alasan pemilihan penolong persalinan di non-nakes … · alasan pemilihan penolong persalinan di...

193
ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES PADA IBU MELAHIRKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEBAYURAN KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016 Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Disusun oleh: Annisa Ayu Safitri L 1113101000018 PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

DI NON-NAKES PADA IBU MELAHIRKAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEBAYURAN

KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Disusun oleh:

Annisa Ayu Safitri L

1113101000018

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN

Skripsi, Oktober 2017

Annisa Ayu Safitri Laraswati, NIM: 1113101000018

Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan

di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016

(xv + 178 halaman, 8 tabel, 2 bagan, 3 lampiran)

ABSTRAK

Pengaruh dukun bersalin di masyarakat sangatlah kuat. Menghilangkan

peran dukun bersalin dengan cara menggantikan bidan di desa tidak mungkin

dilaksanakan secara mendadak mengingat faktor-faktor sosial budaya maupun

psikologis masyarakat yang kuat mengakar dan sulit dihilangkan. Sampai saat ini

di wilayah Indonesia masih banyak pertolongan persalinan yang dilakukan oleh

dukun bersalin. Pada beberapa daerah, dukun bersalin sebagai orang yang

dipercaya dalam menolong persalinan, sosok yang disegani dan berpengalaman,

keberadaannya masih dibutuhkan oleh masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisa apa alasan pemilihan penolong

persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di wilayah kerja Puskesmas

Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016 dengan menggunakan teori health

seeking behavior (HSB). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif

dengan desain penelitian studi kasus. Jenis data yang digunakan adalah data

primer melalui wawancara mendalam dengan jumlah informan 13 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan (dukungan suami,

dukungan ibu/ibu mertua), predisposisi (pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan,

status ekonomi), dan pemungkin (biaya, jarak, transportasi, budaya) menjadi

alasan ibu melahirkan memilih penolong persalinan di non-nakes. Saran dari

penelitian ini yaitu perlu dilakukan pendekatan dan pengertian kepada ibu hamil

akan pentingnya bersalin di tenaga kesehatan serta pematauan terhadap ibu hamil

terutama saat memasuki bulan melahirkan agar tidak terjadi persalinan di non-

nakes.

Kata kunci : persalinan, penolong persalinan, perilaku pencarian pengobatan.

Page 3: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH

HEALTH PROMOTION

Undergraduate Thesis, October 2017

Annisa Ayu Safitri Laraswati, NIM : 1113101000018

Reasons for Selection of Childbirth Assistance Non-Paramedic in Maternity

Mother at Working Area of Pebayuran Subdistrict Health Centers in Bekasi

Regency Year 2016

(xv + 178 pages, 8 tables, 2 charts, 3 attachments)

ABSTRACT

The influence of traditional midwives in community is strong. Sudden

replacement of the traditional midwives with the midwives is impossible because

of the socio-cultural and psychological factors has rooted and can't be removed.

Many people in Indonesia still asked the traditional midwaves for help their

maternity. Currently in some area, peoples believe that traditional midwives is the

person who trusted and experienced, so the community still needed the traditional

midwives.

The purpose of this study is to analyze the reason for selection of non-

paramedic childbirth assistance in maternity mother at working area of Pebayuran

subdistrict health centers in Bekasi Regency year 2016 with health seeking

behavior theory. This research used a qualitative descriptive methode with case

study as research design. The data used in this research is primary data collected

by in-depth interview on 13 informants.

The results showed that an environmental factor, predisposing factor

(knowledge, attitudes, education level, economic status), and enabling factor

(cost, distance, transportation, culture) are the reasons of maternity mothers

choose non-paramedic childbirth assistance. Suggestion from the research is

paramedic have to approach the pregnant women and explain about the

importance of doing maternity in paramedic, also monitoring the pregnant women

especially when the pregnancy close to the last month in order to the woman

didn’t maternity without paramedic.

Keywords : maternity, childbirth assistance, health seeking behavior.

Page 4: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Page 5: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Page 6: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

vi

LEMBAR PERNYATAAN

Page 7: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

vii

RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Annisa Ayu Safitri Laraswati

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 06 Maret 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon : 0857 2022 2304

Email : [email protected]

Alamat : Perum Karaba Indah blok JJ/29 RT04/RW09

Desa Wadas – Kec. Teluk Jambe Timur

Karawang 41361

Jawa Barat – Indonesia

Riwayat Pendidikan

2001 – 2007 SDN Karawang Kulon IV

2007 – 2010 SMPN 1 Karawang Barat

2010 – 2013 SMAN 1 Karawang

2013 – 2017 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi Kesehatan Masyarakat

Peminatan Promosi Kesehatan

Page 8: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas segala rahmat dan karunia-Nya

sampai saat ini sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Alasan

Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di

Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016”.

Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Tarwo, Amd dan Ipah Latifah QH, S.Pd.I serta nenek

Siti Marfu’ah tersayang yang selalu memberikan do’a, semangat dan

dukungan moral serta materi yang tiada hentinya. Adik-adik M. Fauzan

Al-Ghifary DW, Fannisa Ajeng NA dan Aura Qurrota’ayyun A yang

selalu menghibur setiap waktu.

2. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si selaku pembimbing yang selalu

memberikan arahan serta bimbingannya kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Arif Sumatri, SKM, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D sebagai Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat.

5. Ibu Fase Badriah, Ph.D, Ibu Yuli Amran, MKM, dan Bayu Firmansyah,

MKM sebagai penguji sidang skripsi.

6. Avinda Paramitha, S.Ars, Hendiasti Putri K, Dery Kurniawan, ST, Rizki

Zahrotul, Rai Syifa, Indah Mawar, Rati, Afriazi, Mira, Mega, Zidti atas

Page 9: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

ix

dukungan, semangat dan do’a yang terus diberikan kepada penulis.

7. Teman-teman Promosi Kesehatan 2013 yang telah banyak memberikan

bantuan, do’a dan semangat kepada penulis. Semoga teman-teman

dilancarkan dalam proses penyusunan skripsinya.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dan Puskesmas Pebayuran

serta staff yang terlibat dalam penelitian ini.

9. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas seluruh

bantuan, semangat dan doa yang telah diberikan untuk penulis.

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan agar dapat dijadikan masukan bagi penulis.

Jakarta, September 2017

Penulis

Page 10: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN .....................................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7

1.3. Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 7

1.4. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8

1.4.1. Tujuan Umum ..................................................................................................... 8

1.4.2. Tujuan Khusus .................................................................................................... 8

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10

1.5.1. Bagi Institusi ..................................................................................................... 10

1.5.2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ...................................................... 11

1.5.3. Bagi Peneliti ...................................................................................................... 11

1.5.4. Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................................. 11

1.6. Ruang Lingkup ...................................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 13

2.1. Persalinan .............................................................................................................. 13

2.2. Dukun bersalin ...................................................................................................... 15

2.3. Resiko persalinan ditolong oleh dukun bayi ......................................................... 19

2.4. Perilaku Pemilihan Penolong Persalinan .............................................................. 20

2.5. Teori Perilaku ........................................................................................................ 22

Page 11: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

xi

2.5.1. Health Seeking Behavior ................................................................................... 22

2.5.1.1. Proses perilaku penyembuhan ....................................................................... 25

2.5.1.2. Jenis perilaku pencarian pegobatan ............................................................... 27

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI INSTILAH ...... 30

3.1. Kerangka Teori ..................................................................................................... 30

3.2. Kerangka Pikir ...................................................................................................... 31

9.3. Definisi Istilah ....................................................................................................... 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 35

4.1. Desain Penelitian .................................................................................................. 35

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 35

4.3. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 36

4.4. Informan Penelitian ............................................................................................... 36

4. 4. 1. Karakteristik Informan ...................................................................................... 38

4. 4. 1. 1. Informan Utama ............................................................................................ 39

4. 4. 1. 2. Informan Pendukung ..................................................................................... 40

4. 4. 1. 3. Informan Kunci ............................................................................................. 41

4.5. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 42

4.6. Analisis Data ......................................................................................................... 42

4.7. Validasi Data ......................................................................................................... 45

4.8. Penyajian Data ...................................................................................................... 46

BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 47

4. 4. 2. Gambaran Umum Wilayah Penelitian .............................................................. 47

5. 1. 1. Demografi Wilayah ........................................................................................... 47

4. 4. 3. Hasil Penelitian ................................................................................................. 48

5. 3. 1. Faktor Lingkungan ............................................................................................ 48

5. 3. 1. 1. Dukungan Suami ........................................................................................... 49

5. 3. 1. 2. Dukungan Ibu/Ibu Mertua ............................................................................. 53

5. 3. 2. Faktor Predisposisi ............................................................................................ 55

5. 3. 2. 1. Pengetahuan .................................................................................................. 55

5. 3. 2. 2. Sikap Terhadap Kesehatan ............................................................................ 58

Page 12: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

xii

5. 3. 2. 3. Tingkat Pendidikan ....................................................................................... 62

5. 3. 2. 4. Status Ekonomi ............................................................................................. 62

5. 3. 3. Faktor Pemungkin ............................................................................................. 64

5. 3. 3. 1. Biaya ............................................................................................................. 64

5. 3. 3. 2. Jarak .............................................................................................................. 66

5. 3. 3. 3. Transportasi ................................................................................................... 67

5. 3. 3. 4. Budaya .......................................................................................................... 68

5. 3. 4. Faktor Sistem Kesehatan ................................................................................... 70

5. 3. 4. 1. Sarana dan Prasarana .................................................................................... 70

5. 3. 4. 2. Kompetensi Petugas Kesehatan .................................................................... 71

BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN ........................................................................ 73

6. 1. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 73

6. 2. Gambaran dukungan suami terhadap pemilihan persalinan di non-nakes pada ibu

melahirkan......................................................................................................................... 73

6. 3. Gambaran dukungan ibu/ibu mertua terhadap pemilihan persalinan di non-nakes

pada ibu melahirkan .......................................................................................................... 78

6. 4. Gambaran pengetahuan terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes

pada ibu melahirkan .......................................................................................................... 81

6. 5. Gambaran sikap terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu

melahirkan......................................................................................................................... 86

6. 6. Gambaran tingkat pendidikan terhadap pemilihan penolong persalinan di non-

nakes pada ibu melahirkan ................................................................................................ 91

6. 7. Gambaran status ekonomi terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes

pada ibu melahirkan .......................................................................................................... 93

6. 8. Gambaran biaya terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu

melahirkan......................................................................................................................... 96

6. 9. Gambaran jarak terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu

melahirkan......................................................................................................................... 97

6. 10. Gambaran transportasi terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes

pada ibu melahirkan .......................................................................................................... 99

6. 11. Gambaran budaya terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada

ibu melahirkan ................................................................................................................ 101

6. 12. Gambaran sarana dan prasarana Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi ... 103

6. 13. Gambaran kompetensi petugas kesehatan ....................................................... 104

Page 13: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

xiii

6. 14. Gambaran alasan ibu melahirkan dalam pemilihan penolong persalinan ....... 106

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 109

7. 1. Simpulan ............................................................................................................. 109

7. 2. Saran ................................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 111

LAMPIRAN .................................................................................................................... 118

INFORMED CONCERN ................................................................................................. 118

Instrumen Penelitian ....................................................................................................... 119

MATRIKS WAWANCARA .......................................................................................... 130

Page 14: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan ................ 23

Tabel 2. 2. Determinan perilaku pencarian pengobatan .................................................... 23

Tabel 3. 1. Definisi Istilah ................................................................................................. 33

Tabel 5. 1. Karakteristik Informan Utama ........................................................................ 40

Tabel 5. 2. Karakteristik Informan Pendukung ................................................................. 41

Tabel 5. 3. Karakteristik Informan Pendukung ................................................................. 42

Matriks Wawancara 1 ..................................................................................................... 130

Matriks Wawancara 2 ..................................................................................................... 160

Page 15: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 3. 1. Kerangka Teori .............................................................................................. 30

Bagan 3. 2. Kerangka berpikir .......................................................................................... 31

Page 16: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kementerian Kesehatan menetapkan target bahwa 90% persalinan

ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2015. Proporsi kelahiran yang

dibantu oleh tenaga medis profesional meningkat dari 73% dalam SDKI

2007 menjadi 83% pada SDKI 2012. Walaupun kelahiran yang ditolong

oleh dukun bayi sudah bergeser, namun dukun bayi masih berperan

penting dalam menolong persalinan, terutama di daerah perdesaan (20%),

ibu yang tidak pernah sekolah (34%), ibu dengan urutan kelahiran tinggi

(30%), dan ibu dengan batas kekayaan terendah (32%) (SDKI 2012).

Pengaruh dukun bayi di masyarakat sangatlah kuat.

Menghilangkan peran dukun bayi dengan cara menggantikan bidan di desa

tidak mungkin dilaksanakan secara mendadak mengingat faktor-faktor

sosial budaya maupun psikologis masyarakat yang kuat mengakar dan

sulit dihilangkan (Depkes, 1999). Proporsi pertolongan kelahiran yang

terjadi 5 tahun terakhir adalah 80,2% oleh tenaga kesehatan dan 19,8%

oleh tenaga non kesehatan (RISKESDAS 2010). Pada tahun 2015

gambaran kasus menurut faktor risiko penolong persalinan, 33 kasus

(62%) ditolong oleh penolong persalinan tradisional, misalnya dukun

(Profil Kesehatan Indonesia 2015).

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, terdapat korelasi yang

signifikan antara pertolongan persalinan dengan kematian ibu. Semakin

tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah

Page 17: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

2

diharapkan akan diikuti penurunan kematian ibu di wilayah tersebut.

Namun sampai saat ini di wilayah Indonesia masih banyak pertolongan

persalinan dilakukan oleh dukun. Pada beberapa daerah, dukun sebagai

orang yang dipercaya dalam menolong persalinan, sosok yang disegani

dan berpengalaman, keberadaannya masih dibutuhkan oleh masyarakat

(Riskesdas 2010).

Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan hasil bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong

persalinan. Menurut penelitian dari Nur Latifah (2010) di Puskesmas

Grabag I Grabag menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, status

ekonomi, dan keterjangkauan sarana kesehatan berhubungan dengan

pemilihan pertolongan persalinan oleh dukun bayi. Sedangkan pada

penelitian Harto P Simanjuntak, dkk (2012) di wilayah kerja Puskesmas

Sipahutar Tapanuli Utara menunjukkan bahwa pengetahuan ibu,

pendapatan keluarga, biaya persalinan, dan dukungan keluarga

berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan.

Adapun berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis

pada 4 ibu yang pernah mengalami persalinan, 2 diantaranya melakukan

persalinan dengan dukun bayi dan 2 oleh bidan. Ibu yang melakukan

persalinan di dukun bersalin mengatakan bahwa biaya melahirkan di

dukun bersalin jauh lebih murah ketimbang melahirkan di bidan atau

dokter. Ini dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang kurang mencukupi.

Adapun ibu yang tidak mau melakukan persalinan di bidan atau dokter di

karenakan takut akan jarum suntik dan takut dijahit. Dari 2 ibu yang

melahirkan di dukun bersalin, mereka berpendapat bahwa melahirkan di

Page 18: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

3

dukun bayi tidaklah berisiko pada kesehatan dan keselamatan ibu maupun

bayi, sama saja dengan melahirkan di bidan. Beda halnya dengan ibu yang

melahirkan di bidan. Mereka berpendapat bahwa melahirkan di bidan jauh

lebih aman. Karena bidan memiliki alat yang lebih lengkap dan bersih

serta ada obat/suntik pasca melahirkan.

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah

masalah besar di negara berkembang. 20-50% kematian wanita usia subur

di negara miskin disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan.

Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama terjadinya

mortalitas pada wanita muda di puncak produktifitasnya (WHO, 2013).

WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil dan

bersalin setiap tahunnya.

Saat ini AKI di Indonesia merupakan angka tertinggi di kawasan

Asia Tenggara yakni sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Analisis

tren rasio kematian maternal menunjukan penurunan dari SDKI 1994

sampai dengan SDKI 2007. Namun, gambaran ini meningkat pada SDKI

2012.

Rasio kematian maternal menurun menjadi 307 kematian per

100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002-2003 dan 228 kematian per

100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007. Angka ini meningkat pada

SDKI 2012 menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan

kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Angka kematian ibu terbesar berasal dari propinsi Jawa Barat yang

Page 19: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

4

kemudian diikuti oleh Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Banten, dan

Jawa Timur (BKKBN, 2012). Sedangkan untuk angka kematian ibu (AKI)

di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 1991-2012, tetapi

mengalami kenaikan ditahun 2015. Dimana pada tahun 2012 AKI sebesar

19 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2015 sebesar 22,23

per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia 2015).

Persalinan yang dilakukan dirumah oleh bantuan dukun bersalin

mengakibatnya tingginya kematian ibu dan bayi. Namun, persalinan yang

dilakukan dirumah oleh bantuan tenaga terampil seperti bidan pun tidak

dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi (Badriah, 2014). Maka

dari itu sebaiknya persalinan dilakukan di pelayanan kesehatan dengan

bantuan tenaga kesehatan. Persalinan yang dilakukan dirumah dengan

bantuan tenaga kesehatan memang tidak disarankan.

Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk 46.497,175 pada

tahun 2014 merupakan salah satu Provinsi yang tinggi dalam

menyumbangkan kematian ibu dan bayi baru lahir ditingkat nasional.

Padahal sudah banyak sumber daya dan upaya yang dilakukan untuk

menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir dari kematian. Namun kematian

ibu dan bayi baru lahir masih cukup tinggi yakni kasus pada tahun 2011

kasus kematian ibu sebesar 850 dan kasus kematian bayi sebesar 5.142.

Kemudian pada tahun 2012 kasus kematian ibu sebesar 804 dan kasus

kematian bayi sebesar 4.803 sedangkan pada tahun 2013 kasus kematian

ibu sebesar 781 dan kasus kematian bayi sebesar 4.306 (Dinas Kesehatan

Jawa Barat, 2015).

Page 20: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

5

Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu

maupun bayi adalah faktor pelayanan yang sangat dipengaruhi oleh

kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan sebagai penolong pertama

pada persalinan tersebut, dimana sesuai dengan pesan pertama kunci

Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu setiap persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan terlatih. Disamping itu, masih tingginya persalinan di

rumah dan masalah yang terkait budaya, perilaku dan tanda-tanda sakit

pada neonatal yang sulit dikenali, masih merupakan penyebab kematian

utama (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Peningkatan proporsi bayi yang dilahirkan dengan bantuan tenaga

kesehatan yang profesional adalah langkah yang sangat penting untuk

mengurangi risiko kesehatan pada ibu dan anak. Penanganan medis yang

tepat dan memadai selama melahirkan dapat menurunkan risiko

komplikasi yang menyebabkan kesakitan serius pada ibu dan bayinya.

Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama nifas diperkirakan

menyumbang 60% dari seluruh kematian ibu (Kementerian Kesehatan,

2012).

Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan dan 44 puskesmas.

Puskesmas Pebayuran merupakan salah satu dari 44 puskesmas yang telah

PONED. Jumlah kelahiran di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran adalah

1875 kelahiran. Rata-rata kelahiran yang terjadi di wilayah kerja

Puskesmas Pebayuran ditolong oleh nakes, namun masih ada beberapa

persalinan yang ditolong oleh non-nakes. Masih ada masyarakat yang

lebih memilih melahirkan di tenaga non-kesehatan daripada di tenaga

kesehatan dikarenakan beberapa faktor.

Page 21: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

6

Berdasarkan data dari bidang kesehatan masyarakat seksi

kesehatan keluarga dan gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, diperoleh

angka persalinan di non-nakes yakni pada tahun 2015 terdapat 1.619

kelahiran (2,3%) dan tahun 2016 terdapat 5.332 kelahiran (7,52%).

Sedangkan kasus kematian ibu ditahun 2016 yakni sebesar 33 orang (31 di

nakes dan 2 di non-nakes), kasus kematian bayi sebesar 92 orang dan

kasus kematian neonatal sebesar 83 orang (81 orang di nakes dan 2 orang

di non-nakes). Sedangkan untuk 2 tahun terakhir diperoleh hasil sebagai

berikut, tahun 2015 kasus kematian ibu 36 orang dan kasus kematian bayi

71 orang. Di tahun 2014 kasus kematian ibu 30 orang dan kasus kematian

bayi 96 orang. Dari tahun ke tahun angka kematian ibu dan bayi di

Kabupaten Bekasi cenderung fluktuatif. Tingginya angka kematian ibu

dan bayi disebabkan karena kurangnya peran tenaga kesehatan terutama

bidan di desa dan puskesmas dalam penjaringan ibu hamil dan deteksi dini

ibu hamil yang kurang aktif (Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi 2015).

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dilihat bahwa masih ada

ibu yang lebih memilih melahirkan di non-nakes. Padahal di wilayah kerja

Puskesmas Pebayuran sudah ada bidan di setiap desa serta puskesmasnya

sendiri pun sudah PONED. Tapi masih saja ada ibu yang melahirkan di

non-nakes seperti dukun bersalin (paraji). Maka dari itu peneliti tertarik

untuk mengetahui apa alasan ibu melahirkan lebih memilih bersalin oleh

non-nakes daripada oleh nakes padahal pelayanan ibu bersalin sudah

mudah. Sehingga peneliti melakukan penelitian tentang Alasan Pemilihan

Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja

Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016.

Page 22: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

7

1.2. Rumusan Masalah

Di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran masih ada masyarakat yang

lebih memilih melahirkan di non tenaga kesehatan daripada di tenaga

kesehatan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai alasan pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu

melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

Tahun 2016.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran dukungan suami ibu melahirkan terhadap

pemilihan penolong persalinan?

2. Bagaimana gambaran dukungan ibu/ibu mertua dari ibu melahirkan

terhadap pemilihan penolong persalinan?

3. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu melahirkan terhadap pemilihan

penolong persalinan?

4. Bagaimana gambaran sikap ibu melahirkan terhadap pemilihan

penolong persalinan?

5. Bagaimana gambaran tingkat pendidikan ibu melahirkan terhadap

pemilihan penolong persalinan?

6. Bagaimana gambaran status ekonomi ibu melahirkan terhadap

pemilihan penolong persalinan?

7. Bagaimana gambaran biaya bagi ibu melahirkan terhadap pemilihan

penolong persalinan?

8. Bagaimana gambaran jarak bagi ibu melahirkan terhadap pemilihan

penolong persalinan?

Page 23: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

8

9. Bagaimana gambaran transportasi bagi ibu melahirkan terhadap

pemilihan penolong persalinan?

10. Bagaimana gambaran budaya bagi ibu melahirkan terhadap pemilihan

penolong persalinan?

11. Bagaimana gambaran sarana dan prasarana Puskesmas Pebayuran

terhadap pemilihan penolong persalinan pada ibu melahirkan?

12. Bagaimana gambaran kompetensi petugas kesehatan terhadap

pemilihan penolong persalinan pada ibu melahirkan?

13. Bagaimana gambaran alasan ibu melahirkan pemilihan penolong

persalinan di non-nakes?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Menganalisa apa alasan pemilihan penolong persalinan di non-

nakes pada ibu melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran

Kabupaten Bekasi Tahun 2016 dengan menggunakan teori health

seeking behavior (HSB).

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran dukungan suami terhadap pemilihan

penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di

wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun

2016

2. Diketahuinya gambaran dukungan ibu/ibu mertua terhadap

pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu

Page 24: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

9

melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten

Bekasi Tahun 2016

3. Diketahuinya gambaran pengetahuan terhadap pemilihan

penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di

wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun

2016

4. Diketahuinya gambaran sikap terhadap pemilihan penolong

persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di wilayah kerja

Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016

5. Diketahuinya gambaran tingkat pendidikan terhadap pemilihan

penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di

wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun

2016

6. Diketahuinya gambaran status ekonomi terhadap pemilihan

penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di

wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun

2016

7. Diketahuinya gambaran biaya terhadap pemilihan penolong

persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di wilayah kerja

Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016

8. Diketahuinya gambaran jarak terhadap pemilihan penolong

persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di wilayah kerja

Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016

9. Diketahuinya gambaran transportasi terhadap pemilihan

penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di

Page 25: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

10

wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun

2016

10. Diketahuinya gambaran budaya terhadap pemilihan penolong

persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di wilayah kerja

Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016

11. Diketahuinya gambaran sarana dan prasarana Puskesmas

Pebayuran terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes

pada ibu melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran

Kabupaten Bekasi Tahun 2016

12. Diketahuinya gambaran kompetensi petugas kesehatan terhadap

pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu

melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten

Bekasi Tahun 2016

13. Diketahuinya gambaran alasan ibu melahirkan pemilihan

penolong persalinan di non-nakes

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Institusi

a) Memberikan informasi mengenai pemilihan penolong persalinan

pada ibu melahirkan di wilayah kerja puskesmas pebayuran

berdasarkan teori health seeking behavior (HSB).

b) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi

institusi.

Page 26: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

11

1.5.2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

a) Terlaksananya salah satu tri dharma perguruan tinggi yakni

akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat.

b) Sebagai bahan referensi penelitian yang berguna bagi masyarakat

luas terutama di bidang kesehatan masyarakat.

1.5.3. Bagi Peneliti

a) Menjadi pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan sebuah

penelitian.

b) Sebagai ajang pengembangan kompetensi diri sesuai dengan ilmu

yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam meneliti suatu

masalah.

1.5.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a) Sebagai bahan rujukan dan dimanfaatkan sebanyak-banyaknya

untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

1.6. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dari bulan Maret hingga Juli

2017 di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi. Penelitian

dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui apa

alasan pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di

wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016.

Desain penelitian pada penelitian ini yakni studi kasus dan data yang

digunakan yaitu data primer dengan wawancara mendalam menggunakan

pedoman wawancara yang berisi pertanyaan terkait pemilihan penolong

Page 27: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

12

persalinan pada ibu yang pernah mengalami persalinan berdasarkan teori

health seeking behavior (HSB).

Page 28: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Persalinan

Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh wanita. Pada

proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi pada ibu untuk dapat

melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Decherney dkk, 2007). Menurut

Prawirohardjo (2005) persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup

bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan normal

dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi

progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta (Rohani, 2007).

Tujuan dari pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang

aman bagi ibu dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan

bayi, sebab kematian ibu dan bayi sering terjadi terutama saat proses persalinan

(Koblinsky dkk, 2006).

Menurut Depkes RI tahun 2008 tentang pedoman kemitraan bidan dan dukun,

ada beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada

masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah :

a. Tenaga profesional, meliputi : dokter spesialis kebidanan, dokter umum,

bidan, perawat bidan.

b. Dukun bayi, dibedakan menjadi :

Page 29: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

14

1) Dukun terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan

oleh tenaga kesehatan dan dinyatakan lulus.

2) Dukun tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh

tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum

dinyatakan lulus.

Komplikasi dan kematian ibu serta neonatal sering terjadi pada masa

sekitar masa persalinan. Oleh sebab itu intervensi ditekankan pada kegiatan

pertolongan persalinan yang aman yaitu oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 2001).

Persalinan oleh tenaga kesehatan dianggap memenuhi persyaratan sterilitas, selain

itu bila mendadak terjadi resiko tinggi atau mengalami keadaan gawat darurat

maka penanganan atau pertolongan pertama serta rujukan dapat segera dilakukan.

Dalam menolong persalinan, teknik pertolongan persalinan dan prinsip sterilisasi

alat kesehatan diterapkan oleh tenaga kesehatan sehingga diharapkan persalinan

aman dapat diperoleh. Keterbatasan dari penolong persalinan ini adalah pelayanan

hanya terbatas pada pelayanan medis, tanpa terjangkau oleh faktor budaya

sehingga rasa aman secara psikologis kurang terpenuhi. Kadang-kadang

pelayanan tidak terjangkau dari segi keberadaan dan jarak. Umumnya imbalan

jasa berupa uang sehingga menyulitkan masyarakat miskin (Manuaba, 2006).

Menurut Supartini (2004) diharapkan setiap ibu hamil memanfaatkan petugas

kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat dalam pertolongan persalinan.

Dengan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan, ibu akan

mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan prinsip bebas kuman dan prosedur

standar pelayanan. Jika ditemui adanya komplikasi dalam persalinan, ibu akan

mendapatkan pertolongan yang tepat (Supartini, 2004). Sedangkan persalinan

Page 30: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

15

tidak aman ialah sebaliknya yakni persalinan yang tidak dilakukan difasilitas

kesehatan dan tidak ditolong oleh tenaga profesional seperti dukun bersalin.

Penyebab tingginya angka kematian ibu antara lain, terlalu muda atau terlalu

tua saat melahirkan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, dan

banyaknya persalinan yang ditolong oleh tenaga non profesional (Koblinsky dkk,

2006). Faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka kematian maternal

antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan pelayanan yang

baik ketika persalinan (Reeves, 2010). Faktor lain yang dapat mengurangi angka

kematian maternal yaitu akses ke tempat pelayanan kesehatan terjangkau dan

fasilitas kesehatan yang memadai (Aboagye, 2013).

2.2. Dukun bersalin

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya wanita

yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan

secara tradisional. Dukun bayi merupakan sosok yang sangat dipercaya

dikalangan masyarakat, memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil sampai

dengan nifas secara sabar (Meilani dkk, 2009). Menurut Syarifudin (2009), jenis

dukun terbagi menjadi dua, yaitu: 1) dukun terlatih, yaitu dukun yang telah

mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus, 2)

dukun tidak terlatih, yaitu dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan

atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

Menurut Kusnada Adimihardja, dukun bayi adalah seorang wanita atau pria

yang menolong persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari

ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya. Cara mendapatkan keterampilan

ini adalah melalui magang dari pengalaman sendiri atau saat membantu

melahirkan. Suparlan, mengatakan bahwa dukun mempunyai ciri-ciri, yaitu: 1)

Page 31: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

16

pada umumnya terdiri dari orang biasa, 2) pendidikan tidak melebihi pendidikan

orang biasa, umumnya buta huruf, 3) pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan

untuk tujuan mencari uang tetapi karena ‘panggilan’ atau melalui mimpi-mimpi,

dengan tujuan untuk menolong sesama, 4) di samping menjadi dukun, mereka

mempunyai pekerjaan lainnya yang tetap. Misalnya petani, atau buruh kecil

sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan dukun hanyalah pekerjaan sambilan, 5)

ongkos yang harus dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut kemampuan dari

masing-masing orang yang ditolong sehingga besar kecil uang yang diterima tidak

sama setiap waktunya, 6) umumnya dihormati dalam masyarakat atau umumnya

merupakan tokoh yang berpengaruh, misalnya kedudukan dukun bayi dalam

masyarakat.

