air asam tambang

10
AIR ASAM TAMBANG (AAT) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan mengenai lingkungan dalam industri pertambangan khususnya industri pertambangan batubara sangatlah perlu diperhatikan karena dampak yang akan ditimbulkannya dan erat hubungannya dengan jalannya proses pada suatu industri kemudian akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pada perusahaan, seperti pengelolaan limbah akibat kegiatan penambangan dan upaya pencegahan maupun pengendalian serta perbaikan terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin ditimbulkan industri tersebut. Adapun dampak negatif terhadap lingkungan akibat dari kegiatan penambangan salah satunya adalah masalah air asam tambang ( mine acid drainage ). Suatu tindakan awal kegiatan tambang, yaitu sejak eksplorasi (penyelidikan) atau tahap perencanaan perlu dilakukan untuk mengetahui dan menghitung besarnya potensi air asam tambang yang akan ditimbulkannya. Mengetahui potensi keasaman dari suatu tambang sangat penting karena keasaman batuan tersebut baru merupakan potensi yang kehadirannya belum tentu akan menjadi persoalan setelah dilakukan eksploitasi. Potensi air asam tambang memerlukan antisipasi agar keberadaannya tidak menjadi berbahaya sehingga dapat berdampak kepada kerusakan/pencemar an lingkungan. Timbulnya air asam tambang ( acid mine drainage ) bukan hanya berasal dari hasil pencucian batubara tetapi juga dari dibukanya suatu potensi keasaman batuan sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas air dan juga tanah. Potensi air asam tambang harus diketahui dan dihitung agar langkah langkah preventif serta pengendaliannya dapat dilakukan. Pengelolaan yang benar harus dilakukan agar suatu cebakan mineral beserta batuan batuan penutup dan batuan batuan sampingnya tidak menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktu tambang itu sedang aktif ataupun setelah tambang tersebut tidak beroperasi lagi. Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan berakhir, karena air asam tambang ( mine acid drainage ) dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air, air permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke sungai akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai serta akan mengganggu biota yang hidup didarat juga biota diperairan. 1.2 Identifikasi Masalah Apabila terjadi air asam tambang identifikasi masalah yang dilakukan dalam perencanaan pengendalian air asam tambang adalah sebagai berikut : - Mengetahui karakteristik dari tanah/batuan penutup ( over burden ) terhadap adanya material yang berpotensi membentuk asam dan non asam atau bahan yang mengandung kapur - Lahan bekas penambangan yang dibiarkan terbuka dan tidak ditutup kembali dengan lapisan penutup ( over burden ) atau top soil akan menyebabkan teroksidasinya mineral mineral sulfida berupa pirit, terutama terjadi pada waktu hujan.

Upload: muhammad-irfan-siregar

Post on 30-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 1/10

AIR ASAM TAMBANG (AAT)

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Permasalahan mengenai lingkungan dalam industri pertambangan khususnya

industri pertambangan batubara sangatlah perlu diperhatikan karena dampak yangakan ditimbulkannya dan erat hubungannya dengan jalannya proses pada suatuindustri kemudian akan menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan padaperusahaan, seperti pengelolaan limbah akibat kegiatan penambangan dan upayapencegahan maupun pengendalian serta perbaikan terhadap kerusakan lingkunganyang mungkin ditimbulkan industri tersebut. Adapun dampak negatif terhadaplingkungan akibat dari kegiatan penambangan salah satunya adalah masalah air

asam tambang ( mine acid drainage ).Suatu tindakan awal kegiatan tambang, yaitu sejak eksplorasi (penyelidikan)

atau tahap perencanaan perlu dilakukan untuk mengetahui dan menghitungbesarnya potensi air asam tambang yang akan ditimbulkannya. Mengetahui potensikeasaman dari suatu tambang sangat penting karena keasaman batuan tersebutbaru merupakan potensi yang kehadirannya belum tentu akan menjadi persoalansetelah dilakukan eksploitasi. Potensi air asam tambang memerlukan antisipasiagar keberadaannya tidak menjadi berbahaya sehingga dapat berdampak kepadakerusakan/pencemaran lingkungan.

