akuntabilitas dan transparansi dalam … · 2020. 3. 17. · pertanggungjawaban organisasi nirlaba...
TRANSCRIPT
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM
PERTANGGUNGJAWABAN ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus Pada Yayasan Pusat Pengembangann Anak (PPA)
GAT IO-746 Klaten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Rahel Eka Saputri
NIM: 152114039
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM
PERTANGGUNGJAWABAN ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus Pada Yayasan Pusat Pengembangann Anak (PPA)
GAT IO-746 Klaten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Rahel Eka Saputri
NIM: 152114039
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jangan khawatir soal kegagalan, cemaskan peluang yang kita lewatkan ketika
kita bahkan tidak mencobanya”
-Jack Canfield-
“Jangan pernah menyerah untuk yang sungguh-sungguh kita inginkan. Orang
dengan cita-cita yang besar lebih perkasa dibandingkan orang yang memiliki
segalanya.”
-unknown-
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapakku Simon Suparjo dan Ibuku Nur Akhadani
Kakakku Yosias
Keluarga besarku
Serta sahabat dan temanku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM
PERTANGGUNGJAWABAN ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus Pada
Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO 746 Klaten)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 6 Februari 2020 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 28 Februari 2020
Yang membuat pernyataan,
Rahel Eka Saputri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Rahel Eka Saputri
NIM : 152114039
Demi pengembangan ilmu pengetahuan daya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM
PERTANGGUNGJAWABAN ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus Pada
Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO 746 Klaten)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk
menyimpannya, mengalihkan dalam media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya dan memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan seharusnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 28 Februari 2020
Yang menyatakan,
Rahel Eka Saputri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, semangat, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Phd selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan potensi diri.
2. Drs. Yohanes Pembaptis Supardiyono, M.Si., Ak., CA., selaku Ketua
Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
3. Antonius Diksa Kuntara, S.E., M.F.A., QIA, selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah membantu serta membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Francisca Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis untuk menjadi
mahasiswa yang baik dan tekun.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membimbing dan membagikan ilmu dalam proses perkuliahan.
6. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa.
7. Agung Pracoyo S.E sebagai koordinator PPA yang turut membantu penulis
dalam penelitian dengan memberikan data yang dibutuhkan.
8. Seluruh staf PPA yang telah mendukung dan membantu penulis selama
penelitian dan menyusun skripsi.
9. Kedua orang tuaku tercinta yang dengan setia dan sabar selalu mendoakan,
memberi semangat, dan kekuatan kepada penulis selama perkuliahan dan
penyusunan skripsi.
10. Kakaku Yosias, Adikku Stevani dan Omega yang memberikan kekuatan dan
semangat kepada penulis.
11. Teman-teman bimbingan skripsi Pak Diksa: Dian Indah, Rit Dhima, Jony,
Rufina, Mega yang selalu saling memberi semangat.
12. Teman-teman mitra Perpustakaan Sanata Dharma yang telah bersama-sama
berjuang dan saling memberi semangat dalam menyususn skripsi dan kerja.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
agar skripsi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan juga dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 28 Februari 2020
Rahel Eka Saputri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................... v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ................................ vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xiii
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... xiv
HALAMAN ABSTRACT ...................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Batasan Masalah .................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan............................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Akuntansi dan Akuntabilitas .................................................................. 8
B. Indikator Akuntabilitas ......................................................................... 10
C. Dimensi Akuntabilitas .......................................................................... 11
D. Jenis-jenis Akuntabilitas...................................................................... 15
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas ................................ 17
F. Ciri-ciri Organisasi yang Akuntabel .................................................... 19
G. Transparansi ........................................................................................ 20
H. Indikator Transparansi .......................................................................... 21
I. Organisasi Nirlaba ............................................................................... 22
J. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba............................................. 23
K. Yayasan ................................................................................................ 23
L. Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO 746 ................................... 27
M. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 31
D. Data yang Dibutuhkan .......................................................................... 32
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 32
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB IV GAMBARAN UMUM ORAGNISASI
A. PPA GAT-IO 746 Klaten ..................................................................... 37
B. Community Discription PPA GAT-IO 746 Klaten ............................... 38
C. Visi PPA GAT-IO 746 Klaten .............................................................. 39
D. Misi PPA GAT-IO 746 Klaten .............................................................. 39
E. Struktur PPA GAT-IO 746 Klaten ........................................................ 40
F. Arah Kebijakan PPA GAT-IO 746 Klaten ............................................ 40
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Praktik Akuntansi dan Akuntabilitas Keuangan PPA GAT-IO 746 ..... 45
B. Indikator Praktik Akuntabilitas PPA GAT-IO 746............................... 47
C. Dimensi Akuntabilitas Yang Diterapkan PPA GAT-IO 746 ................. 53
D. Indikator Praktik Transparansi PPA GAT-IO 746 ................................ 59
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 74
B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 75
C. Saran .................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 77
LAMPIRAN ........................................................................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PPA .................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Penyusunan Anggaran Sebuah Program ................................................ 60
Tabel 5.2 Penerapan Terhadap Indikator Akuntabilitas ......................................... 65
Tabel 5.3 Penerapan Terhadap Dimensi Akuntabilitas .......................................... 67
Tabel 5.4 Penerapan Terhadap Indikator Transparansi.......................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ......................................................................... 81
Lampiran 2 Transkip Wawancara .......................................................................... 86
Lampiran 3 Dokumen-dokumen PPA dan kegiatan PPA ...................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM
PERTANGGUNGJAWABAN ORGANISASI NIRLABA
Studi kasus pada Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA)
GAT-IO 746 Klaten
Rahel Eka Saputri
NIM : 152114039
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2020
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui praktik akuntabilitas dan transparansi dalam pertanggungjawaban
organisasi nirlaba pada Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO746
Klaten. Data penelitian ini merupakan hasil dari pengamatan di lapangan, melalui
wawancara pada lima informan yang berkaitan dengan Yayasan Pusat
Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO746, yaitu: koordinator PPA, bendahara PPA,
sekretaris PPA, orangtua dan anak PPA. Penelitian ini mengkaji tentang
akuntabilitas dan transparansi. Penelitian ini merupakan studi kasus. Penelitian ini
menggunakan metode analisis data oleh Miles and Huberman untuk menganalisis
data kualitatif. Metode analisis ini dilakukan dengan cara: (1) Pengumpulan data,
(2) Reduksi data, (3) Penyajian data, dan (4) Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam akuntabilitas pengelolaan
keuangan PPA terdapat nilai-nilai spiritual, seperti kejujuran, adil dan bertanggung
jawab yang mempengaruhi adanya praktik akuntabilitas pada Yayasan Pusat
Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO746 Klaten, baik dalam pengelolaan keuangan
ataupun dalam hal pelaksanaan program. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO746 telah menerapkan
perspektif akuntabilitas yang meliputi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, akuntabilitas kebijakan dan
akuntabilitas kinerja, sekaligus menerapkan prinsip transparansi kepada publik. Hal
ini karena pengurus PPA dibekali dengan pemahaman tentang akuntansi.
Kata Kunci: akuntabilitas pengelolaan keuangan, transparansi, indikator, dimensi,
aspek spiritual, tanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
ACCOUNTABILITY AND TRANSPARENCY IN NONPROFIT LIABILITY
Case Studies at the Pusat Pengembangan Anak (PPA)
GAT-IO 746 Klaten
Rahel Eka Saputri
NIM : 152114039
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2020
This study is a qualitative research project that aims to better understand
the accountability practices of financial management and transparency in the
accountability of non-profit organization to Pusat Pengembangan Anak (PPA)
GAT-IO746 foundations. The research data the result of observations in the field,
through interviewed five informants related to Pusat Pengembangan Anak (PPA)
GAT-IO746 foundations: coordinator, treasurer, secretary, PPA parents and PPA
child. This study examines accountability and transparency. This research is a case
study. This study uses the data analysis method by Miles and Huberman to analyze
the qualitative data. This analysis method is done by the following steps: (1) Data
collection, (2) Data reduction, (3) Data display, (4) Conclusion drawing
(verification).
The results of the study show that in accountability of management financial
PPA there are spiritual values, such as honesty, fair and responsible that affect the
existence of accountability practices in the Yayasan Pusat Pengembangan Anak
(PPA) GAT-IO 746 Klaten, both in financial management or in terms of program
implementation. In this study shows that the Yayasan Pusat Pengembangan Anak
(PPA) GAT-0746 has adopted an accountability perspective that includes honesty
and legal accountability, process accountability, program accountability, policy
accountability and performance accountability, while simultaneously applying the
principle of transparency to the public. This is because the PPA management is
equipped with an understanding of accounting.
Keywords: financial management accountability, transparency, indicators,
dimensions, spiritual aspects, responsibility.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik
adalah semakin meningkatnya tuntutan akuntabilitas publik oleh organisasi
sektor publik seperti halnya yayasan. Tuntutan akuntabilitas ini terkait
dengan perlunya transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam
rangka memenuhi hak-hak publik.
Di Indonesia sendiri, reformasi pengelolaan keuangan telah
memasuki era transparansi dan akuntabilitas publik. Hal tersebut dapat
dilihat dari regulasi pemerintah yang tertulis dalam beberapa undang-
undang, diantaranya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 Tentang
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Pembendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004
Tentang pemeriksaan Pengelolaan Dana Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
Regulasi tersebut terkait langsung untuk lembaga pemerintah, maka
bagi lembaga non pemerintah yang menjadi bagian dari sektor publik yaitu
Yayasan. Yayasan juga memiliki payung hukum tersendiri. Dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Yayasan, diperintahkan serupa
prinsip akuntabilitas dan transparansi publik selain kemandirian yayasan
sebagai badan hukum dan prinsip nirlaba yang menjadi hal fundamental
bagi suatu yayasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Organisasi nirlaba seperti yayasan berbeda dengan organisasi yang
berorientasi pada laba. Dalam menjalankan kegiatanya, organisasi nirlaba
tidak semata-mata digerakkan oleh tujuan untuk mencari laba. Perbedaan
karakteristik nirlaba dan bisnis terdapat pada standar laporan keuangannya.
Akan tetapi, tujuan organisasi nirlaba dan organisasi bisnis tidak memiliki
perbedaan dalam tujuan dan fungsi pembuatan laporan keuangan atau
akuntansi. Tujuan pembuatan laporan keuangan sebuah organisasi adalah
mendukung prinsip transparansi dan akuntabilitas publik. Oleh karena itu,
secara prinsip akuntansi kedua organisasi memiliki kesamaan tetapi format
atau standar akuntansi berbeda karena perbedaan karakteristik organisasi.
Selain itu, organisasi nirlaba harus melaporkan perkembangan pendanaan
organisasi kepada stakeholders sehingga stakeholders dapat melakukan
pengawasan secara terbuka kepada organisasi.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 yang berlaku bagi
organisasi nirlaba mengharuskan organisasi membuat laporan keuangan
serta melaporkannya kepada pemakai laporan keuangan, diantaranya
donator atau masyarakat, sehingga jika donatur atau masyarakat
membutuhkan informasi tidak akan merasa kesulitan untuk memperoleh
informasi mengenai laporan keuangan organisasi nirlaba. Tujuan dibuatnya
laporan keuangan pada entitas nirlaba agar tercipta laporan keuangan yang
mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang
tinggi, diperlukan penerapan akuntabilitas dan transparansi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pengelolaan keuangan organisasi nirlaba agar penyumbang atau masyarakat
dapat memperoleh informasi keuangan dengan mudah.
Perlunya akuntabilitas menurut Mustofa (2012: 02), merupakan
tujuan reformasi dari sektor publik. Perbaikan transparansi dan akuntabilitas
adalah kunci keberhasilan dalam membangun ekonomi publik yang lebih
baik karena di dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan
dan melaporkan terutama di bidang administrasi keuangan kepada pihak
yang lebih tinggi atau atasannya.
Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi nirlaba
diharapkan mampu mewujudkan pertanggungjawaban tindakan dan
keputusan dalam laporan keuangan guna membangun kepercayaan,
pengelola berkewajiban untuk melaporkan dan menjelaskan tiap aktivitas
keuangan yang terjadi baik adanya dana masuk ataupun keluar, transparansi
disini dimaksudkan adanya keterbukaan dalam mengelola laporan keuangan
agar mengurangi praktik korupsi kolusi dan nepotisme serta tindakan
pencucian uang yang lagi marak terjadi pada organisasi nirlaba (Sitorus dkk,
2013).
Semua aktivitas lembaga baik publik maupun swasta selalu dituntut
akan akuntabilitas dan transparansinya. Yayasan Pusat Pengembangan
Anak (PPA) GAT IO-746 Klaten adalah salah satu bagian dari organisasi
nirlaba yang memberikan pelayanan sosial dan pendidikan kepada anak-
anak secara holistic. Oleh karena itu, PPA harus menyusun laporan
keuangan untuk memenuhi kriteria akuntabel dan transparansi sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kondisi keuangan PPA dan pengelolaan dana dapat dipertanggungjawabkan
pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melihat penerapan
akuntabilitas dan transparansi terhadap laporan keuangan dalam mengelola
organisasi nirlaba mulai dari pencatatan sampai pada output yang
dihasilkan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45 menjelaskan
bahwa setiap organisasi nirlaba harus menyajikan laporan keuangannya,
sehingga peneliti bisa melihat apakah organisasi nirlaba tersebut telah
memenuhi kewajibannya berdasarkan peraturan yang telah diterapkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi di dalam organisasi
nirlaba yang telah diuraikan di atas. Maka rumusan masalah yang akan
diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan akuntabilitas dalam pertanggungjawaban
organisasi nirlaba di Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-
IO 746 Klaten ?
2. Bagaimana penerapan transparansi dalam pertanggungjawaban
organisasi nirlaba di Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-
IO 746 Klaten?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Batasan Masalah
Dalam tulisan ini penulis berfokus pada penerapan akuntabilitas dan
transparansi yaitu perencanaan, pengelolaan keuangan,
pertanggungjawaban terhadap tanggung jawab yang diperoleh dan
penerapan transparansi publik di Yayasan Pusat Pengembangan Anak
(PPA) GAT-IO 746 Klaten.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan penerapan
akuntabilitas dan transparansi dalam pertanggungjawaban organisasi
nirlaba di Yayasan PPA GAT IO 746 Klaten.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi PPA GAT IO-746 Klaten
Penelitian ini bertujuan agar PPA IO-746 dapat memanfaatkan hasil
penelitian yang telah dilakukan untuk memberikan informasi mengenai
penyusunan laporan keuangan yang memenuhi kriteria akuntabel dan
transparansi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk
memperkaya pustaka sebagai bagian bahan bacaan skripsi di Universitas
Sanata Dharma. Selain itu, hasil penelitian ini menjadikan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
referensi dan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian terhadap organisasi nirlaba.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman secara nyata
untuk menguatkan teori yang telah didapat selama menempuh
Pendidikan dengan praktek akuntansi. Selain itu, penelitian ini sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sanata
Dharma.
4. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
suatu bentuk pelaporan keuangan pada organisasi nirlaba.
F. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
Bab II Kajian Pustaka
Bab ini memaparkan tentang kajian-kajian teori yang menjadi acuan
dalam penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, peran penulis, subyek penelitian, data yang dicari, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Organisasi
Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum organisasi,
dalam hal ini yaitu sejarah organisasi, visi dan misi organisasi, kegiatan atau
program yayasan, dan struktur organisasi yayasan.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data yang telah diperoleh
dari observasi di lapangan dan membahas mengenai pernyataan di rumusan
masalah.
Bab VI Penutup
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan hasil penelitian dari
analisis dan pembahasan, serta saran bagi organisasi, dan yang terakhir yaitu
mengenai keterbatsan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Akuntansi dan Akuntabilitas
Akuntansi merupakan alat komunikasi yang penting bagi pihak-
pihak yang berkepentingan seperti para investor, pemerintah, kreditur serta
masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai keuangan suatu
organisasi atau entitas. Dalam dunia akuntansi banyak dikenal konsep-
konsep dasar mengenai definisi akuntansi yang dikemukakan oleh pakar-
pakar akuntansi. Berikut ini diuraikan beberapa definisi akuntansi menurut
para ahli :
Menurut Rudianto dalam Meriska (2018) Akuntansi adalah sebuah
sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu
perusahaan.
Definisi akuntansi yang dikeluarkan oleh American Institute of
Certified Public Accountans (AICPA) menjelaskan, “Akuntansi adalah
suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif,
terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi
yang dapat digunakan dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu
keadaan”.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi adalah suatu tahapan dari
proses pengidentifikasian, pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pelaporan data keuangan yang bersifat kuantitatif yang hasilnya digunakan
sebagai informasi mengenai keadaan suatu keuangan atau ekonomi suatu
entitas atau organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Dalam ilmu akuntansi aspek yang perlu diperhatikan selain
transparansi atas hasil pencatatan keuangan suatu entitas atau organisasi
adalah akuntabilitas. Akuntabilitas dapat didefinisikan dari beberapa aspek,
yaitu dari segi konsep, prinsip dan tanggungjawab. Akuntabilitas dari segi
konsep oleh Lawton dan Rose dalam Meriska (2018), mengatakan bahwa
akuntabilitas sebagai sebuah proses dimana seorang atau kelompok orang
diperlukan untuk membuat laporan aktivitas mereka dan dengan cara yang
mereka sudah atau belum ketahui untuk melaksanakan pekerjaan mereka.
Lessinger dalam Meriska (2018) menjelaskan pula bahwa akuntabilitas
adalah kajian hubungan antara apa yang sudah dilakukan sekolah dengan
dana yang digunakan dengan hasil belajar yang diperoleh.
Menurut Mardiasmo (2006: 03) dari segi tanggungjawab,
menjelaskan akuntabilitas sebagai bentuk kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan
secara periodik.
Definisi akuntabilitas publik menurut Mahmudi (2005) adalah
kewajiban penerima tanggungjawab untuk mengelola sumber daya,
melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pihak pemberi
mandat (principal).
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) tahun
2005. Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas
pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
Dari beberapa pengertian akuntabilitas yang telah dijelaskan di atas
dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban dari suatu entitas terhadap tanggungjawab yang
diperoleh, khususnya dalam mengelola keuangan suatu entitas atau
organisasi yang biasanya digunakan oleh pengguna informasi keuangan
entitas yang berasal dari eksternal entitas tersebut. Akuntabilitas juga
merupakan hal yang menjadi tolak ukur akan keberhasilan dari tujuan dan
pencapaian cita-cita entitas atau organisasi tertentu.