Dukun bayi pada awalnya secara tradisi adalah profesi seseorang yang dalam

aktivitasnya menolong proses persalinan, merawat bayi mulai dari memandikan,

menggendong, belajar berkomunikasi dan lain-lain. Dukun bayi biasanya juga

selain dilengkapi dengan keahlian juga dibantu berbagai mantra khusus yang

dipelajarinya dari pendahulu mereka. Menurut konsep yang disusun Departemen

Kesehatan RI (1994), dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan

dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan

anak sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam masyarakat yang masih tradisional,

peran seorang dukun bayi tidak dapat diabaikan keberadaan dan jasanya bagi

masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Dalam pada itu

menurut Koentjaraningrat (1982) dukun bayi merupakan sistem pelayanan

kesehatan tradisional yang memberi jasa pelayanan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan ibu dan anak (KIA) menurut keyakinan-keyakinan dan

Page 32: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

17

konsepsi-konsepsi adat tradisional dan kebudayaan masyarakat yang

bersangkutan.

Sistem budaya dari pelayanan kesehatan tradisional yang dimiliki dukun bayi

mengandung seluruh ilmu pengetahuan yang untuk sebagian berupa pengetahuan

tradisional, sebagian berupa ilmu gaib dan sebagian lagi keyakinan-keyakinan

religi. Pengetahuan tradisional itu tidak hanya mengenai berbagai macam

penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit dan cara penyembuhan

serta pencegahan penyakit, tetapi juga tentang obat-obatan tradisional, tumbuh-

tumbuhan berkhasiat serta makanan dan minuman. Dalam era modernisasi

sekarang ini nampaknya dukun bayi yang merupakan sistem budaya pelayanan

kesehatan tradisional masih dibutuhkan dan masih hidup berdampingan

bersamaan dengan sistem budaya pelayanan kesehatan modern. Meskipun dukun

bayi sebagai rujukan kedua yang dipilih oleh masyarakat dalam penanganan

kesehatan, di beberapa wilayah di Indonesia terutama di daerah pedesaan,

sebagian masyarakatnya masih percaya terhadap peran dukun bayi dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. Hal ini yang

masih banyak terjadi dan menimbulkan permasalahan kesehatan ibu dan anak

(KIA) di Indonesia, sehingga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

masih tingginya angka kematian ibu dan kematian bayi di negeri ini.

Pertolongan persalinan yang masih banyak dilakukan oleh dukun bayi

mencerminkan sistem budaya masyarakat masih kuat memegang tradisi. Hampir

semua masyarakat Indonesia baik yang tinggal di perdesaan maupun perkotaan

sekalipun lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut disebabkan oleh tradisi

dan adat istiadat setempat. Baik di desa maupun di perkotaan, dukun termasuk

tipe pemimpin informal karena pada umumnya mereka memiliki kekuasaan dan

Page 33: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

18

wewenang yang disegani oleh masyarakat sekelilingnya. Wewenang yang

dimilikinya terutama adalah wewenang harismatis. Secara teoretis, wewenang

dapat dibedakan atas wewenang tradisional, wewenang rasional dan wewenang

karismatis. Dukun dianggap sebagai orang yang memiliki kekuasaan karismatis,

yaitu kemampuan atau wibawa yang khusus terdapat dalam dirinya. Wibawa tadi

dimiliki tanpa dipelajari, tetapi ada dengan sendirinya dan merupakan anugerah

dari Tuhan.

Dari beberapa penelitian dukun bayi yang telah dilakukan, ternyata peranan

dukun bayi tidak hanya terbatas pada pertolongan persalinan saja tetapi juga

meliputi berbagai segi lainnya, seperti mencucikan baju setelah ibu melahirkan,

memandikan bayi selama tali pusar belum puput (lepas), memijit ibu setelah

melahirkan, memandikan ibu, mencuci rambut ibu setelah 40 hari melahirkan,

melakukan upacara sedekah kepada alam supra-alamiah, dan dapat memberikan

ketenangan pada pasiennya karena segala tindakan-tindakannya dihubungkan

dengan alam supra-alamiah yang menurut kepercayaan orang akan mempengaruhi

kehidupan manusia. Dukun bayi kebanyakan merupakan orang yang cukup

dikenal di desa, dianggap sebagai orang-orang tua yang dapat dipercayai dan

sangat besar pengaruhnya pada keluarga yang mereka tolong.

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan kenapa masyarakat lebih memilih

untuk melakukan persalinan oleh dukun bayi dibandingkan dengan tenaga

kesehatan, diantaranya yaitu: a) faktor geografis, di daerah dengan kondisi

geografis dan transportasi yang sulit meski telah terdapat bidan atau fasilitas

kesehatan, namun dalam kondisi darurat maka dukun bayi tetap menjadi pilihan

dalam menolong persalinan karena lebih mudah untuk dijangkau keberadaannya,

b) masih langkahnya tenaga medis didaerah-daerah pedalaman, meski keberadaan

Page 34: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

19

dukun dikota semakin berkurang namun masih saja terdapat persalinan yang

ditolong oleh dukun bayi, bahkan di sebagian besar kabupaten dukun bayi masih

berperan dominan dalam menolong persalinan, c) kultur budaya masyarakat kita

terutama di pedesaan masih lebih percaya kepada dukun bayi dibandingkan bidan

atau dokter sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi, d)

faktor ekonomi, bahwa sekitar 65% dari seluruh masyarakat yang menggunakan

dukun bayi karena alasan biaya walaupun ada yang merasa nyaman terhadap

pelayanan yang diberikan oleh dukun bayi, e) dukungan keluarga, keluarga

memegang pengaruh besar dalam pengambilan keputusan untuk melahirkan

ditolong oleh dukun bayi (Nurfadillah, 2013).

2.3. Resiko persalinan ditolong oleh dukun bayi

Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi masih menggunakan

cara-cara tradisional yang dapat merugikan dan membahayakan keselamatan ibu

dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008). Dukun sebagai penolong persalinan

memiliki pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan,

persalinan, serta nifas yang sangat terbatas oleh karena atau apabila timbul

komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari

akibatnya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang

profesional. Selain itu alat-alat yang digunakan oleh dukun pun belum tentu steril

sehingga bisa menyebabkan infeksi pada ibu maupun bayi. Berbagai kasus sering

menimpa seorang ibu atau bayi sampai pada kematian ibu saat bersalin

(Winkjosastro, 2005).

Hasil studi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

(2006) menyatakan bahwa kemampuan tenaga non profesional/dukun bersalin

masih kurang, khususnya yang berkaitan dengan tanda-tanda bahaya, resiko

Page 35: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

20

kehamilan dan persalinan serta rujukannya. Menurut Suprapto, dkk (2003),

kurangnya pengetahuan dukun bayi dalam mengenal komplikasi yang mungkin

timbul dalam persalinan dan penanganan komplikasi yang tidak tepat akan

meningkatkan resiko kematian pada ibu bersalin. Sedangkan dari hasil penelitian

Zalbawi (2006) dikatakan bahwa alasan ibu memilih dukun bayi dalam persalinan

karena pelayanan yang diberikan lebih sesuai dengan sistem sosial budaya yang

ada, mereka sudah dikenal lama karena berasal dari daerah sekitarnya dan

pembayaran biaya persalinan dapat diberikan dalam bentuk barang.

2.4. Perilaku Pemilihan Penolong Persalinan

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu

keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving forces) dan

kekuatan-kekuatan penahan (restrining forces). Perilaku itu dapat berubah apabila

terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang.

Perilaku terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama yakni faktor

eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, baik

lingkungan fisik dan non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik dna

sebagainya. Dari perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor

sosial dan budaya dimana seseorang tersebut berada. Sedangkan faktor internal

yang menentukan seseorang itu merespon stimulus dari luar adalah perhatian,

pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya.

Faktor sosial sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara

lain struktur sosial, pranata-pranata sosial, dan permasalahan-permasalahan sosial

yang lain. Ilmu yang mempelajari masalah-masalah ini adalah sosiologi. Faktor

budaya sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang antara

lain nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat, tradisi dan

Page 36: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

21

sebagainya. Ilmu yang mempelajari masalah-masalah ini adalah antropologi.

Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi terbentuknya perilaku

seperti perhatian, motivasi, persepsi, intelegensi, fantasi dan sebagainya seperti

disebutkan diatas dicakup oleh psikologi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Skiner, perilaku kesehatan (health behavior) adalah respon

seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,

penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti

lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain

perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang

diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang

berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah

kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit

atau terkena masalah kesehatan.

Perilaku pemilihan penolong persalinan merupakan suatu keadaan ibu untuk

memutuskan siapa yang akan membantunya dalam proses persalinannya. Dimana

dalam pemilihan penolong persalinan ibu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan

internal. Untuk faktor eksternal yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan

penolong persalinan yakni yang pertama sosial budaya, dimana masih banyak

yang memiliki budaya bahwa persalinan ditolong oleh dukun bersalin (paraji)

sudah turun temurun dari nenek, ibu hingga anak dan cucunya. Disini dapat dilihat

bahwa budaya dalam lingkungan keluarga masih kuat. Kedua ekonomi, rata-rata

masyarakat memilih penolong persalinan sesuai dengan keadaan ekonomi masing-

masing. Bagi yang ekonominya baik mereka akan memilih melahirkan ditolong

oleh bidan atau dokter, sedangkan yang ekonominya kurang baik lebih cenderung

Page 37: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

22

memilih dukun bersalin (paraji) untuk membantu dalam proses persalinannya.

Sedangkan untuk faktor internalnya yakni ada pada diri ibu sendiri. Dimana para

ibu memilih penolong persalinan sesuai dengan keinginannya, sugestinya,

pengamatan dan persepsinya terhadap penolong persalinan. Ada ibu yang memilih

bersalin dengan tenaga kesehatan karena menurutnya apabila persalinannya

ditolong oleh tenaga kesehatan akan jauh lebih aman dibanding harus bersalin

ditolong oleh non tenaga kesehatan. Tetapi ada pula ibu yang lebih memilih

bersalin dengan non tenaga kesehatan dikarenakan ia takut akan jarum suntik atau

takut dirobek dan dijahit jalan lahirnya.

2.5. Teori Perilaku

2.5.1. Health Seeking Behavior

Perilaku pencarian pengobatan telah didefinisikan sebagai kegiatan yag

dilakukan oleh individu yang menganggap diri mereka memiliki masalah

kesehatan atau sakit dan dimaksudkan untuk menemukan pengobatan yang

tepat (Mackian, 2003). Mackian juga menyatakan peneliti-peneliti lain sudah

lama tertarik dengan pelayanan kesehatan apa yang dicari oleh masyarakat

untuk pengobatan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat

dalam berperilaku kesehatan. Terdapat dua pendekatan untuk melihat perilaku

pencarian pengobatan yaitu :

1. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan : Pemanfaatan sistem

Studi ini menunjukkan bahwa keputusan untuk terlibat dengan

pelayanan medis tertentu dipengaruhi oleh berbagai variabel sosio-

ekonomi, jenis kelamin, usia, sosial status perempuan, jenis

penyakit, akses ke layanan dan kualitas yang dirasakan dari layanan

kesehatan (Tipping dan Segall 1995 dalam Mackian 2003).

Page 38: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

23

Tabel 2. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencarian pengobatan

Author Geographical Social Economic Cultural Organisational

Kloos

(1990) Geographical Socio-economic Cultural

Yesudian

(1988) Demographic Economic Cultural Organisational

Leslie

(1989) User factors Service factors

Anderson

(1995) Environmental Predisposing and enabling factors Health system

Pengkategorian ini dapat diuraikan lebih lanjut untuk menggambarkan

jenis tindakan apa yang sering digunakan. Ini dikelompokkan pada Tabel 2.2,

dan ditempatkan pada lingkup pengaruh utama: informal, infrastruktur dan

formal.

Tabel 2. 2. Determinan perilaku pencarian pengobatan

Category Determinant Details Sphere

Cultural Status of women Elements of patriarchy ‘Cultural

propriety’

Social Age and sex

Socioeonomic Household

resources

Education level

Maternal occupation

Marital status

Economic status

Informal

Economic Costs of care

Treatment

Travel

Time

Physical

Type and severity

of ilness

Geographical Distance and

physical access Infrastructure

Organisational Perceived quality

Standard of drugs

Standard of equipment

Competence of staff

Attitudes of staff

Interpersonal process

Technical

Staffing

Interpersonal

formal

Page 39: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

24

2. Perilaku pencarian pengobatan : Proses respon penyakit

Berakar pada faktor psikologi yang melihat perilaku pecarian

pengobatan secara umum, menggambarkan faktor yang

memungkinkan seseorang membuat ‘pilihan yang sehat’, baik dalam

perilaku gaya hidup mereka atau menggunakan perawatan medis dan

pengobatan (Mackian, 2003). Studi perilaku pencarian pengobatan

melihat perilaku sakit yang lebih umum dan fokus, khususnya pada

faktor persepsi penyakit dan kepercayaan kesehatan yang

memotivasi. Studi yang terlihat di luar individu untuk pola sosial

atau faktor-faktor penentu pengambilan keputusan mengacu pada

konsep ‘kognisi sosial’. Ini termasuk rasa kontrol lokal atas keadaan

dan pengaruh kelompok dan masyarakat lokal terhadap pola

pengambilan keputusan (Grundy, 2010).

Notoatmojo (2010) menjelaskan perilaku pencarian

penyembuhan/pengobatan (health seeking behavior) adalah perilaku kelompok

atau orang yang berupaya untuk mencari penyembuhan atau pengobatan guna

membebaskan diri dari penyakit tersebut, serta memperoleh pemulihan

kesehatannya. Oleh sebab itu perilaku penyembuhan ini mencakup :

1. Perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan dan cepat sembuh

(perilaku kuratif)

2. Perilaku orang sakit memperoleh pemulihan kesehatannya atau cepat pulih

kesehatannya (perilaku rehabilitatif)

Page 40: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

25

2.5.1.1. Proses perilaku penyembuhan

Notoatmodjo (2010) menyatakan perilaku pencarian

pengobatan penyembuhan (health seeking behavior) adalah sebuah

proses. Proses ini biasanya terdiri dari beberapa tahap antara lain

mencakup :

1. Mengenali gejala penyakit dengan menggunakan caranya sendiri,

misalnya pengalaman orang lain, atau pengetahuan yang dimiliki

(Notoatmodjo, 2010).

2. Melakukan penyembuhan atau pengobatan sendiri (self treatment

atau selft medication), sesuai dengan pengetahuan, keyakinan,

atau kepercayaannya. Perilaku pengobatan sendiri ini terdiri dari

berbagai bentuk, baik secara tradisional dan modern. Bentuk

perilaku penyembuhan sendiri secara tradisional ini misalnya:

kerokan, pijat, atau membuat ramuan atau minum jamu yang

dibuat sendiri atau dibeli di warung. Sedangkan pengobatan

sendiri dengan cara modern juga dilakukan berbagai cara

misalnya, minum obat yang bebas dijual bebas di warung, toko

obat atau apotek. Kadang-kadang juga minum obat paten yang

dibeli di toko obat atau apotek. Sebab banyak obat-obat paten

yang dijual bebas tanpa resep (Notoatmodjo, 2010).

3. Melakukan upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan dari

luar, sesuai dengan pemahaman dan persepsi terhadap

penyakitnya tersebut. Pilihan-pilihan jenis pelayanan kesehatan

tersebut berbeda-beda urutannya. Pilihan pertama pelayanan

kesehatan bagi masyarakat pada umumnya (terutama di pedesaan)

Page 41: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

26

adalah pelayanan kesehatan tradisional yaitu dukun dan

paranormal kesehatan. Pelayanan kesehatan tradisional sebagai

pilihan pertama, sebenarnya kurang tepat. Sebab pada umumnya

pengobatan atau penyembuhan yang digunakan oleh para

pengobata tradisional tidak didasarkan pada diagnosis penyakit.

Penyembuhan dan pengobatan biasanya didasarkan pada hasil

diagnosis kebatinan atau paranormal, yang sering kurang masuk

akal (Notoatmodjo, 2010).

Akibat dari proses penyembuhan semacam ini kadang-kadang

berakibat yang lebih buruk atau lebih parah bagi pasien. Setelah gagal

ditangani oleh pengobatan tradisional, maka biasanya pasien dibawa ke

pelayanan kesehatan modern (rumah sakit, puskesmas, dan dokter).

Namun demikian karena sudah terlambat, maka pelayanan

kesehatan modern pun tidak mampu menanganinya. Oleh sebab itu

seyogyanya pelayanan kesehatan sebagai tempat pencarian

penyembuhan atau pengobatan (health seeking behavior) ini sesuai

dengan urutan di bawah ini :

a. Mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan, bentuknya

puskesmas, dokter praktek, bidan atau mantri praktek. Apabila

pelayanan kesehatan primer ini tidak berhasil menanganinya,

maka baru mencari pelayanan kesehatan rujukan.

b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat pertama (rumah sakit D/C).

Tetapi bagi masyarakat pedesaan, dimana bidan prakter atau

mantri praktek sebagai tempat pelayanan kesehatan primer, maka

Page 42: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

27

dokter praktek dan puskesmas mungkin sebagai pelayanan

kesehatan tingkat rujukan pertama ini. Apabila pelayanan

kesehatan primer ini tidak berhasil menanganinya, maka baru

mencari pertolongan pelayanan kesehatan rujukan tingkat dua.

c. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat dua (rumah sakit tipe B atau

A). Adalah pelayanan kesehatan rujukan yang mempunyai sarana

dan prasarana yang lebih lengkap, serta mempunyai tenaga medis

maupun para medis yang lebih ahli. Bagi masyarakat yang tinggal

di pedesaan, dimana pelayanan kesehata primer yang digunakan

adalah bidan atau mantri praktek, maka rumah sakit (tipe C) pun

sudah merupakan pelayanan kesehatan rujukan yang paling

tinggi. Sebaliknya bagi golongan orang yang mampu utamanya

dari kota besar, maka pelayanan rujukan yang digunakan adalah

rumah sakit internasional, baik yang ada di Jakarta, maupun

diluar negeri seperti Singapura, Malaysia, Sina, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

2.5.1.2. Jenis perilaku pencarian pegobatan

Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)

adalah perilaku orang atau masyarakat yang sedang mengalami sakit

atau masalah kesehatan lain untuk memperoleh pengobatan hingga

teratasi masalah kesehatannya. Perilaku ini dapat dikelompokkan

menjadi dua berdasarkan bagaimana untuk mendapatkan pengobatan,

yaitu mengobati sendiri (self medication), dan mencari pengobatan

keluar/pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Page 43: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

28

1. Perilaku penyembuhan/pengobatan sendiri (self medication)

Terjadi karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya

terhadap diri sendiri, dan sudah merasa bahwa berdasarkan

pengalaman yang lalu bahwa usaha pengobatan sendiri sudah

dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan

pencarian pengobatan keluar tidak diperlukan. Terdapat 3 pola

pengobatan sendiri (self medication) yang dilakukan oleh

masyarakat, yaitu :

a. Obat-obat modern, baik dibeli di warung maupun di apotek,

seperti oba-obat untuk sakit kepala, sakit perut, sakit mata,

luka, dan sebagainya.

b. Obat-obat tradisional, baik yang diramu atau dibuat sendiri

dari daun-daunan, maupun yang dibeli di warung, seperti

jamu atau jamu gendong keliling.

c. Obat-obat lainnya, yakni obat-obat lain yang tidak termasuk

dua jenis obat diatas. Obat-obat ini biasanya diberikan oleh

paranormal atau dukun, yang berupa air, atau benda-benda

lain yang diberikan mantera-mantera.

Pola perilaku penyembuhan sendiri (self medication) pada

masyarakat dapat saja dikombinasikan. Seseorang bisa saja mencari

pengobatan dengan obat modern atau tradisional dalam waktu yang

bersamaan atau hampir bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

Page 44: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

29

2. Perilaku pencarian penyembuhan/pengobatan keluar

Perilaku pencarian pengobatan keluar (tidak diobati sendiri) pada

waktu orang dewasa atau anak-anak sakit dibawa oleh

keluarganya, terwujud dalam fasilitas atau pelayanan kesehatan

yang digunakan oleh anggota masyarakat, dikelompokkan dalam :

a. Rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta

b. Prakter dokter

c. Puskesmas, pustu, dan balkesmas

d. Petuga kesehatan

e. Dukun atau pengobatan tradisional (batra) lainnya

Seperti halnya dengan pengobatan sendiri, maka pola

pencarian pengobatan ini kemungkinan juga terjadi kombinasi. Artinya

seseorang bisa saja dalam waktu sakit mencari penyembuhan atau

berobat ke kedua fasilitas atau pelayanan kesehatan yang berbeda dalam

waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan. Pola pencarian

pengobatan masyarakat perkotaan sedikit berbeda dengan pola

pencarian pengobatan masyarakat pedesaan. Pada masyarakat pedesaan,

puskesmas dan pustu merupakan pilihan tertinggi tempat pencarian

pengobatan. Sedangkan pada masyarakat perkotaan, dokter praktek

merupakan pilihan yang tertinggi. Peran dukun, baik pada masyarakat

pedesaan maupun perkotaan memang masih ada, namun dalam

persentase yang rendah (Notoatmodjo, 2010).

Page 45: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

30

BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI INSTILAH

3.1. Kerangka Teori

Kasus persalinan oleh dukun bersalin di Kecamatan Pebayuran Kabupaten

Bekasi masih ada. Dengan demikian, hal tersebut merupakan salah satu masalah

dalam kesehatan ibu dan anak. Pertolongan persalinan oleh non-tenaga kesehatan

seperti dukun bersalin dapat berisiko terhadap ibu maupun bayi yang dilahirkan

sehingga dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Berangkat dari hal inilah,

peneliti ingin menggali lebih dalam apa saja yang mempengaruhi pemilihan

penolong persalinan sesuai dengan fakta-fakta yang ada di lapangan. Teori yang

digunakan oleh peneliti untuk menganalisis alasan apa yang mempengaruhi

pemilihan penolong persalinan yakni Health Seeking Behavior (HSB) dengan

kerangka teori seperti bagan dibawah ini.

Determinant factor

Environmental

- Social environment

Predisposing

- Knowledge

- Attitude

- Education level

- Marital status

- Economic status

Enabling

- Cost

- Distance and physical access

- Culture

Health system

- Facilities

- Competence of staff

Health Seeking

Behavior

Health Seeking Behavior (Anderson, 1995)

Bagan 3. 1. Kerangka Teori

Page 46: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

31

3.2. Kerangka Pikir

Dari kerangka teori yang ada, didapatkan kerangka pikir terkait alasan

pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan di wilayah kerja

Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi tahun 2016 seperti bagan dibawah ini.

Faktor lingkungan yang dimaksud dalam kerangka pikir merupakan

lingkungan sosial. Lingkungan sosial disini yaitu orang-orang dilingkungan hidup

ibu melahirkan yang mempengaruhi ibu melahirkan dalam memilih penolong

persalinannya. Dalam hal ini lingkungan sosial dari ibu melahirkan yakni

dukungan suami dan dukungan ibu/ibu mertua, karena suami dan ibu/ibu mertua

merupakan orang terdekat yang ada dilingkungan hidup sehari-hari ibu bersalin.

Faktor predisposisi dalam kerangka pikir merupakan faktor yang

mempermudah ibu melahirkan terhadap pemilihan penolong persalinannya, dalam

Faktor Penentu

Lingkungan

- Dukungan suami

- Dukungan ibu/ibu mertua

Predisposisi

- Pengetahuan

- Sikap terhadap kesehatan

- Tingkat pendidikan

- Status ekonomi

Pemungkin

- Biaya

- Jarak

- Transportasi

- Budaya

Sistem kesehatan

- Sarana dan prasarana

- Kompetensi petugas kesehatan

Pemilihan Penolong

Persalinan

Bagan 3. 2. Kerangka pikir

Page 47: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

32

hal ini yakni potensi yang ada di dalam diri ibu melahirkan seperti pengetahuan,

sikap, tingkat pendidikan dan status ekonomi.

Kemudian untuk faktor pemungkin dalam kerangka pikir merupakan faktor-

faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi ibu melahirkan saat pemilihan

penolong persalinannya seperti biaya, jarak, transportasi dan budaya. Pada

kerangka teori tidak terdapat faktor transportasi di dalam faktor pemungkin.

Peneliti memasukan transportasi ke dalam faktor pemungkin dikarenakan

transportasi menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ibu melahirkan

dalam pemilihan penolong persalinannya.

Dalam faktor sistem kesehatan terdapat dua faktor di dalamnya yakni sarana

dan prasarana serta kompetensi petugas kesehatan. Sarana dan prasarana serta

kompetensi petugas kesehatan yang dimaksud yakni sarana dan prasarana serta

kompetensi petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Pebayuran.

Page 48: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

33

9.3. Definisi Istilah

Tabel 3. 1. Definisi Istilah

No. Variabel Definisi Istilah Metode Instrumen

1.

Alasan

pemilihan

penolong

persalinan

Alasan ibu dalam memilih

penolong persalinan dalam

proses persalinannya dengan

berbagai pertimbangan-

pertimbangan yang ada.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

2. Dukungan

suami

Dukungan yang diberikan suami

terhadap istri, suatu bentuk

dukungan dimana suami dapat

memberikan bantuan secara

psikologis baik berupa motivasi,

perhatian dan penerimaan.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

3. Dukungan

ibu/ibu mertua

Dukungan yang diberikan

ibu/ibu mertua terhadap anak,

suatu ibu/ibu mertua dapat

memberikan bantuan secara

psikologis baik berupa motivasi,

perhatian dan penerimaan.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

4. Pengetahuan

Informasi yang diketahui atau

disadari oleh ibu terkait

persalinan, kehamilan, resiko

dan bahaya persalinan.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

5. Sikap

Pernyataan evaluatif ibu

terhadap kesehatan dan terhadap

penolong persalinan.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

6. Tingkat

pendidikan

Pendidikan terakhir yang dijalani

oleh ibu sampai saat wawancara

dilakukan.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

7. Status ekonomi

Pendapatan perbulan, jumlah

tanggungan dan kemampuan

perekonomian keluarga dalam

memenuhi setiap kebutuhan

hidup keluarga.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

8. Biaya

Semua pengorbanan yang perlu

dilakukan untuk suatu proses

persalinan, yang dinyatakan

dengan satuan uang menurut

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

Page 49: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

34

No. Variabel Definisi Istilah Metode Instrumen

harga pasar yang berlaku.

9. Jarak

Angka yang menunjukkan

seberapa jauh posisi rumah

dengan tempat bersalin.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

10. Transportasi

Kendaraan yang digunakan oleh

ibu untuk pergi ke tempat

bersalin.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

11. Budaya

Segala sesuatu atau tata nilai

yang berlaku dalam sebuah

masyarakat yang menjadi ciri

khas dari masyarakat tersebut.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

12. Sarana dan

prasarana

Alat dan tempat yang dimiliki

dan digunakan oleh tenaga

penolong persalinan.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

13.

Kompetensi

petugas

kesehatan

Keahlian yang dimiliki oleh

bidan yang ada di wilayah kerja

puskesmas.

Wawancara

mendalam

Pedoman

wawancara

Page 50: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

35

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui secara mendalam alasan ibu memilih

penolong persalinan. Menurut Joseph A. Maxwell (1996), tujuan

penelitian kualitatif cocok untuk dikembangkan dalam mengkaji sebuah

fenomena perilaku manusia, karena penelitian kualitatif berusaha

memahami makna yang dimiliki oleh partisipan dalam sebuah studi

tentang peristiwa, situasi, dan perilaku dimana mereka terlibat di

dalamnya. Maka dari itu, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

pada penelitian ini agar dapat memahami apa alasan ibu memilih

penolong persalinan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran

Kabupaten Bekasi pada bulan Maret hingga Juli 2017. Pemilihan lokasi

penelitian memiliki beberapa pertimbangan, diantaranya yakni

Kecamatan Pebayuran merupakan Kecamatan dengan jumlah persalinan

terbanyak. Selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

peneliti pada 4 ibu yang pernah mengalami persalinan, 2 diantaranya

melakukan persalinan dengan dukun bayi dan 2 oleh bidan. Ibu yang

melakukan persalinan di dukun bersalin mengatakan bahwa biaya

melahirkan di dukun bersalin jauh lebih murah ketimbang melahirkan di

bidan atau dokter. Ini dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang kurang

Page 51: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

36

mencukupi. Adapun ibu yang tidak mau melakukan persalinan di bidan

atau dokter di karenakan takut akan jarum suntik dan takut dijahit. Selain

itu akses juga berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan pada

ibu. Dari 2 ibu yang melahirkan di dukun bersalin, mereka berpendapat

bahwa melahirkan di dukun bayi tidaklah berisiko pada kesehatan dan

keselamatan ibu maupun bayi, sama saja dengan melahirkan di bidan.

Beda halnya dengan ibu yang melahirkan di bidan. Mereka berpendapat

bahwa melahirkan di bidan jauh lebih aman karena bidan memiliki alat

yang lebih lengkap dan bersih serta ada obat/suntik pasca melahirkan.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

melakukan pengumpulan data primer. Pengumpulan data primer

dilakukan melalui teknik wawancara mendalam. Menurut Sugiyono

(2010), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam.

