al-haddād, rātib al-aṭṭās dan rātib al ʿaydrūs)...

111
PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA ZIKIR RĀTIB (Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) TERHADAP SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL- ISLAMI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Iis Kholisoh Tusadiyah 11140340000145 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA ZIKIR RĀTIB (Rātib

    al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) TERHADAP

    SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-

    ISLAMI

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Agama (S.Ag)

    Oleh

    Iis Kholisoh Tusadiyah

    11140340000145

    PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

    FAKULTAS USHULUDDIN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2020 M

  • Pengaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād,

    Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-santri

    Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Agama (S.Ag)

    Oleh

    IIS KHOLISOH TUSADIYAH

    NIM. 11140340000145

    Di bawah Bimbingan:

    ALA’I NADJIB, MA

    NIP. 197112052005012004

    PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

    FAKULTAS USHULLUDDIN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2020 M

  • PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

    Skripsi yang berjudul PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA ZIKIR RĀTIB (Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) TERHADAP SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

    Jakarta, 19 Agustus 2020

    Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

    Dr. Eva Nugraha, M.Ag

    Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

    Anggota,

    Penguji I, Penguji II,

    Moh. Anwar Syarifuddin, M.A.

    Drs. Ahmad Rifqi Mukhtar MA NIP. 19720518 199803 1 010 NIP. 19690822 199703 1 002

    Pembimbing,

    Ala'i Nadjib, MA NIP. 19711205 20050010000

  • i

    ABSTRAK

    Iis Kholisoh Tusadiyah: 11140340000145

    Pengaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād,

    Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-santri

    Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami. Program Studi Ilmu al-

    Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2020.

    Skripsi ini membahas tentang pengaruh tradisi pembacaan tiga zikir rātib

    (rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās , dan rātib al-ʿAydrūs) terhadap

    santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.

    Kajian ini mencoba menjawab rumusan masalah bagaimana kegiatan

    santri membaca zikir Rātib dan apakah ada pengaruh terhadap santri-

    satri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami setelah membaca zikir

    rātib.

    Penelitian skripsi ini termasuk penelitian lapangan (Field Research)

    dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini

    yaitu santri-santri kelas VIII sampai kelas XII Pesantren Modern Ummul

    Quro al-Islami. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara

    dan dokumentasi.

    Penulis melakukan beberapa hal dalam penelitian ini: Pertama,

    mendeskripsikan penelitian dari hasil field research untuk observasi dan

    wawancara. Kedua, data yang telah terkumpul kemudian dikelompokan

    dalam beberapa analisa.

    Hasil penelitian ini menunjukan tradisi pembacaan zikir Rātib al-

    Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs dan pengaruhnya

    terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.

    Kata Kunci: Zikir, Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās , Rātib al-

    ʿAydrūs, Santri.

  • ii

    KATA PENGANTAR

    ِبْسِم اللَِّه الرَّْْحَِن الرَِّحيمِ

    Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas

    segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, pertolongan dan karunia-Nya

    sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan

    salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita

    mendapat syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat nanti. Alhamdulillah

    dengan izin Allah SWT tulisan penelitian ini bisa diselesaikan dengan

    judul “Pegaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād,

    Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren

    Modern Ummul Quro Al-Islami” sebagai salah satu syarat memperoleh

    gelar sarjana pada Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir UIN syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Pada penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini

    masih banyak kekurangan dan kesalahan dan bahkan jauh pada kata

    sempurna. Untuk itu penulis sangat membuka dan menerima segala saran,

    kritik dan masukan dari semua pihak agar bisa menjadi lebih baik lagi.

    Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan

    bantuan banyak pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam membantu

    menyelesaikan tulisan ini, baik secara langsung maupun secara tidak

    langsung, baik secara moril maupun secara materil. Oleh karenanya

    dengan segala hormat, ketulusan, kerendahan hati dan keikhlasan penulis

    ucapkan ribuan ungkapan terima kasih kepada:

  • iii

    1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof.

    Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku rektorat

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah beserta jajarannya.

    2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., sekalu Dekan Fakultas

    Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku Ketua Prodi Ilmu al-

    Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    4. Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH, sebegai Sekretaris Prodi Ilmu

    al-Qur‟an dan Tafsir.

    5. Ibu Ala‟i Nadjib, MA., selaku Pembimbing yang selalu

    meluangkan waktu, memberi banyak arahan dan motivasi kepada

    penulis sampai terwujudnya skripsi ini dengan baik.

    6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin beserta staf tata usaha dan

    karyawan yang tak kenal lelah memberikan ilmu yang bermanfaat

    dan pengalaman selama kuliah.

    7. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    dan Perpustakaan Fakutas Ushuluddin dan Filsafat yang telah

    membantu penulis mendapatkan referensi dalam penelitian ini.

    8. Pimpinan KH. Abdul Mubin, Lc., seluruh staf guru karyawan dan

    siswa siswi Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami yang telah

    menerima kedatangan penulis, memberi dukungan dan partisipasi

    dalam membantu tercapainya penelitian ini.

    9. Kedua orang tua penulis yang tercinta, bapak A. Jaenudin dan ibu

    Enjoh Hodijah, yang tidak pernah lelah berdoa dan memberikan

    dukungan, bimbingan, arahan, motivasi, serta kasih sayang untuk

    kesuksesan penulis.

  • iv

    10. Dede Nurhayati dan Rizki Budiman kakak penulis yang senantiasa

    mendukung dan memberi motivasi dengan segenap kasih

    sayangnya. M. Habibi F.S dan Izmi Nurfadilah adik-adik, M.

    Kainan Altara keponakan penulis yang selalu memberikan

    semangat dan keceriaan. Dan seluruh keluarga besar yang selalu

    memberikan semangat.

    11. N. C. Puspito yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan

    dukungannya kepada penulis.

    12. Jajaran sahabat penulis, Fadhila, Rizka Fatihanah, S.Sos., Sarah

    Fauziah, S.IP., Andini Yulistia, S.Ag., Nurul Aeni, S.Pd.,

    Nurhidayati Fauziah, S.Sos., Maria Ulfah, dan Alm. alifah Dhiafah

    yang selalu memberikan semangat, dukungan, bertukar pikiran dan

    membantu penulis saat senang maupun susah.

    13. IKAPMI AMANAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kawan satu

    perjuangan penulis yang selalu memberikan dukungan dan

    menghadirkan kebahagian pada masa-masa perkuliahan.

    14. Nurfirtiati Anggraini, Eva Muzdalifah, S.Ag., Firahmatillah,

    Seluruh teman-teman satu perjuangan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir,

    terutama Kelas TH D 2014 yang menemani dari awal hingga akhir

    perkuliahan dan tidak pernah lelah memberi semangat dan

    dukungan.

    15. Teman KKN “AKSARA” yang memberikan semangat dan

    dukungannya.

    16. Qori Rizki Aulia, Zakia Mutia, S.Pd., Devi Masrifah, S.Pd., Siti

    Fatonah, Maulida Gita Cahyani S.Pd., sahabat yang selalu

    memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis.

  • v

    Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan dan

    ketulusan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

    penelitian ini. Adapun kelebihan dalam penelitian ini semata-mata

    datangnya dari Allah SWT dan kekurangannya adalah milik penulis.

    Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis

    dan bagi pembaca umumnya. Amiin.

    Ciputat, 16 Mei 2020

    Iis Kholisoh Tusadiyah

    11140340000145

  • vi

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi

    ini berpedoman pada hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan

    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan

    Nomor: 0543b/U/1987.

    1. Konsonan

    Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam

    aksara latin:

    Huruf

    Arab Nama Huruf Latin Nama

    Alif Tidak dilambangkan اTidak

    dilambangkan

    Ba B Be ب

    Ta T Te ت

    Ṡa ṡ ثEs (dengan titik

    di atas)

    Jim J Je ج

    Ḥa ḥ حHa (dengan titik

    di bawah)

    Kha Kh ka dan ha خ

    Dal D De د

    Żal Ż ذZet (dengan titik

    di atas)

    Ra R Er ر

    Zai Z Zet ز

  • vii

    Sin S Es س

    Syin Sy es dan ye ش

    Ṣad ṣ صes (dengan titik

    di bawah)

    Ḍad ḍ ضde (dengan titik

    di bawah)

    Ṭa ṭ طte (dengan titik

    di bawah)

    Ẓa ẓ ظzet dengan titik

    di bawah)

    „ ain„ عkoma terbalik

    (di atas)

    Gain G Ge غ

    Fa F Ef ؼ

    Qaf Q Ki ؽ

    Kaf K Ka ؾ

    Lam L El ؿ

    Mim M Em ـ

    Nun N En ف

    Wau W We و

    ػه Ha H Ha

    Hamza ءh

    ' Apostrof

    Ya Y Ye ي

  • viii

    2. Vokal

    Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa

    Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal

    rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih

    aksaranya adalah sebagai berikut:

    Tanda Nama Huruf Latin Nama

    ََ Fathah A A

    َِ Kasrah I I

    َُ Dhammah U U

    Adapun untuk vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya

    adalah sebagai berikut:

    Tanda Nama Huruf Latin Nama

    ََ يْ Fathah dan ya Ai a dan i

    ََ وْ Fathah dan wau Au a dan u

    Contoh:

    kaifa- َكْيفَ

    haula- هَْولََ

  • ix

    3. Vokal Panjang/ Maddah

    Ketentuan alih aksara vocal panjang (maddah), yang

    dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf,

    yaitu:

    Harakat

    dan Huruf Nama

    Huruf dan

    Tanda Nama

    ََ ي...ا Fathah dan alif

    atau ya Ā

    a dan garis di

    atas

    Kasrah dan ya Ī I dan garis di ِىيْ atas

    Dhammah dan ىُػوْ wau

    Ū u dan garis di

    atas

    Contoh:

    qāla- قَاؿَ

    ramā- َرَمى

    qīla- ِقْيلَ

    4. Ta’ Marbūṭah

    Transliterasi untuk Ta’ Marbūṭah ada dua:

    a. Ta‟ Marbūṭah hidup

    Ta‟ Marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fathah,

    kasrah, dan ḍommah, transliterasinya adalah “t”.

