aktiva produktif bank

Upload: wahid-abdulrahman

Post on 05-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    1/12

    AKTIVA PRODUKTIF BANK SYARIAH

    Pengertian Aktiva Produktif

    Untuk lebih memahami konsep aktiva produkrif, maka pada bagaian ini terlebih

    dahulu akan dikupas mengenai aktiva dan prinsip-prinsipnya. Hal ini untuk memudahkan

    dalam memahami aktiva produktif dalam pembahasan selanjutnya. Aktiva diartikan sebagai

    jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan

    menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah

    pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang

    dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu[1]. Aktiva

    juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikanoleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu

    (Marianus Sinaga, 1997)

    Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada bagian kerangka dasar

    penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat ekonomi masa depan yang terwujud

    dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik

    langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut

    dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional

    perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas

    atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya

    akibat penggunaan proses produksi alternatif[2]. Sesuai dengan namanya aktifa produktif

    (earning assets) adalah aktiva yang menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.

    Aktiva Produktif Pada Bank Syariah

    Sama halnya dengan perbankan konvensional, keberlangsungan usaha bank syariah

    sangat dipengaruhi oleh kualitas penanaman dana (aktiva produktif) yang dilakukan. Dalam

    perbankan syariah, yang dimaksud dengan aktiva produktif adalah penanaman dana bank

    syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk[3]:

    1. Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan

    atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.

    http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn1
  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    2/12

    2. Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad

    murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.

    3. Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam

    yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam

    jangka waktu tertentu.

    4. Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang

    lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi

    syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip

    syariah.

    5. Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank

    perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau

    tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang

    diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk

    penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.

    6. Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada

    perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam bentuk

    surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi

    transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki

    atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.

    7. Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan

    nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap)

    sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam

    bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau

    jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham

    pada perusahaan nasabah.

    8. Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet)

    berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen),

    irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.

  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    3/12

    9. Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank

    Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.

    Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar

    pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan pengembangan usaha

    yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah maka kualitas aktiva

    produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan

    menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sector ekonomi, sektro industri maupun

    wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan sector industri manufaktur,

    sekian persen untuk perdagangan dan sekian untuk penyertaan.

    Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya denganmemperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif

    perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank tersebut[4].

    Pengelompokan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Syariah

    1. Pembiayaan

    Sama halnya dengan kredit pada perbankan konvensional, kualitas pembiayaan pada

    bank syariah digolongkan menjadi 4 golongan yaitu, lancar, kurang lancar, diragukan dan

    macet.

    Beberapa ketentuan dalam kualitas pembiayaan:

    1. Penilaian terhadap kualitas pembiayaan yang dilakukan berdasarkan kemampuanmembayar mengacu pada ketetapan pembayaran angsuran pokok dan ataru

    pencapaian rasio antara realisasi pendapatan (RP) dan proyeksi pendapatan (PP).

    2. Proyeksi pendapatan dihitung berdasarkan pada analisis kelayakan usaha dan arus kasmasuk nasabah selama jangka waktu pembiayaan.3. Banks syariah dapat mengubah proyeksi pendapatan berdasarkan kesepakatan dengan

    nasabah sepanjang terdapat perubahan atas kondisi ekonomi makro, pasar dan politik

    yang mempengaruhi usaha nasabah.

    4. Bank Syariah wajib mencantumkan proyeksi pendapatan dan perubahannya dalamperjanjian pembiayaan antara bank syariah dengan nasabah dan harus terdokumentasi

    secara lengkap.

    5. pembayaran angsuran pokok pembiayaan dapat diangsur selama jangka waktupembiayaan sesuai dengan kesepakatan antara bank syariah dengan nasabah.

    6. jika jangka waktu pembiayaan lebih dari 1 tahun, pembayaran angsuran pokokpembiayaan wajib diangsur secara berkala sesuai dengan proyeksi arus kas masuk(cash inflow) usaha bank.

    http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn4
  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    4/12

    7. pembayaran angsuran pokok wajib dicantumkan dalam perjanjian pembiayaan antarabank syariah dengan nasabah dan harus terdokumentasi secara lengkap.

    2. Piutang

    Untuk kualitas piutang dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu lancar, dalam

    perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.

