alga 1

19

Click here to load reader

Upload: yulian125549

Post on 04-Jul-2015

44 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alga 1

PENELUSURAN SUMBER DAYA HAYATI LAUT (ALGA) SEBAGAIBIOTARGET INDUSTRI(MAKALAH)Oleh :Nama : Eri BachtiarNIP : 132317992UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANJATINANGOR2007Lembar PengesahanJudul : Penelusuran Sumber Daya Hayati Laut : Alga sebagai Biotarget IndustriNama Eri Bachtiar, S.Si., M.SiNIP 132317992Tempat dan Tanggal Lahir Cianjur, 08 Oktober 1978Jenis Kelamin PriaPendidikan Tertinggi S2Pangkat dan GolonganRuang/TMTPenata muda TK.I (IIIb) / 01 April 2006Jabatan Fungsional/TMT Asisten AhliFakultas/Jurusan Perikanan dan Ilmu KelautanJatinangor, September 2007Menyetujui :Ketua Program Studi Ilmu KelautanFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas PadjadjaranProf. Dr. H. Dulmi’ad Iriana, IrNIP. 130354281Kata PengantarPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena ataskarunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”PenelusuranSumber Daya Hayati Laut (Alga) sebagai Biotarget Industri”.Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, sehinggakritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan. Akhirnya penulisberharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmupengetahuan.Jatinangor, 10 September 2007Eri BachtiarPendahuluanDua pertiga luas wilayah Indonesia adalah lautan yang mempunyai potensisumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan bangsa. Potensi tersebutperlu dikelola secara tepat agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan lestari bagikesejahteraan rakyat.Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang mulai dari6oLU sampai 10oLS dan dari 95oBT sampai 142oBT, mempunyai 17.508 buahpulau besar dan kecil dengan garis pantai sepanjang 80.791 km. Indonesia

Page 2: Alga 1

merupakan salah satu anggota Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenaikeanekaragaman hayati dan salah satu dari tujuh negara yang mempunyai ”MegaBiodiversitas” yang dikenal sebagai puisat konsentrasi keanekaragaman hayatidunia. Walaupun kepulauan Indonesia hanya mewakili 1,3 % dari luas daratandunia, tetapi memiliki 25 % jenis ikan dunia, 17 % jenis burung, 16 % reptil danamphibi, 12 % mamalia, 10 % tumbuhan dan sejumlah inverterbrata, fungia danmikroorganisme (Gautam et al., 2000)Keragaman sumberdaya hayati laut sering kali dijadikan argumen untukmenggambarkan betapa besarnya kekayaan laut Indonesia. Kekayaan keragamanhayati laut ingin segera dimanfaatkan, sesuai peran laut sebagai salah satu sumberkehidupan masyarakat, bukan lagi tergantung pada daratan, dapat segera terwujud.Oleh karena itu dalam menyikapi hal ini perlu landasan pemahaman yanglebih jelas dimana letak keungulan keragaman hayati tersebut. Keragaman yangtinggi dari suatu sumberdaya tidak akan selamanya terkait dengan keunggulanbaik kuantitatif maupun kualitatif. Di laut tropika pada umumnya dicirikan dengankeragaman yang tinggi dari segi jumlah jenis, namun masing-masingkelimpahannya kecil. Sebaliknya di negara beriklim sub tropis jumlah jenis relatifsedikit, namun masing-masing kelimpahannya besar.Lingkungan laut Indonesia dengan berbagai macam habitat yang ada didalamnya tersebar luas di antara dua wilayah laut, wilayah paparan dan wilayahlaut dalam. Terdapatnya dua paparan luas di bagian barat dan bagian timurIndonesia yang dipisahkan oleh laut yang dalam memberikan gambaran akanterdapatnya berbagai ragam jenis biota dan habitat (Tabel I).Tabel 1. Keanekaragaman hayati dari perairan Indonesia (Moosa, 1999)KelompokTaksa UtamaKelompok JumlahJenisSumberTumbuhan Alga HijauAlga CoklatAlga MerahLamunMangrove1961344521338Van Bosse, 1928Van Bosse, 1928Van Bosse, 1928

