akbk
DESCRIPTION
IMPLANTTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LatarOBelakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsiO(Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta
memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang
diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan
efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak
pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak
yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase
kesuburan0(ferundity).
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk.
Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-
masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone,
yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang
mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan
terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah
kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya.
Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk
KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan
kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-
repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke
dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api.
Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit.
Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya
pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada
dokter.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan implan ?
2. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Implan
3. Apa saja keuntungan dan kekurangan dari implan ?
4. Bagaimana cara kerja dari implan ?
5. Apa saja efek samping dari implan ?
6. Bagaiman cara pemasangan dan pelepasan implan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari implan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis implan
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikas implan
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan implan
5. Untuk mengetahui efektifitas implan
6. Untuk mengetahui efek samping penggunaan implan
7. Untuk mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada
bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas
sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak
harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa
pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek
samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang
tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang
diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah
pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan
menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
2.2. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,
yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan
lama kerja 3 tahun
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi
zygote
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Mengurangi transportasi sperma.
2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2. Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi
1. Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi
3. Telah atau belum memiliki anak
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui
7. Pasca keguguran
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit
(sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan toleransi glukosa.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara
KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
1. Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna
2. Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil
3. Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
4. Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
5. Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi,
kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
6. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan
tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3. Bebas dari pengaruh estrogen
4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan
7. Tidak menaikkan tekanan darah
8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah
1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara,
perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
2.5 Efek Samping
1. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira
6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
2. Yang paling sering terjadi:
- Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
- Perdarahan bercak (spotting)
- Berkurangnya panjang siklus haid
- Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
3. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri
akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang
tetap tidak berubah.
4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
5. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-
kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).
2.6 Pemasangan Implant
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun
pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai)
di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
· Mamiliki pencahayaan yang cukup
· Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
· Terbebas dari debu dan serangga
· Memiliki ventilasi udara yang baik
· Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air
kran dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan,
petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu
melakukan hal-hal sbb:
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan
dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas
beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan
batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir
sudah cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung
tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung
tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam
jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari
trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10
menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada
wadah kering dan bertutup
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll)
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali
pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada
daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah
kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko
terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
b. .Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
1. Meja periksa untuk berbaling klien
2. Alat penyangga lengan (tambahan)
3. Batang implan dalam kantong
4. kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan
Norplant.
5. Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
6. Sabun untuk mencuci tangan
7. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya),
lengkap dengan cawan/mangkok anti karat.
8. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
9. Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
10. Trokar 10 dan madrin
11. Skalpel 11 atau 15
12. Kassa pembalut, band aid, atau plester
13. Kassa steril dan pembalut
14. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk kaperluan darurat)
15. Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16. Bak/tempat instrumen (tertutup)
3. Kunci Keberhasilan Pemasangan
1. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
2. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media
lengan
4. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau
trokar tajam untuk membuat insisi.
5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit.
Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
6. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan
tepat dibawah kulit
7. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk
mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa
seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar
dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
5. Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya.
Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah
ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan
mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri)
diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan
dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk
memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan
jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat
diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat.
Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu
dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam
kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
6. Tindakan Sebelum Pemasanagan
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang
kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai
mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari
tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan
biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan
hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga
dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi .
Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan
jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat
gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit
sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian
tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1
ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
7. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan
membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap
ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
1. dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan
setiap kapsul.
2. dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang
setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar
melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan
trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup
dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem
untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan
pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi
jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung
trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi
luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini
adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul
saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk
memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari
trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul
berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan
lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-
25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan
masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini
akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang
dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar
dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa
ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu
dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a. Menutup luka insisi
1) Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2) Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis
dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
b. Perawatan klien
1) Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin
terjadi selama pemasangan.
2) Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau
efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
2.7 Pencabutan Implant
Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan
biasa
3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul
Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat
insisi akan dilakukan.
3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban
4. Lakukan anastesi lokal
5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul Norplant
6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah
ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu
dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan
jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut
pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar
8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika
sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa steril
kemudian di plester
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di
bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB
susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi
jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak
alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB
yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam
mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan.
Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada
penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak
lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
3.2 Saran.
a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi pekerja
kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot sendiri di rumah.
b. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar memberikan Pelayanan kontrasepsi lebih
Kompoten agar tidak terjadi komplikasi-komplikasi yang merugikan bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).
KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-( Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.
BAB IPENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANGKeluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal kunjungan.
1.2 TUJUAN1.2.1 Tujuan UmumSetelah membuat asuhan kebidanan,di harapkan mahasiswa dapat mengerti,memahami serta mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “S” usia 35 tahun Akseptor Baru Kb Implant.1.2.2 Tujuan KhususAdapun Tujuan Khusus yang dapat kita ambil dari penyusunan askeb ini adalah agar mahasiswa mampu:
1. Melakukan Pengkajian data subyektif dan obyektif2. Mengidentifikasi diagnosa.masalah dan kebutuhan3. Mengidentifikasi masalah potensial4. Mengidentifikasi kebutuhan segera5. Membuat Rencana tindakan6. Melaksanakan Tindakan7. Melaksanakan evaluasi dan hasil tindakan
1.3 MANFAATa) MahasiswaMahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar Alat kontrasepsi KB Implant.b) Institusi
Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan Dian Husada mampu membuat Asuhan Kebidanan pada Akseptor Baru pada KB Implant.c) Lahan PraktekBPS dapat meningkatkan Asuhan pelayanan yang komprehensif pada Akseptor Baru KB Implant.1.4 METODE PENULISANDidalam penulisan Asuhan kebidanan ini metode yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan studi kasus dengan pendekatan managemen kebidanan menurut varney meliputi langkah-langkah pengumpulan data,identifikasi diagnosa,masalah dan kebutuhan,identifikasi masalah potensial,identifikasi kebutuhan segera,intervensi,implementasu dan evaluasi.1.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATATeknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penyusunan Asuhan kebidanan ini adalah:
1. Wawancara
Yaitu dengan bertanya langsung pada klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang kondisi kesehatan klien.