Hasil dari akuntansi adalah laporan keuangan. Pada dasarnya
pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi
yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa
keterbukaan atas aktivitas pengelolaan keuangann sumber dana publik
(Mardiasmo, 2006).
B. Indikator Akuntabilitas
Penerapan alat ukur digunakan untuk membandingkan dan menilai
kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sesuai dengan rencana, pedoman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan peraturan. Menurut Solihin (2007), indikator minimum akuntabilitas
adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur
pelaksanaan.
2. Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam
pelaksanaan kegiatan.
3. Adanya output atau outcome yang terukur.
Menurut Sumarwan (2019), akuntabilitas ditujukan untuk mencari
jawaban terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan untuk apa,
bagaimana, dan mengapa. Pertanyaan yang memerlukan jawaban tersebut
antara lain:
a. For What
Untuk apa dipertanggungjawabkan?
b. How
Bagaimana penerapan pertanggungjawaban terhadap masyarakat
maupun donatur?
c. Why
Mengapa pertanggngjawaban harus diserahkan?
C. Dimensi Akuntabilitas
Dimensi Akuntabilitas yang harus dilakukan oleh organisasi sektor
publik sebagaimana dijelaskan Ellwood dalam Mardiasmo (2002) sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum (accountability for
probity and legality). Akuntabilitas kejujuran terkait dengan
penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power), sedangkan
akuntabilitas hukum (legal accountability) terkait dengan jaminan
adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang
disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.
J.D Stewart dalam tulisannya The Role of Information in Public
Accountability sebagaimana dikutip Trijuwono dalam Ulum (2004)
menjelaskannya sebagai akuntabilitas atas legalitas dan kejujuran
penggunaan dana sesuai dengan anggaran yang disetujui atau
ketaatan terhadap undang-undang yang berlaku. Accountability for
probity bekaitan dengan penghindaran terhadap kejahatan jabatan
(malfeasance) khususnya untuk meyakinkan bahwa dana telah
digunakan dengan benar dan dengan cara yang benar. Accountability
for legality menekankan bahwa kekuasaan yang diberikan oleh
undang-undang tidak melampaui batas.
2. Akuntabilitas proses (process accountability). Akuntabilitas proses
terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem
informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur
administrasi. Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui
pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif dan murah biaya.
Pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan akuntabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
proses dapat dilakukan, misalnya dengan memeriksa ada tidaknya
mark up dan pungutan-pungutan lain di luar yang ditetapkan, serta
sumber-sumber inefisiensi dan pemborosan yang menyebabkan
mahalnya biaya pelayanan publik dan kelambanan dalam pelayanan.
3. Akuntabilitas program (program accountability). Akuntabilitas
program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan apakah telah
mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang
optimal dengan biaya yang minimal.
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability). Akuntabilitas
kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik
pusat maupun daerah atas kebijakan-kebijakan yang diambil
pemerintah terhadap masyarakat luas.
Akuntabilitas kebijakan menurut Rakhmat (2018) adalah kebijakan
terkait dengan pertanggungjawaban lembaga publik atas kebijakan-
kebijakan yang diambil. Lembaga-lembaga publik hendaknya dapat
mempertanggungjawabkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan dampak masa depan.
5. Performance accountability. Jenis akuntabilitas ini merupakan
pendapat dari J.D Stewart dalam tulisannya The Role of Information
in Public Accountaility sebagaimana dikutip Trijuwono dalam Ulum
(2004). Pengertiannya adalah akuntabilitas terhadap pencapaian
kegiataan yang efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berbagai bentuk akuntabilitas di atas melibatkan aspek fisik, mental,
dan spiritual. Aspek fisik dalam akuntabilitas di atas adalah dalam bentuk
laporan keuangan dan laporan lainnya yang secara fisik dapat terlihat dan
cenderung bersifat kuantitatif. Akuntabilitas yang hanya melibatkan aspek
fisik saja cenderung bebas nilai sehingga penilaiannya hanya untung atau
rugi secara material dan cenderung kurang humanis. Aspek mental dalam
akuntabilitas diwujudkan dalam bentuk laporan kualitatif, laporan kualitatif
yang dimaksud berupa laporan pencapaian program-program yang telah
direncanakan, ketaatan pada aturan yang ditetapkan atau penjelasan atas
pencapaian materiil dalam laporan kuantitatif yang ada. Aspek mental
tersebut berkaitan dengan aspek spiritual yang menekankan pada hubungan
manusia dengan Tuhan. Perasaan yakin dan takut pada Tuhan akan
berpengaruh pada mental dan perilaku seseorang karena ia merasa selalu
diawasi olehNya. Hal ini akan membuahkan perilaku etis seseorang
termasuk perilaku jujur (Triyuwono dan Roekhuddin dalam Rubi, 2011).
Ketiga aspek tersebut di atas merupakan satu kesatuan dalam
akuntabilitas karena saling mendukung satu sama lain. Aspek spiritual dan
mental dibutuhkan untuk menunjang aspek fisik akuntabilitas dan kedua
aspek itu akan berpengaruh pada aspek fisiknya yang berupa media
pertanggungjawaban. Tanpa kedua aspek tersebut, media
pertanggungjawaban yang ada akan cenderung bebas nilai dan kurang
humanis. (Rubi dan Gugus, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Media pertanggungjawaban yang dimaksud dapat berupa semua
jenis laporan yang relevan dengan kebutuhan prinsipal yang diantaranya
adalah berupa laporan keuangan. Laporan ini merupakan produk dari
akuntansi karena akuntansi merupakan suatu proses menghasilkan
informasi dalam media laporan keuangan (IAI, 2002).
D. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas Publik terdiri dari dua macam menurut Mahmudi
(2015) yaitu: Akuntabilitas Vertikal (Vertical Accountability),
Akuntabilitas Horisontal (Horizontal Accountability).
Adapun penjelasan dari dua macam akuntabilitas publik di atas sebagai
berikut :
1. Akuntabilitas Vertikal (Vertical Accountability)
Akuntabilitas Vertikal adalah akuntabilitas kepada otoritas yang
lebih tinggi, misalnya akuntabilitas kepala dinas kepada bupati atau
walikota, menteri kepada presiden, kepala unit kepada kepala
cabang, kepala cabang kepada CEO, dan sebagainya.
2. Akuntabilitas Horisontal (Horizontal Accountability)
Akuntabilitas Horisontal adalah akuntabilitas kepada publik secara
luas atau terhadap semua lembaga lainnya yang tidak memiliki
hubungan atasan-bawahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Ihyaul Ulum (2010: 41) mengemukakan dua jenis akuntabilitas
yaitu:
1. Akuntabilitas keuangan
2. Akuntabilitas kinerja
Berikut penjelasan dua jenis akuntabilitas sebagai berikut :
1. Akuntabilitas keuangan
Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai:
a. Integritas keuangan
Integritas yaitu prinsip yang tidak memihak dan jujur, integritas
laporan keuangan merupakan laporan yang menampilkan
kondisi organisasi yang sebenarnya tanpa ada informasi yang
disembunyikan. Integritas laporan keuangan berguna sebagai
ukuran sejauh mana laporan keuangan yang disajikan
menunjukan informasi yang jujur dan benar agar tidak membuat
pengguna salah arah, oleh karena itu informasi yang digunakan
harus menggunakan istilah yang dapat dimengerti dan juga
andal. Selain itu laporan keuangan harus bisa disajikan secara
terbuka dan digambarkan secara jujur.
b. Pengungkapan
Pengungkapan diwajibkan agar laporan keuangan yang disusun
dan disajikan menjadi gambaran keadaan kejadian ekonomi
yang terjadi. Pengungkapan merupakan bagian dari prinsip
akuntansi dan pelaporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan
- Ketaatan terhadap Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik
- Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
2. Akuntabilitas Kinerja
Tujuan akuntabilitas kinerja adalah untuk memperbaiki Sense of
accountability dan mempertanggungjwabkan keberhasilan-
keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan organisasi dalam
mencapai tujuan.
E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Akuntabilitas
Faktor-faktor yang memengaruhi praktik akuntabilitas sektor ketiga
dibingkai dalam tiga bagian, menurut Ebrahim dalam Sumarwan 2019,
sebagai berikut:
1. “Siapa yang bertanggung jawab?” sebagaimana organisasi-
organisasi tersebut dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab
dan dimintai pertanggungjawaban sehingga praktik dari organisasi
sektor ketiga ini dapat memengaruhi praktik akuntabilitasnya dan
efek dari praktik tersebut.
2. “Akuntabilitas kepada siapa?” mengenai mereka yang
bertanggungjawab atas organisasi sektor ketiga, studi konseptual
dan empiris menekankan bahwa organisasi sektor ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bertanggung jawab kepada para pemangku kepentingan mereka,
biasanya dianggap sektor eksternal.
Berdasarkan hubungan kekuasaan dan ketergantungan, pemangku
kepentingan organisasi sektor ketiga sering dikategorikan ke dalam tiga
kelompok menurut Ebraim, 2003; Edward dan Hulme, 1995; Najam, 1996,
dalam Sumarwan 2019, sebagai berikut :
1. ke atas, yaitu pemangku kepentingan yang kuat seperti donor,
pemerintah dan regulator, yang bergantung pada organisasi sektor
ketiga.
2. Ke bawah, yaitu pemangku kepentingan yang kurang kuat seperti
penerima manfaat yang bergantung pada organisasi sektor ketiga
dalam hal ini adalah yayasan.
3. Horizontal, yaitu pemangku kepentingan internal seperti staf dan
sukarelawan yang dianggap memiliki kekuatan yang relatif sama
dalam organisasinya.
Studi-studi lain menggunakan konsep arti-penting pemangku
kepentingan untuk memahami sifat hubungan keterandalan. Selain
pentingnya hubungan kekuasaan, arti penting pemangku kepentingan
menganggap legitimasi dan urgensi pemangku kepentingan sebagai faktor
yang dapat mempengaruhi praktik dan efek akuntabilitas (Mitchell, Agle, &
Wood, 1997, dalam Sumarwan 2019). Teori ini menunjukkan bahwa
pemangku kepentingan yaitu mereka yang memiliki kekuatan dan legitimasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan menyerukan perhatian atau tindakan segera, akan diprioritaskan
dalam hubungan akuntabilitas. Dalam penelitian pertanggungjawaban
sektor ketiga, regulator, donor dan pemberi dana sering diprioritaskan
karena mereka memiliki kekuatan, melegitimasi legal untuk keberadaan
organisasi, dan dapat meminta perhatian segera (Cordey & Baskerville,
2011; Najam, 1996; O’Dwyer & Unerman, 2008, dalam Sumarwan 2019).
F. Ciri-ciri Organisasi yang Akuntabel
Finner dalam Widodo (2011) menjelaskan akuntabilitas sebagai
konsep yang berkenaan dengan standar eksternal yang menentukan
kebenaran suatu tindakan birokrasi. Masyarakat luas sebagai penilai
objektif yang akan menentukan accountable di antaranya sebagai berikut:
1. Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan kegiatan secara
terbuka, cepat dan tepat kepada masyarakat.
2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik.
3. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap
kebijakan publik secara proposional.
4. Adanya sasaran bagi publik untuk menilai kinerja (performance)
organisasi. Dengan pertanggungjawaban publik, masyarakat
dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
G. Transparansi
Selain akuntabilitas, transparansi adalah salah satu unsur dalam
pengelolaan keuangan yang baik. Transparansi artinya dalam menjalankan
suatu organisasi, mengungkapkan hal-hal yang sifatnya material secara
berkala kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk itu, dalam hal
ini yaitu masyarakat luas. Transparansi adalah prinsip keterbukaan yang
memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses
informasi seluas-luasnya tentang keuangan suatu organisasi. (Ardhiyanti,
2013).
Menurut Yuwono (2005), transparansi memiliki arti keterbukaan
dalam proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran.
Anggaran menurut Garrison dan Noreen (2000) adalah rencana rinci tentang
perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya
untuk suatu periode tertentu. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Mita
(2010), transparansi menunjuk pada suatu keadaan dimana segala aspek dari
proses penyelenggaraan pelayanan bersifat terbuka dan dapat diketahui
dengan mudah oleh stakeholder.
Dari beberapa pendapat mengenai transparansi di atas dapat
disimpulkan bahwa transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan
dan kebijakan yang diambil oleh organisasi, yaitu antara pemegang
keputusan dengan pemegang kepentingan untuk mendapat akses yang sama
mengenai informasi sumber daya dan dana yang didapatkan untuk
digunakan oleh suatu organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
H. Indikator Transparansi
Menurut Krina (2003: 17) indikator-indikator dari transparansi
adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan informasi yang jelas tentang tanggng jawab.
2. Kemudahan akses informasi.
3. Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang
dilanggar.
4. Meningkatan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan
lembaga non pemerintah.
Salah satu faktor yang diangap memiliki pengaruh pada penerapan
transparansi pelaporan keuangan adalah tekanan eksternal. Tekanan
eksternal merupakan tekanan yang berasal dari luar organisasi seperti
tuntutan masyarakat, peraturan undang-undang, dan lain-lainnya (Adha,
2014). Adanya tekanan eksternal yang tinggi yang terjadi pada suatu
organisasi akan memicu penerapan transparansi. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tekanan eksternal adalah serangkaian aktivitas yang
berusaha untuk mewujudkan suatu transparansi, dan transparansi tersebut
akan tercapai lebih optimal ketika terdapat komitmen manajemen dan
seluruh anggota organisasi.
Komitmen manajemen yaitu kemampuan dan kemauan untuk
menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, dan prioritas, serta
tujuan suatu organisasi (Yesnita, 2016). Penerapan transparansi dikatakan
baik ketika suatu organisasi memiliki komitmen yang tinggi, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
komitmen yang tinggi dianggap sangat penting untuk mencapai tujuan, dan
juga antara individu satu dengan individu lainnya mampu bekerja sama
untuk memperkokoh organisasi tersebut. Suatu organisasi yang baik dalam
rangka mewujudkan tranparansi pelaporan keuangan tidak hanya berpacu
pada komitmen manajemen saja namun juga harus menerapkan
akuntabilitas.
I. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang bergerak dalam
pelayanan sosial dengan tidak bertujuan mencari keuntungan yang didirikan
oleh masyarakat atau dikelola oleh swasta. Karakteristik organisasi nirlaba
berbeda dengan entitas bisnis, organisasi ini memperoleh sumber daya dari
sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak
mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (IAI, 2011).
Organisasi nirlaba memiliki beberapa bentuk, seperti Lembaga Swadaya
Mayarakat (LSM), badan keagamaan, derma publik, organisasi politis,
rumah sakit dan klinik publik, sekolah negeri, Pendidikan yang meliputi
badan termasuk Yayasan yang kegiatannya menyelenggarakan
pemeliharaan anak atau orang cacat, santunan, dan pertolongan kepada
bencana alam, kecelakaan serta kegiatan sosial lainnya sepanjang badan
sosial itu tidak berorientasi pada laba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
J. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Pelaporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Nomor 45 tentang pelaporan keuangann entitas nirlaba.
Komponen laporan keuangan nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan atau
biasa disingkat CALK. Empat jenis laporan ini memiliki fungsi masing-
masing. Bagi pihak eksternal hal ini akan memberikan gambaran berupa
kegiatan operasi suatu entitas, bagi pemberi sumbangan dana PPA dimana
hal ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban terkait penggunaan
dana PPA.
Untuk menjaga kepercayaan donator Yayasan Pusat Pengembangan
Anak (PPA)-IO 746 harus sangat berhati-hati dan bijak dalam penggunaan
dana dari donator. Laporan keuangan yang terbuka atau transparansi dalam
pengelolaannya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan
donator dimana pelaporan yang tertib administrasi akan menghasilkan
laporan keuangan yang terpercaya, tanpa adanya suatu hal yang ditutup-
tutupi atau pembatasan ruang lingkup.
K. Yayasan
1. Pengertian Yayasan
Dalam undang-undang No. 16 Tahun 2001 tentang yayasan,
menjelaskan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.
Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan
sebagian harta kekayaan pendirinya, sebagai kekayaan awal. Menurut
UU No. 16 Tahun 2001, organ yayasan terdiri dari :
1. Pembina
Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang
tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas.
2. Pengurus
Pengurus adalah organ yayasan yang melaksankan kepengurusan
yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan
bendahara.
3. Pengawas
Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberi nasihat kepada pengurus dalam
menjalankan kegiatan yayasan.
Yayasan sulit dibedakan dengan lembaga lainnya yang
berorientasi laba. Bentuk hukum yayasan telah dijadikan payung
untuk menyiasati berbagai aktivitas di luar bidang sosial,
keagamaan, kemanusiaan, kesehatan, serta Pendidikan dan
persoalan ini telah mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak,
terutama pihak perpajakan (Bastian, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Tujuan Yayasan
Menurut UU No. 16 Tahun 2001, yayasan mempunyai fungsi
sebagai pranata hukum dalam rangka mencapai tujuan tertentu di bidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Undang-undang tersebut
menegaskan bahwa yayasan adalah suatu badan hukum yang
mempunyai maksud dan tujuan yang besifat sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal
yang ditentukan undang-undang (Bastian, 2007).
3. Sumber Pembiayaan/Kekayaan
Menurut Bastian (2007:4), sumber pembiayaan yayasan berasal dari
sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang.
Selain itu, yayasan juga memperoleh sumbangan atau bantuan yang
tidak mengikat, seperti berikut:
a. Wakaf
b. Hibah
c. Hibah wasiat
d. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Yayasan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan
atau bantuan sukarela yang diterima yayasan, baik dari negara,
bantuan luar negeri, masyarakat, maupun pihak lain yang tidak
betentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan yang dimaksud dengan “perolehan lain” misalnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dividen, bunga tabungan bank, sewa gedung, dan perolehan dari
hasil usaha yayasan.
4. Pola Pertanggungjawaban Yayasan
Menurut Bastian (2007:4), pola pertanggungjawaban di yayasan
bersifat vertikal dan horisontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical
accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada otoritas yang lebih tinggi, seperti pertanggungjawaban yayasan
kepada pembina. Pertanggungjawaban horizontal (horizontal
accountability) adalah pertanggungjawaban ke masyarakat luas. Kedua
jenis pertanggungjawaban tersebut merupakan elemen penting dari
proses akuntabilitas publik.
