ahp hasil

15
 V ANALISIS HASIL STUDI AHP 1. Landasan Aspek dan Kriteria yang Menjadi Bahan Pertimbangan Penentuan Teknologi Pengolahan Sampah di Jakarta Timur Analisis pendapat gabungan para responden menunjukkan bahwa aspek lingkungan (nilai bobot 0,440) merupakan aspek paling penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur. Aspek berikutnya yang perlu diperhatikan adalah aspek sosial (nilai bobot 0,243); aspek teknis (nilai bobot 0,169), dan aspek ekonomi (nilai bobot 0,148). Setiap aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur beserta nilai bobotnya disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Setiap Aspek yang Dipertim bangkan dalam Menentukan Teknologi Pengolahan Sampah di Jakarta Timur Beserta Nilai Bobotnya. Keterangan : SOSIAL = Aspek sosial EKONOMI = Aspek ekonomi LINGKUNG = Aspek Lingkun gan TEKNIS = Aspek Teknis Terpilihnya aspek lingkungan sebagai prioritas utama yang harus diperhatikan dalam menentukan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur mencerminkan bahwa kegiatan pengolahan sampah sangat erat kaitannya dengan masalah pengelolaan lingkungan hidup. Ada dua hal pokok yang menjadi implikasi penting dalam kaitannya antara teknologi pengolahan sampah dengan pengelolaan lingkungan

Upload: fikri-holi

Post on 13-Jul-2015

137 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 1/15

V ANALISIS HASIL STUDI AHP

1. Landasan Aspek dan Kriteria yang Menjadi Bahan PertimbanganPenentuan Teknologi Pengolahan Sampah di Jakarta Timur

Analisis pendapat gabungan para responden menunjukkan bahwa aspek 

lingkungan (nilai bobot 0,440) merupakan aspek paling penting yang perlu

diperhatikan dalam menentukan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur.

Aspek berikutnya yang perlu diperhatikan adalah aspek sosial (nilai bobot 0,243);

aspek teknis (nilai bobot 0,169), dan aspek ekonomi (nilai bobot 0,148). Setiap aspek 

yang dipertimbangkan dalam menentukan teknologi pengolahan sampah di Jakarta

Timur beserta nilai bobotnya disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Setiap Aspek yang Dipertimbangkan dalam Menentukan Teknologi Pengolahan

Sampah di Jakarta Timur Beserta Nilai Bobotnya.Keterangan : SOSIAL = Aspek sosial

EKONOMI = Aspek ekonomi

LINGKUNG = Aspek Lingkungan

TEKNIS = Aspek Teknis

Terpilihnya aspek lingkungan sebagai prioritas utama yang harus diperhatikan

dalam menentukan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur mencerminkan

bahwa kegiatan pengolahan sampah sangat erat kaitannya dengan masalah

pengelolaan lingkungan hidup. Ada dua hal pokok yang menjadi implikasi penting

dalam kaitannya antara teknologi pengolahan sampah dengan pengelolaan lingkungan

Page 2: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 2/15

  55

hidup. Implikasi pertama adalah input teknologi dalam kegiatan pengolahan sampah

harus mampu menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh

sampah. Dalam hal ini, teknologi yang digunakan harus mampu mengolah sampah

sedemikian rupa sehingga seluruh sampah yang dihasilkan warga Jakarta Timur dapat

diolah secara efektif dan efisien. Dengan demikian potensi sampah untuk mencemari

lingkungan dapat ditekan semaksimal mungkin. Implikasi kedua adalah input

teknologi dalam kegiatan pengolahan sampah harus memberikan dampak minimal

terhadap lingkungan.

