ajudan gubernur jawa barat revisi

45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ُ ا يِ ض رٍ رِ م ا عِ نْ ب ة بْ قُ عْ ن ع ِ ر ْ ي خْ ل ا يِ ب % اْ ن عٍ ب يِ ( ب ح يِ ب % اِ نْ ب د يِ . ز يْ ن عُ 1 بْ ي ل ل ا ا ن 5 ث د حُ ة بْ 8 ي تُ ق ا ن 5 ث د حُ ولُ س ا ر ن ل ال ق ف ىَ ز ي ا م ف ا ن . ث وُ رْ ق ي ا ل فٍ مْ و قِ يُ لِ رْ ي . ن ف ا تُ 1 ب عْ ب S ث T ك نِ W اِ ا ولُ س ا ر ا ي نْ لُ ف ال فُ ه ن % اُ ة ْ ب ع وا ُ ل عْ ق يْ م لْ نِ W ا وا فُ ل تْ ق ا فِ فْ ب ض لِ ل يِ غ بْ . يَ ن ا مِ بْ مُ ك ل واُ ر م % ا فٍ مْ و قِ يْ مُ تْ ل . ز يْ نِ W ا م ل س وِ هْ ب ل عُ ي ا ل صِ اْ مُ ه ل يِ غ بْ . يَ ن ىِ د الِ فْ ب ض ل ا ق حْ مُ هْ نِ م واُ دُ خ ف. Artinya: “Jika kalian singgah di suatu kaum, lalu mereka melayani kalian sebagaimana layaknya seorang tamu, maka terimalah layanan mereka. Jika mereka tak melayani kalian, maka kalian boleh mengambil dari mereka hak tamu yg pantas mereka berikan”.(Hadits Bukhari, 5672) Negara merupakan suatu wilayah yang menjadi bentuk satu kesatuan yang memiliki peran penting untuk memajukan negaranya di dunia dan bersaing dalam era globalisasi, seperti halnya bangsa Indonesia sebagai negara berkembang turut serta dalam perkembangan dunia saat ini. Suatu negara pasti mempunyai suatu lembaga 1

Upload: agung-taufik-hermansyah

Post on 07-Sep-2015

259 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

tugas dan fungsi ajudan

TRANSCRIPT

26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

.

Artinya: Jika kalian singgah di suatu kaum, lalu mereka melayani kalian sebagaimana layaknya seorang tamu, maka terimalah layanan mereka. Jika mereka tak melayani kalian, maka kalian boleh mengambil dari mereka hak tamu yg pantas mereka berikan.(Hadits Bukhari, 5672)

Negara merupakan suatu wilayah yang menjadi bentuk satu kesatuan yang memiliki peran penting untuk memajukan negaranya di dunia dan bersaing dalam era globalisasi, seperti halnya bangsa Indonesia sebagai negara berkembang turut serta dalam perkembangan dunia saat ini. Suatu negara pasti mempunyai suatu lembaga atau instansi tertinggi untuk mengatur wilayahnya. Di Indonesia, pemerintah merupakan instansi tertinggi tersebut dan terbagi menjadi 2, yaitu pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang memiliki pimpinan/pejabat masing-masing.

Pada pelaksanaannya, acara kenegaraan diselenggarakan oleh panitia negara secara terpusat yang dihadiri oleh Presiden dan/Wakil Presiden serta pejabat negara dan undangan lain bisa dilaksanakan di pemerintah pusat dan pemerintah daerah, selain itu terdapat pula acara resmi, kunjungan dan kegiatan lainnya yang bersifat formal maupun informal yang dihadiri oleh Pejabat Negara dan pemerintah. Pada acara kenegaraan dan acara resmi atau kunjungan, seorang Pejabat Negara yang hadir tidak akan lepas dari suatu layanan protokol dan seorang yang membantu secara pribadi, yaitu adanya seorang ajudan untuk melayani Pejabat Negara ketika menghadiri acara kenegaraan, acara resmi,

1

kunjungan dan kegiatan lainnya. Selain pemerintah pusat yang mengadakan suatu acara kenegaraan dan acara resmi, akan tetapi di pemerintah daerah pun tak lepas dari kedua acara tersebut yang membutuhkan layanan keprotokolan. Ini merupakan suatu bentuk layanan keprotokolan kepada Pejabat Negara dan pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan sesuai norma dan kaidah seorang protokol. Setiap melaksanakan peran seorang ajudan dituntut untuk terampil, tanggap, dan profesional dalam setiap melakukan suatu tugas, ajudan harus mampu mengkoordinasikan serta menyelenggarakan semua aspek sehingga dapat berjalan dengan khidmat, baik nyaman, dan seorang pejabat bisa merasakan adanya suatu perlindungan serta suatu bentuk penghormatan. Peran seorang ajudan sangat diperlukan bagi seseorang yang memiliki suatu jabatan penting dalam bidang pekerjaannya, yaitu orang-orang yang mempunyai kedudukan dalam lembaga-lembaga tertinggi di pemerintahan. Seperti halnya yang sedang ananda kaji pada makalah ini, yaitu Ajudan Pejabat Negara (Ajudan Gubernur Jawa Barat), Gubernur merupakan salah satu Pejabat Negara di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas untuk memimpin Jawa Barat. Dalam menjalankan tugasnya untuk memudahkan segala keperluan yang berkaitan dengan pekerjaan atau tidak, seorang Gubernur dibantu secara pribadi oleh seorang ajudan untuk membantu, memudahkan segala tugas dan pekerjaannya serta kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang Gubernur tersebut.

Layanan keprotokolan bukan hanya untuk mengatur tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan saja, tetapi seorang protokol mampu untuk melakukan di luar ketiga tata tersebut, yaitu memposisikan sebagai seorang ajudan atau hal lainnya khususnya ajudan Pejabat Negara yang sering kali sangat dibutuhkan, terkadang seorang Pejabat Negara tidak membawa ajudan. Oleh karena itu ananda mengkaji makalah yang berjudul Peran Ajudan Pejabat Negara (Ajudan Gubernur Jawa Barat).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa peran seorang ajudan dalam melayani Pejabat Negara (Gubernur Jawa Barat)?

