pengaruh rasio kecukupan modal dan return on …etheses.iainponorogo.ac.id/8858/1/skripsi...

111
PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2014 - 2018 SKRIPSI Oleh : VIOLITA AGIL SAVITRI NIM : 210816064 Pembimbing: Dr. ANTON SUDRAJAT, M. A NIDN. 2021078302 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Upload: others

Post on 12-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN

    ON ASSETS TERHADAP PENYISIHAN PENGHAPUSAN

    AKTIVA PRODUKTIF PADA BANK UMUM SYARIAH

    DI INDONESIA TAHUN 2014 - 2018

    SKRIPSI

    Oleh :

    VIOLITA AGIL SAVITRI

    NIM : 210816064

    Pembimbing:

    Dr. ANTON SUDRAJAT, M. A

    NIDN. 2021078302

    JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

    2020

  • ii

    PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN

    ON ASSETS TERHADAP PENYISIHAN PENGHAPUSAN

    AKTIVA PRODUKTIF PADA BANK UMUM SYARIAH

    DI INDONESIA TAHUN 2014 – 2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Melengkapi Sebagai Syarat – Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Program Strata satu (S – 1) Jurusan Perbankan Syariah Pada Fakultas

    Ekononi dan Bisnis Islam

    Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

    Oleh :

    VIOLITA AGIL SAVITRI

    NIM : 210816064

    Pembimbing:

    Dr. ANTON SUDRAJAT, M. A

    NIDN. 2021078302

    JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

    2020

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    “Dari Aisyah ra, sungguh Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah menerima

    seseorang yang berhasil bekerja, mengerjakannya dengan professional”.1

    1 HR. Thabrani, No: 891 dan Baihaqi, No: 334, http://kelascarsipugm17.blogspot.com

    (diakses pada tanggal 3 Maret 2020, 00.21).

    http://kelascarsipugm17.blogspot.com/

  • viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini ku persembahkan kepada:

    Kedua orang tuaku Bapak (Basuki Rifanto) dan Ibuku (Supini),

    dan sahabat –sahabatku yang telah mendukung dan member semangat,

    serta almamaterku IAIN PONOROGO

  • ix

    ABSTRAK

    Savitri, Agil Violita. 2020. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Dan Return On

    Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Pada Bank

    Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2014-2018. Skripsi, Jurusan Perbankan

    Syariah (PS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

    Ponorogo. Pembimbing Dr. Anton Sudrajat, M. A.

    Kata Kunci : Teori Keagenan, Laba, Bank Syariah

    Teori keagenan didalamnya menimbulkan konflik keagenan yang dapat

    mengakibatkan manajer mempunyai peluang untuk melaporkan laba yang tidak

    semestinya atau memanipulasi laba yang dapat menyebabkan nilai perusahaan

    berkurang di masa depan. Manajemen laba dapat diindikasi melalui penyisihan

    penghapusan aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

    merupakan komponen pembentuk modal dan komponen pretax income yang

    berpengaruh terhadap laba, maka memiliki potensi untuk dimanipulasi oleh

    manajer. Dengan adanya manajemen laba di Bank Syariah maka terdapat tindakan

    opportunistic manajer untuk mengelabui laporan keuangannya. Rumusan masalah

    dalam penelitian ini 1) apakah ada pengaruh rasio kecukupan modal terhadap

    penyisihan penghapusan aktiva produktif?, 2) apakah ada pengaruh return on

    assets terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif?, 3) apakah ada

    pengaruh rasio kecukupan modal dan return on assets terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

    Tahun 2014-2018.

    Penelitian ini menggunakan populasi laporan keuangan tahunan milik 14

    Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode tahun 2014-2018, dengan

    menggunakan 9 sampel Bank Umum Syariah di Indonesia. Adapun jenis

    penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data

    menggunakan dokumentasi dan observasi terhadap laporan keuangan Bank

    Umum Syariah di Indonesia tahun 2014-2018. Analisis data yang digunakan

    adalah analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan koefisien

    Determinasi (R2).

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rasio kecukupan modal

    berpengaruh terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum

    Syariah di Indonesia. Sedangkan return on assets tidak berpengaruh terhadap

    penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

    Secara simultan rasio kecukupan modal dan return on assets berpengaruh

    terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di

    Indonesia dengan besarnya pengaruh sebesar 15,8%.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang

    telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan

    Return On Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Pada Bank

    Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2014-2018” sebagai salah satu persyaratan

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Perbankan

    Syariah Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

    Selanjutnya dalam menyelesaikan Skripsi ini banyak hambatan yang

    dihadapi yang tanpa bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak

    selama penulisan skripsi ini tentu akan lebih sulit terwujud. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

    tulus kepada :

    1. Dr. Hj. Siti Maryam Yusuf, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Ponorogo yang telah memberikan bantuan selama penulis

    mengikuti studi.

    2. Dr. H. Luthfi Hadi Aminuddin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo yang telah

    memberikan bantuan dan semangat selama penulis mengikuti studi.

    3. Agung Eko Purwana, M.SI., selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah (PS)

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo yang telah memberikan

    motivasi dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    4. Dr. Anton Sudrajat, M. A, selaku pembimbing yang dengan sabar telah

    memberikan bimbingan, arahan, dorongan, masukan serta saran yang

    berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    5. Segenap dosen dan civitas akademika Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

    Ponorogo yang telah memberikan ilmu serta bantuan dan kemudahannya

    selama penulis menempuh perkuliahan di IAIN Ponorogo.

  • xi

    6. Untuk sahabat-sahabatku Perbankan Syariah B 2016 yang telah memberikan

    doa dan dukungannya.

    7. Untuk teman-temanku KPM 35 yang telah memberikan doa dan

    dukungannya.

    Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi

    ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga

    skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca

    pada umumnya.

    Ponorogo, 4 Februari 2020

    Penulis,

    Violita Agil Savitri

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

    LEMBAR KEASLIAN TULISAN ....................................................................... iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iv

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... v

    LEMBAR FORM F2 PERGANTIAN JUDUL .................................................... vi

    MOTTO ................................................................................................................ vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii

    ABSTRAK ............................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

    DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7

    C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8

    E. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 9

    BAB II Landasan Teori

    A. Landasan Teori .............................................................................................. 11

    1. Teori Keagenan ............................................................................................. 11

    2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ................................................... 14

    3. Manajemen Laba .......................................................................................... 17

    a. Pengertian Manajemen Laba ....................................................................... 17

    b. Motif Manajemen Laba .............................................................................. 18

    c. Pola Manajemen Laba ................................................................................. 21

    4. Rasio Kecukupan Modal ............................................................................... 21

    5. Return On Assets ........................................................................................... 24

  • xiii

    B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 27

    C. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 29

    D. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 30

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian ..................................................................................... 36

    B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................ 37

    C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 39

    D. Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 41

    E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 42

    F. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 43

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 50

    B. Hasil Pengumpulan Data ................................................................................. 57

    1. Rasio Kecukupan Modal ............................................................................. 57

    2. Return On Assets ......................................................................................... 59

    3. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ................................................ 61

    C. Hasil Penelitian Statistik Descriptiv .............................................................. 63

    D. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 67

    1. Uji Normalitas ............................................................................................. 68

    2. Uji Autokorelasi .......................................................................................... 69

    3. Uji Multikolinieritas .................................................................................... 71

    4. Uji Heterokedastisitas ................................................................................. 72

    E. Analisis Linier Berganda ................................................................................. 73

    F. Uji Hipotesis .................................................................................................... 75

    1. Uji t ............................................................................................................. 75

    2. Uji F ............................................................................................................ 78

    3. Koefisien determinasi (R2) .......................................................................... 79

    G. Pembahasan .................................................................................................... 80

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ..................................................................................................... 89

    B. Saran ............................................................................................................... 90

  • xiv

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Jumlah PPAP ........................................................................................... 3

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 27

    Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Sampel ..................................................................... 38

    Tabel 3.2 Sampel Penelitian .................................................................................. 39

    Tabel 4.1 Sampel Penellitian.................................................................................. 49

    Tabel 4.2 Data CAR ............................................................................................... 58

    Tabel 4.3 Data ROA ............................................................................................... 60

    Tabel 4.4 Data PPAP ............................................................................................. 62

    Tabel 4.5 Analisis Deskriptif ................................................................................. 63

    Tabel 4.6 Normalitas Bermasalah .......................................................................... 68

    Tabel 4.7 Normalitas Sembuh ................................................................................ 69

    Tabel 4.8 Autokorelasi Bermasalah ....................................................................... 70

    Tabel 4.9 Autokorelasi Sembuh ............................................................................. 70

    Tabel 4.10 Multikolinieritas ................................................................................... 71

    Tabel 4.11 Uji Heteroskedasitas ............................................................................ 72

    Tabel 4.12 Analisis Regresi Berganda ................................................................... 73

    Tabel 4.13 Uji t ..................................................................................................... 75

    Tabel 4.14 Uji F .................................................................................................... 78

    Tabel 4.15 Koefisien Determinasi ......................................................................... 80

    Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Penelitian .............................................................. 81

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .............................................................................. 29

    Gambar 4.1 Uji t CAR .......................................................................................... 76

    Gambar 4.2 Uji t ROA ........................................................................................... 77

    Gambar 4.3 Uji F ................................................................................................... 79

  • xvii

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1 Rasio Kecukupan Modal ...................................................................... 64

    Grafik 4.2 Return On Assets................................................................................... 65

    Grafik 4.3 Manajemen Laba .................................................................................. 67

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kehidupan manusia pada era sekarang ini tidak lepas dari peran jasa

    keuangan dan lembaga perbankan. Lembaga perbankan merupakan suatu

    badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

    kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk kegiatan produktif sehingga

    pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. Maka dari itu berdirilah lembaga

    keuangan atau perbankan untuk memenuhi kegiatan produktif masyarakat.

    Industri perbankan adalah industry yang penuh dengan regulasi dalam

    menjalankan bisnisnya.1 Berdasarkan PBI Nomor 13/1/PBI/2011 terkait

    dengan penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank dalam menjalankan

    kegiatan usahanya berdasarkan prinsip kehati-hatian dalam rangka menjaga

    tingkat kesehatan bank. Pencadangan sebagai alat yang digunakan manajer

    bank untuk memenuhi aturan Bank Indonesia. Penyisihan penghapusan aktiva

    produktif merupakan cadangan yang diperkenankan oleh Bank Indonesia

    untuk menutupi resiko pembiayaan bank. Pencadangan ini berperan atas

    penerapan dari prinsip kehati-hatian (prudential).

    Bank Indonesia mengharuskan bank syariah untuk membentuk cadangan

    umum penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sekurang-kurangnya

    sebesar 1% (satu perseratus) dari seluruh Aset Produktif yang digolongkan

    lancar (tidak termasuk sertifikat wadiah Bank Indonesia dan surat utang

    1 Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

    Syariah dan Bank Konvensional,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17 No. 1 (ISSN: 1410-9875,

    2015), 47.

  • 2

    Pemerintah). Selain itu bank syariah juga diwajibkan membentuk cadangan

    khusus seperti yang tertera dalam pasal dua ayat tiga pada PBI Nomor

    5/9/PBI/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bagi

    Bank Syariah.2

    Sariati dan Marlinah mengemukakan bahwa, penyisihan penghapusan

    aktiva produktif (PPAP) merupakan komponen pembentuk modal dan

    komponen pretax income yang berpengaruh terhadap laba, sehingga memiliki

    potensi untuk dimanipulasi oleh manajer.3 Aktiva produktif mempunyai

    kaitan langsung dengan inti bank, maka dari itu ketika terjadi aktiva produktif

    bermasalah apalagi macet maka akan menurunkan kinerja bank secara sangat

    signifikan. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang sehat atau baik

    adalah nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif yang taat aturan dan

    nilainya konsisten. Karena penyisihan penghapusan aktiva produktif

    berpengaruh terhadap laba sehingga besarnya nilai penyisihan penghapusan

    aktiva produktif akan mempengaruhi manajemen laba.

    Manajemen laba dikatakan sebagai perilaku manajer untuk bermain-main

    dengan komponen akrual yang discretionary untuk menentukan besar

    kecilnya laba, karena standar akuntansi memang menyediakan berbagai

    alternatif metode dan prosedur yang bisa dimanfaatkan. Manajemen laba

    merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk memilih dan

    2 Rizky Syahfandi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

    Penghapusan Aktiva Produktif: Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,”

    Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), 4 3 Ibid.

  • 3

    menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan menyusun

    informasi dalam laporan keuangan.4

    Factor-faktor yang mempengaruhi nilai Penyisihan penghapusan aktiva

    produktif dalam praktik manajemen laba yaitu nilai capital adequacy ratio

    (CAR), Return on assets (ROA), Earnings before taxes and provisions

    (EBTP), non performing loan (NPL), Loan to deposit ratio (LDR), jenis

    bank, dan ukuran bank. Menurut Jian dalam Slamet Haryono (2008) manajer

    melakukan manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif

    karena dipengaruhi oleh beberapa motif yaitu motif signaling dan

    opportunistic.5 Motif opportunistic merupakan motif keinginan manajer

    untuk melakukan manajemen laba.

    Dalam motif opportunistic faktor yang mempengaruhi manajer bertindak

    opportunis melakukan manajemen laba adalah dengan memenuhi regulasi

    permodalan atau rasio kecukupan modal yang diproksi dengan capital

    adequacy ratio (CAR). Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio

    kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam

    menutupi penurunan aktiva yang mengandung risiko. Penurunan nilai capital

    adequacy ratio (CAR), mempengaruhi tindakan opportunis manajer

    melakukan manajemen laba dalam suatu bank. Jadi jika Capital adequacy

    ratio (CAR) dalam keadaan menurun maka akan meningkatkan pembentukan

    4 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris (Jakarta: PT Grasindo,

    2008), 4. 5 Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

    Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” Disertai (Semarang: Universitas

    Diponegoro, 2008), 103.

  • 4

    penyisihan penghapusan aktiva produktif dalam praktik manajemen laba dan

    sebaliknya.6

    Faktor lain yang mempengaruhi manajer bertindak opportunis jika return

    on assets perusahaan dalam keadaan buruk. Jadi manajer melakukan

    manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif

    dipengaruhi oleh motif opportunistic manajer karena return on assets

    perusahaan rendah. Return on assets (ROA) mengukur kemampuan bank

    dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva yang dimiliki.7

    Sehingga jika Return on assets (ROA) perusahaan rendah maka akan

    meningkatkan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif dan

    sebaliknya.

    Pada data jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) Bank

    Umum Syariah selama 5 tahun dari tahun 2014 sampai 2018 diperoleh hasil

    bahwa telah terjadi ketidakkonsistennya jumlah penyisihan penghapusan

    aktiva produktif (PPAP) selama lima tahun pada periode 2014-2018. Bank-

    bank yang termasuk dalam bank umum syariah tersebut mengalami

    perubahan yang terkadang menurun dan meningkat. Ketidakkonsistennya

    nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif diindikasi terjadinya

    manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif. Factor

    yang mempengaruhi nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif yaitu nilai

    Capital adequacy ratio (CAR) dan Return on assets (ROA). Diketahui dalam

    6 Luh Made Dwi Parama Yogi dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi, “Pengaruh Arus Kas

    Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance Pada Manajemen Laba.” Jurnal

    Akuntansi, Vol. 15 No. 2 (ISSN: 2302-8556 , 2016), 1061. 7 Mamhud dan Abdul, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

    2005), 165.

  • 5

    data capital adequacy ratio (CAR) dan penyisihan penghapusan aktiva

    produktif menujukkan bahwa nilai Capital adequacy ratio (CAR) pada saat

    mengalami kenaikan justru mengalami kenaikan juga pada nilai penyisihan

    penghapusan aktiva produktif. Padahal secara teori jika nilai Capital

    adequacy ratio (CAR) dalam keadaan naik maka akan menurunkan nilai

    penyisihan penghapusan aktiva produktif. Hal tersebut terjadi pada Bank

    Bukopin Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah.

    Nilai Return on assets (ROA) pada data diketahui bahwa pada Bank

    BTPN Syariah dan Bank Muamalat menunjukkan nilai Return on assets

    (ROA) mengalami kenaikan dan pada saat yang sama juga nilai penyisihan

    penghapusan aktiva produktif mengalami kenaikan. Hal tersebut tidak sesuai

    dengan teori yang menyebutkan bahwa jika Return on assets (ROA)

    mengalami kenaikan maka akan menurunkan nilai penyisihan penghapusan

    aktiva produktif.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sariati dan Marlinah (2015) yang

    menunjukkan hasil bahwa ROA berpengaruh terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif dalam praktik manajemen laba. Dalam

    penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar Return on assets

    (ROA) maka akan menurunkan penyisihan penghapusan aktiva produktif.

    Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rinanti (2012) menunjukkan

    bahwa capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

    penyisihan penghapusan aktiva produktif. Penelitian yang dilakukan slamet

    Haryono (2008) juga menunjukkan jika capital adequacy ratio (CAR) dalam

  • 6

    keadaan rendah maka akan meningkatkan pembentukan penyisihan

    penghapusan aktiva produktif.