Dengan demikian pada penelitian ini peneliti akan menggunakan metode

wawancara mendalam agar dapat mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam mengenai alasan pemilihan penolong persalinan di non-nakes

pada ibu melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten

Bekasi tahun 2016.

4.4. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah informan utama, informan

pendukung dan informan kunci. Informan utama adalah mereka yang

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan

Page 52: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

37

dalam penelitian. Informan utama dalam penelitian ini adalah ibu yang

pernah melahirkan di non-tenaga kesehatan pada tahun 2016 di wilayah

kerja Puskesmas Pebayuran.

Informan pendukung adalah mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti. Dengan demikian, informan pendukung

pada penelitian ini adalah keluarga dari ibu bersalin (suami dan ibu/ibu

mertua). Informan ini dipilih berdasarkan pertimbangan, sebab informan

memahami tentang objek penelitian ini.

Sedangkan informan kunci adalah mereka yang ahli dalam

bidangnya serta mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian informan kunci dalam

penelitian ini adalah tenaga non-kesehatan atau dukun bersalin (paraji)

yang menolong ibu bersalin, dan bidan Puskesmas Pebayuran.

Jumlah informan utama adalah 3 ibu yang pernah melahirkan oleh

non-tenaga kesehatan, lalu informan pendukungnya yakni suami atau

ibu/ibu mertua dari informan utama, sedangkan informan kuncinya 2

dukun bersalin (paraji) dan bidan Puskesmas Pebayuran. Pemilihan

informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling,

sebagaimana maksud yang disampaikan oleh Sugiyono (2012) bahwa

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

Page 53: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

38

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi objek/ situasi sosial yang diteliti.

Teknik penentuan jumlah informan pada penelitian ini dilakukan

berdasarkan kriteria kecukupan dan kesesuaian. Kecukupan diartikan

data atau informasi yang diperoleh dari informan diharapkan dapat

menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu

alasan pemilihan penolong persalinan pada ibu. Sedangkan kriteria

kesesuaian berarti informan dipilih berdasarkan keterkaitan informan

dengan topik penelitian. Oleh karena itu, jumlah informan tidak menjadi

faktor penentu utama dalam penelitian ini tetapi kelengkapan data yang

lebih dibutuhkan.

4. 4. 1. Karakteristik Informan

Informan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi

menjadi tiga kelompok, yakni informan utama, informan

pendukung, dan informan kunci. Informan utama merupakan

sumber informasi utama yang terkait dengan penelitian ini, yaitu

ibu yang pernah melahirkan di non-tenaga kesehatan pada tahun

2016 di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran.

Kemudian informan pendukung hanya bersifat sebagai

sumber informasi tambahan sekaligus sebagai metode untuk

melakukan kredibilitas data dari informan utama. Informan

pendukung dalam penelitian ini terdiri dari keluarga terdekat

informan utama yang berpengaruh dalam pemilihan penolong

persalinan pada ibu yang pernah melahirkan di non-tenaga

Page 54: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

39

kesehatan (suami dan ibu/ibu mertua). Sedangkan informan

kunci adalah mereka yang ahli dalam bidangnya serta

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian. Dengan demikian informan kunci

dalam penelitian ini adalah tenaga non-kesehatan atau dukun

bersalin (paraji) yang menolong ibu bersalin, dan bidan

Puskesmas Pebayuran.

4. 4. 1. 1. Informan Utama

Informan utama dalam penelitian ini sebanyak 3

orang, mengingat bahwa proses pengumpulan

informasi sudah mencukupi.

Karakteristik informan utama yang didapatkan yaitu

umur, pendidikan, dan pendapatan keluarga. Umur

tertinggi 30 tahun, sedangkan umur terendah 20

tahun. Latar belakang pendidikan informan rata-rata

adalah SMP/MTs. Pendapatan keluarga tiap informan

berbeda-beda, pendapatan tertinggi yakni

Rp.2.000.000,- per bulan dan terendah Rp.500.000,-

per bulan. Berikut tabel mengenai karakteristik

informan utama.

Page 55: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

40

Tabel 5. 1. Karakteristik Informan Utama

No Nama Informan Umur (tahun) Pendidikan Pendapatan (per bulan)

1 Ibu Melahirkan 1 30 MTs Rp.2.000.000,-

2 Ibu Melahirkan 2 30 SMP Rp.500.000,-

3 Ibu Melahirkan 3 20 SMP Rp.2.000.000

4. 4. 1. 2. Informan Pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri

dari keluarga informan utama. Pemilihan keluarga

untuk menjadi informan pendukung diambil

berdasarkan jawaban dari informan utama mengenai

dukungan dalam pemilihan penolong persalinan.

Dalam penelitian ini, sebagian besar keluarga terdekat

yang mendukung pemilihan penolong persalinan di

non-nakes adalah suami (3 informan) dan ibu/ibu

mertua (3 informan). Karakteristik yang diperoleh

yakni umur, pendidikan, dan pekerjaan. Informan

pendukung dari keluarga terdekat memiliki umur

terendah yaitu 31 tahun dan tertinggi 55 tahun.

Sedangkan untuk latar belakang pendidikan berbeda-

beda yaitu SD, SMP dan SMA. Untuk pekerjaannya

pun berbeda-beda yaitu supir, kuli, pedagang, buruh

cuci dan ibu rumah tangga. Berikut tabel mengenai

karakteristik informan pendukung.

Page 56: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

41

Tabel 5. 2. Karakteristik Informan Pendukung

No Nama

Informan

Umur

(tahun) Pendidikan Pengalaman Pekerjaan

1 Suami 1 36 SMA - Supir Pabrik

2 Suami 2 35 SMP - Kuli

3 Suami 3 31 MTs - Pedagang

4 Orang tua 1 48 SD - Buruh cuci

5 Orang tua 2 52 SD - Ibu rumah

tangga

6 Orang tua 3 55 SMP - Ibu rumah

tangga

4. 4. 1. 3. Informan Kunci

Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari

tenaga non-kesehatan yakni dukun bersalin (paraji)

dan bidan Puskesmas Pebayuran. Pemilihan dukun

bersalin (paraji) diperoleh melalui jawaban mengenai

penolong persalinan informan utama. Sedangkan

untuk pemilihan bidan diperoleh dari keterangan

informan utama yang memberinya suntik sehat pasca

melahirkan dengan dukun bersalin (paraji).

Karakteristik dukun bersalin (paraji) dan bidan terdiri

dari umur, pendidikan, dan pengalaman. Dukun

bersalin (paraji) yang menjadi informan kunci dalam

penelitian ini memiliki umur 64 tahun dan 53 tahun

dengan latar belakang pendidikan SD dan SMP,

memiliki pengalaman menjadi dukun bersalin (paraji)

Page 57: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

42

selama 12 tahun dan 33 tahun. Sedangkan bidan yang

juga menjadi informan kunci dalam penelitian ini

memiliki umur 45 tahun dengan latar belakang

pendidikan D4 Kebidanan dan memiliki pengalaman

selama 16 tahun menjadi bidan. Berikut tabel

mengenai karakteristik informan kunci.

Tabel 5. 3. Karakteristik Informan Kunci

No Nama

Informan

Umur

(tahun) Pendidikan Pengalaman Pekerjaan

1 Dukun 1 53 SMP 12 tahun Dukun bersalin

(paraji)

2 Dukun 2 64 SD 33 tahun Dukun bersalin

(paraji)

3 Bidan desa 45 D4

Kebidanan 16 tahun Bidan

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk membantu pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, perekam suara dan alat

tulis. Pedoman wawancara terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang

bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang melandasi terbentuknya

perilaku seseorang sesuai dengan apa yang ada dalam teori health

seeking behavior.

4.6. Analisis Data

Menurut Bogdan dan Taylor, analisis data kualitatif adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilih menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

Page 58: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

43

mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa

yang dipelajari, memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain (Lexy Moleong, 2007).

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, penulis sudah melakukan

analisis terhadap jawaban responden, setelah dianalisis dianggap belum

lengkap maka peneliti akan melanjutkan memberikan pertanyaan-

pertanyaan berikutnya sampai tahap tertentu diperoleh data yang lebih

kredibel (Lexy Moleong, 2007).

Setelah data diperoleh melalui wawancara mendalam, selanjutnya

dilakukan analisis data dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

Dilaksanakan dengan cara pencarian data yang diperlukan

terhadap berbagai jenis data dan bentuk data yang ada di

lapangan, kemudian melaksanakan pencatatan di lapangan.

2. Reduksi Data

Apabila data sudah terkumpul langkah selanjutnya adalah

mereduksi data. Menurut Sugiyono mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

Page 59: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

44

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan (Sugiyono,

2005)

Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti

uraikan sebagai berikut: pertama, peneliti merangkum hasil

catatan lapangan selama proses penelitian berlangsung yang

masih bersifat kasar atau acak ke dalam bentuk yang lebih

mudah dipahami. Penulis juga mendeskripsikan terlebih dahulu

hasil dokumentasi berupa foto-foto dalam bentuk kata-kata

sesuai apa adanya di lapangan.

Kedua, peneliti menyusun satuan dalam wujud kalimat

faktual sederhana berkaitan dengan fokus dan masalah. Langkah

ini dilakukan dengan terlebih dahulu penulis membaca dan

mempelajari semua jenis data yang sudah terkumpul.

Penyusunan satuan tersebut tidak hanya dalam bentuk kalimat

faktual saja tetapi berupa paragrap penuh.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data

diorganisasikan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flawchart dan jenisnya. Selain itu, dengan adanya

penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

Page 60: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

45

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut. Penyajian data dalam penelitian

ini peneliti memaparkan dengan teks yang bersifat naratif.

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah dilakukan penyajian data, maka langkah

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan yang didasarkan ada

reduksi data yang merupakan jawaan atas masalah yang

diangkat dalam penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

4.7. Validasi Data

Dalam penelitian kualitatif agar validasi data tetap terjaga maka

perlu dilakukan uji validasi. Uji validasi yang dilakukan setelah data

dikumpulkan pada penelitian ini adalah dengan triangulasi sumber.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

Page 61: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

46

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2010).

Teknik triangulasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan pada informan utama

yakni ibu melahirkan, informan pendukung yakni suami dan ibu/ibu

mertua, serta informan kunci yakni bidan dan dukun bersalin (paraji).

Data yang telah didapatkan dari informan utama akan diuji

kredibilitasnya dengan data yang didapatkan dari informan pendukung

dan informan kunci.

4.8. Penyajian Data

Dalam penelitian ini penyajian data primer hasil wawancara

mendalam disajikan dengan cara menjabarkan hasil penelitian dalam

bentuk narasi dan dilengkapi dengan transkip atau matriks wawancara.

Page 62: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

4. 4. 2. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kecamatan Pebayuran adalah salah satu dari 23 kecamatan di

wilayah Kabupaten Bekasi dengan luas wilayah 8.000,729 Ha. Yang

terdiri dari :

Tanah sawah : 6.827,000 Ha

Tanah darat : 758,000 Ha

Lain-lain : 415,725 Ha

Terbagi atas 12 Desa dan 1 Kelurahan yakni Desa Bantarjaya,

Kertajaya, Karanghaur, Sumbersari, Sumbereja, Sumberurip,

Karangsegar, Karangharja, Karangreja, Karangjaya, Karangpatri,

Bantarsari, dan Keluarahan Kertasari.

Batas-batas wilayah Kecamatan Pebayuran adalah sebagai berikut :

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karawang.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kedungwaringin.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukakarya.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cabangbungin.

5. 1. 1. Demografi Wilayah

Berdasarkan data statistik di kantor Kecamatan Pebayuran,

jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Pebayuran adalah

79.978 jiwa per Februari 2017. Terdiri dari 40.290 laki-laki dan

39.688 perempuan.

Page 63: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

48

4. 4. 3. Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan dipaparkan sesuai dengan pendekatan teori

Health Seeking Behavior (HSB), sehingga memudahkan peneliti untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian yakni diketahuinya

alasan pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan

di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi.

5. 3. 1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku

individu. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari

pengaruh lingkungan, karena lingkungan senantiasa ada

disekitarnya (Sudrajat, 2008).

Faktor lingkungan dalam penelitian ini yaitu dukungan

suami dan dukungan ibu/ibu mertua. Dukungan suami yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu bentuk dukungan

dimana suami dapat memberikan bantuan secara psikologis baik

berupa motivasi, perhatian dan penerimaan. Sedangkan

dukungan ibu/ibu mertua merupakan suatu bentuk dukungan

dimana ibu/ibu mertua dapat memberikan bantuan secara

psikologis baik berupa motivasi, perhatian dan penerimaan.

Dalam hal ini suami dan ibu/ibu mertua merupakan orang

atau keluarga terdekat dalam lingkungan kehidupan ibu

melahirkan. Ibu melahirkan tinggal serumah dengan suami.

Page 64: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

49

Kemudian ada pula ibu melahirkan yang tinggal serumah

dengan ibu/ibu mertua (ibu/ibu mertua ikut bersama anak).

Selain itu, ada pula ibu melahirkan yang rumahnya selingkungan

dengan ibu/ibu mertua (bersampingan). Maka dari itu dukungan

dari orang terdekat itulah yang dapat menjadi alasan ibu

melahirkan untuk memilih penolong persalinannya.

5. 3. 1. 1. Dukungan Suami

Dukungan suami menjadi salah satu alasan ibu

melahirkan dalam memilih penolong persalinannya. Suami

mendukung ibu melahirkan untuk melakukan persalinan di

non-nakes karena suami ingin menyenangkan istri dengan

mengikuti kemauan sang istri untuk melahirkan dengan

bantuan dukun bersalin (paraji). Selain itu juga suami

mendukung hal tersebut karena jarak ke dukun bersalin

(paraji) lebih dekat dan mudah.

Ibu melahirkan memang sudah dari awal ingin

melahirkan dengan dibantu oleh dukun bersalin (paraji),

maka dari itu suami dari ibu melahirkan mendukung

kemauan istrinya tersebut. Suami tidak melarang keputusan

ibu melahirkan, padahal keputusan untuk melahirkan di

non-nakes bukanlah hal yang tepat, akan tetapi suami tetap

mendukung hal tersebut. Suami hanya ingin istrinya

melahirkan dengan tenang tanpa ada paksaan apapun

termasuk melarangnya untuk melahirkan di non-nakes.

Page 65: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

50

Maka dari itu suami mendukung penuh keinginan istrinya

tersebut.

Seperti halnya ibu melahirkan 1 dimana ia memang

ingin melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Suami dari ibu melahirkan 1 pun sudah tau dan

mendukungnya. Selain karena ingin menuruti keinginan

istri, jarak rumah dukun bersalin (paraji) pun dekat

sehingga mudah dan cepat untuk dipanggil kerumah. Saat

ibu melahirkan 1 sudah mulai merasakan mulas, sang suami

langsung memanggil dukun bersalin (paraji) untuk melihat

istrinya. Sebelumnya, dukun bersalin (paraji) menawarkan

ibu melahirkan 1 apakah ingin melahirkan di bidan atau

dengan dirinya (dukun bersalin/paraji). Akan tetapi ibu

melahirkan 1 memilih untuk melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji).

Berikut pernyataan dari beberapa informan :

“suami mah ngedukung aja teh soalnya sayanya

emang pengennya lahiran sama paraji, jadi ga maksa

kudu lahiran disini lah disana lah gitu. Ya karena

suami juga ngedukung jadi yaudah saya emang

lahiran sama paraji akhirnya” (Ibu melahirkan 1).

“iya. Lagian juga udah kepepet jadi yang deket aja

panggil jadi mimih.” (Suami 1).

“iya. Soalnya emang dianya pengen lahir di paraji

katanya, ya sama mah gimana enaknya dia aja.”

(Suami 2).

“... ya gimana ya neng kadang emang orangnya pada

pengen lahiran sama ibu sih mau digimanain lagi kan

ya ibu tolong hahaha. Kadang juga suka ibu tawarin

Page 66: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

51

mau ke bidan apa engga, engga ah wa katanya.

Ditawarin padahal sama ibu. Yaudah kalo ga mau

harus nurut apa kata saya gitu.” (Dukun 1).

Suami dari ibu melahirkan ada yang merasa khawatir

dan ada pula yang tidak merasa khawatir saat istrinya

melakukan persalinan dengan bantuan dukun bersalin

(paraji). Bagi suami yang merasa khawatir dirinya hanya

bisa pasrah kepada Allah SWT agar istri dan anaknya

selamat, karena kondisi saat itu sudah malam hari dan

kondisi istrinya sudah tidak memungkinkan untuk dibawa

ke tenaga kesehatan lalu menurutnya satu-satunya yang bisa

menolong proses persalinan istrinya hanya dukun bersalin

(paraji) yang dekat dengan rumahnya. Berbeda dengan

suami yang tidak merasa khawatir istrinya melahirkan

dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Suami tidak

merasa khawatir karena menurutnya dukun bersalin (paraji)

sudah berpengalaman dalam menolong persalinan maka

dari itu suami mempercayai dukun bersalin (paraji) sebagai

penolong persalinan istrinya. Berikut penuturannya :

“bismillah aja sih teh saya mah. Takdir mah kan

Allah yang ngatur ya kita mah ikutin aja udah gitu

aja. Soalnya waktu itu juga mepet malem-malem,

anaknya udah nongol ya mau digimanain lagi

manggil emak yang deket..” (Suami 1)

“engga sih teh saya mah percaya sama paraji kan

udah pengalaman udah lama jadi paraji jadi ya

emang udah gaweannya dari dulu haha” (Suami 2)

Page 67: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

52

“khawatir mah ada teh mana kan anak pertama,

cuma saya mah pasrah percaya aja sama Allah.

Alhamdulillah selamet..” (Suami 3)

Dapat dilihat bahwa sebenarnya ada rasa khawatir

yang dirasakan oleh suami saat istrinya memilih dukun

bersalin (paraji) sebagai penolong persalinannya. Tetapi

disisi lain suami ingin mengikuti kemauan sang istri untuk

melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji) dan

karena kondisi yang mendesak pula akhirnya suami

mendukung istrinya untuk melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji).

Dalam hal ini suami mendukung istri untuk

melakukan persalinan di dukun bersalin (paraji) karena

ingin mengikuti keinginan istrinya agar istrinya senang dan

tidak merasa terpaksa saat akan melahirkan. Tetapi walau

mendukung hal tersebut masih ada suami yang tetap merasa

khawatir saat persalinan istrinya dibantu oleh dukun

bersalin (paraji). Suami khawatir akan keselamatan istri dan

anaknya saat persalinan istrinya dibantu oleh dukun bersalin

(paraji). Namun, rasa khawatir itu kalah dengan faktor-

faktor lain yang menjadikan suami tetap mendukung

istrinya untuk bersalin dengan bantuan dukun bersalin

(paraji), diantaranya jarak, transportasi dan status ekonomi.

Page 68: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

53

5. 3. 1. 2. Dukungan Ibu/Ibu Mertua

Dukungan ibu/ibu mertua menjadi salah satu alasan

ibu melahirkan dalam memilih penolong persalinannya.

Ibu/ibu mertua mendukung ibu bersalin untuk melakukan

persalinan di non-nakes karena memang sang anak ingin

melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Menurutnya, yang terpenting adalah anaknya senang ketika

melahirkan dan selamat ibu serta bayinya.

Sama halnya dengan suami, ibu juga cukup berperan

dalam pemilihan penolong persalinan pada ibu melahirkan.

Peran ibu dalam hal ini yakni mendukung keinginan

anaknya dalam pemilihan penolong persalinan. Ibu

mendukung sang anak memilih siapa yang akan

membantunya saat persalinan, di nakes maupun non-nakes.

Dalam hal ini ibu melahirkan lebih memilih persalinan

dengan bantuan tenaga non kesehatan atau dukun bersalin

(paraji). Ibu pun mendukung keputusan anaknya tersebut,

karena menurutnya yang terpenting adalah anaknya senang

ketika melahirkan dan selamat ibu dan bayinya. Bahkan

terkadang ada ibu yang memang melarang anaknya untuk

melahirkan selain dirumah (tidak boleh kemana-kemana).

Jadi ibu melahirkan dibiarkan untuk melakukan persalinan

dirumah.

Page 69: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

54

Selain ibu, ada pula dukungan mertua yang

mempengaruhi ibu melahirkan dalam pemilihan penolong

persalinannya. Dimana ibu melahirkan tinggal

selingkungan dengan mertuanya yakni rumahnya berada

dibelakang rumah mertuanya. Mertua dari ibu melahirkan

mendukung untuk melakukan persalinan di non-nakes

karena menurutnya rumah dukun bersalin (paraji) lebih

dekat dan sang mertua pun kenal dekat dengan dukun

bersalin (paraji) karena dulu saat melahirkan anaknya pun

ditolong oleh dukun bersalin (paraji) tersebut.

Padahal memilih dukun bersalin (paraji) untuk

membantu proses persalinan bukan merupakan pilihan yang

tepat. Akan tetapi ibu/ibu mertua dari ibu melahirkan tetap

mendukung keputusan tersebut. Berikut penuturannya :

“cari yang deket weh neng da malem-malem waktu

itu kerasanya teh. Lagian ge emang udah biasa sama

paraji dari dulu jaman ibu juga” (Orang tua 1)

“engga sih neng ibu mah ngikutin anaknya weh

maunya sama siapa” (Orang tua 2)

“setuju aja saya mah yang penting selamet” (Orang

tua 3)

“... pasiennya juga kadang sama emaknya ga usah

pergi kemana-kemana ini mah udah biarin gitu”

(Bidan desa)

Apabila ibu/ibu mertua memberikan dukungan yang

tepat (menyarankan sang anak untuk bersalin di nakes)

kemungkinan besar ibu melahirkan untuk memilih nakes

Page 70: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

55

sebagai penolong persalinannya mungkin terjadi. Tetapi hal

tersebut tidak dilakukan oleh ibu/ibu mertua, ia malah

pasrah menyerahkan semua keputusan kepada ibu

melahirkan yang penting selamat ibu dan bayinya.

5. 3. 2. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi dalam penelitian ini yaitu pengetahuan,

sikap terhadap kesehatan, tingkat pendidikan dan status

ekonomi. Dimana pengetahuan yang dimaksud adalah informasi

yang diketahui atau disadari oleh ibu melahirkan terkait

persalinan. Lalu sikap terhadap kesehatan yakni pernyataan

evaluatif ibu melahirkan terhadap kesehatan dan terhadap

penolong persalinan. Kemudian tingkat pendidikan yaitu

pendidikan terakhir yang dijalani oleh ibu melahirkan.

Sedangkan status ekonomi yakni pendapatan perbulan dan

kemampuan perekonomian keluarga ibu melahirkan dalam

memenuhi setiap kebutuhan hidup keluarga.

Keempat faktor tersebut berperan dalam pemilihan

penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan. Karena

keempat faktor tersebut merupakan faktor yang berperan dalam

pemilihan penolong persalinan pada ibu melahirkan.

5. 3. 2. 1. Pengetahuan

Pengetahuan menjadi salah satu alasan ibu melahirkan

dalam memilih penolong persalinannya. Ini dikarenakan ibu

Page 71: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

56

melahirkan tidak tahu apa dan bagaimana persalinan yang

aman dan resiko kehamilan dan persalinan. Bahkan ada

yang berpendapat bahwa melahirkan dimana pun apabila

ditolong oleh orang yang memiliki kemampuan menolong

persalinan (dokter, bidan, dukun bersalin) akan aman.

Sedangkan pengetahuan ibu melahirkan mengenai jaminan

kesehatan sudah cukup baik. Ini dikarenakan ibu

melahirkan telah memiliki kartu jaminan kesehatan

masyarakat (jamkesmas). Walaupun ibu melahirkan telah

memiliki kartu jaminan kesehatan, masih ada yang berdalih

bahwa dirinya belum tahu kalau puskesmas sudah PONED.

Padahal dari pihak puskesmas sendiri sebenarnya telah

menginfokan terkait puskesmas yang telah PONED kepada

ibu hamil saat posyandu. Berikut penuturannya :

“ya gatau sih teh soalnya kalo ada PONED, taunya

pas udah lahiran..” (Ibu melahirkan 3)

“bohong kalo bilang dia ga tau puskesmas PONED,

soalnya semua ibu hamil kalo posyandu pasti di

wanti-wanti neng” (Bidan desa)

Pengetahuan sendiri merupakan hasil dari tahu, dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

Page 72: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

57

umumnya datang dari pengalaman, juga bisa di dapat dari

informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman,

buku dan surat kabar (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu melahirkan masih

kurang terkait persalinan. Dimana ibu melahirkan tidak

mengetahui informasi mengenai persalinan. Informasi

terkait kehamilan dan persalinan sangat diperlukan bagi ibu

termasuk saat hamil dan bersalin. Karena saat ditanya

terkait persalinan, persalinan aman dan tidak aman, risiko

persalinan dan bahaya persalinan ibu melahirkan tidak

mengetahuinya sama sekali. Berikut penuturannya :

”Persalinan aman? Kayak gimana ya hehehehe

kurang tau sih saya mah alhamdulillah aman-aman

aja lahirnya” (Ibu melahirkan 1).

“Persalinan aman? aman lahirnya gitu ya? ya

gimana ya ehehehe (tertawa) kurang tau sih hahaha

(tertawa)” (Ibu melahirkan 2).

“mau lahir di bidan atau di paraji ya sama-sama

aman sih teh soalnya kan sama-sama punya bakat

bantuin lahiran” (Ibu melahirkan 3)

“ya mau lahirin di puskes atau di rumah ge kalo

dibantuinnya sama yang bisa mah aman-aman aja,

kalo dibantuinnya sama yang ga bisa tuh baru berabe

hahaha. Kalo misalnya kita lahirnya di puskes tapi

yang nolongnya bukan bidan gitu misalnya ya sarua

weh jeung bohong hahaha” (Ibu melahirkan 3)

Tanggapan ibu melahirkan setelah ditanya perihal

kasus kematian ibu dan bayi akibat melahirkan di non-

nakes pun beragam. Ibu melahirkan merasa takut tetapi

Page 73: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

58

dirinya pasrah kepada Sang Pencipta. Berikut penuturannya

:

“ngeri sih takut, cuma ya mau gimana lagi kan bidan

juga jauh teh. Ya takdir orang kan beda-beda ya teh

jadi yaudah percaya aja saya mah sama Gusti Allah”

(Ibu melahirkan 1)

“ya gimana ya bismillah aja sih kita mah pasrah aja

sama yang diatas alhamdulillah ga kenapa-kenapa”

(Ibu melahirkan 2)

Dalam hal ini pengetahuan berperan dalam pemilihan

penolong persalinan pada ibu melahirkan. Apabila ibu

melahirkan memiliki pengetahuan yang baik terkait

kehamilan dan persalinan, maka kemungkinan ibu

melahirkan memilih non-nakes sebagai penolong

persalinannya akan lebih kecil.

5. 3. 2. 2. Sikap Terhadap Kesehatan

Sikap menjadi salah satu alasan ibu melahirkan

dalam memilih penolong persalinannya. Menurut ibu

melahirkan, melahirkan di non-nakes dan di nakes sama

saja. Bahkan ibu melahirkan beranggapan bahwa persalinan

di non-nakes merupakan pilihan yang tepat.

Sikap merupakan reaksi atau respon dari seseorang

terhadap stimulus atau objek di lingkungan tertentu sebagai

suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).

Page 74: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

59

Ibu melahirkan menganggap bahwa melahirkan di

non-nakes merupakan pilihan yang tepat, aman dan tidak

berisiko bagi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayinya,

yang terpenting ibu dan bayinya lahir hidup. Ibu

melahirkan tidak memikirkan risiko saat proses persalinan

dan pasca persalinan. Bahkan di sisi lain ibu melahirkan

memiliki sikap negatif terhadap nakes. Menurut penuturan

dukun bersalin (paraji), ibu melahirkan tidak mau

melakukan persalinan di nakes (bidan) karena takut.

Mereka takut apabila melahirkan di bidan maka akan ada

tindakan episiotomi atau merobek jalan lahir. Padahal bidan

sekarang sudah jarang melakukan tindakan episiotomi,

kalau pun hal itu dilakukan bukan semata-mata karena tidak

sabar tetapi karena ada hal yang mendesak misalnya dengan

kasus bayi besar. Selain itu mereka juga takut menjadi

bahan percobaan mahasiswa yang sedang praktek/magang.

Padahal jarang sekali ada mahasiswa yang praktek di

PONED, kalaupun memang ada mereka pasti didampingi

oleh bidan di puskesmas.

Selain itu, menurut penuturan dukun bersalin

(paraji) faktor lain yang mempengaruhi sikap ibu

melahirkan terhadap bidan yakni karena terkadang bidan

tidak mau dipanggil kerumah pasien, tetapi pasien yang

harus datang ke tempat prakteknya. Setelah konfirmasi

Page 75: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

60

dengan bidan, ternyata hal tersebut dilakukan karena bidan

memang sedang menjalankan gerakan bersalin di pelayanan

kesehatan. Ini dikarenakan apabila persalinan dilakukan

bukan di pelayanan kesehatan akan ada banyak

kemungkinan buruk yang terjadi karena terbatasnya alat

yang tersedia atau alat yang dibawa. Hal tersebut

menjadikan ibu melahirkan bersikap negatif terhadap

nakes. Ibu melahirkan malah memiliki sikap positif

terhadap tenaga non-kesehatan (dukun bersalin). Mereka

berpendapat bahwa dukun bersalin (paraji) memiliki

kesabaran dalam melakukan pertolongan persalinan.

Berikut penuturannya :

“Engga sih ga bahaya, ini sih saya ga kenapa-

kenapa. Kalo bahaya mah ga bakal pada mau atuh

teh lahiran di paraji hahaha” (Ibu melahirkan 1)

“kita sih baik-baik aja alhamdulillah ya lahirin

sama maraji. Jadi ya aman-aman bae..” (Ibu

melahirkan 2)

“ya enak sih enak, lebih nyamanan di paraji sih teh.