Timbulnya air asam tambang ( acid mine drainage ) bukan hanya berasal darihasil pencucian batubara tetapi juga dari dibukanya suatu potensi keasamanbatuan sehingga menimbulkan permasalahan kepada kualitas air dan juga tanah.Potensi air asam tambang harus diketahui dan dihitung agar langkah – langkahpreventif serta pengendaliannya dapat dilakukan. Pengelolaan yang benar harusdilakukan agar suatu cebakan mineral beserta batuan – batuan penutup dan batuan– batuan sampingnya tidak menjadikan persoalan dikemudian hari, baik sewaktutambang itu sedang aktif ataupun setelah tambang tersebut tidak beroperasi lagi.

Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu dilakukanselama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambanganberakhir, karena air asam tambang ( mine acid drainage ) dapat mengakibatkanmenurunnya kualitas air, air permukaan dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke

sungai akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal disepanjang aliransungai serta akan mengganggu biota yang hidup didarat juga biota diperairan.

1.2  Identifikasi Masalah Apabila terjadi air asam tambang identifikasi masalah yang dilakukan dalam

perencanaan pengendalian air asam tambang adalah sebagai berikut :- Mengetahui karakteristik dari tanah/batuan penutup ( over burden ) terhadapadanya material yang berpotensi membentuk asam dan non asam atau bahan yangmengandung kapur- Lahan bekas penambangan yang dibiarkan terbuka dan tidak ditutup kembalidengan lapisan penutup ( over burden ) atau top soil akan menyebabkanteroksidasinya mineral – mineral sulfida berupa pirit, terutama terjadi pada waktu

hujan.

Page 2: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 2/10

 

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ini dilakukan guna mengidentifikasi cara pengendalian air asam

tambang yaitu sebagai berikut :

1. Berapa jumlah hydrate lime yang dibutuhkan dalam penetralan air asamtambang.2. Apakah air yang dialirkan ke sungai telah memenuhi standar yang ditetapkanoleh PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pencemaran airkelas II.3. Apakah kualitas air limbah dari kolam pengendap telah sesuai dengan bakumutu air limbah Perda Kaltim No. 26 th 20021.4 Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah terbentuknya kembali air asamtambang2. Untuk mengetahui metode atau alat apa yang digunakan dalam pengendalian

air asam tambang.1.5 Pemecahan Masalah 1. Pembangunan tanggul, parit dan gorong – gorong untuk mengalihkanaliran air permukaan.2. Pembuatan sistem penirisan air dengan memasang pompa – pompa di lokasipenambangan.3. Pembangunan kolam pengendapan di lokasi tambang untuk mencegahterjadinya pelumpuran dan peningkatan pelumpuran.4. Melakukan pemantauan derajat keasaman air limbah penambangan di kolampengendapan.

5. Melakukan penetralan air limbah dalam kolam pengendapan dengan bahan – bahan kimia.

BAB II LANDASAN TEORI 

2.1 Pengertian Air Asam Tambang Air asam tambang ( AAT ) atau dalam bahasa asingnya Acid Mine Drainage

(AMD) adalah air yang terbentuk di lokasi penambangan dengan pH rendah (pH < 6 ) sebagai dampak dibukanya suatu potensi keasaman batuan sehingga

menimbulkan permasalahan terhadap kualitas air dan tanah, dimanapembentukannya dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu air, oksigen, dan batuanyang mengandung mineral – mineral sulfida ( pirit, kalkopirit, markasit, dll ).Kegiatan penambangan ini dapat berupa tambang terbuka maupun tambang dalam( bawah tanah ).

