aktivitas anti.radikal bebas dpph fraksi …repository.unair.ac.id/56713/12/bukti c-26...
TRANSCRIPT
L
LAPORAT PE!{ELITIAI{ DOSEN MUDATAIIUN ANGGARAN 2OO4
AKTIVITAS ANTI.RADIKAL BEBAS DPPH FRAKSIDIKLORMETAN DAN FRAKSI METANOL FAGRAEA BLUMEI,
FAGRAEA RACEMOSA DAN FAGRAEA FRAGRANS
Peneliti:
Drs. A. Fuad Hafid, MS.,Apt
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS AIRLANGGADibiayai oleh Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi
DIP Nomor : O04lxKllllLl"12004 Tanggal 3 Januari 2004Kontrak Nomor : 108/P2IPT/DPPM/DM, SKWIII/2004
Ditjen Dikti, DepdiknasNomor Urut : 15.
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS AIRI-ANGGA
Bukti No.C-026
Nopernber, 2004
Dlll}{rl-EMtrN lllNl)lDlKAN NASIONAL
UNIVERSIl AS AIRI,ANGGA
LI],N4I}AGA. I'ENI'LI'I'IANl. tu.llr P.dbmeun.n R.Oron.l2. ?utlll Ob.t L.dl.lmd!. Pu.llt P.nC.6t.nC.6 Hul(um l!erl5arlr. ?utlll Unslsn9.n lrritup l!t93t!al
6. ln.llt f..9.mb.h9.. Oltl (5eg5r20la r u rrrvsrrdr w.nlr. F99rrrll
a. fu.lll k.p.ndndut.n !t.nP6b..!{^.n lall3rta,
1O- Pu.lii, X...h.t.n R.p.odokl
Kampu3 C Unak, Jl. Mulyorejo Surabaya 60l15Ielp. (031) 5995246,5995248,5995217 Fa,(. (03,l) 5962066E-mail : [email protected]' http //www geocilie".com/Alhens/Olympus/6223
II)1.,N t It,\S l),\N l't-N(;t,.s.\rt\N 1..\l'()11,\N .\liltIIlIt,\sIt- I'liNIat,t'l't,\N I)()st N l\ rl),\
I :r .ludrrI I)crrclrtiurr
h l\luc:rrl Icrrclili;r
PENELITIAN EKSTRAK l\ilETANOL FAGRAEABLUMEI- FAGRAEA FRAGRANS DANFAGRAEA RACEMOSA DALAM KAITANAKTIVITAS SEBAGAI ANTIRADIKAL BEBASIiksperirrrcrrlrrl [.lrborlrttrr itrr r r
Itrntrrgl:ukultus l:ur rrtrsi Uruil
(r brrl:rrr
I{i} (\ (l(}0 (l{l{)
(lirrlrrr .lrrlu rrrpiulr)
Srrr;rtr avu. 0ktober 2004
-.1 Jtrtrtlllr 'l'irrr I'cnclitiJ Lollsi I'crrclilrarr5 Kctjltsarrtt tlcruarr lrtslattsi lairt
l Nanrr lrrslunsi .
b r\larrrat
(r Jrrrr:ku rr aklrr grcrrclililrrr
7 Bi:rr l rlrrrt tlipcrlrrkarr
Jlleu p9'la h1r i
1ak,'l sli ttra l'err eliti\
*,n Lurhc.. Z. Ar L)rs Ac lrrld l:Lrt1tl l!allt!. Apt. NlS
lt0 9t7 972l)
l\'le rrr e ttriu i
Ketrta Lerrttr:rqr I crr eliliarr Urrair
l'rtl. [)r il SatntattLt- NIS
i
il'AS
NIJ' l.i0 7() l [5
2 Kcqralu l)torck Pcrclil iarr
a Nnlur Lcrrrkup durr Gclar : Drs Achtnad Fuad Hafid, Apt . fMS
b Jcnis Kclrrrrirr : l-rLi-laLrc l)atruk:rl/Colorr!:,rrr / Nll' lll-d,'l ltt q:7 ttTltl Jrtratrrr sckamrrq l-,:ktore [:ltlttltas/l'uslrt/Jtrtrrsar l'alrrltusl:arnrasrl t lrrn /lrrstr'.\ klrrlcrr: i tlnircrsitrrs \rrlun{g;ru llrtllrru llrrrrr rlrnq tlilckrrrrr lll'hurr ,\lrrrrr
KATA PENGANTAR
Judul Laporan penelitian ini berbeda dengan Judul proposal yaitu dengan lidak adanya ekstrak
diklorometan, disebabkan oleh karena biaya penelitian yang disetujui hanya 60 % dari anggaran
biaya yang diajukan. Dengan berkurangnya biaya temebut menyebabkan penelitian ini hanya
dapal dilakukan pada ekstrak metanol saja.
Rasa terima kasih ini menyerlai doa kami kepada Alloh SWT. Semoga budi baik dan jerih payah
selama ini memperoleh manfaat yang sebanyak-banyaknya baik bagi diri sendiri maupun bagi
keluarga cian Universitas Airlangga serta masyarakat pada umumnya.
1I
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
segala rangkaian penelitian ini sampai pada penyelesaian laporan akhir.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. DP3M Ditjen Dikli Depdiknas, yang mempercayakan pelaksanaan penelitian ini kepada
kami sekaligus mendanai.
2. Ketua Lembaga Penelitian dan Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang
telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dilakukannya penelitian ini.
3. Kepala Laboratorium Dasar Bersama Universitas Airlangga yang sangat berperan pada
fasilitas instrumen dan konsultasi peneliti.
4. Kepala Bagian llmu Bahan Alam Fakullas Farmasi Unair yang sangal membantu
pelaksanaan penelitian ini .
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang sangat berperan
dalam keberhasilan penelitian ini.
Surabaya, Oktober 2004
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman JudulKata Pengantar
Daftar lsiDaftar Tabel
Daftar GambarRingkasan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
i.2. Ruftrusan Masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Tinjauan tentang Tanaman Fagraea spp.