Page 3: Alga 1

Den Hartog, 1970Soegiarto & Polunin, 1981Karang ScleractiniaKarang LunakGorgonia461210350Tomascik et al (1997)Hermanlimianto, T.H.Hermanlimianto, T.H.Spons Desmospongia 850 Van SoestMoluska GastropodaBivalvia15001000Kastoro, W.Valentine, 1971Krustasea StomatopodaBrachura1121400Moosa, M.K.Moosa, M.K.Ekhinodermata CrinoideaAsteroideaOphiuroidaeEchhinoidaeHolothuroidae9187142284141Clark & Rowe, 1971Clark & Rowe, 1971Clark & Rowe, 1971Clark & Rowe, 1971Clark & Rowe, 1971Ikan Ikan Laut 2140 Fishbase, 1996Reptilia PenyuBuayaUlar Laut6131Rene Marquez, 1990Suwelo, 1998

Page 4: Alga 1

Tomascik et al, 1997Burung Burung Laut 148 Van BalenMamalia Paus & Lumba-lumbaDuyung291Suwelo, 1998Soegiarto & Polunin, 1981Pengelolaan sumberdaya hayati laut telah didefinisikan sebagai penerapanIPTEK kelautan terhadap permasalahan pemanfatan sumberdaya untukmemperoleh hasil optimum dalam kegiatan perikanan komersial. Untuk itupengelolaan suatu sumberdaya hayati laut memerlukan pengetahuan yangmendasari prinsip-prinsip biologi, ekologi dari sumberdaya tersebut. Selama inipengelolaan sumberdaya hayati laut pada umumnya hanya ditekankan padapengertian yang sempit yaitu berapa kelimpahan dan ukuran biota yang akandipanen. Akibat sempitnya pemahaman ini, mungkin dalam jangka pendek belumdapat dilihat dampaknya, namun dalam waktu jangka panjang akan menghadapipermasalahan yang sangat serius.AlgaDidalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupatumbuhan air maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh danberkembang di laut adalah alga. Ada tiga divisi alga laut yaitu Cholorophyta (900spesies), Phaeophyta (1000 spesies), dan Rhodophyta (2500 spesies).Istilah alga pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1754.pada mulanya penjelasan dijalankan berdasarkan warna. Penjelasan algaberdasarkan kepada ciri-ciri berikut :1. Pigmen fotosintesis seperti klorofil dan karotenoid.2. Komponen dinding selBahan dinding sel terdiri dri polisakarida, lipid dan bahan protein.Komponen khusus yang mencirikan dinding sel termasuk asam poliuronat,asam alginat (Phaeophyta), asam fusinat (banyak terdapat padaPhaeophyta) dan komponen mukopeptida (Cynophyta). Ciri khas yangterdapat pada Chrysophyta ialah mempunyai dinding sel yang bersilika.3. Aspek struktur sel- Ketiadaan membran yang memisahkan nukleus- Pembagian nukleus tidak berlaku secara mitosis seperti yangberlaku pada eukariot.- Adanya dinding sel yang melindungi mukopeptida tertentu sebagaikomponen yang menguatkannya.Alga HijauHanya kira-kira 10% dari 7000 spesies alga hijau (Divisi Chlorophyta)ditemukan dilaut, selebihnya diair tawar. Dikenali dengan warna hijau rumputyang dihasilkan adanya klorofil a dan b yang lebih dominan dibanding pigmenlain. Pigmen-pigmen terdapat dalam plastid dan sangat tahan terhadap cahayapanas. Dinding sel lapisan luar terbentuk dari bahan pektin sedangkan lapisan