Ya soalnya takut kalo di bidan mah haha (tertawa).

Ya ngedenger mah ngedenger ceunah di bidan gini-

gini gitu. Ya katanya belom apa anak belom ngajak

gitu udah di gunting di gunting gitu jadinya ngeri.

Kalo mak paraji kan dia mah sabar..” (Ibu

melahirkan 3)

“kan sekarang mah udah lama sayang ibu. Udah ga

pernah epis epis ah udah dari tahun berapa mereun

udah sayang ibu. Makanya kan itu mah bahasa-

bahasa yang membela diri itu mah kalo kata ibu

mah.” (Bidan desa)

“sekarang mah udah pada males ngejait neng, udah

jarang lah pokoknya mah. Kecuali kalo bayinya

gede nih itu pasti di epis. Kalo sungsang pun kadang

Page 76: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

61

langsung kita rujuk neng, udah ga penah epis epis

udah sesuai standar sekarang mah. Karena kan di

PONED gratis juga jadi kitanya juga males neng

buat epis terus jait laginya. Kalo dulu kan belum

PONED jadi ya kadang suka di epis kalo lama,

sekarang kan udah PONED jadi kalo apa-apa

langsung aja di rujuk sesuai standar aja. Kecuali

kalo darurat banget baru deh, ya sesuai kebutuhan

aja neng..” (Bidan desa)

“Kadang suka banyak yang gamau ke puskes

katanya “alim bu seeur nu belajar” banyak yang

praktek tea neng. Jadi pada takut ga mau, bisi jadi

bahan cobaan da seeur nu magang tea di puskes

mah. Ya coba aja bali udah keluar, udah nih diiniin

sama senior “hayu neng, kayak gini” ntar teh salah,

di contohin lagi..” (Dukun 1)

“..kalaupun ada mahasiswa magang juga kita

dampingi neng ga gitu aja disuruh-suruh” (Bidan

Koordinator)

“terus neng kadang ada bidan yang emang ga mau

dipanggil, kudu kitanya yang nyamperin gitu. Kan

berabe kasian yang mau lahirannya” (Dukun 1)

“emang gerakannya harus bersalin di tempat nakes

neng sekarang mah. Jadi emang si pasiennya yang

harus dibawa. Soalnya kan peralatannya lebih

lengkap di pelayanan kesehatan. Kalo dirumah gitu

misalnya ga ada tabung oksigen, kalo yang ekslamsi

kan sering kejadian ga ada ini lah itu lah. Belum

lagi kadang kan lampunya gelap. Kadang pas

dipanggil juga kan kitanya ga tau ibunya darah

tinggi apa engga, nanti ga bawa peralatan ini itu

tau-tau sampe sana kejang kan bahaya..” (Bidan

desa)

“bukannya ga mau kerumah, tapi emang gerakan

kita mengajak ibu buat ke nakes. Ayok sini yuk ke

nakes gitu.” (Bidan desa)

Disini dapat dilihat bahwa ibu melahirkan

menyetarakan persalinan di nakes dan non-nakes yang

menurutnya sama saja. Kemudian yang seharusnya

memiliki sikap positif terhadap nakes tetapi malah

Page 77: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

62

sebaliknya, ibu melahirkan malah memiliki sikap positif

terhadap non-nakes.

5. 3. 2. 3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menjadi salah satu alasan ibu

melahirkan dalam memilih penolong persalinannya.

Tingkat pendidikan ibu melahirkan masih rendah, sehingga

mempengaruhi pengetahuan dan sikap ibu melahirkan

terhadap persalinan.

Rata-rata ibu melahirkan berlatar belakang

pendidikan SMP/MTs. Hal ini cukup berpengaruh terhadap

pengetahuan ibu melahirkan terkait pemilihan penolong

persalinan sehingga ibu melahirkan mengambil keputusan

yang kurang tepat karena minimnya pengetahuan dan

informasi mengenai persalinan.

5. 3. 2. 4. Status Ekonomi

Status ekonomi menjadi salah satu alasan ibu

melahirkan dalam memilih penolong persalinannya. Karena

merasa tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan

persalinan di bidan, ibu melahirkan pun lebih memilih

melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji) yang

sesuai dengan keadaan ekonominya.

Status ekonomi terkadang menjadi masalah dalam

kehidupan seseorang, termasuk ibu melahirkan dalam

Page 78: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

63

penelitian ini. Pekerjaan suami ibu melahirkan beragam,

ada yang menjadi supir pabrik hingga kuli dengan

penghasilan yang tidak menentu setiap bulannya. Rata-rata

penghasilannya yakni sebesar Rp.500.000,- sampai

Rp.2.000.000,-. Menurutnya penghasilan tersebut sangat

pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari dan tagihan bulanan.

Untuk makan, jajan anak, hingga membayar tagihan listrik.

Dengan keadaan dan status ekonomi tersebut, ibu

melahirkan lebih memilih dukun bersalin (paraji) sebagai

penolong persalinannya. Ini dikarenakan biaya persalinan

dengan dukun bersalin (paraji) lebih murah daripada biaya

persalinan di nakes (bidan). Dukun bersalin (paraji) tidak

menetapkan tarif untuk jasanya, hanya di bayar

seikhlasnya. Berbeda dengan bidan yang memiliki tarif

tertentu untuk biaya jasanya. Menurut ibu melahirkan,

melahirkan dengan biaya yang besar di bidan cukup

memberatkan dalam segi ekonomi.

Walaupun Puskesmas Pebayuran sudah PONED

dan gratis, ibu melahirkan lebih memilih melahirkan

dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Karena merasa

bukan dari keluarga dengan ekonomi cukup, ibu melahirkan

dan suami takut apabila ada biaya tak terduga saat di

Puskesmas. Berikut penuturannya :

Page 79: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

64

“Takut sih teh bisi ada bayaran apanya gitu

misalnya administrasi atau apa. Saya kan cuma kuli

teh ngeri nanti ada perintilan-perintilan bayaran

hehe (tertawa)” (Suami 2).

5. 3. 3. Faktor Pemungkin

5. 3. 3. 1. Biaya

Biaya menjadi salah satu alasan ibu melahirkan

dalam memilih penolong persalinannya. Ini dikarenakan

biaya persalinan di non-nakes atau dukun bersalin (paraji)

jauh lebih murah dari pada di nakes (bidan). Sehingga ibu

melahirkan lebih memilih melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji).

Perbedaan biaya persalinan yang cukup jauh antara

nakes (bidan) dan non-nakes (dukun bersalin/paraji)

menjadikan ibu melahirkan lebih memilih untuk melakukan

persalinan di non-nakes (dukun bersalin/paraji) daripada di

nakes (bidan). Ini dikarenakan melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji) tidak ada tarif tertentu. Dukun

bersalin (paraji) hanya dibayar seikhlasnya saja, dan biaya

yang telah dibayarkan sudah termasuk jasa persalinan dan

jasa pengurusan bayi hingga puput pusar. Sedangkan biaya

persalinan di nakes (bidan) mencapai Rp.1.000.000,-

bahkan lebih, terlebih apabila ada tindakan seperti jahit dan

infus bisa lebih mahal. Biaya persalinan di nakes (bidan)

saat ini tidak ada yang dibawah Rp.1.000.000,-. Maka dari

Page 80: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

65

itu ibu melahirkan lebih memilih melahirkan dengan

bantuan dukun bersalin (paraji) dari pada bidan. Terlebih

dengan kondisi ekonomi yang kurang dan biaya persalinan

yang mahal. Berikut beberapa penuturan ibu melahirkan

terkait biaya.

“Iya murah, lebih murah lahiran di paraji

dibanding di bidan sama di rumah sakit, seikhlasnya

sih kalau paraji mah teh hahaha..” (Ibu melahirkan

1)

“murah sih terus kan paraji mah sekali bayar teh

sekalian sama ngurus anaknya juga sampe puput

puser.” (Orang tua 1)

“engga di target paraji mah sengasihnya dia. Kalo

bidan kan di target, sekarang mah bidan sejuta

lebih. Sekarang mah udah ga ada yang dibawah

sejuta, semuanya diatas sejuta. Apalagi yang

tindakan mah model diinfus, dijahit, udah mahal

lah.” (Dukun 2)

Walaupun puskesmas sudah PONED, ibu

melahirkan lebih memilih melahirkan dengan non-nakes.

Syarat agar bisa mendapatkan fasilitas melahirkan di

PONED secara gratis yakni ibu melahirkan harus

melengkapi persyaratan seperti kartu keluarga dan kartu

jaminan kesehatan. Apabila syarat tersebut tidak terpenuhi

maka akan dikenakan biaya. Walau gratis, ibu melahirkan

tidak memilih untuk melahirkan di PONED karena takut

akan biaya tak tertuda. Padahal pihak puskesmas tidak akan

membebani masyarakat dalam hal biaya.

Page 81: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

66

“kadang pasien yang ga bawa syarat-syarat juga kita tetep

bantuin neng, banyak da yang ga punya syarat terus lahir

di PONED ga pernah kita kejar-kejar buat bayar, yang

penting dia lahir di yankes” (Bidan desa)

5. 3. 3. 2. Jarak

Jarak menjadi salah satu alasan ibu melahirkan

dalam memilih penolong persalinannya. Karena jarak

rumah dukun bersalin (paraji) lebih dekat daripada jarak

puskesmas dari rumah ibu melahirkan, sehingga ibu

melahirkan lebih memilih pertolongan yang terdekat yakni

dukun bersalin (paraji).

Jarak yang harus ditempuh ketempat nakes cukup

jauh. Menurut persepsi ibu melahirkan jarak dari rumahnya

ke puskesmas mencapai 10 KM. Maka dari itu

membutuhkan waktu lebih lama dari pada jarak ke rumah

dukun bersalin (paraji). Dengan keadaan yang mendesak

seperti melahirkan, ibu melahirkan cenderung mencari

pertolongan persalinan terdekat dari rumahnya. Karena

menurutnya apabila harus pergi ke nakes dengan jarak yang

jauh tersebut, ditakutkan bayi lahir saat diperjalanan.

Selain itu, kondisi fisik jalanan menuju puskesmas

masih ada yang kurang baik. Dimana ibu melahirkan harus

melewati jalan di tengah sawah dengan kondisi jalan yang

sedikit rusak dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda

dua (motor).

Page 82: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

67

Berikut penuturannya :

“lumayan jauh puskesmas mah sekitar 10 kiloan lah

kira-kira, terus jalan tengah sawah itu kan jelek.

Ntar lagi mules ke oyag-oyag perutnya bahaya bisa

lahir ntar anaknya dijalan hahaha (tertawa)” (Ibu

melahirkan 2)

“...cari yang terdekat aja buat pertolongan pertama.

Kan paraji lebih dekat rumahnya” (Ibu melahirkan

3)

Maka dari itu jarak menjadi salah satu alasan

pemilihan penolong persalinan di nakes pada ibu

melahirkan.

5. 3. 3. 3. Transportasi

Transportasi menjadi salah satu alasan ibu

melahirkan dalam memilih penolong persalinannya. Karena

rata-rata ibu melahirkan tidak memiliki kendaraan yang

memadai untuk membawanya saat akan melahirkan.

Sehingga ibu melahirkan lebih memilih melahirkan

dirumah dengan memanggil bantuan dukun bersalin

(paraji).

Ibu melahirkan tidak memiliki kendaraan yang

dapat mendukung atau membawanya ke nakes untuk

melakukan persalinan. Karena ibu melahirkan hanya

memiliki sepeda motor yang dirasa tidak bisa digunakan

untuk ke tempat nakes dengan jarak yang cukup jauh

dengan kondisi perut yang sedang berkontraksi. Kalau pun

ada tetangga yang memiliki mobil, ibu melahirkan tidak

Page 83: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

68

mau merepotkan orang lain saat akan bersalin. Berikut

penuturannya :

“iya itu juga teh, ya namanya juga orang susah

punya motor udah alhamdulillah. Tapi ya itu kalo

lagi pangseng gitu kan susah kalau naik motor mah.

Jadi yaudah dirumah aja kita mah manggil maraji

praktis terus gak ribetin orang juga. Kalau kudu

minjem mobil kan repotin orang lagi kasian..” (Ibu

melahirkan 2).

Maka dari itu ibu melahirkan lebih memilih untuk

melakukan persalinan dirumah dengan bantuan dukun

bersalin (paraji) dari pada harus ke nakes menggunakan

sepeda motor atau harus merepotkan orang lain untuk

meminjam mobil.

5. 3. 3. 4. Budaya

Budaya menjadi salah satu alasan ibu melahirkan

dalam memilih penolong persalinannya. Karena dukun

bersalin (paraji) sangat dihormati dan disegani oleh

masyarakat. Bahkan ada salah satu dukun bersalin (paraji)

yang merupakan tokoh masyarakat. Sehingga masyarakat

terutama ibu melahirkan lebih memilih melakukan

persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Selain budaya, ada pula tradisi yang masih ada di

lingkungan ibu melahirkan yakni tradisi turun temurun

melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Menurut penuturan ibu melahirkan, dari jaman dahulu

Page 84: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

69

warga dikampungnya tersebut melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji). Hingga saat ini masih ada warga

dikampungnya tersebut yang melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji). Menurutnya, tradisi tersebut sudah

turun temurun dan apabila tidak dilaksanakan dirinya

merasa tidak enak (tidak menghormati) karena sudah tradisi

turun temurun.

Berikut penuturannya :

“ada nih neng itu si ibunya teh rajin pisan ke

posyandu pas hamilnya, udah diwanti-wanti lahiran

di PONED. Eh malah lahir diparaji, katanya mah

parajinya teh sodaranya. Kecolongan lagi kitanya”

(Bidan desa).

“ya ada sih emang turun temurun gitu dari dulu

emang sama maraji. Dari belom ada bidan sama

dokter kan maraji mah udah ada dari jaman dulu

jadi ya sama maraji terus lahirannya ampe

sekarang. Kalau gak diikutin kan juga gak enak ya

namanya juga udah turun temurun gitu..” (Ibu

melahirkan 2).

Walaupun tidak semua masyarakat disana

melakukan tradisi tersebut, tetapi masih ada beberapa yang

menjalankannya termasuk ibu melahirkan dalam penelitian

ini. Sehingga faktor budaya menjadi salah satu alasan ibu

melahirkan dalam pemilihan pertolongan persalinan di non-

nakes.

Page 85: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

70

5. 3. 4. Faktor Sistem Kesehatan

5. 3. 4. 1. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana tidak menjadi salah satu

alasan ibu melahirkan dalam memilih penolong

persalinannya. Ini dikarenakan ibu melahirkan mengetahui

bahwa sarana dan prasarana yang ada di nakes sudah

memadai, akan tetapi ibu melahirkan lebih memilih

melahirkan di non-nakes atau dukun bersalin (paraji).

Sarana dan prasarana kesehatan di puskesmas sudah

memadai. Mulai dari peralatan, tempat, hingga

pelayanannya. Akan tetapi ibu melahirkan lebih memilih

bersalin di non-nakes (dukun bersalin/paraji) yang tidak

memiliki sarana dan prasarana sebaik dan selengkap di

puskesmas. Hal ini terjadi karena masih ada faktor lain

yang jauh lebih kuat untuk mempengaruhi alasan ibu

melahirkan dalam memilih penolong persalinannya.

“kalo di puskes ya kata yang udah pernah ngerasain

di puskes katanya ya udah lengkap semua sih..” (Ibu

melahirkan 3).

“bagus sih lengkap kita pernah nganter itu tuh

tetangga onoh mau lahirin di puskes, pas masuk ke

ruangannya ada tempat tidur kayak dirumah sakit

itu loh terus ada tempat tidur bayinya, lengkap dah

pokoknya mah.” (Ibu melahirkan 2).

Dapat dilihat bahwa sarana dan prasana tidak terlalu

berperan dalam pemilihan penolong persalinan pada ibu

melahirkan.

Page 86: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

71

5. 3. 4. 2. Kompetensi Petugas Kesehatan

Kompetensi petugas kesehatan tidak menjadi salah

satu alasan ibu melahirkan dalam memilih penolong

persalinannya. Ibu melahirkan paham bahwa nakes

memiliki kompetensi dalam menolong persalinan, tetapi ibu

melahirkan enggan bersalin dengan nakes. Ibu melahirkan

malah lebih memilih untuk bersalin di non-nakes atau

dukun bersalin (paraji).

Petugas kesehatan pada penelitian ini adalah bidan

puskesmas. Dimana bidan yang ada di puskesmas

merupakan bidan yang telah berkompeten dibidangnya

dengan latar belakang pendidikannya D4 Kebidanan.

Kemudian petugas kesehatan (bidan) ini juga sudah

memiliki pengalaman yang cukup lama dalam bidang

kehamilan dan persalinan. Beda halnya dengan dukun

bersalin (paraji) yang mendapatkan ilmu untuk menolong

persalinan melalui pelatihan selama sebulan di puskesmas,

tetapi ada pula dukun bersalin (paraji) yang menurut

penuturannya mendapat ilmu untuk menolong persalinan

tanpa pelatihan melainkan sudah ada di dalam dirinya dari

lahir. Jadi apabila ada orang tuanya yang memiliki ilmu

untuk menolong persalinan, maka secara otomatis

keturunannya akan memiliki ilmu itu juga secara turun-

temurun. Berikut penuturannya :

Page 87: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

72

“udah 33tahun de. Tahun 1984 pendidikan sebulan,

ada ijazahnya. Pedidikan dari dokter, bidan di

puskes..” (Dukun 2)

“Keturunan neng, jadi saya mah gak usah belajar.

Kalau udah keturunan mah udah langsung bisa gitu

aja..” (Dukun 1)

Berkaitan dengan hal tersebut dapat dilihat bahwa

petugas kesehatan di Puskesmas Pebayuran sudah

berkompeten dalam hal kehamilan hingga persalinan

dibandingkan dengan dukun bersalin (paraji).

Page 88: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

73

BAB VI

PEMBAHASAN PENELITIAN

6. 1. Keterbatasan Penelitian

1. Waktu dalam wawancara yang tidak terlalu lama, sehingga ada

kemungkinan informasi yang belum tergali.

6. 2. Gambaran dukungan suami terhadap pemilihan persalinan di non-

nakes pada ibu melahirkan

Dukungan suami yang diberikan kepada ibu melahirkan saat akan

memilih penolong persalinannya pada umumnya berupa penerimaan.

Penerimaan yang dimaksud yaitu suami mengikuti kemauan sang istri

(ibu melahirkan) untuk melakukan persalinan dengan bantuan dukun

bersalin (paraji). Semua suami dari ibu melahirkan mendukung

kemauan istrinya untuk melakukan persalinan dengan bantuan dukun

bersalin (paraji). Suami mendukung dan menuruti keinginan istrinya

yang memang dari awal sudah niat akan melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji). Tanpa ada larangan sedikit pun agar istrinya

melakukan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan.

Suami tidak ingin istrinya melahirkan dengan perasaan terpaksa

apabila harus melahirkan bukan ditempat yang dia inginkan, maka dari

itu suami mengikuti istrinya ingin melahirkan dengan bantuan siapa.

Asalkan sang istri senang dan proses persalinannya berjalan dengan

lancar. Bahkan suami dari ibu melahirkan yang memanggil dukun

bersalin (paraji) kerumahnya untuk membantu istrinya melakukan

Page 89: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

74

proses persalinan. Lalu suami dengan sabar akan menemani sang istri

selama proses persalinan berlangsung hingga bayinya lahir.

Sebenarnya ada rasa khawatir yang dirasakan oleh suami saat

istrinya memilih dukun bersalin (paraji) sebagai penolong

persalinannya. Tetapi disisi lain suami ingin mengikuti kemauan sang

istri untuk melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji) dan

karena kondisi yang mendesak pula akhirnya suami mendukung istrinya

untuk melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Namun

memang tidak semua suami merasa khawatir, ada pula suami yang tidak

merasa khawatir saat istrinya melakukan persalinan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji). Bagi suami yang merasa khawatir dirinya

hanya bisa pasrah kepada Allah SWT agar istri dan anaknya selamat,

karena pada saat itu kondisinya mendesak dan menurutnya satu-satunya

yang bisa menolong proses persalinan istrinya hanya dukun bersalin

(paraji) yang dekat dengan rumahnya. Berbeda dengan suami yang

tidak merasa khawatir istrinya melahirkan dengan bantuan dukun

bersalin (paraji). Suami tidak merasa khawatir karena menurutnya

dukun bersalin (paraji) sudah berpengalaman dalam menolong

persalinan maka dari itu suami mempercayai dukun bersalin (paraji)

sebagai penolong persalinan istrinya.

Menurut Sodikin dkk (2009), perlindungan dari praktik-praktik

reproduksi yang mebahayakan wanita hamil dan melahirkan merupakan

suatu keadaan yang tidak bisa dianggap remeh dalam upaya tercapainya

kesehatan reproduksi selama dan sesudah hamil. Melindungi wanita

Page 90: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

75

hamil dari praktik-praktik dalam proses reproduksi yang

membahayakan merupakan tanggung jawab suami. Penelitian

menunjukkan bahwa lebih tinggi hasil jawaban suami yang lebih

memilih pasrah dan satu-satunya harapan adalah berdoa kepada Tuhan

agar tidak tertimpa bahaya kematian karena hamil dan melahirkan

daripada mencari pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Partisipasi suami merupakan strategi untuk mengurangi beban

masalah kesehatan reproduksi yang paling mendesak saat ini. Beberapa

upaya yang ditujukan pada pria sebelum ini masih terlalu lemah atau

terlalu singkat, sehingga pemahaman kurang lengkap menyebabkan

motivasi, interaksi pasangan dalam program kesehatan reproduksi

masih sangat minim. Keterlibatan suami pada masa kehamilan dan

persalinan istrinya masih memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Pada

program keselamatan ibu, suami menjadi sasaran program kesehatan

reproduksi. Suami seringkali menjadi satu-satunya yang memiliki peran

sangat penting terutama sebagai pengambil keputusan krusial ketika

kondisi istri cukup serius untuk mencari pertolongan, serta memutuskan

bagaimana istri hamil akan dibawa ke klinik dan dapat mengatasi

keterlambatan jika mengetahui gejala-gejala yang berhubungan dengan

komplikasi kehamilan dan persalinan, sehingga suami perlu diberi

motivasi tentang kesehatan reproduksi (Sodikin dkk, 2009).

Terdapat teori yang sejalan dengan teori yang digunakan peneliti

dalam segi lingkungan yakni teori green. Pada teori green terdapat 3

faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yakni faktor

Page 91: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

76

pencetus, pemungkin dan penguat. Dimana dalam faktor penguat

terdapat faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi seseorang dalam

berperilaku. Faktor lingkungan ini biasanya adalah orang-orang

terdekat yang ada dilingkungannya yang dapat mempengaruhi

seseorang dalam berperilaku. Dalam penelitian ini suami merupakan

orang terdekat yang berada dilingkungan ibu melahirkan, dimana suami

memiliki peran penting bagi ibu melahirkan dalam berperilaku. Salah

satunya yakni saat memilih penolong persalinan. Keinginan ibu bersalin

untuk melakukan persalinan dirumah dengan bantuan dukun bersalin

(paraji) didukung oleh suami sehingga pada akhirnya keinginannya

terwujud dan saat waktu bersalin tiba ibu melahirkan pun melakukan

proses persalinannya dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Sama halnya dengan teori dari Albert Bandura yakni social

learning theory, dimana pada teori ini menekankan konsep hubungan

yang bersifat deterministik resiprokal antara individu (Person),

Perilakunya (Behavior), dan Lingkungan (Environment). Menurut teori

ini perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Pada faktor eksternal salah satunya terdapat lingkungan sosial individu

yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Dalam penelitian ini,

dukungan suami bisa masuk ke dalam lingkungan sosial ibu

melahirkan. Faktor lingkungan (environment) dapat mempengaruhi

individu dan perilakunya, sehingga dukungan suami dapat

mempengaruhi ibu melahirkan dalam pemilihan penolong

persalinannya.

Page 92: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

77

Teori lain yang sejalan dalam segi lingkungan orang sekitar yakni

Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Reasoned Action (TRA)

yang dikembangkan oleh Martin Fisbein dan Icek Ajzen (1975, 1980)

berasal dari penelitian sebelumnya, yaitu teori tentang sikap yang

kemudian dikembangkan ke penelitian selanjutnya tentang sikap dan

perilaku. Komponen dari TRA ada 3 konstruksi umum, 1) Keinginan

perilaku, 2) Sikap, 3) Norma subjektif. Untuk dukungan suami masuk

kedalam komponen norma subjektif, dimana norma subjektif ini

merupakan pengaruh orang-orang dalam lingkungan sosial seseorang

terhadap keinginan perilakunya. Dalam hal ini suami mendukung ibu

melahirkan untuk melakukan persalinan dengan bantuan dukun bersalin

(paraji), sehingga keinginan ibu melahirkan untuk bersalin dirumah

dengan bantuan dukun bersalin (paraji) dapat terpenuhi sampai pada

akhirnya ibu melahirkan benar-benar melakukan persalinan dengan

bantuan dukun bersalin (paraji).

Kemudian teori lain yang membahas soal lingkungan sosial juga

yakni precede-proceed model dimana lingkungan sosial merupakan

salah satu faktor pemungkin yang dapat mempengaruhi seseorang

dalam berperilaku. Sama halnya dengan penelitian ini dimana

lingkungan sosial ibu melahirkan berpengaruh dalam pemilihan

penolong persalinannya, salah satunya yakni dengan dukungan dari

suami sebagai orang terdekat dilingkungan ibu melahirkan.

Dukungan suami menjadi salah satu alasan ibu melahirkan memilih

dukun bersalin (paraji) sebagai penolong persalinannya.

Page 93: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

78

6. 3. Gambaran dukungan ibu/ibu mertua terhadap pemilihan

persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan

Dukungan ibu/ibu mertua disini sama halnya dengan dukungan

suami yakni berupa penerimaan. Penerimaan yang dimaksud yaitu

mengikuti kemauan sang anak (ibu melahirkan) untuk melakukan

persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Ini dikarenakan

ibu/ibu mertua dari ibu melahirkan tidak mau anaknya tertekan hanya

karena dipaksa untuk melakukan persalinan ditempat yang tidak sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh anaknya, sehingga ibu/ibu mertua

mendukung sepenuhnya kemauan anaknya untuk melahirkan di non-

nakes (dukun bersalin). Menurutnya, yang terpenting anak dan cucunya

lahir dengan selamat (hidup).

Namun ada pula ibu yang memang menyuruh anaknya untuk

melakukan persalinan dirumah saja dan tidak boleh untuk pergi ke

bidan atau ke pelayanan kesehatan. Lalu hal tersebut diperkuat dengan

dukungan dari dukun bersalinnya juga agar melakukan persalinan

dirumah saja dengan bantuan dirinya yakni dukun bersalin (paraji).

Selain ibu ada pula dukungan dari ibu mertua yang didapatkan oleh ibu

melahirkan. Dimana sang mertua dari ibu melahirkan mendukungnya

untuk melakukan persalinan di non-nakes karena sang mertua kenal

dekat dengan dukun bersalin (paraji) karena dulu saat melahirkan

anaknya pun ditolong oleh dukun bersalin (paraji) tersebut. Maka dari

Page 94: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

79

itu sang mertua pun mendukung ibu melahirkan untuk melakukan

persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Terdapat teori yang sejalan dengan teori yang digunakan peneliti

dalam segi lingkungan yakni teori green. Pada teori green terdapat 3

faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yakni faktor

pencetus, pemungkin dan penguat. Dimana dalam faktor penguat

terdapat faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi seseorang dalam

berperilaku. Faktor lingkungan ini biasanya adalah orang-orang

terdekat yang ada dilingkungannya yang dapat mempengaruhi

seseorang dalam berperilaku. Dalam penelitian ini ibu/ibu mertua

merupakan orang terdekat yang berada dilingkungan ibu melahirkan,

karena ibu/ibu mertua dan ibu melahirkan tinggal serumah dan ada pula

yang rumahnya berdekatan sehingga ibu/ibu mertua ikut berperan

dalam perilaku pemilihan penolong persalinan ibu melahirkan.

Keinginan ibu bersalin untuk melakukan persalinan dirumah dengan

bantuan dukun bersalin (paraji) didukung oleh ibu/ibu mertua. Bahkan

ada ibu/ibu mertua yang menyarankan ibu melahirkan untuk melakukan

proses persalinannya dirumah saja, sehingga memperkuat keinginan ibu

melahirkan untuk bersalin dirumah dengan bantuan dukun bersalin.

Sama halnya dengan teori dari Albert Bandura yakni social

learning theory, dimana pada teori ini menekankan konsep hubungan

yang bersifat deterministik resiprokal antara individu (Person),

Perilakunya (Behavior), dan Lingkungan (Environment). Menurut teori

ini perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Page 95: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

80

Pada faktor eksternal salah satunya terdapat lingkungan sosial individu

yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Dalam penelitian ini,

dukungan ibu/ibu mertua bisa masuk ke dalam lingkungan sosial ibu

melahirkan. Faktor lingkungan (environment) dapat mempengaruhi

individu dan perilakunya, sehingga dukungan ibu/ibu mertua dapat

mempengaruhi ibu melahirkan dalam pemilihan penolong

persalinannya.

Teori lain yang sejalan dalam segi lingkungan orang sekitar yakni

Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Reasoned Action (TRA)

yang dikembangkan oleh Martin Fisbein dan Icek Ajzen (1975, 1980)

yang terdiri atas beberapa komponen seperti keinginan perilaku, sikap,

dan norma subjektif. Dukungan ibu/ibu mertua termasuk kedalam

komponen norma subjektif, dimana norma subjektif ini merupakan

pengaruh orang-orang dalam lingkungan sosial seseorang terhadap

keinginan perilakunya. Dalam hal ini ibu/ibu mertua mendukung ibu

melahirkan untuk melakukan persalinan dengan bantuan dukun bersalin

(paraji), sehingga keinginan ibu melahirkan untuk bersalin dirumah

dengan bantuan dukun bersalin (paraji) dapat terpenuhi sampai pada

akhirnya ibu melahirkan benar-benar melakukan persalinan dengan

bantuan dukun bersalin (paraji).