1. Observasi langsung
Yaitu melalui pengamatan langsung maupun pemeriksaan fisik dengan inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi.
1. Studi Dokumentasi
Dengan melihat rekam medik.
1. Studi literature
Yaitu melalui referensi dan literatur.1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah,tujuan penulisan.manfaat,metode penulisan,teknik pengumpulan data,serta sistematika penulisan.
1. BAB II TINJAUAN TEORI
Pada tinjauan teori ini yang dibahas adalah Definisi, Profil Implant, Cara kerja, Jenis, Efektifitas, Indikasi, Kontraindikasi, Keuntungan dan Cara pemasangan serta tinjauan managemen.
1. BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi 7 langkah managemen varney yaitu pengkajian data subyektif,identifikasi diagnosa dan masalah,identifikasi masalah potensial,identifikasi kebutuhan segera,intervensi,implementasi dan evaluasi.
1. BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek dilapangan yaitu pada tinjauan kasus kehamilan dengan letak sungsang.
1. BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran
1. DAFTAR PUSTAKA
BAB IITINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISIImplant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi
dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive.(Keluarga Berencana Hanafi.2004:179)2.2 PROFIL IMPLANT- Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant dan implanon- Nyaman- Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea- Aman dipakai pada masa laktasi(Prawirohardjo, 2003 : MK – 52)2.3 JENIS IMPLANT
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan diameter 2.4 cm yang diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.
1. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 – keto – desogestel dan lama kerjanya 3 tahun
1. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama kerjanya 3 tahun2.4 CARA KERJA
1. Lendir serviks menjadi kental2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi3. Mengurangi transportasi sperma4. Menekan ovulasi5.
2.5 EFEKTIFITAS
1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira – kira 2,5 –
3 % akseptor menjadi hamil3. Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama
2.6 KEUNTUNGAN KONTRASEPSI
1. Daya guna tinggi2. Perlindungan jangka panjang3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam5. Bebas dari pengaruh estrogen6. Tidak menggangu ASI7. Tidak mengganggu kegiatan senggama8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
2.7 KEUNTUNGAN NON KONTRASEPSI
1. Mengurangi nyeri haid2. Mengurangi jumlah darah haid3. Mengurangi / memperbaiki anemia4. Melindungi terjadinya kanker endometrium5. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara6. Melindungi diri dari penyebab penyakit radang panggul7. Menurunkan angka kejadian endometritis
2.8 KERUGIAN
Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginan
sendiri akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan) Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore, hipermenore,dll.
2.9 YANG BOLEH MENGGUNAKAN IMPLANT
1. Usia reproduksi2. Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang4. Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi5. Pasca persalinan dan tidak menyusui6. Pasca keguguran7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi8. Riwayat kehamilan ektopik9. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan
sabit (sickle cell)10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen11. Sering lupa menggunakan pil
2.10 YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN IMPLANT
1. Hamil atau diduga hamil2. Perdaraham pervaginam yang belum jelas penyebabnya3. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi5. Mioma uterus dan kanker payudara6. Gangguan toleransi glukosa7. Penyakit jantung,hipertensi,diabetes mellitus.
2.11 WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLANT
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila di insersi setelah hari ke-7 siklus haid,klien jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh klien tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain.
Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, Insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,implant dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR),dan klien ingin menggantinya dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan.Tidak perlu menunggu hingga datangnya haid berikutnya
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, Implant dapat diinsersikan pada hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.
2.12 PENAPISANª Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implantª Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau jenis antiseptic tertentu)ª Singkirkan kemungkinan adanya kehamilanª Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.ª Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti kembali rekam medic2.13 ALAT DAN BAHAN
1. Larutan antiseptik 10. Alkohol 70%2. Duk steril 11. Sarung tangan3. Obat anestesi lokal/lidokain 12. Band ais plester4. Spuit 5ml 13. Pinset anatomi5. Trokar no.10 14. Perban6. Kapsul Implant 15. Water proof7. Kasa 16. Tempat sampah di tutup plastik8. Skapel no 11/15 17. Larutan klorin 0.5 %9. Kapas 18. Template
2.14 CARA PEMASANGAN Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan handuk atau kain bersih Gunakan sarung tangan dengan benar Melakukan antiseptic pada daerah pemasangan Memasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling lengan pasien Suntikkan anastesi local dengan benar Menguji anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit Membuat insisi dangkal pada kulit selebar kurang lebih 2 mm. Memasukkan trokar dengan benar Memasukkan kapsul dengan benar Melakukan perabaan perabaan pada kapsul yang telah terpasang Menekan tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan (kalau ada) Mendekatkan tepi luka dan menutupnya dengan plaster. Memasang pembalut tekan Beri petunjuk pada klien cara merawat luka Lakukan proses dekontaminasi Melepaskan sarung tangan Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkandengan handuk atau kain bersih Buat rekam medic, lakukan pencatatan pada buku register/catatan akseptor Observasi klien selama 5 menit sebelum mengijinkan klien pulang.2.15 JADWAL KUNJUNGAN KEMBALI KE KLINIKIbu yang memakai implant dianjurkan kembali periksa bila ditemukan hal – hal sebagia berikut :
1. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah2. Perdarahan yang banyak dara kemaluan3. Rasa nyeri pada lengan4. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah5. Ekspulsi dari batang impalant6. Sakit kepala yang hebat atau penglihatan menjadi kabur
7. Nyeri dada hebat8. Dugaan adanya kehamilan
2.16 RUMOR DAN FAKTA TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT
Rumor :Susuk dapat berpindah-pindah dalam tubuh klienfakta :Susuk tidak akan berpindah pindah dari tempat insersinya, dan akan tetap berada di lokasinya sampai saatnya diangkat
Rumor emasangan susuk atau implant sangat sakit
Fakta rosedur pemasangan selalu disertai pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan timbul rasa sakit yang hebat
Rumor :Susuk akan terpasang secara permanen
Fakta :Susuk dapat dicabut setiap saat,sedangkan jadwal penggantiannya sesuai dengan jenis implant yang digunakan.
