aktivitas pembelajaran dan teori aktivitas

13
AKTIVITAS PEMBELAJARAN DAN TEORI AKTIVITAS Oleh Drs. Muhammad Yaumi, M, Hum., M.A. (Direktur Learning Center UIN Alauddin Makassar) Gagasan aktivitas pembelajaran dalam arti luas meliputi pendidikan praktek-praktek yang memperlakukan peserta didik bukan hanya sebagai pelaksana pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, melainkan juga berperan sebagai agen tindakan kognitif yang didistribusikan antara pendidik dan peserta didik. Dengan penekanan pada aktivitas peserta didik, aktivitas pembelajaran merujuk pada beragam setting tentang praktek pendidikan yang sesuai dengan teori pembelajaran konstruktivis. Filosof pendidikan, John Dewey, dan psikolog perkembangan Lev Vygotsky, Jean Piaget, dan Jerome Bruner, antara lain mengusulkan bahwa anak-anak atau peserta didik secara aktif mengonstruksi pengetahuan dalam konteks sosial. Artinya, peserta didik dapat menyusun tujuan, mencari cara dan metode untuk mencapai tujuan, dan melibatkan diri untuk mengalami aktivitas pembelajaran serta melakukan evaluasi diri terhadap hasil yang diperolehnya. 1

Upload: muhammad-yaumi

Post on 01-Jul-2015

2.725 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

AKTIVITAS PEMBELAJARAN DAN TEORI AKTIVITAS

Oleh Drs. Muhammad Yaumi, M, Hum., M.A.

(Direktur Learning Center UIN Alauddin Makassar)

Gagasan aktivitas pembelajaran dalam arti luas meliputi pendidikan

praktek-praktek yang memperlakukan peserta didik bukan hanya sebagai pelaksana

pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, melainkan juga berperan sebagai agen

tindakan kognitif yang didistribusikan antara pendidik dan peserta didik. Dengan

penekanan pada aktivitas peserta didik, aktivitas pembelajaran merujuk pada beragam

setting tentang praktek pendidikan yang sesuai dengan teori pembelajaran

konstruktivis. Filosof pendidikan, John Dewey, dan psikolog perkembangan Lev

Vygotsky, Jean Piaget, dan Jerome Bruner, antara lain mengusulkan bahwa anak-anak

atau peserta didik secara aktif mengonstruksi pengetahuan dalam konteks sosial.

Artinya, peserta didik dapat menyusun tujuan, mencari cara dan metode untuk

mencapai tujuan, dan melibatkan diri untuk mengalami aktivitas pembelajaran serta

melakukan evaluasi diri terhadap hasil yang diperolehnya.

Dalam pengertian yang sempit, aktivitas pembelajaran merujuk pada sistem

pendidikan dalam menfasilitasi peserta didik untuk menjadi agen perubahan melalui

pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dilakukannya sendiri

serta memperoleh metode untuk belajar mandiri.1 Fondasi teori ini didasarkan pada

teori Vygotsky tentang cultural historical theory, yang mengatakan bahwa pendidikan

membawa dampak pada pengembangan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan

aktivitas pembelajaran adalah aktivitas atau kegiatan apa saja dari suatu individu yang

1 Alex Kozulin dkk. Vygotsky’s Educational Theory in Cultural Context (Cambridge: Cambridge University Press, 2003), h.177.

1

Page 2: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

dikelola dengan maksud untuk memperbaiki keterampilan, pengetahuan dan

kompetensi.2

Terdapat dua kriteria penting yang perlu dipahami untuk membedakan antara

aktivitas pembelajaran dengan berbagai bentuk aktivitas lainnya. Kedua kriteria yang

dimaksud adalah (1) aktivitas pembelajaran harus dirancang secara sengaja (intention)

sebagai suatu tindakan yang dipersiapkan sebelumnya berdasarkan tujuan

pembelajaran, sebagai kebalikan dari kegiatan yang dipilih secara acak, (2) harus

dikelola dengan berbagai cara, termasuk yang dipersiapkan oleh peserta didik yang

melibatkan usaha untuk mentrasfer informasi dalam pengertian yang seluas-luasnya

(pesan, ide, pengetahuan dan strategi).