2. Apa saja yang menjadi kendala seorang ajudan Pejabat Negara?

3. Bagaimana cara untuk mengantisipasi berbagai kesalahan ketika melayani?

4. Apa saja syarat untuk mejadi seorang ajudan Pejabat Negara (Ajudan Gubernur Jawa Barat)?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang tersebut, kajian ini mempunyai tujuan, yaitu:

1. mengkaji tentang bagaimana peran seorang ajudan Pejabat Negara (Ajudan Gubernur Jawa Barat);

2. mengetahui segala bentuk kendala yang dihadapi oleh seorang ajudan dan mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi oleh ajudan Pejabat Negara;

3. mengetahui cara untuk mengantisipasi berbagai kesalahan ketika melayani;

4. mengetahui kriteria-kriteria untuk menjadi seorang ajudan Pejabat Negara (Ajudan Gubernur Jawa Barat);

D. Manfaat

Adapun manfaat dari kajian makalah ini, yaitu:

1. memberikan suatu pemahaman keprotokolan, khususnya peran seorang ajudan Pejabat Negara;

2. mengetahui aplikasi ajudan Pejabat Negara;

3. mengetahui kendala-kendala yang sering dihadapi oleh seorang ajudan Pejabat Negara;

4. meningkatkan kualitas suatu posisi satuan tugas ajudan di sivitas korps kepada anggota;

3

5. menambah ilmu pengetahuan atau referensi tentang ajudan bagi sivitas korps.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Sejarah, Jenis, dan Syarat Protokol

Menurut (Wiryandari, 2011) dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat meliputi tata tempat, tata penghormatan, dan tata upacara.

1. Sejarah Kata Protokol

Secara estimologis, istilah protokol dalam bahasa Inggrisprotocol, bahasa Perancis protocole, bahasa Latin protocol (um) dan bahasa Yunaniprotocollon. Dalam kamus Bahasa Inggris Oxford,

"Protocol is the code of ceremonial forms or courtesies used in official dealings, as between heads of state or diplomats."

(Protokol adalah kode bentuk upacara atau sapa digunakan dalam urusan resmi, antara kepala negara atau diplomat).

Pada awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah manuskrip atau naskah. Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertian protokol berkembang semakin luas tidak hanya sekedar halaman pertama dari suatu naskah, melainkan keseluruhan naskah yang isinya terdiri atas catatan, dokumen persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional maupun internasional.

Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik. Aturan-aturan protokol ini menjadi acuan institusi pemerintahan dan berlaku secara universal.

Masalah protokoler ditujukan pada keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan dan pada hal-hal yang mengatur seluruh manusia yang terlibat dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Suatu kegiatan apapun pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari hasil kerja tahapan-tahapan sebelumnya. Tahapan-tahapan tersebut diperlukan untuk menunjang suksesnya puncak acara.

Dalam Rapat Kerja Nasional-Rakernas Protokol tanggal 7-9 Maret 2004 di Jakarta disepakati keprotokolan adalah Norma-norma atau aturan-aturan atau

4

kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara, berbangsa, pemerintah, dan masyarakat. (Wiryandari, 2011)

Keprotokolan di Indonesia diatur dalam Undang-undang nomor 9 tahun 2010, ialah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat.

Adapun yang mengatur kegiatan protokol adalah pejabat protokol yang berkompeten dalam menyelenggarakan keprotokolan dan seseorang yang memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan dengan keprotokolan.

2. Jenis-Jenis Kegiatan Protokol

Jenis-jenis kegiatan keprotokolan menurut (Oli, 2011) adalah sebagai berikut:

a. Ruang Lingkup Kegiatan Protokol

Jenis kegiatan yang bersifat umum dapat pula berlaku di tingkat Universitas/Perguruan Tinggi/Kedinasan Instansi, antara lain berbentuk:

1) Upacara pelantikan dan serah terima jabatan;

2) Upacara penandatanganan naskah kerjasama;

3) Upacara sumpah pegawai;

4) Upacara peresmian/pembukaan gedung baru;

5) Peresmian pembukaan seminar, symposium, diskusi dan sebagainya.

b. Jenis Kegiatan yang diadakan Universitas/Perguruan tinggi

1) Upacara Dies Natalies;

2) Upacara wisuda sarjana;

3) Upacara pengukuhan guru besar;

4) Upacara promosi Doktor/Doktor Honoris Causa.

3. Persyaratan Menjadi Protokoler

Persyaratan untuk menjadi protokoler (Haryati, 2011), yaitu :

a. mempunyai pengetahuan dan pengalaman luas terutama dalam hubungan antarmanusia;

b. bermental kuat dan kepribadian tangguh;

c. trampil dan cekatan menguasai situasi;

d. mampu mengambil keputusan dengan cepat tetapi cermat;

e. sangat peka terhadap permasalahan yang timbul;

f. sangat memahami perasaan orang lain;

g. sederhana dan sopan serta hormat pada setiap orang;

h. pandai membawa diri dan selalu mawas diri;

i. rendah hati tetapi tidak rendah diri;

j. penampilan menarik;

k. pandai berbusana sesuai dengan suasana;

l. berbahasa dengan tekanan dan suara yang baik;

m. memiliki pengetahuan tentang ketatausahaan dan unsur-unsur manajemen;

n. menguasai istilah-istilah baru dan bahasa asing.