  • x

    b. Ta‟ Marbūṭah mati

    Ta‟ Marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun,

    transliterasinya adalah “h”.

    kalau pada kata terkahir dengan Ta’ Marbūṭah diikuti

    oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan

    kedua kata itu terpisah maka Ta’ Marbūṭah itu

    ditransliterasikan dengan ha (h).

    No Kata Arab Alih Aksara

    rauḍah al-aṭfāl َرْوَضُة اأَلْطَفاؿِ 1

    َِديَنُة الَفاِضَلةُ 2 al-madīnah al-fāḍilah امل

    al-ḥikmah احِلْكَمةُ 3

    5. Syaddah (Tasydîd)

    Syaddah atau tasydîd yang dalam system tulisan Arab

    dilambangkan dengan sebuah tanda ( َّ ) dalam alih aksara ini

    dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan

    huruf yang diberi tanda syaddah itu.

    Contoh:

    rabbanā- رَبػَّنَا

    nazzala- نػَزَّؿَ

    al-birr- الِبر

    al-ḥajj- احلَجّ

  • xi

    Jika huruf َى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan

    didahului oleh huruf kasrah ( ّػػػػػػػػػػػػػػػػى), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (ī).

    Contoh:

    (Alī (bukan „Aliyy atau „Aly„ : عِلى

    (Arabī (bukan „Arabiyy atau „Araby„ : عَرَِب 6. Kata Sandang

    Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab

    dilambangkan dengan huruf, yaitu ال. Dalam pedoman

    transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-,

    baik ketika dia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf

    qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung

    yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata

    yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-

    ), Contohnya:

    al-rajulu- الرَُّجلُ

    al-sayyidu- السَّيِّدُ

    al-syamsu- الشَّْمشُ

    al-qalamu- الَقَلمُ

    al-badĭ‟u- أْلَبِدْيعُ

    al-jalālu- اْلَْاَلؿُ

  • xii

    7. Hamzah

    Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (')

    hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir

    kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak

    dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

    Contohnya:

    ta'murūna : تَْأُمُرْوفَ

    'al-nau : النػَّْوءُ

    syai'un : َشْيئٌ

    umirtu : أُِمْرتُ

    8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa

    Indonesia

    Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi

    adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam

    bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim

    dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia,

    atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak

    lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-

    Qur‟an (dari al-Qur'ān), sunnah, khusus, dan umum. Namun

    bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks

    Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh. contoh:

  • xiii

    Kata Arab Alih Aksara

    Fī Ẓilāl al-Qur'ān ِفْ ِظاَلؿ الُقْرآف

    Al-Sunnah qabl al-tadwīn الُسنَّة قَػْبَل الَتْدِوْين

    الِعباَرَة ِبُعُمْوـِ الَلْفظ اَل ِبُُصْوِص السََّبب

    Al-‘ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā

    bi khuṣūṣ al-sabab

    9. Lafẓ al-jalālah (اهلل)

    Kata “Allah SWT” yang didahului partikel seperti huruf

    jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudāf ilaih

    (frasa nominal), transliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

    dīnullāh : ِدْيُن اهللِ

    billāh : بِا اهللِ

    Adapun ta marbūṭah di akhir kata yang disandarkan

    kepada lafẓ al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf (t). Contoh :

    hum fī rahmatillāh : ُهْم ِفْ َرْْحَِة اهلل

    10. Huruf Kapital Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital

    (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai

    ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan

    pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf

    kapital, misalnya, digunakan untuk menulis huruf awal nama

    dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan

  • xiv

    kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka

    yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

    tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada

    awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut

    menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga

    berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului

    oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun

    dalam catatan rujukan (CK,DP,CDK, dan DR). Contoh:

    Kata Arab Alih aksara

    Wa mā Muḥammadun illā- َوَما ُُمَمٌَّد ِإالَّ َرُسْوؿٌ rasūl

    ِإفَّ أَوََّؿ بَػْيٍت ُوِضَع لِلنَّاِس لَلَِّذْي بَِبكََّة

    ُمباَرَكاً -Inna awwala baitin wuḍi’a

    linnāsi bi Bakkata mubārakan

    ِفْيِه الُقْرآفُ َشْهُر َرَمَضاَف الذَّْي أُْنزَِؿ -Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur'an

    ْين الطرْوِسيْ ُر الدِّ Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī- َنِصيػْ

    أَبُػْو َنْصر الَفرَاِبْ -Abū Naṣr al-Farābī

    الَغزَاِلْ -Al-Gazālī

    ْنِقْذ ِمَن الَداَلؿُ امل

    -Al-Munqiż min al-Ḍalāl

  • xv

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

    PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. vi

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................. 1

    B. IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................ 4

    C. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH ..................................... 4

    D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..................................... 5

    E. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU .............................................. 6

    F. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 12

    G. SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................... 15

    BAB II KAJIAN ARTI DAN MAKNA ZIKIR RĀTIB ............................ 17

    A. ZIKIR ................................................................................................ 17

    1. Pengertian Zikir ..................................................................... 17

    2. Cara Berzikir.......................................................................... 19

    3. Adab Melaksanakan Zikir ..................................................... 20

    B. RĀTIB ............................................................................................ 23

    1. Rātib al-Haddād .................................................................. 23

    2. Rātib al-Aṭṭās ..................................................................... 24

    3. Rātib al-ʿAydrūs ................................................................. 25

    4. Persamaan Ayat dan Zikir Dalam Rātib al-Haddād, Rātib

    al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs ............................................ 25

  • xvi

    5. Hikmah Melaksanakan Zikir .................................................. 33

    BAB III PROFIL PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-

    ISLAMI .......................................................................................................... 35

    A. GAMBARAN UMUM PESANTREN MODERN UMMUL

    QURO AL-ISLAMI ........................................................................... 35

    1. Sejarah Berdiri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ... 35

    2. Visi dan Misi Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ..... 37

    3. Struktur Organisasi Pesantren Modern Ummul Quro al-

    Islami ...................................................................................... 38

    4. Keadaan Guru dan Siswa Pesantren Modern Ummul Quro

    al-Islami .................................................................................. 39

    5. Data Sarana Prasana Pesantren Modern Ummul Quro al-

    Islami ...................................................................................... 41

    B. KEGIATAN SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO

    AL-ISLAMI ....................................................................................... 42

    BAB IV ANALISIS PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA

    RĀTIB TERHADAP SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN

    UMMUL QURO AL-ISLAMI ....................................................................... 45

    A. SEJARAH PEMBACAAN ZIKIR RĀTIB DI PESANTREN

    MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI ........................................ 45

    B. PELAKSANAAN ZIKIR RĀTIB ................................................... 46

    1. Pembacaan zikir Rātib al- Haddad ............................................ 46

    2. Pembacaan zikir Rātib al-Aththaas ........................................... 47

    3. Pembacaan zikir Rātib al-ʿAydrūs ............................................ 47

    C. PEMAHAMAN DAN PENGARUH PEMBACAAN ZIKIR

    RĀTIB TERHADAP SANTRI ....................................................... 49

  • xvii

    1. Pemahaman ................................................................................. 49

    2. Pengaruh ...................................................................................... 52

    BAB V PENUTUP ........................................................................................ 57

    A. KESIMPULAN ................................................................................. 57

    B. SARAN .............................................................................................. 57

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 65

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam kehidupan sehari-hari al-Qur‟an dan hadis

    menempati kedudukan yang sangat penting bagi kaum muslimin,

    pentingnya al-Qur‟an dan hadis berkaitan dengan keberadaan dan

    fungsinya sebagai sumber utama ajaran Islam.1

    Segala sesuatu dari kemudahan maupun kesulitan,

    ketentraman atau kegelisahan yang dialami manusia semuanya

    terjadi atas kehendak Allah SWT. Karenanya tidak ada jalan lain

    selain mengharapkan pertolongan dan petunjuk Allah SWT. Oleh

    karena itu, kita harus selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

    Banyak sekali cara mendekatkan diri kepada Allah SWT

    yaitu dengan mendirikan shalat, membaca al-Qur‟an, selalu

    bersyukur, ingat kematian, tidak tergiur dengan dunia, berzikir dan

    mengerjakan ibadah sunah. Seperti firman Allah SWT yang

    memerintahkan makhluknya untuk berzikir dalam QS. al-Ahzab

    [33]: 41-43 yang berbunyi:

    ُىَو (١٤)َوَسبُِّحوُه بُْكرًَة َوَأِصيال (١٤)يَا أَي َُّها الَِّذيَن آَمُنوا اذُْكُروا اللََّو ذِْكرًا َكِثريًا

    الَِّذي ُيَصلِّي َعَلْيُكْم َوَمالِئَكُتُو لُِيْخرَِجُكْم ِمَن الظُُّلَماِت ِإََل النُّوِر وََكاَن بِاْلُمْؤِمِننَي

    (١٤)َرِحيًما

    “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut

    nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah

    kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi

    1 Imam Muhsin. Tafsir al-Qur’an dan Budaya Lokal (Jakarta: Badan Litbang dan

    Diklat Kementrian Agama RI, 2001), 1.

  • 2

    rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan

    untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada

    cahaya (yang terang), dan adalah Dia Maha Penyayang kepada

    orang-orang yang beriman.” (QS. al-Ahzab [33]: 41-43)

    pada ayat ini dijelaskan Allah SWT menganjurkan kepada semua

    orang beriman kepada Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir

    mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-

    banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap

    waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada

    mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintah

    bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan

    menyucikan Allah SWT dari segala sesuatu yang tidak pantas

    bagi-Nya. Allah menjelaskan bahwa Dialah yang memberikan

    rahmat kepada orang-orang yang beriman dan menguji mereka di

    hadapan malaikat yang berada di langit, para malaikat pun

    memohonkan ampun untuk mereka supaya Allah SWT

    mengeluarkan mereka dengan taufik, hidayah dan rahmat-Nya dari

    kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan.

    Ada banyak zikir yang dapat kita amalkan dan sebagian

    besar menggunakan ayat-ayat dalam al-Qur‟an. Seperti zikir yang

    sudah berbentuk rātib, pada umumnya yang disusun menjadi zikir

    rātib terdiri dari ayat al-Qur‟an pilihan yang mengesakan Allah

    SWT, mensucikan Allah SWT, memohon ampun dan doa pilihan.

