web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan...

31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini antara lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya SD/MI dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan- terobosan sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di SD/MI adalah melakukan pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian masih banyak pihak yang belum memahami dan mampu menerapkan model ini secara baik. Melalui tulisan ini akan diuraikan secara singkat tentang Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 secara konseptual dan implementasinya dalam kegiatan pembelajaran. B. RUMUSAN MASALAH 1

Upload: nguyencong

Post on 30-Jan-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang

Kurikulum 2013. Kebijakan ini antara lain memberi ruang gerak yang luas kepada

lembaga pendidikan khususnya SD/MI dalam mengelola sumber daya yang ada,

dengan cara mengalokasikan seluruh potensi dan prioritas sehingga mampu

melakukan terobosan-terobosan sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan

kreatif.

Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang

menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di SD/MI adalah melakukan

pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna

bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran

yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian

masih banyak pihak yang belum memahami dan mampu menerapkan model ini

secara baik. Melalui tulisan ini akan diuraikan secara singkat tentang

Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013 secara konseptual dan implementasinya

dalam kegiatan pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan kurikulum ?

2. Bagaimana kajian kurikulum 2013

3. Apa saja perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP ?

4. Masalah apa saja yanga terjadi saat kurikulum diterapkan ?

5. Permasalahan – permasalahan apa saja yang terjadi pada proses belajar-

mengajar di kelas ?

1

Page 2: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

C. TUJUAN

1. Dapat mendeskripsikan pengertian dari kurikulum

2. Dapat mengetahui kajian kurikulum 2013

3. Dapat mengetahui perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP

4. Dapat mengetahui masalah yang terjadi saat kurikulum 2013 diterapkan

5. Dapat mengetahui permasalahan – permasalahan apa saja apa saja yang

terjadi pada proses belajar-mengajar di kelas.

6.

2

Page 3: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

BAB IIPEMBAHASAN

1. Pengertian Kurikulum

Menurut” HILDA TABA” Kurikulum adalah sebuah rancangan

pembelajaran, yang di susun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai

proses pembelajaran serta perkembangan individu. Sedangkan Menurut Murray

Print “Kurikulum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang

diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati

oleh siswa saat kurikulum itu diterapkan.”

Jadi dapat di simpulkan bahwa Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran

dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara

pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta

pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Dengan program itu, para siswa

melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dan

perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan

pembelajran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang

memberikan kesempatan untuk belajar. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini

disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam

penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Lama waktu dalam satu kurikulum, biasanya disesuaikan dengan maksud

dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksankan. Kurikulum ini diterapkan

dengan maksud untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan

yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

3

Page 4: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

2. Kajian kurikulum 2013

A. Latar belakang munculnya kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, sistem pendidikan di Indonesia juga harus selalu ikut menyesuaikan.

Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi jawaban untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia hadapi perubahan dunia. Pengembangan kurikulum 2013 sudah melalui proses panjang dan ditelaah sehingga saatnya disampaikan ke publik agar dapat bisa memberi pandangan lebih sempurna. Dengan segala konsekuensinya, perubahan kurikulum yang akan dimulai 2013 harus dilakukan jika tidak ingin kualitas SDM Indonesia tertinggal.

Pemerintah akan mengubah kurikulum Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta Sekolah Menengah Kejuruan dengan menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi. Basis perubahan kurikulum 2013 terdiri dari dua komponen besar, yakni pendidikan dan kebudayaan. Kedua elemen tersebut harus menjadi landasan agar generasi muda dapat menjadi bangsa yang cerdas tetapi berpengetahuan dan berbudaya serta  mampu berkolaborasi maupun berkompetisi. Adapun orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Perubahan yang paling berdasar adalah nantinya pendidikan akan berbasis science dan tidak berbasis hafalan lagi.

