agama tugas3

4
Nama : Conita Nugrahety NIM : 10/296467/KG/08586 TTD : Tugas Agama Islam 2 1. Apa yang anda ketahui tentang ALLAH SWT? Nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla yang berjumlah 99 yang terlampir dalam Asma’ u al-Husna. Dan nama-nama Allah ‘Azza wa Jallah tersebut bukan hanya sekedar pengertian atau wacana agama Islam itu sendiri melainkan itu memang gambaran dari sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat amat sempurna dan terbukti kebenarannya sampai-sampai para ulama mengatakan bahwa dengan Asma’ u al-Husna saja tidak cukup untuk menggambarkan Keagungan dan Kesempurnaan Allah ‘Azza wa Jalla sebagai pencipta alam semesta ini begitu pula alam Akhirat yang tidak diragukan lagi keberadaannya kecuali oleh orang-orang yang tidak berakal. Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190) Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah. Allah berfirman: “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.”(QS. Al Ikhlash: 1-4) 2. Dalam masyarakat, banyak yang mengeluh tentang keadilan ALLAH SWT, kenapa dia kaya, sedang saya tidak, kenapa dia pandai

Upload: noninuneno

Post on 29-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

agama islam 2

TRANSCRIPT

Page 1: Agama Tugas3

Nama : Conita Nugrahety

NIM : 10/296467/KG/08586

TTD :

Tugas Agama Islam 2

1. Apa yang anda ketahui tentang ALLAH SWT?

Nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla yang berjumlah 99 yang terlampir dalam Asma’ u al-Husna. Dan nama-nama Allah ‘Azza wa Jallah tersebut bukan hanya sekedar pengertian atau wacana agama Islam itu sendiri melainkan itu memang gambaran dari sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat amat sempurna dan terbukti kebenarannya sampai-sampai para ulama mengatakan bahwa dengan Asma’ u al-Husna saja tidak cukup untuk menggambarkan Keagungan dan Kesempurnaan Allah ‘Azza wa Jalla sebagai pencipta alam semesta ini begitu pula alam Akhirat yang tidak diragukan lagi keberadaannya kecuali oleh orang-orang yang tidak berakal.

Ibnul Qoyyim dalam kitab Al Fawaid hal 29, mengatakan: “Allah mengajak hamba-Nya untuk mengenal diri-Nya di dalam Al Qur’an dengan dua cara yaitu pertama, melihat segala perbuatan Allah dan yang kedua, melihat dan merenungi serta menggali tanda-tanda kebesaran Allah seperti dalam firman-Nya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat (tanda-tanda kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.” (QS. Ali Imran: 190)

Allah adalah Dzat yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memberi rizki, mendatangkan segala mamfaat dan menolak segala mudharat. Dzat yang mengawasi, mengatur, penguasa, pemilik hukum dan selainnya dari segala sesuatu yang menunjukkan kekuasaan tunggal bagi Allah.

Allah berfirman: “’Katakanlah!’ Dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya sgala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.”(QS. Al Ikhlash: 1-4)

2. Dalam masyarakat, banyak yang mengeluh tentang keadilan ALLAH SWT, kenapa dia kaya, sedang saya tidak, kenapa dia pandai sedang saya tidak, Dll. Coba anda jelaskan agar yang mengeluh tadi tetap yakin bahwa ALLAH SWT maha adil

Karena keadilan-Nya, Allah SWT disebut juga oleh Alquran dengan sebutan Al- 'Adl (Tuhan Yang Maha Adil). Adil karena memberikan kepada makhluk hak mereka serta ditempatkan-Nya masing-masing makhluk-Nya itu pada posisi yang sesuai dengan tabiat mereka.

Allah SWT juga tidak pernah membebankan suatu taklif yang tidak sesuai dengan kemampuan manusia (ahliah), seperti firman-Nya yang artinya, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, la mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya." (QS.2,286).

Page 2: Agama Tugas3

Atas landasan demikian, ulama usul fikih sepakat menetapkan bahwa ahliah merupakan dasar adanya taklif, baik dalam bentuk ahliyyah Al-wujub (kecakapan menerima hak) maupun ahliyyah Al-ada’ (kecakapan bertindak hukum). Atas dasar ahliyyah Alwujub, segenap manusia dapat menerima haknya selama dia memiliki kehidupan yang sempurna dan tidak dapat menerima haknya secara penuh jika kehidupan yang dimilikinya hanya dalam bentuk kehidupan yang tidak sempurna, seperti kehidupan janin di dalam perut ibunya.

Demikian pula, atas dasar ahliyyah Al-ada', segenap manusia dibebani tanggungjawab penuh, namun jika kecakapan itu belum dimiliki oleh seseorang secara sempurna, seperti pada anak kecil. Maka taklif atasnya tentu tidak sama dengan orang dewasa yang mempunyai kemampuan penuh.

Keadilan Allah SWT amat luas, banyak yang tak terkira oleh manusia. Ada suatu hal yang dipandang buruk oleh manusia, tetapi justru di dalamnya tersimpan keadilan. Sebaliknya, ada pula sesuatu hal yang dipandang baik dan adil oleh manusia, tetapi justru di dalamnya terdapat ketidakadilan.

Alquran menyebutkan, "...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS.2,216).

Atas dasar keadilan itulah Allah SWT memperlakukan segenap makhluk-Nya. Setiap orang, laki-laki dan perempuan mendapat perlakuan yang sama di sisi Allah SWT. Alquran menjelaskan, "Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki- laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun." (QS.4,124).

Setiap perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkannya secara sendiri-sendiri di hadapan Tuhan di akhirat kelak. Setiap perbuatan baik akan dibalas dengan pahala dan pelakunya akan mendapat ganjaran surga sedangkan perbuatan jahat akan dibalas dengan dosa dan pelakunya ditempatkan di neraka.

Oleh sebab itu, tidak ada amal yang sia-sia, semuanya akan diadili oleh Allah Yang Maha Adil secara teliti, sehingga tak seorang pun yang merasa teraniaya. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh. maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali, kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba- hamba(Nya)." (QS.41,46).

Syariat Islam yang bersumber dari Allah SWT merupakan syariat yang berlandaskan keadilan Imam Muhammad Abu Zahrah, ahli hukum Islam dari Mesir, mengatakan bahwa keadilan merupakan tujuan syariat Islam yang paling utama dan mulia.

Di atas landasan keadilan itu manusia menempati kedudukannya yang paling tinggi di antara makhluk, makhluk Allah SWT. Dalam kedudukan demikian antara satu dan yang lain menempati posisi yang sama di mata hukum. Masing-masing individu mempunyai hak yang sama dan hak itu diimbangi pula dengan kewajiban yang harus dipikulnya. Karena itu, tidak boleh ada di antara manusia yang menindas sesamanya.

Page 3: Agama Tugas3

Keadilan Allah SWT tidak terlepas dari sifat Ar- rahman (Yang Maha Pemurah) dan Ar-rahim (Yang Maha Penyayang) serta sejumlah sifat jamal (keindahan), seperti Al-Ganiy (Yang Maha Kaya), Al-Gahr (Yang Maha Pengampun), Ar-Ra ‘uf (Yang Maha Lembut), At-Tawwab (Yang Senantiasa Menerima Tobat), Al-Hallm (Yang Maha Penyantun), Al-‘Afuwwu (Yang Maha Pemaaf), Asy-Syakur (Yang Memberi Pahala Berlipat Ganda), As-Salam (Yang Menciptakan Damai), Al-Mu’min (Yang Memberi Keamanan), Al-Barr(Yang Maha Dermawan), Al-Wasiy (Pemberi Yang Berlimpah), Al-Wahhab (Yang Maha Memberi), Ar-Razzaq (Yang Maha Pemberi Rezeki), Al- Hafiz (Yang Maha Menjaga), Al-Latif (Yang Maha Halus), dan lain-lain.

Karena itu, keadilan Allah SWT merupakan keadilan yang menjadi rahmat bagi sekalian alam. Hal ini dikatakan dalam Alquran, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS.21,107).

Di samping sifat-sifat jamal di atas, keadilan Allah SWT tidak pula terlepas dari sifat-sifat yang mulia atau agung), seperti Al- 'Aaz (Yang Maha Perkasa), Al-Jabbar (Yang Maha Memaksa), Al-Mutakabbir (Yang Memiliki Kebesaran), Al-Matin (Yang Maha Kuat), Al-Qadir atau Al-Qadir (Yang Maha Kuasa), AI-Muntaqim (Yang Menetapkan Pembalasan) dan lain-lain.

Dengan adanya sifat-sifat demikian, maka keadilan Allah SWT dapat ditegakkan. Bertolak dari hal demikian, maka keadilan Allah SWT dapat mendorong manusia untuk senantiasa menjauhkan diri dari kejahatan dan selalu berupaya untuk melakukan baikan.