2.1.1. Klasifikasi Tanaman
2.1.2. Morfologi dan Penyebarannya
2.1.3 Kegunaan
2.1.4. Kandungan Kimia
2.2. Tinjauan tentang Radikal Bebas2.3. Tinjauan tentang Antiradikal Bebas
2.4. Tinjauan tentang Difenil Pikril Hidrazil (DPPH)
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
3.1.1. Tujuan Umum
3.1.2. Tujuan Khusus
3.2. ManfaatPenelitian3.3. Hipotesis
BAB IV METODE PENELITIAN4.1. Bahan yang digunakan
4 1.1. Bahan Uji
4.1.2. Bahan Kimia
4.2. Alat yang digunakan4.3. KerangkaOperasoinalPenelitian4.4. Prosedur
4.4.1. Ekstraksi simplisia4.4.2. Skrinning Fitokimia dan KlT-Autografi4.4.3. Pengujian Aktivitas Antiradikal Bebas DPPH secara
Spektrofotometri
Halamani
ii
iii
vi
vii
1
2
3a
4
4
4A
6
B
B
B
8
Iq
o
o
'10
11
11
11
lll
BAB VH5E
F
ASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
. 1. Hasil Ekstraksi Simplisia
.2. Hasil Skrining Fitokimia dan KlT-Autografi
.3. Hasil Pemeriksaan Aktivitas Antiradikal Bebas DPPH
IL
12
14
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran
20
20
21DAFTAR PUSTAKA
IV
OAFTAR TABEL
Tabel
1
2
Persentase hasil ekstraksi bagian tanaman Fagraea spp.Persamaan Regresi dan ECso Ekstrak metanol Bagiantanaman Fagraea spp.
halaman
12
17
Gambar
DAFTAR GAMBAR
Reaksi penangkapan radikal H. oleh DPPH
Hasil KlT-Autograli fraksi metanol Fagraea spp. pada plate Silika gel
GF25r dengan eluen CHCIs-MeOH-Air (75:25: 1) setelah disemprotdengan Godin.
Hasil KLT-Autografi fraksi metanol Fagraea spp. pada plate Silika gel
GFzsr dengan eluen CHCITMeOH-Air (75:25:1) 5 menit setelahdisemprot dengan larutan DPPH 0,0M% dalam MeOH.
Profil Aktivitas Antiradikal Bebas DPPH fraksi Metanol Fagraea spp.pada 30 menit.
Profil Aktivilas Antiradikal Bebas DPPH Fraksi Metanol Fagraea spp.pada 60 menit.Histogram EC50 ekstrak metanol Fagraea spp.
halaman
6
13
13
15
1
2.
J
4.
(
6.
to
1B
VI
RINGKASAN
PENELITIAN EKSTRAK METANOL FAGRAEA BLUMEI, FAGRAEA FRAGRANS DAN
FAGRAEA RACEMOSA DALAM KAITAN AKTIVITAS SEBAGAI ANTI-RADIKAL BEBAS(Achmad Fuad Hafld, 2004, 22 halaman)
vll
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap apakah ekstrak metanol Fagraea blumei, Fagraea
fragrans dan Fagraea rccemosa mempunyai sifat sebagai antiradikal bebas DPPH. Perlu diketahui pula
potensi dari masing-masing ekstrak metanol batang dan akar Fagraea b/umei, ekstrak metanol kulit
balar$ Fagraea fragrans dao ekstrak metanol kulit batang dan akar Fagraea racemosa dengan
menenlukan besamya nilai ECs0 -nya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi integratif terbaru tentang pemanfaatan bagian
lanaman Fagraea spp. pada umumnya dan khususnya Fagnea blumei, Fagraea fragrans dan Fagraea
racemosa sebagai bahan yang mempunyai kemampuan aktivitas sebagai antiradikal bebas sehingga
dapat menjadikan bahan pengembangan obal baru dan sEala aspeknya.
Ekstrak metanol diperoleh dengan cara ekstraksi berkelanjutan serbuk kering Fagraea spp. dengan n-
heksan, dilanjutkan dengan diklorometana dan akhimya residu diekstraksi dengan metanol. Pengujian
ekstrak secara KlT-Autografi menggunakan pereaksi penyemprot larutan 0,02 % DPPH dalam methanol
terhadap setiap 40 pg ekskak. Penentuan ECso secara spektrofotometri dengan mengukur absorbansi
larutan uji yang ditambah dengan larutan DPPH, pada panjang gelombang 497 517;537 nm. Eerbagai
konsentrasi larutan uji adalah 50;75;100;150;200 ppm kecuali ekstrak metanol kulit balang Fagraea
tragrans pada konsentrasi 15;30;50;60;75 ppm dan perubahan adsorbansi diamati pada rentang waklu
30 sampai 60 menit.
Hasil penelitian ini adalah bahwa ekstrak metanol batang dan akar Fagraea blumei ekstrak metanol kulit
balang Fagrcea fragrans dan ekstrak metanol kulit batang dan akar Fagraea racemosa menunjukkan
aktivitas sebagai anti radikal bebas DPPH.
Nilai ECso Ekshak metanol kulit batang Fagraea fragrans mengindikasikan aktivitas antkadikal bebas
DPPH yang lebih tinggi daripada Ekstrak metanol lainnya yaitu dengan nilai ECm=48,902 ppm pada 60
menit. Ekstrak melanol akar Fagraea blumei mempunyai aktivitas paling rendah yaitu dengan nilai
ECso=196,799 ppm pada 60 menit, tidak berbeda lauh dengan ekstrak metanol akar Faglaea auiculata
dengan nilai ECso='195,374 ppm. Sedangkan Ekstrak metanol balang Fagraea b/umei pada 60 menit
ncnunjukkan nilai EC5o=155,925 ppm, Ekstrak metanol kulit balang Fagraea racemosa dengan nilai
ECso=131,976 PPm.