Selain itu, aktivitas pembelajaran juga dipahami sebagai tugas-tugas yang

dirancang secara khusus untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik. Upaya untuk

memperbaiki hasil belajar maksudnya merujuk pada aktivitas (1) penguatan dan

remediasi atau pengayaan, (2) tugas untuk menambah pemahaman terhadap konsep-

konsep yang sulit, (3) untuk memantapkan persiapan peserta didik dalam menerima

pembelajaran dan tutorial, serta pendalaman dan penunjang bahan belajar.3 Aktivitas

pembelajaran yang dilakukan boleh berupa tugas-tugas individu, kelompok, di dalam

atau di luar ruang kelas, atau boleh berupa bahan cetak, bahan jejaring (online), atau

berpusat pada media dan teknologi.

Berdasarkan definisi di atas, aktivitas pembelajaran berbasis kecerdasan jamak

dalam penelitian ini adalah berbagai bentuk aktivitas yang didesain untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan menfasilitasi berkembangnya

2 European Commission, Classification of Learning Activities Manual (Luxembourg: Eurostat, 2006), h.9. 3 Maria Northcote dkk, Practical Advice for Enhancing your Teaching and Learning: Activities for

Learning, (The University of Western Australia: Catl, 2001), h. 3

2

Page 3: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

kecerdasan jamak (multiple intelligence) peserta didik. Untuk lebih memahami secara

rinci mengenai aktivitas dan pembelajaran, berikut ini diuraikan teori aktivitas dan

pembelajaran. Namun sebelumnya, perlu diuraikan lebih dulu apa yang dimaksud

dengan teori. Teori adalah (1) prinsip umum yang menjelaskan atau memprediksi fakta,

observasi, atau kejadian, (2) pada umumnya teori diterima sebagai pengujian yang

dilakukan berulang-ulang yang memiliki validitas, dan (3) teori tidak pernah dibentuk

atas dasar keragu-raguan.4 Teori merujuk pada serangkaian proposisi yang terintegrasi

secara sintaktis (mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis

satu sama lain dengan data yang dapat diamati) yang digunakan sebagai alat untuk

memprediksi dan menjelaskan fenomena yang diamati.5

1. Teori Aktivitas

Teori aktivitas adalah seperangkat prinsip dasar yang merupakan sistem

konseptual umum, dan bukan suatu teori yang bersifat prediktif. Prinsip-prinsip dasar

teori aktivitas meliputi struktur hirarkis aktivitas, objek-orientedness,

internalisasi/eksternalisasi, alat mediasi, dan pengembangan.6

Dalam teori aktivitas unit analisisnya adalah kegiatan diarahkan pada obyek

yang memotivasi aktivitas, memberikan arah yang spesifik. Kegiatan terdiri atas

tindakan berdasarkan tujuan yang harus dilakukan untuk memenuhi objek. Tindakan

sadar, dan tindakan yang berbeda dapat dilakukan untuk memenuhi tujuan yang sama.

Tindakan diimplementasikan melalui pelaksanaan otomatis. Pelaksanaan tidak

4 Learning Theories Knowledge base, Activity Theory, 2011, h. 1 (http://www.learning-theories.com/activity-theory.html ).

5 Glenn E. Snelbecker, Learning Theory, Instructional Theory, and Psychoeducational Design, (New York: McGraw-Hill Book Campany, 1974), h.31.

6 Viktor Kaptelinin, Activity Theory: Basic Concept and Application, h.1, 1997 (http://www.sigchi.org/chi97/proceedings/tutorial/bn.htm ).

3

Page 4: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

diarahkan pada tujuan yang terpisah-pisah, melainkan dilakukan penyesuaian tindakan

berdasarkan situasi yang dihadapi. Kegiatan Teori berpendapat bahwa unsur aktivitas

tidak tetap, tetapi dinamis bisa berubah sesuai dengan perubahan kondisi.

Object-orientedness (keterarahan objek)

Prinsip keterarahan objek (jangan dikacaukan dengan istilah pemrograman

berorientasi objek) menyatakan bahwa manusia hidup dalam suatu realitas yang

obyektif dalam arti luas: segala sesuatu yang dibangun bukan hanya sifat-sifat yang

dianggap objektif menurut ilmu alam, melainkan secara sosial / budaya dilihat juga

sebagai sifat yang sama.

