akhir satu siklus pmdm lebih matang di tahun kedua · informasi, interaksi, inspirasi kemitraan...

16
Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di Desa Wasuponda yang mendapatkan bantuan peralatan dari PMDM tahun anggaran 2013. Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua Laporan Utama > Hal 6 Hasil Monev: PMDM Lebih Transparan dan Memberi Manfaat Luas Laporan Utama > Hal 11 Kemitraan Strategis Pemerintah dan Perusahaan Event > Hal 12 Kembangkan Kawasan Tanaman Pangan di Kolaka LAPORAN UTAMA > HAL 12 Membangun Infrastuktur Berbasis Masyarakat EVENT > HAL 15 Tingkatkan Kesehatan Mata Anak Dan Lansia Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru. EDISI 14 I 2015 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan -

Upload: lammien

Post on 20-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s iKEMITRAAN > HAL 13

Menimba Ilmu di Sekolah Sehat

Kelompok usaha batako skala rumah tangga di Desa Wasuponda yang mendapatkan bantuan peralatan dari PMDM tahun anggaran 2013.

Akhir Satu Siklus PMDM

Lebih Matang di Tahun Kedua

Laporan Utama > Hal 6

Hasil Monev: PMDM Lebih Transparan dan Memberi Manfaat Luas

Laporan Utama > Hal 11 Kemitraan Strategis

Pemerintah dan PerusahaanEvent > Hal 12

Kembangkan Kawasan Tanaman Pangan di Kolaka

LAPORAN UTAMA > HAL 12

Membangun Infrastuktur Berbasis Masyarakat

EVENT > HAL 15

Tingkatkan Kesehatan Mata Anak Dan Lansia

Berkarya untuk dunia dengan nilai-nilai baru.

E D I S I 1 4 I 2 0 1 5 I 1 6 H A L A M A ND i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k

- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

Page 2: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 20152 EDITORIAL

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Urusan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Sosial) | Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (Senior Manajer Komunikasi) | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor: La Ode M. Ichman, Sohra, Aswaddin, Iskandar Ismail, Andi Zulkarnain, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Kontributor: Fitri Damayanti | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Urusan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke: [email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi.

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

Pembaca yang budiman.Saat ini, PMDM (Program Mitra Desa

Mandiri) telah memasuki siklus kedua. Catatan Redaksi, ada 519 kegiatan yang dijalankan di empat kecamatan terdam-pak operasi Perusahaan—Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili—sepanjang tahun pertama PMDM. Hampir seluruh desa di empat wilayah pemberdayaan sudah me-lakukan MDST (Musyawarah Desa Serah Terima), tanda satu siklus PMDM telah rampung.

Meski demikian, beberapa catatan per-lu disampaikan. Pertama, karena infor-masi masih kurang merata, di beberapa desa ada warga merasa belum dilibatkan dalam kegiatan. Kedua, pada tahap imple-mentasi, tumpang-tindih peran antar-pelaku juga masih terjadi. Ketiga, standar kegiatan masih berbeda. Sebagai contoh, program pembuatan jamban, standar jamban di Malili ternyata berbeda dengan jamban di Wasuponda.

Pembaca, Verbeek kali ini menyuguh-kan laporan panjang seputar berakhirnya siklus pertama PMDM dan target siklus kedua. Jika siklus pertama program berfokus pada upaya menjalankan PMDM sesuai Panduan Teknis Operasional, maka siklus kedua berfokus pada kualitas usulan kegiatan. Kapasitas pelaku PMDM juga akan ditingkatkan. Dengan konsep mendorong kemandirian masyarakat, peningkatan kapasitas pelaku PMDM memang sangat penting.

PMDM juga memberi pelajaran agar kita memperbaiki diri. Sehingga ke depan, tidak ada lagi program fiktif atau bagi-bagi uang. Semua pihak belajar untuk bertanggung jawab.

Mimpi itu sudah kita wujudkan tapak demi setapak. Edisi ini mengulas perja-lanan tersebut, yang melibatkan banyak pihak, termasuk mitra kami di instansi Pemkab Luwu Timur dan tentunya ma-syarakat di wilayah terdampak operasi Perusahaan.

Selamat membaca.

Distribusi Ke SekolahSaya baru pertama kali membaca tabloid

Verbeek. Ternyata isinya bagus dan banyak man-faatnya untuk guru dan murid sekolah dasar. Bagaimana caranya supaya Verbeek bisa sampai ke sekolah-sekolah di Luwu Timur secara rutin? Tabloid ini bagus untuk koleksi perpustakaan dan bisa ditempel di majalah dinding sekolah.

Masnani, Kepala Sekolah SDN 238 Mallaulu

Terima kasih atas antusiasme Ibu Masnani membaca Verbeek. Saat ini, kami mendistribusikan Verbeek ke kantor desa, kantor kecamatan, instansi pemerintah, dan tempat-tempat umum. Sementara ini Ibu bisa mendapatkan Verbeek di Dinas Dikbudparmudora Luwu Timur.

Lembar Khusus AnakHalo Redaksi Verbeek, Saya mau usul, bisakah

Verbeek membuat halaman khusus untuk anak? Misalnya halaman menggambar dan mewarnai, halaman berhitung dan membaca, atau halaman sejenis yang bisa dikerjakan anak usia TK dan SD. Bagus juga kalau anak-anak bisa mengirim hasil pekerjaannya dan mendapat hadiah. Satu lagi, bisakah sekolah berlangganan tabloid Ver-beek? Siapa yang bisa dihubungi untuk berlang-ganan?

Erni, Kepala Sekolah SD 228 Lagaroang

Halo Ibu Erni,Kami memuat beberapa rubrik untuk anak-anak, seperti “Karyamu”, “Aha!”, “Kreasi”, dan “Jendela”. Tulisan dalam rubrik tersebut cocok untuk anak usia sekolah. Saat ini memang belum ada lembar khusus semacam worksheet yang bisa dikerjakan oleh anak-anak, tapi siswa-siswi Ibu Erni bisa mengirimkan puisi atau cerpen melalui email [email protected]. Hasil karya yang dimuat akan mendapatkan suvenir dari redaksi. Untuk mendapatkan tabloid ini secara rutin, Ibu bisa mendapatkannya di Dinas Dikbudparmudora Luwu Timur.

Kompetisi Antar-SiswaBisakah Verbeek mengadakan lomba untuk

anak sekolah? Misalnya lomba karya tulis, mem-buat puisi, atau lomba kerajinan tangan? Pasti anak-anak senang. Lomba sebaiknya dilakukan saat libur sekolah, sebagai kegiatan pengisi

liburan. Orangtua juga pasti senang karena anaknya melakukan kegiatan positif saat liburan.

Hartini Hamsa, Kepala Sekolah SDN 225 Karebbe

Masukan yang sangat menarik dan sudah pasti akan menjadi pertimbangan kami. Untuk sementara, Ibu Hartini bisa mengajak para siswa untuk mengirimkan cerpen atau puisi ke alamat email kami. Karya yang terpilih akan ditayangkan di tabloid Verbeek dan mendapat suvenir menarik.

Frekuensi Terbit DitambahSaya senang membaca Verbeek tapi meng-

apa terbitnya hanya sebulan sekali? Menurut saya itu sangat kurang. Kalau bisa mingguan atau minimal dua minggu sekali supaya kami tidak terlalu lama menunggu. Halaman untuk pendidikan juga sebaiknya ditambah. Hala-man itu bagus untuk menambah materi ajar kami. Sukses selalu untuk tabloid Verbeek.

Rosdiana, Kepala Sekolah SDN 236 Laoli

Terima kasih atas antusiasme Ibu Rosdiana membaca Verbeek. Untuk saat ini, kami baru bisa terbit bulanan tapi tidak menutup kemungkinan kami akan menambah frekuensi penerbitan di masa mendatang. Rubrik edukasi seperti Aha!, Kreasi, dan Jendela, bisa memperkaya materi ajar para pendidik seperti Ibu Rosdiana. Sukses selalu untuk Ibu dan SDN 236 Laoli.

SURAT PEMBACA

Sutradara Riri Riza saat ditemui Verbeek di Makassar.

Page 3: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA 3

Kelompok Tani Mandiri, Desa Wasuponda, mendapat bantuan 5 unit tangki penyemprot dari dana PMDM tahun anggaran 2013. Alat tersebut digunakan oleh 27 anggota kelompok tani yang menggarap sekitar 25 hektare sawah.

Siklus Pertama PMDM Telah TuntasSiklus pertama PMDM telah usai, namun dinamika masih terasa.

P rogram kemitraan tiga pilar antara masyarakat, pemerintah daerah, dan PT Vale dengan nama PTPM (Pro-

gram Terpadu Pengembangan Masyara-kat), resmi diluncurkan pada 21 Januari 2014. PMDM (Program Mitra Desa Man-diri) menjadi prioritas, sehingga menda-pat alokasi dana terbesar dari PT Vale.

Proses PMDM sendiri sudah dimulai September 2013. Kini, hampir seluruh desa di empat wilayah terdampak operasi Perusahaan telah melakukan MDST (Mu-syawarah Desa Serah Terima). Inilah pe-nanda satu siklus PMDM telah rampung. Sebanyak 519 kegiatan telah dilakukan di empat kecamatan terdampak operasi Per-usahaan—Nuha, Towuti, Wasuponda, dan Malili—sepanjang tahun pertama PMDM.

MDST merupakan mekanisme pertang-gungjawaban kegiatan dan pemanfaat-an dana oleh Pelaksana Kegiatan kepada masyarakat. Desa Magani di Kecamatan Nuha menjadi desa pertama yang mela-kukan MDST pada 16 Oktober 2014, dii-kuti oleh desa-desa lain hingga akhir De-sember. Bertepatan dengan MDST, masa jabatan Komite Desa berakhir.