SU[,4MARY
FREE RADTCAL SCAVENGER (DppH) PROPERTTES OF METHANOLTC EXTRACTS OF
FAGRAEA BLUMEI, FAGRAEA FRAGRANS AND FAGRAEA RACEMOSA
The research of free radical scavenger properties of methanolic extracts of Fagraea blumei's rools,
stems, stem corlex ol Fagraea kagrans and Fagraea racemosa's stem corlex, roots was conduct-.d as a
further investigation ol Fagraea spp. which was reported that methanolic extract of Fagraea auriculata
and Fagraea ceilanica showed the free radical scavenging activities.
The methanol exkact obtained from successive extraction of samples with n-hexane, dichloromethane
and lhen methanol as solvenls. DPPH scavenging activity of methanolic extracts ol Fagraea blumei,
Fagraea fragnns and Fagraea ncemosa was delermined by TLC-DPPH method. ( 0,02 % DPPH in
Methanol as spray reagent)
Cuvefte assay of DPPH radical scavenging activily 50 (ECso), each sample 0,30 ml) was added to 2,70
ml DPPH solution (4,00 mg DPPH in 100 mlmethanol )in a disposable cuvette. The absorbance at 497,
517, 537 nm was then monitored at 30, 60 seconds. Th€ extracts concentmtion were 50;75;100;
150,200 ppm except extract of stem corlexol Fagnea frqnns was 15;30;50;60;75 ppm.
All methanolic extracts showed free radical scavenging activities (DPPH) by Tlc-autographic assay. The
lowest ECso (=44,902 ppm ) was in methanolic extract of stem @ ex ol Fagraea hagrans its mean that
the highest lree radical activity was in that extract, while the highest ECo (= 196,799 ppm) was in
methanolic extract ol tools of Fagraea umei.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar betakang masatah
Fogroeo spp merupakan jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di
hutan , baik sebagai tanaman hutan primer maupun sekunder terutama di
Katimantan, Sumatra dan Jawa. Turnbuhan ini masih betum banyak dikenal
luas oteh masyarakat. Kayunya sering digunakan sebagai papan, perkakas
rumah tangga dan tiang rumah. Secara tradisional daunnya digunakan
sebagai atas tidur bayi prematur, penyakit beri-beri, obat panas, dan obat
sakit kepata (Sangat, dkk., 2000; Saw, et.at. 1962).
Penelitan tentang Fagroeo spp tetah ditakukan antara lain
menunjukkan ekstrak metanol akar Fagraeo racemoso menunjukkan efek
vasoditator dan anatgesik. Hat ini disebabkan karena ekstrak tersebut
mengandung pinoresino[ yang merupakan senyawa Iignan (Okuyama,
et.at., 1995). Senyawa tersebut juga terdapat pada ekstrak metanot buah
zaitun yang telah terbukti sebagai antiradikal bebas (Robert, et.at., 2000).
Hasil penetitian ekstrak metanol batang Fogroea blumei yang
mengandung gtikosida iridoid dan ftavonoid memitiki aktivitas antiradikal
bebas dan senyawa tersebut juga terdapat pada daunnya (Cuendet, et.at.,
1997).
Penetitian yang latu terhadap fraksi metanol Fogroeo auriculoto dan
Fogroea ceilanico telah menunjukkan adanya aktivitas antiradikal bebas
DPPH pada keduanya dengan kekuatan yang berbeda (Fuad, 2003). Datam
uji taboratoris awat (observasi) yang ditakukan penetiti ternyata diperoteh
hasil bahwa fraksi diktormetan kedua tanaman tersebut juga menunjukkan
aktivitas antiradikat bebas DPPH.
Penyebaran ftavonoid mempunyai kecenderungan kuat bahwa
tanaman yang secara taksonomi berkaitan misatnya dari marga atau suku
yang sama akan menghasitkan senyawa yang jenisnya serupa (Markham,
'I 988). Sehingga memungkinkan f raksi diktormetan dan fraksi metanol
I
Fagroeo blumei, Fagrqgs racemosa, Fagroeo frogrons bersifat penangkap
radikal bebas DPPH.
Radikat bebas merupakan senyawa yang mengandung etektron yang
tidak berpasangan yang dapat bertindak sebagai akseptor etektron (Bast,
et.at., 1991 ). Radikat bebas sangat reaktif sehingga dapat merusak sel
yang disebabkan oteh peroksidasi tipid yang menyebabkan kerugian seperti
iskemia, arteroskterosis koroner, diabetes metitus, dan penuaan kutit
(Hiriguchi, et.at., 1995). Peroksidasi tipid adatah reaksi berantai yang
terus menerus menyediakan i-adikal bebas yang rnenentukan peroksidasi
setanjutnya (Robert, 1 990).
Antiradikal bebas adatah senyawa yang datam jumtah kecit
dibanding substrat mampu menunda atau menjaga terjadinya oksidasi dari
substrat yang mudah teroksidasi (Hatiwett, 1991 ).
Ftavonoid rnerupakan senyawa fenol yang terdapat pada semua
bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, bunga, buah dan biji
(Harborne, 1987). Beberapa tahun betakangan ditetiti kemampuan
flavonoid sebagai antioksidan dimana ftavonoid mempunyai kemampuan
untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai antiradikal
bebas (Giorgio, 2000).
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi integratif
terbaru tentang pemanfaatan bagian tanaman Fagroeo spp. sebagai bahan
yang mempunyai kemampuan aktivitas sebagai antiradikat bebas, sehingga
dapat menjadikan bahan pengembangan obat baru dan segata aspeknya
1.2. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan penetitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Adakah aktivitas anti radikal bebas DPPH ekstrak metanol
Fogroeo blumei, Fagraea rocemoso dan Fagroea fragron5 t
2. Berapakah besarnya nitai EC56 ekstrak metanot Fagraeo
blumei, Fagraeo racemoso dan Fagroeo fragrans ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . Tinjauan tentang Tanaman Fograea spp.
