aktualita apakah perubahan iklim mempengaruhi kesehatan

5
14 MEDIA DIRGANTAR A Apakah Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Manusia? Lely Qodrita Avia - Peneliti Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Email: [email protected] Perubahan Iklim Selama 50 tahun terakhir, aktivitas manusia khususnya pembakaran bahanbakar fosil telah melepaskan karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca (GRK) dalam jumlah yang cukup besar sehingga menjebak tambahan panas dibagian atmosfer bawah dan mempengaruhi iklim global. Dalam 100 tahun terakhir, dunia telah menghangat sekitar 0,75 derajat Celsius, di mana selama 25 tahun terakhir laju pemanasan global telah dipercepat lebih dari 0,18 derajat Celsius per dekade. Peristiwa cuaca ekstrem menjadi lebih intens dan sering terjadi (Hadley Research Centre, 2008). Tinggi permukaan air laut meningkat, gletser yang mencair dan pola curah hujan berubah. Proyeksi Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa permukaan laut akan naik dengan tambahan 11 sampai 88 sentimeter pada tahun 2100 (Houghtonet al., 1996). Pada dasarnya para ilmuwan memahami bahwa perubahan iklim menimbulkan ancaman bagi lingkungan global. Indikasi utama perubahan iklim adalah terjadinya peningkatan suhu permukaan global, naiknya permukaan air laut dan perubahan pola curah hujan. Perubahan-perubahan tersebut akan berpotensi memberikan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan di bumi antara lain : sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, sumber daya air, daerah pantai, spesies dan kawasan alam sebagaimana yang tampak pada gambar berikut. Apa Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan Manusia? Banyak orang yang mungkin tidak tahu bahwa perubahan iklim juga memiliki potensi yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Meskipun pemanasan global telah memberikan manfaat lokal yang artinya berdampak positif seperti adanya pengurangan jumlah kematian musim dingin di daerah beriklim sedang dan terdapat peningkatan produksi pangan di daerah-daerah tertentu, namun dampak perubahan iklim terhadap kesehatan secara keseluruhan cenderung sangat negatif. Perubahan iklim pada dasarnya dapat berpengaruh pada kesehatan manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung dapat terjadi karena paparan langsung dari perubahan pola cuaca, baik disebabkan perubahan Rata-rata tahunan anomali suhu permukaan global dari tahun 1850 sampai 2011 (Sumber : http://www.metoffice.gov.uk/hadobs) Vol. 9 No. 2 Juni 2014 AKTUALITA

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKTUALITA Apakah Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan

14

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

Apakah Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Manusia?

Lely Qodrita Avia - Peneliti Pusat Sains dan Teknologi AtmosferEmail: [email protected]

Perubahan IklimSelama 50 tahun terakhir, aktivitas

manusia khususnya pembakaran bahanbakar fosil telah melepaskan karbondioksida (CO2) dan gas rumah kaca (GRK) dalam jumlah yang cukup besar sehingga menjebak tambahan panas dibagian atmosfer bawah dan mempengaruhi iklim global.

Dalam 100 tahun terakhir, dunia telah menghangat sekitar 0,75 derajat Celsius, di mana selama 25 tahun terakhir laju pemanasan global telah dipercepat lebih dari 0,18 derajat Celsius per dekade. Peristiwa cuaca ekstrem menjadi lebih intens dan sering terjadi (Hadley Research Centre, 2008). Tinggi permukaan air laut meningkat, gletser yang mencair dan pola curah hujan berubah. Proyeksi Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa permukaan laut akan naik dengan tambahan 11 sampai 88 sentimeter pada tahun 2100 (Houghtonet al., 1996).

Pada dasarnya para ilmuwan memahami bahwa perubahan iklim menimbulkan ancaman bagi lingkungan global. Indikasi utama perubahan iklim adalah terjadinya peningkatan suhu permukaan global, naiknya permukaan air laut dan perubahan pola curah hujan. Perubahan-perubahan tersebut akan berpotensi memberikan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan di bumi antara lain : sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, sumber daya air, daerah pantai, spesies dan

kawasan alam sebagaimana yang tampak pada gambar berikut.

Apa Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan Manusia?

