agama

38
MAKALAH KONSEP SEJARAH BBERDIRINYA ISLAM DAN PENGERTIANAGAMA ISLAM SERTA RUANG LINGKUP AJARAN AGAMA ISLAM DISUSUN OLEH TK IC NAMA :AHMAD JAYADI AKADEMI PERAWAT KESEHATAN SAKRA PEROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN AJARAN 2012/2013 KATA PENGANTAR 1

Upload: jey-oneheart

Post on 06-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MAKALAHKONSEP SEJARAH BBERDIRINYA ISLAM DAN PENGERTIANAGAMA ISLAMSERTA RUANG LINGKUP AJARAN AGAMA ISLAM

TRANSCRIPT

Page 1: Agama

MAKALAH

KONSEP SEJARAH BBERDIRINYA ISLAM DAN

PENGERTIANAGAMA ISLAM

SERTA RUANG LINGKUP AJARAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH

TK IC

NAMA :AHMAD JAYADI

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN SAKRA

PEROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil alamin, segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT Azza

Wjalla, sang Khaliq yang maha perkasa, yang telah melimpahkan segala rahmatnya

kepada kita sehingga kita tetap exis dalam menjalankan seluruh tugas kita sebagai

1

Page 2: Agama

seorang hamba-Nya dan sebagai seorang Khalifah-Nya dimuka bumi ini. Shalawat

dan salam selalu terucapkan kepada Baginda Rasul SAW, yang revolusioner pertama

yang telah membebaskan umat dari tirani kebodohan menuju singgasana kebebasana

dan kemerdekaan.

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Drs.h.moh.Thahir.MPd telah banyak

memberikan bimbingan dan motivasi kepada kami sehingga makalah ini mampu kami

selesaikan tepat pada waktunya..

Sebagai seorang manusia yang selalu identik dengan sifat khilaf dan nisyan, kami

sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat berguna kepada kami khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Wallahulmuafiqu walhadi ila sabilirrosyad

Wassalamualaikum

Sakra, 24 oktober 2012/2013

Penyusun

AHMAD JAYADI

DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………………………..

Kata pengantar…………………………………………………………………..

Daftar isi………………………………………………………………………….

2

Page 3: Agama

BAB I : Pendahuluan ……………………………………………………………

A. Latar belakang……………………………………………………….

BAB II : Pembahasan …………………………………………………………..

A. Sejarah berdirinya islam

B. Pengertian Islam……………………………………………………..

C. Karaktristik agama islam…………………………………………….

D. Fungsi,tujuan dan cita-cita islam…………………………………….

E. Klasifikasi agama dan agama islam………………………………….

F. Ruang lingkup ajaran islam………………………………………….

BAB II : Penutup ………………………………………………………………

A. Kesimpulan …………………………………………………………

B. Daftar pustaka………………………………………………………

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Pada dasarnya sistematika

dan pengelompokkan ajaran Islam secara garis besar adalah aqidah, syariah dan akhlak.

3

Page 4: Agama

Ajaran Islam dituliskan di dalam Alquran dan hadis. Pokok Ajaran Islam sebagaimana

yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna, karena

memang semuanya ada dalam Islam. Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada

dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan

baro’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah

kepada umat manusiaPemaknaan konsep ajaran Islam dilakukan dengan tiga pokok

yaitu : berserah diri kepada Allah dengan merealisasikan tauhid, tunduk dan patuh kepada

Allah dengan sepenuh ketaatan, memusuhi dan membenci syirik dan pelakunya. Untuk

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, Islam harus dihayati dan diamalkan

secara kaffah (utuh), tidak sepotong-potong atau sebagian. Islam mempunyai karakter

sebagai agama yang penuh kemudahan yang termanifestasi secara total dalam setiap

syari’atnya.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Sejarah berdirinya islam

a) Masa sebelum kedatangan Islam

4

Page 5: Agama

Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan

perdagangan dalam Jalan Sutera yang menghubungkan antara Indo Eropa dengan

kawasan Asia di timur. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada

sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi. Mekkah adalah

tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala

agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah. Masyarakat ini

disebut pula Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh. Bodoh disini bukan dalam

intelegensianya namun dalam pemikiran moral. Warga Quraisy terkenal dengan

masyarakat yang suka berpuisi. Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan

disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.

b) Masa awal

Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang

terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.

Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571

masehi). Ia dilahirkan di tengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam

kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala.

Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia

masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah

meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul

Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib. Muhammad kemudian

menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara

sederhana.

c) As-Sabiqun al-Awwalun

Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan

Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam

secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara

sembunyi-sembunyi, ia akhirnya menyampaikan ajaran Islam secara terbuka kepada

5

Page 6: Agama

seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya

menentangnya.

Pada tahun 622 Masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa

ini disebut Hijrah, peristiwa itu menjadi dasar acuan permulaan perhitungan kalender

Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin

dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga umat Islam

semakin menguat. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir,

umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan

terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.

Keunggulan diplomasi nabi Muhammad pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan

umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang

sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika

penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika

Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.

d) Khalifah Rasyidin

Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang diberi petunjuk,

diawali dengan kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin

Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Pada masa ini umat Islam mencapai

kestabilan politik dan ekonomi. Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat

Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah

meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib

berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk

mendakwahkan Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak. Dengan takluknya negeri-

negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih

oleh umat Islam.

e) Masa kekhalifahan selanjutnya

Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke

tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang disebut

"amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi

6

Page 7: Agama

ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara

turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang

menyamakannya dengan kerajaan; misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani

Abbasiyyah, hingga Bani Utsmaniyyah yang kesemuanya diwariskan berdasarkan

keturunan.

Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik

yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran

ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam

telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu

pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman

keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.

Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang

sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas

kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya Kesultanan Safawi,

Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera Pasai dan

Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan

yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-

kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka

bagian dari kekhalifahan Islam.

Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan

penjajah Eropa. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal

dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I.

Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap

kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh mustafa kemal pasha atau

kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.

7

Page 8: Agama

f) Demografi

Masjid Quba di Madinah, Arab Saudi.

Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 miliar umat Muslim yang

tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab,

20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan

Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia.

Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Republik Rakyat

Cina, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.

Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan

penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama

dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. [1]. Beberapa pendapat

menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara

Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia

adalah negara dengan mayoritas Muslim [2]. Namun belum lama ini, sebuah studi

demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke

tingkat negara Barat. [3]

g) Hari Besar dalam islam

Idhul Adha / Idul Qurban

Idhul Fitri

Hari Jumat

8

Page 9: Agama

B. PENGERTIAN ISLAM

a) Menurut bahasa

Dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata

Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.

إسالما يسلم أسلم من مصدر اإلسالم

Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki

beberapa pengertian, diantaranya adalah:

1. Berasal dari ‘salm’ (ل�م .yang berarti damai (الس�

Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman (QS. 8 : 61)

ال�ع�ل�يم� يع� م� الس� و� ه� �ن�ه� إ الل�ه� ع�ل�ى ك�ل� ت�و� و� ا ل�ه� ن�ح� اج� ف� ل�م� ل�لس� وا ن�ح� ج� إ�ن� و�

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan

bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui.”

Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan

salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang

senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian.

Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman : (QS. 49 : 9)

ع�ل�ى ا د�اه�م� إ�ح� ب�غ�ت� إ�ن� ف� ا م� ب�ي�ن�ه� وا ل�ح� ص�أ� ف� ت�ت�ل�وا اق� ن�ين� م� ؤ� ال�م� م�ن� ت�ان� ط�ائ�ف� إ�ن� و�

ت�ب�غ�ي ال�ت�ي ات�ل�وا ق� ف� ى ر� خ� األ�

الل�ه� إ�ن� ط�وا ق�س�أ� و� ب�ال�ع�د�ل� ا م� ب�ي�ن�ه� وا ل�ح� ص�

أ� ف� اء�ت� ف� إ�ن� ف� الل�ه� ر� م�أ� إ�ل�ى يء� ت�ف� ت�ى ح�

ط�ين� س� ال�م�ق� Eب ي�ح�

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara

keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang

lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali

kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka

damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi

9

Page 10: Agama

perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin berperang jika

mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: (QS. 22 : 39)

Gد�ير ل�ق� ر�ه�م� ن�ص� ع�ل�ى الل�ه� إ�ن� و� ظ�ل�م�وا م� ن�ه�ب�أ� ات�ل�ون� ي�ق� ل�ل�ذ�ين� ذ�ن�

أ�

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya

mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong

mereka itu.”

2. Berasal dari kata ‘aslama’ ( ل�م� س�.yang berarti menyerah (أ�

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara

ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti

ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi

segala larangan-Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini,

Allah berfirman dalam al-Qur’an: (QS. 4 : 125)

ا Kن�يف ح� اه�يم� �ب�ر� إ ل�ة� م� ات�ب�ع� و� Gن م�ح�س� و� و�ه� ل�ل�ه� ه� ه� و�ج� ل�م� س�أ� م�م�ن� د�ينKا ن� ح�س�

أ� و�م�ن�

K ل�يال خ� يم� اه� �ب�ر� إ الل�ه� ذ� ات�خ� و�

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan

dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama

Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”

Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh

jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya. Dalam sebuah ayat Allah berfirman: (QS. 6 : 162)

ين� ال�ع�ال�م� Oب ر� ل�ل�ه� ات�ي و�م�م� ي�اي� و�م�ح� ك�ي ن�س� و� ال�ت�ي ص� إ�ن� ل� ق�

“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk

Allah, Tuhan semesta alam.”

Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada

di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT,

dengan mengikuti sunnatullah-Nya. Allah berfirman: (QS. 3 : 83) :

�ل�ي�ه� إ و� ا Kه و�ك�ر� ط�و�عKا ض� ر�و�األ� و�ات� م� الس� ف�ي م�ن� ل�م� س�

أ� ل�ه� و� ي�ب�غ�ون� الل�ه� د�ين� غ�ي�ر� ف�أ�

ع�ون ج� ي�ر�

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-

lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun

10

Page 11: Agama

terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.”

Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita

kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT. Karena insya Allah dengan

demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (baca; mutma’inah).

3. Berasal dari kata istaslama–mustaslimun ( و�ن� - ل�م� ت�س� م�س� ل�م� ت�س� penyerahan total :(اس�

kepada Allah.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 37 : 26)

ل�م�ون� ت�س� م�س� ال�ي�و�م� ه�م� ب�ل�

“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.”

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Karena sebagai

seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa

dan raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah SWT. Dimensi atau

bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah adalah seperti dalam setiap

gerak gerik, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan, kesusahan,

kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Termasuk juga berbagai sisi

kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi,

pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena

Allah dan menggunakan manhaj Allah.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 2 : 208)

ل�ك�م� �ن�ه� إ ي�ط�ان� الش� ط�و�ات� خ� ت�ت�ب�ع�وا و�ال� Kة ك�اف� ل�م� Oالس ف�ي ل�وا اد�خ� ن�وا ء�ام� ال�ذ�ين� ا يEه�� ي�اأ

Gب�ين م� Vع�د�و

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,

dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang

nyata bagimu.”

Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah

dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang

dilarang-Nya.

