akibat perkelahian

19
Akibat perkelahian, “Abang Bandit” (preman desa) mengalami luka robek di daerah paha kiri sebelah dalam yang mengeluarkan banyak darah. Bandit terlihat cemas, berkeringat dingin, dan badannya lemas. Kulitnya pucat dan dingin. Saat diperiksa bidan desa, tanda vital : Frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah 90/60 mmHg. Lukanya dibalut oleh bidan, namun darah tetap keluar merembes. Setelah diberi infus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung dikirim ke rumah sakit terdekat yang berjarak 2 jam. Sampai di rumah sakit, Bandit sudah tidak sadar dan terlihat sesak napas. Saat diperiksa oleh dokter: frekuensi nafas 32x/menit (cepat dan dalam), frekuensi nadi 130x/menit, tekanan darah : 80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale : 10. Dokter menyatakan bahwa Bandit telah mengalami asidosis. I. Klarifikasi Istilah 1. Luka robek pada paha kiri sebelah dalam : luka yang menyebabkan robek pada kulit dan otot pada paha kiri sebelah dalam 2. Darah : Cairan dalam pembuluh darah dan jantung. 3. Cemas : Perasaan keprihatian, ketidakpastian, dan ketakutan tanpa stimulus yang jelas, dikaitkan dengan perubahan (takikardia, berkeringat, tremor, dan lain- lain). 4. Berkeringat dingin : Cairan yang keluar dari permukaan tubuh yang memiliki suhu dibawah suhu optimal tubuh.

Upload: rico-irawan

Post on 27-Jun-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akibat perkelahian

Akibat perkelahian, “Abang Bandit” (preman desa) mengalami luka robek di daerah

paha kiri sebelah dalam yang mengeluarkan banyak darah. Bandit terlihat cemas, berkeringat

dingin, dan badannya lemas. Kulitnya pucat dan dingin.

Saat diperiksa bidan desa, tanda vital : Frekuensi nadi 120x/menit (lemah) dan tekanan darah

90/60 mmHg. Lukanya dibalut oleh bidan, namun darah tetap keluar merembes. Setelah

diberi infus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung dikirim ke rumah sakit terdekat yang

berjarak 2 jam.

Sampai di rumah sakit, Bandit sudah tidak sadar dan terlihat sesak napas. Saat diperiksa

oleh dokter: frekuensi nafas 32x/menit (cepat dan dalam), frekuensi nadi 130x/menit, tekanan

darah : 80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale : 10. Dokter menyatakan bahwa Bandit telah

mengalami asidosis.

I. Klarifikasi Istilah

1. Luka robek pada paha kiri sebelah dalam : luka yang menyebabkan robek pada kulit

dan otot pada paha kiri sebelah dalam

2. Darah : Cairan dalam pembuluh darah dan jantung.

3. Cemas : Perasaan keprihatian, ketidakpastian, dan ketakutan tanpa stimulus yang jelas,

dikaitkan dengan perubahan (takikardia, berkeringat, tremor, dan lain-lain).

4. Berkeringat dingin : Cairan yang keluar dari permukaan tubuh yang memiliki suhu

dibawah suhu optimal tubuh.

5. Lemas : Perasaan subjektif seseorang karena tidak bertenaga

6. Pucat dan dingin : Kekurangan suplai darah pada kulit yang

menyebabkanterhambatnya laju metabolisme untuk pembentukan panas tubuh

7. Bidan : Tenaga medis yang membantu persalinan.

8. Tanda vital : Tanda – tanda untuk mendeteksi atau memantau masalah medis yang

berkaitan dengan kesehatan.

9. Frekuensi nadi : Jumlah jantung berdetak permenit, normalnya 60-100x/ menit.

10. Tekanan darah : Tekanan darah pada dinding arteri, yang bergantung pada kekuatan

gerak jantung, kelenturan dinding arteri, serta volume dan viskositas darah.

11. Infus : Pemasukan sesuatu larutan zat dalam air kedalam vena.

Page 2: Akibat perkelahian

12. Dextrose 5% : Monosakarida, D-glukosa monohidrat; terutama dipakai sebagai cairan

dan pengganti makanan, dan juga dipakai sebagai diuretika dan berbagai keperluan

klinik.

13. Sesak nafas : Pernafasan yang sukar atau sesak

14. Frekuensi nafas : Banyaknya jumlah nafas / menit (normalnya :16-24/ menit).

15. Glasgow coma scale : Skala untuk mengukur kesadaran seseorang secara kuantitatif

yang paling banyak digunakan dalam penilaian kesadaran penderita dan reaksinya

terhadap rangsangan

16. Asidosis : Keadaan patologik akibat akumulasi asam pada, atau kehilangan basa dari,

tubuh.

II. Identifikasi Masalah

1. Abang Bandit mengalami luka robek di daerah paha kiri sebelah dalam yang

mengeluarkan banyak darah.

2. Bandit terlihat cemas, berkeringat dingin, badannya lemas, kulitnya pucat dan dingin.

3. Hasil pemeriksaan tanda vital Abang Bandit : Frekuensi nadi 120x / menit, tekanan

darah 90/60 mmHg yang diperiksa oleh bidan.

4. Abang Bandit diberi infuse dengan cairan Dextrose 5% lalu dikirim ke rumah sakit

terdekat yang berjarak 2 jam.

5. Ketika di rumah sakit, Bandit sudah tidak sadar dan terlihat sesak nafas dengan hasil

pemeriksaan: frekuensi nafas 32x / menit (cepat dan dalam ), frekuensi nadi 130x /

menit, tekanan darah : 80/50 mmHg, Glasgow coma scale : 10.

6. Dokter mengatakan bahwa Bandit mengalami asidosis.

III. Analisis Masalah dan Jawaban

1. a. Apa akibat kehilangan banyak darah ?

→ Terjadinya hipovolemia.

b. Bagaimana anatomi paha kiri sebelah dalam ?

→ Sintesis

c. Mengapa luka robek dapat menyebabkan perdarahan ?

Page 3: Akibat perkelahian

→ Karena luka robek dapat menyebabkan hilangnya integritas dinding pembuluh

darah, sehingga memungkinkan darah keluar dari pembuluh darah dalam jumlah yang

banyak.

d. Daerah apa yang berpotensi menimbulkan perdarahan pada paha kiri sebelah dalam

?

→ Arteri femoralis atau pembuluh kapiler darah pada paha yang terkena luka robek.

e. Bagaimana respon tubuh terhadap kehilangan banyak darah ?

Setelah terjadi kehilangan darah dalam jumlah besar, penurunan volume darah yag

beredar menyebabkan penurunan aliran balik vena serta penurunan curah jantung dan

tekana darah.

Segera tindakan-tindakan kompensasi untuk mempertahankan aliran darah ke otak.

Respon refleks baroreseptor terhadap penurunan tekanan darah menyebabkan

peningkatan aktifitas simpatis dan penurunan aktivitas parasimpatis ke jantung .

Hasilnya adalah peningkatan kecepatan denyut jantung untuk mengatasi penurunan

volume sekuncup yang ditimbulkan oleh penurunan volume darah. Pada kehilangan

cairan yang hebat, denyut nadi melemah karena penurunan volume sekuncup, tetapi

cepat karena peningkatan kecepatan denyut jantung.

Akibat peningkatan aktivitas simpatis ke vena, terjadi vasekontriksi vena umum

Secara simultan, stimulasi simpatis ke jantung meningkatkan kontraktil jantung

sehingga jantung berdeyut lebih kuat

Peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume secara bersama-sama

meningkatkan cuarah jantung

Vasokontriksi arteriol umum yang diinduksi oleh saraf simpatis menyebabkan

peningkatan resistensi perifer total .

Penurunan awal tekanan arteri juga disertai oleh penurunan tekanan darah kapiler(12)

yang menyebabkan pergeseran cairan dari interstitium ke dalam kapiler untuk

meningkatkan volume plasma . Respon ini kadang-kadang diseut otot transfusi

karena memulihkan volume plasma seperti yang dilakukan oleh transfusi.

Page 4: Akibat perkelahian

Pergeseran CES ini diperkuat oleh sintesis protein plasma oleh hati selama beberapa

hari setelah perdarahan. Protein plasma menimbulkan tekanan osmotik koloid untuk

menarik dan menahan cairan ekstra di dalam plasma.

Pengeluaran urin berkurang, sehingga air yang biasanya keluar dari tubuh tertahan (15).

Retensi cairan tambahan ini membantu meningktkan voume plasma. Penurunan

volume plasma juga meningkatkan rasa haus (20).peningkatan asupan cairan yang

kemudian terjadi ikut memulihkan volume plasma.

Dalam periode waktu yang lebih lama (seminggu atau lebih), sel-sel darah merah

yang hilang diganti oleh sel baru yang melalui peningkatan pembentukan eritrosit

yang dipicu oleh penurunan penyaluran O2 ke ginjal

2. a. Bagaimana mekanisme berkeringat dingin pada kasus ini?

→ Adanya pendarahan menyebabkan berkurangnya volume darah dalam vaskular

(hipovolemia). Hal ini menyebabkan tekanan arteri berkurang. Kemudian

baroreseptor arteri (sinus karotikus dan arkus aorta) dan reseptor regangan vaskular

merespon penurunan tersebut. Perubahan yang ditangkap oleh reseptor tersebut

memberikan stimulus kepada saraf simpatis yang menyebabkan keringat dingin.

b. Bagaimana mekanisme cemas pada kasus ini ?

→ Stimulus (traumasyok hipovolemik) system limbic di otak bereaksi stimulasi

hipotalamus dan hipofisis stimulus korteks adrenal saraf simpatis sekresi

adrenalin dan nor-adrenalin berkeringat dingin, nafas lebih cepat cemas

c. Bagaimana mekanisme lemas pada kasus ini ?

→ Trauma perdarahan hipovolemik saraf simpatis vasokontriksi pembuluh darah

perifer dan pembulh darah ke jaringan-jaringan kecuali pembuluh darah ke serebral dan k e

jantung supply nutrisi dan oksigen ke jaringan lain kurang lemas,

Selain itu, saraf simpatis juga menstimulus medulla adrenal sekresi epinefrin dan nor-

epinefrin kontraksi denyut jantung meningkat dan vasokontriksi aliran darah ke otak

meningkat supply oksigen dan nutrisi ke jaringan lain menurun lemas

Page 5: Akibat perkelahian

d. Bagaimana mekanisme pucat pada kasus ini ?

→ Trauma (luka robek) perdarahan hipovolemik autoregulasi (simpatetik)

vasokontriksi di semua pembuluh darah perifer karena darah di supply diutamakan ke otak

dan jantung tidak terjadi aliran darah ke pembuluh darah perifer kulit pucat

e. Bagaimana mekanisme kulit dingin pada kasus ini ?

→ kulit pucat + suhu inti yang dibawa oleh darah tidak dipindahkan ke kulit suhu kulit

dingin. Kulit yang terasa dingin akibat aliran darah pembuluh darah perifer kurang

f. Bagaimana hubungan antara berkeringat dingin, cemas, lemas, kulit pucat dan

dingin dengan luka robek ?

→ Adanya pendarahan menyebabkan berkurangnya volume darah dalam vaskular

(hipovolemia). Hal ini menyebabkan tekanan arteri berkurang. Kemudian

baroreseptor arteri (sinus karotikus dan arkus aorta) dan reseptor regangan vaskular

merespon penurunan tersebut. Perubahan yang ditangkap oleh reseptor tersebut

memberikan stimulus kepada saraf simpatis yang menyebabkan cemas, keringat

dingin, vasokontriksi arteriol, dan takikardi. Vasokontriksi arteriol menyebabkan

aliran darh ke perifer berkurang, hal inilah yang menyebabkan kulit menjadi dingin,

pucat dan asupan nutrisi berkurang. Kurangnya asupan nutrisi dan menurunnya

perfusi O2 ke jaringan ( akibat tekanan arteri dan volume darah yang menurun)

menyebabkan lemas.

3. a. Apa yang dimaksud tanda vital ?

→ Tanda-tanda vital merupakan empat parameter tubuh.

b. Apa saja pemeriksaan tanda vital ?

→ Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu tubuh.

c. Bagaimana interpretasi dari tanda vital Bandit ?

→ Frekuensi nadi 120x/menit (cepat dan lemah) disebabkan karena kehilangan

banyak darah (normal 60-100x/menit). Tekanan darah 80/50mmHg(hipotensi )

Page 6: Akibat perkelahian

disebabkan karena kehilangan banyak darah, sehingga jantung berdenyut lebih

cepat(tachikardi) untuk mencukupi suplai O2 ke jaringan. Jantung memompa darah

lebih cepat, tetapi darah yg dipompa sedikit sehingga menyebabkan hipotensi.

Frekuensi napas 32x/menit (normal16-24x/menit) dan frekuensi nadi 130x/menit

(normal 60-100x/menit) dapat menyebabkan tachycardic.

4. a. Apa saja jenis cairan infuse dan dalam kondisi bagaimana cairan tersebut dapat

diberikan ?

→ Jenis Cairan Infus :

Cairan hipotonik: osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion

Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan

osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke

jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas

tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel

“mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi

diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis

diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tiba-tiba cairan dari

dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan

tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl 45%

dan Dekstrosa 2,5%.

Cairan Isotonik: osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian

cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.

Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,

sehingga tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload

(kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.

Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam

fisiologis (NaCl 0,9%).

Cairan hipertonik: osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga

“menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.

Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi

edema (bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya

Page 7: Akibat perkelahian

Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%

+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin

Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:

Kristaloid: bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan

(volume expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan

berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan

garam fisiologis.

Koloid: ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar

dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya

hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah

albumin dan steroid.

b. Mengapa cairan dextrose yang diberikan kepada Bandit dalam kasus ini? Dan

apakah pemberian cairan tersebut tepat ?

→ Cairan dextrose terdiri dari glukosa dan termasuk dalam kelompok kristaloid yang

tidak lama bertahan dalam pembuluh darah. Dan tidak mengandung Na. . Hal ini akan

menyebabkan cairan infuse yang diberikan masuk secara merata ke 3 ruang cairan

tubuh secrara proporsional. Kita ketahui bahwa kompartmen terbesar adalah

intraseluler, jadi volume terbesar akan menuju ke intraselule, sedangkan ekstraselular

yang terbagi menjadi intravascular dan interstitial mendapat sisanya dengan

perbandingan yang sesuai. Jadi intravascular mendapat cairan paling sedikit. Maka

dari itu, pada syok hipovolemia, penggantian cairan dengan dextrose tidak terlalu

berarti dan bermanfaat. Dextrose 5% dalam air juga cenderung bersifat hipotonis,

sehingga bias menurunkan osmolaritas darah. Sehingga terjadi perpindahan cairan

dengan cara osmosis dari intravaskuler ke jaringan. Hal ini juga berdampak pada

menurunnya volume intra vascular, dan menurunkan tekanan darah, padahal john

mengalami perdarahan. Pada kasus syok hipovolemi ini sebaiknya diberi cairan infuse

jenis koloid dan bersifat lebih isotonis. Karena koloid bertahan lebih lama dalam

intravascular dan bila bersifat isotonis maka cairan osmolaritasnya mendekati darah.

Sehingga mencegah juga perpindahan dari dan ke jaringan

c. Apa dampak dari pemberian dextrose dalam kasus ini ?

Page 8: Akibat perkelahian

→ Pemberian dextrose dapat memperburuk hipovolemia setelah resusitasi karena

waktu paruhnya di intravascular yang pendek. Cairan dextrose 5% tidak dapat

menanggulangi masalah pendarahan

d. Apakah ada hubungan antara pemberian dextrose 5% dan waktu perjalanan ke

rumah sakit selama 2 jam ?

→ Dextrose 5% yang merupakan cairan kristaloid, memiliki waktu paruh yang jauh

lebih singkat daripada koloid, sekitar 20-30 menit,sedangkan waktu perjalanan ke

rumah sakit selama 2 jam. Cairan ini memungkinkan untuk terjadinya penimbulan

hipovolemia sesudah resusitasi karena waktu paruhnya di intravaskuler yang pendek.

Jadi cairan ini tidak memberi pengaruh ke arah lebih baik pada Bandit.

5. a. Mengapa tanda vital Bandit bertambah buruk ketika sampai di rumah sakit ?

→ Karena telah banyak darah yang keluar dan cairan infus yang kurang tepat

sehingga tidak dapat mempertahankan volum darah.

b. Apa yang dimaksud dengan tidak sadar ?

→ Tidak sadar adalah suatu keadaan seseorang yang mengalami penurunan tingkat

kesadaran yang dapat diketahui tingkatannya dengan menggunakan alat ukur, seperti

Glasgow Coma Scale.

Kesadaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tingkat kesadaran :

– Kompos mentis :

• Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan.

• Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dgn baik

– Apatis :

• Pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.

Page 9: Akibat perkelahian

– Delirium :

• Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik.

• Gaduh gelisah, kacau, disorientasi, meronta-ronta.

– Somnolen :

• Mengantuk yg masih pulih bila dirangsang.

• Tidur kembali bila rangsangan berhenti.

– Sopor (stupor) :

• Keadaan mengantuk yg dalam

• Dapat bangun dgn rangsangan yg kuat

• Tidak dapat memberi jawaban verbal yang baik

– Koma :

• Penurunan kesadaran berat

• Tidak ada gerakan spontan

• Tidak ada respons terhadap rangsangan nyeri

c. Bagaimana mekanisme terjadinya penurunan tingkat kesadaran ?

→ Trauma perdarahan hipovolemik tekanan darah rendah (terjadi enurunan tekanan

darah setelah 2 jam, 80/60 mmHg dimana minimal arteri pressurenya kurang dari 70 mmHg

perfusi Oksigen ke otak menurun gangguan pusat kesadaran di otak hilang kesadaran

d. Bagaimana penilaian Glasgow coma scale Bandit ?

→ Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran

dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera

kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.

Page 10: Akibat perkelahian

e. Bagaimana cara menstabilkan cairan dalam tubuh Bandit?

→ Untuk menstabilkan cairan dalam tubuh Bandit yaitu dengan menambahkan cairan

intravena jenis koloid dan bersifat lebih isotonis. Karena koloid bertahan lebih lama

dalam intravascular dan bila bersifat isotonis maka cairan osmolaritasnya mendekati

darah. Sehingga mencegah juga perpindahan dari dan ke jaringan. Untuk

mempertahankan keseimbangan cairan maka input cairan harus sama untuk

mengganti cairan yang hilang.

6. a. Apa yang dimaksud asidosis ?

→ akumulasi asam dan ion hydrogen atau pengosongan cadangan alkali (bikarbonat)

dalam darah dan jaringan tubuh mengakibatkan penurunan pH dibawah 7,4.

b. Apa yang dapat menyebabkan asidosis ?

→ Disebabkan karena ph darah yg menjadi asam. Ph darah yang asam salah satunya

disebabkan karena terganggunya metabolisme dimana metabolisme aerob glikolisis

berubah menjadi metabolisme anaerob glikolisis. Pada metabolisme aerob glikolisi

asam piruvat diubah menjadi asetil koenzim A tetapi pada metabolisme anaerob

glikolisi asam piruvat diubah menjadi alkohol dan asam laktat. Asam laktat inilah yg

menyebabkan Ph darah menjadi asam.

c. Bagaimana mekanisme asidosis ?

→ Hal ini disebabkan sedikitnya pengiriman oksien ke jaringan, yang sangat

mengurani metabolisme oksidatif makanan. Bila hal ini terjadi, sel memperoleh

sebagian besar energinya melalui proses anaerobik dari glikolisis, yang menyebabkan

pembentukan asam laktat secara berlebihan dalam jumlah yang banyak dalam darah.

Selain itu, sedikitnya aliran darah yang melalui jarinan akan mencegah pembuanan

normal karbondioksida. Karbondioksida bereaksi dengan air secara lokal di dalam sel

guna membentuk asam karbonat intra sel berkonsentrasi tingi; asam karbonat ibi

selanjutnya bereaksi dengan berbagai bahan kimia jarinan guna membentuk lagi

bahan asam intrasel lainnya. Menurunya aliran darah juga akan menyebabkan CO2

tidak ditranport keluar tubuh seperti biasa CO2 akan berikatan dengan H2O yang akan

menghasilkan H2CO3 dan akan terurai menjadi HCO3 dan H+. Normalnya HCO3

Page 11: Akibat perkelahian

akan berikatan dengan Na yang diretensi di ginjal dan membentuk garam tetapi

apabila HCO3 intra sel terlalu tinggi sehingga menyebabkan reaksi

d. Bagaimana pengobatan asidosis ?

→ Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh,

diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan

racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk

mengobati overdosis atau keracunan yang berat.

- Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.

Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan

terhadap penyebabnya.

- Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena, tetapi

bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

e. Bagaimana kompensasi tubuh terhadap asidosis ?

→ Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa

darah:

1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.

Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang,

yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.

2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung

terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga

pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.

Penyangga pH yang paliing penting dalam darah menggunakan bikarbonat.

Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan

karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk ke

dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit

Page 12: Akibat perkelahian

karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan

dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

3. Pembuangan karbondioksida.

Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus

menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan

di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di

otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan

kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon

dioksidadarah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar

karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur

kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan dan paru-paru mampu

mengatur pH darah menit demi menit.

IV. Hipotesis

Abang Bandit mengalami syok hipovolemik karena kehilangan banyak darah akibat

luka robek pada paha kiri sebelah dalam.

   

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Blog Archive

▼ 2010 (6) o ► Juli (2)

sekarang :: aku memang tidak seperti akhwat yang k... SKENARIO E BLOK 7 TAHUN 2010 KELOMPOK 12 TUTOR :...

o ▼ Mei (2) my TUTORIAL my TUTORIAL

o ► April (2) Assalammu`alaikum Warohmatullahhi Wabarokatuh,, H... Ice cream suka suka

Page 13: Akibat perkelahian

► 2009 (4) o ► Agustus (3)

Jangan Bersedih Jika KAmu Menyambungkan Silaturrah... Pindang Tulang Jangan Bersedih Jika Doamu Belum Dikabulkan

o ► Februari (1) 3-Step chocolate cheese cake recipe