5. Struktur Organisasi Yayasan
Dalam Undang-undang No.16 tahun 2001, yayasan mempunyai
organ yang terdiri dari pembina, pengurus, dan pengawas. Pembina
adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak
diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh Undang-undang
tersebut atau Anggaran Dasar. Kewenangan pembina meliputi (Bastian,
2007) :
a. Membuat keputusan mengenai perubahan anggaran dasar.
b. Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus serta
pengawas.
c. Menetapkan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar
yayasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Mengesahkan progam kerja dan rancangan anggaran tahunan
yayasan.
e. Membuat keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran
yayasan.
Pembina adalah individu pendiri yayasan dan/atau mereka yang
berdasarkan keputusan rapat anggota dinilai mempunyai dedikasi yang
tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan. Pengurus adalah
organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan, dan pihak
yang dapat diangkat menjadi pengurus adalah individu yang mampu
melakukan pembuatan hukum. Selain itu, pengawas adalah organ
yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat
kepada pengurus dalam menjalankan kegiataan yayasan (Indra Bastian,
2007).
L. Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT IO-746 Klaten
Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT IO-746 merupakan yayasan
yang berdiri di bawah naungan gereja. Pusat Pengembangan Anak (PPA)
bukanlah yayasan yang terpisah dan berjalan sendiri di luar gereja,
melainkan berjalan dan bernaung di bawah naungan gereja. Pusat
pengembangan anak menjadi bagian dari misi pelayanan gereja yang
bersifat diakonia.
Yayasan Pusat Pengembangan Anak merupakan bagian atau hasil
kemitraan dari sebuah lembaga pensponsoran anak yakni Yayasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Compassion Indonesia (YCI). Pusat pelayanan YCI adalah Yesus Kristus,
dimana Tuhan mendelegasikan pelayanan-Nya di bumi pada gereja. Untuk
itu YCI berkomitmen bermitra dengan gereja lokal sebagai anggota tubuh
Kristus, dalam bentuk PPA.
Pusat Pengembangan Anak memiliki tujuan serta komitmen untuk
membina dan membimbing anak secara holistik yaitu memampukan anak
untuk sehat secara fisik, mental dan menjadi dewasa dalam dimensi Rohani.
Di dalam PPA diharapkan anak bisa mengalami perkembangan yang
bersifat holistik. Holistik mengarah pada sebuah pengertian dari Bahasa
Yunani “Holos” yang berarti “menyeluruh”. Adapun strategi yang dipakai
yaitu, pengembangan anak secara holistik berdasarkan nilai-nilai Kristiani
melalui pensponsoran.
Compassion Indonesia, PPA, dan gereja lokal memiliki peran yang
saling bekerja sama dan berkesinambungan dalam merancang pengajaran
dan program. Compassion memberikan buku-buku panduan kemitraan dan
training pengajaran serta training pembuatan progam kepada PPA,
sedangkan gereja lokal membantu sarana prasarana yang disediakan untuk
menolong terlaksananya pengajaran dan program.
Rancangan yang dibuat untuk mengajar dan program yang akan
dilakukan di PPA disebut Kurikulum. Kurikulum menurut buku panduan
kemitraan mengarah pada sebuah pengertian yaitu kerangka kerja
menyeluruh dari tujuan-tujuan pengembangan holistik dalam hidup anak.
Kurikulum tersebut mencangkup tema, topik, dan konsep yang dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
termasuk materi, pengalaman dan proses dimana staf PPA berinteraksi
dengan anak agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu tujuan
pengembangan anak secara holistik yang meliputi sosio-emosi, intelektual,
kerohanian serta fisik (kesehatan jasmani anak). Yayasan Compassion
Indonesia (YCI) memiliki sasaran kurikulum nasional yang memenuhi
standar yang ditetapkan oleh Compassion dan diterapkan oleh Gereja Mitra.
M. Penelitian Terdahulu
Meriska Sari, dkk (2018), melakukan penelitian berjudul
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Organisasi Keagamaan. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa organisasi keagamaan yaitu Masjid
Burrahmah, Samarinda masih dilakukan dengan sederhana. Praktik
akuntansi dimaknai hanya sebagai proses pengelolaan keuangan dengan
pencatatan pemasukan dan pencatatan pengeluaran. Hal tersebut terjadi
karena adanya perbedaan profesi sesungguhnya dari amanah yang diterima
oleh pengurus, sehingga pemahaman pengenai akuntansi secara mendalam
masih kurang. Meskipun dalam praktik pengelolaan keuangan sudah
dilakukan dengan sangat jujur, transparan dan amanah, namun praktik
akuntansi dalam organisasi ini masih belum dilaksanakan dengan standar
yang seharusnya. Selain itu, sistem pemilihan pengurus masjid yang
dilakukan dengan musyawarah cenderung menunjuk dengan sukarela. Hal
ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pada masjid tersebut belum
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Penelitian terdahulu tersebut membahas mengenai akuntabilitas dan
transparansi dalam pengelolaan keuangan. Akuntansi dicatat dengan
sederhana atau tidak mengikuti prosedur akuntansi. Sedangkan dalam
penelitian ini membahas mengenai akuntabilitas dan transparansi dalam
pertangungjawaban organisasi nirlaba. Arti dalam pertanggungjawaban
adalah tidak hanya berfokus pada akuntabilitas laporan keuangan, namun
juga akuntabilitas kebijakan dan program, akuntabilitas proses dan
akuntabilitas kinerja. Jadi, yang membedakan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini adalah cakupan yang akan diteliti dan dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berupa studi kasus dengan jenis penelitian kualitatif,
merupakan penelitian menggunakan satu objek tertentu untuk diteliti, yaitu
di Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT IO-746 Klaten. Data
yang diolah adalah akuntabilitas dan transparansi Yayasan PPA untuk
kemudian dievaluasi apakah Yayasan PPA dalam kegiatan dan outputnya
sudah memenuhi kriteria akuntabel dan transparan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA)
GAT IO-746 yang berlokasi di Margorejo, Canan, Wedi, Klaten, Jawa
Tengah 57461.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2019.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian ini, yaitu ketua Yayasan PPA, bendahara Yayasan
PPA dan orangtua PPA serta anak PPA.
2. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan, kegiatan PPA,
bukti fisik atau laporan penggunaan dana donator untuk kegiatan PPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Data yang Dibutuhkan
1. Gambaran umum Yayasan
2. Segala bentuk laporan yaitu secara fisik (laporan keuangan) atau secara
lisan sebagai alat pertanggungjawaban dana maupun tindakan terhadap
publik.
3. Hasil wawancara dengan koordinator PPA, bendahara PPA, orangtua
PPA dan anak PPA.
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dari penelitian ini yaitu bendahara PPA, Koordinator
PPA, donator, anak PPA, kegiatan-kegiatan PPA, dan sumber data tertulis
berupa referensi yang digunakan oleh peneliti dalam bentuk buku, jurnal,
catatan lapangan, serta foto. Sumber data digunakan untuk menelaah segi-
segi subjektif dan hasilnya dianalisis secara induktif.
Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan
secara alamiah pada sumber data. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian deskriptif di Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA)-IO 746
Klaten adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2011), wawancara digunakan sebagai Teknik
pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan terstruktur karena peneliti menggunakan pedoman
wawanacara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan data yang dicari. Adapun narasumber dalam wawancara
dipenelitian ini yaitu, koordinator PPA, bendahara PPA, orangtua PPA
dan anak PPA.
2. Observasi
Menurut Sugiyono (2015) observasi merupakan kegiatan pemuatan
penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan
pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non-
partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
observasi non partisipan. Adapun observasi dalam penelitian ini,
peneliti mengamati ruang pengurus PPA, kegiataan PPA, maupun apa
yang sedang dilakukan pengurus PPA GAT IO-746 serta melakukan
pencatatan secara sistematis terhadap informasi yang diperoleh.
3. Dokumentasi
Menurut Hamidi (2004), dokumentasi penelitian merupakan
pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian.
Menurut Sugiyono (2015), adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dapat mendukung penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan membaca dokumen-dokumen milik PPA GAT-IO
746, pengambilan gambar selama penelitian, dan merekam audio
wawancara.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Moleong (2011), adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan model
analisis data Miles and Huberman. Miles and Huberman (1984, dalam
Sugiyono, 2012), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilaksanakan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Langkah-langkah analisis data menurut model analisis Miles and
Huberman (1984, dalam Sugiyono, 2012) adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data (data collection), yaitu mengumpulkan data di lokasi
penelitian dengan melakukan observasi, wawancara kepada informan,
dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang
tepat dan untuk menentukan fokus maupun pendalaman data pada
proses pengumpulan data berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Reduksi data (data reduction), yaitu proses seleksi, pemfokusan,
transformasi data kasar yang diperoleh dari penelitian secara langsung,
dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. Dalam mereduksi data,
setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan
utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, jika
peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang
dipandang asing, tidak dikenal, dan belum memiliki pola maka hal itulah
yang dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
c. Penyajian data (data display), yaitu rangkaian informasi dalam
organisasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Dalam penyajian
data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antara kategori, flowchat, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and
Huberman (1984) menyatakan, “the most frequent from of display data
for qualitative research data in the past has been narrative text”, yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data pada penelitian
kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verification),
pada tahap ini sebagai verifikasi terhadap rumusan masalah. Rumusan
masalah yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila ditemukan bukti-bukti yang tidak kuat pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila rumusan masalah yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Analisis data dalam penelitian kualitatif di Yayasan Pusat
Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO 746 Klaten dilakukan sejak
sebelum terjun ke lapangan, observasi, selama pelaksanaan penelitian di
lapangan dan setelah selesai penelitian di lapangan. Data penelitian ini
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis
data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang diperoleh
kedalam sebuah kategori, menjabarkan data ke dalam unit-unit,
menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang
sesuai dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat
kesimpulan agar mudah untuk dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. PPA GAT-IO 746
Pusat Pengembangan Anak (PPA) merupakan organisasi yang
memberikan pelayanan sosial dan pendidikan kepada anak-anak secara
holistc dalam arah empat kebijakan berikut: Spiritual, Intelektual, Sosio
Emosi dan Phisik. Untuk singkatan GAT sendiri adalah kepanjangan
dari Genarasi Anak Terang. Pemberian nama untuk PPA ini memiliki
makna tersendiri yang juga dijadikan sebagai visi dari PPA IO-746,
adapun makna dari Generasi Anak Terang PPA adalah menjadi wadah
pembapaan bagi anak-anak di PPA untuk menghasilkan generasi baru
yang terpelajar, terdidik, dan terlatih bagi Kristus untuk memberkati
keluarga, gereja, kota, dan bangsa-bangsa. Sedangkan IO-746
merupakan kode negara, yakni IO adalah negara Indonesia, dan 746
adalah penomor-an pada setiap PPA yang ada di Indonesia.
Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT IO-746 berdiri pada
November 2001, di bawah naungan Gereja GPDI Fajar Pengharapan
Klaten. PPA menjadi bagian dari misi pelayanan gereja yang bersifat
diakonia, dan merupakan salah satu bidang pelayanan di bawah divisi
pengembalaan anak dan remaja.
Pusat Pengembangan Anak (PPA) bukanlah yayasan yang berdiri
sendiri. Setiap PPA yang tersebar luas di negara-negara berdiri dan
bernaungan di bawah setiap gereja. Akan tetapi, gereja dan PPA juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
bukanlah gabungan organisasi dan berdiri sendiri. PPA ada dalam
pengawasan gereja dan mencerminkan perilaku gereja. PPA dan gereja
hanya bekerjasama dalam misi pelayanan kepada anak-anak PPA.
Yayasan Compassion Indonesia (YCI) adalah induk dari setiap PPA
yang ada di Indonesia dan berpusat di Bandung. Sedangkan Yayasan
Compassion International adalah induk dari setiap kantor Compassion
yang ada di setiap negara terdaftar yang berkantor pusat di Amerika
Serikat.
PPA dengan Compassion International memiliki misi yang sama,
karena PPA adalah cerminan dari Compassion International. Jadi
Compassion International inilah yang memotori setiap PPA yang
tersebar di negara-negara terdaftar. Adapun misi dan komitmen dari
Compassion International, Compassion Indonesia dan PPA sama, yaitu
terlibat dalam membantu anak-anak yang miskin jasmani maupun
rohani melalui pelayanan yang holistik.
B. Community Discription PPA GAT 746
PPA GAT terletak di desa Canan, Kecamatan Wedi, Kabupaten
Klaten, Jawa Tengah, berada pada dataran rendah pada ketinggian 0-500
m di atas permukaan laut. Sedangkan letak geografisnya (GPS) adalah:
110°30’ - 110°45’ bujur timur
7°30’ – 7°45’ Lintang selatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kabupaten Klaten terletak di antara:
- Sebelah barat berbatasan dengan Yogyakarta (35 Km)
- Sebelah utara merupakan lereng gunung merapi, Kabupaten
Boyolali
- Sebelah selatan merupakan pegunungan kapur, Kab. Gunung
Kidul
- Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo
C. VISI PPA GAT IO-746
Visi PPA GAT IO-746, sebagai berikut:
Menjadi Wadah Pembapaan Bagi Anak-anak di Klaten untuk
Menghasilkan Generasi Baru yang Terpelajar, Terdidik, dan Terlatih
Bagi Kristus
D. MISI PPA GAT IO-746
Misi PPA GAT IO-746, sebagai berikut:
Lahir dari kerinduan dan kebutuhan untuk menyelamatkan Generasi
dengan membapaki anak-anak di Klaten melalui pelayanan yang
Holistic sehingga muncul pemimpin masa depan yang komprehensif
(Terpelajar, Terdidik, Terlatih) untuk menjadi berkat bagi Keluarga,
Gereja, Kota Klaten, Indonesia dan Bangsa-bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Struktur PPA GAT IO-746
F. Arah Kebijakan PPA GAT 746
1. Spiritual
a. Terpelajar
Terpelajar artinya anak PPA diharapkan mampu bertekun
dalam pengajaran (masuk dalam kelas-kelas pemuridan)
Adapun target yang harus dipenuhi sebagai berikut:
- Menyelesaikan kelas pemenang
- Menyelesaikan kelas bertumbuh
- Menyelesaikan kelas pemimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Sasaran atau hasil yang diharapkan:
- Anak memiliki doktrin keselamatan yang benar, yaitu
percaya dan yakin kepada Tuhan Yesus sebagai satu-
satunya Tuhan dan Juru Selamat pribadi.
- Anak memiliki nilai-nilai dasar kerajaan Allah yaitu:
Kekudusan, Pergaulan yang benar, Keuangan yang benar
Prinsip Otoritas, dan Kehambaan.
- Anak menemukan visi pribadinya (Passion dalam setiap
pribadinya).
b. Terdidik
Terdidik di sini dimaksudkan anak PPA mampu bertumbuh
dalam karakter.
Target yang harus dicapai sebagai berikut:
- Anak belajar, bertumbuh dan mempraktekkan 10
karakter dasar yaitu: Penuh Perhatian, Taat, Kejujuran,
Tahu Berterima Kasih, Kemurahan Hati, Ketertiban,
Pengampunan, Ketulusan, dan Kebajikan.
Sasaran atau hasil yang diharapkan :
- Anak memiliki 10 karakter dasar dan mampu
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan
menjadi gaya hidup setiap anak PPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
c. Terlatih
Terlatih artinya anak PPA mampu dan berfungsi dalam
pelayanan (terhadap anak dan gereja).
Target dan sasaran yang diharapkan sebagai berikut:
- Anak PPA yang sudah berusia 17 tahun ke atas dapat
memimpin, membina dan melayani anak PPA lain yang
masih berusia jauh di bawah 17 tahun.
- Anak terlibat dalam pasukan don anak dan remaja
- Anak terlibat dan berfungsi dalam pelayanan gereja; bisa
memilih salah satu atau beberapa tugas pelayanan
berikut: leader, singer, tamborin, music, choir, usher dll.
2. Intelektual
Target dan sasaran yang diharapkan oleh PPA sebagai berikut:
a. Anak berkembang sesuai jenjang Pendidikan formal
- Anak naik kelas dan memiliki perkembangan nilai
akademis
- Minimal anak lulus sekolah menengah (SMU/SMA)
b. Anak memiliki wawasan dan pengetahuan luas
PPA memiliki beberapa pengajar berpendidikan minimal D3
yang ditugaskan untuk mentutor anak-anak PPA. Kelas tutor ini
dilaksanakan setiap sore hari dalam dua kali pertemuan dalam
seminggu. Kelas tutor ini beragam, mulai dari kelas satu SD
sampai dengan anak kelas tiga SMU/SMA. Mata pelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
umum dalam setiap kelas tutor ini adalah mapel Matematika,
IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Jadi, dengan
adanya tutor tambahan ini anak PPA tidak hanya belajar di
sekolah saja namun juga diharapkan anak PPA mendapatkan
tambahan pengetahuan.
c. Anak mempunyai daya pikir atau kemampuan penalaran yang
baik
- Anak memiliki pemikiran yang logis dan sistematis
d. Anak memiliki kemampuan ketrampilan intektual
- Anak mampu mengoperasikan komputer dan internet,
desain grafis, maintenance dan perakitan.
- Memiliki kemampuan Bahasa inggris
Selain kelas tutor mata pelajaran seperti di sekolah pada
umumnya, PPA juga memiliki kelas tutor antara lain: kelas
komputer, desain grafis, Bahasa inggris. kelas-kelas ini
diadakan untuk usia-usia tertentu, misalnya untuk kelas desain
grafis biasanya untuk usia 17 tahun ke atas sampai usia 21,
sedangkan kelas komputer untuk usia 13 hingga 17 tahun.
3. Sosio Emosi
PPA memiliki sejumlah target dan sasaran yang ditetapkan terhadap
anak PPA, antara lain:
a. Anak mengalami pemulihan pribadi melalui kelas
pengembangan pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
- PPA memberikan pengajaran di dalam kelas
pengembangan pribadi. Inti dalam pengajaran ini adalah
agar anak memiliki kecerdasan interpersonal dan
intrapersonal yaitu anak dapat menerima diri sendiri apa
adanya, menerima orang lain apa adanya sehingga anak
mampu membangun hubungan dengan orang lain dan
bekerja sama dengan orang lain.
b. Menjadi pribadi yang pro sosial
- Di dalam kelas Character Building atau kelas
pengembangan pribadi, mentor PPA mengajarkan agar
anak mampu hidup berkomunitas dan bermasyarakat
dengan baik dan mampu menjadi faktor positif bagi
komunitas dan lingkungannya.