Aspek lingkungan yang dikemukakan dalam penelitian ini mencakup enam

kriteria, yaitu : 1) minimal dalam memberikan dampak terhadap pencemaran air;

2) minimal dalam memberikan dampak terhadap pencemaran udara dan bau;

3) minimal dalam memberikan dampak terhadap pencemaran tanah; 4) minimal

dalam menimbulkan dampak untuk menjadi habitat penyakit; 5) minimal dalam

menimbulkan degradasi keindahan lingkungan kota; dan 6) relatif sesuai dengan arah

pengembangan kota. Dari keenam kriteria tersebut, kriteria yang dipandang utama

oleh para responden dalam menentukan prioritas teknologi pengolahan sampah

adalah minimal dalam memberikan dampak terhadap pencemaran air (nilai bobot

0,236). Kriteria-kriteria selanjutnya mulai dari kriteria yang memiliki nilai bobot

tinggi hingga rendah berturut-turut adalah : minimal dalam menimbulkan dampak 

untuk menjadi habitat penyakit (nilai bobot 0,226); minimal dalam memberikan

dampak pencemaran udara dan bau (nilai bobot 0,197); minimal dalam memberikan

dampak pencemaran tanah (nilai bobot 0,163); relatif sesuai dengan arah

pengembangan kota (nilai bobot 0,121); dan minimal dalam menimbulkan degradasi

Page 3: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 3/15

  56

keindahan lingkungan kota (nilai bobot 0,057). Secara singkat, setiap kriteria dalam

aspek lingkungan beserta nilai bobotnya dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Setiap Kriteria dalam Aspek Lingkungan Beserta Nilai Bobotnya.Keterangan : AIR = Minimal menimbulkan pencemaran air

UDARA = Minimal menimbulkan pencemaran udara dan bau

TANAH = Minimal menimbulkan pencemaran tanah

HABITAT = Minimal menimbulkan habitat penyakit

INDAH = Minimal menurunkan keindahan kota

ARAHKOTA = Relatif sesuai dengan arah pengembangan kota

Secara implisit hal ini menunjukkan bahwa masalah utama dalam pengolahan

sampah yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup adalah pencemaran air

yang diakibatkan oleh kegiatan pengolahan sampah. Sehingga para responden

berpendapat bahwa teknologi yang sebaiknya diutamakan dalam kegiatan pengolahan

sampah di Jakarta Timur adalah teknologi yang minimal menimbulkan pencemaran

air terhadap badan perairan di Jakarta Timur pada khususnya dan perairan di kota

Jakarta pada umumnya. Hal ini terkait dengan kondisi perairan kota Jakarta yang

sudah mengalami tingkat pencemaran memprihatinkan.

Gambar 6 juga menunjukkan bahwa kriteria minimal dalam menimbulkan

dampak untuk menjadi habitat penyakit memiliki nilai bobot 0,226 (hampir sama

dengan nilai bobot kriteria yang memberikan dampak minimal terhadap pencemaran

air [nilai bobot 0,236]). Hal ini boleh jadi dilandasi oleh pemikiran bahwa sampah

yang terlalu lama menumpuk akan menjadi tempat berkembang biaknya berbagai

Page 4: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 4/15

  57

organisme yang bisa menimbulkan penyakit pada manusia, seperti yang dikatakan

Salvato (1982) bahwa pembuangan sampah yang tidak ada pemisahan serta

kegagalan dalam melakukan sistem pengumpulan sampah dalam jangka waktu dua

hingga tiga minggu akan segera menimbulkan berbagai masalah, antara lain bau,

lalat, kecoa, dan lain-lain. Pendapat Salvato (1982) ini menyiratkan bahwa tumpukan

sampah yang terlalu lama dibiarkan akan menjadi habitat berbagai organisme yang

bisa menimbulkan penyakit pada manusia. Oleh karena itu menurut pandangan para

responden disamping pertimbangan minimal dalam menimbulkan pencemaran air,

teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur hendaknya

tidak menimbulkan tumpukan sampah yang dapat menjadi habitat penyakit.

Aspek kedua yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi

pengolahan sampah di Jakarta Timur adalah aspek sosial. Nilai bobot setiap kriteria

dalam aspek sosial dapat dilihat pada Gambar 7. Pada gambar tersebut terlihat bahwa

kriteria yang memiliki skala prioritas tertinggi adalah teknologi yang memiliki

potensi konflik yang rendah (nilai bobot 0,437); kemudian secara berturut-turut

diikuti oleh kriteria teknologi yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat (nilai

bobot 0,250); teknologi yang membuka kesempatan usaha (nilai bobot 0,114);

teknologi yang memberikan peluang tumbuhnya sektor informal (nilai bobot 0,106);

serta teknologi yang mampu memperluas kesempatan kerja (nilai bobot 0,093).

Page 5: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 5/15

  58

Gambar 7. Nilai Bobot Setiap Kriteria dalam Aspek Sosial.Keterangan : TENAKER = Penyerapan tenaga kerja

KONFLIK = Potensi konflik dengan masyarakat rendah

USAHA = Menumbuhkan lapangan usaha

FORMAL = Menumbuhkan sektor formal dan/atau informal

PSM = Penguatan peran serta masyarakat

Berdasarkan pendapat para responden, pertimbangan sosial terpenting yang

perlu diperhatikan dalam menetapkan suatu teknologi pengolahan sampah adalah

rendahnya potensi konflik yang mungkin terjadi dengan masyarakat. Jika suatu

teknologi pengolahan sampah akan diterapkan ditengah-tengah masyarakat, maka

keberadaan teknologi tersebut hendaknya relatif tidak mengganggu masyarakat,

terutama masyarakat disekitar teknologi itu berada. Jika memungkinkan, keberadaan

suatu teknologi pengolahan sampah manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat,

terutama masyarakat yang tinggal disekitar lokasi teknologi. Jika kondisi ini tercipta

maka masyarakat akan merasa memiliki teknologi pengolahan sampah yang

diterapkan. Hal ini akan menjamin keberlanjutan teknologi pengolahan sampah yang

digunakan.

Implikasi penting dari hal ini adalah perlu dilakukannya studi sosial yang dapat

mengukur tingkat penerimaan masyarakat terhadap suatu teknologi pengolahan

sampah yang direncanakan. Implikasi penting berikutnya adalah perlunya sosialisasi

kepada masyarakat, terkait dengan rencana penerapan teknologi pengolahan sampah

sebelum teknologi tersebut diimplementasikan.

Page 6: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 6/15

  59

Aspek ketiga yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan teknologi

pengolahan sampah adalah aspek teknis. Dalam aspek teknis, kriteria yang menjadi

prioritas utama adalah efektifitas dalam mereduksi sampah (nilai bobot 0,249).

Kemudian prioritas berikutnya secara berturut-turut dari tertinggi hingga terendah

adalah minimal dalam menggunakan lahan (nilai bobot 0,178); masih dapat

memanfaatkan sampah sebagai suatu sumberdaya (nilai bobot 0,132); mudah dalam

operasional (nilai bobot 0,126); ketersediaan lokasi yang memungkinkan teknologi

dapat diterapkan (nilai bobot 0,122); teknologi yang akan digunakan mudah

didapatkan termasuk adanya pelayanan purna jual (nilai bobot 0,108); serta

tersedianya sumberdaya manusia yang memahami teknologi yang akan digunakan

(nilai bobot 0,084). Secara ringkas, nilai bobot setiap kriteria dalam aspek teknis

ditampilkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Nilai Bobot Setiap Kriteria dalam Aspek Teknis.Keterangan :

EFEKTIF = Tingkat efektifitas dalam mengurangi tumpukan sampah

LAHAN = Dapat mengatasi masalah keterbatasan lahan

LOKASI = Ketersediaan lokasiTEKNOLOGI = Ketersediaan teknologi

MUDH-OPR = Kemudahan penerapan teknologi (kemudahan operasional)

SDM = Ketersediaan SDM yang memahami teknologi

MANFAAT = Pemanfaatan sumberdaya (dapat memanfaatkan sampah

sebagai sebuah sumberdaya)

Page 7: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 7/15

  60

Preferensi para responden untuk mengutamakan kriteria efektifitas dalam

mereduksi sampah adalah hal yang logis karena tujuan penggunaan teknologi dalam

kegiatan pengolahan sampah adalah mereduksi sampah secara efektif dalam periode

waktu relatif singkat. Namun demikian, bukan hanya masalah efektifitas dalam

mereduksi sampah saja yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan teknologi

pengolahan sampah di Jakarta Timur, masalah keterbatasan lahan pun turut menjadi

bahan pertimbangan. Masalah ini menempati prioritas kedua dalam kriteria aspek 

teknis.

