alergika

6
B. Penyebab Terjadinya Dermatitis Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia, fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti. Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang penyebabnya fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang dermatitis kontak, baik yang tipe alergik maupun iritan primer. Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas, penyebarannya dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit

Upload: nining-sri-wardani

Post on 07-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: alergika

B.     Penyebab Terjadinya Dermatitis

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia,

fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam

(endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti. Banyak

macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang

penyebabnya fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang

dermatitis kontak, baik yang tipe alergik maupun iritan primer.

Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit

bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas,

penyebarannya dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium

akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi,

sehingga tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat

mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis, skuama,

hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi

karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu

dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian

pula jenis efloresensinya tidak selalu harus polimorfi, mungkin hanya oligomorfi.

Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang

yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa,

ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala

yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang

dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga

bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan

membuat gejala menjadi lebih buruk.

Page 2: alergika

Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak

kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan

pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim.

Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke

orang yang lain.

Hingga kini belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanaman dan

klasifikasi dermatitis, tidak hanya karena penyebabnya yang multi faktor, tetapi juga

karena seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatitis pada waktu yang

bersamaan atau bergantian. Ada yang memberi nama berdasarkan etiologi (contoh :

dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis medikamentosa), morfologi (contoh :

dermatitis papulosa, dermatitis vesikulosa, dermatitis medidasns, dermatitis

eksfoliativa), bentuk (contoh : dermatitis numularis), lokalisasi (contoh : dermatitis

interdigitalis, dermatitis intertriginosa, dermatitis manus, dermatitis generalisata), dan

ada pula yang berdasarkan lama atau stadium penyakit (contoh : dermatitis akut,

dermatitis subakut, dermatitis kronis).

Perubahan histopatologi dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis,

bergantung pada stadiumnya. Pada stadium akut kelainan di epidermis berupa

vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel

mononuklear. Dermis sebab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan

terutama sel mononuklear; eosinofil kadang ditemukan, bergantung pada penyebab

dermatitis.

Kelainan pada stadium subakut hampir seperti stadium akut, jumlah vesikel di

epidermis berkurang, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup krusta, dan

parakeratosis; edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak jelas,

demikian pula sebukan sel radang.

Page 3: alergika

Epidermis pada stadium kronis, hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, rete

ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan; vesikel tidak ada lagi.

Papila dermis memanjang (papilamatosis), dinding pembuluh darah menebal, dermis

terutama di bagian atas bersebukan sel radang mononuklear, jumlah fibroblas dan

kolagen bertambah. Eksema dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:

1. Keringnya kulit

2. Iritasi oleh sabun, detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain

3. Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus

anak dengan pakaian berlapis-lapis

4. Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu

5. Alergi terhadap tungau debu, serbuk sari tanaman, atau bulu hewan

6. Virus dan infeksi lain

7. Perjalanan ke negara dengan iklim berbeda

C.    Gejala

Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka

berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan

bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur

hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan

baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.

Harus diperhatikan juga tentang gejala lainnya yang mungkin dapat

membantu mengenali dermatitis bila seseorang mengalaminya. Adapun gejala-

gejalanya sebagai berikut :

1.      Terdapat tanda-tanda infeksi, meliputi area yang besah atau adanya pus.

Page 4: alergika

2.      Kulit terbuka, meradang atau sangat merah disertai rasa terbakar atau panas

disekitar daerah yang terinfeksi.

3.      Ruam menyebar dan mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berlangsung lebih

dari 3 minggu.

4.      Timul vesikel (tonjolan kecil berisih cairan jernih).

5.      Terdapat bagian bersisik putih diarea terebut, atau sangat mengelupas.

6.      Kulit menjadi sangat kering, keras dan kaku.

7.      Pasien adalah anak-anak atau usia lanjut.

D.    Terapi, Pencegahan (Pengobatan) Dermatitis

Pada terapi ada beberapa anjuran yang harus dilakukuan guna penyembuhan

dermatitis itu sendiri dalam hal ini terdapat penjelasan dari setiap terapi, yaitu :

1.      Antihistamin dan Antialergi

Ø  Antihistamin memredakan dermatitis yang diinduksikan oleh alergi, bekerja terutama

pada reseptor histamin H.

Ø  Perhatikan bahwa beberapa antihistamin menyebabkan mengantuk. Tidak boleh

diberikan pada pasien yang mengemudi atau beroperasi mesin.

2.      Antihistamin/Antipruritus Topikal

Ø  Memberi tahu kepada pasien untuk menggunakan preparat anti gatal dengan tepat.

Beberapa produk harus digosokkan secara topikal, sedangkan yang lain digunakan

sewaktu mandi.

Ø  Hindari kontak dengan mata atau puting susu bila sedang masa menyusui. Anti-

Infeksi Topikal.

Ø  Beberapa anti-infeksi topikal mengandung antibiotik sehingga dapat digunakan untuk

mengobati dermatitis yang terinfeksi.

Page 5: alergika