4. Phisik
Target dan sasaran yang harus dimiliki setiap anak PPA, sebagai
berikut:
a. Pertumbuhan dan perkembangan phisik anak sesuai dengan
tingkat umur.
b. Anak memiliki konsep hidup yang sehat
Setiap dua bulan sekali, PPA rutin mengadakan cek kesehatan
untuk anak. PPA menjalin kerja sama dengan salah satu klinik
dengan dokter yang sudah menjadi langganan PPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Praktik Akuntansi dan Akuntabilitas Keuangan PPA GAT-IO 746 Klaten
Akuntansi berdasarkan definisi dari AICPA adalah seni pencatatan,
penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter,
transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk
manafsirkan hasil-hasilnya. Definisi akuntabilitas publik menurut Mahmudi (2005)
adalah kewajiban penerima tanggungjawab untuk mengelola sumber daya,
melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan
dengan penggunaan sumber daya publik kepada pihak pemberi mandat. Sedangkan
pengertian sistem akuntansi menurut Mulyadi (2013:3), Sistem akuntansi adalah
organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam
pengelolaan. Artinya, akuntansi, akuntabilitas dan sistem informasi tersebut apabila
bisa dipadukan dalam penerapan praktik akuntansi organisasi yang benar maka
akan menjadi perpaduan akuntansi yang sempurna. Dalam praktik akuntansi yang
diterapkan pada PPA GAT IO-746 Klaten secara umum sudah terlaksana dengan
baik, dibekali dengan pemahaman pencatatan dan pelaoran akuntansi dari pengurus
PPA. Setiap transaksi yang terjadi selalu dicatat pada laporan keuangan dengan alur
dan sistem pencatatan yang hampir sama pada organisasi non-profit (PSAK 45).
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari koordinator dan bendahara PPA yang
menerangkan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
“……Pakai software akuntansi namanya Frestex. Kalau dulu pakai excel
tapi ternyata ribet, terus dari compassion buat software akuntansi, dan digunakan di
seluruh PPA di dunia. Kemudian laporan keuangan ini dilaporkan ke Compassion
pusat di Indonesia (Bandung). Laporan keuangan juga dibuat dalam bentuk
hardcopy. Dibuat di buku besar mulai dari pencatatan transaksi.” (Agung Pracoyo)
“ Yang kita catat pada buku besar ini, ada catatan atas transaksi keluar
masuknya kas, terus ada laporan arus kas, laporan aktivitas kurang lebih itu. Kalau
sama dengan PSAK 45 sih ga sepenuhya sama, karena nanti Compassion
Bandunglah yang membuat laporan keuangan dan sudah mengikuti standar
pelaporan keuangan international malah. Dari PPA sendiri masih semi ya,
mengikuti PSAK 45 tapi tidak sepenuhnya. Kayak misalnya di pencatatan laporan
keuangan PPA ada laporan arus kas, laporan aktivitas tapi isinya sederhana akun-
akunnya ga sama persis di PSAK 45.” (Agung Pracoyo)
Didukung dengan pernyataan dari bendahara PPA, yang menerangkan:
“Sistem pencatatannya sebenarnya sama dengan sistem akuntansi pada
umumnya, jadi ketika uang keluar ya dicatat dan kas masuk dicatat, terdata di sistem
akuntansi. Ada Software khusus yang dibuatkan oleh Compassion sendiri yang
bekerja sama dengan suatu lembaga, jadi memang itu bukan digunakan oleh
perusahaan-perusahaan pada umumnya. Laporan keuangan yang ada di sistem
akuntansi Frestex itu bisa dipantau langsung oleh Compassion, terus ada
pengauditan juga yang dilakukan akuntan publik dan compassion bandung setiap
periodenya.” (Wiji Rahayu)
Jawaban dari kedua informan mengenai praktik akuntansi dan
pertanggungjawaban terhadap laporan keuangan pada PPA GAT IO-746 secara
eksplisit menerangkan bahwa praktik akuntansi dan akuntabilitas laporan keuangan
sudah terlaksana secara menyeluruh, teratur dan terlihat jelas. Laporan keuangan
pada PPA telah memenuhi kriteria pencatatan akuntansi yaitu mulai dari mencatat,
menggolongkan, menyusun ikhtisar kejadian atau transaksi keuangan yang
selanjutnya disajikan dalam laporan keuangan PPA dan dilaporkan secara teratur
kepada pemberi tanggung jawab yaitu Compassion melalui sistem informasi PPA.
Kemudian dilakukan pengauditan dari kantor akuntan publik dan Compassion
Bandung setiap periodenya. Akan tetapi, laporan keuangan pada PPA dibuat tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sepenuhnya sama dengan PSAK 45 yang mana mengatur tentang pelaporan
organisasi nirlaba. Adapun terdapat laporan arus kas dan laporan aktivitas dengan
akun-akun yang sederhana. Sedangkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan nomor 45 tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba terdiri empat jenis
laporan keuangan, yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus
kas, dan catatan atas laporan keuangan.
B. Indikator Praktik Akuntabilitas PPA GAT-IO 746 Klaten
Indikator minimum akuntabilitas menurut Solihin (2007) sebagai berikut:
(1) adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan; (2)
adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan
kegiatan; (3) adanya output atau outcome yang terukur. Sedangkan menurut
Antonius Sumarwan (2019), akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban
terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan For what, how and why. Pertanyaan
yang memerlukan jawaban tersebut antara lain: (1) untuk apa
dipertanggungjawabkan?; (2) bagaimana penerapan pertanggungjawaban terhadap
masyarakat maupun donatur?; (3) mengapa pertanggungjawaban harus diserahkan?
Untuk mendapatkan jawaban atas dua teori yang dikemukakan diatas maka
dibutuhkan 4 informan sekaligus, yaitu koordinator PPA, bendahara PPA, orangtua
PPA, dan anak PPA. Jawaban-jawaban dari informan berikut akan dianalisis apakah
PPA GAT IO-746 Klaten sudah menerapkan akuntabilitas terhadap indikator dari
kedua ahli tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Indikator nomer satu dari Solihin (2007) adalah akuntabilitas terhadap
kesesuaian antara pelaksanaan dengan prosedur pelaksanaan. Di PPA pada setiap
periodenya diadakan agenda pertemuan orangtua PPA yang mana membahas
mengenai perencanaan atau prosedur pelaksanaan kebijakan dan program PPA.
Berikut pernyataan orangtua PPA:
“Misalkan pengadaan program intelektual itu kan ada kelas-kelas tutor gitu,
itu sudah terlaksana dan tercapai dengan sukses. Ga cuma program intelektual,
semua program bahkan sudah dipertanggungjawabkan oleh pengurus PPA dengan
sebaik mungkin, bahkan program-program yang diadakan dituntaskan sampai
selesai tidak ada yang mandeg.” (Herlina)
“…terkadang ya kalau PPA bikin perencanaan program tutor kadang cuma
sebatas rencana aja, tidak ada pelaksanaannya, tapi itu hanya pernah sekali dua kali
aja sih, tapi tidak masalah sih pelayanan dan program-program yang lainnya sudah
cukup sukses…”(Herlina)
Jawaban tersebut juga sependapat dengan anak PPA yang menerangkan:
“Iya tercapai, kayak kemarin itu LBC A (Leadership Boot Camp Aroow)
programnya sudah diinfokan di awal semester kemudian seminggu sebelum
pelaksanaan diinfokan lagi semacam diingatkan, diselebarin undangan, ada
sosialisasi sebelum program dimulai baru hari H-nya terlaksana tepat seperti
prosedur pelaksanaan.” (Kusuma Dewi)
Keterangan dari dua informan di atas menjelaskan bahwa perencanaan
dengan pelaksanaan kebijakan sudah berjalan sesuai dengan prosedur pelaksanaan.
Hanya saja terkadang ada perencanaan program yang tidak dijalankan dan hanya
sebatas wacana. Artinya, hal ini belum sepenuhnya memenuhi indikator
akuntabilitas yang pertama, sebagaimana prosedur pelaksanaan sesuai dengan
pelaksanaan kegiatan.
Indikator kedua dari Solihin (2007) adalah adanya sanksi yang ditetapkan
atas kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan kegiataan. PPA GAT IO-746
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Klaten adalah salah satu organisasi nirlaba yang dipimpin oleh organisasi besar
yaitu YCI (Yayasan Compassion Indonesia) dan Compassion International. Oleh
karena itu, pada setiap tahunnya diadakan audit oleh kantor YCI dan kantor akuntan
publik guna mengevaluasi kinerja PPA. Tujuan utama dari audit yang dilakukan
rutin setiap tahunnya ini bukanlah untuk mencari kesalahan dan memberi hukuman,
akan tetapi bertujuan untuk mendorong petanggungjawaban PPA terhadap
otoritasnya. Praktik akuntabilitas pada PPA GAT IO-746 Klaten dari berdirinya
organisasi sampai sekarang ini dikatakan tidak pernah melakukan kelalaian yang
fatal hingga pemberian sanksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari koordinator
PPA yang menerangkan:
“…karena memang PPA bukan organisasi yang berdiri sendiri, PPA punya
otoritas yang lebih tinggi yaitu Compassion Bandung dan Compassion
International. Jadi ya tidak main-main dalam mengemban tanggung jawab ini. PPA
juga ada yang mengawasinya terlebih dilakukan audit oleh kantor akuntan publik.
Jadi intinya organisasi ini dimanajemen sebaik mungkin, sehati-hati mungkin agar
tidak mengecewakan pihak yang memberi tanggung jawab.” (Agung Pracoyo)
“PPA mengacu pada buku panduan kemitraan. Jadi setiap 1-2 tahun sekali
PPA menandatangani semacam surat kerja sama dan perjanjian gitu, nah itu
diperpanjang tiap 2 tahun sekali dan dilakukan audit per-tahunnya, untuk yang
melanggar regulasi kemitraan ya diberi sanksi tapi PPA sini belum pernah sampe
ada pelanggaran dan pemberian sanksi.” (Agung Pracoyo)
Dari jawaban tersebut koordinator PPA menjelaskan bahwa PPA setiap
tahun rutin diadakan audit oleh kantor akuntan publik. Pengadaan audit dilakukan
untuk mengevaluasi pertanggungjawaban dan kinerja PPA. Dan PPA dikatakan
belum pernah mendapatkan sanksi atas kesalahan atau kelalaian yang fatal karena
PPA mengemban tanggung jawab yang harus dipertanggungjawabkan. Dengan
menerapkan prinsip memanajemen organisasi sebaik mungkin dan kehati-hatian hal
ini supaya tidak mengecewakan pihak pemberi tanggung jawab. Jawaban dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
koordinator tersebut memenuhi kriteria indikator akuntabilitas yang menyatakan
ada tidaknya pemberian sanksi dalam kesalahan dan kelalaian dalam pelaksanaan
kegiataan organisasi. Sekaligus jawaban dari informan tersebut memenuhi unsur
akuntabilitas terhadap indikator dari Antonius Sumarwan (2019) yang menyatakan
pada poin pertama yaitu ‘untuk apa dipertanggungjawabkan?’.
Indikator akuntabilitas yang ketiga dari Solihin (2007), adalah adanya
output atau outcome yang terukur. Output menurut wikipedia adalah pernyataan
hasil pada tingkat pencapaian jangka pendek, langsung dapat diperoleh hasil dari
kegiatan yang dilakukan dan seluruhnya dalam kendali manajemen organisasi.
Dana yang diterima oleh PPA, akan digunakan ke berbagai program. Oleh karena
PPA merupakan akuntabilitas program, maka dari itu program-program PPA yang
terlaksana tersebut adalah output dan pelaporan akuntansi adalah output yang
terakhir. Pelaksanaan ke dalam program adalah output yang nyata, namun, dampak
dan manfaat yang didapatkan dari mengikuti program tersebut adalah outcome yang
terukur. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh koordinator PPA, bendahara
PPA, dan anak PPA bahwa dana yang diterima outputnya akan diimplementasikan
ke program-program. Berikut ini keterangannya:
“outpunya nanti untuk mendukung program pengembangan anak. PPA
punya empat program kebijakan pengembangan: ada spiritual; intelektual; pshisik,
dan sosio-emosi. Dana yang kami terima digunakan untuk itu, tidak diberikan
secara tunai kepada anak/orangtua, kecuali uang tunai itu bagian dari program
seperti gift ulangtahun, gift family dan gift-gift lainnya. Kemudian, selain dana yang
digunakan untuk program, dana dari sponsor juga digunakan untuk pembangunan
dan penambahan fasilitas, seperti sekarang ini sedang ada proyek pengerjaan studio
musik.” (Koordinator PPA, Agung Pracoyo)
“PPA punya program kelas musik, kelas komputer, kelas bahasa inggris,
ada outbond ada study tour ada banyak lagi nah itu dibiayai dengan uang itu, oya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
untuk gizi anak, makan, snack terus dengan cek kesehatan, pemberian vitamin
juga.” (Bendahara PPA, Wiji Rahayu)
“Manfaatnya tu pertama dapat pertumbuhan rohani dari retreat gitu, LBC A
(Leadership Boot Camp Arrow), dilatih untuk menjadi pemimpin dan belajar untuk
mandiri juga. Terus juga PPA sering mengadakan program study tour dan outbond-
outbond keluar sambil rekreasi dan ketempat-tempat yang kadang oranglain belum
banyak kesana, nah PPA sudah bisa mengajak kita kesana sambil belajar dan
beroutbond kegiatan positif lah pokoknya, jadikan untuk anak PPA yang kurang
piknik jadi seneng.” (Anak PPA, Kusuma Dewi)
Dari penjelasan ketiga informan di atas, jelas bahwa dana yang diterima
PPA digunakan untuk program PPA. Output yang dijelaskan di atas merupakan
output dalam bentuk kegiatan, selain output dalam bentuk pelaporan akuntansi yang
dibuat PPA. Dan kegiatan yang terlaksana tersebut manfaatnya dirasakan langsung
oleh anak PPA. Sehingga, manfaat yang telah diterima oleh anak PPA adalah
outcome yang terukur. Hal ini sesuai dengan peneliti sebelumnya Solihin (2007)
yang menyatakan adanya output atau outcome yang terukur terhadap indikator
akuntabilitas.
Alat ukur akuntabilitas yang dikemukakan Sumarwan (2019) adalah How,
tentang bagaimana penerapan akuntabilitas dalam organisasi. Sedangkan Why,
yaitu mengapa pertanggungjawaban harus diserahkan. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut ditujukan untuk mencari jawaban sejauh mana penerapan akuntabilitas di
dalam organisasi dalam hal ini pada Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA)
GAT-IO 746 Klaten. Selain akuntabilitas keuangan, akuntabilitas yang harus
dipertanggungjawabkan PPA adalah akuntabilitas kebijakan atau program, menurut
Goggin dalam Rakhmat (2018) sebagaimana suatu kebijakan dikeluarkan dan
menjadi suatu program serta dilaksanakan di tempat tertentu. Berikut penjelasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dari orangtua PPA yang menyinggung mengenai pertanggungjawaban kebijakan
PPA:
“…mentor-mentor PPA mengurus dan membimbing anak-anak dengan baik
untuk bisa mengikuti setiap program-program yang diadakan. Pertanggungjawaban
kebijakan itu sebenarnya kuncinya ada di anak. Artinya gini, mentor PPA harus bisa
sebaik mungkin mendorong dan mendidik anak-anak agar bisa menjadi lebih baik,
berkembang ke arah yang positif, menjadi berkat bagi orang lain, dan sebagainya.
Sebenarnya anak saya yang cowok itu cukup bandel lho, dan dalam mengikuti
bimbingan rohani dan lainnya anak saya ya puji Tuhan banyak perkembangan ke
arah yang baik. Kalau anak saya kadang jarang masuk atau kurang aktip mengikuti
kegiataan PPA itu nanti pembinanya langsung memberi informasi kepada orangtua
bahwa anak ini sudah berapa kali tidak masuk dan diusahakan masuk untuk
mengikuti kegiataan PPA.” (Herlina)
Dari jawaban tersebut, informan menerangkan bahwa akuntabilitas atas
kebijakan kuncinya adalah di anak PPA. Anak-anak harus dibimbing oleh mentor
agar berkembang dan bertumbuh ke arah yang positif sesuai dengan nilai-nilai yang
harus dicapai dalam setiap kebijakan. Penerapan akuntabilitas pada PPA tidak
hanya pada laporan keuangan saja, namun juga akuntabilitas terhadap kebijakan.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan akuntabilitas terhadap laporan keuangan
maupun kebijakan sudah terlaksana dengan baik. Hal ini menjawab mengenai
bagaimana penerapan akuntabilitas yang diterapkan. Sedangkan untuk menjawab
“mengapa pertanggungjawaban harus diserahkan?” jawabannya adalah bahwa PPA
punya otoritas yang lebih tinggi, artinya PPA harus mempertanggungjawabkan apa
yang harus dipertanggungjawabkan dan melaporkannya kepada otoritas. Selain itu,
“mengapa pertanggungjawaban harus diserahkan?”, karena PPA dibawah
pengawasan penuh serta sistem akuntansi PPA dapat diawasi secara online dari
pusat (YCI). Hal ini sesuai dengan penjelasan koordinator dan bendahara PPA yang
menerangkan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
“…karena memang PPA bukan organisasi yang berdiri sendiri, PPA punya
otoritas yang lebih tinggi yaitu compassion Bandung dan Compassion
International. Jadi ya tidak main-main dalam mengemban tanggung jawab ini. PPA
juga ada yang mengawasinya terlebih dilakukan audit oleh kantor akuntan publik.