Para responden memandang bahwa teknologi yang sebaiknya diterapkan di

Jakarta Timur, disamping memiliki efektifitas yang tinggi dalam mereduksi sampah

  juga yang membutuhkan lahan relatif tidak terlalu luas. Hal ini membawa implikasi

kepada perlunya suatu kegiatan pengolahan sampah yang intensif pada suatu kawasan

tertentu dengan menerapkan teknologi yang membutuhkan lahan relatif tidak terlalu

luas, serta ditunjang oleh keberadaan unit organisasi yang secara profesional

mengelola kegiatan pengolahan sampah.

Aspek terakhir yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan teknologi

pengolahan sampah di Jakarta Timur adalah aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi,

kriteria yang memiliki prioritas tertinggi hingga terendah berturut-turut: teknologi

yang memiliki biaya operasional rendah (nilai bobot 0,567); teknologi yang

investasinya rendah (nilai bobot 0,288); dan kemungkinan menghasilkan PAD (nilai

bobot 0,144). Nilai bobot setiap kriteria dalam aspek ekonomi dapat dilihat pada

Gambar 9.

Page 8: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 8/15

  61

Gambar 9. Nilai Bobot Setiap Kriteria dalam Aspek Ekonomi.Keterangan : INVEST = Investasi rendah

BEA-OPRS = Biaya operasional rendah

PAD = Menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) yang tinggi

Pandangan responden yang menetapkan kriteria teknologi yang memiliki biaya

operasional rendah sebagai prioritas yang seharusnya diutamakan dalam penentuan

teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur sesungguhnya terkait dengan

keterbatasan anggaran pemerintah daerah yang dapat dialokasikan untuk kegiatan

operasional pengolahan sampah. Demikian pula prioritas kedua yang menetapkan

kriteria investasi yang rendah dalam pengadaan teknologi juga didasarkan pada

alasan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah daerah.

Para responden boleh jadi berpandangan bahwa untuk mencapai keberlanjutan

suatu teknologi pengolahan sampah, sebaiknya lebih diutamakan menggunakan

teknologi yang memiliki biaya operasional rendah agar pihak pemerintah daerah

memiliki kemampuan untuk mendanai kegiatan operasional rutinnya, termasuk biaya

pemeliharaan dan lain-lain. Boleh jadi suatu jenis teknologi memiliki investasi relatif 

tinggi namun memiliki biaya operasional relatif rendah sehingga dalam jangka

panjang sesungguhnya lebih murah dibanding dengan teknologi yang investasi

pengadaannya relatif rendah namun biaya operasionalnya relatif tinggi. Sehingga

dalam hal ini para responden lebih menekankan kepada teknologi yang memiliki

biaya operasional relatif rendah dibanding dengan investasi yang rendah.

Page 9: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 9/15

  62

Kriteria menghasilkan PAD dalam kegiatan pengolahan sampah merupakan

prioritas terakhir dalam pertimbangan penentuan teknologi pengolah sampah karena

belum pernah ada kegiatan pengolahan sampah yang bisa menghasilkan PAD. Selama

ini, kegiatan pengolahan sampah hanya dipandang sebagai cost center  ketimbang

sebagai profit center .