2.2 Proses Terjadinya Air Asam Tambang Proses tejadinya air asam tambang yaitu bila teroksidasinya mineral – mineral

sulfida yang terdapat pada batuan hasil galian dengan air (H2O) dan oksigen (O2).Oksidasi logam sulfida dalam membentuk asam terjadi dalam beberapa persamaanreaksi sebagai berikut :

1. FeS2 + 7/2 O2 + H2O Fe+2 + 2SO4-2 + 2H+ 

2. Fe+2 + ¼ O2 + H+ Fe+3 + ½ H2O3. Fe+3 + 3H2O Fe(OH)3 + 3H+ 

Page 3: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 3/10

4. FeS2 + 14Fe+3 + 8H2O 15Fe+2 + 2SO4-2 + 16H+ 

Ada tiga ( 3 ) jenis sulfida dalam air maupun air limbah yaitu :a. Total sulfida : mencakup H2S, HS terlarut dan sulfida – sulfida logamtersuspensi yang dapat dihidrolisis dengan asam.b. Sulfida terlarut : sulfida yang tertinggal setelah padatan tersuspensi dalam

contoh air dihilangkan dengan cara fluktuasi maupun pengendapan.c. H2S yang tidak terionisasi : H2S jenis ini dapat dihitung dari konsentrasi H2Sterlarut, pH contoh air dan konstanta ionisasi H2S.Faktor – faktor kimia yang menentukan pembentukan air asam tambang adalah :

-  pH-  Temperatur-  Kandungan O pada fase gas, dengan kejenuhan < 100 %-  Kandungan O pada fase cair-  Akumulasi kimia dari Fe3+ -  Luas permukaan mineral sulfida yang terpajan-  Energi kimia yang dibutuhkan untuk menurunkan asam

-  Peranan bakteriSedangkan sifat fisik yang mempengaruhi migrasi air asam tambang , adalah :

-  Kondisi limbah-  Permeabilitas limbah-  Keberadaan lubang air-  Tekanan lubang air-  Mekanisme perpindahannya

Faktor yang mengendalikan tingkat perpindahan kontaminan adalah jumlahpengencer dan tingkat pencampuran yang membentuk air asam tambang yangpindah dari sumber ke lingkungan penerimanya.

2.3  Sumber–

Sumber Air Asam Tambang Air asam tambang dapat terjadi pada kegiatan penambangan baik itu tambangterbuka maupun tambang bawah tanah. Umumnya keadaan ini terjadi karena unsursulfur yang terdapat di dalam batuan teroksidasi secara alamiah didukung jugadengan curah hujan yang tinggi semakin mempercepat perubahan oksida sulfurmenjadi asam. Sumber – sumber air asam tambang antara lain berasal darikegiatan – kegiatan berikut :1. Air dari tambang terbukaLapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisanpenutup, sehingga unsur sulfur yang terdapat dalam batuan sulfida akan mudahteroksidasi dan bila bereaksi air dan oksigen akan membentuk air asam tambang.

2. Air dari unit pengolahan batuan buanganMaterial yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan adalah batuanbuangan ( waste rock ). Jumlah batuan buangan ini akan semakin meningkatdengan bertambahnya kegiatan penambangan. Sebagai akibatnya, batuan buanganyang banyak mengandung sulfur akan berhubungan langsung dengan udara terbukamembentuk senyawa sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan membentukair asam tambang.3. Air dari lokasi penimbunan batuanTimbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat menghasilkan air asamtambang karena adanya kontak langsung dengan udara yang selanjutnya terjadipelarutan akibat adanya air.

4. Air dari unit pengolahan limbah tailing

Page 4: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 4/10

Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai potensi dalammembentuk air asam tambang, pH dalam tailing pond ini biasanya cukup tinggikarena adanya penambahan hydrated lime untuk menetralkan air yang bersifatasam yang dibuang kedalamnya. Air yang masuk ke dalam tailing pond yangbersifat asam tersebut diperkirakan akan menyebabkan limbah asam bila

merembes keluar dari tailing pond.2.4 Dampak – Dampak Air Asam Tambang 

Terbentuknya air asam tambang dilokasi penambangan akan menimbulkandampak negatif terhadap lingkungan. Adapun dampak negatif dari air asamtambang tersebut antara lain yaitu :2.4.1 Masyarakat disekitar wilayah tambang 