Kemudian teori lain yang membahas soal lingkungan sosial juga

yakni precede-proceed model dimana lingkungan sosial merupakan

salah satu faktor pemungkin yang dapat mempengaruhi seseorang

dalam berperilaku. Sama halnya dengan penelitian ini dimana

Page 96: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

81

lingkungan sosial ibu melahirkan berpengaruh dalam pemilihan

penolong persalinannya, salah satunya yakni dengan dukungan dari

ibu/ibu mertua sebagai orang terdekat dilingkungan ibu melahirkan.

Dukungan ibu/ibu mertua menjadi salah satu alasan ibu melahirkan

memilih dukun bersalin (paraji) sebagai penolong persalinannya.

6. 4. Gambaran pengetahuan terhadap pemilihan penolong persalinan

di non-nakes pada ibu melahirkan

Ibu melahirkan tidak mengetahui apa itu persalinan aman,

bagaimana persalinan yang aman dan resiko kehamilan serta persalinan.

Mereka berpendapat bahwa melahirkan dengan bantuan dukun bersalin

(paraji) tergolong persalinan aman dan merupakan pilihan yang tepat.

Selain itu, menurutnya melahirkan dengan bantuan dukun bersalin

(paraji) tidak berisiko bagi kesehatan dan keselamatan ibu dan anak

dikarenakan menurutnya dukun bersalin (paraji) memiliki keahlian

dalam menolong persalinan seperti halnya tenaga kesehatan lain (bidan

dan dokter). Bahkan ada ibu melahirkan yang berpendapat bahwa

persalinan yang dilakukan dimana pun (dirumah atau dipelayanan

kesehatan) akan aman dan berjalan baik-baik saja selama dibantu oleh

orang yang dianggap bisa menolong persalinan seperti bidan, dokter

dan dukun bersalin (paraji).

Pendapat salah satu ibu melahirkan tentang perbedaan pemeriksaan

kehamilan dan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun

Page 97: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

82

bersalin (paraji) dan petugas kesehatan berbeda-beda. Ibu melahirkan

tersebut mengatakan bahwa lebih baik melahirkan di dukun bersalin

(paraji) karena dukun bersalin (paraji) lebih sabar saat menolong

persalinan dari pada bidan. Bidan terkadang melakukan tindakan

episiotomi atau merobek jalan lahir dengan sengaja karena tidak sabar

menunggu bayi keluar. Padahal tindakan episiotomi yang dilakukan

bidan bukan serta merta dikarenakan tidak sabar menunggu bayi keluar,

melainkan ada alasan tertentu yang mengharuskannya melakukan

tindakan tersebut. Seperti pada kasus bayi yang besar, bayi dengan

kelainan letak sungsang, keadaan bayi yang gawat misalnya mengalami

penurunan detak jantung, salah satu upaya untuk mempercepat proses

kelahiran bayi pada ibu dengan risiko penyakit seperti tekanan darah

tinggi dan pada kasus-kasus darurat kebidanan lain yang terjadi

sewaktu-waktu.

Saat ini bidan di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran sudah jarang

sekali melakukan tindakan episiotomi. Apabila ada kasus bayi yang

sungsang atau bayi yang sudah dari awal diketahui memiliki ukuran

yang besar maka bidan akan merujuk pasien tesebut. Bidan hanya akan

melakukan tindakan episiotomi apabila dalam kondisi yang benar-benar

mendesak. Kurangnya pengetahuan ibu melahirkan mengenai

episiotomi dapat mempengaruhi pemilihan penolong persalinan

Saat ditanya perihal kasus kematian ibu dan bayi yang lahir akibat

ditolong dukun bersalin (paraji), ibu melahirkan rata-rata memang

merasa takut akan tetapi mereka lebih pasrah dan mempercayakan

Page 98: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

83

semuanya kepada Sang Pencipta. Mereka berpendapat bahwa semua

sudah ada takdirnya masing-masing.

Pada teori kognisi sosial yang ditemukan oleh Albert Bandura ada

hubungan antara individu atau personal dengan lingkungan serta

perilaku (Prayogo, 2016). Hubungan tersebut membentuk pandangan

bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor personal dan

lingkungannya. Faktor personal didalam teori kognisi sosial terbentuk

dari kognisi atau pengetahuan seseorang dan keterampilan seseorang

dalam menghadapi suatu isu atau masalah (Bandura, 1999). Individu

dalam hidupnya tidak menerapkan perilakunya begitu saja tanpa ada

alasan. Perilaku tersebut dapat dilakukan karena beberapa faktor salah

satunya adalah pengetahuan (Mutiah, 2016). Pengetahuan kurang, baik,

positif maupun negatif mempengaruhi orang tersebut bertindak.

Contohnya adalah pencegahan penyakit. Ketika individu telah memiliki

pengetahuan yang baik akan suatu penyakit maka individu tersebut

akan melakukan tindakan atau perilaku yang mencegah individu

terjangkit penyakit tersebut. Sebaliknya, jika individu tersebut memiliki

pengetahuan yang kurang akan suatu penyakit maka individu tersebut

tidak akan melakukan tindakan atau perilaku yang mencegah individu

terjangkit penyakit tersebut. Dalam hal ini sejalan dengan penelitian

alasan pemilihan penolong persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan

di wilayah kerja puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi tahun 2016.

Bahwa pengetahuan mempengaruhi ibu dalam memilih penolong

persalinannya sehingga pengetahuan menjadi salah satu alasan ibu

Page 99: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

84

dalam memilih penolong persalinannya. Dimana dengan kurangnya

pengetahuan ibu terkait persalinan aman, bagaimana persalinan aman,

resiko dan bahaya kehamilan dan persalinan, membuat ibu tidak

memikirkan pentingnya persalinan di tenaga kesehatan sehingga pada

akhirnya ibu memilih tenaga non-kesehatan (dukun bersalin) untuk

menolong proses persalinannya.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Stimulus – Organisme

– Respon (SOR). Teori ini beranggapan bahwa organisme

menghasilkan perilaku jika ada kondisi stimulus-stimulus tertentu. Jadi

efek yang timbul berupa reaksi khusus terhadap stimulus, sehingga

seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan (organisme). Dalam proses sikap, sikap organisme dapat

berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi dari yang

dialaminya (Notoatmodjo, 2011). Sama halnya dengan pemilihan

persalinan, dimana apabila ibu melahirkan (organisme) memiliki

pengetahuan yang baik tentang persalinan aman, bagaimana persalinan

yang aman, serta resiko dan bahaya pada kehamilan dan persalinan

maka ibu melahirkan akan memilih untuk bersalin di tenaga kesehatan

karena ibu melahirkan mengetahui bahwa persalinan itu sebaiknya

ditolong oleh tenaga kesehatan. Tetapi karena kurangnya pengetahuan

ibu melahirkan mengenai persalinan aman, bagaimana persalinan yang

aman, serta resiko dan bahaya pada kehamilan dan persalinan pada

akhirnya ibu melahirkan lebih memilih untuk melakukan persalinan

dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Page 100: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

85

Sama halnya dengan teori green dimana pengetahuan merupakan

faktor penguat (predisposing faktor) yang dapat mempengaruhi perilaku

seseorang terhadap pengambilan keputusan ke arah yang lebih baik.

Pengetahuan dianggap baik, jika seseorang mengambil keputusan yang

tepat terkait dengan masalah yang dihadapi, namun mereka yang

mempunyai pengetahuan rendah akan mengambil keputusan yang

sebaliknya. Dalam hal ini ibu melahirkan memiliki pengetahuan yang

kurang terkait persalinan aman beserta resiko dan bahaya bersalin di

non-nakes, sehingga ibu melahirkan mengambil keputusan yang kurang

tepat yakni memilih dukun bersalin (paraji) sebagai penolong

persalinannya.

Sejalan pula dengan teori Health Belief Model (HBM) dimana

karena kurangnya pengetahuan ibu melahirkan terkait persalinan aman,

mengakibatkan ibu melahirkan tidak merasa terancam dengan resiko

yang mungkin terjadi apabila melakukan persalinan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji). Ibu melahirkan tidak memikirkan keseriusan

penyakit atau resiko yang mungkin saja terjadi saat bersalin dengan

bantuan dukun bersalin (paraji) karena memang pengetahuannya

tentang pentingnya bersalin di tenaga kesehatan masih kurang.

Teori lain yang membahas soal pengetahuan juga yakni precede-

proceed model dimana pengetahuan merupakan salah satu faktor

pencetus yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Sama

halnya dengan penelitian ini dimana pengetahuan ibu melahirkan

berpengaruh dalam pemilihan penolong persalinannya, karena

Page 101: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

86

kurangnya pengetahuan ibu melahirkan terkait persalinan aman beserta

bahaya dan resikonya maka dari itu ibu melahirkan tidak mengetahui

pentingnya melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Ibu melahirkan tidak mengetahui apa itu persalinan aman hingga

gejala dan bahaya pada persalinan terutama persalinan di non-nakes.

Maka dari itu pengetahuan ibu melahirkan menjadi salah satu alasan ibu

melahirkan memilih dukun bersalin (paraji) sebagai penolong

persalinannya.

6. 5. Gambaran sikap terhadap pemilihan penolong persalinan di non-

nakes pada ibu melahirkan

Sikap ibu melahirkan terhadap dukun bersalin (paraji) positif. Ini

dikarenakan semua ibu melahirkan dalam penelitian ini merasa tidak

ada keluhan dan merasa baik-baik saja setelah melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji). Salah satu ibu melahirkan bercerita bahwa saat

melahirkan posisi bayinya sungsang, tetapi baik-baik saja setelah

melakukan persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Bahkan

setelah ditanya apabila ibu melahirkan hamil lagi dia akan melahirkan

dengan bantuan dukun bersalin (paraji) lagi.

Beda halnya sikap ibu melahirkan terhadap tenaga kesehatan

(bidan) yang negatif. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya

dukun bersalin (paraji) yang berpendapat bahwa sikap bidan yang

terkadang tidak mau pergi ke rumah pasien melainkan pasien yang

Page 102: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

87

harus pergi ke rumah bidan untuk melakukan persalinan. Padahal bidan

sendiri melakukan hal tersebut (tidak mau pergi ke rumah pasien)

karena adanya gerakan bersalin di pelayanan kesehatan. Dimana untuk

saat ini persalinan harus dilakukan di pelayanan kesehatan. Walaupun

persalinan dirumah ditolong oleh nakes tetap tidak dianjurkan karena

mengingat alat-alat yang kurang memadai apabila persalinan dilakukan

dirumah. Belum lagi kondisi lain yang belum tentu mendukung seperti

pencahayaan, ibu dengan penyakit tertentu, dan yang lainnya. Maka

dari itu bidan tidak mau untuk dipanggil kerumah pasien.

Sebenarnya hal tersebut juga cukup menghambat proses persalinan,

dimana apabila ada kasus rumah ibu yang jauh dengan pelayanan

kesehatan mereka akan cenderung lebih memilih untuk lahir dirumah

dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Akan tetapi menurut bidan

kasus tersebut sudah sangat jarang, kalau pun ada hanya beberapa orang

saja dan sangat sedikit. Karena saat ini biasanya ibu melahirkan akan

segera pergi ke pelayanan kesehatan ketika dirinya sudah merasa mulas

(masih pembukaan awal) sehingga masih sempat untuk dibawa ke

pelayanan kesehatan dan melakukan persalinan dengan bantuan tenaga

kesehatan.

Kemudian faktor lainnya yang mempengaruhi alasan ibu

melahirkan lebih memilih dukun bersalin (paraji) dari pada bidan yakni

karena adanya mahasiswa kebidanan yang sedang magang atau praktik

belajar disana. Seolah-olah ibu melahirkan dijadikan bahan percobaan

mahasiswa-mahasiswa tersebut. Selain itu, ibu melahirkan juga takut

Page 103: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

88

akan tindakan episiotomi (merobek jalan lahir) yang dilakukan bidan.

Padahal bidan melakukan hal tersebut bukan karena semata-mata tidak

sabar menunggu bayi lahir. Akan tetapi karena ada hal-hal mendesak

yang mengharuskannya melakukan tindakan episiotomi, misalkan pada

kasus bayi yang besar, bayi dengan posisi yang sungsang, kondisi ibu

yang memiliki penyakit tertentu dan sebagainya. Faktor-faktor seperti

itu yang menjadikan sikap ibu melahirkan menjadi negatif terhadap

tenaga kesehatan (bidan).

Padahal bidan di Puskesmas Pebayuran sudah lama sekali tidak

melakukan tindakan episiotomi. Bidan tidak akan melakukan tindakan

episiotomi karena tidak mau menyakiti ibu melahirkan. Kalau ada kasus

bayi dengan letak posisi sungsang, bidan akan langsung merujuk pasein

tersebut kerumah sakit sehingga tidak dilakukan tindakan episiotomi.

Kecuali dalam kondisi mendesak seperti bayi yang besar, itu akan

dilakukan tindakan episiotomi. Tetapi apabila dari awal bidan

mengetahui kalau bayinya besar, maka bidan akan merujuk pasien

tersebut dari awal. Jadi menurut bidan saat ini sudah jarang sekali

dilakukan tindakan episiotomi seperti dulu.

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, sikap

belum merupakan reaksi terbuka atau aktivitas, tetapi reaksi tertutup.

Sikap ini dapat berubah dari positif atau sebaliknya karena dipengaruhi

oleh pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi. Biasanya seseorang

akan menentukan sikap terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman,

situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu. Jadi sikap adlah penlaian

Page 104: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

89

(bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus (objek). Sikap juga

bisa diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling

dekat (Anna Puji A, 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori lain yakni teori green.

Dimana sikap merupakan faktor pencetus yang dapat mempengaruhi

perilaku seseorang. Sikap ibu melahirkan terhadap tenaga kesehatan

negatif karena beberapa faktor seperti bidan yang terkadang tidak mau

pergi ke rumah pasien melainkan pasien yang harus pergi ke rumah

bidan, tidak mau dijadikan bahan percobaan karena ada mahasiswa

yang sedang praktek di puskesmas, hingga takut akan tindakan

episiotomi. Beda halnya sikap ibu terhadap tenaga non-kesehatan

dimana menurut ibu melahirkan dukun bersalin (paraji) sangat telaten

dan sabar dalam menunggu kelahiran serta selalu sedia dipanggil

kerumah kapan pun. Sikap tersebut yang akhirnya mempengaruhi ibu

melahirkan dalam pemilihan penolong persalinannya yakni dengan

bantuan dukun bersalin (paraji).

Sama halnya dengan teori Health Belief Model (HBM) dimana

karena sikap ibu melahirkan yang negatif terhadap tenaga kesehatan,

mengakibatkan ibu melahirkan lebih memilih bersalin dengan bantuan

dukun bersalin (paraji). Ibu melahirkan tidak merasa terancam dengan

resiko yang mungkin terjadi apabila melakukan persalinan dengan

bantuan dukun bersalin (paraji). Ibu melahirkan tidak memikirkan

keseriusan penyakit atau resiko yang mungkin saja terjadi saat bersalin

Page 105: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

90

dengan bantuan dukun bersalin (paraji) karena memang sikapnya

terhadap dukun bersalin (paraji) positif.

Teori lain yang juga berhubungan dengan sikap yakni Theory of

Reasoned Action (TRA). Komponen dari TRA sendiri terdiri atas

keinginan perilaku, sikap, serta norma subjektif. Menurut TRA perilaku

seseorang bergantung kepada sikap seseorang tentang perilaku dan

norma subjektif, jika seseorang berkeinginan untuk melakukan perilaku

maka kemungkinan seseorang akan melakukannya. Dalam penelitian

ini ibu melahirkan bersikap positif terhadap dukun bersalin (paraji),

sehingga ibu melahirkan memiliki keinginan untuk bersalin dengan

bantuan dukun bersalin (paraji). Kemudian ibu melahirkan melakukan

keinginannya tersebut, sehingga pada akhirnya ibu melahirkan

memutuskan untuk bersalin dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Didukung pula dengan teori Stimulus-Organisme-Respon (SOR).

Dimana organisme menghasilkan perilaku jika ada kondisi stimulus-

stimulus tertentu. Jadi efek yang timbul berupa reaksi khusus terhadap

stimulus, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara

pesan dan reaksi komunikan (organisme). Dalam proses sikap, sikap

organisme dapat berubah jika stimulus yang menerpanya benar-benar

melebihi dari yang dialaminya (Notoatmodjo, 2011). Sama halnya

dengan pemilihan persalinan, dimana apabila ibu melahirkan memiliki

pengetahuan yang baik tentang persalinan aman, bagaimana persalinan

yang aman, serta resiko dan bahaya pada kehamilan dan persalinan

maka ibu melahirkan akan memiliki sikap positif terhadap tenaga

Page 106: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

91

kesehatan. Dimana ibu melahirkan mengetahui bahwa persalinan itu

sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan.

Teori lain yang membahas soal sikap juga yakni precede-proceed

model dimana sikap merupakan salah satu faktor pencetus yang dapat

mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Sama halnya dengan

penelitian ini dimana sikap ibu melahirkan berpengaruh dalam

pemilihan penolong persalinannya. Sikap negatif ibu melahirkan

terhadap nakes dan sikap positif ibu melahirkan terhadap non-nakes

mempengaruhi ibu melahirkan dalam pemilihan penolong

persalinannya.

Sikap ibu melahirkan terhadap persalinan di non-nakes (dukun

bersalin/paraji) baik atau positif. Ini bertolak belakang dengan sikap

ibu melahirkan terhadap persalinan di nakes (bidan) yang cenderung

negatif. Hal ini terjadi berdasarkan pengalaman dan cerita orang lain

yang didapat oleh ibu melahirkan terkait penolong persalinan. Sehingga

sikap ibu melahirkan menjadi salah satu alasan ibu melahirkan memilih

dukun bersalin (paraji) sebagai penolong persalinannya.

6. 6. Gambaran tingkat pendidikan terhadap pemilihan penolong

persalinan di non-nakes pada ibu melahirkan

Tingkat pendidikan ibu melahirkan masih tergolong rendah yakni

SMP. Dimana tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan ibu

melahirkan terhadap pemilihan penolong persalinan di non-nakes. Ibu

Page 107: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

92

melahirkan berpendapat bahwa melakukan persalinan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji) sudah tepat dan aman.

Menurut teori health belief models (HBM), tingkat pendidikan

seseorang akan mempengaruhi perceived threat (perasaan terancam)

seseorang dalam bertindak atau berperilaku. Rendahnya pendidikan ibu

melahirkan menyebabkan pemahamannya terhadap pentingnya

persalinan di tenaga kesehatan masih kurang, sehingga ibu lebih

memilih persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji) karena ibu

melahirkan tidak merasa terancam akan resiko yang mungkin terjadi

apabila melakukan persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Penelitian tentang perilaku pencarian pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh Kloss (1990) ditemukan bahwa keputusan seseorang

untuk mencari pelayanan kesehatan tertentu dipengaruhi oleh berbagai

variabel salah satunya sosial-ekonomi. Di dalam variabel tersebut

terdapat faktor tingkat pendidikan yang mempengaruhi seseorang dalam

pencarian pengobatannya (Tipping dan Segall 1995 dalam Mackian

2003).

Notoadmojo (2010) mengatakan bahwa semakin tingggi tingkat

pendidikan individu maka semakin banyak bahan atau sumber

informasi yang diperoleh untuk mencapai perubahan perilaku yang

diharapkan. Pendidikan tinggi membuat individu mempunyai

pengalaman lebih lama dalam mendapatkan pengetahuan mulai dari

sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah akhir

Page 108: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

93

sampai perguruan tinggi. Begitu banyak variasi bahan sumber informasi

yang dimiliki khususnya tentang pemilihan tenaga penolong persalinan,

karena hal ini berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Tingkat

pendidikan individu akan menentukan keputusan yang terbaik dalam

menentukan tenaga penolong persalinan yang aman untuk dirinya.

Individu dengan pendidikan tinggi akan mencari pertolongan persalinan

yang tepat. Penelitian ini adalah sesuai dengan hasil penelitian Yenita

(2011) bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu bersalin dengan

pemilihan tenaga penolong persalinan.

Tingkat pendidikan ibu melahirkan yang rendah mengakibatkan

kurangnya pemahaman ibu melahirkan terhadap pentingnya

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Hal ini terjadi karena

individu tidak mempunyai dasar yang kuat untuk memahami

pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

berkompeten. Sehingga tingkat pendidikan ibu melahirkan menjadi

salah satu alasan ibu melahirkan memilih dukun bersalin (paraji)

sebagai penolong persalinannya.

6. 7. Gambaran status ekonomi terhadap pemilihan penolong persalinan

di non-nakes pada ibu melahirkan

Status ekonomi keluarga ibu melahirkan bermacam-macam. Ada

yang tergolong rendah dan ada yang tergolong pas atau cukup. Rata-

rata penghasilan suaminya yakni sebesar Rp.500.000,- sampai

Rp.2.000.000,-. Menurutnya penghasilan tersebut sangat pas-pasan

Page 109: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

94

untuk kebutuhan sehari-hari dan tagihan bulanan. Untuk makan, jajan

anak, hingga membayar tagihan listrik. Maka dari itu semua ibu

melahirkan dalam penelitian ini memilih bersalin dengan bantuan

dukun bersalin (paraji). Dikarenakan dukun bersalin (paraji) hanya

dibayar seikhlasnya saja, sehingga memudahkan ibu melahirkan untuk

melakukan pembayaran persalinan dengan status ekonomi yang ada.

Walaupun Puskesmas Pebayuran sudah PONED dan gratis, ibu

melahirkan lebih memilih melahirkan dengan bantuan dukun bersalin

(paraji) karena ibu melahirkan takut apabila ada biaya tidak terduga

saat di Puskesmas. Padahal menurut bidan, seharusnya masyarakat

tidak perlu takut akan biaya apabila ingin melakukan persalinan di

PONED karena walaupun tidak memiliki persayaratan yang lengkap

puskesmas akan tetap menolong pasien. Syarat menjadi hal kesekian,

yang terpenting pasien melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan di

pelayanan kesehatan.

Dalam teori health belief models (HBM), status ekonomi

mempengaruhi perasaan terancam seseorang terhadap suatu kondisi

atau penyakit sehingga seseorang tersebut melakukan suatu tindakan.

Sama halnya dengan hasil penelitian ini, dikarenakan ibu melahirkan

merasa tidak memiliki uang dan takut akan biaya yang akan

dikeluarkan apabila melahirkan di nakes akhirnya ibu melahirkan lebih

memilih melakukan persalinan dirumah dengan bantuan dukun bersalin

(paraji).

Page 110: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

95

Sama halnya dengan teori green, dimana status ekonomi

merupakan salah satu faktor pemungkin yang memungkinkan seseorang

melakukan suatu tindakan. Sejalan dengan penelitian ini dimana ibu

melahirkan memiliki status ekonomi rendah sehingga dirinya dan juga

suaminya takut apabila ada biaya tak terduga saat melahirkan di

puskesmas walaupun sebenarnya melahirkan di puskesmas gratis.

Penelitian tentang perilaku pencarian pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh Kloss (1990) ditemukan bahwa keputusan seseorang

untuk mencari pelayanan kesehatan tertentu dipengaruhi oleh berbagai

variabel salah satunya sosial-ekonomi. Di dalam variabel tersebut

terdapat faktor status ekonomi yang mempengaruhi seseorang dalam

pencarian pengobatannya (Tipping dan Segall 1995 dalam Mackian

2003). Hal ini sejalan dengan penelitian ini, dimana karena status

ekonomi yang rendah ibu melahirkan lebih memilih bersalin di non-

nakes karena biaya yang murah.

Status ekonomi menjadi salah satu alasan ibu melahirkan dalam

pemilihan penolong persalinan di non-nakes. Mereka semua melakukan

persalinan dengan bantuan non-nakes (dukun bersalin) dengan persepsi

bahwa jika melakukan pertolongan persalinan oleh bidan atau dokter

membutuhkan biaya yang besar dibandingkan dengan pertolongan

persalinan oleh dukun bersalin (paraji).

Page 111: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

96

6. 8. Gambaran biaya terhadap pemilihan penolong persalinan di non-

nakes pada ibu melahirkan

Semua ibu melahirkan berpendapat bahwa pesalinan di non-nakes

(dukun bersalin) tergolong murah dari pada di nakes (bidan atau

dokter). Ini dikarenakan tidak adanya tarif yang ditentukan oleh dukun

bersalin (paraji) saat menolong proses persalinan, hanya dibayar

seikhlasnya saja. Maka dari itu semua ibu melahirkan memilih untuk

melakukan persalinan di non-nakes atau dengan bantuan dukun bersalin

(paraji). Walaupun saat ini di puskesmas pebayuran sudah PONED dan

gratis, ibu melahirkan tetap lebih memilih melakukan persalinan

dirumah dengan bantuan dukun bersalin (paraji) karena biaya dukun

bersalin (paraji) sudah termasuk jasa persalinan dan urus bayi. Padahal

pihak puskesmas tidak akan membebani masyarakat dalam hal biaya.

Walaupun syarat-syaratnya tidak lengkap, pihak puskesmas akan tetap

menolong ibu melahirkan karena yang terpenting pasiennya melahirkan

di pelayanan kesehatan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Menurut teori green, biaya merupakan salah satu faktor pemungkin

yang memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan. Sama

halnya dengan penelitian ini dimana menurut ibu melahirkan biaya

persalinan di dukun bersalin (paraji) lebih murah karena dibayar

seikhlasnya daripada biaya di bidan, sehingga ibu melahirkan lebih

memilih melakukan persalinan di dukun bersalin (paraji).

Penelitian tentang perilaku pencarian pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh Yesudian (1988) ditemukan bahwa keputusan seseorang

Page 112: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

97

untuk mencari pelayanan kesehatan tertentu dipengaruhi oleh berbagai

variabel salah satunya ekonomi. Di dalam variabel tersebut terdapat

faktor biaya yang mempengaruhi seseorang dalam pencarian

pengobatannya (Tipping dan Segall 1995 dalam Mackian 2003). Dalam

penelitian ini ibu melahirkan lebih memilih untuk melakukan persalinan

dengan bantuan dukun bersalin (paraji) karena biaya yang murah

ketimbang harus melahirkan di bidan dengan biaya yang mahal.

Dapat disimpulkan bahwa biaya persalinan di nakes dan non-nakes

memiliki perbedaan. Dimana biaya persalinan di nakes ada tarif sendiri

sedangkan untuk biaya persalinan di non-nakes (dukun bersalin) tidak

bertarif atau seikhlasnya. Maka dari itu ibu melahirkan lebih memilih

melakukan persalinan di non-nakes atau dengan bantuan dukun bersalin

(paraji) dari pada dengan bantuan tenaga kesehatan seperti bidan

maupun dokter. Maka dari itu biaya menjadi salah satu alasan ibu

melahirkan memilih dukun bersalin (paraji) sebagai penolong

persalinannya.

6. 9. Gambaran jarak terhadap pemilihan penolong persalinan di non-

nakes pada ibu melahirkan

Beberapa ibu melahirkan memiliki jarak yang cukup jauh ke

puskesmas, sedangkan ibu melahirkan lain memiliki jarak yang cukup

dekat dengan puskesmas. Tetapi mereka semua memilih dukun bersalin

saat melakukan persalinan. Ini dikarenakan jarak rumah ibu melahirkan

ke rumah dukun bersalin (paraji) memang lebih dekat dari pada jarak

Page 113: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

98

ke puskesmas ataupun ke bidan. Selain itu kondisi jalan pun masih

kurang baik, dimana ibu melahirkan harus melewati jalan kecil ditengah

sawah dengan jalan yang tidak rata (berlubang).

Dalam teori green, jarak menjadi salah satu faktor pemungkin yang

memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan. Sama halnya

dengan penelitian ini, karena jarak puskesmas dan bidan yang jauh pada

akhirnya ibu melahirkan lebih memilih untuk memanggil dukun

bersalin (paraji) untuk membantu proses persalinannya. Menurutnya,

sangat tidak memungkinkan apabila dirinya melahirkan di puskesmas

atau bidan karena jarak dari rumahnya lebih jauh ketimbang ke dukun

bersalin.

Penelitian tentang perilaku pencarian pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh Kloss (1990) ditemukan bahwa keputusan seseorang

untuk mencari pelayanan kesehatan tertentu dipengaruhi oleh berbagai

variabel salah satunya geografis. Di dalam variabel tersebut terdapat

faktor jarak dan akses yang mempengaruhi seseorang dalam pencarian

pengobatannya (Tipping dan Segall 1995 dalam Mackian 2003).

Masih banyaknya pengguna jasa dukun disebabkan beberapa faktor

yaitu lebih mudahnya pelayanan dukun bayi, terjangkau oleh

masyarakat baik dalam jangkauan jarak, ekonomi atau lebih dekat

secara psikologi, bersedia membantu keluarga dalam berbagai

pekerjaan rumah tangga serta berperan sebagai penasehat dalam

melaksanakan berbagai upacara selamatan (Manuaba, 1998).

Page 114: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

99

Faktor lain yang menyebabkan ibu memilih pertolongan persalinan

oleh dukun bayi adalah jarak. Jarak membatasi kemampuan dan

kemauan ibu untuk mencari pelayanan kesehatan terutama jika sarana

transportasi yang tersedia terbatas, komunikasi sulit, dan didaerah

tersebut tidak terdapat rumah sakit. Salah satu yang melatarbelakangi

ibu memilih dukun bayi sebagai penolong persalinannya karena tempat

tinggalnya berdekatan dengan dukun bayi (Depkes RI, 1994).