Internalisasi/ Eksternalisasi

Teori aktivitas membedakan antara kegiatan internal dan eksternal. Teori Ini

menekankan bahwa kegiatan internal tidak dapat dipahami jika mereka dianalisis

secara terpisah dari kegiatan eksternal, karena mereka berubah menjadi satu sama

lain. Internalisasi adalah transformasi dari kegiatan eksternal ke suatu kegiatan

internal. Internalisasi menyediakan sarana bagi orang untuk mencoba potensi interaksi

dengan realitas tanpa melakukan manipulasi yang sebenarnya dengan benda nyata

(simulasi mental, imajinasi, mempertimbangkan rencana alternatif, dll). Eksternalisasi

mengubah aktivitas internal menjadi yang eksternal. Eksternalisasi sering diperlukan

ketika sebuah tindakan diinternalisasi perlu diperbaiki. Hal ini juga penting ketika

sebuah kolaborasi antara beberapa orang membutuhkan aktivitas yang akan dilakukan

secara eksternal untuk dikoordinasikan.

Mediasi

4

Page 5: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

Teori aktivitas menekankan bahwa aktivitas manusia dimediasi oleh alat-alat

dalam arti luas. Alat diciptakan dan diubah selama pengembangan kegiatan itu sendiri

dan terintegrasi bersama budaya tertentu dari pengembangan yang dilakukan. Jadi,

penggunaan alat adalah akumulasi dan transmisi pengetahuan sosial. Penggunaan alat

mempengaruhi sifat dan perilaku eksternal serta j fungsi mental individu.

Pengembangan

Dalam pengembangan teori aktivitas tidak hanya merupakan objek studi, tetapi

juga merupakan metodologi penelitian umum. Metode penelitian dasar dalam teori

aktivitas bukan suatu percobaan laboratorium tradisional tetapi percobaan formatif yang

menggabungkan partisipasi aktif dengan pemantauan perubahan perkembangan

peserta studi. Metode Etnografi yang melacak sejarah dan perkembangan praktek juga

menjadi penting dalam studi saat ini.

Integrasi Prinsip-Prinsip

Prinsip-prinsip dasar teori aktivitas harus dianggap sebagai suatu sistem yang

terintegrasi, karena berhubungan dengan berbagai aspek kegiatan secara keseluruhan.

Sebuah aplikasi sistematis dari prinsip-prinsip ini membuat akhirnya perlu untuk

melibatkan semua yang lain.

Secara historis, teori aktivitas telah melintasi tiga generasi. Generasi pertama

menggunakan pendekatan yang banyak diambil dari konsep Vygotsky tentang mediasi

yang dalam hal ini digambarkan dalam bentuk segi tiga. Segi tiga ini merupakan cara di

mana Vygotsky membawa bersama artefak budaya dengan tindakan manusia untuk

mengangkat dualisme individu/sosial dengan maksud untuk mengkaji perkembangan

individu. Generasi kedua difokuskan pada kajian artefak sebagai komponen yang tidak

5

Page 6: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

terpisahkan dari fungsi manusia tetapi fokus kajian mediasi diarahkan pada hubungan

dengan komponen-komponen lain dari sistem aktivitas.

Generasi ketiga diarahkan untuk mengembangkan peralatan konseptual dalam

memahami dialog, berbagai perspektif, dan jaringan sistem aktivitas ketika berinteraksi.

Dalam berinteraksi perlu memperhatikan keadaan dialog dan keragaman pandangan

dalam rangka memperluas kerangka sistem generasi kedua. Pandangan tentang

jaringan aktivitas di mana kontradiksi dan ketegangan terjadi dalam suatu definisi

tentang motif dan objek aktivitas dapat mengarahkan analisis terhadap kekuatan dan

pengontrolan dalam mengembangkan sistem aktivitas. Dalam tulisan ini hanya

menggambarkan bagaimana pola kerja system generasi ketiga dalam membentuk

aktivitas manusia dalam menciptakan berbagai hasil yang berguna bagi kehidupan

masyarakat pada umumnya. Untuk melihat lebih jelas tentang sistem aktivitas dapat

digambarkan sebagai berikut.

Model Engestrom di atas berguna untuk memahami bagaimana berbagai faktor

bekerja sama untuk mempengaruhi suatu aktivitas. Dalam rangka mencapai hasil yang

6

komunitas

devisi usaha

peraturan

hasil

objeksubjek

aktivitas

artifak

Gambar 1: Sistem Aktivitas Model Engestrom

Page 7: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

baik perlu memproduksi objek tertentu (misalnya pengalaman, pengetahuan, dan

produk-produk fisik) aktivitas manusia dimediasi oleh artefak (alat-alat yang digunakan,

dokumen, resep, dll) Aktivitas ini dimediasi juga oleh organisasi, komunitas, masyarakat

yang dalam hal ini adalah sekolah. Selain itu, sekolah dapat menggunakan peraturan

yang mempengaruhi aktivitas. Subjek bekerja sebagai bagian dari sekolah untuk

mencapai objek. Suatu aktivitas yang biasanya juga dilengkapi dengan pembagian

kerja.

