agus maulana
DESCRIPTION
nnbbTRANSCRIPT
Penelitian Emperik Penggunaan Refrigerant Hidrokarbon ………………………… (Agus Maulana)
PENELITIAN EMPERIK PENGGUNAAN REFRIGERANT HIDROKARBON BREEZON R-290 PADA UNIT
MESIN AC SPLIT INVERTER YANG MENGGUNAKAN REFRIGERANT FREON R-410A
Agus Maulana
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPIJl. Dr. Setiabudhi 207 Bandung 40154
Abstrak: Penelitian emperik yang dilakukan melalui kajian ini tujuannya untuk membandingkan penggunaan refrigerant hidrokarbon Breezon R-290 pada unit mesin AC split Inverter yang sebelumnya menggunakan refrigerant Freon R-410A (retrofitting). Adapun parameter yang diukur untuk dijadikan perbandingan diantara keduanya mencakup: pengukuran tekanan kerja refrigerant, pengukuran besarnya amper pada kompresor, pengukuran temperatur udara dingin yang dihasilkan pada bagian evaporator. Hasil kajian emperik untuk refrigerant hidrokarbon Breezon R-290 memberikan hasil yang cukup baik, diantaranya tekanan kerja refrigerant pada bagian suction besarnya 5 bar dan tekanan pada bagian discharge besarnya 6 bar. Sedangkan pengukuran besarnya arus pada kompresor terjadi penurunan hingga 33,8% (terjadi efisiensi). Adapun temperatur udara dingin yang dicapai terjadi pada harga yang sama ketika Air Conditioning unit menggunakan refrigerant Freon R-410A.
Kata kunci: Refrigerant hidrokarbon, Breezon R-290, Air Conditioning, Inverter, Freon R-410A
Abstract : The empirical study in this research have goals for to comparing of used hydrocarbon refrigerant Breezon R-290 at Inverter Air Conditioning split unit used refrigerant Freon R-410A. The measurement scope of parameter will be compared betwen each other : measurement of pressure refrigerant, measurement current in compressor, measurement air temperaturat evaporator. End product of empirical study for hydrocarbon refrigerant Breezon R-290 are enough good, such as pressure suction only 5 bar and pressure discharge only 6 bar. Measurement current of compressor have decrease until 33,8% (efficiency). For measurement of air temperaturis the same with unit Air Conditioning such used refrigerant Freon R-410A.
Keywords: Refrigerant hidrokarbon, Breezon R-290, Air Conditioning, Inverter, Freon R-410A
PENDAHULUAN
Pada saat ini pemakaian refrigerant jenis sintetik yang terdiri dari kelompok CFC,
HCFC, dan HFC telah memberikan pengaruh terhadap pencemaran lingkungan atmosfer
1
TORSI, Volume X, No. 1, Januari 2012
bumi yakni berupa penipisan lapisan ozon dan peningkatan pemanasan global. Pada unit
mesin Air Conditioning untuk keperluan pengkondisian kenyamanan udara ruangan yang
masih banyak menggunakan refrigerant Freon R-22 (HCFC) merupakan salah satu material
yang mencemari lingkungan atmosfer bumi dengan harga indeks ODP = 0,055 dan harga
indeks GWP = 4.800, oleh karenanya pemakaian refrigerant Freon R-22 ini telah mengalami
pembatasan. Dengan perkembangan saat ini unit mesin Air Conditioning jenis split dengan
menggunakan sistem Inverter telah menggunakan refrigerant Freon R-410A. Material Freon
R-410A yang merupakan campuran bahan HFC-125 dengan HFC-32 ini sudah tidak
mempengaruhi efek penipisan lapisan ozon akan tetapi masih berpengaruh terhadap
pemanasan global, dengan harga indeks ODP = 0 dan harga indeks GWP = 3.900, sehingga
refrigerant Freon R-410A dikemudian hari akan mengalami pembatasan pemakaiannya.