Banyak orang yang mungkin tidak tahu bahwa perubahan iklim juga memiliki potensi yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Meskipun pemanasan global telah memberikan manfaat lokal yang artinya berdampak positif seperti adanya pengurangan jumlah kematian

musim dingin di daerah beriklim sedang dan terdapat peningkatan produksi pangan di daerah-daerah tertentu, namun dampak perubahan iklim terhadap kesehatan secara keseluruhan cenderung sangat negatif.Perubahan iklim pada dasarnya dapat berpengaruh pada kesehatan manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung dapat terjadi karena paparan langsung dari perubahan pola cuaca, baik disebabkan perubahan

Rata-rata tahunan anomali suhu permukaan global dari tahun 1850 sampai 2011(Sumber : http://www.metoffice.gov.uk/hadobs)

Vol. 9 No. 2 Juni 2014

AKTUALITA

Page 2: AKTUALITA Apakah Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan

15

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

temperatur, curah hujan, kenaikan permukaan air laut, dan peningkatan frekuensi cuaca ekstrim. Ancaman terhadap kesehatan manusia bahkan kematian akibat terjadinya cuaca ekstrim ini sudah tampak di beberapa daerah. Sedangkan pengaruh secara tidak langsung dapat terjadi akibat

perubahan iklim yang mempengaruhi faktor lingkungan seperti perubahan kualitas lingkungan (baik air, udara, dan makanan), penipisan lapisan ozon, penurunan sumber daya air, kehilangan fungsi ekosistem, degradasi lahan, dan tempat berlindung yang aman. Perubahan faktor-faktor tersebut

pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan manusia. Laporan World Health Organization (WHO) pada November 2013 menyebutkan beberapa hubungan antara perubahan iklim dan kesehatan manusia.

1. Panas ekstrimSuhu udara tinggi ekstrim

berkontribusi langsung terhadap kesehatan manusia yang bisa menimbulkan kematian akibat penyakit jantung dan pernafasan, khususnya untuk kalangan orang tua. Sebagai contoh fenomena gelombang panas yang terjadi pada musim panas tahun2003 di Eropa yang menimbulkan lebih dari 70 ribu kematian (Robine JM et al.,2003). Temperatur tinggi juga dapat meningkatkan kadar ozon dan polutan lainnya di udara, yang bisa memperburuk penyakit jantung, saluran pernapasan dan kanker paru-paru. WHO (2010) melaporkan hasil penelitian pada tahun 2004 polusi udara perkotaan dapat menyebabkan sekitar 1,2 juta kematian atau sekitar 2 persen dari total kematian yang terjadi. Selain itu penyakit alergi yang disebabkan oleh udara juga lebih tinggi pada kondisi panas yang ekstrim. Hal ini dapat memicu penyakit asma dan penyakit saluran pernafasan. Peningkatan suhu yang terus berlanjut diperkirakan jelas akan meningkatkan dampak negatif terhadap kesehatan.Buletin Meteorologi Swiss (2003)melaporkan bahwa gelombang panas yang parah dimulai di Eropa pada bulan Juni 2003 dan terus berlanjut sampai pertengahan Agustus 2003, telah meningkatkan suhu musim panas 20 sampai 30 persen lebih tinggi dari rata-rata musimannya (periode 1988-2003) dalam derajat Celsius di atas sebagian besar benua yang meluas dari Spanyol Utara ke Republik Ceko dan dari Jerman ke Italia seperti yang tampak pada gambar di bawah ini. Berdasarkan gabungan data insitu dan satelit (NDC/NOAA) tersebut diperoleh informasi yang menunjukkan penyimpangan ekstrim suhu rata-rata selama Juni sampai Agustus 2003 yang melebihi 4 derajat Celcius di atas rata-ratanya di beberapa wilayah.

Kenaikan permukaan laut relatif selama 300 tahun terakhir. Rata-rata kenaikan permukaan lautglobal diperkirakan sekitar 1 sampai 2 sentimeter per dekade. (Sumber : IPCC, 2001)

Potensi dampak perubahan iklim. (Sumber : United States environmental protection agency (EPA))

Vol. 9 No. 2 Juni 2014

AKTUALITA

Page 3: AKTUALITA Apakah Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan

16

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

2. Bencana alam dan variasi pola curah hujan

Secara global, jumlah bencana alam yang diakibatkan oleh cuaca dilaporkan telah mengalami kenaikan lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 1960-an. Setiap tahun bencana ini mengakibatkan lebihdari 60 ribu kematian, terutama di negara-negara berkembang. Naiknya permukaan laut dan kejadian cuaca ekstrim akan semakin menghancurkan rumah-rumah, fasilitas medis, dan layanan penting lainnya. Dewasa ini lebih dari separuh penduduk dunia hidup dalam

jarak 60 km dari laut. Keadaan tersebut mungkin akan memaksa mereka untuk pindah, yang pada gilirannya mempertinggi risiko terganggunya kesehatan, mulai dari gangguan mental (tingkat stress penduduk semakin tinggi) sampai penyakit menular. Pola curah hujan yang semakin bervariasi cenderung mempengaruhi pasokan air bersih. Kurangnya air bersih dapat membahayakan kesehatan dan meningkatkan risiko penyakit diare, penyakit yang membunuh 2,2 juta orang setiap tahunnya. Dalam kasus ekstrim, kelangkaan

air dapat menyebabkan kekeringan dan kelaparan. Diperkirakan tahun 2090-an akibat perubahan iklim, daerah yang mengalami kekeringan kemungkinan semakin luas, frekuensi kekeringan ekstrim menjadi dua kali lipat dan durasi rata-ratanya meningkat menjadi enam kali lipat (Arnell NW, 2004). Sementara itu banjir juga meningkat frekuensi dan intensitasnya. Banjir pada dasarnya dapat mencemari persediaan air bersih, meningkatkan resiko penyakit yang terbawa air, dan menciptakan tempat berkembang biak bagi serangga pembawa penyakit seperti nyamuk. Banjir dapat juga menyebabkan orang tenggelam dan terluka, kerusakan rumah dan juga mengganggu pasokan

Hubungan antara tipe utama perubahan lingkungan global termasuk perubahan iklimdan kesehatan manusia. (Sumber : WHO, 2003)

Penyimpangan ekstrim suhu rata-rata selama Juni sampai Agustus 2003(Sumber : MeteoSwiss, 2003)

Vol. 9 No. 2 Juni 2014

AKTUALITA

Page 4: AKTUALITA Apakah Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan

17

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

medis dan pelayanan kesehatan.Meningkatnya suhu dan variasi curah hujan cenderung menurunkan produksi makanan pokok di banyak daerah, terutama daerah miskin yang mencapai 50 persen pada tahun 2020,sebagai contoh di beberapa negara Afrika (Climate Change 2007, 2007). Hal ini akan meningkatkan kejadian gizi buruk dan kekurangan gizi, yang saat ini menyebabkan 3,5 juta kematian setiap tahunnya.

3. Pola infeksiKondisi iklim sangat

mempengaruhi penyakit yang terbawa air dan penyakit yang ditularkan melalui serangga, siput atau hewan berdarah dingin lainnya.

Perubahan iklim cenderung untuk memperpanjang musim penularan dari vectorborne penyakit penting dan untuk mengubah rentang geografis mereka. Misalnya, perubahan iklim diproyeksikan akan meluas secara signifikan di wilayah Cina, dimana terjadi penyakit schistosomiasis dengan vector-borne siput (ZhouXN et al., 2008). Penyakit malaria yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles juga sangat dipengaruhi oleh iklim. Penyakit ini membunuh hampir 1 juta orang setiap tahunnya terutama anak-anak di Afrika dibawah usia lima tahun. Nyamuk Aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah juga sangat peka terhadap kondisi iklim. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan

iklim bisa mengekspos tambahan 2 miliar orang tertular penyakit demam berdarah pada tahun 2080-an (Hales S et al.,2002).Laporan United Nations Environment Programme (UNEP/ GRID-Arendal,2005) tentang kajian skenario perubahan iklim untuk tahun 2050, menyebutkan bahwa peningkatan konsentrasi CO-2 di atmosfer akan mengakibatkan kondisi hama juga berubah. Agen malaria utama yaitu parasit malaria falciparum, akan dapat menyebar ke daerah baru, seperti yang ditampilkan dalam peta di bawah ini yaitu daerah-daerah dengan warna merah. Kajian perubahan iklim untuk tahun 2050 tersebut dilakukan dengan menggunakan skenario tinggi Hadley CM2.

Mengukur Pengaruhnya Terhadap Kesehatan

Mengukur perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap kesehatan bisa hanya dengan perkiraan. Namun demikian, penilaian WHO, dengan mempertimbangkan hanya sebagian dari dampak kesehatan yang mungkin terjadi, menyimpulkan bahwa pemanasan yang telah terjadi sejak tahun 1970-an sudah menyebabkan lebih dari 140 ribu kematian setiap tahun pada tahun 2004( Global health risks, 2009).

Siapa Yang Beresiko?Semua penduduk umumnya akan

terpengaruh oleh perubahan iklim, tetapi beberapa diantaranya lebih rentan dari pada yang lain. Masyarakat yang tinggal dipulau kecil di negara-negara berkembang dan wilayah pesisir lainnya, kota-kota besar, daerah pegunungan dan kutub adalah wilayah dengan penduduk yang sangat rentan. Anak-anak, khususnya anak-anak yang tinggal di negara-negara miskin, adalah yang paling rentan terhadap resiko kesehatan yang dihasilkan dan akan terkena dampak yang lebih lama untuk konsekuensi kesehatan. Pengaruh kesehatan juga diperkirakan akan lebih berat bagi orang tua dan orang yang lemah atau orang yang kondisi medis sebelumnya sudah ada. Daerah dengan infrastruktur kesehatan

Potensi risiko akibat kenaikan permukaan air laut dan perubahan pola curah hujan

Vol. 9 No. 2 Juni 2014

AKTUALITA

Page 5: AKTUALITA Apakah Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan

18

ME

DI

A

DI

RG

AN

TA

RA

yang kurang memadai terutama di negara-negara berkembang, akan menjadi daerah yang paling tidak mampu mengatasinya, sehingga memerlukan bantuan untuk gerakan aktif seperti bersepeda atau berjalan kaki mempersiapkan diri dalam menanggapi hal tersebut.

Respon WHOPada tahun 2009, WHO telah

mengesahkan rencana kerjanya terkait dengan perubahan iklim dan kesehatan yang meliputi :• Advokasi : untuk meningkatkan

kesadaran bahwa perubahan iklim merupakan ancaman mendasar bagi kesehatan manusia.

• Kemitraan : untuk berkoordinasi dengan lembaga-lembaga mitra dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan memastikan bahwa kesehatan benar-benar terwakili dalam agenda perubahan iklim.

• Sains dan bukti : untuk mengkoordinasikan review dari bukti ilmiah tentang hubungan antara perubahan iklim dan kesehatan, dan mengembangkan agenda penelitian global.

• Penguatan sistem kesehatan : untuk membantu negara-negara dalam menilai kerentanan kesehatan mereka dan membangun kapasitas untuk mengurangi kerentanan

kesehatan terhadap perubahan iklim.

Apa Yang Dapat Kita Lakukan ?Beberapa hal bisa kita lakukan

untuk memperlambat perubahan iklim atau beradaptasi dengan perubahan yang sudah terjadi. Dengan cara ini, kita dapat mengurangi potensi dampak negatif perubahan iklim terhadap kesehatan manusia, antara lain :• Meningkatkan kesadaran bahwa

perubahan iklim merupakan ancaman mendasar bagi kesehatan manusia. Misalnya dengan memberikan informasi pada masyarakat tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan melalui diskusi, poster dan brosur.

• Mengurangi emisi gas rumah kaca yang bermanfaat untuk kesehatan. Misalnya, mempromosikan penggunaan moda transportasi umum yang aman dan gerakan aktif seperti bersepeda atau berjalan kaki. Penanaman pohon di daerah perkotaan yang dapat mengurangi tingkat ozon permukaan, partikulat, dan pencemaran lainnya. Vegetasi perkotaan selain itu juga menciptakan keteduhan yang dapat mengakibatkan penurunan energi yang dibutuhkan untuk mendinginkan bangunan dan dapat juga membantu

mengurangi emisi gas rumah kaca.• Mengurangi penggunaan jumlah

energi yang akan membantu memperlambat pemanasan global. Misalnya menggunakan peralatan yang pemakaian energinya efisien.

• Menyediakan teknologi yang dirancang untuk menghilangkan kontaminan dari pasokan air di mana teknologi tersebut dapat membantu mengurangi risiko terkontaminasi, terutama di daerah dimana pasokan air terbatas dan masyarakat tergantung pada sumber air berkualitas buruk.

• Memberikan pelayanan kesehatan terutama mengenai kehamilan dan penekanan pelayanan secara dini kepada masyarakat yang menderita kekurangan gizi.

• Meningkatkan penelitian terkait dampak perubahan iklim terhadap kesehatan dan kajian kerentanannya serta mensosialisasikan hasil penelitian tersebut kepada masyarakat.

• Meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dalam mengobati masyarakat yang mengalami bencana peristiwa cuaca buruk di pengungsian.

• Membangun kapasitas sistem kesehatan yang memadai untuk mengurangi kerentanan kesehatan terhadap perubahan iklim.

Perubahan iklim dan malaria, skenario untuk tahun 2050(Sumber : http://www.grida.no/files/publications/environment-times/times04)

Vol. 9 No. 2 Juni 2014

AKTUALITA