B. Ruang Lingkup Protokol

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 2010 tentang keprotokolan, terdapat 3 ruang lingkup keprotokolan, yaitu:

a. Tata Tempat (Preseance)

Katapreseanceberasal dari bahasa Perancis atau dalam bahasa Inggrisprecendeyang artinya urutan. Maksudnya disini adalah urutan berdasarkan prioritas, atau siapa yang lebih dulu. Secara keseluruhan, dapat diartikanpreseanceadalah ketentuan atau norma yang berlaku dalam hal tata duduk para pejabat, yang biasanya didasarkan atas kedudukan ketatanegaraan dari pejabat yang bersangkutan, kedudukan administratif/struktural dan kedudukan sosial. Tata urutan tempat duduk diIndonesia diatur dalam Undang-undang No. 9 tahun 2010 tentang keprotokolan.

b. Tata upacara

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 2010 tentang keprotokolan Tata upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi. Adapun yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan upacara tersebur, yaitu:

1) jenis kegiatan;

2) bahasa pengantar yang dipergunakan;

3) materi aktivitas.

Dalam tata upacara, supaya direncanakan siapa yang akan terlibat dalam kegiatan upacara, personil penyelenggara dan alat penunjang lain. Pengisi acara, misal dalam memberikan sambutan, diperhatikan jenjang jabatan mereka yang akan memberikan sambutan. Kesediaan mereka yang menyambut, jauh sebelumnya sudah dihubungi. Untuk kelancaran suatu "upacara" diperlukan seorang"stage manajer"yang bertugas menjadi penghubung antara pembawa acara dan pelaksana upacara.

c. Tata Penghormatan

Tata Penghormatan adalah "Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara kenegaraan, acara resmi," (Pasal 1 ayat (8) PP No.62 Tahun 1980).b. Kedudukan protokol adalah "Hak yang diberikan kepada seseorang atau lambang untuk mendapatkan penghormatan dan perlakuan tata tempat dalam acara kenegaraan atau acara resmi dan hak memperoleh fasilitas maupun pelayanan sesuai dengan kedudukan jabatannya dalam melaksanakan perjalanan dinas, kunjungan perawatan dan kesehatan". (Setneg Rl Juklak Protokol 1990).

Menurut Undang-undang No. 9 tahun 2010 tentang keprotokolan tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi Pejabat

Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi. Tata penghormatan mempunnyai tiga bagian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 9 tahun 2010 tentang keprotokolan, yaitu

1) penghormatan dengan bendera negara;

2) penghormatan dengan lagu kebangsaan dan/atau;

3) bentuk penghormatan lain sesuai dengan kebutuhan peraturan perundangan-undangan.

Selain itu terdapat juga ruang lingkup dari Tata Penghormatan berdasarkan kepada substansi Undang Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol dan Penjabarannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 adalah :

1) Mengatur tentang penghormatan dan perlakuan terhadap seseorang dalam acara yang meliputi tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan;

2) pemberian penghormatan dan perlakuan sesuai dengan kedudukan dan martabat jabatan seseorang dengan menggunakan Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;

3) penghormatan dan perlakuan terhadap seseorang dalam keadaan tertentu meliputi pemberian perlindungan, ketertiban dan keamanan dalam menjalankan tugas. Hal ini membuktikan sifat pengakuan tentang status dan kedudukan protokol seseorang sesuai dengan jabatannya dan martabat di dalam negara, pemerintahan atau kedudukannya di masyarakat;

4) pata cara memberi hormat dan penyediaan kelengkapan sarana yang diperlukan untuk tercapainya kelancaran Upacara;

5) pata Penghormatan ini meliputi juga tata penghormatan terhadap Bendera.

C. Pengertian Pejabat

Pada kamus besar bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadarminta Pejabat Negara dapat diartikan sebagai orang yang bekerja pada bagian pemerintahan, pegawai pemerintahan. Pada beberapa pengertian lain dari KPK dan Hoge Raad Pejabat Negara diartikan luas salah satunya, yaitu pegawai negeri atau penyelenggara negara. Menurut Hoge Raad Pejabat Negara atau pegawai negeri atau penyelenggara negara adalah barang siapa yang oleh kekuasaan umum diangkat untuk menjabat pekerjaan umum untuk melakukan sebagian tugas dari tugas pemerintahan atau alat perlengkapannya. Jadi pengertian pegawai negeri menurut Hoge Raad mengandung 3 unsur pokok, yaitu

1. dia diangkat oleh kekuasaan umum;

2. untuk menjabat pekerjaan umum, dan;

3. melaksanakan sebagian tugas pemerintahan atau alat perlengkapannya.

Pada Pasal 92 KUHP juga dikatakan macamnya pegawai negeri, yaitu:

1. orang-orang yang dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum;

2. orang-orang yang bukan karena pemilihan menjadi anggota badan pembentuk undang-undang, badan pemerintahan, atau badan perwakilan rakyat yang dibentuk oleh pemerintah atau atas nama pemerintah;

3. semua anggota dewan subak (waterschap);

4. semua kepala rakyat Indonesia asli;

5. semua kepala golongan Timur Asing yang menjalankan kekuasaan sah.

Pegawai negeri menurut Mahkamah Agung RI merupakan setiap orang yang diangkat dan dibebani dengan jabatan umum untuk melaksanakan sebagian tugas negara. Pengertian itu tercantum dalam pertimbangan putusan-putusan Mahkamah Agung RI (22-12-1953, 1-12-1962). Menurut UU. No. 8 Tahun 1974 pegawai negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat berlaku, ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut perundang - undangan yang jelas.

Pada UU No. 31 Tahun 1999 tentang pegawai negeri pada pasal 1 butir ke-2 dirumuskan bahwa pegawai negeri dirumuskan sebagai berikut

1. Pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang kepegawaian;

2. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana;

3. orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah;

4. orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah;

5. orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat. Pengertian Pejabat Negara dan pejabat pemerintah berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 Pasal 1 angka 7 dan 8:

Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang tegas ditentukan dalam Undang-undang.

Menurut Undang-undang Republik IndonesiaNo. 43 Tahun 1999tentangpokok-pokok kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat 1 tentang Pejabat Negara, yaitu:

1. Presiden dan Wakil Presiden;

2. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;

3. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat;

4. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung, serta Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim pada semua Badan Peradilan;

5. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung;

6. Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;

7. Menteri, dan jabatan yang setingkat Menteri;

8. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;

9. Gubenur dan Wakil Gubenur;

10. Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota; dan

11. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang.

Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa seorang Pejabat Negara, yaitu seseorang yang memiliki suatu jabatan yang disandangnya atau pemimpin suatu lembaga pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pejabat pemerintah adalah pejabat yang menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan, baik pusat maupun di daerah.

D. Pengertian Ajudan

Dalam kebahasaan menurut Rada dalam Muhammad (2010:10) menyatakan bahwa kata ajudan adalah Perwira yang diperbantukan kepada Raja, Presiden, atau Perwira Tinggi, biasanya diberi tugas mengurus segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaanya.

Ajudan berasal dari kata Aide De Camp (bahasa Perancis), sering disingkat dan pada umumnya dikenal juga dengan istilah ADC. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang sering ditulis WJS Poerwadaminta mengartikan, ajudan adalah perwira yang diperbantukan kepada Raja Presiden atau Perwira Tinggi, biasanya diberi tugas menyampaikan perintah dan sebagainya (Iip, 2010).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan No.1 Tahun 2011 tentang Susunan Tata Kerja Jabatan Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum Kementrian Pertahanan, menjelaskan ajudan pada pasal 52: Ajudan/ADC sebagai mana dimaksud dalam pasal 36 huruf p mempunyai tugas melayani dan mengurus segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan pimpinan agar pejabat tersebut dapat fokus pada tugas utamanya .

Ajudan dikatakan suatu seni "melayani" karena tidak ada penggambaran yang pas untuk memetakan ruang lingkup dan pekerjaan seorang ajudan.Seorang ajudan dituntut untuk menguasai beragam ketrampilan dasar seperti: Protokoler, Personal Grooming, Psikologi, Communication, Intelejen, Politik, Sosial, Ekonomi, Bisnis, Risk Management dan banyak lagi. Keterampilan dasar ini harus dapat di tampilkan tepat cara dan tepat waktu pada pimpinan sehingga tercapai kepuasan/satisfaction. Cara rumit meramu keterampilan dasar inilah yang membuat ajudan benar-benar suatu seni bercitarasa tinggi. Ajudan harus dapat menjadi tangan kanan, mata kanan, otak kanan dan kaki kanan seorang pimpinan. Secara tidak langsung peran seorang ajudan bisa ikut menentukan keputusan seorang pimpinan. Jika pimpinan kita sodori fakta dan data yang salah, tentunya keputusan yang diambilpun akan terpengaruh. Untuk itulah syarat utama seorang ajudan adalah smart, mampu untuk memberikan gambaran akan suatu permasalahan dari segi insight maupun sebagai outsider, mampu melihat akibat dari suatu keputusan di masa depan, mampu menentukan tamu mana yang bisa bertemu langsung maupun yang dipersilahkan mengajukan surat permohonan dahulu, mampu membaca situasi keamanan tempat yang akan di tuju, mampu untuk menghindari situasi tidak menyenangkan bagi pimpinan, mampu mengetahui kawan, lawan maupun sekutu pimpinan kita. Harus tahu bagaimana protokoler bekerja, menghindari kejadian memalukan, tepati jadwal, cek pakaian acara, membawa administrasi dan dokumen yang diperlukan serta beragam kemampuan khusus lainnya yang tidak ada ilmunya disekolah manapun juga.

Banyak pimpinan yang mempunyai staf atau bawahan maupun tim tugas khusus yang mumpuni untuk membantunya menentukan arah keputusan, namun orang yang terdekat dan selalu ada disampingnya adalah seorang ajudan jadi akan sangat manusiawi seorang pimpinan untuk bertanya/meminta saran pada seorang ajudan untuk suatu permasalahan dibandingkan harus mengontak atau mengumpulkan para pembantunya yang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa berdasarkan beberapa pengertian ajudan di atas, ajudan adalah salah seorang perwira yang diperbantukan kepada raja, presiden atau perwira tinggi untuk melakukan tugas yang diberikannya. Ajudan dapat juga diartikan sebagai seni melayani kepada raja, presiden atau perwira tinggi tersebut.

5

BAB III

PERAN AJUDAN PEJABAT NEGARA

(Ajudan Gubernur Jawa Barat)

A. Peran Ajudan Pejabat Negara (Ajudan Gubernur Jawa Barat)

Peran ajudan Pejabat Negara sangat diperlukan sekali untuk membantu para Pejabat Negara untuk membantu dan memudahkan segala pekerjaannya, para Pejabat Negara yang diberikan layanan ajudan sekaligus memberikan suatu bentuk penghormatan kepada pejabat tersebut. Ajudan merupakan suatu pekerjaan yang tidak bisa dianggap mudah bagi kalangan orang biasa dan ajudan bukan sebatas mendampingi, tetapi sudah menjadi profesi bagi mereka untuk melayani Pejabat Negara. Mereka sudah mempunyai suatu kelebihan dalam bidang itu sebelumnya dan mempunyai syarat khusus untuk menjadi seorang ajudan Pejabat Negara. Mengenai pelayanan Pejabat Negara, khususnya sebagai ajudan ini merupakan suatu layanan keprotokolan secara khusus yang diatur dalam Undang-undang No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan yang sudah tercantum di dalamnya.

Peran ajudan hanya untuk melayani seseorang/tugas pimpinan yang memiliki jabatan penting di negaranya dan pemerintah untuk mempermudah pekerjaan pejabat tersebut secara pribadi khususnya makalah yang ananda kaji, yaitu ajudan Gubernur Jawa Barat, bahwa seorang Gubernur sebagai seorang Pejabat Negara di pemerintah Daerah harus memiliki seseorang yang membantu pekerjaan Gubernur secara khusus, yaitu adanya ajudan yang menemani ketika melaksanakan tugas dan pekerjaanya. Hal ini membuktikan bahwa seorang peran seorang ajudan harus mampu untuk bisa bekerja dengan kesiapan yang baik serta mempunyai integritas yang sangat tinggi ketika diberikan tugas oleh Pejabat Negara bersangkutan.

