agung bab 1 (editan aras)

Upload: julioandri

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    1/18

    Pengaruh Golkar dalam Korpri di Indonesia

    1981-1990Studi Kasus : Jakarta

    Disusun Oleh :

    gung !inatoro "110#0$%01&'

    (akultas Ilmu Pengetahuan !uda)a

    *ni+ersitas Indonesia

    Depok ,01$

    1

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    2/18

    !! 1

    P.D/**.

    11 atar !elakang

    Sebagaimana terlihat sepanjang sejarah, kedudukan dan peranan pegawai

    dalam setiap negara adalah sangat penting dan menentukan, karena pegawai itu

    adalah aparatur pelaksana pemerintah dalam mencapai tujuan nasionalnya.

    Sebagaimana dalam setiap negara, maka dalam Negara Kesatuan Republik 

    Indonesia pun, kedudukan dan peranan Pegawai Republik Indonesia pun,

    kedudukan dan peranan Pegawai Republik Indonesia sangat penting dan

    menentukan, karena Pegawai republik Indonesia adalah unsur Aparatur Negara,

    Abdi Negara, dan Abdi asyarakat untuk menyelenggarakan pemerintahan dan

    melaksanakan pembangunan dalam rangka usaha mencapai !ujuan Nasional".

    !ujuan Nasional yang dengan tegas jelas tercantum dalam Pembukaan

    #ndang$#ndang %asar "&'( ialah melindungi segenap )angsa Indonesia dan

    seluruh !anah !umpah %arah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

    mencerdaskan kehidupan )angsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. !ujuan Nasional

    sebagai tersebut diatas meliputi bidang$bidang yang luas dan banyak segi$seginya

    yang hanya dapat dicapai secara bertahap melalui pembangunan nasional yang

    direncanakan secara terarah dan realistis serta dilaksanakan secara bersungguh$

    sungguh, jujur, berdaya guna, dan berhasil guna.

    Sebagaimana digariskan dalam *aris$garis )esar +aluan Negara, bahwa

    tujuan pembangunan Nasional adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan

    makmur yang merata baik dari segi materil dan spiritual berdasarkan pancasila di

    dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan

     bersatu, dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman , tentram tertib dan

    dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib,

    dan damai.

    1 Pokok-Pokok Program KORPRI Tahun 1994/1999, Jakarta,1994.

    2

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    3/18

    Kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan

     Nasional tergantung pada kesempurnaan Aparatur Negara. Kiranya hal ini perludisadari dengan sedalam dalamnya, karena walaupun telah ada rencana

     pembangunan yang terarah dan realistis serta tersedianya dana pembangunan yang

    cukup, tetapi apabila pelaksanaannya, antara lain Pegawai Republik Indonesia

    tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, maka rencana pembangunan

    yang baik tidak akan dapat dilaksanakan dengan mencapai hasil yang diharapkan.

    %alam melaksanakan pembangunan Nasional dalam rangka usaha

    mencapai tujuan Nasional, maka sangat diperlukan adanya pegawai Republik 

    Indonesia yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, #ndang$#ndang

    dasar "&'(, Negara, dan pemerintahan serta yang bersatu padu, bermental baik,

    kuat, berdaya guna, berhasil guna, berkualitas tinggi, dan sadar akan tanggung

     jawabnya sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi asyarakat.

    Korpri merupakan organisasi ekstra struktural, secara -ungsional tidak bisa terlepas

    dari kedinasan maupun di luar kedinasan. Sehingga keberadaan Korpri sebagai

    wadah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi asyarakat harus mampu

    menunjang pencapaian tugas pokok institusi tempat mengabdi. atar belakang

    sejarah Korpri sangatlah panjang, pada masa penjajahan kolonial )elanda, banyak 

     pegawai pemerintah +india )elanda, yang berasal dari kaum bumi putera.

    Kedudukan pegawai merupakan pegawai kasar atau kelas bawah, karena

     pengadaannya didasarkan atas kebutuhan penjajah semata.

    Pada saat beralihnya kekuasaan )elanda kepada /epang, secara otomatis

    seluruh pegawai pemerintah eks +india )elanda dipekerjakan oleh pemerintah

    /epang sebagai pegawai pemerintah.Setelah /epang menyerah kepada Sekutu.

    )angsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal "0 Agustus

    "&'(. Pada saat berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini seluruh

     pegawai pemerintah /epang secara otomatis dijadikan Pegawai Negara Kesatuan

    Republik Indonesia. Pada tanggal 0 %esember "&'& )elanda mengakui

    2 Manihuruk, A.E, Proses Pembentukan Korps Pegawai Republik Indonesia,

     Jakarta, 1979

    3

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    4/18

    kedaulatan RI, Pegawai NKRI terbagi menjadi tiga kelompok 

     besar, pertama Pegawai Republik Indonesia yang berada di wilayah kekuasaan

    RI, kedua, Pegawai RI yang berada di daerah yang diduduki )elanda 1NonKolaborator2 dan ketiga, pegawai pemerintah yang bersedia bekerjasama dengan

    )elanda 1Kolaborator2.

    Setelah pengakuan kedaulatan RI tanggal 0 %esember "&'&, seluruh

     pegawai RI, pegawai RI non Kolaborator, dan pegawai pemerintah )elanda

    dijadikan Pegawai RI Serikat. 3ra RIS, atau yang lebih dikenal dengan era

     pemerintahan parlementer diwarnai oleh jatuh bangunnya kabinet. Sistem

    ketatanegaraan menganut sistem multi partai. Para politisi, tokoh partai mengganti

    dan memegang kendali pemerintahan, hingga memimpin berbagai departemen

    yang sekaligus menyeleksi pegawai negeri. Sehingga warna departemen sangat

    ditentukan oleh partai yang berkuasa saat itu. %ominasi partai dalam pemerintahan

    terbukti mengganggu pelayanan publik. PNS yang seharusnya ber-ungsi melayani

    masyarakat 1publik2 dan negara menjadi alat politik partai. PNS pun menjadi

    terkotak$kotak. Prinsip penilaian prestasi atau karir pegawai negeri yang -air dan

    sehat hampir diabaikan. Kenaikan pangkat PNS misalnya dimungkinkan karena

    adanya loyalitas kepada partai atau pimpinan %epartemennya. A-iliasi pegawai

     pemerintah sangat kental diwarnai dari partai mana ia berasal. Kondisi ini terus

     berlangsung hingga dikeluarkannya %ekrit Presiden ( /uli "&(&. %engan %ekrit

    Presiden ini sistem ketatanegaraan kembali ke sistem Presidensiil berdasar ##%

    "&'(. Akan tetapi dalam praktek kekuasaan Presiden sebagai kepala negara dan

    kepala pemerintahan sangatlah besar. 3ra ini lebih dikenal dengan masa %emokrasi

    !erpimpin, sistem politik dan sistem ketatanegaraan diwarnai oleh kebijakan

     Nasakom 1Nasionalisme, Agama dan Komunisme24.

    asalah seputar dukungan Korps Pegawai Republik Indonesia 1Korpri2

    terhadap *olongan Karya 1*olkar2, marak lagi dalam rapat kerja nasional

    1Rakernas2 Korpri yang berlangsung selama dua hari di /akarta pekan lalu.

    3 Drs. Tambun, Eliakim, eperempat !bad Pengabdian Korpri 19"1-199#,

     Jakarta : Pengurus !r"ri Pusat, 199#

    4

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    5/18

    enteri %alam Negeri 1endagri2 5ogie S pada hari pertama Rakernas Rabu

    1(6&6"&&72 menyatakan, enam juta anggota Korpri harus mendukung *olkar 

    supaya orsospol itu kembali meraih suara terbanyak dalam Pemilu "&&0mendatang. endagri selanjutnya menyatakan, *olkar merupakan alat perjuangan

     politik para pegawai negeri. Sementara itu Ketua Korpri Pusat, Surjatna Soebrata

    menjawab pertanyaan pers di sela$sela Rakernas Korpri itu menyatakan,

    Korpri mendukung *olkar sebab hal itu merupakan ketentuan hasil

    musyawarah nasional 1unas2 Korpri. %engan demikian, dukungan Korpri

    terhadap *olkar dalam Pemilu menurutnya merupakan urusan intern Korpri.

    unas I8 Korpri tahun "&&' memutuskan bahwa aspirasi politik anggota$

    anggota Korpri disalurkan lewat *olkar.

    Kita menganggap 9marak lagi9 karena Sekretaris /enderal 1Sekjen2 Korpri,

    :askito Reksosoedirdjo dengan mengacu pada keputusan unas I8 Korpri tahun

    lalu 16&6"&&(2 juga menegaskan, pegawai negeri harus memilih *olkar dalam

    Pemilu. Penegasan itu disertai ancaman, pegawai negeri yang tidak memilih

    *olkar harus keluar dari Korpri, yang berarti juga harus berhenti sebagai pegawai

    negeri. Ketika itu penegasan tersebut mendapat reaksi tajam dari berbagai

    kalangan, yang intinya tidak menyetujui keharusan bagi pegawai negeri untuk 

    memilih *olkar dalam Pemilu. Kalangan yang memberikan reaksi terhadap

     penegasan Sekjen Korpri itu, menurut catatan Pembaruan, antara lain endagri

    5ogie S. Ketika itu, endagri yang dalam struktur organisasi Korpri memegang

     jabatan sebagai Ketua %ewan Pembina menyatakan, tidak mengharuskan

     pegawai negeri untuk memilih *olkar dalam Pemilu. )egitu pula

     pernyataan endagri pada upacara singkat peringatan +#! Korpri Ke$'

    yang berlangsung di Silang onas /akarta &6""6"&&('. %alam -orum itu endagri

    menyatakan; 9Setiap anggota Korpri mempunyai hak yang dilindungi hukum untuk 

    menyalurkan aspirasi politiknya9.

    4 Marbun, $%, &an Mah'u&, M!h., Pokok-Pokok $ukum !dministrasi %egara, (!g)akarta : *ibert), 19+7.

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    6/18

    Atas dasar uraian di atas, terlihat adanya inkonsistensi sikap petinggi

    negara itu dalam hal duku$ngan Korpri terhadap *olkar. Pada -orum tersebut tahun

    "&&( lalu, endagri menyatakan tidak mengharuskan pegawai negeri untuk memilih *olkar dalam Pemilu. Namun dalam Rakernas Korpri pekan lalu ia

    menegaskan keharusan bagi anggota Korpri untuk mendukung *olkar dalam

    Pemilu "&&0 mendatang. %apat diasumsikan, sebagian dari anggota$anggota

    Korpri yang terdiri atas pegawai negeri sipil dan pegawai )adan #saha ilik 

     Negara 1)#N2 itu, bermaksud menyalurkan aspirasi politiknya kepada

    organisasi sosial politik lain yang bukan *olkar. Kalau demikian,

     pernyataan endagri dalam peringatan +#! Korpri Ke$' itu tentunya melegakan

    sebagian anggota Korpri tersebut. %engan kata lain, sebagian anggota Korpri itu

    tidak merasakan adanya ganjalan untuk menyalurkan aspirasi politiknya kepada

    organisasi kekuatan sosial politik yang bukan *olkar.

     Namun sebagian anggota Korpri itu kembali merasakan adanya

    ganjalan dengan penegasan endagri dalam Rakernas Korpri pekan lalu. Padahal,

    dalam #ndang$undang No.4 !ahun "&0( tentang Partai Politik dan *olongan

    Karya tidak ada ketentuan yang mengharuskan pegawai negeri sipil untuk menjadi

    anggota *olkar. )egitu pula halnya dalam Peraturan Pemerintah 1PP2 No.< !ahun

    "&07 tentang Keanggotaan Pegawai Negeri Sipil dalam Partai Politik dan

    *olongan Karya. Ketentuan dalam Pasal Ayat 1"2 PP No.< !ahun "&07,

    misalnya, menyatakan pegawai negeri sipil yang memegang jabatan$jabatan

    tertentu tidak dapat menjadi anggota Parpol dan *olkar kecuali dengan i=in pejabat

    yang berwenang. Ketentuan dalam Pasal 0 PP itu membuka peluang bagi pegawai

    negeri sipil yang tidak memegang jabatan tertentu untuk menjadi anggota Parpol

    dan *olkar dengan memberitahukan maksudnya kepada pejabat yang berwenang.

    %engan demikian, untuk menjadi anggota *olkar maka pegawai negeri sipil yang

    memegang jabatan$jabatan tertentu harus mendapat i=in pejabat yang berwenang.

    Sedangkan pegawai negeri sipil yang tidak memegang jabatan tertentu,

    hanya memberitahukan maksudnya kepada pejabat yang berwenang.

    Atas dasar keputusan unas I8 Korpri, anggota$anggota Korpri

    secara organisatoris memang berkewajiban menyalurkan aspirasi politiknya kepada

    #

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    7/18

    *olkar. Sebab, unas Korpri termasuk unas I8 merupakan -orum tertinggi bagi

    organisasi itu dalam pengambilan keputusan. Namun keputusan unas I8 itu

    disadari atau tidak, telah menghambat kebebasan hak anggota$anggotanya untuk menyalurkan aspirasi politiknya yang dijamin dalam peraturan perundang$

    undangan.

    %alam kondisi seperti ini, muncul berbagai upaya agar pegawai negeri

    netral dari kekuasaan partai$partai yang berkuasa. elalui #ndang$#ndang Nomor 

    ; "> !ahun "&7" ditetapkan bahwa … Bagi suatu golongan pegawai dan/atau

     sesuatu jabatan, yang karena sifat dan tugasnya memerlukan, dapat diadakan

    larangan masuk suatu organisasi politik   1pasal "< ayat 42(. Ketentuan tersebut

    diharapkan akan diperkuat dengan dikeluarkan Peraturan Pemerintah 1PP2 yang

    mengaturnya, tetapi disayangkan bahwa, PP yang diharapkan akan muncul ternyata

    tidak kunjung datang.Sistem pemerintahan demokrasi parlementer berakhir dengan

    meletusnya upaya kudeta oleh PKI dengan *$4 !ahun "&0" tentang Korpri.

    )erdasarkan Kepres yang bertanggal & No@ember "&0" itu, Korpri merupakan

     satu-satunya wadah untuk menghimpun dan membina seluruh pegawai RI di luar 

    kedinasanB 1Pasal ayat 2. !ujuan pembentukannya Korps Pegawai ini adalah

    agar  Pegawai Negeri RI ikut memelihara dan memantapkan stabilitas politik dan

     sosial yang dinamis dalam negara RI B. emasuki 3ra jre-ormasi muncul

    keberanian mempertanyakan konsep monoloyalitas Korpri, sehinga sempat terjadi

     perdebatan tentang kiprah pegawai negeri dalam pembahasan R## Politik di %PR.

    Akhirnya menghasilkan konsep dan disepakati bahwa Korpri harus netral secara

     politik. )ahkan ada pendapat dari beberapa pengurus dengan kondisi tersebut,

    sebaiknya Korpri dibubarkan saja, atau bahkan jika ingin berkiprah di kancah

     politik maka sebaiknya membentuk partai sendiri.

      $ugan&a Tatang $-, Tan&a 'awab (asalah Pegawai %egeri ipil,  Jakarta :

     (a)asan *embaga antuan -ukum in&!nesia

    7

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    8/18

    Setelah Re-ormasi dengan demikian Korpri bertekad untuk netral dan tidak 

    lagi menjadi alat politik. Para Kepala Negara setelah era Re-ormasi mendorong

    tekad Korpri untuk senantiasa netral. )erorientasi pada tugas, pelayanan dan selalusenantiasa berpegang teguh pada pro-esionalisme. Senantiasa berpegang teguh

     pada Panca Prasetya Korpri. PP Nomor " tentang Perubahan atas PP Nomor (

    !ahun "&&& muncul untuk mengatur keberadaan PNS yang ingin jadi anggota

    Parpol. %engan adanya ketentuan di dalam PP ini membuat anggota Korpri tidak 

    dimungkinkan untuk ikut dalam kancah partai politik apapun. Korpri hanya

     bertekad berjuang untuk mensukseskan tugas negara, terutama dalam

    melaksanakan pengabdian bagi masyarakat dan negara.

    1, 2umusan 3asalah

    Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Pada awal era

    ?rde )aru dilaksanakan penataan kembali pegawai negeri dengan munculnya

    Keppres RI Nomor ; > !ahun "&0" tentang Korpri. )erdasarkan Kepres yang

     bertanggal & No@ember "&0" itu, Korpri merupakan satu-satunya wadah untuk menghimpun dan membina seluruh pegawai RI di luar kedinasanB 1Pasal ayat 2.

    !ujuan pembentukannya Korps Pegawai ini adalah agar  Pegawai Negeri RI ikut 

    memelihara dan memantapkan stabilitas politik dan sosial yang dinamis dalam

    negara RI B.

    Akan tetapi Korpri kembali menjadi alat politik. ## No.4 !h."&0( tentang Partai

    Politik dan *olongan Karya serta Peraturan Pemerintah No.< !h."&07 tentang

    Keanggotaan PNS dalam Parpol, makin memperkokoh -ungsi Korpri dalam

    memperkuat barisan partai. Sehingga setiap kali terjadi birokrasi selalu memihak 

    kepada salah satu partai, bahkan diputuskan bahwa organisasi ini harus

    menyalurkan aspirasi politiknya ke partai tertentu. dapat dilihat bahwa korpri

    notabenenya PNS tidak bisa lepas dari kepentingan politik 

    / )agaimana Peran Korpri dalam tatanan Pemerintahan C

    +

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    9/18

    / )agaimana proses perubahan sikap netralitas korpri dan apa yang terjadi di

    dalamnya.

    / )agaimana dampak yang ditimbulkan akibat -aktor$-aktor yang menjadi

     perubah sikap Korpri di dalamnya.

    14 2uang ingkup

    Secara temporal, penulis memilih tahun "&0" karena pada tahun tersebut

    Korpri resmi dibentuk, munculnya Keppres RI Nomor ; > !ahun "&0" tentang

    Korpri. )erdasarkan Kepres yang bertanggal & No@ember "&0" itu, Korpri

    merupakan satu-satunya wadah untuk menghimpun dan membina seluruh

     pegawai RI di luar kedinasanB. Sedangkan, pemilihan tahun "&>< karena pada

    tahun tersebut -ungsi korpri makin kokoh dalam barisan partai.

    1& 5u6uan penulisan

    Secara umum, penelitian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran umum

    mengenai perubahan politik yang terjadi, penulis mengambil studi kasus di

    /akarta. Secara khusus, penulis berharap dapat menjelaskan dinamika politik 

    dalam tubuh Korpri menyangkut perubahan Netralisasi birokrasi yang

    sebenarnya hanyalah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh

     birokrasi Indonesia, dalam hal ini K?RPRI. %isamping itu, K?RPRI masih

    menghadapi masalah$masalah besar lainnya yang berkaitan dengan kewajiban

    secara pasi- menjadi anggota K?RPRI, penyaluran hak demokrasi anggota

    K?RPRI, serta hubungan antara pemerintah dengan PNS.

    1$ 3etode penelitian

    etode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode sejarah. etode

    ini meliputi empat tahapan di dalamnya, yakni heuristik, kritik, interpretasi dan

    historiogra-i. +euristik, adalah adalah proses mencari, menemukan, dan

    mengumpulkan sumber$sumber sejarah. Sumber$sumber sejarah ini sendiri

    9

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    10/18

    dibagi menjadi dua, yakni sumber primer dan sumber sekunder. Saat ini,

     penulis sendiri belum mendapatkan sumber$sumber primer yang dibutuhkan

    sehingga sejauh ini penulis masih menggunakan sumber sekunder dalam proses penyusunan bab pertama ini. Sumber$sumber primer yang dimaksud ialah

    !hoha, i-tah,  Netralisasi Birokrasi Pemerintah di Indonesia, dalam

    oerdiono et.al.2,  Birokrasi dan dministrasi Pembangunan, /akarta ; Sinar 

    +arapan, "&&.,  Pokok-Pokok Program !"RPRI #ahun $%%&/$%%%,

    /akarta,"&&'.

    !ahap berikutnya ialah kritik, pada tahapan ini juga dibagi menjadi dua,

    yakni kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal yang dilakukan

     penulis ialah bagaimana penulis mampu memilah sumber$sumber yang penulis

    temukan secara -isik 1bagian luar2. Sejauh ini, penulis baru mendapatkan

    sumber$sumber yang didapat dari perpustakaan pusat #ni@ersitas Indonesia.

    Sedangkan kritik internal yang dilakukan penulis meliputi bagian isi dari

     buku6sumber yang ditemukan tersebut. +al$hal yang diperhatikan penulis

    dalam tahap ini ialah bagaimana penggunaan catatan kaki, kredibilitas penulis,

    dan lain sebagainya.

    Selanjutnya ialah tahap interpretasi. Pada tahap ini, penulis melakukan

    sebuah analisa lebih mendalam setelah melalui proses kritik. !ahap interpretasi

    ini dimaksudkan untuk lebih memerinci sumber$sumber sejarah yang didapat

    dan mengambil benang merahnya hingga nantinya akan menjadi sebuah

     penelitian yang baik.

    !ahap akhir dalam penelitian ini ialah historiogra-i. !ahap ini ialah tahap di

    mana penulis melakukan penulisan penelitian setelah melalui tahap$tahap

    sebelumnya. %alam tahap ini pula, penulis harus mampu memiliki sikap teliti,

    utamanya dalam hal penyusunan penelitian. Penelitian ini diharapkan nantinya

    menjadi sebuah tulisan yang berman-aat bagi masyarakat luas.

    1# 5in6auan pustaka

    Sebelum memutuskan untuk memilih judul ini, penulis telah menemukan

     beberapa penelitian yang membahas mengenai perubahan sosial masyarakat di

    %epok, beberapa di antaranya;

    10

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    11/18

    / !hoha, i-tah, Netralisasi )irokrasi Pemerintah di Indonesia, dalam

    oerdiono et.al.2, )irokrasi dan Administrasi Pembangunan. )uku ini

    secara garis besar membahas mengenai Netralitas birokrasi danadministrasi di dalam tubuh Korpri, serta pengaruh perkembangan koti- 

    %epok terhadap masyarakat %epok ama.

    / anihuruk, A.3, Proses Pembentukan Korps Pegawai Republik Indonesia.

    Penjelasan awal terbentuknya korpri, namun lebih banyak membahas cikal

     bakal korpri yaitu setelah masa kemerdekaan.

    / %rs. !ambun, 3liakim, Seperempat Abad Pengabdian Korpri "&0"$"&&7.

    Pengabdian Korpri tidak hanya di pusat, tapi juga di daerah.

    1% Sistematika penulisan

    #ntuk mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini, penulis

    membagi pembahasan ke dalam lima bab. )erikut adalah sistematikanya;

    / )ab pertama, merupakan bab pendahuluan yang membahas mengenai latar 

     belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup, tujuan penelitian, metode

     penelitian, tinjauan pustaka, sumber sejarah, dan sistematika penulisan.

    / )ab kedua, merupakan bab yang membahas mengenai gambaran umum

    Korpri, dari Korpri merupakan organisasi ekstra struktural, secara

    -ungsional tidak bisa terlepas dari kedinasan maupun di luar kedinasan.

