alergika
TRANSCRIPT
B. Penyebab Terjadinya Dermatitis
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia,
fisik (contoh : sinar), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam
(endogen), misalnya dermatitis atopik. Sebagian lain tidak diketahui pasti. Banyak
macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya, terutama yang
penyebabnya fakktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah tentang
dermatitis kontak, baik yang tipe alergik maupun iritan primer.
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan kulit
bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat pula tidak tegas,
penyebarannya dapat setempat, generalisata, bahkan universalis. Pada stadium
akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi,
sehingga tampak basah (medidans). Stadium subakut, eritema berkurang, eksudat
mengering menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis tampak lesi kronis, skuama,
hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul, mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi
karena garukan. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu
dermatitis memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian
pula jenis efloresensinya tidak selalu harus polimorfi, mungkin hanya oligomorfi.
Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang
yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa,
ada pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala
yang timbul pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang
dominan, ada pula yang sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga
bisa menjadi pencetus timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan
membuat gejala menjadi lebih buruk.
Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak
kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan
pengobatan yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim.
Perlu diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke
orang yang lain.
Hingga kini belum ada kesepakatan internasional mengenai tatanaman dan
klasifikasi dermatitis, tidak hanya karena penyebabnya yang multi faktor, tetapi juga
karena seseorang dapat menderita lebih dari satu jenis dermatitis pada waktu yang
bersamaan atau bergantian. Ada yang memberi nama berdasarkan etiologi (contoh :
dermatitis kontak, radiodermatitis, dermatitis medikamentosa), morfologi (contoh :
dermatitis papulosa, dermatitis vesikulosa, dermatitis medidasns, dermatitis
eksfoliativa), bentuk (contoh : dermatitis numularis), lokalisasi (contoh : dermatitis
interdigitalis, dermatitis intertriginosa, dermatitis manus, dermatitis generalisata), dan
ada pula yang berdasarkan lama atau stadium penyakit (contoh : dermatitis akut,
dermatitis subakut, dermatitis kronis).
Perubahan histopatologi dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis,
bergantung pada stadiumnya. Pada stadium akut kelainan di epidermis berupa
vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel
mononuklear. Dermis sebab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan
terutama sel mononuklear; eosinofil kadang ditemukan, bergantung pada penyebab
dermatitis.
Kelainan pada stadium subakut hampir seperti stadium akut, jumlah vesikel di
epidermis berkurang, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup krusta, dan
parakeratosis; edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak jelas,
demikian pula sebukan sel radang.
Epidermis pada stadium kronis, hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, rete
ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan; vesikel tidak ada lagi.
Papila dermis memanjang (papilamatosis), dinding pembuluh darah menebal, dermis
terutama di bagian atas bersebukan sel radang mononuklear, jumlah fibroblas dan
kolagen bertambah. Eksema dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:
1. Keringnya kulit
2. Iritasi oleh sabun, detergen, pelembut pakaian, dan bahan kimia lain
3. Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk anak, misalnya membungkus
anak dengan pakaian berlapis-lapis
4. Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu
5. Alergi terhadap tungau debu, serbuk sari tanaman, atau bulu hewan
6. Virus dan infeksi lain
7. Perjalanan ke negara dengan iklim berbeda
C. Gejala
Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka
berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan
bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur
hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan
baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
Harus diperhatikan juga tentang gejala lainnya yang mungkin dapat
membantu mengenali dermatitis bila seseorang mengalaminya. Adapun gejala-
gejalanya sebagai berikut :
1. Terdapat tanda-tanda infeksi, meliputi area yang besah atau adanya pus.
2. Kulit terbuka, meradang atau sangat merah disertai rasa terbakar atau panas
disekitar daerah yang terinfeksi.
3. Ruam menyebar dan mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berlangsung lebih
dari 3 minggu.
4. Timul vesikel (tonjolan kecil berisih cairan jernih).
5. Terdapat bagian bersisik putih diarea terebut, atau sangat mengelupas.
6. Kulit menjadi sangat kering, keras dan kaku.
7. Pasien adalah anak-anak atau usia lanjut.
D. Terapi, Pencegahan (Pengobatan) Dermatitis
Pada terapi ada beberapa anjuran yang harus dilakukuan guna penyembuhan
dermatitis itu sendiri dalam hal ini terdapat penjelasan dari setiap terapi, yaitu :
1. Antihistamin dan Antialergi
Ø Antihistamin memredakan dermatitis yang diinduksikan oleh alergi, bekerja terutama
pada reseptor histamin H.
Ø Perhatikan bahwa beberapa antihistamin menyebabkan mengantuk. Tidak boleh
diberikan pada pasien yang mengemudi atau beroperasi mesin.
2. Antihistamin/Antipruritus Topikal
Ø Memberi tahu kepada pasien untuk menggunakan preparat anti gatal dengan tepat.
Beberapa produk harus digosokkan secara topikal, sedangkan yang lain digunakan
sewaktu mandi.
Ø Hindari kontak dengan mata atau puting susu bila sedang masa menyusui. Anti-
Infeksi Topikal.
Ø Beberapa anti-infeksi topikal mengandung antibiotik sehingga dapat digunakan untuk
mengobati dermatitis yang terinfeksi.