Page 5: Alga 1

dalam dari selulosa. Contohnya : Entermorpha, Caulerpa, Halimeda danSpirulina.Spirulina adalah salah satu jenis alga hijau biru, seringkali ditemukan padaair payau yang bersifat alkalis. Berdasarkan tempat asalnya, terdapat dua jenisSpirulina yaitu Spirulina yang tumbuh di Meksiko dikenal dengan Spirulinamaxima dan Spirulina yang tumbuh di Afrika dikenal dengan Spirulina platensis.Menurut Tseng (1987) Spirulina platensis termasuk alga hijau biru yangmempunyai panjang 50-500 mikiron dan lebar 8-10 mikron. Alga S.platensisberbentuk spiral dan memiliki sel yang tipis serta tidak berselaput inti. SelS.platensis mengandung kloroplas, kromatophora dan pigmen yang tersebar dalamsitoplasma. Jenis alga S.platensis yang berukuran kecil mempunyai diameter sel1-3 mikron dengan sitoplasma homogen.Tubuh Spirulina disebut trichome uniseluler, kemudian potongan keciltrichome yang terlepas dari filamen yang baru (Fogg et al. 1973). Prosesreproduksi yang terjadi pada alga Spirulina adalah dengan cara aseksual.Filamen yang telah masak putus beberapa bagian membentuk sel baruyang bentuknya biconcave selanjutnya bagian ini membentuk koloni sel yangterdiri dari 2-4 sel dan memisahkan diri dari filamen induk menjadi filamen baru.Sel-sel dalam filamen baru kemudian bertambah jumlahnya, sitoplasma menjadigranular, warna sel menjadi hijau biru cerah dan ukuran filamen bertambahpanjang (Ciferri. 1983).Menurut Santilan (1982) dalam budidaya Spirulina diperlukanpenambahan mineral seperti karbon, nitrogen, sulfur, potassium, posfor,magnesium, dan kalsium. Menurut Venkataraman (1984), Spirulina dapatditumbuhkan dengan menggunakan larutan hasil pembusukan kotoran hewan atauhasil buangan dari proses pembuatan biogas dengan bahan baku kotoran hewansebagai sumber nutrien anorganik.Pemanenan alga Spirulina platensis dapat dilakukan dengan cara meyaringalga tersebut dengan menggunakan saringan kain nylon yang berukuran 60-70mesh. Air hasil penyaringan dapat digunakan lagi untuk budidaya Spirulinaplatensis dengan penggunaan ulang sebanyak 2-3 kali.Alga Spirulina platensis yang diperoleh dari hasil pemanenan dapatdikeringkan dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari pada suhu 32-35oCselama 6-8 jam, atau dengan alat pengering modern misalnya oven pada suhu 80-90 oC selama 4-6 jam.Protein dari S.platensis kering dapat mencapai lebih dari 60% (Tabel.2).kandungan vitaminnya tinggi terutama vitamin B12 (Suhartono. 2000).Tabel 2. Komposisi alga Spirulina platensis dan Spirulina maximaKomposisi ( %) Spirulina platensis Spirulina maximaAirAbuLemak kasarSerat kasar

Page 6: Alga 1

Karbohidrat kasarProtein kasar6-104-59-143-810-1856-774-76-99-1418-1360-71Alga Spirulina yang dibudidayakan di laboratorium mempunyaikandungan protein lebih tinggi dibandingkan alga yang dibudidayakan di kolam(Tabel. 3), (Ciferri. 1983).Tabel 3. Perbandingan Nilai Nutrisi alga S. platensis dan S. maximaSpirulina platensis Komponen (%) Spirulina maximaLaboratorium Kolam Laboratorium KolamProtein kasarLemak kasarKarbohidrat kasarAbu64-749-1412-204-6611219868-779-1410-164-66015169Protein S.platensis nialianya masih rendah dibandingkan protein dagingatau susu tetapi lebih tinggi protein nabati termasuk legumes dan beberapa jenisalga lain seperti Uronema sp. dan Coelasatrum sp. (Ciferri. 1983).Lipida Spirulina platensis telah dianalisa dan ditemukan kaya akan asamlemka jenuh. Salah satu jenis yang utama adalah asam linoleat yang mencapai20% total lipida (Suhartono, 2000). Alga tersebut juga mengandung asam aminoyang cukup lengkap.

