alih fungsi lahan
TRANSCRIPT
1
ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN
2011
Dosen Pembimbing :
Ir. Agus NugrohoSetiawan, MP
A
G
R
O
T
E
K
N
O
L
O
G
I
Disusun Oleh :
1. Ardiyana Seto Nugroho
2. Bahir Nur Farisadi
3. Ferdi Asdriawan Agung
4. Heny Alpandari
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H Y O G Y A K A R T A
A l i h F u n g s i L a h a n | 1
Pendahuluan
A. latar belakang
Pada umumya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya,
yaitu sumberdaya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari – hari. Sumberdaya
alam yang utama bagi manusia adalah tanah , air dan udara. Lingkungan yang sehat
akan terwujud apabila keadaan manusia dengan lingkungannya dapat terjalin dengan
baik.
Keadaan lingkungan saat ini perlu diperhatikan dengan lebih serius, karena
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi salah satunya adalah mengenai lingkungan hidup, seperti degradasi
atau kemerosotan yang terjadi dibeberapa daerah. Secara garis besar, komponen
lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Kelompok Biotik ( flora
dan fauna ), 2. Kelompok Abiotik ( tanah, air dan udara ), 3. Kelompok Kultur (
sosial , ekonomi , budaya serta kesehatan masyarakat ).
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang hidup disekitar dan sangat
mempengaruhi kehidupan baik secara langsung maupun tak langsung. Lingkungan
hidup yang baik dan keseimbangan ekosistem yang terjaga juga akan mempengaruhi
perkembangan suatu lingkungan.
Pembangunan yang terjadi seiring berkembangnya jaman dan teknologi
merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan. Meskipun pembangunan dapat
diartikan sebagai bentuk dari kemajuan suatu daerah, tapi pembangunan dapat
berdampak terhadap penyempitan areal pertanian.
Kami memilih tema ini karena kami melihat penanganan lingkungan hidup di
Desa Gamping Kidul masih sangat rendah, hal ini ditandai dengan adanya alih fungsi
lahan yang semakin meningkat. Kami ingin mengetahui apa penyebab dari
permasalahan ini dan bagaimana upaya – uppaya yang dilakukan pemerintah
menanggapi masalah ini.
A l i h F u n g s i L a h a n | 2
B. Masalah
Ketersedian lahan pertanian berkurang akibat dari alih fungsi lahan pertanian
C. Tujuan
Mengetahui penyebab terjadinya alih fungsi lahan
Hasil Observasi
Observasi yang kami lakukan yaitu di Desa Gamping Kidul Kecamatan
Gamping Kidul Kabupaten Sleman. Kami melakukan observasi didaerah ini karena
kami melihat adanya kerusakan lingkungan hidup yang ditandai dengan berkurangnya
lahan pertanian karena alih fungsi lahan yang dilakukan masyarakat.
Luas lahan pertanian di Desa Gamping Kidul sekitar 40 ha. Pada tahun 2007
hingga tahun 2011 tercatat lahan pertanian yang mulai mengalami penyempitan
akibat alih fungsi lahan. Sekitar 60 % lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan
pemukiman, penyebab terjadinya alih fungsi lahan ini adalah peningkatan jumlah
penduduk. 5 % lahan pertanian dialih fungsikan untuk pasar dan sarana pendidikan,
saat ini sekitar 35 % lahan pertanian yang masih diupayakan oleh masyarakat untuk
bercocok tanam. Sumber, Bapak Kepala Desa Gamping kidul ( Bapak Bambang )
A l i h F u n g s i L a h a n | 3
Beberapa hasil observasi yang kami lakukan di desa Gamping Kidul
Areal Pemukiman Pertokoan Pembangunan Perumahan
Pembangunan Pasar Pasar gamping Lahan yang masih
diusahakan
A l i h F u n g s i L a h a n | 4
Pembahasan
Alih fungsi lahan adalah perubahan penggunaan lahan. Pembangunan yang
dilakukan dengan maksud memenuhi kebutuhan masyarakat, (Pemukiman, Pasar dan
Pertokoan dan sarana pendidikan ) ternyata tidak membawa dampak positif saja,
dampak negative yang ditimbulkan dari perluasan lahan pemukiman dan
pembangunan sarana umum adalah berkurangnya lahan pertanian, khususnya areal
persawahan. Pembangunan bisa menggambarkan kemajuan suatu daerah, selama
tidak mengganggu ekosistem disekitarnya. Di Desa Gamping Kidul, telah ada Alih
Fungsi lahan sejak tahun 2007.
I. Macam – macam alih fungsi lahan.
A. Alih fungsi lahan untuk Pemukiman
Sesuai dengan hasil observasi kami, sebanyak 60 % lahan pertanian di desa
Gamping kidul, di alih fungsikan untuk pemukiman penduduk. Tanah yang dialih
fungsikan berasal dari tanah milik sendiri ataupun membeli milik orang lain.
B. Alih fungsi lahan untuk Pasar
Di Desa Gamping Kidul, saat ini tengah ada pembangunan pasar dan diberi
nama pasar gamping. Dibangun diatas tanah kurang lebih 1 ha, tanah itu dibeli oleh
pemerintah daerah, diharapkan pasar tersebut membantu masyarakat dalam
menambah penghasilan.
C. Alih fungsi lahan untuk Pertokoan
Sekitar 1 ha lahan pertanian ( sawah ) digunakan untuk pertokoan,
kebanyakan sawah yang dipinggir jalan yang dialih fungsikan, karena tempatnya
strategis.
D. Alih fungsi lahan untuk Sarana Pendidikan
Sekitar 3,5 % lahan pertanian di alih fungsikan untuk sarana pendidikan.
Contohnya adalah Stikes Ahmad Yani.
A l i h F u n g s i L a h a n | 5
II. Penyebab alih fungsi lahan :
A. Pertambahan jumlah penduduk
Akibat dari jumlah penduduk yang semakin meningkat, menyebabkan
bertambahnya kebutuhan papan atau rumah. Harga tanah yang semakin mahal,
membuat masyarakat enggan membeli, mereka memanfaatkan lahan sawah untuk
membangun perumahan. Sekitar 60 % lahan pertanian ( 2007 – 2011 ) digunakan
untuk perumahan.
Masyarakat dari luar pulau jawa yang kemudian berdomisili di Gamping
Kidul, kemudian membeli tanah warga yang kebetulan membutuhkan uang, hal ini
juga salah satu penyebab alih fungsi lahan.
B. Kebijakan pemerintah
Alih fungsi lahan yang dilakukan pemerintah dengn tujuan membantu
perekonomian masyarakat dengan mendirikan sebuh pasar sebagai tempat tukar
menukar barang dengan cara membeli lahan dari warga.
C. Pendirian tempat pemenuh kebutuhan masyarakat
Banyak usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
hidup, salah satunya dengan membangun pertokoan yang menjual berbagai
kebutuhan masyarakat. Pertokoan yang dibangun diatas tanah bekas lahan pertanian
kini memang telah banyak dilakukan.
D. Peningkatan sumber daya manusia
Peningkatan sumberdaya manusia dengan cara memberikan pendidikan diatas
SMA yaitu sekolah tinggi atau universitas. Sesuai dengan namanya, Yogyakarta
sebagai kota pelajar, maka banyak sekolah – sekolah maupun universitas yang
berkualitas yang didikan di Yogya, salah satunya Stikes Ahmad Yani. Letaknya
strategis, dekat dengan jalan, didirikan diatas tanah yang dulunya merupakan lahan
pertanian ( sawah ).
A l i h F u n g s i L a h a n | 6
III. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian
Dampak negative yang ditimbulkan antara lain :
A. Ekosistem terganggu
Dengan adanya alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan
pemukiman maupun yang lain, menyebabkan berkurangnya habitat bagi komponen
penyusun ekosistem sawah, seperti, tikus, katak, ular, belalang, semut dll.
Pemukiman yang berada di tengah areal sawah atau pun berdekatan dengan sawah
menyebabkan salah satu komponen penyusun ekosistem menjadi hilang ataupun
berkurang.
Sebagai contoh ular, habitatnya disawah, tapi karena sawahanya dekat dengan
pemukiman, ular tersebut merasa kehidupannya menjadi terancam, sehingga ia
mencari tempat lain yang lebih aman untuk dia hidup. Tak jarang ular sawah masuk
ke pemukiman warga. Komponen penyusun sawah hanya sedikit, jadi jika salah satu
komponen mengalami perubahan , maka komponen yang lain pun akan meresponnya.
Dengan berkurangnya ular, bisa jadi populasi tikus meningkat. Keseimbangan
ekosistem menjadi terganggu. Semakin sedikit komponen penyusun ekosistem, maka
lingkungannya semakin tidak stabil.
B. Limbah yang mencemari lingkungan
Alih fungsi lahan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk.
Keterkaitan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan berkurangnya lahan
pertanian memang tidak bisa dielakan. Semakin banyaknya jumlah penduduk, maka
kebutuhan papan atau rumah akan semakin banyak.