Jadi intinya organisasi ini dimanajemen sebaik mungkin, sehati-hati mungkin agar
tidak mengecewakan pihak yang memberi tanggung jawab.” (Agung Pracoyo)
Jawaban tersebut juga didukung oleh bendahara PPA yang menerangkan:
“Iya bisa, sistem akuntansi PPA bisa dipantau langsung (online) sama
Compassion.” (Wiji Rahayu)
C. Dimensi Akuntabilitas Yang Diterapkan PPA GAT-IO 746 Klaten
Dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi organisasi menurut Ellwood
dalam Mardiasmo (2009) antara lain: (1) Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas
hukum; (2) Akuntabilitas proses; (3) Akuntabilitas program; (4) Akuntabilitas
kebijakan; dan (5) Akuntabilitas kinerja. Adapun penjelasan dan pembahasan di
atas sebagai berikut:
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum
Akuntabilitas kejujuran menuntut adanya praktik organisasi yang sehat,
tidak terjadi malapraktik dan malaadministrasi. Sedangkan akuntabilitas hukum
menuntut penegakan hukum. Hal ini sama dengan penerapan akuntabilitas pada
PPA GAT-IO 746. PPA telah mengacu pada peraturan dan panduan kemitraan, dan
mengungkapkan secara transparan kepada publik dalam hal ini setiap orangtua
PPA mengenai setiap dana yang diterima adalah kejujuran. Hal ini sesuai dengan
penjelasan dari koordinator PPA, orangtua PPA serta anak PPA yang menerangkan:
“PPA mengacu pada buku panduan kemitraan. Jadi setiap 1-2 tahun sekali
PPA menandatangani semacam surat kerjasama dan perjanjian gitu, nah itu
diperpanjang tiap dua tahun sekali dan dilakukan audit per-tahunnya untuk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
melanggar regulasi kemitraan ya diberi sanksi tapi PPA sini belum pernah sampe
ada pelanggaran dan pemberian sanksi.” (Koordinator PPA, Agung Pracoyo. S.E)
“Ya, diomongin dana-dananya, dari sana sekian, pengeluaran ini dan itu,
pemasukkan dari mana saja, semua yang material diomongkan.” (Herlina)
Salah satu program yang diterapkan PPA adalah pemberian gift dari sponsor
dalam bentuk uang tunai. Uang tunai yang diterima PPA dalam bentuk Rupiah,
namun tertera bukti nominal dalam dollar pada dokumen gift. Anak PPA diminta
menandatangani formulir pemberian gift tersebut. Dan setelah ditanya apakah
nominal dollar dan rupiah sesuai jawabannya adalah sesuai. Berikut pernyataannya:
“Ya kalau saya cek sudah sesuai sih.” (Kusuma Dewi)
Keterangan dari ketiga informan di atas menjelaskan bagaimana
akuntabilitas kejujuran dan hukum diterapkan. Koordinator PPA menjelaskan
bahwa PPA sudah mengacu pada panduan kemitraan dan regulasi kemitraan, serta
aktip menandatangi perpanjangan regulasi kemitraan. Selama diadakan audit oleh
kantor Yayasan Compassion Indonesia dan kantor akuntan publik dikatakan belum
pernah ada pernyataan pelanggaran dan pemberian sanksi. Ini menunjukkan bahwa
akuntabilitas hukum di PPA sudah diterapkan dengan baik. Sedangkan untuk
akuntabilitas kejujuran dalam hal ini kepada setiap orangtua dan anak, PPA sudah
menerapkannya cukup baik. Akuntabilitas kejujuran yang diterapkan sama dengan
penerapan transparansi. PPA terbuka dalam mengungkapkan dana donatur yang
diterimanya, hal ini diungkapkan kepada setiap orangtua dan anak PPA dengan
disertai bukti. Pengungkapan tersebut adalah tindakan kejujuran artinya tidak ada
yang ditutup-tutupi, tidak terjadi malapraktik dan malaadministrasi. Dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
disimpulkan bahwa dalam penerapan akuntabilitas kejujuran dan hukum, PPA
GAT-IO 746 sudah memenuhi kriteria dalam Mardiasmo (2009).
2. Akuntabilitas proses
Akuntabilitas proses terkait dengan yang digunakan dalam melaksanakan
tugas, apakah sudah cukup baik dalam hal kecukupan akuntabilitas sistem
informasi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas
proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat,
responsive, dan murah biaya (Mardiasmo, 2009).
Dalam penerapan akuntabilitas sistem informasi, sudah disinggung
sebelumnya bahwa PPA menerapkan sistem informasi dalam bentuk software
akuntansi bernama Frestex. Sistem akuntansi tersebut dapat terhubung langsung ke
Yayasan Compassion Pusat melalui jaringan internet, sehingga ada dibawah
pengawasan penuh dari otoritas.
Sistem informasi manajemen PPA GAT-IO 746 berkaitan dengan
pemanfaatan manusia, dan teknologi, yang digunakan untuk mengendalikan
internal organisasi. Dalam pemanfaaatan manusia, PPA memiliki tentor-tentor dan
pengajar untuk membina dan membimbing anak-anak dalam melaksanakan setiap
program PPA. Sedangkan penggunaan sistem informasi akuntansi dan media sosial
sebagai sarana transparansi adalah pemanfaatan teknologi di PPA GAT-IO 746.
Sedangkan untuk prosedur administrasi menurut Waldo dalam Rakhmat
(2018), yaitu pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan
perintah, kesatuan arah, mendahulukan kepentingan umum, pengupahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sentralisasi, hierarki, dan tata tertib. Wewenang dan tanggung jawab terlihat jelas
pada struktur organisasi PPA yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesatuan
arah terdapat pada kebijakan-kebijakan PPA yang diformulasikan. Sedangkan tata
tertib PPA sudah mengacu pada panduan kemitraan.
Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik
yang cepat, responsive, dan murah biaya. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari
koordinator PPA, Orangtua PPA dan anak PPA yang menerangkan:
“…juga ada dana masuk dari dana lokal orangtua PPA. Jadi orangtua PPA
harus aktif memberikan dana lokalnya setiap bulan, itu sukarela bisa 10 ribu, 20
ribu atau lebih perbulan. Semua sumbangan dana itu digunakan untuk program-
program PPA.” (koordinator PPA, Agung Pracoyo)
“ Iya, PPA respon dengan baik, selalu mengusahakan tidak egois
menurutku.” (Anak PPA, Kusuma Dewi)
“sudah baik, dan transparan, ya misal kalau ada pengumuman itu langsung
dishare di group WA, terus kalau ada pertemuan-pertemuan orangtua itu diselebarin
undangan dan informasi agendanya.” (orangtua PPA, Herlina)
Keterangan dari ketiga informan di atas menerangkan bahwa akuntabilitas
proses yang termanifestasikan pada pelayanan sudah cukup baik. Penerapan dana
lokal sukarela, respon yang bersahabat serta pelayanan yang cepat adalah pendapat
dari masing-masing narasumber di atas. Jadi kesimpulannya, akuntabilitas proses
yang diterapkan PPA GAT-IO 746 Klaten sudah terlaksana secara menyeluruh.
3. Akuntabilitas program dan kebijakan
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan apakah telah mempertimbangkan alternatif
program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(Mardiasmo, 2009). Organisasi harus mempertanggungjawabkan program yang
telah dibuat sampai pada pelaksanaan program (Rakhmat, 2018). Program adalah
sekumpulan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari usaha untuk
mencapai serangkaian tujuan dan sasaran. Program dibagi menjadi kegiatan dan
harus disertai dengan target sasaran output dan outcome (Rakhmat, 2018).
PPA GAT-IO 746 Klaten memiliki empat kebijakan yang diaplikasikan ke
dalam program. Program-program tersebut telah dijelaskan di bab sebelumnya.
Setiap program yang diformulasikan disertai dengan sasaran dan kriteria sasaran
program. Hal ini menyimpulkan bahwa penerapan akuntabilitas program pada PPA
GAT-IO 746 Klaten sudah cukup baik.
Berikut keterangan dari bendahara PPA dan anak PPA:
“PPA punya program kelas musik, kelas komputer, kelas bahasa inggris,
ada outbond ada study tour ada banyak lagi, o’iya untuk gizi anak, makan, snack,
terus dengan cek kesehatan dokter, pemberian vitamin…” (bendahara PPA, Wiji
Rahayu)
“Menurutku PPA sudah bertanggungjawab terhadap program-program
tersebut. saya rasa PPA mengajarkan tanggung jawab ke anak PPA seperti halnya
mentor PPA bertanggungjawab atas setiap kebijakannya. Ya pokoknya PPA sudah
baik dalam membin dan membimbing anak-anak PPA dengan penuh perhatian,
menurut aku.” (anak PPA, Kusuma Dewi)
kedua informan di atas menerangkan bahwa bendahara PPA menjelaskan
program-program apa saja yang ada di PPA GAT-IO 746 sedangkan anak PPA
menanggapi pelaksanaan program yang diterapkan. Jelas pada keterangan dari anak
PPA tersebut bahwa mentor PPA sudah sepenuhnya bertanggungjawab terhadap
program dan kebijakan yang diterapkan di PPA GAT-IO 746. Jadi kesimpulannya,
akuntabilitas program dan kebijakan di PPA GAT-IO 746 sudah diterapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
5. Akuntabilitas kinerja
Penerapan akuntabilitas kinerja mengarah pada akuntabilitas terhadap
pencapaian kegiatan yang efisien (Mardiasmo, 2009). Efisien menurut wikipedia
adalah bekerja dengan menggunakan sumber daya dan energi yang sesuai tanpa
pemborosan. Dalam hal ini efisien dalam pemanfaatan dana yang digunakan. PPA
GAT-IO 746 Klaten memiliki banyak program kegiatan. Program-program tersebut
didanai dari dana sponsor, selain program, dana sponsor anak juga digunakan untuk
membangun dan menambah fasilitas-fasilitas, serta biaya makan dan snack. Dana
yang diterima PPA tidak melimpah, oleh karena itu dana PPA harus digunakan
dengan seefisien mungkin. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari koordinator PPA
yang menerangkan:
“Kalau efektif dan efisien, apalagi digunakan dengan sebijaksana mungkin
itu harus ya, karena dana yang kami terima tidak melimpah ruah atau tidak
berleihan, istilahnya ‘pas’ gitu untuk dana program dan makan. Bahkan program
yang ada di PPA juga cukup banyak. Jadi kalau dana itu tidak dikelola dengan baik,
PPA tidak punya program sebaik dan sebanyak ini.” (Agung Pracoyo)
Keterangan dari informan di atas menerangkan bahwa PPA memiliki
banyak sekali program kegiatan. Program-program PPA didanai dari dana yang
diterima dari donatur. Oleh karena itu, PPA harus sebijaksana mungkin dalam
mengelola keuangan agar dana cukup untuk membiayai kegiatan program, fasilitas,
dan makan.
Akuntabilitas kinerja yang diterapkan PPA GAT-IO 746 Klaten sudah
terlaksana dengan baik. Akuntabilitas kinerja dalam hal ini mengarah pada efisien
dalam pemanfaatan dana donatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. Indikator Praktik Transparansi PPA GAT-IO 746 Klaten
Indikator transparansi menurut Krina (2003) antara lain: (1) menyediakan
informasi yang jelas tentang tanggung jawab; (2) kemudahan akses informasi; (3)
menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar; (4)
meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa dan lembaga
non pemerintah.
Menyediakan informasi yang jelas tentang tanggung jawab, yaitu dalam hal
kebijakan dan anggaran. Pada setiap periode, PPA mengadakan agenda pertemuan
orangtua PPA. Agenda pertemuan tersebut membahas mengenai kebijakan dan
program, dan anggaran program yang akan dilaksanakan. Agenda pertemuan
orangtua PPA sekaligus sebagai media transparansi yang dimaksudkan untuk
menjelasakan setiap tanggung jawab PPA dan anggaran program, menerima setiap
saran dan kritik serta tanggapan dari pihak orangtua PPA. Hal ini sesuai dengan
yang dijelaskan oleh Koordinator PPA dan orangtua PPA yang menerangkan:
“… sebelumnya kan di bagikan selebaran undangan ya, kan tertulis disitu
agendanya apa, kalau agendanya tentang sosialisasi perlindungan anak kita tidak
membahas yang sifatnya material, tapi kalau agendanya tentang sosialisasi
beasiswa kuliah atau CIV, pembagian gift natal, pembagian dana keperluan sekolah
dll nya barulah kami membicarakan yang sifatnya material.” (koordiator PPA,
Agung Pracoyo)
“karena memang itu harus ini ya… harus transparan kepada orangtua PPA
supaya kita tahu didikan dari PPA kepada anak itu seperti apa.” (Herlina)
“sudah baik, sudah transparan dalam penginformasian kebijakan, program
seperti itu.” (Herlina)
“Ada, terbuka sih, terbuka dan transparan terus nanti dijelaskan, mentor
nanti memberikan kesempatan kepada orangtua PPA untuk bertanya, bertukar
pendapat, menanggapi dan memberi saran.” (Herlina)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangan dari narasumber di atas, menjelaskan bahwa PPA sudah terbuka
dalam penyediaan informasi tentang tanggung jawab termasuk dalam hal anggaran
program dan kebijakan. Praktik transparansi yang telah diterapkan sangat berguna
bagi orangtua PPA, supaya orangtua bisa mengetahui didikan dari PPA kepada anak
PPA. Setiap orangtua PPA berhak untuk menyuarakan pendapat, saran dan kritikan.
Kesimpulannya bahwa penyediaan informasi mengenai tanggung jawab terhadap
indikator transparansi sudah memenuhi syarat.
Anggaran menurut Nafarin (2007) adalah suatu rencana kuantitatif (satuan
jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Dalam
hal anggaran program, salah satu program PPA yang membahas mengenai anggaran
adalah program CIV atau program beasiswa kuliah. Pembahasan anggaran ini perlu
dilakukan karena menyangkut dana yang tidak sedikit untuk diterima anak PPA.
Berikut adalah salah satu tabel anggaran CIV yang dibuat per-anak PPA dan
pengurus PPA:
Tabel 5.1 Anggaran Program CIV
No. Bulan
Pembayaran Rincian
Rencana
Pengambilan CIV
1 Semester 1
1 Oktober
2014
SPP bulan Agustus,
September, Oktober 2014 Rp 900,000.00
Total Rp 900,000.00
2 Semester 2
2 Mei 2015
SPP bulan April dan Mei
2015 Rp 600,000.00
1 Juli 2015 SPP bulan Juni dan Juli 2015 Rp 600,000.00
Total Rp 1,200,000.00
3 Semester 3
3 Februari
2016 SPP bulan November 2015 Rp 300,000.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
23 Maret
2016 SPP bulan Desember 2015 Rp 300,000.00
Total Rp 600,000.00
4 Semester 4
20 Januari
2016
Uang Buku Semester 1 s/d
semester 4 Rp 500,000.00
18 Juli 2016
SPP bulan Maret, April, Mei
2016 Rp 900,000.00
Total Rp 1,400,000.00
5 Semester 5
30 Januari
2017
SPP bulan September 2016
s/d Januari 2017 Rp 1,500,000.00
Total Rp 1,500,000.00
6 Semester 6
6 Februari
2017
Uang Buku Semester 5 dan
Semester 6 Rp 500,000.00
1 Maret 2017
SPP bulan Februari s/d Juli
2017 Rp 1,800,000.00
Total Rp 2,300,000.00 Rp 7,900,000.00
7 Semester 7
September
2017
SPP bulan Agustus 2017 s/d
Januari 2018 Rp 1,800,000.00
September
2017 Uang Buku Semester 7 Rp 250,000.00
Total Rp 2,050,000.00 Rp 2,050,000.00
8 Semester 8
Maret 2018
SPP bulan Februari s/d Juli
2018 Rp 1,800,000.00
Uang buku semester 8 Rp 250,000.00
Skripsi Rp 3,000,000.00
Wisuda Rp 5,000,000.00
Total Rp 10,050,000.00 Rp 10,050,000.00
Tabel 5.1 tersebut menunjukkan anggaran dari program beasiswa kuliah
atau CIV yang telah disusun secara terstruktur. Penyususnan anggaran tersebut
dibuat ketika anak PPA memasuki semester pertama kuliah. Perencanaan anggaran
tersebut dibuat oleh anak PPA dengan menyusun secara terstruktur mulai dari awal
semester hingga akhir semester, kemudian perencanaan anggaran tersebut
didiskusikan dengan pengurus PPA hingga akhirnya menjadi anggaran CIV yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sesungguhnya. Tujuan dibuatnya anggaran program CIV agar dana beasiswa
tersebut digunakan secara berskala untuk membiayai kuliah per-anak PPA.
Indikator transparansi kedua adalah kemudahan dalam akses informasi. Hak
untuk mengakses informasi dijamin dengan UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
keterbukaan Informasi Publik dalam oragnisasi nirlaba. Publik dalam hal ini adalah
warga PPA dan orangtua PPA. PPA memfasilitasi anak dan orangtua PPA dalam
kemudahan akses informasi. Akses informasi bisa melalui online yaitu media sosial
seperti WhatsApp, facebook dan Instagram. Tujuannya memudahkan anak dan
orangtua PPA untuk mendapatkan informasi hanya dari perangkat androidnya. Hal
ini sesuai dengan penjelasan dari koordinator PPA yang menerangkan:
“Dalam media sosial seperti Instagram atau facebook gitu, kami punya
admin yang bertugas membagikan story tentang kegiatan anak-anak.” (Agung
Pracoyo)
Jawaban dari informan di atas menerangkan bahwa PPA memiliki admin
yang bertugas untuk membagikan informasi setiap kegiatan secara rutin di media
sosial seperti Facebook dan Instagram. Dapat disimpulkan bahwa pemberian
fasilitas dalam kemudahan akses informasi seperti facebook dan Instagram sudah
memenuhi syarat indikator transparansi.