2. Penentuan Skala Prioritas Teknologi Pengolahan Sampah yang Sebaiknya

Diterapkan di Jakarta Timur Berdasarkan Setiap Aspek dan Kriteria

Berdasarkan pertimbangan setiap aspek dan kriteria yang dikemukakan dalam

studi AHP, dapat dianalisis prioritas teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya

diterapkan di Jakarta Timur. Analisis yang dilakukan memberikan hasil sebagai

berikut :

A. Penentuan Skala Prioritas antara Incenerator dan Pengomposan

Jika ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi, pengomposan lebih merupakan

prioritas dibandingkan dengan incenerator untuk diterapkan dalam pengolahan

sampah di Jakarta Timur. Sedangkan jika ditinjau dari aspek lingkungan dan

teknis, incenerator lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pengomposan. Untuk 

lebih memperjelas perbandingan skala prioritas antara incenerator dan

pengomposan ditinjau dari setiap aspek, dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 10: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 10/15

  63

Gambar 10. Perbandingan Skala Prioritas antara Incenerator dan Pengomposan

Berdasarkan Setiap Aspek.Keterangan : SOSIAL = Aspek sosial

EKONOMI = Aspek ekonomi

LINGKUNG = Aspek Lingkungan

TEKNIS = Aspek TeknisOverall = Keseluruhan

Berdasarkan hasil ini, dapat dikatakan bahwa jika yang menjadi titik berat

penentuan teknologi pengolahan sampah adalah aspek sosial dan ekonomi, maka

pengomposan merupakan prioritas utama. Namun jika yang menjadi titik berat

perhatian adalah aspek lingkungan dan teknis, maka incenerator merupakan

prioritas utama. Namun secara keseluruhan teknologi pengomposan merupakan

prioritas utama untuk diterapkan di Jakarta Timur dibandingkan dengan

incenerator.

B. Penentuan Skala Prioritas antara Pengomposan dan Sanitary Landfill  

Berdasarkan pertimbangan semua aspek (sosial, ekonomi, lingkungan, dan

teknis), pengomposan merupakan prioritas utama untuk diterapkan di Jakarta

Timur dibandingkan dengan sanitary landfill, sebagaimana disajikan Gambar 11.

Page 11: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 11/15

  64

Gambar 11. Perbandingan Skala Prioritas antara Pengomposan dan Sanitary Landfill

Berdasarkan Setiap Aspek.Keterangan : SOSIAL = Aspek sosial

EKONOMI = Aspek ekonomi

LINGKUNG = Aspek Lingkungan

TEKNIS = Aspek TeknisOverall = Keseluruhan

Hal ini berarti bahwa para responden memandang teknologi pengomposan

lebih dapat mengakomodir pertimbangan sosial, ekonomi, lingkungan, dan teknis

dibandingkan dengan sanitary landfill. 

C. Penentuan Skala Prioritas antara Incenerator dan Sanitary Landfill :

Berdasarkan pertimbangan aspek sosial, lingkungan, dan teknis, incenerator

merupakan prioritas utama untuk diterapkan di Jakarta Timur dibandingkan

dengan sanitary landfill, seperti disajikan pada Gambar 12. Sedangkan ditinjau

dari aspek ekonomi, kedua jenis teknologi memiliki skala prioritas relatif sama.

Secara keseluruhan, incenerator menempati prioritas utama jika dibandingkan

dengan sanitary landfill. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi incenerator relatif 

dapat mengakomodir pertimbangan sosial, lingkungan, dan teknis dalam

penentuan teknologi pengolah sampah di Jakarta Timur.

Page 12: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 12/15

  65

Gambar 12. Perbandingan Skala Prioritas antara Incenerator dan Sanitary Landfill

Berdasarkan Setiap Aspek.Keterangan : SOSIAL = Aspek sosial

EKONOMI = Aspek ekonomi

LINGKUNG = Aspek LingkunganTEKNIS = Aspek Teknis

Overall = Keseluruhan

D. Penentuan Skala Prioritas antara Incenerator dan Pengomposan

Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Lingkungan

Berdasarkan beberapa kriteria yang termasuk aspek lingkungan, yaitu :

minimal dalam memberikan dampak terhadap pencemaran air; minimal dalam

memberikan dampak terhadap pencemaran tanah; minimal dalam menimbulkan

dampak untuk menjadi habitat penyakit; minimal dalam menimbulkan degradasi

keindahan lingkungan kota; dan relatif sesuai dengan arah pengembangan kota,

teknologi incenerator merupakan prioritas utama untuk diterapkan di Jakarta

Timur dibandingkan dengan pengomposan. Sedangkan ditinjau dari kriteria

minimal dalam memberikan dampak terhadap pencemaran udara dan bau,

pengomposan lebih diprioritaskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pula pada

Gambar 13.