Dampak terhadap masyarakat disekitar wilayah tambang tidak dirasakansecara langsung karena air yang dipompakan ke sungai atau ke laut telahdinetralkan dan selalu dilakukan pemantauan 1 x seminggu menggunakan alat“water quality checker” (untuk mengetahui temperatur, kekeruhan, pH, dansalinity), hasil pemantauan disesuaikan dengan Baku Mutu Air Sungai dan Air Laut

dan dapat dilihat pada Lampiran 5. Namun apabila terjadi pencemaran dan biotaperairan terganggu maka binatang seperti ikan akan mati akibatnya matapencaharian penduduk menjadi terganggu.2.4.2 Biota Perairan 

Dampak negatif untuk biota perairan adalah terjadinya perubahankeanekaragaman biota perairan seperti plankton dan benthos, kehadiran benthosdalam suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas perairan. Padaperairan yang baik dan subur benthos akan mengalami kelimpahan, sebaliknyapada perairan yang kurang subur benthos tidak akan mampu bertahan hidup. Datamengenai keberadaan benthos yang ada dibeberapa TP ( titik pemantauan ) dapat

dilihat pada Lampiran 6.2.4.3 .Kualitas Air Permukaan Terbentuknya air asam tambang hasil oksidasi pirit akan menyebabkan

menurunnya kualitas air permukaan. Parameter kualitas air yang mengalamiperubahan diantaranya adalah pH, padatan terlarut, padatan tersuspensi, COD,BOD, sulfat, besi, dan Mangan.

2.4.4  Kualitas Air Tanah 

Ketersediaan unsur hara merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan

tanaman. Tanah yang asam banyak mengandung logam - logam berat seperti besi,

tembaga, seng yang semuanya ini merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan

tanaman, sedangkan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan tanaman seperti

fosfor, magnesium, kalsium sangat kurang. Akibat kelebihan unsur hara mikronya

dapat menyebabkan keracuanan pada tanaman, ini tandai dengan busuknya akar

tanaman sehingga tanaman menjadi layu.

2.5. Mineral-mineral Pembentuk Air Asam Tambang Mineral–mineral yang terdapat pada batuan penutup di daerah

pertambangan adalah kandungan sulfida alami, paling umum yaitu dalam

bentuk pirit. Apabila mineral-mineral ini terkena oksigen dan air selama

penambangan, maka akan mengalami oksidasi sehingga menghasilkan air asamsulfat. Dibawah ini menjelaskan reaksi pirit dengan oksigen dan air :

Page 5: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 5/10

 

Fe 15/4 + 7/2 O + 2

Air asam tambang terbentuk ketika mineral-mineral sulfida dalam batuanmuncul di permukaan pada kondisi oksidasi. Banyak tipe dari mineral sulfida,

sulfida besi yang sering terdapat pada batubara yang didominasi pirit danmarkasit.Beberapa sulfida-sulfida logam yang dapat menyebabkan air asam tambang:

Tabel 3. 1. Jenis-jenis Sulfida 

 No Rumus Senyawa Nama Senyawa

1 FeS2  Pyrite 

2 FeS2  Marcasite 

3 FexSx  Pyrrhotite 

4 Cu2S Chalcosite 

5 CuS Covellite 

6 Cu FeS2 Chalcopyrite

7 MoS2 Molybdenite

8 NiS Millerite

9 PbS Galena

10 ZnS Sphalerite

Apabila mineral-mineral sulfida muncul di permukaan pada kondisioksidasi, maka mineral-mineral sulfida akan teroksidasi, bereaksi dengan air danoksigen menjadi kondisi asam tinggi, kaya akan sulfat. Komposisi logam dankonsentrasi-konsentrasi pada tipe mineral sulfida hadir dalam jumlah yang banyak.

Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui prosesnya sebagai berikut:Persamaan 1 : FeS2 + 7/2 O2 + H2O Fe+2 + 2 SO4

-2 + 2 H+ 

Persamaan 2 : Fe+2 + 1/4 O2 + H+  Fe+3 + 1/2 H2O

Persamaan 3 : Fe+3 + 3 H2O Fe(OH) + 3H+ 

Persamaan 4 : FeS2 + 14 Fe+3 +8 H2O 15 Fe+2 + 2 SO4-2 + 16 H+ 

Persamaan 1, besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan asam Persamaan 2, besi ferro dalam persamaan dua akan teroksidasi menjadi besi ferri 

Persamaan 3, besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferrihidrosida danasam.