2.1.1. Klasifikasi tanaman (Backer, and Bakhuizen, 1965)
Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Ktas : Dicotyledonae
Bangsa : Apocynates
Suku : Logoniaceoe
Marga : Fagroea
2.1.2. Morfologi dan Penyebarannya (Saw, et.at., 1962)
Fogroeo blumei berupa pohon dan kadang epipitic, percabangan tebar,
perbungaan agak besar dengan bunga banyak, ketopak berbentuk lonceng,
mahkota bunga seperti kapal, buah besar dengan satu benjotan keras, daun
obovatus (butat telur terbatik) dengan tutang daun yang besar.
Tanaman ini banyak tumbuh di lahan basah yang terkena sinar
matahari terutama di hutan primer dan sekunder pada atiran sungai, dengan
ketinggian 1200 - 1800 m di daerah Jawa, Sumatera dan Katimantan.
Tanaman ini tumbuh pada tempat yang terkena sinar matahari di
daerah berawa hingga tahan kering dengan ketinggian 0-2000 m.
Fogroea racemoso merupakan tumbuhan perdu atau pohon dengan
tinggi antara 2-10 m bahkan sampai'16 m.
Tandman ini banyak terdapat di Birma, lndocina, Mataysia, Sumatera,
Jawa, Ba(i, Katimantan dan Hatmahera. Biasanya tumbuh di hutan primer dan
sekunder pada ketinggian 0-2000 m, padang alang-atang.
Fograea fragrans merupakan pohon walaupun kadang-kadang perdu
dengan tinggi 8-25 m bahkan 55 m dan diameternya sampai 2,5 m.
Tanaman ini banyak terdapat di Birma, lndocina, Mataysia, Fitipina,
Sutawesi, Jawa, Katimantan dan Guinea Baru. Biasanya tumbuh di hutan
3
pimer dan sekunder pada ketinggian 0-800 m, sepanjang pantai (di
tataysia).
2.1.3. Kegunaan (Saw, et.at., 1962)
Oteh masyarakat di daerah Sumatra, Jawa, Katimantan, Matay
Feninsuta dan Fitipina daun Fagraea blumei digunakan secara tradisionat
sebagai obat panas dan sakit kepata sedangkan getah buah sebagai tem untuk
menangkap bui'ung.
Kayu Fagroeo rocemoso digunakan untuk papan. Dekocta dari daun,
akar, batang Fogroea racemoso dapat digunakan untuk tonik di daerah
}lataya, sedangkan di Fitipina kayu dan bunga digunakan sebagai antidotum
gigitan utar.
Kayu Fagraea fragrans amat dikenat sebagai bahan untuk konstruksi
rumah dan jembatan dan bahkan untuk perahu bagi netayan. Dekokta dari
kutit kayunya digunakan sebagai obat panas datam kasus mataria dan pada
perdaraha faeces datam kasus disentri (Kedah-Mataysia).
2.1.4. Kandungan Kimia
Penelitian menyebutkan bahwa terkandung senyawa iridoid gtikosida
(btumeosida A, blumeosida B, btumeosida C dan btumeosida D) dan ftavonoid
C-gtikosida datam ekstrak metanot kutit batang Fagroeo blumei. (Cuendet,
et.at., 1999)
lsotasi terhadap akar Fograeo racemosa Jack ex Wa[t. dan berhasil
mengisotasi senyawa lignan (+ )-pinoresinot, (+)-epipinoresinot, (*)-
lariciresinol dan (+ )-isolariciresinot) dan senyawa fenol (syringatdehyde dan
7,8 dihydro-7-oxy coniferyl atcohol) (Okuyama, et.at., 1995).
-
4
2.2. Tinjauan tentang Radikal Bebas
Radika[ bebas didefinisikan sebagai spesies yang keberadannya bebas
dan mempunyai satu atau lebih etektron tidak berpasangan, karena
etektronnya sendirian radikal bebas menjadi lebih reaktif dari non radikal
dan cenderung untuk mencari etektron guna membentuk pasangannya.
Pembentukan radikal bebas yang terdiri tiga tahap, yaitu: (Hattiwet,
1991 )
a. Tahap inisiasi/tahap pembentukan rantai.
lnisiator radikat bebas R'
Pada tahap ini senyawa organik normat, yaitu inisiator berubah menjadi
partikel radika[ bebas aktif. Selain itu senyawa tain yang tebih tabit
misatnya peroksida, mudah pecah menjadi radikal bebas.
b. Tahap propagasi/ perpanjangan rantai.
R+02 Roz'
RO2' + ft|-1 ROOH + R'
Tahap ini merupakan tahap reaksi rantai yang sebenarnya. Pada tahap ini
radikal bebas R dapat bereaksi dengan satu moteku[ oksigen membentuk
radikal baru RO2, ]ang dinamakan radikal peroksida.
c. Tahap terminasi / pengakhiran rantai.
RO2'+ ftQr'
RO2' + ft'R'+ R'
Pada reaksi terakhir ini tejadi bita dua radikal bebas bertemu sehingga
keduanya bergabung dan membentuk ikatan kovaten dengan dua elektron
milik bersama dan menyebabkan motekut tersebut tidak reaktif tagi.
5
2.3. Tinjauan tentang Antiradikal Bebas
Antiradikal bebas adatah bahan yang datam kadar rendah dapat
mencegah terjadinya oksidasi dari substrat yang mudah teroksidasi. Secara
normat didalam tubuh terdapat antiradikat bebas seperti GPx (gtutation
peroksidase), SOD (superoksid d'ismutase), tetapi bita keseimbangan sistem
datam tubuh terganggu maka pertu penambalran antiradikal bebas dari luar
guna menanggutangi timbutnya keadaan patotogis. (Hattiwet, 1991 )
Menurut cara kerjanya antiradikal bebas dibagi menjadi tiga, yaitu: (1)
Antioksigen, bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal bebas, sehingga
periode induksi reaksi oksidasi diperpanjang. Contohnya: vitamin E, tanpa
adanya oksigen vitamin E stabil terhadap panas dan atkati, tetapi dengan
adanya oksigen, vitamin E akan teroksidasi secara pertahan dan dipercepat
dengan adanya garam besi dan perak, yang lambat laun akan terurai jika
terkena cahaya. (2) Bahan pereduksi, bahan yang mempunyai potensiat
oksidasi lebih rendah dari potensiat bahan yang ditindungi sehingga dapat
mencegah terjadinya oksidasi. Contohnya vitamin C, stabil pada udara kering
tetapi cepat teroksidasi jika datam bentuk tarutan dengan adanya udara. (3)
Antiradikat bebas sinergis, bahan yang dapat mempunyai efek antiradikal
bebas yang kecit, tetapi dapat menambah kemampuan antiradikal bebas yang
tain dengan jatan bereaksi dengan ion logam berat yang berfungsi sebagai
katatisator reaksi oksida.
2.4. Tinjauan tentang Diphenit Pikril Hidrazil ( DPPH )
DPPH ( ClsHl2NsOe )serbuk berwarna hijau BM = 394,33 sebagai radikal
bebas yang larut datam metanol , atkohot. Bita senyawa tersebut ditarutkan
dalam metanol atau atkohol akan berwarna ungu dan apabita bereaksi
dengan antiradikaI maka warna [arutan akan memucat. Perubahan ini
diamati pada panjang getombang 517 nm menggunakan spektrofotometer.
6
Reaksi yang terjadi berjatan dengan kecepatan tertentu sesuai persamaan
berikut:
Gambar 1. Reaksi penangkapan radikal H. oteh DPPH.
DFENIL EKRI.TIIORA ZL RATI(AL( LARUTAN ETAI.IOL tit{Gu iGP.AH 517 nm )
INH
I
NI
N.
rlV
No.No.
DIFEITPXRI.T{DRAZL RADfiAL( KRISTAL )
ozN-o ----.' oz\-oR .H DfEt'rLPrKRt- roRAzlr
PE)'TANGKAP RAD|(AL BEBAS RH
7
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
3.1 .1 . Tujuan umum
Penetitian Pemanfaatan Fagraea spp. sebagai bahan yang mempunyai
aktivitas sebagai Anti-Radikat Bebas DPPH ( free radical scovenger l.
3.1.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui aktivitas anti-radikal bebas DPPH ekstrak metanot
Fograea blumei, Fogroeo fragrons, Fagraea racemosa.
2. Menentukan besarnya nilai ECso ekstrak metanol Fograea
blumei, Fograea racemoso, Fagraea fragrans.
3.2. Manfaat Penelitian
Memberikan data itmiah bahwa tanaman Fograea blumei, Fagroea
frogrons dan Fogroea rocemoso mempunyai aktivitas anti-radikal
bebas DPPH.
3.3. Hipotesis
Ekstrak metanol Fograea blumei, Fograeo fragrans dan Fagraeo
racemoso mempunyai aktifitas anti-radikaI bebas DPPH.
8
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Bahan yang digunakan
4.1.1. Bahan uji'1 . Serbuk simptisia batang dan akar Fograeo blumei hutan raya Cangar
Matang (Jatim) 1200m dpt diambit pada butan Februari 2001 .
2. Serbuk simptisia kutit batang dan akar Fagraea rocemosa, diambiI pada
bulan Mei 2001 dan kutit batang Fagraea frograns. diambit pada butan
Aprit 2002 dari kawasan hutan Samarinda (Kattim) 300m dpt.
4.1.2. Bahan Kimia
. Godin A dan B
. DPPH SlGMAt"
. Diktorometana p.a.
. n-Heksana p.a.
. Metanol p.a.
. Metanol redistitasi
. Sitika get GF25a
4.2. Alat yang digunakan
o Atat-atat gelas
. Vacuum Rotavapour R-l14
Brand Transverpette
. Chamber
. Mikrokapiter
. Perkolator
. Shimadzu doubte monochromator recording Spectrofotometer UV-Vis
365
. Timbangan analitik
9
4.3. Kerangka Operasional Penetitian
r-. Ekstraksi Heksan
l'
Ekstraksi DCM
Ampas
IEkstraksi Metanol
Ampas
: Skrinninq Fitokimia dan KLT-Autoqrafi
Bahan Tanaman
@ Ekstrak Heksan
Ekstrak DCM
Ekstrak Metanol
Uii Aktivitas Anti Radikal Bebas DPPH
l0
4.4. Prosedur
4.4.1. Ekstraksi Simolisia Fagraea spp.
Serbuk simptisia ditimbang 125 g, ditakukan 3 kati maserasi masing-
masing setama 24 jam dengan petarut n-heksan, ampas dianginkan-anginkan
sampai kering. Setetah kering ditakukan 3 kati maserasi masing-masing
setama 24 jam dengan petarut diktorometana. Setetah dikeringkan utangi
maserasi dengan Metanot. Fittrat disaring dan masing-masing fraksi untuk
dirotavapour. Datam penetitian ini hanya fraksi metano[ yang digunakan
sebagai bahan uji.
4.4.2. Skrinning Fitokimia dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)- Autografi.
Larutan uji dengan konsentrasi 10.000 ppm ditotolkan sebanyak 4pt
pada ptate sitika get GF25a. Ptate dietusi menggunakan etuen yang sesuai.
Setelah etuasi setesai, ptate diangkat dan keringkan.
Amati penampakan spot di bawah UV, ptate disemprot dengan larutan
DPPH 0,004% dalam metanot. Masing-masing ekstrak ditototkan sebanyak 4O
pg. Aktivitas teramati sebagai spot yang berwarna putih pucat sampai
kekuningan dengan latar betakang ungu.
Setelah warna ungu hitang, ptate disemprot dengan pereaksi Godin.
4.4.3. Pengujian Aktivitas AntiradikaI Bebas DPPH secara Spektro-
fotometri
Tambahkan 300 p[ tarutan sampel dengan larutan DPPH ad 3,0 ml
kemudian ditihat absorban pada 3 panjang getombang. Hitung persen
peredaman absorbansi untuk 5 konsentrasi. Absorbansi diamati pada panjang
getombang 497; 517 dan 537 nm pada masing-masing ekstrak dan diamati
pada rentang waktu 5 sampai 60 menit. Konsentrasi yang digunakan adalah
50-200 ppm. Aktivitas terukur sebagai EC-5s Gfective concentration) yang
dipertukan untuk meredam absorbansi hingga 50%.
n
I
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Ekstraksi Simplisia Fagraea spp.
Bahan uji adatah fraksi metano[ bagian tanaman Fagraea blumei,
Fograeo iocemosa dan Fograea frcgrons yang diperoteh dengan ekstraksi
berkelanjutan dengan metode maserasi menggunakan petarut berturut-turut n-
heksan, diktorometana, dan metanot. Dengan metode ini, diharapkan akan
diperoteh senyawa-senyawa potar yang hanya tersari ciengan metanol, sehingga
hasit uji menggambarkan aktivitas yang diberikan oteh senyawa-senyawa polar
tersebut. Persentase hasil ekstraksi masing-masing dapat ditihat pada tabel 1.
Tabel 1 . Persentase Hasil Ektraksi Bagian Tanaman Fagroea spp.
SimptisiaPersentase Hasit % (b/b)
ekstrakn-Heksan
ekstrakDiklorometana
ektrakMetanol
Akar Fogroeo blumei 1 8 2,4 514
Batang Fagraea blumei 0,5 0,4 0,6Akar Fogroea racemoso 1,07 0,27 0 6
Kutit Batang Fograeo racemoso 3,7 1 7 3,7Kutit Batang Fagroeo fragrans 0,4 1 2 13
5.2. Hasil Skrinning Fitokimia dan Krotamografi Lapis Tipis (KLT)- Autografi
Pada penetitian ini skrining Fitokimia dan KlT-Autografi dimaksudkan
untuk mengetahui profit KLT masing-masing fraksi metano[ dan apakah
komponen-komponen fraksi tersebut, mempunyai aktivitas antiradikal bebas
DPPH, dengan menyemprotkan larutan DPPH 0,02 % pada plate KLT hasil etuasi
dengan etuen yang sesuai. Aktivitas ant'iradikal DPPH ditandai dengan adanya
pemucatan (bleching) pada spot-spot tertentu dengan tatar belakang ungu.
Dibuat larutan fraksi dalam metanol dengan konsentrasi kurang lebih
sama (10.000 ppm), kemudian masing-masing larutan ditototkan 4,0 pt. Jumtah
penotolan dibuat sekecil mungkin (t a0 pg) supaya terjadi pemisahan antar
komponen fraksi yang sempurna sehingga spot peredaman warna DPPH yang
dihasilkan murni aktivitas komponen tersebut.
t2
l
-.-
Ei';-..'T.io.'t.
Keterangan :
SMFb = Fraki ,lr,etanol Batang FagraedbluneiSMFf = Fraksi metanol Kulit BatangFagraea f'agransSMFr = Fraksi metanol Kulit BatangFagraea rocemosa
Gambar 2. Hasil KLT-Autografi ektrak metanol Fagroea spp. pada ptate Sitikaget GFzs< dengan etuen CHCI:-MeOH-Air (75:25:1) setetahdisemprot dengan Godin.
4t*tt(
,C)
l>* '
tc2a
( tC1
a)) Keterangan :
SMFb = Fraki metar,ol Batalg FagroeobluneiSMFf= Fraksi metanol Kulit BatangFagraea fragransSMFr = Fraksi metanol Kulit BatangFagraea rocemosa
t,)(
SMFr
Gambar3. Hasil KLT-Autografi fraksi metanol Fogroea spp. pada ptate Sitikaget GF25a dengan etuen CHCI:-MeOH-Air (75:,25:.11 5 menit setetahdisemprot dengan larutan DPPH 0,02% datam MeOH.
JI
I
I
i
I
Ii
I
i
i
5.3. Hasil Pemeriksaan Aktivitas Anti-Radikat Bebas DPPH secara
Spektrofotometri
Pemeriksaan aktivitas anti radikal bebas DPPH secara spektrofotometri
ditakukan dengan mereaksikan fraksi dengan [arutan DPPH 0,004 %. Aktivitas
diukur dengan menghitung jumtah pengurangan intensitas warna ungu DPPH.
Peredaman tersebut dihasitkan oteh bereaksinya motekul Difenil Pikrit HidraziI
(DPPH) dengan atom Hidrogen yang ditepaskan satu molekul komponen bahan
uji sehingga terbentuk senyawa Difenit Pikrit Hidrazin yang berwarna kuning.
t4
Seperti yang ditunjukkan gambar 2. profit KLT antar fraksi metano[
Fagroeo spp. tampak berbeda, baik dengan pemayaran UV maupun dengan
penyemprotan Godin. Sebagian besar komponen fraksi metanol batang Fogroeo
blurnei hanya terdeteksi dengan Godin, sedangkan dengan UV25a (spot datam
lingkaran) hanya komponen pada R;=0,5. Fraksi metanol kutit batang Fagraea
frograns mengandung komponen dengan spot-spot berfluorosensi biru pada
UV365 (spot datam tanda kurung), spot dengan R/=0,5 dan 0,1 tampak dominan
dengan Godin. Fraksi metanol kutit batang Fagroeo racemosa mengandung
komponen-komponen yang terdeteksi baik dengan Godin maupun pemayaran
UV25a (spot datam tingkaran), dengan spot dominan pada Ry"<0,5 dan R/=0,8
dengan UV355.
Pada gambar 3. menunjukkan bahwa komponen fraksi metanot kulit
batang Fograeo fragrons dengan segera dapat memberikan peredaman
terhadap warna DPPH, pemucatan dominan pada spot dengan R;<0,5.
Sedangkan komponen fraksi metanol batang Fogroeo ouriculato, hanya spot
dengan harga R60,3 dan R/=0,7 saja yang memberikan peredaman, demikian
juga dengan fraksi metanot kutit batang Fogroea recemosa, spot dengan
Ry=0,6.
Pada pemeriksaan selanjutnya akan diketahui tebih jetas perbedaan
aktivitas dan peningkatan aktivitas dari komponen-komponen yang terkandung
dalam fraksi metanol Fagraea spp.
:-
Pemeriksaan dilakukan secara spektrofotometri dengan mengukur
absorbansi DPPH pada panjang gelombang 517120 nm. Persen peredaman
dihitung dengan pengurangan absorbansi hitung DPPH btanko dengan
absorbansi hitung bahan uji.
Pemeriksaan diawati dengan percobaan mencari konsentrasi aktif. Pada
konsentrasi 500 ppm, ternyata fraksi dengan segera memberikan peredaman
sehingga konsentrasi percobaan diturunkan sampai 200 ppm. Rentang
konsentrasi percobaan harus menggambarkan konsentrasi efektif, artinya pada
rentang konsentrasi tersebut memberikan korelasi yang linear dengan aktivitas
sampai 50 % atau berkisar antara 30 - 70 % sehingga EC5s (Konsentrasi Efektif
50) dapat ditentukan dengan interpotasi aktivitas 50% pada persamaan kurva.
--*- SCM Ff --€- gvl Fb ---O- RM Fb --+- SCM Fr ---A- RM Fr
Keterangan:
SCMFf: Fraksi metanol kulit batang F.fiaglarsSMFb : Fraksi metanol batang F.biume,RMFb : Fraksi metanol aka( F.bluneiSCMFr : Fraksi metanol kulit batang Fracemosa
RMFr : Fraksi metanol akat F.racemosa
Gambar 4. Profil Aktivitas Anti-Radikal Bebas DPPH dari Fraksi Metanol Fagraea spppada 30 menit.
I
l5
I
:
--a- RM Fb--*-- scM Ft --€F sM Fb --+- SCM Fr ,1-- RM F.
Keterangan :
SCMFf: Fraksi metanol kulit batang F.f/agransSMFb : Fraksr metanol balang F b/urneiRMFb : Fraksi metan ol akat F.blumeiSCMFr : Fraksi metanol kulit batang F.racemosaRMFr : Fraksi metanol akar F.ncemosa
Gambar 5. Profil Aktivitas Anti-Radikal Bebas DPPH dari Fraksi Metanol Fagraea spp.pada 60 menit.
t6
L
Pada gambar 4. ditunjukkan bahwa setetah 30 menit aktivitas anti-
radikat bebas yang kuat diberikan oteh ekstrak metanol kutit batang Fogroeo
frograns, yang mana sampai dengan konsentrasi percobaan 50 ppm ekstrak ini
memberikan peningkatan aktivitas yang besar. Sedangkan ekstrak metano[
batang dan akar Fograea blumei dan ekstrak metanot kutit batang dan akar
Fograeo rocemosa tidak memberikan peningkatan aktivitas sekuat Fogroea
fragrons, meskipun konsentrasi percobaan dibuat sampai 200 ppm.
Setetah 60 menit dicapai profi[ aktivitas sebagaimana dapat ditihat pada
gambar 5. masing-masing ekstrak secara retatif tidak menunjukkan adanya
perbedaan bita dibandingkan dengan profil aktivitas setetah 30 menit, yang
mana ekstrak metanot kutit batang Fogroeo frogrons memberikan peningkatan
aktivitas yang tertinggi jika dibandingkan dengan ekstrak [ainnya. Peningkatan
aktivitas anti-radikal bebas antara 30 menit dengan 60 menit yang tertinggi
hanya ditunjukkan oteh ekstrak metanol akar Fagraea racemoso .
Harga konsentrasi efektif (ECso) masing-masing ekstrak seperti tertera
pada tabel 2. diperoteh dengan interpotasi aktivitas 50% pada persamaan
regresi antara aktivitas vs. konsentrasi.
Tabel 2. Persamaan Regresi dan ECso Ekstrak metanol Bagian tanaman Fq aea s
Dari harga ECso dapat diinterpretasikan bahwa ekstrak metanol kutit
batang Fagroeo fragrans mempunyai aktivitas antiradikat bebas DPPH yang
pating tinggi daripada ekstrak metanol Fagroea blumei dan Fagroeo rocemoso,
dengan harga EC5s=44,992 ppm pada 60 menit. Ekstrak metano[ akar Fogroea
blumei mempunyai aktivitas pating rendah dengan harga EC5s=196,799 ppm
pada 60 menit. Sedangkan ekstrak metanot batang Fogroe o blumei pada 60
menit mempunyai harga EC5s=155,9rt ppm, ekstrak metanol akar Fagroeo
rocemoso dengan harga EC5o=195,370 ppm, dan ekstrak metanot kutit batang
Ekstrok 30 menit r EC:o 60 menit r EC>o
SCMFf 53.957y=0.7989x+6.8939 0.9684 y=0.9618x+6.8131 o.975 r 44.902
SMFb \ =O.l24lx+25.234 0.9735 l9 9.565 y = O.167lx + 23.945 o.9900 15 5.92 5
RMFb y=0.174x+10.441 0.9945 227.351 L96.799
SClviFr v = 0.2248x + 13.864 o.9957 160.747
y=O.2OO9X+ 10.463
y = O.2627x + 1,5.33
o.9942
0.9990 l3 r.976
RMFr o.9902 329.404y=O.l3l5x+6.6829 y = O.2379x + 3.5205 0.9936 195.374
t7
Fograeo racemosa dengan harga EC56=131 ,9rU ppm. Perbedaan akan lebih
jetas tertihat pada gambar 6.
Gambar 6. Histogram EC5e ekstrak metanol Fagraea spp. pada 60 menit
S SCMFf SM Fb
E
t!'d
x
56o
ass
.Fo
'ros
.6s
""'6s
SCMFr RM Fr
El 30 menit tr 60 menat
Keterangan :
SCMFf : Ekskak metanol kulit batang F.fragrans
SirFb :Ekstrak metanol batang F.blurnei
RMFb : Ekstrak metanol akat F.blumeiSCMFr : Ekstrak metanol kulit batang F.racemosa
RMFr : Ekstrak metanol akar F.racemosa
Perbedaan aktivitas antara ekstrak metanol kutit batang Fagroeo
fragrons dengan ekstrak metanot Fograea lainnya, dapat terjadi karena
komponen-komponen ekstrak metanot kutit batang Fagraea fragrans lebih
banyak yang aktif terhadap DPPH, setaras dengan hasil KlT-Autografi.