    Sehingga keberadaan Korpri sebagai wadah unsur Aparatur Negara, Abdi

     Negara, dan Abdi asyarakat

    / )ab ketiga, merupakan bab yang membahas mengenai -aktor$-aktor apa

    saja yang menyebabkan timbulnya sebuah perubahan si-at Netralitas dalam

    tubuh Korpri

    / )ab keempat, merupakan bab yang membahas mengenai perkembangan

    Korpri yang dari tahun "&0"$"&>

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    12/18

    Keterlibatan pegawai negeri sebagai anggota maupun pengurus partai politik akan

    menyebabkan posisi birokrasi tidak netral dan hampir tidak memungkinkan

    terselenggaranya pemilihan umum secara jujur dan adil. Praktek selama ini

    menunjukan, sekalipun secara -ormal pegawai negeri tidak dipaksa menjadi

    anggota dan memilih *olkar, kenyataan mereka dimobilisasi untuk memenangkan

    *olkar.

    Kalau dikatakan pegawai negeri tidak dipaksa mendukung dan memilih *olkar,

    itu hanya -ormalnya saja,B kata seorang pegawai %epartemen Pendidikan dan

    Kebudayaan di /akarta kemarin.

    Kebijakan monoloyalitas pegawai negeri kepada pemerintah dalam prakteknya

    diselewengkan menjadi loyalitas tunggal kepada *olkar. Korps Pegawai Negeri

    Republik Indonesia 1Korpri2 juga ditetapkan sebagai satu satunya organisasi

    12

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    13/18

     pegawai negeri. Secara -ormal, Korpri tidak menyatakan diri sebagai onderbouw

    *olkar, namun dalam setiap musyawarah nasional 1unas2 Korpri, selalu

    dinyatakan, Korpri menyalurkan aspirasinya ke *olkar.)erdasarkan penelitian yang dilakukan di Pusat Penelitian Politik dan Kewilayahan

    1PP:2 IPI "&&76"&&0, Korpri sebagai organisasi tinggal pegawai negeri

    merupakan alat e-ekti- untuk mengikat pilihan politik pegawai negeri kepada

    *olkar.

    %isitu dikatakan, meski secara -ormal Korpri menyatakan nukan onderbouw

    *olkar, prakteknya Korpri menunjukan keberpihakan kepada *olkar. eski secara

    de -acto aturan internal Korpri berperan besar dalam memasung kebebasan politik 

     pegawai negeri, sejauh ini peran korpri diakui hanya sebagai alat politik *olkar 

    dalam menggiring aspirasi politik pegawai negeri sipil 1PNS2.

    Setelah ?rde )aru jatuh, situasi politik juga ikut mengalami gonjang$ganjing.

    Korpri yang selama ini menjadi salah satu mesin suaraB *olkar, mulai menguat

     posisinya. Sejak awal re-ormasi, muncul suara suara di dalam maupun diluar tubuh

    Korpri, bahwa sudah saatnya meninggalkan *olkar.

    Pemerintah tanggap menangkap aspirasi ini, seperti tercermin dalam Rancangan

    #ndang$undang 1R##2 Politik. %i situ disebutkan, larangan bagi pegawai negeri

    dan A)RI menjadi anggota maupun pengurus partai politik. !oh, *olkar 

     bergeming. Sampai hari ini mereka bersikukuh agar PNS boleh menjadi anggota

    dan pengurus partai.

    Niat Draksi Karya Pembangunan %PR untuk tetap mempertahankan hak politik 

    anggota Korpri menjadi pengurus partai semata$mata untuk kepentingan *olkar.

    Selama ini, Korpri menjadi andalan *olkar dalam meraih suara hingga di

     pedesaan,B ujar pengamat politik Arbi Sanit.

    Pakar +ukum !ata Negara #ni@ersitas *ajah ada 1#*2 Dadjrul Dalaakh

     juga berpendapat, kekukuhan sikap D$KP itu semata mata bertujuan agar *olkar 

    tetap memiliki keuntungan yang selama ini diperoleh lewat upaya yang tidak adil.

    Kalau demikian caranya, saya khawatir pemilu mendatang tidak akan demokratis

    dan -airB ujar Dadjrul

    13

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    14/18

     Namun anggota D$KP Abu +asan Sa=ili membantah. enurut dia,

    kekukuhan sikap D$KP bukan tanpa dasar, karena hak warga negara berpolitik telah

    dilindungi %eklarasi +ak Asasi anusia yang menyebutkan, setiap warga negaramemiliki hak untuk berperan serta dalam partai politik, termasuk menjadi anggota

    atau pengurus parpol. Namun menurut Arbi, hak politik pegawai negeri telah

    dimiliki dengan menguasai roda birokrasi secara -ormal sampai pensiun, yang

    tidak dimiliki warga negara non$Korpri. Korpri dilarang memilih . itu wajar.

    Sangat tidak adil jika korpri boleh dipilih karena birokrasi yang secara -ormal

    sudah berkuasa masih ditambah kekuasaannya dalam politikB kata Arbi.

    )ercampur aduk 

    Eampur aduk tugas seseorang sebagai PNS dan sebagai anggota *olkar 

    selama ini dianggap lumrah. enurut sejumlah pegawai %epdikbud di Senayan,

    /akarta, setelah diangkat menjadi pegawai negeri, biasanya mereka langsung

    disuruh mengisi -ormulir penda-taran keanggotaan *olkar. enjelang pemilu

    mereka diwajibkan mengikuti arahan agar memilih *olkar, mengadakan kegiatan

     pembinaan kepada kelompok masyarakat untuk memilih *olkar, dan mengikuti

    kampanye pemilu. enjelang pemilu , %harma wanita mengadakan simulasi untuk 

    mengecek kesetiaan mereka kepada *olkar.

    pada waktu simulasi, bakal ketahuan siapa yang tidak menusuk *olkar 

    karena ternyata kartu suaranya sudah ditandai dengan pensil,B kata seorang

     pegawai %epdikbud yang pernah akti- dalam kegiatan di %ewan Pimpinan Pusat

    1%PP2 *olkar. )eberapa pegawai juga menyatakan, nama mereka bisa muncul di

    dua atau tiga kelurahan sekaligus. ketika saya tanyakan, mereka justru menegur,

     jangan tanya macam macam,B kata seorang ibu tiga anak yang masih takut disebut

    namanya.

    /umlah pegawai negeri dibanding total pemilih memang relati@e kecil,

    yakni '.

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    15/18

    Amplop coblosan

    Pegawai negeri umumnya tidak ber-ikiran menggugat keharusan untuk mendukung

    *olkar. Ini berkait dengan jaminan karir, maupun uang yang mereka terima.

    enjelang hari pemilu "&&0, menurut sumber kompas, karyawan %epdikbud

    mendapatkan amplop coblosanB sebesar Rp "

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    16/18

    enurut IPI, birokrasi harus dibebaskan dari segala permainan politik tanpa

    harus menghilangkan hak politik mereka. Aparat birokrasi bebas menjadi anggota

     partai manapun, namun keterlibatan mereka dalam partai hanya sebagai anggotadan bukannya pengurus. Kesimpulan ini diangkat dalam R## politik @ersi IPI

    yang mengatakan, pegawai negeri bisa menjadi anggota partai tetapi tidak 

    dibenarkan menjadi pengurus, Pembina ataupun penasihat partai.

    Da7tar Pustaka :

    1#

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    17/18

    / !hoha, i-tah,  Netralisasi Birokrasi Pemerintah di Indonesia, dalam

    oerdiono et.al.2,  Birokrasi dan dministrasi Pembangunan, /akarta ;

    Sinar +arapan, "&&.,

    /  Pokok-Pokok Program !"RPRI #ahun $%%&/$%%%, /akarta,"&&'.

    / anihuruk, A.3, Proses Pembentukan !orps Pegawai Republik Indonesia,

    /akarta, "&0&

    / %rs. !ambun, 3liakim, 'eperempat bad Pengabdian !orpri $%($-$%%) ,

    /akarta ; Pengurus Korpri Pusat, "&&7

    / Rickle-s, .E. ' 1?nghokham2

    Rabu > September "&>4 a=a= tinggal.

    Rabu " oktober "&>4

    17

  • 8/18/2019 Agung Bab 1 (Editan Aras)

    18/18

    Sabtu "( ?K!?)3R "&>4

    1+