all about marker

9
Diagnosis tumor ganas adalah usaha untuk mengidentifikasi jenis tumor ganas yang diderita.1 Menegakkan diagnosis suatu tumor ganas adalah sangat penting walaupun tidak selalu mudah dan harus dilakukan sebelum memberikan terapi atau penatalaksanaan tumor ganas itu sendiri. Atas dasar azas manfaat dan memudahkan cara kerja di klinik serta efisiensi tenaga dan biaya, maka pembahasan pendekatan diagnostik tumor ganas selanjutnya difokuskan pada: pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Patologi Anatomi, imaging, tumor marker,dan diagnosis molekuler Pemeriksaan klinik2 Pemeriksaan klinik disini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisis, yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, dll. Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual. Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan sampai banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut stadium tumor, maka akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang ditimbulkannya. Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang jumlahnya banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih dahulu.2 Tujuannya adalah untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat,3 1. Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi, 2. Konsistensinya 3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di atasnya.

Upload: bela-riski-dinanti

Post on 25-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tumor marker

TRANSCRIPT

Diagnosis tumor ganas adalah usaha untuk mengidentifikasi jenis tumor ganas yang diderita.1 Menegakkan diagnosis suatu tumor ganas adalah sangat penting walaupun tidak selalu mudah dan harus dilakukan sebelum memberikan terapi atau penatalaksanaan tumor ganas itu sendiri. Atas dasar azas manfaat dan memudahkan cara kerja di klinik serta efisiensi tenaga dan biaya, maka pembahasan pendekatan diagnostik tumor ganas selanjutnya difokuskan pada: pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Patologi Anatomi, imaging, tumor marker,dan diagnosis molekulerPemeriksaan klinik2 Pemeriksaan klinik disini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisis, yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, dll.Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan sampai banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut stadium tumor, maka akan semakin banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang ditimbulkannya.Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang jumlahnya banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih dahulu.2 Tujuannya adalah untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat,31. Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi,2. Konsistensinya3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di atasnya.

2. Pemeriksaan laboratorium2Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor ganas tidak banyak artinya, tetapi penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah ada penyulit kanker atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan terapi yang akan dilakukan baik itu tindakan bedah maupun tindakan medik. Beberapa pemeriksaan yang perIu dilakukan, antara lain: darah lengkap faal hemostatik urin lengkap protein serum tes fungsi hati alkali fosfatase tes fungsi ginjal elektrolit serum gula darah LDH asam urat serum Igm

3. Pemeriksaan patologi anatomi2Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) ialah pemeriksaan morfologi tumor, meliputi pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi. Bahan untuk pemeriksaan PA dapat diperoleh dari biopsi tumor ganas atau dari spesimen operasi. Ada beberapa cara biopsi yang sering dilakukan,4 yaitu:1. Biopsi insisi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor ganas dengan menggunakan pisau bedah;2. Biopsi eksisi (biopsi in toto), yaitu mengambil seluruh tumor. Untuk tumor jinak, tindakan ini sekaligus sebagai terapi;3. Biopsi truneut, yaitu mengambil sebagian jaringan tumor dengan alat biopsi khusus berbentuk jarum besar yang dapat memotong dan mengambil jaringan tumor;4. Biopsi aspirasi dengan jarum (Needle Aspiration Biopsy), yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor ganas dengan cara disedot menggunakan jarum yang ditusukkan kedalam jaringan tumor.5. Biopsi endoskopi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor dengan menggunakan endoskop.SeteIah bahan sediaan PA diperoleh, selanjutnya diproses melalui beberapa cara agar dapat dipotong sangat halus.5 Proses tersebut antara lain: sediaan beku (Vries coupe), paraffine block, plastic coupe, pemeriksaan sitologi, pemeriksaan histopatologi, dll, kemudian dilakukan pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan.4. ImagingPemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan (guiding) pengambilan sampel patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration biopsi (FNAB) atau biopsi lainnya. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa pemeriksaan imaging tersebut antara lain: Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll. Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi, dll. USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll. CT-scan (Computerized Tomography Scanning). Contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen, whole body scan, dll. MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT. Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafi tiroid, tulang, otak, dll. RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).5. Tumor Marker2Penanda tumor (PT) atau tumor marker ialah molekul protein berupa enzim, hormon, dll yang dalam keadaan normal tidak atau sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh. PT merupakan salah satu penunjang pemeriksaan kanker tertentu, baik untuk screening, menegakkan diagnosis, prognosis, pemantauan hasil pengobatan dan juga deteksi kekambuhan. Untuk tujuan screening, diagnosis, maupun untuk menilai hasil pengobatan, maka harus dipilih penanda tumor yang memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Tetapi perlu diingat bahwa hingga saat ini belum ditemukan PT tunggal yang memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Pemeriksaan kombinasi PT berupa panel pemeriksaan tertentu, untuk jenis tumor tertentu, dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas diagnostik. Beberapa tes yang dipakai adalah CEA (Carcinoma Embryonic Antigen ), NSE (Neuron-spesific enolase), Cyfta 21-1 (Cytokeratin fragments 19).

