aktiva produktif bank
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
1/12
AKTIVA PRODUKTIF BANK SYARIAH
Pengertian Aktiva Produktif
Untuk lebih memahami konsep aktiva produkrif, maka pada bagaian ini terlebih
dahulu akan dikupas mengenai aktiva dan prinsip-prinsipnya. Hal ini untuk memudahkan
dalam memahami aktiva produktif dalam pembahasan selanjutnya. Aktiva diartikan sebagai
jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan
menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah
pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang
dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu[1]. Aktiva
juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikanoleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu
(Marianus Sinaga, 1997)
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada bagian kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat ekonomi masa depan yang terwujud
dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik
langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut
dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional
perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas
atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya
akibat penggunaan proses produksi alternatif[2]. Sesuai dengan namanya aktifa produktif
(earning assets) adalah aktiva yang menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.
Aktiva Produktif Pada Bank Syariah
Sama halnya dengan perbankan konvensional, keberlangsungan usaha bank syariah
sangat dipengaruhi oleh kualitas penanaman dana (aktiva produktif) yang dilakukan. Dalam
perbankan syariah, yang dimaksud dengan aktiva produktif adalah penanaman dana bank
syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk[3]:
1. Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan
atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.
http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn1 -
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
2/12
2. Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad
murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.
3. Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam
yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam
jangka waktu tertentu.
4. Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang
lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi
syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip
syariah.
5. Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank
perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau
tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang
diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk
penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
6. Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam bentuk
surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi
transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki
atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
7. Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan
nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap)
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam
bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau
jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham
pada perusahaan nasabah.
8. Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet)
berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen),
irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.
-
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
3/12
9. Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.
Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar
pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan pengembangan usaha
yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah maka kualitas aktiva
produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan
menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sector ekonomi, sektro industri maupun
wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan sector industri manufaktur,
sekian persen untuk perdagangan dan sekian untuk penyertaan.
Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya denganmemperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif
perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank tersebut[4].
Pengelompokan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Syariah
1. Pembiayaan
Sama halnya dengan kredit pada perbankan konvensional, kualitas pembiayaan pada
bank syariah digolongkan menjadi 4 golongan yaitu, lancar, kurang lancar, diragukan dan
macet.
Beberapa ketentuan dalam kualitas pembiayaan:
1. Penilaian terhadap kualitas pembiayaan yang dilakukan berdasarkan kemampuanmembayar mengacu pada ketetapan pembayaran angsuran pokok dan ataru
pencapaian rasio antara realisasi pendapatan (RP) dan proyeksi pendapatan (PP).
2. Proyeksi pendapatan dihitung berdasarkan pada analisis kelayakan usaha dan arus kasmasuk nasabah selama jangka waktu pembiayaan.3. Banks syariah dapat mengubah proyeksi pendapatan berdasarkan kesepakatan dengan
nasabah sepanjang terdapat perubahan atas kondisi ekonomi makro, pasar dan politik
yang mempengaruhi usaha nasabah.
4. Bank Syariah wajib mencantumkan proyeksi pendapatan dan perubahannya dalamperjanjian pembiayaan antara bank syariah dengan nasabah dan harus terdokumentasi
secara lengkap.
5. pembayaran angsuran pokok pembiayaan dapat diangsur selama jangka waktupembiayaan sesuai dengan kesepakatan antara bank syariah dengan nasabah.
6. jika jangka waktu pembiayaan lebih dari 1 tahun, pembayaran angsuran pokokpembiayaan wajib diangsur secara berkala sesuai dengan proyeksi arus kas masuk(cash inflow) usaha bank.
http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4 -
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
4/12
7. pembayaran angsuran pokok wajib dicantumkan dalam perjanjian pembiayaan antarabank syariah dengan nasabah dan harus terdokumentasi secara lengkap.
2. Piutang
Untuk kualitas piutang dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu lancar, dalam
perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.
