agama

6
 B. Ridha Ridha (  ر ) menurut kamus al-Munawwir artinya senang, suka, rela. Dalam kehiduan ini sese!rang harus mamu menamilkan sika ridha minimal dalam emat hal" a. Ridha terhada erintah da n larangan #llah #rtinya ridha untuk mentaati #llah dan Rasulnya. $ada hakekatnya sese!rang yang telah mengu%akan dua kalimat syahadat, daat diartikan se&agai ernyataan ridha terhada semua nilai dan syari'ah slam. $erhatikan irman #llah dalam *.+. al-Bayyinah () ayat #rtinya " Balasan mereka di sisi uhan mereka ialah syurga /#dn yang mengalir di &awa hnya sungai-sungai0 mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. #llah ridha terhada mereka dan merekaun ridha keadanya. 1ang demikian itu adalah (&alasan) &agi !rang yang takut keada uhannya. (*.+.al-Bayyinah ayat ) Dari ayat terse&ut daat dihayati, 2ika kita ridha terhada erintah #llah maka #llah un ridha terhada kita.  &. Ridha terhada ta3dir #llah. Mari kita simak, aa yang dikisahkan &erikut 0 ada suatu hari #li &in #&i hali& r.a. melihat #dy &in 4atim &ermuram dur2a, maka #li &ertany a 0 5Mengaa engkau tamak  &ersedih hati 67. #dy men2awa& 0 5Bagaimana aku tidak &ersedih hati, dua !rang anakku ter&unuh dan mataku ter%!ngkel dalam ertemuran7. #li terdiam haru, kemudian  &erkata, 58a hai #dy , &arang siaa ridha terhada ta3dir # llah swt. maka ta3dir itu teta  &erlaku atasnya dan dia mendaatkan ahala9ya, dan & arang siaa tidak ridha terhada ta3dir9ya maka hal ituun teta &erlaku atasnya, dan terhaus amalnya7. #da dua sika utama &agi sese!rang ketika dia tertima sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sa&ar. Ridha meruakan keutamaan yang dian2urkan, sedangkan sa&ar adalah keharusan dan kemestian yang erlu dilakukan !leh se!rang muslim. $er&edaan antara sa&ar dan ridha adalah sa&ar meruakan erilaku menahan nasu dan mengekangnya dari ke&en%ian, sekaliun menyakitkan dan menghara akan segera  &erlalunya musi&ah. +edangkan ridha adalah kelaangan 2iwa dalam menerima ta3dir #llah swt. Dan men2adikan ridha sendiri se&agai enawarnya. +e&a& didalam hatinya selalu tertanam sangkaan &aik (4usnu:an) terhada sang ;hali3 &agi !rang yang ridha u2ian adalah em&angkit semangat untuk semakin dekat keada #llah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk &ermusyahadah keada #llah. Dalam suatu kisah #&u Darda', ernah melayat ada se&uah keluarga, yang salah satu angg!ta keluarganya meninggal dunia. ;eluarga itu ridha dan ta&ah serta memu2i #llah swt. Maka #&u Darda' &erkata keada mereka. 5<ngkau &enar, sesungguhnya #llah swt. aa&ila memutuskan suatu erkara, maka dia senang 2ika ta3dirnya itu diterima dengan rela atau ridha. Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama sala mengatakan, tidak akan tamak di akhirat dera2at yang tertinggi dariada !rang-!rang yang senantiasa ridha keada #llah swt. dalam situasi aaun (4ikmah, Reu&lika, +en in = >e&ruari ?@@A, 9!m!r" @?Ca hun ke =)

Upload: cha-icha-chacha

Post on 06-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TRANSCRIPT

B

B. RidhaRidha ( ) menurut kamus al-Munawwir artinya senang, suka, rela. Dalam kehidupan ini seseorang harus mampu menampilkan sikap ridha minimal dalam empat hal:a. Ridha terhadap perintah dan larangan AllahArtinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syariah Islam. Perhatikan firman Allah dalam Q.S. al-Bayyinah (98) ayat 8 Artinya :Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Q.S.al-Bayyinah ayat 8 )

Dari ayat tersebut dapat dihayati, jika kita ridha terhadap perintah Allah maka Allah pun ridha terhadap kita.

b. Ridha terhadap taqdir Allah.Mari kita simak, apa yang dikisahkan berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; Mengapa engkau tampak bersedih hati ?. Ady menjawab ; Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran. Ali terdiam haru, kemudian berkata, Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya.Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.Dalam suatu kisah Abu Darda, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah swt. Maka Abu Darda berkata kepada mereka. Engkau benar, sesungguhnya Allah swt. apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan rela atau ridha.Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasi apapun (Hikmah, Republika, Senin 5 Februari 2007, Nomor: 032/Tahun ke 15)

c. Ridha terhadap perintah orang tua. Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14 ;

Artinya :Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S. Luqman :14)

Bahkan Rasulullah bersabda : Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.

d. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang negaraMentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. Mari kita hayati firman Allah dalam Q.S. an-Nisa (4) ayat 59 berikut :

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.( Q.S. an-Nisa :59)

Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara (Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.Termasuk dalam ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh.