Page 13: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 13/15

  66

Gambar 13. Perbandingan Skala Prioritas antara Incenerator dan Pengomposan

Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Lingkungan.Keterangan : AIR = Minimal menimbulkan pencemaran air

UDARA = Minimal menimbulkan pencemaran udara dan bau

TANAH = Minimal menimbulkan pencemaran tanahHABITAT = Minimal menimbulkan habitat penyakit

INDAH = Minimal menurunkan keindahan kota

ARAHKOTA = Relatif sesuai dengan arah pengembangan kota

Overall = Keseluruhan

Hal ini menunjukkan bahwa teknologi incenerator dipandang mampu

mengakomodir pertimbangan kriteria minimal dalam memberikan dampak 

terhadap pencemaran air; minimal dalam memberikan dampak terhadap

pencemaran tanah; minimal dalam menimbulkan dampak untuk menjadi habitat

penyakit; minimal dalam menimbulkan degradasi keindahan lingkungan kota; dan

relatif sesuai dengan arah pengembangan kota ketimbang teknologi pengomposan.

Namun Berdasarkan seluruh nilai bobot kriteria yang termasuk dalam aspek 

lingkungan, incenerator menempati prioritas utama jika dibandingkan dengan

pengomposan.

Page 14: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 14/15

  67

E. Penentuan Skala Prioritas antara Incenerator dan Sanitary Landfill  

Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Lingkungan

Berdasarkan semua kriteria yang terdapat dalam aspek lingkungan, teknologi

incenerator merupakan prioritas utama untuk diterapkan di Jakarta Timur

dibandingkan dengan teknologi sanitary landfill, sebagaimana disajikan pada

Gambar 14. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi incenerator dipandang mampu

mengakomodir seluruh pertimbangan kriteria dalam aspek lingkungan

Gambar 14. Perbandingan Skala Prioritas antara Incenerator dan Sanitary Landfill 

Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Lingkungan.Keterangan : AIR = Minimal menimbulkan pencemaran air

UDARA = Minimal menimbulkan pencemaran udara dan bau

TANAH = Minimal menimbulkan pencemaran tanah

HABITAT = Minimal menimbulkan habitat penyakit

INDAH = Minimal menurunkan keindahan kota

ARAHKOTA = Relatif sesuai dengan arah pengembangan kota

Overall = Keseluruhan

F. Penentuan Skala Prioritas antara Pengomposan dan Sanitary Landfill  

Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Lingkungan

Berdasarkan semua kriteria yang terdapat dalam aspek lingkungan, teknologi

pengomposan juga merupakan prioritas utama untuk diterapkan di Jakarta Timur

dibandingkan dengan sanitary landfill. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi

Page 15: AHP  hasil

5/12/2018 AHP hasil - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ahp-hasil 15/15

  68

pengomposan dipandang mampu mengakomodir pertimbangan seluruh kriteria

aspek lingkungan dibandingkan dengan teknologi sanitary landfill. Untuk lebih

 jelasnya dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Perbandingan Skala Prioritas antara Pengomposan dan Sanitary Landfill 

Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Lingkungan.Keterangan : AIR = Minimal menimbulkan pencemaran air

UDARA = Minimal menimbulkan pencemaran udara dan bau

TANAH = Minimal menimbulkan pencemaran tanah

HABITAT = Minimal menimbulkan habitat penyakit

INDAH = Minimal menurunkan keindahan kota

ARAHKOTA = Relatif sesuai dengan arah pengembangan kota

Overall = Keseluruhan

G. Penentuan Skala Prioritas antara Incenerator dan Pengomposan

Berdasarkan Kriteria dalam Aspek Sosial

Semua kriteria dalam aspek sosial menunjukkan bahwa teknologi

pengomposan merupakan prioritas utama untuk diterapkan di Jakarta Timur

dibandingkan dengan incenerator, sebagaimana disajikan pada Gambar 16.