    Dalam sector perbankan, praktik manajemen laba terjadi pada Bank

    Century yang melakukan rekayasa akuntansi dengan tujuan agar laporan

    keuangan bank menunjukkan kecukupan modal atau rasio capital adequacy

    ratio (CAR). Capital adequacy ratio (CAR) Bank Century per 28 Februari

    2008 ternyata minus 132,5 %. Hal ini disebabkan karena adanya aset berupa

    Surat-Surat Berharga sebesar US$ 203 juta yang berkualitas rendah. Bank

    Indonesia menyetujui untuk tidak melakukan penyisihan 100% atau

    pengakuan kerugian aktiva produktif (PPAP) terhadap surat-surat berharga

    (SSB) tersebut.8

    Studi kasus manajemen laba yang lain dalam sector perbankan yaitu pada

    PT Bank Lippo. Kasus ini terjadi penerbitan laporan keuangan ganda. PT.

    Bank Lippo Tbk, yang menerbitkan 2 versi laporan keuangan yang berbeda

    antara satu dengan yang lain, yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan

    dalam media masa, dan laporan keuangan yang dilaporkan kepada Bapepam.

    Bapepam menelaah bahwa perbedaan kedua laporan tersebut disebabkan

    karena adanya penyesuaian penilaian kembali atas aset yang diambil alih

    (AYDA) dan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), adanya

    kekurang hati-hatian Bank Lippo dalam mencantumkan kata diaudit dan opini

    tanpa wajar, dan adanya kelalaian akuntan publik.9

    8 Abel Muhammad, “Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan PT Bank BNI Syariah

    Periode 2013-2014,” Skripsi (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017),4. 9Dedhy Sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia, Creative Accounting:

    Mengungkapkan Manajemen Laba dan Skandal Akuntnasi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 56.

  • 7

    Kasus manajemen laba di perbankan konvensional tersebut, tidak menutup

    kemungkinan untuk bank syariah juga melakukan manajemen laba. Dalam

    penelitian yang dilakukan oleh Abel Muhammad (2017), Faradila dan

    Cahyati (2013), dan Tulus Suryanto (2014) yang menunjukkan bahwa

    terdapat indikasi terjadinya manajemen laba di bank syariah. Padahal Bank

    syariah berdasarkan prinsip Islam dalam transaksinya tidak diperkenankan

    untuk memanipulasi atau merekayasa laba dalam membuat laporan

    keuangannya. Hal ini dikarenakan dapat menyesatkan pengguna laporan

    keuangan sebagai informasi suatu kinerja perusahaan.10

    Berdasarkan adanya kesenjangan antara teori dan fakta maka analisis

    tentang pengaruh rasio kecukupan modal dan return on assets terhadap

    penyisihan penghapusan aktiva produktif harus dibuktikan melalui penelitian

    empiris. Maka dari itu peneliti akan meneliti dengan judul “Pengaruh Rasio

    Kecukupan Modal dan Return On Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan

    Aktiva Produktif Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2014-2018.”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan

    diteliti penulis adalah :

    1. Apakah rasio kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia ?

    2. Apakah return on assets berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia ?

    10

    Faradila dan Cahyati, “Analisis Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah,” Jurnal

    Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 No. 1 (Februari, 2013), 57.

  • 8

    3. Apakah rasio kecukupan modal dan return on assets berpengaruh signifikan

    terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum

    Syariah di Indonesia ?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh rasio kecukupan modal

    terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum

    Syariah di Indonesia.

    2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh return on assets terhadap

    manajemen laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

    3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh rasio kecukupan modal dan

    return on assets terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada

    Bank Umum Syariah di Indonesia.

    D. Kegunaan Penelitian

    Dari uraian di atas manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

    mengenai akuntansi perbankan syariah tentang praktik manajemen laba

    melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif pada bank syariah.

  • 9

    2. Manfaat Praktis

    a. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi Bank Umum Syariah di

    Indonesia untuk mengevaluasi kinerja bank agar meminimalisir dalam

    melakukan manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva

    produktif.

    b. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi Bank Syariah agar lebih

    menerapkan prinsip syariah, lebih memperhatikan kinerja bank dan

    penyisihan penghapusan aktiva produktif agar dapat mengurangi praktik

    manajemen laba.

    c. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi Bank Indonesia agar lebih

    memperhatikan aturan rasio kecukupan modal, profitabilitas, serta

    penyisihan penghapusan aktiva produktif.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal-hal

    yang dibahas dalam tiap bab guna memberikan gambaran yang jelas

    mengenai penelitian yang dilakukan.

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi tentang gambaran umum untuk memberi pola pemikiran

    bagi seluruh skripsi, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

  • 10

    BAB II TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA

    BERFIKIR DAN HIPOTESIS

    Bab ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti meliputi tentang

    landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis. Landasan

    teori menjelaskan teori-teori yang mendukung permasalahan yang akan

    diteliti, yang berisikan dengan teori manajemen laba, rasio kecukupan modal,

    profitabilitas, dan bank syariah.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana rancangan penelitian,

    variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, serta metode

    pengolahan dan analisis data.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini berisi pembahasan yang menjelaskan mengenai hasil dari

    penelitian meliputi hasil pengumpulan data, hasil analisis data meliputi

    analisis deskriptif, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan pembahasan

    yang memaparkan hasil dari pengujian dan pembahasan keseluruhan

    penelitian. Didalamnya juga terdapat deskripsi objek penelitian.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini memuat kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan yang

    telah dilakukan serta saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang

    diteliti mengenai hasil penelitian.

  • 11

    BAB II

    TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR DAN

    HIPOTESIS

    A. Landasan Teori

    1. Teori Keagenan

    Teori keagenan merupakan kontrak antara dua orang atau lebih. Teori

    keagenan menurut Yuliati (2014: 657) menyatakan bahwa wewenang dan

    tanggung jawab manajer dan pemegang saham diatur dalam kontrak kerja

    atas persetujuan bersama.1 Menurut Dendi Purnama (2017) teori keagenan

    dalam suatu perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract)

    antara pemilik (principal) dan manajer (agent) sebagai pihak yang

    mengelola perusahaan demi kepentingan pemilik (principal).2 Teori

    keagenan menggambarkan bahwa principal memberikan pekerjaan kepada

    pihak lain sebagai agen untuk melaksanakan tugas pekerjaan.

    Hubungan keagenan antara pemegang saham dan manajer seharusnya

    menghasilkan hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan

    semua pihak jika hak dan kewajiban masing-masing pihak dijalankan secara

    bertanggung jawab. Namun hasilnya justru sebaliknya yaitu memunculkan

    permasalahan keagenan (agency problem). Masalah keagenan ini muncul

    1 Yuliati Yosephani Makaombohe, Sifrid S. Pangemanan dan Victorina. Z Tirayoh,

    “Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

    Indonesia Periode 2008-2011,” Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2 No. 1

    (ISSN 2303-1174 , 2014), 657. 2 Dendi Purnama, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

    Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Riset Keuangan

    akutansi, Vol. 3, (Februari, 2017), 3.

  • 12

    karena terdapat pihak yang lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri

    meskipun merugikan orang lain.3

    Teori keagenan dapat dijelaskan dalam tiga bentuk asumsi sifat dasar

    manusia menurut Eisenhardt dalam Jasman (2015) yaitu : a) manusia pada

    umumnya lebih mementingkan diri sendiri (self interest), b) manusia

    pemikirannya mengenai kondisi masa mendatang terbatas (bounded

    rationality), dan c) manusia lebih cenderung menghindari resiko (risk

    averse).4 Berdasarkan asumsi tersebut maka diketahui bahwa manajer atau

    agen sebagai manusia kemungkinan besar dapat bertindak opportunistic.

    Manajer dapat bertindak opportunistic untuk lebih mementingkan

    kebutuhan diri sendiri misalnya pemenuhan kebutuhan ekonomi dan

    psikologisnya sendiri dari pada kepentingan principal.

    Konflik kepentingan disebabkan karena principal tidak dapat memonitor

    aktivitas atau pekerjaan manajer sehari-hari secara terus menerus untuk

    memastikan manajer sudah bekerja sesuai dengan keinginan pemegang

    saham.5 Maka dari itu principal tidak memiliki informasi yang cukup

    mengenai kinerja manager. Manajer sebagai pengelola perusahaan tentunya

    mengetahui lebih banyak informasi internal dan prospek perusahaan dalam

    waktu mendatang. Penguasaan informasi oleh manajer makin memotivasi

    3 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris (Jakarta: PT Grasindo,

    2008), 30 4 Jasman, “Manajemen Laba: Bukti Empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar

    di bursa efek Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Keuangan, Vol.11 No. 01, (Februari, 2015), 3. 5 Wisnu Arwindo Irawan, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,

    Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba,” Skripsi (Semarang:

    Universitas Diponegoro, 2013), 14.