Jika Tim Monev (monitoring-evaluasi) dalam pelaksanaan crash program 2012 menemukan beragam fenomena yang ku-rang menggembirakan, misalnya propo-sal fiktif, kelompok dadakan, kelompok keluarga, hingga indikasi mark up dana, maka PMDM berupaya menekan penyele-

wengan melalui musyawarah, verifikasi, monitoring, dan audit.

“Tujuan besar PMDM adalah perubah-an pola pikir. Kita mengubah dari pro-gram sebelumnya yang berbasis propo-sal menjadi program yang benar-benar berbasis kebutuhan desa,” kata Senior Manajer Program Sosial PT Vale, Busman Dahlan Shirat.

DinamikaKetika konsep PMDM pertama kali di-

sosialisasikan pada kuartal akhir 2013, pro dan kontra bermunculan. Ada yang berpendapat, pelibatan pemerintah akan memperlebar jalur administrasi, bahkan ada yang meragukan kelancaran tahapan PMDM dan rencana audit.

Dinamika semacam itu masih terjadi di beberapa desa saat MDST. Sebagian ma-syarakat masih sangsi PMDM tepat sasar-an dan berpihak kepada kelompok miskin. Namun tidak sedikit kelompok masyarakat yang mendukung penuh jalannya program.

“Gejolak luar biasa, tapi itulah tantang-annya. Komite Desa punya semangat, dan kami lihat masyarakat mulai merasakan perbedaan PMDM dengan Comdev yang dulu. Mereka tertarik dan rasakan sendiri manfaatnya,” kata Baso Aldin, Ketua Komi-te Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda.

Dia teringat resistensi masyarakat de-sanya saat Musyawarah Desa Sosialisasi. Kini mereka membuka diri terhadap pro-

gram yang baru berjalan satu siklus itu. Warga Desa Ledu-ledu menerima lapor-an pertanggungjawaban Komite Desa de-ngan catatan perlu ada publikasi penerima manfaat yang ditempel di papan informasi Kantor Desa.

Di Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, gejolak masih terasa pada pelaksana-an MDST. Ada kelompok masyarakat yang menilai sosialisasi PMDM tidak merata, mempertanyakan besaran dana yang sama di setiap desa padahal jum-lah penduduk bervariasi, pemanfaatan dana yang meleset dari kelompok sasar-an, hingga mengkritik tumpang-tindih peran antara Pemerintah Daerah dan Perusahaan.

“Ibarat pesawat, saat ini PTPM, ter-masuk di dalamnya PMDM, sedang ber-siap lepas landas. Kita masih berjalan

di landasan pacu. Awak kabin membe-rikan “sosialisasi” tentang aturan main selama penerbangan. Pada fase ini, pe-numpang masih was-was, banyak gejo-lak. Kita semua ini penumpang pesa-watnya,” kata Busman.

Tahapan PMDMSecara garis besar, ada ada tiga ta-

hapan PMDM, yaitu perencanaan ke-giatan, pelaksanaan, dan monitoring-evaluasi (Monev). Alur dan mekanisme PMDM mengacu pada Udang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Intinya adalah menyinergikan upaya pemerintah dalam program pember-dayaan masyarakat dengan program pengentasan kemiskinan lainnya.

“Program pemberdayaan, intinya, membuat masyarakat menjadi mandi-ri dan berdaya dengan memanfaatkan potensi yang dia miliki. Potensi itu me-rupakan perpaduan dari potensi SDM dan SDA. Rohnya memberdayakan ma-syarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monev, hingga pemeliha-raan. Kita tidak melulu melihat output, misalnya dari banyaknya bangunan fi-sik, tapi lebih kepada proses. Masya-rakat bisa mengambil hikmah, belajar, dan berubah pola pikirnya,” kata Andi Narwis, Fasilitator PTPM Kabupaten Luwu Timur.

Dengan disahkannya Undang-undang No. 6/2014 tentang Desa, setiap desa bakal mendapatkan bantuan dari dana APBN antara Rp700 juta hingga Rp1,4 miliar. “Ketika pola pikir masyarakat sudah terbentuk dan mereka terbia-sa mengelola dana dengan mekanis-me yang jelas dan berstandar nasional, dana dari mana pun akan tepat sasaran dan jelas pemanfaatannya. Termasuk Dana Desa dari pemerintah atau mung-kin nanti ada pendanaan lain yang ma-suk. Melalui PMDM, kita mencoba do-rong perubahan mindset dan arahkan cara mengelola dana,” kata Busman.[]

Penandatangan MoU dan peluncuran PTPM di Kantor BP4K, Malili, 21 Januari 2014.

Page 4: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA4

Musyawarah Desa Pertanggungjawaban

Musyawarah Desa Sosialisasi

Rapat Perumusan Kegiatan

Penyusunan Proposal/RAB

Musyawarah Desa Pendanaan

Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan

Monitoring-Evaluasi

Musyawarah Desa Serah Terima

Pemeliharaan Kegiatan

Garis Besar Alur PMDM

Transparansi & Akuntabilitas, Prinsip PMDMTahapan PMDM terbuka untuk masyarakat.

F okus PMDM adalah perubahan para-digma dan pola pikir. Untuk mengu-bah mindset masyarakat dari “bagi-

bagi uang” menjadi program pemberda-yaan, diperlukan keterbukaan informasi atau transparansi dan pertanggungjawab-an program alias akuntabilitas.

Akuntabilitas dan transparansi menjadi prinsip pelaksanaan PMDM. Setiap tahap-an program harus dikelola benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat pun memiliki akses terhadap seluruh informasi dan pengambilan keputusan secara terbu-ka terkait PMDM. “Dulu masyarakat men-dapat bantuan tapi tidak terpantau peng-gunaannya. Sekarang banyak tahapan dan

pihak yang terlibat. Dalam tiap tahapan PMDM, pertanggungjawaban harus dibu-at,” kata Staf PTPM-Bidang Pengembangan Kapasitas Andi Zulkarnain.

Sementara Baso Aldin, Ketua Komite Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, menyatakan, “Dengan demikian masya-rakat tidak marah karena jumlah bantuan yang didapat hanya sedikit. Tapi mereka akan marah besar kalau dibohongi.”

MonitoringPrinsip transparansi dan akuntabilitas

PMDM diterapkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, hingga monitoring-evaluasi. Dimulai dengan Musyawarah Desa

Sosialisasi, dilajutkan dengan Rapat Pe-rumusan Kegiatan, Musdes Perencanaan, Musdes Prioritas Usulan Kegiatan, dan Musdes Penetapan Usulan Kegiatan. De-ngan demikian seluruh kegiatan diketahui dan dipahami masyarakat secara terbuka.

Pelaksanaan kegiatan hingga menjelang dimulainya siklus tahun berikutnya, men-dapat monitoring dari pengelola program, PT Vale, Pemerintah Daerah, dan masya-rakat. Ada juga tahap Musyarawah Desa Pertanggungjawaban. Dimaksudkan untuk melaporkan kegiatan PMDM kepada ma-syarakat dan mendapatkan umpan balik. Tahap terakhir adalah Musyawarah Desa Serah Terima.

“Capaian utama PMDM tahun perta-ma ini adalah transparansi dan akuntab-litas. Dua prinsip penting itu yang tidak kita temui pada pelaksanaan Comdev ta-hun-tahun sebelumnya,” kata Koordina-tor Senior PTPM-Bidang Ekonomi La Ode M. Ichman.[]

Masyarakat Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda, aktif memberi masukan kepada Komite Desa saat menghadiri MDST.

" D u l u m a s y a r a k a t m e n d a p a t b a n t u a n t a p i t i d a k t e r p a n t a u

p e n g g u n a a n n y a . S e k a r a n g b a n y a k t a h a p a n d a n p i h a k y a n g

t e r l i b a t d a l a m t i a p t a h a p a n P M D M "

PMDM Tahun Anggaran 2013

519 Total kegiatan di sektor ekonomi, kesehatan, peningkatan kapasitas.

206 Kegiatan sektor kesehatan.

197 Kegiatan sektor ekonomi.

116 Kegiatan sektor peningkatan kapasitas masyarakat.

Kegiatan monitoring-evaluasi (Monev) di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda. Kegiatan Monev punya beran penting menghidupkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Page 5: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA 5

PMDM, Membuka Ruang Partisipasi Pembenahan masih perlu dilakukan di tiap tahapan kegiatan PMDM.

S atu tahun PMDM berjalan, banyak pengalaman bisa didapat. Program ini membuka ruang partisipasi ma-

syarakat yang lebih besar. Kendati de-mikian, kata Koordinator Senior PTPM-Bidang Ekonomi La Ode M. Ichman, “Masih ada usulan kegiatan yang didasari oleh keinginan, bukan berdasar kebutuhan.”

PMDM memberi kesempatan luas ke-pada masyarakat untuk berpartisipasi se-jak sosialisasi kegiatan. Kendati demiki-an, di beberapa desa, ada warga merasa tidak diundang dalam musyawarah dan tidak dilibatkan dalam kegiatan. “Mung-kin karena informasi yang masih kurang merata, masih ada sekelompok masyara-kat menganggap ini program bagi-bagi uang. Ke depan, saya berharap masyara-kat juga aktif mencari tahu dan tingkat partisipasinya bertambah,” kata Andi Muhidin, Ketua Komite Desa Matompi, Kecamatan Towuti.

Pada tahap implementasi program, tumpang-tindih peran antar-pelaku ma-sih terlihat. “Masih banyak pihak yang belum paham aturan main PMDM. Mi-salnya, Komite Desa masih ambil alih tugas Pelaksana Kegiatan atau Penyedia Layanan, sehingga banyak yang merasa tugas Komite Desa itu berat sekali dan rawan penyelewengan,” kata Fasilitator Kecamatan Nuha, Ideham.

Sementara dalam monitoring-evalu-asi, perlu dibuat standar untuk masing-

masing kegiatan. Contoh nyata terjadi pada program pembuatan jamban di Ke-camatan Malili, Wasuponda, dan Towuti. “Jamban di Malili, misalnya, berbeda de-ngan jamban di Wasuponda. Itu karena belum ada standar teknis untuk menge-valuasi program tersebut,” kata Ichman.