Rumor :Susuk/implant tidak perlu diganti
Fakta :Susuk perlu diganti secara berkala sesuai jenis implant yang digunakan.
2.17 TINJAUAN MANAJEMENI. PENGKAJIANPengkajian : Untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan waktunya, dilakukan dimana dan mulai masuk ke sarana kesehatan kapan.Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu/suami : Untuk mengetahui identitas dan digunakan sebagai sapaan untuk komunikasi.Umur ibu/suami : Untuk mengetahui apakah umur ibu menjadi faktor predisposisi pemasangan kb implant.Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien, menilai lingkungannya bising/tidak, dekat ibu, dan dekat atau tidak dengan sarana kesehatan.Suku/bangsa : Untuk mengetahui asal suku daerah ibu atau suami, mengetahui adapt budayanya, memudahkan dalam berkomunikasi dengan bahasa daerah dalam menyampaikan KIE.Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu/suami sebagi dasar dalam memberikan KIE.Pekerjaan : Untuk mengetahui aktifitas ibu di tempat kerja berkaitan dengan kemungkinan kenaikan tekanan darah.
1. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pertama kali ibu datang ke sarana kesehatan.
1. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat pengkajian berkaitan dengan pemasangan implant
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit akut seperti nyeri frontal, mual, muntah, nyeri perut hebat atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, sakit TBC atau penykait keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.
1. Riwayat kesehatn sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit akut seperti nyeri frontal, mual, muntah,
nyeri perut hebat atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, sakit TBC atau penykait keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.
1. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah saudara pihak keluarga ibu atau suami ada yang pernah atau sedang menderita akut seperti nyeri frontal, mual, muntah, nyeri perut hebat atau penyakit kronis seperti gagal ginjal, sakit TBC atau penykait keturunan seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, dan jantung.
1. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan ibu, menikah berapa kali, lamnya men ikah, usia pertama kali menikah, termasuk resiko tinggi atau tidak pada wanita yang paling ideal menikah pertama kali usia > 20 tahun, dan hamil antara 20-35 tahun.
1. Riwayat haid
Untuk mengetahui siklus haid teratur/tidak, banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai nyeri/tidak, keputihan berbau, gatal/tidak, lamanya, hari pertama haid terakhir kapan, untuk mengetahui fungsi alat reproduksi.
1. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
Untuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil/bersalin dan apakah sebelumnya pernah hamil/bersalin dan adakah resiko atau penyulit dalam kehamilan, persalinan,nifas dan KB yang lalu. Bila ada dapat diantisipasi dengan segera oleh petugas kesehatan, sehingga komplikasi tidak terjadi.10. Pola kebiasaan sehari-hariUntuk mengetahui perbedaan pola kebisaan ibu sebelum dilakukan pemasangan alat kontrasepsi implant.11. Data PsikososialUntuk mengetahui keadaan kejiwaan ibu yang mempengaruhi terhadap proses pemasangan kontrasepsi implant dan Untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami, keluarga ataupun dengan orang lain. ehubungan dengan peakaian kontrasepsi implant.12. Data spiritualUntuk mengetahui kepercayaan ibu terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkitan dengan masalah asuhan yang diberikan.Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum : Untuk mengetahui kesadaran ibu secara keseluruhan.
Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu, composmentis, samnolen, spoor, koma.Tekanan Darah : Untuk mengetahui tekanan darah ibu apakah mungkin menjadi kontraindikasi pemakaian kontrasepsi implant.Suhu : Untuk mengetahui temperatur suhu ibu.Nadi : Untuk mengetahui frekwensi deta jantung ibu/menit.Pernafasan : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan ibu/menit, iramanya regular/tidak.BB : Untuk mengetahui ukuran BB ibu apakah mungkinmenjadi kontraindikasi pemasangan kontrasepsi Implant
1. Pemeriksaan fisik 1. Inspeksi
Wajah : Untuk mengetahui ekspresi wajah ibu, anemi/tidak, oedema/tidak, bagaimana tingkat kelembapan kulit di wajah.Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva ibu pucat/tidak (menandakan ada anemi atau tidak), sklera putih/kuning (menandakan ikterus).
Mulut : Untuk mengetahui tingkat kelembapan sehubungan dengan tingkat ehidrasi, adanya stomatitis.Leher : Untuk mengetahui adanya hiperpigmentasi berkaitan dengan peningkatan kadar estrogen dan mungkin progesterone, pembesaran vena jugularis.Mamae : Untuk mengetahui apakah terdapat hiperpigmentasi karena pengaruh hormone melanosit, adakah kelainan pada putting susu, dan kebersihan di daerah sekitar mamae untuk menentukan rencana asuhan selanjutnya.Abdomen : Melihatnya adanya garis-garis di perut (strie), bekas jahitan luka operasi, panjangnya serta lokasinya.Vulva : Untuk mengetahui derajat kebersihannya, keluaran berupa darah lendir, adakah perdangan, varises, oedema, kondiloma akuminata, yang beresiko pada proses persalinan.Perineum : Untuk mengetahui derajat kebersihannya dan adanya bekas jahitan episiotomi.Anus : Untuk mengetahui derajat kebersihannya dan adakah pembesran vena didaerah anus.Ekstremitas : Untuk mengetahui kualitas pergerakan spontan atau (tangan) dan bawah (kaki), varises, oedema.Integument : Untuk mengetahui derajat dehidrasi, cicatrik, luka, ruam, dll
1. Palpasi
Leher : Untuk mengetahui adakah kelainan berupa pembengkakan atau massa.Payudara : Untuk mengetahui adakah benjolan abnormal dan pengeluaran secret.Abdomen : Untuk mengetahui adakah kelainan organ hepar, ginjal, berupa pembengkakan dan apakah teraba massa serta adanya nyeri tekan.
1. Auskultasi
Thoraks : Untuk mengetahui irama intensitas suara kiri dan kanan.
1. Perkusi
Untuk mengetahui reflek patella positif/negative.
1. Pemeriksaan penunjang
Untuk membantu menegakkan diagnosa.II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA.MASALAH DAN KEBUTUHANDiagnosa : Ny…usia .. tahun dengan akseptor baru KB implantDs : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB susukDo : TTV : untuk mengetahui kondisi ibuKebutuhan : Kebutuhan ibu selama pemasangan kontrasepsi implantIII. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL-IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA -V.INTERVENSIDx : Ny…. usia… tahun dengan akseptor baru Kb implantIntervensi
1. Jalin hubungan terapeutik antara petugas dan klien
R/ menciptakan rasa saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
1. Anjurkan ibu mencuci lengan kirinya
R/ mencegah terjadinya infeksi karena bakteri
1. Lakukan pemasangan implant (susuk) 2 kapsul secara sub-kutan di lengan kiri
R/ lengan kiri dominan tidak aktif beraktivitas
1. Jelaskan pada ibu efek samping yang sering terjadi
R/ mengurangi kekhawatiran ibu tentang efek samping implant
1. Beritahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah normal dan tidak usah takut
R/ ibu tidak takut dan tidak cemas
1. Beritahu ibu bahwa implant 2 kapsul masa pemakaiannya untuk 3 tahun
R/ antisipasi sebelum 3 tahun implant harus sudah dicabut
1. Jelaskan pada ibu bahwa implant langsung bekerja setelah pemasangan
R/ ibu tahu kapan bisa memulai hubungan seksual
1. Jelaskan pada ibu cara menjaga luka insisi
R/ menghindari infeksi dan ekspulsi pada kapsul
1. Anjurkan ibu kontrol di bidan setelah 5 hari pemasangan
R/ memantau keadaan luka insisi10. Berikan ibu antibiotik dan analgesikR/ mengurangi nyeri luka insisiVI. IMPLEMENTASITanggal :Jam :Dx : Ny. … usia … tahun akseptor baru KB implant
1. Menjalin hubungan terapeutik antara ibu dan petugas kesehatan dengan sapa, salam dan senyum
2. Menganjurkan ibu mencuci lengan kirinya dengan sabun dan air dan keringkan dengan handuk
Jam : …..
1. Melakukan pemasangan implant (susuk) 2 kapsul secara subkutan di lengan kiri
- Meletakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan- Menentukan tempat pemasangan- Memastikan peralatan dan menyiapkan lidokoin- Mengusap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik- Melakukan penyuntikan anestesi 1-2cc lidokoin dan tunggu 2-3 menit- Membuat insisi dangkal di kulit sebar ± 2 mm- Memasukkan ujung trokar sampai batas tanda pertama- Mengeluarkan pendorong dan masukan kapsul- Masukkan kembali pendorong dan dorong sampai terasa ada tahanan- Menarik trokan dan pendorong bersama-sama sampai batas kedua dan belokkan ke sisi lain- Lakukan cara yang sama hingga kapsul kedua terpasang- Meraba kapsul dan menutup luka dengan plester dan kasaJam …….
1. Menjelaskan pada ibu efek samping yang sering terjadi seperti pusing, BB bertambah dan haid tidak teratur
2. Memberitahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah normal dan tidak usah takut
3. Memberitahu ibu bahwa implant 2 kapsul masa pemakaian untuk 3 tahun4. Menjelaskan pada ibu bahwa implant langsung bekerja setelah pemasangan5. Menjelaskan pada ibu cara menjaga luka insisi seperti luka tidak boleh kena air selama 1
minggu, jangan mengangkat benda-benda berat dulu.6. Anjurkan ibu kontrol di bidan setelah 5 hari pemasangan atau jika ibu mengalami demam
atau kapsul mencuat keluar
Jam …..10. Memberikan ibu antibiotik dan analgesikVII. EVALUASILangkah ini sebagai pencegahan apakah rencana Asuhan tersebut efektif di dalam pendokumentasian,dapat ditetapkan dalam bentuk SOAPS : Data subyektif di ambil dari pasien.O : Data obyektif di ambil dari observasi.A : Kesimpulan keadaan Klien.P : Rencana untuk tindakan selanjutnya.BAB IIITINJAUAN KASUSTanggal : 10 JANUARI 2010Jam : 09.30 WIB
1. I. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny. “S” Nama : Tn. “A”Umur : 33 tahun Umur : 38 tahunAgama : Islam Agama : IslamPendidikan : SD Pendidikan : SDPekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : WiraswastaAlamat : Randuharjo Alamat : Randuharjo
1. Alasan datang
Ibu mengatakan datang ingin mengikuti pemasangan gratis KB susuk
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti batuk tidak sembuh-sembuh, AIDS, penyakit kuning. Penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi dan penyakit menahun seperti jantung.
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk tidak sembuh-sembuh, AIDS, penyakit kuning. Penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi dan penyakit menahun seperti jantung.
1. Riwayat perkawinan
Menikah : 1xLama : 13 tahunUmur pertama nikah : 20 tahunJumlah anak : 3
1. Riwayat haid
Menarche : 12 tahunSiklus : 28 hariLama haid : 3 hariWarna : merah
Bau : amisBanyaknya : 1 kotek/hariFluor albus : kadang sebelum menstruasiDismenorhea : -
1. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
No Kehamilan Persalinan Nifas KB
Anak ke
Suami UK Penylt Penlg Jenis Penylt Penylt Penylt Metode
1 23
1 23
1 11
40-41 39-4040-41
- --
Bidan BidanBidan
Spontan SpontanSpontan
- --
- --
- --
Suntik Pilsuntik
1. Pola kebiasaan
Nutrisi : – Makan 3x sehari dengan porsi sedang dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk- Minum air putih 4-6 gelas/hariIstirahat : – Tidak biasa tidur siang- Tidur malam ± 7 jamAktivitas : – Ibu sehari-hari bekerja di toko dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasaHigiene : – Mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali dan ganti celana dalam tiap selesai mandiEliminasi : – BAB 1x/hari- BAK 4-6x/hari
1. Data psikososial
Ibu tidak merasa ada paksaan ingin memakai KB ini dan hubungan ibu dan suami baik serta dengan tetangga sekitar.
1. Data spiritual
Ibu mengatakan menjalankan ibadah sholat 5 waktu
1. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/u : baikKesadaran : composmentisTD : 100/70 mmHgN : 84x/menitRR : 20x/menitBB : 45 kg
1. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Rambut : bersih, tidak rontok, penyebaran merataKepala : kulit kepala bersih, tidak terdapat bekas lukaMuka : simetris, tidak pucat, tidak oedemHidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidungMulut : tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada gigi palsu, ada caries pada gigi geraham bawah kanan-kiri : 2-2Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada perdarahanLeher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularisDada : simetris, irama dan gerak nafas teratur, tidak ada retraks intercostaePayudara : simetris, tidak ada benjolan abnormalAbdomen : tidak ada bekas luka operasi, tidak ada striae
Genetalia : vulva bersih, tidak ada fluor albus, tidak oedem, anus tidak hemoroidEkstremitasAtas : simetris, tidak odem, gerakan baik, jari lengkapBawah : simetris, tidak odem, gerak baik, jari lengkap
1. Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekanLeher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularisPayudara : tidak ada nyeri tekanAbdomen : tidak teraba massaEkstremitas : tidak teraba oedem dan nyeri tekan
1. Auskultasi
Dada : tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti wheezing, ronchi dan stridor
1. Perkusi
Patella : + / +
1. II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Dx : Ny. “S” usia 35 tahun dengan akseptor baru KB ImplantDs : -Do : K/u : baikKesadaran : composmentisTD : 100/70 mmHgN : 84x/menitRR : 20x/menitBB : 46 kg- Palpasi abdomen : tidak teraba massaKebutuhan :- Konseling efek samping pemasangan- Perawatan luka insisi
1. III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
1. IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
1. V. INTERVENSI
Tanggal : 10 JANUARI 2010Jam : 10.00 WIBDx : Ny. “S” usia 35 tahun dengan akseptor baru KB implantTujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1×30 menit, diharapkan ibu bisa melewati post pemasangan implant tanpa adanya komplikasiKriteria Hasil :- Ibu mengerti dengan penjelasan petugas- Ibu kooperatif- Luka insisi tidak terjadi infeksi- Kapsul tidak ekspulsiIntervensi
1. Jalin hubungan terapeutik antara petugas dan klien
R/ menciptakan rasa saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
1. Anjurkan ibu mencuci lengan kirinya
R/ mencegah terjadinya infeksi karena bakteri
1. Lakukan pemasangan implant (susuk) 2 kapsul secara sub-kutan di lengan kiri
R/ lengan kiri dominan tidak aktif beraktivitas
1. Jelaskan pada ibu efek samping yang sering terjadi
R/ mengurangi kekhawatiran ibu tentang efek samping implant
1. Beritahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah normal dan tidak usah takut
R/ ibu tidak takut dan tidak cemas
1. Beritahu ibu bahwa implant 2 kapsul masa pemakaiannya untuk 3 tahun
R/ antisipasi sebelum 3 tahun implant harus sudah dicabut
1. Jelaskan pada ibu bahwa implant langsung bekerja setelah pemasangan
R/ ibu tahu kapan bisa memulai hubungan seksual
1. Jelaskan pada ibu cara menjaga luka insisi
R/ menghindari infeksi dan ekspulsi pada kapsul
1. Anjurkan ibu kontrol di bidan setelah 5 hari pemasangan
R/ memantau keadaan luka insisi10. Berikan ibu antibiotik dan analgesikR/ mengurangi nyeri luka insisi
1. VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 JANUARI 2010Jam : 10.15 WIBDx : Ny. “S” usia 35 tahun akseptor baru KB implant
1. Menjalin hubungan terapeutik antara ibu dan petugas kesehatan dengan sapa, salam dan senyum
2. Menganjurkan ibu mencuci lengan kirinya dengan sabun dan air dan keringkan dengan handuk
Jam : 10.20 WIB
1. Melakukan pemasangan implant (susuk) 2 kapsul secara subkutan di lengan kiri
- Meletakkan kain yang bersih dan kering di bawah lengan- Menentukan tempat pemasangan- Memastikan peralatan dan menyiapkan lidokoin- Mengusap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik- Melakukan penyuntikan anestesi 1-2cc lidokoin dan tunggu 2-3 menit- Membuat insisi dangkal di kulit sebar ± 2 mm- Memasukkan ujung trokar sampai batas tanda pertama- Mengeluarkan pendorong dan masukan kapsul- Masukkan kembali pendorong dan dorong sampai terasa ada tahanan- Menarik trokan dan pendorong bersama-sama sampai batas kedua dan belokkan ke sisi lain- Lakukan cara yang sama hingga kapsul kedua terpasang- Meraba kapsul dan menutup luka dengan plester dan kasaJam 10.50 WIB
1. Menjelaskan pada ibu efek samping yang sering terjadi seperti pusing, BB bertambah dan
haid tidak teratur2. Memberitahu ibu jika daerah pemasangan berwarna biru setelah 1 hari dipasang adalah
normal dan tidak usah takut3. Memberitahu ibu bahwa implant 2 kapsul masa pemakaian untuk 3 tahun4. Menjelaskan pada ibu bahwa implant langsung bekerja setelah pemasangan5. Menjelaskan pada ibu cara menjaga luka insisi seperti luka tidak boleh kena air selama 1