Salah satu alternatif untuk menggantikan refrigerant Freon R-410A yang saat ini banyak
dipakai pada unit mesin Air Conditioning (AC) jenis split dan menggunakan Inverter yakni
refrigeran hidrokarbon Breezon R-290. Refrigeran Breezon R-290 memiliki harga indeks
ODP = 0 dan harga indeks GWP = 3, sehigga memiliki sifat ramah terhadap lingkungan.
Sealin itu secara teknis refrigerant Breezon R-290 ini memiliki sifat “drop in substitute”
(dapat menggantikan langsung refrigerant sintetik tanpa diperlukan adanya penggantian
komponen pada unit mesin AC-nya).
KAJIAN PUSTAKA
Kajian emperik dalam mengukur parameter kinerja dari unit mesin pendingin
khususnya mesin Air Conditioning (AC) jenis split meliputi bagian sebagai berikut :
mengukur tekanan kerja refrigerant, mengukur besarnya arus yang terjadi pada kompresor,
mengukur temperatur udara dingin yang keluar di bagian evaporator (indoor unit), serta
menghitung aspek perbandingan tekanan antara besarnya tekanan “discharge” terhadap
tekanan “suction”. Tekanan kerja refrigerant untuk sisi “discharge” maupun sisi “suction”
pada unit mesin AC jenis split yang bekerja dengan baik memiliki harga tekanan yang tetap
sesuai dengan refrigerant yang dipergunakannya. Untuk unit mesin AC jenis split yang
menggunakan refrigerant Freon R-22 harga tekanan kerja refrigerant pada sisi tekanan
“discharge” = 185 psia, dan tekanan kerja refrigerant pada sisi tekanan “suction” = 60 psia.
Untuk unit mesin AC jenis split yang menggunakan sistem Inverter dan menggunakan
refrigerant Freon R-410A harga tekanan kerja refrigerant pada sisi tekanan “discharge” = 12
2
Penelitian Emperik Penggunaan Refrigerant Hidrokarbon ………………………… (Agus Maulana)
bar, dan tekanan kerja refrigerant pada sisi tekanan “suction” = 10 bar. Untuk besarnya arus
yang terjadi pada unit kompresor disesuaikan dengan besarnya kapasitas dari kompresornya,
misalkan untuk kapasitas kompresor 1 PK jenis hermetik besarnya arus = 4 s/d 4,2 amper,
dan kapasitas kompresor 2 PK jenis hermetik besarnya arus = 7,9 s/d 8,2 amper. Dan untuk
temperatur udara dingin yang dihasilkan pada bagian indoor disesuaikan dengan pengaturan
thermostat melalui alat “remote control”, bilamana pengaturan suhu melalui alat “remote
control” ditetapkan 20 0C, maka temepratur udara dingin yang ke luar dari evaporator
berkisar 14 0C s/d 18 0C, adapun besarnya temperatur udara dingin ini sangat dipengaruhi
juga oleh kondisi dari temperatur udara luar (ambient temperature).
Tabel 1. Data Unit Mesin Ac Split Jenis Inverter
No. Deskripsi Data
1. Merk : Shamu DC Inverter
2. Mpdel : AS 18A4 / Ser I D I
3. Kapasitas : 2 PK
4. Catu daya : 220 – 240 V / 50 Hz
5. Konsumsi Daya Pendinginan : 1,7 (0,5 – 2,10) kw
6. Konsumsi Arus Pendinginan : 7,4 (2,2 – 9,3) A
7. Arus Maksimum : 12,8 A
8. Daya Maksimum : 2,9 KW
9. Refrigeran : : R-410A
10. Jumlah refrigerant : 1,45 kg
11. Tanggal pembuatan : 22-01-2011
12. Model / Kode kompresor : C-6RVN93 HON /80890880
13. Merk kompresor : Sanyo (Shenyang)
METODE
Pada penelitian emperik ini dilakukan beberapa tahapan untuk pengambilan data
pengukuran parameter, diantaranya tahapan tersebut adalah:
3
TORSI, Volume X, No. 1, Januari 2012
1. Penginstalasian unit mesin AC split jenis DC Inverter yang sudah terisi dengan R-410A
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dari pabrikan
2. Unit mesin AC dijalankan
3. Melakukan pengambilan parameter data pengukuran pada unit mesin AC yang
menggunakan R-410A diantaranya: pengukuran tekanan kerja refrigerant, pengukuran
besarnya amper pada kompresor, dan pengukuran temperatur udara dingin yang
dihasilkan. Semua data tersebut dicatat dalam format isian yang telah disediakan. Adapun
pengambilan data sebagaimana disampaikan pada poin 3, dilakukan pada selang waktu 20
menit dengan seting thermostat pada remote control 20 0C, putaran blower pada indoor
unit dilakukan pada posisi high, dan kondisi temperatur udara luar 29 0C.
Gambar 1. Foto pemeriksaan unit Inverter pada bagian outdoor unit
Gambar 2. Foto pengambilan data besarnya arus (amper) pada unit AC split Inverter yang menggunakan refrigerant R-410A
4. Adapun hasil pengambilan data dapat dilihat pada tabel 2.
4
Penelitian Emperik Penggunaan Refrigerant Hidrokarbon ………………………… (Agus Maulana)
Tabel 2 Hasil Pengukuran Pada Unit Mesin AC split Jenis Inverter Dengan Freon R-410A
NoWaktu (menit)
Amper Kompresor (amp.)
Tekanan Refrigerant (Suction/discharge) (bar)
Temp. Udara Dingin (0C)
1. 20 2,3 10 / 12 242. 40 4,4 10 / 12 183. 60 5,8 9 / 12 124. 80 6,5 9 / 12,5 12
5. Setelah selesai pengambilan data pengukuran pada unit mesin AC split jenis Inverter
menggunakan refrigerant R-410A, untuk selanjutnya unit mesin AC dimatikan (off).
6. Langkah berikutnya melakukan recovery (penyedotan) Freon R-410A dari unit mesin AC.
Freon R-410A termasuk material GRK (gas rumah kaca) sehingga tidak boleh dibuang ke
angkasa.
Gambar 3. Foto proses recovery refrigerant R-410A dengan menggunakan alat mesin recovery unit
7. Setelah selesai proses recovery, selanjutnya dilakukan proses pemvakuman pada unit
mesin AC split jenis Inverter
Gambar 4. Foto melakukan proses pemvakuman pada unit mesin AC split jenis Inverter
5
TORSI, Volume X, No. 1, Januari 2012
8. Melakukan retrofitting (pengisian refrigerant Breezon R-290 kedalam sistem unit mesin
AC split), hingga mencapai tekanan 5 bar, dimana kondisi unit mesin AC split dalam
keadaan mati (off).
Gambar 5. Foto proses pengisian refrigerant Breezon R-290 ke dalam unit mesin AC split jenis Inverter
9. Unit mesin AC split selanjutnya dijalankan. Pada alat ukur manifold akan terjadi
penurunan tekanan, pada tekanan suction menjadi kurang dari 5 bar, dan terjadi kenaikan
pada tekanan discharge hingga mencapai 3,5 bar. Akan tetapi pada kondisi ini biasanya
masih diperlukan penambahan refrigerant Breezon R-290.
Gambar 6. Foto proses penambahan refrigerant Breezon R-290 pada unit mesin AC split jenis Inverter
10. Lakukan penambahan refrigerant Breezon R-290 secara bertahap melalui sisi suction
hingga tekanan suction mencapai 5 bar dan tekanan discharge mencapai 6 bar. Pada
kondisi ini unit mesin AC memberikan kinerja yang baik, oleh karena itu dilakukan
pengambilan data pengukuran yang meliputi: pengukuran tekanan kerja refrigerant,
6
Penelitian Emperik Penggunaan Refrigerant Hidrokarbon ………………………… (Agus Maulana)
pengukuran besarnya amper pada kompresor, dan pengukuran temperatur udara dingin
yang dihasilkan. Semua data tersebut dicatat dalam format isian yang telah disediakan.
