hilang. Pada jenis Amhpibia kelompok Urodela menunjukan adanya daya regenerasi yang sangat tinggi Axolot (Abystomata mexicanum) juga pada Salamander (Newt), binatang ini mampu meregenerasi kakinya yang diamputasi. Namun berbeda dengan Amphibia golongan Anura tidak mampu meregenerasi anggota tubuh yang hilang, kecuali pada tahap awal perkembangan. 3. Hibernasi. Hibernasi (tidur musim dingin) berupa aktifitas musiman, beberapa Amphibia menguburkan diri dalam lumpur ketika musim dingin. Selama melakukan hibernasi Amphibia tidak melakukan aktifitas, dalam keadaan dormansi sampai tibanya musim semi. Segala proses vital menurun drastis, tidaka ada udara yang dihirup melalui paruparutapi dilakukan melalui kulit. Demikain pula mereka tidak melakukan aktifitas makan, tapi mengunakan cadangan makanan yang tersimpan dalam jaringan tubuhnya. 4. Vokalisasi. Vokalisai pada Amphibia terutama diperlihatkan pada golongan Anura, dan hal tersebut sangat terbatas pada golongan Urodela. Pada Amphibia golongan Anura vokalisasi merupakan system untuk komunikasi yang memiliki banyak arti. 5. Migrasi dan Homing. Banyak Amphibia melakukan migrasi secara teratur pada jarak tertentu menuju air untuk bertelur dan kembali ketempat semula (homing). 6. Reproduksi pada umumnya Amphibia melakukan perkawinan di air. Katak jantan memanggil katak betina reseptif. Masing masing melepaskan sel kelamin, telur dulu baru sperma hingga terjadi fertilisasi eksterna. 7. Racun Amphibia. Beberapa jenis Amphibia mengeluarkan racunsebagai alat pertahanan diri dari musuhnya (predator). Salamander tertentu mengeluarkan racun trrichstoxin yang bersifat menghambat transmisi saraf, sehingga dapat membunuh musuh-musuhnya

yang lebih besar. Demikian pula pada kodok (Bufo sp) di belakang wilayah kepalanya memiliki kelenjar racun, sedang pada Rana sp, kelenjar-kelenjar racun terdapat lipatanlipatan dorsalateral tubuhnya. Anggota kelas amphibian dibagi menjadi tiga subkelas yaitu Lespospondyli, Labyrinthodontia dan Liisamphibia. Dua subkelas pertama sudah punah. Anggota Amphibia yang masih hidup sekarang tergolong dalam ksubkelas Liisamphibia. Subkelas Lissamphibia Heackel, 1866. Termasuk semua amphibian yang sekarang hidup, vertebrata monospondylous (tidak ada pemisah antar pusat vertebrata), rusuk (jika ada) tdak melingkari rongga tubuh. Giginya pedicellate (pada beberapa jenis sepeti taring), kulit berkelenjar mukosa dan glandular, serta hanya sedikit sisik yang menyokongnya. Lapisan kulit yang menanduk mengelupas secara berkala. Pada tangan hanya ada 4 jari. Rata-rata ukuran tubuhnya kurang lebih 30 cm. Distribusi biografinya menakup daerah tropis dan temperate, dari zaman Triassic sampai sekrang, ada sekitar4 2500 spesies yang masih hidup sampai kini. Subkelas ini terdiri dari tiga ordo yang masih hidup. 1. Caudata (Oppel, 1811). Siren dan Salamander. Penamaan ordo Caudata (cauda=ekor), yakni Amphibia yang berekor, dua pasang kaki depan dan belakang yang hampir sama panjang (kecuali pada serinedae kaki belakang tidak ada). Tubuhnya menyerupai Amphibia zaman Paleozoicum. Larva akuatik (jika ada) mamilki gigi sesungguhnya pada kedua rahang celah insang dan insang luar. Distribusinya di Amerika Utara dan Eurasia. 2. Gimnophiona (Rafinesque, 1814). Caecilian.

Sinonim ordo Apoda (tanpa kaki), tubuhnya panjang seperti cacing, tanpa kaki perilakunya khas suka membuat liang, bersegmen dengan alur-alur cincin mengandung sisik pada beberapa spesies, ekor jika ada pendek dan runcing. Mata kecil ditutupi oleh kulit atau tulang. Vertebrata amphicoel, rusuk bicapitate, elemen-elemen sternum, gelang dan kaki tidak ada, paru-paru kiri mereduksi, terdapat tentakel sensoris serta mata dan nostril, jantan memilki organ kopulasi tunggal yang dapat dijulurkan (phallodeum), ada larva akuatik, celah insang tanpa insang luar. Distribusi pantropik, 3 famili di daerah Asia Tenggara, kepulaan Indoaaustralia sampai Bornoe, Filipina dan 2 famili endemic di Afrika tropis, Madagaskar. Terdiri dari enam genera yang hidup dengan 162 spesies. 3. Anura (Rafenesque, 1815). Katak dan kodok. Anura merupakan Amphibia tanpa ekor. Kepala dan badan bersatu tidak jelas terpisah, kaki belakang panjang dengan elemen-elemen proksimal tersal memanjang tibia dan fibula bersatu sedikitnya pada bagian proksimal dan distal. Kolumna vertebralis 59 vertebrata prasakral, seluruh vertebrata memiliki processus transversal kecuali vertebrata pertama (atlas). Distribusi kosmopolit kecuali di pegungan Artik, Antartika dan beberapa gurun pasir, diversitas anura terutama di daerah tropis. Terdapat 21 species masih hidup, dengan 301 genera dan 3438 species.

PRAKTIKUM

Rana sp

DI SUSUN OLEH:

LILI LAILATUN

(09222039)

DOSEN PEMBIMBING: DIAN MUTIARA, M.Si

JURUSAN TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH IAIN RADEN FATAH PALEMBANG 2011