aksesibilitas difabel dalam ruang publik... · thesis.study program sociology universitas sebelas...

153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik di Kota Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syaratsyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Oleh: Galih Hapsari Putri D 0307077 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

Upload: truongque

Post on 05-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Aksesibilitas Difabel

Dalam Ruang Publik di Kota Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat–syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi

Oleh:

Galih Hapsari Putri

D 0307077

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2011

Page 2: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Bapak dan Ibu untuk semua doa, bimbingan, kasih sayang selama ini.

Kakak dan Adik untuk semua kebersamaan kita bertiga dalam suka

maupun duka.

Ardhian Suandhika untuk setiap dukungan semangat dan doa yang

diberikan.

Peneliti

Galih Hapsari Putri

Page 5: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu

berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala

sesuatu membangun.

( 1 Korintus 10 : 23 )

Hari ini harus melakukan yang terbaik karena semuanya dari, oleh, dan

untuk Tuhan Yesus

( Penulis )

Peneliti

Galih Hapsari Putri

Page 6: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAC

Galih Hapsari Putri. 2011. ACCESSIBILITY OF DISABLED PEOPLE INPUBLIC SPACES (Descriptive Qualitative Study Concerning the Accessibility ofDisabled People in the Public Spaces in the City of Surakarta).Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta is one place to live for disabled people either as a permanentresidence or temporarily, especially for those who are following the training. Forthis reason the city of Surakarta is called friendly for disabled people and earnedthe nickname as the centre of disabled people, other than that there is regulationNumber 2 of 2008 on the equality of disabled. Surakarta experiencing quite rapiddevelopment in the public space. so that any infrastructure and facilities ofbuildings and the environment is expected to be accessed and utilized by allpeople to realize equal opportunity in all aspects of life and livelihood.Disabilities often discriminated against by many parties, such discrimination canbe seen in terms of public facilities which are not touched them.

The purpose of this study was to determine the accessibility of disabledpeople on public space in the city of Surakarta. This type of study is a qualitativedescriptive study. Data is collected by in-depth interviews and search ofdocuments relating to research issues. Informants in this study are civil service,family-related disabilities as well as private parties. Disabilities are as keyinformants. Sampling is done by purposive sampling. Data was collected throughnon-participatory observation techniques and in-depth interviews. To analyze datausing interactive data analysis. Validity of data was done by using triangulation ofsources.

From the research results can be seen that public spaces in the city ofSurakarta, most have provided facilities for the disabled. This is becauseSurakarta has had no 2 of 2008 legislation regarding Equality disabilities.Unfortunately the facilities provided by these public spaces can not be accessedproperly by the disabled. To be able to use the facility often disabilities shouldreceive assistance from others. Moreover from the data analysis found that thepublic spaces in the city of Surakarta, has some issues problems ie there are sometechnical design, conditions not conducive, and inadequate facilities and lack ofmaintenance. The issue of accessibility was found that the disabled can beapathetic and be open minded. Life with disabilities requiring equality in thepublic space, so the construction should focus on aspects of accessibility andfacilities for the disabled, so that the disabled can be independent in life.

Keywords: Accessibility, Disabled, Public Space.

Page 7: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Galih Hapsari Putri. D0307077. 2011. AKSESIBILITAS DIFABEL DALAMRUANG PUBLIK (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Aksesibilitas DifabelDalam Ruang Publik Di Kota Surakarta). Skripsi. Program Studi SosiologiUniversitas Sebelas Maret Surakarta.

Kota Surakarta merupakan salah satu tempat berdomisilinya kaum difabelbaik sebagai tempat tinggal permanen maupun untuk sementara waktu terutamabagi yang sedang mengikuti pelatihan–pelatihan. Untuk itulah maka kotaSurakarta disebut kota yang ramah bagi kaum difabel dan mendapat julukansebagai kota pusat kaum difabel, selain itu terdapat Perda Nomer 2 tahun 2008mengenai kesetaraan difabel. Surakarta mengalami pembangunan yang cukuppesat dalam ruang publiknya. sehingga setiap prasarana dan sarana pada bangunangedung dan lingkungannya diharapkan dapat diakses dan dimanfaatkan olehsemua orang mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupandan penghidupan. Difabel sering sekali didiskriminasi oleh banyak pihak,diskriminasi tersebut dapat dilihat dalam hal fasilitas umum yang belumsepenuhnya menyentuh mereka.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aksesibilitas difabelmengenai ruang publik di Kota Surakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalahpenelitian deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancaramendalam dan pencarian dokumen-dokumen yang berkaitan denganpermasalahan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah pegawai dinas,keluarga difabel serta pihak swasta terkait. Difabel adalah sebagai informankunci. Pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling dan snowballsampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi non partisipasidan wawancara mendalam. Untuk menganalisa data mengunakan analisa datainteraktif. Validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini adalah bahwa ruang publik di kota Surakartakebanyakan telah menyediakan fasilitas bagi difabel. Hal ini dikarenakanSurakarta telah memiliki Perda No 2 Tahun 2008 mengenai Kesetaraan Difabel.Namun sangat disayangkan fasilitas yang disediakan oleh ruang publik tersebutkurang dapat diakses dengan baik oleh difabel. Untuk dapat menggunakanfasilitas tersebut seringkali difabel harus mendapat bantuan dari orang lain. Selainitu ditemukan bahwa ruang publik di kota Surakarta terdapat beberapapermasalahan yaitu permasalahan desain teknis, kondisi yang tidak kondusif, danfasilitas yang kurang memadai serta kurang perawatan. Mengenai masalahaksesibilitas ditemukan bahwa difabel dapat bersikap apatis maupun bersikapterbuka. Kehidupan difabel membutuhkan kesetaraan dalam ruang publik yangdalam pembangunannya harus mementingkan aspek aksesibilitas dan fasilitas bagidifabel, sehingga difabel dapat mandiri.

Kata Kunci: Aksesibilitas, Difabel, Ruang Publik.

Page 8: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segalaanugerah dan berkat-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti sehinggapeneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “AksesibilitasDifabel Dalam Ruang Publik” (Studi Deskriptif Kualitatif MengenaiAksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota Surakarta).

Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah aksesibilitas bagi difabel memangmasalah sering dijumpai di berbagai tempat. Aksesibilitas ini akan berpengaruhdalam kehidupan para difabel. Kota Surakarta sebagai kota ramah difabelmerupakan kota yang pertama kali merumuskan Perda Kesetaran Difabel, selainitu kota Surakarta juga sedang mengalami pembangunan fisik yang sangat pesat.Bagi para difabel pembangunan di Surakarta diharapkan mementingkan paradifabel yang memiliki kebutuhan khusus dalam aksesibilitasnya. Karena itulahpeneliti mengkaji penelitian tentang difabel dan aksesibilitasnya dalam ruangpublik yang berada di Kota Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas darikekurangan dan kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan sertapengalaman yang penulis miliki, dan dalam kesempatan ini penulis inginberterima kasih dan menyampaikan penghargaan yang mendalam kepada:

1. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Bagus Haryono, M.Si.selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Akhmad Ramdhon, S.Sos, M.A selaku Dosen Pembimbing skripsi yangbersedia meluangkan waktu untuk konsultasi pembuatan laporan skripsi.

4. Drs. Jefta Leibo, S.U. selaku Ketua Penguji Skripsi5. Drs. TA. Gutama, M. Si selaku Sekretaris Penguji Skripsi6. Dra Rahesli Humsona, M.Si Selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingannya selama ini.7. Aparat Pemerintah, Pihak Swasta, dan difabel di Kota Surakarta yang telah

memberikan informasi dan data bagi penulis.8. Teman-temanku Sosiologi 2007 Dian, Antonia, Yesica, Panggio, Lody,

Pandhu, Sigit, Arief, dan Mas Irfan. Serta teman–teman angkatan 2007yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Perjuangan kita masihpanjang.

9. Semua pihak yang telah turut membantu penulis yang tidak dapat penulissebutkan, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang mendalambagi Anda semuaSemoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.Surakarta, November 2011

Galih Hapsari Putri

Page 9: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................... i

Halaman Persetujuan ................................................................................... ii

Halaman Pengesahan ................................................................................... iii

Halaman Persembahan ....................................................................... iv

Motto ........................................................................................................... v

Abstrac ............................................................................................... vi

Abstrak ............................................................................................... vii

Kata Pengantar ................................................................................... viii

Daftar Isi ............................................................................................... ix

Daftar Foto .......................................................................................... xiii

Daftar Tabel ............................................................................................... xiv

Daftar Lampiran…………………………………………………………….xv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 8

E. Review Literatur…………………………………………… 8

F. Kerangka Teori……………………………………………... 12

1. Ruang Publik……………………………………………. 12

2. Aksesibilitas…………………………………………….. 16

3. Difabel………………………………………………….. 17

G. Kerangka Pemikiran……………………………………….. 20

H. Metode Penelitian................................................................... 26

Page 10: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II DESKRIPSI LOKASI ................................................................

A. Kota Surakarta......................................................................... 32

B. Difabel Di Kota Surakarta....................................................... 33

B.1. Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD)

Prof. Dr. Soeharso............................................................ 34

B.2. Jumlah Difabel Di Kota Surakarta.................................. 36

C. Layanan Publik Di Kota Surakarta...........................................39

C.1. Pasar – Pasar Di Kota Surakarta....................................... 39

C.2. Transportasi Di Kota Surakarta.........................................40

C.2.1. Terminal Tirtonadi............................................. 41

C.2.2. Halte Batik Solo Trans................................. 42

C.3. Tempat – Tempat Ibadah Di Kota Surakarta................... 44

C.3.1. Masjid Agung Surakarta.................................... 45

C.3.2. Gereja Kristen Jawa Margoyudan..................... 46

C.4. Taman – Taman Di Kota Surakarta................................ 47

C.5. Mall dan Store Di Kota Surakarta.................................. 48

BAB III ANALISIS DATA ....................................................................

A. Permasalahan Aksesibilitas............................................... 52

1. Masalah Desain Teknis……………………………………52

a. Taman Sekartaji………………………………….. 54

b. Halte Batik Solo Trans…………………………… 57

c. Masjid Agung Surakarta…………………………. 59

2. Ruang Yang Tidak Kondusif…………………………. 62

a. Pasar Gede……………………………………….. 62

b. Terminal Tirtonadi………………………………. 63

3. Fasilitas Yang Tidak Memadai dan Kurang Perawatan.. 65

Page 11: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

B. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 Mengenai Kesetaraan

Difabel……………………………………………………….. 69

B.1. Proses Terbentuknya Perda ………………………….. 69

B.2. Hambatan Pembentukan Perda ……………………… 73

C. Kondisi Ruang Publik Di Kota Surakarta…………………... 79

C.1. Sebelum Adanya Perda Kesetaraan Difabel………….. 80

C.1.1. Konsep Pembangunan Ruang Publik…………. 80

a. Pasar Gede…………………………………… 81

b. Terminal Tirtonadi…………………………… 84

c. Gereja Kristen Jawa Margoyudan……………. 86

d. Masjid Agung Surakarta…………………….. 88

e. Solo Grand Mall……………………….. 90

C.1.2. Fungsi dan Fasilitas Ruang Publik………………92

a. Pasar Gede……………………………………. 93

b. Terminal Tirtonadi…………………………….94

c. Gereja Kristen Jawa Margoyudan……………. 97

d. Masjid Agung Surakarta……………………… 98

e. Solo Grand Mall……………………………… 99

C.2. Setelah Adanya Perda Kesetaraan Difabel……………. 102

C.2.1. Konsep Pembangunan Ruang Publik…………. 102

a. Taman Sekartaji……………………………... 102

b. Halte Batik Solo Trans……………………… 105

C.2.2. Fungsi Dan Fasilitas Ruang Publik…………... 108

a. Taman Sekartaji……………………………. 108

b. Halte Batik Solo Trans…………………….. 110

D. Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik………………… 113

D.1. Intensitas Kedatangan Difabel Dalam Ruang Publik…. 113

1. Ruang Publik Yang Sering Dikunjungi…………… 114

a. Solo Grand Mall……………………………... 114

b. Gereja Kristen Jawa Margoyudan…………… 115

Page 12: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Ruang Publik Yang Jarang Dikunjungi…………… 116

a. Taman Sekartaji…………………………….. 116

b. Masjid Agung Surakarta……………………. 116

3. Ruang Publik Yang Sangat Jarang Dikunjungi…… 117

a. Pasar Gede…………………………………… 117

b. Halte Batik Solo Trans………………………. 118

c. Terminal Tirtonadi…………………………… 119

D.2. Sikap Difabel Dalam Mengakses Ruang Publik………. 119

a. Apatis………………………………………………. 120

b. Bersikap Terbuka dan Mau Menerima……………. 120

BAB IV PENUTUP .................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................... 131

B. Implikasi................................................................................ 133

B.1. Implikasi Empiris......................................................... 133

B.2. Implikasi Teoritis......................................................... 134

B.3. Implikasi Metodologis.................................................. 135

C. Saran...................................................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 138

LAMPIRAN

Page 13: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR FOTO

Foto 01. Pintu Masuk Taman Sekartaji……………………………. 56Foto 02. Halte Batik Solo Trans Yang Ditunggui Petugas………… 58Foto 03. Halte Batik Solo Trans Menggunakan Rem……………… 59Foto 04. Lorong Sempit Di Pasar Gede……………………………. 63Foto 05. Akses Rem Terminal Tirtonadi………………………….. 66Foto 06. Pertautan Lantai Terminal Tirtonadi…………………….. 67Foto 07. Akses Rem Masjid Agung Surakarta…………………….. 67Foto 08. Pintu Masuk Pasar Gede………………………………….. 90Foto 09. Akses Rem Pasar Gede…………………………………. 83Foto 10. Akses Rem GKJ Margoyudan…………………………… 87Foto 11. Tempat Wudlu Khusus Masjid Agung…………………... 89Foto 12. Akses Rem Solo Grand Mall…………………………….. 91Foto 13. Guildingblock Pasar Gede………………………………… 94Foto 14. Pintu Masuk GKJ Margoyudan………………………….. 98Foto 15. Bentuk Tempat Wudlu Masjid Agung……………………. 99Foto 16. Fasilitas Kursi Roda SoloGrand Mall…………………..... 100Foto 17. Difabel Di Solo Grand Mall……………………………… 101Foto 18. Bentuk Akses Taman Sekartaji…………………………… 104Foto 19. Halte BST Portabel Tampak Depan……………………… 107Foto 20. Halte BST Portabel Tampak Belakang…………………… 107Foto 21. Rem Di Taman Sekartaji…………………………………. 110

Page 14: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel. 01. Jumlah Difabel Di Kota Surakarta Tahun 2007…………….36Tabel 02. Yayasan Penyandang Cacat Di Kota Surakarta…………… 38Tabel 03. Pembangunan dan Perluasan terminal………………….. 41Tabel 04. Banyaknya Bus dan Penumpang yang Masuk

Terminal Tirtonadi........................................................... 42Tabel 05. Tempat Ibadah di Kota Surakarta di Tiap Kecamatan......... 44Tabel 06. Banyaknya Penduduk di Tiap Kecamatan Menurut

Agama yang Dianut.......................................................... 45Tabel 07. Hambatan yang Dialami Difabel..................................... 124Tabel 08. Kondisi Ruang Publik Sebelum Adanya Perda

Kesetaraan Difabel........................................................... 125Tabel 09. Kondisi Ruang Publik Setelah Adanya Perda

Kesetaraan Difabel............................................................ 126Tabel 10. Jenis Aksesbilitas Difabel Dalam Ruang Publik.............. 127Tabel 11. Intensitas Kedatangan Difabel Dalam Ruang Publik....... 130Tabel 12. Sikap Difabel Terhadap Akses Yang diterima

Dalam Ruang Publik......................................................... 130

Page 15: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01. Pedoman WawancaraLampiran 02. Matriks WawancaraLampiran 03. Perda Nomor 2 Tahun 2008 Kesetaraan DifabelLampiran 04. Surat Permohonan Ijin Dinas dan Pihak SwastaLampiran 05. Surat Selesai PenelitianLampiran 06. Peta Kota SurakartaLampiran 07. Denah Masjid Agung SurakartaLampiran 08. Denah Los Pasar GedeLampiran 09. Denah Sirkulasi Bus Di Terminal TirtonadiLampiran 10. Denah Jalur Batik Solo TransLampiran 11. Dokumentasi

Page 16: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Surakarta merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa

Tengah yang dikenal dengan keramahannya. Sebagai salah satu kota yang yang

merupakan kota terpadat di Indonesia, maka kota ini memiliki berbagai macam

keunggulan salah satunya adalah mengenai pembangunannya dan julukannya

sebagai kota ramah bagi difabel. Hal ini dikarenakan kota Surakarta merupakan

salah satu tempat berdomisilinya difabel baik sebagai tempat tinggal permanen

maupun untuk sementara waktu terutama bagi yang sedang mengikuti pelatihan–

pelatihan. Untuk itulah maka kota Surakarta merupakan kota yang ramah bagi

difabel dan mendapat julukan sebagai kota pusat difabel. (YJP, nomor 65:

123,166).

Data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam buku BPS

Surakarta dalam Angka tahun 2009 terdapat data mengenai difabel. Berikut

adalah data jumlah difabel pada tahun 2009: jumlah penyandang cacat tubuh

adalah sebanyak 514 orang, penyandang tuna netra sebesar 112 orang,

penyandang tuna mental adalah 59 orang, serta penyandang tuna rungu/wicara

adalah 224 orang. Total difabel di Surakarta pada tahun 2009 adalah 909 orang.

Sedangkan data pada tahun 2008 menunjukkan bahawa jumlah difabel di

Surakarta adalah sebesar 1464 orang. Akan tetapi penyandang cacat tubuh kian

meningkat dan penyandang netra mengalami penurunan.

Page 17: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyandang cacat atau difabel

di Kota Surakarta sangat banyak. Karena itu pula lah maka banyak panti

rehabilitasi di kota Surakarta. Di kota ini terdapat sebuah pusat rehabilitasi bagi

penyandang cacat yaitu BBRSBD ( Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa )

Prof. Dr. Soeharso, serta adanya beberapa Panti Sosial bagi difabel untuk

menangani kecacatan–kecacatan yang bersifat khusus. Keramahan kota ini

terbukti dari adanya berbagai macam program bimbingan pelatihan bagi difabel

yang tinggal di kota Surakarta antara lain adalah ketrampilan menjahit, fotografi,

reparasi sepeda motor, salon, handicraft, percetakan, pertukangan, las dan bubut,

pertukangan kayu, politur, ukir kayu, elektronika, border, tata boga, serta bengkel.

(Demartoto, 2005: 54). Pendidikan yang digunakan untuk berinteraksi dan

bersosialisasi dalam rangka menunjang pemberdayan masyarakat. (Nasution,

1995:35). Pemberdayaan menunjuk pada menunjuk pada kemampuan orang,

khusunya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan

kemampuan dalam memnuhi kebutuhan dasarnya, menjanngkau sumber–sumber

produktif yang dapat meningkatkan mutu hidup, serta dapat berpartisipasi dalam

proses pembangunan (Suharto, Edi. 2005: 58). Dengan adanya pelatihan–

pelatihan, maka difabel diharapkan mampu untuk dapat mengakses segala yang

dibutuhkan didalam suatu ruang publik.

Dalam segi pembangunan kota Surakarta juga mengalami perkembangan

dan pertumbuhan dalam segi ruang publiknya. Ruang merupakan suatu tempat

yang dapat menunjukkan perletakan sebuah objek, yang harus dapat diakses

secara fisik oleh masyarakat umum yaitu dapat berupa taman, lapangan, bangunan

Page 18: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pasar, tempat ibadah, trotoar, dan lain–lain. (Hariyono, 2007: 134). Ruang publik

merupakan suatu tempat umum yang digunakan banyak orang untuk

menghabiskan waktu luang. Akan tetapi keadaan ruang publik seringkali

membuat kesusahan bagi difabel untuk menikmatinya. Selain itu adapula

beberapa ruang yang merupakan tempat berkumpulnya individu dari berbagai

golongan, namun apakah ruang tersebut dapat diakses dengan mudah bagi difabel

masih merupakan suatu tantangan bagi difabel itu sendiri. Bagi difabel ruang

publik haruslah sesuai dan aksesibel terhadap kebutuhan mereka. Difabel

memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk menikmati ruang dan fasilitas

publik yang ada.

Semua kelengkapan prasarana dan sarana pada bangunan gedung dan

lingkungannya diharapkan agar dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang

termasuk difabel dan semua orang guna mewujudkan kesamaan kesempatan

dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Dengan adanya akses ruang

publik maka fasilitas bagi difabel di masyarakat dapat sedikit terpenuhi, sehingga

memungkinkan tidak ada pembedaan fasilitas ruang publik antara difabel maupun

non difabel dalam mengaksesnya.

Mengenai penyediaan aksesibilitas sebenarnya sudah diatur dalam

Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. Bab 1 pasal 1

ayat 4 berbunyi aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang

cacat guna mewujudkan kesamaan dan kesempatan dalam segala aspek kehidupan

dan penghidupan. Demikian pula halnya dengan kota Surakarta, perkembangan

dan pembangunan kota Surakarta menyebutkan bahwa Kota ini mementingkan

Page 19: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

hak dan kewajiban difabel, diantaranya dengan dibuatnya Peraturan Daerah Kota

Surakarta Nomor 2 Tahun 2008 mengenai Kesetaraan Difabel. (YJP, Nomor

65:124).

Menurut Perda tersebut aksesibilitas fisik adalah meliputi layanan yang

terkait dengan perencanaan dan peruntukkan pembangunan kawasan kota serta

fasilitas publik. Aksesibilitas dalam hal non fisik berupa bidang pendidikan dan

ketenagakerjaan bagi difabel mempunyai kesempatan yang sama. (Demartoto,

2005:58). Sejalan dengan itu yang dimaksud dengan aksesibilitas fisik adalah

lingkungan fisik yang oleh difabel agar dapat dihampiri, dimasuki, atau dilewati,

dan dapat dipergunakan fasilitas yang ada di dalamanya tanpa bantuan. (JYP

no.65 hal 79). Dalam hal yang lebih luas aksesibilitas fisik mencakup akses

terhadap berbagai bangunan, alat transportasi dan komunikasi, serta berbagai

fasilitas luar di luar ruangan termasuk sarana rekreasi sebagai ruang publik.

Aksesibilitas bagi difabel merupakan salah satu sarana untuk membuat kehidupan

difabel menjadi lebih baik.

Difabel sendiri merupakan suatu akronim dari Different Ability People

atau Orang yang memiliki kemampuan yang berbeda. Pandangan masyarakat

yang negatif terhadap difabel juga menyebabkan kelompok tersebut sulit untuk

mendapatkan kedudukan, hak, kewajiban, dan peran yang sama dengan

masyarakat lainnya di segala aspek kehidupan dan penghidupan (Demartoto

Argyo, 2005). Data WHO menunjukkan bahwa jumlah difabel di negara

berkembang mendekati angka 10% dari total jumlah penduduk negara tersebut.

Sebagai negara berkembang, jumlah difabel di Indonesia pun juga mencapai

Page 20: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

jumlah 10 juta jiwa pada tahun 2005 dan akan terus meningkat pada tahun–tahun

berikutnya (Purwanta, 2002:105)

Penyandang cacat fisik sering sekali didiskriminasi oleh banyak pihak,

baik itu dalam pekerjaan, pendidikan bahkan dalam hal fasilitas umum yang

belum sepenuhnya menyentuh mereka. Sampai saat ini, penyandang cacat fisik

belum mendapatkan fasilitas seperti layaknya orang dengan tubuh tanpa cacat.

Istilah penyandang cacat itu sendiri merupakan suatu diskriminasi juga, kata

cacat umum digunakan untuk menyebut beberapa orang yang memiliki

kemampuan mental di bawah rata–rata. Untuk mengatasi istilah yang dirasa

negatif tersebut, maka digunakanlan istilah Difabel.

Purwanta (2004: 53) menyatakan bahwa “sebenarnya cacat itu tidak ada,

cacat merupakan rekayasa atau konstruksi sosial yang sengaja dibangun melalui

sistem kekuasaan baik yang berada pada jalur struktural maupun jalur kultural.

Proses pencacatan itu sendiri dimulai dari penyebutan atau pemberian istilah

mulai dari yang menyakitkan hingga yang dimaksudkan menghaluskan tetapi

intinya tetap memiliki konotasi penolakan hingga perlakuan dan penempatan pada

posisi marjinal dalam struktur masyarakat. Cacat yang sebenarnya tidak ada itu

menjadi ada karena berbagai macam media dan prosesnya. Karena adanya

kecacatan tersebut maka para difabel dianggap tidak mampu untuk mengikuti

arus perkembangan dan pembangunan. Akan tetapi pembangunan seringkali

mengabaikan minoritas atau orang yang berkebutuhan khusus. Seperti yang

diungkapkan oleh Shaun Grech:

Page 21: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

“disability remains excluded from development, at research, policy andprogramme levels, and the voices of disabled poor people in the so calleddeveloping countries remain largely unheard”(cacat tetap dikecualikan dari pembangunan, pada penelitian, kebijakan dantingkat program, dan pendapat orang miskin cacat di negara-negara berkembangsebagian besar tetap tak terdengar).

Ideologi kenormalan menyatakan bahwa seseorang disebut normal adalah

bila orang mempunyai organ tubuh lengkap dan berfungsi dengan baik, harus

mempunyai kepala, kaki/ tangan, dan organ lainnya layaknya seorang manusia.

Seseorang yang tidak memiliki ketidakfungsian, kehilangan salah satu atau lebih

organ yang dimilikinya, maka orang tersebut akan dianggap sebagai orang yang

tidak normal, seseorang yang tidak sempurna, atau istilah yang sering digunakan

adalah cacat atau penyandang cacat. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk

hidup yang memerlukan proses bergerak atau berpindah untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Padahal sebagian dari manusia tersebut ada yang memiliki

hambatan–hambatan dalam bergerak maupun berpindah tempat, baik secara

permanen maupun sementara. Salah satunya adalah penyandang cacat, yang

diyakini sebagai orang yang tidak normal dan selalu membutuhkan bantuan serta

figur yang memiliki kekurangan. Walaupun demikian difabel tetaplah masyarakat

yang harus terpenuhi hak dan kewajibannya salah satunya adalah dalam akses

ruang publik yang ada.

Penelitian ini melihat pentingnya aksesibilitas ruang publik bagi difabel.

Karena difabel mempunyai hak dan kewajiban yang sama didalam hukum dan

bermasyarakat. Seharusnya masyarakat dapat mengawali dengan menerima

kecacatan itu sungguh–sunggguh ada. Kecacatan adalah bagian dari kehidupan

manusia, bagian dari dunia yang ditinggali bersama. Penyandang cacat

Page 22: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

membutuhkan manusia normal bukan sebagai pakar atau manajemen dalam

kehidupan, tapi menjadi seorang teman. Sehingga perjuangan para penyandang

cacat merupkan perjuangan yang perlu dihargai dalam upayanya mencari keadilan

sosial. Kurangnya penghargaan dan apresiasi terhadap difabel dapat

menyebabkan sedikitnya aksesibilitas yang diterima dan berimbas pada

kehilangan hak yang seharusnya didapatkannya.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka akan dikaji gambaran mengenai

aksesibilitas difabel dalam kaitannya dengan ruang publik, dan hasilnya terhadap

kehidupan difabel. Rumusan masalah tersebut akan dikaji melalui pertanyaan

sebagai berikut

1. Bagaimanakah konsep ruang publik di Kota Surakarta?

2. Bagaimanakah aksesibilitas difabel dalam ruang publik di kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aksesibilitas difabel mengenai

ruang publik di Kota Surakarta, untuk mengetahui konsep pembangunan serta

bagaimana kondisi ruang publik di kota Surakarta baik sebelum maupun setelah

adanya Perda Kesetaraan Difabel. Dengan membaca hasil penelitian ini,

diharapkan pembaca mampu mengetahui dan mengerti mengenai aksesibilitas

difabel yang selama ini masih dianggap sebagai permasalahan yang tidak penting

karena difabel dianggap sebagai terpinggirkan.

Page 23: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai

aksesibilitas difabel di ruang publik dalam kaitannya dengan tindakan sosial

dalam ilmu sosiologi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada:

a. Masyarakat luas hendaknya tidak memandang sebelah mata mengenai

permasalahan yang dialami oleh difabel serta dapat berperan dalam

membantu menyediakan fasilitas yang sesuai untuk difabel.

b. Sebagai bahan informasi bagi pembuat dan pengambil keputusan/

pemerintah kota dan pihak swasta dalam hal pembangunan akses bagi

difabel.

E. Review Literatur

Dalam penelitian mengenai difabel ini, peneliti juga memerlukan referensi

berbagai macam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini perlu

dilakukan untuk menambah informasi serta wawasan peneliti mengenai difabel.

Ada beberapa penelitian mengenai difabel yang ditemukan oleh penulis yaitu

antara lain adalah sebagai berikut:

Penelitian Muhammad Imdad yang berjudul “Peran LSM Dalam

Pemberdayaan Difabel Korban Gempa Bumi di Kabupaten Klaten” (2008)

dijelaskan bahwa difabel memerlukan pendampingan dari berbagai macam

Page 24: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

organisasi masyarakat agar mereka tidak terpuruk oleh ketidakberdayan mereka.

Peran pendampingan bagi difabel korban gempa bumi di Klaten berupa

penyuluhan penguatan potensi diri difabel yaitu dengan memberikan training

kwirausahaan, dan motivasi bagi difabel agar mereka tetap terus melanjutkan

hidup. Peran LSM dalam pemberdayaan difabel memiliki tiga macam dampak

yaitu dampak psikologis yaitu dengan adanya bimbingan psikologis dari difabel

lama agar dapat menguatkan orang yang menjadi difabel baru. Karena seringkali

difabel baru tidak merasa diterima dengan keadaannya yang sekarang sehingga

butuh bimbingan dan motivasi dari difabel lama agar para difabel baru dapat terus

mlanjutkan hidup. Dampak yang kedua adalah dampak aksesibilitas yaitu

penyediaan dan pemberian alat bantu bagi difabel agar tetap dapat melaksanakan

mobilitas sosialnya. Aksesibilitas yang disediakan seperti tongkat kruk, kursi

roda, maupun ramp (jalan masuk yang dibuat untuk memudahkan kursi roda

lewat) agar dapat aksesibel bagi difabel. Dampak yang ketiga adalah dampak

ekonomi yang berhubungan dengan kesejahteraan yaitu dengan diadakannya

pelatihan–pelatihan, melalui pelatihan tersebut difabel mampu membiayai

hidupnya sendiri tanpa tergantung orang lain.

Selain itu terdapat penelitian yang ditulis oleh Saudara Bondan mengenai

difabel perempuan dalam kaitannya dengan tindakan dan aksesibilitasnya dalam

pelayanan kesehatan reproduksi di kota Surakarta. Penelitian ini menemukan

bahwa hanya sedikit perempuan difabel yang mengetahui kesehatan tentang

reproduksi wanita. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penelitian dari

Saudara Bondan.

Page 25: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Penelitian Bondan Dwi S yang berjudul “ Tindakan dan Aksesibilitas

Perempuan Difabel Dalam Kaitannya Dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi di

Kota Surakarta” (2006), menemukan bahwa perempuan difabel mengalami tripel

diskriminasi yaitu perempuan difabel selain mendapat stigma karena mereka

“perempuan“ juga karena mereka “difabel“ serta sebagian besar diantara mereka

memiliki kondisi yang “miskin“ (dalam arti ekonomi sosial, politik serta sektor

kehidupan lain). Selain itu dalam pelayanan kesehatan perempuan difabel

seringkali tidak mendapatkan hak dan perannya. Hal ini dikarenakan adanya nilai

dari segi sosial budaya masyarakat yang mempunyai mitos bahwa difabel itu

aseksual, karena kedifabelannya itu pula maka difabel “dianggap” tidak mampu

mengekspresikan seksualitasnya, bahkan “dianggap tabu” bila sampai mempunyai

anak. Karena hal itulah maka aksesibilitas perempuan difabel menjadi terhambat

bahkan tidak terpenuhi, perempuan difabel merasa dimarginalkan atau

dinomorduakan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Perempuan difabel

juga sering mendapat diskriminasi, serta yang tidak kalah penting adalah

pengabaikan terhadap kesehatan reproduksi. Dari hasil penelitian ditemukan

bahwa perempuan difabel hanya mengetahui sedikit info mengenai kesehatan

reproduksi karenta terbatasnya akses mereka untuk mendapatkan pengetahuan

tersebut.

Ada pula penelitian dari saudara Gita Putri mengenai Hubungan Konsep

Diri dan Penyesuaian Diri remaja difabel. Penelitian ini mengunaka penelitian

kauntitatif dan ditemukan bahwa remaja difabel masih belum terbiasa

Page 26: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menyesuaikan diri di masyarakat karena berbagai macam faktor dan hal. Berikut

sedikit review penelitian Gita Putri mengenai remaja difabel.

Penelitian Gita Putri yang berjudul “ Hubungan Konsep Diri Remaja

Difabel Dengan Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan “ (2007) menemukan

bahwa ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara konsep diri dengan

penyesuaian diri. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Ketika individu merasa

dirinya sejajar dengan dan setara dengan orang lain meskipun memiliki

kekurangan, dalam hal ini kekurangan dalam hal fisik, maka individu tersebut

menjadi lebih percaya diri dan memudahkan mereka menyesuaikan diri dengan

orang lain maupun dengan lingkungannya. Konsep diri adalah bagaimana

individu memandang dirinya sendiri, yang meliputi pengharapan, pengetahuan,

dan penilaian tentang diri sendiri. Berdasarkan penelitian ini, dapat dinilai bahwa

remaja difabel dengan konsep diri yang baik maka penyesuaian dirinya akan baik

pula, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini juga memberikan informasi

tentang sumbangan efektif dari masing – masing variable. Sumbangan efektif

yang diberikan konsep diri terhadap penyesuaian diri adalah sebesar 60%. Ini

berarti masih ada factor lain yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja difabel.

Adapun factor tersebut diantaranya adalah kondisi lingkungan, jika lingkungan

dapat menerima dan memberikan fasilitas yang lebih memadai bagi remaja

difabel, maka penyesuaian dirinya menjadi lebih baik. Faktor lainnya adalah

adanya norma, dan adat istiadat karena adanya kecenderungan menutupi jika ada

anggota keluarga yang lahir tidak normal atau cacat, hal itu akan mempersulit

individu dengan kekurangan tersbut untuk menyesuaikan diri.

Page 27: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa

difabel masih mengalami permasalahan di dalam bermasyarakat. Difabel masih

memiliki perasaan malu yang membuat diri mereka merasa berbeda dengan orang

lain. Perasaan berbeda tersebut menyebabkan difabel kurang bisa menyesuaikan

diri di masyarakat, difabel kurang memahami mengenai pengetahuan akan

berbagai hal. Selain itu difabel masih membutuhkan orang lain dalam

kehidupannya dan masih belum bisa untuk hidup mandiri.

F. Kerangka Teori

Difabel merupakan orang yang memiliki kemampuan yang berbeda, begitu

pula dengan aksesibilitasnya dalam ruang publik. Untuk mempermudah pembaca

dalam memahami penelitian ini maka akan dikemukakan beberapa konsep dalam

skripsi yang dibuat peneliti. Adapun konsep yang digunakan dalam pembuatan

skripsi ini adalah:

1. Ruang Publik

Istilah publik adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu public

yang berarti masyarakat, negara, umum. Didalam Bahasa Inggris, pengertian

kata public menjadi masyarakat, negara, umum dipakai berganti-ganti misalnya:

a. Yang didefinisikan sebagai “masyarakat” misalnya public relationship

(hubungan masyarakat), public service (pelayanan masyarakat), dan lain–

lain.

Page 28: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Yang didefinisikan sebagai “negara“ misalnya public authorities (otoritas

negara), public building (gedung negara), public finance (keuangan

negara)

c. Yang didefinisikan sebagai ”umum” misalnya adalah public offering

(penawaran umum), Public ownership (milik umum), publik utility

(perusahaan umum), public space (ruang umum). (Syafiie, 1999: 18)

Dalam beberapa pengertian dari kata publik tersebut akan difokuskan

kepada satu hal yaitu public space. Dalam pengertian bahasa Indonesia adalah

ruang umum namun lebih dikenal dengan ruang publik. Ruang publik adalah

ruang yang fungsi dan manfaatnya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan

publik/ masyarakat (bukan untuk seseorang ataupun kelompok-kelompok

tertentu).

Menurut Roger Scurton (1984:32) setiap ruang publik memiliki makna

sebagai berikut: sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun, memiliki akses

yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia/pengguna

ruang publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain

mengikuti norma-norma yang berlaku setempat. Meskipun sebagian ahli

mengatakan umumnya ruang publik adalah ruang terbuka, Rustam Hakim

(2003:50) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya merupakan suatu

wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik secara

individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat

tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.

Page 29: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Menurut Hakim (2003:50), Jenis ruang publik terbagi atas dua macam

yaitu:

a. Ruang publik tertutup adalah ruang publik yang terdapat di

dalam suatu bangunan.

b. Ruang publik terbuka yaitu ruang publik yang berada di luar

bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space).

Ruang publik selalu berhubungan dengan pembangunan, pembangunan

pada hakikatnya merupakan proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik,

baik secara fisik maupun secara spiritual. Hal ini tercermin dari definisi berikut:

“Pembangunan merupakan suatu proses pembauran yang kontinyu dan

terus menerus dari keadaaan tertentu kepada suatu keadaan yang lebih

baik“

Menurut Salim (1986:3) mengatakan bahwa hakekat pembangunan adalah

(1) kemajuan lahiriah seperti sandang, pangan, papan, dan lain – lan (2) kemajuan

dalam bidang batiniah, pendidikan, rasa aman, dan rasa keadilan, (3) kemajuan

yang meliputi seluruh rakyat sebagaimana tercermin dalam perbaikan hidup

berkeadilan sosial. Tak jauh berbeda dengan pendapat Sondang P. Siagian tentang

definisi pembangunan. Pembangunan yaitu suatu usaha atau rangkaian usaha

pertumbuhan yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan

pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. (Siagian,

1972:45).

Page 30: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dari definisi pembangunan tersebut maka menurut Siagian (1972:53) ada

beberapa pokok ide yang perlu dipahami:

a. Pembangunan merupakan suatu proses. Proses berarti suatu kegiatan

yang terus menerus dilakukan, meskipun sudah barang tentu bahwa

proses itu sudah dapat dibagi menjadi tahap–tahap tertentu dan berdiri

sendiri.

b. Pembangunan merupakan suatu usaha yang sadar dilakukan

c. Pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaan itu

berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan.

d. Pembangunan mengarah kepada modernitas yaitu sebagai cara hidup

baru dan lebih baik daripada sebelumnya serta berkemampuan untuk

menguasai alam lingkungannya.

Pembangunan ruang publik harus bersifat responsif, demokratis, dan

bermakna. Ruang publik yang responsif artinya harus dapat digunakan untuk

berbagai kegiatan dan kepentingan luas. Secara demokratis yang dimaksud

adalah ruang publik itu seharusnya dapat dimanfaatkan masyarakat umum tanpa

harus terkotak-kotakkan akibat perbedaan sosial, ekonomi, dan budaya. Bahkan,

unsur demokratis dilekatkan sebagai salah satu watak ruang publik karena ia harus

dapat dijangkau (aksesibel) bagi warga dengan berbagai kondisi fisiknya,

termasuk para penderita cacat tubuh maupun lansia. (Hakim, 2003: 52).

Page 31: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Aksesibilitas

Perda Kesetaraan Difabel Nomor 2 tahun 2008 aksesibilitas fisik adalah

meliputi layanan yang terkait dengan perencanaan dan peruntukkan pembangunan

kawasan kota serta fasilitas publik. Sedangkan menurut Peraturan pemerintah RI

Nomor 43 Tahun 1998 Tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial

Penyandang Cacat, menyatakan bahwa aksesibilitas adalah kemudahan yang

disediakan bagi difabel guna mewujudkan kesamaan dan kesempatan dalam

segala aspek kehidupan dan penghidupan.

Negara semestinya mengakui pentingnya aksesibilitas dalam proses

terciptanya kesamaa kesempatan dalam semua aspek kehidupan dalam kegiatan

bermasyarakat bagi difabel dari semu jenis kecacatan yang ada. Hak dan

kewajiban difabel semestinya terpenuhi sama dengan hak dan kewajiban dari non

difabel.

Menurut Demartoto (2005: 57) aksesibilitas terbagi atas dua macam yaitu:

a. Aksesibilitas fisik yaitu berupa guilding block bagi difabel netra,

tangga ramp, hand rail (pegangan tangan), lift, rambu–rambu

lalu lintas, dan tanda–tanda atau signage.

b. Aksesibilitas non fisik yaitu berupa pendidikan dan

ketenagakerjaan. Semua difabel memiliki kesempatan yang

sama dalam meperoleh pendidikan dan pekerjaan.

Menurut Adinda dalam JYP Nomor 65: 79 mengatakan bahwa

aksesibilitas fisik adalah lingkungan fisik yang oleh difabel agar dapat dihampiri,

dimasuki atau dilewati, dan dapat digunakan wilayah dan fasilitas yang terdapat

Page 32: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

didalamnya tanpa bantuan. Dalam pengertian yang lebih luas diartikan mencakup

kemudahan terhadap berbagai bangunan, alat tranportasi dan komunikasi, serta

berbagai fasilitas di luar ruangan termasuk rekreasi. Sedangkan aksesibilitas non

fisik yaitu berupa pendidikan dan pekerjaan.

Kedua macam aksesibilitas ini saling mempengaruhi satu sama lain

apabila berbagai macam hambatan struktural dalam bangunan–bangunan dan

fasilitas–fasilitas yang disediakan bagi kepentingan umum ternyata tidak selalu

mudah bagi difabel untuk berpartisipasi penuh dalam situasi normal baik dalam

bidang pendidikan maupun pekerjaan serta rekreasi. Namun dalam penelitian ini

lebih ditekankan pada aksesibilitas fisik difabel dalam ruang publik.

3. Difabel

Menurut Perda Nomor 2 Tahun 2008 kota Surakarta mengenai Kesetaraan

Difabel dikatakan bahwa difabel adalah setiap orang yang memiliki kelainan fisik

dan/ mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan

baginya untuk melakukan yang selayaknya, yang terdiri dari (1) penyandang cacat

fisik, (2) penyandang cacat mental, dan (3) penyandang cacat fisik dan mental.

Sedangkan kesetaraan difabel adalah kondisi yang menjamin terwujudnya

keadilan bagi difabel.

Untuk menjelaskan berbagai macam kecacatan diatas maka akan

dijelaskan sebagai berikut (Demartoto, 2005: 10):

Page 33: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a. Cacat fisik adalah kecacatan yang mengakibatkan gangguan pada

fungsi tubuh, antara lain pada gerak trubuh , penglihatan, pendengaran,

dan kemampuan berbicara.

b. Cacat mental adalah kelainan mental dan tingkah laku, baik cacat

bawaan maupun akibat dari penyakit antara lain: a) retardasi mental, b)

gangguna psikiatrik funsional, c) alkoholisme, d) gangguan mental

organic dan epilepsy.

c. Cacat fisik dan mental adalah keadaan seseorang yang menyandang

dua jenis kecacatan sekaligus. Apabila yang cacat adalah keduanya

maka sangat mengganggu penyandang cacatnya.

Istilah penyandang cacat merupakan suatu diskriminasi, kata cacat umum

digunakan untuk menyebutkan beberapa orang yang memliki kemampuan mental

di bawah rata–rata. Untuk mengurangi stigma negatif dalam hal tersebut maka

digunakanlah istilah Difabel (Different Ability People) yang berarti manusia yang

memiliki kemampuan yang berbeda. Kemampuan yang berbeda yang dimaksud

adalah hanya kemampuan fisik saja. Istilah difabel sekarang ini mungkin masih

kurang tedengar gaungnya daripada dengan istilah penyandang cacat. (Purwanta,

2004: 107).

Pembedaan antara manusia normal dengan mereka yang mendapat julukan

penyandang cacat ternyata melahirkan berbagai macam diskriminasi

ketidakadilan. Menurut Purwanta (2004: 174) ada berbagai manifestasi

ketidakadilan yang ditimbulkan oleh adanya asumsi terhadap difabel adalah

sebagai berikut:

Page 34: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. Terjadi diskriminasi ekonomi sehingga melahirkan pemikinan

ekonomi terhadap difabel

b. Terjadinya subordinasi terhadap mereka yang dicacatkan. Dalam

rumahtangga, masyarakat, maupun negara, banyak kebijakan dibuat

tanpa menganggap ada penyandang cact itu sendiri. Sebagai contoh

banyak peraturan yang menyebutkan syarat tidak cacat jasmani untuk

jenis pekerjaan yang tidak ada kaitannya dengan kecacatan jasmani.

c. Pelabelan negatif (stereotype) terhadap difabel dan akibat dari

stereotype itu terjadi diskriminasi serta berbagai ketidakadilan lainnya.

Dalam masyarakat banyak sekali stereotype yang dilabelkan pada

difabel yang akibatnya membatasi, menyulitkan, memiskinkan, dan

merugikan difabel.

d. Kekerasan terhadap difabel. Kekerasan ini mulai dari kekerasan fisik

seperti pemukulan sampai kekerasan dalam bentuk yang lebih halus

seperti pelecehan, menganggap tidak mampu, penciptaan

ketergantungan, dan sebagainya.

e. Sempitnya akses sosial dan budaya serta fisik bagi difabel ini telah

menyulitkan ruang gerak difabel dan telah mengakibatkan beban kerja

yang luar biasa bagi difabel baik di lingkungan domestik maupun

publik.

Page 35: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

G. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan tindakan sosial dari Max Weber. Tindakan

sosial ini diasumsikan oleh Max Weber bahwa individu melakukan suatu tindakan

berdasar pada pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsirannya atas obyek

dari situasi tertentu. Tindakan individu ini merupakan tindakan sosial yang

rasional yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana paling tepat. (Ritzer,

2003:38).

Tujuan Weber dalam teori tindakan adalah untuk memfokuskan perhatian

pada individu, pola, regularitas tindakan, dan bukan pada kolektivitas. Tindakan

dalam pengertian orientasi perilalu yang dapat dipahami secara subjektif yang

hanya hadir sebagai perliaku seorang atau beebrapa orang manusia individual.

(Ritzer, 2008: 137).

Weber mengunakan metodologi tipe idealnya untuk menjelaskan makna

tindakan dengan cara mengidentifikasikan empat tipe tindakan dasar. Tipologi ini

tidak hanya penting untuk memhami apa yang dimaksud Weber dengan tindakan,

yang terpenting adalah pembedaan yang dilakukan Weber terhadap dasar tindakan

rasional.

Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial antar hubungan sosial

itu. Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian

sosiologi yaitu:

1. Tindakan manusia, yang menurut si aktor mengandung makna yang

subyektif. Ini meliputi tindaka nyata

Page 36: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat

membatin dan bersifat subyektif.

3. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu istuasi, tindakan

yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara

diam-diam.

4. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada individu.

5. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada

orang lain itu.

Konsep rasionalitas Weber merupakan suatu kerangka bersama secara luas

dimana aspek–aspek subyektif perilaku dapat dinilai secara obyektif. Konsep

rasionalitas Weber mencakup empat hal yaitu:

a. Zwerk Rational / Rasionalitas Sarana Tujuan

Yakni tindakan sosial murni adalah tindakan yang ditentukan oleh

harapan terhadap perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku

manusia lain; harapan – harapan ini digunakan sebagai syarat atau

sarana untuk mencapai tujuan – tujuan actor lewat upaya dan

perhitungan yang rasional.

b. Werktrational Action / Rasionalitas Nilai

Dalam tindakan tipe ini aktor tidak dapat menilai apakah cara-cara

yang dipilihnya itu merupakan cara yang paling tepat atau lebih tepat

untuk mencapai tujuan yang lain. Dalam tindakan ini memang sukar

untuk difahami. Tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh

kesdaran akan nilai perilaku–perilaku etis, estetis, religius, atau bentuk

Page 37: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

perilaku lain yang terlepas dari prospek keberhasilannya. Namun

tindakan ini rasional, karena pilihan terhadap cara-cara kiranya sudah

menentukan tujuan yang hendak dicapai. Tindakan ini rasional meski

tak serasional yang pertama.

c. Affektual Action

Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi dan

kepura-puraan si aktor.tindakan ini sukar difahami.

d. Tradisional Action

Tindakan yang didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan dalam

mengerjakan sesuatu dimasa lalu saja. (Ritzer, 2003: 40-41)

Untuk mempelajari tindakan sosial adalah dengan metode penafsiran dan

pemahaman, yang menurut terminologi Weber adalah verstehen, yaitu suatu

upaya tindakan si aktor dengan memahami motif dari tindakan yang

dilakukannya. Salah satu teori yang sepenuhnya berawal dari karya Max Weber

adalah teori aksi.

Beberapa asumsi fundamental Teori Aksi dikemukakan oleh Hinkle

dengan merujuk karay Mac Iver, Znaniecki, dan Parsons sebagai berikut:

1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek

dan dari situasi eksternal dan posisinya sebagai obyek.

2. Sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai

tujuan-tujuan terrtentu. Jadi tindakan manusi bukan tanpa tujuan

Page 38: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Dalam bertindak manusi mengunakan cara, teknik, prosedur, metode,

serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan

tersebut.

4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak

dapat diubah dengan sendirinya

5. Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang

akan, sedang, dan apa yang telah dilakukannya.

6. Ukuran–ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan

timbul pada saat pengambilan keputusan.

7. Studi mengenai hubungan antar hubungan sosial memerlukan

pemakaian teknik penemuan yang bersifat subyektif seperti metode

verstehen, imajinasi, sympathetic reconstruction atau seakan-akan

mengalami sendiri vicarious experience.

Menurut Cooley sesuatu yang memiliki arti penting dalam kehidupan

bermasyarakat adalah apa yang disebut sebagai kesadaran subyektif dan hal ini

merupakan pengakuan tehadap sifat aktif dan kreatif individu. Selain dari

kesadaran subyektif, menurut Cooley perasaan-perasaan individual, sentimen, dan

ide-ide merupakan faktor pendorong manusia untuk berinisiatf atau mengakhiri

tindakannya terhadap orang lain. (Ritzer, 2003:47)

Menurut Parsons, sejak semula telah menjelaskan bahwa teori aksi tidak

dapat menerangkan keseluruhan aspek kehidupan sosial. Parsons menyusun

skema unit-unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Adanya individu sebagai aktor.

Page 39: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tertentu

3. Aktor mempunyai alternatif cara, alat, serta teknik untuk mencapai

tujuannya.

4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut

berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan

oleh individu

5. Aktor berada di bawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan

berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan

menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan.

Dari hal tersebut diatas merupakan suatu cara untuk mengkaji masalah

mengenai aksesibilitas difabel dalam kaitannya dengan ruang publik. Tindakan

individu diarahkan menuju suatu tujuan tertentu. Kota Surakarta merupakan salah

kota yang mengalami perkembangan dalam hal pembangunan yang cukup pesat.

Hal ini terbukti dari banyaknya fasilitas–fasilitas serta pembangunan dalam segi

fisik yang terlihat sebagaimana sekarang ini. Pembangunan Kota Surakarta

merupakan bagian dari layanan bagi masyarakat agar terpenuhi dari segi

kenyamananannya.. Sedikit banyak dalam perencanaan dan manajemen perkotaan

harus peka terhadap persoalan-persoalan yang ada di Kota Surakarta. Kota ini

mendapatkan julukan sebagai kota yang ramah terhadap difabel karena banyaknya

panti rehabilitasi yang sesuai dengan jenis kecacatanya. Walaupun mengalami

pembangunan yang pesat namun masih banyak hal yang terlewatkan bagi

terpinggirkan seperti difabel.

Page 40: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Aksesibilitas merupakan bagian dari kehidupan manusia dalam

kehidupannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat mengalami akses yang

memadai. terpinggirkan seperti difabel salah satu contohnya yang seringkali

mengalami kesulitan dalam mengakses berbagai hal. Hal ini berkaitan dengan

stigma negatif yang tertanam pada banyak orang bahwa urusan difabel adalah

yang nomor dua. Padahal aksesibilitas merupakan jembatan bagi difabel untuk

dapat bersosialisasi dengan kehidupan luar. Keterbatasan aksesibilitas bagi difabel

pada dasarnya sekarang ini masih terjadi. difabel masih menjadi kelompok yang

termarginalkan, terpingirkan, dan miskin.

Untuk mengetahui mengenai aksesibilitas difabel dalam ruang publik

maka hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat permasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh difabel jika mereka mengakses ruang publik.

Permasalahan-permasalahan tersebut dapat saja membawa mereka ke dalam

situasi yang sulit. Dari sini nantinya akan dilihat bagaimanakah sebenarnya

kondisi ruang publik yang ada di Kota Surakarta. Sebagaimana diketahui bahwa

Kota Surakarta telah memiliki Perda yang menjunjung tentang kesetaran hak

difabel untuk mendapatkan kemudahan dalam berbagai bidang yaitu Perda

Nomor 2 Tahun 2008 salah satunya adalah kemudahan mengenai aksesibilitas.

Dari sini pula akan diketahui apakah konsep pembangunan ruang publik yang giat

digalakkan sesuai dengan peraturan tersebut dan dapat membawa kemudahan bagi

difabel untuk mengakses ruang publik. Kosep pembangunan ruang publik ini

akan berpengaruh pada aksesibilitas difabel dalam ruang publik, khususnya

aksesibilitas fisiknya.

Page 41: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara untuk mengumpulkan data dan fakta yang

ada. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan

kualitatif menggambarkan, mengungkapkan, menceritakan, dan meringkas

berbagai kondisi dan situasi yang ada. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata–kata tertulis atau lisan dari orang–orang dan perilaku yang dapat diamati.

(Moleong, 2002:3). Alasan memilih pendekatan ini adalah menyajikan secara

langsung hakikat hubungan antara peneliti dan yang diteliti, lebih peka dan dapat

menyesuaikan diri terhadap pendalaman masalah. Yaitu memahami aksesibilitas

difabel terhadap ruang publik, dan mempelajari hasil pembangunan ruang publik

yang sedang giat digalakkan bagi kehidupan difabel.

Pendekatan triangulasi juga digunakan untuk menguji keabsahan data dan

menemukan kebenaran objektif sesungguhnya. Metode ini sangat tepat untuk

menganalisis kejadian tertentu di suatu tempat tertentu dan waktu tertentu.

Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekkan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut. Penelitian ini menggunakan triangulasi

sumber, yaitu dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif. (Moleong, 2002:178)

Page 42: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini adalah di Kota Surakarta. Adapun dipilihnya lokasi

ini sebagai tempat penelitian adalah karena Kota Surakarta mempunyai tempat

rehabilitasi terbesar di Asia Tenggara, selain itu banyak pula balai yang berkaitan

dengan difabel sebagai wadah pengembangan sesuai dengan jenis kecacatannya.

Kota Surakarta juga dinilai sebagai surga difabel dan sedang mengalami

pembangunan kota yang cukup pesat baik itu ruang publik maupun fasilitas

didalamnya.

3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah sumber data primer

yaitu Data yang peneliti peroleh dari wawancara dengan difabel, keluarga, serta

aparat pemerintah dan swasta yang terkait. Selain itu peneliti juga menggunakan

data sekunder yaitu data yang peneliti peroleh secara tidak langsung seperti

literatur dari buku, arsip, dokumentasi yang berkenaan dengan penelitian ini.

Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan pengamatan dan wawancara

di lapangan. Data yang digunakan disini adalah data kualitatif dengan teknik

observasi non partisipasi dan wawancara mendalam. Observasi non partisipasi

adalah kegiatan pengumpulan data yang bersifat non verbal dimana peneliti tidak

berperan ganda. Peneliti berperan sebagai pengamat belaka dan tidak turut serta

sebagai actor yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan.

Wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui

kegiatan interaksi sosial antara peneliti dengan yang diteliti. Di dalam interaksi itu

Page 43: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

peneliti berusaha mengungkap gejala yang sedang diteliti melalui kegiatan tanya

jawab. Wawancara dilakukan dengan pedoman panduan wawancara (interview

guide) yang berisi hal–hal pokok yang berkaitan dengan apa yang ingin digali

lebih dalam dari nara sumber dalam hal ini adalah difabel dan juga aparat

pemerintah dan swasta serta keluarga dari difabel.

Studi kepustakaan dilakukan sebelum peneliti pergi ke lapangan untuk

mengumpulkan data sekunder berkenaan dengan masalah yang diteliti yaitu

berupa buku–buku. Koran majalah, dan internet. Dalam melakukan penelitian

peneliti menggunakan alat berupa kamera. Gambar yang nantinya akan diambil

dapat digunakan sebagai dokumentasi dalam penelitian ini. Dengan difabel di

kota Surakarta yang menjadi populasi secara keseluruhan maka peneliti

menggunakan teknik pengambilan sample dengan teknik purposive sampling

yaitu peneliti memilih informan dan key informan yang dianggap mengetahui

informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi

sumber data yang lengkap dan benar selain itu. Selain itu peneliti menggunakan

teknik snowball sampling yaitu dengan menggulirkan sampel atas dasar informasi

yang didapatkan sebelumnya untuk membangun kerangka informasi bagi peneliti.

(Ritzer, 2003:31)

Subyek yang peneliti ambil sebagai key informan adalah difabel yang

dipilih berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis kecacatan, yang sekaligus dapat

memberikan banyak informasi dan berkaitan dengan kebutuhan peneliti. Hal

demikian ini memengaruhi perbedaan aksesibilitas yang terjadi pada difabel.

Sedangkan informan dalam penelitian ini adalah keluarga serta aparat pemerintah

Page 44: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yang terkait serta pihak swasta. Aparat pemerintahan terkait yang dimaksud dsini

adalah dari Dinas Tata Ruang Kota, Dinas Perhubungan (Halte Batik Surakarta

Trans dan Terminal Tirtonadi), Badan Lingkungan Hidup (Taman Sekartaji), dan

Dinas Pengelolaan Pasar (Pasar Gede). Sedangkan Pihak swasta yang dimaksud

disini adalah Pengurus Masjid Agung Surakarta, Majelis Gereja Kristen Jawa

Margoyudan, dan Menejemen Pengelolaan Solo Grand Mall.

Alasan dipilihnya informan serta lokasi dalam penelitian ini adalah karena

Masjid Agung Surakarta dan Gereja Kristen Jawa Margoyudan merupakan tempat

ibadah tertua di Kota Surakarta dengan penganut agama terbesar di kota

Surakarta, selain itu kedua tempat tersebut terdapat jemaah difabel dan

kemudahan bagi difabel. Taman Sekartaji dipilih karena merupakan Taman yang

dibangun dekat dengan balai rehabilitasi serta taman merupakan tempat publik

bagi semua masyarakat. Solo Grand Mall dan Pasar Gede merupakan ruang

publik yang setiap harinya dikunjungi oleh ribuan orang tanpa memandang

perbedaan status sosial, dan ekonomi. Yang terakhir adalah Halte Batik Solo

Trans dan Terminal Tirtonadi, tempat ini dipilih karena setiap harinya orang

membutuhkan sarana tranportasi tanpa terkecuali, dan kebanyakan dari

masyarakat lebih memilih menggunakan bus dalam bertransportasi.

Page 45: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif mulai

dari pengumpulan data sekunder dan data primer yang didalamnya terdapat tiga

komponen yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(Bungin, 2003: 70).

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar“ yang

muncul dari catatan–catatan penulis di lapangan. Setelah data terkumpul

terjadilah tahap reduksi selanjutnya seperti membuat ringkasan, membuat kode,

dan penelusuran tema. Reduksi data berlangsung terus menerus hingga laporan

akhir tersusun (Milles, 1992: 16).

Penyajian data yaitu suatu sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya pengambilan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dengan melihat penyajian–penyajian tersebut kita bisa memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasrkan atas pemahaman

yang didapat dari penyajian tersebut. (Milles, 1992: 17).

Penarikan kesimpulan dan verifikasi sebagian dari suatu hasil kegiatan

yang utuh. Verifikasi adalah kemungkinan pemikiran singkat yang melintas

dalam pikiran penganalisis pada waktu menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan

lapangan, atau upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan dalam data

yang lain. Singkatnya makna yang muncul dari data harus di uji kebenarannya,

kecocokannya yang merupakan validitasnya itu sendiri (Milles, 1992:18)

Page 46: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar Analisa Data Model Interaktif

Sumber: Mathew B. Milles & A. Michael Huberman

PengumpulanData

PenyajianData

Kesimpulan:PenarikanVerivikasi

ReduksiData

Page 47: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Kota Surakarta

Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di

provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa dan kepadatan

penduduk 13.636/km2. Surakarta dan kota-kota satelitnya (Kartasura, Surakarta

Baru, Palur, Colomadu, Baki, Ngemplak) adalah kawasan yang saling berintegrasi

satu sama lain. Kawasan Surakarta Raya ini unik karena dengan luas kota

Surakarta sendiri yang hanya 44 km persegi dan dikelilingi kota-kota

penyangganya yang masing-masing luasnya kurang lebih setengah dari luas kota

Surakarta dan berbatasan langsung membentuk satu kesatuan kawasan kota besar

yang terpusat.

Luas wilayah Kota Surakarta beserta wilayah-wilayah kota penyangganya

saat ini sekitar 150 km² dengan jumlah penduduknya sekitar 1 juta jiwa.

Surakarta memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan

Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan

pemasaran pariwisata, Surakarta mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of

Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota Surakarta sebagai pusat

kebudayaan Jawa.

Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2010 adalah 503.421 jiwa,

terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, yang tersebar di lima kecamatan

yang meliputi 51 kelurahan dengan daerah seluas 44,1 km2. Tingkat kepadatan

Page 48: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

penduduk di Surakarta adalah 11.370 jiwa/km2, yang merupakan kepadatan

tertinggi di Jawa Tengah (kepadatan Jawa Tengah hanya 992 jiwa/km2). Jika

dibandingkan dengan kota lain di Indonesia, kota Surakarta merupakan kota

terpadat di Jawa Tengah dan ke-8 terpadat di Indonesia, dengan luas wilayah ke-

13 terkecil, dan populasi terbanyak ke-22 dari 93 kota otonom dan 5 kota

administratif di Indonesia. (BPS,2009)

B. Difabel di Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan salah satu tempat berdomisilinya difabel baik

sebagai tempat tinggal permanent maupun untuk sementara waktu terutama bagi

difabel yang mengikuti pelatihan–pelatihan. Salah satu tempat pelatihan yang ada

adalah BBRSBD (Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa) Prof. Dr. Soeharso

yaitu sebagai tempat awalnya pergerakan kaum difabel. Banyaknya difabel di

Kota Surakarta dapat dilihat dari jumlah difabel dengan berbagai jenis kecacatan.

Kota Surakarta sebagai kota yang sedang dalam masa pembangunan

mementingkan kehidupan difabel. Kota Surakarta patut menjadi percontohan bagi

kota lain untuk berani memulai memenuhi hak para difabel yang tertuang dalam

Peraturan Daerah Kota Surakarta. Kota ini telah merumuskan dan memberlakukan

kebijakan yang ramah terhadap penyandang disabilitas. Aksesibilitas di tempat

pelayanan publik akan disediakan untuk menunjang kebutuhan para penyandang

difabilitas. Dalam perkembangannya, kota Surakarta yang semula berbentuk

kerajaan mengalami berbagai pembangunan di segala sektor, dimana

pembangunan ini bertujuan untuk membuat kota menjadi wilayah kehidupan yang

Page 49: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

nyaman dan aman. Pembangunan yang dimaksud adalah bertumbuhnya banyak

ruang publik di Kota Surakarta.

B.1. Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr.

Soeharso

Sejarah berdirinya BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta, diawali dengn

sejarah pertumbuhan Rehabilitasi Centrum Prof. Dr. Soeharso Surakarta tidak

dapat dipisahkan dengan perjuangan bangsa Indonesia. Semasa revolusi fisik

pada tahun 1945-1950 banyak sekali rakyat, terutama pejuang yang cacat

diakibatkan oleh pertempuran dalam melawan penjajah untuk mempertahankan

Republik Indonesia.

Pada tahun 1946 dimulailah percobaan-percobaan pembuatan kaki atau

tangan tiruan (protese) untuk pelayanan kepada korban perang yang bertempat di

garasi mobil Rumah Sakit Umum Surakarta oleh almarhum Prof. Dr. Soeharso

dan almarhum Bapak R. Soeroto Reksopranoto. Pada pertengahan tahun 1948

pembuatan protese mendapat perhatian dari Kementrian Kesehatan dengan

mengeluarkan biaya untuk memindahkan ruangan pembentukan protese dari

garasi ke Rumah Sakit Darurat yang terletak di belakang rumah sakit tersebut.

Sambil menunggu selesainya pembuatan protese, kepada penyandang cacat

diberikan pelatihan berupa ketrampilan kerja.

Sejak tahun 1983 Balai Besar rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr.

Soeharso Surakarta dijadikan pusat untuk pelatihan bagi tenaga kader rehabilitasi,

Page 50: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

baik tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial dan tingkat

internasional yang bekerja sama dengan ILO.

Kedudukan dan Tugas Pokok dari BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta

adalah Unit Pelaksana Teknis di Bidang Rehabilitasi Sosial Bina Daksa di

lingkungan Kementrian Sosial yang berada dibawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Dirjen Rehabilitasi Sosial, dengan tugas pokok melaksanakan

pelayanan dan rehabilitasi sosial, resosialisasi, penyaluran, dan bimbingan lanjut

bagi orang dengan kecacatan tubuh agar mampu berperan dalam kehidupan

bermasyarakat, rujukan nasional, pengkajan, dan penyiapan standar pelayanan,

pemberian informasi serta koordiansi dengan instansi terkait sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Struktur organisasi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa berdasakan

keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia no: 55/HUK/2003 Tanggal 23 Juli

2003, Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. Dr. Soeharso Surakarta

dipimpin oleh seorang Direktur yang dibantu oleh empat Kepala Bagian,

Kelompok Jabatan Fungsional, dan tiga Kepala Departemen. Adapun bagian-

bagian tersebut adalah Divisi Administrasi, Divisi Program dan Advokasi Sosial,

Divisi Rehabilitasi Sosial, Divisi Penyaluran dan Bimbingan Lanjut, Instalasi/

Workshop.

Page 51: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B.2. Jumlah Difabel di Kota Surakarta

Di Surakarta juga terdapat berbagi jenis yayasan yang bergerak bagi

difabel, maka dari itu Surakarta seringkali disebut sebagai kota yang ramah bagi

difabel. Banyaknya yayasan yang bergerak pada penyandang cacat juga

dikarenakan difabel banyak ditemukan di Kota Surakarta. Selain itu ruang publik

di Kota Surakarta juga mendukung adanya kesetaraan terhadap difabel. Berikut

akan disajikan data mengenai jumlah difabel yang bernaung di Kota Surakarta.

Data dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja pada tahun 2007 menyatakan

bahwa jumlah difabel di kota Surakarta tercatat sebagai berikut

Tabel 01Jumlah Difabel di Kota Surakarta tahun 2007

Difabel Laki - laki Perempuan

- Cacat Tubuh 337 205

- Cacat Rungu Wicara 115 99

- Cacat Netra 124 139

- Cacat Mental Raterdasi 109 95

-Cacat Mental Eks Psikotik 141 104

- Cacat Ganda 54 33

- Cacat Bibir Sumbing 17 14

Total 897 689

Sumber: BPS, 2007

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah total penyandang cacat adalah

sebesar 1586 orang difabel. Difabel tersebut belum termasuk difabel anak serta

penyandang cacat bekas penderita penyakit kronis dan juga kusta. Penyandang

Page 52: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

cacat tubuh mempunyai total sebesar 542 orang, penyandang cacat netra sebesar

363 orang, penyandang cacat tna rungu sebesar 214 orang, cacat mental raterdasi

sebesar 204 orang, penyandang cacat eks prikotik 245 orang, penyandang cacat

ganda 87 orang, dan penyandang cacat bibir sumbing terdapat 31 orang. Dari data

diatas juga dapat dilihat bahwa kebanyakan difabel adalah bejenis kelamin laki –

laki.

Sedangkan data dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam

buku BPS Surakarta dalam Angka tahun 2009 menyebutkan bahwa jumlah difabel

dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan. Berikut adalah data jumlah

difabel pada tahun 2009: jumlah penyandang cacat tubuh adalah sebanyak 514

orang, penyandang tuna netra sebesar 112 orang, penyandang tuna mental adalah

59 orang, serta penyandang tuna rungu / wicara adalah 224 orang. Total difabel

di Surakarta pada tahun 2009 adalah 909 orang. Sedangkan data pada tahun 2008

menunjukkan bahawa jumlah difabel di Surakarta adalah sebesar 1464 orang.

Bila dibandingkan dengan tahun 2008 maka jumlah difabel pada tahun 2009

mengalami penurunan yang cukup banyak, penurunan tersebut banyak terjadi

pada penyandang tuna netra dan penyandang tuna mental. Namun penyandang

cact tubuh kian meningkat.

Selain itu walaupun terdapat banyak difabel di Kota ini, namun ada

banyak yayasan pula yang bergerak di bidang rehabilitasi bagi difabel. Beberapa

yayasan tersebut akan disajikan dalam tabel berikut:

Page 53: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 02Yayasan Penyandang Cacat di Kota Surakarta

No Nama Yayasan Keterangan

1. Yayasan Catur Indria Panti rehabilitasi bagi difabel tunanetra

2. Yayasan Sosial Budi Insani Panti yang membimbing danmembina orang yang sebelumnyamenderita sakit jiwa

3. Yayasan Balai PenampunganPenderita Paraplegia Surakarta

Yayasan ini menampung penderitaparaplegia dari keluarga tidakmampu dan memberikan pelatihan,keterampilan, dan permodalan

4. Yayasan Selthered Workshop Panti Rehabilitasi cacat tubuh

5. Yayasan Asuhan Anak Tuna Yaysan pendidikan formal luar biasauntuk anak cacat

6. Panti Tuna Netra dan Tuna RunguWicara

Panti yang memberikan pendidikan,kursus, dan pelatihan kepada difabelnetra dan tuna rungu wicara

7. Yayasan Kesejahteraan Anak –anak Buta

Yayasan yang memberikanpelayanan rehablitasi bagi anak –anak difabel netra.

8. Yayasan Sosial Setya Dharma Yayasan yang memberikanpelayanan dan rehabilitasi untukanak – anak cacat mental

9. Yayasan Pembinaan Anak Cacat Yayasan yang memberikanpelayanan kepada anak – anak cacatbawaan maupun karena sebab lain

10. Yayasan Rehabilitasi Tuna RunguWicara

Yayasan yang memberikanpendidikan kepada difabel tunarungu wicara

11. Yayasan Pelayanan PenyandangCacat Ganda Bhina Sejahtera

Yayasan ini memberikan pelayananrehabilitasi sosial, pendidikan, danpengasramaan bagi difabel ganda

12. Yayasan Pembina Sekolah LuarBiasa

Merupakan panti rehabilitasi anakcacat mental

13. Yayasan Kesejahteraan Tuna NetraSurakarta

Panti ini memberikan pelayananrehabilitasi bagi difabel netra.

Sumber: Demartoto,2005

Banyaknya panti rehabilitasi inilah maka Kota Surakarta disebut surga

bagi difabel. Di kota ini difabel diperhatikan secara lebih serius bila

Page 54: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dibandingkan dengan kota yang lainnya, baik dari segi rehabilitasi maupun dari

segi aksesibilitasnya.

C. Layanan Publik di Kota Surakarta

C.1. Pasar – Pasar di kota Surakarta

Walaupun memiliki banyak pasar tradisional, namun penulis hanya

memfokuskan pada satu pasar yaitu Pasar Gede. Pasar seperti yang diketahui

khalayak umum sangatlah ramai, banyak orang bertransaksi dan berjual beli

untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Salah satunya adalah Pasar Gede

Kondisi pasar Gede sekarang ini sangatlah penuh dengan orang berjualan

dan sampai memakan pertengahan jalan yang digunakan pembeli untuk lewat.

Jumlah pedagang di Pasar gede mencapai 633 orang. Jumlah yang sangat

banyak dengan perbandingan luas lahan 10.421m2.

Sebagai pasar tradisional peninggalan masa lalu, pasar ini merupakan aset

budaya masyarakat Surakarta. Salah satu keunggulan pasar Gede adalah, turut

memperhatikan keperluan penyandang cacat dengan dibangunnya prasarana

khusus bagi pengguna kursi roda dan pengguna tongkat. Kondisi bangunan

pasar ini jauh lebih baik dari pasar pada umumnya. Bentuk fungsi bangunan

seperti atap, sirkulasi udara, masuknya cahaya sangat tepat agar kondisi pasar

tidak pengap, lembab dan juga menciptakan iklim komunikasi yang baik

dengan cara membuat lorong yang dibuat lebar untuk memudahkan interaksi

antar pedagang.

Page 55: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pasar Gede pada mulanya berdiri kecil pasar kecil di lahan seluas

10.421m2. Pasar Gede ini berdiri tepat didepan Gubernuran yang sekarang ini

menjadi Balaikota. Sekarang ini Pasar Gede memiliki 4 buah blok dengan jumlah

total pedagang sebanyak 633 orang. Masing blok terdiri dari yaitu Blok I

berjumlah 114 orang pedagang, Blok II 168 orang pedagang, Blok III sebanyak

140 orang, Blok IV berjumlah 134 orang, dan terakhir di lantai II yaitu penjual

daging sebanyak 63 orang. (wawancara dengan Bapak Suwarji, 15 Juli 2011)

Jelasnya pasar Gede sebagai pasar tradisional tidak kehilangan pamornya

bila dibandingkan dengan pasar moderen yang banyak tumbuh di Kota Surakarta.

Transakasi jual beli terjadi setiap harinya, dan selalu terlihat sibuk. Kegiatan

perdagangan bergeliat setiap saat.

C.2. Transportasi di Kota Surakarta

Terminal bus besar kota ini bernama Terminal Tirtonadi yang beroperasi

24 jam karena merupakan jalur antara yang menghubungkan angkutan bus dari

Jawa Timur (terutama Surabaya dan Banyuwangi) dan Jawa Barat (Bandung).

Selain terminal kota Surakarta juga memiliki banyak halte–halte bus yang tersebar

di berbagai ruas jalan. Untuk moda transportasi baru ada Batik Solo Trans yang

mulai beroperasi pada tahun 2010 yang lalu. Batik Solo Trans ini memiliki

haltenya sendiri yang sering disebut dengan shelter Batik Surakarta Trans ataupun

Halte Batik Solo Trans.

Page 56: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

C.2.1. Terminal Tirtonadi

Pada awal tahun 1975, terminal Bus Surakarta yang pada saat itu bernama

Stasiun Bus Harjodaksino yang berada di kampung Gemblegan dipandang lagi

tidak mampu untuk menampung jumlah bus yang kian bertambah. Mengingat

kondisi yang tidak memadai tersebut dapat menimbulkan kemacetan, maka

ditetapkan antara lain perlunya relokasi terminal bus yang selanjutnya dinamakan

Terminal Bus Tirtonadi Surakarta dan mulai beroperasi pada tanggal 18 juli 1976.

Tabel 03Pembangunan dan perluasan Terminal

Jenis Tahun / luasPembangunan Pertama Tahun 1975Pengoperasian Pertama 18 Juli 1976

Perluasan Pertama Tahun 1988Perluasn Kedua Tahun 1991

Luas setelah renovasi kedua 3,5 HaRencana Perluasan 1,5 Ha

Sumber: UPTD Terminal Tirtonadi

Terminal tirtonadi yang sekarang sedang mengalami tahap renovasi karena

terminal yang saat ini dirasa sudah terlalu penuh sehingga perlu ada perluasan.

Dengan jumlah bus yang datang perharinya mencapai 2400 bus, dan jumlah

pengguna jasa layanan transportasi mencapai 9000 orang perharinya maka sangat

jelas bahwa terminal yang sekarang ini terlalu sempit.

Kondisi bangunan di terminal Tirtonadi tidak cukup baik. Lantai di sekitar

terminal sangat kotor dan ada beberapa bagian yang rusak. Terdapat rem yang

biasa digunakan sebagai jalur troli barang yang membuatnya rusak. Walaupun

sudah disediakan tempat samapah, di beberapa sudut masih terdapat banyak

sampah berserakan. Diperkirankan pembangunan bertahap ini akan selesai pada

Page 57: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

awal tahun 2013. Dengan adanya berbagai macam pembangunan ini, maka

masyarakat dapat menjadi lebih nyaman dalam menggunakan jasa angkutan

umum.

Tabel 04Banyaknya Bus dan Penumpang yang Masuk Terminal Tirtonadi

BulanJumlah Bus Jumlah

PenumpangAKDP AKAPJanuari 44.866 43.117 1.958.107Februari 40.184 37.756 1.736.215Maret 44.579 41.801 1.923.744April 42.619 41.263 1.865.145Mei 43.188 41.653 1.889.873Juni 42.022 43.072 1.460.973Juli 44.658 47.423 1.601.508

Agustus 44.006 43.947 1.524.333September 61.021 51.068 1.827.603Oktober 47.206 50.278 1.649.177

November 42.293 44.149 1.490.141Desember 43.871 47.775 1.580.353JUMLAH 540.513 533.302 20.507.172

Sumber: BPS, 2009

Data diatas memperlihatkan bahwa jumlah peumpang ataupun masyarakat

pengguna jasa transportasi sangat banyak. Bahkan pada tahun 2009 jumlah total

penumpang yang masuk ke terminal ini adalah mencapai duapuluh juta orang

lebih. Maka layak jika terminal Tirtonadi ini butuh perluasan untuk mengurangi

kepadatan.

C.2.2. Halte Batik Solo Trans

Batik Solo Trans merupakan solusi transportasi umum di Kota Surakarta

yang nyaman, aman, dan tepat waktu, BST merupakan bantuan dari Kementrian

Perhubungan sebanyak 15 unit. Pemilihan nama BST yaitu untuk menyesuaikan

Page 58: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

program jangka panjang Pemerintah Kota Surakarta yang akan meningkatkan

dunia Pariwisata dengan mengangkat tema batik sebagai ciri kas Kota Surakarta.

Halte BST diluncurkan pertama kali pada tahun 2010 yang memiliki manfaat

untuk mengoptimalkan kenyamanan pengguna jasa layanan transportasi.

Batik Solo Trans merupakan salah ikon kota Surakarta mengenai

transportasi. Bis yang mengusung tema tentang batik iniberoperasi sejak tahun

2010. Dengan tema "Batik", mencoba melekatkan ke hati masyarakat kota

Surakarta maupun luar kota Surakarta bahwa batik tidak hanya merupakan sebuah

objek yang lekat dengan pakaian saja, akan tetapi diapliasikan ke dalam sebuah

moda transportasipun tidak aneh. Bus ini merupakan sebuah angkutan umum yang

mengutamakan kenyamanan dan ketepatan waktu dengan harga yang terjangkau

bagi semua lapisan masyarakat. Dikatakan tepat waktu dikarenakan bus ini hanya

berhenti dan menaikan penumpak di sebuah halte yang telah disiapkan. Halte

tersebut diberi nama Shalter BST.

Shelter BST ini sudah terdapat sejumlah 35 buah, 24 diantaranya berada di

kota Surakarta, dan 11 lainnya berada di luar Surakarta. Halte BST ini nantinya

direncanakn dibuat sebanyak 51 buah. Untuk halte yang sekarang ada yang

disebtu halte portable atau semi permanent jumlahnya mencapai 20 buah. Halte

BST ini dibuat untuk kebutuhan masyarakat Surakarta akan transportasi tanpa

terkecuali. (wawancara dengan Bapak Suryo, 20 Juli 2011).

Ada beberapa halte yang ditunggui petugas untuk melihat data ketepatan,

salah satu halte BST tersebut adalah halte BST Pasar Gede. Dilihat dilapangan

kondisi halte–halte BST masih bagus dan terawat. Sedangkan halte yang semi

Page 59: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

permanent atau portable juga masih terlihat terawatt dan tidak disalahgunakan

oleh masyarakat umum.

C.3 Tempat – tempat Ibadah di Kota Surakarta

Di kota Surakarta terdapat banyak tempat ibadah untuk keberagaman

agama di Kota Surakarta. Berikut akan dijelaskan banyaknya tempat ibadah di

kota Surakarta dan banyaknya penganut masing–masing agama di Kota Surakarta.

Tabel 05Tempat Ibadah di Kota Surakarta di Tiap Kecamatan

Kecamatan Masjid Musholadan

Langar

GerejaKristen

GerejaKhatolik

Pura Vihara

Laweyan 132 38 20 2 - 2

Serengan 43 22 21 - - 1

PasarKliwon

79 23 11 2 - 1

Jebres 105 74 55 1 1 3

Banjarsari 146 57 62 - 1 4

JUMLAH 505 214 169 5 2 11

Sumber: BPS, 2009

Walupun memeiliki agama yang berbeda–beda namun para warga

masyarakat di Kota Surakarta ini saling mendukung dan membaur. Tabel

dibawah ini akan menampilakn mengenai banyaknya penduduk di Kota Surakarta

berdasarkan agama yang dianut.

Page 60: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 06Banyaknya Penduduk di Tiap Kecamatan Menurut Agama yang Dianut

Kecamatan Islam Katholik Kristen Budha Hindu

Laweyan 89.652 10.980 9.313 399 210

Serengan 49.444 6.609 7.397 118 91

Pasar Kliwon 69.571 8.996 8.662 667 148

Jebres 98.764 20.984 21.282 1.420 869

Banjarsari 130.892 20.059 22.843 1.158 320

JUMLAH 438.892 67.628 69.497 3.762 1.638

Sumber: BPS, 2009

Jika dilihat pada table diatas maka di Kota Surakarta penganut agama

muslim menempati urutan pertama, lalu selanjutnya adalah penganut agama

Kristen, setelah itu penganut agama Khatolik, Budha, dan Hindu. Maka fokus

penelitian ruang publik yaitu tempat ibadah difokuskan pada Masjid Agung dan

Gereja Kristen Jawa Margoyudan, seperti kebanyakan agama yang dianut oleh

warga masyarakat Surakarta.

C.3.1 Masjid Agung Surakarta

Masjid Agung Surakarta didirikan tidak lama setelah pusat kerajaan

Kartasura dipindahkan ke Surakarta pada 17 Februari 1745M. Letak Masjid

Agung Surakarta tidak begitu jauh dari keraton yaitu di sebelah barat alun–alun

utara dan menghadap ke timur. Dalam perkembangannya, Masjid Agung

Surakarta telah mengalami pembangunan yang cukup banyak dan sebagai salah

satu ikon tempat ibadah umat Islam ini menjadi sasaran para pedagang maupun

pembeli di Pasar Klewer untuk melaksanakan ibadah sholat dan tempat untuk

berisitirahat bagi sebagian orang.

Page 61: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Kondisi yang sekarang ini memang sangat tidak layak mengingat Masjid

Agung Surakarta termasuk salah satu cagar budaya yang dilindungi dan

dipertahankan. Kenyamanan ruangan yang ada merupakan faktor penting bagi

jamaah yang akan melaksanakan ibadah sholat. Begitu pula dengan tempat wudlu,

karena tempat tersebut merupakan tempat vital bagi setiap orang yang akan

melaksanakan ibadah, maka perlu adanya perbaikan yang dilakukan. Namun

tanpa mengubah bentuk tempat wudlu yang sudah aksesibel bagi masyarakat

maupun bagi difabel. Dengan kondisi ruangan yang nyaman maka semakin

banyak pula orang yang akan atang ke Masjid Agung Surakarta.

Hingga sekarang ini Masjid Agung masih menjadi salah satu tempat

wisata ziarah bagi wisatawan. Lebih dari 1000 orang setiap harinya yang

berkunjung ataupun untuk melakukan solat di masjid ini. Masjid Agung tetap

berdiri kokoh sama seperti ketika pertamakali dibangun, dan menjadi salah satu

masjid kebanggan di Kota Surakarta.

C.3.2. Gereja Kristen Jawa Margoyudan

Berdirinya GKJ Margoyudan diawali dari persekutuan yang dipimpin oleh

Dr.J.G Scheurer, seorang dokter utusan Zending. Seiring perkembangannya pada

13 April 1916, diadakan pemilihan anggota Majelis yang pertama. Maka pada hari

Minggu 30 April 1916 diresmikan terbentuknya majelis dan berdirinya Gereja

Keristen Jawa Margoyudan. Arsitektur bangunan gereja ini masih kental dengan

sentuhan Belanda kuno, mengingat pembangunan gereja ini didirakan oleh arsitek

Page 62: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Belanda dan kelestariannya yang masih terjaga.Gereja ini secara keseluruhan

memiliki kondisi yang masih baik.

Jumlah jemaat yang berada di bawah gereja ini yaitu 3000 orang jemaat,

yang diantaranya terdapat 20 orang jemaat penyandang cacat. Gereja Kristen

Margoyudan merupakan pelopor terbentuknya gereja–gereja Kristen Jawa di kota

Surakarta termasuk didalamnya adalah Gereja Kristen Indonesia.

C.4. Taman – Taman di Kota Surakarta

Sebagai salah satu taman di Kota Surakarta maka Taman Sekartaji

merupakan Taman yang diresmikan oleh walikota Surakarta Jokowi pada tanggal

20 Februari 2009 ini dapat dikatakan berbeda karena Taman Sekartaji berada di

pinggiran sungai atau bantaran sungai kali Anyar, di kawasan Mojosongo, Jebres,

Surakarta. Melihat fisik taman yang begitu dekat dengan sungai, semakin

menguatkan keberadaan tempat ini untuk dijadikan tempat yang sangat cocok

untuk bersantai atau beristirahat sejenak sembari melihat derasnya aliran sungai

Kali Anyar yang mengalir menuju sungai Bengawan Surakarta.

Pada mulanya Taman Sekartaji ini berupa lahan yang dihuni oleh PKL

penjual bunga. Sepanjang bantaran sungai kali Anyar tersebut banyak penjual

bunga yang tinggal semi permanent. Namun kebijakan pemerintah kota yang

mengharuskan kota Surakarta memiliki lahan terbuka hijau sebanyak 20%

mengaharuskan para penjual bunga ini harus pindah tempat atau direlokasi.

Walaupun diharuskan pindah tempat ternyata Pemerintah Kota telah menyedikan

tempat yang tidak jauh dari tempat mereka semula berjualan. Relokasi tersebut

Page 63: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

berada di sebelah barat Pedaringan yaitu berupa shelter–shelter yang telah

dilengkapi dengan kamar mandi umum.

Taman tersebut masih tegolong baru. Taman ini berdiri karena ada surat

edaran dari walikota Surakarta yang ingin merubah bantaran sungai menjadi

daerah konservasi, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Sultan dari Badan

Lingkungan Hidup.

“ Sebenarnya pembuatan Taman Sekartaji dan Taman Tirtonadi dibuatuntuk memenuhi perintah dari walikota untuk revitalisasi bantaran sungaimbak. Jadi adanya kebijakan untuk penataan ruang publik menjadi lahanterbuka hijau hingga 20%. (wawancara, 13 Juli 2011).

Akan tetapi sepertinya taman tersebut belum sepenuhnya selesai karena masih

ada beberapa bagian taman yang kosong terlihat masih belum digarap. Lewat

Taman Sekartaji ini setidaknya Surakarta sudah mampu menyulap bantaran kali

menjadi sebuah taman yang indah ini bisa sedikit mengurangi sebab terjadinya

banjir dan menjadi ruang terbuka hijau.

Dengan dibangunnya Taman Sekartaji, diharapkan untuk masyarakat kota

Surakarta pada umumnya semakin peduli dengan lingkungan sekitar termasuk di

kawasan bantaran sungai Kali Anyar. Walaupun yang pada mulanya tidak terawat

dan mengandung resiko bencana yang tinggi pada akhirnya kawasan ini diubah

menjadi sebuah tempat multifungsi selain sebagai tempat bersantai tetapi juga

sebagai daerah konservasi yang tentunya memiliki manfaat bagi warga Surakarta.

C.5. Mall dan Store di Kota Surakarta

Pusat bisnis kota Surakarta terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi.

Banyak pusat perbelanjaan terdapat di kota Surakarta ini. Dalam penelitian ini

Page 64: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

ruang publik mengenai pusat perbelanjaan dikhususkan pada Solo Grand Mall

sebagai Mall pertama di Kota Surakarta.

Solo Grand Mall yang dibangun diatas lahan seluas 12.080 m2, merupakan

bangunan pusat perdagangan yang bernuansa Mal, dimana bangunan komersial ini

terdiri atas 7 lantai dengan total luasannya 63.000 m2. Mall yang mulai

beroperasi pada 04 Desember 2004 memiliki banyak fasilitas yang ditawarkan di

dalam Mall ini. Dengan fasilitas yang memadai maka banyak pula pengunjung

yang datang. Di setiap lantai terdapat lift dan escalator maupun travelator untuk

menunjang kenyamanan pengunjung. Pengunjung yang datang pun merasakan

kenyamanan, ruang parkir roda emapt dan roda dua yang luas serta adanya

penjagaan. Semua lantai dapat diakses dnegan baik oleh semua orang. Terdapat

pula ruang untuk ibu dan anak menyusui yang dapat digunakan oleh ibu dan anak

yang membutuhkan ruang terserbut. Banyak fasilitas yang ditawarkan kepada

msyarakat luas. (solograndmall.co.id)

Dari disini dapat terlihat bahwa kota Surakarta memiliki berbagai macam

ruang publik dan fasilitas yang sangat banyak, diantaranya adalah Pasar Gede,

Taman Sekartaji, Halte Batik Solo Trans, Terminal Tirtonadi, Masjid Agung

Surakarta, Gereja Kristen Jawa Margoyudan, dan Solo Grand Mall. Setiap ruang

publik memiliki fungsi dan kesemuanya haruslah dapat digunakan oleh semua

masyarakat dapat menjadi kebanggaan kota Surakarta. Selain itu ruang publik

haruslah dirawat agar tetap terjaga dengan baik. Berbagai macam ruang publik

inilah yang membawa kota Surakarta di dalam perkembangan yang cepat ke arah

yang lebih baik.

Page 65: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

ANALISIS DATA

Ruang publik merupakan ruang dimana masyarakat dapat berkumpul dan

menghabiskan waktu sejenak. Ruang publik dapat bermacam–macam bentuknya

sesuai dengan jenis dan fungsinya yang berbeda–beda. Ada berbagai jenis antara

lain yaitu tempat ibadah, tempat atau sarana transportasi, taman kota, pasar

maupun mall, dan lain sebagainya. Sebagai ruang publik maka kegunaan secara

umum adalah sepenuhnya untuk masyarakat yang membutuhkan tanpa

pembedaan apapun.

Sekarang ini kota Surakarta merupakan kota yang mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Dalam segi apapun terlihat sangat berkembang. Salah satunya

adalah dari sisi ruang publik yang begitu jelas. Diakui bahwa Surakarta juga

merupakan salah satu surga bagi difabel, karena begitu banyak akses yang mudah

bagi para difabel ini untuk menggunakannya. Menurut Dinas Tata Ruang Kota,

Surakarta memang telah menjalankan Perda No. 2 Tahun 2008 yaitu mengenai

kesetaraan difabel. Semua pembangunan yang baru haruslah sesuai dengan

peraturan tersebut. Namun untuk pembangunan yang lama diharapkan juga

segera untuk menambahkan akses bagi difabel.

Surakarta mempunyai sejarah yang baik mengenai difabel. Sejak menjadi

rujukan Asia Pasifik dalam penyelenggaraan rehabilitasi difabel pada tahun 1957,

Surakarta dikenal menjadi kota peduli difabel. Dibawah pimpinan Prof. dr

Soeharso, di saat itu banyak lembaga rehabilitasi difabel yang didirikan, seperti

Page 66: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

RC (yang sekarang menjadi BBRSBD), YPAT (yang sekarang menjadi YPAC),

dan Rumah Sakit Orthopedi. Pada waktu itu konsep rehabilitasi difabel dilakukan

secara total, mulai dari penanganan medis hingga pelatihan untuk memperoleh

pekerjaan. Banyaknya panti rehabilitasi difabel yang bermunculan di Surakarta

mengundang difabel dari luar kota berdatangan untuk mendapatkan rehabilitasi.

Selain rehabilitasi terdapat pula pelatihan yang membuat difabel menjadi lebih

betah, selain itu terdapat banyak akses bagi difabel di kota ini.

Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada aksesibilitas secara fisik

kesetaraan terhadap difabel yang sekarang ini seringkali masih menjadi masalah

bagi difabel. Aksesibilitas fisik meliputi layanan dan fasilitas yang diberikan oleh

pemerintah maupun pihak swasta bagi difabel dalam akses yang lebih mudah

untuk menggunakannya. Aksesibilitas ini dibuat oleh pemerintah dengan harapan

sebagai bentuk sebuah kemandirian untuk difabel. Selain itu difabel yang dipilih

adalah difabel tunadaksa yaitu difabel yang berkursi roda dan difabel yang

memakai tongkat. Untuk jenis kecacatannya ada berbagai jenis yaitu polio,

amputasi, dan kelainan pertumbuhan tulang. Penderita tunadaksa merupakan

cacat yang diasumsikan memeiliki persoalan yang paling kompleks dengan jenis

cacat lain, terutama dalam hal aksesibilitas

Jadi bisa dibilang setiap apa yang yang akan dikembangkan oleh

pemerintah harus sesuai dengan kebutuhan difabel tersebut. Hal ini karena difabel

juga memiliki hak untuk mengakses sesuatu yang dapat diakses oleh orang

normal. Setiap pembangunan yang ada haruslah mendapat ijin dari Pemerintah

Kota, karena hal itu adalah untuk masyarakat umum dan juga bukan untuk

Page 67: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kelompok tertentu, jadi setiap orang dapat menikmati ruang tersebut tanpa

kesulitan ataupun pembedaan.

A. Permasalahan Aksesibilitas

Dalam penelitian ini yang difokuskan pada masalah aksesibilitas fisik

difabel ditemukan bahwa banyak permasalahan yang ditemukan oleh peneliti.

Permasalahan tersebut menjadi suatu rintangan bagi difabel dalam kemudahan

mendapatkan aksesibilitas. Beberapa permasalahan mengenai aksesibilitas

difabel, sejauh apa yang ditemukan oleh peneliti di lapangan :

1. Masalah Desain Teknis

Permasalahan desain teknis berkaitan dengan bentuk bangunan

yang tidak sesuai dengan kebutuhan difabel. Sebagai contoh adalah rem

yang terlalu tinggi, sempitnya jalan masuk menuju suatu ruangan, tidak

adanya guilding block dalam suatu bangunan. Bagi difabel berkursi roda

maka beberapa hambatan desain teknis yang dialami adalah:

1. Perubahan tingkat ketinggian permukaan yang mendadak seperti

pada tangga atau parit.

2. Tidak adanya pertautan landai antara jalan dan trotoar.

3. Tidak cukupnya ruang untuk berbelok, lubang pintu dan koridor

yang terlalu sempit

4. Permukaan jalan yang tidak rata atau berlubang (misalnya karena

adanya bebatuan) menghambat jalannya kursi roda.

Page 68: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Hambatan ini dialami oleh salah seorang difabel berkursi roda yaitu

Amsori Zakim yang kesulitan mengakses Taman Sekartaji, karena sarana rem

landai yang tidak ada antara trotoar dan jalan hal ini mengakibatkan difabel

berkursi roda tidak bisa masuk kedalamnya.

Dari sini jelas terlihat Perda kesetaran difabel masih belum menjangkau

hingga kebutuhan difabel dalam ruang publik Taman yang sedianya memang

digunakan untuk melakukan aktivitas bersantai. Selain itu jalanan yang tidak rata

juga menjadi salah satu permasalahan yang dialami difabel. Keadaan jalan yang

tidak rata menyulitkan difabel untuk dapat mandiri terkhusus bagi difabel berkursi

roda, kesulitan bisa dialami para difabel bila tiba-tiba kursi roda yang mereka

terantuk sesuatu seperti lubang ataupun batu kerikil.

Hasil dari lapangan ditemukan pula bahwa difabel berkursi roda juga

mengalami kesulitan ketika akan mengakses Halte Batik Solo Trans, yang

sejatinya ada setelah Perda kesetaraan difabel ada. Tingginya tingkat kecuraman

rem yang berada di sisi pintu masuk halte membuat difabel berkursi roda harus

memerlukan bantuan orang lain untuk mengaksesnya.

Kecuraman bagi difabel berkursi roda membuat difabel tersebut

membutuhkan bantuan orang lain dan tidak dapat mandiri. Padahal dengan

kecuraman yang ada maka kemandirian yang diharapkan terjadi pada difabel

menjadi tidak terjadi.

Hambatan tidak saja dialami oleh difabel pemakai kursi roda, difabel

pemakai tongkat atau semi ambulant pun juga mengalami hambatan yang dapat

Page 69: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

mempersulit dirinya. Berikut adalah hambatan bagi difabel tongkat yang

ditemukan di lapangan.:

1. Tangga yang terlalu tinggi.

2. Lantai yang terlalu licin.

3. Pintu lift yang menutup terlalu cepat.

Tangga yang terlalu tinggi dan banyak dirasakan oleh Muhamad Rosul

ketika akan menunaikan ibadah sholat di Masjid Agung Surakarta. Tangga yang

berada di masjid tersebut tinggi dan banyak, difabel akan mengalami kelelahan

dan sedikit kesulitan untuk melewatinya.

Bagi difabel semi ambulant atau pemakai tongkat, walaupun tidak separah

kursi roda tetap saja mereka akan mengalami kesulitan dengan tempat yang

mempunyai ketinggian curam. Lantai yang licin seperti lantai tempat wudlu di

Masjid Agung juga sedikit menghambat difabel, walaupun di tempat tersebut

telah dibuat khusus bagi difabel untuk berwudlu.

Dari penjabaran diatas mengenai permasalahan desain teknis mengenai

aksesibilitas difabel maka dapat diketahui ada beberapa ruang publik yang peneliti

teliti masih belum sesuai dengan keadaan difabel. Ruang publik tersebut antara

lain yaitu:

a. Taman Sekartaji

Taman yang terbuka merupakan simbol dari perjumpaan antar

individu, keluarga maupun komunitas. Warga masyarakat dari berbagai

kalangan membaur dalam keindahan taman . Anak kecil, remaja, orang

Page 70: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

dewasa, lanjut usia bahkan difabel bisa kita temui di taman. Tidak saja akhir

pekan tapi juga di hari kerja, taman terus ramai sampai malam. Selain itu taman

adalah ruang terbuka hijau merupakan sarana estetika yang mampu memberikan

kesejukan dikala musim panas, pori-pori kota berfungsi menyerap air dikala

musim hujan, paru-paru kota menyaring polusi udara co2 serta tempat

bersosialisasi warga. Kebutuhan warga masyarakat terhadap taman sama

pentingnya dengan kebutuhan sandang dan pangan, karena keberadaanya bisa

memberikan nilai positif terhadap produktifitas warga dalam merilekskan pikiran.

Taman Sekartaji salah satu taman yang dibangun di Kota Surakarta yang

memiliki fungsi sebagai daerah konservasi, taman yang dibangun di sepanjang

bantaran sungai ini merupakan ruang publik yang ramai dikunjungi masyarakat.

Salah satunya adalah difabel tentunya, karena bertempat tepat di depan pusat

pelatihan difabel yaitu BBRSBD Prof. DR. Soeharso. Difabel dari sekolah

tersebut sering menghabiskan waktu disitu.

“Taman Sekartaji ini kan pake anak tangga kak, ga ada jalan buatsaya yang pakai kursi roda, yaudah jadi bisanya yaw cuma disini saja. Jadiya lebih baik saya tinggal diasrama BBRSBD saja dan tidak kemana –kemana. Kalau buat saya kak, taman ini harusnya dikasi rem yang landaibiar difabel kursi roda kaya saya bisa masuk kebawahnya, kan saya jugapengen liat taman ini kak. Agak iri juga liat temen-temenku bisa sampe kebawah, tapi saya ga bisa. “ ( wawancara dengan Amsori Zakim 08 Juli2011 )”

Page 71: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Foto 01

Keterangan: Pintu masuk Taman yang berupa anak tanggayang menyulitkan difabel berkursi roda masuk kedalamnya.Sumber : Dokumentasi peneliti

Bentuk dari taman ini adalah memanjang dengan berbagai macam jenis

tanaman, namun untuk dapat melihat taman ini harus melalui anak tangga yang

jumlahnya beberapa. Dari hal ini difabel seperti Amsori yang berkursi roda tidak

dapat menikmati Taman Sekartaji yang notabene memang tidak dibangun untuk

difabel. Lain halnya dengan difabel yang mengalami kecacatan semi ambulant

yaitu difabel yang cacat dan perlu mengunakan tongkat masih dapat menggunakan

dan mengakses Taman Sekartaji sampai ke bawah dan di sepanjang bantaran

sungai.

“ Kalau aku sendiri akses tangga ataupun rem bisa mbak, soalnya kanaku pakai tongkat jadi tanpa bantuan teman pun aku bisa masukmenikmati sekartaji. Aku bisa masuk dengan mudah kan disitu adanyatangga , tp ga tau juga kalau yang pakai kursi roda bisa atau tidak”. (wawancara dengan Eman Permana, 08 Juli 2011 )

Jika melihat keadan ini maka difabel berkursi mengalami kesulitan untuk

mengakses sedangkan untuk difabel yang menggunakan tongkat tidak kesulitan

untuk mengaksesnya. Hal ini yang memengaruhi perbedaan intesitas difabel

untuk berkunjung ke Taman Sekartaji. Bagi difabel bertongkat mereka sering

Page 72: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

berkunjung untuk nongkrong ataupun bersantai, tapi bagi difabel berkursi roda

karena hambatan akses tidak memadai membuat difabel menjadi malas

mengunjungi tempat tersebut.

Jadi untuk Taman Sekartaji yang lebih mengedepankan pada ruang

terbuka hijau untuk prioritas utama, dan sebagai ruang publik bagi masyarakat

sebagai prirotas kedua, maka taman ini belum sepenuhnya bisa menjangkau

masyarakat khususnya bagi difabel. Hal ini menjadikan salah satu permasalahan

infrastruktur dan fungsi yang masih membelit difabel berkursi roda. Bentuk

bangunan yang tidak mengunakan akses landai di pintu masuk menjadikan difabel

kesulitan.

b. Halte Batik Solo Trans

Transportasi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan. Setiap

orang membutuhkan transportasi, baik tua maupun muda. Batik Solo Trans

merupakan solusi transportasi umum di Kota Surakarta yang nyaman, aman, dan

tepat waktu. Halte BST diluncurkan pertama kali pada tahun 2010 yang memiliki

manfaat untuk mengoptimalkan kenyamanan pengguna jasa layanan transportasi.

Halte Batik Solo Trans terdiri dari perpaduan antara unsur modern dan

tradisional yang sangat tampak pada bangunannya. Haltenya didominasi warna

merah dan material kaca serta dihiasi pola-pola batik pada bagian bawahnya.

Atapnya juga menggunakan jenis atap yang sering digunakan pada rumah-rumah

tradisional Jawa. Halte Batik Solo Trans juga memiliki pengawas . Di beberapa

Page 73: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

halte ada seorang pengawas yang bertugas memberitahu sopir tentang interval

waktu antarbus. Rupanya hal interval waktu ini sangat diperhatikan.

Foto 02

Keterangan : Halte yang ditunggui oleh petugas, namunbentuk halte ini tidak aksesibel bagi difabel.

Sumber : Dokumentasi peneliti

Bentuk lainnya adalah adanya anak tangga dan jalan landai yang memiliki

pegangan bagi difabel disisi kanan maupun kiri. Halte Batik Solo Trans

dirancang memang untuk difabel. Namun tidak semua bisa haltenya bisa, bahkan

rem pun tidak semua halte Batik Solo Trans landai, kemiringan bahkan ada yang

mencapai sekitar 60 derajat. Selain itu titik halte juga berada di tempat tertentu,

hal ini menyulitkan difabel untuk merasakan halte maupun bus Batik Solo Trans.

“ Aku emang sering naik bis mbak tapi kalau naik BST aku belumpernah sama sekali aku jadi malas nyoba bis batik surakarta trans,mending naik bis yang lain aja, soalnya lebih gampang”. ( wawancara,08Juli 2011)

Tingginya kecuraman inilah yang menjadi hambatan desain teknis bagi

difabel. Dengan rem yang sangat curam maka difabel akan kesulitan mengakses.

Seharusnya tingkat kecuraman rem bagi difabel adalah bekisar antara 6–10

derajat. Namun bila melihat halte Batik Solo Trans, hampir semuanya memiliki

Page 74: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kecuraman lebih dari 10 derajat. Selain itu juga ada banyak halte Batik Solo

Trans yang masih portable atau semi permanen, yaitu yang berupa anak tangga

saja. Tentunya hal ini merupakan suatu kesulitan tersendiri bagi difabel, bahkan

difabel berkursi roda tidak akan bisa menggunakannya.

Foto 03

Keterangan: Halte BST yang mengunakan akses landainamun curam

Sumber : Dokumentasi peneliti

Dari hal tersebut diatas dapat dilihat bahwa masyarakat difabel

kebanyakan masih belum mampu untuk mengakses Halte Batik Solo Trans.

Selain karena harus di titik tertentu untuk dapat menaikinya, halte dari BST itu

sendiri masih banyak yang kurang bisa dijangkau oleh difabel. Mulai dari tingkat

kecuraman maupun rem yang berbenturan dengan pohon-pohon dipinggir jalan.

c. Masjid Agung Surakarta

Masjid Agung Surakarta ini adalah masjid terbesar di Surakarta. Dibangun

sekitar tahun 1727 atas prakarsa Pakubuwono X. Masjid ini memiliki arsitektur

Jawa Klasik, terletak di bagian barat Alun-alun Surakarta. Dengan status masjid

negara dan kerajaan karena segala keperluan masjid disediakan oleh kerajaan dan

Page 75: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

masjid juga dipergunakan untuk upacara keagamaan yang diselenggarakan

kerajaan.

Masjid Agung Surakarta sebagai ikon kota Surakarta merupakan menjadi

salah satu tujuan wisata para wisatawan. Setiap harinya banyak orang berkunjung

kesana baik untuk beribadah maupun untuk melihat keindahan dari masjid Agung

ini. Salah seorang difabel yaitu Saudara Rosul yang sering mengunjungi masjid

mengungkapkan bahwa mudah untuk masuk kebangunan Akan tetapi karena

harus naik tangga yang lumayan tinggi membuat dirinya menjadi lelah.

“ Kalau mau sholat disana itu naiknya tinggi mbak, ngga kesulitan sihtp lumayan bikin capai dan menguras tenaga juga. Saya pakai anaktangga saja bisa masuk ke dalamnya, tapi kalau yang kursi roda palingngga ya harus ada jalannya, bukan anak tangga seperti itu.”.(wawancara, 23 Juni 2011)

Pendapat Saudara Rosul juga mendapat dukungan dari Bapak Bambang

seorang difabel semi ambulant yang menggunakan tongkat, beliau mengatakan

merasa capai jika akan melaksanakan ibdah sholat karena harus lah naik anak

tangga yang cukup banyak dan tinggi.

“Nek Cuma mlaku teng mriki nggih mboten enten napa – napa ne, nikikan nggih ibadah terus kathah pahalane. Kulo solat nggih solat biasambak, nek teng masjid cerak griya kulo mboten enten undak–undakanetapi teng mriki enten nggih radi kesel asline mbak, tapi niku ibadahitungane. (Kalau Cuma untuk menuju kesini (Masjid Agung Surakarta) itu tidak ada apa–apanya saya anggap itu ibadah yang banyakpahalanya. Saya solat ya solat biasa mbak, kalau di masjid dekatrumah saya tidak ada tangganya, tapi kalau disini ada jadi yaw agakcapai sebenarnya mbak, tapi ya itu ibadah.)”. (wawancara, 20 Juli2011)

Bagi difabel yang mengunakan kursi roda untuk mencapai ibadah di ruang

dalam tidak akan bisa karena harus menaiki anak tangga yang tinggi. Menurut

Page 76: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Kepala TU Masjid Agung yang setiap harinya berada disana, pengunjung difabel

berkursi roda hampir tidak ada kalaupun ada pasti tidak bisa melaksanakan ibadah

solat sampai ke bangunan utama.

“ Bagi mereka yang berkursi roda biasanya mereka Cuma sampaiserambi aja mbak sholatnya, tapi kalo yang pakai tongkat bisa masukkedalam. Kan tempat didalam itu berupa tangga mbak, jadi ya susahbuat mereka yang pakai kursi roda, ga ada tempat khusus bagi difabelmbak kecuali tempat buat wudhu itu. “ (wawancara, 20 Juli 2011).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masjid Agung Surakarta

aksesibel terhadap difabel namun hanya bagi difabel pemakai tongkat. Hambatan

berupa arsitekrutal desain teknis ini berupa anak tangga yang tinggi untuk menuju

ruang utama dan itu membuat difabel kesulitan untuk mengakses saat akan sholat.

Sedangkan untuk tempat wudlunmya tidak ada hambatan infrastrukturnya karena

tempat wudlu dibangun sebagai bentuk kepedulian terhadap difabel dalam

menjalankan ibadahnya menjadi lebih mudah.

Dapat terlihat bahwa hambatan desain teknis ini merupakan suatu

permasalahan bagi difabel, seperti yang diutarakan Hinkle dalam teori aksi bahwa

kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tidak dapat

diubah dengan sendirinya. Dari hal ini jika dikaitkan dengan ruang publik maka

dapat dilihat bahwa ruang publik yang seharusnya demokratis yaitu dapat

dimanfaatkan masyarakat umum tanpa terkotak-kotak ternyata masih belum

aksesibel bagi difabel. Difabel tidak akan bisa mengkases jika tidak ada

pembangunan yang memihak kearah mereka. Hambatan desain teknis ini

membuat difabel menjadi terkotak-kotak karena mereka belum mampu mengakses

dengan baik.

Page 77: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2. Ruang Yang Tidak Kondusif

Keadaan ruang yang tidak kondusif adalah ketika ruangan tersebut terlalu

sempit ataupun ramai, sehingga difabel tidak bisa dengan mudah mengakses

tempat tersebut. Perasaan tidak nyaman akan menghampiri difabel jika difabel

merasa terdesak didalam suatu ruangan. Terdapat beberapa ruang publik yang

diteliti dengan keadan yang tidak kondusif bagi difabel adalah Pasar Gede dan

Terminal Tirtonadi.

a. Pasar Gede

Pasar Gede merupakan pasar yang telah mengunakan fasilitas bagi difabel

namun difabel merasa kurang nyaman jika harus berada didalam pasar.

“ternyata apa rame banget sampe saya kedesak–desak orang. memangmudah masuknya sih mbak, tp itu didalamnya terlalu ramai dan membuatsaya ga merasa santai untuk berbelanja.” (wawancara, 23 Juni 2011)

Pasar Gede tempat bertransaksi jual beli ini setiap harinya dipadati oleh

lebih kurang seribu orang tiap harinya. Lorong tempat pengunjung untuk berjalan

pun semakin sempit karena dipakai untuk berjualan. Orang normal saja merasa

kesulitan ketika harus berjalan di lorong yang penuh pedagang tersebut apalagi

orang yang berkebutuhan khusus seperti difabel.

“sebenarnya pasar Gede itu sendiri udah sangat bisa diakses buatmasuknya, yaw tapi itu mungkin mereka ga bisa leluasa apalagipedagangnya kan kalo jualan ada yang ditengah–tengah, mungkin itu yangmembuat penyandang cacat itu tidak nyaman.” (wawancara dengan BapakSuwarji, 15 Juli 2011)

Page 78: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Foto 04

Keterangan: Lorong sempit diantara pedagang yang tidakleluasa baik bagi difabel maupun masyarakatluas

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Hal inipun sebenarnya juga sudah diakui oleh pegawai Pasar Gede,

pedagang yang berada di tengah lorong tersebut membuat tidak leluasa bagi

difabel maupun orang normal dalam berbelanja. Namun untuk mengusir keluar

pedagang juga tidak bisa dilakukan karena mereka merupakan pedagang sah di

pasar gede yang selalu membayar retribusi. Keadaaan pasar yang ramai serta

jalan yang menjadi sempit membuat difabel enggan untuk mengunjungi pasar

lagi.

b. Terminal Tirtonadi

Terminal Tirtonadi setiap harinya terdapat ribuan pengunjung yang datang

dan pergi. Bahkan sangat sedikit sekali difabel yang mengakses terminal. Salah

seorang difabel yaitu Amzori mengatakan bahwa Terminal itu sangat tidak

kondusif dan sangat tidak nyaman bagi orang–orang berkebutuhan khusus.

“Buat naik atau turun ke bis nya juga butuh bantuan orang soalnya tinggibis dan lantainya ga sama, selain itu rame juga.” (wawancara, 08 Juli2011)

Page 79: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Keadaan ruang yang tidak kondusif menjadi salah satu permasalahan

aksesibilitas tempat yang sempit dan terlalu banyak orang menjadikan difabel

akan merasa enggan untuk menjangkau di tempat tersebut. Dalam hal ini terminal

menjadi salah satu ruang publik yang memiliki keadaan yang tidak kondusif.

Walaupun mungkin bagi orang normal hal ini biasa, namun nyatanya tidak bagi

difabel. Difabel memiliki kemampuan yang berebda, maka keadaan yang

diinginkan pun harus sedikit berbeda. Jika orang normal keadan ramai masih bisa

bertahan, namun tidak bagi difabel yang membutuhkan ruang untuk bisa

menyesuaikan diri.

Dari pihak terminal juga mengatakan difabel hanya sedikit sekali yang

terlihat ada di terminal, hal ini dikarenakan terminal yang sangat ramai dan

walupun sudah disediakan akses rem namun tidak bisa digunakan dengan baik.

“saya jarang melihat difabel di terminal ini, hanya sekitar 1% saja setiapbulannya ada nya difabel, jadi sangat jarang sekal, kondisi terminaltirtonadi yang sekarang adalah terlalu sempit dan sesak bagi bus–bus yangmasuk dan keluar, begitu pula dengan masyarakat penguna jasatransportasi juga semakin banyak” ( wawancara dengan Bapak Henry, 20Juli 2011).

Banyaknya penguna jasa terminal ini yang membuat difabel merasa tidak

nyaman. Amzori difabel berkursi roda mengatakan membutuhkan ruang yang

cukup, akses yang tepat, dan tidak terlalu ramai, karena keramaian dapat

membuatnya tidak nyaman.

Kondisi yang tidak kondusif dalam ruang publik merupakan permasalahan

aksesibilitas difabel yang cukup sering ditemui. Kondisi seperti ini mengakibatkan

difabel merasa tidak percaya diri karena mereka akan kurang bisa menyesuaikan

Page 80: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

diri dengan keadaan di sekitarnya. Sempitnya akses sosial bagi mereka telah

membuat ruang gerak difabel semakin terbatas. Hal ini sama seperti yang

diungkapkan oleh Parsons dalam skema unit dasar tindakan sosial yaitu aktor

berhadapan dengan kondisi situasional yang dapat membatasi tindakannya dalam

mencapai suatu tujuan. Keterbatasan difabel dalam mengkases karena kondisi

yang tidak dapat dikendalikan oleh difabel itu sendiri membuat mereka menjadi

malas bahkan enggan mencapai suatu ruang publik, dalam hal ini adalah pasar dan

terminal. Kedua ruang publik ini dirasa tidak sesuai dengan keadaan mereka yang

memiliki kemampuan yang berbeda.

3. Fasilitas Yang Tidak Memadai dan Kurang Perawatan

Tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh semua orang merupakan

persoalan kesamaan kesempatan dan keadilan sosial. Akses terhadap fasilitas-

fasilitas umum merupakan hak bagi semua masyarakat, bukan pilihan semata.

Lebih dari itu, penataan lingkungan yang sesuai dengan aksesibilitas akan juga

memberikan lebih banyak kenyamanan bagi warga masyarakat pada umumnya.

Kota Surakarta juga seharusnya menjamin bahwa dalam perencanaan suatu

bangunan, konstruksi,dan desain fisik, utamanya yang bersifat publik, adalah

mempertimbangkan akses para difabel dan para perencana pembangunan haruslah

memahami kebijakan pembangunan fisik yang ramah terhadap difabel. Untuk

keperluan tersebut, difabel harus dilbatkan dalam proses konsultasi perencanaan

bangunan.

Page 81: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Bagi kebanyakan orang keperluan akses bagi difabel itu termasuk nomor

dua, karena permasalahan aksesibilitas bagi kebanyakan orang adalah tidak

penting. Di kota Surakarta sendiri diketahui bahwa terdapat Perda Kesetaraan

Difabel yang mewajibkan setiap bangunan terdapat akses yang ramah bagi

difabel. Namun pada kenyataannya banyak dari ruang publik sebenarnya sudah

memberikan akses bagi difabel namun difabel tetap tidak bisa merasakan

manfaatnya.

Seperti yang telihat di terminal Tirtonadi, ditempat tersebut sudah terdapat

rem atau jalan landai, namun ternyata rem tersebut sudah tidak layak bagi difabel.

Bahkan rem terdsebut beralih fungsi menjadi tempat jalan bagi troli angkutan

barang. Selain itu rem tersebut terdapat kerusakan yang cukup sulit bila difabel

melewatinya. Fasilitas tersebut tidak terawat dan dibiarkan begitu saja. Seperti

yang terlihat dalam gambar berikut:

Foto 05

Keterangan : Akses rem Terminal Tirtonadi yang tidakterawat dan sebagai tempat jalannya troli

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Page 82: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Foto 06

Keterangan : Pertautan antar lantai di TerminalTirtonadi yang tidak terawat

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Dari hasil observasi juga ditemukan bahwa kurang perawatan akses rem di

Masjid Agung Surakarta. Dapat dilihat dari akses rem yang hanya sampai di

pelataran tersebut sudah ada kerusakan dan diabaikan begitu saja. Padahal akses

tersebut akan sangat membantu difabel berkursi roda untuk lebih mudah mencapai

Masjid tersebut.

Foto 07

Keterangan: Akses rem bagi difabel di Masjid Agung yangtelah rusak

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Permasalahan mengenai aksesbilitas ini juga dibenarkan oleh Ibu

Purwaningtyas yang memiliki keponakan seorang difabel. Beliau menuturkan

bahwa banyak akses bagi difabel kurang memenuhi standar dan terkadang malah

rusak–rusak. Aksesbilitas bagi difabel sebenarnya sudah ada, namun terkadang

Page 83: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

fasilitasnya tidak sesuai bahkan tidak memadai, jika tidak memadai itu biasanya

membuat difabel menjadi repot.

“Sepertinya belum ya cuma sedikit tempat ya yang memberikan fasilitasbuat difabel kalau ada pun kadang juga tidak diperhitungkan, maksudnyaya jalannya buat yang naik kursi roda sudah rusak-rusak lah, ada juga yangterlalu tinggi kan kasian bisa - bisa njempalik mereka.” (wawancara, 31Juli 2011)

Fasilitas yang telah disediakan bagi difabel terlihat kurang perawatan.

Ruang publik secara responsif haruslah dapat digunakan untuk kepentingan luas

tanpa hambatan apapun, salaha satunya ada tidak terawat. Difabel akan sangat

mengalami kesulitan, akses yang terawat saja masih ada yang membuat kesusahan

apalagi akses yang tidak terawat. Hal ini akan membawa dampak yaitu difabel

tidak dapat berpartisipasi penuh terhadap adanya ruang publik. Kondisi seperti ini

sama seperti yang diungkapkan Parsons bahwa ada kondisi yang tidak dapat

dikendalikan oleh individu salah satunya bagi difabel adalah fasilitas yang tidak

memadai dalam ruang publik.

Surakarta merupakan kota yang sedang mengalami pertumbuhan yang

cukup pesat. Dimulai dari segala bidang pembangunan yang ada, berbagai

macam renovasi untuk mempercantik wajah kota Surakarta. Meskipun bukan

Ibukota Propinsi, namun Surakarta bersetatus sebagai kota besar dan menjadi

salah satu kota terpenting di Indonesia. Dari permasalahan–permasalahan diatas

dapat dikatakan bahwa kota Surakarta yang mengalami perkembangan dalam

pembangunan belum sepenuhnya bisa memberikan keleluasaan bagi difabel dalam

melakukan kreativitasnya seperti masyarakat pada umumnya. Masih banyak

diantara difabel mengalami kesulitan ketika harus menghadapi suatu tempat yang

Page 84: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

diinginkan karena terbatasanya akses bagi mereka. Perda Kesetaraan Difabel

yang telah ada sejak tahun 2008 pun hanya sedikit saja membawa perubahan bagi

difabel. Namun walaupun demikian dengan adanya Perda tersebut, kota Surakarta

setidaknya bisa memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi masyarakat

difabel.

B. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 Mengenai Kesetaraan Difabel

B.1 Proses Terbentuknya Perda.

Sebagai warga negara Indonesia, kedudukan, hak, kewajiban dan peran

penyandang cacat adalah sama dengan warga negara lainnya. Oleh karena itu,

peningkatan peran para difabel dalam pembangunan nasional sangat penting

untuk mendapat perhatian dan didayagunakan sebagaimana mestinya. Hingga saat

ini sarana dan upaya untuk memberikan perlindungan hukum terhadap

kedudukan, hak, kewajiban, dan peran para difabel telah dilakukan melalui

berbagai peraturan perundang-undangan, yaitu yang mengatur masalah

ketenagakerjaan, pendidikan nasional, kesehatan, kesejahteraan sosial, lalu lintas

dan angkutan jalan, perkeretaapian, pelayaran, penerbangan, dan kepabeanan.

Dengan pertimbangan bahwa jumlah difabel akan meningkat pada masa

yang akan datang, masih diperlukan lagi sarana dan upaya lain terutama dengan

penyediaan sarana untuk memperoleh kesamaan kesempatan bagi difabel dalam

segala aspek kehidupan dan penghidupan, khususnya dalam memperoleh

pendidikan dan pekerjaan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosialnya.

Yang dimaksud dengan kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan

Page 85: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

penghidupan sosial yang diliputi oleh rasa keselamatan, kemudahan, dan

ketentraman lahir batin yang perlu dilakukan dengan upaya-upaya yang lebih

memadai, terpadu, dan berkesinambungan guna mewujudkan kemandirian dan

kesejahteraan difabel.

Akan tetapi para penyandang cacat yang juga dikenal dengan istilah

Difabel (different ability) di Kota Surakarta saat ini pantas berbangga dan berlega

hati. Karena tepat pada tanggal 11 Juli 2008 DPRD Kota Surakarta akhirnya

menetapkan Rancangan Peraturan Daerah Kota tentang Kesetaraan Hak--Hak

Difabel menjadi Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 tahun 2008 Tentang

Kesetaraan Difabel. Acara tersebut dihadiri oleh Walikota Surakarta, Ir.Joko

Widodo. Perda ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Setelah para penyandang cacat lelah berharap Perda tersebut , akhirnya

harapan menjadi kenyataan. Sungguh, perjalanan Perda tersebut sangat panjang,

mengalami proses pembahasan dan perbaikan draft, karena harus memadukan

konsep yang diajukan Lembaga Swadaya Masyarakat dan konsep DPRD serta

Pemerintah Kota Surakarta. Bahkan saat pembahasan juga sempat terkatung-

katung selama 2,5 tahun. Munculnya Perda Nomor 2 tahun 2008 merupakan

sebuah perjuangan difabel dalam mencari haknya. Diawali dari perjuangan LSM

Interaksi dan Direktur Yayasan Talenta yang menginginkan adanya kesetaraan

bagi difabel. Perjuangan tersebut berlangsung cukup lama dan sempat terabaikan

selama 2.5 tahun. Perjuangan mendobrak paradigma kecacatan dilakukan melalui

Konsorsium Lembaga Kecacatan Surakarta mengajukan Naratif Akademik

Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Kesetaraan Hak-hak Dasar

Page 86: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Difabel di Kota Surakarta. Perda ini ada bukan karena sebuah belas kasihan dari

pemerintah kota Surakarta, melainkan buah perjuangan para difabel yang harus

menelan pil pahit terlebih dahulu. Perjuangan menuntut kesetarann pengakuan

dan kesetaraa kesempatan. Hingga perjuangan mendobrak paham normalisme

yang melekat dikebanyakan manusia.

Inti dari Perda tersebut adalah memberikan perhatian yang proporsional

dan adil kepada difabel kepada sesama negara. Secara regulatif kebijakan

terhadap difabel tersebut diaplikasikan dalam bentuk kebijakan pemkot yang adil.

Kebijakan baik fisik maupun non fisik harus dapat memiliki manfaat pula kepada

difabel. Di bidang fisik misalnya pembangunan ruang publik seperti terminal,

taman, pasar, tempat ibadah, sarana transportasi, mall, maupun ruang publik

lainnya diharapkan dapat memberikan akses yang tepat bagi difabel untuk

menggunakannya. Begitu pula dengan akses non fisik seperti bidang pendidikan,

sosial dan lain sebagainya seharusnya pemkot memberikan perhatian yang

seimbang kepada difabel.

“Pemkot sebenarnya mempunyai kepedulian mengenai tata ruangkota Surakarta bagi difabel, maka dengan hal itu Perda No.2 Tahun2008 dibentuk. Jadi setiap pembangunan yang ada di Surakarta iniharus bisa juga diakses oleh difabel, seperti contohnya pemasangantramprail di setiap gedung.” ( wawancara, 16 Juni 2011)

Peraturan daerah Kota Surkarta No. 2 tahun 2008 tentang Kesetaraan

Difabel tersebut berisi 12 bab dan terdiri dari 30 pasal. Dalam Perda tersebut

mengatur hak dan kewajiban difabel yang setara dengan warga masyarakat pada

umumnya dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Dalam pasal 6

disebutkan setiap difabel berhak memperoleh kesempatan yang setara dalam :

Page 87: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

a. Pelayanan publik terkait dengan hidup dan penghidupannya.

b. Tindakan rehabilitasi.

c. Penyelenggaraan pemerintah daerah.

d. Pembangunan fasilitas pelayanan umum.

Sedangkan dalam pasal 11 disebutkan pelayanan hak-hak difabel oleh

Pemerintah Daerah meliputi :

a. Aksesibilitas fisik.

b. Rehabilitasi.

c. Pendidikan.

d. Kesempatan kerja.

e. Peran serta dalam Pembangunan.

f. Bantuan sosial.

Merujuk pada aturan itu, bahwa penyediaan aksesibilitas sudah merupakan

kebutuhan untuk semua. Sudah saatnya, Pemkot Surakarta dan semua pihak

terkait serius dan berkomitmen lebih memartabatkan dan melindungi difabel serta

menyediakan aksesibilitas, infrastruktur, dan ruang publik untuk mereka. Pemkot

Surakarta wajib menyediakan fasilitas pendukung di setiap fasilitas umum,

gedung, pertokoan/swalayan, transportasi, sarana peribadatan, dan sarana rekreasi

supaya mempermudah difabel beraktivitas dan berinteraksi dengan

lingkungannya serta berkomunikasi dengan orang lain. Dengan adanya Peraturan

Daerah Nomor 2 tahun 2008 ini difabel di Kota Surakarta bisa menjadi sedikit

berlega hati. Karena melalui peraturan ini maka difabel dapat setara dengan

masyarakat yang lain.

Page 88: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

B.2 . Hambatan Pembentukan Perda

Di dalam pembuatan Perda kesetaran difabel pastilah terjadi hambatan-

hambatan yang membuat Perda ini terkatung–katung hingga lebih dari 2 tahun

lamanya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan yaitu Ibu

Ajati, beliau mengatakan ada beberapa hal yang membuat Perda kesetaraan

Difabel ini terkatung – katung.

“ Banyak pertimbangan dan kendala yang dihadapi mbak,makanya Perda ini sempat terabaikan beberapa saat, rapat itudengan banyak orang jadi waktu dan ketidaksamaan isi perda yangmembuat lama” (wawancara, 03 Oktober 2011)

Dari wawancara yang dilakukan maka dapat diketahui mengenai beberapa

hambatan yang dialami oleh Pemerintah kota maupun tim advokasi, DPRD

maupun LSM yaitu adalah:

1. Kendala Waktu Pertemuan

Dalam pembahasan Perda perlu banyak waktu untuk merumuskan

maupun merapatkan setiap pasal dan butir ayat yang didalamnya.

Kendala waktu menjadi salah satu hal penting. Perumusan Raperda

membutuhkan banyak orang tidak hanya satu ataupu dua orang saja,

namun melibatkan Pemerintah Kota Surakarta, kelompok LSM, dan pihak

DPRD,. Untuk mengumpulkan keseluruhan orang agar setiap butir pasal

dapat terjadi kesepakatan sangatlah sulit, karena tiap orang memiliki

jadual masing – masing yang terkadang saling berbenturan.

Page 89: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Perbedaan Konsep

Perbedaan konsep isi untuk Perda Kesetaraan difabel selalu terjadi

karena setiap orang dari tiap perwakilan memiliki konsep masing–masing

yang bisa saja bertentangan dengan harapan dari tiap perwakilan baik itu

dari LSM, DRPD, maupun Pemerintah Kota Surakarta. Perbedaan konsep

membutuhkan waktu lama dan perdebatan yang cukup panjang seta

membutuhkan titik temu yang tepat bagi semua orang khususnya difabel

dalam hal ini. Selain waktu pertemuan yang dirasa kurang, masalah titik

temu dalam penyusunan draft juga menjadi factor utama yang

mengakibatkan Perda ini menjadi terkatung – katung dan dibiarkan begitu

saja dalam waktu yang lama.

Dengan adanya Peraturan Daerah ini, maka pemenuhan difabel oleh

Pemerintah kota akan mendapatkan dasar yuridis, dasar sosiologis dan dasar

filosofis yang kuat sehingga dalam pelaksanaannya akan mampu menjadi

pedoman yang bersifat terpadu dan terarah. Setelah ditetapkannya Perda ini, tentu

menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Surakarta untuk dapat

mekaskanakannya. Perlu komitmen dan keseriusan dalam mengimplementasikan

Perda tersebut. Namun demikian, tentu Pemerintah Kota Surakarta tidak harus

bekerja sendiri, karena dalam pelaksanaannya juga membuka peluang bagi peran

serta keluarga dan seluruh masyarakat, termasuk difabel. Secara bersama-sama

Pemkot, masyarakat termasuk difabel ikut bertanggungjawab dalam

melaksanakan Perda tersebut.

Page 90: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

1. Pemerintah Kota Surakarta akan berusaha memenuhi kewajibannya untuk

mewujudkan kesetaraan difabel melalui program dan kegiatan sesuai

dalam Perda tersebut, seperti memberikan kemudahan dalam berbagai hal

seperti pendidikan, keterbukaan informasi, perlindungan dari segala

bentuk eksploitasi, kesempatan kerja dan maupun fasilitas ruang publik.

2. Bagi masyarakat diharapkan dapat lebih membuka diri menerima

kehadiran difabel, ikut mendukung terwujudkanya kesetaraan difabel,

memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengaktuialisasikan diri,

tidak memberikan stigma buruk bagi difabel seperti malas, kurang

mandiri, menggantungkan belas kasihan orang lain. Bahkan setiap orang

dilarang melakukan tindakan yang merendahkan harkat dan martabat

difabel, mengucilkan dan menyembunyikan difabel, melakukan

diskriminasi difabel serta mengeksploitasi difabel.

3. Bagi difabel, berbagai kesempatan dan peluang untuk berkembang sudah

terbuka luas. Oleh karena itu perlu memanfaatkan kesempatan dan peluang

tersebutr untuk lebih meningkatkan diri membekali diri dengan berbagai

hal seperti pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan. Difabel harus dapat

menunjukkan dan meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat bahjwa

mereka memiliki kemampuan yang dapat diadalkan dan tidak kalah

dengan yang tiidak cacat. Dengan demikian pemahaman masyarakat

terhadap difabel meningkat. Disamping itu difabel perlu menjaga harkat

dan martabatnya sehingga tidak melakukan tindakan dan pekerjaan yang

merendahkan harga dirinya, seperti menggantungkan hidup dari belas

Page 91: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kasihan orang lain. Difabel harus siap menerima tantangan, mengubah

pola pikir, mau bekerja, berusaha dan berkarya nyata agar sukses dalam

hidupnya.

“ Bagi kami tantangannya adalah merealisasikan bagaimana perdatersebut benar–benar dapat berguna bagi masyarakat difabel dalamberbagai bidang, yaw tentunya dengan kerjasama dari masyarakatdan dari difabel itu sendiri.” (wawancara dengan Ibu Ajati, 03Oktober 2011)

Kota Surakarta sudah merintis dan menetapkan Perda Kesetaraan Difabel.

Diharapakan dengan adanya Perda ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah

lainnya untuk mengikuti jejak Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan

kesetaraan difabel dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.

Dalam Perda tersebut digunakan istilah difabel untuk menunjuk kepada

para penyandang cacat, yang karena kondisi fisik dan atau mentalnya mempunyai

perbedaan kemampuan dengan warga lainnya. Penggunaan istilah ini, menurut

penjelasan Perda tersebut, untuk menyelaraskan dalam lingkup hukum

internasional dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang.

Dengan adanya Perda ini maka Pemerintah Kota Surakarta memiliki

tekad untuk menciptakan kondisi yang menjamin terwujudnya keadilan bagi

difabel/penyandang cacat, karena keseteraan difabel ini bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial difabel dalam segala aspek kehidupan dan

penghidupan. Sedangkan kesetaraan tersebut dilakukan berdasarkan banyak asas

Kesetaraan difabel bagi Pemerintah kota Surakarta adalah salah satu

agenda wajib yang telah dilaksanakan dalam upaya penanggulangan permasalahan

sosial. Dalam perspektif ini difabel bukan sumber permasalahan sosial tetapi

Page 92: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

diakui sebagai subyek hukum mandiri karena merupakan bagian dari individu

sebagai anggora komunitas masyarakat. Kalaupun mereka memiliki kekurangan

fisik dan ataupun kekurangan mental tidaklah menuntut penangananan yang

didorong oleh rasa belas rasa belas kasihan, tetapi mengupayakan mereka agar

mampu tampil sebagai warga yang mandiri, mampu berintegrasi dengan

lingkungan dan dapat menjalankan kegiatan produktif untuk mendorong

pembangunan daerah berdasarkan minat, derajat kecacatan, tingkat pendidikan

dan potensi difabel. Sedangkan ditinjau dari segi hak asasai manusia, maka

pemenuhan perlindungan dan pemajuan kesetaraan difabel merupakan bagian

dari penegakan dan perlindungan hak asasi manusia tersebut.

Sekarang perkembangan begitu dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat

Surakarta, salah satunya dari pembangunan tata kotanya sendiri. Selain

berbudaya dan memiliki historis yang tinggi kota Surakarta merupakan surga bagi

difabel. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2008 mengenai

Kesetaraan Difabel yaitu difabel memliki hak yang sama termasuk dalam ruang

publik. Maka tidak heran bila ruang publik di kota Surakarta hampir semuanya

menyediakan akses jalan bagi difabel. Difabel di Kota Surakarta sangat dihargai

keberadaannya, dan tidak dipandang dengan sebelah mata. Setidaknya terdapat

empat azas yang dapat menjamin kemudahan atau aksesibilitas difabel tersebut

yang mutlak mestinya harus dipenuhi oleh pemerintah yakninya:

1. Azas kemudahan, artinya setiap orang dapat mencapai semua tempat atau

bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

Page 93: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

2. Azas kegunaan, artinya semua orang harus dapat mempergunakan semua

tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

3. Azas keselamatan, artinya setiap bangunan dalam suatu lingkungan

terbangun harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang termasuk

difabel.

4. Azas kemandirian, artinya setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan

mempergunakan semua tempat atau bangunan dalam suatu lingkungan

dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Selain itu menurut Pasal 28 Perda Kesetaraan Difabel mengatakan bahwa

sarana dan prasarana umum serta lingkungan dan sarana angkutan umum yang

sudah beroperasi, tetapi belum menyediakan aksesibilitas bagi difabel sebelum

berlakunya Perda Kesetaraan Difabel, maka dalam waktu tiga tahun sejak

diundangkannya Perda wajib menyediakan aksesibilitas bagi difabel. Hal ini

berarti bahwa semua tempat yang belum terdapat akses bagi difabel harus

menyediakan akses tersebut agar difabel mempunyai hak yang sama dalam

menikmati ruang publik.

Page 94: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C. Kondisi Ruang Publik di Kota Surakarta

Dalam penelitian ini peneliti meneliti sebanyak 7 tempat yang termasuk

ruang publik di Kota Surakarta yaitu Taman Sekartaji, Pasar Gede, Halte Batik

Solo Trans, Terminal Tirtonadi, Masjid Agung Surakarta, Gereja Kristen Jawa

Margoyudan, dan Solo Grand Mall. Dipilihnya tempat–tempat tersebut karena

ruang publik yang peneliti teliti merupakan ada yang bangunan baru lahir setelah

Perda Kesetaran Difabel maupun bangunan lama yang telah ada sebelum Perda

Kesetaraan Difabel dibuat. Di samping itu terdapat bangunan yang direnovasi

setelah adanya Perda difabel. Peneliti ingin mengetahui apakah Perda tersebut

telah dilaksanakan sesuai dengan mestinya atau masih sama saja dengan sebelum

adanya Perda, karena difabel juga memiliki hak yang sama dalam mengakses

fungsi ruang publik.

Ruang publik merupakan tempat berkumpulnya orang tanpa terkotak–

kotak oleh usia, kelonpok, status sosial maupun yang lainnya. Setiap orang harus

bisa mengakses ruang publik tanpa terkecuali. Karena bagaimanapun ruang

publik adalah roh sebuah kota. Ruang publik adalah penanda sekaligus sebagai

karakter sebuah kota, sebagai ciri khas yang tidak dimiliki oleh kota-kota yang

lain. Perancangan dan penciptaan ruang publik didasarkan dan ditujukan bagi

suatu bentuk kualitas kehidupan masyarakat yang positif. Ruang publik juga

menjadi tolok ukur kedinamisan dan kualitas hubungan sosialnya, serta kualitas

kepedulian pemerintah terhadap warganya tanpa terkecuali. Ruang publik

haruslah bersifat responsif, demokratis, dan bermakna. Ruang publik yang

responsif artinya harus dapat digunakan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan

Page 95: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

luas. Secara demokratis yang dimaksud adalah ruang publik itu seharusnya dapat

dimanfaatkan masyarakat umum tanpa harus terkotak-kotakkan akibat perbedaan

sosial, ekonomi, dan budaya. Serta bermakana yaitu mempunyai arti yang lebih

bagi masyarakat umum.

C.1. Sebelum adanya Perda Kesetaraan Difabel.

Ruang publik merupakan tempat berkumpulnya masyarakat tanpa

terkecuali. Di Surakarta sendiri banyak terdapat ruang publik yang dibangun

untuk kepentingan masyarakat. Banyak bangunan yang telah berdiri sebelum ada

Perda Kesetaraan Difabel. Dalam penelitian ini ruang publik tersebut adalah

Pasar Gede, Terminal Tirtonadi, Gereja Kristen Jawa Margoyudan, Masjid Agung

Surakarta, dan Solo Grand Mall. Bangunan–bangunan ini telah berdiri lama sejak

sebelum Perda Kesetaraan Difabel tersebut diresmikan. Namun dari beberapa

bangunan tersebut, ada satu bangunan yang masih dalam proses renovasi yaitu

Terminal Tirtonadi. Untuk itu akan dijelaskan satu persatu mengenai kondisi

bangunan yang ada sebelum Perda Kesetaraan Difabel diresmikan.

C.1.1 Konsep Pembangunan Ruang Publik

Konsep pembangunan ruang publik meruapakan salah satu hal yang

penting untuk mengeetahui untuk siapakah ruang publik tersebut dibangun.

Untuk itulah Sebelum adanya Perda Kesetaraan Difabel perlu diketahui konsep

pembangunannya untuk mengetahui akses apa saja yang terdapat di suatu ruang

Page 96: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

publik tersebut bisa digunakan oleh difabel walaupun tanpa perda. Berikut adalah

konsep pembangunan ruang publik yang ada sebelum Perda Kesetaran Difabel.

a. Pasar Gede

Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli. Namun

dalam artian luas pasar adalah tempat pertukaran barang dan jasa yang ada

kegiatan tawar menawar yang salah satunya melibatkan pekerjaan mengenai

barang dan jasa untuk dapat saling bermotivasi di tempat tersebut. Sebagai salah

satu ruang publik yang pasti dibutuhkan masyarakat, Pasar haruslah mudah untuk

diakses siapa saja. Untuk itu perlu dilihat bagaimanakah pembangunan Pasar

sekarang ini dan bagaimana keadaan dan kondisinya. Seperti yang diungkapkan

oleh Bapak Suhardi.

“ Renovasi dilakuakan demi kenyamanan semua orang tidak lupa pulajuga untuk penyandang cacat, namun yang menjadi halangan bagi kamiuntuk membuat akses bagi difabel adalah luas tanah dari Pasar itu sendiri”(wawancara, 13 Juli 2011)

Untuk memberikan rasa nyaman bagi orang bertransaksi, seringkali

dilakukan renovasi. Hal ini berguna untuk pasar tradisional tidak kalah dengan

pasar moderen. Jadi setiap renovasi ataupun pembangunan haruslah memerlukan

konsep yang tepat.

“ Sebenarnya konsep pembangunan ataupun renovasi pasar adalahtergantung dari usia pasar itu sendiri dan keadaan bangunannya, apakahmasih layak atau tidak. Untuk renovasi Pasar yang baru haruslah sesuaidengan pertauran yang ada dari pemerintah, jadi tidak semerta–mertadirenovasi” (wawancara, 13 Juli 2011)

Page 97: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Di kota Surakarta ini dijumpai berbagai macam pasar baik itu pasar

moderen ataupun pasar tradisional. Dari setiap pasar memiliki konsep masing–

masing. Namun yang jelas pasar haruslah dapat diakses siapa saja termasuk

didalamnya adalah difabel. Ada beberapa pasar yang bisa diakses oleh difabel

diantaranya adalah Pasar Gede, Pasar Sidodadi, dan Pasar Singosaren. Namun

pasar yang dirancang memang untuk difabel dari struktur pintu masuk maupun

akses untuk naik ketingkatnya hanya Pasar Gede. Seperti yang dituturkan oleh

Bapak Suhardi

Foto 08

Keterangan: Pintu masuk Pasar Gede yang akses bagidifabel

Sumber : Dokumentasi Peneliti

“ Untuk Pasar yang yang sudah akses itu adalah Pasar Gede serta PasarSidodadi, dan Pasar Singosaren mbak. Di pasar–pasar tersebut sudahterdapat rem dan jembatan yang dapat dengan mudah penyandang cacatmasuk kedalamnya. Namun pasar yang dari dulu bisa diakses olehpenyandang cacat yaw pasar Gede itu mbak, mulai dari pintu masukhingga ke lantai atas semuanya ada jembatan dan tidak memakai tangga.”(wawancara, 13 Juli 2011).

Page 98: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Foto 09

Keterangan :Akses menuju ke lantai atas yang jugamenggunakan rem dan guilding block

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Pasar Gede merupakan salah satu pasar tardisional tertua yang ada di Kota

Surakarta, dari awal berdirinya Pasar ini memiliki nilai historis yang tinggi.

Sebagaimana fungsi yang diberikan oleh pasar maka harus dapat berguna dan

dapat digunakan oleh siapa saja termasuk untuk difabel. Walaupun sudah

memiliki beberapa jenis akses bagi difabel, namun menurut Bapak Suwarji beliau

sangat jarang melihat ada difabel yang berbelanja ke Pasar Gede ini. Dilihat ke

dalam ruangan pasar terlihat sangat jelas bahwa terlalu banyak pedagang dikedua

sisinya, sehingga jalan untuk pembeli yang datang sangat sempit. Selain itu Pasar

merupakan tempat yang ramai karena untuk memenuhi kebutuhan pokok setiap

orang akan lebih memilih untuk berbelanja di pasar tradisonal.

“ Pengunjung disini yang penyandang cacat sangat jarang saya liat mbak,kalo ada itu biasanya malah pengemis yang pake krek itu. Mungkindikarenakan terlalu ramai jadi yang penyandang cacat nya gak bisabergerak bebas. Maklum namanya juga pasar kelas 1 pasti ramai, tp adajuga sebenarnya mbak yang penyandang cacat beli tapi itu sangat jarang“(wawancara, 15 Juli 2011).

Page 99: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh saudara Arif Ernawati, difabel

berkursi roda ini mengatakan bahwa walaupun Pasar Gede dapat diakses oleh

difabel tapi yang dia rasakan adalah perasaan tidak nyaman karena terlalu banyak

orang.

“ Saya pernah masuk ke Pasar Gede satu kali mbak, memang itu setausaya pasar yang bisa buat difabel, tapi bareng saya kesana ternyata aparame banget sampe saya kedesak–desak orang. (wawancara, 23 Juni2011).

Walaupun telah mengalami renovasi berkali–kali untuk lebih

memudahkan semua orang mengakses Pasar, namun kenyataanya adalah ada

beberapa orang yang tidak bisa mengaksesnya. Jadi dapat dilihat meski sudah

memeiliki akses bagi difabel namun bagi difabel itu sendiri ternyata Pasar Gede

masih belum mampu diakses oleh mereka. Memang konsep bentuk bangunan

mulai dari pintu masuk yang berupa tanjakan landai serta akses untuk menuju

lantai atas bukanlah tangga melainkan jalan yang memiliki rem landai namun

kesulitan yang dialami oleh difabel bukanlah pada hal tersebut melainkan lebih

karena penataan tempat dan jalan yang terlalu sempit sehingga menyulitkan

difabel untuk bergerak dengan bebas dan leluasa.

b. Terminal Tirtonadi

Terminal merupakan sebuah ruang tempat berkumpulnya berbagai macam

angkutan umum. Dalam hal ini Terminal Tirtonadi merupakan Terminal untuk

Bus Antarkota Antar Provinsi, Antar Kota Dalam Provinsi dan Angkutan

Perkotaan. Terminal dibangun untuk masyarakat pengguna jalan yang

Page 100: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

membutuhkan transportasi. Jadi setiap harinya sangat banyak bus yang keluar dan

masuk serta masyarakat pengguna jasa angkutan. Pembangunan terminal

Tirtonadi memiliki konsep yaitu memudahkan orang untuk bertransportasi

temasuk bagi difabel. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Henry mengenai

konsep pembangunan terminal

“ Konsep pembangunan terminal adalah bukan sebagai terminaltransportasi saja namun sebagai terminal terpadu yaitu dapat memberikankenyamanan bagi pengguna teminal dengan adanya kios. Namun sayajarang melihat difabel di terminal ini, hanya sekitar 1% saja setiapbulannya ada nya difabel, jadi sangat jarang sekali.” (wawancara, 20 Juli2011)

Konsep awal dari pembangunan terminal adalah memberikan pelayanan

yang terpadu bagi pengguna terminal, dalam hal ini dengan memberikan adanya

kios–kios agar penumpang ataupun pengguna jasa transportasi semakin nyaman.

Untuk terminal lama yaitu sebelum ada renovasi saat ini, sudah menggunakan

rem, namun konsep renovasi perluasan yang dilakukan saat ini dibuat konsep

lebih baik lagi untuk difabel yaitu dengan menggunakan travellator bagi difabel.

“ Perluasan terminal ini nantinya akan dibangun sebanyak 3 lantai. Lantaipertama digunakan untuk penyediaan transportasi, lantai kedua dan ketigauntuk jasa perdagangan. Perluasan dilakukan untuk meningkatkanoptimalisasi bagi masyarakat dan mengakomodir luas lahan yang kurangmemadai sehingga semua bis dapat masuk terminal. Untuk difabel agardapat mengaksesnya kami sudah merencanakan untuk membuattravelalator yang dapat diakses difabel untuk naik atapun turun dari lantaike lantai namun jika masih mengalami kesulitan kami juga menyediakanlift bagi difabel.” (wawancara, 20 Juli 2011)

Menurut Amzori Zakim salah seorang difabel yang pernah mengunjungi

terminal, dia mengatakan bahwa walaupun sudah ada rem landai namun dia tidak

akan bisa melaluinya jika tidak dibantu oleh orang lain.

Page 101: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

“ Terminalnya Surakarta sangat susah buat saya yang berkursi roda ini.Walaupun banyak yang membantu saya tapi untuk menuju pintu keluarkalau seorang diri saya yakin tidak bisa.” (wawancara, 08 Juli 2011)

Dari hal ini bisa dilihat bahwa konsep pembangunan terminal yang

sekarang masih belum bisa ataupun ramah bagi difabel walaupun telah diberi rem

bagi kemudahan difabel. Disamping itu untuk kamar mandi yang berada di

terminal pun hanya bisa digunakan untuk manusia normal, tidak untuk difabel.

Kamar mandi bagi difabel seharusnya adalah toilet duduk dengann railing (tempat

berpegang). Namun kamar mandi di terminal hanya berupa toilet jongkok dan ada

toilet duduk namun tidak ada tempat berpegang. Bisa dibilang untuk konsep

pembangunan terminal yang saat ini masih belum mendukung sepenuhnya pada

difabel. Karena memang dibangun sebelum adanya Perda Kesetaran difabel. Hal

ini seolah menyatakan bahwa kemudahan transportasi hanya milik normal.

c. Gereja Kristen Jawa Margoyudan

Gereja merupakan tempat ibadah bagi umat nasrani. Salah satu gereja

kristen tertua di Kota Surakarta ada Gereja Kristen Jawa Margoyudan. Gereja

yang berdiri pada tahun 1916 ini sudah merupakan cikal bakal lahirnya gereja–

gereja Kristen Jawa di Surakarta. Gereja ini memiliki jemaat difabel walaupun

hanya sedikit. Gereja dibangun untuk memenuhi kebutuhan rohani para

jemaatnya. Menurut Bapak Emilius Gereja Kristen Jawa Margoyudan ini

memang dibangun untuk pertumbuhan iman jemaatnya.

“ Tujuan dibangunnya gereja yaw untuk warga gereja sendiri padakhusunya agar lebih baik dan untuk orang awam pada umumnya,maksudnya adalah untuk orang – orang dari gereja lain yang ingin

Page 102: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

beribadah. Jemaat disini sekitar 3000 orang, sedangkan yang penderitadifabel jumlahnya hanya puluhan saja mbak”. (wawancara 31 Juli 2011)

Salah seorang warga difabel Gereja Kristen Jawa Margoyudan yaitu Ibu

Hadi mengatakan bahwa konsep perkembangan maupun renovasi Gereja ini sudah

sangat baik. Pada jaman dahulu Gereja Kristen Jawa Margoyudan mempunyai

anak tangga di pintu masuknya. jadi bukan berupa jalan landai. Namun seiring

perkembangan jaman maka dibuatlah kanopi rem pada pintu masuk agar semua

jemaat lebih mudah masuk kedalamnya.

“ Dulu saya ingat ketika Gereja ini belum ada kanopinya, tidak ada jalanlandai buat masuk ke gerejanya, untuk masuk kedalam harus melewatitangga lebih dahulu. Waktu itu saya pasti butuh bantuan dua orang untukmembantu menganngkat kursi roda agar saya bisa masuk kedalam”.(wawancara, 31 Juli 2011)

Foto 10

Keterangan : Akses rem landai bagi difabel berkursi rodaSumber : Dokumentasi Peneliti

Pembangunan yang dilakukan oleh Gereja pastilah digunakan untuk

kenyamanan jemaatnya. Para majelis Gereja Kristen Margoyudan menyadari hal

tersebut, maka konsep pembangunan dan renovasi pun dilakukan setahap demi

setahap agar tidak menganggu jalannya ibadah serta dapat membuat jemaat lebih

nyaman untuk beribadah dan tidak menomorduakan jemaat difabel.

Page 103: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

d. Masjid Agung Surakarta

Masjid merupakan bangunan yang digunakan untuk umat muslim

beribadah. Masjid Agung Surakarta merupkan masjid terbesar yang ada di

Surakarta, yang memiliki kelebihan dibanding dengan masjid yang lain. Salah

satu kelebihannya dalah adanya jam matahari yang masih berfungsi hingga

sekarang. Masjid Agung ada ini memiliki ribuan jemaah yang beribadah setiap

harinya.

“ Masjid ini sudah ada pada jaman dulu mbak, disini masjid yang palingbesar di kota ini, jumlah jamaah yang beribadah pada waktu jumatansekitar 7000 jamaah. Akan tetapi kalo pada hari bisa mungkin hanyaseparonya kurang”. (wawancara 20 Juli 2011)

Masjid Agung Surakarta ini memiliki ciri khusus yaitu dengan

dibangunnya tempat wudlu yang aksesibel terhadap difabel. Bentuk tempat untuk

wudlu ini berupa kran yang berputar dan tidak terlalu tinggi sehingga difabel

berkursi roda dapat dengan mudah untuk mengambil air dan berwudlu. Selain itu

bagi difabel yang bertongkat pun juga mudah untuk wudlu karena bisa

berpegangan pada sisi putaran tempat untuk ber wudlu. Tempat wudlu ini

dibangun salah satunya karena kerjasama dengan UNS dan beberapa lembaga

lainnya.

“ Di masjid ini tempat wudhu bagi difabel sangat mudah mbak, soalnyamasjid ini tempat wudhunya dibangun sama beberapa pihak yang pedulidengan difabel salah satunya ya UNS itu mbak”. (wawancara, 20 Juli2011).

Page 104: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Foto 11

Keterangan: Tempat wudlu khusus bagi difabel di MajidAgung Surakarta

Sumber : Dokumentasi Penelitian

Menurut beberapa difabel yang menggunakan tongkat menuturkan bahwa

untuk tempat wudlunya di Masjid Agung Surakarta itu sudah sangat memudahkan

bagi difabel. Hal ini jarang ada di masjid yang lainnya. Kebanyakan tempat wudlu

selain di Masjid Agung hanya bisa dijangkau oleh masyarakat normal. Bagi

difabel itu tentu membuat mereka sedikit kesulitan.

“ Sing pun jelas niku panggenan wudlune gampil kulo rasake, mbotensusah mbak kagem wong cacat, bedho kaliyan panggenan wudhu tengmasjid cedhak griyo kulo niku.(Yang jelas disini tempat wudlunya mudah bagi saya untuk melakukannya,tidak susah bagi orang cacat, beda dengan masjid yang didekat rumahsaya.). (wawancara dengan Bapak Sapto 20 Juli 2011)

“saya pernah beberapa kali ke Masjid Agung Surakarta, disana ada tempatwudhu yang khusus bagi difabel bentuknya lebih rendah dan berputar,agak licin menurut saya sih mbak, tapi membuat saya lebih mudah, tapikalau menurut saya lebih mudah lagi bagi yang kursi roda itu”.(wawancara dengan M. Rosul, 23 Juni 2011).

Konsep pembangunan ataupun renovasi yang telah dilakukan pihak Masjid

Agung mengenai tempat untuk wudlu ternyata sangat membawa kemudahan bagi

difabel maupun masyarakat yang lainnya yang ingin sholat disana. Selain itu

masyarakat pun juga tidak terganggu mengenai tempat wudlu, dan dapat

Page 105: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

beribadah dengan baik. Namun tidak dengan ruang utamanya yang hingga Perda

Kesetaraan Difabel disahkan tenyata belum ada akses bagi difabel untuk menuju

ke ruang utama.

e. Solo Grand Mall

Solo Grand Mall merupakan mall pertama yang berada di Kota Surakarta.

Solo Grand Mall yang dibangun diatas lahan seluas 12.080 m2, merupakan

bangunan pusat perdagangan yang bernuansa Mal, dimana bangunan komersial ini

terdiri atas 7 lantai dengan total luasannya 63.000 m2. Solo Grand Mall memiliki

konsep One Stop Family Entertainment and Recreation dimana Solo Grand Mall

menyediakan pelayanan bagi para pengunjung yang ingin berbelanja berbagai

macam kebutuhan dengan aneka variasinya tanpa memakan banyak waktu dan

lebih efisiensi biaya karena para pengunjung tidak perlu berpindah lokasi. Dengan

kata lain segala kebutuhan tersedia di Solo Grand Mall. Sedangkan bentuk

bangunan Solo Grand Mall ini menggunakan bentuk bangunan Joglo yaitu rumah

khas adata Jawa Tengah supaya lebih terlihat tradisional. Ini seperti yang

dituturkan oleh Bapak Yoyok staff Tenant Relation Officer SGM.

“ Konsep bangunan kami adalah bentuk Joglo, namun untuk konsep mallnya sendiri adalah One Stop Family Entertainment and Recreation, dimanaSolo Grand Mall menyediakan pelayanan bagi para pengunjung yang inginberbelanja berbagai macam kebutuhan dengan aneka variasinya tanpamemakan banyak waktu dan lebih efisiensi biaya karena para pengunjungtidak perlu berpindah lokasi. (wawancara, 11 Agustus 2011)

Mall ini mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Dinas Tata Ruang Kota

yaitu setiap bangunan yang baru haruslah memiliki akses untuk difabel. SGM

Page 106: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

menyadari pentingnya pembangunan fasilitas yang ramah difabel. Walaupun

harus mengeluarkan banyak uang demi kepentingan segelintir orang namun hal

tersebut tidak menjadi maslah. Dengan adanya akses memadai maka difabel

dapat mandiri dan menyesuaikan diri dengan fasilitas yang ada.

“ Namun kami juga tidak melupakan difabel untuk pembangunannyaseperti contoh depan pintu masuk SGM ada rem yang berguna bagi difabelnamun hal itu dapat fungsional dengan troli. Sebenarnya awalnya itumemang dibangun untuk difabel, tapi lama – lama malah berfungsi untukjalan troli.” (wawancara, 11 Agustus 2011)”

Dengan adanya fasilitas maka semua orang dapat merasakan kenyaman

yang telah disediakan. Termasuk difabel didalamnya. Banyaknya akses yang

diberikan oleh Solo Grand Mall membuat tingkat kunjungan difabel menjadi

tinggi. Salah satu ruang publik yang banyak dikunjungi adalah pusat perbelanjaan

contohnya adalah Solo Grand Mall. Menurut Arif Ernawati seorang difabel yang

memakai kursi roda mengatakan bahwa Solo Grand Mall bentuk bangunannya

mudah diakses oleh difabel kursi roda. Bangunan yang memiliki rem atau jalan

landai memudahkan seseorang untuk masuk kedalamnya.

Foto 12

Keterangan : Akses rem SGM di lobi utamaSumber : Dokumentasi Penelitian

Page 107: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Bila ditilik lebih jauh konsep pembangunan Solo Grand Mall memang

menetapkan standar bagi difabel. Karena memang Mall dibangun untuk siapa saja

yang membutuhkan. Walaupun berdiri sebelum adanya Perda Kesetaran Difabel,

namun karena memang konsep awal ditentukan bagi semua masyarakarat, maka

konsep akses bagi difabel juga menjadi salah satu kebutuhan dan akses tersebut

juga dipakai untuk kebutuhan yang lainnya.

Bisa dilihat kosep ruang publik yang ada di Kota Surakarta bahkan yang

ada sebelum Perda Kesetaran Difabel disahkan telah menyediakan akses bagi

difabel. Adapun dalam ruang-ruang publik tersebut terdapat akses antara lain

adanya rem, lift, guilding blok, akses wudlu khusus difabel. Semua akses yang

ada dibuat agar difabel aksesibel dengan tempat tersebut. Dari sini dapat dilihat

bahwa tindakan sosial diarahkan kepada seseorang dengan harapan masyarakat

yang lain dapat mencapai harapan yang diinginkan. Hal ini berarti dibuatnya

akses bagi difabel adalah dengan harapan agar difabel dapat sama dengan

masyarakat lain dalam menikmati ruang publik.

C.1.2. Fungsi dan Fasilitas Ruang Publik

Setiap bangunan diciptakan mempunyai fungsi dan fasilitas masing–

masing. Inti dari fungsi dan fasilitas dalam ruang publik harusah dapat

mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat secara umum sesuai dengan

bentuk ruang publik tersebut.

Page 108: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

a. Pasar Gede

Pasar Gede merupakan salah satu pasar tradisional yang berada di Kota

Surakarta. Pasar Gede merupakan pasar pertama dan tertua di kota ini. Selain

sebagai pasar tradisional pasar ini merupakan pasar yang dibangun demi

kepentingan masyarakat umum sebagai penggerak roda perekonomian. Fungsi

dari pasar tradisional ini adalah sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan,

dan sebagai pusat pertukaran informasi, pusat pertemuan dan sebagai kreativitas

bagi masyarakat. Pasar Gede ini merupakan sebuah bangunan yang ada sebelum

Perda Kesetaraan Difabel disahkan, namun seperti yang dapat dilihat bahwa Pasar

Gede dibangun bagi semua masyarakat tanpa terkecuali.

“Pasar Gede itu mbak merupakan satu – satunya Pasar yang bisa diaksesoleh difabel dan juga masyarakat semua” (wawancara dengan BapakSuhardi, 15 Juli 2011).

Walaupun pasar ini sudah ada sejak sebelum Perda Kesetaraan difabel

namun nyatanya Pasar ini bisa dikases oleh difabel sejak pada pertama kali pasar

ini dibangun. Pasar ini memiliki fasilitas yang layak bagi masyarakat khususnya

bagi difabel.

“liat saja dari bentuk lantai maupun untuk tangga keatas yang berupa jalan.Ini dapat digunakan oleh penyandang cacat untuk lebih mudah masuk.”(wawancara dengan Bapak Suhardi, 15 Juli 2011).

Jenis – jenis fasilitas yang ditawarkan dalam Pasar ini bagi difabel

walupun sebelum terbitnya Perda Kesetaraan Difabel adalah:

1. Rem atau ramp atau jalan landai. Rem ini berada di semua penjuru

pintu masuk Pasar Gede. Selain pengunaan rem ini juga digunakan

untuk menghubungkan lantai pertama dan lantai kedua.

Page 109: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

2. Adanya guilding block atau penanda bagi difabel tuna netra, bentuk

lantai yang menonjol memberikan suatu arahan mengenai keadaan

fisik suatu bangunan tersebut. Penanda ini terdapat diseluruh ruas

pasar, dibuat untuk mempermudah difabel tuna netra.

Foto 13

Keterangan:Adanya guilding block bagi difabelSumber: Dokumentasi Peneliti

3. Terdapat berbagai macam jenis barang yang didagangkan dan sangat

lengkap

Dapat dilihat bahwa Pasar Gede memiliki akses yang cukup bagi difabel,

difabel bisa mendapatkan haknya untuk mengkase pasar Gede walaupun pada saat

itu belum ada Perda Kesetaraan difabel khususnya dalam penyediaan aksesibilitas.

Jadi kondisi bangunan ini sebelum adanya Perda bagi difabel adalah memang

dirancang bagi difabel

b. Terminal Tirtonadi

Terminal tirtonadi ini ada sejak tahun 1975. Terminal merupakan

pemebrhentian bus untuk mengangkut dan menurunkan penumpang pengguna

jasa transportasi. Fungsi dari terminal sendiri menurut pihak UPTD terminal

adalah untuk masyarakat pengguna jalan yang membutuhkan transportasi. Selain

Page 110: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

itu terminal sebagai pemberhentian bus-bus Antarkota Antar Provinsi, Antar Kota

Dalam Provinsi dan Angkutan Perkotaan. Terminal Tirtonadi merupakan satun –

satunya teminal kelas A di kota Surakarta.

“Terminal Tirtonadi merupakan teminal tipe A yaitu yang merupakanterminal bagi Bus Antarkota Antar Provinsi, Antar Kota Dalam Provinsidan Angkutan Perkotaan. Jadi terminal ini berfungsi untuk masyarakatumum yang butuh dengan transportasi” (wawancara dengan Bapak Henry,20 Juli 2011)

Sebagai bangunan yang ada sebelum Perda difabel diresmikan fasilitas

yang ada di terminal ini adalah sebagai berikut:

1. Ada rem Rem ini merupakan jalan landai yang dapat digunakan oleh

difabel untuk lebih mudah dalam memasuki suatu ruangan. Namun

sebenarnya rem di terminal ini lebih sering dipakai oleh kuli yang

menggunakan troli untuk membawa barang.

2. Terdapat ruang tunggu bagi ibu dan anak. Ruangan ini ada untuk ibu

dan balita menyusui. Tempat ini dirancang agar ibu dan anak lebih

merasa nyaman dan tidak terganggu oleh kebisingan terminal.

3. Terdapat banyak kios makanan dan warung bagi pengguna terminal.

Warung dan terminal ini terdapat sangat banyak dan menghiasi semua

sudut terminal.

Fasilitas yang ada di terminal cenderung tidak banyak ada karena

masyarakat penguna datang dan pergi begitu saja. Kondisi seperti ini walaupun

sangat ramai namun sangat jarang difabel yang terlihat di Terminal Tirtonadi.

Namun sekarang ini Terminal Tirtonadi sedang mengalami proses renovasi yaitu

lebih tepatnya pelebaran luas terminal. Perluasan ini nantinya diperkirakan

Page 111: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

selseai pada awal tahun 2012 dan memiliki ragam fasilitas yang ditawarkan. Hal

ini seperti yang dituturkan oleh Bapak Sultan

“nantinya akan dibangun sebanyak 3 lantai. Lantai pertama digunakanuntuk penyediaan transportasi, lantai kedua dan ketiga untuk jasaperdagangan. Perluasan dilakukan untuk meningkatkan optimalisasi bagimasyarakat.” (wawancara, 20 Juli 2011)

Dari penjelasan diatas maka rancangan fasilitas yang diberikan oleh pihak

terminal terhadap pengguna jasa transportasi si terminal adalah sebagai berikut:

1. Terdapat jasa perdagangan. Walaupun terminal yang sekarang telah

memiliki perdagangan namun dirasa jika terdapat lebih banyak

perdagangan maka akan lebih baik

2. Adanya travelator. Travelator merupakan sejenis escalator namun

tidak berbentuk anak tangga melainkan berbentuk lurus.

3. Terdapat lift. Lift berguna untuk mempermudah masyarakat mencapai

lantai yang diinginkan.

Dari jenis rancangan fasilitas yang ditawarkan terdapat fasilitas bagi

difabel yaitu travelator dan lift. Rancangan ini bagi difabel ada karena menurut

beliau sudah terdapat Perda kesetaran difabel yang mengharuskan difabel

memiliki hak yang sama dalam memperoleh pelayanana pembangunan fasilitas

bagi difabel. Namun karena masih berupa rancangan dan hasilnya belum dapat

terlihat dengan jelas maka peneliti masih belum bisa melihat kondisi yang

sesungguhnya, apakah nantinya bisa didapati baik itu bagi masyarakat umum

ataupun bagi difabel.

Page 112: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

c. Gereja Kristen Jawa Margoyudan

Gereja meruapakan tempat beribadah bagi umat kristiani untuk

menjalankan ibadahnya. Gereja memiliki fungsi sebagai tempat beribadah,

tempat berkumpulnya jemaat untuk saling berinteraksi, sebagai tempat untuk

mendapatkan siraman rohani dari pemuka agama. Sebagai tempat berinteraksi

maka Gereja haruslah dapat berguna bagi siapa saja tanpa terkotak kotakkan oleh

usia, keadaan, maupun status sosial yang ada.

“tujuan dibangunnya gereja ya untuk warga gereja sendiri pada khusunyaagar lebih baik dan untuk orang awam pada umumnya.” (wawancaradengan Bapak Emilius, 31 Juli 2011)

Gereja ini berdiri sejak tahun 1916, itu berarti Perda Kesetaraan difabel

belum ada bahkan belum ada rancangannya sekalipun. Di gereja ini memiliki

banyak jemaat maupun jemaat yang merupakan difabel. Bahkan Gereja ini telah

mengalami banyak renovasi, renovasi yang terakir yaitu pada tahun 2005 untuk

menambah rem dan kanopi pintu masuk.

Terdapat fasilitas bagi jemaat gereja ini. Selain itu karena terdapaat

jemaat difabel yang cukup banyak maka tahun 2005 sebelum adanya Perda

Kesetaraan difabel Gereja ini telah memiliki fasilitas akses bagi difabel.

1. Rem dipintu masuk. Rem dibuat sangat landai terdapat disisi kanan

maupun kiri Gereja ini.

2. Lantai dibuat dengan sedikit kasar dan tidak licin sehingga jemaat baik

yang normal maupun yang difabel tidak terpeleset

3. Terdapat LCD sehingga jemaat lebh mudah untuk beribadah

Page 113: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Foto 14

Keterangan: Rem dan lantai sedikit kasar dan tidak licinbagi jemaat

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Dari berbagai macam fasilitas yang disediakan semuanya dibuat untuk

kepentingan jemaat dan memepermudah jemaat Gereja Kristen Jawa margoyudan

dalam beribadah.

d. Masjid Agung Surakarta

Masjid Agung Surakarta sebagai salah bangunan yang memiliki sejarah

penting merupakan bangunan yang termasuk dalam benda cagar budaya. Fungsi

dari Masjid Agung Surakarta ini antara lain sebagi tempat pariwisata ziarah,

sebagai tempat beristirahat para pedagang di Pasar Klewer, dan yang utama

sebagai tempat beribadah umat muslin yang menjalankan ibadah sholat.

Fasilitas yang ditawarkan Masjid Agung Surakarta ini antara lain:

1. Adanya Tempat wudlu yang dirancang khusus bagi difabel

Page 114: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Foto 15

Keterangan: Bentuk tempat wudlu bagi difabelSumber : Dokumentasi Penelitian

2. Adanya perpustakaan berada di lingkungan Masjid Agung Surakarta

Dari fasilitas–fasilitas yang ditawarkan oleh Masjid Agung tersebut maka

ada satu fasilitas yang memang dirancang bagi difabel yaitu tempat wudlu khusus.

Meskipun tempat wudlu tersebut merupakan bangunan relatif baru namun

pembangunannya sebelum Perda Kesetaran Difabel disahkan.

e. Solo Grand Mall

Solo Grand Mall sebagai Mall pertama di Kota Surakarta merupakan

sebagai salah satu ruang publik yang juga paling sering dikunjungi masyrakat

umum. Fungsi dari Mall ini adalah untuk berbelanja sekaligus berekreasi dengan

tidak menghabiskan waktu karena berada di satu lokasi. Selain itu Mall juga

sebagai tempat masyarakat untuk sekedar menghabisakan waktu maupun untuk

nongkrong.

Di Solo Grand Mall yang notabene berdiri dan beroperasi sebelum adanya

Perda Kesetaraan Difabel ada telah memiliki fasilitas bagi difabel maupun non

Page 115: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

difabel yang sangat banyak dan lengkap. Untuk difabel menurut Bapak Yoyok

menagtakan demikian

“ Tentu saja kami ada akses bagi difabel seperti pintu masuk di lobbyutama yang sekalian untuk jalan troli, lalu pintu masuk barat juga ada jalanbagi difabel. Jika didalam bangunan suda ada travelator yangmemudahkan difabel naik, lalu kami juga menyediakan lift yang dapatdiakses dari lantai basement sampai lantai. Bahkan lift kami sudahmengunakan pencetan braile yang berguna bagi difabel tuna netra, namunmasih beberapa yang belum ada karena harus impor, pencetan lift jugarendah dapat dijangkau difabel berkursi roda”. (wawancara, 11 Agustus2011)

Banyak fasilitas yang ditawarkan oleh pihak Solo Grand Mall ini

menunjang kenyamanan ketika pengunjung menginjakkan kaki di tempat ini.

Fasilitas– asilitas tersebut antara lain adalah lift, escalator, travelator, tangga

darurat, alarm, kamera CCTV, pemadam api, AC sentral, telepon, sekuriti, parkir

yang luas, toilet, air bersih, listrik, musholla dan FoodCourt dengan layanan

WIFI-Free Hotspot. Dari beberapa fasilitas yang ditawarkan tersebut, yang bisa

berguna bagi difabel adalah lift, travelator, maupun rem yang berada di pintu

masuk. Selain itu terdapat fasilitas kursi roda yang terdapat di lobi utama,

fasilitas ini dapat digunakan oleh siapa saja bagi yang pengunjung yang

memerlukan.

Foto 16

Page 116: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Keterangan: Salah satu fasilitas di SGMSumber : Dokumentasi Penelitian

Foto 17

Keterangan: Difabel di SGMSumber : Dokumentasi Peneliti

Dapat terlihat disini bahwa walaupun telah berdiri sebelum Perda

Kesetaraan Difabel namun fasilitas lengkap bagi difabel ada dan hampir

semuanya aksesibel terhadap kebutuhan difabel. Fasilitas sebagai penunjang

salah satu eksisnya ruang publik, karena itu Solo Grand mall ini juga

melengkapinya demi menjaga eksistensi Mall.

Setiap ruang publik memiliki fungsi dan fasilitas masing-masing, fasilitas

digunakan untuk memudahkan seseorang untuk menggunakan apa yang ada di

dalamnya. Setiap aktor mempunyai cara, alternatif untuk memudahkan apa yang

ingin dicapai. Dengan fungsi dan fasilitas penunjang maka diharapkan setiap

orang mampu untuk mencapai tempat tersebut tanpa terkecuali juga oleh difabel.

Page 117: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

C.2. Setelah Adanya Perda Kesetaraan Difabel

Dalam penelitian ini bangunan yang ada setelah adanya Perda Kesetaraan

Difabel adalah Taman Sekartaji dan Halte Batik Solo Trans. Bangunan yang ada

setelah Perda Kesetaraan difabel seharusnya sudah memenuhi standar seperti yang

ditetapkan oleh Perda tersebut yaitu menyediakan akses bagi difabel agar lebih

mudah dalam mengakses bangunan tersebut.

C.2.1 Konsep Pembangunan Ruang Publik

Seperti yang terdapat dalam Pasal 12 Perda kesetaran Difabel yaitu difabel

berhak mendapatkan aksesibilitas secara fisik. Aksesibilitas fisik meliputi

pelayanan yang terkait dengan perencanaan dan peruntukan pembangunan

kawasan kota serta fasilitas publik. Dalam hal ini Taman Sekartaji dan Halte

Batik Solo Trans harus mempunyai akses fisik bagi difabel karena ada setelah

Perda ini disahkan Aksesibilitas fisik ini bertujuan agar kawasan kota dan

fasilitasnya dapat dijangkau dan memenuhi kebutuhan khusus bagi difabel

a. Taman Sekartaji

Taman merupakan suatu tempat yang biasa digunakan individu untuk

bersantai melepas kepenatan. Taman adalah tempat untuk semua kalangan

masyarakat, tidak terkecuali juga untuk difabel, taman juga harus aksesibel

dengan kondisi mereka. Taman juga berkaitan dengan adanya ruang publik yang

dapat digunakan masyarakat untuk bersantai. Selain itu dengan adanya taman

maka penyerapan air dapat menjadi lebih terjaga. Pembuatan taman juga

Page 118: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

memerlukan lahan yang cukup agar dapat menjadi lebih indah dan terwat dengan

baik.

Salah satu taman yang ada di Kota Surakarta adalah Taman Sekartaji.

Taman Sekartaji ini diresmikan pada tahun 2009 atau lebih tepatnya pada 20

Februari 2009. Taman ini dibangun untuk kebijakan revitalisasi bantaran sungai.

Seperti yang dituturkan oleh Bapak Sultan dari Badan Lingkungan hidup bahwa

konsep pembangunan taman Sekartaji merupakan agar Kota Surakarta memiliki

Lahan terbuka hijau sebesar 20%.

“ Sebenarnya pembuatan Taman Sekartaji dan Taman Tirtonadi dibuatuntuk memenuhi perintah dari walikota untuk revitalisasi bantaran sungaimbak. Jadi adanya kebijakan untuk penataan ruang publik menjadi lahanterbuka hijau hingga 20%. (wawancara, 13 Juli 2011).

Taman Sekartaji berada ini berada di sepanjang bantaran sungai Kalianyar

yang bila ditelusur taman ini berhadapan dengan BBRSBD (Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Daksa) Prof. Dr. Soeharso, sekolah yang dikenal untuk

mengasah kemampuan dan keterampilan para difabel untuk lebih baik. Namun

ternyata konsep pembangunan Taman Sekartaji ini bukanlah untuk difabel,

walaupun taman dan sekolah tersebut berseberangan. Walaupun digunakan untuk

umum tapi difabel tidak termasuk didalamnya.

“ Taman–taman tersebut memang digunakan untuk umum mbak, tapimemang untuk akses terhadap difabel kami memang tidak membuatnya.Itu karena pembuatan taman tidak sampai terpikir kearah sana, karenatujuan utama dibangunnya ini adalah untuk kawasan konservasi, jadi kamitidak sampau berpikir kearah sana.” (wawancara, 13 Juli 2011).

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa akses bagi difabel berkursi

roda untuk dapat menikmati Taman Sekartaji sangatlah terbatas dan bahkan

Page 119: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

hampir tidak bisa. Sebenanya untuk konsep pembangunan taman adalah sudah

bagus yaitu agar Surakarta mendapat lahan terbuka hijau, namun alangkah lebih

baik jika Taman Sekartaji selain sebagai daerah resapan dan konservasi juga dapat

memperhatikan kebutuhan masyarakat akan ruang publik khususnya para difabel.

Menurut Bapak Sultan salah satu kendala yang dihadapi dalam pembuatan taman

adalah keterbatasan lahan dan kemungkinan penyalahgunaan fungsi taman bila

diberi akses rem di pintu masuk.

“Taman Sekartaji dari pintu masuk menuju ke dalam menggunakan tanggawalaupun tidak curam, dan tidak ada rem untuk difabel. Namun untukkebawahnya ada akses landai. Hal ini dikarenakan bila ada rem bagidifabel dikhawatirkan malah membuat masyarakat umum yang menikmatitaman membawa masuk kendaraanya ke dalam taman dan disalahgunakantidak sebagaimana semestinya. Keadaan seperti ini bisa merusak tamandan membuat taman menjadi kumuh. Karena itu tidak dipasang rem ataujalur landai dengan pertimbangan seperti ini. Imbasnya ya difabel itu sulitmemasukinya apalagi yang berkursi roda.” (wawancara, 13 Juli 2011)

Foto 18

Keterangan: Akses dalam taman berupa rem sangat curamSumber : Dokumentasi Peneliti

Jadi untuk konsep pembangunan taman yaitu sebagai lahan terbuka hijau

dan daerah resapan. Selain itu adanya kekhawatiran akan rusaknya Taman

Sekartaji bila diberi rem, maka taman ini belum sepenuhnya bisa menjangkau

masyarakat khususnya bagi difabel. Taman yang ada setelah Perda Kesetaraan

Page 120: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Difabel disahkan ini belumlah ramah bagi difabel khususnya difabel berkursi

roda.

b. Halte Batik Solo Trans

Sebagai sarana transportasi umum yang terbilang murah kehadiran Batik

Solo Trans dengan segala kenyamanannya disambut hangat oleh masyarakat

Surakarta secara umum, termasuk para difabel. Apalagi bus Batik Solo Trans

dijanjikan dapat diakses oleh semua masyarakat dan juga menyediakan sarana

sarana penunjang yaitu halte agar dapat diakses oleh masyarakat khususnya

difabel. Halte adalah tempat pemberhentian bus untuk penumpang bisa masuk

didalamnya. Halte haruslah bisa diakses oleh semua orang tanpa terkecuali.

Menurut Bapak Suryo Kasi Angkutan Orang dari Dinas Perhubungan halte BST

memang dibuat untuk digunakan oleh banyak orang.

“ Halte BST dibangun untuk semua orang yang memanfaatkantransportasi. Ya didalamnya adalah termasuk penyandang cacat. tempatbuat difabel masuk ada karena ada aksesnya. (wawancara, 20 Juli 2011).

Konsep untuk Halte BST sudah sesuai dengan apa yang direncanakan serta

standar yang telah ditetapkan dan tetap dapat oleh digunakan oleh semua orang

termasuk difabel. Difabel menjadi salah satu prioritas dalam pembuatan halte

karena mereka juga memerlukan sarana transportasi layaknya masyarakat.

Bentuk prioritas ini terlihat dari bentuk bangunan halte yang menggunakan rem

atau jalan landai yang disertai pegangan. Jalan landai memudahkan difabel

berkursi roda untuk dapat jalan diatasnya, sedangkan pegangan disisi kanan dan

kiri memudahkan untuk difabel memakai tongkat untuk berjalan.

Page 121: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

“ Dalam proses pembuatan Halte BST ini karena direncanakan untukpublik maka semuanya itu harus bisa untuk semua orang.. Salah satu pintudari halte BST merupakan untuk difabel yang jalan landai itu mbak jadistandarnya sudah bisa buat yang normal maupun yang difabel. Jalan yanglandai itu dibuat sekitar 7 meter, dengan tingkat kemiringan 10cm setiap1meternya, hal ini memang sudah sesuai dengan tingkat kemampuan kursiroda untuk dapat mencapainya dan sesuai dengan standar pelayanan aksesdifabel. Dulu waktu difabel mecoba apakah bisa melewati rem itu ternyatamereka bisa memasukinya. (wawancara, 20 Juli 2011)

Halte Batik Solo Trans memiliki panjang kemiringan yaitu sekitar 7meter,

tingkat kemiringan tersebut sudah sesuai dengan yang apa yang direncanakan.

Namun tidak semua Halte Batik Solo Trans memiliki rem yang panjangnya

7meter. Ada banyak halte Batik Solo Trans yang kedua pintu masuknya

menggunakan anak tangga, ada pula yang memeang menggunakan rem namun

sudut kemiringannya sangat curam. Sebagai contoh halte Batik Solo Trans di

depan Balaikota, halte tersebut tidak dilengkapi rem pada kedua sisi pintu. Lalu

halte Batik Solo Trans di depan daerah Gramedia yang walaupun ada remnya

namun agak sedikit curam. Selain itu terdapat halte semi permanen atau yang

disebut halte portable, halte ini hanya berbentuk anak tangga saja, difabel berkursi

roda tidak akan bisa untuk mengaksesnya. Adanya beberapa halte yang tidak

ramah difabel ini menurut penjelasan Bapak Suryo karena tergantung dari lahan

yang ada.

“ Tidak semua lahan memenuhi ruang yang diperlukan untuk membangunHalte BST, jadi bisa dibilang kita kurang lahan seperti itu. Tidak semuahalte bentuknya sama juga karena menyesuaikan dengan aspek geografis,aspek jalan, dan luas lahan yang akan mempengaruhi jalan / ruang difabel.Kalau untuk hakte yang berupa anak tangga saja kami menyebutnyadengan halte portable mbak. Halte tersebut bersifat sementara jadi nantiakan dibuat permanent seperti halte BST pada umumnya. halte- haltetersebut ada yang bisa untuk difabel maupun tidak, yaw tergantung itu tadiluas lahan. (wawancara, 20 Juli 2011).

Page 122: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Foto 19

Keterangan: Halte BST portable yang sama sekali tidakbisa digunakan oleh difabel (tampakdepan)

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Foto 20

Keterangan: Halte BST portable yang sama sekali tidakbisa digunakan oleh difabel (tampakbelakang)

Sumber : Dokumentasi Peneliti

Salah seorang difabel pemakai tongkat yaitu Saudara Eman mengatakan

untuk mencoba naik Batik Solo Trans itu susah karena jalurnya hanya ada di titik–

titik tertentu. Dia mengatakan bahwa kalau di titik-titik tertentu membuat dia

kesulitan untuk mencoba. Selain itu dia mengetahui pula mengenai halte Batik

Solo Trans yang katanya aksesibel, namun belum pernah sekalipun Saudara Eman

mencoba. Dari sini dapat terlihat bahwa konsep pembangunan untuk Halte Batik

Solo Trans sudah dirancang sedemikian rupa, supaya difabel dapat memasukinya.

Page 123: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

akan tetapi karena keterbatasan lahan yang ada terkadang pintu masuknya dibuat

rem yang curam serta ridak aksesibel bagi difabel.

Pembangunan merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus

dan merupakan suatu usaha yang sadar yang dilakukan oleh manusia. Di sini

pembangunan ruang publik yang diteliti dilakukan setelah adanya Perda

Kesetaraan Difabel seharusnya berpihak pada difabel. Namun yang terlihat

adalah pembangunan tidak mementingkan difabel, dilihat dari akses yang

disediakan oleh taman Sekartaji maupun Halte Batik Solo Trans masih belum

memenuhi standar bagi difabel. Pembangunan yang dilakukan secara terencana

seharusnya berorientasi pada perubahan ke arah yang lebih baik. Namun disini

perubahan tersebut msih belum bisa dirasakan oleh difabel.

C.2.2. Fungsi dan Fasilitas Ruang Publik

Fungsi dan Fasilitas Ruang Publik setelah adanya perda Difabel

seharusnya sudah sesuai dengan isi yang terdapat dalam Pasal tersebut berikut

akan dijelaskan mengenai fungsi dan fasilitas dari Taman Sekartaji dan Halte

Batik Solo Trans.

a. Taman Sekartaji

Dilihat dari konsep pembangunan Taman Sekartaji sebagai daerah

konservasi dan lahan terbuka hijau maka Taman Sekartaji berfungsi

sebagai daerah resapan air yang berguna untuk menampung air dan

menahan dari banjir. Sebagai ruang terbuka hijau maka taman Sekartaji

merupakan taman yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah kota yang

Page 124: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Selain itu sebagai Taman

Kota dan Ruang Terbuka Hijau maka taman Sekartaji ini mepunyai fungsi

1. Sebagai daerah konservasi yaitu sebagai upaya pelestarian

lingkungan, tetapi tetap memperhatikan pada pemanfaatan, masa

depan. pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk

mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan pelestarian.

2. Sebagai sarana rekreasi kota yaitu tempat untuk bersantai dan

berelaksasi agar tidak jenuh. Banyak warga kota Surakarta

berdatangan dari pagi hingga malam. Bahkan ketika malam hari

sering dsalahgunakan sebagai tempat untuk berpacaran

3. Sebagai sarana estetika warga. Fungsi estetika berarti sebagai

bagian dari keindahan taman yang dapat ditampilkan dan

dibanggakan.

Fasilitas yang ditawarkan di Taman Sekartaji ini adalah:

1. Adanya tanaman hias seperti pohon palem dan tanaman hias

lainnya, serta tokoh pewayangan sebagai lambang budaya kota

Surakarta

2. Terdapat bagian–bagian taman yang bisa digunakan untuk

bersantai yang dihiasi dengan lampu hias.

Selain memiliki fungsi dan fasilitas yang banyak, pastinya banyak warga

kota Surakarta yang datang dan mengunjungi tempat ini. Namun walaupun ada

setelah Perda kesetaran difabel disahkan ternyata Taman Sekartaji ini tidak

memiliki akses sebagaimana yang seharusnya ada dalam aksesibilitas fisik.

Page 125: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Paling tidak terdapat rem landai untuk memudahkan difabel untuk memasukinya,

namun kenyataan yang peneliti temukan adalah rem yang sangat curam yang

terdapat di taman ini, tidak ada railing ataupun akses lainnya bagi difabel.

Foto 21

Keterangan: Rem curam untuk menuju bagian bawahtaman

Sumber : Dokumentasi Peneliti

b. Halte Batik Solo Trans

Halte Batik Solo Trans memiliki fungsi sebagai tempat untuk mennggu

bus atau pemberhentian bus sementara untuk mengangkut penumpang ataupun

peralihan antar transportasi. Halte Batik Solo Trans ini ada yang berupa

bangunan seperti bangunan joglo maupun hanya berbentuk portabel yang hanya

berupa anak tangga.

Disamping memiliki fungsi diatas, fasilitas yang ditawarkan oleh Halte

Batik Solo Trans yang ditemukan oleh peneliti adalah:

1. Adanya rem atau jalan landai di salah satu sisi bangunan Halte batik

Solo Trans, terdapat pula tramrail ( pegangan ). Rem yang terdapat di

Halte Batik Solo Trans terdapat rem curam maupun landai.

2. Adanya petugas yang berjaga di halte/ titik tertentu untuk memeriksa

katepatan waktu sehingga dapat berlangsug sesuai jadual.

Page 126: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Dari data diatas dapat dilihat Halte Batik Solo Trans telah

mengaplikasikan Perda Kesetaraan Difabel dalam pembangunan fisiknya. Namun

kenyataan yang ditemukan dilapangan adalah tidak adanya difabel yang mencoba

untuk naik bis Batik Solo Trans karena letak halte yang hanya berada di titik–titik

tertentu dan akses bagi difabel juga hanya terdapat di halte–halte tertentu dan

terkadang akses yang berada di halte tersebut masih sulit diakses difabel karena

rem terlalu curam.

Dapat dilihat bahwa hampir semua ruang publik di Kota Surakarta yang

diteliti telah memiliki akses bagi difabel, namun permasalahan yang selanjutnya

setelah disediakannya akses adalah apakah benar akses tersebut memang benar–

benar bisa digunakan oleh difabel. Perda Kesetaran Difabel telah mengatakan

bahwa difabel berhak mendapatkan aksesibilitas fisik, namun ketika dibangun

nyatanya adalah akses tersebut kebanyakan tidak ramah bagi difabel atau difabel

sulit mengaksesnya. Ruang publik yang responsif, demokratis, dan bermakna

belum begitu ditemukan karena tidak semua ruang publik memenuhi kriteria

tersebut.

Konsep akses yang disediakan ruang publik yang diteliti tidak sesuai

dengan kebutuhan difabel . Bagi difabel akses tersebut ternyata tidak mampu atau

kurang mampu menjangkau mereka. Walaupun menurut orang normal hal

tersebut bisa dijangkau namun tidak bagi para difabel yang merasakan

pembangunan tersebut. Akses yang disediakan banyak yang sudah rusak, terlalu

tinggi, sehingga membuat difabel kesulitan didalamnya. Azaz kemudahan,

kegunaan, keselamatan, dan kemandirian yang seharusnya dapat dipenuhi

Page 127: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

semuanya ternyata hanya beberapa saja yang layak, dan setiap akses hanya

memenuhi beberapa azaz saja.

Walaupun demikian dengan adanya aksesibilitas bagi difabel di Kota

Surakarta, sedikit banyak telah membantu difabel untuk merasakan kesempatan

yang sama dengan orang normal. Akan tetapi para difabel merasakan kurang bisa

mengakses tempat-tempat di ruang publik karena fasilitas yang mereka terima

tidak sesuai dengan kondisi mereka.

Bagi difabel Pasar Gede walaupun memiliki akses yang tepat namun

ternyata terlalu ramai dan terlalu sempit jalannya bila mereka pergi ke Pasar,

walaupun aksesibel namun kenyataannya mereka tidak bisa mengakses. Taman

Sekartaji dibangun sebagai lahan terbuka hijau, disana tidak disediakan akses bagi

difabel karena pembangunannya memang tidak memperhatikan akses bagi

mereka. Terminal Tirtonadi terdapat jalan rem bagi difabel namun banyak difabel

yang tidak bisa mengakses karena terlalu tinggi dan tidak rata. Halte BST bagi

difabel ternyata telalu curam untuk jalan landainya serta tidak aksesibel karena

berada pada lokasi tertentu saja. Masjid Agung memiliki akses wudlu khusus

bagi difabel ini merupakan salah satu keunggulan masjid ini, difabel dapat dengan

mudah mengaksesnya, namun agak sedikit berusaha untuk mencapai ruangan

tempat beribadah. Gereja Kristen Jawa Margoyudan mudah bagi difabel untuk

dapat memasuki ruang peribadahan namun tidak untuk kamar mandinya. Solo

Grand Mall akses bagi difabel sangat banyak dan difabel sedikit dimanjakan

dengan akses tersebut diantaranya adalah adanya lift, travelator, rem di pintu

Page 128: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

masuk, namun untuk kamar mandi dan mushola masih agak sulit dijangkau oleh

difabel.

Dari ketujuh ruang publik diatas yang benar–benar bisa dijangkau oleh

para difabel pengguna kursi roda maupun tongkat adalah Solo Grand Mall, Gereja

Kristen Jawa Margoyudan. Walaupun bisa diakses oleh mereka namun tetap saja

ada banyak kekurangan fasilitas yang ditawarkan. Sedangkan ruang publik yang

dapat dijangkau oleh difabel pengguna tongkat (semi ambulant) adalah semua

ruang publik diatas, karena pengguna tongkat cenderung lebih bisa mengakses

jalan tanpa membutuhkan space yang luas dan anak tangga dapat dilalui.

D. Aksesibilitas Difabel dalam Ruang Publik

Aksesbiltas adalah kemudahan yang disediakan bagi difabel guna

mewujudkan kesamaan dan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan

penghidupan. Dari berbagai penjelasan yang telah peneliti jelaskan dapat dilihat

bahwa kemudahan dan kesamaan akan kemudahan akses ruang publik bagi

difabel akan berpengaruh pada intensitas kedatangan difabel dalam ruang publik

dan sikap difabel terhadap akses yang telah disediakan. Intensitas dan sikap ini

tergantung pada seberapa besar hambatan yang dialami difabel, kondisi, dan

fasilitas dalam ruang publik.

D.1. Intensitas Kedatangan Difabel dalam Ruang Publik.

Intensitas kedatangan difabel dalam sebuah ruang publik dapat dilihat dari

jenis akes yang ditawarkan oleh ruang publik tersebut. Jika ruang publik

Page 129: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

memiliki akses yang ramah bagi difabel maka intensitas kunjungan akan relatif

tinggi, namun begitu pula sebaliknya, jika akses bagi difabel tidak ada maka

intensitas kedatangan mereka akan semakin sedikit. Intensitas merupakan suatu

keadan tingkatan, dalam hal ini intensitas kedatangan difabel merupakan tingkatan

kedatangan difabel dalam ruang publik. Disini terlihat difabel berkursi roda

terlihat lebih kesusahan untuk memasuki suatu ruangan daripada difabel

bertongkat karena lebih banyak membutuhkan fasilitas.

Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa intensitas kedatangan difabel pada

ruang publik yang diteliti berbeda–beda. Difabel lebih memilih tempat yang

dirasa mudah diakses baginya. Berikut merupakan intensitas kedatangan difabel

dalam ruang publik yang diteliti.

1. Ruang publik yang sering dikunjungi

a. Solo Grand Mall

Ruang publik adalah suatu ruang dimana seluruh masyarakat

mempunyai akses untuk menggunakannya. Ciri-ciri utama dari ruang

publik adalah terbuka mudah dicapai oleh masyarakat untuk melakukan

kegiatan-kegiatan kelompok maupun kegiatan individu. Salah satu jenis

ruang terbuka dapat berupa Mall. Di kota Surakarta sendiri terdapat Solo

Grand Mall sebagai salah satu ruang publik. Antusias warga Surakarta

dan sekitarnya untuk datang ke Mall ini sangat tinggi, terlihat dari jumlah

pengunjung yang datang setiap harinya berjumlah hingga ribuan orang.

Tidak terkecuali difabel yang juga sring terlihat di Solo Grand Mall.

Page 130: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Menurut Erna dan Handayani difabel yang menggunakan kursi roda ini

mengatakan bahwa mereka sering ke Solo Grand Mall. Kedua orang ini

berpendapat karena akses untuk masuk mudah maka mereka sering

mengunjungi Solo Grand Mall walaupun hanya sekedar bersantai. Dalam sebulan

mereka bisa pergi ke tempat tersebut hingga 2-3 kali.

Ruang publik diciptakan sebagai wadah untuk kehidupan manusia, baik

secara individu maupun berkelompok, serta tidak memandang usia maupun

kondisi apapun. Maka untuk itulah banyak berdiri ruang publik di kota Surakarta

salah satunya Solo Grand Mall yang bias diakses oleh siapa saja.

b. Gereja Kristen Jawa Margoyudan

Dalam ibadah umat kristiani, ibadah dilaksanakan pada hari minggu.

Untuk intensitas jemaat difabel dalam mengakses gereja ini setiap minggu pasti

datang beribadah. Selain karena wujud syukur atas berkat Tuhan tetapi juga

sebagai bentuk kekuatan secara rohani. Ibu Hadi mengatakan beliau setiap

minggu pasti datang kegereja ini.

“jadi tiap minggu siang saya pasti beribadah ditempat gereja ini.”(wawancara, 31 Juli 2011)

Ruang publik yang mudah diakses bagi difabel membuat mereka sering ke

tempat tersebut. Salah satunya Gereja sebagai tempat beribadah yang tidak luput

dari sasaran difabel untuk melakukan ibadah.

Page 131: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

2. Ruang Publik yang jarang dikunjungi

a. Taman Sekartaji

Ruang publik merupakan suatu ruang yang harusnya bisa diakses

oleh siapa saja. Difabel juga membutuhkan ruang publik maka intensitas

kedatangan mereka ke ruang publik dapat dilihat dari apakah sudah ada

layanan yang tepat bagi mereka. Untuk Taman Sekartaji sendiri difabel

yang mengunakan tongkat seperti saudara Eman mengatakan sering

mengunjungi taman ini, namun beda halnya dengan difabel berkursi roda

Zakim dia hanya ke taman Sekartaji jika ingin nongkrong saja itupun tidak

sering.

“Aku sering ke Taman Sekartaji mbak, biasanya kalau sore akuyaw lumayan suka kesini. (wawancara dengan Eman Permana, 08Juli 2011)“Cuma nongkrong saja, itupun saya ga bisa menikmati tamannyaamapai ke bawah – bawah, itupun jarang kak “ (wawancara denganAmsori, 08 Juli 2011)

Perbedaan ini terjadi karena perbedaan akses yang dapat mereka

lalui. Dengan akses anak tangga difabel yang memakai tongkat bisa

melaluinya tanpa bantuan, sdangkan bagi difabel berkursi roda harus

mendapat bantuan orang lain untuk melaluinya.

b. Masjid Agung Surakarta

Intensitas kedatangan difabel di ruang publik dipengaruhi oleh

seberapa besar fasilitas yang bisa diakses oleh difabel. Terkadang akses

yang tidak memadai menyebabkan intensitas difabel dalam mengakses

Page 132: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

ruang publik pun menjadi sangat jarang. Akses atau fasilitas bagi difabel dapat

berupa rem, guilding bloc, handrail, dan sebagainya. Di Masjid Agung ni sudah

terdapat rem bagi difabel dan tempat wudlu khusus bagi difabel. Adanya akses ini

menyebabkan tidak sedikit difabel yang mengunjungi Masjid Agung Surakarta.

Menurut Bapak Bambang beliau sudah sering ke Masjid Agung karena

menurut beliau untuk wudlu mudah, walapaun untuk menuju ruang dalam harus

sedikit bersusuah payah. Seperti juga yang dialami oleh Saudara Muhammad

Rosul, dia juga mengatakan bahwa sering ke Masjid Agung karena masjid

tersebut lebih aksesibel bagi dirinya.

“Pernah mbak beberapa kali, masjidnya besar kalau dibandingkan masjidyang tiap jumat saya datangi. (wawncara, 23 Juni 2011)”

Jadi bisa dibilang kemudahan bagi difabel untuk mengakses Masjid Agung akan

memengaruhi intensitas kedatang mereka ke tempat tersebut.

3. Ruang publik yang sangat jarang dikunjungi

a. Pasar Gede

Bagi difabel jika tempat tersebut memungkinkan dirinya untuk masuk

kedalamnya maka dia akan sering untuk kembali ke tempat tersebut. Namun

apabila dirasa akses tersebut susah dan menyulitkan bagi dirinya berarti

mereka akan mencoba untuk pertama dan terakir kalinya. Pasar Gede salah

satu tempat ruang publik yang sering dikunjungi oleh masyarakat luas. Setiap

harinya ribuan orang mengunjungi pasar Gede untuk bertransaksi. Tapi tidak

halnya difabel sepereti yang diungkapkan oleh saudara Arif Ernawati

Page 133: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

“Udah cukup sekali itu saja saya ke Pasar tradisional, saya ga mau lagike sana. Sebenarnya akses di Pasar Gede sudah tepat mbak, tapi karenapedagangnya menuhin jalan bikin jalan jadi sempit dan saya jadi gabisa leluasa buat jalan”. (wawancara, 23 Juni 2011)”

Jadi dapat dilihat difabel mengalami kesulitan untuk mengakase Pasar

khususnya difabel berkursi roda karena membutuhkan lebih banyak ruang luas

untuk dapat memberikan rasa nyaman. Namun Pasar Gede belum bisa

memberikan fasilitas tersebut walaupun sebenarnya sudah sangat akssesibel bagi

difabel.

b. Halte Batik Solo Trans

Seperti layaknya terminal sebagai tempat sarana transportasi, halte juga

memiliki fungsi seperti terminal yaitu sebagai tempat untuk menaikkan

penumpang atau orang yang membutuhkan jasa transprtasi. Bagi kebanyakan

orang halte BST dapat menjadi pilihan tempat untuk mencegat bis sekaligus

tempat berteduh. Masyarakat yang memiliki tubuh yang lengkap menganggap

halte BST tidak ada kekurangan, jadi banyakl masyarakat yang menggunakannya

setiap harinya. Namun tidak dengan mereka yang mempunyai kekurangan dalam

dirinya seperti difabel, ruang publik yang dianggap manusia normal mudah

diakses tidak berlaku bagi mereka.

Halte BST yang sulit diakses dan tempatnya yang berada pada posisi

tertentu mebuat difabel jarang untuk mengaksesnya. Hasil dari observasi

ditemukan bahwa tidak ada difabel yang dilihat mengakses halte BST. Jadi bisa

dibilang halte BST ini kurang menjangkau difabel seperti konsep yang semula

direncanakan.

Page 134: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

c. Terminal Tirtonadi

Terminal merupakan ruang publik yang sangat sibuk. Banyak orang

berlalu lalang datang dan pergi. Setiap orang yang membtuhkan transportasi salah

satunya pasti akan pergi ke terminal. Intensitas bagi mereka yang membutuhkan

layanan transporttasi sangat tinggi, bahkan bisa setiap orang untuk setiap harinya

mengakses terminal. Bagi orang normal tentu saja mudah jika harus bepergian

kemana–mana. Namun beda halnya dengan orang yang berkebutuhan khusus

seperti difabel. Jika mereka mengakses ruang publik yang susah dijangkau maka

membuat mereka kesusahan sendiri.

Difabel yang mengakses terminal seringkali mengalami kesulitan dalam

hal aksesibilitasnya. Mereka harus dibantu orang untuk bisa memasukinya. Ini

membuat mereka jarang terlihat di terminal, intensitas mereka untuk datang ke

terminal sangat kecil. Bagi difabel berkursi roda yang peneliti wawancara bahkan

hanya pernah satu kali saja mengunjungi terminal. Untuk itulah fasilitas dari

ruang publik haruslah diperhatikan, agar difabel juga bisa merasakan

kenyamanan.

D.2. Sikap Difabel dalam mengakses Ruang Publik

Ada beberapa sikap difabel yang ditemukan oleh peneliti mengenai sikap

mereka dalam mengakses ruang publik. Hal ini dapat dilihat dari intensitas para

difabel juga dalam mengakses ruang publik yang diteliti serta hambatan yang

dialami. Sikap yang ditemukan oleh peneliti yaitu:

Page 135: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

a. Apatis

Sikap apatis merupakan sikap acuh tak acuh ataupun tidak peduli.

Mengenai aksesibilitas difabel dalam ruang publik maka sikap apatis ini berarti

difabel tidak peduli mengenai ada atau tidaknya akses bagi mereka. Seperti sikap

yang ada pada diri Amsori difabel berkursi roda, dia mengatakan bahwa lebih

memilih untuk tinggal di asrama daripada harus berjalan–jalan ataupun pergi ke

ruang publik, karena dia merasa tidak bisa mengakses ruang tersebut maka dia

tidak peduli mengenai ruang publik yang ada di Surakarta, begitu pula dengan

pembangunan yang ada di Kota Surakarta.

“selebihnya cuma tinggal di asrama saja, jadinya saya ga tau dan tidakpeduli mengenai kota Surakarta.” (wawancara, 08 Juli 2011)

Difabel tidak bisa mengakses dengan mudah maka sikap apatis akan

muncul, membuat difabel merasa enggan dan malas untuk berada di ruang publik.

Sikap apatis merupakan bagian dari penjelasan Parsons mengenai skema unit

dasar tindakan sosial yaitu adanya aktor yang berhadapan dengan sejumlah

kondisi situasional yang dapat membatasi tindakannya yaitu berupa situasi dan

kondisi. Kondisi ruang publik yang tidak dapat diakses menyebabkan difabel

bersikap apatis dan malas untuk menuju tempat tersebut.

b. Bersikap terbuka dan dapat menerima

Sikap terbuka ini ditunjukkan difabel jika mereka dapat mengkases ruang

publik dengan mudah dan tidak mengalami kesulitan. Jenis fasilitas yang

ditawarkan ramah bagi difabel. Salah satunya Masjid Agung Surakarta difabel

Page 136: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

mendapat fasilitas dalam akses yang mudah untuk tempat wudlu, walaupun tidak

dengan akses menuju ruangan tempat sholat, namun mereka tetap mau datang

untuk beribadah.

Ada beberapa jenis akses yang tidak bisa dilewati para difabel, namun

dengan bantuan orang lain mereka pada akhirnya bisa melewati tempat tersebut.

Ini menunjukkan sikap difabel bahwa mereka dapat menerima akses yang telah

diberikan oleh suatu ruang publik. Dalam hal ini jelas sikap difabel yang dapat

menerima ini sejalan dengan tindakan sosial dalam teori aksi Parsons yaitu dalam

bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode yang

diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi difabel yang bersifat

terbuka mereka memilih cara yaitu dengan bantuan oleh orang lain untuk

mencapai suatu ruang publik.

Dari semua analisis diatas maka dapat dihubungkan dengan teori Max

Weber mengenai tindakan sosial. Tindakan sosial ini diasumsikan oleh Weber

bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasar pada pengalaman, persepsi,

pemahaman, dan penafsirannya atas obyek dari situasi tertentu. Tindakan

individu ini merupakan tindakan sosial yang rasional yaitu mencapai tujuan atau

sasaran dengan sarana paling tepat. (Ritzer, 1985:38). Seperti yang dudah

diterangkan bahwa tindakan sosial memiliki empat tipe tindakan dasar yaitu

Zwerk Rational / Rasionalitas Sarana Tujuan, . Werktrational Action / Rasionalitas

Nilai, Affektual Action, dan Tradisional Action.

Dapat dilihat dalam tindakan sosial bahwa dalam aksesibilitas difabel

dalam ruang publik sejalan dengan tindakan rasional sarana tujuan yakni tindakan

Page 137: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

sosial murni tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku objek

dalam lingkungan dan perilaku manusia lain; harapan–harapan ini digunakan

sebagai syarat atau sarana untuk mencapai tujuan–tujuan aktor lewat upaya dan

perhitungan yang rasional. Bagi difabel harapan mereka dalam akses ruang

publik adalah mementingkan kehidupan mereka sehingga tidak ada perbedaan hak

dalam memperoleh fasilitas. Para difabel dengan peraturan mengenai kesetaraan

hak difabel mempunyai harapan mereka juga mampu mengakses ruang publik

sama dengan masyarakat pada umumnya.

Werktrational Action/ Rasionalitas Nilai Dalam tindakan tipe ini aktor

tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan cara yang

paling tepat atau lebih tepat untuk mencapai tujuan yang lain. Namun tindakan ini

rasional, karena pilihan terhadap cara-cara yang kiranya sudah menentukan tujuan

yang hendak dicapai. Dalam hal ini aksebilitas bagi difabel sudah diwujudkan

dalam ruang publik yaitu dengan adanya akses bagi difabel agar lebih mudah

dalam menjalankannya namun kenyatan masih banyak ruang publik yang belum

ramah bagi difabel. Pemerintah kota dan pihak swasta yang telah berperan dalam

pembangunan ruang publik yaitu menyediakan akses bagi difabel untuk

kesejahteraannya, akan tetapi ternyata kurang tepat bagi difabel.

Seperti tindakan affektual hal seperti ini dipengaruhi oleh individu, untuk

mencapai tujuan agar bisa menikmati ruang publik maka difabel harus berpura–

pura menjadi seperti orang normal agar bisa mengaksesnya yaitu dengan bantuan

orang lain yang lebih normal, bantuan dari masyarakat bagi difabel merupakan

Page 138: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

suatu tindakan afektual yang didominasi oleh perasaan tanpa refleksi intelektual

atau perencanaan yang sadar.

Selain itu teori aksi juga berpengaruh dalam penelitian ini. Adanya

individu sebagai aktor yaitu difabel dalam memperoleh aksesibilitasnya selalu

dihadapkan pada alternatif dan suatu cara untuk mencapainya. Merujuk pada

asumsi fundamental Parsons yaitu subyek manusia bertindak untuk mencapai

tujuan tertentu dalam hal ini difabel akan berusaha mendapatkan haknya dalam

mengakses segala bidang khusunya ruang publik yaitu dengan berjuang

memperoleh kesetaraan hak yang dituangkan dengan adanya Perda Kesetaraan

Difabel di Kota Surakarta.

Pada keterangan diatas pembahasan mengenai aksesibilitas difabel dapat

dilihat bahwa tindakan sosial relevan dengan penelitian yang diangkat oleh

peneliti. Bagaimanakah saat difabel berpengaruh dalam akses ruang publik,

bagaimana tindakan pemerintah dan pihak swasta mengenai pembangunan ruang

publik beserta konsepnya yang mementingkan masyarakat tanpa terkecuali,

bagaimana difabel kesulitan bertindak karena akses ruang publik yang belum

sesuai. Tindakan–tindakan yang dilakukan semuanya berpengaruh pada hasil

yang nantinya bisa dicapai oleh masyarakat. Dalam hal ini tentunya mengenai

difabel dan aksesibilitas yang diterimanya.

Berikut ini akan peneliti sederhanakan dalam beberapa tabel mengenai

aksesbilitas difabel dalam ruang publik

Page 139: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Tabel 07

Hambatan Yang Dialami Difabel

Hambatan Difabel Kursi Roda Difabel Tongkat KeteranganDesain Teknis Perubahan tingkat ketinggian

permukaan yang mendadakseperti pada tangga atau parit,Tidak adanya pertautan landaiantara jalan dan trotoar, tidakcukup ruang untuk berbelok,tidak ratanya jalan

Tangga yang terlalu tinggi, lantaiyang terlalu licin, pintu lift yangterlalu cepat

Hambatan karena bentukbangunan yang tidak sesuaidengan kebutuhan difabel.Sebagai contoh yang ditemukandi lapangan adalah ketika difabelmengkases halte Batik SoloTrans, Masjid Agung, dan TamanSekartaji

Kondisi yang tidak kondusif Perasaan tidak nyaman, terlaluterdesak –desak, keadaan yangsangat ramai

Perasaan tidak nyaman, terlaluterdesak –desak, keadaan yangsangat ramai

Kondusi tidak kondusif dijumpaidi Pasar Gede, dan TerminalTirtonadi karena bangunantersebut terlalu ramai.

Fasilitas Tidak Memadai danKurang Perawatan

Fasilitas akses bagi difabelmengalami kerusakan - kerusakan

Fasilitas akses bagi difabelmengalami kerusakan - kerusakan

Kurangnya perawatan fasilitasdapat dilihat di terminalTirtonadi, dan Majid AgungSurakarta yaitu pada akses rembagi difabel yang tidak rata dansedikit rusak

Sumber data: data primer yang diolah

Page 140: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Tabel 08Kondisi Ruang Publik Sebelum Adanya Perda Kesetaraan Difabel

NoLokasi

Kondisi Ruang Publik

Konsep Fungsi Fasilitas

1. Pasar GedeSejak dibangun diperuntukkanbagi difabel

Pusat kegiatan socialekonomi kerakyatan, pusatpeertemuan dan pertukaraninformasi

Rem, guilding bloc, penjualanbarang dagangan yang lengkap

2. Terminal TirtonadiMemberikan pelayanan terpadubagi pengguna jasa transportasi

Tempat permberhrntian bus,memberikan jasa bagimasyarakat yangmemebutuhkan transportasi

Adanya rem, ruang tunggu ibudan anak, banyak warungataupun kios.

3.Gereja Kristen JawaMargoyudan

Memberikan kenyaman bagijemaat tanpa membedakanstatus dan bentuk bangunangereja

Sebagai tempat beribadahdan tempat berinteraksi

Rem, lantai yang dibuat kasarpada pintu masuk, dan layananLCD untuk mempermudahjemaat beribadah

4.Masjid AgungSurakarta

Sebagai tempat beribadahsekalaigus cagar budaya

Tempat beribadah, tempatwisata, tempat beristirahat

Adanya perpustakaan diwilayahMasjid, tempat wudlu yangakses bagi difabel

5. Solo Grand Mall

One Stop FamilyEntertainment & Recreationyaitu memberikan pelayananbagi pengunjung tanpamengahbiskan waktu dan biaya

Untuk tempat berbelanja,rekreasi, dan sebagai tempatuntuk bersantao

Lift, escalator, travelator, parkir,toilet

Sumber: data primer yang diolah

Page 141: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Tabel 09

Kondisi Ruang Publik Setelah Adanya Perda Kesetaraan Difabel

NoLokasi

Kondisi Ruang Publik

Konsep Fungsi Fasilitas

1. Taman SekartajiSebagai lahan terbuka hijau diKota Solo sebesar 20%

Sebagai daerah konservasi,tempat berrekreasi, dansarana estetika

Tanaman hias sebagai saranaestetika, akses anak tangga, danbagian – bagian taman yangdapat digunakan sebagai tempatberkegiatan

2.Halte Batik SoloTrans

Sebagai tempat pemberhentianbus sementara yang bisadiakses semua orang tanpaterkecuali

Sebagai peralihan antartransport untuk mengangkutpenumpang

Terdapat rem, tramprail,petugas yang mengawasiinterval ketepatan waktu.

Sumber: data primer yang diolah

Page 142: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Tabel 10

Jenis Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik

No Lokasi Jenis AksesJenis Kecacatan Keterangan

Kursi Roda Tongkat

1. Pasar Gede

Rem V V

Terdapat rem bagi difabel di Pasar dankeduanya dapat digunakan oleh difabelkursi roda maupun tongkat, namun difabeltidak bisa mengakses Pasar karena terlaluramai dan berdesak - desakan

Guilding Block V V

Guilding block berguna agar lantai tidaklicin jadi pemakai kursi roda maupuntongkat tidak terpeleset., namun tidakpernah ada difabel yang terlihat berada dipasar

2. Taman SekartajiAnak Tangga dan

Rem- V

Hanya dibangun anak tangga pada tamanmembuat difabel kursi roda tidak dapatmengakses taman tersebut, ada akses remdalam taman namun sangatlah curamdifabel berkursi roda tidak akan bisamengaksesnya

3. Terminal Tirtonadi Rem V V

Terdapat rem yang bisa digunakan olehdifabel, namun pada kenyatan nya remtersebut digunakan sebagai jalan untuk trolipengangkut barang dan kondisinya telahrusak

4. Halte Batik Solo Trans Rem V V

Kursi roda bisa memasukinya namun bilarem terlalu curam maka tetap saja tidakaksesibel bagi difabel, sedangkan untukdifabel pemakai tongkat rem yang curampun juga akan susah untuk ditapaki.

Page 143: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Tramprail - V

Pegangan di sisi rem berguna bagi difabelpemakai tongkat untuk membantuberpegangan agar tidak terjatuh dan lebihseimbang.

5. Masjid Agung Surakarta Tempat Wudlu V V

Tempat wudlu di Masjid Agung Surakartasangat askesibel bagi difabel, karena tempatwudlu tersebut dibuat khusus untuk difabelsupaya lebih mudah dan nyaman.

6.Gereja Kristen Jawa

Margoyudan

Rem V V

Pintu masuk gereja ini sudah ada rem yangdapat mempermudah jemaat baik yangdifabel maupun non difabel lebih mudahmasuk kedalamnya. Rem disini sangatlandai.

Lantai yang Kasar - VBagi difabel bertongkat lantai menonjoldigunakan agar tidak licin, hal ini sangatberguna bagi difabel agar tidak terpeleset

7. Solo Grand Mall

Travelator V VAdanya travelator membuat difabel tidakperlu bersusah payah untuk mendorongkursi rodanya maupun berjalan

Rem V V

Bagi difabel kursi roda rem yang ada sangatberguna bagi mereka, walaupun di pintulobby masih sedikit curam tapi masih bisadiakses

Lift V VLift berguna tidak hanya bagi difabel sajatapi juga semua pengunjung yangmembutuhkan

Sumber: data primer yang diolah

Page 144: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Tabel 11Intensitas Kedatangan Difabel Dalam Ruang Publik

Sering Jarang Sangat JarangSolo Grand Mall Taman Sekartaji Pasar Gede

Gereja Kristen Jawa Margoyudan Masjid Agung SurakartaHalte Batik Solo Trans

Terminal TirtonadiSumber: Data primer yang diolah

Tabel 12

Sikap Difabel Terhadap Akses Yang diterima dalam Ruang Publik

Sikap KeteranganApatis Tidak mau tahu dengan keadaan ruang publik di Kota

Solo. Tidak peduli dan merasa tidak mampu mengkasesruang publik

Bersikap terbuka Difabel mau mengerti keadaan ruang publik dan aksesyang mereka terima walaupun terkadang akses tersebuttidak ramah bagi mereka

Sumber: Data primer yang diolah

Page 145: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasakan penelitian yang peneliti lakukan dengan judul Aksesibilitas

Difabel dalam Ruang Publik (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Aksesibilitas

Difabel Dalam Ruang Publik di Kota Surakarta), dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut : Difabel sebagai orang yang memiliki kemampuan yang berbeda selalu

ingin disetarakan dengan masyarakat pada umumnya begitu pula mengenai

masalah aksesibilitas. Selain itu banyak akses tidak memenuhi azaz–azaz bagi

kesetaraan difabel. Sehingga banyak dari difabel kesulitan dan harus

membutuhkan bantuan dari orang lain untuk dapat menikmati ruang publik karena

permasalah aksesibilitas yang ada.

Permasalahan aksesibilitas tersebut antara lain adalah mengenai masalah

desain teknis, kondisi ruang yang tidak kondusif, dan fasilitas yang tidak memadai

dan kurang perawatan. Hal seperti ini membuat difabel merasa kurang akses

dalam melaluinya. Akses maupun fasilitas yang disediakan dalam pembangunan

tersebut tidak bisa dirasakan difabel karena terkadang akses tersebut sudah atau

rusak dan tidak terawat, tidak bisa dijangkau karena tidak ada rem atau terlalu

curam, lantai yang licin, ataupun ruangan yang terlalu sempit. Dari kurangnya

fasilitas dan permasalahan aksesibilitas dapat dilihat intensitas kedatangan difabel

dalam ruang publik, ruang publik yang mudah diakses maka difabel sering

berkunjung ke tempat tersebut, begitu pula sebaliknya jika dirasa kurang aksesibel

Page 146: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

bagi mereka maka difabel akan jarang mengunjungi tempat tersebut. Kondisi

ruang publik di kota Surakarta bisa dibilang ada beberapa yang tidak terawat.

Banyak tempat yang kurang dalam perawatannya sehingga membuat menjadi

tidak nyaman. Selain itu ada ruang publik yang kondisinya tidak begitu baik

hampir roboh karena tidak ada renovasi. Namun kebanyakan kondisi ruang

publik di kota Surakarta sudah mengalami renovasi sehingga tinggal butuh

perawatan saja supaya ruang publik menjadi lebih baik. Bisa dibilang Surakarta

mengalami perkembangan yang pesat dal ruang publiknya.

Dari kondisi demikian maka difabel pun terbagi menjadi dua kategori

terhadap akses yang mereka terima, yang pertama adalah difabel bersikap apatis

yaitu mereka tidak peduli dan tidak mau tahu dengan keadaan ruang publik di kota

Surakarta, dan yang kedua adalah bersikap terbuka yaitu mereka mau menerima

akses ruang publik yang telah disediakan bagi mereka. Sikap ini datang

berdasarkan kemudahan mereka dalam mencapai atau memasuki ruang publik

yang berada di Kota Surakarta setelah adanya Perda Kesetaraan Difabel.

Perda Kesetaraan Difabel sebenarnya sudah diaplikasikan ke dalam setiap

pembangunan di Kota Surakarta. Baik itu ruang publik yang ada setelah Perda

tersebut ada ataupun sebelum Perda tersebut disahkan. Setiap sarana publik

ataupun ruang publik setelah Perda disahkan diwajibkan untuk menambah akses

bagi difabel. Di Kota Surakarta sendiri sebenarnya sudah memberikan akses bagi

difabel agart difabel dapat menikmati ruang publik yang ada. Namun

pembangunan yang dilakukan terkadang masih belum bisa menjangkau difabel

Page 147: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

untuk dapat merasakan akses yang diberikan baik itu ruang publik yang ada

sebelum maupun sesudah Perda kesetaraan difabel disahkan.

B. Implikasi

B.1. Implikasi Empiris

Aksesibilitas difabel dalam ruang publik sebenarnya sudah dirasakan oleh

difabel. Banyak tempat publik yang telah diberi akses namun pada kenyataannya

masih ada beberapa tempat yang masih sulit untuk diakses. Kesulitan ini jelas

terlihat dari akses yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan difabel.

Padahal sudah ada Perda mengenai difabel yang mengaturnya. Perda Kesetaraan

Difabel yang telah disahkan sejak tahun 2008 lalu dimana difabel juga memiliki

hak yang sama dengan masyarakat pada umumnya, dalam hal ini khususnya

mengenai aksesibilitas dalam ruang publik. Namun ditemukan bahwa ada

beberapa konsep pembangunan ruang publik masih ada yang tidak menyediakan

layanan akses bagi difabel. Selain itu ada beberapa ruang publik yang masih

belum ramah difabel karena banyak permasalahan mengenai aksesibilitasnya.

Dari hal ini dapat dilihat maka difabel mengalami kesulitan menikmati ruang

publik tersebut. Perda yang seyogyanya digunakan untuk menyetarakn difabel

dalam berbagai hal ternyata masih saja belum sepenuhnya terlaksana, khususnya

dalam hal kemudahan aksesibilitas fisik dalam suatu ruang publik. Untuk itu

diharapkan bagi banyak pihak agar terus mendukung difabel untuk memperoleh

kesamaan hak bagi mereka terutama dalam akses ruang publik.

Page 148: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

B.2. Implikasi Teoritis

Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma definisi sosial.

Dimana pokok persoalan dari definisi ini adalah tentang tindakan sosial yang

dikemukakan oleh Max Weber. Tindakan sosial merupakan tindakan individu

sepanjang tindakannya mempunyai arti yang diarahkan kepada tindakan orang

lain. Selain itu tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan

mempertimbangkan perilaku orang lain. Dalam hal ini, yaitu pembangunan ruang

publik di Kota Surakarta diupayakan agar difabel mendapatkan kesetaraan dan

kemudahan dalam memperoleh akses yang sama, hal ini dibantu oleh pemerintah

kota maupun dari pihak swasta.

Teori aksi mengatakan bahwa manusia merupakan aktor yang kreatif,

aktif, dan evaluatif. Hasil penelitian ini secara teoritis mendukung pendekatan

yang dipakai dalam penelitian ini. Dimana pendekatan yang diambil menekankan

kepada difabel dan ruang publik yang ada di kota Surakarta. Hal ini tercermin dari

dengan peraturan mengenai kesetaraan hak difabel, difabel mempunyai harapan

untuk mampu mengakses ruang publik sama dengan masyarakat pada umumnya

serta mempertimbangkan sisi kehidupan manusia dengan maksud tanpa ada

pembedaan. Tindakan sosial relevan dengan penelitian mengenai Aksesibilitas

Difabel dalam Ruang Publik (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Aksesibilitas

Difabel dalam Ruang Publik di Kota Surakarta). Dimana kehidupan difabel

membutuhkan kesetaraan dalam ruang publik yang dalam pembangunannya harus

mementingkan aspek aksesibilitas dan fasilitas bagi difabel, hal ini sudah sesuai

dengan konsep tindakan sosial.

Page 149: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

B.3. Implikasi Metodologis

Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang–orang. Adapun

fokus dalam penelitian ini adalah melihat Aksesibilitas Difabel dalam Ruang

Publik (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Aksesibilitas Difabel dalam Ruang

Publik di Kota Surakarta).

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrument dalam

pengumpulan data dengan cara berinteraksi dan melakukan wawancara dengan

obyek yang diteliti. Key informan dipilih berdasarkan purposive sampling karena

dipandang lebih mampu menangkap kelengkapan dan kedalaman data, selain itu

mengunakan teknik snowball sampling karena data dan informasi yang diterima

dapat lebih maksimal. Peneliti mengunakan teknik tersebut dianggap cukup

efektif, sehingga peneliti menemukan informan dan key informan yang tepat dan

dan sesuai dengan permasalahan penelitian. Key informan dalam penelitian ini

adalah tujuh orang difabel yang mengetahui tentang ruang publik, sedangkan

informan berasal dari pihak dinas, keluarga, maupun pihak swasta terkait yaitu

antara lain Dinas Perhubungan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pengelolaan

Pasar, Kepala TU Masjid Agung Surakarta, Majelis Gereja Kristen Jawa

Margoyudan, dan Tenan Relation Officer Solo Grand Mall.

Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara secara mendalam dan

dibantu dengan interview guide yang berupa pertanyaan–pertanyaan yang telah

dipersiapkan sebelumnya sebagai panduan wawancara. Selain itu juga dengan

metode observasi, studi kepustakaan dan dokumentasi sebagai pelengkap.

Page 150: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dimana digunakan untuk

memberikan suatu keabsahan kepada data.

C. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Aksesibilitas Difabel Dalam

Ruang Publik di Kota Surakarta, peneliti dapat memberikan sedikit saran bagi

pemerintah, difabel, masyarakat, maupun bagi peneliti selanjutnya. Saran

tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki dan memperluas

wawasan bagi pihak terkait.

Bagi pemerintah kota maupun pihak swasta diharapkan memperbanyak

dan memperbaiki kualitas sarana ruang publik yang aksesibel bagi difabel. Selain

itu juga mempertahankan dan merawat ruang publik agar kondisinya tidak

memprihatinkan serta dapat memberikan rasa nyaman bagi masyarakat khususnya

difabel, agar difabel mendapatkan haknya mengenai ruang publik. Bagi difabel

hendaknya mau meyakinkan dirinya sendiri meskipun mereka memiliki

keterbatasan fisik mereka juga mampu untuk menikmati ruang publik seperti

layaknya orang normal. Selain itu masyarakat hendaknya tidak memandang

sebelah mata mengenai difabel, sehingga jangan sampai merusak fasilitas umum

yang disediakan khusus bagi difabel. Selain itu hendaknya keluarga dan

masyarakat memberikan kesempatan yang sama bagi difabel misalanya mengenai

pekerjaan sama tanpa memandang kecacatan fisik yang dipunyai.

Untuk meningkatkan kualitas penelitian lebih lanjut khususnya berkaitan

dengan aksesibilitas difabel dalam ruang publik, peneliti lain diharapkan dapat

Page 151: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

lebih mengontrol ruang yang lebih luas misalnya dengan menambah ruang publik

selain dalam penelitian ini. Sehingga hasil yang didapatkan lebih beragam dan

memperoleh kesimpulan yang menyeluruh mengenai ruang publik.

Page 152: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting

Pendidikan Inklusi. Bandung: Refika Aditama.

Demartoto, Argyo. 2005. Menyibak Sensitivitas Gender Dalam keluarga Difabel.

Surakarta: UNS Press.

Hariyono. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitektur. Jakarta: Bumi Aksara

Jurnal Perempuan Nomor 65. Mencari Ruang Untuk Difabel. Jakarta: Yayasan

Jurnal Perempuan.

Milles, B. Matthew & A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Nasution, G.R. 1995. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugroho, Adi. 1995. Bisnis Sukses Orang Cacat: Banyak Usaha Yang Sesuai

Kemampuan Fisik Meraih Sukses. Surakarta: CV. Aneka Surakarta.

Purwanta, Setia Adi dkk. 2002. Memecah Ketakutan Menjadi Kekuatan: Kisah –

Kisah Advokasi Di Indonesia. Yogyakarta: Insists Press.

______. 2004. Pokok – Pokok Pikiran Dr. Mansour Fakih Refleksi Kawan

Seperjuangan. Yogyakarta: SIGAB & OXFAM Great Britain.

Ritzer, George. 2003. Sosiologi Ilmu pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

_____. 2008. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan

Mutkahir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Rustam Hakim. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Prinsip –

prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Sinar Grafika

Salim, Emil. 1986. Pembangunan Berwawasan. Jakarta: LP3ES.

Siagian, Sondang P. 1972. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung

Page 153: AKSESIBILITAS DIFABEL DALAM RUANG PUBLIK... · Thesis.Study Program Sociology Universitas Sebelas Maret Surakarta ... Aksesibilitas Difabel Dalam Ruang Publik Di Kota ... Fungsi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Memberdayakan

Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan

Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Syafiie. 1999. Ilmu Administrasi publik. Jakarta: Rineka Cipta.

Skripsi

Bondan Dwi S. 2006. Tindakan dan Aksesbilitas Perempuan Difabel Dalam

Kaitannya Dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi di Kota Surakarta.

Jurusan Sosiologi Fisip UNS. Surakarta.

Gita H. Putri. 2007. Hubungan Konsep Diri Remaja Difabel Dengan Penyesuaian

Diri Terhadap Lingkungan. Jurusan Psikologi UKSW. Salatiga.

Muhammad Imdad. 2008. Peran LSM Dalam Pemberdayaan Difabel Korban

Gempa Bumi di Kabupaten Klaten. Jurusan Sosiologi Fisip UNS.

Surakarta.

http://docs.google.com/ SULUH_REHABILITASI_2008.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/diakses 240211. pukul 22.35WIB.

http://www.surakarta.go.id/id/news/bst.batik.surakarta.trans.html. diakses 090811.

Jam 18.00 WIB

http://eka.web.id/taman-sekar-taji-surakarta.html) diakses 090811. Pukul 13.20

WIB.

http://www.surakartagrandmall.co.id/sekilassejarah-mall

http://www.surakartapos.com/2011/surakarta/tujuh-bangunan-masjid-agung-

rusak-111092

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta