air tanah

7
AIR TANAH Sebagian besar airtanah berasal dari air permukaan yang meresap masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Sebagian kecil airtanah berasal dari air juvenil, merupakan air yang “baru”, dapat berupa air magmatik, baik air plutonik (yang sangat dalam) maupun air volkanik (yang relatif dangkal 3 – 5 km) dan air kosmik yang berasal dari ruang angkasa bersama meteorit; selain itu ada yang disebut air fosil (air “connate”), merupakan kantong air yang terjadi karena air tersebut terperangkap pada endapan sewaktu terjadi proses pengendapannya. Air magmatik (plutonik/volkanik) biasanya panas atau hangat dan mempunyai kandungan sulfur tinggi, sedang air fosil biasanya asin. Airtanah yang hangat tidak semuanya berupa air magmatik; air ini hangat karena dalam pengalirannya di bawah tanah mengalami pengaruh pemanasan dari batuan beku (intrusi) yang masih panas. Air seperti ini dicirikan oleh tidak adanya kandungan sulfur (belerang) di dalamnya. Kadar kandungan air tanah di suatu daerah ditentukan oleh: 1) Iklim/musim atau banyaknya curah hujan. 2) Banyak sedikitnya tumbuh-tumbuhan; misalnya hutan, padang, dsb. 3) Topografi, misalnya lereng, datar, cekungan. 4) Derajat kesarangan / derajat celah atau pori-pori batuan. L a u t Penguapan Pengembunan A w a n Aliran Muka Peresapan Huja Penguapan Pernafasan Danau/Rawa Mataai Sungai Gbr. … Siklus (Daur) Hidrologi

Upload: iwanksaribu

Post on 12-Jun-2015

2.585 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: AIR TANAH

AIR TANAH

Sebagian besar airtanah berasal dari air permukaan yang meresap masuk ke dalam tanah (infiltrasi).

Sebagian kecil airtanah berasal dari air juvenil, merupakan air yang “baru”, dapat berupa air magmatik, baik air plutonik (yang sangat dalam) maupun air volkanik (yang relatif dangkal 3 – 5 km) dan air kosmik yang berasal dari ruang angkasa bersama meteorit; selain itu ada yang disebut air fosil (air “connate”), merupakan kantong air yang terjadi karena air tersebut terperangkap pada endapan sewaktu terjadi proses pengendapannya. Air magmatik (plutonik/volkanik) biasanya panas atau hangat dan mempunyai kandungan sulfur tinggi, sedang air fosil biasanya asin. Airtanah yang hangat tidak semuanya berupa air magmatik; air ini hangat karena dalam pengalirannya di bawah tanah mengalami pengaruh pemanasan dari batuan beku (intrusi) yang masih panas. Air seperti ini dicirikan oleh tidak adanya kandungan sulfur (belerang) di dalamnya.

Kadar kandungan air tanah di suatu daerah ditentukan oleh:

1) Iklim/musim atau banyaknya curah hujan.2) Banyak sedikitnya tumbuh-tumbuhan; misalnya hutan, padang, dsb.3) Topografi, misalnya lereng, datar, cekungan.4) Derajat kesarangan / derajat celah atau pori-pori batuan.

Beberapa istilah sifat batuan terhadap airtanah:

1) Akuifer: lapisan pembawa air = lapisan permeabel. Berasal dari kata aqua yang berarti air, dan ferre berarti mengandung. Adalah batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air yang cukup berarti di bawah kondisi lapangan. Contoh: pasir, kerikil, batupasir, batugamping yang berlubang-lubang, lava yang retak-retak.

2) Akuiklud = lapisan kedap air = lapisan impermeabel. Berasal dari kata aqua, dan claudere yang berarti menutup. Adalah batuan yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat mengalirkannya dalam jumlah yang berarti. Contoh: lempung, shale, tuf halus, silt dan berbagai batuan yang berukuran (tekstur) lempung.

L a u t

Penguapan

Pengembunan

A w a n

Aliran airtanah

Muka airtanah

Peresapan

Hujan

Penguapan

Pernafasan

Danau/Rawa

Mataair

Sungai

Gbr. … Siklus (Daur) Hidrologi

Page 2: AIR TANAH

3) Akuifug = lapisan kebal air. Berasal dari kata aqua, dan fugere yang berarti mengusir. Adalah batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air. Contoh: granit, batuan yang kompak, keras, padat.

4) Akuitar; adalah batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan air tetapi hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah yang terbatas. Misalnya, tampak adanya rembesan atau kebocoran, kebocoran. Akuitar terletak di antara akuifer dengan akuiklud.

Page 3: AIR TANAH

POLA PENGALIRAN

Kenampakan bentuk dari keseluruhan garis-garis arah pengaliran air permukaan, ataupun bentuk umum dari lembah-lembah di suatu wilayah, baik dalam sebahagian (sub) DAS, satu sistem pengaliran sungai (DAS), maupun banyak DAS yang berdekatan disebut pola pengaliran. Gambaran pola-pola pengaliran (stream pattern) dapat dilihat dalam peta topografi berskala besar, foto udara maupun citra landsat (penginderaan jauh).1. POLA RADIAL

Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu “titik” tetapi muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah.

2. POLA SENTRIPETAL

Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.

3. POLA REKTANGULAR

Pola rektangular dicirikan oleh induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90o, arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling berpotongan.

4. POLA TRELLIS

Pola trellis memperlihatkan letak anak-anak sungai yang paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas

Gbr. 45. Pola pengaliran (drainase). Contoh-contoh tiga tipe pola pengaliran. a. radial denritis (S. Lawo); b. denritis (S.

Jeneberang); c. denritik trelis (S. Tumpah).Dari Whitten, 1987.

Page 4: AIR TANAH

1. Denritik 2. Modification of Denritic 3. Subparalel-Denritik

4. Angular-Trellis 5. Paralel 6. Subparalel

10. Anastomotik 11. Insekuent 12. Braded Drainage

Gbr. 46. Tipe-tipe Pola Pengaliran Sungai

7. Radial 8. Sink holes9. Dichotomic

Page 5: AIR TANAH

struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai deep dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya.

5. POLA DENRITIS

Pola denritis, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anak-anak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang luas, seperti misalnya, batuan granitis.

6. POLA PARALEL

Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola pengaliran semacam ini menunjukkan lereng yang curam. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran paralel.

7. POLA ANNULAR

Pola pengaliran cenderung melingkar seperti gelang; tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan lembut.

8. SINK HOLES

Pola pengaliran sink holes adalah pola pengaliran yang terputus-putus. Sungai-sungai yang mengalir terkadang muncul dari mulut gua yang satu selanjutnya mengalir di permukaan tanah pada dasar suatu sink holes lalu masuk ke dalam gua (sungai bawah tanah) yang lain, selanjutnya muncul lagi pada dasar sink holes yang lain. Sebahagian sungai-sungai itu tiba-tiba menghilang atau alirannya terputus di atas permukaan tanah; tak berlanjut karena meresap ke bawah tanah. Biasanya ditemukan di daerah karst (pegunungan kapur).

9. POLA BRAIDED

Pola baraided atau pola pengaliran jalin-menjalin dimaksudkan sebagai pengaliran yang saling memisah (terpecah-pecah) oleh “darat” atas beberapa alur dan saling bertemu untuk kemudian terpisah lagi dan bertemu lagi; demikian terjadi pengulangan-pengulangan yang memperlihatkan suatu jalinan-jalinan pengaliran kecil di dasar sebuah palung sungai yang lebar; yaitu, pengaliran pada palung-palung di dalam palung. Lihat Braided Stream.

10. POLA ANASTOMIK

Pola ini ditunjukkan oleh kawasan pembentukan meander, dimana tampak sungai induk dengan bentuk lengkungan-lengkungan atau kelokan ± 180o dan di sekitarnya terdapat danau-danau kecil berbentuk tapak kuda (Ox-bow lake).