akar, jar. periodontal
TRANSCRIPT
A. Pembentukan Akar Tunggal dan Ganda
Setelah pembentukan email dan dentin mencapai bakal pertemuan sementum-
email, maka dimulailah pembentukan akar gigi. Disini organa email memegang
peranan penting karena organa email membentuk selubung akar epitel dari Hertwig ke
arah apikal yang akan menentukan bentuk akar gigi dan merangsang pembentukan
dentin. Seluning ini dapat mempunyai bentuk seperti diafragma pada bagian apeksnya
yang kadang-kadang disebut diafragma epitel. Selubung ini hanya terdiri dari epitel
email dalam (EED) dan epitel email luar (EEL) tanpa stratum intermedium maupun
stellate retikulum. Bentuk epitel email dalam tetap kubus dan tidak membentuk email.
Sel-sel epitel ini merangsang sel-sel jaringan ikat pada papilla dentis untuk
berdiferensiasi menjadi odontoblas dan membentuk dentin. Segera setelah selapis
dentin terbentuk, selubung ini akan pecah akibat invasi jaringan ikat. Sisa-sisa tampak
sebagai pulau-pulau epitel pada membrana periodontium dan disebut ”Sisa-sisa epitel
dari Malassez”.
Perkembangan selubung Hertwig pada gigi dengan akar satu dan gigi denganakar
lebih dari satu agak berbeda. Sebelum dimulai dengan pembentukan akar, dibentuk
dahulu diaphragma epitel yang arahnya horizontal. Letak diafragma ini relatif tetap
selama pertumbuhan gigi.
Proliferasi tidak terjadi ke bawah, tapi terjadi ke arah mahkota gigi. Kemudian
terjadi pembentukan odontoblas dan perlekatan dentin. Pada saat yang sama sel-sel
jaringan ikat pada sakus dentin yang berdekatan dengan selubung epitel berproliferasi
dan memecah-mecah selubung Hertwig. Epitel kemudian menjauhi permukaan dentin,
shingga memungkinkan sel-sel jaringan ikat berhubungan langsung dengan dentin dan
berdiferensiasi menjadi sementoblas. Sementoblas kemudian meletakkan lapisan
sementum pada permukaan dentin. Pembentukan dan penghancuran selubung yang
terjadi secara cepat ini mengakibatkan sukar untuk melihat selubung Hertwig dalam
bentuk lapisan yang kontinu pada permukaan akar.
Bila panjang akar sudah tercapai, terjadi pengecilan lubang apeks, disertai
perlekatan dentin dan kemudian diikuti perlekatan sementum pada apeks. Pada gigi
dengan akar lebih dari satu, diafragma epitel berkembang sedemikian rupa, sehingga
ujung-ujungnya saling mendekati dan bersatu membentuk 2-3 lubang. Pembentukan
akar yang selanjutnya adalah sama. Bila sel-sel epitel tetap melekat pada dentin, maka
memungkinkan terbentuknya ameloblas yang menghasilkan email, disebut dengan
mutiara-mutiara email. Kadang-kadang ditemukan pada bagian furkasi akar. Bial
kotinuita selubung terputus sebelum pembentukan dentin atau gagal membentuk
dentin, maka akan terjadi defek pada dentin. Keadaan ini dpat menyebabkan
terjadinya salran akar tambahan. Jaringan gigi terdiri dari email, dentin, sementum
dan pulpa.
B. Pembentukan Jaringan Periodontal dan Tulang alveolar
1. Gingiva
Pada akhir pembentukan matriks enamel, ameloblas memproduksi kutikula
enamel primer. Saat kutikula terbentuk, enamel dilingkupi sel epitel yang disebut
reduced enamel. Epitel gigi kemudian tereduksi dan menutupi permukaan enamel,
dan selanjutnya meluas sampai cemento enamel junction. Erupsi terjadi saat ujung
gigi mendekati mukosa oral sehingga epitel gigi tereduksi melebur bersama
epitelium rongga mulut.
Selanjutnya ujung mahkota gigi mengalami degenerasi dan mahkota
gigi naik dan masuk ke dalam rongga mulut. Epitel gigi tereduksi menjadi epitel
attachment. Selama proses ini berlangsung, sel-sel epitel reduced email secara
berangsur-angsur digantikan oleh sel-sel epitel squamosa. Akan tetapi epitel
junction terus dapat memperbaharui diri dengan melakukan mitosis. Sel-sel yang
baru bergerak mendekati permukaan gigi ke arah koroner, sehingga pada saat gigi
erupsi, sulkus gingiva terbentuk. Sulkus gingiva merupakan cekungan dangkal
antara gingiva dan permukaan gigi. Dan pada sulkus terdapat dasar sulkus yang
merupakan epitel attachment yang terpisah dari permukaan gigi. Terdapat puncak
sulkus yang disebut free gingiva (gingiva margin). Epitel gingiva pun kemudian
berdifferensiasi menjadi 2 tipe sel yaitu sel yang berkeratin yang menutupi
gingiva margin dan attached gingiva, serta epitel tidak berkeratin yang menutupi
gingiva sulkus.
2. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal berkembang dari jaringan ikat sirkuler yang
terdapat di sekeliling benih gigi. Folikel gigi ini bersambung dengan
ektomesensim papila dental dan terdiri atas :
1. sel fibroblas yang belum berdifferensiasi menjadi fibroblas
sementoblas dan osteoblas
2. sel mesensim perivaskuler yang belum berdifferensiasi menjadi
fibroblas
Dalam periodontal membran terdapat sel-sel fibroblas, osteoblas, dan
sementoblas, serta sel-sel sisa epitel root sheat dari hertwig yang bisa
membentuk dental cyst, pengapuran atau cementicles.
Selama erupsi gigi berlansung, dan gigi mulai berfungsi, serat
periodontal utama ligamen periodontal menjadi semakin teratur susunannya
dan semakin tebal. Pada ligamen ini terdapat jaringan syaraf yang berfungsi
proprioseptif, serta terdapat pembuluh darah. Jaringan ikat ligamen
periodontal terdiri dari serat (5 kelompok), yaitu sel (fibroblas, osteoblas,
osteoklas, sementoblas, makrofag, sel mast, sisa epitel malassez) dan substansi
dasar. Kelompok serat utama pada ligamen periodontal yaitu serat transeptal
(tertanam ke dalam sementum dan meluas ke interproksimal diats krista
alveolar), serat alveolar crest (berjalan miring dari sementum dibawah
epithelial-junction ke krista alveolar), serat horizontal (berjalan tegak lurus
sumbu gigi di antara sementum dan tulang alveolar), serat oblik (merupakan
kelompok serat yang terbesar, berjalan miring dari sementum menuju tulang
alveolar), serat apikal (menyebar radier di daerah apikal ementum pada dasar
poket). Disamping serat periodontal utama tersebut, di dalam ligamen
periodontal terdapat serat-serat kolagen lainnya yang lebih halus yang berisi
pembuluh darah, saraf, pembuluh limfe, yaitu yang dikenal dengan serat
elastin dan oksitalan. Rangkaian sel-sel tersebut kemudian membentuk jalinan
sel yang diduga merupakan derivat dari sarung akar hetwig yang mengalami
disintegrasi tertinggal selama perkembangan gigi. Sel ini masih memiliki
kemampuan untuk bermitosis bila mengalami iritasi. Sel fibroblas yang
terdapat di ligamen periodontal mempunyai kemampuan sebagai fagosit
sehingga diduga bahwa sel tersebut juga berperan dalam proses pembentukan
dan penggantian serat-serat periodontal.
3. Sementum
Sementum berasal dari sakus dentin. Pembentukan semen dimulai setelah
selubung hertwig pecah dan diikuti oleh penetrasi sel folikel. Sebelum pecah, sel
epitel memproduksi lapisan homogen 1 mikron dari permukaan akar. Matriks semen
disebut dengan sementoid, dihasilkan oleh sementoblas yang terdiri dari serat kolagen
dan substabsi dasar. Selanjutnya diikuti dengan mineralisasi kristal hodriksi-apatit.
Serat folikel dentis tertanam di dalam semen membentuk sebagian besar matriks yang
kemudian mengalami mineralisasi dan disebut dengan serat Sharpey. Serat ini
merupakan ikatan antara ligamen periodonsium dengan gigi pada 2/3 atas panjang
akar yang membentuk semen fibrilar. Pada semen selular hanya 40 % - 60% serat
sharpey di dalam matriks. Kalsifikasi hanya terjadi di bagian perifer.
4. Tulang Alveolar
Tulang alveolar membentuk dan menyangga soket gigi, dan terdiri atas
trabekula dan tulang kortikal. Bagian kortikal mandibula lebih tebal daripada maxila.
Tualng alveolar merupakan bagian tulang maxila dan mandibula yang menyangga
gigi. Bagian tulang alveolar yang merupakan selapis trulang kompak membentuk
soket, dan mengelilingi bagian akar gigi, merupakan tempat terbentuknya ligamen
periodontal yang disebut cribiform plate.
Tulang selalu melakukan aktivitas remodeling dengan meresorpsi dan
membentuk kembali daerah yang membutuhkan. Dalam batas-batas fisiologik
peningkatan fungsi gigi menimbulkan gaya-gaya yang disalurkan melalui jaringan
periodontal tulang alveolar, dan ini akan meningkatkan masssa tulang. Sebaliknya
fungsi yang kurang menyebabkan resorbsi tulang alveolar.