Jarak rumah yang lebih dekat dengan dukun bersalin (paraji)

membuat ibu melahirkan lebih memilih untuk melakukan persalinan di

non-nakes (dukun bersalin) dari pada di tenaga kesehatan. Sehingga

jarak menjadi salah satu alasan ibu melahirkan memilih dukun bersalin

(paraji) sebagai penolong persalinannya.

6. 10. Gambaran transportasi terhadap pemilihan penolong persalinan di

non-nakes pada ibu melahirkan

Dikarenakan tidak tersedianya transportasi yang memadai atau

mendukungnya saat akan bersalin, ibu melahirkan lebih memilih

melakukan persalinan di non-nakes (dukun bersalin/paraji). Dimana ibu

melahirkan hanya memiliki kendaraan roda dua sebagai alat

transportasinya menuju puskesmas ataupun praktik bidan yang tidak

memungkinkan untuk digunakan. Disisi lain ibu melahirkan dan suami

tidak mau meminta bantuan tetangganya yang memiliki mobil

dikarenakan tidak mau merepotkan orang lain, sehingga lebih memilih

Page 115: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

100

untuk melakukan persalinan dirumah dengan bantuan dukun bersalin

(paraji).

Sejalan dengan teori green, transportasi menjadi salah satu faktor

pemungkin yang memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan.

Sama halnya dengan penelitian ini, dikarenakan tidak adanya

transportasi yang memungkinkan untuk membawa ibu melahirkan ke

bidan atau puskesmas akhirnya ibu melahirkan lebih memilih untuk

melahirkan dirumah dengan memanggil dukun bersalin (paraji) untuk

membantu proses persalinannya.

Penelitian tentang perilaku pencarian pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh Kloss (1990) ditemukan bahwa keputusan seseorang

untuk mencari pelayanan kesehatan tertentu dipengaruhi oleh berbagai

variabel salah satunya geografis. Di dalam variabel tersebut terdapat

faktor jarak dan akses yang mempengaruhi seseorang dalam pencarian

pengobatannya (Tipping dan Segall 1995 dalam Mackian 2003).

Ketersediaan dan kemudahan menjangkau tempat pelayanan, akses

terhadap sarana kesehatan dan transportasi merupakan salah satu

pertimbangan keluarga dalam pengambilan keputusan mencari tempat

pelayanan kesehatan (Amilda, 2010).

Transportasi menjadi salah satu alasan ibu melahirkan memilih

dukun bersalin (paraji) sebagai penolong persalinannya.

Page 116: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

101

6. 11. Gambaran budaya terhadap pemilihan penolong persalinan di non-

nakes pada ibu melahirkan

Masih ada budaya yang melekat pada beberapa ibu melahirkan.

Budaya tersebut yakni dukun bersalin (paraji) masih sangat dihormati

dan disegani oleh masyarakat. Bahkan ada ibu melahirkan yang setiap

bulannya rajin sekali memeriksakan kehamilannya ke posyandu dan

bidan praktek tetapi saat persalinan ia memilih untuk bersalin dengan

bantuan dukun bersalin (paraji) karena dukun bersalin (paraji) tersebut

merupakan saudara atau kerabat dekatnya. Selain budaya, ada pula

tradisi yang masih ada dilingkungan tempat tinggal ibu melahirkan

yakni tradisi turun temurun melakukan persalinan di non-nakes.

Dimana dari buyut, nenek, ibu, hingga ibu melahirkan melakukan

persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Menurut penuturan

ibu melahirkan ia akan merasa tidak enak apabila tidak melakukan

tradisi turun temurun tersebut. Selain itu di kampungnya tersebut masih

banyak persalinan yang dibantu oleh dukun bersalin (paraji). Karena

menurutnya hal tersebut sudah terjadi sejak jaman dahulu.

Dalam teori green, budaya menjadi salah faktor pencetus yang

dapat mempengaruhi perilaku atau tindakan seseorang. Dalam

penelitian ini budaya masih mempengaruhi ibu melahirkan karena

dukun bersalin (paraji) masih merupakan kerabat dekatnya, sehingga

ibu melahirkan merasa tidak enak atau takut dianggap tidak

menghormati kerabatnya apabila tidak melahirnya dengan bantuan

dukun bersalin (paraji) tersebut.

Page 117: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

102

Penelitian tentang perilaku pencarian pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh Kloss (1990) dan Yesudian (1988) ditemukan bahwa

keputusan seseorang untuk mencari pelayanan kesehatan tertentu

dipengaruhi oleh berbagai variabel salah satunya budaya. Dimana

budaya sendiri dapat mempengaruhi seseorang dalam pencarian

pengobatannya (Tipping dan Segall 1995 dalam Mackian 2003).

Budaya, adat istiadat dan keyakinan masyarakat terhadap dukun

bayi, membuat sebagian besar masyarakat pedesaan memilih dukun

sebagai penolong persalinan (Nuraeni, 2012). Budaya berpengaruh

langsung terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan, karena

kondisi-kondisi umum dari peristiwa kehamilan dan persalinan tersebut

diinterpretasikan berbeda menurut kebudayaan yang berbeda.

Perawatan sejak awal kehamilan terjadi hingga pasca persalinan biasa

dilakukan di rumah dengan dibantu seorang dukun bayi. Pada

kesempatan itu anggota keluarga seperti ibu, suami, serta saudara dan

kerabat memainkan peranan tertentu sebagai penyembuh (Yenita,

2011).

Salah satu determinan yang paling dominan yang mendorong ibu

memilih persalinan oleh dukun bayi adalah faktor sosial budaya

(Basariah, 2009). Dari segi sosial budaya masyarakat khususnya di

daerah pedesaan, kedudukan dukun bayi lebih terhormat, lebih tinggi

kedudukannya dibanding dengan bidan sehingga mulai dari

pemeriksaan, pertolongan persalinan sampai perawatan pasca

persalinan banyak yang meminta pertolongan dukun bayi. Masyarakat

Page 118: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

103

tersebut juga sudah secara turun temurun melahirkan di dukun bayi dan

menurut mereka tidak ada masalah (Iskandar dalam Amilda, 2010).

Dalam penelitian ini masih ada budaya dan tradisi yang merekat

pada ibu melahirkan. Dimana dukun bersalin (paraji) masih sangat

dihormati dan disegani oleh masyarakat. Selain itu ibu melahirkan

masih menjunjung tinggi tradisi yang ada dikeluarganya untuk

melakukan persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Apabila

ibu melahirkan tidak melakukan tradisi tersebut ia akan merasa tidak

enak. Sehingga budaya menjadi salah satu alasan ibu melahirkan

memilih dukun bersalin (paraji) sebagai penolong persalinannya.

6. 12. Gambaran sarana dan prasarana Puskesmas Pebayuran

Kabupaten Bekasi

Sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas Pebayuran sudah

memadai dan baik, akan tetapi ibu melahirkan masih saja lebih memilih

melakukan persalinan dengan bantuan dukun bersalin (paraji). Jadi

bukan karena faktor sarana dan prasarana yang membuat ibu

melahirkan tidak melakukan persalinan di nakes, melainkan karena

adanya faktor-faktor lain.

Puskesmas Pebayuran sudah berbasis PONED dengan pelayanan

24 jam. Beruntung karena Puskesmas Pebayuran merupakan salah satu

puskesmas PONED diantara 44 puskesmas yang ada di Kabupaten

Bekasi. Tersedia gedung khusus untuk PONED dengan sarana dan

Page 119: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

104

prasarana yang memadai serta tenaga kesehatan yang berlatar belakang

sesuai dengan bidangnya di kebidanan. PONED ini juga melayani

pasien secara gratis tanpa dipungut biaya cukup dengan membawa kartu

keluarga dan jamkesmas saja.

Walau Puskesmas Pebayuran sudah PONED dengan pelayanan 24

jam dan gratis, ibu melahirkan tetap saja melakukan persalinan dengan

bantuan dukun bersalin (paraji). Mereka berpendapat bahwa karena

jarak yang jauh mempengaruhinya untuk tidak melakukan persalinan di

PONED. Beda halnya dengan ibu melahirkan lain yang mengatakan

bahwa saat proses persalinan dirinya tidak mengetahui bahwa

puskesmas telah PONED dan gratis, sehingga ibu melahirkan tersebut

melakukan persalinan dirumah dengan bantuan dukun bersalin (paraji).

Padahal bidan desa sendiri selalu menginformasikan kepada ibu

melahirkan terkait puskesmas yang telah PONED dan selalu

mengarahkan ibu melahirkan untuk melakukan persalinan disana.

Dengan ini sarana dan prasarana puskesmas tidak menjadi salah

satu alasan ibu melahirkan memilih dukun bersalin (paraji) sebagai

penolong persalinannya.

6. 13. Gambaran kompetensi petugas kesehatan

Petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Pebayuran memiliki

kompetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Mulai dari dokter

Page 120: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

105

umum, dokter gigi, perawat, tenaga kesehatan masyarakat, apoteker,

hingga bidan.

Bidan yang bertugas di Puskesmas Pebayuran rata-rata lulusan D4

Kebidanan dengan gelar S.ST (Sarjana Sains Terapan). Maka dari itu

bisa dilihat bahwa kompetensi petugas kesehatan di Puskesmas

Pebayuran sudah cukup baik. Maka seharusnya sudah tidak ada lagi

alasan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pebayuran untuk tidak

melakukan persalinan di Puskesmas dengan tenaga kesehatan yang

memadai dan berkompeten dibidangnya.

Beda halnya dengan kompetensi dukun bersalin (paraji), dimana

dukun bersalin (paraji) hanya mendapatkan pelatihan terkait

pertolongan persalinan selama sebulan di puskesmas. Bahkan ada

dukun bersalin (paraji) yang memang tidak mendapatkan pelatihan

terkait persalinan. Dukun bersalin (paraji) tersebut berpendapat bahwa

kemampuan untuk menolong persalinan sudah ada dalam dirinya sedari

ia dilahirkan karena menurutnya itu merupakan ilmu yang diturunkan

dari orang tuanya (nenek) yang merupakan seorang dukun bersalin

(paraji).

Ibu melahirkan tahu dan paham bahwa tenaga kesehatan yang ada

sudah memiliki kompetensi dibidang ini, akan tetapi ibu melahirkan

tetap lebih memilih dukun bersalin (paraji) sebagai penolong

persalinannya. Ini dikarenakan beberapa alasan yang telah dijelaskan di

sub-bab sebelumnya seperti dukungan suami dan ibu/ibu mertua,

Page 121: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

106

pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, status ekonomi, biaya, jarak,

transportasi dan budaya.

Maka dari itu kompetensi petugas kesehatan tidak menjadi salah

satu alasan ibu melahirkan memilih dukun bersalin (paraji) sebagai

penolong persalinannya.

6. 14. Gambaran alasan ibu melahirkan dalam pemilihan penolong

persalinan

Alasan pemilihan penonolong persalinan pada ibu melahirkan di

wilayah kerja Puskesmas Pebayuran dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Diantaranya yakni faktor lingkungan yang terdiri atas dukungan suami

dan dukungan ibu/ibu mertua; faktor predisposisi yang terdiri dari

pengetahuan, sikap, tingkat pendididkan dan status ekonomi; serta

faktor pemungkin yang terdiri atas biaya, jarak, transportasi dan

budaya.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu melahirkan dalam

pemilihan penolong persalinan, faktor predisposisi yang paling

berperan pada pemilihan penolong persalinan. Hal ini terjadi karena

pengaruh dari diri ibu melahirkan sendiri yang paling berpengaruh

dalam pengambilan keputusan. Dimana pengetahuan dan sikap yang

dimiliki oleh ibu melahirkan terhadap penolong persalinan

menyebabkan ibu melahirkan akhirnya memutuskan untuk bersalin

dengan bantuan tenaga non-kesehatan yakni dukun bersalin (paraji).

Page 122: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

107

Faktor predisposisi tersebut kemudian didukung oleh faktor lain

yakni lingkungan dan pemungkin. Faktor lingkungan dan pemungkin

ini yang kemudian memperkuat alasan ibu melahirkan dalam

memutuskan penolong persalinannya. Saat pengetahuan dan sikap

menjadi faktor utama ibu melahirkan dalam pemilihan persalinan, ada

faktor lain yang mendukungnya seperti dukungan suami, dukungan

ibu/ibu melahirkan, biaya, jarak, tranportasi serta budaya.

Sebagai tenaga ahli promosi kesehatan, harus bisa membawa

masyarakat untuk mau dan mampu memelihara kesehatan yakni mau

dan mampu mencegah penyakit, melindungi diri dari kesehatan dan

mencari pertolongan pengobatan yang profesional bila sakit. Dengan

kasus yang ada seperti pada penelitian ini seharusnya tenaga kesehatan

menggunakan strategi-strategi dan sasaran tertentu agar peran tenaga

kesehatan tidak kalah dengan peran tenaga non-kesehatan. Strategi-

strategi yang dapat dilakukan pertama dukungan sosial, agar program

atau kegiatan yang dibuat mendapat dukungan dari tokoh masyarakat

setempat karena tokoh masyarakat cukup berpengaruh dalam

lingkungan masyarakat. Nantinya tenaga kesehatan akan melakukan

pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk membahas masalah yang

ada serta solusinya karena ada dukun bersalin (paraji) yang merupakan

tokoh masyarakat maka hal ini perlu untuk dilakukan. Kemudian tenaga

kesehatan bisa melakukan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat

mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya melalui

kepala keluarga atau kerabat lainnya. Pemberdayaan yang dilakukan

Page 123: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

108

bisa dengan pemberian informasi terkait kehamilan dan persalinan serta

pendampingan terhadap ibu hamil dengan memanfaatkan kader

posyandu agar ibu hamil tahu akan pentingnya persalinan di tenaga

kesehatan dan kader pun bisa memantau ibu melahirkan saat akan

bersalin agar dibawa ke bidan terdekat maupun ke PONED.

Page 124: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

109

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7. 1. Simpulan

1. Alasan ibu melahirkan dalam pemilihan penolong persalinan

dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu seperti lingkungan sosial,

predisposisi dan pemungkin. Faktor-faktor tersebut yang menjadi

alasan ibu melahirkan memilih dukun bersalin (paraji) dalam

proses persalinannya.

2. Dari semua faktor-faktor yang ada, faktor predisposisi yang paling

berperan pada pemilihan penolong persalinan yang didalamnya

terdapat faktor pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan dan status

ekonomi. Hal ini terjadi karena pengaruh dari diri ibu melahirkan

sendiri yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

Faktor predisposisi tersebut kemudian didukung oleh faktor lain

yakni lingkungan dan pemungkin. Faktor lingkungan dan

pemungkin ini terdiri atas dukungan suami, dukungan ibu/ibu

mertua, biaya, jarak, transportasi, dan budaya. Faktor-faktor

tersebut yang kemudian memperkuat alasan ibu melahirkan dalam

memutuskan penolong persalinannya.

7. 2. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan di puskesmas dapat manfaatkan waktu saat

posyandu untuk melakukan pendekatan dan memberi pengertian

kepada ibu hamil agar pandangan negatif mereka terkait persalinan

Page 125: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

110

di tenaga kesehatan dapat berubah. Bahwa sebenarnya apa yang

mereka takutkan selama ini salah.

2. Pantau terus ibu hamil terutama pada saat sudah memasuki bulan

melahirkan untuk mencegah terjadinya persalinan di non-nakes.

Manfaatkan kader dari tiap posyandu untuk memantau ibu hamil

tersebut.

3. Bagi ibu melahirkan yang masih menjalankan tradisi turun temurun

melahirkan dengan bantuan dukun bersalin (paraji) bisa tetap

mengikut sertakan dukun bersalin (paraji) dalam proses

persalinannya, akan tetapi bukan sebagai penolong persalinan

melainkan sebagai pendamping. Jadi apabila sudah waktunya

bersalin ibu melahirkan tetap memanggil dukun bersalin (paraji)

untuk menemaninya ke pelayanan kesehatan sampai bayinya lahir.

Kemudian baru nanti perawatan bayinya dengan dukun bersalin

(paraji).

4. Suami sebaiknya tidak langsung mengikuti kemauan istri apabila

keputusannya kurang tepat. Utamakan keselamatan dan kesehatan

istri dan calon buah hati. Saat istri akan melahirkan segera dibawa

ke pelayanan kesehatan terdekat, apabila tidak memungkinkan

untuk dibawa bisa panggil tenaga kesehatan terdekat.

Page 126: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

111

DAFTAR PUSTAKA

Achmat, Z. 2010. Theory of Planned Behavior, masihkah Relevan?. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang

(http://zakarija.staff.umm.ac.id/files/2010/12/Theory-of-Planned-Behavior-

masihkah-relevan1.pdf diakses tanggal 17 Mei 2017, pukul 21.33 WIB).

Aiken, L.R. 2002. Attitude and Related Psychological Constructs. London: Sage

Publication.

Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality and Behavior (Second Edition). New York:

McGraw Hill.

Alhikma. 2015. Studi Fenomenologi Pengalaman Ibu Melahirkan Ditolong Oleh

Dukun Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Parung Kabupaten

Bogor. Jakart: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta.

Amilda, Nur Latifah. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan

penolong persalinan oleh dukun bayi. Semarang: Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro.

Anderson, Foster. 2005. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press.

Astuti, Ana Puji dkk. 2014. Analisis Alasan Pemilihan Penolong Persalinan oleh

Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang. Semarang: Jurnal Manajemen

Kesehatan Indonesia.

Bandura, A. 1999. Social Cognitive Theory: An agentic precpective. Asian Journal

of Social Psychology.

Page 127: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

112

Badriah, Fase. 2014. Skilled Versus Unskilled Assistance in Home Delivery:

Maternal Complications, Stillbirth and Neonatal Death in Indonesia. J Nurs

Care 3: 198.

Basariah. 2009. Determinan Pemanfaatan Dukun Bayi Dalam Pertolongan

Persalinan Di kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Sumatera: Universitas Sumatera Utara.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun: Depkes

R.I.

Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Supervisi Dukun Bayi: Edisi 3.

Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1994. Pedoman supervisi dukun bayi. Jakarta.

Departemen Kesehatan. 2001. Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy

Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010. Jakarta.

Dinas Kesehatan Jawa Barat. 2015. Profil Kesehatan Jawa Barat 2015. Bandung.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi

2015. Bekasi.

Donsu, Amelia. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan

Penolong Persalinan Di Desa Moyongkota Baru Kecamatan Modayag

Barat. Manado: Jurnal Ilmiah Bidan.

Eagly, A.H. & Chaiken, S. 1993. The Psychology of Attitudes. New York:

Harcourt Brace Jovanovich College Publisher.

Page 128: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

113

Febriani, Christin Angelina dkk. 2013. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan

Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di Desa Sidowaluyo Kecamatan

Sidowaluyo Lampung Selatan Tahun 2013. Bandar Lampung: FKM

Universitas Malahayati.

Feldman, R.S. 1995. Social Psychology. New Jersey: Prentice Hall.

Fishbein, M & Icek Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior: an

Introduction to Theory Research. Massachusetts: Addison-Wesley

Publishing Company.

Giles, M. & Cairns, E. 1995. Blood donation and Ajzen’s Theory of Planned

Behavior: An Examination of Perceived Behavioral Control. British Journal

of Social Psychology.

Hayden, J. 2009. Introduction to Health Behavior Theory. USA: Jones and

Bartlett Publisher.

Hogg & Vaughan. 2005. Introduction to Social Psychology. Australia: Prentice

Hall.

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Auhan Kebidanan: Kehamilan. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010.

Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.

Jakarta.

Page 129: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

114

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

2012. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Info Datin. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta.

Kirnangsih, dkk. 2015. Karakteristik Ibu Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga

Penolong Persalinan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor

2.

Koentjaraningrat. 1982. Masyarakat Desa di Indonesia. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Koentjaraningrat. 1982. Ilmu-ilmu sosial dan pembangunan kesehatan. Prosiding

Seminar Ilmu- Ilmu Sosial dalam Pembangunan Kesehatan. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Madden, T.J, Ellen, P.S and Ajzen, I. 1992. A Comparison of The Theory of

Planned Behavior and Theory of Reasoned Action. Personality and Social

Psychology Bulletin.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2006. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk pendidikan bidan. Surakarta: EGC.

Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.

Page 130: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

115

Moleong, L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Mutiah, D. 2016. Pengembangan Model Modifikasi Perilaku Untuk Meningkatkan

Keterampilan Sosial Anak. Jurnal Pendidikan Usia Dini.

Nuraeni, Siti. 2012. Perilaku Pertolongan Persalinan Oleh Dukun Bayi di

Kabupaten Karawang 2011. Purwokerto: Kesehatan Masyarakat Universitas

Jenderal Soedirman.

Nurfadillah, Siti. 2013. Pengalaman Ibu Melahirkan di Paraji/Dukun Bayi di

Desa Naglasari Kecamatan Kadungora Garut. Bandung: Universitas

Padjajaran.

Nola, Mary. 1996. Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta: Penerbit Arcan.

Notoadmodjo, Sokidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Prayogo, S. 2016. Perilaku Menyontek Dalam Kajian Teori Kognitif Sosial Albert

Bandura. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Parenden, Relik Diana. 2015. Analisis Keputusan Ibu Memilih Penolong

Persalinan Di Wilayah Puskesmas Kabila Bone. Manado: Bapelkesman

Propinsi Gorontalo

Rakhmawaty, P.M. 2010. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived

Behavioral Control (PBC), dan Pemberian Contoh Produk pada Konsumen

Terhadap Intensi Membeli Susu Anmum Essential. Jakarta: Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Page 131: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

116

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Royston, Erica. 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta: Penerbit

Binarupa Aksara.

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Setiawati, Gita. 2010. Modal Sosial Dan Pemilihan Dukun Dalam Proses

Persalinan: Apakah Relevan?. Makara, Kesehatan vol 14, no.1 Juni 2010 :

11-16.

Simanjuntak, P Harto. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan

penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas sipahutar Kecamatan

Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012. Sumatera: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Simkin, Penny, dkk. 2007. Kehamilan, Melahirkan, & Bayi: Panduan Lengkap.

Jakarta: Arcan.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Supartini, 2004, Pelayanan Kesehatan Bagi Ibu hamil. Jakarta: EGC.

Suprapto, 2003, Komplikasi Persalinan dan Risiko Kematian ibu. Jakarta: EGC.

Syarifudin dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak.

Page 132: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

117

Winknjosastro, Hanifa. 2005. Imu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Yenita, Sri. 2011. Faktor Determinan Pemilihan Tenaga Penolong Persalainan di

Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat Tahun

2011. Padang: Universitas Andalas.

Zalbawi. 2006. Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan, diakses dari

http:/www.google.co.id tanggal 15 September 2016.

Page 133: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

118

LAMPIRAN

INFORMED CONCERN

Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan

di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Nama : Annisa Ayu Safitri Laraswati

NIM : 1113101000018

Sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir saya dengan judul

“Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan

di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016”.

Saya berharap ibu/bapak bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini

dengan memberikan keterangan secara luas, bebas, mendalam, benar dan jujur.

Hasil informasi dan keterangan yang ibu/bapak berikan nantinya akan dijadikan

bahan masukan dan evaluasi bagi Puskesmas Pebayuran. Peneliti juga memohon

izin untuk merekam pembicaraan selama proses wawancara berlangsung. Semua

informasi yang ibu/bapak berikan akan terjamin kerahasiaannya dan hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Terima kasih atas kesediaan ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Peneliti,

Annisa Ayu Safitri L

Page 134: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

119

Instrumen Penelitian

No. Responden :

Nama :

Umur : Tahun

Pendidikan :

No. Telepon :

Alamat :

Tanggal Bersalin :

PEDOMAN WAWANCARA

Umum

1. Berapa penghasilan keluarga ibu tiap bulannya?

2. Kenapa ibu memilih dukun bersalin (paraji) dalam menolong persalinan?

Lingkungan

3. Pada saat memilih dukun bersalin (paraji) untuk menolong persalinan,

apakah suami ibu mendukung sepenuhnya?

Probing

- Jika iya, apakah ibu setuju dengan dukungan tersebut? Kenapa?

- Jika tidak, apakah ibu tetap melakukan persalinan oleh dukun bersalin

(paraji) atau tidak? Kenapa?

4. Bagaimana cara suami ibu membujuk agar ibu melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji) sehingga ibu mau untuk menurutinya?

5. Pada saat memilih dukun bersalin (paraji) untuk menolong persalinan,

apakah orang tua ibu mendukung sepenuhnya?

Probing

- Jika iya, apakah ibu setuju dengan dukungan tersebut? Kenapa?

- Jika tidak, apakah ibu tetap melakukan persalinan oleh dukun bersalin

(paraji) atau tidak? Kenapa?

6. Bagaimana cara orang tua ibu membujuk agar ibu melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji) sehingga ibu mau untuk menurutinya?

Predisposisi

7. Menurut ibu persalinan aman itu seperti apa?

Page 135: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

120

8. Menurut ibu apakah melahirkan dibantu oleh dukun bersalin (paraji) itu

aman?

Probing

- Jika aman, kenapa ibu bisa mengatakan bahwa melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji) itu aman?

- Jika tidak aman, kenapa ibu bisa mengatakan bahwa melahirkan

dibantu oleh dukun bersalin (paraji) itu tidak aman?

9. Menurut ibu apakah melahirkan dibantu oleh dukun bersalin (paraji) itu

merupakan pilihan yang tepat?

Probing

- Jika tidak, kenapa ibu tetap memilih dukun bersalin (paraji) sebagai

penolong persalinan padahal ibu tau bahwa itu merupakan pilihan yang

tidak tepat?

10. Menurut ibu apakah melahirkan dibantu oleh dukun bersalin (paraji) itu

berisiko/berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi? Kenapa?

Probing

- Jika iya, kenapa ibu tetap memilih dukun bersalin (paraji) sebagai

penolong persalinan padahal ibu tau bahwa melahirkan oleh dukun

bersalin (paraji) itu berisiko/berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi?

11. Bagaimana tanggapan ibu setelah melahirkan oleh dukun bersalin

(paraji)? Apa yang ibu rasakan?

Probing

- Jika buruk, kejadian buruk apa yang terjadi? Apabila nanti ibu hamil

dan melahirkan lagi apakah ibu akan tetap meminta bantuan dukun

bersalin (paraji) dalam proses persalinan? Kenapa?

Pemungkin

12. Apakah biaya persalinan di dukun bersalin (paraji) tergolong murah

menurut ibu?

Probing

- Jika iya, mengapa ibu lebih memilih melahirkan dibantu oleh dukun

bersalin (paraji) dengan biaya yang murah daripada melahirkan dibantu

oleh bidan di puskesmas padahal puskesmas sudah PONED dan gratis?

Page 136: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

121

- Jika tidak, mengapa ibu tetap memilih melahirkan dibantu oleh dukun

bersalin (paraji) padahal biayanya mahal?

13. Apakah jarak antara rumah ibu dengan puskesmas jauh?

Probing

- Jika iya, mengapa ibu tidak mencoba pergi ke bidan desa atau

memanggil bidan desa untuk datang kerumah ibu dan menolong ibu

melakukan proses persalinan?

- Jika tidak, mengapa ibu lebih memilih melahirkan dirumah dengan

dibantu oleh dukun bersalin (paraji) padahal jarak dari rumah ibu ke

puskesmas tidaklah jauh?

14. Apakah jarak antara rumah ibu dengan rumah dukun bersalin dekat?

Probing

- Jika tidak, kenapa ibu memilih dukun bersalin (paraji) padahal jaraknya

jauh dari rumah ibu?

15. Apakah transportasi menjadi salah satu alasan ibu memilih melahirkan

dibantu oleh dukun bersalin (paraji)? Kenapa?

16. Apakah ada budaya tertentu bagi ibu terkait penolong persalinan?

Probing

- Jika iya, budaya apa dan seperti apa? Apakah budaya tersebut

mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan?

- Jika iya, sebesar apa pengaruhnya bagi diri ibu sehingga ibu mau

melakukan persalinan dibantu oleh dukun bersalin (paraji)? Kenapa

ibu tidak berniat untuk melahirkan di tenaga kesehatan saja?

- Jika tidak, kenapa ibu tetap memilih melahirkan dibantu oleh dukun

bersalin (paraji) padahal budaya itu tidak berpengaruh pada ibu?

17. Apakah ada pantrangan atau larangan tertentu yang ibu yakini sehingga

dapat berpengaruh dalam proses persalinan?

Probing

- Jika iya, pantrangan atau larangan seperti apa? Apakah ibu melakukan

pantrangan atau larangan tersebut? Kenapa?

Sistem kesehatan

Page 137: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

122

18. Menurut ibu apakah alat-alat yang digunakan oleh dukun bersalin (paraji)

untuk membantu proses persalinan sudah lengkap dan steril?

Probing

- Jika tidak, kenapa ibu tetap melakukan persalinan dibantu oleh dukun

bersalin (paraji) padahal ibu tahu bahwa alat yang digunakan tidak

lengkap dan tidak steril?

19. Menurut ibu apakah alat-alat yang digunakan di puskesmas untuk

membantu proses persalinan sudah lengkap dan steril?

Probing

- Jika iya, kenapa ibu tetap melakukan persalinan dibantu oleh dukun

bersalin (paraji) padahal alat-alat persalinan di puskesmas lebih

lengkap dan steril?

20. Menurut ibu apakah sarana dan prasarana puskesmas sudah memadai dan

cukup baik?

Probing

- Jika sudah, kenapa ibu tidak memilih untuk bersalin di puskesmas

padahal sarana dan prasarananya sudah memadai dan cukup baik?

Page 138: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

123

Nama :

Usia :

No. Telepon :

Alamat :

PEDOMAN WAWANCARA

1. Sudah berapa lama ibu menjadi dukun bersalin (paraji)?

2. Darimana ibu mendapatkan ilmu untuk menolong persalinan?

3. Apakah ibu pernah mendapatkan pelatihan dari tenaga kesehatan terkait

menolong persalinan?

Probing

- Jika iya, pelatihan seperti apa yang ibu dapatkan?