Persamaan 4, besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan berlaku sebagaikatalis yang menyebabkan besi ferro yang sangat besar, sulfat dan asam.

Batubara adalah batuan sedimen yang terbentuk secara akumulasi dankompaksi dari sisa-sisa tumbuhan dalam lingkungan reduksi seperti pada daerahrawa. Sulfur di dalam batubara dan lapisan pembawa batubara dapat terjadiseperti sulfur organik, sulfur sulfat dan pirit sulfur . Beberapa sulfur nampak

pada seam batubara setelah peat berubah menjadi batubara, hal ini dibuktikandengan adanya pirit pada fracture vertikal permukaan yang disebut cleat.Padaseam  pirit banyak hadir dalam lapisan batubara dan overburden terjadiseperti butiran kristal yang sangat kecil tercampur dengan organik dari batubaradan juga tersebar disekitar lapisan-lapisan dari

Page 6: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 6/10

sandstone dan shale. Sumber sulfur yang luas terdapat pada konkresi, nodule,

lensa band dan pengisian pada lapisan-lapisan porous.Sulfat sulfur biasanya hanya ditemukan dalam jumlah minor dalam fresh

coal dan berasosiasi dengan batuan-batuan. Sulfat sulfur biasanya merupakan hasil

dari pengaruh iklim dan oksidasi dari sulfida sulfur . Sulfat merupakan hasil reaksi

dari oksidasi pirit dan relatif tidak menghasilkan asam. Pirit atau sulfidasulfur adalah penyebab sulfur yang utama dalam batubara biasanya berasosiasidengan batuan. Semua mineral-mineral sulfida itu mungkin hadir, besi

sulfida merupakan hal utama dan penghasil asam yang terutama. Berdasarkan

maksimal potensial asam dari korelasi tertutup antara sample overburden dan pirit

sulfur maka kita dapat mengetahui tipe dari pirit sulfur  Angka dari oksidasi pirit tergantung variable angka, yaitu : permukaan reaktif dari pirit sulfat, konsentrasi oksigen, kelarutan pH, sumber-sumber katalis,pembilasan ( flushing) frequencies dan kehadiran dari

bakteri Thiobacillus. Karakteristik dari air asam tambang adalah : pH dan

ion hydrogen rendah, sulfat dan kadar besi tinggi.

BAB III PEMBAHASAN 

5.1 Upaya – Upaya Pengendalian Air Asam Tambang Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi dampak negatif yang

ditimbulkan. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan sebelum maupunsetelah terbentuknya air asam tambang.a. Penanganan yang dilakukan sebelum air asam tambang terbentuk.

Upaya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut :- Menutup dan menimbun

Upaya pencegahan timbulnya air asam tambang yang dilakukan dengancara menutup dan menimbun kembali dengan segera lokasi bekaspenambangan yang telah selesai diambil batubaranya agar jangan sampai terjadioksidasi mineral sulfida dengan air dan udara pada batuan pirit yang terbukaakibat proses penambangan.

- Mencegah masuknya O2 Lahan bekas penambangan berbentuk cekungan yang mengandung mineral sulfidapada dasar lapisan ( floor ) batubaranya ditutup dengan air dengankedalaman tertentu ( dalam keadaan diam tidak mengalir ) guna mencegahmasuknya O2 sehingga tidak terjadi oksidasi antara mineral sulfida, O2, dan air.

- CapsuleMetode ini dilakukan dengan cara melapisi material yang mengandung sulfidadengan tanah liat.b. Penanganan yang dilakukan setelah air asam terbentuk.Upaya penetralan yang dilakukan oleh pihak perusahaan jika masih terdapatair asam tambang pada lahan bekas penambangan dengan menambahkan kapur(hydrated lime) ke dalam air. Jumlah penambahan bahan – bahan tersebut selaludidasarkan pada hasil percobaan dan perhitungan dengan metode titrasi. Datatersebut dapat dilihat pada lampiran 7

Page 7: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 7/10

Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan untuk

menetralkan air asam tambang. Hydrated lime dapat diperoleh dengan

menggunakan proses kalsinasi terhadap batu gamping. Batu gamping dipanaskan

pada suhu 600

0

C – 900

0

C dengan tekanan 1 atm sehingga menghasilkan CaO (kapurtohor). Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :

CaCO3 CaO + CO2 

Setelah terbentuk CaO, selanjutnya dilakukan proses hidrasi, yaitu CaO dilarutkan

dalam air.