4. Berasal dari kata ‘saliim’ ( Gل�ي�م .yang berarti bersih dan suci (س�

Mengenai makna ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 26 : 89):

11

Page 12: Agama

ل�ي س� Wل�ب ب�ق� الل�ه� ت�ىأ� م�ن� إ�ال�

“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 37: 84)

Wل�يم س� Wل�ب ب�ق� ب�ه� ر� اء� ج� إ�ذ�

“(Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.”

Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu

menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat

mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Karena pada

hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan

utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia.

Allah berfirman: (QS. 5 : 6)

ع�ل�ي�ك�م� ت�ه� ن�ع�م� ل�ي�ت�م� و� ك�م� ر� Oل�ي�ط�ه ي�ر�يد� ل�ك�ن� و� Wج ر� ح� م�ن� ع�ل�ي�ك�م� ع�ل� ل�ي�ج� الل�ه� ي�ر�يد� ا م�

ون� ك�ر� ت�ش� ل�ع�ل�ك�م�

“Allah sesungguhnya tidak menghendaki dari (adanya syari’at Islam) itu hendak

menyulitkan kamu, tetapi sesungguhnya Dia berkeinginan untuk membersihkan kamu dan

menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”

5. Berasal dari ‘salam’ ( Gال�م .yang berarti selamat dan sejahtera (س�

Allah berfirman dalam Al-Qur’an: (QS. 19 : 47)

يZا ف� ح� ب�ي ك�ان� �ن�ه� إ بOي ر� ل�ك� ر� ت�غ�ف� س�أ� س� ع�ل�ي�ك� Gال�م س� ال� ق�

Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta

ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku."

Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat

manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan

dan juga keselamatan pada setiap insan.

b) Menurut istilah

Adapun dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul Islam), Islam

adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi

12

Page 13: Agama

dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai

hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus,

menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’

Definisi di atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat-ayat

Al-Qur’an. Diantara poin-poinnya adalah:

1. Islam sebagai wahyu ilahi ( ا�إل�ل�ه�ي ي� (الو�ح�

Mengenai hal ini, Allah berfirman QS. 53 : 3-4 :

ي�وح�ى * Gي و�ح� إ�ال� و� ه� إ�ن� و�ى ال�ه� ع�ن� ي�ن�ط�ق� ا و�م�

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya.

Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."

2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) ( ن�ب�ي�اء�ا�أل� د�ي�ن�

ل�ي�ن� س� ر� ال�م� (و�

Membenarkan hal ini, firman Allah SWT (QS. 3 : 84)

اق� ح� إ�س� و� اع�يل� م� إ�س� و� اه�يم� �ب�ر� إ ع�ل�ى ن�ز�ل�� أ ا و�م� ع�ل�ي�ن�ا ن�ز�ل�

� أ ا و�م� ب�الل�ه� ن�ا آم� ق�ل�

ب�ي�ن� ق� Oر ن�ف� ال� م� بOه� ر� م�ن� الن�ب�يEون� و� ى و�ع�يس� ى م�وس� وت�ي�أ� ا و�م� ب�اط� س�

و�األ� وب� ي�ع�ق� و�

ل�م�ون� م�س� ل�ه� ن� ن�ح� و� م� ن�ه� م� Wد ح�أ�

“Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami

dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa

yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak

membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami

menyerahkan diri."

3. Sebagai pedoman hidup ( ي�اة� ال�ح� اج� ن�ه� (م�

Allah berfirman (QS. 45 : 20):

ن�ون� ي�وق� Wو�م ل�ق� Gة م� ح� و�ر� دKى و�ه� ل�لن�اس� ائ�ر� ب�ص� ذ�ا ه�

"Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang

meyakini."

4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW ( ك�ام� أ�ح�

ل�ه� و� س� ر� ن�ة� و�س� ك�ت�اب�ه� ف�ي� (الله�

Allah berfirman (QS. 5 : 49-50)

ب�ع�ض� ع�ن� ت�ن�وك� ي�ف� ن�أ� م� ه� ذ�ر� و�اح� اء�ه�م� و� ه�

أ� ت�ت�ب�ع� و�ال� الل�ه� ل� ن�ز�� أ ا ب�م� م� ب�ي�ن�ه� ك�م� اح� ن�

أ� و�

إ�ن� و� م� ذ�ن�وب�ه� ب�ب�ع�ض� م� يب�ه� ي�ص� ن�أ� الل�ه� ي�ر�يد� ا ن�م�

� أ اع�ل�م� ف� ا ل�و� ت�و� إ�ن� ف� �ل�ي�ك� إ الل�ه� ل� ن�ز�� أ ا م�

13

Page 14: Agama

ا * Kك�م ح� الل�ه� م�ن� ن� ح�س�أ� و�م�ن� ي�ب�غ�ون� ل�ي�ة� اه� ال�ج� ك�م� ح� ف�

أ� ون� ق� اس� ل�ف� الن�اس� م�ن� ا Kك�ث�ير

ن�ون� ي�وق� Wو�م ل�ق�

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang

diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah

kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa

yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah

diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan

menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan

sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum

Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada

(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”

5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. ( ي�م� ت�ق� ال�م�س� اط� ر� Oالص)

Allah berfirman (QS. 6 : 153)

ب�يل�ه� س� ع�ن� ب�ك�م� ق� ر� ت�ف� ف� ب�ل� Eالس ت�ت�ب�ع�وا و�ال� ات�ب�ع�وه� ف� ا Kيم ت�ق� م�س� اط�ي ر� ص� ذ�ا ه� ن�أ� و�

ون� ت�ت�ق� ل�ع�ل�ك�م� ب�ه� اك�م� و�ص� ذ�ل�ك�م�

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia;

dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-

beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar

kamu bertakwa.”

