alih kode dan campur kode

4
Alih kode dan campur kode Alih kode adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubah situasi (Apple dan chaer dan Agustina, 1995:141). Berbeda dengan Apple yang mengatakan alih kode itu terjadi antarbahasa, melainkan juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang terdapat dalam satu bahasa. Dengan demikian, alih kode itu merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa yang terjadi antarbahasa dan antarragam satu bahasa. Fakto-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode antara lain : a). siapa yamg bicara; b). dengan bahasa apa; c). kepada siapa; d). kapan; dan e). dengan tujuan apa. Dalam berbagai kepustakaan linguistic, secara umum penyebab terjadinya alih kode antara lain: 1. pembicara/penutur; 2. pendengar/lawan tutur; 3. perubahan situasi dengar hadirnya orang ke 3; 4. perubahan dari formal dan informal/sebaliknya; dan 5. perubahan topic pembicaraan. Sebagai contoh, simaklah ilustrasi alih kode berikut : alih kode yang terjadi adalah dari bahasa Minangkabau ke dalam bahasa Indonesia. Latar belakang : Kompleks perumahan Balimbiang Padang Para Pembicara:Ibu-ibu rumah tangga. Ibu Las dan Ibu Leni orang Minangkabau, Ibu Lin orang Sulawesi yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Topik : Listrik mati Sebab alih kode: kehadiran Ibu Lin dalam peristiwa tutur Peristiwa Tutur : Ibu Las : Ibu Len jam bara cako malam lamup iduik, awaklah lalok sajak jam sembilan ("Ibu Leni pukul berapa lampu mti tadi malam hidup, saya sudah tidur sejak pukul sembilan”) Ibu Leni : Samo awak tu, awaklah lalo pulo sajak sanjo, malah sajak pukua salapan, awak sakik kapalo(“ sama kita itu, saya sudah tidur pula sejak sore, malah semenjak pukul delapan karena saya

Upload: mut-mu3tiah

Post on 12-Jun-2015

5.703 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas MK.SOSIOLINGUISTIK

TRANSCRIPT

Page 1: Alih kode dan campur kode

Alih kode dan campur kodeAlih kode adalah gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubah situasi (Apple dan chaer dan Agustina, 1995:141). Berbeda dengan Apple yang mengatakan alih kode itu terjadi antarbahasa, melainkan juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang terdapat dalam satu bahasa. Dengan demikian, alih kode itu merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa yang terjadi antarbahasa dan antarragam satu bahasa.Fakto-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode antara lain :a). siapa yamg bicara;b). dengan bahasa apa;c). kepada siapa;d). kapan; dane). dengan tujuan apa.Dalam berbagai kepustakaan linguistic, secara umum penyebab terjadinya alih kode antara lain:1. pembicara/penutur;2. pendengar/lawan tutur;3. perubahan situasi dengar hadirnya orang ke 3;4. perubahan dari formal dan informal/sebaliknya; dan5. perubahan topic pembicaraan.Sebagai contoh, simaklah ilustrasi alih kode berikut : alih kode yang terjadi adalah dari bahasa Minangkabau ke dalam bahasa Indonesia.Latar belakang : Kompleks perumahan Balimbiang PadangPara Pembicara:Ibu-ibu rumah tangga. Ibu Las dan Ibu Leni orang Minangkabau, Ibu Lin orang Sulawesi yang tidak bisa berbahasa Indonesia.Topik : Listrik matiSebab alih kode: kehadiran Ibu Lin dalam peristiwa tuturPeristiwa Tutur :Ibu Las : Ibu Len jam bara cako malam lamup iduik, awaklah lalok sajak jam sembilan ("Ibu Leni pukul berapa lampu mti tadi malam hidup, saya sudah tidur sejak pukul sembilan”)Ibu Leni : Samo awak tu, awaklah lalo pulo sajak sanjo, malah sajak pukua salapan, awak sakik kapalo(“ sama kita itu, saya sudah tidur pula sejak sore, malah semenjak pukul delapan karena saya sakit kepala. Bagaimana Ibu Lin tahu pukul berapa lampu hidup tadi malam?). ( pertanyaan ditamnyakan pada bu Lin)Ibu Lin : Tahu Bu, kira-kira pukul sepuluh lebih.Dari contoh di atas, terlihat bahwa alih kode terjadi karena hadirnya orang ketiga. Alih kode tersebut terjadi dari bahasa Minangkabau ke dalam bahasa Indonesia. Ibu Leni beralih kode ke dalam Bahasa Indonesia karena mitra tuturnya Ibu Lin (Orang Sulawesi) tidak mengerti bahasa Minangkabau.Suwito (1985) membagi alih kode menjadi dua, yaitu1.alih kode internbila alih kode berupa alih varian yang terjadi antarbahasa sendiri.contoh :dari bahasa Jawa ngoko merubah ke krama. 2.alih kode eksternal

Page 2: Alih kode dan campur kode

bila alih terjadi antara bahasa sendiri dengan bahsa asing. Contoh : dari bahasa Indonesia beralih ke bahasa Inggris atau sebaliknya.

C. Campur KodeCampur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosil, tingkat pendidikan, rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi. Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan (linguistic convergence).

Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu:1. Campur kode ke dalam (innercode-mixing):Campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya2. Campur kode ke luar (outer code-mixing): campur kode yang berasal dari bahasa asing.

Latar belakang terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu1. sikap (attitudinal type)latar belakang sikap penutur2. kebahasaan(linguistik type)latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan atau menafsirkan.Dengan demikian campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antaraperanan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa.Beberapa wujud campur kode,1. penyisipan kata,2. menyisipan frasa,3. penyisipan klausa,4. penyisipan ungkapan atau idiom, dan5. penyisipan bentuk baster (gabungan pembentukan asli dan asing).

D. Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur KodePersamaan alih kode dan campur kode adalah kedua peristiwa ini lazin terjadi dalam masyarakat multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Namun terdapat perbedaan yang cukup nyata, yaitu alih kode terjadi dengan masing-masing bahasa yang digunakan masih memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan disengaja, karena sebab-sebab tertentu sedangkan campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah berupa serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi dan otonomi sebagai sebuah kode. Unsur bahasa lain hanya disisipkan pada kode utama atau kode dasar. Sebagai contoh penutur menggunakan bahasa dalam peristiwa tutur menyisipkan unsur bahasa Jawa, sehingga tercipta bahasa Indonesia kejawa-jawaan.

Page 3: Alih kode dan campur kode

Thelander mebedakan alih kode dan campur kode dengan apabila dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain disebut sebagai alih kode. Tetapi apabila dalam suatu periswa tutur klausa atau frasa yang digunakan terdiri atas kalusa atau frasa campuran (hybrid cluases/hybrid phrases) dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung fungsinya sendiri disebut sebagai campur kode.