Beberapa ketentuan mengenai kualitas piutang dan qardh:
1. Dalam hal nasabah bank syariah memiliki beberapa rekening pembiayaan, piuang danatau qardh dengan kualitas yang berbeda, maka kulitas rekening secara keseluruhan
dinilai mengikuti kualitas yang terburuk.
2. Kualitas setiap rekening pembiayaan, piutang dan atau qardh dapat dikembalikanmenjadi kulitas yang sebenarnya sepanjang terdapat bukti-bukti dan dokumentasiyang cukup untuk menyatakan kepastian pemenuhan dan kelancaaran pembayaran
dari nasabah yang dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dan
kemampuan membayar.
3. Dalam hal kualitas yang terburuk adalah rekening piutang dan atau qardh dengankualitas dlaam perhatian khusus maka kualitas rekening dinilai secara masing-masing.
Surat Berharga Syariah
Untuk kualitas surat berharga syariah digolongkan menjadi 2 golongan yaitu:
A. Lancar, yang digolongkan kedalam surat berharga syariah lancar adalah :
1) Surat utang pemerintah
2) Surat berharga pasar uang syariah yang belum jatuh tempo
3) Surat berharga komersial yang sesuai dengan prinsip syariah dan belum jatuh
tempo dangan peringkat IdA1, IdA2, IdA3, IdA4 sebagaimana ditetapkan oleh PT.Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO) atau yang setingkat dengan itu dari
lembaga pemerintah yang memiliki reputasi baik dan dikenal luas oleh masyarakat.
4) Obligasi berdasarkan prinsip syariah yang dicatat dan diperdagangkan di
pasar modal serta belum jatuh waktu dengan realisasi pendapatan berupa bagi
hasil/margin/fee sesuai dengan jumlah dan waktu yang disepakati.
-
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
5/12
5) Sertifikat reksadana berdasarkan prinsip syariah yang memeiliki nilai aktiva
bersih lebih besar dari pada nilai investasi awal, memiliki likuiditas yang tinggi dan
tingkat resiko yang rendah.
6) Surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah antara lain medium term
note dan atau surat berharga yang diterbitkan lembaga keuangan yang tergabung
dalam pasar keuangan Islam International atau Islamic Development Bank yang
mempunyai prospek pengembalian serta mengikuti ketentuan untuk surat berharga
komersial atau obligasi.
1. Macet, surat berharga yang digolongkan dalam golongan macet adalah surat berhargayang tidak memenuhi criteria sebagaimana yang dimaksud dalam golongan lancer.
Untuk kategori surat berharga ini, penulis tidak menjelaskan lagi dalam bentuk tablekarena dari penjelasan diatas sudah dapat dipahami.
Penempatan
Kualitas penempatan dimulai berdasarkan pada ketepatan pembayaran angsuran
pokok dan atau rasio pencapaian antara realisasi pendapatan dengan proyeksi pendapatan.
Untuk kualitas penempatan, digolongkan menjadi 4 golongan yaitu lancar, kurang lancar,
diragukan dan macet.
Penyertaan Modal
A. Penyertaan modal dengan pangsa bank syariah kurang dari 20% wajib dicatat dengan
metode biaya (cost method), kualitas penyertaan modal digolongkan atas :
1) Lancar, penyertaan modal digolongkan lancer jika berdasarkan laporan keuangan
tahun buku terakhir yang telah diaudit perusahaan tempat bank syariah
melakukan penyertaan memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian kumulatif.
2) Kurang lancar, penyertaan modal digolongkan kurang lancar jika berdasarkan
laporan keuangan tahun buku terakhir yang telah diaudit perusahaan tempat bank
-
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
6/12
syariah melakukan penyertaan mengalami kerugian sampai dengan 25% dari
modal perusahaan.
3) Diragukan, penyertaan modal digolongkan diragukan jika berdasarkan laporan
keuangan tahun buku terakhir yan getelah diaudit perusahaan tempat bank syariah
melakukan penyertaan mengalami kerugian lebih dari 25% sampai dengan 50%
dari modal perusahaan.
4) Macet, penyertaan modal digolongkan macet jika berdasarkan laporan keuangan
tahun buku terakhir yang telah daudit perusahaan tempat bank syariah melakukan
penyertaan mengalami kerugaian lebih dari 50% dari modal perusahaan.
B. Penyertaan modal dengan pangsa bank syariah 20% atau lebih wajib dicatat dengan
metode ekuitas (equity method) dan digolongkan lancar.
Penyertaan Modal Sementara
Kualitas penyertaan modal sementara dinilai berdasarkan jangka waktu
penyertaan yang ditetpakan dalma ketentuan yang berlaku dan kemungkinan penjualan
penyertaan modal sementara dalam jangka waktu tersebut. Kualitas penyertaan modal
sementara digolongkan dalam 4 golongan yaitu:
A. Lancar, dogolongkan lancer jika belum melebihi jangka waktu 1 tahun
B. Kurang lancer, digolongkan kurang lancer jika telah melebihi jangka waktu 1 tahun
namun belum melebihi jangka watu 4 tahun
C. Diragukan, digolongkan dlam diragukan jika telah melebihi jangka waktu 4 tahun dan
belum melebihi 5 tahun
D. Macet, digolongkan macet jika penyertaan modal sementara belum ditarik kembali
walaupun perusahaan nasabah telah memiliki laba kumulatif.
Kualitas penyertaan modal sementara dapat diturunkan oleh Bank Indonesia jika
terdapat bukti yang memadai bahwa:
-
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
7/12
1. Penjualan penyertaan modal sementara diperkirakan akan dilakukan dengan harga
yang lebih rendah dari nilai buku dan atau
2. Penjualan penyertaan modal sementara dalam jangka waktu 5 tahun diperkirakan
sulit untuk dilakukan.
Transaksi Rekening Administratif
Kualitas transaksi rekening administrative dinilai dan digolongkan sesuai dengan
ketentuan penggolongan kualitas pembiayaan dan atau piutang untuk masing-masing
transaksi. Beberapa ketentuan dalam kualitas transaksi rekening administrative yaitu :
A. Penilaian atas kualitas pembiayaan atas kualitas pembiayaan, piutang, qardh dan
transaksi rekening administrative yang berjumlah sampai dengan Rp 500.000.000,-
untuk nasabah individual atau nasabah grup hanya didasarkan atas kemampuan
membayar.
B. Penilaian atas kualitas pembiayaan, piutang, qardh dan transaksi rekening
administrative yang berjumlah lebih besar dari Rp 500.000.000,- baik untuk nasabah
individual atau nasabah grup
C. Penggolongan kualitas pembiayaan, piutan, qardh dan transakasi rekening
administrative untuk daerah tertentu yang berjumlah sampi dengan 1 milyar untuk
nasabah individual atau nasabah grup hanya didasarkan atas kemampuan membayar
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Kualitas untuk sertifikat wadiah Bank Indonesia yang dimiliki oleh bank syariah
digolongkan lancar.
PPAP
Pengertian PPAP
Fungsi aktiva produktif adalah untuk memperoleh pendapatan utama bank. Sebagai sumber
utama, pada aset ini juga terdapat resiko terbesar. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh
-
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
8/12
memburuknya tingkat kolektibilitas aset ini dapat membawa kebangkrutan bank oleh karena
itu bank wajib membawa PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna meutup
resiko kemungingkinan kerugian. Dalam membentuk PPAP, bank akan memperhitungkan
pada setiap jensi aktiva produktif bank yang masih outstanding dari yang berkualitas lancar
hingga macet. kriteria lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.
PPAP menurut accounting and auditing organization for Islamic financial institution
(AAOIFI)
Untuk memperkecil resiko terganggunya kelangsungan usaha maka dipandang perlu
bagi semua lembaga keuangan syariah untuk mengalokasikan satu jumlah persentase tertentu
untuk dijadikan sebagai cadangan atas kemungkinan kerugian tersebut. Dalam standar untuk
akuntansi dan auditing lembaga keuangan syariah yang dikenal dengan AAOIFI disebutkan
bahawa cadangan merupakan komponen dari modal, oleh kerena itu cadangan secara umum
terbagi dua yaitu cadangan untuk tetap dapat memberikan keuntungan bagi nasabah (profit
equalization reserve) dan cadangan atas resiko yang mungkin terjadi dari investasi
(investment risk reserve).