  • 13

    pihak manajer dalam bertindak kreatif guna memaksimalkan keuntungan

    pribadinya atau berperilaku oportunis.6

    Teori keagenan memunculkan beberapa masalah keagenan hal tersebut

    dikarenakan kondisi informasi yang tidak lengkap dan penuh ketidakpastian.

    Masalah keagenan yang muncul yaitu adverse selection dan moral hazard.

    Adverse selection yaitu kondisi yang menunjukkan posisi principal tidak

    mendapatkan informasi yang cermat mengenai kinerja manajemen. Moral

    Hazard adalah kondisi principal tidak mendapatkan kepastian bahwa agen

    telah berupaya kerja dengan maksimal untuk kepentingan pemilik.7

    Asimetri informasi dan konflik kepentingan dapat mendorong manajer

    untuk menyajikan informasi yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya

    kepada principal. Apalagi jika informasi tersebut berkaitan dengan

    pengukuran kinerja agent atau manajer. Asimetri informasi dan perilaku

    oportunistik menjadi salah satu faktor manager dalam melakukan

    manajemen laba dengan tujuan untuk menyesatkan pemilik atau pemegang

    saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Konflik keagenan dapat

    mengakibatkan manajer mempunyai peluang untuk melaporkan laba yang

    tidak semestinya atau memanipulasi laba yang dapat menyebabkan nilai

    perusahaan berkurang di masa depan.8

    6 Dedhy Sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia, Creative Accounting:

    Mengungkapkan Manajemen Laba dan Skandal Akuntnasi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 31. 7 Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Jakarta: Bumi Aksara,

    2017), 3. 8 Riza Ramadhan, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada

    Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bei,” SNAPER-EBIS, (ISBN : 978-602-5617-01-0,

    2017), 465.

  • 14

    2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

    Bank wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif

    (PPAP) terhadap aset produktif dan aset non produktif. Pencadangan

    sebagai alat yang digunakan manajer bank untuk memenuhi aturan Bank

    Indonesia. Penyisihan penghapusan aktiva produktif merupakan cadangan

    yang diperkenankan oleh Bank Indonesia untuk menutupi resiko

    pembiayaan bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.

    14/15/PBI/2012 mengenai penilaian aset bank umum, aset terdiri dari aset

    produktif dan aset non produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

    (PPAP) merupakan salah satu akun dalam perbankan yang memiliki peluang

    untuk di manipulasi dalam nilai yang cukup besar.9

    Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor. 31/148/1998,

    penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) merupakan cadangan yang

    harus dibentuk oleh bank sebesar persentase dari penggolongan kualitas

    aktiva produktif. Aktiva produktif mempunyai kaitan langsung dengan inti

    bank, maka dari itu ketika terjadi aktiva produktif bermasalah apalagi macet

    maka akan menurunkan kinerja bank secara sangat signifikan. Aktiva

    produktif menjadi obyek utama bagi manajer untuk melakukan manajemen

    laba.

    Bank Indonesia mewajibkan bank syariah untuk membentuk cadangan

    penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sekurang-kurangnya

    sebesar 1% dari seluruh aset produktif yang digolongkan lancar (tidak

    9 Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

    Syariah dan Bank Konvensional.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17 No. 1 (ISSN: 1410-9875,

    2015), 48.

  • 15

    termasuk sertifikat wadiah Bank Indonesia dan surat utang Pemerintah).

    Selain itu bank syariah juga diwajibkan untuk membentuk cadangan khusus

    seperti dalam pasal dua ayat tiga pada PBI Nomor 5/9/PBI/2003 tentang

    Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bagi Bank Syariah.

    Tata-cara pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

    dijelaskan dalam PBI No. 5/9/PBI/2003 sebagai berikut10

    :

    a. Cadangan umum PPAP ditetapkan oleh Bank Indonesia dibentuk

    sekurang-kurangnya sebesar 1% dari seluruh aktiva produktif yang

    digolongkan lancar, tidak termasuk SWBI dan surat utang pemerintah.

    b. Cadangan khusus PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar :

    1) 5% dari aktiva produktif dalam perhatian khusus

    2) 15% dari aktiva produktif yang tergolong kurang lancar setelah

    dikurangi nilai agunan.

    3) 50% dari aktiva produktif yang diragukan setelah dikurangi nilai

    agunan.

    4) 100% dari aktiva produktif yang tergolong macet setelah dikurangi

    nilai agunan.

    c. Cadangan khusus PPAP untuk piutang ijarah ditetapkan 50% dari

    masing-masing kewajiban pembentukan Penyisihan penghapusan aktiva

    produktif yang tergolong dalam perhatian khusus, kurang lancar,

    diragukan, dan macet.

    10

    Rizky Syahfandi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

    Penghapusan Aktiva Produktif : Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,”

    Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), 29.

  • 16

    Besarnya penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang

    dibentuk oleh bank ditentukan oleh Perarturan Bank Indonesia, namun

    manajer diperbolehkan untuk membentuk cadangan penyisihan

    penghapusan aktiva produktif (PPAP) melebihi ketentuan cadangan wajib.11

    Sariati dan Marlinah mengemukakan bahwa, penyisihan penghapusan aktiva

    produktif (PPAP) merupakan komponen pembentuk modal dan komponen

    pretax income yang berpengaruh terhadap laba, maka memiliki potensi

    untuk dimanipulasi oleh manajer.12

    Sehingga hal ini dapat mengindikasi

    terjadinya manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva

    produktif (PPAP).

    Penggunaan PPAP bertujuan sebagai alat penerapan prinsip kehati-hatian

    (prudential banking). Perubahan jumlah PPAP pada dasarnya bertujuan

    untuk perataan laba yang dapat menimbulkan risiko kerugian bagi bank

    apabila prediksinya meleset. Penggunaan PPAP untuk perataan laba didasari

    atas fakta bahwa perubahan terhadap PPAP tidak menimbulkan dampak

    terhadap arus kas sehingga arus kas tidak terpengaruh, serta jika PPAP

    mengalami perubahan, akan berpengaruh pada nilai laba bersih yang

    dihasilkan dan jumlah pajak yang dibayarkan.

    PPAP dibentuk sebagai salah satu akun kontra aset yang menunjukkan

    jumlah kerugian yang mungkin terjadi atas saldo pembiayaan bank. Dalam

    laporan keuangan PPAP dicantumkan dalam laporan laba rugi sebagai salah

    satu beban bank pada tiap periode. PPAP memiliki nilai yang signifikan

    11

    Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

    Syariah dan Bank Konvensional,” 47. 12

    Ibid.

  • 17

    dalam laporan keuangan dan menjadi area yang memiliki potensi untuk

    dimanipulasi oleh para manajer. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

    dapat diihitung dengan :

    ( )

    3. Manajemen Laba

    a. Pengertian manajemen laba

    Perarturan system penilaian kesehatan dapat membuat perusahaan

    perbankan untuk lebih berupaya dalam memenuhi kriteria Bank Indonesia.

    Perbankan dalam rangka memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank

    Indonesia salah satunya dengan melakukan manajemen laba. Menurut

    Novita (2012) timbulnya manajemen laba didorong dengan adanya motif

    meningkatkan kinerja bank.13

    Manajemen laba adalah tindakan manajer dengan mengambil keputusan

    tertentu dalam pelaporan keuangan untuk menyesatkan pemegang saham

    tentang kinerja ekonomi yang dilaporkan perusahaan. Manajemen laba

    (earnings management) merupakan pilihan yang diambil oleh manajer

    dalam kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mencapai tujuan

    tertentu.14

    Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba merupakan upaya

    yang dilakukan manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi dalam

    laporan keuangan untuk mengelabui para pemegang saham terkait kinerja

    dan kondisi perusahaan.

    13

    Novita Senja Kartika Sari, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba

    pada perusahaan Go Public Tahun 2007-2011” . JURNAL AKUNTIANSI, Vol. 1 No. 1, (Agustus,

    2012). 14

    Sri Sulistyanto, Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris, 5.

  • 18

    Berdasarkan beberapa definsi disimpulkan bahwa manajemen laba

    adalah tindakan yang dilakukan oleh manajer dalam mempermainkan

    angka dalam laporan keuangan untuk mengelabui para pemegang saham

    mengenai kinerja bank. Manajemen laba timbul dari masalah keagenan

    karena adanya pemisahan peran atau konflik kepentingan antara pemilik

    (pemegang saham) dengan pengelola (manajemen) perusahaan. Menurut

    Healy dan Wahlen (1998)15

    manajemen laba timbul ketika manajer

    menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan untuk

    menyesatkan pemilik atau pemegang saham tentang kinerja ekonomi yang

    diperoleh perusahaan.

    b. Motif manajemen laba

    Menurut Jian dalam Slamet Haryono (2008)16

    manajer melakukan

    manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif

    dipengaruhi oleh beberapa motif yang dikategorikan menjadi dua yaitu :

    1) Signaling Hypothesis

    Motif signaling membawa dampak yang baik bagi pemakai laporan

    keuangan. Motif ini menjelaskan manajer melakukan manajemen laba

    akuntansi untuk mengkomunikasikan terkait kondisi fundamental

    perusahaan saat ini dan prospek kinerja dimasa mendatang serta

    sebagai pengambil keputusan untuk para stakeholder. Manajer dapat

    15

    Ibid., 15. 16

    Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

    Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” Disertasi (Semarang: Universitas

    Diponegoro, 2008), 103.

  • 19

    mengestimasi secara baik laba masa datang dan diinformasikan

    kepada investor atau pemakai laporan keuangan lainya.17

    2) Opportunistic behavior hypothesis

    Sikap opportunistic manajer mungkin dapat merugikan pemakai

    laporan keuangan karena informasi yang disampaikan oleh manajer

    menjadi tidak akurat dan juga tidak menggambarkan nilai fundamental

    perusahaan. Sikap oportunis ini dinilai sebagai sikap curang manajer

    perusahaan yang diimplikasikan dalam laporan keuangannya pada saat

    menghadapi intertemporal choice. Intertemporal choice yaitu suatu

    kondisi yang memaksa eksekutif tersebut menggunakan keputusan

    tertentu dalam melaporkan kinerja yang menguntungkan bagi dirinya

    sendiri ketika menghadapi situasi tertentu.18

    Kesimpulannya sikap opportunistic merupakan motif keinginan

    manajer untuk melakukan manajemen laba. Menurut Indra (2013)

    manajer dapat bertindak opportunis jika kinerja perusahaan buruk,

    manajer akan melakukan manajemen laba dengan menaikkan laba

    akuntansi guna menyembunyikan kinerja yang buruk, dan sebaliknya

    bila perusahaan dalam kinerja baik, maka manajer menurunkan laba

    akuntansinya untuk menunda kinerja yang baik.19

    Kinerja dapat

    tercermin dari profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan

    kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Profitabilitas

    17

    Jasman, “Manajemen Laba: Bukti Empiris pada perusahaan perbankan,” 2. 18

    Ibid. 19

    Indra Setya Prasavita Amertha, “Pengaruh Return On Asset Pada Praktik Manajemen

    Laba Dengan Moderasi Corporate Governance.” Jurnal Akuntansi, Vol. 4 No. 2 (ISSN: 2302-

    8556, 2013), 3.

  • 20

    dapat diukur dengan Return on assets (ROA). Return on assets (ROA)

    mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.20

    Jadi

    manajer melakukan manajemen laba dipengaruhi oleh motif

    opportunistic manajer karena return on assets perusahaan rendah.

    Slamet Haryono (2008) menyebutkan beberapa keinginan manajer

    atau tindakan opportunistic manajer yang mempengaruhi terjadinya

    manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif21

    :

    a) keinginan mempengaruhi persepsi pemakai informasi keuangan

    yang dilaporkan supaya memberikan penilaian lebih baik

    b) keinginan meningkatkan kompensasi eksekutif

    c) mengurangi pengorbanan politik (political cost)

    d) memenuhi persyaratan memperoleh pinjaman (debt covenant)

    e) memenuhi persyaratan regulasi, misalkan regulasi permodalan.

    Regulasi permodalan diproksikan dengan nilai rasio kecukupan

    modal atau capital adequacy ratio (CAR) karena merupakan rasio

    dalam penilaian kondisi permodalan dan kesehatan bank.22

    Regulasi permodalan atau rasio kecukupan modal merupakan cara

    untuk mewujudkan praktek bank yang benar dan sehat sesuai

    dengan ketentuan Bank Indonesia. Capital adequacy ratio (CAR)

    adalah rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan

    suatu bank dalam menutupi penurunan aktiva yang mengandung

    20

    Mamhud dan Abdul, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

    2005), 165. 21

    Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

    Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” 103. 22

    Ibid., 148.

  • 21

    risiko.23

    Penurunan nilai CAR mempengaruhi tindakan opportunis

    manajer melakukan manajemen laba dalam suatu bank.

    f) mempertahankan jabatannya yang bentuknya tidak semata-mata

    berupa manfaat moneter tetapi juga non moneter mendapatkan

    dana segar baru dari hutang baru atau tabungan bank

    g) meningkatkan kesejahteraan (nilai saham) pemilik perusahaan.

    h) tujuan insider stocks trading.

    c. Pola manajemen laba

    Pola manajemen laba menurut Scott dalam Dedhy Sulistiawan (2011)

    secara umum terbagi menjadi empat pola manajemen laba24

    :

    1) Taking Bath (Cuci Bersih)

    Pola ini terjadi pada saat adanya reorganisasi. Pola ini dilakukan

    dengan cara mengatur laba dengan menaikan laba menjadi sangat

    tinggi atau menurunkan laba perusahaan tahun berjalan dibandingkan

    tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Tindakan ini diharapkan

    dapat meningkatkan laba di masa datang karena terjadi penurunan pada

    periode masa depan.

    2) Income Minimization (Menurunkan Laba)

    Pola ini dilakukan pada saat perusahaan sedang mengalami tingkat

    profitabilitas yang tinggi. Pola ini dilakukan dengan membuat laba

    periode tahun berjalan menjadi lebih rendah dari laba sebenarnya. Pola

    23

    Luh Made Dwi Parama Yogi dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi, “Pengaruh Arus Kas

    Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance Pada Manajemen Laba.” Jurnal

    Akuntansi, Vol. 15 No. 2 (ISSN: 2302-8556 , 2016), 1061. 24

    Dedhy Sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia, Creative Accounting:

    Mengungkapkan Manajemen Laba, 40.

  • 22

    ini bermanfaat jika pada periode yang akan datang terjadi penurunan

    laba drastis dapat diatasi dengan mengambil laba simpanan.25

    3) Income Maximization (Menaikkan Laba)

    Pola dilakukan dengan cara mengambil laba dari laba simpanan

    pada periode sebelumnya atau dengan menarik laba periode yang akan

    mendatang dan menjadikan laba tahun berjalan menjadi lebih tinggi

    dari laba sebenarnya. Pola ini dilakukan manajer untuk melaporkan net

    income untuk tujuan memperoleh bonus yang lebih besar. Pola ini

    dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian

    hutang.

    4) Income Smoothing (Perataan Laba)

    Pola ini dilakukan dengan cara meratakan laba antar periode yang

    dilaporkan dengan tujuan pelaporan eksternal bagi investor. Pola ini

    adalah pola yang paling banyak diminati pada pola manajemen laba.

    Pola ini bertujuan untuk mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar

    agar laba stabil karena investor lebih menyukai laba yang relative

    stabil.26

    4. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)

    Rasio kecukupan modal berkaitan dengan prinsip kehati-hatian. Tingkat

    kecukupan modal bank dinyatakan dalam suatu indicator rasio yaitu capital

    adequacy ratio (CAR). Rasio Kecukupan Modal atau capital adequacy

    25

    Ibid., 41. 26

    Ayu Susanti, “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

    Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba.” JOM Fekon, Vol. 3 No. 1

    (Februari, 2016), 482.

  • 23

    ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank yang berkaitan dengan modal yang

    dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung dan menghasilkan

    unsur risiko, misalnya pemberian pembiayaan.27

    Capital adequacy ratio

    (CAR) merupakan kinerja bank yang menunjukkan kemampuan bank dalam

    mempertahankan kecukupan modal dan kemampuan manajemen dalam

    mengidentifikasi, mengawasi, dan mengontrol risiko yang timbul dan

    berpengaruh terhadap modal.

    Kecukupan modal bank yang memadai sebagai cerminan untuk

    melindungi bank dari risiko yang bisa jadi timbul dan kerugian yang tidak

    terduga, serta mendukung pertumbuhan diamasa depan. Modal dimiliki

    bank memilliki fungsi yang besar dalam pembiayaan operasi dan ekspansi

    usaha, serta untuk mengantisipasi risiko yang timbul. Capital adequacy

    ratio (CAR) juga berfungsi sebagai modal yang harus dimiliki oleh bank

    untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerjanya.28

    Koosrini

    (2010) menyatakan bahwa suatu perbankan harus memenuhi kriteria capital

    adequacy ratio (CAR) minumun yang ditetapkan Bank Indonesia, sehingga

    diketahui bahwa perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat

    dibandingkan dengan industri lain.29

    Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dapat

    diukur dengan dua cara yaitu:

    27

    Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam (Jakarta:

    Rajawali Pers, 2009), 66. 28

    Luh Made Dwi Parame Yogi, , “Pengaruh Arus Kas Bebas, Capital Adequacy Ratio

    dan Good Corporate Governance Pada Manajemen Laba.” 1060. 29

    Koosrini, “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum

    Syariah,” Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2010), 35.

  • 24

    a) Membandingkan modal dengan dana pihak ketiga

    Perhitungan tersebut menjelaskan bahwa rasio modal atas simpanan

    cukup dengan 10%, dan dengan rasio ini permodalan bank dianggap

    sehat.

    b) Membandingkan modal dengan aktiva berisiko

    Risiko dari aktiva tertimbang menurut risiko adalah risiko penyaluran

    dana, risiko pasar (market risk), dan risiko nilai tukar (foreign exchange

    risk).30

    Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, bank dinyatakan

    sehat jika memiliki capital adequacy ratio (CAR) minimum 8 persen. Bank

    wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 persen dari aktiva tertimbang

    menurut risiko dari kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.31

    Bank

    Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter menerapkan pengawasan

    yang lebih intensif dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dengan bank

    yang nilai capital adequacy ratio (CAR) dibawah 8 persen untuk segera

    memperbaiki kondisi permodalannya jika tidak ingin dilikuidasi oleh Bank

    Indonesia agar bank-bank tidak melanggar ketentuan dari prinsip kehati-

    hatian.

    30

    Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, 67. 31

    Ibid.

  • 25

    Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam suatu bank jika mengalami

    penurunan akan menyebabkan manajer memiliki inisiatif untuk melakukan

    manajemen laba agar tidak melanggar ketentuan dari Bank Indonesia.

    Apabila capital adequacy ratio (CAR) dalam keadaan meningkat akan

    meningkatkan penilaian para investor dan masyarakat terhadap bank

    tersebut.32

    Cara penilaian Bank Indonesia sebagai pengawas semua bank

    yang ada di Indonesia menerapkan penilaian berdasarkan pada laporan

    keuangan. Maka dari itu manajer melakukan tindakan manajemen laba agar

    perusahaan memenuhi kriteria Bank Indonesia.

    5. Return On Assets (ROA)

    Menurut Wisnu Arwindo Irawan (2013) profitabilitas merupakan

    indicator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang

    ditunjukkan pada laba yang dihasilkan perusahaan.33

    Profitabilitas

    merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba. Return on assets (ROA) menjadi salah satu indicator

    untuk mengukur profitabilitas. Return on assets (ROA) mengukur

    kemampuan bank dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva

    yang dimiliki.

    Return on assets (ROA) diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu

    sebagai rentabilitas ekonomi yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba periode tertentu dan sebagai proyeksi untuk melihat

    kemampuan perusahaan pada masa datang. Return on assets (ROA) dalam

    32

    Ayu Susanti, “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan,” 485. 33

    Wisnu Arwindo Irawan, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,” 24.

  • 26

    suatu bank jika semakin besar maka semakin besar pula tingkat keuntungan

    yang dicapai dan semakin baik pula posisi bank dalam sisi penggunaan

    aset.34

    Return on assets (ROA) dapat diukur dengan :

    Profit (laba) yang dihasilkan dan disajikan dalam laporan keuangan

    menunjukkan kinerja pihak manajemen dalam mengelola kekayaan yang

    dimiliki perusahaan. Laba berfungsi dalam mengukur efektifitas bersih dari

    suatu operasi bisnis. Return on assets (ROA) yang tinggi menunjukkan

    bahwa kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan dengan baik,

    sedangkan dengan tingkat return on assets yang rendah menunjukkan

    bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja manajemen tampak

    buruk di mata principal. Kinerja tersebut tercermin melalui profitabilitas

    perusahaan.

    Return on assets (ROA) merupakan salah satu dari motivasi metode

    bonus plan hypothesis manajer melakukan tindakan manajemen laba. Return

    on assets (ROA) dapat mempengaruhi manajer untuk melakukan suatu

    tindakan manajemen laba. Return on assets (ROA) perusahaan yang rendah

    akan memotivasi pihak manajemen melakukan tindakan manajemen laba.

    Hal tersebut agar pihak manajemen perusahaan mendapatkan bonus atas

    34

    Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Edisi Kedua (Bogor: Ghalia Indonesia,

    2003), 118.

  • 27

    kinerjannya. Return on assets (ROA) atau profitabilitas yang tinggi

    menimbulkan kepercayaan investor atas kinerja perusahaan.

    Menurut Archibalt dalam Ketut Gunawan dan Dermawan (2015)

    perusahaan yang memiliki return on assets (ROA) yang rendah cenderung

    akan melakukan manajemen laba dalam bentuk perataan laba.35

    Teori

    keagenan juga menjelaskan apabila perusahaan berada dalam kinerja yang

    buruk, manajer dapat bertindak opportunis dengan menaikkan laba untuk

    menyembunyikan kinerja yang buruk dan sebaliknya bila perusahaan dalam

    kinerja baik manajer bertindak opportunis dengan menurunkan laba

    akuntansinya untuk menunda kinerja yang baik.36

    Dalam teori tersebut

    dikatakan bahwa manajer bertindak opportunis menaikkan dan menurunkan

    laba.

    B. Studi Penelitian Terdahulu

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No Peneliti Persamaan Perbedaan Hasil

    1 Amertha

    (2013)37

    Terdapat variabel X

    yaitu profitabilitas

    (ROA) dan variabel

    Y yaitu manajemen

    laba.

    Tidak terdapat

    variabel X yaitu

    Rasio kecukupan

    modal. Terdapat

    perbedaan tempat

    penelitian.

    Hasil penelitian

    menunjukkan

    bahwa ROA

    berpengaruh

    positif terhadap

    manajemen laba.

    35

    Ketut Gunawan dan Surya Dermawan, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

    Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

    Efek Indonesia (Bei),” Jurnal Akuntansi, Vol. 3 No. 1 (2015), 3. 36

    Indra Setya Prasavita Amertha, “Pengaruh Return On Asset Pada Praktik Manajemen

    Laba Dengan Moderasi Corporate Governance.” Jurnal Akuntansi, Vol. 4 No. 2 (ISSN: 2302-

    8556, 2013). 37

    Ibid., 3.

  • 28

    2 Hardianti

    (2017)38

    Terdapat variabel X

    yaitu Return on

    assets dan variabel Y

    yaitu penyisihan

    penghapusan aktiva

    produktif

    Tidak terdapat

    variabel X yaitu

    capital adequacy

    ratio (CAR)

    Terdapat perbedaan

    tempat penelitian.

    Hasil penelitian

    menunjukkan

    bahwa ROA

    berpengaruh

    terhadap

    penyisihan

    penghapusan

    aktiva produktif

    3 Rinanti

    (2012)39

    Terdapat variabel X

    yaitu rasio

    kecukupan modal

    (CAR) dan variabel

    Y yaitu penyisihan

    penghapusan aktiva

    produktif

    Tidak terdapat

    variabel X yaitu

    return on assets

    (ROA). Terdapat

    perbedaan tempat

    penelitian.

    Hasil penelitian

    menunjukkan

    bahwa CAR

    berpengaruh

    signifikan

    terhadap

    penyisihan

    penghapusan

    aktiva produktif.

    4 Sariati dan

    Marlinah

    (2015)40

    Terdapat varibel X

    yaitu capital

    adequacy ratio

    (CAR) dan return on

    assets (ROA). Serta

    variabel Y yaitu

    penyisihan

    penghapusan aktiva

    produktif

    Terdapat perbedaan

    tempat penelitian.

    Hasil penelitian

    menunjukkan

    bahwa CAR

    tidak

    berpengaruh

    terhadap PPAP

    dan ROA

    berpengaruh

    terhadap PPAP.

    5 Syahfandi

    (2012)41

    Terdapat variabel X

    capital adequacy

    ratio (CAR) dan

    variabel Y yaitu

    Tidak terdapat

    variabel return on

    assets (ROA)

    Terdapat perbedaan

    Hasil penelitian

    menunjukkan

    bahwa capital

    adequacy ratio

    38

    Dina Hardianti, “Pengaruh Profitabilitas Dan Risiko Kredit Terhadap Penyisihan

    Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Dalam Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan

    Perbankan Di Indonesia,” Tesis (Padang: Universitas Andalas, 2017). 39

    Risna Rinanti, “Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyisihan Penghapusan

    Aktiva Produktif (Studi Komparasi Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia),”Jurnal

    Bisnis Strategi, Vol. 21 No. 2 (Desember, 2012). 40

    Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

    Syariah dan Bank Konvensional.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17 No. 1 (ISSN: 1410-9875,

    2015). 41

    Rizky Syahfandi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

    Penghapusan Aktiva Produktif : Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,”

    Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012).

  • 29

    penyisihan

    penghapusan aktiva

    produktif

    tempat penelitian. (CAR) tidak

    berpengaruh

    terhadap

    penyisihan

    penghapusan

    aktiva produktif

    Penelitian ini mengkaji tema tentang “Pengaruh Rasio Kecukupan Modal

    Dan Return On Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

    Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018”. Berdasarkan

    penelitian terdahulu terbukti bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif

    dapat mengindikasi terjadinya manajemen laba. Penelitian ini pengembangan

    dari penelitian sebelumnya dalam penelitian ini terdapat dua variabel

    independen yaitu rasio kecukupan modal dan return on assets (ROA) dan

    variabel dependen yaitu penyisihan penghapusan aktiva produktif. Penelitian

    sebelumnya tentang penyisihan penghapusan aktiva produktif memakai teori

    signaling berbeda dari penelitian sebelumnya. Selain itu peneliti juga

    menggunakan data sekunder dengan cakupan yang lebih luas yaitu Bank

    Umum Syariah di Indonesia dan rentang waktu yang lebih panjang yaitu

    tahun 2014-2018.

    C. Kerangka Pemikiran

    Kerangka berpikir atau kerangka konseptual merupakan model konseptual

    yang menjelaskan bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

    telah diidentifikasi sebagai suatu masalah yang penting. Kerangka berpikir

    disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.

  • 30

    Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu mengenai pengaruh

    antara variabel independen atau variabel X meliputi (Rasio Kecukupan Modal

    dan Return On Assets) dengan variabel dependen atau variabel Y (Penyisihan

    Penghapusan Aktiva Produktif), maka kerangka konseptual penelitian ini

    yaitu sebagai berikut42

    :

    Gambar 2.1

    Kerangka Berfikir

    H1

    H2

    H3

    Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka diketahui bahwa jika rasio

    kecukupan modal yang diproksi dengan capital adequacy ratio (CAR)

    berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

    Apabila dalam suatu perusahaan capital adequacy ratio (CAR) rendah maka

    akan berpengaruh terhadap pembentukan penyisihan penghapusan aktiva

    produktif yang lebih tinggi. Sebaliknya jika capital adequacy ratio (CAR)

    dalam suatu perusahaan tinggi maka akan berpengaruh terhadap penurunan

    penyisihan penghapusan aktiva produktif. Return on assets (ROA)

    berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

    Jika dalam suatu perusahaan return on assets (ROA) rendah maka akan

    42

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: ALFABETA CV, 2016), 60.

    Rasio Kecukupan

    Modal (X1)

    Return On Assets

    (X2)

    Penyisihan Penghapusan

    Aktiva Produktif (Y)

  • 31

    berpengaruh terhadap meningkatnya pembentukan penyisihan penghapusan

    aktiva produktif (PPAP). Sebaliknya jika return on assets (ROA) tinggi maka

    akan berpengaruh terhadap penurunan pembentukan penyisihan penghapusan

    aktiva produktif. Sedangkan jika capital adequacy ratio (CAR) dan return on

    assets (ROA) rendah maka akan meningkatkan pembentukan penyisihan

    penghapusan aktiva produktif (PPAP) dan sebaliknya. Demikian jadi capital

    adequacy ratio (CAR) dan return on assets (ROA) secara bersama-sama

    berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

    D. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.

    Jawaban sementara maksudnya jawaban yang diberikan baru didasari pada

    teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

    melalui pengumpulan data. Hipotesis yang baik, hipotesis yang harus dapat

    diuji kebenarannya, melalui pengumpulan dan pengolahan data yang relevan.

    Pengujian hipotesis membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis

    atau menolak hipotesis.43

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir

    diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

    1. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Terhadap Penyisihan Penghapusan

    Aktiva Produktif

    Rasio Kecukupan Modal atau Capital adequacy ratio (CAR) adalah

    rasio kinerja bank mengenai modal yang dimiliki bank untuk menunjang

    aktiva yang mengandung dan menghasilkan unsur risiko, misalnya

    43

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 64.

  • 32

    pemberian pembiayaan.44

    Rasio kecukupan modal diproksi dengan capital

    adequacy ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam suatu bank

    jika mengalami penurunan akan menyebabkan manajer memiliki inisiatif

    untuk melakukan manajemen laba dengan membentuk penyisihan

    penghapusan aktiva produktif (PPAP) lebih tinggi, agar tidak melanggar

    ketentuan dari Bank Indonesia. Apabila capital adequacy ratio (CAR)

    dalam keadaan meningkat akan meningkatkan penilaian para investor dan

    masyarakat terhadap bank tersebut. Pernyataan ini didukung oleh penelitian

    Risna Rinanti (2012) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio

    (CAR) berpengaruh terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif,

    semakin rendah capital adequacy ratio (CAR) maka akan meningkatkan

    penyisihan penghapusan aktiva produktif. Maka peneliti mengajukan

    hipotesis sebagai berikut :

    Ha1 : CAR berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan

    aktiva produktif.

    Ho1 : CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif.

    2. Pengaruh Return On Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva

    Produktif

    Menurut Harahap dalam Dendi Purnama (2017) profitabilitas yaitu

    kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui kemampuan dan sumber

    yang terdapat dalam perusahaan. Return on assets (ROA) menjadi salah satu

    44

    Ayu Susanti,“Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

    Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba,” 484.

  • 33

    indicator untuk mengukur profitabilitas. Return on assets (ROA) mengukur

    kemampuan bank dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva

    yang dimiliki. Return on assets (ROA) yang rendah akan memotivasi pihak

    manajer melakukan tindakan manajemen laba dengan membentuk

    penyisihan penghapusan aktiva produktif. Tindakan tersebut agar pihak

    manajemen perusahaan mendapatkan bonus atas kinerjannya. Return on

    assets (ROA) yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan investor atas

    kinerja perusahaan.45

    Menurut Archibalt dalam Herni dan Yulius Kurnia Susanto (2008)46

    perusahaan yang memiliki profitabilitas atau return on assets yang rendah

    cenderung akan melakukan manajemen laba dalam bentuk perataan laba.

    Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Dina Hardianti (2017) yang

    menyatakan bahwa return on assets (ROA) berpengaruh terhadap

    penyisihan penghapusan aktiva produktif, semakin rendah return on assets

    (ROA) akan meningkatkan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva

    produktif dan sebaliknya. Maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai

    berikut :

    Ha2 : ROA berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan

    aktiva produktif.

    Ho2 : ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif.

    45

    Dendi Purnama, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

    Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba,” 2. 46

    Ketut Gunawan dan Surya Dermawan, , “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

    dan Leverage Terhadap Manajemen Laba,” 3.

  • 34

    3. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Return On Assets Terhadap

    Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

    Menurut Jian dalam Slamet Haryono (2008) dipengaruhi oleh dua motif

    untuk melakukan manajemen laba yaitu signaling hypothesis dan

    opportunistic behavior hypothesis. Tindakan manajemen laba dipengaruhi

    oleh motif opportunistic. Motif opportunistic yaitu motif keinginan manajer.

    Peneliti mengambil variabel independen yaitu rasio kecukupan modal dan

    return on assets (ROA) yang mempengaruhi terjadinya manajemen laba

    dengan motif opportunistic.47

    Rasio kecukupan modal diproksi dengan

    capital adequacy ratio (CAR). Apabila capital adequacy ratio (CAR) dalam

    perusahaan kecil maka akan memotivasi manajer melakukan manajemen

    laba dengan membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif lebih

    tinggi. Profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA). Apabila

    return on assets (ROA) dalam perusahaan rendah maka akan meningkatkan

    manajemen laba dan sebaliknya.

    Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Sariati dan Marlinah

    (2015) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio (CAR) dan return

    on assets (ROA) berpengaruh terhadap penyisihan pnghapusan aktiva

    produkif. Apabila capital adequacy ratio (CAR) dan return on assets

    (ROA) perusahaan rendah maka akan meningkatkan pembentukan

    penyisihan penghapusan aktiva produktif. Maka peneliti mengajukan

    hipotesis sebagai berikut :

    47

    Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

    Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” 103.

  • 35

    Ha3 : CAR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif.

    Ho3 : CAR dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

    penghapusan aktiva produktif.

  • 36

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Desain penelitan sama dengan rancangan penelitian yang pada

    hakikatnya sebagai suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitan dan

    sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitan.1

    Menurut Sandu Siyoto (2015) desain penelitan merupakan sebuah peta bagi

    peneliti yang menuntun serta menentukan arah pada saat proses penelitan

    secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa

    adanya desain penelitian yang benar seorang peneliti tidak akan dapat

    melakukan penelitan dengan baik karena tidak mempunyai pedoman arah

    yang jelas.2

    Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode

    penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

    filsafat positivisme yang memandang bahwa realitis, gejala atau fenomena

    diklasifikasikan dapat diukur dan diamati, digunakan untuk meneliti populasi

    atau sampel tertentu dengan menggunakan instrumen penelitian dan analisis

    data bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis.3

    Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,

    menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistic,

    1 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media

    Publishing, 2015), 98. 2 Ibid.