PerbaikanPMDM yang baru berusia satu tahun

masih perlu pembenahan program. “Saat ini, fokus masyarakat dan pelaku kegiat-an masih sebatas menjalankan tahapan PMDM sesuai Panduan Teknis Operasi-onal. Selanjutnya, kita perlu lebih fokus ke kualitas kegiatan yang diusulkan,” ujar Ichman menambahkan.

Perbaikan juga perlu dilakukan di sisi kapasitas pelaku PMDM. “Program ini masih baru, mekanismenya juga baru. Fasilitator dan pelaku-pelaku PMDM la-innya perlu diberikan penguatan lebih. Komite Desa baru satu kali dapat pelatih-an. Menurut saya, pelatihan untuk para pelaku sangat penting,” kata Fasilitator PMDM Kabupaten, Andi Narwis. Namun, dia menambahkan, “Dari penguatan yang minim, mereka mampu berbuat sejauh ini. Pencapaian jauh melampaui ekspek-tasi kita.”

Dalam rangka mendorong kemandi-rian masyarakat, maka peningkatan ka-pasitas menjadi penting. Evaluasi masya-rakat saat MDST adalah keberlanjutan

kegiatan pelatihan. “Ada baiknya kalau di tiap pelatihan tindak lanjut, misalnya dari dinas pemerintah terkait. Dengan demikian dinas bisa melakukan pembi-naan lanjutan kepada kelompok-kelom-pok yang sudah diberi pelatihan, atau ada peluang pengembangan,” kata seke-lompok warga peserta MDST Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda.

Selain PMDM, masih ada porsi lain da-lam PTPM, yaitu kemitraan strategis (stra-

tegic partnership) dan kontribusi strategis (strategic contribution). Seluruh program dan pendanaan dalam kerangka PTPM di-tujukan untuk pemberdayaan masyarakat. “Kalau PMDM sebagian besar masyarakat sudah paham cara mengaksesnya. Mere-ka bisa datang ke musyawarah-musyawa-rah desa dan mengajukan usulan. Tapi dua program PTPM lainnya itu, kita belum tahu bagaimana cara mengaksesnya,” kata Fai-sal Halim, Fasilitator Kecamatan Towuti.[]

Pelatihan dan koordinasi pemantapan Komite Kecamatan di Kantor BP3K Kecamatan Nuha.

Seorang warga Desa Mahalona yang mendapatkan bantuan pembuatan jamban.

Page 6: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA6

Hasil Monev: PMDM Lebih Transparan dan Memberi Manfaat LuasKegiatan monitoring-evaluasi (Monev) memberikan temuan menarik seputar perencanaan, pelaksanaan, dampak, dan akuntabilitas PMDM 2013.

M onev merupakan tahapan penting dalam siklus Program Mitra Desa Mandiri (PMDM). Tujuannya ada-

lah mengetahui perkembangan PMDM dan pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan PMDM di 38 desa di empat kecamatan di Kabupaten Luwu Timur yang terdampak operasi PT Vale.

Monev dilakukan melalui survei, obser-vasi langsung di 38 desa yang mendapat bantuan pendanaan PMDM, in-depth inter-view dengan penerima manfaat, dan dis-kusi kelompok terfokus (FGD). Tim Monev terdiri atas berbagai unsur Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), instansi ke-camatan, Fasilitator Kabupaten (Faskab), Fasilitator Kecamatan (FK), PT Vale, dan difasilitasi oleh konsultan pengembangan masyarakat A+ CSR Indonesia.

PerencanaanSecara umum, berdasarkan hasil Mo-

nev, proses perencanaan PMDM dinilai jauh lebih terbuka, transparan, dan mem-beri manfaat lebih luas, termasuk dalam pelibatan masyarakat dan para pihak ter-kait. Penerima manfaat tidak lagi hanya kelompok-kelompok tertentu, melainkan sudah menjangkau masyarakat rentan.

Terdapat 519 jenis kegiatan, mencakup bidang ekonomi, layanan kesehatan, dan peningkatan kapasitas yang telah disetu-jui melalui proses musyawarah desa/ke-camatan di 38 desa di Kecamatan Wasu-ponda, Nuha, Malili, dan Towuti. Banding-

kan dengan pelaksaan program Comdev maupun Crash Program 2012, di mana terdapat sekitar 832 kegiatan, mencakup tujuh bidang. Usulan kegiatan masyarakat dalam PMDM 2013 mengalami penurun-an 58% karena adanya perubahan sistem dan mekanisme yang diterapkan.

Pelaksanaan KegiatanDari 519 kegiatan yang telah disetu-

jui dalam musyawarah desa, persentase kegiatan yang tere-alisasi di masing-masing kecamatan bervariasi antara 63% hingga 81%.

Dalam hal pe-meliharaan pro-gram, Tim Monev mendapati kurang-nya upaya pemeli-haraan hasil kegi-atan agar dapat berfungsi secara berke-lanjutan. PMDM belum memiliki aturan yang jelas dan mekanisme sistem pemeli-haraan hasil kegiatan, terutama bantuan-bantuan yang bersifat fisik dan memer-lukan biaya pemeliharaan lebih lanjut.

Manfaat ProgramDisebutkan sebelumnya bahwa PMDM

dinilai memberi manfaat yang lebih luas kepada masyarakat. Untuk kegiatan eko-nomi, manfaat yang paling terlihat bagi masyarakat adalah jalan usaha tani, peng-

adaan pupuk, dan pembangunan sarana irigasi.

Jalan usaha tani telah membantu akses transportasi hasil produk petani antar desa. Sementara bantuan pupuk dirasa-kan manfaatnya oleh para petani, khusus-nya petani merica. Pembangunan sarana irigasi bermanfaat untuk mengairi lahan-lahan tidur sehingga bisa diolah menjadi lahan produktif.

Di program kesehatan, pembangun-an jamban sangat terasa manfaatnya bagi keluarga dari kelompok mis-kin-rentan. Pem-bangunan sara-na air bersih dan pemenuhan akses air bersih, bantu-an alat kesehatan, dan pelayanan ke-

sehatan masyarakat memberikan manfaat kolektif, bukan hanya dinikmati kelompok maupun individu tertentu.

AkuntabilitasSistem pengelolaan administrasi dan

keuangan di tingkat Komite Desa cukup transparan. Secara umum, hampir seluruh dokumen administrasi sudah dibuat dan dipertangungjawabkan secara transparan oleh Komite Desa sesuai format laporan yang ditetapkan.

Sistem pengelolaan yang transparan

mendorong Komite Desa maupun Pelak-sana Kegiatan melakukan pengeluaran se-suai kebutuhan riil di lapangan. Bahkan ada penghematan anggaran program yang dilakukan. Misalnya, di Desa Pasi-Pasi, Malili, ditemukan penghematan anggaran sekitar Rp 24 juta yang kemudian dialo-kasikan untuk menambah empat usulan kegiatan baru sesuai hasil musyawarah desa. Demikian juga di beberapa desa lain yang penghematan anggarannya berkisar antara Rp 7-20 juta.

Hasil Monev menyebutkan bahwa ke-sadaran untuk saling kontrol antara pe-nerima manfaat sudah mulai tumbuh. Artinya, tanggung jawab sosial masya-rakat terhadap pelaksanaan PMDM ma-kin tinggi.

Semangat masyarakat untuk berswa-daya sangat mendukung pelaksanaan pro-gram di beberapa desa, seperti dalam pembuatan jalan tani, jamban keluarga, dan sarana publik lainnya. Ini karena usul-an yang diajukan merupakan kebutuhan mendasar dan dampaknya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Penilaian Tiap KecamatanDibandingkan penilaian yang dilaku-

kan Tim Monev atas pelaksanaan Crash Program 2012, penilaian PMDM 2013 di empat kecamatan mengalami kemajuan. Itu semua berkat minimnya penyalahgu-naan dana, perencanaan dan pelaksanaan program yang lebih terstruktur, dampak yang lebih luas, dan inisiatif masyarakat untuk mencapai kesejahteraan kolektif. 1. Kecamatan Nuha

Hasil penilaian di wilayah Kecamat-an Nuha cukup baik. Tim Monev mem-berikan penilaian dengan skor rerata 1,34 (Cukup), atau mengalami pe-ningkatan dibanding penilaian kegi-atan Crash Program 2012 yang mem-peroleh nilai rerata 1,14 (Cukup).

Beberapa indikasi permasalahan sebelumnya, seperti kegiatan fiktif dan kelompok yang hanya membagi-bagi-kan uang, tidak lagi ditemukan dalam pelaksanaan PMDM 2013. Semua ke-giatan yang diusulkan di musyawarah desa telah direalisasikan oleh Komite Desa kepada penerima manfaat sesu-ai usulan dan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) yang ada.

2. Kecamatan TowutiTim Monev memberikan penilaian

PMDM 2013 dengan rerata 1,20 (Cu-kup). Tanggapan masyarakat cukup positif. Bahkan di salah satu desa yaitu Desa Tole, tingkat swadaya masyara-kat untuk berkontribusi dalam pemba-ngunan jamban keluarga cukup besar. Pada rencana awal, jamban keluarga akan dibangun untuk 40 KK. Namun dalam musyawarah desa, disepakati menjadi 80 KK yang menerima bantu-an jamban, di mana tambahan biaya-nya merupakan swadaya masyarakat.

Dalam pelaksanaan kegiatan Crash Program 2012, kecamatan ini mem-peroleh penilaian dengan rerata 1,03

Tim Monev Kecamatan Wasuponda ketika melakukan monitoring dan evaluasi untuk salah seorang penerima manfaat PMDM di Desa Wasuponda, Kecamatan Wasuponda.

Beberapa indikasi permasalahan sebelumnya, seperti kegiatan fiktif

dan kelompok yang hanya membagi-bagikan uang, tidak lagi ditemukan dalam pelaksanaan PMDM 2013.

Page 7: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA 7

0.65 0.75 0.77

1.14

1.50

0.81

1.10

1.44 1.46

1.13

0.87 0.92

1.45

1.19

1.58

0.90 0.83

1.15

1.50

1.00

0.61 0.73 0.73

0.95

1.27

0.64

1.19

0.81 0.88

1.14

0.51 0.67

1.29

0.62

1.07 1.11 1.14 1.13 1.08 1.21

1.04

1.57 1.59 1.43

1.71

1.39 1.36 1.30 1.34

1.62

Asuli Bantilang Baruga Buangin Kalosi Langkea Raya Libukang Mandiri Lioka Loeha Mahalona

Towuti

1.42

0.90

1.33 1.33 1.52 1.58

1.11 1.09

1.50 1.41

0.98

1.42 1.42

1.73

1.00 0.99 0.92

1.67

1.37

0.83 0.91 0.91

1.70

0.91

1.25

0.75 0.91

1.46

1.06 1.20

0.53

1.76

1.00 1.13 1.14

1.73 1.65

1.17

1.71

1.14

1.86 1.71

1.47 1.46

2.00

Masiku Matompi Pekaloa Rante Angin Timampu Tokalimbo Tole Wawondula Kec.Towuti

1.50 1.57 1.68

1.51 1.72 1.69

1.23 1.20 1.40

1.21

1.48 1.36

0.63

1.64 1.41 1.32

1.47 1.52

1.07

1.50 1.54 1.38

1.59 1.47

0.87 0.75

1.13 1.14 1.13 1.30

Matano Nuha Nikel Sorowako Kel. Magani Kec. Nuha

Nuha

1.40 1.39 1.60 1.53

1.43

1.65 1.49

1.10 1.07

1.43

1.21 1.20 1.05

1.47

0.99

0.69

1.10 1.06 1.09 1.00

1.18 1.36

0.99 1.13

1.59 1.42

0.97

1.50

0.99 0.87

1.27 1.10

1.33

1.04

1.38

Balambano Ledu-Ledu Tabarano Wasuponda Kawata Parumpanai Kec. Wasuponda

Wasuponda

2.00 2.00 1.88

2.00

1.51

2.00

1.68 1.72 2.00

1.63

1.20

1.63

1.13

1.63 1.63

1.18

2.00

1.63

1.33 1.33

1.87

1.38 1.09

1.33 1.09 1.09

1.41 1.46 1.50 1.77

1.39 1.54

1.00

1.77

1.25 1.54

1.67 1.50 1.50

1.67 1.67

1.19

1.55 1.67 1.67

Laskap Balantang Baruga Harapan Pasi-Pasi Pongkeru Puncak Indah Kel. Malili Kec. Malili

Malili

Hasil Penilaian PMDM 2013 di Empat Kecamatan Terdampak Operasi PT Vale

(Kurang). Penyebabnya karena ba-nyak ditemukan kelompok fiktif dan anggota kelompok tidak saling kenal satu sama lain, serta kegiatannya ha-nya bagi-bagi uang.

Keterlambatan pencairan dana PMDM menjadi hambatan realisasi kegiatan program. Selain itu, luasnya sebaran program desa di wilayah Ke-camatan Towuti, termasuk desa-desa seberang danau, menjadi kendala da-lam pelaksanaan program tepat waktu jika dibandingkan dengan desa-desa di tiga kecamatan lain.

3. Kecamatan WasupondaTim Monev menilai pelaksanaan

program di Kecamatan Wasuponda telah berjalan cukup baik dengan ni-lai rerata 1,23 (Cukup). Nilai terse-but naik cukup signifikan dari pelak-sanaan Crash Program tahun sebe-

lumnya yang hanya berada di rerata 0,68 (Kurang).

Temuan Monev menunjukkan terja-di peningkatan capaian hasil penerap-an PMDM. Ada kesadaran baru yang muncul di kalangan masyarakat mau-pun tokoh-tokohnya untuk memahami dan menerima pendekatan PMDM yang lebih menekankan peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, terutama mereka yang masuk kategori miskin-rentan.

4. Kecamatan MaliliWilayah ini mencatat nilai paling

tinggi dibandingkan tiga Kecamatan lain, yaitu dengan rerata 1,55 (Baik), meningkat dibandingkan penilaian Crash Program 2012 dengan nilai re-rata 1,12 (Cukup).

Hampir keseluruhan desa dan ke-lurahan di Kecamatan ini dapat me-

nerima perubahan model pendekatan program. Perubahan dari program se-belumnya yang berbentuk dana ban-tuan langsung menjadi dana alokasi desa dianggap lebih adil dan dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas, terutama kalangan miskin-rentan.

Ruang untuk BerbenahBerjalan satu tahun, tentu PMDM ma-

sih perlu banyak pembenahan. Tim Mo-nev merangkum tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan PMDM 2014.• Pendampingan teknis PMDM masih ku-

rang, terutama bidang ekonomi (perta-nian, peternakan, UKM, dan lain-lain).

• Keterbatasan tenaga pendamping (fa-silitator dan dinas teknis) dengan ca-kupan wilayah cukup luas.

• Penerima program banyak yang ber-sifat individual, sehingga menyulitkan

pembinaan teknis oleh dinas terkait.• Belum ada mekanisme pemeliharaan

hasil program agar dapat berfungsi secara berkelanjutan.

• Latar belakang dan kapasitas tenaga pendamping yang tidak merata. Sa-lah satunya adalah belum ada tena-ga teknik sipil untuk membantu pen-dampingan aspek-aspek teknis pem-bangunan infrastruktur.

• Perbaikan internal di antara pelaku ke-giatan PMDM juga perlu dilakukan, ter-utama terkait pemahaman yang men-dalam terhadap PMDM, pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi Ko-mite, perbaikan alur dan cara berko-munikasi, dan sebagainya.

• Terlambatnya pencairan dana PMDM. Komunikasi dan koordinasi antara pelaku kegiatan dan PT Vale masih sering menjadi kendala.[]

J Perencanaan Kegiatan identifikasi masalah, perumusan tujuan, strategi, dan prioritas kegiatan bidang kesehatan dan ekonomi. Perencanaan kegiatan harus di-dasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan arah ke-bijakan pembangunan sektor kesehatan dan ekonomi di Kabupaten.

J Pelaksanaan Aktvitas penjabaran dan tindakan operasional dari seluruh rencana yang telah disepakati dalam musyawarah desa dan kecamatan. Dalam pelaksanaan kegiatan, penggunaan dana harus sesuai dengan rencana agar mencapai hasil yang memuaskan serta selesai tepat waktu.

J Pemeliharaan Pengelolaan kegiatan PMDM harus memastikan bahwa kegiatan dapat memberi manfaat kepada masyara-kat, khususnya Rumah Tangga Miskin dan kelompok rentan lain secara berkelanjutan.

J Dampak Dampak terhadap peningkatan status kesehatan dan kesejahteraan ma-syarakat dari kegiatan yang dilaksanakan.

J Akuntabilitas Setiap tahapan kegiat-an harus dikelola secara benar dan dapat dipertanggung jawabkan kepada masya-rakat atau kepada pihak lain yang berke-pentingan, baik secara moral, teknis, ad-ministratif, dan sesuai dengan peraturan serta ketentuan yang berlaku.

Sumber: hasil Monev, Oktober 2014.

Page 8: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA8

Sarana & Prasarana 48%

Sanitasi dan kesehatan lingkungan

35%

Pelatihan 1%

Promosi dan penyuluhan kesehatan

4% Pelayanan

12%

Prasarana peternakan, 7%

Pelatihan UMKM 1%

Perikanan/kelautan 3%

Perkebunan 7%

Dukungan UMKM 16%

Prasarana desa 18%

Sarana pertanian 48%

Program Peningkatan Kapasitas

KecamatanTotal

Nuha Towuti Wasuponda Malili

203.335.000 1.032.000.000 326.240.000 674.625.000 2.236.200.000

Serapan Anggaran PMDM 2013Dengan perbaikan pada beberapa mekanisme, penyerapan anggaran bakal lebih maksimal.

D ari 519 jenis kegiatan PMDM yang disetujui dalam musyawarah desa, rata-rata 71% kegiatan dapat te-

realisasi. Sementara rerata penyerapan anggaran sebesar 61%. Salah satu penye-babnya adalah keterlambatan pencairan dana dari PT Vale.

Selain itu, untuk pembangunan fisik, sebagian besar kegiatan dibayar dalam bentuk “uang muka” sehingga pertang-gungjawaban belum bisa dilakukan me-nyeluruh. Keterlambatan PT Vale dalam menanggapi laporan keuangan dari Ko-mite Desa juga menjadi faktor keterlam-batan realisasi kegiatan.

Program EkonomiKecamatan

Total (Rp)Nuha Towuti Wasuponda Malili

Prasarana usaha peternakan 112.750.000 190.800.000 117.450.000 71.202.500 492.202.500Penyuluhan pertanian - - - 3.000.000 3.000.000Pelatihan/keterampilan UMKM - - - 41.972.000 41.972.000Perikanan/kelautan 5.000.000 27.940.000 37.212.500 135.363.500 205.516.000Perkebunan 18.000.000 168.000.000 112.436.500 185.384.000 483.820.500Dukungan UMKM 498.885.000 322.976.250 146.767.541 186.000.000 1.154.628.791Prasarana desa 105.000.000 490.440.000 345.782.000 400.805.000 1.342.027.000Sarana pertanian 346.725.000 2.204.788.750 447.300.000 553.170.000 3.551.983.750

Total Serapan Anggaran 7.275.150.541

Program KesehatanKecamatan

Total (Rp)Nuha Towuti Wasuponda Malili

Sarana dan prasarana kesehatan (Pustu, Puskesmas) 458.853.500 774.636.100 373.981.159 434.283.000 2.041.753,759

Sanitasi dan kesehatan lingkungan 56.100.000 557.807.500 269.400.000 614.195.000 1.497.502.500

Pelatihan peningkatan kapasitas kader kesehatan - 12.440.000 27.030..000 - 39.470.000

Promosi dan penyuluhan kesehatan 42.800.000 43.546.100 65.060.300 - 151.406.400

Pelayanan kesehatan ibu, anak, Lansia, pasien DBD 85.051.500 372.125.300 64.340.000 10.000.000 531.516.800

Total Serapan Anggaran 4.261.649.459

Persentase Anggaran per Jenis Kegiatan Kesehatan dan Ekonomi

Sumber: hasil Monev, Oktober 2014.

Page 9: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA 9

25%

20%

35%

13%

7%

Kesehatan

Pendidikan

Ekonomi

Peningkatan kapasitas

Biaya operasional program

PMDM 2013 PMDM 2014

Anggaran desa: Rp350juta Anggaran desa: Rp400juta

Anggaran kecamatan: Rp400juta Anggaran kecamatan: Rp450juta

Jenis kegiatan: Kesehatan, ekonomi, peningkatan kapasitas

Jenis kegiatan: Kesehatan, pendidikan, ekonomi, peningkatan kapasitas

Tahap pencairan dana: 3 kali Tahap pencairan dana: 2 kali

Jumlah Komite Desa: 9 orang Jumlah Komite Desa: 5-9 orang

Pembangunan akses jalan di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, menjadi salah satu kegiatan PMDM siklus pertama. Jalan tersebut membuka akses bagi masyarakat menuju fasilitas pendidikan dan fasilitas penunjang lainnya.

Lebih Matang di Tahun KeduaBeberapa penyesuaian dilakukan berdasarkan masukan masyarakat dan hasil Monev.

J ika tahun pertama PMDM diibarat-kan seperti pesawat siap lepas lan-das, maka tahun kedua PMDM ditar-

getkan telah lepas landas. Di tahun keti-ga, “pesawat” tersebut sudah mencapai ketinggian ideal di mana penumpang dan awak kabin sudah merasa nyaman berada di dalamnya.

“Tahun ketiga adalah penentunya. Di tahun itu, peran Fasilitator dan Komite Desa sudah tidak begitu kentara. Ma-syarakat sudah paham aturan main di dalam “pesawat”,” kata Senior Manajer Program Sosial PT Vale, Busman Dah-lan Shirat.

Proses ke arah yang benar mulai ter-lihat memasuki siklus kedua PMDM, ta-hun anggaran 2014. “Di periode perta-ma, peran Fasilitator dan Komite Desa masih sangat besar, misalnya untuk me-nentukan jadwal musyawarah. Sekarang masuk periode baru, masyarakat sendiri yang mau cepat-cepat musyawarah. Me-reka sadar bahwa semakin cepat berge-rak, cepat selesaikan tahapan, kegiatan semakin cepat terlaksana. Inisiatif kepa-la desa dan masyarakat mulai muncul, artinya sudah ada perubahan pola pikir bahwa mereka harus mandiri menjalan-kan program,” kata Fasilitator Kecamat-an Towuti, Asaad Fitra.

Ada beberapa penyesuaian dalam PMDM tahun anggaran 2014. Besaran dana, jenis kegiatan, dan persentase pen-danaan disesuaikan berdasarkan masuk-an pelaku kegiatan dan masyarakat, ka-jian terhadap program, serta temuan di lapangan. Untuk bidang kesehatan, eko-nomi, dan peningkatan kapasitas, misal-nya, masing-masing mendapat alokasi dana 25%, 35%, dan 13%. Jika tahapan

pencairan dana dilakukan sebanyak tiga tahap pada 2013, maka pada tahun ang-garan selanjutnya dirampingkan menja-di dua tahap.

PenyesuaianPada siklus kedua ada penambahan

bidang pendidikan yang fokus pada pen-didikan anak usia dini (PAUD). “PMDM siklus kedua akan menyentuh pendidik-an anak usia dini, misalnya pembangun-an dan perbaikan sarana dan prasarana PAUD atau mendorong partisipasi ma-syarakat dalam penyelenggaraan PAUD,” kata Koordinator Senior PTPM-Bidang Ekonomi La Ode M. Ichman. Pada ta-hun anggaran 2014, bidang pendidikan mendapat persentase pendanaan 20%.

Jumlah personel Komite Desa juga mengalami perampingan. “Tahun se-belumnya Komite Desa 9 orang. Kalau menurut saya jumlah itu terlalu banyak. Belum tentu semuanya aktif bekerja,” kata Idawati, Bendahara Komite Desa Baruga, Kecamatan Towuti. Berdasarkan masukan Komite Desa terkait efektivitas personel, pada siklus kedua PMDM jum-lah Komite Desa dirampingkan menjadi 5-9 orang, bergantung pada kebutuhan masing-masing desa.

Terakhir, dana stimulan PMDM tahun anggaran 2014 menjadi sebesar Rp400 juta per desa dan Rp450 juta per keca-matan. Dana tersebut lebih besar diban-dingkan block grant pada siklus perta-ma. “Meskipun ada masukan agar PMDM terkonsentrasi pada desa saja, Tim Ko-ordinasi PTPM Kabupaten Luwu Timur merasa dana di kecamatan masih diper-lukan untuk memfasilitasi kegiatan lin-tas desa,” kata Ichman.[]

Alokasi Dana per Sektor PMDM 2014

Penyesuaian di Siklus Kedua

Sumber: hasil Monev, Oktober 2014.

Page 10: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA10

Andi Narwis, Fasilitator PTPM Kabupaten

"Ada hal yang berubah secara signifikan terkait akun-tabilitas dan transparansi. Kalau kita bandingkan dengan ketika program PTPM-PMDM baru disosialisasikan, te-rasa sekali bedanya. Dulu gejolak besar sekali, bahkan sampai ada intimidasi dan sebagainya. Tapi karena pro-ses kita lakukan secara partisipatif dan terbuka, masya-rakat sadar program ini beda dengan program-program sebelumnya. PMDM lebih menekankan pada proses, bukan pada siapa-mendapat-apa. Ada perubahan pola pikir di masyarakat. Itu sangat nyata."

Andi Muhidin, Ketua Komite Desa Matompi

"Secara umum, program ini sangat membantu ma-syarakat. Berbeda dengan program Comdev yang dulu, sekarang sentuhan ke masyarakat jelas terlihat. Kalau sebelumnya hanya kelompok-kelompok tertentu saja yang dibantu, sekarang bantuan tampak di semua desa, di semua bidang. Kendala terbesar yang ditemui Komite Desa adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMDM. Masih saja ada yang mengira ini pro-gram bagi-bagi uang. Ke depan, saya harap pola pikir masyarakat bisa berubah."

Ani Jufri, warga Desa Sorowako

"Menurut saya, PMDM jauh lebih baik dibandingkan Comdev. Kalau dulu, mau masukkan proposal sulit seka-li. Harus temui orang PT Vale yang tidak setiap hari bisa ditemui. Belum lagi birokrasinya rumit. Kalau sekarang, memang bantuan yang diterima jumlahnya sedikit, tapi rata. Ada yang dapat bantuan alat, ada yang dapat pela-tihan, ada juga sarana umum yang bisa dipakai semua orang. Kita rasakan bantuan itu. PMDM ini tahapannya juga jelas, semuanya transparan."

Andi Ahmad, Kepala Desa Ledu-ledu, Kecamatan Wasuponda

"Dibandingkan crash program yang Rp800 juta, dana PMDM yang Rp350 juta per desa ini jauh lebih terasa manfaatnya. Karena kalau modelnya masyarakat diberi uang tunai, berapa pun yang dikasih pasti tetap kurang. Dulu, setelah uang cair, tidak ada yang periksa ke mana larinya itu uang. Sekarang, walaupun terima bantuan sedikit, kita dicek terus. Ini bagus, supaya masyarakat bertanggung jawab. Menurut saya, PMDM sudah berja-lan sesuai harapan, meskipun masih ada kekurangan dalam berbagai hal."

Asaad Fitra, Fasilitator Kecamatan Towuti

"Selama satu tahun perjalanan PMDM, pola pikir ma-syarakat belum berubah secara menyeluruh, tapi arah perubahan itu sudah terlihat seperti kita harapkan. Pekerjaan rumah terbesar adalah membangun keper-cayaan antara tiga pihak yang bermitra (Pemerintah Daerah, Perusahaan, dan masyarakat—Red), dan itu bukan perkara gampang. Namun melalui transparansi, pelan-pelan rasa percaya itu sudah tampak. Ketika ada pekerjaan penting tapi dana belum turun, masyarakat mau kok talangi dulu pengeluarannya. Itu artinya me-reka percaya bahwa bantuan PMDM pasti akan cair".

Sakka Palulungan, warga Desa Wasuponda, pemilik Usaha Meubel Mandiri.

"PMDM sekarang ini lebih banyak mengadakan pela-tihan, jadi masyarakat tidak lagi dibantu dengan uang. Menurut saya itu bagus. Saya punya usaha meubel ini dari 2007, biasanya kerja sendiri. Tapi setelah saya bisa melatih anak-anak muda dengan bantuan PMDM, lebih banyak pesanan meubel yang bisa saya selesaikan, tidak tolak kerjaan lagi. Anak-anak muda juga jadi punya pe-kerjaan, punya penghasilan. Saya mendukung lah mo-del pelatihan seperti ini. Kalau bisa diperbanyak lagi dan pelatihan yang sudah dilakukan bisa dilanjutkan, jangan berhenti di pelatihan dasar saja."[]

Kata MerekaMasyarakat, pemerintah desa, dan pelaku program bicara tentang satu tahun pelaksanaan PMDM.

Page 11: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA 11

Kemitraan Strategis Pemerintah dan PerusahaanPemerintah Daerah dan PT Vale bermitra menjalankan program pengembangan masyarakat.

K erangka kerja PTPM terdiri atas tiga bagian, yaitu PMDM, kemitra-an strategis (strategic partnership),

dan kontribusi strategis (strategic contri-bution). Hingga kini, ketiga bagian PTPM tersebut berjalan beriringan.

Jika kegiatan PMDM berangkat dari usulan masyarakat desa (bottom-up), maka kegiatan dalam kemitraan strate-gis dan kontribusi strategis berangkat dari rencana kerja Pemerintah Daerah atau Perusahaan.

Berbagai kegiatan telah dilakukan, khu-susnya dalam kerangka kemitraan strate-gis. Sebagai contoh, pemberian beasiswa kepada mahasiswa program Diploma, S1, S2, S3, dan spesialisasi kedokteran yang dilaksanakan pada awal 2014. Program ini merupakan hasil kesepakatan bersa-ma antara Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan PT Vale.

Ada juga program Pekan Kesehatan Ibu dan Anak yang disusun bersama oleh PT Vale, Pemerintah Kabupaten Luwu Ti-mur, dan Universitas Hasanuddin. Pro-gram ini menjangkau 1.500 siswa seko-lah dasar dan 400 ibu di Kecamatan To-wuti dan Malili.

Di Kecamatan Wasuponda diadakan pemeriksaan kesehatan mata bagi 1.000

siswa sekolah dasar, sementara di Ke-camatan Nuha dilaksanakan pemerik-saan ketajaman penglihatan dan opera-si katarak untuk 23 pasien Lansia pada akhir 2014.

Kerja sama operasionalBagaimana kemitraan strategis dan

kontribusi strategis diimplemeentasikan? Di tingkat desa, terdapat Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) yang berlaku lima tahunan, yang ke-mudian diturunkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) yang ber-laku tahunan. RKPDes adalah dokumen untuk menetapkan program dan kegiat-an prioritas, serta menetapkan kerangka pendanaan.

“Skema itu juga diterapkan di PTPM. Se-telah Nota Kesepahaman lima tahun antara Pemerintah Kabupaten, Perusahaan, dan masyarakat ditandatangani pada Januari 2014, ada dokumen Kerja Sama Operasi-onal (KSO) yang merupakan turunan dari MoU,” kata Staf PTPM-Bidang Pengembang-an Kapasitas Andi Zulkarnain. KSO diiniasi untuk memenuhi regulasi tata kelola Peru-sahaan yang mensyaratkan dokumen ter-tulis sebelum memulai kerja sama dengan pihak luar agar kegiatan berjalan secara transparan dan akuntabel.

Dokumen KSO mulai diberlakukan pada Februari 2015. “Yang menarik, KSO ini berbasis kemitraan antara tim PTPM PT Vale dan tim dari SKPD terkait. Misalnya untuk program kesehatan, kami berkoor-

dinasi dengan Dinas Kesehatan Luwu Ti-mur. Dinkes paparkan rencana kegiatan yang sudah mereka susun, lalu kita lihat kegiatan mana yang bisa didukung oleh PTPM,” kata Andi Zulkarnain.

Salah satu kelemahan program kemitra-an strategis dan kontribusi strategis adalah belum adanya Pedoman Teknis Operasio-nal (PTO). Dalam PMDM, ketentuan dasar program, pemangku kepentingan, tahapan kegiatan, jenis kegiatan, tugas dan fungsi masing-masing pelaku kegiatan dijabar-kan dengan jelas dalam PTO. “Saat ini se-dang disusun. Tahun ini harus sudah ada dokumen PTO-nya, karena itulah kerangka acuan yang sangat diperlukan dalam men-jalankan program dan tiap kegiatan,” kata Andi Zulkarnain.[]

Pembagian formulir pemeriksaan mata untuk siswa SD di Kecamatan Malili. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian agenda PTPM bertajuk “Pekan Kesehatan Ibu dan Anak”.

Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) 5 Tahun Pertama (2013-2017)

Program Mitra Desa Mandiri(PMDM)

(40%-50%)

Kemitraan strategis (30-40%)

Kontribusi strategis (10-20%)

• Kesehatan • Pendidikan • Pengembangan

Ekonomi & UMKM

• Pendidikan • Kesehatan • Ekonomi • Sosial Budaya

• Emergency Response

• Sosial Budaya • Donasi

Pelatihan penyusunan KTSP dan penilaian sesuai Kurikulum 2013 kepada 70 guru SD di Malili. Pelatihan tersebut merupakan bagian dari kemitraan strategis PTPM bersama Dinas Pendidikan Lutim dan Yayasan Pendidikan Sorowako.

Page 12: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 2015

LAPORAN UTAMA12

Prasarana untuk MasyarakatPT Vale membangun prasarana kesehatan, ekonomi, dan mendukung pelestarian lingkungan.

S elain memberi dukungan melalui PTPM, PT Vale memberikan dukung-an kepada masyarakat di wilayah

terdampak operasi melalui pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruk-tur ini menjangkau bidang ekonomi, ke-sehatan, hingga pelestarian lingkungan. Setelah infrastruktur selesai dibangun, pengelolaannya diserahterimakan kepa-da Pemerintah Daerah dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

Salah satunya adalah pembangunan fasilitas persemaian (nursery) di daerah Puncak Indah, Malili. Kabupaten Luwu Timur ditunjuk sebagai 1 dari 25 kabu-paten inspirator ”Program Indonesia Hi-jau” berdasarkan keputusan Kementeri-

an Lingkungan Hidup. Selain mendukung program penghijauan pemerintah, proyek ini merupakan tindak lanjut komitmen PT Vale terkait perizinan pembangunan PLTA Karebbe.

Nursery berdiri di atas lahan seluas 0,39 hektare. Dilengkapi sarana dan fasi-litas untuk pembibitan tanaman seperti greenhouse, shadehouse, growing contai-ner, dan open area. Tempat ini juga me-miliki fasilitas pengembangbiakan tanam-an secara vegetatif dan generatif dan pe-nangkaran spesies anggrek yang ada di Luwu Timur.

Proyek senilai Rp3,5 miliar tersebut di-kerjakan mulai Juli 2013 oleh perusaha-an kontraktor lokal, PT Putera Karebbe,

dan melibatkan 35 orang pekerja. Dalam perhitungan, nursery Malili mampu mem-produksi 200 ribu bibit per tahun dengan siklus tiga bulan. Jumlah tersebut diha-rapkan mampu meningkatkan pasokan bibit tanaman untuk keperluan rehabili-tasi lahan dan juga penghijauan di Luwu Timur. PT Vale juga memberikan pela-tihan pengelolaan fasilitas persemaian kepada Pemerintah Daerah Luwu Timur yang diikuti oleh Dinas Kehutanan, Kesa-tuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL), Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K), Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Badan Pe-ngendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda).

Lapangan tenis di Malili yang mendapat dukungan pendanaan dari PT Vale sebesar Rp5 miliar.

Wahana kreativitas Selain nursery, PT Vale membangun

pusat jajanan serba ada (Pujasera) di de-pan Kantor Camat Nuha. Peletakan batu pertama dilakukan pada November 2014, dan diharapkan rampung pada pertengah-an 2015.

Yusuf Suharso, Senior Manajer Hu-bungan Pemangku Kepentingan PT Vale, mengharapkan Pujasera bisa menjadi pu-sat kegiatan bagi warga Sorowako dan sekitarnya. Camat Nuha Meirani Tenria-waru menambahkan, “Saya harap tempat ini nantinya bukan sekadar pusat ja janan, namun juga menjadi tempat penyaluran kreativitas anak muda,” ujarnya.

Pembangunan Gedung Serbaguna So-rowako juga masuk dalam daftar kegiatan yang didukung PT Vale, yang rencananya akan dituntaskan pada kuartal keempat 2015. Pembangunan tahap pertama, ya-itu pemancangan fondasi, selesai akhir 2014. Saat ini pembangunan memasuki tahap dua, yaitu fase konstruksi badan bangunan. “Gedung ini akan mewadahi berbagai aktivitas kemasyarakatan, se-perti olahraga, kesenian, dan events,” kata Andi Batari Sjamsu, Koordinator Senior Proyek Khusus PT Vale.

Selain itu, PT Vale juga membangun sa-rana olahraga berkualitas sebagai wadah rekreasi, sekaligus pemicu prestasi para atlet. Wujudnya dalam bentuk pemba-ngunan lapangan tenis di kompleks ru-mah jabatan Pemkab Luwu Timur. Pem-bangunan dua lapangan dan gedung ba-dan pengelola itu, yang dilakukan sejak 2014, kini mendekati tahap akhir.

“Setelah bangunan selesai semua dan instalasi listrik dari PLN masuk, fasilitas olahraga itu akan diserahterimakan kepa-da Pemkab. Pemkab nantinya memben-tuk badan pengelola untuk pemelihara-annya,” kata Staf Relasi dan Pelayanan PT Vale Syawal. Dana yang dikeluarkan untuk membangun lapangan tenis seki-tar Rp5 miliar.[]

Pembangunan Pujasera di Sorowako yang kini memasuki fase konstruksi badan bangunan.

Pelatihan pengelolaan fasilitas persemaian untuk Pemda Lutim. Nursery di Malili diproyeksikan dapat menghasilkan 200 ribu bibit tanaman per tahun.

Page 13: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 201513KEMITRAAN

Menimba Ilmu di Sekolah SehatBentuk kemitraan yang menyehatkan masyarakat secara mandiri.

M encegah lebih baik daripada meng-obati. Ungkapan ini mungkin terde-ngar klise, tapi masih terbukti ke-

benarannya hingga kini. Biaya pengobatan kini jauh lebih mahal dibanding upaya pen-cegahan. Akibat jatuh sakit, banyak waktu, dana, dan tenaga terkuras, dan pekerjaan bisa terbengkalai.

Salah satu upaya mencegah penyakit adalah menggali wawasan seputar kese-hatan. Melalui wawasan yang luas, masya-rakat menjadi paham cara-cara menjaga kebugaran, mengatasi keluhan fisik, dan mencegah berbagai penyakit. Inilah misi yang ingin dicapai Sekolah Sehat di Keca-matan Wasuponda: menciptakan masya-rakat sehat secara mandiri.

“Saya bangga dan senang atas kebera-daan Sekolah Sehat. Saya harap masyara-kat bisa lebih cerdas soal kesehatan. Tidak sedikit-sedikit ke Puskesmas,” kata Adri-ani, penanggung jawab program promo-si kesehatan di Puskesmas Wasuponda.

Sekolah sehat digagas Tim Penggerak (TP) PKK dan Pemerintah Kecamatan Wasuponda, didukung dana PMDM un-tuk pengadaan kelengkapan kelas. Seko-lah ini resmi dibuka akhir Oktober 2014. “Ide pendirian Sekolah Sehat berawal dari keinginan memotivasi masyarakat Wasu-ponda untuk mempraktikkan cara hidup sehat,” kata Ketua Sekolah Sehat, Hasnik Rumbang. Gagasan itu sejalan dengan salah satu program Pokja 4 TP PKK yang mem-

bawahi bidang kesehatan, yakni kampanye kesehatan masyarakat.

Kelas interaktifPeserta Sekolah Sehat adalah warga Ke-

camatan Wasuponda. Dengan tema kelas berbeda setiap hari, Sekolah Sehat mem-berikan materi yang selalu segar. Ada ke-las untuk ibu hamil, kelas gizi Balita, kelas lanjut usia, kesehatan remaja, dan survei jentik.

“Saya tertarik mengikuti kelas ini kare-na banyak manfaatnya. Pengetahuan saya bertambah. Saya jadi tahu posisi tidur yang baik untuk mengurangi nyeri sendi sela-ma hamil. Kami juga diajari senam hamil,” kata Yusni, peserta Sekolah Sehat kelas ibu hamil. Yusni tidak keberatan datang jauh dari Desa Tabarano ke Sekretariat Seko-lah Sehat di kompleks Kantor Camat Wa-suponda. “Kegiatan ini sangat bermanfaat dan positif untuk ibu hamil. Meski tempat-nya jauh dari rumah, saya rela karena un-tuk kesehatan,” tambah ibu rumah tangga yang sedang hamil anak pertama itu.

Dalam tiap pertemuan, Sekolah Sehat menargetkan maksimal 10 peserta. Me-mang tidak banyak, mengingat keterba-tasan ruang dan agar diskusi interaktif antara peserta dan instruktur bisa berja-lan maksimal. Kelas berjalan selama seki-tar 60 menit.

Pengurus sekaligus instruktur Sekolah Sehat terdiri atas staf Puskesmas dan ka-

der-kader kesehatan dari sejumlah desa. Hasnik Rumbang, yang sehari-hari menja-bat Koordinator Bidan di Puskesmas Wa-suponda, menjadi instruktur di kelas ibu hamil. Hasnik juga memberi kesempatan tanya-jawab kepada peserta.

Aktif menggali ilmuJika sebelumnya petugas kesehatan

yang mendatangi masyarakat untuk me-lakukan penyuluhan di berbagai tempat, Sekolah Sehat mengajak masyarakat un-tuk “menjemput ilmu”. Atas kemauan sendiri, mereka datang ke “sekolah” dan menyerap pengetahuan penting seputar kesehatan.

Andi Fadillah Ari, salah satu peserta yang berprofesi sebagai guru sekolah da-sar, bercerita bahwa dia mendapat infor-masi Sekolah Sehat dari bidan di Puskes-

mas Wasuponda, tempat dia biasa me-meriksakan kehamilannya. “Saya terta-rik ikut Sekolah Sehat karena ingin tahu lebih banyak tentang hal-hal yang perlu diperhatikan ketika hamil. Apalagi ini hamil pertama saya. Jadi menurut saya, program ini sangat bagus. Saya akan ikut terus. Apalagi sekolah ini gratis.”

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Luwu Timur, Ismail M.Ed, berujar, “Kabupaten Sehat pondasinya berawal dari RT Sehat, naik menjadi Desa Sehat, kemudian Ke-camatan Sehat.” Maka dapat dikatakan bahwa Sekolah Sehat yang merupakan program kemitraan antara Pemerintah Daerah, Puskesmas, organisasi kema-syarakatan PKK, dan Perusahaan, turut menopang visi Luwu Timur sebagai Ka-bupaten Sehat.[]

Kelas ibu hamil menjadi agenda rutin di Sekolah Sehat. Dalam satu kali pertemuan, kelas tersebut diikuti oleh maksimal 10 orang warga Kecamatan Wasuponda.

Peserta Sekolah Sehat kelas ibu hamil Kecamatan Wasuponda sedang berdiskusi dengan petugas kesehatan.

Page 14: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 201514 EVENT

Program Sosial PT Vale di Kabupaten Kolaka

Kembangkan Kawasan Tanaman PanganKabupaten Kolaka punya potensi pertanian yang besar. Melalui kontribusi program sosial, PT Vale ikut membangkitkan potensi tersebut.

S elain menjalankan program pe-ngembangan masyarakat di em-pat wilayah terdampak operasi di

Luwu Timur, Sulawesi Selatan, PT Vale Indonesia menjalankan tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social res-ponsibility/CSR) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Hal tersebut menjadi mandat, karena PT Vale memiliki wilayah Kontrak Karya seluas 24.752 hektare di provinsi tersebut. Kegiatan CSR PT Vale di Sulawesi Tenggara telah dilaksanakan sejak tahun 2000.

Atas usulan Pemerintah Kabupaten Kolaka, PT Vale mengalokasikan dana CSR 2014 untuk mendukung visi pe-ngembangan kawasan tanaman pangan.

Wilayah yang ditargetkan menjadi lum-bung padi dan kedelai di Kolaka adalah Desa Lamedai, Kecamatan Tanggetada. Potensi area persawahan di Lamedai mencapai 1.500 hektar, namun baru se-kitar 700 hektar sawah produktif yang digarap petani.

Ada enam paket kegiatan dalam CSR PT Vale tahun anggaran 2014 dengan ni-lai Rp3 miliar. Paket-paket kegiatan CSR tersebut diserah-terimakan oleh PT Vale kepada Pemkab Kolaka pada awal Janu-ari 2015 dengan simbolisasi penandata-nganan prasasti.

Bupati Kolaka Ahmad Syafei mengap-resiasi kegiatan CSR PT Vale di Sultra. “Salah satu kendala kami mengembang-

kan sawah adalah pengairan dan banjir tahunan yang menelan hasil panen peta-ni. Kami berterima kasih kepada PT Vale karena paket-paket CSR ini sangat mem-bantu mengatasi masalah pertanian di Kabupaten Kolaka,” kata Ahmad Syafei.

Meningkatkan produktivitasTahir dan Rahman, dua petani dari Du-

sun Harapan Baru, Desa Lamedai, pernah merasakan kehilangan hasil panen saat terjadi musibah banjir pada pertengahan 2014 silam. “Ada 10 karung gabah saya diambil banjir. Dua tahun lalu, gabah saya juga hanyut diambil banjir waktu dipanen. Biar satu butir tidak ada sisa,” kata Tahir, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Harapan Jaya. Sawah milik Tahir dan Rahman seluas 5 hektar merupakan ba-gian dari 100 hektar sawah di Dusun Ha-rapan Baru yang tergenang banjir akibat meluapnya Sungai Oko-oko saat musim penghujan tiba.

Tajuddin, ketua kelompok tani Mattiro Deceng, juga pernah merasakan pahitnya hasil panen yang “dirampas” banjir. “Seti-ap kali banjir kerugian sekitar Rp500 juta padahal sudah berapa kali banjir. Dan tidak hanya sawah saya dan kelompok tani saya yang kena, ada sekitar 100 hektar sawah yang jadi korban banjir,” kata petani asal Barru, Sulawesi Selatan, itu.

Setelah paket pemasangan bronjong dan normalisasi saluran irigasi selesai pada Desember 2014, sawah mereka aman dari genangan banjir. “Sekarang Alhamdulillah sudah ada perubahan sejak PT Vale danai normalisasi saluran. Saya targetkan panen saya naik menjadi 7-8 ton per hektar bila tidak ada lagi banjir,” kata Tajuddin, yang kini menikmati hasil panen 4-5 ton dari setiap hektar sawahnya.

Kemitraan“Pelaksanaan CSR di Desa Lamedai ini

bisa menjadi percontohan bagi daerah lain, karena ada-nya prinsip kemit-raan antara Peru-sahaan, Pemerin-tah Daerah, dan masyarakat. Selain itu, prinsip trans-paransi juga tam-pak dalam realisasi program. Prinsip-prinsip itu menja-di pendorong ke-berlanjutan yang menjadi inti dari program CSR,” kata Presiden Direktur PT Vale Nico Kan-ter.

Ahmad Safei menambahkan, PT Vale sudah bertahun-tahun menjalankan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ko-laka dalam berbagai program CSR. “Kita bekerja sama, bermitra. Kita bentuk Tim Komite Percepatan Pembangunan Infra-struktur Desa untuk menyeleksi kegiat-an, siapa yang terlibat, dan tim inilah yang melakukan sosialisasi program ke masya-rakat. Begitu masyarakat setuju, baru kita mulai.” Pemerintah Daerah—melalui Di-nas Pertanian, Hortikultura dan Peterna-kan Kabupaten Kolaka—juga membangun jalan tani untuk mendukung paket CSR PT Vale.