minggu, jangan mengangkat benda-benda berat dulu.6. Anjurkan ibu kontrol di bidan setelah 5 hari pemasangan atau jika ibu mengalami demam
atau kapsul mencuat keluar
Jam 11.00 WIB10. Memberikan ibu antibiotik dan analgesik
1. VII. EVALUASI
Tanggal :10 JANUARI 2010Jam : 11.00 WIBDx : Ny. “S” usia 35 tahun dengan akseptor baru KB implantS : – Ibu mengatakan merasa nyeri sedikit dan terasa ada ganjalan di lengan kirinya- Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan petugasO : – Ibu mampu mengulang penjelasan tentang cara merawat luka bekas insisi- Ibu mengerti kapan ia harus datang kontrol di bidanA : Ny. “S” usia 35 tahun dengan akseptor baru KB implantP : – Anjurkan ibu menjaga luka insisi agar tetap kering- Anjurkan ibu kontrol ke bidan 5 hari setelah pemasangan yaitu tanggal 30 Juni 2009 atau jika ibu mengalami demam atau kapsul mencuat keluar- Berikan terapi antibiotik dan analgesik
BAB IVPEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny”S” umur 35 tahun dengan akseptor baru KB implant. Selama 1×24 jam dan membandingkan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan.Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien tidak mengalami kesulitan. Data subyektif dan obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan konsep asuhan kebidanan. Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan.Diagnosa dan masalah ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh saat pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.Pada tahap perencanaan semua intervensi pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena sudah terjadi interaksi saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara nakes, klien dan keluarga. Pelaksanaan intervensi terhadap klien dapat dilakukan semua pada tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dan didukung juga dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan memungkinkan untuk melakukan asuhan kebidanan sesuai intervensi.Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan
BAB VPENUTUP
5.1 KESIMPULAN Dari hasil pembahasan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus pada Ny”S” usia 35 tahun dengan akseptor baru KB implant. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan asuhan kebidanan dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam mengkaji data, dignosa, dan masalah yang dialami klien, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Dari pengkajian tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, sehingga tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan, karena ibu dan janin baik-baik saja. Tidak ditemukan kelainan atau penyulit pada keduanya serta tidak ada komplikasi.5.2 SARAN
1. Sebagai institusi sebaiknya menyediakan buku-buku yang lebih banyak tentang KB implant2. Pada lahan praktek lebih ditingkatkan mutu pelayanannya dan semua tindakan yang
dilakukan didokumentasikan.3. Para mahasiswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik antara petugas kesehatan, pasien
sehingga terjalin kepercayaan dalam melakuakan tindakan.4. Sebagai pasien, hendaknya lebih terbuka lagi dalam memberikan informasi dan
mengungkapkan keluhan yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, hanafi.2004.Keluarga Berencana dan Kontrase psi .Jakarta:MuliasariMansjoer,arif.2001.Kapitaselekta kedokteran.Jakarta:Media AesculapiusnFKUI
Prawirihardjo,sarwono.2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono
ALAT KONTRASEPSI IMPLAN/ SUSUK
1. Definisi
Salah satu jenis alat konntrasepsi yang berupa susuk yang terbuat sejenis karet
silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
2. Jenis
Dikenal 2 macm implan. Yaitu :
a) Non biodegradable implan
Dengan ciri-ciri sebabagai berikut
1) Norplan (6 ‘’kasul’’) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5 tahun.
2) Norplan -2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3 tahun
3) Satu batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap pakai: Tahun
2000.
4) Satu batang, berisi hormon 3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4 tahun.
[hanafi,2004,hal 179]]
Sedangkan non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Norplan
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 ‘’kapsul’’ kosong silastik (karet silicon)
yang diisi dengan hormon levonor ges trel dan ujung-ujung kapsul ditutup
dengan Silastik adhesive. Tiap ‘’kapsul‘’ mempunyai panjang 34 mm,
diameter 2,4 mm, Berisi 36 mg levonorgestrel, serta mempunyi cirri
sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat ini
norplant yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
2) Norplan -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silastic yang padat, dengan
panjang tiap batang 44 mm. Dengn masing-msing batang diisi dengan 70 mg
levonorgestre di dalam matriks batangnya. Cirri norplan-2 adalah sangat
efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut, Levonogestrel berfungsi melalui
membran silastic dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam
setelah Insersi, kadar hormondalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk
mecegah ovulasi.
Pelepasan hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun
pertama,
Kemudian menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun. [hanafi ,2004 hal
180]
b). Biodegradable Implant
Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan pembawa / pengangkut
yang secara perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Jadi bahan
pembawanya sama sekali tidak diperlukan untuk dikeluarkan lagi seperti pada
norplant.
Dua macam implant biodegradable sedang di uji coba saat ini pada sejumlah
wanita, yaitu :
Carproronor, suatu “kapsul” polymer yang berisi levonorgestrel, pada awal
penelitian dan pengembanganya, carpronor berupa suatu “kapsul” biodegradable
yang mengandung levonogestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate
dengan diameter “kapsul” < 0,24 cm dan panjang “kapsul” yang teliti terdiri dari 2
ukuran, yaitu :
1) 2,5 cm : berisi 16 mg levonorgestrel, melepaskan 20 mcg hormonnya/hari.
2) 4 cm : berisi 25 mg levonogestrel, melepaskan 30-50 mcg hormonnya/hari.