    Salah satu dari macam zikir rātib tersebut adalah rātib al-Haddād,

    rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs dan masih banyak lagi.

    Fungsi zikir ini mendapat ridha Allah SWT, dapat

    mendekatkan diri kepada Allah SWT, melancarkan rezeki,

    menghilangkan perasaan gundah, menjauhkan diri dari godaan jin,

    menghilangkan kesedihan, hidup akan dilimpahkan banyak

  • 3

    kebaikan, dapat mengontrol emosi dalam diri, diampuni dosa-

    dosanya dan masih banyak lagi.

    Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa Pesantren Modern

    Ummul Quro al-Islami mengamalkan sebuah praktik pembacaan

    zikir rātib al-Hadad, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs. Pembacaan

    zikir Rātib tersebut rutin dipraktikan setiap hari. Pembacaan rātib

    al-Haddād yang dibacakan setelah shalat tahajud berjemaah, rātib

    al-Aṭṭās yang dibacakan setelah shalat ashar berjemaah dan rātib

    al-ʿAydrūs yang dibacakan menjelang magrib. Praktik pembacaan

    rātib ini telah menjadi kebiasaan atau rutinitas santri karena

    membaca rātib diwajibkan bagi para santri.2 KH. Helmi selaku

    pimpinan Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami telah

    mewajibkan santri membaca zikir rātib sejak terbentuknya

    pesantren.

    Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa praktik

    pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami

    adalah penomena yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu

    untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan pengaruh zikir rātib

    al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs, maka akan

    dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tradisi Pembacaan

    Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād, Rātib Al-Aṭṭās dan Rātib al-

    ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren Modern Ummul Quro

    al-Islami.

    2 Qonita (Guru Sekaligus Pembimbing Bagian Ibadah Pesantren Modern Ummul

    Quro al-Islami), diwawancarai oleh Iis Kholisoh Tusadiyah. Bogor, 29 juni 2019, Jawa

    Barat.

  • 4

    B. Identifikasi Masalah

    Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka

    dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

    1. Sejarah pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern

    Ummul Quro al-Islami.

    2. Kegiatan santri membacakan zikir rātib al-Haddād,

    rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs.

    3. Pengaruh pembacaan zikir rātib terhadap santri-santri.

    C. Batasan dan Rumusan Masalah

    Sebagaimana yang sudah penulis paparkan di latar

    belakang, untuk memperjelas dan menghindari pembahasan yang

    nantinya akan melebar sehingga tidak sampai pada maksud dan

    tujuan skripsi ini, untuk itu dalam penelitian ini penulis

    memberikan batasan pembahasan masalah dalam penelitian ini

    yaitu, terbatas pada pengaruh tradisi pembacaan tiga zikir rātib

    (zikir rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs) terhadap

    santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.

    Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis

    dapat merumuskan permasalahan penelitian ini, adanya perumusan

    masalah yang menjadi tema pokok dalam penelitian ini yaitu:

    1. Bagaimana pembacaan zikir rātib al-Haddād, rātib al-

    Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs dan pengaruhnya di

    Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami?

  • 5

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini

    bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang timbul dalam

    kehidupan bermasyarakat, serta diarahkan pada upaya memahami

    dan menganalisis kangdungan ayat. Maka tujuan yang ingin

    dicapai melalui penelitian ini, ialah:

    1. Untuk mengetahui kegiatan pembacaan zikir rātib di

    Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.

    2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembacaan zikir rātib

    terhadap santri-santri.

    3. Untuk memperkaya khazanah keilmuan tentang berzikir.

    4. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna

    memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) program strata

    satu (S1) pada jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas

    Ushuluddin.

    Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat

    memberi manfaat. secara teoritis, penelitian membaca zikir rātib

    diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat, sekaligus

    bisa menjadi sumbangan sederhana dalam pengembangan studi

    ilmu al-Quran dan tafsir. Dan juga secara praktis, penelitian ini

    bisa memberi pemahaman membaca zikir rātib kepada seluruh

    pembaca khususnya para santri, sehingga penulis khususnya dan

    pembaca umumnya dapat mengambil hikmah dari kajian living

    Qur‟an.

  • 6

    E. Tinjauan Kajian Terdahulu (Riview)

    Adapun sebagai bahan perbandingan bagi penulis dan

    untuk mendukung kevalidan dalam skripsi ini, maka setelah

    penulis teliti di berbagai skripsi, tesis dan juga jurnal mengenai

    judul yang penulis bahas tentang Pengaruh Tradisi Pembacaan

    Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-

    ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren Modern Ummul Quro

    al-Islami, maka penulis sampaikan beberapa karya yang mungkin

    terkait dengan skripsi yang penulis bahas, antara lain:

    Pertama, sebuah skripsi karya Abdul Hadi dengan judul

    “Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap Psychological Well

    Being Pada Jama‟ah Majelis al-Awwabien Palembang

    Darussalam”.3 Penelitian ini bertujuan mencari isi dari zikir rātib

    al-Haddād di majelis al-Awwabien Palembang Darussalam, dan

    tentang Psychologicall Well Being jemaah majelis. Hasil

    penelitiannya memaparkan isi kandungan zikir rātib al-Haddād dan

    jemaah majelis sebagian diantara jemaahnya dahulu ada yang

    menjadi preman, minim pengetahuan agama, keberadaanya dalam

    lingkungan masyarakat yang ekstrem, mengalami kesulitan

    ekonomi, mengalami gangguan kejiwaan, dan kurangnya

    pengendalian jiwa, setelah rutin mengikuti kegiatan berzikir rātib

    al-Haddād dan kegiatan yang lain yang ada dalam majelis al-

    Awwabien, ada perubahan perilaku yang signifikan dalam

    Psychologicall Well Being pada jemaah majelis dalam menjalani

    kehidupan sehari-hari.

    3 Abdul Hadi_13520001. Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap

    Psychological Well Being Pada Jama’ah Majelis al-Awwabien Palembang Darussalam.

    Skripsi S1 Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

    Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2018.

  • 7

    Kedua, sebuah skripsi karya Ali Sodirin dengan judul

    “Praktik Pembacaan Ratib al-Hadad di Jam‟iyah Eling Nurul Huda

    Pondok Pesantren Darul Hikam Desa Gandasuli Kec. Brebes

    (Studi Living Hadis)”.4 Penelitian ini bertujuan meneliti bagaimana

    praktik zikir rātib al- Haddād tersebut dilaksanakan, bagaimana

    pendapat para pengamal dengan adanya praktik tersebut serta apa

    makna yang ada didalamnya. Dari hasil penelitian pelaksanaan

    zikir rātib al- Haddād diawali dengan membaca syahadatain,

    istigfar dan shalawat Nabi. Kemudian sang kiyai bertawasul

    dengan harapan mengharap barakah kepada auliya Allah SWT,

    selanjutnya para jemaah membaca zikir yang telah disusun dalam

    kitab rātib al- Haddād. Menurut para jemaah yang mengikuti

    praktek tersebut adanya bacaan zikir rātib al- Haddād ini bertujuan

    mencari sebuah keberkahan tersendiri karena dengan adanya

    pembacaan zikir rātib ini didalamnya memiliki unsur-unsur

    penting dalam berkehidupan masyarakat.

    Ketiga, sebuah jurnal karya Annisa Maenumah dengan

    judul “Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk

    Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama”.5 Penelitian ini

    bertujuan untuk menguji pengaruh program pelatihan relaksasi

    dengan zikir untuk mengurangi kecemasan ibu hamil. Hasil

    penelitian ini menunjukan bahwa kehamilan selain merupakan

    sumber kebahagian juga merupakan sumber kecemasan seorang

    ibu. Padahal kecemasan yang berlebihan mempengaruhi kondisi

    4 Ali Sodirin_134211064. Praktik Pembacaan Ratib al-Hadad di Jam’iyah Eling

    Nurul Huda Pondok Pesantren Darul Hikam Desa Gandasuli Kec. Brebes (Studi Living

    Hadis). Skripsi S1 Prodi Tafsir dan Hadits, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,

    Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018. 5 Annisa Maimunah. Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk

    Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama. Yogyakarta: Psikoislamika, Jurnal Psikologi

    Islami Lembaga Penelitian Pengembangan dan Keislaman. 2011.

  • 8

    kesehatan fisik dan psikis ibu serta bayi yang dikandung. Hasil

    penelitian ini menunjukan Kelompok ibu hamil yang mengikuti

    pelatihan relaksasi dengan zikir mengalami penurunan kecemasan

    yang signifikan dibandingkan dengan kelompok ibu hamil biasa.

    Palatihan relaksasi dengan zikir dibuktikan dapat digunakan

    sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan

    ibu hamil.

    Keempat, sebuah skripsi karya Heri Sunarto dengan judul

    “Urgensi Kegiatan Ratib al-Haddad Dalam Meningkatkan

    Keimanan Santri Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo

    Ponorogo”.6 Penelitian ini bertujuan mengetahui latar belakang

    diadakannya kegiatan rātib al-Haddād di Pondok Pesantren KH.

    Syamsuddin Duriwaso Ponorogo, untuk mengetahui kegiatan rātib

    al-Haddād disana dan untuk mengetahui urgensi kegiatan rātib al-

    Haddād dalam meningkatkan keimanan santri. Dari hasil penelitian

    ditemukan bahwa latar belakang kegiatan rātib al-Haddād di

    Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo untuk

    mengatasi penurunan akhlak dan moral para santrinya seiring

    perkembangan zaman yang semakin rusak ini, dan proses kegiatan

    zikir rātib al-Haddād dilaksanakan ba‟da magrib secara istiqomah

    dan di pimpin langsung oleh para santri yang bertugas. Kegiatan

    ini dilaksanakan berjemaah kecuali ada acara-acara tertentu atau

    saat liburan sekolah, tetapi para santri tetap diperintahkan untuk

    mengamalkan zikir rātib al-Haddād ini sendirian setelah acara-

    acara tersebut atau di rumah ketika liburan sekolah.

    6 Heri Sunarto. Urgensi Kegiatan Ratib al-Haddad Dalam Meningkatkan

    Keimanan Santri Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo. Skripsi S1

    Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

    Ponorogo, 2015.

