aksyar_ca_tugas ke-13_lu'luil bahiroh.docx
TRANSCRIPT
AKUNTANSI KAFALAH, HAWALAH, QARDUL HASAN
Disusun untuk melengkapi tugas Akuntansi dan Keuangan Syariah
Oleh :
Lu’luil Bahiroh
115020300111041
Akuntansi / CA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
AKUNTANSI KAFALAH
A. Definisi
Bahasa: Dhaman (jaminan), hamalah (beban), dan za’amah (tanggungan).
Perjanjian pemberian jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafi’il)
kepada pihak ketiga (makful lahu) untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
atau pihak yang ditanggung (makful anhu/ashil).
Salah satu jenis akad tabarru’ yang bertujuan untuk saling tolong menolong.
Namun, penjamin dapat menerima imbalan sepanjang tidak memberatkan.
Apabila ada imbalan, maka akad kafalah bersifat mengikat dan tidak dapat
dibatalkan secara sepihak.
B. Skema Kafalah
Keterangan:
1. Penanggung bersedia menerima tanggungan dan pihak yang ditanggung
2. Penanggung menyepakati akad kafalah dengan pihak ketiga
C. Rukun Kafalah
Pelaku
o Pihak penjamin (kafiil)
a. Baligh (dewasa) dan berakal sehat.
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan
hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungan kafalah tersebut.
o Pihak orang yang berhutang (ashiil, makful anhu)
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (utang).
1
b. Dikenal oleh penjamin.
o Pihak orang yang berpiutang (makful lahu)
a. Diketahui identitasnya.
b. Dapat hadir pada waktu akad atau memberikan kuasa.
Obyek Penjaminan (Makful Bihi)
o Merupakan tanggungan pihak atau orang yang berhutang, baik berupa
uang, benda, maupun pekerjaan.
o Bisa dilaksanakan oleh penjamin.
o Harus merupakan utang mengikat, yang tidak mungkin dihapus kecuali
setelah dibayar atau dibebaskan.
o Harus jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya.
o Tidak bertentangan dengan syariah.
Ijab Kabul
o Pernyataan dan ekspresi saling ridha/rela diantara pihak-pihak pelaku
akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
D. Berakhirnya Akad Kafalah
Ketika utang telah diselesaikan, baik oleh orang yang berutang atau oleh
penjamin. Atau jika kreditor menghadiahkan atau membebaskan utangnya
kepada orang yang berutang.
Kreditor melepaskan utangnya kepada orang yang berutang, tidak pada
penjamin. Maka penjamin juga bebas untuk tidak menjamin utang tersebut.
Namun, jika kreditor melepaskan jaminan dari penjamin bukan berarti orang
yang berutang telah terlepasdari utang tersebut.
Ketika utang tersebut telah dialihkan (transfer utang / hawalah). Dalam kasus
ini baik orang terutang ataupun penjamin terlepas dari tuntutan utang
tersebut.
Ketika penjamin menyelesaikan ke pihak lain melalui proses arbitrase dengan
kreditor.
Kreditor dapat mengakhiri kontrak kafalah walaupun penjamin tidak
menyetujuinya.
2
E. Akuntansi Bagi Pihak Penjamin
Pada saat menerima imbalan tunai (tidak berkaitan dengan jangka waktu).
Kas xx
Pendapatan kafalah xx
Pada saat membayar beban
Beban Kafalah xx
Kas xx
F. Akuntansi Bagi Pihak yang Dijamin
Pada saat membayar beban
Beban Kafalah xx
Kas xx
3
AKUNTANSI HAWALAH
A. Definisi
Menurut bahasa, Hawalah adalah pengalihan, pemindahan, perubahan warna
kulit atau memikul sesuatu di atas pundak.
Hawalah adalah akad pengalihan utang dari satu pihak yang berutang ke
pihak lain yang wajib menanggung utangnya.
Hawalah adalah piutang dari satu pihak yang berpiutang kepada pihak lain
yang berkewajiban mangih piutangnya.
