agromet 1 my

21
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : MUHAMMAD JAHWARI NIM : 131510501241 GOL/KELOMPOK : E / 6 ANGGOTA : 1. CAESARIA A. (131510501222) 2. AULIA D. Y. (131510501227) 3. SUKIS R. P. (131510501228) 4. ADI A. (131510501238) ACARA : PENGENALAN DAN PENGELOLAAN STASIUN CUACA TANGGAL PRAKTIKUM : 16 OKTOBER 2014 TANGGAL PENYERAHAN : 23 OKTOBER 2014 ASISTEN : 1. ALDY ARIFIAN PERMADI 2. ANDY REZA ZULKARNAEN

Upload: muhammad-igoj-iggs

Post on 07-Feb-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan agromet

TRANSCRIPT

Page 1: Agromet 1 My

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGILABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : MUHAMMAD JAHWARI

NIM : 131510501241

GOL/KELOMPOK : E / 6

ANGGOTA : 1. CAESARIA A. (131510501222)

2. AULIA D. Y. (131510501227)

3. SUKIS R. P. (131510501228)

4. ADI A. (131510501238)

ACARA : PENGENALAN DAN PENGELOLAAN

STASIUN CUACA

TANGGAL PRAKTIKUM : 16 OKTOBER 2014

TANGGAL PENYERAHAN : 23 OKTOBER 2014

ASISTEN : 1. ALDY ARIFIAN PERMADI

2. ANDY REZA ZULKARNAEN

3. DENI SETYAWAN

4. AMILIA

Page 2: Agromet 1 My

BAB 1. PENDAULUAN

1.1 Latar Belakang

Cuaca (weather) dan iklim (climate) dinyatakan dengan besaran unsur

fisika atmosfer yang selanjutnya disebut unsur cuaca atau unsur iklim yang terdiri

dari penerimaan radiasi matahari (kerapatan flukas pada permukaan datar di

permukaan bumi), lama penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban udara,

tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi (embun,

hujan, salju) dan evaporasi/evapotranspirasi. Cuaca adalah kondisi sesaat dari

keadaan atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek (kurang dari satu jam

hingga 24 jam) di suatu tempat tertentu di bumi.Nilai cuaca dapat dinyatakan

dalam bentuk kualitatif (tanpa besaran angka) dan kuantitaif.

Data cuaca terdiri dari data discontinue karena mudah kembali bernilai nol

(0) dan data continue karena tidak mudah turun mencapai nol. Data unsur cuaca

yang sifatnya diskontinyu antara lain penerimaan radiasi matahari dan lama

penyinarannya, presipitasi (curah hujan, embun, dan salju) dan penguapan.

Penyajian dan analisisnya dalam bentuk nilai akumulasi sedangkan penyajian

grafiknya dalam bentuk kurva histogram. Data cuaca yang bersifat kontinyu

antara lain: suhu, kelembaban dan tekanan udara serta kecepatan angin. Analisis

dan penyajiannya dalam bentuk angka rata-rata atau angka sesaat (instantaneous)

sedangkan grafiknya dalam bentuk garis/kurva

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer  bumi khususnya

untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa

Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan

cuaca yang berlangsung di atmosfer. Stasiun Meteorologi alat merupakan suatu

tempat, dimana didalamnya mengadakan pengamatan yang continue terhadap

keadaan lingkingan, baik itu berhubungan dengan iklim maupu dengan cuaca.

Suatu stasiun meteorologi biasanya mengadakan pengamatan kondisi

iklim selama sepuluh tahun berturut-turut, segingga akan diperoleh gambaran

umum tentang rerata keadaan iklim di suatu tempat atau wilayah tertentu, untuk

Page 3: Agromet 1 My

mendapatkan hasil pengamatan yang akurat, maka dibutuhkan beberapa

persyaratan tertentu. Pertama adalah penempatan lokasi stasiun meteorologi harus

mewakili keadaan suatu lahan atau wilayah yang luas, kedua adalah masing-

masing alat harus dapat memberikan hasil atau data yang absah (tepat dan akurat),

tidak mudah rusak, mudah penggunaannya erta perawatannya, dan yang terakhir

atau yang ketiga adalah pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum agrometeorologi acara pertama tentang pengenalan

dan pengelolaan stasiun cuaca ini yaitu:

1. Mengetahui macam dan fungsi instrumental meteorology pada stasiun cuaca.

2. Mwngetahui tatacara pengelolaan stasiun cuaca.

Page 4: Agromet 1 My

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Cuaca dan iklim emrupakan dua gejala yang tejadi di atmosfer bumi yang

saling berkaitan. Adanya cuaca memungkinkan untuk terjadinya keragaman iklim

atau dapat diartikan keragaman iklim terjadi karena perbedaan cuaca di berbagai

tempat (Munawir, 2006). Klasifikasi iklim berdasarkan curah hujan didasarkan

pada jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah yang dihitung sebagai nilai rata-

rata dalam waktu yang lama. Bulan kering adalah bulan dengan curah hujan

kurang dari 60 mm. Bulan lembap adalah bulan dengan curah hujan 60-100 mm,

dan bulan basah adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm (Endriyanto,

2011).

Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

produktivitas tanaman. Berdasarkan gambaran iklim akan dapat diidentifikasi tipe

vegetasi yang tumbuh di lokasi tersebut. Pada kondisi tertentu pengaruh iklim

terhadap vegetasi yang tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan

dengan pengaruh tanah. Hal ini dapat dilihat pada tanah yang sama ternyata

vegetasi penutupnya jauh berbeda akibat kondisi iklim yang berbeda. Untuk

mengetahui apakah tanaman atau makhluk hidup lainnya dapat hidup sesuai pada

iklim tertentu, diperlukan informasi iklim yang lebih rinci dari beberapa dekade

dengan nilai rata-rata bulanan dengan pola sebarannya sepanjang tahun.

Sedangkan untuk menduga keragaan tanaman, diperlukan informasi cuaca harian

(Setiawan, 2009).

Instrumen atau peralatan pemantau kondisi cuaca merupakan salah satu

peralatan yang sangat penting untuk keperluan dalam banyak hal, misalnya untuk

keselamatan penerbangan dan pelayaran, pertanian, untuk antisipasi bencana alam

banjir/kekeringan dan sebagainya.Sehingga dibutuhkan pemantau cuaca

lingkungan yang fungsinya selain tepat, efisien dan handal, juga yang harganya

lebih ekonomis/murah. Penggunaan alat ukur atau system instrumentasi yang

digunakan misalnya oleh lembaga BMKG salah satunya adalah pengukur atau

Page 5: Agromet 1 My

pemantau cuaca bisa meliputi berbagai pengindraan parameter cuaca, misalnya

temperatur udara, arah dan kecepatan angin dan sebagainya (Syahrul, 2012).

Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran cuaca dan iklim antara lain

alat pengukur suhu (thermometer), alat pengukur tekanan udara (barometer), alat

pengukur kelembapan udara (higrometer), alat pengukur kecpatan angin

(anemometer), dan alat pengukur curah hujan (fluviometer, dan rain gauge)

(Munawir, 2006). Stasiun Klimatologi untuk memperoleh data curah hujan

menggunakan dua jenis alat, yaitu manual OBS(Obsevatorium) dan otomatis tipe

Hellman (Bunganaen, 2013).

Alat ukur hujan manual termasuk jenis penakar hujan non-recording,

sedangkan penakar hujan jenis otomatis tipe Hellman merupakan alat penakar

hujan berjenis recording. Alat ukur curah hujan tipe Hellman ini sewaktu–waktu

dapat mengalami gangguan sehingga mengakibatkan hilangnya beberapa data

curah hujan untuk waktu atau hari– hari tertentu dan hal ini tentunya mengganggu

dalam proses pengambilan data (Bunganaen, 2013).

Kecepatan angin adalah perpindahan udara tiap satu satuan waktu dengan

satuan meter/detik atau meter/menit. Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan

oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor

pendorong) dan resistensi medan yang dilaluinya. Kecepatan angin dapat

diketahui dengan menggunakan alat-alat pengukur angin. Alat pengukur

kecepatan angin yang umum digunakan adalah anemometer (Lakitan, 1994).

Anemometer yang digunakan pada stasiun pengamatan cuaca adalah

anemometer jenis cup counter yang menerapkan metode mekanik dalam

pengukurannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip kerja dari alat pengukur

kecepatan angin yang biasa digunakan, cukup sederhana yaitu cup yang berjumlah

tiga buah berputar pada suatu tiang yang dihubungkan dengan counter (As’ari,

2011), dan perhitungan anemometer menggunakan intensitas turbulensi atau

parameter stimulasi aliran yaitu perbandingan kuantitas fluktuasi dengan

kecepatan rata-rata aliran (Welty, 2004).

Page 6: Agromet 1 My

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan TempatPraktikum acara satu dari mata praktikum agrometeorologi yang berjudul

“Pengenalan dan Pengelolaan Stasiun Cuaca” bertempat di Stasiun Pengamatan

Cuaca UPT. Agrotechnopark Universitas Jember dilaksanakan pada hari Kamis,

16 Oktober 2014 pukul 08.00 WIB – selesai.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Kertas pias

2. Lembar pengamatan

3.2.2 Alat

1. Sangkar meteorologi

2. Termometer

3. Ombrometer

4. Anemometer

5. Sunshine recorder

6. Panci Evaporasi Kelas A

3.3 Cara Kerja

1. Melakukan kunjungan ke stasiun cuaca yang telah ditentukan lokasinya

(Stasiun Pengamatan Cuaca UPT Agrotechnopark Universitas Jember).

2. Mengamati instrumentasi yang ada pada stasiun dan memahami fungsi dari

alat-alat tersebut.

3. Mendiskusikan hasil pengamatan yang berkaitan dengan lokasi stasiun, kondisi

instrumentasi, cara pengambilan dan pencatatan data serta petugas pencatat

data pada stasiun cuaca yang dikunjungi.

Page 7: Agromet 1 My

BAB 4.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

N

o.

Alat Klimatologi Keterangan

1. Sangkar Meteo

(a)

(b)

(a)Bagian luar sangkar

meteo yang bercat putih.

(b)Bagian dalam dari

sangkar meteo yang

berada di stasiun cuaca

Agrotechno Park

Universitas Jember.

Nomer 1 menunjukkan

alat hygrometer yang

berfungsi untuk

mengukur kelembaban

udara

2. Ombrometer

(a) (a)Bentuk ombrometer

tampak dari luar.

(b)Bagian ombrometer

bagian dalam. (1)

menunjukkan bibir

corong; (2) menunjukkan

leher corong; (3)

1

Page 8: Agromet 1 My

(b)

menunjukkan wadah air.

3. Anemometer (1)Mangkuk untuk mengukur

kecepatan angin.

(2)Skala yang dapat

menunjukkan besarnya

kecepatan angin

(3)Tiang penyangga

anemometer

1

2

3

1

2

3

Page 9: Agromet 1 My

4. Sunshine Recorder (1)Bola kaca untuk

menangkap sinar

matahari dan

memfokuskan ke kertas

pias.

(2)Tempat untuk

meletakkan kertas pias.

(3)Penopang

5. Panci Evaporasi Kelas A

(1)Kail

(2)Pipa

(3)Air Evaporasi

6.

(1) Tempat untuk

menaruh sensor atau alat

otomatis yang dapat

mengukur suhu.

(2) Temperature humidity

(3) AWS

4.2 PEMBAHASAN

Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

produktivitas tanaman. Berdasarkan gambaran iklim akan dapat diidentifikasi tipe

vegetasi yang tumbuh di lokasi tersebut. Pada kondisi tertentu pengaruh iklim

terhadap vegetasi yang tumbuh di suatu tempat jauh lebih kuat dibandingkan

1

2

3

2

1

3

1

2

3

Page 10: Agromet 1 My

dengan pengaruh tanah. Hal ini dapat dilihat pada tanah yang sama ternyata

vegetasi penutupnya jauh berbeda akibat kondisi iklim yang berbeda. Untuk

mengetahui apakah tanaman atau makhluk hidup lainnya dapat hidup sesuai pada

iklim tertentu, diperlukan informasi iklim yang lebih rinci dari beberapa dekade

dengan nilai rata-rata bulanan dengan pola sebarannya sepanjang tahun.

Sedangkan untuk menduga keragaan tanaman, diperlukan informasi cuaca harian

(Setiawan, 2009).

Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran cuaca dan iklim antara lain

alat pengukur suhu (thermometer), alat pengukur tekanan udara (barometer), alat

pengukur kelembapan udara (higrometer), alat pengukur kecpatan angin

(anemometer), dan alat pengukur curah hujan (fluviometer, dan rain gauge)

(Munawir, 2006).

1.      Anemometer

Fungsi untuk mengukur kecepatan angin, apabila angin berhembus, maka

baling- baling diatas akan berputar, Selanjutnya kertas pias didalam akan

menunjukkan grafik angin. Bersamaan dengan baling-baling penunjuk arah yang

ada di bawahnya semakin menunjukan air.

Penempatan alat ini cukup sulit untuk memilih tempat yang cocok, karena

adanya sifat tidak tetap dari kecepatan dan arah angin (variabelitas). Dalam hal ini

maka pemilihan tempat diusahakan bebas dari gangguan di sekitarnya dan dapat

mewakili lingkungan di mana datanya akan digunakan. Umumnya tinggi alat

dipasang pada stasiun – stasiun Agrometeorologi adalah 2 meter dari permukaan

tanah. Kecepatan angin diukur pula pada ketingian ± 0,5 m dari permukaan tanah,

hal ini diperlukan untuk mengetahui kecepatan angin pada permukaan panci kelas

A.

2.      Panci evaporimeter

Panci kelas A berbentuk sebuah kancah atau panci besar, berdiameter

120,7 cm dan tinggi bibir panci 25,4 cm. Alat terbuat dari bahan stainless seperti

baja putih atau logam campuran, contoh monel. Dudukan panci harus betul – betul

Page 11: Agromet 1 My

datar (rata air) di atas tanah dan dikelilingi rumput pendek. Sebaiknya

ditempatkan di tengah – tengah lapangan stasiun. Tinggi muka air setiap pagi

sesudah dilakukan pembacaan diusahakan sama, yaitu sekitar 5 cm di bawah bibir

panci. Penurunan muka air sampai 2,5 cm, air dalam panci harus ditambah

kembali ke keadaan asal yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Bila dibiarkan muka air

akan terus menurun hingga melebihi 10 cm dari asal, maka nilai evaporasi yang

diukur akan mengalami kesalahan sebsar 15% dari nilai evaporasi yang

sebenarnya. Kesalahan ini akibat dari pengaruh angin yang berkurang. Angin

tidak bebas bergerak di atas muka air, karena terhalang oleh bibir panci yang

semakin tinggi bila air dalam panci mengalami penurunan

Dudukan panci terbuat dari kayu, dicat putih dan tinggi dudukan dipasang

10 cm dari permukaan tanah. Panci dipasang rata air, agar muka air dalam panci

juga dtar dan sama tinggi. Lantai dudukan terdiri dari papan dipasang berantara

sehingga udara akan bebas masuk di antara celah dudukan di bawah panci.

Funsi alat          :  Pengukur  Penguapan air langsung

Keterangan        :  Alat ini dilengkapi dengan 

                                   1. Thermometer air Six Bellani (Thermometer Apumg)

                                   2. Cup Counter anemometer tinggi 05 meter

                                   3. Alat pengukur tinggi permukaan air ( Hook Gauge ).

3.      Penangkar hujan tipe hellman

Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas

tonggak kayu yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah

sampai mulut corong penaka r, luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan

kapasitas menampung curah hujan ± 5 liter, dan ditengah corong penakar

dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan dituangkan melalui kran

dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm. Waktu

pengamatan : pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan

menampung air hujan dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang

menunjukkan jumlah curahhujan yang terjadi selama 24 jam. Penakar hujan tipe

Hellman dipasang pada ketinggian 140 cm dihitung dari permukaan tanah hingga

Page 12: Agromet 1 My

batas corong. Luas bidang corong penampung curah hujan adalah 193,5 cm2. Air

hujan masuk ke reservoir yang dihubungkan dengan pipa. Di dalam reservoir,

ditempatkan sebuah pelampung, saat air masuk ke dalam reservoir, pelampung

akan terangkat dan pada pelampung dipasang tangkai pena yang mencatat pada

kertas pias yang ditempelkan pada silinder yang diputar oleh jam.

Bekerjanya penakar hujan ini adalah apabila air yang tertampung dalam

reservoir telah mencapai setara dengan tinggi curah hujan 10 mm, maka air dalam

reservoirakan tumpah secara otomatis melalui pipa pemindah (sifon) yang

dipasang pada reservoir dan pena akan kembali lagi ke angka nol. Air yang

tumpah melalui pipa sifon ditampung dalam sebuah bejana, untuk selanjutnya

ditakar kembali sebagai penteraan apakah yang tercatat pada ias sama dengan

yang ditakar gelas ukur khusus untuk penakar hujan tipe Hellman.