4. Apakah ibu melakukan kemitraan atau kerjasama dengan pihak

puskesmas?

Probing

- Jika iya, kerjasama seperti apa yang terjalin antara ibu dengan pihak

puskesmas?

- Jika tidak, kenapa?

5. Apakah ibu tahu informasi bahwa saat ini persalinan harus ditolong oleh

tenaga kesehatan agar mengurangi risiko bagi ibu dan bayi?

Probing

- Jika iya, apakah ibu masih menolong proses persalinan?

- Jika masih, kenapa ibu masih menolong proses persalinan?

- Jika tidak, apakah tidak ada sosialisasi dari pihak puskesmas terkait

informasi ini?

6. Berapa ibu bersalin yang melakukan persalinan dibantu oleh ibu ditahun

2016?

7. Apa alasan yang ibu (paraji) ketahui terkait pemilihan ibu bersalin yang

lebih memilih ibu (paraji) untuk membantu proses persalinannnya?

8. Apakah pengaruh dari suami dan orang tua mempengaruhi ibu bersalin?

Probing

- Jika iya, pengaruh seperti apa yang bisa menguatkan ibu bersalin untuk

memilih melahirkan dibantu oleh dukun bersalin (paraji)?

9. Apakah ibu memasang tarif tertentu untuk menolong persalinan?

Page 139: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

124

10. Apakah jarak yang dekat mempengaruhi ibu bersalin sehingga lebih

memilih ditolong oleh ibu (paraji)?

Probing

- Jika tidak, apakah ibu tau alasan ibu bersalin lebih memilih dibantu

oleh ibu (paraji) padahal jarak antara rumahnya dengan rumah ibu

jauh?

11. Apakah ada tradisi tertentu yang berlaku disini terkait pemilihan penolong

persalinan?

Probing

- Jika iya, tradisi seperti apa?

12. Apakah ada pantrangan atau larangan tertentu yang dapat mempengaruhi

ibu bersalin dalam proses persalinan?

Probing

- Jika iya, pantrangan atau larangan seperti apa? Apakah setiap ibu

besalin harus mematuhinya?

13. Apakah alat-alat yang ibu gunakan saat membantu melakukan proses

persalinan sudah lengkap dan steril?

14. Apakah ibu tahu tanda-tanda bahaya dan risiko apa saja dalam proses

persalinan?

Probing

- Jika tahu, apakah ibu tau bagaimana cara mengatasinya?

- Jika tidak, apa yang akan ibu lakukan apabila hal tersebut terjadi?

Page 140: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

125

Nama :

Usia :

No. Telepon :

Alamat :

Hubungan : Suami/Ibu

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah bapak/ibu ikut memutuskan dalam pemilihan penolong persalinan

pada ibu bersalin?

Probing

- Jika iya, apa alasan bapak/ibu memilih dukun bersalin (paraji) untuk

membantu proses persalinan ibu bersalin?

- Jika tidak, apakah bapak/ibu mencoba untuk melarang ibu bersalin agar

tidak melakukan persalinan oleh dukun bersalin (paraji)? Jika tidak,

kenapa?

2. Menurut bapak/ibu apakah melahirkan dibantu oleh dukun bersalin

(paraji) itu aman?

Probing

- Jika aman, kenapa bapak/ibu bisa mengatakan bahwa melahirkan

dibantu oleh dukun bersalin (paraji) itu aman?

- Jika tidak aman, kenapa bapak/ibu bisa mengatakan bahwa melahirkan

dibantu oleh dukun bersalin (paraji) itu tidak aman? Lalu kenapa

bapak/ibu tetap mendukung hal tersebut?

3. Menurut bapak/ibu apakah melahirkan dibantu oleh dukun bersalin

(paraji) itu merupakan pilihan yang tepat?

Probing

- Jika tidak, kenapa bapak/ibu tetap memilih dukun bersalin (paraji)

sebagai penolong persalinan padahal bapak/ibu tau bahwa itu

merupakan pilihan yang tidak tepat?

4. Menurut bapak/ibu apakah melahirkan dibantu oleh dukun bersalin

(paraji) itu berisiko/berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi? Kenapa?

Probing

- Jika iya, kenapa bapak/ibu tetap memilih dukun bersalin (paraji)

sebagai penolong persalinan padahal bapak/ibu tau bahwa melahirkan

Page 141: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

126

oleh dukun bersalin (paraji) itu berisiko/berbahaya bagi keselamatan

ibu dan bayi?

5. Apakah biaya persalinan di dukun bersalin (paraji) tergolong murah

menurut bapak/ibu?

Probing

- Jika iya, mengapa bapak/ibu lebih memilih dukun bersalin (paraji)

dengan biaya yang murah daripada melahirkan dibantu oleh bidan di

puskesmas padahal puskesmas sudah PONED dan gratis?

- Jika tidak, mengapa bapak/ibu tetap memilih dukun bersalin (paraji)

padahal biayanya mahal?

6. Apakah jarak antara rumah dengan puskesmas jauh?

Probing

- Jika iya, mengapa bapak/ibu tidak mencoba pergi ke bidan desa atau

memanggil bidan desa untuk datang kerumah dan menolong proses

persalinan?

- Jika tidak, mengapa bapak/ibu lebih memilih melahirkan dirumah

dengan dibantu oleh dukun bersalin (paraji) padahal jarak dari rumah

ke puskesmas tidaklah jauh?

7. Apakah jarak antara rumah dengan rumah dukun bersalin dekat?

Probing

- Jika tidak, kenapa bapak/ibu memilih dukun bersalin (paraji) padahal

jaraknya jauh dari rumah?

8. Apakah transportasi menjadi salah satu alasan bapak/ibu memilih dukun

bersalin (paraji)? Kenapa?

9. Apakah ada tradisi tertentu bagi ibu terkait penolong persalinan?

Probing

- Jika iya, tradisi apa dan seperti apa? Apakah tradisi tersebut

mempengaruhi bapak/ibu?

- Jika iya, sebesar apa pengaruhnya sehingga bapak/ibu setuju

memilih dukun bersalin (paraji)? Kenapa tidak memilih tenaga

kesehatan saja?

Page 142: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

127

- Jika tidak, kenapa bapak/ibu tetap memilih dukun bersalin (paraji)

padahal tradisi itu tidak berpengaruh?

10. Apakah bapak/ibu yakin bahwa alat-alat yang digunakan oleh dukun

bersalin (paraji) untuk melakukan proses persalinan sudah lengkap dan

steril?

Page 143: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

128

Nama :

Usia :

No. Telepon :

Alamat :

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apa latar belakang pendidikan ibu?

Probing

- Jika bukan bidan, apakah ibu mendapatkan pendidikan lanjutan terkait

kebidanan?

2. Sudah berapa lama ibu menjadi bidan?

3. Apakah masyarakat disini semuanya melakukan persalinan di tenaga

kesehatan?

4. Apakah ibu tahu bahwa masih ada beberapa masyarakat yang melahirkan

di non tenaga kesehatan yakni dukun bersalin (paraji)?

- Jika tahu, apakah tidak ada tindakan dari pihak tenaga kesehatan melihat

kasus seperti itu?

- Jika tidak, mengapa sampai bisa tidah tahu? Apakah tidak ada survey atau

pendataan dari pihak puskesmas ke lapangan?

5. Apakah puskesmas telah melakukan kemitraan atau kerjasama dengan

para dukun bersalin (paraji)?

Probing

- Jika iya, kerjasama seperti apa yang terjalin antara puskesmas dengan

dukun bersalin (paraji)?

- Jika tidak, kenapa?

6. Apakah para dukun bersalin (paraji) sudah diberi informasi bahwa saat ini

persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar mengurangi risiko

bagi ibu dan bayi?

Probing

- Jika tidak, apakah tidak ada sosialisasi dari pihak puskesmas terkait

informasi ini?

7. Apa alasan yang ibu (bidan) ketahui terkait pemilihan ibu bersalin yang

lebih memilih dukun bersalin (paraji) untuk membantu proses

persalinannnya?

Page 144: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

129

8. Apakah pengaruh dari suami dan orang tua mempengaruhi ibu bersalin?

Probing

- Jika iya, pengaruh seperti apa yang bisa menguatkan ibu bersalin untuk

memilih melahirkan dibantu oleh dukun bersalin (paraji)?

9. Apakah biaya mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan?

10. Apakah jarak yang dekat mempengaruhi ibu bersalin sehingga lebih

memilih ditolong oleh dukun bersalin (paraji)?

Probing

- Jika tidak, apakah ibu tau alasan ibu bersalin lebih memilih dibantu

oleh dukun bersalin (paraji) padahal jarak antara rumahnya dengan

rumah dukun bersalin (paraji) jauh?

11. Apakah ada tradisi tertentu yang berlaku disini terkait pemilihan penolong

persalinan?

Probing

- Jika iya, tradisi seperti apa?

12. Apakah ada pantrangan atau larangan tertentu yang dapat mempengaruhi

ibu bersalin dalam proses persalinan?

Probing

- Jika iya, pantrangan atau larangan seperti apa? Apakah setiap ibu

besalin harus mematuhinya?

13. Apakah sarana dan prasarana yang ada untuk membantu melakukan proses

persalinan sudah lengkap dan steril?

Page 145: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

130

MATRIKS WAWANCARA

Matriks Wawancara 1

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

1) Dukungan suami

- Informan 1

“suami mah ngedukung

aja teh soalnya sayanya

emang pengennya lahiran

sama paraji, jadi ga

maksa kudu lahiran disini

lah disana lah gitu. Ya

karena suami juga

ngedukung jadi yaudah

saya emang lahiran sama

paraji akhirnya”

“iya. Lagian juga udah

kepepet jadi yang deket

aja panggil jadi mimih.”

“ya ada aja yang ngaruh.

Biasanya yang ga

mampu, takut kalo di

bidan bayarnya gede.

Ntar kan kalo mandiin

bayinya sehari-hari

bayar lagi buat paraji.

Kalo sama paraji kan

bayarnya sekali doang

buat lahiran sama ngurus

bayinya juga.”

Dukungan suami sangat

berperan dalam pemilihan

penolong persalinan pada

informan 1. Karena

informan utama ingin

melahirkan dengan

bantuan dukun bersalin

(paraji), sehingga suami

mengikuti kemauan

istrinya. Bahkan sang

suami yang memanggil

langsung dukun bersalin

Page 146: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

131

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

(paraji) ke rumahnya.

- Informan 2

“...engga emang niat

saya sendiri. Orang tua

sama suami mah

ngedukung-dukung aja..”

“iya. Soalnya emang

dianya pengen lahir di

paraji katanya, ya sama

mah gimana enaknya dia

aja.”

“...kan ga semua orang

ada ya neng jadi kadang

kalo istrinya mau lahiran

sama bidan tapi

suaminya cuma dagang

cilok atau mainan gitu

kan uangnya dikit jadi

suaminya nyuruh sama

paraji gitu. Kan kalo

paraji mah dibayar

seikhlasnya neng. Adanya

berapa ya diterima aja”

Dukungan suami juga

sangat berperan dalam

pemilihan penolong

persalinan pada informan

2. Ini dikarenakan suami

mengikuti kemauan

istrinya untuk melakukan

persalinan dengan

bantuan dukun bersalin

(paraji).

- Informan 3 “ya ngedukung, abisnya

ga ada bidan ya gimana

“dukung-dukung aja dia

mah soalnya kan

“jelas pengaruh banget.

Tapi sekarang di

Dukungan suami juga

berperan dalam pemilihan

Page 147: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

132

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

hehehe (tertawa)” bidannya susah juga

waktu itu, ada paraji

yang deket yaudah aja

sama paraji”

posyandu, di tiap desa, di

tiap kecamatan udah

dikasih tau kalo

melahirkan harus di

tenaga kesehatan.”

penolong persalinan pada

informan 3. Dimana saat

itu bidan memang sedang

susah di cari karena

sedang mudik.

2) Dukungan ibu/ibu

mertua

- Informan 1

“emak mah dukung aja

sih teh”

“cari yang deket weh

neng da malem-malem

waktu itu kerasanya teh.

Lagian ge emang udah

biasa sama paraji dari

dulu jaman ibu juga”

“Ada aja yang disuruh

sama orang tuanya ya

suaminya, tapi ibu mah

ga maksa neng kalo

emang mau di bidan hayu

dianter gitu.”

Dukungan ibu/ibu mertua

berperan dalam pemilihan

penolong persalinan pada

informan 1 karena ibu

mertuanya sudah kenal

dekat dengan dukun

bersalin (paraji) seperti

saudara sendiri. Selain itu

Page 148: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

133

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

ibu/ibu mertua dari

informan 1 pun dahulu

melahirkan dengan

bantuan dukun bersalin

(paraji) tersebut.

- Informan 2

“...engga emang niat

saya sendiri. Orang tua

sama suami mah

ngedukung-dukung aja..”

“engga sih neng ibu mah

ngikutin anaknya weh

maunya sama siapa”

Dukungan ibu/ibu mertua

berperan dalam pemilihan

penolong persalinan pada

informan 2. Lalu ibu dari

informan 2 pun

menyetujui keputusan

informan 2 untuk

melakukan persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji) asalkan

Page 149: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

134

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

anak dan cucunya

selamat.

- Informan 3

“..ya orang tua juga

ngedukung aja teh..”

“setuju aja saya mah

yang penting selamet”

Dukungan ibu/ibu mertua

pun didapatkan oleh

informan 3. Ibu dari

informan 3 mengikuti dan

mendukung keinginan

anaknya untuk

melakukan persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji).

3) Pengetahuan

- Informan 1

”Persalinan aman?

Kayak gimana ya

hehehehe kurang tau sih

“ya persalinan yang ga

kenapa-kenapa. Yang

selamat bayi sama

“persalinan aman ya

ditolong sama yang

emang ahli dibidangnya

Pengetahuan informan 1

dan suami masih kurang

terkait persalinan. Mereka

Page 150: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

135

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

saya mah alhamdulillah

aman-aman aja

lahirnya”

ibunya” kayak dokter atau bidan,

terus yang nolongnya

punya izin, keterampilan

dan alat untuk menolong

persalinan”

tidak mengetahui apa dan

bagaimana persalinan

yang aman.

- Informan 2

“Persalinan aman? aman

lahirnya gitu ya? ya

gimana ya ehehehe

(tertawa) kurang tau sih

hahaha (tertawa)”

“gatau saya ga sekolah

tinggi sih soalnya hahaha

(tertawa).”

Pengetahuan informan 2

dan suaminya pun masih

kurang terkait persalinan.

Mereka tidak mengetahui

apa dan bagaimana

persalinan yang aman.

- Informan 3

“mau lahir di bidan atau

di paraji ya sama-sama

aman sih teh soalnya kan

sama-sama punya bakat

bantuin lahiran”

“ya mau lahirin di puskes

“persalinan aman ya

yang lahirnya aman-

aman aja kali gitu ya ga

ada kendalanya”

Pengetahuan informan 3

dan suami juga masih

kurang terkait persalinan.

Mereka hanya sebatas

mengetahui bahwa

persalinan aman adalah

Page 151: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

136

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

atau di rumah ge kalo

dibantuinnya sama yang

bisa mah aman-aman aja,

kalo dibantuinnya sama

yang ga bisa tuh baru

berabe hahaha. Kalo

misalnya kita lahirnya di

puskes tapi yang

nolongnya bukan bidan

gitu misalnya ya sarua

weh jeung bohong

hahaha”

persalinan yang ditolong

oleh bidan.

4) Sikap terhadap

kesehatan

- Informan 1 “Mau lahiran sama siapa “ya aman ga aman. Kalo “Kadang suka banyak Sikap informan 1

Page 152: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

137

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

aja juga sama aja teh,

mau sama bidan kek mau

paraji kek ya sama aja

kan sama-sama bisa

nolongin lahiran jadi ya

sama siapa juga tepat-

tepat aja”

“Engga sih ga bahaya,

ini sih saya ga kenapa-

kenapa. Kalo bahaya

mah ga bakal pada mau

atuh teh lahiran di paraji

hahaha”

amannya ya mungkin

mimih juga udah

pengalaman, kalo ga

amannya itu ya harus

dibarengi sama bidan

takut kenapa-kenapa.

Aman kalau dibarengi

sama bidan. Tapi pas istri

saya lahir mah cuma

mimih aja, nah pas udah

lahir baru bidannya

dateng.”

yang gamau ke puskes

katanya “alim bu seeur

nu belajar” banyak yang

praktek tea neng. Jadi

pada takut ga mau, bisi

jadi bahan cobaan da

seeur nu magang tea di

puskes mah. Ya coba aja

bali udah keluar, udah

nih diiniin sama senior

“hayu neng, kayak gini”

ntar teh salah, di

contohin lagi. Haduh

geus gregeten teh ibu

mah, bener geregetan ibu

terhadap kesehatan masih

kurang. Karena

menurutnya, melahirkan

di nakes ataupun di non-

nakes sama saja.

- Informan 2 “kita sih baik-baik aja

alhamdulillah ya lahirin

“aman-aman aja sih kan

paraji juga udah

Sikap informan 2

terhadap kesehatan masih

Page 153: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

138

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

sama maraji. Jadi ya

aman-aman bae..”

“...kalo ga tepat mah

kaga bakal jadi lahir teh

hahaha (tertawa) kan

maraji mah emang

tukang bantuin lahiran,

kalo kita lahiran sama

yang ga ahli baru ga

tepat gitu.”

“engga sih gak bahaya,

kan emang udah

pagaweannya nolongin

orang lahiran. Lagian

maraji kan juga punya

pengalaman lama dari

dulu.”

mah neng. Puguh orang

lagi buru-buru biar cepet

selesai malah dipake buat

percobaan. Kalo pasien

yang ibu bawa kesana

mah suka ibu omelin

anak prakteknya “udah

jangan dipake praktek

udah deh lanjutin ah

buru-buru” gitu,

makanya saya mah

disebutnya paraji rewel

hahaha.”

“ya itu tadi pada takut di

kurang. Menurutnya,

melahirkan di non-nakes

merupakan pilihan yang

tepat. Karena dukun

bersalin (paraji) memiliki

kemampuan untuk

menolong persalinan.

Page 154: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

139

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

ilmunya buat nolongin

lahiran kayak bidan

dokter gitu sama aja..”

suntik lah, terus kalo di

bidan kan suka di robek

jadi ya pada takut. Terus

juga kalau orang yang ga

punya kan ga pada mau

di bidan..”

- Informan 3

“ya enak sih enak, lebih

nyamanan di paraji sih

teh. Ya soalnya takut kalo

di bidan mah haha

(tertawa). Ya ngedenger

mah ngedenger ceunah

di bidan gini-gini gitu. Ya

katanya belom apa anak

belom ngajak gitu udah

di gunting di gunting gitu

jadinya ngeri. Kalo mak

paraji kan dia mah

“lebih aman sama bidan

sih”

“ya takutnya kalo ada

apa-apa kan paraji alat-

alatnya ga kayak bidan

segala ada gitu”

“ya berisiko sih tapi mau

gimana lagi ya dari pada

anak saya brojol duluan

ga ada yang nolong jadi

mending cari yang pasti

Sikap informan 3

terhadap kesehatan pun

masih kurang. Ia tau

bahwa melahirkan lebih

aman di bidan, akan

tetapi tetap melakukan

persalinan oleh dukun

bersalin (paraji).

Page 155: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

140

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

sabar..”

“ya engga sih teh. Ga

bahaya.”

aja gitu deket”

5) Tingkat pendidikan

- Informan 1 MTs SMA

S1 Kebidanan

SMP

SD

Tingkat pendidikan yang

rendah mempengaruhi

pengetahuan informan

terhadap pemilihan

penolong persalinan.

- Informan 2 SMP SMP

Tingkat pendidikan yang

rendah mempengaruhi

pengetahuan informan

terhadap pemilihan

penolong persalinan.

Page 156: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

141

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

- Informan 3 SMP SD

Tingkat pendidikan yang

rendah mempengaruhi

pengetahuan informan

terhadap pemilihan

penolong persalinan.

6) Status ekonomi

- Informan 1 Rendah Rendah “ya kalo orang ga punya

mah ke dukun neng, kan

murah dukun mah. Bidan

mah mahal bisa jutaan”

Status ekonomi yang

rendah menjadi salah satu

faktor informan memilih

dukun bersalin (paraji)

untuk membantu proses

persalinannya.

- Informan 2 Rendah Rendah

Status ekonomi yang

rendah menjadi salah satu

faktor informan memilih

Page 157: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

142

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

dukun bersalin (paraji)

untuk membantu proses

persalinannya.

- Informan 3 Cukup Cukup

Status ekonomi informan

tidak terlalu berperan

dalam pemilihan

penolong persalinan.

7) Biaya

- Informan 1

“Iya murah, lebih murah

lahiran di paraji

dibanding di bidan sama

di rumah sakit,

seikhlasnya sih kalau

paraji mah teh hahaha.

Iya sih si puskes mah

“ya ringan sih murah.”

“poned iya gratis, tapi

bayar juga. Ya ada yang

minta biaya buat bantuin

lahirin itu kan buat

bidan-bidannya jadi tetep

“engga di target paraji

mah sengasihnya dia.

Kalo bidan kan di target,

sekarang mah bidan

sejuta lebih. Sekarang

mah udah ga ada yang

dibawah sejuta,

Biaya menjadi salah satu

alasan infoman lebih

memilih dukun bersalin

(paraji) sebagai penolong

persalinannya. Karena

dukun bersalin (paraji)

tidak memasang tarif,

Page 158: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

143

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

gratis, tapi jauh teh ribet

mending dirumah aja da

parajinya juga deket ini

rumahnya”

bayar.” semuanya diatas sejuta.

Apalagi yang tindakan

mah model diinfus,

dijahit, udah mahal lah.”

“Ya engga atuh neng

saya mah dibayar

seikhlasnya aja, ada

berapapun saya terima

asal yang ngasihnya

ikhlas..”

“..biasanya sih

Rp.200.000,- sampai

tetapi hanya dibayar

seikhlasnya saja.

- Informan 2

“Ya murahan ama maraji

sih..”

“iya murah, dibayarnya

seadanya kita aja teh.”

“ke puskes takut sih teh

bisi ada bayaran apanya

gitu misalnya

administrasi atau apa.

Saya kan cuma kuli teh

ngeri nanti ada

perintilan-perintilan

bayaran hehe (tertawa)”

Biaya menjadi salah satu

alasan infoman lebih

memilih dukun bersalin

(paraji) sebagai penolong

persalinannya. Karena

dukun bersalin (paraji)

tidak memasang tarif,

tetapi hanya dibayar

seikhlasnya saja.

- Informan 3 “murah sih teh kalo di “murah sih terus kan Biaya menjadi salah satu

Page 159: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

144

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

itung-itung mah” paraji mah sekali bayar

teh sekalian sama ngurus

anaknya juga sampe

puput puser.”

“deuh neng boro-boro

PONED suka ada aja

bayarnya mah, ga gratis

semuanya.”

Rp.500.000,- tergantung

keadaan orangnya,

kadang cuma dibayar

Rp.100.000,- ,

Rp.150.000,-. Kalau

emang orang ga punya

biasanya mah ngasihnya

beras neng sekarung atau

setengah karung, hayam

juga suka dikasih ibu

mah ya apa aja ibu

terima asal ikhlas weh

udah hahaha”

alasan infoman lebih

memilih dukun bersalin

(paraji) sebagai penolong

persalinannya. Karena

dukun bersalin (paraji)

tidak memasang tarif,

tetapi hanya dibayar

seikhlasnya saja.

8) Jarak

- Informan 1 ”Deket pisan teh itu “deket itu dibelakang “Ga terlalu ngaruh Jarak berperan penting

Page 160: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

145

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

rumahnya dibelakang

rumah ini hahaha tinggal

diteriakin doang lah

istilahnya langsung

datang, cepet jadinya”

“ada sih jalan lain, tapi

jauh pisan. Jatohnya

kayak muterin desa teh

hampir ke desa

karangjaya”

rumahnya nih cuma

kehalangan rumah itu aja

(menunjuk rumah)”

teuing jarak mah neng,

tergantung orangnya

“uhuk-uhuk, aduh ini

batuk wae”. Ada yang

pengennya ke bidan yang

jauh pisan. Ada oge yang

pengen sama ibu da deket

tea neng tinggal jalan ga

nyampe setengah jam.

Gimana orangnya.”

“ga ngaruh jarak mah,

orang yang mih bantu

pada deket rumahnya ke

bidan endang sama ke

dalam pemilihan penolng

persalinan pada informan.

Karena jarak rumah

dukun bersalin (paraji)

dekat dengan rumah

informan, sedangkan

jarak dari rumah

informan ke puskesmas

cukup jauh.

- Informan 2

“lumayan jauh

puskesmas mah sekitar 10

kiloan lah kira-kira, terus

jalan tengah sawah itu

kan jelek. Ntar lagi mules

“puskes emang rada jauh

sih, kalo paraji mah kan

deket tinggal jalaln dikit

kesana”

Jarak berperan penting

dalam pemilihan penolng

persalinan pada informan.

Karena jarak rumah

dukun bersalin (paraji)

Page 161: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

146

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

ke oyag-oyag perutnya

bahaya bisa lahir ntar

anaknya dijalan hahaha

(tertawa)”

puskesmas.” dekat dengan rumah

informan, sedangkan

jarak dari rumah

informan ke puskesmas

cukup jauh.

- Informan 3

“deket sih teh, tapi

deketan mak paraji”

“puskes ya ga jauh-jauh

amat neng tapi kan cari

yang terdekat aja buat

pertolongan pertama.

Kan paraji lebih dekat

rumahnya”

Jarak berperan penting

dalam pemilihan penolng

persalinan pada informan.

Karena jarak rumah

dukun bersalin (paraji)

jauh lebih dekat dekat

dengan rumah informan,

dari pada jarak ke

puskesmas.

9) Transportasi

Page 162: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

147

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

- Informan 1

“..ga punya mobil kan

susah neng kalo naik

motor jadi mending

lahirnya dirumah. Mau

pake ambulan puskes

juga kelamaan

perjalanan dari puskes

kesini terus ke puskes

lagi. Yang ada nanti

keburu brojol manten

anaknya hahaha”

“iya sih soalnya kan ribet

kalo naik motor mana

mau lahirin, jadi ya ada

yang deket ngapain kan

jauh-jauh hahaha

(tertawa)”

“ya ada aja yang ngaruh,

misal ga ada mobil gitu” Transportasi menjadi

salah satu alasan

informan lebih memilih

melakukan persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji). Karena

informan tidak memiliki

kendaraan yang memadai

untuk membawa dirinya

ke puskesmas.

- Informan 2

“iya itu juga teh, ya

namanya juga orang

susah punya motor udah

alhamdulillah. Tapi ya itu

“iya kan saya mah ga

punya mobil neng ada

juga tuh gerobak pasir

hahaha. ada parajinya

“ya ada aja yang ngaruh,

misal ga ada mobil gitu”

Transportasi menjadi

salah satu alasan

informan lebih memilih

melakukan persalinan

Page 163: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

148

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

kalo lagi pangseng gitu

kan susah kalau naik

motor mah. Jadi yaudah

dirumah aja kita mah

manggil maraji praktis

terus gak ribetin orang

juga. Kalau kudu minjem

mobil kan repotin orang

lagi kasian..”

yang deket jadi yaudah

lah yang praktis aja ga

lama cepet”

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji). Karena

informan tidak memiliki

kendaraan yang memadai

untuk membawa dirinya

ke puskesmas.

- Informan 3

“ga juga sih teh kalo

kendaraan mah. Bisa

make motor kan ga

terlalu jauh, kalo engga

minjem kol buntungnya

tetangga depan”

“ga masalah sih

transportasi mah. Ya

walaupun saya ga ada

mobil tapi itu pak.mujib

tetangga depan sana ada

mobil yang emang suka

“ya ada aja yang ngaruh,

misal ga ada mobil gitu”

Transportasi tidak

menjadi salah satu alasan

informan lebih memilih

melakukan persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji). Karena

Page 164: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

149

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

dipinjemin kalo ada yang

sakit atau apa”

ada kendaraan

tetangganya yang bisa

dipakai sewaktu-waktu.

10) Budaya

- Informan 1

“Emang dari dulu

sebelum ada bidan semua

ngelahirin sama paraji,

baru mulai ada bidan pas

tahun 80an itu juga baru

ada 3 bidan tapi jauh

banget, baru sekarang-

sekarang aja bidan

banyak pabulatak

dipinggir jalan plangnya.

Emang semua kampung

“Ga ada. Ya paling cuma

orang-orang dulu aja ada

tradisi lahir harus sama

paraji.”

“Ya paling itu aja sih

neng turun temurun tea.

Dulu neneknya nih

lahirin sama paraji, terus

ibunya juga sama paraji

pas lahiran, ya dianya

juga sama paraji lagi

lahirnya gitu. Soalnya

dulu mah kan emang

semua juga yang lahir

mah sama paraji neng

Budaya menjadi salah

satu alasan informan

memilih dukun bersalin

(paraji) sebagai penolong

persalinannya. Karena

dikampung tempatnya

tinggalnya, dari dulu

apabila melahirkan akan

dibantu oleh dukun

bersalin (paraji).

Page 165: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

150

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

disini dari dulu mah

sama paraji”

jadi ya sampe sekarang

juga paraji mah masih

ada.”

“iya ada, masih ada.

Misalnya emaknya sama

paraji, anaknya sama

paraji juga gitu ya masih

ada.”

“masih ada. Itu masih

jadi kendalanya.

Misalkan kalo yang

lahiran ga boleh makan

- Informan 2

“ya ada sih emang turun

temurun gitu dari dulu

emang sama maraji. Dari

belom ada bidan sama

dokter kan maraji mah

udah ada dari jaman dulu

jadi ya sama maraji terus

lahirannya ampe

sekarang. Kalau gak

diikutin kan juga gak

enak ya namanya juga

udah turun temurun

gitu..”

