aksi kolektif masyareakat sipil sumsel af
TRANSCRIPT
PERAN SERTA MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN DAN
RESTORASI GAMBUT
AIDIL FITRI
HUTAN KITA INSTITUTE
Disampaikan pada Sosialisasi Program Badan Restorasi Gambut (BRG) di Sumatera Selatan
Palembang - 9 Agustus 2016
PETA RUANG PENGUASAAN GAMBUT DI OKI DAN MUBA (HEKTAR)
GRAFIS KEBAKARAN HUTAN 2015
Total terbakar 2015 837.520.
109.037 Ha (13,01%) berada di kawasan perkebunan sawit
375.523 Ha (44.83%) berada di kawasan IUPHHK HTI/RE/PS
410.598 ha (49%) terbakar adalah kawasan gambut
131 548 Ha (15,71%) : SM, HL dan TN
BERBAGAI AKSI MASYARAKAT SIPIL : Pemantauan, kajian dan
solusi
1) Pemetaan wilayah prioritas restorasi
OKI : 46.814,8 MUBA : 69.683,5 Banyuasin : 14.198,1
TOTAL DARURAT RESTORASI 130.696,4 HA
2) Pemetaan wilayah TERBAKAR
3). Monitoring kegiatan di dalam areal hutan gambut
Atas : Kegiatan illegal logging di Sungai Merang, HaKI 2015. Kanan : Illegal logging di sekitar konsesi PT. RHM/ APP yang diambil dengan menggunakan drone Tanggal 6 Mei 2016 (Walhi Sumsel, Auriga dan HaKI)
4). Penebatan kanal dan penanaman
• Penebatan kanal sudah dilakukan sejak tahun 2002 di KHG Merang Kepayang dan lebih dari 50 tebat sudah dibangun. Tantangannya adalah paska penebatan, tebat dirusak oleh pelaku illegal logging.
5). Mewujudkan 1 juta hektar perhutanan sosial Sumsel
6). Pembangunan embung, rehabilitasi lahan bekas terbakar dan sumur bor
• SHI membuat 11 embung dan sumur bor di 3 desa di OKI.• Melakukan rerehabilitasi lahan
seluas 36 Ha di 12 Desa di OKI. • Kemasda membut 8 sumur bor di
Kabuoaten OKI, dan penanaman 20 ribu batang pohon di 5 desa di MUBA.
7). Mendorong penegakan hukum LH
• Melakukan kajian dan monitoring terhadap praktek pengelolaan SDA.• Melakukan gugatan hukum terhadap pelaku kerusakan
LH
REKOMENDASI• Kompensasi untuk masyarakat petani kecil terkait larangan
pembukaan lahan dengan membakar• Review perizinan yang berada pada areal gambut dalam atau kubah
gambut• Konservasi dan atau restorasi harus sejalan dengan kebutuhan sosial,
budaya dan ekonomi masyaralat lokal/setempat.• Menyelesaikan konflik-konflik SDA dengan cara membentuk
kelembagaan khusus pelayanan penanganan konflik SDA di tingkat propinsi dan kabupaten.
Terima Kasih