6. Diagnosis molekuler3Dengan semakin berkembangnya teknik molekuler, diagnosis tumor pun semakin mudah. Hal ini memanfaatkan deteksi reseptor sel T atau gen immunoglobulin yang berbasis PCR,untuk membedakan antara proliferasi monoklonal(neoplastic) dengan poliklonal(reaktif). PCR yang berbasis deteksi transkrip BCR-ABL bermanfaat untuk diagnosis penyakit leukimia myeloid kronik. Di samping itu, teknik fluorescent in situ hybridization (FISH) juga berguna dalam mendeteksi translokasi dari banyak tumor. Kolaborasi FISH dan PCR juga digunakan untuk memperlihatkan amplifikasi onkogen seperti HER-2 dan N-MYC. Onkogen ini menentukan prognosis kanker payudara dan neuroblastomas. Teknik molekular juga dapat digunakan untuk mengukur sisa penyakit setelah pengobatan, seperti pada deteksi transkrip BCR-ABL tadi.5Selain itu, salah satu temuan terpenting dalam analisis molekular adalah analisis tumor oleh teknik DNA-microarray. Teknik ini juga disebut dengan teknologi gene-chip. Prosesnya dimulai dari mengekstrak mRNA dari jaringan tumor dan jaringan normal. Pembuatan mRNA dengan cara mensintesis dengan fluorescent-labeled nukleotida. Kemudian dihibridisasi pada sekuen yang spesifik dan dihubungkan dengan solid-chip, biasanya silicon chip. Setelah hibridisasi, laser resolusi tinggi akan melakukan scanning untuk mendeteksi fluoresen pada masing-masing plot. Bila intensitas fluoresen proporsional dengan mRNA asal, maka plot tersebut akan mesintesis cDNA yang terhibridisasi pada titik itu. Pada intinya, metode ini berguna untuk membandingkan/mengukur keganasan suatu tumor terhadap gen-gen yang diserangnya.

Hubungan dengan pemicuPada pasien laki-laki tersebut disebutkan bahwa dia menderita tumor ganas kulit. Dan hasil itu didapatkan setelah pemeriksaan patologi anatomi, namun sebenarnya ia juga bisa menggunakan metoda diagnosis yang lain yaitu dengan cara pemeriksaan klinis,pemeriksaan laboratorium,imaging,tumor marker,dan diagnosis molekuler.

JANGAN RAGU PERIKSA DARAHJakarta, Selama ini untuk mendeteksi adanya kanker dilakukan dengan mamografi, USG, MRI atau biopsi (pemeriksaan jaringan). Tapi bagi orang dengan risiko tinggi seperti memiliki riwayat keluarga kanker, tak ada salahnya melakukan tes darah untuk deteksi dini petanda tumor.

Petanda tumor (tumor marker) adalah zat yang ditemukan dalam darah, urine atau jaringan tubuh yang kadarnya meningkat pada kanker.

Terdapat banyak jenis petanda tumor, yang masing-masing menunjukkan suatu proses penyakit tertentu. Petanda tumor ini digunakan dalam bidang onkologi untuk membantu mendeteksi adanya kanker secara dini.

"Petanda tumor merupakan cara mendeteksi dini kanker dengan pemeriksaan darah. Dan deteksi dini sangat penting untuk penderita kanker, agar tingkat kesembuhan tinggi," ujar dr Lyana Setiawan, Sp.PK, ahli Patologi Klinis RS Kanker Dharmais, dalam acara penyuluhan awam bertajuk 'Pemeriksaan Laboratorium untuk Petanda Tumor' di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Selasa (13/7/2010).

dr Lyana mengungkapkan bahwa petanda kanker dapat merupakan produk dari sel kanker yang mungkin adalah suatu unsur yang normal tetapi diproduksi berlebihan oleh tumor atau produk dari tubuh sebagai respons terhadap adanya kanker. Sampel untuk petanda kanker biasanya diambil dari darah atau urine.

Petanda kanker dengan sampel darah atau urine ini dapat digunakan untuk:1. Skrining atau mendeteksi kanker secara dini, sebelum timbul gejala, pada populasi sehat atau populasi berisiko tinggi menderita kanker2. Mendiagnosis kanker atau jenis kanker tertentu3. Menentukan prognosis (kondisi yang akan terjadi) pada pasien4. Menentukan stadium kanker secara klinis5. Menantau perjalanan penyakit pada pasien dalam remisi atau selama mendapatkan terapi pembedahan, radiasi atau kemoterapi6. Menilai keberhasilan terapi7. Mendeteksi kekambuhan8. Memantau respon terhadap terapi

Orang-orang yang memiliki risiko kanker sebaiknya tidak ragu-ragu melakukan pemeriksaan kanker dini dengan pemeriksaan di laboratorium untuk petanda kanker.