Bermasalah atau tidaknya aktiva produktif sebuah bank tergantung pada sistem
pengawasan yang dilakukan bank terhadap aktiva yang ada. Secara tidak langsung
pengawasan dapat dilakukan dengan cara membuat kebijakan yang dapat mengakomodir
masalah tersebut. Dengan kata lain kualitas aktiva produktif pada suatu lembaga keuangan
sangat berpengaruh bagi keberlangsungan lembaga tersebut. Dasar perhitungan lain bank
dalam membentuk PPAP adalah karena bank central atau lembaga otoritas perbankan
dikebanyakan Negara mengharuskan bank umum untuk memiliki PPAP.
Bank Indonesia secara tegas mengatakan bahwa kelangsungan usaha bank ditentukan
oleh mutu kolektibilitas aktiva produktif mereka serta, kesiapan mereka mengantisipasi dan
menanggung kerugian yang timbul dari penanaman dana dalam aktiva tersebut[5].
http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5 -
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
9/12
PPAP pada bank syariah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam AAOIFI sebelumnya, perbankan syariah sebagai
bagian dari lembaga keuangan juga diwajibkan membentuk cadangan kerugian agar dapat
menjaga keberlangsungan usahanya.
Penyisihan kerugian aktiva produktif dilakukan bank syariah menggunakan dana
yang diambil dari keuntungan yang menjadi hak bank syariah maksudnya cadangan
deperhitungkan setelah mengeluarkan hak atau bagian yang sudah menjadi keuntungan
nasabah dan tidak diperkenankan sebagai pengurang pendapatan dalam unsur perhitungan
distribusi hasil usaha. Pembentukan PPAP tersebut dapat dilakukan setiap saat, bulanan dan
atau pada setiap tanggal laporan keuangan intern dan tahunan.
Besarnya PPAP ditentukana berdasarkan persentase tertentu sesuai peraturan Bank Indonesia
yang terhitung dari[6]:
1. Piutang murabahah
Jumlah piutang murabahah dikurangi margin ditangguhkan.
2. Piutang salam
Jumlah modal usaha salam yang diserahkan pada pemasok
3. Piutang istisna
Jumlah piutang istisna pada pembeli akhir telah dikurangi dengan margin istisna yang
ditangguhkan, jika pembayaran istisna dilakukan setelah penyerahan barang kepada
pembeli akhir
4. Ijarah
Jumlah aktiva ijarah telah dikurangi dengan akumulasi penyisihan atau amortisasi sewa
dibayar dimuka.
5. Pembiayaan mudarabah
Jumlah pembiayaan mudarabah yang diberikan kepada mudarib
http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6 -
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
10/12
6. Pembiayaan musyarakah
Jumlah porsi pembiayaan musyarakah yang diserahkan dalam usaha musyarakah
7. Surat berharga
Berdasarkan nilai pasar yang tercatat di pasar modal syariah di akhir bulan
8. Penempatan dana antar bank
Jumlah nominal dana yang ditempatkan
9. Penyertaan
Jumlah (nilai) tercatat.
10. Pinjaman (Qardh)
Jumlah dana yang diserahkan
11. Komitmen dan kontijensi.
Jumlah komitmen dan kontijensi (leter of credit, bank garansi atau surat kredit
berdukumen dalam negeri).
Secara khusus tata-cara pembentukan PPAP sebagaimana yang dijelaskan dalam PBI No.
5/9/PBI/2003 adalah sebagai berikut:
1. cadangan umum PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1 % dari seluruhaktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk SWBI dan surat utang
pemerintah.
2. cadangan khusus PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar1. 5 % dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus2. 15 % dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi
nilai agunan.
3. 50 % dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilaiagunan.
4. 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilaiagunan.
