akhlak dan cinta

15
Akhlak dan Cinta Oleh Asep Saefulloh, S. Pd

Upload: zhev-saeful

Post on 09-Sep-2015

270 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sebuah pelajaran akhlak bagaimana kita memahami cinta kepada Allah dan Makhluk-Nya

TRANSCRIPT

Akhlak dan Cinta

Akhlak dan CintaOlehAsep Saefulloh, S. Pd1Akhlak dan Cinta2Definisi AkhlakAkhlak didefinisikan oleh para ulama secara berbeda-beda dan dengan redaksi yang berbeda-beda pula. Tetapi secara garis besarnya, akhlak didefinisikan secara luas dan terbatas.

Dalam arti yang luas, akhlak didefinisikan sebagai segala tindakan yang baik, yang mendatangkan pahala bagi orang yang mengerjakannya; atau segala tindakan yang didasarkan pada perintah syara, yang wajib ataupun sunnat, yang haram ataupun makruh. Implikasinya, orang yang berakhlak adalah orang yang taat beragama, atau orang yang mengerjakan ajaran Islam secara kaffah.

Adapun dalam pengertian yang terbatas, akhlak hanya dimaksudkan untuk menyebutkan sejumlah tindakan yang baik, etis, bersifat ikhtiari, dan pelakunya memang patut dipuji.4Sumber AkhlakAkhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Quran dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk, patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Quran dan as-Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah SWT.Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya sumber lain selain al-Quran dan as-Sunah untuk menentukan baik dan buruknya akhlak manusia. Sumber lain yang dapat dijadikan standar untuk menentukan baik dan buruk itu hati nurani dan akal, dan sering juga nilai-nilai yang hidup di masyarakat. 5Ruang Lingkup Akhlak6Muhammad Abdullah Dzar dalam kitab Dustur Akhlaq fi Al-Islam membagi ruang lingkup akhlak sebanyak lima macam:

Akhlak perorangan; akhlak ini harus memahami empat hal, yakni al-awamir (yang diperintahkan), al-nahawi (yang dilarang), al-munahat (yang diperbolehkan), al-mukhalafah bi al-idhthrar (yang darurat).Akhlak keluarga; akhlak ini dituntut oleh tiga kewajiban, yakni wajibat nahwa ushul wa al-furu (kewajiban timbal balik antara orang tua dan anak), wajibat baina al-azwaj (kewajiban suami istri), wajibat nahwa al-aqarib (kewajiban terhadap kerabat dekat).Akhlak bermasyarakat; akhlak ini meliputi al-awamir (hal-hal yang diperintahkan), al-makhdzurat (hal-hal yang dilarang), dan qawaid al-adab (kaidah-kaidah adab).Akhlak bernegara; akhlak bernegara meliputi al-alaqah baina al-rais wa al-syab (hubungan antara pemimpin dan rakyat), al-alaqah al-kharijiyyah (hubungan dengan Negara lain).Akhlak beragama; akhlak ini meliputi akhlak beragama; kewajiban terhadap Allah.

7Sedangkan Yunahar Ilyas menjelaskan tentang ruang lingkup akhlak sebagai berikut:

Akhlak terhadap Allah SWT; antara lain: taqwa, cinta dan ridha, ikhlas, khauf dan raja, tawakkal, syukur, muraqabah, taubat, husnudzan, dll.Akhlak terhadap Rasulullah; antara lain mencintai, memuliakan, mentaati, bersholawat, dan meneladani beliau.Akhlak pribadi; antara lain shidiq, amanah, iffah, mujahadah. Akhlak kepada orang tua; antara lain: birrul walidain.Akhlak bermasyarakat; antara lain bertamu dan menerima tamu, berhubungan baik dengan tetangga, dll.Akhlak bernegara; antara lain, musyawarah menegakkan keadilan, dll.

8Faktor-faktor Yang Dapat Membentuk AkhlakAl-Wiratsiyyah (Genetik)Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung berbicara keras, tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.An-Nafsiyyah (Psikologis)Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu dan ayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hadits).Syariah Ijtimaiyyah (Sosial)Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.Al-Qiyam (Nilai Islami)Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan Allah.

9Kedudukan Akhlak dalam IslamAkhlak merupakan dimensi ketiga dari ajaran Islam setelah aqidah dan syariah. Aqidah menyangkut masalah-masalah diimani dan diyakini oleh manusia sebagai sesuatu yang hakiki. Syariah menyangkut ketentuan-ketentuan berbuat dalam menata hubungan dengan Allah dan dengan sesama makhluk. Sedangkan akhlak menyangkut masalah-masalah kehidupan yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan dan ukuran-ukuran baik buruk atau benar salahnya suatu perbuatan.Dalam ajaran Islam, akhlak dan moralitas merupakan hal yang sangat diperhatikan, begitu banyak penjelasan mengenai tingginya kedudukan akhlak di dalam Islam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah orang yang paling bagus akhlaknya. (H.R. Bukhari dan Muslim).Akhlak menempati kedudukan yang sangat tinggi dalam ajaran Islam, seperti yang pernah disampaikan oleh Anis Matta bahwa akhlak adalah manifestasi dari tauhid dan amal shaleh. Jika kita meruntut pada sejarah Rasulullah SAW., dalam berdakwah, nampaklah bahwa beliau terlebih dahulu menegakan aqidah yang kemudian berimplikasi pada akhlak. Ini lebih diutamakan daripada keilmuan agama lainnya.10Cinta11Definisi Cinta menurut IslamDalam Islam ada seorang ulama yang bernama Ibnu Qayyim menerangkan cinta ini dalam bukunya yang terkenal, Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Mustasyqin. Ibnu Qayyim sendiri mendata 50 istilah berkaitan dengan cinta. Katanya, Karena pengertian manusia tentang istilah cinta ini sangat mendalam dan lebih banyak berkaitan dengan hati mereka, maka tidak heran jika nama-nama lain untuk istilah cinta juga cukup banyak. Ini hal yang sangat lumrah dalam suatu yang dipahami secara mendalam atau rentan bagi hati manusia.Kata teratas yang ditempatkan oleh Ibnu Qayyim sebagai kata yang berhubungan dengan cinta adalah al-Mahabbah. Secara bahasa, kata ini pun sudah mempunyai asal kata yang banyak. Ada yang mengatakan makna asalnya adalah bening dan bersih. Ada yang berpendapat bahwa asalnya berasal dari al-habab, air yang meluap setelah turun hujan lebat. Ada lagi yang mengartikan sebaliknya: gundah yang tidak tetap. Ada pula yang berpendapat asalnya dari al-habbu, yaitu inti sesuatu.Dari istilahnya, al-Mahabbah tidak berbeda; mempunyai definisi yang banyak. Sebagian artinya adalah sebagai berikut. Ada yang mengartikannya sebagai kecenderungan terus-menerus dengan hati meluap-luap. Ada yang mengartikan mendahulukan kepentingan orang yang dicintai daripada yang lain. Ada yang mengartikan menuruti keinginan orang yang dicintai, baik si dia berada di samping atau jauh. Ada juga yang mengartikan sebagai pengabdian.

12Pengertian Cinta dalam Al-QuranCinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al-Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkannorma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al-Qur'an menyebut term ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al-Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al-Qur'an. Dalam surat Al-`Ankabut [29] ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski adapembantu. Jenis cinta ini disebut al-Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (QS. Al-Baqarah [2] :286). SyafiI, Agus. 2008. 8 Pengertian Cinta Menurut Qur'an.

13Tanpa Cinta berarti Tanpa Iman Para Nabi teladan-teladan umat itu justru mengekspresikan keimanan mereka dalam bentuk cinta. Allah menghendaki didatangkannya pada Nabi itu untuk memberikan teladan dalam keimanan dan kecintaan. Para Nabi adalah teladan-teladan dalam melakukan tindakan ini.Hadits-hadits yang mengungkapkan cinta sebagai ekspresi keimanan cukup banyak. Nabi ucapkan hadits yang dimulai dengan kalimat La yuminu ahadukum .. (Tidak beriman seseorang ..) cukup banyak Nabi lontarkan, diantaranya sbb:Tidak beriman kamu, sebelum kamu mencintai saudaramu seperti kamu mencintai dirimu sendiri.Tidak beriman kamu bila kamu tidur kenyang sementara tetangga kelaparan di samping kamu.Kedua hadits tersebut dan banyak lahi hadits-hadits yang senada dengannya menunjukkan, bahwa iman benar-benar bersemi dalam hati seseorang jika pada orang itu ada cinta. Rahmat, Jalaludin. 1994. Renungan-renungan Sufistik. Bandung: Mizan.

14Hubungan antara Akhlak dan CintaCinta adalah pancaran akhlak dalam diri. Cinta yang baik akan memancarkan kebaikan pada perilaku. Seperti contoh dari Nabi Ibrahim di atas, yang rela melakukan apa saja demi cintanya kepada Allah. Dengan kecintaannya, Nabi Ibrahim memiliki akhlak yang mulia. Ia menjadi patuh, taat beribadah, khauf, karena kecintaannya kepada Sang Maha Cinta yang memancarkan kebaikan.Kemudian Rasulullah yang diutus oleh Allah ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia adalah contoh riil dari cinta yang berimplikasi pada akhlak. Karena kecintaannya kepada Allah, Rasulullah ridha dan ikhlas menerima ujian yang begitu berta dari Allah. Dalam menjalankan misi dawah beliau, tak sedikit beliau dicaci-maki bahkan terancam nyawanya. Itu semua beliau lakukan hanya semata-mata cinta kepada Allah.15