Pembangunan pemukiman yang berada dekat dengan sawah, juga
menimbulkan pencemaran lingkungan yang dampaknya kurang baik pada
pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh limbah rumah tangga, seperti plastic. Sampah
anorganik yang sulit di uraikan akan menyebabkan kualitas tanah tersebut menjadi
A l i h F u n g s i L a h a n | 7
turun. Contoh lainnya adalah pembuangan sisa detejen ke areal persawahan, hal ini
berdampak buruk pada organisme yang ada dipermukaan atau perairan sawah.
Terganggunya habitat dapat menyebabkan organisme tersebut mati. Hilangnya
organisme dipermukaan air sawah seperti decomposer dalam satu ekosistem
berdampak pada kesuburan tanah maupun rantai makanan. Sampah – sampah yang
ada akan lama terurai menyebabkan kesuburan tanah menurun dan berdampak pada
menurunnya produktivitas padi. Hilangnya salah satu komponen dalam penyusun
rantai makanan, akan berdampak pada jaring – jaring makanan maupun ekosistem,
karena tak ada decomposer maka jasad tumbuhan maupun hewan yang mati tidak
akan menjadi pupuk untuk tanaman.
C. Berkurangnya Penghasilan petani
Lahan yang dibeli dan dijadikan perumahan atau sarana pemenuh kebutuhan
yang lain otomatis membuat sempit lahan petani. Sehingga pendapatan atau hasil
panen menurun. Saat pendapatan petani menurun, berakibat terhadap sulitnya
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi dan semakin mahal, hal ini
berdampak buruk juga terhadap ekosistem manusia. Kebutuhan hidup yang sangat
vital adalah pangan, jika pangan tak tercukupi maka manusia disuatu tempat akan
memanfaatkan apa saja yang dapat dimakan. Suasana saling berebut pangan akan
terjadi jika tak ada penanganan atau alternative lain. Jika hal ini berlanjut, maka
ekosistem manusia dapat terancam kepunahan.
D. Ketersedian bahan pangan menurun
Dengan berkurannya lahan pertanian, hasil panen akan menurun dan
menyebabkan produksi pangan disuatu daerah atau wilayah berkurang. Jika dibiarkan
terus menerus maka impor bahan pangan akan semakin tinggi. Berkurangnya
ketersedian pangan juga berhubungan atau berkaitan dengan ekosistem manusia.
Ekosistem sawah yang dulunya harmonis berubah menjadi ekosistem social
yang dihuni oleh manusia, dengan begitu semakin banyaknya pencemaran –
pencemaran yang terjadi akibat berkembangnya teknologi dan pembangunan di areal
A l i h F u n g s i L a h a n | 8
pemukiman ( ekosistem social ). Ketersediaan bahan pangan yang menurun
merupakan dampak dari berkurangnya lahan pertanian, ketersedian makanan yang
kian menipis, dapat menyebabkan ekosistem yang dihuni manusia terancam. Lebih
jauh lagi, berkurangnya suatu bahan pangan yang lama kelamaan juga akan habis
dapat menyebabkan perang antar Negara, karena merebutkan bahan pangan yang
sangat dibutuhkan.
Dampak positif yang ditimbulkan antara lain :
Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, maka suatu daerah akan
menjadi lebih ramai dan cenderung lebih cepat berkembang.
Pembangunan yang dilakukan disuatu daerah menggambarkan tentang
kemajuan daerah tersebut, semakin banyak tempat pemenuh kebutuhan ( toko ) dan
pasar, maka memudahkan masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan hidup dan
dapat menambah lapangan kerja.
Pendidikan pun tak kalah penting dengan sarana infrastruktur lainnya,
sehingga semakin banyak sekolah dan universitas, maka sumberdaya manusianya pun
semakin berkualitas. Sehingga perkembangan teknologi dan penanganan lingkungan
hidup dapat berjalan beriringan.
Manusia ->butuh tempat tinggal -> tak punya biaya untuk beli tanah -> alih fungsi
lahan ( dari sawah menjadi rumah ) -> ekosistem terganggu
Manusia -> punya sawah -> butuh uang -> jual sawah -> alih fungsi lahan
Manusia -> butuh pendidikan -> sawah dibeli -> pembangunan sarana pendidikan
Manusia -> butuh bahan pemenuh kebutuhan -> sawah dibeli -> pembangunan toko,
pasar dll
A l i h F u n g s i L a h a n | 9
IV. Upaya Penanganan Tentang Pencemaran Lingkungan Hidup
Upaya yang dilakukan pemerintah yang berkerjasama dengan dinas terkait
dalam menangani perusakan lingkungan hidup dinilai kurang optimal, karena alih
fungsi lahan semakin tahun semakin bertambah. Dari tahun 2007 hingga tahun 2011
tercatat hingga 60 % lahan pertanian yang dialih fungsikan.
Jika dilihat dari penyebab – penyebabnya, upaya penanggulangan pencemaran
Lingkungan Hidup di Desa Gamping Kidul masih sangat lemah. Pemerintah ingin
menyediakan tempat yang baik untuk warga dalam memenuhi kebutuhan hidup,
dengan cara pembangunan pasar, tapi hal itu berdampak buruk pada ketersedian lahan
pertanian. Saat ini sebaiknya pemerintah bersama dinas maupun instansi terkait
melakukan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ( RTRW), memilih tempat yang kurang
baik untuk ditanami ( tandus ) dan menjadikan tempat itu sebagai areal pemukiman,
sementara areal yang subur, dimanfaatkan sebagai tempat bercocok tanam.
Kembali kepada manusia itu sendiri, bagaimana ia menjaga keseimbangan
ekosistemnya, bisa dengan cara :
Membuang sampah pada tempatnya, jangan buang sampah sembarangan, jadi
meskipun berada ditengah sawah, tidak membuat kualitas tanah menjadi
turun.
Membuat aliran air bekas deterjen, agar tak mencemari lahan pertanian
Meminimalisir alih fungsi lahan, kesadaran dari diri sendiri untuk membangun
rumah tidak di lahan pertanian
Memikirkan pertanian jangka panjang, dengan tidak membuat sempit lahan
Keberadaan manusia dibumi sebagai khalifah dituntut untuk menjaga dan
melestarikan bumi sesuai dengan tuntunan Al- Quran, tapi karena kreasi manusia dan
perkembangan iptek akhirnya membawa manusia pada keserakahan mengeploitasi
lingkungan. Sejak awal Allah telah memberi peringatan tentang kerusakan yang
A l i h F u n g s i L a h a n | 10
disebabkan oleh manusia, hanya saja manusia belum bisa mengendalikan hawa nafsu
yang begitu besar, sehingga kerusakan – kerusakan terjadi di mana – mana.
Saat ini, manusia cenderung memanfaatkan segala yang Allah berikan,
manusia lupa akan kewajibannya untuk menjaga dan memelihara kelestarian bumi.
Tak heran akibat ulah manusia itu sendiri banyak bencana – bancana alam yang
terjadi. Allah memberi berbagai peringatan kepada manusia agar manusia berfikir.
Menurut hasil observasi yang kami lakukan, masyarakat Gamping Kidul
cenderung kurang menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hai ini dapat dilihat dari
mengalih fungsikan lahan menjadi areal pemukiman yang dampaknya bisa
menurunkan hasil panen, pencemaran lingkungan, mengganggu keseimbangan
ekosistem, dll.
Sebagai contoh perumahan diareal sawah. Kebutuhan rumah yang semakin
meningkat ( efek dari bertambahnya jumlah penduduk ) sementara lahan pemukiman
yang tersedia semakin sulit didapatkan, menyebabkan harga tanah mejadi sangat
mahal. Mereka yang tak punya biaya untuk membeli tanah di tempat lain,
memanfaatkan tanah yang mereka miliki ( sawah ) sebagai tempat untuk membangun
rumah. Ada juga yang sebagian sawahnya diberikan pada anaknya yang telah
menikah, dan dimanfaatkan sebagai tempat untuk membangun rumah baru.
Setelah mendirikan perumahan areal sawah, mereka pun membuang sampah
dan limbah rumah tangga disekitar rumah layaknya sebuah pemukiman, tanpa berfikir
panjang mengenai dampak yang ditimbulkan akibat dari ulah mereka. Keadaan ini
juga tak dapat sepenuhnya menyalahkan manusia, karena kebutuhan yang semakin
meningkat, menjadikan manusia melakukan apa saja demi mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Seperti mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan
keadaan di sekitarnya.
A l i h F u n g s i L a h a n | 11
Kesimpulan
Masyarakat yang ada di desa Gamping Kidul, sebenarnya memiliki kreatifitas
yang tinggi. Seiring perkembangnya jaman, mereka mempunyai keinginan –
keinginan untuk memajukan desanya, dengan cara membangun berbagai sarana
pemenuh kebutuhan hidup yang diperoleh dari alih fungsi lahan. Tapi mereka tidak
berfikir tentang dampak hal itu terhadap lingkungan, seperti keseimbangan ekosistem
yang terganggu akibat dari alih fungsi lahan. Seharusnya warga desa Gamping Kidul
menjaga kelestarian lingkungan, bukan merusak, karena Allah menciptakan manusia
sabagai khalifah yang di bumi untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Saat ini
manusia cenderung mamanfaatkan bukan menjaga.