    Beberapa ketentuan mengenai kualitas piutang dan qardh:

    1. Dalam hal nasabah bank syariah memiliki beberapa rekening pembiayaan, piuang danatau qardh dengan kualitas yang berbeda, maka kulitas rekening secara keseluruhan

    dinilai mengikuti kualitas yang terburuk.

    2. Kualitas setiap rekening pembiayaan, piutang dan atau qardh dapat dikembalikanmenjadi kulitas yang sebenarnya sepanjang terdapat bukti-bukti dan dokumentasiyang cukup untuk menyatakan kepastian pemenuhan dan kelancaaran pembayaran

    dari nasabah yang dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dan

    kemampuan membayar.

    3. Dalam hal kualitas yang terburuk adalah rekening piutang dan atau qardh dengankualitas dlaam perhatian khusus maka kualitas rekening dinilai secara masing-masing.

    Surat Berharga Syariah

    Untuk kualitas surat berharga syariah digolongkan menjadi 2 golongan yaitu:

    A. Lancar, yang digolongkan kedalam surat berharga syariah lancar adalah :

    1) Surat utang pemerintah

    2) Surat berharga pasar uang syariah yang belum jatuh tempo

    3) Surat berharga komersial yang sesuai dengan prinsip syariah dan belum jatuh

    tempo dangan peringkat IdA1, IdA2, IdA3, IdA4 sebagaimana ditetapkan oleh PT.Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO) atau yang setingkat dengan itu dari

    lembaga pemerintah yang memiliki reputasi baik dan dikenal luas oleh masyarakat.

    4) Obligasi berdasarkan prinsip syariah yang dicatat dan diperdagangkan di

    pasar modal serta belum jatuh waktu dengan realisasi pendapatan berupa bagi

    hasil/margin/fee sesuai dengan jumlah dan waktu yang disepakati.

  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    5/12

    5) Sertifikat reksadana berdasarkan prinsip syariah yang memeiliki nilai aktiva

    bersih lebih besar dari pada nilai investasi awal, memiliki likuiditas yang tinggi dan

    tingkat resiko yang rendah.

    6) Surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah antara lain medium term

    note dan atau surat berharga yang diterbitkan lembaga keuangan yang tergabung

    dalam pasar keuangan Islam International atau Islamic Development Bank yang

    mempunyai prospek pengembalian serta mengikuti ketentuan untuk surat berharga

    komersial atau obligasi.

    1. Macet, surat berharga yang digolongkan dalam golongan macet adalah surat berhargayang tidak memenuhi criteria sebagaimana yang dimaksud dalam golongan lancer.

    Untuk kategori surat berharga ini, penulis tidak menjelaskan lagi dalam bentuk tablekarena dari penjelasan diatas sudah dapat dipahami.

    Penempatan

    Kualitas penempatan dimulai berdasarkan pada ketepatan pembayaran angsuran

    pokok dan atau rasio pencapaian antara realisasi pendapatan dengan proyeksi pendapatan.

    Untuk kualitas penempatan, digolongkan menjadi 4 golongan yaitu lancar, kurang lancar,

    diragukan dan macet.

    Penyertaan Modal

    A. Penyertaan modal dengan pangsa bank syariah kurang dari 20% wajib dicatat dengan

    metode biaya (cost method), kualitas penyertaan modal digolongkan atas :

    1) Lancar, penyertaan modal digolongkan lancer jika berdasarkan laporan keuangan

    tahun buku terakhir yang telah diaudit perusahaan tempat bank syariah

    melakukan penyertaan memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian kumulatif.

    2) Kurang lancar, penyertaan modal digolongkan kurang lancar jika berdasarkan

    laporan keuangan tahun buku terakhir yang telah diaudit perusahaan tempat bank

  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    6/12

    syariah melakukan penyertaan mengalami kerugian sampai dengan 25% dari

    modal perusahaan.

    3) Diragukan, penyertaan modal digolongkan diragukan jika berdasarkan laporan

    keuangan tahun buku terakhir yan getelah diaudit perusahaan tempat bank syariah

    melakukan penyertaan mengalami kerugian lebih dari 25% sampai dengan 50%

    dari modal perusahaan.

    4) Macet, penyertaan modal digolongkan macet jika berdasarkan laporan keuangan

    tahun buku terakhir yang telah daudit perusahaan tempat bank syariah melakukan

    penyertaan mengalami kerugaian lebih dari 50% dari modal perusahaan.