Pada saat dilakukan pengambilan data tersebut seting thermostat diset pada temperatur
20 0C, dan putaran blower pada indoor unit dilakukan pada posisi high, dan kondisi
temperaturudara luar 290C, dan pengambilan data pengukuran diambil setiap selang 20
menit.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengukuran Pada Unit Mesin AC split Jenis Invertermenggunakan Breezon R-290
NoWaktu (menit)
Amper Kompresor(amp.)
Tekanan Refrigerant (Suction/discharge) (bar)
Temp. Udara Dingin (0C)
1 20 2,1 5 / 6 242 40 3,3 5 / 7 163 60 4,1 5,3 / 7 11,74 80 4,3 5,3 / 7,2 11,2
Berdasarkan data pada tabel 3 kemudian dianalisa secara emperik data hasil pengukuran
pada unit mesin AC split jenis Inverter pada saat menggunakan refrigerant Freon R-410A
dan pada saat unit mesin AC split jenis Inverter setelah diisi (retrofitting) oleh refrigerant
Breezon R-290.
1. Tekanan Kerja Refrigeran
Pengukuran tekanan kerja refrigerant pada unit mesin AC split jenis Inverter dengan
menggunakan Freon R-410A mempunyai harga tekanan pada sisi “discharge” = 12 bar (180
psia) dan harga tekanan pada sisi “suction” = 10 bar (150 psia). Kemudian dilakukan proses
retrofitting dengan refrigerant Breezon R-290, untuk selanjutnya dilakukan pengukuran
harga tekanan kerja refrigerant pada unit mesin AC split jenis Inverter, adapun hasilnya telah
terjadi penurunan tekanan kerja refrigerant, adapun harga tekanan pada sisi “discharge” = 6
bar (80 psia) dan tekanan pada sisi “suction” = 5 bar (75 psia). Keadaan ini dikarenakan
perbedaan karakteristik termodinamika antara refrigerant hidrokarbon Breezon R-290 dengan
refrigerant Freon R-410A, salah satunya bahwa refrigerant hidrokarbon Breezon R-290
memiliki berat jenis 1/3 dari berat jenis Freon R-410A.
7
TORSI, Volume X, No. 1, Januari 2012
2. Pemakaian Daya Listrik
Pemakaian daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter ketika masih
menggunakan refrigerant Freon R-410A, untuk tiap interval waktu 20 menit dapat dilihat
pada perhitungan di bawah ini.
a. Periode 20 menit pertama
1. Pemakaian daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan R-410A.
Daya listrik = 2,3 A x 220 V x 0,3 jam = 151,8 Watt
b. Periode 20 menit kedua
1. Pemakaian daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan R-410A
Daya listrik = 4,4 A x 220 V x 0,6 jam = 580,8 Watt
c. Periode 20 menit ketiga
1. Pemakaian daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan R-410A
Daya listrik = 5,8 A x 220 V x 1 jam = 1.276 Watt
d. Periode 20 menit ke empat
1. Pemakaian daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan R-410A
Daya listrik = 6,5 A x 220 V x 1,3 jam = 1.859 Watt
Sedangkan pemakaian daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter setelah
menggunakan refrigerant hidrokarbon Breezon R-290, untuk tiap interval waktu 20 menit
dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini.
a. Periode 20 menit pertama
1. Pemakaian daya listrik unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan Breezon R-
290
Daya listrik = 2,1 A x 220 V x 0,3 jam = 138,6 Watt
b. Periode 20 menit kedua
1. Pemakaian daya listrik unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan Breezon R-
290
Daya listrik = 3,3 A x 220 V x 0,6 jam = 435,6 Watt
c. Periode 20 menit ketiga
1. Pemakaian daya listrik unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan Breezon R-
290
Daya listrik = 4,1 A x 220 V x 1 jam = 902 Watt
8
Penelitian Emperik Penggunaan Refrigerant Hidrokarbon ………………………… (Agus Maulana)
d. Periode 20 menit ke empat
1. Pemakaian daya listrik unit mesin AC split jenis Inverter menggunakan Breezon R-
290
Daya listrik = 4,3 A x 220 V x 1,3 jam = 1.230 Watt
3. Penghematan Daya Listrik (efisiensi)
Pada unit mesin AC split jenis Inverter setelah diganti refrigerannya dari Freon R-
410A dengan refrigerant hidrokarbon Breezon R-290 telah terjadi penurunan daya listrik
pada setiap interval waktu 20 menit sebagai berikut :
a. Periode 20 menit pertama
1. Penghematan daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter setelah mengunakan
refrigerant Breezon R-290 = 151,8 – 138,6 = 13,2 Watt (8,69 %).
b. Periode 20 menit kedua
1. Penghematan daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter setelah mengunakan
refrigerant Breezon R-290 = 580,8 – 435,6 = 145,2 Watt (25 %).
c. Periode 20 menit ketiga
1. Penghematan daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter setelah mengunakan
refrigerant Breezon R-290 = 1.276 – 902 = 374 Watt (29,3 %).
d. Periode 20 menit ke empat
1. Penghematan daya listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter setelah mengunakan
refrigerant Breezon R-290 = 1.859 – 1.230 = 629 Watt (33,8 %).
Dari data pembahasan tersebut dirangkum sebagaimana terlihat pada table 3 di bawah ini:
Tabel 3: Perolehan penghematan listrik pada unit mesin AC split jenis Inverter setelah menggunakan refrigerant Breezon R-290
NoInterval waktu (menit)
Pemakaian listrik pada saat menggunakan refrigerant R-410A
(watt)
Pemakaian listrik pada saat menggunakan refrigerant Breezon
R-290 (watt)
Perolehan penghematan
listrik (watt) atau (%)
1 20 151,8 138,6 13,2 atau (8,69 %)2 40 580,8 435,6 145,2 atau (25 %)3 60 1.276 902 374 atau (29,3 %)4 80 1.859 1.230 629 atau (33,8 %)
9
TORSI, Volume X, No. 1, Januari 2012
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan penelitian emperik sebagaimana telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Unit mesin AC split dengan menggunakan sistem Inverter dan menggunakan refrigerant
Freon R-410A dapat di retrofit oleh refrigerant Breezon R-290 dengan memperhatikan
SOP yang benar.
2. Tekanan kerja refrigerant pada kompresor AC split jenis Inverter setelah menggunakan
refrigerant hidrokarbon Breezon R-290, mengalami penurunan, yakni: tekanan suction =
5 bar (75 Psia) dan tekanan discharge = 6 bar (80 psia).
3. Secara akumulatif terjadi perolehan penghematan listrik (efisiensi listrik) pada unit
mesin AC split jenis Inverter setelah menggunakan refrigerant hidrokarbon Breezon R-
290 bertambah sesuai dengan kerja dari sistem Inverternya, adapun maksimum besarnya
penghematan listrik bisa mencapai 33,8%.
4. Perolehan temperatur udara dingin yang dihasilkan dengan menggunakan refrigerant
hidrokarbon Breezon R-290 lebih dingin bila dibandingkan ketika menggunakan
refrigerant Freon R-410A.
DAFTAR PUSTAKA
GTZ Proklima. (2011). Guidelines for the safe use of hydrocarbon refrigerants. Eschborn German.
Maulana, Agus. (2009). Prospek refrigerant hidrokarbon sebagai alternative pengganti refrigerant sintetik. Bandung: TORSI JPTM FPTK UPI.
Maulana, Agus. (2009). Makalah Karakteristik refrigerant hidrokarbon Musicool.
Maulana, Agus. (2007). Makalah Pengantar Audit Energi pada unit AC.
Maulana, Agus. (2005). Buku panduan penanganan secara aman refrigerant hidrokarbon. Jakarta: KLH.
Pertamina, (2011). Buku Kumpulan Pedoman dan Instruksi kerja menggunakan refrigerant hidrokarbon produk pertamina. Gas produk direktorat pemasaran dan Niaga Pertamina.
10