6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.( ة� ر� ا�آلخ� و� الدEن�ي�ا ة� ال�م� (س�

Allah berfirman (QS. 16 : 97)

م� ز�ي�ن�ه� ل�ن�ج� و� Kب�ةOط�ي Kي�اة ح� ي�ي�ن�ه� ل�ن�ح� ف� Gؤ�م�ن م� و� و�ه� ن�ث�ى� أ و�أ� Wذ�ك�ر م�ن� ا Kال�ح ص� ع�م�ل� م�ن�

ل�ون� ي�ع�م� ك�ان�وا ا م� ن� ح�س�ب�أ� ه�م� ر� ج�

أ�

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih

baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

A. Karakteristik Agama Islam

14

Page 15: Agama

Memahami karakteristik Islam sangat penting bagi setiap muslim, karena akan dapat

menghasilkan pemahaman Islam yang komprehen- sif. Beberapa karakteristik agama Islam, yakni

antara lain :

1. Rabbaniyah (Bersumber langsung dari Allah s.w.t) Islam merupakan manhaj Rabbani (konsep

Allah s.w.t), baik dari aspek akidah, ibadah, akhlak, syariat, dan peraturannya semua

bersumber dari Allah s.w.t

2. Insaniyah ’Alamiyah (humanisme yang bersifat universal) Islam merupakan petunjuk bagi

seluruh manusia, bukan hanya untuk suatu kaum atau golongan. Hukum Islam bersifat

universal, dan dapat diberlakukandi setiap bangsa dan negara.

3. Syamil Mutakamil (Integral menyeluruh dan sempurna) Islam membicarakan seluruh sisi

kehidupan manusia, mulai dari yang masalah kecil sampai dengan masalah yang besar.

4. Al-Basathah (elastis, fleksibel, mudah) Islam adalah agama fitrah bagi manusia, oleh karena

itu manusia niscaya akan mampu melaksanakan segala perintah-Nya tanpa ada kesulitan,

tetapi umumnya yang menjadikan sulit adalah manusia itu sendiri.

5. Al-’Adalah (keadilan) Islam datang untuk mewujudkan keadilan yang sebenar-benarnya,

untuk mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta

memelihara darah (jiwa), kehormatan, harta, dan akal manusia.

6. Keseimbangan (equilibrium, balans, moderat) Dalam ajaran Islam, terkandung ajaran yang

senantiasa menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara

kebutuhan material dan spiritua serta antara dunia dan akhirat.

7. Perpaduan antara Keteguhan Prinsip dan Fleksibilitas Ciri khas agama Islam yang dimaksud

adalah perpaduan antara hal-hal yang bersifat prinsip (tidak berubah oleh apapun) dan

menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas syariat.

8. Graduasi (berangsur-angsur/bertahap) Hukum atau ajaran-ajaran yang diberikan Allah kepada

manusia diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan fitrah manusia. Jadi tidak secara

sekaligus atau radikal.

9. Argumentatif Filosofis Ajaran Islam bersifat argumentatif, tidak bersifat doktriner. Dengan

demikian Al-Quran dalam menjelaskan setiap persoalan senantiasa diiringi dengan bukti-

bukti atau keterangan-keterangan yang argumentatif dan dapat diterima dengan akal pikiran

yang sehat (rasional religius).

B. Fungsi, Tujuan dan Cita-Cita Islam

Terlaksananya tujuan hidup manusia merupakan perwujudan diberlakukan nya fungsi-fungsi

Islam dalam kehidupan manusida dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Oleh karena itu

untuk memahami fungsi-fungsi atau kedudukan Islam dalam kehidupan, berikut ini penjelasannya

15

Page 16: Agama

1. Islam Sebagai Agama Allah Fungsi Islam sebagai agama Allah dinyatakan dalam predikatnya

yaitu dienul haq (agama yang benar), dimana kehadiran dan kebenaran agama Islam nyata

sepanjang zaman. Islam juga dinyatakan sebagai dinul khalis yang berarti kesucian dan

kemurnian serta keaslian Islam terjaga sepanjang masa.

2. Islam sebagai Panggilan Allah. Allah memanggil orang yang beriman dan bertakwa kepada

Islam dengan mengutus Rasul-Nya membawa Islam agar supaya disampaikan dan diajarkan

kepada manusia . Oleh karena itu para rasul dan para pengikut nya yang setia hanya mengajak

manusia kepada Islam.

3. Islam sebagai Rumah yang Dibangun oleh Allah.Allah menjadikan Islam sebagai ”rumah”

yang disediakan bagi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa agar mereka hidup sebagai

keluarga muslim. Dengan demikian Islam merupakan wadah yang mempersatukan orang

yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah dalam

kehidupan manusia dan masyarakat.

4. Islam Sebagai Jalan yang Lurus Orang yang beriman dan bertakwa yang memenuhi panggilan

Allah kepada Islam, tetap dalam Islam melaksanakan ajaran Islam, karena mereka tahu dan

mengerti bahwa Islam itu agama Allah. Merekalah yang sedang berjalan pada jalan Allah

yaitu sirathal Mustaqim(jalan yang lurus).

5. Islam Sebagai Tali Allah Sebagai tali Allah, Islam merupakan pengikat yang mempersa-

tukan orang yang beriman dan bertakwa dalam melaksanakan dan menegakkan agama Allah.

6. Islam Sebagai Sibgah Allah. Sibgah atau celupan yaitu zat pewarna yang memberikan warna

bagi sesuatu yang dicelupkan. Dengan Islam, Allah bermaksud memberkan warna atau corak

kepadapa manusia. Untuk mendapatkan corak atau warna tersebut adalah dengan jihad,

mengerahkan segala kemampuan nya dalam melaksanakan agama Allah. Muslim yang

tersibghah adalah Allah tetapkan sebagai saksi atas manusia dan yang sadar akan identitasnya

serta tahu akan harga dirinya sebagai hamba Allah yang beriman dan bertakwa.

7. Islam Sebagai Bendera Allah. Islam sebagai bendera Allah di bumi. Bendera tersebut mesti

dikibarkan setinggi tingginya, sehingga tampak berkibar menjulang tinggi di angkasa. Untuk

mengibarkan atau menampakkan Islam, Allah mengutus Rasul-Nya dengan Alquran dan

Islam, sehingga dengan demikian kekafiran dan kemusrikan akan dapat diatasi.

C. Klasifikasi Agama dan Agama Islam

Menurut sumber ajaran suatu agama, agama-agama dapat dibagi menjadi (1) Agama wahyu

(revealed religion) atau agama langit dan (2) Agama budaya (cultural religion /natural religion)

yang disebut juga agama bumi atau agama alam. Agama wahyu mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut :

16

Page 17: Agama

1. Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan

malaikat (Jibril) kepada manusia pilihan yang disebut utusan atau Rasul-Nya, pada waktu

itulah agama wahyu lahir.

2. Agama tersebut disampaikan kepada manusia melalui Utusan atau Rasul Allah.

3. Memiliki kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan oleh Allah.

4. Ajaran agama wahyu mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar, Maha

Mengetahui segala-galanya.

5. Sistem hubungan manusia dengan Allah dalam Agama wahyu, ditentu kan sendiri oleh Allah

dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-Nya.

6. Konsep ketuhanan agama wahyu adalah monoteisme murni sebagai- mana yang disebutkan

dalam ajaran agama langit itu.

7. Dasar-dasar agama wahyu bersifat mutlak, berlaku bagi seluruh umat manusia.

8. Sistem nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaras- kan dengan ukuran

dan hakikat kemanusiaan.

9. Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan kebenarannya oleh

ilmu pengetahuan(sains) modern.

10. Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan kepada

manusia dalam pembentukan insan kamil, yakni manusia yang sempurna, manusia baik yang

bersih dari noda dan dosa.

Sebagai contoh agama yang masuk ke dalam kelompok agama wahyu adalah : Islam, Yahudi dan

Nasrani. Sedangkan kelompok agama budaya contohnya adalah Kong Hu Cu, Budha dan Hindhu.

Islam sebagai agama wahyu, tentunya jika kesepuluh tolok ukur di atas diterapkan kepada agama

Islam, hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Agama Islam dilahirkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah, bertepatan dengan tanggal 6

Agustus 610 M.

2. Disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.

3. Meimiliki kitab suci Alquran yang memuat asli semua wahyu yang diterima oleh Rasul-

Nyaselama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah dan kemudian di Madinah.

4. Ajaran Islam mutlak benar karena berasal dari Allah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui

segala sesuatu.

5. Sistem hubungan manusia dengan Allah disebutkan dalam Alquran, dijelaskan dan

dicontohkan pelaksanaannya oleh Rasul-Nya.

6. Konsep Ketuhanan Islam adalah tauhid, monoteisme murni, ke Esaan Allah, esa dalam Zat,

esa dalam sifat , esa dalam perbutan dan seterusnya.

17

Page 18: Agama

7. Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk seluruh umat

manusia di manpun dia berada.

8. Nilai-nilai terutama nilai-nilai etika (akhlak) dan estetika (keindahan) yang ditentukan oleh

Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan kemanu siaan.

9. Soal-soal alam (semesta) yang disebutkan dalam Agama Islam yang dahulu diterima dengan

keyakinan saja, kini telah banyak dibuktikan kebenarannya oleh sains modern.

10. Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam dilaksanakan dengan baik

dan benar akan terbentuk insan kamil, manusia sempurna.

D. Ruang lingkup ajaran islam

ruang lingkup ajaran Islam dalam kajian kritis dan analisis, sehingga dapat menjadikan

sebuah kontribusi pemikiran. Ruang lingkuang ajaran Islam itu di antaranya: Aqidah,

ibadah, akhlak dan mu’amalah duniawiyah.  

a.   Aqidah

Kata aqidah berasal dari bahasa Arab, yaitu العقد yang berarti الشيء أطراف بين الجمع

(menghimpun atau mempertemukan dua buah ujung atau sudut/ mengikat).[1] Secara

istilah aqidah berarti keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang dan menjadi

landasan segala bentuk aktivitas, sikap, pandangan dan pegangan hidupnya. Istilah ini

identik dengan iman yang berarti kepercayaan atau keyakinan.[2]

Sekiranya disinergiskan antara makna lughawi dan istilah dari kata aqidah di atas dapat

digambarkan bahwa aqidah adalah suatu bentuk keterikatan atau keterkaitan antara

seorang hamba dengan Tuhannya, sehingga kondisi ini selalu mempengaruhi hamba

dalam seluruh perilaku, aktivitas dan pekerjaan yang ia lakukan. Dengan kata lain

keterikatan tersebut akan mempengaruhi dan mengontrol dan mengarahkan semua tindak-

tanduknya kepada nilai-nilai ketuhanan.

Masalah-masalah aqidah selalu dikaitkan dengan keyakinan terhadap Allah, Rasul dan

hal-hal yang ghaib yang lebih dikenal dengan istilah rukun iman. Di samping itu juga

menyangkut dengan masalah eskatologi, yaitu masalah akhirat dan kehidupan setelah

18

Page 19: Agama

berbangkit kelak. Keterkaitan dengan keyakinan dan keimanan, maka muncul arkanul

iman, yakni, iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari akhirat, qadha dan qadar.[3]

Di dunia Islam, permasalahan aqidah telah terbawa pada berbagai pemahaman, sehingga

menimbulkan kelompok-kelompok di mana masing-masing kelompok memiliki metode

dan keyakinan masing-masing dalam pemahamannya. Di antara kelompok-kelompok

tersebut adalah Muktazilah, Asy’ariyah, Mathuridiyah, Khawarij dan Murjiah.

Menurut Harun Nasution[4], timbulnya berbagai kelompok dalam masalah aqidah atau

teologi berawal ketika terjadinya peristiwa arbitrase (tahkim) ketika menyelesaikan

sengketa antara kelompok Mu’awiyah dan Ali ibn Abi Thalib. Kaum Khawarij

memandang bahwa hal tersebut bertentangan dengan QS al-Maidah/ 5: 44 yang berbunyi;

الكافرون … هم فألئك الله أنزل بما يحكم لم …ومن

Siapa yang tidak menentukan hukum dengan apa yang diturunkan Allah adalah kafir (QS

al-Maidah/ 5: 44).

Peristiwa tersebut membuat kelompok Khawarij tidak senang, sehingga mereka

mendirikan kelompok tersendiri serta memandang bahwa Mu’awiyah dan Ali ibn Abi

Thalib adalah Kafir, sebab mereka telah melenceng dari ketentuan yang telah digariskan

al-Qur’an. Dengan berdirinya kelompok ini, juga memicu berdirinya kelompok-kelompok

lain dalam masalah teologi, sehingga masing-masing memiliki pemahaman yang berbeda

dengan yang lainnya.

Namun demikian, perbedaan tersebut tidaklah sampai menafikan Allah, dengan kata lain

perbedaan pemahaman tersebut tidak sampai menjurus untuk lari dari tauhid atau

berpaling pada thâgh ût.

Di antara sumber perbedaan pemahaman antara masing-masing golongan tersebut antara

lain adalah masalah kebebasan manusia dan kehendak mutlak Tuhan. Ada kelompok yang

menganggap bahwa kekuasan Tuhan adalah maha mutlak, sehingga manusia tidaklah

memiliki pilihan lain dalam berbuat dan berkehendak. Kelompok ini diwakili oleh

kelompok Asy’ariyah. Ada pula kelompok bahwa Tuhan memang maha kuasa, tetapi

Tuhan menciptakan sunnah-Nya dalam mengatur kebebasan manusia, sehingga manusia

memiliki alternatif dan pilihan dalam berkehendak dan berbuat sesuai dengan sunnah

yang telah ditetapkan. Dengan kata lain manusia bebas dalam berbuat dan berkehendak.

Kelompok ini diwakili oleh kelompok Muktazilah. Ada pula kelompok yang mengambil

sikap pertengahan antara kedua kelompok tersebut, namun mereka tetap meyakini bahwa

19

Page 20: Agama

Allah maha kuasa terhadap seluruh tindak-tanduk dan kehendak manusia. Kelompok ini

diwakili oleh Mathuridiyah.

Itulah sekilas tentang permasalahan aqidah serta pemikiran masing-masing kelompoknya,

di mana semua itu beranjak dari pemahaman mereka terhadap kekuasaan Allah dan

kebebasan manusia.

b. Ibadah

Ibadah berasal dari kata العبد yang berarti hamba. Kemudian dari kata ini muncul kata

التذلل yang berarti العبادة memperlihatkan/ mendemonstrasikan ketundukan dan) إظهار

kehinaan).[5] Secara istilah ibadah berarti usaha menghubungkan dan mendekatkan diri

kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang disembah.[6]

Ulama fiqh mendefenisikan ibadah sebagai ketaatan yang disertai dengan ketundukan dan

kerendahan diri kepada Allah SWT. Redaksi lain menyebutkan bahwa ibadah adalah

semua yang dilakukan atau dipersembahkan untuk memperoleh keredhaan Allah dan

mengharapkan imbalan pahala-Nya di akhirat kelak.

Ibn Taimiyah menjelaskan bahwa ibadah berawal dari suatu hubungan dan keterkaitan

yang erat antara hati dengan yang disembah. Kemudian hubungan dan keterkaitan

tersebut meningkat menjadi kerinduan karena tercurahnya perasaan hati kepada-Nya.

Kemudian rasa rindu itu pun meningkat menjadi kecintaan yang kemudian meningkat

pula menjadi keasyikan. Sehingga akhirnya membuat cinta yang amat mendalam yang

membuat orang yang mencitai bersedia melakukan apa saja demi yang dicintai. Oleh

karena itu, betapapun seseorang menundukkan diri kepada sesama manusia, ketundukan

demikian tidak dapat disebut sebagai ibadah sekalipun antara anak dan bapaknya.

Dari segi manfaatnya ibadah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu; pertama, ibadah

perorangan (fardhiyah/mahdhah), yakni ibadah yang menyangkut diri pelakunya sendiri

serta tidak ada hubungannya dengan orang lain seperti shalat dan puasa. Kedua, ibadah

kemasyarakatan (ijtimâiyah/ghaira mahdhah), yakni ibadah yang memiliki keterkaitan

dengan orang lain, terutama dari segi sasarannya seperti sedekah, zakat dan sebagainya.

Berkaitan dengan ini, Dalam Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah dijelaskan bahwa

ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dengan mentaati segala

perintah-Nya, menjauhi segala larangan-larangan-Nya dan mengamalkan segala yang

diizinkannya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Ibadah umum ialah segala

amalan yang dizinkan Allah sedangkan ibadah khusus ialah apa yang telah ditetapkan

Allah akan perinciannya, tingkat dan cara-caranya yang tertentu.[7]

20

Page 21: Agama

Menurut Nazaruddin Razak, dalam konteks ibadah yang dikerjakan, terdapat lima pokok

ibadah, yakni: shalat, zakat, puasa dan naik haji serta disusul dengan thaharah, di mana

thaharah merupakan kewajiban yang menyertai shalat, zakat, puasa dan naik haji.[8]

Yusuf al-Qaradhawiy menjelaskan lima persyaratan agar suatu perbuatan dapat bernilai

ibadah, yaitu:

1)      Perbuatan yang dimaksud tidak bertentangan dengan syariat Islam.

2)      Perbuatan tersebut dilandasi dengan niat yang suci dan ikhlas.

3)      Untuk melakukan perbuat tersebut, yang bersangkutan harus memiliki keteguhan

hati dan percaya diri bahwa perbuatan yang dilakukan akan membawa kepada kebaikan.

4)      Harus memperhatikan garis-garis atau aturan-aturan Allah SWT, tidak ada unsur

kelaliman, khianat, penipuan dan lain-lain.

5)      Perbuatan-perbuatan duniawi yang dilakukan dengan niat ibadah tidak boleh

menghalangi kewajiban-kewajiban agama seperti berjual beli yang membuat diri lalai

mengerjakan shalat dan sebagainya.[9] 

c. Akhlak

Akhlaq merupakan bentuk jamak dari الخلق (al-khuluq) yang berarti والسجايا القوى

بالبصيرة kekuatan jiwa dan perangai yang dapat diperoleh melalui pengasahan) المدركة

mata bathin).[10] Dari pengertian lughawi ini, terlihat bahwa akhlaq dapat diperoleh

dengan melatih mata bathin dan ruh seseorang terhadap hal yang baik-baik. Dengan

demikian dari pengertian lughawi ini tersirat bahwa pemahaman akhlaq lebih menjurus

pada perbuatan-perbuatan terpuji. Konsekuensinya adalah bahwa perbuatan jahat dan

melenceng adalah perbuatan yang tidak berakhlaq (bukan akhlâq al-madzmûmah).

Secara istilah akhlaq berarti tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak

dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan.[11] Sedangkan Nazaruddin Razak,

mengungkapkan akhlak dengan makna akhlak islam, yakni suatu sikap mental dan laku

perbuatan yang luhur, mempunyai hubungan dengan Zat Yang Maha Kuasa dan juga

merupakan produk dari keyakinan atas kekuasaan dan keeasaan Tuhan, yaitu produk dari

jiwa tauhid.[12]

Dari pengertian ini terlihat sinergisitas antara makna akhlaq dengan al-khalq yang berarti

penciptaan di mana kedua kata ini berasal dari akar kata yang sama. Dengan demikian

pengertian ini menggambarkan bahwa akhlaq adalah hasil kreasi manusia yang sudah

dibiasakan dan bukan datang dengan spontan begitu saja, sebab ini ada kaitannya dengan

al-khalq yang berarti mencipta. Maka akhlaq adalah sifat, karakter dan perilaku manusia

yang sudah dibiasakan.

21

Page 22: Agama

Al-Qur’an memberi kebebasan kepada manusia untuk bertingkah laku baik atau berbuat

buruk sesuai dengan kehendaknya. Atas dasar kehendak dan pilihannya itulah manusia

akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat atas segala tingkah lakunya. Di samping

itu, akhlaq seorang muslim harus merujuk kepada al-Qur’an dan sunnah sebagai

pegangan dan pedoman dalam hidup dan kehidupan.

Secara garis besar menurut Endang Saifuddin Anshari, akhlak terdiri atas; pertama,

akhlak manusia terhadap khalik, kedua, akhlak manusia terhadap sesama makhluk, yakni

akhlak manusia terhadap sesama manusia dan akhlak manusia terhadap alam lainnya.[13]

Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlaq manusia terhadap Allah SWT bertitik tolak

dari pengakuan dan kesadarannya bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah yang memiliki

sifat terpuji dan sempurna. Dari pengakuan dan kesadaran itu akan lahir tingkah laku dan

sikap sebagai berikut:

1) Mensucikan Allah dan senantiasa memujinya.

2) Bertawakkal atau berserah diri kepada Allah setelah berbuat dan berusaha terlebih

dahulu.

3) Berbaik sangka kepada Allah, bahwa yang datang dari Allah kepada makhluk-Nya

hanyalah kebaikan.

Adapun akhlaq kepada sesama manusia dapat dibedakan kepada beberapa hal, yaitu:

1) Akhlaq kepada orang tua, yaitu dengan senantiasa memelihara keredhaannya, berbakti

kepada keduanya dan memelihara etika pergaulan dengan keduanya.

2) Akhlaq terhadap kaum kerabat, yaitu dengan menjaga hubungan shilaturrahim serta

berbuat kebaikan kepada sesama seperti mencintai dan merasakan suka duka bersama

mereka.

3) Akhlaq kepada tetangga, yaitu dengan menjaga diri untuk tidak menyakiti hatinya,

senantiasa berbuat baik (ihsân) dan lain-lain sebagainya.[14]

d.Mu’amalah

Secara etimologi muamalah semakna dengan مفاعلة yang berarti saling berbuat. Kata ini

menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan orang lain atau

beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Secara terminologi kata ini

lebih dikenal dengan istilah fiqh muamalah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan

tindak-tanduk manusia dalam persoalan-persoalan keduniaan. Misalnya dalam persoalan

jual beli, utang-piutang, kerjasama dagang, persyarikatan, kerjasama dalam penggarapan

tanah, sewa menyewa dan lain-lain sebagainya.[15]

22

Page 23: Agama

Satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa tidak boleh ada sesuatupun dari tindak-

tanduk manusia yang lari dari prinsip-prisip ketuhanan, termasuk dalam masalah

muamalah atau yang lebih dikenal dengan tindak-tanduk manusia dalam berinteraksi

dengan sesamanya untuk memenuhi kehidupannya masing-masing. Walau semua itu

diatur hanya secara global, namun Allah telah memberikan konsep dan prinsip-prinsip

umum bagi manusia dalam berhubungan dengan sesamanya. Dengan demikian, maka

seluruh aktivitas dan tindak-tanduk manusia harus sesuai, menjurus dan sinergis dengan

apa yang telah ditetapkan di dalam nash, baik dari nash al-Qur’an maupun dari hadits.

Di samping itu, juga terdapat beberapa keistimewaan ajaran muamalah yang bersumber

dari al-Qur’an dan sunnah, antara lain yaitu:

1) Prinsip dasar dalam persoalan muamalah adalah untuk mewujudkan kemaslahatan

umat manusia, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai situasi dan

kondisi yang mengitari manusia itu sendiri. Dari prinsip pertama ini terlihat perbedaan

muamalah dengan persoalan aqidah, akhlaq dan ibadah. Dalam persoalan aqidah, syariat

Islam bersifat menentukan dan menetapkan secara tegas hal-hal yang menyangkut

masalah aqidah tersebut dan tidak diberikan kebebasan bagi manusia untuk melakukan

suatu kreasi. Dalam bidang akhlaq juga demikian, yaitu dengan menetapkan sifat-sifat

terpuji yang harus diikuti oleh umat Islam serta sifat-sifat tercela yang harus dihindari.

Selanjutnya di bidang ibadah dan bahkan prinsip dasarnya adalah tidak boleh dilakukan

atau dilaksanakan oleh setiap muslim jika tidak ada dalil yang memerintahkan untuk

dilaksanakan.

2)Bahwa berbagai jenis muamalah, hukum dasarnya adalah boleh sampai ditemukan dalil

yang melarangnya. Ini artinya, selama tidak ada dalil yang melarang suatu kreasi jenis

muamalah, maka muamalah itu dibolehkan. Namun demikian, walau pada prinsipnya

muamalah dibolehkan selama tidak ada dalil yang melarangnya, tetapi semua itu tidak

boleh lepas dari sikap pengabdian kepada Allah SWT, di mana terdapat kaidah-kaidah

umum yang mengatur dan mengontrolnya, antara lain yaitu; Tidak boleh terlepas dari

nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan; Berdasarkan pertimbangan

kemaslahatan pribadi dan masyarakat; Menegakkan prinsip kesamaan hak dan kewajiban

sesame manusia; Seluruh perbuatan kotor adalah haram dan seluruh tindakan yang baik

adalah halal, dan lain-lain.[16]

Secara umum mu’amalah mencakup antara lain yaitu; hal-hal yang berkaitan dengan hak-

hak dan hal lain yang terkait dengannya; Hal-hal yang berkaitan dengan harta seperti

hibah, sedekah dan sebagainya; Hal-hal yang berkaitan dengan perdagangan seperti jual

23

Page 24: Agama

beli, khiyâr, ihtikâr, syirkah, mudhârabah dan sebagainya; Hal-hal yang berkaitan dengan

pemberian amanah kepada orang lain seperti hiwâlah, ijârah, ariyah, al-rahn dan

sebagainya; Hal-hal yang berkaitan dengan lahan pertanian seperti muzâra’ah, musâqah,

dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

Islam di ajarkan untuk dapat membawa manusia ke jalan yang benar dan yang di ridhoi oleh

Allah SWT. Agar mereka dapat hidup dengan damai dan sentausa. Islam meliputi banyak

aspek yang akan dituju yang akan dilaksanakan oleh umat manusia yang menjalankannya, dan

arti dari agama ini sangat bearrti dan berguna bagi manusia karena tidak hanya pada arti

melainkan islam mempunyai tujuan, sumber, ruang lingkup dan karakteristik tersendiri yang

telah di bahas pada sub bab sebelumnya. Semua aspek tersebut memiliki makna yang sangat

luas jika dipahami dengan sungguh – sungguh dan benar. Karena islam bertujuan untuk

membimbing manusia ke jalan yang benar maka islam menurunkan Al-quran dan Al-hadist,

dengan berpedoman pada Al-quran dan Al-hadist manusia pasti akan menemukan jalan untuk

mengatasi masalah hidupnya dan menuntun ke jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.

24

Page 25: Agama

DAFTAR PUSTAKA

Hadiri, Khairuddin. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an. Cet. V – 1996 / 1417 H.

Jakarta : Gema Insani Press.

Hawwa, Sa’id. Al-Islam. (Terj. Oleh Abu Ridha dan AR Shaleh Tamhid) Cet. I –

2000. Jakarta : Al-I’tisham Cahaya Umat.

Zaidan, Abdul Karim. Ushul al-Da’wah. Cet. V – 1996/ 1417 H. Beirut – Libanon :

Mu’assasatur Risalah.

CD. ROM. Al-Qur’an 6.50 & Al-Hadits. Syirkah Sakhr li Baramij al-Hasib (1991 –

1997).

CD. ROM. Mausu’ah Ulama’ al-Islam; Dr. Yusuf al-Qardhawi ; al-Fiqh wa Ushulih.

Al-Markaz al-Handasi lil Abhas al-Tatbiqiyah.

CD. ROM. Mausu’ah al-Hadits al-Syarif 2.00 (Al-Ishdar al-Tsani). Syirkah al-

Baramij al-Islamiyah al-Dauliyah.

25

Page 26: Agama

26