3. cadangan khusus PPAP untuk piutang ijarah yang digolongkan dalam perhatiankhusus , kurang lancar, dilakukan, dan macet ditetapkan sekurang-kurangnya 50 %dari masing-masing kewajiban pembentukan PPAP
-
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
11/12
Untuk agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP
adalah[7]:
1.1. Giro atau tabungan wadiah, tabungan dan atau deposito mudarabah dansetoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang diblokir
disertai dengan surat kuasa pencairan, dinilai setinggi-tingginya 100 %.
2. SWBI dan surat utang pemerintah dinilai setinggi-tingginya 100%3. Surat berharga syariah yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan dan
dinilai berdasarkan nilai pasar yang tercatat pada pasar modal syariah pada
akhir bulan dan aktif diperdagangkan di pasar modal, dinilai setinggi-
tingginya 50 %
4. Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara dan kapal laut dengan ukurandiatas 20 m
3, dinilai berdasarkan nilai pasar wajar.
Dengan ketetapan penilaian:
1. 70 % dari nilai tafsiran untuk penilain yang dilakukan sebelum melampaui 6 bulan2. 50 % dari nilai taksiran untuk penilaian yang dilakukan sebelum 6 bulan, tapi belum
melampaui 18 bulan
3. 30 % dari nilai taksiran untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 18 bulan,tapi belum melampaui 30 bulan.
4. 0 % untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 30 bulan.2.2.4. Fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI tentang pembentukan cadangan bagi Bank
Syariah
Sebelum ketentuan umum tentang kualitas aktiva produktif dan pembentukan PPAP
dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai lembaga otoritas perbankan Indonesia,
permasalahan mengenai hal tersebut telah ditetapkan terlebih dahulu oleh dewan syariah
nasional (DSN) yang merupakan lembaga independent diluar perbankan yang berwenan
mengawasi dan menetapkan produk-produk dan peraturan-peraturan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah begitu juga dengan pembentukan cadangan pada bank syariah.
Dalam fatwa DSN No. 18/DSN-MUI/ IX/2000 tentang pencadangan dalam lembaga
keuangan syariah (LKS) disebtukan bahwa:
1. pencadangan boleh dilakukan oleh LKS2. dana yang digunakan untuk pencadangan diambil dari bagian keuntungan yang
menjadi hak LKS sehingga tidak merugikan nasabah.3. dalam perhitungan pajak LKS boleh mencadangkan dari seluruh keuntungan
http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn7 -
7/31/2019 Aktiva Produktif Bank
12/12
4. dalam kaitan dengan pembagian keuntungan, pencadangan hanya boleh berasal daribagian keuntungan yang menjadi hak LKS.
Dalam implementasinya, upaya pengembangan perbankan syariah memerlukan
atuaran-aturan syariah yang mengikat bagi perbankan syariah tersebut, dalam kaitan ini,
fatwa yang dikelurkan oleh DSN sangat berperan sebagai tolak ukur dalam proses
penyusunan peraturan BankIndonesia (PBI) bagi perbankan syariah.
Begitu pula dengan fatwa tentang pembentukan cadangan tersebut, hal itulah yang menjadi
tolak ukur dalam penyusunan PBI mengenai pembentukan PPAP yang pada akhirnya PBI
tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengawasan yang dilakukan oleh BI atas
pembentukan PPAP pada perbankan syariah.
[1]Eldon S. Handriksen (edisi terjemahan) oleh Marinus Sinaga SE, Ak, Teori Akuntansi,
Erlangga, Jakarta, 1997, hlm 239
[2]Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 april 2002, SalembaEmpat dan IAI, paragraph
53 baris 39-5
[3]Peraturan Bank Indonesia (PBI), No.5/7/2003 tentangAktiva Produktif
[4]Drs. Zainul Arifin, MBA,Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, CV. Alvabet, Jakarta,
2003, hal 9
[5]Siswanto Sutojo,Manajemen Terapan Bank, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,
1997, halm 202.
[6]Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI), bagian III mengenai aktiva,
2003 halm 6869.
[7]Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/9/PBI/2003 pasal 3,4 dan 5
http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref1