alat pendidikan

6
D. Alat Pendidikan Di dalam ilmu pendidikan, alat pendidikan adalah usaha-usaha atau perbuatan-perbuatan dari si pendidik ang ditujukan untuk melaksanakan tugas mendidik. Akan tetapi penggunaan alat pendidikan itu bukan hanya soal teknis belaka, tetapi hendaknya si pendidik menggunakan alat pendidikan itu sesuai dengan tujuan yang terkandung dalam alat itu. Berikut empat syarat agar alat pendidikan bisa digunakan tepat guna: 1. Tujuan apakah yang hendak dipakai dengan alat itu. 2. Siapa (pendidik) yang menggunakan alat itu. 3. Anak (si terdidik) yang mana yang dikenai alat itu. 4. Bagaimana menggunakan alat itu. Adapun alat-alat pendidikan yang akan dibahas antara lain: 1. Pembiasaan Pembiasaan ini merupakan alat pendidikan yang vital terutama bagi anak didik yang masih kecil. Hal ini disebabkan karena anak kecil belum sepenuhnya mengerti apa yang dikatakan baik dan buruk dalam arti susila. Karena itulah, saat anak didik masih kecil, pembiasaan merupakan satu-satunya pangkal alat pendidikan. Dengan pembiasaan, anak didik anak lebih menurut terhadap peraturan-peraturan yang baik yang biasa diberikan. Apabila pembiasaan peraturan-peraturan yang baik itu dijalankan secara berangsur-angsur dan disertai penjelasan-penjelasan dan nasihat-nasihat, tentunya diharapkan anak didik itu akan mempunyai karakter baik saat menjadi pribadi dewasa. 2. Pengawasan