Acara-acara yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat hampir sama dengan acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Dareah Provinsi Jawa Barat yang khususnya dihadiri oleh pejabat tertinggi didaerahnya, yaitu Gubernur Jawa barat serta beberapa Pejabat Negara lainnya yang diundang dalam acara tersebut.

13

Setiap acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah secara formal maupun informal yang menghadirkan Pejabat Negara tersebut, disini peran seorang ajudan sangat diperlukan untuk menyiapkan segala keperluan yang berhubungan acara terebut seperti halnya pakaian yang akan dikenakan, berkas yang harus dibawa/pidato jika diperlukan, kendaraan jika acara tesebut lokasinya jauh, menyiapkan penganaman (patwal) serta kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh Gubernur tersebut.

Menurut Sapta selaku Kabag Protokol Pemprov Jawa Barat, bahwa peran seorang ajudan Pejabat Negara, yaitu Gubernur Jawa Barat mencakupi segala aspek, yaitu 5W+1H, inilah yang akan dilakukan oleh seorang ajudan ketika akan melayani aspek ini akan selalu melekat dalam menjalankan tugas pejabat diantaranya, yaitu:

1. What (apa)

Ajudan terlebih dahulu mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh seorang pejabat Gubernur Jawa Barat apakah merupakan acara kenegaraan, acara resmi, kunjungan serta kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Selain itu ajudan harus siap dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh Gubernur berkaitan dengan pekerjaan, kegiatan yang akan dilaksanakan, atau kebutuhan pribadi sesuai dengan tugas apa yang telah diberikan oleh Gubernur. Seorang ajudan harus selalu mengingatkan kepada pejabat setiap kegiatan yang akan dilakukannya ataupun ketika akan melakukan kegiatan selanjutnya.

2. Why (mengapa)

Seorang Pejabat Negara harus memiliki seorang ajudan untuk membantu dan memudahkan pekerjaan sesuai dengan kedudukan yang disandangnya khususnya disini Gubernur Jawa barat, karena pejabat tersebut membutuhkan sekali seorang ajudan sebagaimana yang telah dijelaskan tadi. Bukan hanya itu saja peran ajudan akan tetapi, mendampingi pejabat untuk melindungi dari segala sesuatu yang mengancam keselamatan pejabat tersebut serta sebagai bentuk penghormatan kepada Gubernur sebagai Pejabat Negara di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

3. Where (dimana)

Dari bebagai acara yang harus dikunjungi atau suatu kegiatan yang harus dihadiri oleh Pejabat Negara yang berkaitan dengan pekerjaan ataupun tidak maka, seorang ajudan memberitahukan semua jadwal/tempat yang akan dikunjungi nanti kepada pejabat, agar pejabat dapat mempersiapkannya untuk kegiataan tesebut. Seorang ajudan ahrus mempunyai pengetahuan dimana lokasi/tempat yang akan dikunjungi oleh Gubernur sekiranya jauh mengetahui keadaan/situasinya dilapangan, hal ini sangat penting agar Gubernur tidak secara tiba-tiba memerlukan sesutau jika berkunjung yang berlokasai jauh.

4. When (kapan)

Setelah mengetahui lokasi yang akan dikunjungi oleh pejabat, ajudan pun mengatur dan memberikan schedule/waktu kapan seorang pejabat akan melakukan/menghadiri kegiatan yang akan dikunjunginya. Hal ini sangat penting karena seorang Pejabat Negara tidak hanya memiliki satu kegiatan aja akan tetapi beberapa kegiatan yang harus dihadirinya. Maka dari itu, ajudan harus mempersiapkan waktu dengan sebaik mungkin kepada Pejabat Negara serta memberikan kepastian apakah Gubernur akan mengahadiri acara/kunjungan tersebut atau tidak, hal ini untuk memberikan kemudahan kepada seorang ajudan untuk berkoordinasi dengan pihak penyelenggara karena tak jarang seorang gubernur tidak selalu bisa hadir setiap melakukan acara/kunjungan yang berkaitan denga pekerjaan ataupun tidak.

5. Who (siapa)

Bahwa sudah diketahui yang akan diajudani oleh seorang ajudan adalah Gubernur Jawa Barat. Disamping itu, selain mengetahui siapa yang akan diajudani seorang ajudan harus mengetahui juga bagaimana sifat, karakter, dan kebiasaan-kebiasaan pejabat ketika akan melaksanakan tugas atau menghadiri suatu kegiatan, hal ini untuk memudahkan seorang pejabat serta ajudan sendiri ketika melayaninya serta komunikasinya.

6. How (bagaimana)

Ajudan dalam menjalankan perannya, yaitu memberikan suatu layanan kepada pejabat berkaitan dengan pekerjaanya untuk mempermudah pejabat dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Barat. Ketika Gubernur akan menghadiri suatu kegaiatan formal atau informal maka peran ajudan dituntut untuk mempersiapkan segala kebutuhan Gubernur tersebut, agar gubernur merasa nyaman dan aman ketika menjalankan tugasnya ataupun menghadiri kegiatan yang akan dikunjunginya.

Setelah pembahasan diatas bahwa peran seorang ajudan melayani kepada seorang pimpinan, Pejabat Negara untuk melayani segala keperluan yang akan dibutuhkannya sesuai dengan pekerjaanbya dan kedudukan pejabat yang disandangnya baik dipemerintah pusat sebagai pimpinan lembaga negara maupun dipemerintah daerah.