    B. Penyertaan modal dengan pangsa bank syariah 20% atau lebih wajib dicatat dengan

    metode ekuitas (equity method) dan digolongkan lancar.

    Penyertaan Modal Sementara

    Kualitas penyertaan modal sementara dinilai berdasarkan jangka waktu

    penyertaan yang ditetpakan dalma ketentuan yang berlaku dan kemungkinan penjualan

    penyertaan modal sementara dalam jangka waktu tersebut. Kualitas penyertaan modal

    sementara digolongkan dalam 4 golongan yaitu:

    A. Lancar, dogolongkan lancer jika belum melebihi jangka waktu 1 tahun

    B. Kurang lancer, digolongkan kurang lancer jika telah melebihi jangka waktu 1 tahun

    namun belum melebihi jangka watu 4 tahun

    C. Diragukan, digolongkan dlam diragukan jika telah melebihi jangka waktu 4 tahun dan

    belum melebihi 5 tahun

    D. Macet, digolongkan macet jika penyertaan modal sementara belum ditarik kembali

    walaupun perusahaan nasabah telah memiliki laba kumulatif.

    Kualitas penyertaan modal sementara dapat diturunkan oleh Bank Indonesia jika

    terdapat bukti yang memadai bahwa:

  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    7/12

    1. Penjualan penyertaan modal sementara diperkirakan akan dilakukan dengan harga

    yang lebih rendah dari nilai buku dan atau

    2. Penjualan penyertaan modal sementara dalam jangka waktu 5 tahun diperkirakan

    sulit untuk dilakukan.

    Transaksi Rekening Administratif

    Kualitas transaksi rekening administrative dinilai dan digolongkan sesuai dengan

    ketentuan penggolongan kualitas pembiayaan dan atau piutang untuk masing-masing

    transaksi. Beberapa ketentuan dalam kualitas transaksi rekening administrative yaitu :

    A. Penilaian atas kualitas pembiayaan atas kualitas pembiayaan, piutang, qardh dan

    transaksi rekening administrative yang berjumlah sampai dengan Rp 500.000.000,-

    untuk nasabah individual atau nasabah grup hanya didasarkan atas kemampuan

    membayar.

    B. Penilaian atas kualitas pembiayaan, piutang, qardh dan transaksi rekening

    administrative yang berjumlah lebih besar dari Rp 500.000.000,- baik untuk nasabah

    individual atau nasabah grup

    C. Penggolongan kualitas pembiayaan, piutan, qardh dan transakasi rekening

    administrative untuk daerah tertentu yang berjumlah sampi dengan 1 milyar untuk

    nasabah individual atau nasabah grup hanya didasarkan atas kemampuan membayar

    Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

    Kualitas untuk sertifikat wadiah Bank Indonesia yang dimiliki oleh bank syariah

    digolongkan lancar.

    PPAP

    Pengertian PPAP

    Fungsi aktiva produktif adalah untuk memperoleh pendapatan utama bank. Sebagai sumber

    utama, pada aset ini juga terdapat resiko terbesar. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh

  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    8/12

    memburuknya tingkat kolektibilitas aset ini dapat membawa kebangkrutan bank oleh karena

    itu bank wajib membawa PPAP berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna meutup

    resiko kemungingkinan kerugian. Dalam membentuk PPAP, bank akan memperhitungkan

    pada setiap jensi aktiva produktif bank yang masih outstanding dari yang berkualitas lancar

    hingga macet. kriteria lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.

    PPAP menurut accounting and auditing organization for Islamic financial institution

    (AAOIFI)

    Untuk memperkecil resiko terganggunya kelangsungan usaha maka dipandang perlu

    bagi semua lembaga keuangan syariah untuk mengalokasikan satu jumlah persentase tertentu

    untuk dijadikan sebagai cadangan atas kemungkinan kerugian tersebut. Dalam standar untuk

    akuntansi dan auditing lembaga keuangan syariah yang dikenal dengan AAOIFI disebutkan

    bahawa cadangan merupakan komponen dari modal, oleh kerena itu cadangan secara umum

    terbagi dua yaitu cadangan untuk tetap dapat memberikan keuntungan bagi nasabah (profit

    equalization reserve) dan cadangan atas resiko yang mungkin terjadi dari investasi

    (investment risk reserve).

    Bermasalah atau tidaknya aktiva produktif sebuah bank tergantung pada sistem

    pengawasan yang dilakukan bank terhadap aktiva yang ada. Secara tidak langsung

    pengawasan dapat dilakukan dengan cara membuat kebijakan yang dapat mengakomodir

    masalah tersebut. Dengan kata lain kualitas aktiva produktif pada suatu lembaga keuangan

    sangat berpengaruh bagi keberlangsungan lembaga tersebut. Dasar perhitungan lain bank

    dalam membentuk PPAP adalah karena bank central atau lembaga otoritas perbankan

    dikebanyakan Negara mengharuskan bank umum untuk memiliki PPAP.

    Bank Indonesia secara tegas mengatakan bahwa kelangsungan usaha bank ditentukan

    oleh mutu kolektibilitas aktiva produktif mereka serta, kesiapan mereka mengantisipasi dan

    menanggung kerugian yang timbul dari penanaman dana dalam aktiva tersebut[5].

    http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn5
  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    9/12

    PPAP pada bank syariah

    Sebagaimana telah dijelaskan dalam AAOIFI sebelumnya, perbankan syariah sebagai

    bagian dari lembaga keuangan juga diwajibkan membentuk cadangan kerugian agar dapat

    menjaga keberlangsungan usahanya.

    Penyisihan kerugian aktiva produktif dilakukan bank syariah menggunakan dana

    yang diambil dari keuntungan yang menjadi hak bank syariah maksudnya cadangan

    deperhitungkan setelah mengeluarkan hak atau bagian yang sudah menjadi keuntungan

    nasabah dan tidak diperkenankan sebagai pengurang pendapatan dalam unsur perhitungan

    distribusi hasil usaha. Pembentukan PPAP tersebut dapat dilakukan setiap saat, bulanan dan

    atau pada setiap tanggal laporan keuangan intern dan tahunan.

    Besarnya PPAP ditentukana berdasarkan persentase tertentu sesuai peraturan Bank Indonesia

    yang terhitung dari[6]:

    1. Piutang murabahah

    Jumlah piutang murabahah dikurangi margin ditangguhkan.

    2. Piutang salam

    Jumlah modal usaha salam yang diserahkan pada pemasok

    3. Piutang istisna

    Jumlah piutang istisna pada pembeli akhir telah dikurangi dengan margin istisna yang

    ditangguhkan, jika pembayaran istisna dilakukan setelah penyerahan barang kepada

    pembeli akhir

    4. Ijarah

    Jumlah aktiva ijarah telah dikurangi dengan akumulasi penyisihan atau amortisasi sewa

    dibayar dimuka.

    5. Pembiayaan mudarabah

    Jumlah pembiayaan mudarabah yang diberikan kepada mudarib

    http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn6
  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    10/12

    6. Pembiayaan musyarakah

    Jumlah porsi pembiayaan musyarakah yang diserahkan dalam usaha musyarakah

    7. Surat berharga

    Berdasarkan nilai pasar yang tercatat di pasar modal syariah di akhir bulan

    8. Penempatan dana antar bank

    Jumlah nominal dana yang ditempatkan

    9. Penyertaan

    Jumlah (nilai) tercatat.

    10. Pinjaman (Qardh)

    Jumlah dana yang diserahkan

    11. Komitmen dan kontijensi.

    Jumlah komitmen dan kontijensi (leter of credit, bank garansi atau surat kredit

    berdukumen dalam negeri).

    Secara khusus tata-cara pembentukan PPAP sebagaimana yang dijelaskan dalam PBI No.

    5/9/PBI/2003 adalah sebagai berikut:

    1. cadangan umum PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1 % dari seluruhaktiva produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk SWBI dan surat utang

    pemerintah.

    2. cadangan khusus PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar1. 5 % dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus2. 15 % dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi

    nilai agunan.

    3. 50 % dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi nilaiagunan.

    4. 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilaiagunan.