B. Jenis Akad Hawalah
Berdasarkan Obyek
o Hawalah Al Haqq hawalah yang merupakan hak untuk menagih utang.
o Hawalah Ad Dain hawalah dimana yang dipindahkan adalah kewajiban
untuk membayar utang.
Berdasarkan persyaratan
o Hawalah Al Muqayyadah hawalah dimana muhil adalah pihak yang
berutang sekaligus berpiutang kepada muhal’alaih.
o Hawalah Al Muthlaqah hawalah dimana muhil adalah pihak yang
berhutang akan tetapi tidak berpiutang kepda muhal’alaih.
C. Skema Hawalah
Keterangan:
1. Pembeli dan penjual melakukan transaksi jual beli
2. Penjual menyerahkan barang dan berhak menerima uang / mengakui piutang
4
3. Penjual mengalihkan hak tagih kepada pihak pengambil alih
4. Pengambil alih membayar kepada penjual
5. Pengambil alih menagih kepada pembeli
6. Pembeli membayar kepada pengambil alih
D. Rukun Hawalah
Pelaku
o Pihak yang berutang atau berpiutang muhil.
o Pihak yang berpiutang atau berutang muhal
o Pihak mengambil alih utang atau piutang muhal’alaih
Obyek Penjaminan (Makful Bihi) utang atau piutang
Ijab Kabul
E. Akuntansi Pihak yang Mengalihkan Utang / Muhil
Ketika pengambil alihan utang dimana muhal’alaih membayar utang muhil pada
muhal.
Utang – A (Muhal) xx
Utang – B (Muhalalaih) xx
F. Akuntansi Pihak yang Mengalihkan Utang / Muhil
Jika utang dialihkan harus dilunasi dalam jangka pendek, maka ujrah (fee)
yang dibayarkan diakui pada saat terjadinya.
Beban Hawalah xx
Kas xx
Jika utang yang dialihkan dilunasi dalam jangka panjang, maka ujrah (fee)
yang dibayarkan diakui sebagai beban tangguhan.
Beban tangguhan hawalah xx
Kas xx
5
Kemudian beban diakui melalui amortisasi beban tangguhan secara garis
lurus.
Beban hawalah xx
Beban tangguhan hawalah xx
Biaya transaksi hawalah seperti biaya legal dan biaya administrasi diakui
sebagai beban pada saat terjadinya.
Beban hawalah xx
kas xx
Pelunasan utang oleh muhi pada muhal’alaih.
Utang – B (muhal’alaih) xx
Kas xx
Pada saat pembayaran kepada pihak muhal sebesar jumlah utang yang
diambil alih.
Piutang – C (muhil) xx
Kas xx
G. Akuntansi Pihak yang Menerima Pengalihan Utang / Muhal’alaih
Jika piutang dari muhil akan dilunasi dalam jangka pendek, ujrah (fee) yang
diterima diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya pengambilalihan
utang.
Kas xx
Pendapatan hawalah xx
Jika piutang dari muhil akan dilunasi dalam jangka panjang, ketika menerima
fee/ ujrah sekaligus.
Kas xx
6
Pendapatan diterima dimuka xx
Pendapatan diakui melalui amortisasi pendapatan diterima dimuka secara
proporsional dengan jumlah piutang yang tertagih.
Pendapatan diterima dimuka xx
Pendapatan hawalah xx
Ketika menerima pelunasan piutang
Kas xx
Piutang C xx
H. Penyajian dan Pengungkapan Akuntansi Pihak yang mengalihkan Utang /
Muhil
Penyajian
Entitas keuangan syariah menyajikan piutang dari muhil terpisah dari piutang
lainnya dalanm neraca sebesar jumlah yang belum dilunasi.
Pengungkapan
Entitas keuangan syariah mengungkapan terkait pengalihan utang, tetapi tidak
terbatas pada:
1. Jumlah dan saldo utang yang dialihkan pada tanggal pelaporan.
2. Persentase utang yang dialihkan terhadap total piutang.
3. Kebijakan manajemen risiko atas utang yang dialihkan.
4. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk utang yang dialihkan.
I. Fatwa Dewan Syariah Nasional Terkait dengan Pengalihan Utang
Alternatif 1
o Lembaga Keuangan Syariah memberikan qardh kepada nasabah. Dengan
qardh tersebut, nasabah melunasi kreditnya (utang). Dengan demikian
asset yang dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara
penuh.
7
o Nasabah menjual asset tersebut kepada Lembaga Keuangan Syariah dan
dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardhnya kepada Lembaga
Keuangan Syariah.
o Lembaga Keuangan Syariah menjual secara murabahah, asset yang telah
menjadi miliknya tersebut kepada nasabah, dengan cara pembayaran
secara cicilan / diangsur.
Alternatif 2
o Lembaga Keuangan Syariah memberikan qardh kepada nasabah. Dengan
qardh tersebut nasabah melunasi kreditnya (utang) dan dengan demikian
asset yang dibeli dengan kredit tersebut menjadi milik nasabah secara
penuh.
o Nasabah menjual asset tersebut kepada Lembaga Keuangan Syariah dan
dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardhnya kepada Lembaga
Keuangan Syariah.
o Lembaga Keuangan Syariah menyewakan asset yang telah menjadi
miliknya tersebut kepada nasabah, dengan akad Al-Qardh Al-
Muntahiyyah bit tamlik.
Alternatif 3
o Lembaga Keuangan Syariah membeli sebagian asset nasabah, dengan
seizin Lembaga Keuangan Konvensional, sehingga dengan demikian
terjadilah syirkah al-milk antara Lembaga Keuangan Syariah dan nasabah
terhadap asset tersebut.
o Bagian asset yang dibeli oleh Lembaga Keuangan Syariah adalah bagian
asset yang senilai dengan utang (sisa cicilan) nasabah kepada Lembaga
Keuangan Konvensional.
o Lembaga Keuangan Syariah secara murabahah bagian asset yang menjadi
miliknya tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara cicilan.
Alternatif 4
o Dalam pengurusan untuk memperoleh kepemilikan penuh atas asset,
basabah dapat melakukan akad ijarah dengan Lembaga Keuangan
Syariah.
8
o Apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah dapat membantu
menalangi kewajiban nasabah dengan menggunakan prinsip Al-Qardh.
o Akad ijarah tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan.
o Besar imbalan jasa ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan
yang diberikan Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabah.
9
AKUNTANSI QARDUL HASAN
A. Definisi
Pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib membayar sebesar pokok
utangnya), pinajman uang seperti inilah yang sesuai dengan ketentuan syariah
(tidak ada riba’)
Bertujuan untuk diberikan pada orang yang membutuhkan atau tidak
memiliki kemampuan financial, untuk tujuan sosial atau untuk kemanusiaan.
Biaya administrasi, dalam jumlah yang terbatas, diperkenankan untuk
dibebankan kepada peminjam.
B. Skema Qardhul Hasan
Keterangan:
1. Pemberi pinjaman menyepakati akad qardhul hasan dengan peminjam
2. Peminjam menerima dan menjalankan usaha dengan dana pinjaman
3. Jika memperoleh laba maka akan diperoleh peminjam
4. Dana pinjaman akan dikembalikan kepada pemberi pinjaman
C. Rukun Qardul Hasan
Pelaku cakap hukum dan baligh
Obyek Akad
o Jelas nilai pinjamannya dan waktu pelunasannya.
o Peminjam diwajibkan membayar pokok pinjaman pada waktu yang telah
disepakati, tidak boleh diperjanjikan aka nada penambahan atas pokok
pinjman
10
Ijab Kabul
D. Penerapan Qardh dalam Perbankan
Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang
relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya.
Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak
bisa menarik dananya karena, misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.
Sebagi produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu
sektor sosial. Guna pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk
khusus yaitu al-qardh al-hasan.
E. Manfaat Al-Qardh
Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk
mendapat talangan jangka pendek.
Qardhul Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah
dan bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, disamping
misi komersial.
Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan
meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah.
F. Aplikasi Qardh dalam Bank
Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji diberikan
pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran. Biaya perjalanan haji.
Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatannya ke haji.
Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah,
dimana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai milik bank
melalui ATM. Nasabah akan mengembalikannya sesuai waktu yang
ditentukan.
11
Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dimana menurut perhitungan bank
akan memberatkan si pengusahabila diberikan pembiayaan dengan skema
jual beli, ijarah, atau bagi hasil.
Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank menyediakan fasilitas
ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank
akan mengembalikannya secara cicilan melalui pemotongan gajinya.
G. Pengakuan dan Pengukuran Pinjaman Qardh
PSAK no. 59 (2002) mengatur pengakuan dan pengukuran pinjaman qardh
sebagai berikut:
a) Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat
terjadinya. Kelebihan penerimaan dari pinjaman atas qardh yang dilunasi
diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya.
b) Dalam hal bank bertindak sebagai peminjam qardh, kelebihan pelunasan
kepada pemberi pinjaman qardh diakui sebagai beban.
Dalam hal bank yang memeberikan pinjaman maka bank akan membuat
pencatatan sebagai berikut:
Pada saat memberikan pinjaman qardh
Piutang qardh x
x
Kas xx
Pada saat menerima pelunasan ditambah kelebihan pembayaran
Kas xx
Piutang qardh
Pendapatan qardh
xx
xx
Dalam hal bank sebagai peminjam / qardh maka bank akan membuat jurnal
untuk mencatatnya sebagai berikut:
Pada saat memberikan pinjaman qardh
Kas xx
Utang qardh xx
12
Pada saat menerima pelunasan ditambah kelebihan pembayaran
Utang qardh
Beban qardh
xx
xx
Kas xx
H. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan
Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan meliputi
sumber penggunaan dan qardhul hasan selama jangka waktu tertentu dan saldo
dana qardhul hasan pada tanggal tertentu. Sumber dana qardhul hasan berasal
dari bank atau luar bank. Sumber dana dari luar berasal dari infak dan shadaqah
dari pemilik, nasabah, dan pihak lainnya. Penggunaan dana qardhul hasan
meliputi pemberian pinjaman baru selama jangka waktu tertentu dan
pengembalian dana qardhul hasan temporer yang disediakan pihak lain. Saldo
dana qardhul hasan adalah dana qardhul hasan yang belum disalurkan pada
tanggal tertentu.
Tentang laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan, PSAK no. 59
(2002) mengaturnya seperti berikut ini:
Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan sebagai berikut:
a) Sumber dana-dana qardhul hasan yang berasal dari penerimaan.
1. Infak
2. Shadaqah
3. Denda
4. Pendapatan non hlal
b) Penggunaan dana qardhul hasan, untuk:
1. Pinjaman
2. Sumbangan
c) Kenaikan atau penurunan sumber dana qardhul hasan
d) Saldo awal dana qardhul hasan
e) Saldo akhir dana qardhul hasan
13
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat
Safira. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah; Akuntansi untuk Al-Qards, Sharf, dan
Produk Berbasis Imbalan. Jakarta: Universitas Mercu Buana
15
Nama : Lu’luil Bahiroh
NIM : 115020300111041
PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan antara akad kafalah dan hawalah?
2. Mengapa amortisasi beban hawalah menggunakan metode garis lurus? Dan
mengapa pada pengakuan pendapatannya melalui amortisasi secara
proporsional?
3. Pada Qardhul Hasan, terdapat penggunaan dana tersebut untuk pinjaman.
Bagaimanakah keadaan yang memungkinkan suatu entitas menggunakan
dana Qardhul Hasan untuk melakukan pinjaman?
4. Pada akad kafalah, suatu pekerjaan bisa dijadikan sebagai obyek penjaminan.
Bagaimanakan pekerjaan bisa dijadikan jaminan? Dalam keadaan seperti
apa?
16