Secara umum, teori aktivitas dapat diarahkan untuk pengembangan organisasi

(organizational activity system), pengembangan teknologi (technology activity system),

pengembangan pedagogi (pedagogical activity system), atau pengembangan sistem

aktivitas lainnya.7 Jika aktivitas tersebut diintegrasikan ke dalam aktivitas pembelajaran

atau system aktivitas pedagogis seperti yang disebutkan di atas, maka bentuk

aktivitasnya dapat diarahkan pada tiga kategori; pertama yakni pada tujuan mengapa

kegiatan itu dilakukan. Hasil yang ingin dicapai harus tergambar dalam berbagai

aktivitas yang didesain dan dilaksanakan. Kedua, aktivitas pembelajaran itu harus

diarahkan pada tujuan khusus yakni pada setiap individu peserta didik atau kelompok

kecil dalam suatu ruang kelas. Artinya, tujuan yang hendak dicapai dalam bagian atau

sub bagian harus tergambar dalam setipa pelaksanaan aktivitas pembelajaran.

Ketiga, bentuk kegiatan harus dibarengi dengan cara dan strategi pelaksanaannya

agar tujuan yang hendak dicapai dapat diperoleh dari hasil pelaksanaan kegiatan. Di

sini, pengagambaran prosedur pelaksanaannya harus didemonstrasikan sehingga

7 Ian Robertston, Sustainable e-learning, activity theory and professional development, 2011, hh. 821—823 (http://www.ascilite.org.au/conferences/melbourne08/procs/robertson.pdf ).

7

Page 8: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

dapat dipahami oleh peserta didik dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Singkatnya, sistem aktivitas dalam pedagogi mencakup keseluruhan unsur yang dapat

membentuk keberlanjutan produk organisasi atau sekolah dalam menyelenggarakan

proses pembelajaran.

Berdasarkan gambar 2 tersebut di atas, sistem aktivitas pedagogik meliputi

kurikulum, sumber belajar, pengaruh politik, sumber daya manusia dan intelektualitas.

Komponen ini dipengaruhi oleh norma atau aturan yang berlaku. Aturan yang dimaksud

termasuk kebutuhan untuk mencapai hasil kurikulum dengan memanfaatkan sumber

daya yang tersedia. Selain itu, aturan juga berhubungan dengan perilaku normatif dan

keyakinan pendidik, bidang kejuruan, dan peserta didik. Pandangan pendidik terhadap

penggunaan teknologi dalam pembelajaran adalah dasar keputusan untuk menerima

adopsi. Meskipun terasa adanya keterbatasan variasi dalam terminologi, tapi terdapat

8

Gambar 2: Sistem Aktivitas Pedagogi

Hasil:Keberlanjutan

sekolah

PendidikPeserta didikStaf pendukung

PendidikPeserta didik

Kurikulumkeyakinan orangdisiplin terhadap norma peraturan

Peningkatan proses pembelajaran

Unsur pedagogi(pendidik & peserta didik)

Kurikulum, sumber belajar, pengaruh (asosiasi), staf

Page 9: Aktivitas Pembelajaran Dan Teori Aktivitas

literatur yang dapat mendukung pendapat bahwa gagasan-gagasan pendidik tentang

hal-hal yang dapat menunjang perbaikan pembelajaran sangat penting dalam

membentuk praktek–praktek pembelajaran yang baik. Persyaratannya meliputi nilai,

kepercayaan dan teori-teori praktek yang dilakukan secara personal. Keyakinan dan

asumsi pendidik tentang hakekat pengetahuan, norma-norma disiplin, dan bagaimana

peserta didik belajar dapat mempengaruhi pilihan dan penggunaan teknologi dalam

pembelajaran. Masyarakat yang terlibat dalam sistem aktivitas ini meliputi pendidik

(guru), peserta didik dan staf pendukung seperti pustakawan dan pengawas sekolah.

Sementara pembagian kerja berbeda-beda tergantung pada model pedagogik yang

diadopsi, tidak pernah terjadi pemisahan antara peran dan tanggung jawab kelompok

besar dalam membentuk suatu sistem yang utuh.

9