2. Ridho

1. a. Pengertian Ridho2. b. Jenis-jenis RidhoKata Ridho berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rodiya yang berarti senang, suka, rela. Ridho merupakan sifat yang terpuji yang harus dimiliki oleh manusia. Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa Allah SWT ridho terhadap kebaikan hambanya.[6]Ridha ( ) menurut kamus al-Munawwir artinya senang, suka, rela.[7] Dan bisa diartikan Ridho/rela adalah nuansa hati kita dalam merespon semua pemberian-NYA yang setiap saat selalu ita rasakan.[8] Pengertian ridha juga ialah menerima dengan senang segala apa yang diberikan oleh Allah s.w.t. baik berupa peraturan ( hukum ) atau pun qada atau sesuatu ketentuan dari Allah s.w.t.[9]Allah swt berfirman:

Artinya:Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya[10] Itulah keberuntungan yang paling besar".(QS. Al-Maidah:119)

Jadi ridho adalah perilaku terpuji menerima dengan senang apa yang telah diberikan Allah kepadanya, berupa ketentuan yang diberikan kepada manusia.

Dalam kehidupan seserorang ada beberapa hal yang harus menampilkan sikap ridha, minimal empat macam berikut ini:

1. 1. Ridha terhadap perintah dan larangan AllahArtinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syariah Islam.

1. 2. Ridha terhadap taqdir Allah.Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.

Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.

1. 3. Ridha terhadap perintah orang tua.Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, sebagaiman perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14. Bahkan Rasulullah bersabda : Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.

1. 4. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang NegaraMentaati peraturan yang belaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial. sebagaimana firman Allah yang terdapat dalam Q.S. an-Nisa:59. Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara (Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Termasuk dalam ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh. 1. c. Dalil tentang RidhoArtinya:Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah, (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).(QS. At-Taubah:59)

1. d. Contoh Perilaku Ridho Dalam suatu kisah Abu Darda, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah swt. Maka Abu Darda berkata kepada mereka. Engkau benar, sesungguhnya Allah swt. apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan rela atau ridha.

Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasi apapun.

Dalam riwayat dikisahkan sebagai berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; Mengapa engkau tampak bersedih hati ?. Ady menjawab ; Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran. Ali terdiam haru, kemudian berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya.

RIDHA

Ridha bermakna menerima semua realita takdir dan ketentuan Allah dengan senang hati, ikhlas, lapang dada, bahagia, tanpa merasa kecewa atau marah. Walaupun ketentuan Allah tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita dan kadang membawa kita pada kesedihan. Saya mengatakan demikian, karena kadang realita kehidupan memang ada yang membawa kita pada kekecewaan dan kesedihan. Tapi kalau kita bisa ridha menerima semuanya dan mengembalikan semua kejadian pada Penguasa Segala Kejadian (Allah), maka kita akan terbebas dari rasa kekecewaan dan kesedihan hingga kita pun bisa berlapang dada menerima kenyataan hidup, ridha menerima ketentuan-Nya. Karena sesungguhnya, tidak ada ketentuan-Nya yang buruk, semua pasti ada hikmahnya, hanya saja memang kadang butuh waktu bagi kita untuk memahami, hikmah apa yang terkandung dalam setiap ketentuan-Nya.

Dalam hadits atha, Ibnu Abbas berkata: Ketika Rasulullah SAW menemui

sahabat sahabat Anshar, Beliau bersabda: apakah kamu orang orang

mukmin? , lalu mereka diam, maka berkatalah Umar : Ya, Rasulullah.Beliau

SAW bersabda lagi: apakah tanda keimananmu?, mereka berkata: kami

bersyukur menghadapi kelapangan, bersabar menghadapi bencana, dan ridha dengan qada ketentuan Allah, kemudian Nabi SAW bersabda lagi:Orang- orang mukmin yang benar, demi Tuhan Kaba.

Dalam hadits diatas diterangkan dengan jelas bahwa ridha merupakan tanda dari keimanan seseorang, ridha adalah suatu maqam mulia karena didalamnya terhimpun tawakal dan sabar.

Namun kadang ada orang yang salah persepsi dalam memahami ridha dengan suatu pengertian pasrah tanpa usaha. Padahal menyerah pasrah dalam suatu keadaan, yang berupa pasrah secara total tanpa usaha sama sekali, tanpa ikhtiar sedkitpun untuk mencari jalan keluar, adalah pemahaman yang salah dari ridha. Karena ridha bukan berarti menerima begitu saja segala hal yang menimpa kita tanpa ada usaha sedikit pun untuk mengubahnya.

Ridha tidak sama dengan pasrah. Ketika sesuatu yang tidak diinginkan datang menimpa kita, kita memang dituntut untuk ridha menerimanya. Dalam pengertian kita meyakini bahwa apa yang telah menimpa kita itu adalah takdir yang telah Allah tetapkan untuk kita, namun kita tetap dituntut untuk berusaha. Allah berfirman, ''..Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..''

(QS Ar Ra'd ayat 11).

Jadi, ridha menuntut adanya usaha aktif, dan itu sangat berbeda dengan sikap pasrah yang menerima kenyataan begitu saja tanpa ada usaha untuk mengubahnya. Walaupun di dalam ridha terdapat makna yang hampir sama dengan pasrah yaitu menerima dengan lapang dada suatu perkara, namun