B. Beberapa Kendala yang Dihadapi Seorang Ajudan

Ajudan harus dapat menjadi tangan kanan, mata kanan, otak kanan dan kaki kanan seorang pimpinan, secara tidak langsung peran seorang ajudan bisa ikut menentukan keputusan seorang pimpinan. Jika pimpinan kita sodori fakta dan data yang salah, tentunya keputusan yang diambilpun akan terpengaruh. Untuk itulah syarat utama seorang ajudan adalah cerdas, mampu untuk memberikan gambaran akan suatu permasalahan dari segi wawasan maupun sebagai orang luar, mampu melihat akibat dari suatu keputusan di masa depan, mampu menentukan tamu mana yang bisa bertemu langsung maupun yang dipersilahkan mengajukan surat permohonan dahulu, mampu membaca situasi keamanan tempat yang akan di tuju, mampu untuk menghindari situasi tidak menyenangkan bagi pimpinan, mampu mengetahui kawan, lawan maupun sekutu pimpinan.Pejabat Negara/Gubernur Jawa Barat memiliki tugas pekerjaanya dan acara/kegiatan yang cukup cukup banyak yang harus dikerjakan ataupun dihadiri dalam ketika ada acara, sehingga seorang Gubernur dan ajudan siap untuk melakukan hal tersebut, tak jarang seorang ajudan mengalami beberapa kendala dalam menjalankan tugasnya.

Terkadang dalam setiap menerima tugas dari seorang pejabat atau pimpinan ketika menyampaikan suatu informasi atau ketika diperintahkan tak jarang seorang ajudan bisa saja kebingungan untuk menyampaikan dan terdapat kesalahpahaman kepada apa yang telah diinstruksikan oleh pejabat/pimpinan.

Menurut Kepala bagian Protokol Pemerintah Provinsi Jabar ada beberapa hal yang umum yang menjadi kendala bagi seorang ajudan dalam melaksanakan tugas kepada pejabat diantaranya:

1. Informasi terlambat/kurang jelas

Kendala ini sering terjadi ketika seorang ajudan menyampaikan sebuah informasi kepada Gubernur untuk disampaikan tak jarang ajudan menyampaikan informasi terlambat/kurang jelas karena disebabkan beberapa faktor yang terjadi atau karena tugas yang diberikan oleh Gubernur terlalu banyak selain itu beberapa acara yang harus diatur oleh seorang ajudan, ini dapat menyebabkan miss komunikasi ketika pejabat akan melakukan tugasnya atau melakukan suatu kunjungan yang dihadirinya dan dapat menyulitkan Gubernur.

2. Keterbatasan waktu

Karena banyaknya tugas yang diberikan dan acara yang ahrus dilakukan oleh seorang Gubernur, seorang ajudan selain melayani seorang pejabat dengan dengan waktu yang telah diatur, tak jarang ajudan pun memiliki keterbatasan waktu untuk melayani seorang pejabat dikarenakan ajudan memiliki beberapa jadwal yang sangat padat sehingga terdapat jadawal yang harus dibatalkan, ini merupakan suatu tantangan bagi seorang ajudan untuk mengatur waktu dengan baik untuk dirinya sendiri dan untuk pejabat tersebut.

3. Acara mendadak

Kendala yang menjadi sulit untuk seorang ajudan, yaitu datangnya tugas atau acara yang mendadak yang harus dijadwalkan padahal ajudan sudah mengagendakan acara sebelumnya, ini menjadi kesulitan sendiri bagi ajudan dan biasanya ada agenda yang harus dibatalkan. Hal ini sering terjadi dan dapat menyulitkan kepada seorang ajudan ketika bertugas.

4. Lupa

Salah satu kendala yang sering dialami oleh seorang ajudan adalah lupa ketika menginformasikan jadwal/kegiatan pejabat yang akan dihadirinya atau lupa dalam acara kenegaraan. Kendala ini muncul karena berbagai faktor ini akan sangat menyulitkan bagi seorang pejabat atau ajudan tersebut.

C. Cara Mengantisipasi Berbagai Kendala/Kesalahan

Selain beberapa kendala yang dihadapi oleh seorang ajudan, Kabag Protokol pun menuturkan bahwa terdapat juga bagaimana untuk mengidentifikasi/mengantisipasi berbagai kendala/kesalahan ketika ajudan melayani pejabat diantaranya:

a. Catatan

Ajudan membuat membuat sebuah catatan untuk mengantisipasi berbagai kendal dalam melaksanakan tugas khususnya dalam mengatur segala jadwal Gubernur untuk meminimalisasi kesalahan yang akan terjadi ketika melaksanakan tuganya

b. Reminder (pengingat)

Salah satu cara yang lain, yaitu dengan reminder (pengingat) hampir sama dengan catatan, akan tetapi cara ini menyampaikan pesan singkat kepada ajudan dan diteruskan kepada pejabat untuk ditindaklanjuti oleh pejabat tersebut.Kendala ini jika ada terjadi suatu acara yang mendadak maka dari itu setelah disampaikan tersebut Gubernur menyampaikan kepastiannya sehingga dapat dikoordinasikan oleh ajudan kepada pihak penyelenggara.

c. Fokus

Fokus dalam menghadapi kendala yang terjadi jika seorang ajudan benar-benar memiliki keterbatasan waktu dalam menjalankan tugasnya, ajudan harus mampu untuk tetap fokus terhadap tugasnya sebagai ajudan Gubernur dan tanpa meninggalkan waktu untuk dirinya sendiri sehingga dapat berjalan menlayai Gubernur dengan baik.

d. Koordinasi

Koordinasi merupakan salah satu cara yang baik untuk seorang ajudan ketika seorang Gubernur menghadiri beberapa kunjungan secara tiba-tiba terdapat acara yang begitu mendadak. Hal ini perlu sangat dikomunikasikan oleh ajudan kepada Gubernur agar dapat memutuskan oleh Gubernur tersebut apakah akan dibatalkan beberapa acara atau tidak itu tergantung keputusan Gubernur, setelah ada keputusan barulah ajudan menyampaikan konfirmasinya terhadap acara tersebut.

Setiap melakukan peran dan tugasnya dalam melayani seorang Pejabat Negara bukan sesuatu hal yang mudah. Maka dari itu terkadang seorang ajudan mengalami berbagai macam kendala yang sering dihadapinya.