Page 7: Alga 1

Asam amino merupakan komposisi nutrisi penting yang mempengaruhitingkat kelangsungan hidup larva ikan laut pada stadia awal hidupnya (Yanti,2002). Larva ikan mendapatkan suplai asam amino dalam jumlah besar denganmengkonsumsi plankton pada saat awal makannya. Pakan alami sepertifitoplankton dan zooplankton mengandung asam amino meskipun kandunganspesifiknya bervariasi (Yanti, 2002). Komposisi asam amino Spirulina platensisdapat dilihat pada tabel 4.Tabel 4. Komposisi Asam Amino Spirulina platensisAsam aminoEsensialKandungan (%) Asam amino NonesensialKandungan(%)IsolisinLeusinLisinMetioninFenilalaninTreoninTriptofanValin3,7-4,15,6-5,82,9-4,01,6-2,22,8-4,03,2-4,20,8-1,14,2-6,0SerinAlaninArgininAsam aspartatSistinAsam glutamatGlisinHistidinProlin3,2-4,05,0-5,84,5-5,95,0-6,40,6-0,78,3-8,93,2-3,50,9-1,12,7-3,0

Page 8: Alga 1

Alga CoklatHampir 1000 spesies hidup di laut. Warna kuning dihasilkan oleh pigmenfukoxantin (xanthos ”coklat”). Pigmen terkandung didalam plastid. Memilikidindingh sel lapisan luar dari bahan pektin (terutama alginat) sedangkan lapisandalam dari bahan selulosa. Kebanyakan spesies mempunyai kantong udara danpembiakannya secara seksual atau aseksual. Contohnya : Ectocarpus, Dictyota,Padina, Kelpa Laminaria, Nereocystis, Alaria dan Agarum.Alga MerahTerdapat 3000 spesies alga merah (divisi Rhodophyta) ditemukan di laut.Warna merah dihasilkan oleh pigmen merah yang dominan yaitu fikoeritrin.Memiliki dinding sel selulosa dan sangat peka terhadap cahaya. Pigmen merahmampu menyerap cahaya biru dan ungu. Kebanyakan ditemui di air dalam danberfilamen dengan ketebalan, lebar aturan filamen yang berbeda. Contohnya :Gigartina, Porphyra.Kegunaan algaDitinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yangberklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Didalamalga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin,mineral dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini, pemanfaatan alga sebagai komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkandengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponenkimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industrimakanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.Berbagai jenis alga seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna, Gracilaria,Euchema, dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagai sumber makanan sepertisalad rumput laut atau sumber potensial karagenan yang dibutuhkan oleh industrigel. Begitupun dengan Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telahdimanfaatkan sebagai adsorben logam berat, Osmundaria, Hypnea, dan Gelidiumsebagai sumber senyawa bioaktif, Laminariales atau Kelp dan SargassumMuticum yang mengandung senyawa alginat yang berguna dalam industrifarmasi. Pemanfaatan berbagai jenis alga yang lain adalah sebagai penghasilbioetanol dan biodiesel ataupun sebagai pupuk organik.Alga Laut sebagai Sumber MakananKandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam alga merupakansumber mineral dan vitamin untuk agar-agar, salad rumput laut maupun agarose.Agarose merupakan jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan penelitiandibidang bioteknologi dan mikrobiologi. Potensi alga sebagai sumber makanan(terutama rumput laut), di Indonesia telah dimanfaatkan secara komersial dansecara intensif telah dibudidayakan terutama dengan tehnik polikultur (kombinasiikan dan rumput laut).Alga Laut Sebagai Adsorben Logam BeratBerdasarkan data dari United State Environmetal Agency (USEPA), logamberat yang merupakan polutan perairan yang berbahaya diantaranya adalah

Page 9: Alga 1

antimon (Sb), arsenik (As), berilium (Be), kadmium (Cd), kromium (Cr), tembaga(Cu), timbal (pb), merkuri (Hg), nikel (Ni), selenium (Se), kobalt (Co), dan seng(Zn). Logam berat ini berbahaya karena tidak dapat didegradasi oleh tubuh,memiliki sifat toksisitas (racun) pada mahluk hidup walaupun pada konsentrasiyang rendah, dan dapat terakumulasi dalam jangka waktu tertentu. Oleh kartenaitu penting dilakukan pengambilan logam berat pada daerah yang terkontaminasi.Dari berbagai penelitian diketahui bahwa berbagai spesies alga terutamadari golongan alga hijau (Chlorophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga merah(Rhodophyta) baik dalam keadan hidup (sel hidup) maupun dalam bentuk sel mati(biomassa) dan biomassa terimmobilisasi telah mendapat perhatian untukmengadsorpsi ion logam. Alga dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagaibioindikator tingkat pencemaran logam berat di lingkungan aquatik (perairan)sedangkan alga dalam bentuk biomassa dan biomassa terimmobilisasidimanfaatkan sebagai biosorben (material biologi penyerap logam berat) dalampengolahan air limbah.Secara umum, keuntungan pemanfaatan alga sebagai bioindikator danbiosorben adalah :1. Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengadsorpsilogam berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapatmelakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutamagugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril imadazol, sulfat dan sulfonatyang terdapat dalam dinding sel dalam sitoplasma.2. Bahan bakunya mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak.3. Biaya operasional yang rendah.4. Sludge yang dihasilkan sangat minim.5. Tidak perlu nutrisi tambahan.Alga dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator logam berat karena dalamproses pertumbuhannya, alga membutuhkan sebagai jenis logam sebagai nutrienalami, sedangkan ketersediaan logam dilingkungan sangat bervariasi. Suatulingkungan yang memiliki tingkat kandungan logam berat yang melebihi jumlahyang diperlukan, dapat mengakibatkan pertumbuhan alga terhambat, sehinggadalam keadaan ini eksistensi logam dalam lingkungan adalah polutan bagi alga.Syarat utama suatu alga sebagai bioindikator adalah harus memiliki dayatahan tinggi terhadap toksisitas akut maupun toksisitas kronis. Selain memilikidaya tahan yang tinggi terhadap toksisitas logam berat, persyaratan lain untukpemanfaatan alga sebagai bioindikator adalah :1. Alga yang dipilih mempunyai hubungan geografis dengan lokasi yaituberasal dari lokasi setempat, hidup dilokasi tersebut, dan diketahui radiusaktivitasnya.2. Alga itu terdapat dimana-mana, supaya dapat dibandingkan terhadap algayang berasal dari lokasi lain.3. Komposisi makanannya diketahui.4. Populasinya stabil.

Page 10: Alga 1

5. Pengumpulan alga mudah dilakukan.6. Relatif mudah dikenali di alam.7. Masa hidupnya cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkanuntuk merekam kualitas lingkungan disekitarnya.Berikut adalah contoh spesies alga yang potensial sebagai bioindikator logamberat berdasarkan beberapa rujukan penelitian. (Tabel 5).Tabel 5. Spesies Alga yang Potensial sebagai BioindikatorSpesies Alga Logam Berat Teradsorpsi Sumber RujukanCladophoraglomerataGalaxaurarugosaCorallinspEuchemaisiformeFucusvesiculosusPadinaboergeseniSargasum sp.Euchema sp.Chaetocerus sp.Ni, V, Cd, Pb, CrCu, ZnZn, PbCr, Fe, Co, Cu, Zn, Cd, PbPb, CuPbPb, Cd, CuCd, CrNi, V, Cd, Pb, CrChmielewska dan Medved, 2001Rivai dan Supriyanto, 2000Siswantoro, 2001Fajarwati, 2003Kautsky, 1998Mamboya et al., 1999Buhani, 2003Martadinata, 2001Noegrohati, 1995Menurut Harris dan Ramelow (1990), kemampuan alga dalam menyerapion-ion logam sangat dibatasi oleh beberapa kelemahan seperti ukurannya yangsangat kecil, berat jenisnya yang rendah dan mudah rusak karena degradasi olehmikroorganisme lain. Untuk mengatasi kelemahan tersebut berbagai upayadilakukan, diantaranya dengan mengimmobilisasi biomassanya. Immobilisasibiomassa dapat dilakukan dengan menggunakan (1) Matrik polimer sepertipolietilena glikol, akrilat, (2) oksida (oxides) seperti alumina, silika, (3) campuranoksida (mixed oxides) seperti kristal aluminasilikat, asam polihetero, dan (4)Karbon.Berbagai mekanisme yang berbeda telah dipostulasikan untuk ikatanantara logam dengan alga/biomassa seperti pertukaran ion, pembentukan

Page 11: Alga 1

kompleks koordinasi, penyerapan secara fisik, dan pengendapan mikro. Tetapihasil penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa mekanisme pertukaran ionadalah yang lebih dominan. Hal ini dimungkinkan karena adanya gugus aktif darialga/biomassa seperti karboksil, sulfat, sulfonat dan amina yang akan berikatandengan ion logam.Alga Laut Sebagai Sumber Senyawa BioaktifAlga hijau, alga merah ataupun alga coklat merupakan sumber potensialsenyawa bioaktif yang sangat bermanfaat bagi pengembangan (1) industri farmasiseperti sebagai anti bakteri, anti tumor, anti kanker atau sebagai reversal agent dan(2) industri agrokimia terutama untuk antifeedant, fungisida dan herbisida.Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yangbersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi, karena kondisilingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akandigunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator. Dalam dekadeterakhir ini, berbagai variasi struktur senyawa bioaktif yang sangat unik dari isolatalga merah telah berhasil diisolasi. Namun pemanfaatan sumber bahan bioaktifdari alga belum banyak dilakukan. Berdasarkan proses biosintesisnya, alga lautkaya akan senyawa turunan dari oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin.Melalui senyawa ini berbagai jenis senyawa metabolit sekunder diproduksi.Alga Laut Sebagai Sumber Senyawa AlginatAlginat merupakan konstituen dari dinding sel pada alga yang banyakdijumpai pada alga coklat (Phaeophycota). Senyawa ini merupakanheteropolisakarida dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid dangulunoric acid. Kandungan alginat dalam alga tergantung pada jenis alganya.Kandungan terbesar alginat (30-40 % berat kering) dapat diperoleh dari jenisLaminariales sedangkan Sargassum Muticum, hanya mengandung 16-18 % beratkering.Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukanseperti natrium alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki danmeningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalampembuatan obat-obatan. Senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produksusu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es.Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuatan pelapiskapsul dan tablet. Alginat juga digunakan dalam pembuatan bahan biomaterialuntuk tehnik pengobatan seperti micro-encapsulation dan cell transplantation.Alga Laut Sebagai Penghasil Bioetanol dan BiodeselMeskipun masih dalam tahap riset yang mendalam, potensi alga lautsebagai penghasil bioetanol dan biodiesel sangat menjanjikan dimasa mendatang.Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Kanada mentargetkanmulai tahun 2025 bahan bakar hayati (biofuel) bisa diproduksi dari budidaya cepat

Page 12: Alga 1

alga mikro yang tumbuh diperairan tawar/asin. Keuntungan lebih yang dapatdiperoleh adalah tak butuh traktor seperti didarat, tanpa penyemaian benih, gasCO2 yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan panen yangterus-terusan (continuous) yang dikarenakan waktu tanam alga hanya 1 minggu.Berikut adalah gambar skenario mekanisme pembuatan bioetanol dan biodieseldari alga laut.Sumber : Tatang H. Soerawidjaja (2005)Alga Laut Sebagai Pupuk OrganikDikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat dalam alga laut merupakannutrien yang sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk tumbuhtumbuhan,maka alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif pengantipupuk-pupuk pertanian yang mengandung bahan kimia sintesis.Alga dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahanbahanmineral seperti potasium dan hormon seperti auxin dan sytokinin yangdapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.Pemanfaatan alga sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifathydrocolloids pada alga laut yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air (dayaserap tinggi) dan menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah.PenutupIndonesia adalah negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di duniayaitu ± 80.791,42 Km. Disepanjang garis pantai, tumbuh dan berkembangberbagai jenis alga laut yang berpotensi sebagai biotarget industri. Berbagai risetmutlak dilakukan untuk pemanfaatan secara optimal kekayaan hayati ini secaraberkelanjutan. Riset-riset kimiawan terutama dituntut untuk mencari bahan bakuindustri, senyawa bioaktif, pengembangan produk-produk turunan berbasis alga,dan mempelajari misteri dan keunikan-keunikan alga dalam hubungannya sebagaibagian dari ekosistem.Daftar Pustaka1. Ciferri, O. 1983. Spirulina, The Edible Microorganism. MicrobiologicalReviews. 47 (4) : 551-578.2. Fogg, W.D. Stewart., P. Fay, and E. Wolsky. 1973. The Blue Green Alga.Academic Press. London. 499 pp.3. Gautam, M,. et al. 2000. Indonesia The Chalenges of World BankInvolvement in Forest. Evaluation Country Case Study Series. The WorldBank. Washington, D.C. 64 pp.4. Harris dan Ramelow. 1990. Binding of Metal Ions by ParticulateQuadricauda. Environ. Sci. 627-6525. Moosa, M.K. 1999. Sumberdaya laut nusantara, keanekaragaman hayatilaut dan pelestariannya. Lokakarya Keanekaragaman Hayati Laut.Pemanfaatan secara lestari dilandasi penelitian dan penyelamatan. WidyaGraha LIPI, Jakarta 23 Pebruari 1999, 24 hal.

Page 13: Alga 1

6. Putra, Sinly Evan. 2006. Tinjauan Kinetika dan Termodinamika ProsesAdsorpsi Ion Logam Pb, Cd, dan Cu oleh Biomassa Alga Nannochloropsissp. Yang DiImmobilisasi Polietilamina-Glutaraldehid. Laporan Penelitian.Universitas Lampung. Bandar Lampung7. Santilan. 1982. Mass Production of Spirulina. Experienties. 38:40-43.8. Setiawan, Andi. 2004. Potensi Pemanfaatan Alga Laut Sebagai PenunjangPerkembangan Sektor Industri. Makalah Ilmiah Ketua Jurusan Kimia.Universitas Lampung. Bandar Lampung9. Soerawidjaja, Tatang H. 2005. Membangun Industri Biodiesel diIndonesia. Makalah Ilmiah Forum Biodiesel Indonesia. 16 Desember 2005Bandung.10. Suhartono, M.T., Angka, S.L. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Pusat KajianSumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Cetakan I.11. Tseng, W.Y. 1987. Shrimp Marine Culture A Practical ManualDepartment of Fisheries. The University of Papua New Guinea. PortMoresby Papua New Guinea. Pp 113-131.12. Venkataraman, L.V. 1984. Development of Microalgae (Spirulina)Production. Central Food Technological Research Institute, Mysore, India.13. Yanti, S. 2002. peranan Asam Amino dalam Fisiologis Nutrisi pada AwalKehidupan Ikan. Warta Penelitian Perikanan : Badan Riset Kelautan danPerikanan. Hal 11-18.