“gatau sih kalo tradisi-

tradisi gitu mah, emak-

emak yang ribet biasanya

mah kudu ini lah itu lah.

Saya mah ga ngerti ya

ikutin aja kalo disuruh

apa gitu”

Budaya menjadi salah

satu alasan informan

memilih dukun bersalin

(paraji) sebagai penolong

persalinannya. Karena

ada tradisi turun temurun

persalinan dengan

dibantu oleh dukun

bersalin (paraji).

Sehingga dirinya merasa

tidak enak apabila

melahirkan tidak dengan

bantuan dukun bersalin

Page 166: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

151

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

telor, buah-buahan, itu

masih ada. Katanya takut

nanti pas lahir bau,

padahal mah ga ngaruh.

Itu masih kendala orang

gizi. Tapi kita sedikit-

sedikit ngeusahain buat

ngasih tau.”

(paraji).

- Informan 3

“engga ada tradisi apa-

apa sih teh..”

“...ya ada aja teh kayak

ga boleh keluar malem-

malem gitu, ya saya mah

ngikut-ngikut aja hihihi

(tertawa). Buat

keselamatan kita-kita

juga..”

“ada aja sih neng, itu

dulu nih pas ibunya

lahiran sama paraji nah

anaknya juga sama

paraji. Udah percaya

sama parajinya tea

geuning neng. Paraji kan

lebih lama

pengalamannya dari

pada bidan gitu.”

Budaya tidak menjadi

salah satu alasan

informan memilih

penolong persalinannya.

Walaupun ada tradisi

turun temurun persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji),

informan tidak terpaku

dengan tradisi tersebut.

11) Sarana dan prasarana

- Informan 1

“Saya ga tau sih lengkap

apa engganya, tapi

kayaknya sih lengkap.

” ya engga beda, kurang

lengkap ga kayak bidan.”

“lengkap. Alat buat

penjepit tali plasenta,

gunting, sama yang buat

Sarana dan prasarana

tidak menjadi alasan kuat

informan dalam memilih

Page 167: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

152

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

Kalo ga lengkap mah ga

bisa nolong orang

lahiran mereun haha kalo

steril sih pasti kayaknya,

masa iya ga steril mah

teh”

“Kalo puskes mah pasti

lengkap sama streril teh

kan emang tempat

ngelahirin disana. Ya

gimana atuh teh kan

puskesnya jauh ntar

keburu brojol dijalan

bahaya hahaha lagian

kan itu yang saya bilang

“lengkap kalo di puskes

mah kayaknya”

nyedot mulut bayi gitu

ada.”

“steril. Kan di godog,

nunggu air ngagolak

terus alatnya dimasukin

sampe 25 menit.”

penolong persalinannya.

Karena walaupun ia tahu

bahwa sarana dan

prasarana di puskesmas

atau bidan sudah

memadai, ia tetap

melakukan persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji).

Page 168: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

153

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

tadi ga ada

kendaraannya cuma ada

motor doang”

“Udah sih udah memadai

dan baik juga, punya

gedung sendiri buat yang

lahiran terus ada

ambulannya juga. Intinya

mah gara-gara jauh teh

ke puskesmas terus udah

pangseng juga sayanya

udah mau keluar bayinya

rasanya jadi ya ga bakal

keburu kalo dibawa ke

puskes ngandelin

Page 169: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

154

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

ambulan makanya udah

aja dirumah manggil

paraji deket”

- Informan 2

“lengkap sih kayaknya

mah sama aja kayak

bidan. Soalnya alatnya

kayak yang ada di bidan

sih keliatannya hahaha

(tertawa). Steril iya kan

sebelum dipake biasanya

maraji suka ke dapur

ngegodog alatnya dulu di

panci..”

“alat di puskes mah iya

atuh pasti lengkap sama

“lengkap sih kayaknya

mah pas saya liat ada

guntingnya, jepitnya,

macem-macem terus pas

belum dipake direbus

dulu lama teh alat-

alatnya”

“puskes sih lengkap pasti

kan emang tempatnya

hahaha (tertawa)”

“lengkap. Alat buat

penjepit tali plasenta,

gunting, sama yang buat

nyedot mulut bayi gitu

ada.”

“steril. Kan di godog,

nunggu air ngagolak

terus alatnya dimasukin

sampe 25 menit.”

Sarana dan prasarana

tidak menjadi alasan kuat

informan dalam memilih

penolong persalinannya.

Karena walaupun ia tahu

bahwa sarana dan

prasarana di puskesmas

atau bidan sudah

memadai, ia tetap

melakukan persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji).

Page 170: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

155

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

steril..”

“bagus sih lengkap kita

pernah nganter itu tuh

tetangga onoh mau

lahirin di puskes, pas

masuk ke ruangannya

ada tempat tidur kayak

dirumah sakit itu loh

terus ada tempat tidur

bayinya, lengkap dah

pokoknya mah.”

- Informan 3

“kalo itu sih gatau ya teh.

Saya mah ya lahiran mah

lahiran aja udah haha

(tertawa)”

“lengkap sih pas

nolongin anak saya itu

ada guntingnya gitu-gitu.

Iya steril, kan di godog

“lengkap. Alat buat

penjepit tali plasenta,

gunting, sama yang buat

nyedot mulut bayi gitu

Sarana dan prasarana

tidak menjadi alasan kuat

informan dalam memilih

penolong persalinannya.

Page 171: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

156

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

“kalo di puskes ya kata

yang udah pernah

ngerasain di puskes

katanya ya udah lengkap

semua sih..”

dulu pas mau dipake. Pas

baru dipanggil kan anak

sayanya masih bukaan 1

nah parajinya minta saya

rebusin air buat godog

alatnya.”

“iya atuh min di puskes

mah pasti lengkap

semuanya ge”

ada.”

“steril. Kan di godog,

nunggu air ngagolak

terus alatnya dimasukin

sampe 25 menit.”

Karena walaupun ia tahu

bahwa sarana dan

prasarana di puskesmas

atau bidan sudah

memadai, ia tetap

melakukan persalinan

dengan bantuan dukun

bersalin (paraji).

12) Kompetensi petugas

kesehatan

- Informan 1

“ya kalo bidan mah udah

pasti ahli kan sekolah

dulu”

“iya berkompeten pasti,

kalo engga kan ga bakal

dia jadi bidan hahaha

(tertawa)”

“D4 Kebidanan”

“udah dari tahun 1989”

Kompetensi petugas

kesehatan tidak menjadi

alasan kuat informan

dalam memilih penolong

Page 172: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

157

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

persalinannya. Karena

walaupun ia tahu bahwa

tenaga kesehatan yang

ada sudah berkompeten,

ia tetap melakukan

persalinan dengan

bantuan dukun bersalin

(paraji).

- Informan 2

“lah ya percaya saya

mah ama bidan, pan

emang ada ilmunya”

“pasti itu, kan dia kuliah

neng ga kayak saya kalo

disuruh nolong orang

lahir ya ga bisa. Paling

bisanya bantuin kambing

tetangga yang lahiran

hahahahaha (tertawa)”

Kompetensi petugas

kesehatan tidak menjadi

alasan kuat informan

dalam memilih penolong

persalinannya. Karena

walaupun ia tahu bahwa

tenaga kesehatan yang

Page 173: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

158

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

ada sudah berkompeten,

ia tetap melakukan

persalinan dengan

bantuan dukun bersalin

(paraji).

- Informan 3

“pasti berkompeten sih

teh bidan mah ”

“iya atuh neng kalo ga

gitu mah ga bakal bisa

bantuin orang, pan ada

izinnya juga pasti kan”

Kompetensi petugas

kesehatan tidak menjadi

alasan kuat informan

dalam memilih penolong

persalinannya. Karena

walaupun ia tahu bahwa

tenaga kesehatan yang

ada sudah berkompeten,

ia tetap melakukan

persalinan dengan

Page 174: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

159

Faktor Penentu

Wawancara

Kesimpulan

Utama Pendukung Kunci

bantuan dukun bersalin

(paraji).

Page 175: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

160

MATRIKS WAWANCARA

Matriks Wawancara 2

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

Lingkungan Dukungan suami

- Pada saat memilih dukun

bersalin (paraji) untuk

menolong persalinan,

apakah suami ibu

mendukung sepenuhnya?

- Apakah bapak tidak merasa

khawatir saat istri bapak

melahirkan dengan bantuan

dukun bersalin (paraji)?

Karena ada kasus ibu

melahirkan yang meninggal

akibat pendarahan.

1. Ibu melahirkan 1

– 30 tahun

2. Ibu melahirkan 2

– 30 tahun

3. Ibu melahirkan 3

– 20 tahun

4. Suami 1 – 36

tahun

5. Suami 2 – 35

tahun

6. Suami 3 – 31

tahun

7. Dukun 1 – 53

tahun

8. Dukun 2 – 64

1. Ibu melahirkan 1 – 30 tahun

- “suami mah ngedukung aja teh soalnya sayanya

emang pengennya lahiran sama paraji, jadi ga

maksa kudu lahiran disini lah disana lah gitu. Ya

karena suami juga ngedukung jadi yaudah saya

emang lahiran sama paraji akhirnya”

2. Ibu melahirkan 2 – 30 tahun

- “...engga emang niat saya sendiri. Orang tua sama

suami mah ngedukung-dukung aja..”

3. Ibu melahirkan 3 – 20 tahun

- “ya ngedukung, abisnya ga ada bidan ya gimana

hehehe (tertawa)”

4. Suami 1 – 36 tahun

- “iya. Lagian juga udah kepepet jadi yang deket aja

panggil jadi mimih.”

Page 176: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

161

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

tahun

9. Bidan desa – 41

tahun

- “bismillah aja sih teh saya mah. Takdir mah kan

Allah yang ngatur ya kita mah ikutin aja udah

gitu aja. Soalnya waktu itu juga mepet malem-

malem, anaknya udah nongol ya mau digimanain

lagi manggil emak yang deket..”

5. Suami 2 – 35 tahun

- “iya. Soalnya emang dianya pengen lahir di paraji

katanya, ya sama mah gimana enaknya dia aja.”

- “engga sih teh saya mah percaya sama paraji kan

udah pengalaman udah lama jadi paraji jadi ya

emang udah gaweannya dari dulu haha”

6. Suami 3 – 31 tahun

- “dukung-dukung aja soalnya kan bidannya susah

juga waktu itu, ada paraji yang deket yaudah aja

sama paraji”

- “khawatir mah ada teh mana kan anak pertama,

cuma saya mah pasrah percaya aja sama Allah.

Page 177: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

162

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

Alhamdulillah selamet..”

7. Dukun 1 – 53 tahun

- “Ada aja yang disuruh sama orang tuanya ya

suaminya, tapi ibu mah ga maksa neng kalo

emang mau di bidan hayu dianter gitu.”

- “...kan ga semua orang ada ya neng jadi kadang

kalo istrinya mau lahiran sama bidan tapi

suaminya cuma dagang cilok atau mainan gitu

kan uangnya dikit jadi suaminya nyuruh sama

paraji gitu. Kan kalo paraji mah dibayar

seikhlasnya neng. Adanya berapa ya diterima

aja”

8. Dukun 2 – 64 tahun

- “ya ada aja yang ngaruh. Biasanya yang ga

mampu, takut kalo di bidan bayarnya gede. Ntar

kan kalo mandiin bayinya sehari-hari bayar lagi

buat paraji. Kalo sama paraji kan bayarnya

Page 178: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

163

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

sekali doang buat lahiran sama ngurus bayinya

juga.”

9. Bidan desa – 41 tahun

- “jelas pengaruh banget. Tapi sekarang di

posyandu, di tiap desa, di tiap kecamatan udah

dikasih tau kalo melahirkan harus di tenaga

kesehatan.”

Dukungan ibu/ibu mertua

- Pada saat memilih dukun

bersalin (paraji) untuk

menolong persalinan,

apakah orang tua ibu

mendukung sepenuhnya?

1. Ibu melahirkan 1

– 30 tahun

2. Ibu melahirkan 2

– 30 tahun

3. Ibu melahirkan 3

– 20 tahun

4. Orang tua 1 – 48

tahun

5. Orang tua 2 – 52

tahun

1. Ibu melahirkan 1 – 30 tahun

- “emak mah dukung aja sih teh”

2. Ibu melahirkan 2 – 30 tahun

- “...engga emang niat saya sendiri. Orang tua sama

suami mah ngedukung-dukung aja..”

3. Ibu melahirkan 3 – 20 tahun

- “..ya orang tua juga ngedukung aja teh..”

4. Orang tua 1 – 48 tahun

- “cari yang deket weh neng da malem-malem waktu

itu kerasanya teh. Lagian ge emang udah biasa

Page 179: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

164

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

6. Orang tua 3 – 55

tahun

7. Dukun 1 – 53

tahun

8. Bidan desa – 41

tahun

sama paraji dari dulu jaman ibu juga”

5. Orang tua 2 – 52 tahun

- “engga sih neng ibu mah ngikutin anaknya weh

maunya sama siapa”

6. Orang tua 3 – 55 tahun

- “setuju aja saya mah yang penting selamet”

7. Dukun 1 – 53 tahun

- “...ya ada aja yang kadang ibunya emang

percayanya sama saya daripada sama bidan

soalnya pas dulu ibunya ngelahirin anaknya itu

sama nenek saya, jadi sekarang pas anaknya

lahir maunya sama saya.”

8. Bidan desa – 41 tahun

- “ya kesatu parajinya bandel, masih nekat nolong

gitu udah ga boleh juga masih nekat. Yang

keduanya ya pasiennya juga kadang sama

emaknya ga usah pergi kemana-kemana ini mah

Page 180: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

165

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

udah biarin gitu”

Predisposisi Pengetahuan

- Menurut ibu persalinan

aman itu seperti apa?

- Apakah melahirkan di

dukun bersalin (paraji)

tegolong aman?

- Apakah ibu tidak merasa

takut atau khawatir

melakukan persalinan

dirumah dengan bantuan

dukun bersalin setelah tau

bahwa ada kasus ibu

melahirkan yang meninggal

akibat melahirkan dirumah?

Sikap terhadap kesehatan

1. Ibu melahirkan 1

– 30 tahun

2. Ibu melahirkan 2

– 30 tahun

3. Ibu melahirkan 3

– 20 tahun

4. Dukun 1 – 53

tahun

5. Bidan desa – 41

tahun

1. Ibu melahirkan 1 – 30 tahun

- ”Persalinan aman? Kayak gimana ya hehehehe

kurang tau sih saya mah alhamdulillah aman-

aman aja lahirnya”

- “ngeri sih takut, cuma ya mau gimana lagi kan

bidan juga jauh teh. Ya takdir orang kan beda-

beda ya teh jadi yaudah percaya aja saya mah

sama Gusti Allah”

- ”Ya aman-aman aja sih teh. Soalnya pas lagi

lahirannya juga ga ada apa-apa alhamdulillah

lancar baik-baik aja”

- “Mau lahiran sama siapa aja juga sama aja teh,

mau sama bidan kek mau paraji kek ya sama aja

kan sama-sama bisa nolongin lahiran jadi ya

sama siapa juga tepat-tepat aja”

- “Engga sih ga bahaya, ini sih saya ga kenapa-

Page 181: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

166

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

- Menurut ibu apakah

melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji) itu

aman?

- Menurut ibu apakah

melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji) itu

merupakan pilihan yang

tepat?

- Menurut ibu apakah

melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji) itu

berisiko/berbahaya bagi

keselamatan ibu dan bayi?

Kenapa?

- Bagaimana tanggapan ibu

setelah melahirkan oleh

kenapa. Kalo bahaya mah ga bakal pada mau

atuh teh lahiran di paraji hahaha”

- ”Ya ga apa-apa lahirin di paraji kan baik-baik aja,

saya alhamdulillah ga kenapa-kenapa. Ya gatau

sih ya teh insya Allah sih bisa aja sama paraji

lagi hahaha deket soalnya rumahnya tinggal

diteriakin aja istilahnya hahaha”

- “MTs”

- “Rp.2.000.000,-

2. Ibu melahirkan 2 – 30 tahun

- “Persalinan aman? aman lahirnya gitu ya? ya

gimana ya ehehehe (tertawa) kurang tau sih

hahaha (tertawa)”

- “ya gimana ya bismillah aja sih kita mah pasrah

aja sama yang diatas alhamdulillah ga kenapa-

kenapa”

- “kita sih baik-baik aja alhamdulillah ya lahirin

Page 182: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

167

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

dukun bersalin (paraji)?

Apa yang ibu rasakan?

Tingkat pendidikan

- Apa pendidikan terakhir

ibu?

Status ekonomi

- Berapa penghasilan

keluarga ibu tiap bulannya?

sama maraji. Jadi ya aman-aman bae..”

- “...kalo ga tepat mah kaga bakal jadi lahir teh

hahaha (tertawa) kan maraji mah emang tukang

bantuin lahiran, kalo kita lahiran sama yang ga

ahli baru ga tepat gitu.”

- “engga sih gak bahaya, kan emang udah

pagaweannya nolongin orang lahiran. Lagian

maraji kan juga punya ilmunya buat nolongin

lahiran kayak bidan dokter gitu sama aja..”

- “...ga ada sih baik-baik aja alhamdulillah. Ini pan

anak saya pas lahir pantat duluan, pas di usg itu

nyungsang. Tapi alhamdulillah dengan maraji

baik-baik aja ga ada keluhan yang lain ga ada.

Disini semua ga ada yang pantat dulu, cuma ini

aja hahaha (tertawa). Siang kerasa mules, subuh-

subuhnya lahir. Dirasa-rasa aja saya mah terus

udah lahir sama maraji cepet.”

Page 183: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

168

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

- “SMP”

- “Rp.500.000,-

3. Ibu melahirkan 3 – 20 tahun

- “mau lahir di bidan atau di paraji ya sama-sama

aman sih teh soalnya kan sama-sama punya

bakat bantuin lahiran”

- “ya mau lahirin di puskes atau di rumah ge kalo

dibantuinnya sama yang bisa mah aman-aman

aja, kalo dibantuinnya sama yang ga bisa tuh

baru berabe hahaha. Kalo misalnya kita lahirnya

di puskes tapi yang nolongnya bukan bidan gitu

misalnya ya sarua weh jeung bohong hahaha”

- “ya takut mah ada teh, cuma kan awalnya emang

ga pendarahan saya mah. Orang udah baik-baik

aja udah ga sakit, terus pas sorenya mau suntik

sehat kan akhirnya panggil bidan. Eh sama

bidannya malah dirogoh-rogoh lagi jadi aja

Page 184: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

169

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

pendarahan, katanya mah ada benjolan. Yaudah

tuh dirujuk ke rumah sakit, taunya kata dokter ga

ada benjolan apa-apa”

- “ya engga sih teh..”

- “ya enak sih enak, lebih nyamanan di paraji sih

teh. Ya soalnya takut kalo di bidan mah haha

(tertawa). Ya ngedenger mah ngedenger ceunah

di bidan gini-gini gitu. Ya katanya belom apa

anak belom ngajak gitu udah di gunting di

gunting gitu jadinya ngeri. Kalo mak paraji kan

dia mah sabar..”

- “SMP”

- “Rp.2.000.000,-

4. Dukun 1 – 53 tahun

- “Kadang suka banyak yang gamau ke puskes

katanya “alim bu seeur nu belajar” banyak yang

praktek tea neng. Jadi pada takut ga mau, bisi

Page 185: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

170

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

jadi bahan cobaan da seeur nu magang tea di

puskes mah. Ya coba aja bali udah keluar, udah

nih diiniin sama senior “hayu neng, kayak gini”

ntar teh salah, di contohin lagi..”

- “terus neng kadang ada bidan yang emang ga mau

dipanggil, kudu kitanya yang nyamperin gitu.

Kan berabe kasian yang mau lahirannya”

5. Bidan desa – 41 tahun

- “kan sekarang mah udah lama sayang ibu. Udah

ga pernah epis epis ah udah dari tahun berapa

mereun udah sayang ibu. Makanya kan itu mah

bahasa-bahasa yang membela diri itu mah kalo

kata ibu mah.”

- “sekarang mah udah pada males ngejait neng,

udah jarang lah pokoknya mah. Kecuali kalo

bayinya gede nih itu pasti di epis. Kalo sungsang

pun kadang langsung kita rujuk neng, udah ga

Page 186: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

171

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

penah epis epis udah sesuai standar sekarang

mah. Karena kan di PONED gratis juga jadi

kitanya juga males neng buat epis terus jait

laginya. Kalo dulu kan belum PONED jadi ya

kadang suka di epis kalo lama, sekarang kan

udah PONED jadi kalo apa-apa langsung aja di

rujuk sesuai standar aja. Kecuali kalo darurat

banget baru deh, ya sesuai kebutuhan aja neng..”

- “emang gerakannya harus bersalin di tempat

nakes neng sekarang mah. Jadi emang si

pasiennya yang harus dibawa. Soalnya kan

peralatannya lebih lengkap di pelayanan

kesehatan. Kalo dirumah gitu misalnya ga ada

tabung oksigen, kalo yang ekslamsi kan sering

kejadian ga ada ini lah itu lah. Belum lagi

kadang kan lampunya gelap. Kadang pas

dipanggil juga kan kitanya ga tau ibunya darah

Page 187: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

172

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

tinggi apa engga, nanti ga bawa peralatan ini itu

tau-tau sampe sana kejang kan bahaya..”

- “bukannya ga mau kerumah, tapi emang gerakan

kita mengajak ibu buat ke nakes. Ayok sini yuk ke

nakes gitu.”

Pemungkin Biaya

- Apakah biaya persalinan di

dukun bersalin (paraji)

tergolong murah menurut

ibu?

- Mengapa ibu lebih memilih

melahirkan dibantu oleh

dukun bersalin (paraji)

dengan biaya yang murah

daripada melahirkan

dibantu oleh bidan di

puskesmas padahal

1. Ibu melahirkan 1

– 30 tahun

2. Ibu melahirkan 2

– 30 tahun

3. Ibu melahirkan 3

– 20 tahun

1. Ibu melahirkan 1 – 30 tahun

- “Iya murah, lebih murah lahiran di paraji

dibanding di bidan sama di rumah sakit,

seikhlasnya sih kalau paraji mah teh hahaha..”

- Iya sih si puskes mah gratis, tapi jauh teh ribet

mending dirumah aja da parajinya juga deket ini

rumahnya”

- ”Deket pisan teh itu rumahnya dibelakang rumah

ini hahaha tinggal diteriakin doang lah istilahnya

langsung datang, cepet jadinya”

- “..ga punya mobil kan susah neng kalo naik motor

jadi mending lahirnya dirumah. Mau pake

Page 188: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

173

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

puskesmas sudah PONED

dan gratis?

Jarak

- Apakah jarak antara rumah

ibu dengan puskesmas

jauh?

- Jika iya, mengapa ibu tidak

mencoba pergi ke bidan

desa atau memanggil bidan

desa untuk datang kerumah

ibu dan menolong ibu

melakukan proses

persalinan?

- Jika tidak, mengapa ibu

lebih memilih melahirkan

dirumah dengan dibantu

oleh dukun bersalin (paraji)

ambulan puskes juga kelamaan perjalanan dari

puskes kesini terus ke puskes lagi. Yang ada nanti

keburu brojol manten anaknya hahaha”

- “Emang dari dulu sebelum ada bidan semua

ngelahirin sama paraji, baru mulai ada bidan

pas tahun 80an itu juga baru ada 3 bidan tapi

jauh banget, baru sekarang-sekarang aja bidan

banyak pabulatak dipinggir jalan plangnya.

Emang semua kampung disini dari dulu mah

sama paraji”

2. Ibu melahirkan 2 – 30 tahun

- “Ya murahan ama maraji sih..”

- “...lah kan kemaren waktu belom gratis kita belom

ada puskesmas gratis. Dulu belom ada poned kan

masih baru itu..”

- “lumayan jauh puskesmas mah sekitar 10 kiloan

lah kira-kira, terus jalan tengah sawah itu kan

Page 189: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

174

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

padahal jarak dari rumah

ibu ke puskesmas tidaklah

jauh?

- Apakah jarak antara rumah

ibu dengan rumah dukun

bersalin dekat?

Transportasi

- Apakah transportasi

menjadi salah satu alasan

ibu memilih melahirkan

dibantu oleh dukun bersalin

(paraji)? Kenapa?

Budaya

- Apakah ada budaya tertentu

bagi ibu terkait penolong

persalinan?

jelek. Ntar lagi mules ke oyag-oyag perutnya

bahaya bisa lahir ntar anaknya dijalan hahaha

(tertawa)”

- “iya itu juga teh, ya namanya juga orang susah

punya motor udah alhamdulillah. Tapi ya itu kalo

lagi pangseng gitu kan susah kalau naik motor

mah. Jadi yaudah dirumah aja kita mah manggil

maraji praktis terus gak ribetin orang juga.

Kalau kudu minjem mobil kan repotin orang lagi

kasian..”

- “ya ada sih emang turun temurun gitu dari dulu

emang sama maraji. Dari belom ada bidan sama

dokter kan maraji mah udah ada dari jaman dulu

jadi ya sama maraji terus lahirannya ampe

sekarang. Kalau gak diikutin kan juga gak enak

ya namanya juga udah turun temurun gitu..”

3. Ibu melahirkan 3 – 20 tahun

Page 190: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

175

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

- Jika iya, budaya apa dan

seperti apa? Apakah budaya

tersebut mempengaruhi ibu

dalam memilih penolong

persalinan?

- “murah sih teh kalo di itung-itung mah”

- “gatau dulu gatau kalo ada poned. Tau-tau pas

udah lahir ceunah mendingan sekarang mah

dibawa ke puskes aja kalo lahir. Ya gatau saya

mah teh..”

- “deket sih teh, tapi deketan mak paraji”

- “...cari yang terdekat aja buat pertolongan

pertama. Kan paraji lebih dekat rumahnya”

- “ga juga sih teh kalo kendaraan mah. Bisa make

motor kan ga terlalu jauh, kalo engga minjem kol

buntungnya tetangga depan”

- “...ya ada aja teh kayak ga boleh keluar malem-

malem gitu, ya saya mah ngikut-ngikut aja hihihi

(tertawa). Buat keselamatan kita-kita juga..”

Sistem

kesehatan

Sarana dan prasarana

- Menurut ibu apakah alat-

alat yang digunakan oleh

1. Ibu melahirkan 1

– 30 tahun

2. Ibu melahirkan 2

1. Ibu melahirkan 1 – 30 tahun

- “Saya ga tau sih lengkap apa engganya, tapi

kayaknya sih lengkap. Kalo ga lengkap mah ga

Page 191: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

176

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

dukun bersalin (paraji)

untuk membantu proses

persalinan sudah lengkap

dan steril?

- Jika tidak, kenapa ibu tetap

melakukan persalinan

dibantu oleh dukun bersalin

(paraji) padahal ibu tahu

bahwa alat yang digunakan

tidak lengkap dan tidak

steril?

- Menurut ibu apakah alat-

alat yang digunakan di

puskesmas untuk membantu

proses persalinan sudah

lengkap dan steril?

- Jika iya, kenapa ibu tetap

– 30 tahun

3. Ibu melahirkan 3

– 20 tahun

4. Dukun 1 – 53

tahun

5. Bidan desa – 41

tahun

bisa nolong orang lahiran mereun haha kalo

steril sih pasti kayaknya, masa iya ga steril mah

teh”

- “Kalo puskes mah pasti lengkap sama streril teh

kan emang tempat ngelahirin disana. Ya gimana

atuh teh kan puskesnya jauh ntar keburu brojol

dijalan bahaya hahaha lagian kan itu yang saya

bilang tadi ga ada kendaraannya cuma ada

motor doang”

- “Udah sih udah memadai dan baik juga, punya

gedung sendiri buat yang lahiran terus ada

ambulannya juga. Intinya mah gara-gara jauh

teh ke puskesmas terus udah pangseng juga

sayanya udah mau keluar bayinya rasanya jadi

ya ga bakal keburu kalo dibawa ke puskes

ngandelin ambulan makanya udah aja dirumah

manggil paraji deket”

Page 192: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

177

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

melakukan persalinan

dibantu oleh dukun bersalin

(paraji) padahal alat-alat

persalinan di puskesmas

lebih lengkap dan steril?

Kompetensi petugas kesehatan

- “ya kalo bidan mah udah pasti ahli kan sekolah

dulu”

2. Ibu melahirkan 2 – 30 tahun

- “lengkap sih kayaknya mah sama aja kayak

bidan. Soalnya alatnya kayak yang ada di bidan

sih keliatannya hahaha (tertawa). Steril iya kan

sebelum dipake biasanya maraji suka ke dapur

ngegodog alatnya dulu di panci..”

- “bagus sih lengkap kita pernah nganter itu tuh

tetangga onoh mau lahirin di puskes, pas masuk

ke ruangannya ada tempat tidur kayak dirumah

sakit itu loh terus ada tempat tidur bayinya,

lengkap dah pokoknya mah.”

- “lah ya percaya saya mah ama bidan, pan emang

ada ilmunya”

3. Ibu melahirkan 3 – 20 tahun

- “kalo itu sih gatau ya teh. Saya mah ya lahiran

Page 193: ALASAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI NON-NAKES … · Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi

178

Topik Sub Topik Informan Hasil Temuan

mah lahiran aja udah haha (tertawa)”

- “kalo di puskes ya kata yang udah pernah

ngerasain di puskes katanya ya udah lengkap

semua sih..”

- “pasti berkompeten sih teh bidan mah ”

4. Dukun 1 – 53 tahun

- “Keturunan neng, jadi saya mah gak usah belajar.

Kalau udah keturunan mah udah langsung bisa

gitu aja..”

5. Dukun 2 – 64 tahun

- “udah 33tahun de. Tahun 1984 pendidikan

sebulan, ada ijazahnya. Pedidikan dari dokter,

bidan di puskes..”

6. Bidan desa – 41 tahun

- “dulu D3 akbid neng terus kemarin lanjut lagi

nerusin, baru banget selesai ibu kemarin juga

penelitian”