D. Syarat-Syarat Menjadi Ajudan Pejabat Negara (Ajudan Gubernur Jawa Barat)

Seseorang yang ditugaskan untuk menjadi seorang ajudan khususnya ajudan Pejabat Negara memiliki beberapa syarat-syarat yang harus harus dimiliki untuk menjadi ajudan Pejabat Negara. Karena tugas menjadi ajudan Pejabat Negara tidak bisa dikatakan mudah seperti yang sudah pada pembahasan sebelumnya, ini dimaksudkan gara ajudan Pejabat Negara benar-benar mampu untuk melakukan tugasnya dengan baik membantu segala pekerjaan Pejabat Negara sesuai dengan jabatan yang disandangnya di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sesuai dengan Undang-undang bahwa Pejabat Negara harus mempunyai seseorang yang membantu, yaitu ajudan tersebut dalam menjalankan tugasnya serta ada yang melindungi dari berbagai ancaman yang mengancam keselamatan pejabat tersebut.

Ajudan Pejabat Negara adalah merupakan suatu penugasan yang dilakukan oleh seorang anggota Polri sesuai dengan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 2013 tentang Penugasan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di Luar Struktur Organisasi, yaitu adanya penugasan di dalam negeri salah satunya adalah ajudan atau personel pengaman dan pengawalan Pejabat Negara, penugasan sebagai ajudan sesuai dengan peraturan tersebut berjumlah paling banyak 2 orang personel untuk setiap pejabat, bagi yang ditugaskan sebagai ajudan, 6 (enam) orang personel untuk setiap pejabat, bagi yang ditugaskan sebagai personel pengamanan dan pengawalan dan 4 (empat) orang personel yang ditugaskan sebagai ajudan dan/atau pengamanan dan pengawalan sesuai dengan tugas pokok serta fungsinya.

Sesuai dengan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 2013 tentang Penugasan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia di Luar Struktur Organisasi terdapat persyaratan yang harus dipenuhi untuk seorang anggota Polri melakukan penugasan di luar sturktur organisasi khususnya sebagai ajudan Pejabat Negara dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Umum

Persyaratan secara umum anggota Polri melakukan penugasan di dalam negeri/penugasan di luar struktur organsasi untuk menjadi ajudan Pejabat Negara harus memenuhi persyaratan umum, yaitu diantaranya:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. setia dan taat kepada Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. sehat jasmani dan rohani;

d. lulus seleksi meliputi pemeriksaan administrasi, psikologi, kesehatan, dan melalui sidang Dewan Pertimbangan Karier;

e. memenuhi standar penilaian kinerja dan mendapat persetujuan dari pimpinannya; dan

f. lulus tes assessment untuk penugasan pada kementerian/lembaga tertentu.

2. Khusus

Setelah memenuhi persyaratan secara umum seorang anggota Polri yang akan bertugas menjadi ajudan Pejabat Negara harus melalui persyaratan khusus, yaitu diantaranya:

a. memiliki kompetensi yang dipersyaratkan dalam jabatan yang akan diemban

b. memenuhi persyaratan jabatan, pangkat, dan pendidikan;

c. anggota Polri yang akan menduduki jabatan Kombes Pol, minimal pangkat AKBP dan pernah/sedang menduduki jabatan eselon III A 1 paling singkat 6 bulan, dan lulus pendidikan Sespimen/sederajat;

d. anggota Polri yang akan menduduki jabatan Brigjen Pol, minimal pangkat Kombes Pol pernah/sedang menduduki jabatan eselon II B 1 paling singkat 6 bulan, dan lulus pendidikan Sespimti/Lemhanas/sederajat;

3. Administrasi

Selain memnuhi persyaratan umum dan khusus anggota Polri perlu memenuhi syarat administrasi untuk melakukan penugasan di dalam negeri sebagai ajudan Pejabat Negara, yaitu:

a. surat permintaan dari pimpinan organisasi calon pengguna kepada Kapolri;

b. daftar riwayat hidup;

c. fotokopi surat keputusan/keputusan pangkat terakhir;

d. fotokopi surat keputusan/keputusan jabatan terakhir;

e. surat keterangan kesehatan dari dokter Polri;

f. surat Keterangan Hasil Penelitian (SKHP);

g. hasil penilaian kinerja;

h. surat persetujuan Kasatwil/Kasatker;

i. surat pernyataan kesediaan penugasan dan pengakhiran pada jabatan di luar organisasi Polri;

Terdapat pula persyaratan dari segi kepangkatan penugasan di dalam negeri untuk menjadi seorang ajudan. Golongan kepangkatan dalam penugasan Anggota Polri di dalam negeri untuk menduduki Jabatan Struktural atau fungsional sesuai dengan eselon jabatan pada instansi pengguna. Golongan kepangkatan untuk penugasan sebagai ajudan sebagai berikut:

a. pangkat Komisaris Besar Polisi(Kombes Pol) untuk ajudan Presiden/Wakil Presiden RI;

b. pangkat Komisaris Polisi (Kompol) atau Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) untuk ajudan calon Presiden/Wakil Presiden RI;

c. pangkat Inspektur Polisi atau Ajun Komisaris Polisi (AKP) untuk ajudan Pejabat Negara selain Presiden/Wakil Presiden RI, Pejabat Negara asing yang berkedudukan di Indonesia, mantan Presiden/Wakil Presiden RI, suami/istri Presiden/Wakil Presiden RI, dan kepala badan/lembaga/komisi; dan

d. pangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu) sampai dengan Brigadir Polisi Kepala (Bripka) untuk ajudan Gubernur/Wakil Gubernur serta Bupati dan Walikota.