Menyusun suatu mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar
adalah indikator transparansi yang ketiga, menurut Krina (2003). Selain
memberikan kemudahan mengakses informasi, PPA juga terbuka dan melayani
apabila ada pengaduan dari orangtua PPA. Pengaduan yang dimaksud oleh
koordinator PPA adalah orangtua bercerita atau berkonsultasi tentang anaknya, jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bukan untuk menyalahkan pengurus PPA atas suatu tindakan yang dirugikan atau
telah menjadi korban. Menurut keterangan dari koordinator PPA, orangtua tidak
berhak untuk mengadukan atau bahkan memberi sanksi kepada pengurus maupun
Yayasan PPA Karena orangtua PPA hanyalah penerima manfaat. Berikut
keterangan dari koordinator PPA:
“Jadi kalau selama ini justru malah pelanggaran-pelanggaran yang terjadi
itu dari orangtua anak untuk pada praktik berjalannya ya. Jadi karena orangtua itu
bukan pemilik PPA tapi sebagai penerima manfaat, penerima dana bantuan
makanya tidak diberikan akses secara langsung untuk melihat laporan dan
sebagainya…ya orangtua kalau ada komplain melaluinya ke komisi gereja, komisi
gereja baru setelah itu mengintervensikan ke pengurus PPA gitu. Justru malah
orangtua yang banyak melakukan pelanggaran, melakukan penipuan nota, kayak
misalnya melakukan pemalsuan nota sekolah, memperbesar nominal nota yang mau
ditukarkan, terus memalsukan tanda tangan itu banyak terjadi.” (Agung Pracoyo)
Dari keterangan koordinator mengenai bagimana mekanisme pengaduan
jika ada peraturan yang dilanggar, terlihat jelas bahwa mekanisme pengaduan ini
tidak diterapkan bagi publik dalam hal ini orangtua maupun anak PPA. Karena
orangtua PPA hanya penerima manfaat atau dana bantuan tanpa dibebani biaya.
Namun yang terjadi justru sebaliknya yaitu orangtua PPA yang lebih sering
melakukan pelanggaran seperti memalsukan tanda tangan, membesarkan nominal
nota yang akan ditukarkan dan sebagainya. Mekanisme pengaduan ini diubah
sebagai komunikasi pribadi perihal konsultasi orangtua mengenai anak. Jadi
kesimpulannya bahwa PPA menutup mekanisme pengaduan dari orangtua PPA, hal
ini tidak sesuai dengan indikator transparansi yang mana menegakkan mekanisme
pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar.
Indikator terakhir adalah meningkatkan arus informasi melalui kerjasama
dengan media massa dan lembaga non pemerintah. Arus informasi menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Wikipedia adalah aliran informasi yang mengalir dari tingkatan ketingkatan. Arus
informasi dalam hal ini adalah dari seorang kepada banyak orang yaitu dari
pengurus PPA kepada publik yaitu ke orangtua PPA dan umum. Arus informasi ini
sangat penting untuk publik. Dengan adanya arus informasi membantu proses
penyebaran informasi yang dilakukan, informasi akan lebih cepat tesampaikan
dalam lingkup yang luas, membangun kerjasama antara pembina anak PPA dengan
orangtua PPA, dan khususnya bagi orangtua PPA ini akan sangat berguna untuk
mengetahui perkembangan anak PPA di PPA. Media massa dalam arti luas menurut
oemar dalam Wikipedia adalah memasukkan di dalamnya semua media mass
communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan
kata-kata maupun dengan lisan. Sedangkan jenis-jenis media massa modern yaitu
internet dan telepon seluler. PPA GAT-IO 746 meningkatkan arus komunikasi
melalui internet seperti website dan sosial media; facebook dan Instagram. Untuk
akun seperti facebook dan intagram diinformasikan rutin setiap ada kegiatan PPA.
Hal ini sesuai dengan keterangan dari koordinator PPA, dan orangtua PPA yang
menerangkan:
“Dalam media sosial seperti Instagram dan facebook gitu, kami punya
admin yang bertugas membagikan story tentang kegiataan anak-anak.” (Agung
Pracoyo)
Narasumber menjelaskan bahwa setiap agenda PPA rutin
terdokumentasikan dalam foto maupun video kegiatan. Kemudian admin media
sosial PPA membagikan story tersebut ke akun Facebook dan Instagram resmi milik
PPA. Hal ini sesuai dengan salah satu syarat indikator trasnparansi yaitu
meningkatkan arus informasi melalui kerjasama dengan media massa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penjelasan Ringkas Penerapan Akuntabilitas di PPA GAT-IO 746 dalam
Bentuk Tabel berikut ini :
Tabel 5.2
Penerapan Akuntabilitas di PPA GAT-IO 746 Terhadap Indikator
Akuntabilitas
No Indikator Penjelasan Hasil
1 Prosedur pelaksaaan
sesuai dengan
pelaksanaan
Pada setiap periode PPA
mengadakan agenda
pertemuan orangtua PPA
untuk membahasan
perencanaan atau prosedur
pelaksanaan program PPA
Pelaksanaan program
sebagian besar sudah
sesuai dengan prosedur
pelaksanaan
2
Adanya sanksi atas
kesalahan atau
kelalaian dalam
pelaksanaan kegiatan
Pengadaan audit rutin oleh
kantor akuntan publik dan
kantor pusat untuk
mengevaluasi
pertanggungjawaban dan
kinerja PPA
Tidak pernah
mendapatkan sanksi atas
kesalahan atau kelalaian
yang fatal
3 Adanya output atau
outcome
Dana yang diterima PPA
digunakan untuk program.
Program yang terlaksana
adalah output. Sedangkan
outcome adalah manfaat
yang diperoleh dari sebuah
program
Outputnya yaitu semua
kegiatan PPA yang
terlaksana, sedangkan
outcome adalah dampak
dan manfaat yang
diperoleh anak PPA
setelah mengikuti kegiatan
PPA, seperti bertumbuh
dalam rohani dan lebih
mandiri.
4 For What?and why?
Untuk apa
dipertanggungjawaban?
Dan mengapa?
Yang menjadi alasan PPA
mempertanggungjawabkan
kewajiban dari pemberi
tanggung jawab
PPA harus
mempertanggungjawabkan
kewajiban dan
melaporkannya kepada
otoritas. Selain itu, PPA
dibawah pengawasan
penuh dari pusat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5 How? Bagaimana
penerapan
pertanggungjawaban?
Prioritas utama
akuntabilitas PPA adalah
akuntabilitas laporan
keuangan, kebijakan dan
program
PPA menggunakan SIA
dan pelaporan kepada
otoritas secara teratur dan
tertib. Akuntailitas
kebijakan dan program
yaitu dengan membina dan
membimbing anak dalam
mengikuti setiap program
supaya sasaran program
tercapai.
Tabel 5.2 tersebut adalah tabel indikator akuntabilitas yang diterapkan oleh
PPA GAT-IO 746 Klaten. Tabel tersebut merupakan ringkasan dari hasil dan
pembahasan terhadap indikator akuntabilitas yang telah diuraikan di bab V ini.
Hasil dari penelitian terhadap indikator akuntabilitas yang diterapkan PPA GAT-
IO 746 Klaten sebagai berikut:
a. Perencanaan dengan pelaksanaan kebijakan sudah berjalan sesuai dengan
prosedur pelaksanaan, hanya saja terkadang ada perencanaan program yang
tidak dijalankan dan hanya sebatas wacana.
b. Pengadaan audit dilakukan untuk mengevaluasi pertanggungjawaban dan
kinerja PPA. PPA belum pernah mendapatkan sanksi atas kesalahan yang
fatal karena PPA mengemban tanggung jawab dan dituntut
mempertanggungjawabkan kewajibannya.
c. Dana yang diterima PPA digunakan untuk program PPA. Output yang
dijelaskan merupakan output dalam bentuk kegiatan selain output dalam
bentuk pelaporan akuntansi yang dibuat PPA. Kegiatan yang terlaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tersebut manfaatnya dirasakan langsung oleh anak PPA sehingga
memberikan outcome yang terukur.
d. Penerapan akuntabilitas pada PPA tidak hanya pada laporan keuangan saja,
namun juga akuntabilitas terhadap kebijakan. Akuntabilitas kebijakan
kuncinya adalah di anak-anak PPA. Anak-anak dibimbing oleh mentor agar
berkembang dan bertumbuh ke arah yang posistif sesuai dengan nilai-nilai
yang harus dicapai dalam formulasi kebijakan.
Tabel 5.3
Penerapan Akuntabilitas di PPA GAT-IO 746 Terhadap Dimensi
Akuntabilitas
No Dimensi Akuntabilitas Penjelasan Hasil
1 Akuntabilitas kejujuran
dan hukum
Akuntabilitas kejujuran
adalah praktik organisasi
yang sehat, tidak terjadi
malapraktik dan
malaadministrasi.
Sedangkan akuntabilitas
hukum menuntut
penegakkan hukum
Kejujuran sama
dengan prinsip
transparansi. PPA
terbuka
mengungkapkan
setiap dana
donatur yang
diterima. Untuk
akuntabilitas
hukum, PPA
mengacu pada
regulasi
kemitraan dan
panduan
kemitraan
2 Akuntabilitas proses SIA, SIM, dan
administrasi
termanifestasikan melalui
pelayanan publik yang
PPA Sudah
menggunakan
SIA dengan nama
aplikasi Frestex.
SIM diterapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
cepat, responsif, dan
murah biaya
dengan
memanfaatkan
sumber daya
manusia dan
teknologi sebagai
pengajar untuk
menunjang
program.
Sedangkan
administrasi
adalah kecukupan
dalam hal
pembagian kerja,
wewenang,
pengupahan,
hierarki, tata
tertib, sentralisasi
yang diterapkan
PPA. Menurut
narasumber SIA,
SIM dan
administrasi
sudah diterapkan
dengan cepat,
responsif dan
murah biaya.
3 Akuntabilitas program dan
kebijakan
Akuntabilitas kebijakan
adalah rumusan arah yang
diaplikasikan dalam
bentuk kegiatan PPA.
Akuntabilitas program
terkait apakah tujuan
yang ditetapkan terhadap
program tersebut tercapai
atau tidak.
PPA memiliki
empat kebijakan
yang diaplikasi ke
dalam program.
setiap program
diformulasikan
dan disertai
dengan sasaran
dan kriteria
sasaran program.
Menurut
narasumber
program-program
PPA sudah cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sukses dan
terlaksana dengan
baik
4 Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas kinerja
mengarah pada
akuntabilitas terhadap
pencapaian kegiatan yang
efisien
Akuntabiltas
kinerja dalam hal
ini adalah efisien
dalam
pemanfaatan dana
donatur. PPA
menerima dana
donatur yang
tidak melimpah
ruah tapi harus
memiliki program
yang banyak dan
bagus. Oleh
karena itu, PPA
harus mampu
memanajemen
dana dan program
dengan seefisien
mungkin.
Tabel 5.3 tersebut adalah tabel dimensi akuntabilitas yang diterapkan oleh
PPA GAT-IO 746 Klaten. Tabel tersebut merupakan ringkasan dari hasil dan
pembahasan terhadap dimensi akuntabilitas yang telah diuraikan di bab V ini. Hasil
dari penelitian terhadap dimensi akuntabilitas yang diterapkan PPA GAT-IO 746
Klaten sebagai berikut:
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum diterapkan. PPA sudah mengacu pada
panduan kemitraan dan regulasi kemitraan, serta aktif menandatangi
perpanjangan regulasi kemitraan. PPA terbuka dalam mengungkapkan dana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
donatur yang diterimanya, hal ini diungkapkan kepada setiap orangtua
dalam agenda pertemuan orangtua PPA dan anak PPA dengan disertai bukti.
b. Akuntabilitas proses dalam hal ini ketercukupan Sistem Informasi
Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen, dan prosedur administrasi yang
termanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat,
responsive, dan murah biaya.
c. PPA GAT-IO 746 Klaten memiliki empat kebijakan yang diaplikasikan ke
dalam program. Program-program tersebut telah dijelaskan di bab
sebelumnya. Setiap program yang diformulasikan disertai dengan sasaran
dan kriteria sasaran program.
d. Akuntabilitas kinerja dalam hal ini mengarah pada efisien dalam
pemanfaatan dana donatur. Program-program PPA didanai dari dana yang
diterima dari donatur. Oleh karena itu, PPA harus sebijaksana mungkin
dalam mengelola keuangan agar dana cukup untuk membiayai kegiatan
program, fasilitas, dan makan.
Penjelasan Ringkas Penerapan Transparansi di PPA GAT-IO 746 dalam
Bentuk Tabel berikut ini :
Tabel 5.4
Penerapan Transparansi PPA GAT-IO 746 Terhadap Indikator Transparansi
No Indikator Transparansi Penjelasan Hasil
1 Menyediakan informasi
yang jelas tentang
tanggung jawab
Menyediakan informasi
yang jelas dalam hal
kebijakan dan anggaran
Agenda
pertemuan
orangtua PPA
yang rutin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
diadakan
merupakan media
transparansi yang
dimaksudkan
untuk
menjelaskan
setiap tanggung
jawab PPA dan
anggaran program
PPA
2 Kemudahan akses
informasi
Hak untuk mengakses
informasi yang dijamin
dalam UU Nomor 14
Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi
Publik dalam organisasi
nirlaba
PPA
memfasilitasi
orangtua PPA dan
anak PPA dengan
kemudahan akses
informasi, bisa
melalui online
seperti media
sosial
3 Adanya mekanisme
pengaduan jika ada
peraturan yang dilanggar
Prosedur-prosedur untuk
mengeluh dan mengadu
PPA tidak
menerapkan
mekanisme
pengaduan bagi
orangtua PPA dan
anak PPA.
Orangtua dan
anak tidak berhak
untuk
mengadukan atas
suatu tindakan
yang dirugikan
karena mereka
hanyalah
penerima
manfaat.
4 Meningkatkan arus
informasi melalui
kerjasama dengan media
massa
Aliran informasi yang
mengalir dari tingkatan
ke tingkatan. Arus
informasi dalam hal ini
adalah dari seorang
PPA
menggunakan
media massa
modern yaitu
dengan internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kepada banyak orang.
Sedangkan media massa
adalah memancarkan
pikiran dan perasaan
seseorang baik dengan
kata-kata maupun lisan
dan telepon
seluler.
Meningkatkan
arus informasi
melalui
WhatsApp,
Facebook, dan
Instagram.
Tabel 5.4 tersebut adalah tabel indikator transparansi yang diterapkan oleh
PPA GAT-IO 746 Klaten. Tabel tersebut merupakan ringkasan dari hasil dan
pembahasan terhadap indikator transparansi yang telah diuraikan di bab V ini. Hasil
dari penelitian terhadap indikator transparansi yang diterapkan PPA GAT-IO 746
Klaten sebagai berikut:
a. PPA sudah terbuka dalam penyediaan informasi tentang tanggung jawab,
bahkan sistem penginformasian tersebut diagendakan setiap periodenya
dalam agenda pertemuan orangtua PPA.
b. PPA memiliki admin yang bertugas untuk membagikan informasi setiap
kegiatan secara rutin di media sosial. Pemberian fasilitas dalam kemudahan
akses informasi seperti facebook dan Instagram sudah memenuhi syarat
indikator transparansi.
c. Mekanisme pengaduan tidak diterapkan bagi publik dalam hal ini orangtua
maupun anak PPA. Karena orangtua PPA hanya penerima manfaat atau
dana bantuan tanpa dibebani biaya.
d. Setiap agenda PPA rutin terdokumentasikan dalam foto maupun video
kegiatan. Kemudian admin media sosial PPA membagikan story tersebut ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
akun Facebook dan Instagram resmi milik PPA. Dengan adanya arus
informasi tersebut membantu proses penyebaran informasi yang dilakukan,
informasi akan lebih cepat tersampaikan dalam lingkup yang luas,
membangun kerjasama antara pembina anak PPA dengan orangtua PPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian penerapan
akuntabilitas dan transparansi dalam pertanggungjawaban organisasi
nirlaba pada Yayasan Pusat Pengembangan Anak (PPA) GAT-IO 746
Klaten yang dipaparkan dalam bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penerapan akuntabilitas dalam pertanggungjawaban di Yayasan PPA
GAT-IO 746 Klaten
a. Praktik akuntansi dan akuntabilitas laporan keuangan. Laporan
keuangan pada PPA telah memenuhi kriteria pencatatan akuntansi
yaitu mulai dari mencatat, menggolongkan, menyusun ikhtisar
kejadian atau transaksi keuangan yang selanjutnya disajikan dalam
laporan keuangan PPA dan dilaporkan secara teratur kepada
pemberi tanggung jawab yaitu Compassion Indonesia melalui
sistem informasi PPA. Kemudian dilakukan pengauditan dari kantor
akuntan publik dan compassion Bandung setiap periodenya. Akan
tetapi, laporan keuangan pada PPA dibuat tidak sepenuhnya sama
dengan PSAK 45 yang mana mengatur tentang pelaporan organisasi
nirlaba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
b. Penerapan akuntabilitas PPA GAT-IO 746
Penerapan akuntabilitas terhadap pertanggungjawaban di PPA
GAT-IO 746 belum terlaksana secara menyeluruh sebab masih
terdapat beberapa prosedur program yang tidak terlaksana dalam
kegiatan PPA.
c. Penerapan akuntabilitas terhadap praktik dimensi akuntabilitas di
Yayasan PPA GAT-IO 746 Klaten Dimensi akuntabilitas terhadap
penerapan akuntabilitas ini sudah diterapkan secara menyeluruh
mulai dari akuntabilitas kejujuran sampai dengan akuntailitas
kinerja.
2. Penerapan transparansi dalam pertanggungjawaban di Yayasan PPA
GAT-IO 746 Klaten
Penerapan transparansi dalam pertanggungjawaban PPA GAT-IO
746 belum terlaksana secara menyeluruh, sebab mekanisme pengaduan
tidak diterapkan untuk orangtua PPA dan anak PPA. Menurut pengurus
PPA, publik dalam hal ini oangtua PPA dan anak PPA, hanyalah
penerima manfaat.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu tidak
mendapatkan izin dari penanggungjawab PPA GAT-IO 746 untuk
menghubungi pihak donatur, sebab donatur PPA adalah donatur dari luar
negeri yang dikelola oleh kantor pusat yaitu Compassion International.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Oleh karena itu, penulis harus mendapatkan ijin dari pihak Compassion
Indonesia, namun sampai dengan penelitian ini selesai, Compassion
Indonesia belum memberikan respon atau tanggapan perihal ijin penelitian
terhadap donatur.
C. Saran
Bagi Yayasan Pusat Pengembangan Anak GAT-IO 746 Klaten
supaya menerapkan akuntabilitas dan transparansi secara menyeluruh.
Sebab dalam penerapan akuntabilitas PPA belum sepenuhnya
melaksanakan program sesuai dengan perencanaan program, sedangkan
untuk penerapan transparansi PPA tidak menerapkan mekanisme
pengaduan bagi orangtua PPA atau warga PPA hanya karena mereka adalah
penerima manfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Adha, Wendhi. 2014. Pengaruh Akuntabilitas, Ketidakpastian
Lingkungan,dan Komitmen Pemimpin Terhadap Penerapan
Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi empiris pada SKPD
Kota Dumai). Jurnal. JOM Fekon Vol.1 No.2 Oktober 2014.