B. Fokus kurikulum 2013

Kurikulum 2013 ditandai dengan perubahan penekanan fokus pembelajaran. Berbeda  dengan KTSP yang mengutamakan pada kognitif atau kemampuan akademik. Kurikulum 2013 menyoroti unsur spiritual atau aspek afektif sebagai kompetensi inti atau kompetensi utama yang harus dicapai setelah proses belajar mengajar. Kompetensi di ranah kognitif menjadi

4

Page 5: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

kompetensi inti ketiga, setelah spritual dan sosial/sikap. Sementara, keterampilan atau aspek psikomotorik menjadi kompetensi keempat yang harus dicapai.

Sesuai tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013.

Untuk itu terlaksananya kurikulum 2013, peran guru sangat berperan aktif dalam pengembangannya, hal yang harus dimiliki yaitu: Pertama, kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar . 

Didalamnya terkait dengan metodologi pembelajaran.

5

Page 6: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

Kompetensi akademik (keilmuan), ini juga penting, karena guru sesungguhnya memiliki tugas untuk bisa mencerdaskan peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya, jika guru hanya menguasai metode penyampaiannya tanpa kemampuan akademik yang menjadi tugas utamanya, maka peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan apa-apa.

Kompetensi sosial. Guru harus juga bisa dipastikan memiliki kompetensi sosial, karena ia tidak hanya dituntut cerdas dan bisa menyampaikan materi keilmuannya dengan baik, tapi juga dituntut untuk secara sosial memiliki komptensi yang memadai. Apa jadinya seorang guru yang asosial, baik terhadap teman sejawat, peserta didik maupun lingkungannya.

Kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Pada diri gurulah sesungguhnya terdapat teladan, yang diharapkan dapat dicontoh oleh peserta didiknya.

C. Isi Kurikulum 2013

SD – MI (Sekolah Dasar - Madrasah Ibtidaiyah)

Kurikulum 2013 berbasis pada sains. Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi.

Mata pelajara (MAPEL) SD diantaranya:1. Pendidikan Agama2. PPKn3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. IPA6. IPS7. Seni Budaya dan Prakarya (Muatan Lokal; Mulok)8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal; Mulok).

SMP – MTs (Sekolah Menengah Pertama – Madrasah Tsanawiyah)

Mata pelajaran SMP MTs kurikulum 2013 sebagai berikut:1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

6

Page 7: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

2. PPKn3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. IPA6. IPS7. Bahasa Inggris8. Seni Budaya (Muatan Lokal)9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal)10. Prakarya (Muatan Lokal)

SMA – MA (Sekolah Menengah Atas – Madrasah Aliyah)

Mata pelajaran SMA – MA kurikulum 2013 sebagai berikut:1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti2. PPKn3. Bahasa Indonesia4. Matematika5. Sejarah Indonesia6. Bahasa Inggris7. Seni Budaya (Muatan Lokal)8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Muatan Lokal)9. Prakarya dan Kewirausahaan (Muatan Lokal)

D. Definisi Kompetensi Inti dan Dasar

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL

dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,

gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata

pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang

antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising

element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti

merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal

Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan

7

Page 8: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke

kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi

suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar

satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran

yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait

yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial

(kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan

(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi

Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara

integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial

dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu

peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan

penerapan pengetahuan (kompetensi kelompok inti 4).

3. Perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP

Kurikulum 2013 sudah di implementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014

pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara

resmi pada tanggal 15 juli 2013. Perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP,

sebagai berikut:

No Kurikulum 2013 KTSP111. 1. SKL (Standar Kompetensi Lulusan)

ditentukan terlebih dahulu, melalui permendikbud No.54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar isi, yang berbentuk kerangka dasar kurikulum, yang dituangkan dalam permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 tahun 2013.

Standar isi ditentukan terlebih dahulu melalui permendiknas No. 22 tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL melalui permendiknas No. 23 Tahun 2006.

   2. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Lebih menekankan pada aspek pengetahuan

   3. Dijenjang SD tematik terpadu untuk kelas I- Di jenjang SD tematik

8

Page 9: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

IV terpadu untuk kelas I-III4.

             

Jumlah jam pelajaran perminggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP

Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaraan lebih banyak dibanding dengan kurikulum 2013

       5. Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK di lakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi.