Selain persyaratan yang sudah dijelaskan diatas, bahwa anggota Polri untuk menjadi seorang ajudan Pejabat Negara harus memiliki beberapa hal, menurut Sapta selaku Kabag Protokol Pemprov Jabar diantaranya, yaitu;

1. memiliki pengetahuan (knowledge) yang luas,;

2. cakap;

3. komunikasi yang baik;

4. etika

5. performa (performance); dan

6. sikap (attitude)

Bahwa dapat disimpulkan dari beberapa persyaratan diatas untuk Anggota Polri yang akan melakukan penugasan di dalam negeri, yaitu sebagai ajudan Pejabat Negara memiliki 3 persyaratan, yaitu umum, khusus dan administrasi yang harus dan wajib dipenuhi oleh anggota Polri. Selain persyaratan tersebut terdapat pula hal yang harus dimiliki oleh seorang ajudan Pejabat Negara seperti yang sudah di jelaskan menurut Kabag Protokol Pemprov Jabar. Dalam hal ini ajudan bisa merupakan suatu layanan keprotokolan kepada Pejabat Negara secara khusus.

14

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ajudan adalah suatu seni melayani yang diperbantukan kepada Raja, Presiden, atau Perwira Tinggi, biasanya diberi tugas mengurus segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaanya. Bahwa peran ajudan Pejabat Negara khususnya ajudan Gubernur Jawa Barat mencakupi beberapa aspek, yaitu 5W+1H (what, why, where, when,who, how) yang sudah dijelaskan dalam pembahasan makalah ini. Selain menjalankan peran sebagai ajudan Pejabat Negara tak jarang ajudan ketika melakukan tugasnya mengalami beberapa kendala, diantaranya informasi terlambat/kurang jelas, acara mendadak, keterbatasan, waktu, dan lupa.

Hal diatas tersebut yang sering terjadi ketika ajudan melakukan tugasnya untuk melayani pejabat. Di samping kendala yang dihadapi oleh seorang ajudan terdapat juga beberapa cara untuk mengantisipasi kendala tersebut, yaitu catatan, reminder (pengingat), fokus, dan koordinasi.

Cara tersebut dapat dijadikan untuk mengantisipasi berbagai kendala yang terjadi ketika seorang ajudan melaksanakan tugasnya kepada Pejabat Negara. Seorang ajudan Pejabat Negara merupakan seseorang yang berassal dari Anggota Polri yang melakukan penugasan di dalam negeri di luar struktur organisasi Kepolisian Republik Indonesia. Mengenai penugasan untuk menjadi ajudan Pejabat Negara Anggota Polri harus melalui beberapa persyaratan yang harus dilakukan, yaitu persyaratan secara umum, khusus dan administrasi persyaratan ini wajib dilalui sesuai dengan Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. 1 Tahun 2013 oleh semua Anggota Polri ketika akan melakukan suatu penugasadi dalam negeri di luar struktur organisasi salah satunya ajudan Pejabat Negara. Sesuai dengan peraturan tersebut disebutkan pula untuk menjadi seorang ajudan Pejabat Negara khususnya ajudan Gubernur Jawa Barat terdapat syarat kepangkatan untuk melakukan tugas sebagai ajudan Gubernur, yaitu Anggota Polri yang sudah memiliki pangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu) sampai dengan Brigadir Polisi Kepala (Bripka).

23

Selain Persyaratan tersebut ada beberapa hala yang harus dimiliki oleh seorang ajudan Pejabat Negara menurut Kabag Protokol Pemprov Jawa Barat, yaitu memiliki pengetahuan (knowledge) yang luas, cakap, komunikasi yang baik, etika, performa (performance), dan sikap (attitude).

B. Saran

1. Ajudan harus dapat menjadi tangan kanan, mata kanan, otak kanan dan kaki kanan seorang pimpinan, secara tidak langsung peran seorang ajudan bisa ikut menentukan keputusan seorang pimpinan. Maka dari itu untuk menjadi seorang ajudan Pejabat Negara harus mempunyai pengetahuan yang luas dan diberikan pelatihan atau pendidikan khusus mengenai ajudan Pejabat Negara.

2. Untuk anggota KPM UPI yang bertugas menjadi seorang ajudan dalam kegiatan apapun diharapkan diberikan suatu pengetahuan tentang ajudan dengan melakukan satuan tugas yang dilakukan oleh KPM UPI agar ketika melaksanakan tugas tidak terjadi kesalahan.

24

DAFTAR PUSTAKA

Anung, Dedi. (2010). Ajudan dan Protokoler. [online] Tersedia:http:// ajudanprotokoler.blogspot.com/2010/12/direktorat-ajudan-jenderal-angkatan.html [10 Mei 2013]

Aritonang M, Dinoroy. (2005). Kaburnya Kaburnya Pengertian Istilah Pejabat Negara. [Online] Tersedia:http://www.stialanbandung.ac.id/index.php? option=com_content&viewarticle&id=395:kaburnya-pengertian-istilah Pejabat Negara & catid= 12: artikel & Itemid = 85 [20 Mei 2013]

Haryati, Sri. (2011). Pengertian Protokoler:Sejarah Protokoler dan Perkembanganny. [online] Tersedia:http://kuliahitukeren.blogspot.com /2011/07/protokoler-sejarah-protokol-dan.html [8 Mei 2013]

Muhammad, Arief S. (2011). Peranan Ajudan dalam Mengawal Pejabat Di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia, Makalah Protokoler Utama KPM UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Oli, Helena. (2011). Pengetahuan Protokol. [online] Tersedia: http://kuliah itukeren.blogspot.com/2011/07/protokoler-sejarah-protokol-dan.html [8 Mei 2013]

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 1 Tahun 2013 Tentang Penugasan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia Di Luar Struktur Organisasi Kepolisian Negara Republik Indonesia. [15 Agustus 2013]

Peraturan Menteri Pertahanan No. 1 Tahun 2011. Tentang Susunan-susunan dan Tata Kerja Jabatan Fungsional Tertentu dan Fungsional Umum Kementrian Pertahanan

Poerwadarminta, W.J.S. (2012). Pengertian Pejabat Negara. [online] Tersedia:http://avirista.blogspot.com/2012/11/pengertian-Pejabat Negara .html [15 Mei 2013]

Wiryandari, Rosita. (2011). Sejarah dan Fungsi Keprotokolan. [online] Tersedia: http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/protokoler-sejarah-protokol-dan.html [8 Mei 2013)

25