akuntansi forensik dan fraud

11
Akuntansi Forensik dan Fraud Audit Investigatif dan Teknik Audit Investigatif Oleh Mohammad Bakri Affandi Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya BAB 11 TUJUAN AUDIT INVESTIGATIF Hal pertama yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan sebelum melakukan audit investigative adalah menetapkan apa yang sebenarnya ingin dicapai, dicari dari investigasi itu, karena proses dalam melakukan kegiatan audit investigasi ini sangatlah panjang dan membutuhkan biaya mahal. Jika dalam penentuan tujuan tersebut tidak sesuai dengan keadaan khusus yang sedang dihadapi oleh sebuah perusahaan maka akan berdampak yang tidak baik bagi perusahaan atau stakeholders-nya. Oleh karena itu, ditetapkannya suatu tujuan investigative oleh sebuah perusahaan harus disesuaikan dengan keadaan khusus yang sedang dihadapi oleh perusahaan tersebut dan ditentukannya harus sebelum dilakukannya investigasi. Adapun pengertian tujuan audit investigasi adalah untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan, maka pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit investigatif relatif berbeda dengan pendekatan, prosedur

Upload: bakri-affandy

Post on 23-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Akuntansi Forensik Dan Fraud

TRANSCRIPT

Akuntansi Forensik dan Fraud

Audit Investigatif dan Teknik Audit InvestigatifOleh

Mohammad Bakri Affandi

Pendidikan Profesi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

BAB 11

TUJUAN AUDIT INVESTIGATIF

Hal pertama yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan sebelum melakukan audit investigative adalah menetapkan apa yang sebenarnya ingin dicapai, dicari dari investigasi itu, karena proses dalam melakukan kegiatan audit investigasi ini sangatlah panjang dan membutuhkan biaya mahal. Jika dalam penentuan tujuan tersebut tidak sesuai dengan keadaan khusus yang sedang dihadapi oleh sebuah perusahaan maka akan berdampak yang tidak baik bagi perusahaan atau stakeholders-nya. Oleh karena itu, ditetapkannya suatu tujuan investigative oleh sebuah perusahaan harus disesuaikan dengan keadaan khusus yang sedang dihadapi oleh perusahaan tersebut dan ditentukannya harus sebelum dilakukannya investigasi. Adapun pengertian tujuan audit investigasi adalah untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan, maka pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit investigatif relatif berbeda dengan pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit keuangan, audit kinerja atau audit dengan tujuan tertentu lainnya.Dalam audit investigatif, seorang auditor memulai suatu audit dengan praduga/ indikasi akan adanya kemungkinan kecurangan dan kejahatan yang akan diidentifikasi dan diungkap melalui audit yang akan dilaksanakan. Kondisi tersebut, misalnya, akan mempengaruhi siapa yang akan diwawancarai terlebih dahulu atau dokumen apa yang harus dikumpulkan terlebih dahulu. Selain itu, dalam audit investigatif, jika memiliki kewenangan, auditor dapat menggunakan prosedur dan teknik yang umumnya digunakan dalam proses penyelidikan dan penyidikan kejahatan, seperti pengintaian dan penggeledahan. Ada banyak alternative mengenai tujuan investigasi yang diambil dari K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Picket, Financial crime Investigation and Control (2002) diantaranya adalah memberhentikan manajemen, tujuannya adalah sebagai teguran keras bahwa manajemen tidak mampu mempertanggungjawabkan kewajiban fidusianya, fidusia ini termasuk mengawasi dan mencegah terjadinya kecurangan oleh karyawannya. Pemilihan dari berbagai alternative yang disebutkan oleh K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Picket, Financial crime Investigation and Control (2002) adalah tergantung dari perusahaan dan tergantung pada seberapa besar kecurangan yang terjadi dalam perusahaan tersebut sedangkan yang bertanggungjawab untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai tergantung dari keputusan pimpinan perusahaan tersebut.

BAB 12

INVESTIGASI DAN AUDIT INVESTIGASI

Aksioma Dalam Investigasi

Aksioma adalah suatu pernyataan yang yang tidak dibuktikan atau tidak diperagakan , dan dianggap benar dan jelas dengan sendirinya, tanpa dilakukan pembuktian. Kebenaran dari posisi ini tidak dipertanyakan lagi Aksioma merupakan titik tolak untuk menarik kesimpulan tentang suatu kebenaran yang harus dibuktikan melalui pembetulan teori.

Aksioma dalam investigasi ada tiga atau biasa disebut dengan fraud axioms (aksioma kecurangan) adalah fraud is hidden , reverse proof, dan existence of fraud

Fraud is Hidden

Sifat Fraud adalah tersembunyi, metode atau modus operandinya mengandung tipuan, untuk menyembunyikan sedang berlangsungnya fraud. Hal yang terlihat dipermukaan bukanlah yang sebenarnya terjadi atau berlangsung.

Banyak metode yang digunakan untuk menyembunyikan fraud, pelaku fraud sangat kreatif mencari celah-celah untuk menyembunyikan fraudnya, sehingga investigator yang berpengalamnpun sering terkecoh. Membuat pendapat fraut sedang terjadi atau sebaliknya akan menghadapkan investigatorpada resiko hukum yang ada.

Reverse Proof

Secara harfiah berarti pembuktian terbalik atau pembuktian frau secara timbal balik. Pembuktian fraud didekati dari dua arah, pembuktian fraud harus meliputi upaya untuk membuktikan bahwa fraud tidak terjadi dan sebaliknya. Dalam upaya pembuktian fraud tidak terjadi pembuktian harus meliputi upaya untuk membuktikan bahwa fraud memang terjadi.

Existence of Fraud

Hal ini mengartikan bahwa hanya pengadilan yang berhak menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak. Dalam penyelidikannya membuat dugaan apakah seseorang bersalah atau tidak merupakan dugaan atau bagian dari teori fraud, sampai pengadilan lah yang memberikan putusan atau vonis. Sebagai investigator hanya sebatas membuktiukan keterjadian atau tidkanya fraud itu sendiri.Pertemuan Pendahuluan

Sebelum melakukan investigasi, seorang akuntan forensic terlebih dahulu melakukan pertemuan pendahulu dengan calon klien, kemudian melakukan wawancara terkait dengan fraud yang terjadi pada perusahaan klien, biasanya dalam melakukan wawancara akuntan forensic menggunakan hypothetical constructiob of crime, yakni 5W+2H (what, why, when, where, and who+ how and how much). Tahap selanjutnya akuntan forensic merumuskan lungkup dan tujuan audit investigative yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan klien (seperti Bab 11). Setelah ditujuk sebagai auditor investigative, akuntan forensic melakukan persiapan berdasarkan informasi sementara yang diperolehnya. Diantaranya, akuntan forensic membuat prediction.

Predication

Predication atau prediksi adalah dugaan mengenai bahwa fraud telah, sedang atau akan berlangsung atau terjadi.

Pemeriksaan Dalam Hukum Acara Pidana

Setelah dilakukan prediksi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan dalam hukum acara pidana. Menurut undang-undang hukum acara pidana (UU No 8 Tahun 1981), tahapan-tahapan hukum acara pidana adalah sebagai berikut :

a. Penyelidikan

Serangjaian kegiatan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu perbuatan yang diduga merupakan tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya penyelidikan dilakukan

b. Penyidikan

Serangkaian kegiatan penyidik untuk mencari dan mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi untuk menemukan tersangkanya serta memiliki beberapa wewenang diantaranya menggeledah dan menyita surat bukti dan barang bukti, memanggil dan memeriksa saksi dan lain sebagainya.

c. Penuntutan

tindakan penuntut umum yang melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang, sesuai dengan cara hukum yang mengatur.

d. Pemeriksaan di sidang pengadilan

Merupakan tahap-tahap dalam pembuktian, semua bentuk barang bukti akan dipelajari kembali sehingga dapat membuktikan keterjadian dari suatu kasus.

e. Putusan pengadilan

Kesalahan terdakwa ditentukan oleh keyakinan hakim yang didukung oleh sekuraang-kurangnya dengan dua alat bukti.

f. Upaya hukum

Adalah Hak yang dimili terdakwa untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlaawanan, atau banding.

g. Pelaksanaan putusan pengadilanh. Pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan

Pemeriksaan dalam hukum acara pidana yang terdiri dari tahapan 1 samapai dengan tahap ke 6 ini merupakan suatu rangkaiam pemeriksaan yang merupakan suatu upaya pembuktian dari prediksi yang telah dilakukan oleh akuntan forensic.

Bukti dan Pembuktian-Auditing dan Hukum

Dengan keenam tahapan dalam KUHAP berkenaan pembuktian dari sebuah prediksi, Pemkuktian menurut auditing dan hukum tidaklah sama dengan kata lain pembuktian tersebut memiliki perbedaan. Adapun perbedaan tersebut akan dibahas pada BAB 22.

BAB 13

AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK AUDIT

Audit investigative ini lebih diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak adanya fraud (termasuk korupsi) dan perbuatan melawan hukum lainnya (seperti tindak pidana pencucian uang). Agar suatu audit investigative ini dapat berjalan dengan baik maka sebagai seorang akuntan forensic harus memperhatikan teknik-teknik yang digunakan seperti :

1. Seorang akuntan forensic harus mengerti dengan baik persoalan yang aka dipecahkan dan apa yang akan diaudit investigative.

2. Kuasai dengan baik teknik-teknik investigative

3. Cermat dalam menerapkan teknik yang dipilih

4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan teknik yang kita pilih.

Teknik-Teknik Audit

Ada tujuh teknik audit yang biasa digunakan dalam audit atas laporan keuangan yaitu sebagai berikut :

1. Memeriksa fisik

Yaitu menentukan akan kebenaran keberadaannya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, kemudian diamati dengan alat indra kita, akan kebenarannya tersebut.

2. Meminta informasi dan konfirmasi

Mengkonfirmasi pada pihak terkait untuk menentukan lebih lanjut akan kebenaran dari barang bukti tersebut.

3. Memeriksa dokumen4. Review analitikal

Yaitu proses mengetahui bagaimana gambaran terhadap kasus yang sedang di investigasi, saat ini telah banyak software yang digunakan untuk tahapan ini.

5. Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee6. Menghitung kembali

7. Mengamati

Namun pada audit investigative lebih ditekankan pada proses review analitikal. Adapun review analitikal yang digunakan dalam proses investigasi adalah

a. Betriebs Vergleich dan Zeit Vergleich

Dalam Betriebs Vergleich (istilah jerman) ini membandingkan perusahaan (betriebs) yang diaudit investigative dengan perusahaan saingannya yang seukuran. Sedangkan dalam Zeit Vergleich membandingkan perusahaan yang diaudit investigative pada saat sekarang dengan masa lalu (zeit).

b. Membandingkan Anggaran dengan Realisasi

Analisis ini bisa membantu seorang akuntan forensic dalam mengindikasikan adanya fraud.

c. Analisis Vertikal dan Horizontal

Analisis ini merupakan analisis rasio keuangan.

d. Hubungan Antara Satu Data Keuangan dengan Data Keuangan Lain

Analisis ini biasanya dilakukan pada saat menganalisis laporan keuangan dengan melihat keterkaitan antara satu akun dengan akun yang lainnya. Missal angka penjualan dengan piutang.

e. Menggunakan Data Nonkeuangan

Menganalisis dengan menggunakan data nonkeuangan.

f. Regresi atau Analisis Trend

Analisis ini bisa dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak seperti STAR dan Deloitte.

g. Menggunakan Indikator Ekonomi Makro

Indikator makro ini seperti hubungan besarnya pajak penghasilan dengan inflasi, tingkat pengangguran, dll.

BAB 14

AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK PERPAJAKAN

Dalam melakukan investigative selain menggunakan teknik audit dapat juga dengan menggunakan teknik perpajakan. Teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut ;

a. Net Worth Method

Teknik ini banyak digunakan oleh kantor pajak Amerika Serikat (IRS). NWM untuk audit investigative pajak ini ingin membuktikan adanya PKP belum dilaporkan oleh WP. Sedangkan NWM untuk organized crime yang ingin dibuktikan adalah terdapatnya penghasilan yang tidak sah, melawan hukum, atau illegal income.

Rumus dala, NWM adalah sebagai berikut :

1. Menghitung net worth tahun pertama

Net worth = assets- liabilities

2. Menghitung net worth tahun kedua dengan menggunakan rumus yang sama seperti tahun pertama3. Membandingkan net worth tahun pertama dan kedua. Dari hasilnya akan terlihat apakah WP tersebut mengalami kenaikan atau penurunan net worth.

b. Expenditure Method

Metode ini juga banyak dgunakan oleh kantor pajak Amerika Serikat (IRS). Metode ini merupakan turunan dari NWM, metode ini juga lebih cocok untuk para WP yang tidak mengumpulkan harta benda, tetapi mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar (mewah). Rumus dalam EM adalah

Illegal income = expenditures penghasilan dari legal sources

Ekspenditure Method ini lebih popular dari net worth method karena lebih mudah dibuat atau dihitung, dan juga lebih mudah dimengerti oleh orang awam. Namun meski demikian di Amerika tidak menetapkan metode ini secara khusus, karena mereka beranggapan bahwa metode ini merupakan turunan dari metode sebelumnya. Selain hal itu sebenarnya seorang akunta harus mampu atai bisa menghitung pendapatan yang belum terhitung atau dikenai pajak dengan metode pendapatan bersih kemudian mengkonversinya menjadi metode pengeluaran.Penerapannya di Indonesia

Untuk di Indonesia sendiri sudah diterakan metode seperti ini, seperti dimintanya Daftar Harta dan Kewajiban dalam SPT PPh. Contoh lainnya seperti PPATK yaitu laporan tentang transaksi bank atau transfer yang mengandung nilai yang sangat besar ke rekening pejabat atau penyelenggara Negara, termasuk penegak hkum, anggota DPR, dan pimpinan partai politik. Pada dasarnya PPATK tidak melakukan investigasi mealinkan hanya mengamati laporan yang merupakan bagian dari pelaporan transaksi mencurigakan oleh lembaga keuangan ke PPATK.Namun meski demikian masih saja banyak para pejabat yang lolos dari pengendalian hal semacam ini, masih banyak para koruptor yang telah diketahui bertindak fraud.