    3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

    (Bandung: Alfabeta, 2010), 8.

  • 37

    menaksir dan meramalkan hasilnya. Penelitian kuantitatif melihat hubungan

    variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat, maka

    dari itu dalam penelitiannya terdapat variabel independen dan dependen.

    Variabel tersebut kemudian dicari seberapa besar pengaruh antara variabel

    independen terhadap variabel dependen.

    Penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel X1 (Rasio Kecukupan

    Modal) dan X2 (Return On Assets) terhadap Y (Penyisihan Penghapusan

    Aktiva Produktif). Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena peneliti ingin

    mengetahui seberapa besar pengaruh rasio kecukupan modal dan return on

    assets terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

    B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    Variabel merupakan objek yang mempunyai variasi antara satu dengan

    yang lainnya. Menurut Tia Mutiara, variabel adalah sesuatu yang menjadi

    fokus perhatian yang memberikan pengaruh dan mempunyai nilai (value).4

    Jadi variabel yaitu konsep yang memiliki variasi lain dan memiliki nilai.

    Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) yaitu penyisihan

    penghapusan aktiva produktif dan variabel bebas (X1) yaitu rasio kecukupan

    modal dan (X2) yaitu return on assets (ROA).

    1. Variabel Dependen

    Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

    atau yang menjadi akibat. Variabel dependen, variabel terikat atau variabel

    Y dalam penelitian ini yaitu penyisihan penghapusan aktiva produktif.

    4 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, 51.

  • 38

    Penyisihan penghapusan aktiva produktif merupakan cadangan yang

    diperkenankan oleh Bank Indonesia untuk menutupi resiko pembiayaan

    bank. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) menjadi indicator

    untuk mengindikasi terjadinya manajemen laba. Alasannya penyisihan

    penghapusan aktiva produktif (PPAP) merupakan komponen pembentuk

    modal dan komponen pretax income yang berpengaruh terhadap laba, maka

    memiliki potensi untuk dimanipulasi oleh manajer. Cara menghitung nilai

    PPAP yaitu :

    2. Variabel Independen

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio kecukupan modal

    (XI) dan Return on assets (X2). Variabel independen atau variabel bebas

    merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau yang menjadi

    sebab perubahannya dan timbulnya variabel terikat.

    a. Rasio kecukupan modal (CAR)

    Rasio kecukupan modal adalah rasio kinerja bank yang berkaitan

    dengan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

    mengandung dan menghasilkan unsur risiko, misalnya pemberian

    pembiayaan.5 Rasio kecukupan modal diproksikan dengan CAR. CAR

    bertujuan untuk melindungi bank dari risiko dan kerugian yang timbul

    dari aktivitas yang dilakukan. CAR merupakan kinerja bank yang

    5 Ayu Susanti, “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

    Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba.” JOM Fekon, Vol. 3 No. 1

    (Februari, 2016), 482.

  • 39

    menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan kecukupan

    modal. Rasio kecukupan modal (CAR) dapat dihitung dengan :

    b. Return On Assets (ROA)

    Return on assets (ROA) menjadi salah satu variabel independen

    dalam penelitian ini. Return on assets (ROA) mengukur kemampuan

    bank dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva yang

    dimiliki. Return on assets (ROA) dalam suatu bank jika semakin besar

    maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin

    baik pula posisi bank dalam sisi penggunaan aset. Return on assets

    (ROA) dapat dihitung dengan :

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi merupakan suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah

    tertentu, waktu tertentu serta dengan kualitas tertentu yang akan

    diamati/diteliti. Pengertian lain populasi adalah generalisasi yang terdiri atas

    objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

    Dalam penelitian ini populasi atau objek penelitian yang dimaksud yaitu

    seluruh Bank Umum Syariah (BUS) periode 2014-2018. Berdasarkan data

    statistic OJK per Oktober 2019 terdapat 14 Bank Umum Syariah.

  • 40

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut. Sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan masalah,

    tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian. Sampel diambil jika

    populasi dalam ukuran besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

    semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

    dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel.6

    Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

    sampling. Teknik penentuan sampel ini dengan pertimbangan atau kriteria

    tertentu. Pemilihan sampel ini berdasarkan beberapa kriteria yaitu :

    Tabel 3.1

    Kriteria Pemilihan Sampel

    No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Bank

    1. Bank Umum Syariah di

    Indonesia

    14

    2. Bank Umum Syariah yang tidak

    mempublikasikan laporan

    keuangan secara lengkap selama

    tahun 2014-2018

    (2)

    3. Bank Umum Syariah yang

    laporan keuangannya selama

    tahun 2014-2018 berturut-turut

    merugi

    (3)

    4. Bank Umum Syariah yang telah

    memenuhi kriteria dari sampel

    9

    Sumber : website masing-masing bank syariah

    Berdasarkan kriteria maka sampel yang akan diolah dalam penelitian ini

    yaitu 9 bank umum syariah dengan masing-masing data laporan keuangan

    lima tahun selama 2014-2018 jadi data yang akan diolah sebanyak 45

    6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 80-81.

  • 41

    observasi. Berikut daftar nama bank yang dijadikan sampel penelitian ini

    yaitu :

    Tabel 3.2

    Sampel Penelitian

    No Nama Bank Sumber Data

    1. BRI Syariah www.brisyariah.co.id

    2. BNI Syariah www.bnisyariah.co.id

    3. Bank Syariah Mandiri www.syariahmandiri.co.id

    4. Bank Muamalat www.bankmuamalat.co.id

    5. Bank Mega Syariah www.megasyariah.co.id

    6. BTPN Syariah www.btpnsyariah.co.id

    7. Bukopin Syariah http://www.syariahbukopin.co.id/

    8. Bank Jabar Banten

    Syariah

    www.bjbsyariah.co.id

    9. BCA Syariah www.bcasyariah.co.id

    Sumber: website bank syariah

    D. Jenis Dan Sumber Data

    Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder berasal

    dari sumber informasi dari web, majalah dan jurnal yang perlu disusun dan

    disinkronkan agar dapat meningkatkan kebenaran dan ketepatan.7 Data

    sekunder memberikan jaminan tidak adanya manipulasi data yang dapat

    mempengaruhi hasil penelitian.

    Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan

    tahunan bank umum syariah selama 5 tahun dalam rentang 2014 s/d 2018

    yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan dapat diakses langsung

    melalui website masing-masing sampel bank.

    7 Noegroho Boedijoewono, Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UPP

    STIM YKPN, 2016), 12-13.

    http://www.brisyariah.co.id/http://www.bnisyariah.co.id/http://www.syariahmandiri.co.id/http://www.bankmuamalat.co.id/http://www.megasyariah.co.id/http://www.btpnsyariah.co.id/http://www.syariahbukopin.co.id/http://www.bjbsyariah.co.id/http://www.bcasyariah.co.id/

  • 42

    E. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data menjadi langkah yang paling strategis dalam penelitian,

    karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data

    dilihat dari sumbernya dapat menggunakan sumber primer dan sumber

    sekunder. Sumber primer adalah data yang langsung diterima dari sumber

    data (responden/sampel/informan). Sedangkan sumber sekunder adalah data

    yang tidak langsung diterima dari sumber data.8 Metode pengumpulan data

    dalam penelitian dapat diperoleh dengan beberapa cara diantaranya yaitu tes,

    wawancara, kuesioner, observasi, dokumentasi, dan gabungan ketiganya.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan

    cara :

    1. Metode dokumentasi

    Metode dokumentasi yaitu mencari data yang berkaitan dengan variabel

    yang akan diteliti bisa berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

    notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Metode dalam penelitian ini

    dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan dari sumber data

    yang telah dijelaskan sebelumnya.9

    2. Metode Observasi

    Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari

    berbagai proses biologis dan psikologis. Pengumpulan data dengan

    observasi memiliki ciri yang spesifik jika dibandingkan dengan teknik yang

    lain, karena observasi tidak terbatas pada orang sebagai responden tetapi

    8 Eri Barlian, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantiitatif (Padang: Sukabina Press,

    2016),42. 9 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, 78.

  • 43

    pada objek alam yang lain. Teknik observasi ini digunakan jika penelitian

    berkenaan dengan manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila

    responden yang diamati tidak terlalu luas.10

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi untuk

    mengamati rasio kecukupan modal, return on assets, dan penyisihan

    penghapusan aktiva produktif bank umum syariah selama 5 tahun pada

    tahun 2014-2018.

    F. Metode Pengolahan dan Analisis Data

    Teknik analisis data diarahkan dalam penelitian kuantitatif digu