Dengan demikian diperoteh beberapa hal sebagai berikut :
a. Ada kemungkinan bahwa datam komponen ekstrak metanol kutit batang
Fagraea fragrons tebih banyak yang potensia[ sebagai antiradikal bebas
DPPH, sehingga memungkinkan untuk ditakukan penelitian tebih tanjut,
metiputi isotasi senyawa aktif dan uji aktivitas senyawa-senyawa
tersebut.
b. Ada kemungkinan terjadi interaksi antar komponen yang mempengaruhi
aktivitas, baik itu meningkatkan aktivitas maupun menurunkan aktivitas
antiradikat bebas DPPH, sehingga hasiI EC:o di sini, betum dapat
menggambarkan aktivitas masing-masing senyawa aktif.
RM Fb
Frakd
329.41
160.75
r 3r.98
95.196.80199.56
r55.92
9644.90
l8
Memperhatikan data diatas dan dihubungkan dengan masih banyaknya
spesies Fagraea yang betum ditetiti, maka kemungkinan Fagraea spp. yang
lain juga mempunyai aktivitas antiradikal bebas-DPPH. Disadari bahwa
aktivitas ekstrak yang ditetiti berasa[ dari senyawa yang dikandungnya, maka
upaya isotasi kandungan kimia untuk mengetahui komponen aktif akan
memberikan informasi yang tebih lengkap bagi penetitian yang tetah
ditakukan.
I9
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan:
1. Ekstrak metanol kutit batang Fagroea frograns, ekstrak metanol kutit
batang dan akar Fograeo rocemoso dan ekstrak metano[ batang dan
akar Fogroea blurnei menunjukkan aktivitas anti radikal bebas DPPH.
2. Nitai ECso Ekstrak metanol kutit batang Fagroea frogrons
mengindikasikan aktivitas antiradikat bebas DPPH yang tebih tinggi
daripada Ekstrak metanol lainnya yaitu dengan nitai ECss=43,962 tr*pada 60 menit. Ekstrak metanol akar Fagroea blumei mempunyai
aktivitas pating rendah yaitu dengan nitai EC5o=196,799 ppm pada 60
menit, tidak berbeda jauh dengan ekstrak metanol akar Fagroeo
racemosa dengan nitai EC56=195,370 ppm. Sedangkan Ekstrak metanol
balang Fagraea blumei pada 60 menit menunjukkan nitai ECro=l55,925
ppm, Ekstrak metano[ kulit batang Fagraeo racemoso dengan nitai
ECse=131,976 OOn.,.
Saran:
1. Pertu dilakukan pengujian yang sama terhadap Fagroea spp. lainnya.
2. Pertu ditakukan isotasi kandungan senyawa aktif pada ekstrak metanol
Fagroea fragrans, Fogroea rocemoso dan Fograeo blumei.
20
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Fuad Hafid, 2002, Penetitian ekstrak metanot Fogroea ouriculata danFagroeo ceilonico datam kaitan aktivitas antiradical bebas, PenelitianDIK Suplemen, Lembaga Penetitian Unair.
Bast, Aalt, 1991, Oksidant and Antioksidan : State of The Art, The AmericanJournal of Medicine, Preceeding of A Symposium Oxicant andAntioksidant : Patophysiologic Determinants and Therapeutic Agents,p.25,30.
Cuendet, M. Hostettmann, K., Potterat,0., Dyatmiko, W.,1997 , lridoid Gtucosideswith Free RadicaI Scavenging Properties from Fagroeo blumei,Helvetica Chimica Acta vot 80; p. 1144 - 1157
Giorgio, P., 2000, ftavonoid as Antioxidants, Journal National Product, 63:1035-1042
Hatiwett, 8., 1991 , Reactive Oxigent Spesies ln Living System : SourceBiochemistry and rote in Human Disease , The American Journal ofMedicine, Proceedings of A Symposium Oxidant and Antioxidants' :
Patophysiologic Determinants and Therapeutic Agents, pp. 3,12,70.
Harborne, J.8., 1987, Metode Fitokimia : Penuntun cara modernmenganalisis tumbuhan ( terjemahan ) , Penerbit lTB, Bandung , hal 58- 60, 128, 134
Hiriguchi, H., Saito, T., Okamura, N., Yagi, A., 1995, lnhibition of Lipid Peroxidationand Superoxide Generation By Diterpenoid From Rosomorinusofficinalis, Planta Medica, 61 : 333-336.
Markham, K. R., 1988 , Cara Mengidentifikasi Flavonoid ( terjemahan ),Penerbit lTB, Bandung, hat 13
Okuyama, E., Suzumura K., Yamazaki, M., 1995, Pharmacotogicatty ActiveComponents of Topodon Puok (Fagroeo racemosol, a Medicinal Ptantfrom Borneo, Chemical Pharmaceutical Bulletin 43:2200 - 7204
Pine, Stantey, 1988, Kimia Organik ( terjemahan ), jitid lV, Penerbit lTB,Bandung, hat 955.
Robert, K. M., 1990, Harper's Biochemistry, 20th edition, Pretice Hattlnternationat lnc, USA, pp 138,139,228.
Robert , W., 2000, ldentification of Lignans as Major Components in thePhenotic Fraction of Otive Oi[, Clinical Chemistry , 46:976 - 988 .
2t
Backer, C.A and Bakhuizen Van Der Brink, B. C., 1965, Flora of Java ,
N.V.P Noor dhoff, Groningen, The Netherlands, Vot ll hat 210 .
I
Sangat, H., 2000, Kamus Penyakit dan Tumbuhan Obat lndonesia(Etnofitomedika I ), Pustaka Poputer Obor, Jakarta hat 143 , 150'
Saw , L. G.,1962, Flora Malesiana , Mataysia hat 312, 323, 328.
22
-