alkohol dan fenol

7
ALKOHOL DAN FENOL : Uji Reaksi Kimia Uji kelarutan Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul – molekul air akan menolak molekul – molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika gugus non polar 9seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang dianggap menjadi alasan mengapa gugugs non polar disebut gugus hidrofob. Selain dipengaruhi gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga dipengaruhi oleh jumlah atom C-nya. Menurut literatur, pada umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air, dan jumlah atom C >6 akan tidak larut dalam air. Uji Lucas Uji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol – alkohol primer, sekunder, dan tersieryang dapat larut dalam air. Reagen lucas merupakan suatu campuran asam kloridapekat dan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam asam klorida akan membuatlarutan menjadi lebih asam. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga cepat dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair. Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya pembentukan fas cair kedua yang terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera setelah alkohol bereaksi. Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini. Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat gugus –OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada atom karbon

Upload: nurhalifah-ibrahim

Post on 10-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ALKOHOL DAN FENOL : Uji ReaksiKimia Uji kelarutanSebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil bertambah besar , kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukann ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul molekul air akan menolak molekul molekul alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika gugus non polar 9seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang dianggap menjadi alasan mengapa gugugs non polar disebut gugus hidrofob.Selain dipengaruhi gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga dipengaruhi oleh jumlah atom C-nya. Menurut literatur, pada umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air, dan jumlah atom C >6 akan tidak larut dalam air. Uji LucasUji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol alkohol primer, sekunder, dan tersieryang dapat larut dalam air. Reagen lucas merupakan suatu campuran asam kloridapekat dan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam asam klorida akan membuatlarutan menjadi lebih asam. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga cepat dengan reagen lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair. Adapun pada alkohol tersier terindikasikan dengan adanya pembentukan fas cair kedua yang terpisah dari larutan semula di dalam tabung reaksi dengan segera setelah alkohol bereaksi. Alkohol sekunder berjalan lambat dan setelah pemanasan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol primer dan metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat gugus OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada atom karbon yang mengikat gugus hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi yang mengakibatkan terikatnya atom klor tidak terjadi pada atom karbon yang sebelumnya mengikat OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.1. Reaksi secara umum + reagen Lucas2. alkohol primer + reagen Lukas tidak ada reaksi3. alkohol sekunder + reagen Lukas4. alkohol tersier + reagen Lukas Uji Asam KromatAsam kromat dapat menyebabkan alkohol primer teroksidasi menjadi asam karboksilat. Bilangan oksidasi Cr +6 (berwarna merah kecoklatan) akan tereduksi menjadi Cr +3 (berwarna hijau). Adapun alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton oleh asam kromat dan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi oleh asam kromat. Fenol sendiri biasanya teroksidasi menjadi tar berwarna coklat oleh asam coklat. Adapun reaksi reaksinya adalah sebagai berikut.1. 1. alkohol primer + asam kromat asam karboksilat2. alkohol sekunder + asam kromat keton3. alkohol tersier + asam kromat tidak bereaksi4. fenol + asam kromat tar Keasaman FenolSebagian besar fenol bersifat asam yang lebih lemah daripada asam karboksilat dan asam yang lebih kuat dari alkohol.ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi anion fenoksida, sehingga fenol akan terlarut dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida). Larutan natrium hidroksida dan natrium karbonat merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang tak larut dalam air, tetapi larutan natrium bikarbonat tidak dapat. Tak satu pun di antara basa basa tersebut yang cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi ion alkoksida (yang akan melarutkan alkohol yang tak larut air dalam bentuk anion alkoksida). Uji Besi(III) KromatPenambahan besi(III) klorida yang terlarut dalam kloroform (triklorometana) ke dalam suatu larutan fenol dalam kloroform, menghasilkan suatu larutan berwarna ketika ditambahkan piridin. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat bervariasi mulai dari merah sampai ungu. Adapun alkohol tidak menghasilkan warna apapun pada uji ini.1 Komentar | Ditulis dalamSuara Kuliah 25 Februari 2010 Kromatografi Kolom dan Kromatografi LapisTipisBy Asyhar 20 Votes