    3. cadangan khusus PPAP untuk piutang ijarah yang digolongkan dalam perhatiankhusus , kurang lancar, dilakukan, dan macet ditetapkan sekurang-kurangnya 50 %dari masing-masing kewajiban pembentukan PPAP

  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    11/12

    Untuk agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP

    adalah[7]:

    1.1. Giro atau tabungan wadiah, tabungan dan atau deposito mudarabah dansetoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang diblokir

    disertai dengan surat kuasa pencairan, dinilai setinggi-tingginya 100 %.

    2. SWBI dan surat utang pemerintah dinilai setinggi-tingginya 100%3. Surat berharga syariah yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan dan

    dinilai berdasarkan nilai pasar yang tercatat pada pasar modal syariah pada

    akhir bulan dan aktif diperdagangkan di pasar modal, dinilai setinggi-

    tingginya 50 %

    4. Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara dan kapal laut dengan ukurandiatas 20 m

    3, dinilai berdasarkan nilai pasar wajar.

    Dengan ketetapan penilaian:

    1. 70 % dari nilai tafsiran untuk penilain yang dilakukan sebelum melampaui 6 bulan2. 50 % dari nilai taksiran untuk penilaian yang dilakukan sebelum 6 bulan, tapi belum

    melampaui 18 bulan

    3. 30 % dari nilai taksiran untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 18 bulan,tapi belum melampaui 30 bulan.

    4. 0 % untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 30 bulan.2.2.4. Fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI tentang pembentukan cadangan bagi Bank

    Syariah

    Sebelum ketentuan umum tentang kualitas aktiva produktif dan pembentukan PPAP

    dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai lembaga otoritas perbankan Indonesia,

    permasalahan mengenai hal tersebut telah ditetapkan terlebih dahulu oleh dewan syariah

    nasional (DSN) yang merupakan lembaga independent diluar perbankan yang berwenan

    mengawasi dan menetapkan produk-produk dan peraturan-peraturan yang sesuai dengan

    prinsip-prinsip syariah begitu juga dengan pembentukan cadangan pada bank syariah.

    Dalam fatwa DSN No. 18/DSN-MUI/ IX/2000 tentang pencadangan dalam lembaga

    keuangan syariah (LKS) disebtukan bahwa:

    1. pencadangan boleh dilakukan oleh LKS2. dana yang digunakan untuk pencadangan diambil dari bagian keuntungan yang

    menjadi hak LKS sehingga tidak merugikan nasabah.3. dalam perhitungan pajak LKS boleh mencadangkan dari seluruh keuntungan

    http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftn7
  • 7/31/2019 Aktiva Produktif Bank

    12/12

    4. dalam kaitan dengan pembagian keuntungan, pencadangan hanya boleh berasal daribagian keuntungan yang menjadi hak LKS.

    Dalam implementasinya, upaya pengembangan perbankan syariah memerlukan

    atuaran-aturan syariah yang mengikat bagi perbankan syariah tersebut, dalam kaitan ini,

    fatwa yang dikelurkan oleh DSN sangat berperan sebagai tolak ukur dalam proses

    penyusunan peraturan BankIndonesia (PBI) bagi perbankan syariah.

    Begitu pula dengan fatwa tentang pembentukan cadangan tersebut, hal itulah yang menjadi

    tolak ukur dalam penyusunan PBI mengenai pembentukan PPAP yang pada akhirnya PBI

    tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengawasan yang dilakukan oleh BI atas

    pembentukan PPAP pada perbankan syariah.

    [1]Eldon S. Handriksen (edisi terjemahan) oleh Marinus Sinaga SE, Ak, Teori Akuntansi,

    Erlangga, Jakarta, 1997, hlm 239

    [2]Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 april 2002, SalembaEmpat dan IAI, paragraph

    53 baris 39-5

    [3]Peraturan Bank Indonesia (PBI), No.5/7/2003 tentangAktiva Produktif

    [4]Drs. Zainul Arifin, MBA,Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, CV. Alvabet, Jakarta,

    2003, hal 9

    [5]Siswanto Sutojo,Manajemen Terapan Bank, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,

    1997, halm 202.

    [6]Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI), bagian III mengenai aktiva,

    2003 halm 6869.

    [7]Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/9/PBI/2003 pasal 3,4 dan 5

    http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref1http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref7http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref6http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref5http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref4http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref3http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref2http://luqmannomic.wordpress.com/2007/12/15/aktiva-produktif-bank-syariah/#_ftnref1