agama kel 1
DESCRIPTION
AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1AGAMA KEL 1TRANSCRIPT
MAKALAH AGAMA ISLAM
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Disusun Oleh :
1. Thahaq Saif Ali (3113030
2. Arjun Arif Wicaksono (3113030107)
3. Andriyani Kristina (3113030124)
4. Muhammad Rayendra (3113030133)
Kelas I Bangunan Transportasi 2013
PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang
ada di antara keduanya. Salah satu ciptaan Nya adalah manusia, yang diberi keistimewaan
berupa kemampuan berpikir lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya yang ada di
bumi. Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk
mendalami wujud atau hakikat dirinya dan tidak semata-mata dipergunakan untuk
memikirkan segala sesuatu diluar dirinya. Maka, kenyataannya manusia tidak pernah
berhenti berpikir , kecuali dalam keadaan tidur atau dalam keadaan tidar sadar. Dari
sejarah kehidupan manusia ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam memikirkan wujud
atau hakikat dirinya. Dalam bahasa arab, kata manusia ini sepadan dengan kata-kata nas,
basyar, insan, mar’u, ins, dan lain-lain. Meskipun bersinonim namun kat-kata tersebut
memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Seperti kata nas misalnya yang lebih
merujuk pada makna manusia sebagai makhluk sosial. Sedangkan kata basyar lebih
merujuk pada makna manusia sebagai makhluk biologis. Begitu juga kata-kata lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa arti Hakikat Manusia ?
2. Apa saja hakikat manusia itu ?
3. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan Khalifah Allah SWT ?
BAB 2
PEMBAHASAN
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
2.1 Arti Hakikat Manusia
1. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau
asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu
atau yang menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasawuf orang mencari hakikat diri
manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar-benar
diri.
2. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Al Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah dan kemudian ditiupkan roh ciptaan Nya secara langsung jadi atau
“instant”, tanpa ada contoh sebelumnya dan tidak melalui proses seleksi alami atau
evolusi, maka jadilah manusia dengan sempurna dan diberi nama Adam,
sebagaimana difirmankan :
“Kama badaakum ta’udun (Sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pada
permulaan, (demikian pulalah) kalian akan kembali (kepada Nya))”
“Wa badaa khalq al-insana min thin (Dan Dia yang memulai penciptaan
manusia dari tanah)”
“Perintah Nya hanyalah, bila Dia menghendaki sesuatu, untuk berfirman,
‘Jadilah engkau,’ maka terjadilah ia.”
“(Tuhan) berfirman , ‘Hai iblis apa yang menghalangimu sujud kepada apa
yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.”
Manusia pertama yang bernama Adam, setelah diciptakan, diperintahkan oleh tuhan
untuk tinggal di surga. Demikian pula agar Adam merasa lebih tenang dalam
menjalani hidupnya, maka diciptakan istri sebagai pendampingnya konon bernama
Hawa. Al Quran tidak menceritakan bagaimana istri Adam diciptakan, sehingga ada
pendapat bahwa dia diciptakan dari bahan yang sama dengan Adam. Namun dalam
suatu hadis dikatakan bahwa perempuan diciptakan dari iga atau tulang rusuk Adam,
yang menerangkan :
“Perlakukanlah istrimu itu dengan baik, karena mereka diciptakan dari iga dan iga
yang paling bengkok adalah bagian yang paling atas. Jika engkau ingin
meluruskannya, berarti engkau mematahkannya, jika engkau biarkan, dia akan tetap
bengkok, maka perlakukanlah istrimu dengan baik.”
Nama hawa tidak terdapat dan tidak disebutkan dalam Al Quran dan memang tidak
ada nama perempuan di dalamnya, terkecuali nama Maryam ibunda nabi Isa AS,
karena mukjizat yang dialaminya berupa keperawanan beliau yang bisa mengandung
dan melahirkan seorang manusia tanpa hubungan seks. Dalam Al Quran juga
dijelaskan bahwa generasi manusia berikutnya, setelah Adam tidak lagi diciptakan
dari tanah, tetapi terbentuk dari sperma yang sekalipun bila ditelusuri ia berasal dari
tanah juga, karena manusia mengonsumsi hasil-hasil tanah. Kemudian dari sperma
itu proses penciptaan manusia terjadi dalam kandungan ibunya melalui tahapan-
tahapan :
“Wahai manusia, jika kalian dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka
sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari sperma, kemudian segumpal
darah, kemudian dari embrio, (baik) yang sempurna ciptaannya maupun yang tidak
sempurna ciptaannya, untuk Kami jelaskan kepada kalian. Kami tetapkan dalam
kandungan (rahim) apa yang Kami kehendaki sampai batas waktu tertentu,
kemudian Kami keluarkan kalian sebagai bayi, agar kalian mencapai kedewasaan
kalian. Di antara kalian ada yang diwafatkan dan di antara kalian ada yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, agar ia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
dahulunya telah dikenalnya.”
“Kami telah ciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian kami jadikan ia sperma
dalam tempat yang kokoh. Kemudian kami jadikan sperma itu segumpal darah, lalu
kami jadikan segumpal darah itu embrio, lalu kami bungkus tulang-belulang itu
dengan daging, kemudian kami bentuk ia (menjadi) ciptaan yang berbeda. Maka
Maha Suci Allah, sebaik-baik Pencipta.”
“Sungguh Dia telah menciptakan kalian dalam beberapa tahapan.”
Di dalam Al Quran juga disebutkan bahwa Tuhan, di alam antah berantah atau di
alam ghaib, telah pernah menawarkan sebuah “amanah” kepada langit, bumi dan
gunung yang diemban. Tetapi mereka semua enggan untuk menerimanya dan
kemudian diterima oleh manusia. Karena tidak dirinci dan dijelaskan tentang
“amanah” tersebut, maka tudak mustahil bahwa yang dimaksud dengan “amanah”
tersebut adalah Al Quran. Dari peristiwa ini, maka dapat dipahami mengapa manusia
menjadi penting kedudukannya, sehingga menjadi tujuan akhir daripada turunnya Al
Quran. Begitu pentingnya makhluk yang bernama manusia, sehingga kata nas yang
berarti manusia yang merujuk pada manusia sebagai makhluk sosial.
Jadi hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.
2.2 Hakikat manusia
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai selama hidupnya.
5. Individu yang hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam bidang sosial.
2.3 Tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT
1. Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna yang esensial dari kata hamba adalah, ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah yang dicerminkan dalam
ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan. Oleh karena
itu, dalam Al Quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran”
(jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).
2. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah SWT
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus
dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup di muka bumi ini adalah
tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau mengganti yang memegang kekuasaan. Manusia
menjadi khalifah memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di
muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang
memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka
bumi untuk kepentingan hidupnya. Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang
muslim akan dipenuhi dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab
bekerja sebagai seorang muslim adalah membentukamal saleh.
DAFTAR PUSTAKA
http://kartika –d.blogspot.co.id/2014/05/hakekat-manusia-menurut-pandangan-umum.html?
m=1 jam 22.30 WIB Minggu, 04 Oktober 2015
http://www.academia.edu/8454535/makalah_hakikat_manusia_menurut_islam , jam 03.30
WIB Senin, 05 Oktober 2015
Buku Hikmah, pengarang Abdul Latif Faqih judul “RAHASIA SEGITIGA, ALLAH-
MANUSIA-SETAN (Menyempurnakan hidup dengan surah An-Nas)”