Isolasi kurkumin dari kunyit dapat dilakukan menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis. Hal yang pertama dilakukan adalah melarutkan 20 gram rimpang kunyit kering dengan diklorometana kemudian direfluks selama 1 jam. Hal ini dimaksudkan agar senyawa-senyawa kurkumin dalam kunyit tersebut benar-benar larut dalam pelarutnya. Kemudian antara filtrat dan residunya dipisahkan dengan penyaringan vakum. Filtrat (ekstrak kurkumin) ini mengandung senyawa-senyawa kurkumin. Penggunaan diklorometana dikarenakan hal hal berikut:1. Kelarutan yang tinggi2. Cepat menguap3. Selektif4. Toksisitas rendah5. Tidak mudah terbakar6. Murah mudah didapatSetelah didapat filtrat (ekstrak kurkumin), pemisahan secara kromatografi dapat dilakukan terhadap ekstrak kurkumin tersebut. Kromatografi adalah cara pemisahan dua atau lebih senyawa atau ion berdasarkan perbedaan migrasi dan distribusi senyawa atau ion-ion tersebut di dalam dua fasa yang berbeda. Dua fasa tersebut adalaha. Fasa DiamMerupakan fasa yang tidak bergerak. Umumnya senyawa yang digunakan adalah silica gel (SiO2) dan alumina (Al2O3).b. Fasa GerakMerupakan fasa yang bergerak melalui fasa diam dan membawa komponen-komponen yang akan dipisahkan. Fasa gerak yang digunakan adalah suatu pelarut organik atau campuran beberapa pelarut organik.Macam-macam kromatografia. Kromatografi LapisTipisYaitu kromatografiyangmenggunakan lempeng gelas atau alumuniumyangdilapisi dengan lapisantipisalumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapistipispada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.b. Kromatografi Penukar IonMerupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarangdanasamamino.c. Kromatografi Penyaringan GelMerupakan proses pemisahan dengan gelyangterdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linieryangmempunyai ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap airdanmembentuk susunan seperti saringanyangdapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan beratantara100 sampai beberapa juta dapat dipekatkandandipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupayangmenggunakan polistirenayangberguna untuk pemisahan polimer.d. ElektroforesisMerupakan kromatografiyangdiberi medan listrik disisinyadantegak lurus aliranfasagerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katodedananion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantung pada besarnya muatan.e. Kromatografi KertasMerupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagaifasadiamadalah lapisantipisairyangdiserap dari lembab udara oleh kertas jenisfasacair lainnya dapat digunakan. Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawaantaradua cairanyangsaling tidak bercampur. Jadi partisi sutu senyawa terjadiantarakompleks selulosa-airdanfasamobilyangmelewatinya berupa pelarut organikyangsudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut.Keakuratan hasil pemisahan dengan metode kromatografi bergantung pada beberapa faktor berikut:1. Pemilihan adsorben sebagai fasa diam2. Kepolaran pelarut atau pemilihan pelarut yang sesuai sebagai fasa gerak3. Ukuran kolom (panjang dan diameter) relatif terhadap jumlahmaterial yang akan dipisahkan4. Laju elusi atau aliran fasa gerakSemua jenis kromatografi melibatkan proses kesetimbangan molekul-molekul yang dinamis dan cepat diantara dua fasa. Kesetimbangan tersebut bergantung pada: Kepolaran dan ukuran molekul yang akan dipisahkan Kepolaran fasa diam Kepolaran fasa gerakKromatografi kolom bertujuan untuk mengisolasi komponen kurkumin dari campurannya. Pada kromatogarfi kolom digunakan kolom dengan adsorben sillika gel karena kolom yang dibentuk dengan silika gel memiliki tekstur dan struktur yang lebih kompak dan teratur. Silika gel memadat dalam bentuk tetrahedral raksasa, sehingga ikatannya kuat dan rapat. Dengan demikian, adsorben silika gel mampu menghasilkan proses pemisahan yang lebih optimal.Silica gel ada 2 macam:1. GF245, dengan G melambangkan gypsum (CaSO4), F melambangkan floroscene, dan angka 245 menunjukkan besarnya panjang gelombang yaitu, 245 nm. Silika jenis ini sering digunakan pada kromatografi lapis tipis (TLC).2. H, dengan tanpa adanya gypsum dan floroscene. Silika jenis ini biasa digunakan pada kromatografi kolom.Silica gel dapat membentuk ikatan hidrogen di permukaannya, karena pada permukaannya terikat gugus hidroksil. Oleh karenanya, silica gel sifatnya sangat polar. Sementara itu, fasa gerak yang digunakan (dalam percobaan ini, CH2Cl2 : CH3OH = 99 : 1) sifatnya non-polar. Maka pada saat campuran dimasukkan, senyawa-senyawa yang semakin polar akan semakin lama tertahan di fasa stasioner, dan senyawa-senyawa yang semakin tidak (kurang) polar akan terbawa keluar kolom lebih cepat.Kromatografi kolom dilihat dari jenis fasa diam dan fasa geraknya dapat dibedakan :a. Kromatografi fase normalKromatografi dengan kolom konvensional dimana fase diamnya normal bersifat polar, misalnya silica gel, sedangkan fase geraknya bersifat non polar.b. Kromatografi fase balikKromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase geraknya bersifat polar; kebalikan dari fase normal.Dalam proses pemisahan dengan kromatografi kolom, adsorben silika gel harus senantiasa basah karena, jika dibiarkan kering, kolom yang terbentuk dari silika gel bisa retak, sehingga proses pemisahan zat tidak berjalan optimal. Selain itu, kondisi yang senantiasa basah berperan untuk memudahkan proses elusi (larutan melewati kolom) dalam kolom.Senyawa kurkumin dapat mengalami penurunan dengan lepasnya gugus OCH3 dalam setiap penurunan. Kurkumin akan mengalami dua kali penurunan, dimana turunan pertamanya adalah demetoksi kurkumin dan turunan keduanya adalah bis-demetoksi kurkumin. Urutan sifat kepolaran dari yang paling polar adalah kurkumin, demetoksi kurkumin, dan bis-demetoksi kurkumin. Pada kromatografi lapis tipis bis-demetoksi akan terelusi terlebih dahulu karena bersifat paling tidak polar. Kemudian akan disusul oleh demetoksi kurkumin yang bersifat polar. Adapun kurkumin akan terelusi paling akhir (berada paling bawah) karena sifatnya yang paling polar. Perlu diingat bahwa penurunan ini tak mungkin terjadi dengan hanya dengan melakukan kromatografi, tapi ada perlakuan khususnya. Hal ini dikarenakanfasa diam yang digunakan (silica gel) bersifat polar dan fase geraknya bersifat lebih non polar (CH2Cl2: CH3OH, 99 : 1).Setelah daerah dari nodayangterpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasiyangpaling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf. Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi lapistipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogramdanpada kondisi konstan merupakan besaran karakteristikdanreprodusibel. Namun yang perlu diingat adalah penggunaan Rf sebagai acuan sebaiknya adalah yang diperoleh dari percobaan yang bersamaan dan bukan dari referensi. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi besaran nilainya.