Selain bermitra dengan Pemerintah Da-erah, masyarakat juga menunjukkan se-mangat partisipasi dan kemitraan sejak sosialisasi program. Mereka merelakan ta-nahnya dipakai untuk pembuatan saluran irigasi dan jalan usaha tani, serta bersedia bergotong-royong membantu pengerjaan paket-paket kegiatan.[]

Program Sosial PT Vale di Kabupaten Kolaka Tahun Anggaran 20141. Normalisasi saluran irigasi sarana

pertanian Desa Oko-oko (2,083 kilometer)

2. Normalisasi saluran irigasi sarana pertanian Desa Lamedai (5,510 kilometer)

3. Pemasangan bronjong Desa Oko-oko (volume 324 meter kubik)

4. Pembangunan jembatan Desa Lamedai (1 unit)

5. Pengerukan saluran irigasi dan pintu air Desa Lamedai (volume 810 meter kubik)

6. Perbaikan bendungan Desa Lamedai (volume 991,16 meter kubik)

Seorang petani wanita sedang menjemur gabah di gudang padi milik petani Desa Lamedai, Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Desa ini memiliki 700 hektar sawah produktif.

Petani Desa Lamedai membajak sawahnya dengan menggunakan traktor bantuan PT Vale.

Page 15: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 201515EVENT

Bermitra untuk Tingkatkan Kesehatan Mata Anak dan LansiaDeteksi gangguan penglihatan sejak dini dan solusi menyehatkan mata Lansia.

S ekitar 500 pelajar sekolah dasar memadati aula pertemuan Kantor Camat Wasuponda. Mereka mengi-

kuti sosialisasi kesehatan mata dan antre menjalani pemeriksaan kelainan mata. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pro-gram Terpadu Pengembangan Masyara-kat (PTPM) yang disusun bersama oleh PT Vale Indonesia, Pemerintah Kabupa-ten Luwu Timur, Universitas Hasanud-din, Persatuan Dokter Spesialis Mata In-donesia (PERDAMI) cabang Sulawesi Se-latan, dan Yayasan Axis Medica Peduli.

Kegiatan dilaksanakan selama dua hari, 17-18 Desember 2014, dengan sa-saran 1.000 siswa dari tujuh sekolah dasar di Kecamatan Wasuponda. Camat Wasuponda, Joni Pattabi, menyambut baik kegiatan ini dan mengharapkan ke-giatan serupa dilakukan bagi siswa se-kolah dasar di daerah lain di Kecamat-an Wasuponda yang letaknya jauh dari pusat kecamatan.

“Gangguan mata yang umum kami te-mukan pada anak-anak adalah miopia (rabun jauh—Red). Sering juga kami te-

mukan astigmatisme atau mata silindris. Di sini juga sama, kami temui beberapa anak yang perlu pakai kacamata mes-kipun masih dalam kategori gangguan ringan,” kata dr. Ahmad Ashraf Amalius MPH, SpM(K), MKes, spesialis mata dari Universitas Hasanuddin, yang menjadi koordinator tim dokter dalam program kesehatan tersebut. Dari hasil pemerik-saan mata selama dua hari, dijumpai 20 anak yang mengalami gangguan refraksi dan akan diberikan bantuan kacamata.

Hasmiati Abby, Kepala Sekolah SDN 258 Sinongko, mengatakan, pelaku pen-didikan menyambut baik kegiatan ter-sebut. “Banyak siswa kami yang punya gangguan penglihatan dan hal itu meng-ganggu konsentrasi belajar mereka. Kami senang sekali PTPM bisa menyentuh siswa-siswa kami,” ujar dia.

Avriani Putri, siswi kelas V SDN 258 Sinongko mengatakan baru kali perta-ma mengikuti pemeriksaan mata. “Kalau duduk di belakang saya sulit membaca tulisan di papan tulis. Saya senang bisa diperiksa mata sama dokter dan semoga tidak susah lagi baca papan tulis,” kata Putri, yang mengaku sama sekali tidak takut menjalani tiga tahap pemeriksa-an mata itu.

Operasi katarak Selain program kesehatan mata anak,

dalam rangkaian program tersebut dilak-sanakan pemeriksaan ketajaman peng-lihatan dan operasi katarak untuk 23 pasien lanjut usia (Lansia) pada 20-21

Desember 2014 di RS Inco, Sorowako. Pasien berasal dari Kecamatan Nuha, To-wuti, Wasuponda, dan Malili. Di antara mereka ada yang berdomisili di Matano dan datang seorang diri ke Sorowako menempuh perjalanan satu jam meng-gunakan perahu motor.

“Sudah lama saya sulit melihat. Anak-anak sudah mau bawa saya ke Makassar untuk operasi, tapi saya sudah tidak kuat jalan jauh. Lagipula siapa yang jaga ka-lau di Makassar? Anak-anak pasti repot, sudah berkeluarga semua,” kata Marya-di, pria 70 tahun yang mengikuti operasi katarak untuk mata kirinya.

Dengan kegiatan operasi katarak di-dekat tempat tinggal, para Lansia se-perti Maryadi merasa terbantu. Mereka tidak perlu melakukan perjalanan jauh dan bisa menjalani operasi sembari di-temani anak dan cucu yang memberi du-kungan moral.

Ada juga Hatima. Nenek 75 tahun yang sudah pernah menjalani operasi katarak untuk mata kiri di sebuah rumah sakit di Palopo, sekitar setahun lalu. Dia ber-syukur bisa menjalani operasi serupa untuk mata kanan di RS Inco Sorowako. Hatima, yang ditemani putrinya, tampak tegar menjalani pemeriksaan dasar dan pemeriksaan lanjut sebelum masuk ke kamar operasi selama sekitar 30 menit.

Selain tim medis dari PERDAMI, Ya-yasan Axis Medica Peduli, dan RS Inco, program kesehatan mata anak dan Lansia melibatkan staf Puskesmas Nuha dan Puskesmas Wasuponda.[]

Seorang warga Lansia sedang menjalani pemeriksaan mata. Kegiatan yang dirangkaikan dengan operasi katarak itu merupakan salah satu kegiatan PTPM tahun 2014 lalu.

Pemeriksaan Kelainan Mata untuk Anak Anak SD di Aula Kantor Camat Wasuponda, merupakan bagian dari Program PTPM bidang Kesehatan.

Page 16: Akhir Satu Siklus PMDM Lebih Matang di Tahun Kedua · Informasi, Interaksi, Inspirasi KEMITRAAN > HAL 13 Menimba Ilmu di Sekolah Sehat Kelompok usaha batako skala rumah tangga di

Verbeek edisi 14 | 201516 EVENT

KUIS

Kampanye Hari AIDS SeduniaSetiap tanggal 1 Desember, warga dunia mendedikasikan diri untuk mengingat semakin bertambahnya penderita HIV/AIDS, mengampanyekan pencegahan dan penularan, serta menjauhkan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Di Luwu Timur, puncak peringatan Hari AIDS Sedunia dilaksanakan pada 7 Desember 2014 di Lapangan Balai Kembang Tomoni.

D ata Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Lutim, terdapat 66 orang pernah mendapatkan perawatan

HIV/AIDS di RS Inco sepanjang periode 2004-November 2014. Sebanyak 15 orang di antaranya telah meninggal dunia dan 31 orang hingga kini masih menjalani te-rapi ARV. RS Inco merupakan 1 dari 11 rumah sakit di Sulawesi Selatan yang telah memiliki layanan Care Support Therapy (CST) dan mendapatkan terapi anti retro-viral virus (ARV) dari pemerintah pusat untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Acara Peringatan HAS 2014 dimulai dengan jalan sehat sejauh 2 km melintasi

kota Tomoni sambil membagikan brosur dan leaflet berisi informasi seputar pen-cegahan dan penularan HIV/AIDS. Aca-ra diikuti 1.500 peserta dari siswa SMA se-Kecamatan Tomoni dan Tomoni Ti-mur, jajaran pemerintah kabupaten dan pemerintah kecamatan, perwakilan PT Vale, staf Puskesmas, BPJS, PMI, LSM Sa-vana, BNK Lutim, dan masyarakat. Pada kesempatan itu juga dilakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang sangat berguna untuk mendeteksi gejala dini pe-nyakit HIV/AIDS.

Wakil Bupati Luwu Timur Muh. Tho-riq Husler berpesan, “Hendaknya kegiat-

an ini tidak menjadi sebatas seremonial belaka, mengingat angka ODHA di Lutim dari tahun ke tahun cenderung mening-kat. Perlu upaya serius dari semua lapis-

an masyarakat dan tidak membebankan penanggulangannya pada orang atau in-stitusi tertentu. Hindari virusnya, bukan orangnya.”[]

Rangkaian acara Hari AIDS Sedunia yang dilaksanakan di Kecamatan Tomoni, Luwu Timur.

Pilih jawaban yang benar dari 10 pertanyaan di bawah ini.

1. Pupuk yang dibuat dari kotoran hewan adalah….A. NPKB. UreaC. KandangD. SP 33

2. Hari AIDS sedunia diperingati setiap tanggal….A. 1 DesemberB. 1 OktoberC. 17 AgustusD. 1 Januari

3. Luwu Timur ditunjuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup sebagai satu dari 25 Inspirator dalam programA. Indonesia MerdekaB. Indonesia HijauC. Indonesia BersatuD. Kabupaten sehat

4. Tepung yang terbuat dari jagung disebut….A. TapiokaB. TeriguC. SaguD. Maizena

5. Zat hijau daun pada tanaman disebut….A. KambiumB. KlorofilC. Serbuk sariD. Serotonin

6. Tanaman obat yang dikenal se-bagai obat mimisan atau hidung berdarah adalah…. A. SirihB. JaheC. KunyitD. Lidah buaya

7. Yang Bukan prinsip PTPM ada-lah….A. TransparansiB. PartisipatifC. KonsesiD. Kemitraan

8. Kandungan tertinggi pada nasi adalah….A. KarbohidratB. Lemak C. ProteinD. Fosfor

Kirimkan jawaban melalui email [email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi.

9. Metode merawat tanaman yang benar adalah….A. Penggemburan tanahB. PemupukanC. Air dan intensitas matahari yang cukupD. Semua benar

10. Yang termasuk wilayah terdam-pak operasi PT Vale adalah...A. Kec. NuhaB. Kec. TowutiC. Kec. MaliliD. Semua Benar