Orang yang berisiko tinggi antara lain:1. Memiliki riwayat keluarga menderita kanker2. Menderita hepatitis kronis3. Usia lanjut4. Mengalami haid pertama pada usia kurang dari 12 tahun5. Berhenti haid (menopause) di atas usia 50 tahun6. Tidak mempunyai anak7. Kehamilan pertama di atas usia 35 tahun8. Menjalani terapi hormonal9. Obesitas (kegemukan)10. Bergaya hidup tak sehat (merokok, kurang olahraga, pola makan tak sehat)

Menurut dr Lyana, beberapa jenis petanda tumor yang paling sering digunakan di klinik adalah sebagai berikut:1. Prostate-specific Antigen (PSA) untuk mendeteksi kanker prostat2. Carcinoembryonic Antigen (CEA) untuk mendeteksi kanker kolon, lambung, paru dan payudara.3. Alpha Fetoprotein (AFP) untuk mendeteksi kanker hati dan kanker sel benih (germ cell carcinoma)4. Ca 15-3 untuk mendeteksi kanker payudara5. Ca-125 untuk mendeteksi kanker ovarium6. Ca 19-9 untuk mendeteksi kanker lambung, kolon dan pan

Banyak penderita Tumor atau kanker di Indonesia, akan tetapi tidak tahu apa yang digunakan untuk mendiagnosanya. Berikut adalah pemeriksaan Laboratorium yang digunakan untuk mendiagnosanya.CEAAFPCA 15-3CA 125CA 19-9PSACA 72-4Free PSAMCANSESCCB-hCGCEA (Carcino Embryonic Antigen)Ditemukan tahun 1965 oleh Gold & FreedmanGlikoprotein dengan BM 180.000 daltonCEA di bentuk di saluran gastro-intertinal dan pancreas sebagai antigen pada permukaan sel yang selanjutnya di sekresikan ke dalam cairan tubuhCEA sebagai petanda tumor untuk kanker kolorektal, oesofagus, pankreas, lambung, hati, payudara, ovarium dan paru-paru.Pemeriksaan CEA untuk pemantauan terapi dan meramalkan prognosis.CEA > 20 ng/mL preoperasi keganasan tinggi (pronosis Kurang baikCEA > 2.5 ng/ml Postoperasi adanya kekambuhan 80 % (18 bln mendatangCEA < 20 ng/ml MetastaseAFP (ALFA FETO PROTEIN)Glikoprotein BM 70.000 daltonDigunakan untuk deteksi dan pemantauan cancer hati, testis dan ovarium> 95 % hepatome menunjukkan kenaikan kadar AFPAFP > 1000 ng/mL dipastikan hepatomaCA 15-3 (Cancer Antigen)Glikoprotein BM 300.000 450.000 daltonCA 15-3 meningkat pada kanker payudaraDigunakan untuk diagnosis dan pemantauan therapyPeningkatan Ca 15-3 ditemukan pada pasien sirosis, hepatitis, kelainan Autoimun dan kelainan kelenjar ovariumCA 125 (Cancer Antigen 125)Glikoprotein BM 200.000 daltonDigunakan untuk diagnosis dan pemantauan cancer ovariumPeningkatan CA 125 terjadi pada penyakit hati kronis, pankreatitis, peritonitis, tetapi kadarnya < 100 U/mLSensitifitas tinggi pada karsinoma epitel ovariumCA 19-9Digunakan untuk diagnosis kanker pankreasMembantu membedakan kanker pankreas dan saluran empedu, serta kondisi non kanker seperti pankreatitisMemonitor respon terhadap therapyMemonitor prognosis kanker pankreasPemeriksaan pendukung : CEA, Bilirubin, Fungsi LiverGejala : Sakit abdomen, berat badan turun, dan ikterikPSA (Prostate Spesifik Antigen)PSA ada 3 bentuk :PSA komplek (berikatan dengan serine protease inhibitor alpha 1antichymotrypsin (PSA-Act) dan berikatan dengan Alpha 2 MacroglobulinPSA Unkomplek (Free PSA)Pemeriksaan PSA secara tradisional : DRE (Digital Rectal Examination) hanya 30 40 % dapat terdeteksiNilai Normall < 4 ng/mL> 10 ng/mL : indikasi kemungkinan besar kanker prostate4 10 : Indikasi BPHNILAI NORMALCEA : 0 5 ng/mL (CMIA)AFP : < 13.4 ng/mL (CMIA)Ca 15-3 : < 31.3 U/mL (MEIA)Ca 125 : 0 35 U/mL (ELFA)Ca 19-9 : < 37 U/mL (ELFA)PSA :