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 2007. Edisi
Revisi. Wwww.aicpa.org. Diakses 7 Oktober 2019.
Ardhiyanti, Anita. 2013. Akuntabilitas dan Transparansi Pada Panti
Asuhan (Studi kasus pada Panti Asuhan Darul Hadlanah NU
Salatiga) [Skripsi]. Program Studi Akuntansi Falkutas Ekonomika
Dan Bisnis Unversitas Kristen Satya Wacana.
Athifah., Bayinah Nur., Efri Bahri. 2018. Pengaruh Akuntabilitas Publik
dan Transparansi Laporan Keuangan Terhadap Kepercayaan
Donatur Pada Yayasan PPPA Daarul Qur’an Nusantara. Research
Article, perisai vol 2 (1), pp 54-74.
Batian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik.
Jakarta: Erlangga.
Garrison, Ray., Eric. Noreen. 2000. Akuntansi Manajerial. Buku 1. Alih
Bahasa A. Totok Bidisantoso. Jakarta: Salemba Empat.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Pres.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. Revisi 2011. Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.45 Pelaporan Keuangan Organisasi nirlaba. PSAK.
Jakarta: Salemba Empat.
Krina, Lalolo, P. 2003. Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas,
Transparansi dan Partisipasi. Jakarta: Sekertariat Good Public
Governance Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi Akuntabilitas Publik Melalui
Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Moleong, J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga. Cetakan Keempat.
Salemba Empat. Jakarta.
Mustofa, & Iqbal, A. 2012. Pengaruh Penyajian Dan Akesebilitas
Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Kabupaten Pemalang. Accounting Anlysis Journal,2.
Vol 2.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta:
Salemba Empat
Rakhmat, M.S. 2018. Administrasi dan Akuntabilitas Publik. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Rubi, Yudha. Gugus. 2011. Akuntabilitas Pada Lembaga Amil Zakat,
Infaq, dan Shadaqah (Studi Kasus Pada Yayasan Dana Sosial Al-
alah Malang. Jurnal Ekonomi dan keuangan Islam. Vol 1. No.2, Juli.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sari, Meriska. 2018. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Oganisasi
Nirlaba. Journal Kinerja. Hal 45-46.
Sitorus, D. C., Nasution, B., & Windha. 2013. Prinsip Akuntabilitas dan
Transparansi Yayasan Dalam Rangka Mencegah Praktik Pencucian
Uang. Jurnal Hukum Ekonomi, vol.4.
Solihin, Dadang. 2007. Penerapan Good Governance di Sektor Publik
untuk Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja Lembaga Publik. [online]. Tersedia:http://www.slidehere.net/Dadangsolihin/Penerapan-good- governancedisektor-publik-untuk-meningkatkan-akuntabilitas-kinerja- lembaga-publik . [7 Oktober 2019].
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (mix methods).
Bandung: Alfabeta
Sumarwan, Antonius. (2019). Examining Credit Union Accountability to
Government in A Lightly Regulated Context. Bangkok: National
Institute of Development Administration (NIDA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Sumarwan, Antonius,dkk. (2019). Third Sector Accountability: Re-
examining the ‘promises’ of accountability through a structuration
theory lens. Paper presented at: Eveventh Asia Pacific Regional
Conference of the International Society for Third Sector Research.
Bangkok. 15-16 July.
Ulum, I. (2004). Akuntansi Sektor Publik: sebuah pengantar. Malang:
UMM Press.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik
Undang-udang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Widodo, Joko. 2011. Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik.
Malang: CV Citra Malang.
Widyastuti, Mita. 2010. Transparansi Dalam Pelayanan Publik. Jurnal
Paradigma. Vol X. No. 2 Desember 2010.
Yesnita, Mutia. 2016. Pengaruh Tekanan Eksternal, Komitmen
Manajemen, dan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
Terhadap Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan (Studi
Empiris pada Pemerintah Kota Bukittinggi). JOM Fekos. Vol. 3 No.
1 (Februari).
Yuwono, Sony.,dkk. 2005. Penganggaran Sektor Publik. Edisi pertama.
Jawa Timur Banyumedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan kepada informan yang dianggap
berkompeten dalam memberikan informasi mengenai Yayasan Pusat
Pengembangan Anak (PPA) GAT IO-746 Klaten. Wawancara dilakukan
untuk mengetahui penerapan akuntabilitas dan transparansi keuangan
organisasi nirlaba di PPA.
A. Koordinator PPA GAT IO-746 Klaten
1. Dana yang diperoleh Yayasan Pusat Pengembangan Anak berasal
dari mana saja ?
2. Apakah dana yang diterima tersebut telah dimanfaatkan sebaik-
baiknya dengan efektif dan efisien? Jelaskan bagaimana
pemanfaatan yang efektif dan efisien tersebut?
3. Bagaimana cara donator menyumbangkan dananya ?
4. Bagaimana pemanfaatan dana tersebut, digunakan untuk program
apa saja?
5. Apakah setiap transaksi yang terjadi selalu dicatat pada laporan
keuangan ?
6. Bagaimana alur dan sistem pencatatan keuangan oleh PPA?
7. Bagaimana penyajian laporan keuangannya (akuntabilitas
keuangan)? Apakah sudah mengikuti standar PSAK? Apa saja yang
dicatat di dalam laporan keuangan PPA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
8. Bagaimana penginformasian keuangan PPA agar dapat diketahui
oleh setiap warga PPA dan orangtua PPA ?
9. Bagaimana penerapan pertanggungjawaban dan transparansi yang
sudah dilakukan PPA selama ini terhadap pihak yang
berkepentingan (Compassion, sponsor anak dan orangtua PPA) ?
10. Apakah PPA sudah memenuhi kepatuhan hukum dan peraturan yang
disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik ? peraturan apa
saja yang harus dipenuhi?
11. Apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah
cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi dan
prosedur administrasi ?
12. Menurut anda, apakah PPA Sudah cukup transparan membagikan
informasi mengenai setiap program dan kegiataan anak PPA kepada
orangtua PPA dan publik seperti facebook dan Instagram ?
13. Sudahkah pihak PPA mengungkapkan hal-hal yang sifatnya
material yang bersangkutan dengan dana sponsor terhadap anak
PPA ? Bagaimana pengungkapannya?
14. Apakah PPA terbuka dan melayani pengaduan dari orangtua PPA
apabila ada peraturan atau janji dari pihak PPA yang dilanggar ?
Bagaimana cara PPA menangani hal tersebut ?
B. Bendahara PPA GAT IO-746
1. Dana yang masuk pada kas PPA berasal dari mana saja ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Sebagai donantur tetap sumbangan yang diberikan setiap pekan,
bulan atau tahun ?
3. Dari sumbangan yang diperoleh pemanfaatannya untuk apa saja ?
4. Bagaimana sistem pencatatan keuangan yang anda lakukan untuk
laporan keuangan PPA ?
5. Apakah setiap transaksi yang terjadi dicatat ? Bagaimana alur
pencatatannya dan penyajian laporan keuangannya ?
6. Bagaimana penginformasian laporan keuangan kepada pihak yang
berkepentingan (sponsor anak/orangtua PPA) ?
C. Orangtua PPA GAT IO-746 Klaten
1. Menurut bapak//ibu pentingkah PPA menyajikan informasi
mengenai setiap kegiataan PPA secara terbuka kepada orangtua
PPA?
2. Apakah PPA sudah baik dalam mengungkapan informasi
penyelenggaraan kegiatan secara terbuka, cepat dan tepat pada
orangtua PPA? Bagaimana sistem penginformasiannya ?
3. Apakah PPA juga transparan dalam hal informasi mengenai
perencanaan anggaran terhadap program PPA dalam agenda
pertemuan orangtua PPA ? Bagaimana sistem pengungkapannya ?
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai kebijakan-kebijakan dari
PPA dan pertanggungjawabannya terhadap kebijakan tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
5. Apakah bapak/ibu sudah cukup puas dengan pelayanan PPA selama
ini ? kepuasan apa saja yang bapak/ibu bisa ungkapkan ?
6. Sudahkah pihak PPA mengungkapkan hal-hal yang sifatnya
material secara berskala dalam agenda pertemuan orangtua PPA ?
Bagaimana sistem pengungkapannya ?
7. (Bagi orangtua PPA yang aktif bermedia sosial seperti facebook dan
Instagram) Apakah PPA sudah transparan dalam hal membagikan
informasi mengenai program atau kegiatan anak di Instagram
maupun facebook ? Sejauh apa transparansi yang sudah dilakukan ?
8. Apakah PPA terbuka dan melayani pengaduan dari orangtua PPA
apabila ada peraturan atau janji dari pihak PPA yang dilanggar ?
D. Anak PPA GAT IO-746
1. Manfaat apa saja yang saudara/i peroleh dari setiap program atau
kegiatan di PPA selama setahun ini ?
2. Menurut saudara/i apakah PPA sudah cukup baik dalam
mengungkapkan informasi penyelenggaraan program kegiatan
secara terbuka, cepat dan tepat kepada saudara/I ? Bagaimana
dengan hasil programnya, misalkan untuk tahun ini saja ?
3. Bagaimana pendapat saudara/i mengenai kebijakan-kebijakan dari
PPA dan pertanggungjawabannya terhadap kebijakan tersebut?
4. Apakah setiap kegiatan PPA yang sudah dilakukan sesuai dan
sejalan dengan perencanaan program?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5. Bagaimana pendapat saudara/i dalam hal keterbukaan informasi
yang sifatnya material maupun non-material kepada saudara/i
sendiri ?
6. Apakah saudara/i sudah cukup puas dengan pelayanan PPA selama
ini ? Apa saja kepuasan yang bisa saudara/i ungkapkan ?
7. Apakah PPA terbuka dan melayani pengaduan dari anak PPA
apabila ada peraturan atau janji dari pihak PPA yang dilanggar ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN 2
Transkip Wawancara
a. Koordinator PPA GAT IO-746 Klaten (Agung Pracoyo. S.E)
Saya : “Dana yang diperoleh Yayasan PPA ini berasal dari mana
saja ya pak?”
Narasumber : “Dana yang kita dapat pertama dari sponsor itu pasti, dan
setiap bulannya dikirim kurang lebih sekitar 21 dollar, dan
juga ada dana masuk dari dana lokal orangtua PPA, jadi
orangtua PPA harus aktip memberikan dana lokalnya setiap
bulan, itu sukarela bisa10 ribu, 20 ribu atau lebih perbulan.
Semua sumbangan dana itu digunakan untuk program-
program PPA.”
Saya : “ Apakah dana yang diterima tersebut telah dimanfaatkan
sebaik-baiknya dengan efektif dan efisien ?”
Narasumber : “Kalau efektif dan efisien, apalagi digunakan dengan
sebijaksana mungkin itu harus ya. Karena dana yang kami
terima tidak melimpah ruah atau tidak berlebih , istilahnya
‘pas’ gitu, untuk dana program dan makan. Bahkan program
yang ada di PPA juga cukup banyak. Jadi kalau dana tersebut
tidak dikelola dengan baik, PPA tidak punya program
sebaik dan sebanyak ini. ”
Saya : “Bagaimana cara donatur menyumbangkan dananya?”
Narasumber : “Ada dua macam negara yang kami bedakan, yaitu negara
donor atau pengumpul dana dan negara penerima dana.
Pusatnya adalah Compassion International yang berada di
Amerika. Mereka memiliki kantor cabang yaitu kantor
khusus yang disediakan untuk mengumpulkan orang-orang
yang mau menjadi pendonor. Negara penerima ya kayak
kita, Indonesia, India, China, Thailand, Korea Selatan,
Korsel dulunya adalah negara penerima donor tapi sekarang
jadi negara pendonor. Terus negara pendonor itu sendiri
seperti Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Australia,
Belanda dll. Anak-anak PPA disini pendonornya beragam,
dari semua negara yang sudah saya sebutkan tadi. Cara
mengumpulkannya ya itu tadi, tugasnya kantor cabang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Compassion International yang tersebar di berbagai negara
pendonor. O’ya… kantor cabang itu mereka menarik donor
melalui ikut event atau acara-acara besar yang
diselenggarakan semacam ibadah besar atau KKR, kebaktian
umum, nebeng acara kerohanian lain git uterus mereka
menarik orang untuk menjadi pendonor dengan diberikan
sosialisasi dan arahan seperti itu.”
Saya : “Lalu bagaimana pemanfaatan dana tersebut, digunakan
untuk program apa saja? Hanya digunakan untuk program
atau ada hal lain?”
Narasumber :“Outpunya nanti untuk mendukung program pengembangan
anak. PPA punya empat program kebijakan pengembangan;
ada spiritual, intelektual, pshisik, dan sosio-emosi. Dana
yang kami terima digunakan untuk itu, tidak diberikan secara
tunai kepada anak/orangtua, kecuali uang tunai itu
bagian dari program seperti gift ulangtahun, gift family dan
gift-gift lainnya.
Kemudian selain dana yang digunakan untuk program, dana
dari sponsor juga digunakan untuk pembangunan dan
penambahan-penambahan fasilitas, seperti sekarang ini
sedang ada proyek pengerjaan studio musik.
Saya : “ Apakah setiap transaksi yang terjadi selalu dicatat pada
laporan keuangan? Bagaimana alur dan sistem
pencatatannya?”
Narasumber : “Iya ada, pakai software khusus namanya Frestex. Kalau
dulu pakai excel tapi ternyata ribet, terus dari Compassion
buat software akuntansi, dan digunakan di seluruh PPA di
dunia ini. Kemudian laporan keuangan ini dilaporkan ke
Compassion pusat Indonesia (Bandung). Laporan keuangan
juga dibuat dalam bentuk hardcopy, dibuat di buku besar
mulai dari pencatatan transaksi sampe ke neraca, seperti itu.
Kemudian secara berskala 1 sampe 2 tahun, ada datang dari
orang Compassion, kadang bawa akuntan publik kesini
untuk mengaudit PPA, kadang juga dari orang compassion
sendiri yang mengaudit.”
Saya :“Bagaimana penyajian laporan keuangannya (akuntabilitas
keuangan)? Apa saja yang dicatat di dalam laporan keuangan
PPA? Dan apakah sudah mengikuti standar pelaporan
keuangan nirlaba PSAK 45?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Narasumber :” Yang kita catat pada buku besar ini, ada catatan atas
transaksi keluar masuknya kas, terus ada laporan arus kas,
laporan aktivitas kurang lebih itu. Kalau sama dengan PSAK
45 sih ga sepenuhnya sama, karena nanti Compassion
Bandunglah yang membuat laporan keuangan dan sudah
mengikuti standar pelaporan keuangan international malah.
Dari PPA sendiri sih masih semi ya, mengikuti PSAK 45 tapi
tidak sepenuhnya. Kayak misalnya di pencatatan laporan
keuangan PPA ada laporan arus kas, laporan aktivitas
tapi isinya sederhana akun-akunya gas ama persis di
PSAK 45.
Saya : “Bagaimana penginformasian keuangan mengenai dana
bantuan PPA agar dapat diketahui oleh warga PPA dan
orangtua PPA ?”
Narasumber : “Begitu notif dari compassion Bandung masuk, yang mana
memberitahukan anak mana saja yang dapat gift pribadi dari
sponsor misalnya, hari itu juga kami beritahukan ke orangtua
PPA, walaupun dana bantuan belum masuk secara rill. Tapi
itu terjamin pasti akan segera diterima uang/giftnya dan itu
berupa uang tunai yang merupakan bagian dari
program. Begitu uang datang, orangtua langsung kami
panggil untuk mengambil langsung gift anak tersebut, disitu
orangtua akan menandatangani dan melihat berapa nominal
gift, ada dollar ada rupiah senilai yang sponsor kasih. Dan
sebagai pertanggungjawabannya setiap gift yang sudah
diterima oleh orangtua PPA maka anak PPA wajib
menyerahkan nota pembelanjaan gift tersebut dan
memfoto barang-barang yang sudah dibelinya. Kemudian
kami mendata dan membuat laporannya lalu dikirim ke
Compassion Bandung.”
Saya : “Bagaimana penerapan pertanggungjawaban dan
transparansi yang sudah dilakukan PPA terhadap pihak yang
berkepentingan (Compassion, Sponsor, dan orangtua
PPA)? Dan untuk apa semua itu dipertanggungjawabkan?
Mungkin ada penerapan-penerapan lain yang belum
diceritakan.”
Narasumber : “ ya itu tadi ya, yang saya omongkan panjang lebar tadi
adalah bagian dari pertanggungjawaban dan transparansi
yang selama ini PPA terapkan. Pertanggungjawaban dan
transparansi PPA mengenai pelaporan keuangan,
pelayanan publik, administrasi dll, saya rasa sudah cukup
baik dan tertib, karena memang PPA bukan organisasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
berdiri sendiri, PPA punya otoritas yang lebih tinggi yaitu
compassion Bandung dan Compassion International. Jadi ya
tidak main-main dalam mengemban tanggung jawab ini.
PPA juga ada yang mengawasinya terlebih lagi dilakukan
audit oleh kantor akuntan publik. Jadi intinya organisasi ini
dimanajemen sebaik mungkin, sehati-hati mungkin agar
tidak mengecewakan pihak yang memberi tanggung jawab.”
Saya : “ Apakah PPA transparan dalam membagikan informasi
mengenai setiap program atau kegiatan anak PPA kepada
orangtua PPA dan publik seperti facebook dan Instagram?”
Narasumber : “Dalam media sosial seperti Instagram atau facebook gitu,
kami punya admin yang bertugas membagikan story tentang
kegiatan anak-anak.”
Saya : “ Apakah PPA sudah memenuhi kepatuhan hukum dan
peraturan yang diisyaratkan terkait regulasi tentang
yayasan?”
Narasumber : “ PPA mengacu pada buku panduan kemitraan. Jadi setiap
1-2 tahun sekali PPA menandatangani semacam surat kerja
sama dan perjanjian gitu, nah itu diperpanjang tiap 2 tahun
sekali dan dilakukan audit per tahunnya untuk yang
melanggar regulasi kemitraan ya diberi sanksi tapi PPA sini
belum pernah sampe ada pelanggaran dan pemberian
sanksi.”
Saya : “ Apakah PPA sudah mengungkapkan hal-hal yang sifatnya
material yang bersangkutan dengan dana bantuan di setiap
agenda pertemuan orangtua PPA?”