CaO + H2O Ca(OH)2 

Reaksi penetralan air asam tambang dengan hydrated lime adalah :

Ca(OH)2 + H2SO4 CaSO4 + H2O

5.2  Penetralan Air Asam Tambang 

Dalam hal ini bahan yang digunakan untuk penetralan tersebut adalah

hydrated lime ( Ca(OH)2 ). Sebelum proses penetralan dilakukan ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan yaitu :

●  Kondisi lahan bekas penambangan

Lokasi bekas penambangan batubara berbentuk cekungan setelah kegiatan

penambangan selesai. Ciri – ciri lokasi bekas penambangan ini adalah sebagai

berikut:

- Mineral sulfida ( pirit ) terkandung pada batuan penutup ( over burden), lapisan

atas batubara dan setelah kegiatan penambangan selesai lapisan batubara

disisakan ± 10 cm ( floor batubara ) pada dasar cekungan untuk mendapatkan

batubara bersih.

- Air permukaan terutama berasal dari air hujan dan air dari sekitar lokasi

penambangan yang masuk kedalam cekungan sehingga cekungan berbentuk kolam

yang besar.

- Curah hujan yang tinggi akan menyebabkan air yang masuk kedalam cekungan

cukup besar sehingga volume air pada cekungan juga meningkat.

- Material penutup (over burden ) pada lapisan batubara di daerah penambangan

adalah jenis mudstone, batupasir, dan batulempung.

●  Proses terbentuknya air asam tambang pada daerah bekas penambangan

Terbentuknya air asam tambang karena adanya reaksi kimia antara tiga

komponen utama pembentuk air asam tambang, yaitu : lapisan roof / floor

Page 8: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 8/10

batubara serta batuan penutup ( over burden ) yang mengandung mineral sulfida,

air, dan oksigen.Mineral sulfida sebagai faktor utama pembentuk air asam tambang terkandung

dalam lapisan batubara, dimana mineral sulfida ini tersingkap sejak kegiatan

penambangan dilakukan. Setelah penambangan selesai pada lokasi bekaspenambangan masih disisakan lapisan batubara dengan ketebalan ± 10 cm yangberupa lantai batubara ( floor ). Pada daerah penelitian mineral sulfida terdapatpada lantai batubara dan lapisan batubara yang tidak ditambang

Komponen pembentuk air asam tambang lainnya adalah air dan oksigen. Air yang

masuk kedalam cekungan berasal dari air permukaan terutama dari air hujan.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan volume air pada cekungan semakin besar,

sehingga cekungan berbentuk kolam besar.Dengan adanya oksigen yang berasal dari udara, maka terjadi reaksi kimia

antara mineral sulfida, air, dan oksigen. Dari reaksi ketiga komponen tersebutmaka terbentuklah air asam tambang. 

5.3 Pencegahan Pembentukan Kembali Air Asam Tambang 

Pembentukan air asam tambang dapat diatasi dengan menghilangkan atau

mengurangi satu atau lebih komponen – komponen pembentuk air asam tambang.

Pencegahan terbentuknya air asam tambang pada kolam bekas penambangan

adalah dengan cara pelapisan.

Pelapisan adalah cara pengendalian terbentuknya air asam tambang dengan

membatasi kontak oksigen dan air terhadap lapisan batubara yang mengandungmineral sulfida. Pelapisan ini dilakukan dengan cara menutupi lapisan batubara

yang berupa lantai batubara dengan material yang bersifat impermeable misalnya

mineral liat.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari sistem

pelapisannya adalah sebagai berikut :

◙ Kandungan sulfurSemakin besar kandungan sulfur pada batuan maka semakin besar pula

kemungkinan terjadinya reaksi oksidasi dengan oksigen dan air.◙ Porositas

Porositas mempengaruhi kemungkinan masuknya air serta udara ke dalam

lantai batubara yang mengandung mineral sulfida. Semakin besar porositas maka

semakin besar juga kemungkinan terjadinya reaksi oksidasi.

◙ Luas permukaan kristal pirit

Semakin luas permukan kristal pirit yang tidak tertutupi maka semakin besar

pula kemungkinan terkena air dan udara.

◙ Kereaktifan kristal pirit

Page 9: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 9/10

Meskipun kristal pirit terkena udara dan air tetapi kereaktifan dari kristal pirit

sendiri berbeda. Kereaktifan ini mempengaruhi kecepatan dari reaksi oksidasinya.

Secara umum penutupan batuan sulfida ini menggunakan mineral liat dengan

langkah – langkah sebagai berikut :- Air asam tambang yang telah netral dikeluarkan dari kolam bekas penambangan

dengan menggunakan pompa air. Air tersebut dikeluarkan menuju aliran sungai

didekat kolam bekas penambangan.

- Setelah air dikeluarkan seluruhnya langkah berikutnya adalah pelapis liat

ditukar diatas material sulfida kemudian dipadatkan dengan memanfaatkan lalu

lintas alat berat selama proses penumpukan batuan, pemadatannya harus benar – 

benar diperhatikan dan rata.

- Selanjutnya digunakan material tambang untuk melapisi dan dilakukan

pemadatan lagi. Ketebalan penutupan batuannya disesuaikan dengan rencana yang

sudah dibuat dan ketersediaan material yang dipakai untuk penutupan batuan

sulfida (gambar 5.5)

- Lapisan terakhir yang digunakan adalah tanah humus (top soil). Penutupan

lokasi bekas penambangannya dilakukan dengan menggunakan material yang ada

pada daerah penambangan, dalam hal ini material yang digunakan adalah material

hasil bongkaran dan top soilnya juga dari daerah penambangan.

BAB IVPENUTUP 

4.1  Kesimpulan 1. Terbentuknya air asam tambang disebabkan karena teroksidasinya mineralsulfida ( pirit ) yang terdapat pada tanah / batuan penutup, dan lapisan roof /floor batubara dengan air dan oksigen.2. Penanganan yang dilakukan terhadap air asam tambang dengan penetralan.

Bahan penetral yang digunakan adalah hydrated lime, penggunaan hydrated limekarena dianggap lebih ekonomis dibandingkan bahan penetral kimia lainnya.3. Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan air asam terbentuk kembali jikabereaksi dengan udara dan mineral sulfida pada lantai batubara. Untuk itu lokasibekas penambangan harus segera ditutup agar tidak terjadi reaksi antaraketiganya. Bahan penutup yang efektif digunakan adalah bahan yang bersifat nonasam dan kedap air ( impermeable ).

4.2  Saran 

1.  Lokasi bekas penambangan harus selalu dikontrol agar pembentukan

air asam tambang dapat diantisipasi.

Page 10: Air Asam Tambang

7/16/2019 Air Asam Tambang

http://slidepdf.com/reader/full/air-asam-tambang-5633846c6707c 10/10

2.  Segera lakukan penutupan pada lahan bekas penambangan

menggunakan batuan penutup dan top soil agar terbentuknya air asam

tambang dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA 

  Eko Suciratmadi Wiranto, Laporan Tugas Akhir, Kajian Teknis ProduktivitasAlat Muat dan Alat Angkut Untuk Pengupasan Tanah Penutup di Site Lati PT BerauCoal, 2005

  Kumpulan Makalah Seminar Air Asam Tambang Di Indonesia Kerjasama DepartemenPertambangan Dengan Institut Teknologi Bandung, 1996

  Laporan Tugas Akhir, Geokimia Overburden dan Reklamasi pada Pit Satui PT ThiessContractors Indonesia, 2005

  Mario Lee Pisco, Laporan Kerja Praktek, Penanggulangan Air Asam Tambang denganPengapuran Selama 24 Jam terus menerus dengan Active Treatment pada PTTambang Batubara Bukit Asam, 2005