Upload: dodik-setiawan

Post on 06-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

D. Alat PendidikanDi dalam ilmu pendidikan, alat pendidikan adalah usaha-usaha atau perbuatan-perbuatan dari si pendidik ang ditujukan untuk melaksanakan tugas mendidik. Akan tetapi penggunaan alat pendidikan itu bukan hanya soal teknis belaka, tetapi hendaknya si pendidik menggunakan alat pendidikan itu sesuai dengan tujuan yang terkandung dalam alat itu. Berikut empat syarat agar alat pendidikan bisa digunakan tepat guna:1. Tujuan apakah yang hendak dipakai dengan alat itu.2. Siapa (pendidik) yang menggunakan alat itu.3. Anak (si terdidik) yang mana yang dikenai alat itu.4. Bagaimana menggunakan alat itu.Adapun alat-alat pendidikan yang akan dibahas antara lain:1. PembiasaanPembiasaan ini merupakan alat pendidikan yang vital terutama bagi anak didik yang masih kecil. Hal ini disebabkan karena anak kecil belum sepenuhnya mengerti apa yang dikatakan baik dan buruk dalam arti susila. Karena itulah, saat anak didik masih kecil, pembiasaan merupakan satu-satunya pangkal alat pendidikan. Dengan pembiasaan, anak didik anak lebih menurut terhadap peraturan-peraturan yang baik yang biasa diberikan. Apabila pembiasaan peraturan-peraturan yang baik itu dijalankan secara berangsur-angsur dan disertai penjelasan-penjelasan dan nasihat-nasihat, tentunya diharapkan anak didik itu akan mempunyai karakter baik saat menjadi pribadi dewasa.2. PengawasanPembiasaan-pembiasaan yang baik akan berjalan dengan baik apabila di iringi dengan pengawasan yang baik. Atsa dasar itulah pengawasan dikategorikan sebagai salah satu alat pendidikan. Namun demikian, tentu saja pengawasan itu dilakukan oleh pendidik dengan mengingat usia-usia anak didiknya. Anak didik yang masih muda tentunya masih sangat membutuhkan pengawasan untuk membantu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan anak didik yang sudah dewasa tentunya pengawasan harus dikurangi demi tercapainya tujuan mendidik, yakni membentuk anak supaya dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas perbuatannya. 3. PerintahPerintah adalah sesuatu yang harus dikerjakan oleh orang lain. Perintah dimasukkan ke dalam alat pendidikan karena di ilmu pendidikan, perintah merupakan peraturan-peraturan umum yang membaikkan yang harus ditaati oleh anak didik. Tiap-tiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-norma kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung tujuan ke arah perbuatan susila. Namun demikian, tentu saja perintah atau peraturan itu mudah ditaati oleh anak didik jika pendidik sendiri menaati dan hidup menurut peraturan-peraturan itu.4. LaranganLarangan biasanya keluar jika anak didik melakukan sesuatu yang tidak baik, yang merugikan atau yang dapat membahayakan dirinya. Larangan dalam pendidikan ini diaksudkan untuk mengontrol anak didik untuk tidak berbuat sesuata yang menyimpang dari norma. Namun demikian, penggunaan larang juga sebaiknya dikontrol. Jika terlalu banyak larangan malah akan membuat sifatsifat kurang baik dari anak didik itu muncul seperti keras kepala, pemalu, penakut, pesismis, dan lain-lain. Bagi anak didik yang masih kecil, sering kali lebih berhasil jika mengubah larangan menjadi suruhan atau perintah.5. GanjaranGanjaran merupakan alat pendidikan yang dikhususkan untuk membuat senang anak didk karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi anak didik agar lebih semangat dan selalu mempertinggi prestasinya. Namun haus diingat, bahwa ganjaran tidak boleh berubah fungsi sebagai upah. Jika ganjaran itu sudah berubah sifat menjadi upah, maka ganjaran itu tidak lagi bernilai mendidik. Jika tidak hati-hati dalam memberikan ganjaran, bisa membuat anak didik bekerja giat dan berlaku baik karena mengharapkan upah. Beberapa contoh ganjaran yang sulit diaartikan sebagai upah oleh anak didik adalah memberi senyuman dan mengangguk-angguk tanda senang atas hasil yang dikerjakan oleh anak didik dan membei kata-kata menggebirakan. 6. HukumanHukuman ialah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan dan sebaliknya. Sebagai alat pendidikan, hukuman ditujukan untuk arah perbaikan dan menimbulkan rasa jera bagi anak didik. Hukuman memang sedikit-banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan. Meskipun demikian, hukuman sebagai alat pendidikan selalu mendapat pengawasan baik oleh undang-undang dan peraturan-peraturan maupun oleh masyarakat atau badan-badan kemasyarakatan.a. Hukuman dan GanjaranDisamping perbedaan yang jelas antara pengertian hukuman dan ganjaran di dalam proses pendidikan, kedua proses itu mengandung puLa persamaan. Keduanya merupakan reaksi dari pendidik atas apa yang telah dilakukan oleh anak didik. Keduanya merupakan alat pendidikan yang diberikan kepada anak didik atas usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kelakuan dan budi pekerti anak didiknya.b. Maksud dan tujuan hukuman dan teori hukumanHukuan merupakan masalah etis, yang menyangkut soal buruk dan baik. Pandangan manusia sendiri terhadap hukuman berbeda-beda apalagi maksud orang memberi hukuman itu uga bermacam-macam. Berikut teori-teori tentang hukuman. Teori pembalasanMenurut teori ini, hukuman diadakan untuk balas dendam atas pelanggaran yang dilakukan seseorang. Teori ini sangat tidak cocok untuk pendidikan. Teori perbaikanTeori ini lebih bersifat pedagogik karena menurut teori ini hukuman diadakan untuk memperbaiki si pelanggar agar tidak berbuat pelanggaran yang sama. Teori perlidunganHukuman ini diadakan untuk melindungi masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar Teori ganti kerugianHukuman ini diadakan untuk mengganti keugian-kerugian yang telah diderita akibat kejahatan atau pelanggaran. Teori menakut-nakutiHukuman ini diadakan untuk menakut-nakuti calon pelanggar agar ia akan selalu takut untuk melakukan perbuatan itu dan mau meninggalkannya.c. Akibat hukumanTeori dan maksud tentang hukuman memang bermacam-macam dan tiap pendidik mempunyai sifat dan cara tersendiri dalam hal ini. Namun demikian, hukuman yang pedagogois mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperbaiki watak dan kepribadian anak didik. Sayangnya, hasil atau akibat diberikannya hukuman sering berbeda antar anak didik, antara lain: Menimbulkan perasaan dendam pada si terhukum Membuat anak lebih pandai menyembunyikan pelanggaran Memperbaiki tingkah laku si pelanggar Menghilangkan perasaan bersalah si pelanggar karena sudah dibayar dengan hukumand. Beberapa macam hukumanMacam-macam hukuman yang akan dibahas bukan macam cara menghukum, akan tetapi klasifikasi tentang hukuman. Ada pendapat yang membedakan hukuman menjadi dua yaitu preventif dan represif. Namun deikian kata preventif dan represif kurang tepat jika hanya dihubungkan dengan hukuman. Kata ini akan lebih tepat jika dihubungkan dengan alat pendidikan. Sebagai contoh, perintah, larangan, dan pengawasan adalah siasat yang preventif dan ganjaran dan hukuman adalah siasat yang represif.William Stern juga membedakan hukuman menjadi tiga macam, yakni hukuman asosiatif, hukuman logis, dan hukuman normatif. Disamping itu, hukuman juga bisa di bedakan menjadi hukum alam yang dianjurkan oleh J.J Rousseau dan hukuman yang disengaja.e. Syarat hukuman pedagogis Tiap-tiap hukuman harus bisa dipertanggungjawabkan Hukuman harus bersifat memperbaiki atau mendidik Hukuman tidak boleh bersifat ancaman atau balas dendam Tiap hukuman harus diberikan dengan sadar dan sudah diperhitungkan Jangan melakukan hukuman badan Hukuman tidak boleh merusak hubungan baik antara pendidik dan anak didik