Penelitian pada kelinci dan kera menunjukkan bahwa proteksi kontraseptif
Berlangsung paling sedikit 18 bulan, dan mungkin dapat berlangsung lebih lama.
Sekarang sedang dikembangkan 2 versi baru implant capronor yang
dibiodegradable, yaitu :
1) Capronor -2, satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer caprolactone yang diisi
Dengan 18 mg levonorgestrel. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan
diperlukan 2 kapsul dengan formula ini.
2) -3, satu kapsul 4 cm terbuat dari co-polimer (caprolactone dan trimethylene
carbonate) yang diisi dengan 32 mg levonorgestrel. Ca. Polimer mengalami biodegradasi
lebibih cepat dibandingkan polimer tunggal. Kapsul capronor akan tetap intak selama
periode 12 bulan dari pelepasan hormon levonorgestrelnya dan bila diinginkan kapsulnya
dapat dikeluarkan selama masa ini.
2) Narethindrone pellets
a) Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90% norechindrone (NET)
b) Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang akan dilepaskan saat pellets
dengan perlaha-lahan “melarut”.
c) Pellet berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar daripada butir besar.
d) ujicoba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 pellets.
e) Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi semakin bertambah dengan
banyaknya jumlah pellet.
f) Sediaan empat pellets tampaknya memberikan perlindungan yang besar terhadap
kehamilan untuk sekurang-kurangnya 12 bulan.
g) Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid 1 reguler. Perdarahan inter
menstrual atau perdarahan bercak merupakan problin utama.
h) Terjadi rasa sakit payudarah pada 4% akseptor.
i) Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing-masing pellet kurang dari 2% kolesterol
dalam satu butir telur ayam tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.
j) Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas prosedur insersi seperti
pada capronor, dan dapat dipakai dengan inserter yang sama.
k) Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu dibuat insisi 3 mm. Pollets
diletakkan kira-kira 3 cm dibawah kulit. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi, cukup
ditutup dengan verband saja.
[hanafi,2004 hal 180]
3. Cara kerja
a. Menekan ovulasi .
b. Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .
c. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium [hanafi 2004 hal 183].
4. Keuntungan
a. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung
estrogen.
b. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat reversibel.
c. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan.
d. Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah.
e. Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian
alat kontrasepsi dalam rahim.
5. kerugian
a. Susuk KB/implant harus dipasang dan diangka oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b. Lebih mahal.
c. Sering timbul perubahan pola haid.
d. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
e. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang
mengenalnya.
6. Kontra Indikasi
a. kehamilan atau disangka hamil.
b. Penderita penyakit hati akut.
c. kangker payudarah .
d. kelainan jiwa.
e. Penyakit jantung, hipertensi, diabettes mellitus.
f. Penyakit trombo emboli.
g. Riwayat kehamilan etropik.[hanafi,2004 hal 169]
7. Indikasi
a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.
b. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
8. Efektivitas
a. Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam
tahun pertama.
b. Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setela 5 tahun, dan pada
Tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
9. Efek samping dan penanganannya
a. Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang
serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi
amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah,
jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral
kombinasi.
b. Perdarahan bercak (sepotting) ringan
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada
maslah dank lien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien
mengeluh dapat diberikan :
a. Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1, atau
b. Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi
selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
c. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan,
hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.
d. Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan
apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada
lengan yang lain atau ganti cara.
e. Infeksi pda daerah insersi
Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan
antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien control 1
minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan
yang lain atau ganti cara.
Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut
implant, lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi ,2004 hal 184]
10. Waktu pemasangan
a. Sewaktu haid berlangsung
b. Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil
c. Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin
d. Saat ganti cara dari metode yang lain
e. Pasca keguguran
11. Prosedur pemasangan
a. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin
mengenal norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan menerimanya
sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan iformed consent untuk ditanda
tangani oleh suami istri.
b. persiapan alat-alat yang diperlukan :
1) sabun antiseptic
2) kasa steril
3) cara antiseptic (betadine)
4) kain steril yang mempunyai lubang
5) Obat anestesi lokal
6) Semprit dan jarum sntik
7) Trokar no. 10
8) sepasang sarung tangan steril
9) satu set kapsul norplant (6 bulan)
10) Scalpel yang tajam.
c. Teknik pemasangan
1) Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
2) Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun antiseptic
3) Calon akseptor dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada
meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
4) Gunakan hand scoon seteril dengan benar.
5) Lengan kiri pasien yang akan di pasang diolesi dengan cairan anstiseptic / betadin.
6) Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang berlubang.
7) Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku.
8) setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjag 0,5 cm dengan skalpel yang tajam.
9) Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah
kulit.
10) Kemudian kapsul dimasukkan di dalam trokar dan di dorong dengan plunger sampai
kapsul terletak di bawah kulitn .
11) Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedu sampai keenam, kapsul di
bawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunanya seperti kipas .
12) Setelah semua kapsul berad di bawah kulit, trokar ditarik pelan-pelan keluar.
13) Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
14) Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk mencegah
perdarahan dan agar tidak terjadi haematom.
15) Nasehat pada akseptor agr luka jangan basah, selama lebih kurang dari 3 hari dan
datang kembali jika tejadi keluhan-keluhan yang mengganggu .[hanafi ,2004 hal 187]
12. Pencabutan / Ekstraksi
a. Indikasi :
1) Alat permintaan akseptor (apabila menginginkan hamil lagi)
2) Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan biasa.
3) Sudah habis masa pakainya.
4) Terjadi kehamilan.
b. Teknik pencabutan implant
Mengeluarkan implant umumnya lebih sulit dari pada insersi persoalan dapat
timbulnya implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrous di
sekeliling implant.
Adapun cara untuk mengeluarkan implant yang sudah terpasang pada kulit
adalah :
1. Informed consert
2. Bidan dan akseptor melakukan cuci tangan dengan memperhatikan aseptik dan
antiseptik.
3. Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda/gambar
dengan tinta bila perlu.
4. Oleskan tempat yang akan dilakukan pencabut dengan larutan antiseptik dan
pasang duk steril.
5. Suntikan anesteri lokal dibawah implant, jangan menyuntikan anestesi diatas implant
karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari retak implantnya.
6. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant, pada daerah alas
kipas.
7. Keluarkan implant pertama yang terletak paling depan ke insisi atau terletak paling
depan ke permukaan.
8. Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implant
1) cara POP – OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan bila
memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk
mengerjakannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah diistal
dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk
menahan bagian tengah “kapsul”, sehingga ujung distal kapsul menekan kulit.
2) Cara standard, jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito, sampai kira-kira
0,5 -1 cm dari ujung klemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar
pegangan klem pada posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu
akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan
kapsul dengan skalpet atau kasa steril sampai “kapsul” terlihat dengan jelas.
Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat dengan klem orile lepaskan klem
mosquito dan keluarkan “kapsul” dengan klem orile.
3) Cara “U”, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo dari semarang
dibuat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal
“kapsul” di antara kapsul ke-3 dan kapsul ke-4. “kapsul” yang akan dicabut
difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”.
“kapsul” dipegang dengan klem (Norplant holding forceps) kurang lebih 5
mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas /
bahu akseptor sehingga “kapsul” terlihat di bawah lubang insisi dan dapat
dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai
skalpel untuk seterusnya dicabut keluar.
4) Cara Tusuk “Ma”, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari denpasar memakai
alat bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5 –
0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung
yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan
dipakai untuk pegangan operator setelah “kapsul” dijepit dengan pinset atau klem
arteri, jaringan ikat dibersihkan dengan pisau sampai “kapsul” tampak putih.
Kemudian alat tusuk “ma” ditusukkan pada “kapsul” serta terus diikat keluar.
Berikan anestensi lagi
bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain.
9. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi bila akseptor ingin dipasang
implant yang lain. Upaya pencabutan keenam “kapsul” norplant dibatasi sampai waktu 45
menit. Bila waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan, maka prosedur
pencabutan dihentikan dan upaya pencabutan kembali sisa “kapsul” yang masih
tertinggal diulangi kira-kira 3-4 minggu kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya
infeksi dan rasa nyeri. Di samping itu mecabut sisa “kapsul” norplant akan lebih mudah
bila lengan akseptor telah sembuh dari trauma jaringan upaya pencabutan yang lalu.
Setelah selesai dengan pencabutan keenam “kapsul” norplant rendam setelah alat-alat
yang sudah dipakai dalam cairan 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.
c. Pemeliharaan Alat-alat Untuk Insersi dan Pengangkatan Implant
1) Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera setelah
insersi, kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.
2) Desinfeksi dapat dilakukan dengan :
a). Autoclave selama 20 menit.
b). Direbus dalam air mendidih selama 5-10 menit.
c). Sterilisasi dingin dengan larutan germiside untuk sedikitnya 1 jam
3) Desinfeksi dengan autoclave merupakan cairan paling efektif.
4) Ketiga cara desinfeksi tersebut akan membunuh HIL yaitu penyebab AIDS
5) Tetapi merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi dingin, tidak
akan membunuh virus hepatitis B pada daerah endemik hepatitis, alat-alat harus
direbus dalam air selama 15-30 menit.
6) Ujung trocar harus dipriksa setelah melakukan 10 insersi, dan bila diperlukan dapat
diasah kembali dengan pemeliharaan yang baik. Trocar dapat dipakai untuk
melakukan kurang lebih 50 insersi.hanafi ,2004hal 189]
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN IMPLAN DI DESA PARIT KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR Imroni, Medias and Fajar, Nur Alam and Febry, Fatmalina (2010) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN IMPLAN DI DESA PARIT KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 1 (01). pp. 73-79. ISSN 20866380
PDF (PENGGUNAAN IMPLAN) - Published Version Restricted to Registered users only Download (39Kb) | Request a copy
Official URL: http://www.fkm.unsri.ac.id
AbstractLatar Belakang : Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Indonesia pada tahun 2000 tercatat sebesar 1,49% dan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk tersebut maka pemerintah mengupayakan program Keluarga Berencana (KB). Salah satu kebijakan dari program KB ialah meningkatkan penggunaan kontrasepsi yang lebih efektif, efisien, dan berjangka waktu panjang. Implan merupakan jenis kontrasepsi yang sangat efektif dengan tingkat efektivitas 97-99% dengan jangka waktu pemakaian lima tahun. Meskipun efektivitas implan sangat tinggi tapi penggunaannya masih cukup rendah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi (implan) di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Metode : Penelitian ini merupakan survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Dimana variabel independen dan dependen diobservasi sekaligus pada saat bersamaan. Data dikumpulkan menggunakan data sekunder dan alat bantu kuesioner berupa
data primer. Selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS dan dilakukan analisis univariat dan bivariat. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu akseptor KB di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara yaitu sebanyak 87 orang. Hasil penelitian : Didapatkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan implan adalah sikap ibu mengenai implan (X2 0,03) dan peran suami mengenai implan (X2 0,03). Sedangkan variabel tingkat pendidikan, pengetahuan tentang implan, dan pelayanan konseling KB tidak berhubungan dengan penggunaan implan. Kesimpulan : Diharapkan bagi pasangan usia subur meminta penjelasan lebih lanjut kepada petugas kesehatan pada saat pelayanan konseling berlangsung. Bagi tenaga kesehatan, perlu ditingkatkanya pelaksanaan penyuluhan tentang KB dan meningkatkan kinerja para PLKB dalam memberikan penjelasan tentang isu-isu kontroversial yang berkembang di masyarakat terhadap efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian alat kontrasepsi terutama implan. Kata kunci : Penggunaan implan, akseptor KB