       6. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran

TIK sebagai mata pelajaran

       7. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil

Penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan

       8. Pramuka menjadi ekstra kulikuler wajib Pramuka bukan ekstra kulikuler wajib

       9. Permintaan (penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA

Penjurusan mulai kelas IX

     10. BK lebih menekankan pengembangan potens siswa

BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

Itulah beberapa perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun

keliatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara kurikulum 2013 dengan

KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI kurikulum 2013 dengan

KTSP. Misalnya pendekatan ilmiah (saintific approach) yang pada hakikatnya

adalah pembelajaran berpusatnya pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan

menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan

pendekatan keterampilan proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan

masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa

jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan dikurikulum 2013 akan bernasip sama

dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila seorang guru tidak

paham dan tidak bisa menerapkan dalam pembelajaran di kelas. 

9

Page 10: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

4. Masalah yang terjadi saat Kurikulum 2013 diterapkan

Berbagai wacana berkembang di masyarakat terkait kurikulum 2013 sangat

marak, tentunya berdasarkan pada sudut pandang mereka. Banyak persepsi yang

perlu dihargai sebagai bagian dari proses pematangan kurikulum yang sedang

disusun. Kurikulum ini merupakan terobosan baru dari kurikulum sebelumnya

yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Alasan perubahan

kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 banyak berbagai alasan. Menteri

pendidikan dan kebudayaan, Moh Nuh menemukan pasalnya, hasil studi lembaga

survei pendidikan internasional, TIMSS dan PIRLS 2011 tidak menunjukkan

perkembangan yang signifikan terhadap kemampuan siswa di indonesia. Selain itu

evaluasi kurikulum pendidikan saat ini terlalu membebani siswa. “Dari evaluassi

nanti di harapkan bisa ditemukan formulasi sesuai standar kompetensi”. Katanya

(Dikutip dari : edukasi.kompas.com).

Dengan adanya hal tersebut yang menyebabkan kementrian pendidikan dan

kebudayaan semakin memantapkan langkah untuk mengganti KTSP dengan

kurikulum baru pada tahun 2013. Kurikulum 2013 ini rencananya diterapkan

mulai tahun ajaran 2013/2014 pada berbagai jenjang. Mulai dari tingkat SD, SMP,

SMA, dan SMK. Untuk jenjang solah dasar sederajat, akan diamputasi 2 mata

pelajaran yakni mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), jadi nantinya untuk SD sederajat hanya ada mata

pelajaran atau bidang studi, yakni:

a. Pendidikan agama

b. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan atau PKN

c. Bahasa indonesia

d. Matematika

e. Seni budaya

f. Pendidikan jasmani dan kesehatan.

Pengurangan mata pelajaran untuk tingkat atau jenjang SD sederajat ini

dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan agar peserta didik atau para siswa tidak

terlalu terjejali oleh banyaknya mata pelajaran yang mereka dapatkan di bangku

10

Page 11: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

sekolah. Di harapkan dengan pengurangan ini, kecerdasan para siswa akan terasah

tanpa disertai beban dengan banyaknya mata pelajaran yang mereka terima di

sekolah.

Dalam bahasan kurikulum yang akan dicanangkan tersebut masih menuai

banyak perdebatan. Dikalangan praktisi pendidikan masih menimbulkan pro dan

kontra. Pihak yang mendukung kurikulum baru menyatakan bahwa kurikulum

2013 nantinya akan memadatkan pelajaran sehingga tidak membebani siswa.

Selain itu kurikulum ini akan memfokuskan pada tantangan masa depan bangsa,

dan tidak memberatkan guru dalam penyusunan KTSP. Sedangkan pihak yang

kontra menyatakan bahwa, kurikulum justru kurang fokus karena menggabungkan

mata pelajaran IPA dengan bahasa indonesia di SD. Padahal kedua mata pelajaran

memiliki substansi pokok yang berbeda. Akan tetapi hampir semua orang setuju

atas alasan di balik perubahan kurikulum. Hal ini dipertegas lagi bahwa

kementrian pendidikan dan kebudayaan berupaya kembali pada tujuan mulia

pendidikan; tak hanya mencecoki siswa dengan pengetahuan, tapi juga

membentuk karakter mereka.

Dari pihak kontra memberikan argumen kembali bahwa, memang nantinya

mata pelajaran yang akan diajarkan tersebut dibuat lebih simpel. Akan tetapi

tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa akan semakin

berkurang akibat berpaduan mata pelajaran tersebut.

5. Permasalahan – permasalahan yang Terjadi Pada Proses Belajar-Mengajar di Kelas

a. Permasalahan Pemahaman Konsep

Berdasarkan observasi dan tes pemahaman konsep yang dilakukan peneliti

di SMP Negeri 1 Karangmoncol yang merupakan sekolah dalam kategori Sekolah

Standar Nasional (SSN) dimana, pembelajaran matematika di SMP Negeri 1

Karangmoncol telah dilaksanakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan 2006 menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa

11

Page 12: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

masih kurang. Terbukti dari hasil pretest yang diperoleh peneliti bahwa nilai rata-

rata kelas VII A adalah 39,51 dengan nilai tertinggi adalah 66,67 dan nilai

terendah adalah 15,56. Adapun nilai rata-rata tiap indikator adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Skor Rata-rata Nilai Indikator Pemahaman Konsep

NoIndikator Pemahaman Konsep

Rata-rata Kriteria

1

Memberikan label, mengemukakan secara verbal dan mendefinisikan konsep

3,06 Baik

2

Mengidentifikasi dan menurunkan contoh dan non-contoh

1,85 Kurang

3

Menggunakan model, diagram dan simbol untuk menyajikan konsep

0,83 Sangat Kurang

4

Menerjemahkan dari satu representasi ke representasi yang lain

0,11 Sangat Kurang

5

Mengenal berbagai makna dan interpretasi dari konsep

2,92 Sangat Kurang

6

NO

Mengidentifikasi sifat-sifat konsep

yang diberikan dan mengenal kondisi yang menetapkan

suatu konsep tertentu serta

membandingkan dan

Indikator

mengkontraskan konsep-konsep

1,19

Rata-rata

Sangat Kurang

Kriteria

12

Page 13: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

Pemahaman konsep siswa yang masih kurang disebabkan karena kesulitan

dalam mengerjakan soal pemahaman konsep. Kesulitan yang dialami siswa

disebabkan siswa tidak berani untuk menanyakan kesulitannya dalam memahami

materi maupun dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru pada saat kegiatan

belajar mengajar. Inisiatif siswa untuk ikut aktif 3 dalam proses belajar pun masih

kurang, hal tersebut nampak ketika guru memberi kesempatan untuk bertanya atau

berpendapat tidak dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Selain itu, siswa

mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dan kerjasama siswa belum

berjalan, terutama antara siswa yang kurang pandai dengan siswa yang pandai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, permasalahan-permasalahan dalam

pemahaman konsep seorang murid diantaranya : 

1. Siswa tidak mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah

dicapainya

2. Siswa tidak mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara

serta mengetahui perbedaan

3. Siswa tidak mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi

atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut

4. Siswa tidak mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur

5. Siswa tidak mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang

dipelajari

6. Siswa tidak mampu menerapkan konsep secara algoritma

7. Siswa tidak mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.

b. Permasalahan Kreativitas

Permasalahan -permasalahan kreatifitas pada PBM di dalam kelas yaitu ;

1. Tidak dapat Mendefinisikan kembali suatu masalah dapat diartikan dengan

cara lain, mengubah pandangan, menyusun kembali, meninjau kembali dengan

kata lain mencari duduk permasalahan mulai dari awal.

13

Page 14: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

2. Tidak dapat Mempertanyakan dan analisis asumsi-asumsi atau anggapan

orang kreatif

3. Ketidakmampuan melahirkan ide-ide, menciptakan, menghasilkan,

menemukan gagasan

4. Ketidakmampuan membangun kecakapan diri yaitu percaya pada kemampuan

sendiri, menjamin pelaksanaan tugas, melakukan apa yang perlu untuk

dilakukan, bekerja dengan efektif.

5. Ketidakmampuan mengenali minat sejati, dalam hal ini kemampuan tentang

menemukan diri sendiri, menemukan semangat diri, mengetahui apa yang

yang perlu dilakukan dan kemana harus melangkah.

Dari beberapa uraian di atas dapat ditemukan bahwa untuk mengembangkan

ketrampilan berpikir kreatif matematik siswa, guru perlu memberikan beberapa

strategi yang tepat kepada siswanya sehingga dapat menumbuh-kembangkan

kemampuan berpikir kreatif matematik siswa.

c. Permasalahan Penalaran

Utomo dan Ruijter (Suparno, 2000:31) memaparkan bahwa pada latihan

pemecahan soal ternyata hanya sebagian kecil siswa yang dapat mengerjakannya

dengan baik, sebagian besar tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Setelah diberi

petunjuk pun, mereka masih juga tidak dapat menyelesaikan soal-soal tersebut,

sehingga guru menerangkan seluruh penyelesaiannya. Menurut Herman (2010:1)

salah satu penyebab rendahnya penguasaan matematika siswa adalah guru tidak

memberi kesempatan yang cukup kepada siswa untuk membangun sendiri

pengetahuannya. Matematika dipelajari oleh kebanyakan siswa secara langsung

dalam bentuk yang sudah jadi (formal), karena matematika dipandang oleh

kebanyakan guru sebagai suatu proses yang prosedural dan mekanistis.

Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan Rohmayasari (2010:68) didapat

bahwa sikap dan kemampuan berpikir matematika siswa masih rendah dan belum

memuaskan, diantaranya:

14

Page 15: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

Para siswa masih merasa malas untuk mempelajari matematika karena

terlalu banyak rumus.

Para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran

yang membosankan.

Matematika masih sulit dipahami oleh siswa.

Soal matematika yang diberikan sulit untuk dikerjakan.

Siswa masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika

dalam kehidupan sehari-hari.

Soal yang diberikan adalah soal-soal rutin yang kurang meningkatkan

kemampuan berpikir matematika siswa.

Soal yang diberikan tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan

siswa belum terbiasa diberikan soal-soal tidak rutin.

d. Permasalahan Keterampilan dalam Pemecahan Masalah

Adapun permasalahan ketermapilan dalam pemecahan masalah adalah

sebagai berikut :

1. Siswa tidak dapat memahami masalah

2. Siswa tidak dapat merencanakan cara penyelesaiannya

3. Siswa tidak dapat melaksanakan rencana

4. Siswa tidak dapat menafsirkan masalah

5. Siswa belum terampil melakukan operasi bilangan bulat

6. Siswa tidak terampil menyelesaikan soal berbentuk cerita

7. Siswa tidak terampil melakukan operasi bentuk aljabar

8. Siswa kurang kuat pemahamannya tentang konsep dan rumus matematika

9. Siswa kurang mampu menerapkan pemahaman konsep matematika ke

pemecahan masalah

10. Siswa kurang mampu memberikan alasan jawaban yang runtut dan logis

11. Praktik Mengajar

12. Siswa pasif

13. Siswa kurang lancar mengkomunikasikan pemikirannya

15

Page 16: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

14. Siswa sulit memahami persoalan yang berbeda dengan contoh dari guru

15. Siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran

e. Komunikasi dalam Matematika

Salah satu isu penting yang menjadi fokus perhatian berbagai organisasi

tersebut adalah pengembangan aspek komunikasi dalam pembelajaran

matematika. Terkait dengan komunikasi matematik, dalam Principles and

Standards for School Mathematics (NCTM, 2000) disebutkan bahwa standar

kemampuan yang seharusnya dikuasai oleh siswa adalah sebagai berikut.

1. Mengorganisasi dan mengkonsolidasi pemikiran matematika dan

mengkomunikasikan kepada siswa lain

2. Mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas kepada

siswa lain, guru, dan lainnya.

3. Meningkatkan atau memperluas pengetahuan matematika siswa dengan

cara memikirkan pemikiran dan strategi siswa lain.

4. Menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi

matematika.

Komunikasi matematik juga merupakan salah satu tujuan pembelajaran

matematika dan menjadi salah satu standar kompetensi lulusan siswa sekolah dari

pendidikan dasar sampai menengah sebagaimana tertuang dalam Permen 22

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan dalam bidang matematika

yang secara lengkap disajikan sebagai berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

16

Page 17: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Terdapat beragam bentuk komunikasi matematik (LACOE, 2004),

misalnya:

merefleksi dan mengklarifikasi pemikiran tentang ide-ide matematika,

menghubungkan bahasa sehari-hari dengan bahasa matematika yang

menggunakan simbol-simbol,

menggunakan keterampilan membaca, mendengarkan,

menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematika, dan

menggunakan ide-ide matematika untuk membuat dugaan (conjecture) dan

membuat argumen yang meyakinkan.

Sedangkan menurut Vermont Department of Education (2004), komunikasi

matematik melibatkan 3 aspek, yaitu:

menggunakan bahasa matematika secara akurat dan menggunakannya

untuk mengkomunikasikan aspek aspek penyelesaian masalah,

menggunakan representasi matematika secara akurat untuk

mengkomunikasikan penyelesaian masalah, dan

mempresentasikan penyelesaian masalah yang terorganisasi dan terstruktur

dengan baik.

Komunikasi matematik mencakup komunikasi tertulis maupun lisan atau verbal

(LACOE, 2004). Komunikasi tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar,

tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Komunikasi

tertulis juga dapat berupa uraian pemecahan masalah atau pembuktian matematika

yang menggambarkan kemampuan siswa dalam mengorganisasi berbagai konsep

untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa

17

Page 18: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

pengungkapan dan penjelasan verbal suatu gagasan matematika. Komunikasi lisan

dapat terjadi melalui interaksi antarsiswa misalny dalam pembelajaran dengan

setting

18

Page 19: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut” HILDA TABA” Kurikulum adalah sebuah rancangan

pembelajaran, yang di susun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai

proses pembelajaran serta perkembangan individu. Sedangkan Kurikulum 2013

merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena

desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006. Jadi dapat di simpulkan bahwa Kurikulum adalah

perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu

lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan

diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.

Adapun kajian kurikulum 2013 diantaranya yaitu latar belakang munculnya

kurikulum 2013, fokus kurikulum 2013, isi kurikulum 2013, serta defenisi

kompetensi inti dan dasar.

Walaupun kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara

kurikulum 2013 dengan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI

kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya pendekatan ilmiah (saintific approach)

yang pada hakikatnya adalah pembelajaran berpusatnya pada siswa. Siswa

mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai

esensi yang sama dengan pendekatan keterampilan proses (PKP).

Banyak persepsi yang perlu dihargai sebagai bagian dari proses pematangan

kurikulum yang sedang disusun. Kurikulum ini merupakan terobosan baru dari

kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Alasan perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 banyak berbagai

alasan. Menteri pendidikan dan kebudayaan, Moh Nuh menemukan pasalnya,

hasil studi lembaga survei pendidikan internasional, TIMSS dan PIRLS 2011

19

Page 20: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan terhadap kemampuan siswa di

indonesia. Selain itu evaluasi kurikulum pendidikan saat ini terlalu membebani

siswa. “Dari evaluassi nanti di harapkan bisa ditemukan formulasi sesuai standar

kompetensi”. Katanya (Dikutip dari : edukasi.kompas.com).

Adapun permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses belajar-

mengajar (PBM) di kelas yaitu permasalahan pemahaman konsep, permasalahan

penalaran, permasalahan keterampilan dalam pemecahan masalah, serta

komunikasi dalam matematika.

B. SARAN

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun

membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

20

Page 21: Web viewBAB I. PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG. Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini

DAFTAR PUSTAKA

http://aswan67.blogspot.com/2013/04/problematika-kurikulum-2013-tinjauan.html

http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp/

http://jaririndu.blogspot.com/2012/09/makalah-pengelolaan-kelas.html

http://pendidikan41.blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-2013_5907.html

Linomeng87.wordpress.com/pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli/

Setiawan, Conny dkk. 1985. Pengelolaan kelas. Jakarta: Gramedia.

21