aksi reaksi dan peran litbang (rustan)

4

Click here to load reader

Upload: bidang-kkian-pkp2a-iii-lan-kalimantan

Post on 20-Jun-2015

1.124 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bahan bacaan.. lin

TRANSCRIPT

Page 1: Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)

Page 1 of 4

“AKSI-REAKSI DAN PERAN LITBANG”

(Tulisan ini telah dimuat di Buletin Gerbang Balitbangdaku Vol. VI No. 15 Edisi Juli 2011)

Oleh : Rustan A.

(PKP2A III Lembaga Administrasi Negara)

Menjangkau masyarakat adil dan makmur sesuai dengan cita-cita undang-

undang 1945 selayaknya hanya akan menjadi angan-angan kosong. Pergulatan bangsa

ini dengan sekelumit persoalan tentunya menyadarkan kita bahwa apa yang salah

dengan ini semua. Jika kita menilik ke belakang hingga saat ini akan terungkap fakta

bahwa ternyata ada Paradigma Aksi Reaksi yang dianut oleh bangsa yang

berpenduduk sekitar 230-an juta jiwa ini. Paradigma aksi reaksi yang penulis

maksudkan adalah, para pengambil kebijakan merumuskan, membuat, dan menetapkan

suatu tindakan (policy) tanpa terlebih dahulu melakukan pengkajian terhadap sebab-

musabab timbulnya permasalahan tersebut serta efek turunan (trickle down effect) yang

mungkin akan nyata timbul, atau dalam istilah yang lugas Muncul Masalah, Baru

Melakukan Tindakan Re-konstruksi, Re-strukturisasi, dan Re-formasi. Masalah

ketahanan pangan, kelangkaan BBM, Pilkada langsung, serta Krisis Listrik adalah

sebagian kasus yang penanganannya memakai Paradigma Aksi-Reaksi tersebut.

Hal inilah kemudian penulis berpikir dimanakah peran Penelitian dan

Pengembangan (Litbang) saat ini. Padahal peran litbang amat sangat menentukan

pengaruh kebijakan tersebut terhadap perkembangan negara ini. Peran litbang juga

dapat memperkecil terjadinya paradigma aksi-reaksi tersebut. Beberapa negara-negara

maju sangat memberikan perhatian besar terhadap peran litbang dalam pembangunan

negaranya, bahkan tidak tanggung-tanggung mereka mengalokasikan anggaran yang

begitu besar untuk kegiatan litbang ini. Sedangkan di daerah-daerah (Provinsi atau

Kabupaten/ Kota) di negara tercinta kita, lembaga Litbang hanya mendapat alokasi

anggaran sekitar 1 % dari APBD. Sungguh angka yang membenarkan plesetan “Sulit

Berkembang” pada lembaga litbang ini.

Lembaga litbang sebenarnya telah menyusun skenario planning terhadap

permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa ini disaat sekarang, bahkan saat

mendatang beserta solusi dan perangkat penanganannya. Lembaga litbang sejatinya juga

telah menganalisis isu-isu dan fenomena yang mungkin akan menjadi fokus perhatian

dimasa mendatang dan dampaknya bagi kelangsungan pembangunan (khususnya

Page 2: Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)

Page 2 of 4

pembangunan daerah). Namun, sekali lagi hasil kajian tersebut sama sekali tidak dilirik

dan hanya ditumpuk serta disimpan dibawah meja saja. Hal inilah yang kemudian

menjadikan kebijakan atau tindakan yang dilakukan oleh pemerintah hanya berefek

sesaat sesuai dengan model Aksi Reaksi.

Optimalisasi Peran Litbang

Ada begitu banyaknya kebijakan yang mengganggu dunia usaha sehingga

menyurutkan investor masuk ke dalam negeri, serta banyaknya keputusan yang dibuat

oleh pemerintah daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum dimana hal-hal

ini, terus dilakukan tanpa mencoba memanfaatkan fungsi kelitbangan. Saat ini

pemerintah daerah perlu menerapkan suatu mekanisme dimana setiap kebijakan atau

langkah yang diambil terlebih dahulu dikonsultasikan ke lembaga litbang atau jika

diperlukan dilakukan pengkajian atau penelitian (research based policy). Selanjutnya,

setiap penetapan Peraturan-Peraturan Daerah, Peraturan atau Keputusan Kepala Daerah,

bahkan Peraturan atau Keputusan Kepala SKPD alangkah harmonisnya jika didukung

oleh naskah akademik (academic paper) yang disusun berdasarkan hasil kreasi

kelitbangan.

Litbang di Indonesia saat ini (yang berdiri dalam perangkat sendiri) tersebar di

kurang lebih 21 Provinsi, 39 kabupaten, dan 7 kota. Suatu jumlah yang masih belum

optimal mengingat peran penting Litbang untuk melakukan pengkajian terhadap

pelaksanaan pembangunan di daerah, dikarenakan keberhasilan daerah-daerah akan

mendorong keberhasilan bangsa Indonesia secara akumulatif. Kelitbangan yang

dipenuhi oleh para pemikir dan peneliti menjalankan peran strategis dalam memberikan

masukan serta rekomendasi dalam perbaikan, penyusunan, penilaian, serta

pengembangan kemandirian daerah. Adapun kegiatan-kegiatan kelitbangan yang dapat

dilakukan oleh lembaga litbang di daerah sesuai Permendagri No. 33 Tahun 2007

meliputi: bidang kepegawaian, kelembagaan dan pengawasan, bidang pembangunan

daerah, bidang keuangan daerah, bidang kesatuan bangsa dan politik, bidang

pemberdayaan masyarakat, bidang pemerintahan yang menjadi kewenangan

Pemerintahan Dearah, bidang kependudukan, bidang penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta kajian atas masalah-masalah actual dan mendesak lainnya.

Page 3: Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)

Page 3 of 4

Namun, tingkat kejelasan dalam optimalisasi kewenangan fungsional

kelitbangan di tengah tantangan globalisasi terhalangi oleh berbagai kepentingan yang

menyukai zona kenyamanan saat ini. Kelitbangan tentunya telah berpikir dan

merancang proksi-proksi perubahan dan pengembangan pembangunan bangsa, dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat, tinggal bagaimana komitmen pimpinan daerah

beserta seluruh aparat terkait dalam menjadikan hal tersebut nyata di lapangan.

Komitmen tersebut kemudian dibingkai dengan pembangunan resource center di daerah

yang kemudian secara terintegrasi mampu menjaring pemikiran dan metode best

practice terbaru yang dapat digunakan diseluruh pemerintah daerah. Oleh karenanya,

mendongkrak keberfungsian litbang akan mampu melepaskan belenggu ketidakpastian

serta keragu-raguan pemerintah dalam mengambil dan menyusun suatu kebijakan baik

yang bersifat jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang beserta kemungkinan-

kemungkinan hambatan yang dilalui.

Pembenahan infrastruktur litbang juga menjadi hal yang penting untuk

dicermati. Para pemikir dan peneliti litbang tentunya akan merasa nyaman dan dapat

berimprovisasi dalam bekerja dan menghasilkan suatu produk litbang yang bernilai

tinggi, jika tersedia sarana dan prasana yang lengkap dan memadai seperti tersedianya

laboratorium, ruang diskusi pakar, laboratorium inovasi, perpustakaan, fasilitas internet,

Showroom litbang, dan lain-lain. Disamping itu, peningkatan kemampuan SDM litbang

juga merupakan pondasi pokok yang perlu terus didorong. Menambah jumlah peneliti

dan secara aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan kelitbangan adalah modal utama

guna mengoptimalkan peran litbang dimasa-masa mendatang.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bungkusan globalisasi

akan semakin menyibukkan pemerintah daerah guna mampu berkompetisi tidak hanya

dalam skala lokal, tetapi juga nasional dan bahkan internasional. Oleh karenanya,

kehadiran lembaga litbang (dengan investigasi dan riset mendalamnya) diharapkan

dapat mengimbangi kemajuan IPTEK tersebut, dan mampu memberikan supply

informasi dan wawasan terkini kepada para perumus kebijakan.

Publikasi Hasil Litbang

Lembaga litbang perlu menunjukkan jati diri dan kepercayaan dirinya melalui

hasil-hasil kelitbangan yang bersifat terapan-aplikatif, sederhana, dan dapat

Page 4: Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)

Page 4 of 4

menimbulkan efek langsung. Meskipun demikian, sekedar menghasilkan saja tidak

cukup, lembaga litbang perlu mengekspose dan menyebarluaskan hasil-hasil

pengkajian atau penelitian yang telah diselenggarakan. Hal ini penting untuk 2

(dua) alasan yaitu (1) sebagai bentuk akuntabilitas serta tanggung jawab moral atas

penggunaan anggaran daerah kepada masyarakat, dan (2) untuk menilai kemanfaatan

hasil-hasil pengkajian atau penelitian bagi stakeholders (SKPD, dunia usaha, akademisi,

dan masyarakat).

Banyak media informasi yang bisa digunakan untuk mengekspose hasil-hasil

kelitbangan seperti buletin/ jurnal litbang, website litbang, atau dapat juga

menggunakan media radio daerah dan media cetak. Memberikan kebebasan kepada

stakeholders (di luar daerah yang bersangkutan) untuk mengakses hasil-hasil litbang

secara online dan gratis penting dijalankan dalam rangka pembelajaran bagi daerah lain,

serta sarana berbagi contoh dan model (best practice) yang dapat diterapkan pula di

daerah lain. Kondisi ini diharapkan secara akumulasi dapat mengangkat citra dan

apresiasi bagi daerah, serta diharapkan dapat menjadi role-model kelitbangan pada skala

nasional.

Tugas lembaga litbang memang cukup berat, sangat berharga, dan menjadi

ladang pertarungan kemajuan suatu daerah. Jika rekomendasi yang dihasilkan insitusi

ini meleset, maka dapat dipastikan akan menimbulkan efek yang kurang baik. Namun,

jika rekomendasi yang diberikan dapat berjalan sesuai skenario yang disusun, maka

selain mendapatkan kepuasan kerja (work satisfaction) juga merupakan ladang amal

yang sangat bernilai.