Penakar dipasang pada dudukan yang terbuat dari beton bertahap dua.

Bagian dasar masuk ke dalam tanah kurang lebih 30 cm dan tahap kedua berada di

atas permukaan tanah 15 cm dan tahap berikutnya setinggi 10 cm dari permukaan

tahap dua, sehingga tinggi seluruhnya dari dudukan alat menjadi 25 cm di atas

permukaan tanah. Tinggi alat terpasang di atas dudukan dari permukaan tanah

menjadi 140 cm. Pada dudukan dipasang tiga buah baud angker yang ditanamkan

sebagai pemegang alat di atas dudukannya. Alat harus terpasang tegak lurus,

corong penampung harus rata air dan di sekitar penakar bebas penghalang dengan

sudut pandang 450.

4.      Sangkar Cuaca

Sangkar meteorologi ini berfungsi sebagai tempat alat-alat pengukur cuaca

tertentu, agar tehindar dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan.

Sangkar ini terbuat dari kayu jati yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 ,

dengan setiap dinding diberi jalusi berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari

papan kayu , semua itu maksudnya agar didalam sangkar ada sirkulasi udara.

5.      Automatic Weather Station (AWS)

Fungsi alat AWS ini untuk mengukur dan mencatat unsur cuaca secara

otomatis. AWS ini dilengkapi dengan alat sensor , unsur- unsur cuaca akan

terdeteksi oleh sensor dan terekam selama 24 jam, dan unsur-unsur cuaca tersebut

Page 13: Agromet 1 My

akan terekam setiap 10 menit pada alat Lodger, kemudian data dari Lodger

tersebut dipindahkan dan di edit ke PC Computer program AWS. Data yang sudah

tercatat pada PC Computer program AWS diarsipkan kemudian dikirim ke BMG

Jakarta. Alat ini dapat mengamati dan mencatat unsur - unsur cuaca, yaitu Suhu

udara, Suhu tanah dengan kedalaman 10 cm dan 20 cm, Kelembaban udara, Titik

embun, Tekanan udara, Arah dan kecepatan angin, Curah hujan, dan Radiasi

matahari. Waktu pengamatan dilakukan selama 24 jam.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan produktivitas tanaman,

2. Pengukuran faktor-faktor iklim bisa dilakukan di dalam stasiun meteorologi.

3. Setiap alat yang terdapat dalam stasiun meteorologi harus ditempatkan sesuai

aturan agar keakuratan data dapat tercapai.

5.2 Saran

Besar harapan saya pada praktikum selanjutnya penjelasan tentang

masing-masing metode dalam praktikum lebih jelas.

Page 14: Agromet 1 My

DAFTAR PUSTAKA

As’ari. 2011. Rancang Bangun Anemometer Analog. Ilmiah Sains, 2 (1): 1.

Bunganaen, W., D, S, Krisnayanti, dan Y, A, Klau. 2013. Analisis Hubungan Tebal Hujan dan Durasi Hujan Pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang. Teknik Sipil, 2 (2): 1-2.

Endriyanto, dan F, Ihsan. 2011. Teknik Pengamatan Curah Hujan di Stasiun Klimatologi Kebun Percobaan Cukurgondang, Pasuruan. Teknik Pertanian, 16 (2): 61-63.

Lakitan, B. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Munawir. 2006. Cakrawala Geografi 1. Yudhistira, Jakarta.

Setiawan, E. 2009. Kajian Hubungan Unsur Iklim Terhadap Produktivitas Cabe Jamu ((Piper retrofractum Vahl) di Kabupaten Sumenep. Agrovigor, 2 (1) : 1-11.

Syahrul., S, Nurhayati dan M, Juhri. 2012. Desain dan Implementasi Sistem Pemantau Cuaca Transmisi Nikrabel. Sistem Komputer Unikom, 1 (1): 1-7.

Page 15: Agromet 1 My

Welty, J, R., C, E, Wicks., R, E, Wilson, and G, Rorrer. Dasar-2 Fenomena Transport/1. Erlangga, Surabaya.