  • 9

    Kelima, sebuah skripsi karya Mamay Maesaroh dengan

    judul “Pengaruh Intensitas Zikir Ratib al-Haddad Terhadap

    Kecerdasan Spiritual Santri (Penelitian di Pondok Pesantren

    Mathla‟unnajah Ujung Jaya Sumedang)”.7 Penelitian ini bertujuan

    mengetahui intensitas zikir rātib al-Haddād santri Pondok

    Pesantren Mathla‟unnajah Ujung Jaya Sumedang, untuk

    mengetahui kecerdasan spiritual santri dan pengaruh intensitas

    zikir rātib al-Haddād terhadap kecerdasan spiritual santri.

    Keenam, sebuah skripsi karya Muhammad Fahrudin

    Febryansyah dengan judul “Upaya Peningkatan Kecerdasan

    Spiritual Santri Melalui Kegiatan Ratib al-Haddad (Studi Kasus di

    Pondok Pesantren Hudatul Muna 1 Jenes Brotonegara

    Ponorogo)”.8 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi

    kegiatan rātib al-Haddād dalam peningkatan kecerdasan spiritual

    santri, dan kontribusi kegiatan rātib al-Haddād dalam

    meningkatkan kecerdasan spiritual santri. Adapun hasil

    penelitiannya adalah kegiatan rātib al-Haddād di Pondok Pesantren

    Hudatul Muna 1 Jenes mempunyai fungsi untuk meningkatkan

    kecerdasan spiritual santri melalui pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an

    dan memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Kegiatan ini bermula

    dari inisiatif seorang ustad yang telah lama mengamalkan rātib ini

    dan mengajak santri untuk mengamalkan guna mengatasi masalah

    merosotnya moral dan akhlak santri serta untuk mengisi

    7 Mamay Maesaroh_1144010100. Pengaruh Intensitas Dzikir Ratib al-Haddad

    Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (Penelitian di Pondok Pesantren Mathla’unnajah

    Ujung Jaya Sumedang). Skripsi S1 Prodi Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah

    dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2018. 8 Muhammad Fahrudin Febryansyah_210314098. Upaya Peningkatan Kecerdasan

    Spiritual Santri Melalui Kegiatan Ratib al-Haddad (Studi Kasus di Pondok Pesantren

    Hudatul Muna 1 Jenes Brotonegara Ponorogo). Skripsi S1 Prodi Pendidikan Agama

    Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2018.

  • 10

    kekosongan jiwa para santri. Kegiatan rātib al-Haddād mampu

    memberikan dampak positif dan perubahan yang luar biasa, dalam

    kegiatan tersebut mampu meningkatkan kecerdasan spiritual para

    santri sehingga mereka merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan

    merasakan hati yang lebih tentram.

    Ketujuh, sebuah skripsi karya Muhammad Naufal dengan

    judul “Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Perspektif Hadis (Studi

    Kasus Pengaruh Zikir Raatib al-Atthas di Majlis Ta‟lim wal-Aurad

    al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, Kab. Bekasi”.9 Dari

    hasil penelitian ini diketahui bahwa jama‟ah majlis ta‟lim wal

    Aurad al-Husaini dapat merasakan dampak yang positif dalam

    membaca zikir rātib al-Aṭṭās, dan dari segi kesehatan mental dan

    pandangan hidup, para jemaah majlis ta‟lim dapat merasakan

    dampak yang positif yaitu adanya peningkatan pada kualitas

    keimanan, ketuhanan juga pandangan hidup yang cenderung lebih

    menerima takdir yang Allah SWT tentukan.

    Kedelapan, sebuah skripsi karya Mulyadi dengan judul

    “Pembacaan Ayat-Ayat al-Qur‟an Dalam Rutinan Ratib al-Attas

    (Studi Living Qur‟an di Lembaga Pendidikan Thariq al-Jannah

    Kel. Muja-Muju, Kec. Umbul Harjo, Kotamadya Yogyakarta,

    D.I.Y)”.10

    penelitian ini fokus pada bagaimana praktik dan

    pelaksanaan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an pada rātib al-Aṭṭās

    yang diwujudkan melalui prilaku jemaah didalamnya baik santri

    9 Muhammad Naufal_105034001249. Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan

    Perspektif Hadis (Studi Kasus Pengaruh Zikir Raatib al-Atthas di Majlis Ta’lim wal-

    Aurad al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, Kab. Bekasi. Skripsi S1 Prodi Tafsir

    Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. 10

    Mulyadi_13530085. Pembacaan Ayat-Ayat al-Qur’an Dalam Rutinan Rātib al-

    Attas (Studi Living Qur’an di Lembaga Pendidikan Thariq al-Jannah Kel. Muja-Muju,

    Kec. Umbul Harjo, Kotamadya Yogyakarta, D.I.Y). Skripsi S1 Prodi Ilmu al-Qur‟an dan

    Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Yogyakarta,

    2017.

  • 11

    maupun pengasuh lembaga pendidikan MDT Thariq al-Jannah.

    Hasil penelitian ini menunjukan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an

    dalam rātib al-Aṭṭās merupakan praktik sosial keagamaan yang

    berkembang di lembaga pendidikan MDT Trariq al-Jannah yang

    dilakukan secara rutin setiap malam Jum‟at setelah shalat Isya

    dikediaman Kyai Faizin. Bacaan yang terkandung dalam rātib al-

    Aṭṭās adalah susunan bacaan yang disusun Habib Umar bin

    Abdurrahman al-Aṭṭās dengan ayat-ayat al-Qur‟an pilihan, selawat

    Nabi dan doa pilihan. Selain bacaan rātib al-Aṭṭās ada juga bacaan

    tambahan yang dibaca sebelum doa dipanjatkan yaitu pembacaan

    selawat al-Fatih sebanyak 1000 kali.

    Kesembilan, sebuah skripsi karya Sri Utami dengan judul

    “Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap Kesehatan Mental

    Masyarakat Korban Gempa (Studi Kasus Majlis Dzikir al-Ghifary

    Bengkulu)”.11

    Dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang

    bagaimana pengaruh zikir rātib al-Haddād terhadap kesehatan

    masyarakat yang terkena musibah gempa. Zikir menyimpan

    sesuatu yang istimewa tetang kesehatan mental para jemaahnya,

    terutama paska terjadinya gempa pada kesehatan masyarakat

    sehingga mereka bisa tegar menghadapi bencana atau cobaan Allah

    SWT berupa gempa bumi. Berzikir ternyata mempunyai fungsi

    yang laur biasa, baik secara vertikal atau horizontal bisa

    menyelesaikan problematika manusia dengan Tuhannya dan

    problematika dengan manusia lain, serta kepada seluruh makhluk

    diseluruh alam.

    11

    Sri Utami_H000050009. Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap

    Kesehatan Mental Masyarakat Korban Gempa (Studi Kasus Majlis Dzikir al-Ghifary

    Bengkulu). Skripsi S1 Prodi Ushuluddin, Fakultas Agama Islam, Universitas

    Muhammadiyah Surakarta, 2010.

  • 12

    Kesepuluh, sebuah jurnal karya Zulkifli dengan judul

    “Kritik Sayyid Usman Tentang Ratib Samman: Kajian Atas

    Naskah Tanbih al-Ghusman”.12

    Penelitian ini bertujuan untuk

    menganalisis kritik Sayyid Uthman pada praktik rātib Samman

    (ritual orde sammaniyyah) sebagaimana ditulis dalam naskahnya.

    Ulama yang kontriversual itu adalah teman dekat Snouck

    Hurgronje dan memiliki sikap akomodatif terhadap pemerintah

    kolonial Belanda dan mayoritas pemikiran agamanya cenderung

    sesuai dengan kebijakan kolonial Dutch. Sikap kritisnya terhadap

    praktik tarekat dapat dilihat dengan jelas dalam kritikannya

    terhadap praktik rātib Samman yang menurutnya mengandung

    beberapa kesalahan besar.

    Setelah mengumpulkan referensi dari berbagai referensi,

    skripsi, jurnal, tesis, peneliti tidak menemukan masalah atau judul

    yang sedang peneliti teliti. Adapun pembahasan yang penulis

    sajikan dalam skripsi ini adalah lebih fokus terhadap pegaruh zikir,

    dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian lapangan (field

    research) di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami Desa Leuwi

    Mekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Untuk melihat

    pelaksanaan zikir rātib dan pengaruh yang santri rasakan.

    F. Metodologi Penelitian

    Pendekatan dalam penelitin ini, penulis menggunakan

    metode penelitian kualitatif. Yakni prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

    dari responden yang penulis rasa cocok untuk di jadikan sumber

    12

    Zulkifli. Kritik Sayyid Usman Tentang Ratib Samman: Kajian Atas Naskah

    Tanbih al-Ghusman. Dialog: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Jakarta,

    2001.

  • 13

    penelitian. Karena dalam metode penelitian kualitatif ini, peneliti

    berbaur mejadi satu dengan yang diteliti.13

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang penulis

    gunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

    Observasi yaitu pengamatan langsung yang

    dilakukan penulis untuk memperoleh data melalui

    kejadian-kejadian dan perilaku para santri yang

    dilihat atau diteliti.14

    Wawancara yaitu teknik memperoleh informasi

    langsung melalui permintaan keterangan-keterangan

    kepada pihak pertama yang dipandang pertanyaan

    yang diajukan. Mereka yang dilakukan melalui

    wawancara ini disebut responden. Datanya berupa

    jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang

    diajukan. Untuk memperoleh informasi itu biasanya

    diajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

    yang tersusun dalam daftar.15

    Kajian Dokumen yaitu mengumpulkan data atau

    informasi melalui surat-surat, film dan photo.16

    2. Analisis Data

    Menerut Boldan dan Biklen, analisis data

    kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

    bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

    13

    Jhonatan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta:

    Gara Ilmu, 2006), 194. 14

    Jhonatan Sarwono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif , 224. 15

    Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:

    Alfabeta, 2009), 101. 16

    Jhonatan Sarwono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif , 225.

  • 14

    milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

    mengsistensikannya, mencari dan menemukan pola,

    menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari

    dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

    orang lain.17

    Proses analisis data kualitatif menurut

    sieddel sebagai berikut:

    Mencatat dan menghasilkan lapangan dengan

    hal itu diberi agar sumber datanya tetap dapat

    ditelusuri.

    Mengumpulkan, memilah-milah, meng-

    klarifikasikan, mengsistensikan, membuat

    ringkasan dan membuat indeksnya.

    Berfikir dengan jalan agar membuat katagori

    data itu makna, dan menemukan pola dan

    hubungan-hubungan, dan membuat temuan-

    temuan umum.18

    3. Tehnik Penulisan

    Adapun tehnik penulisan dan penyusunan skripsi

    ini di bawah panduan buku Pedoman Penulisan

    Skripsi.19

    17

    Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya,2007), 155. 18

    Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, 199. 19

    Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2017.

  • 15

    G. Sistematika Penulisan

    Setelah melakukan tahap-tahap pemikiran dan

    pertimbangan secukupnya, sistematika penulisan skripsi ini terdiri

    dari lima bab, setiap bab masing-masing memiliki sub bab dan

    disusun dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I dimulai dengan pendahuluan, dalam bab ini

    tujuannya untuk menggambarkan secara umum atau sebagai

    landasan dari skripsi ini, adapun sub dari bab ini adalah membahas

    mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan

    rumusan masalah yang dimaksud untuk mempertegas masalah

    yang akan diteliti agar lebih terfokus, tujuan dan manfaat

    penelitian untuk menjelaskan pentingnya penelitian ini, tinjauan

    kajian terdahulu (riview), metodologi penelitian, dan sistematika

    penulisan.

    BAB II membahas tentang kajian arti dan makna zikir

    Rātib, tinjauan umum didalamnya terdapat zikir yaitu pengertian

    zikir, cara berzikir, dan abad berzikir, kemudian rātib didalamnya

    terdapat pengertian zikir rātib al-Haddād, zikir rātib al-Attas, zikir

    rātib al-ʿAydrūs, persamaan ayat dan zikir dalam rātib al-Haddād,

    rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs dan hikmah melaksanakan

    zikir.

    BAB III membahas tentang, profil Pesantren Modern

    Ummul Quro al-Islami, adapun sub dari bab ini adalah yang terdiri

    dari: sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan

    guru dan siswa, data sarana prasarana, dan kegiatan satri.

    BAB IV membahas tentang analisis pengaruh pembacaan

    tiga zikir rātib terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul

    Quro Al-Islami, adapun sub dari bab ini adalah yang terdiri dari:

  • 16

    sejarah pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro

    al-Islami, pelaksannan zikir rātib, pemahaman dan pengaruh

    pembacaan zikir rātib terhadap Santri.

    BAB V merupakan bab terakhir atau sebuah penutup dari

    penelitian skripsi ini, yang berisi kesimpulan dengan tujuan untuk

    memberikan jawaban dari hasil penelitian, kemudian saran-saran

    dari peneliti untuk para peneliti selanjutnya.

  • 17

    BAB II

    KAJIAN ARTI DAN MAKNA ZIKIR RĀTIB

    A. Zikir

    1. Pengertian Zikir

    Zikir dari segi bahasa berasal dari kata bahasa Arab

    yaitu “Żakara” yang berarti menyebut, mengingat,

    menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari.

    Sedangkan secara istilah membasahi lidah dengan ucapan-

    ucapan pujian kepada Allah SWT.20

    Oleh karena itu zikir

    berarti mensucikan dan mengagungkan nama Allah SWT

    atau menjaga dalam ingatan.

    Zikir juga dipandang (mengingat Allah SWT dan

    menyebut-Nya), dengan mengerjakan segala macam

    perbuatan taat. Zikir adalah suatu jalinan komunikasi

    dengan Allah SWT, menyambungkan hati dengan Allah

    SWT dan ingat kepadanya. Dalam hal shalat misalnya,

    seseorang dikatakan khusyuk jika hatinya selalu ingat

    kepada Allah SWT di sepanjang shalatnya. Dalam hal

    berpuasa juga seseorang akan bisa mencapai kualitas takwa

    lewat puasanya jika selama berpuasa ia menyandarkan

    ibadahnya karena Allah SWT. Dalam berhaji pun

    demikian, jika seseorang selalu ingat Allah SWT selama

    berhaji, maka ia akan memperoleh banyak hikmah di tanah

    suci.21

    20

    Ismail Nawawi. Risalah Pembersih Jiwa: Terapi Prilaku lahir & Batin Dalam

    Perspektif Tasawuf (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008), 244. 21

    Agung Mustofa. Dzikir Tauhid (Surabaya: Padma Press), 208.

  • 18

    Zikir adalah menyebut nama Allah SWT dengan

    membaca tasbih (subhanallah), membaca tahlil (la ilaha

    illallah), membaca tahmid (alhamdulillah), membaca

    taqdis (quddusun), membaca takbir (Allahuakbar),

    membaca hauqalah (la haula waala quwwata illa billahi),

    membaca hasballah (hasbiyallah) dan membaca doa-doa

    yang ma’tsur (yaitu doa-doa yang diterima dari Nabi

    SAW).22

    Al-Hafizh berkata dalam Fath al-Bari, zikir adalah

    segala lafal (ucapan) yang disukai Allah SWT dan kita

    banyak membacanya untuk mengingat dan mengenang

    Allah SWT seperti lafal-lafal al-baqiyat ash-shalihat, yaitu:

    ُسْبَحاَن اهلل َواْلَْْمُد هلل َوالَاَِلَو ِاالِّاهلل َواهلل َأْكبَ رُ

    “Saya akui kesucian Allah SWT. Segala puji dan

    sanjungan kepunyaan-Nya. Tidak ada Tuhan yang

    sebenarnya berhak disembah selain Allah SWT dan Allah

    SWT itu Maha Besar.”

    Dan dikaitkan dengan lafal ini:

    Hauqalah

    اَلَحْوَل َواَلقُ وََّة ِإالَّ بِاهللِ

    “Tidak ada daya upaya untuk menolak sesuatu

    kemudaratan dan mendatangkan sesuatu

    kemanfaatan melainkan dengan Allah SWT jua

    (tidak ada tempat berlindung selain kepada Allah

    SWT sendiri”.

    Basmallah (tasmiyah)

    ِبْسِم اللَِّو الرَّْْحَِن الرَِّحيمِ

    22

    Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, cet. I (Semarang:

    PT. Pustaka Rizki Putra, 2010), 2.

  • 19

    “Aku memulai segala usahaku, segala pekerjaan

    dan perbuatanku dengan nama Allah SWT sendiri-

    Nya (bukan dengan atau atas namaku), yang Maha

    Pemurah dan Maha Pengasih”.

    Hasballah

    وَِكْيلُ َحْسِبَ اهللُ َونِْعَم الْ

    “Allah SWT, Tuhan semesta alam cukup bagiku,

    aku tidak perlu kepada yang selain-Nya dan Dialah

    sebaik-baik penjaga yang menjaga kemaslahatan

    dan kemanfaatanku”.

    Istigfar

    َاْستَ ْغِفُر اهللُ اْلَعِظْيمَ

    “Saya memohon ampun kepada Allah SWT yang

    Maha Besar”.

    Doa-doa yang ma‟tsur yaitu doa-doa yang diterima

    dari Nabi SAW.23

    2. Cara Berzikir

    Zikir itu boleh dilakukan dengan hati saja. Dan yang

    sangat utama, apabila kita melaksanakan zikir dengan lidah

    dan hati. Yakin lidah menyebut, hati mengingat apa yang

    disebutkan lidah.

    Oleh karena itu harus pula dimaklumi, bahwa layak

    kita meninggalkan sebutan dengan lidah lantaran khawatir

    menjadi riya’. Maka sebaiknya kita melakukan zikir

    dengan hati dan lidah dan hendaklah kita memelihara diri

    dari riya’.24

    23

    Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 3. 24

    Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 19.

  • 20

    Tegasnya, kita diperbolehkan berzikir dengan salah

    satu cara, yakni cara mengingat dengan hati saja, tidak

    kedengaran bunyi sebutan lidah dan cara menyebut terang-

    terangan ucapan-ucapan zikir dengan lidah serta

    menghayati makna yang disebut itu dengan hati. Ini lebih

    utama jika terpelihara dari riya’ dan sum’ah.

    Adapun membunyikan zikir, yaitu sebutan-sebutan

    zikir dengan lidah, dan tidaklah berguna ketika menyebut

    itu hati kita menerawang ke udara tinggi, tidak menghayati

    dan tidak memahami apa yang diucapkan lidah itu. Cara

    inilah yang banyak dilakukan oleh masyarakat umum.25

    3. Adab Melaksanakan Zikir

    Hendaklah seseorang yang melakukan amalan zikir,

    memelihara adab-adab zikir yang batin dan adab-adab zikir

    yang zhahir. Dengan sempurnanya adab-adab itu,

    sempurnalah zikir seseorang. Adapun adab-adab tersebut

    antara lain:

    Adab-adab zikir yang batin

    Apabila seseorang hendak berzikir, hendaklah ia

    menghadirkan hatinya, yakni hendaklah hatinya

    mengingngat makna zikir itu ketika lidah

    mengucapkannya. Karena itu, perlulah seseorang

    yang berzikir memahamkan maksud dan lafal-lafal

    yang disebutnya, agar dapat memahami maknanya.

    Para ulama telah menegaskan, bahwa orang-orang

    yang berzikir dituntut untuk mengerti makna yang

    25

    Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 20.

  • 21

    disebut. Orang yang berzikir sama dengan orang

    yang membaca (tilawah) al-Qur‟an. Orang yang

    membaca al-Qur‟an dituntut pula memahamkan

    makna bacaannya.

    Para ulama menegaskan pula, bahwa syarat mutlak

    untuk memperoleh pahala zikir adalah mengetahui

    makna dan memahamkannya.26

    Perhatikan apa yang telah ditegaskan oleh as-Sanusi

    dalam syarah Aqidah Ummil Barahin:

    َلةِ ْهِلي ْ َوِمثْ ُلُو ˓َوَقْد َنصَّ اْلُعَلَماُء َعَلى اَنَُّو اَلبُدَّ ِمْن فَ ْهِم َمْعََن الت َّ

    بَاِقى اْْلَذَْكِر اَلبُدَّ ِِف ُحُصْوِل ثَ َوابِِو ِمْن َمْعرِفَِتِو َوَلْو ِبَوْجوٍ

    “Seluruh ulama telah menetapkan kemestian

    memahami makna tahlil (apabila seseorang

    membacanya) dan seperti itu juga makna segala

    zikir yang diucapkan. Untuk memperoleh pahala

    ucapan, perlu mengetahui makna yang disebutkan,

    sekurang-kurangnya mengetahui keringkasan

    maksudnya”.

    Al-Asnawi berkata: “barang siapa berzikir tetapi

    lalai dari memperhatikan makna yang ia ketahui,

    maka dia tidak mendapatkan pahala dari zikirnya”.

    Adab-adab zikir yang zhahir

    Seseorang yang berzikir itu bersikap tertib.

    Jika ia duduk, hendaklah ia menghadap ke arah

    kiblat dengan sikap khusyuk, menghinakan diri

    kepada Allah SWT, tenang dan menundukkan

    kepala. Tempat berzikir itu suci bersih, terlepas dari

    segala yang meragukan.

    26

    Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 20.

  • 22

    Seseorang yang berzikir itu terlebih dahulu

    membersihkan mulutnya sebelum ia mulai berzikir.

    Akan tetapi diperbolehkan juga orang yang berzikir

    itu tidak bersikap demikian, yaitu membaca zikir

    bukan sambil duduk dan tidak menghadap ke arah

    kiblat. Allah SWT SWT berfirman:

    فَِإَذا َقَضْيُتُم الصَّالَة فَاذُْكُروا اللََّو ِقَياًما َوقُ ُعوًدا َوَعَلى ُجُنوِبُكْم فَِإَذا

    اْطَمْأنَ ْنُتْم فَأَِقيُموا الصَّالَة ِإنَّ الصَّالَة َكاَنْت َعَلى اْلُمْؤِمِننَي ِكَتابًا

    َمْوُقوتًا

    “Maka apabila kamu telah menyelesaikan

    shalat(mu), ingatlah Allah SWT di waktu berdiri, di

    waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian

    apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah

    shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya

    shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya

    atas orang-orang yang beriman.” (QS. an-Nisa‟ [4]:

    103)

    Dari ayat tersebut dapatlah dimengerti

    bahwa kita dibolehkan berzikir dalam segala bentuk

    keadaan, baik ketika sedang berdiri dan sedang

    berjalan. Hanya dalam beberapa hal saja yang tidak

    disukai kita berzikir, yaitu ketika sedang

    melepaskan hajat, sedang berjima‟, sedang

    mendengarkan khutbah dan sedang dalam keadaan

    sangat mengantuk.27

    27

    Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 22.

  • 23

    B. RĀTIB

    Kata rātib secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu dari

    kata rottaba yang artinya mengatur, menyusun, menguatkan.28

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia rātib adalah puji-pujian atau

    doa kepada Tuhan yang diucapkan berulang-ulang, seperti zikir.29

    Adapun macam-macam rātib, diantaraya:

    1. Rātib al-Haddād

    Rātib al-Haddād merupakan sebuah kumpulan doa, wirid

    dan zikir yang disusun oleh Sayyid Abdullah bin Alawi bin

    Muhammad al-Haddād, beliau lahir di Syubair di salah satu

    ujung kota Tarim di Povinsi Hadramaut pada malam kamis

    tanggal 5 Safar tahun 1044 H. Beliau dibesarkan di kota Tarim

    dan mengalami kebutaan sejak masa kecilnya lantaran penyakit

    cacar, tetapi diganti oleh Allah SWT dengan penglihatan lain.

    Ia begitu sungguh-sungguh dalam mencari ilmu pengetahuan.30

    Beliau meninggal pada malam selasa 7 Dzulqa‟dah tahun 1132

    H, dan di makamkan di pemakaman Zabal di kota Tarim.31

    Rātib ini disusun karena permintaan salah seorang murid

    beliau, tujuannya membuat permintaan tersebut ialah untuk

    mengadakan suatu zikir di kampungnya agar mereka dapat

    mempertahankan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat

    yang melanda pada waktu itu.

    28

    Mahmud Yunus. Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa

    Dzurriyyah, 2010), 137. 29

    Kamus Bahasa Indonesia https://kbbi.kemdikbud.go.id 30

    Ahmad Zacky el-Syafa. Buku Pegangan Doa dan Zikir keselamatan Ratibul

    Haddad, cet. I (Yogyakarta: Mutiara Media, 2013), 9. 31

    Ahmad A. Alaydrus. Menyingkap Rahasia Dzikir & Do’a dalam Rātib al-

    Haddād, cet. 2 (Surabaya: Cahaya Ilmu,2018), 15.

    https://kbbi.kemdikbud.go.id/

  • 24

    Habib Muhammad Zain al-Habsyi pernah mengatakan

    siapa yang membaca rātib ini dengan penuh keyakinan dan

    iman ia mungkin dikaruniakan dengan pengalaman yang diluar

    dugaannya.32

    2. Rātib al-Aṭṭās

    Rātib al-Aṭṭās merupakan sebuah kumpulan doa, wirid

    dan zikir yang disusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman

    al-Attas yang lahir di Masyad, Hadramaut, Yaman pada 992

    H/1572 M dan wafat pada 23 Rabiul akhir 1072 H/1652 M.

    Diberi nama Azizul Manal wa Fathu Babil Wishal yang berarti

    anugerah nan agung dan pembuka pintu tujuan.33

    Assayyid al-Imam Isaa bin Muhammad Alhabsyi telah

    mendapat keterangan dari Sayyidina Umar, beliau berkata:

    “telah datang segerombongan jama‟ah kepada Sayyidina Umar

    dengan keluhan bahwa mereka sedang mengalami kekeringan

    dan kesempitan hidup. Lalu beliau memerintahkan mereka

    membaca rātib al-Aṭṭās, kemudian setelah mereka membaca

    rātib itu maka diangkatlah oleh Allah SWT kesulitan mereka.

    Semua itu karena keberkahan rātib tersebut”.34

    Syaikh Ali bin Abdillah Baaroos mengatakan bahwa

    Rātib ini jika dibaca disuatu kampung maka ia akan

    memperoleh keamanan bagi penduduknya dari segala bahaya,

    32

    Untung Suropati. “Ratib Haddad Ratib Al” Diakses, 16, Oktober 2019,

    https://www.academia.edu/7485575/Rātib_Haddad_Rātib_Al 33

    Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas

    Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, Jilid 1, cet. 2 (Daruk Ulum

    Press, 2009), 3. 34

    Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas

    Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, 11.

    https://www.academia.edu/7485575/Ratib_Haddad_Ratib_Al

  • 25

    dan rātib ini seimbang dengan penjagaan 70 pasukan berkuda

    yang tidak disangsikan lagi keampuhannya.35

    3. Rātib al-ʿAydrūs

    Rātib al-ʿAydrūs merupakan sebuah kumpulan doa,

    wirid dan zikir yang disusun oleh al-Habib al-Imam Abdullah

    bin Abu Bakar al-Aydrus al-Akbar yang lahir di Tarim,

    Hadramaut, Yaman pada 10 Dzulhijah 811-865 H/1391-1445

    M. Beliau adalah imam para wali dan orang-orang salèh,

    sandaran utama para qutub, maha guru tempat pertolongan para

    wali besar, julukan beliau adalah Abu Muhammad. Gelar

    alaydrus sendiri bermakna ketua orang-orang tasawuf.36

    Adapun keutamaan zikir Rātib ini ialah barang siapa

    yang membaca setiap selesai shalat subuh dan magrib maka

    segala niat dan hajatnya akan segera dikabulkan oleh Allah

    SWT, serta akan diberikan ketenangan dalam jiwanya,

    diberikan kemudahan dalam mencari ilmu dan diluaskan

    rezekinya, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.37

    4. Persamaan Ayat dan Zikir dalam Rātib al-Haddād, Rātib

    al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs

    Setelah penulis analisis ternyata ada persamaan terhadap

    ayat dan zikir yang terdapat dalam Rātib al-Haddād, Rātib al-

    Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs, sebagai berikut:

    35

    Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas

    Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, 12. 36

    Zaid Husin al-Hamid. Menyingkap Rahasia Dzikir dan Doa Dalam Ratib al-

    Aydrus (Cahaya Ilmu, 2018), 11. 37

    Zaid Husin al-Hamid. Menyingkap Rahasia Dzikir dan Doa Dalam Rātib al-

    Aydrus, 15.

  • 26

    Tabel 2.1

    Persamaan ayat dan zikir yang terdapat dalam Rātib al-Haddād, Rātib al-

    Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs

    Ayat dan Zikir Artinya

    Rātib

    al-

    Haddād

    Rātib

    al-

    Aṭṭās

    Rātib al-

    ʿAydrūs

    QS. Al-Fatihah [1]: 1-7 QS. Al-Fatihah [1]: 1-7

    QS. Al-Baqarah [2]: 1-5 QS. Al-Baqarah [2]: 1-5 - -

    QS. Al-Baqarah [2]: 255 QS. Al-Baqarah [2]:

    255 - -

    QS. Al-Baqarah [2]: 284-

    286

    QS. Al-Baqarah [2]:

    284-286 38

    QS. Al-Hasyr [59]: 21-24 QS. Al-Hasyr [59]: 21-

    24 - -

    QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4 QS. Al-Ikhlas [112]: 1-

    4 - -

    QS. Al-Falaq [113]: 1-5 QS. Al-Falaq [113]: 1-5 - -

    QS. An-Naas [114]: 1-6 QS. An-Nas [114]: 1-6. - -

    الَاَِلَو ِاالَّاهلل َوْحَدُه اَلَشرِْيَك َلُو اْلُمْلُك َوَلُو اْلَْْمُد ˓َلوُ

    ُُيِْي َوُُيِْيُت َوُىَو َعَلى ُكلِّ َشْيٍئ َقِديْ رٌ

    “Tiada Tuhan yang

    berhak disembah

    kecuali Allah, Zat Yang

    Maha Esa, tiada sekutu

    bagi-Nya. Bagi-Nya

    kerajaan dan bagi-Nya

    segala puji. Dia-lah Zat

    Yang Menghidupkan

    dan mematikan. Dia

    selamanya akan hidup

    dan tidak akan mati.

    Dan Dia Maha Kuasa

    atas segala sesuatu”.

    - -

    ُسْبَحاَن اهلل َواْلَْْمُد هلل “Maha Suci Allah SWT, segala puji hanyalah

    38

    Zikir Rātib al-Aṭṭās di mulai dari kata ََُغْفَرانَك dan zikir al-ʿAydur di mulai dari

    ayat 285

  • 27

    untuk-Nya. Tiada َوالَاَِلَو ِاالِّاهلل َواهلل َأْكبَ رُ Tuhan selain Allah SWT

    dan Allah SWT Maha

    Besar”.

    ُسْبَحاَن اهلل َوِبَْمِدِه ُسْبَحاَن اهلل اْلَعِظْيمِ

    “Maha Suci Allah SWT

    dan segala puji bagi-

    Nya, Maha Suci Allah

    SWT yang Maha

    Agung”

    َنا اِنََّك َرب ََّنا اْغِفْرلََنا َوُتبْ َعَلي ْوَّاُب الرَِّحْيمُ أَْنَت الت َّ

    “Duhai Tuhan kami...

    Ampunilah dosa-dosa

    kami, terimalah tobat

    kami, sesungguhnya

    Engkau adalah Zat

    Yang Maha Menerima

    tobat lagi Maha Kasih

    Sayang”

    - -

    اِت أَُعْوُذ ِبَكِلَماِت اهلِل التَّامَّ َماَخَلقَ ِمْن َشرِّ

    “Aku berlindung

    dengan kalimat Allah

    SWT yang sempurna

    dari segala kejahatan

    makhluk yang

    diciptakan-Nya”. (HR.

    Muslim)

    -

    ِبْسِم اهلِل الَِّذى الََيُضرُّ َمَع ِو َشْيٌئ ِِف ااَلْرِض َواَل ِِف اْسِْ

    ِمْيُع اْلَعِلْيمُ َماِء َوُىَو السَّ السَّ

    “Dengan nama Allah

    SWT yang dengan

    menyebut nama-Nya

    tidak ada sesuatu

    apapun baik dibumi

    maupun di langit yang

    dapat membahayakan.

    Dan Dia Maha

    Mendengar lagi Maha

    Mengetahui”. (HR. Abu

    Dawud dan Tirmidzi)

    -

    َنا بِاهلِل َربِّا َوبِْااِلْساَلِم ˓َرِضي ٍْد َصَلى اهلل ˓يْ ًنادِ َوِبَُحمَّ

    َعَلْيِو َوَسلََّم نَِبيِّا

    “Aku rela Allah

    sebagai Tuhan, Islam

    sebagai agama dan

    Muhammad SAW

    sebagai Nabi” (HR.

    Tirmidzi)

    - -

    ُر ِبْسِم اهلل َواْلَْْمُد اهلل َواْْلَي ْرُّ ِبَِشْيَئِة اهللِ َوالشَّ

    “Dengan nama Allah,

    dan segala puji

    hanyalah untuk Allah,

    kebaikan dan

    keburukan semua

    datangnya dari Allah”

    - -

    َنا اَمنَّا بِاهلِل َواليَ ْوِم اآلِخِر تُ ب ْ “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, kami juga bertobat

    - -

  • 28

    kepada Allah zahir dan ِاََل اهلِل بَاِطًنا َوظَاِىًراbatin”.

    يَا َرب ََّنا َوْعُف َعنَّا َواْمُح الَِّذْي َكاَن ِمنَّا

    “Wahai Tuhan kami,

    maafkanlah kami dan

    hapuskanlah

    kesalahan-kesalahan

    yang dahulu pernah

    kami lakukan”.

    - -

    َنا يَاَذا اْلَْاَلِل َواإِلْكرَاِم أَِمت ْ َعَلى ِدْيِن اإلساَلمِ

    “Wahai Zat Yang

    memiliki Keagungan,

    matikanlah kami dalam

    agama Islam”.

    - -

    يَاَقِويُّ يَاَمِتنْيَ اِْكِف َشرَّ الظَّاِلِمنْيَ

    “Wahai Zat Yang

    Maha Kuat, wahai Zat

    Yang Maha Kokoh,

    hentikanlah segala

    kejahatan orang-orang

    yang zalim”.

    - -

    ْوَر اْلُمْسِلِمنْيَ َأْصَلَح اهلُل اُمُ َصَرَف اهللُ َشرَّ اْلُمْؤِذْينَ

    “Semoga Allah

    memperbaiki urusan

    kaum muslimin, dan

    memalingkan kejahatan

    orang-orang yang

    mengganggu”.

    - -

    رُ يَاَعِلْيُم ˓يَاَعِلىُّ يَاَكِبي ْرُ ˓يَاَقِديُْ ْيُع يَاَبِصي ْ ˓يَاْسَِ

    رُ يَاَلِطْيُف يَاخَ ِبي ْ

    “Wahai Zat Yang

    Maha Tinggi, wahai

    Zat Yang Maha Besar,

    wahai Zat Yang Maha

    Mengetahui, wahai Zat

    Yang Maha Dahulu,

    wahai Zat Yang Maha

    Mendengar, wahai Zat

    Yang Maha Melihat,

    wahai Zat Yang Maha

    Halus, wahai Zat Yang

    Maha Menyaksikan”.

    - -

    ارَِج اْْلَمِّ يَاَكاِشَف اْلَغمِّ يَافَ يَاَمْن ِلَعْبِدِه يَ ْغِفُر َو يَ ْرَحمُ

    “Wahai Zat yang

    menghilangkan

    kesedihan, wahai Zat

    yang menghapus segala

    kesusahan, wahai Zat

    yang memberi ampun

    dan mengasihi hamba-

    Nya”.

    - -

    ا َأْستَ ْغِفُر اهلَل َربَّ اْلبَ رَايَ َأْستَ ْغِفُر اهلَل ِمَن اْلَْطَايَا

    “Aku memohon

    ampunan kepada Allah,

    Tuhan seluruh

    makhluk. Aku memohon

    ampunan kepada Allah

    dari segala

    - -

  • 29

    kesalahan”.

    اهللُ اهللُ 39اَلاَِلَو ِاالَّ اَلاَِلَو ِاالٌَّد َرُسْوُل اهللُ ُُمَمَّ اَلاَِلَو ِاالَّ

    لِِو لَّى اهللُ َعَلْيِو َواصَ 40اهللِ

    َوَسلَّْم َوَشرََّف وََكرََّم َوََمََّد َوَعظََّم َوَرِضَى اهلل تَ َعاََل َعِن

    الصََّحابَِة َأْْجَِعنْيَ

    “Tiada Tuhan yang

    berhak disembah kecuali

    Allah SWT”

    “Muhammad Rasullullah

    SAW, semoga Allah SWT

    mencurahkan selawat

    dan kesejahteraan

    atasnya dan

    keluarganya. Semoga

    Allah SWT juga

    muliakan,

    mengagungkan dan

    menjunjung

    kebesarannya. Serta

    Allah SWT meridhai

    sekalian keluarga dan

    sahabat Rasulullah”.

    ِمْيِع اْلَعِلْيِم أَُعْوُذ بِاهلِل السَّْيطَاِن الرَِّجْيمِ ِمَن الشَّ

    “Aku berlindung kepada

    Allah SWT Yang Maha

    Mengetahui lagi Maha

    Mendengar, dari

    bisikan-bisikan setan

    yang terkutu.”

    -

    ِبْسِم اهلِل الرَّْْحَِن الرَِّحْيِم َواَلَحْوَل َوالَقُ وََّة ِإالَّ بِاهلِل

    اْلَعِلىِّ اْلَعِظْيمِ

    “Dengan menyebut

    nama Allah SWT Yang

    Maha Pemurah lagi

    Maha Penyayang, tiada

    daya dan kekuatan

    melainkan dengan

    pertolongan Allah SWT

    Yang Maha Luhur lagi

    Maha Agung.”

    - -

    ِبْسِم اللَِّو الرَّْْحَِن الرَِّحيِم “Dengan menyebut

    nama Allah SWT yang

    Maha Pemurah lagi

    Maha Penyayang.”

    - -

    َنا بِاهلِل ِبْسِم ِبْسِم اهلِل ََتَصَّْلَنا َعَلى اهلِل اهلِل تَ وَكَّ

    “Dengan menyebut

    nama Allah SWT kami

    meminta perlindungan

    kepada Allah SWT,

    Dengan menyebut nama

    Allah SWT kami

    berserah diri ke pada

    Allah SWT.”

    - -

    39

    Zikir Rātib al-Haddād dan al-Aṭṭās dibacakan dengan satu kata َُللا .saja ََلاِلَهََاَِلا40

    Zikir Rātib al-Aṭṭās dan al-ʿydrūs sampai ٌَِدََرُسْوُلَللا .ُمَحما

  • 30

    َوَمْن ِبْسِم اهلِل آَمنَّا بِاهللِ يُ ْؤِمُن بِاهلِل اَل َخْوٌف َعَلْيوِ

    “Dengan menyebut

    nama Allah SWT kami

    beriman kepada Allah

    SWT, barangsiapa

    beriman kepada Allah

    SWT maka tiada

    kekhawatiran apapun

    dalam dirinya.”

    - -

    ُسْبَحاَن اهلِل َعزَّ اهللُ ُسْبَحاَن اهلِل َجلَّ اهللُ

    “Maha Suci Allah SWT,

    Maha Agung Allah SWT,

    Maha Suci Allah SWT,

    Maha Mulia Allah

    SWT.”

    - -

    ًفا ِِبَْلِقِو يَاَعِلْيًما ِِبَْلِقِو يَاَلِطي ْرًا ِِبَْلِقِو اُْلُطْف بَِنا يَاَخِبي ْ

    رُ يَاَلِطْيُف يَا َعِلْيُم يَاَخِبي ْ

    “Wahai Tuhan Yang

    Maha Lembut kepada

    makhluk-Nya, wahai

    Tuhan Yang Maha

    Mengetahui makhluk-

    Nya, wahai Tuhan Yang

    Maha Waspada terhadap

    makhluk-Nya, berbuat

    lembutlah kepada kami,

    wahai Yang Maha

    Lembut, Maha

    Mengetahui dan Maha

    Waspada.”

    ًفا ََلْ يَ َزْل اُْلُطْف بَِنا يَاَلِطي ْا نَ َزْل اِنََّك َلِطْيٌف َلَْ ِفْيمَ

    تَ َزْل اُْلُطْف بَِنا َواْلُمْسِلِمنْيَ

    “Wahai Yang Maha

    Lembut tanpa akhir,

    kasihinilah kami dalam

    musibah-musibah yang

    menimpa, sesungguhnya

    Engkau Maha Lembut

    selama-lamanya,

    kasihinilah kami

    bersama seluruh kaum

    muslimin.”

    - -

    41َحْسبُ َنا اهللُ َونِْعَم اْلوَِكْيلُ “Tiada Tuhan yang

    berhak disembah selain

    Allah SWT.”

    - -

    Kami semua bertaubat“ تَائِبٌ ْوَن ِاََل اهللِ kepada Allah SWT.”

    - -

    يَاَاهللُ ِِبَا يَاَاهللُ ِِبَا يَاَاهللُ ِِبُْسِن اْْلَاِتَةِ

    “Ya Allah SWT,

    akhirilah hidup kami

    dengan akhir yang baik

    (khusnul khatimah).”

    - -

    ُسْبَحاَن اهلِل َوِبَْمِدِه. “Maha Suci Allah SWT dan dengan memuji-Nya, - -

    41

    Kutipan QS. Ali Imran

  • 31

    ُسْبَحاَن اهلِل َوِبَْمِدِه. ُسْبَحاَن اهلِل َوِبَْمِدهِ

    Maha Suci Allah SWT

    dengan memuji-Nya,

    Maha Suci Allah SWT

    dan dengan memuji-

    Nya.”

    َاْلَْْمُد لِلِو َاْلَْْمُد لِلِو َاْلَْْمُد ْكُر لِلوِ لِلِو الشُّ

    “Segala puji bagi Allah

    SWT, segala puji bagi

    Allah SWT, segala puji

    bagi Allah SWT, segala

    syukur hanyalah kepada

    Allah SWT.”

    - -

    هللَ َاْستَ ْغِفُر اهلَل َاْستَ ْغِفُر ا َاْستَ ْغِفُر اهللَ اَتُ ْوُب ِاََل اهللِ

    “Aku memohon ampunan

    kepada Allah SWT, aku

    memohon ampunan

    kepada Allah SWT, aku

    memohon ampunan

    kepada Allah SWT, aku

    bertaubat kepada Allah

    SWT.”

    - -

    اهللُ َاْشَحُد اَْن اَلاَِلَو ِاالَّْستَ ْغِفُر اهللَ َاْسَأ ُلَك اْْلَنََّة اَ

    َواَُعْوُذ ِبَك ِمَن النَّارِ

    “Aku bersaksi bahwa

    tiada Tuhan (yang

    berhak disembah) selain

    Allah SWT, aku

    memohon ampunan

    kepada Allah SWT, aku

    memohon kepada-Mu

    surga dan berlindung

    kepada-Mu dari siksa

    neraka.”

    - -

    ااََليَااهللُ بَِنْظرَْه ِمَن اْلَعنْيِ الرَِّحْيَمِة تَُداِوْى ُكلَّ َماِِب

    ِمْن اَْمرَاٍض َسِقْيَمةْ

    “Ya Allah, dengan

    pandangan-Mu yang

    penuh kasih, semoga

    Engkau berkenan

    menyembuhkan semua

    penyakit yang ada

    padaku.”

    -

    دٍ اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ˓ُُمَمَّ 42اللَُّهمَّ َصلَّ َعَلْيِو َوَسلَّمْ دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ

    يَاَربِّ َصلِّ َعَلْيِو َوَسلِّمْ دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ

    يَاَربِّ َصلِّ َعَلْيِو َوآِلوْ

    Ya Allah limpahkanlah

    selawat kepada

    Muhammad, Ya Allah

    limpahkanlah selawat

    dan salam kepada beliau.

    Ya Allah limpahkanlah

    selawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    limpahkanlah shalawat

    beserta salam kepada

    beliau.

    Ya Allah limpahkanlah

    42

    Untuk zikir Rātib al-Haddād dan al-Aṭṭās satu bait ini.

  • 32

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّنْيَ يَاَربِّ َصلِّ َعَلى النَِّبي ِّ

    دٍ اللَّ ˓ُهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمََّحابَةْ يَاَربِّ َواْرَض َعِن الصَّ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّاَلَلةْ يَاَربِّ َواْرَض َعِن السُّ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَض َعِن اْلَمَشاِيخْ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّةْ يَاَربِّ َواْرَض عَ ِن اْلَئِمَّ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَحْم َواِلِدْينَ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَحْم ُكلَّ ُمْسِلمْ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَحْم ُكلَّ ُمْذِنبْ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ َواْغِفْر ُذنُ ْوِِب يَاَربِّ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َوْستُ ْرَِل ُعيُ ْوِِب

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْكِشْف َِل ُكُرْوِِب

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْكِف ُكلَّ ُمْؤِذيْ

    selawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    limpahkanlah selawat

    kepada beliau dan

    keluarganya.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    limpahkanlah shalawat

    kepada para nabi.

    Ya Allah limpahkanlah

    selawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    ridhailah para sahabat

    beliau.

    Ya Allah limpahkanlah

    selawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    ridhailah para keturunan

    beliau.

    Ya Allah limpahkanlah

    selawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    ridhailah para guru.

    Ya Allah limpahkanlah

    selawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    ridhailah para imam.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    kasihilah para orang tua

    kami.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    kasihilah kaum muslimin.

    Ya Allah limpahkanah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    kasihilah para pendosa.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    ampunilah dosa-dosaku.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    sembunyikanlah

    kekurangan-

  • 33

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ اَربِّ َواْصِلْح ُكلَّ ُمْصلحْ يَ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمًَّعا ي ْ يَاَربِّ َواْرَْحَْنا ْجَِ

    دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَْحَْنا ِبَرْْحَِتكَ

    اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى َحِبْيِبَك ٍد َوآِلِو َوَصْحِبِو َسيِِّدنَا ُُمَمَّ

    َوَسلِّمْ

    kekuranganku.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    hilangkanlah kesusahan-

    kesusahanku.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    hentikanlah setiap orang

    yang suka menyakiti.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    berbuat baiklah kepada

    setiap orang yang

    berbuat baik.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    kasihilah kami semua.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat kepada

    Muhammad, Ya Tuhanku

    kasihilah kami dengan

    kasih sayang-Mu.

    Ya Allah limpahkanlah

    shalawat teriring salam

    kepada kekasih-Mu dan

    junjungan kami

    Muhammad, beserta

    keluarga dan sahabat

    beliau43

    .

    5. Hikmah Melaksanakan Zikir

    Dibawah ini terdapat hikmah-hikmah yang dapat diperoleh

    oleh orang-orang yang berzikir apabila mengerjakannya

    menurut cara yang dikehendaki oleh Allah SWT dan Rasul-

    Nya, di antaranya:

    Mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah SWT

    dengan amal saleh ini.

    43

    Tim Raudhah Press. Rātib Arab-Latin-Terjemah (Jakarta: Raudhah Press,

    2009), 7-51.

  • 34

    Menghasilkan rahmat dan inayah Allah SWT.

    Memperoleh sebutan dari Allah SWT di hadapan

    hamba-hamba yang pilihan.

    Melepas diri dari azab.

    Memelihara diri dari wiswas setan hannas dan

    membentengkan diri dari maksiat.

    Mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

    Menyampaikan kepada derajat yang tinggi di sisi

    Allah SWT.

    Memberikan sinaran kepada hati dan

    menghilangkan kekeruhan jiwa.

    Menghasilkan tegaknya suatu rangka dari iman dan

    Islam.

    Menghasilkan kemuliaan dan kehormatan di hari

    kiamat.

    Memperoleh penjagaan dan pengawalan dari para

    malaikat.

    Menyebabkan dipandang ahli ihsan, dipandang

    orang-orang yang berbahagia dan pengumpul

    kebajikan.

    Menghasilkan ampunan dan keridhaan Allah SWT.

    Menyebabkan terlepas dari suatu pintu fasik dan

    durhaka. Karena orang yang tiada mau menyebut

    Allah SWT (berzikir) dihukum orang yang fasik.44

    44

    „Aidh Abdullah al-Qarny. Jangan Takut Hadapi Hidup, 19.

  • 35

    BAB III

    PROFIL PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI

    A. Gambaran Umum Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami

    1. Sejarah Berdirinya Pesantren Modern Ummul Quro al-

    Islami

    Ummul Quro al-Islami adalah nama dari suatu mimpi

    yang dicita-citakan oleh KH. Helmi Abdul Mubin Lc. Nama

    Ummul Quro diambil dari nama lain kota suci Mekkah di

    Saudi Arabia, yang berasal dari bahasa Arab. Ummul yang

    berarti ibu dan Quro yang berati desa. Ibu dari desa-desa yaitu

    kota yang dikunjungi oleh kaum muslimin dari berbagai

    negara. Maksud pendiri mengambil nama ini adalah

    tabarrukan (mengambil keberkahan) dari kota suci Mekkah

    yang selalu dibanjiri oleh kaum muslimin dari segala penjuru

    dunia.

    Yang dimaksud dengan tabarrukan (mengambil

    keberkahan) oleh pendiri pesantren ini adalah agar pesantren

    ini juga selalu dibanjiri oleh kaum muslimin yang datang dari

    berbagai penjuru daerah di seluruh tanah air, bahkan tidak

    menutup kemungkinan juga datang dari luar Indonesia untuk

    menuntut ilmu di pesantren ini. Kata “al-Islami” setelah

    Ummul Quro digunakan untuk memberikan ciri khas dan

    penegasan sebagai lembaga pendidikan Islam.

    Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami memulai

    tonggak sejarahnya pada tanggal 21 Juli 1993 bertepatan

    dengan 1 Muharram 1413 H