Narasumber : “ Tergantung agendanya apa ya, karna tidak setiap agenda
pertemuan orangtua selalu membahas dana yang material.
Sebelumnya kan dibagikan selebaran undangan ya, kan
tertulis disitu agendanya apa, kalau agendanya tentang
sosialisasi perlindungan anak kita tidak membahas yang
sifatnya material, tapi kalau agendanya tentang sosialisasi
beasiswa kuliah atau CIV, pembagian gift natal, pembagian
dana keperluan sekolah dll nya barulah kami membicarakan
yang sifatnya material.”
Saya : “ Apakah PPA terbuka dan melayani pengaduan dari
orangtua PPA apabila ada peraturan atau janji dari pihak
PPA yang dilanggar? Bagaimana cara PPA menangani hal
tersebut?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Narasumber : “ Jadi kalau selama ini justru malah pelanggaran-
pelanggaran yang terjadi itu dari orangtua anak untuk pada
praktek perjalannya ya. Jadi karna orangtua itu bukan
pemilik PPA tapi sebagai penerima manfaat, penerima dana
bantuan makanya tidak diberikan akses secara langsung
untuk melihat laporan dan sebagainya. Kita harus
melaporkan ke orangtua gitu kita enggak. Jadi untuk saat ini
ya orangtua kalau ada komplain melaluinya ke komisi
gereja, komisi gereja baru setelah itu mengintervensi ke
pengurus PPA gitu. Justru malah orangtua yang banyak
melakukan pelanggaran, melakukan penipuan nota, kayak
misalnya melakukan pemalsuan nota sekolah, memperbesar
nominal nota yang mau ditukarkan, terus memalsukan
tandatangan itu banyak terjadi”.
b. Bendahara PPA GAT IO-746 Klaten (Wiji Rahayu)
Saya : “ Sumber dana yang masuk ke kas PPA berasal dari mana
saja ya mbak?”
Narasumber : “ murni dari Sponsor (Orangtua angkat anak PPA).”
Saya : “ Sponsor yang dimaksud dari lokal atau luar negeri
semua?”
Narasumber : “ jadi kalau sponsor PPA itu per-anak kan nah dari sponsor
itu dananya dikirim ke Compassion baru setiap bulannya
dikirim ke PPA. Jadi misalnya, eh…..PPA ini kan punya 382
anak jadi ya dari 382 sponsor itulah yang dananya dikirm ke
PPA lewat Compassion. O, ya Sponsornya dari beberapa
negara sih, sebenernya aku ga hafal semua ya, tapi sebagian
besar itu dari Australi,Amerika, Belanda, Italy.”
Saya : “ jadi yang mengumpulkan semua sponsor itu adalah murni
dari Compassion? “
Narasumber : “ yap”
Saya : “ Oke, Berarti dari PPA sini tidak mencari sponsor
(donator) sendiri?”
Narasumber : “Iya ga usah, soal donatur sudah ditangani Compassion jadi
PPA tinggal menerima dana saja.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Saya : “ terus, kalau donatur sendiri, sumbangan diberikan setiap
pekan, bulan, atau tahun ?”
Narasumber : “ setiap bulan. Jadi di awal bulan antara tanggal 4 sampai 6
ditransfer.”
Saya : “maaf, kalau boleh tahu ya mb, nominal yang diberikan
persponsor ke anak berapa?”
Narasumber : ” eh apa ya, maksudnya bukannya ga tahu sih. Tapi ini
berbeda-beda menyesuaikan setiap bulannya gitu, tapi kalau
per-anak itu dapatnya sekitar $21 dolar perbulan, tergantung
dollarnya itu di bulan itu.”
Saya : “ tadikan $21 dollar, nah $21 dollar itu murni ke setiap
anak?”
Narasumber : “ Jadi $21 per-anak nah itukan dikumpulkan oleh
Compassion jadi setiap bulan kita dapat transferan $21 kali
jumlah anak, karna memang pada berjalannya waktu gitu ya
mungkin ada kayak oh tiba-tiba sponsornya cancel, kalau
sponsornya cancel itu berarti eh uang yang diterima juga
berkurang gitu, nanti kalau dapat sponsor lagi berarti ya kan
bertambah lagi, jadi jumlahnya tidak bisa dipastikan
perbulannya itu berapa gitu. PPA tidak memberikan ke anak
dalam bentuk uang kecuali memang sponsor memberikan
gift pribadi. PPA kan pusat pengembangan anak jadi lewat
dana itu PPA memberikan program, jadi ya uang itu dipakai
hanya untuk program anak di PPA.
Saya : “Dari perolehan dana tersebut, dimanfaatkan untuk
program apa saja?”
Narasumber : ” PPA punya program kelas musik, kelas komputer, kelas
Bahasa inggris, ada outbond ada study tour ada banyak lagi
(program tidak disebutkan semua) nah itu dibiayai dengan
uang itu ($21), o’ya untuk gizi anak, makan, snack, terus
dengan cek kesehatan dokter, pemberian vitamin, termasuk
untuk kebutuhan, dan administrasi kantor juga sebenarnya
pakai uang dari situ ($21).”
Saya : “Terus, kalau soal pencatatan keuangannya itu, bagaimana
sih sistem pencatatannya?”
Narasumber : ” Sistem pencatatannya sebenernya sama dengan sistem
akuntansi pada umumnya, jadi ketika uang keluar ya harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
ada laporan masuknya (terdata di sistem akuntansi), dan
beserta bukti pembayaran (transaksi).”
Saya : “ Ada software khusus?”
Narasumber : “Heem ada dong, cuman memang itu softwarenya
dibuatkan oleh Compassion sendiri dengan bekerjasama
dengan suatu lembaga jadi memang itu (software akuntansi)
bukan diigunakan oleh perusahaan-perusahaan pada
umumnya. “
Saya :“kalau laporan keuangan yang dicatat di sistem
akuntansinya itu bisa dipantau langsung oleh Compassion?”
Narasumber : “Bisa”
Saya : “ Terus ada pengauditan juga ga setiap periode-nya?”
Narasumber : “ Iya dong”
Saya : “ lalu bagaimana penginformasian laporan keuangan
kepada pihak yang berkepentingan semisal untuk orangtua
PPA gitu?”
Narasumber : “ kalau untuk orangtua PPA memang kita tidak buat
laporan yang formal misalnya setiap bulan seperti itu, hanya
saja menginformasikan donasi-donasi yang PPA keluarkan
untuk kebutuhan sekolah anak, terus program dan lain
sebagainya tetapi tidak secara kontinu kita melaporkan
keuangan itu seperti kepada Compassion gitu, karna
pada prinsipnya PPA menerima uang dari sponsor dalam hal
ini Compassion jadi kita laporannya kepada pihak
Compassion, kalau orangtua atau anak PPA kan mereka
disebutnya penerima manfaat jadi mereka juga tidak dilapori
secara rutin gitu, tapi…. Kalau pihak orangtua PPA ada yang
mau tanya yaa boleh, kami terbuka.”
Saya : “ Sudahkah PPA mengungkapkan hal-hal yang sifatnya
material secara berskala dalam agenda pertemuan orangtua
PPA? Bagaimana sistem pengungkapannya?”
Narasumber : “Misalnya seperti CIV (beasiswa kuliah) ya , kamu juga
dapat CIV jadi tahu kan, itu dulu ada pertemuan khusus
penerima CIV dan orangtuanya, disitu kan jelas kita
ditransparansikan, mereka (sponsor) kan real ngasihnya 20
juta ya 20 juta itu real dikasih ke pihak penerima CIV.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
c. Orangtua PPA GAT 746 IO-746 (Herlina)
Saya : “ Kalau menurut ibu penting tidak PPA menyajikan
informasi yang terbuka kepada orangtua PPA?”
Narasumber : “ penting”
Saya : “ Alasannya ?”
Narasumber : “karena memang itu harus ini ya….harus transparan kepada
orangtua ya supaya kita tahu didikan dari PPA kepada anak
itu seperti apa.”
Saya :”Apakah PPA sudah baik dalam mengungkapkan informasi
penyelenggaraan kegiataan secara terbuka, cepat dan tepat
kepada orangtua PPA?”
Narasumber : “sudah baik, sudah transparan”
Saya : “ Transparannya sejauh apa bu?”
Narasumber : “ya misal kalau ada pengumuman itu langsung dishare di
group, terus kalau ada pertemuan-pertemuan orangtua itu di
selebarin undangan dan informasi agendanya.”
Saya : “ PPA transparan tidak dalam penyajikan informasi
mengenai perencanaan anggaran terhadap program PPA,
kalau misal ada pertemuan orangtua PPA itu, kan dijelaskan
program ini dananya segini, terus untuk apa saja, ada
penginformasiannya tidak?”
Narasumber : “Ada, terbuka sih, terbuka dan transparan terus setelah nanti
dijelaskan mentor itu memberikan kesempatan kepada
orangtua PPA itu untuk bertanya, menanggapi, memberi
saran dll.”
Saya : “ Bicara secara terbuka (dalam pertemuan orangtua PPA)
mengenai dana/keuangan yang material bila ada agenda
yang membahas tentang dana bantuan ?”
Narasumber :“ Ya diomongin dana-dananya, dari sana sekian,
pengeluaran ini dan itu, pemasukan dari mana saja, semua
diomongkan secara gamblang.”
Saya :“ PPA punya kebijakan-kebijakan yang diaplikasikam
dalam setiap program, terus pertanggungjawabannya itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
bagaimana? misalkan pengadaan program intelektual itu kan
ada kelas- kelas tutor gitu, apakah sudah tercapai dan
terlaksana dengan baik ?”
Narasumber : “ Misalkan pengadaan program intelektual itu kan ada kelas
kelas tutor gitu, itu sudah terlaksana dan tercapai dengan
sukses. Ga cuma program intelektual, semua program
bahkan sudah dipertanggungjawabkan dengan sebaik
mungkin, bahkan bahkan program-program yang
diadakan dituntaskan sampai selesai tidak ada yang mandeg.
Mentor-mentor PPA mengurus dan membimbing anak-anak
dengan baik untuk bisa mengikuti setiap program-
programyang diadakan. Pertanggungjawaban kebijakan itu
sebenarnya kuncinya ada di anak. Artinya gini, mentor PPA
harus bisa sebaik mungkin mendorong dan mendidik anak-
anak agar bisa menjadi lebih baik, berkembang ke arah yang
yang posif, menjadi berkat bagi orang lain, dan sebagainya.
Sebenarnya anak saya yang cowok itu cukup bandel lho, dan
dalam mengikuti bimbingan rohani dan lainnya, anak saya
ya puji Tuhan banyak perkembangan kearah yang baik.
Kalau anak saya kadang atau jarang masuk atau kurang aktif
mengikuti kegiataan PPA itu nanti pembinanya
langsung memberi informasi kepada
orangtua….anak ini sudah berapa kali tidak masuk dan
diusahakan masuk untuk aktif mengikuti kegiaatan PPA.”
Saya : “ Apakah ibu sudah cukup puas dengan pelayanan PPA
selama ini?”
Narasumber : “ya, terkadang belum puas sih, tapi kalau secara rohani ya
saya sangat puas.”
Saya : “ boleh saya tahu, yang belum puas seperti apa (pelayanan
PPA)?”
Narasumber : “ yang belum puas itu terkadang ya kalau PPA bikin
perencanaan program tutor kadang cuma sebatas rencana aja,
tidak ada pelaksanaannya, tapi itu hanya pernah sekali dua
kali aja sih, tapi tidak masalah sih pelayanan dan program-
program yang lainnya sudah cukup sukses. Dan kalau
puasnya itu anak saya secara rohani terdidik, semakin
mandiri, bertumbuh yang dulunya kurang aktif mengikuti
kegiataan pelayanan di gereja sekarang aktif dan mudah
bergaul.”
Saya : “Ibu aktif bermedia sosial tidak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Narasumber : “Saya dulu aktif bermedia sosial kayak facebook gitu, tapi
agak sudah lama juga saya off.”
Saya : “ Ibu mengikuti akun PPA di Facebook? Kalau iya PPA
transparan tidak dalam media sosial? seperti membagikan
cerita atau story mengenai kegiataan yang dilakukan di PPA
dan dll nya.”
Narasumber : “ Saya belum pernah lihat akunya.”
Saya : “Apakah PPA sudah terbuka dan pelayani pengaduan dari
orangtua PPA jika ada janji atau peraturan yang dilanggar
dari pihak PPA?”
Narasumber : “ Melayani……melayani setiap pengaduan, terbuka untuk
pengaduan itu biasanya tertutup maksudnya bicara empat
mata di kantor PPA.”
d. Anak PPA GAT IO-746 (Kusuma Dewi)
Saya : “ Selama di PPA, saudari mendapatkan manfaat apa saja?”
Narasumber : “Manfaatnya tu pertama dapat pertumbuhan rohani kayak
retreat gitu, LBC A (arrow leadership dan bible camp),
dilatih untuk menjadi pemimpin dan belajar untuk mandiri
juga. Terus juga PPA sering mengadakan program Study
Tour dan outbond-outbond keluar sambil rekreasi dan
ketempat-tempat yang kadang orang lain belum banyak
kesana nah PPA sudah bisa mengajak kita kesana sambil
belajar dan beroutbond kegiatan positif lah pokoknya,
jadikan untuk anak PPA yang kurang piknik jadi seneng.”
Saya : “Apakah PPA itu sudah cukup baik dalam mengungkapkan
informasi mengenai penyelenggaraan program secara
terbuka, cepat dan tepat kepada saudari?”
Narasumber : “sudah.”
Saya : “ Lalu bagaimana hasilnya, hasil programnya? misalkan
untuk tahun ini saja tercapai tidak dengan apa yang
direncanakan di awal tahun? Di awal tahun biasanya
diadakan pertemuan dengan anak dan orangtua PPA untuk
membahas program tahunan seperti itu kan.”
Narasumber : “Iya tercapai, kayak kemarin itu LBC A tu sudah dikasih
tau di awal semester dan seminggu sebelumnya diinfokan
lagi semacam diingatkan, diselebarin undangan, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
sosialisasi sebelum program dimulai baru hari H-nya
terlaksana tepat seperti perencanaannya.”
Saya : “Lalu, kamu puas dengan program tersebut?”
Narasumber : “Puas.”
Saya : “ Itu artinya kamu pulang dapat sesuatu yang positif kan?”
Narasumber : “ Iya, banget.”
Saya :“e terus… kalau mengenai kebijakan, kebijakan-kebijakan
dari PPA apakah mentor sudah sepenuhnya
bertanggungjawab atau mempertanggungjawabkan dengan
baik terhadap kebijakan itu?”
Narasumber : “Maksudnya?”
Saya : “ PPA kan mempunyai empat kebijakan, kebijakan pertama
itu spiritual, lalu ada intelektual, kemudian sosio emosi dan
yang terakhir itu phisik. Kebijakan spiritual ada
prograterpelajar; itu mencakup program-program tentang
spirit dan Tuhan, arti dan tujuan hidup nah kamu sudah
menyelesaikan kelas pemenang belum, kayak retreat
juga sudah terlaksana kan? (narasumber menanggapi dengan
aggukan kepala) Terus di kebijakan spiritual ada program
terdidik; diajarkan dan belajar penuh perhatian, taat,
kejujuran, tahu terimakasih, kemurahan hati,
pengampunan, ketulusan, dan kebajikan, mempelajari itu
semua? (narasumber menjawab dengan anggukkan), terus
ada kebijakan intelektual, itu seperti kelas bimbingan atau
tutor; ada les Bahasa inggris, komputer, desain grafis. Terus
yang kebijakan sosio-emosi kayak komel, character
building. Yang terakhir kebijakan phisik itu seperti
program cek kesehatan. Nah itu semua PPA sudah
bertanggungjawab belum sama program-program seperti
yang baruan saya jelaskan?
Narasumber : “Menurut aku sudah bertanggungjawab, saya rasa PPA
mengajarkan tanggungjawab ke anak PPA seperti halnya
mentor PPA bertanggungjawab atas setiap kebijakannya. Ya
pokoknya PPA sudah baik dalam membina dan
membimbing anak-anaknya dengan penuh perhatian gitu.”
Saya : “Bagaimana pendapatmu keterbukaan informasi PPA yang
sifatnya material? material itu kayak misalnya ini
sponsor kamu mengirim uang (gift ulangtahun, gift family,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
gift pribadi) sebesar sekian rupiah, itu pasti diinfokan kan
dua hari sebelum pengambilan? (narasumber menjawab
dengan anggukan kepala), dan di hari pengambilan saat
penandatanganan serah-terima itu pasti tertulis di kertas
sekian dollar sponsor kamu kirim uang, lalu pernahkah kamu
cek dollar ke rupiah, dan jika iya apakah sudah sesuai?”
Narasumber : “Ya kalau saya cek sudah sesuai sih”
Saya : “ Apakah kamu sudah puas dengan pelayanan PPA selama
ini?”
Narasumber : “ Iya, tentu saya puas bisa belajar dan dapat banyak hal
tanpa harus membayar dengan biaya mahal.”
Saya : “Ada lagi? kepuasan yang bisa kamu ceritakan?”
Narasumber : “ Cara membina dan membimbingnya itu mereka (mentor)
bisa seperti kakak atau ibu sendiri jadikan enak, terus
mentor-mentornya ramah dan baik.”
Saya : “Apakah PPA terbuka melayani pengaduan dari anak PPA?
kayak misalnya anak PPA ada keluhan apa gitu, PPA
respon dengan baik tidak?”
Narasumber : “Iya PPA respon dengan baik, selalu mengusahakan tidak
egois menurutku.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 3
Sistem Informasi Akuntansi PPA GAT-IO 746
Nama Aplikasi: Frestex
Dokumen Penerimaan Dana dari Donatur Secara Pribadi Berupa Gift
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Surat Undangan Pertemuan Orangtua PPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Dokumen Raport atau Pencapaian Hasil Belajar Anak PPA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Komunikasi Anak PPA dan Sponsor Lewat Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kegiatan Outbond PPA
Usia 15-18 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Daftar Kegiatan Anak PPA GAT-IO 746
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Akun Mediai Sosial Resmi Milik PPA Sebagai Sarana Komunikasi
Kepada Publik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Ruang Kantor Pengurus PPA GAT-IO 746
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Struktur Organisasi PPA GAT-IO 746
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI