aku mungkin terlalu (menengah kelas)

2
KETIKA dewan pimpinan Pusat mengungkapkan bahwa marx sendiri tidak pernah menulis tentang dialektika, saat sedang berlangsungnya kelas malam pertemuan ketiga, para pusat sendiri tidak menyadari bahwa pernyataan itu sangat membekas di pikiran. terlebih lagi di ungkapkan kemudian bahwa dialektika di temukan dalam tulisannya marx oleh "lupa-namanya" yang kemudian disempurnakan oleh angel, membuat pusat harus berfikir keras akan maksud perumusan dialektika,bukan untuk mengagumi marx tapi bagaimana cara berfikir ini (dialektika) mampu membahasakan (merumuskan) realitas sosial yang begitu komplek? salah satunya adalah kelas menengah ! pemikiran marxian hanya mengenal dikotomi dua kelas, kelas produktif yang dihisap dan kelas non-produktif yang mengisap. kondisi pembentukan kedua kelas itu jelas, mereka yang menguasai alat produksi dan mereka yang tidak. dalam masyarakat kapitalis, dua kelas itu adalah kelas pekerja dan kelas pemodal. kelas menengah sesekali disebut tapi tidak di anggap penting. semua kelas yang tidak termasuk kelas pekerja dan pemodal di anggap akan terdesak masuk ke dalam salah satu kelas utama ini, kelas yang " akan terdesak " inilah kita menyebutnya kelas menengah. Artinya, hanya ada dua kelas dalam satu tata-produksi, yang di kuasai dan menguasai. tidak ada "kelas menengah" dalam suatu tata-produksi. tetapi dalam kebanyakan masyarakat terdapat lebih dari satu tata-produksi yang mendominasi tata-produksi yang lain. maka dalam masyarakat dapat di kenali beberapa kelas atas dan beberapa kelas bawah, masing-masing berasal dari tata-produksi yang bereda-beda.dalam pemetaan tersebut, kelas menengah dapat di indentifikasikan sebagai satu atau lebih kelas-atas yang tidak dominan dalam masyarakat. dengan kata lain ada lebih dari satu "kelas menengah".

Upload: weins-gemerlap

Post on 10-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

menceritakan tentang bagaimana kelas menengah di pahami sebagai kelas yang ditengah

TRANSCRIPT

KETIKA dewan pimpinan Pusat mengungkapkan bahwa marx sendiri tidak pernah menulis tentang dialektika, saat sedang berlangsungnya kelas malam pertemuan ketiga, para pusat sendiri tidak menyadari bahwa pernyataan itu sangat membekas di pikiran. terlebih lagi di ungkapkan kemudian bahwa dialektika di temukan dalam tulisannya marx oleh "lupa-namanya" yang kemudian disempurnakan oleh angel, membuat pusat harus berfikir keras akan maksud perumusan dialektika,bukan untuk mengagumi marx tapi bagaimana cara berfikir ini (dialektika) mampu membahasakan (merumuskan) realitas sosial yang begitu komplek? salah satunya adalah kelas menengah !

pemikiran marxian hanya mengenal dikotomi dua kelas, kelas produktif yang dihisap dan kelas non-produktif yang mengisap. kondisi pembentukan kedua kelas itu jelas, mereka yang menguasai alat produksi dan mereka yang tidak. dalam masyarakat kapitalis, dua kelas itu adalah kelas pekerja dan kelas pemodal. kelas menengah sesekali disebut tapi tidak di anggap penting. semua kelas yang tidak termasuk kelas pekerja dan pemodal di anggap akan terdesak masuk ke dalam salah satu kelas utama ini, kelas yang " akan terdesak " inilah kita menyebutnya kelas menengah.

Artinya, hanya ada dua kelas dalam satu tata-produksi, yang di kuasai dan menguasai. tidak ada "kelas menengah" dalam suatu tata-produksi. tetapi dalam kebanyakan masyarakat terdapat lebih dari satu tata-produksi yang mendominasi tata-produksi yang lain. maka dalam masyarakat dapat di kenali beberapa kelas atas dan beberapa kelas bawah, masing-masing berasal dari tata-produksi yang bereda-beda.dalam pemetaan tersebut, kelas menengah dapat di indentifikasikan sebagai satu atau lebih kelas-atas yang tidak dominan dalam masyarakat. dengan kata lain ada lebih dari satu "kelas menengah".

walau begitu, kelas menengah tetap saja kabur, ia jamak sekaligus majemuk, dalam realitas objektifnya tidak dapat di empiriskan dan di ukur dengan angka-angka. ia hanya kontruksi imajiner untuk membahasakan realitas objektif yang selalu berkembang memenuhi hukum-hukum logika perkembangan. dalam pertentangan kelas utama, melahirkan kelas menengah dengan wataknya yang berbeda-beda. ia tidak juga bisa di kelompokkan atau di buat batas di antara kelas. namun ia ada, sebagaimana kita membedakan masa pasti, masa remang-remang dan masa harapan, begitulah "istilah" kelas menengah yang yang terbangun dalam pikiran.