administrasi perpustakaan sekolah

50
ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN 1

Upload: fahyg6

Post on 13-Jun-2015

40.685 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Administrasi perpustakaan sekolah

ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN

1

Page 2: Administrasi perpustakaan sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi Perpustakaan

Secara tradisional arti perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan

majalah. Walaupun dapat juga diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan

namun lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan

dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi yang dimanfaatkan oleh masyarakat

yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

Secara modern perpustakaan diartikan sebagai sarana menyimpan koleksi buku

digunakan untuk menyimpan data yang sebagian besar berbentuk digital dan

diakses melalui computer ( Digital Library ).

Definisi perpustakaan sendiri terus berkembang sesuai dengan

perkembangan bahan pustaka dan manajemen perpustakaan itu sendiri. Beberapa

pengertian perpustakaan di antaranya seperti di bawah ini :

1. Menurut kamus “The Oxford English Dictionary”, kata “library” atau

perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti

sebagai “suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai

sebagai bahan rujukan”.

2. Pengertian perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu

gedung, ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng

dipelihara dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan

masyarakat tertentu.

3. Dalam perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan

memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang

berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

4. Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah

perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian

“pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat

dokumenstasi dan pusat rujukan”.

2

Page 3: Administrasi perpustakaan sekolah

5. Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam

Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “perpustakaan

merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya

dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi

dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional”.

B. Fungsi Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka.

Bahan pustaka yang dimaksud merupakan hasil budaya dan mempunyai fungsi

sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional.

Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir ini tersirat fungsi

perpustakaan pada umunya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,

teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus, setiap jenis perpustakaan

mempunyai fungsi masing-masing, yang berbeda antara yang satu dan lainnya.

Fungsi Perpustakaan Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan Umum,

fungsi Perpustakan Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah, fungsi

Perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan fungsi Perpustakaan

Khusus/Dinas. Karenanya berbeda-beda, maka masing-masing perpustakaan

memiliki tujuan yang berbeda-beda pula yang harus dicapai oleh masing-masing

jenis perpustakaan.

C. Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan

Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi

sebagai :

1. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan

sepertitercantum dalam kurikulum sekolah.

2. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa

mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.

3. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang

(buku-buku hiburan)

3

Page 4: Administrasi perpustakaan sekolah

Sedangkan menurut Yoseph Mbulu, perpustakaan sekolah sangat

diperlukan keberadaannya dengan pertimbangan bahwa :

a. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar dilingkungan sekolah

b. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran

c. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas

pendidikan dan pengajaran

d. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan

peserta didik dapat mempertajam daya pikirnya.

4

Page 5: Administrasi perpustakaan sekolah

D. Fungsi Manajemen Perpustakaan

Agar perpustakaan dapat dilaksanakan dengan baik dibutuhkan suatu

manajemen yang baik pula. Pada prinsipnya tugas seorang kepala perpustakaan

dapat dibagi dalam beberapa fungsi yang disebut POSDCORB yaitu akronim dari

Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating dan Budgeting.

Perencanaan (Planning), penetapan tujuan, penentuan strategi, kebijakan,

prosedur dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Pengorganisasian (Organizing). Penentuan struktur formal dengan

mengelompokkan aktifitas-aktifitas ke dalam bagian-bagian, koordinasi dan

pendelegasian wewenang kepada individu-individu untuk melaksanakan

tugasnya.

Penyusunan personalia (Staffing). Penempatan staf pada berbagai posisi

sesuai dengan kemampuannya. Fungsi ini mencakup kegiatan penilaian

karyawan untuk promosi, transfer atau bahkan demosi dan pemecatan serta

latihan dan pengembangan karyawan Pengarahan (Directing). Sesudah

rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah

selanjutnya menugaskan staf untuk bergerak menuju tujuan yang telah

ditentukan.

Koordinasi (Coordinating). Pengkoordinasian berbagai kegiatan pada

pekerjaan-pekerjaan.

Pelaporan (Reporting). Pimpinan harus selalu mengetahui apa yang sedang

dilakukan, karena itu laporan diperlukan.

Penganggaran (Budgeting) adalah pembiayaan dalam bentuk rencana

anggaran dan pengawasan anggaran.

Sebagian besar perpustakaan sekolah di Indonesia masih minim

manajemen, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Faktor minim

manajemen tersebut berasal dari dua aspek. Pertama adalah aspek struktural,

dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang memperoleh perhatian dari

pihak manajemen sekolah. Kedua adalah aspek teknis, artinya keberadaan

perpustakaan sekolah belum ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat

dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti manajemen sumber daya manusia,

pendanaan, serta sarana dan prasarana.

5

Page 6: Administrasi perpustakaan sekolah

BAB II

PERSPEKTIF PERPUSTAKAAN MTs AL NAHDLAH

A. Profil MTs Al Nahdlah

Madrasah Tsanawiyah al-Nahdlah yang berkedudukan di Pondok Petir

Sawangan Depok mulai berdiri pada tahun 2006. MTs al-Nahdlah menerapkan

sistem pembelajaran terintegrasi (Integrated Learning System) yang memadukan

antara sistem pembelajaran modern dan salaf (pesantren) dan memadukan jalur

pendidikan formal, non formal dan informal dalam satu kesatuan.

Proses pembelajaran dilaksanakan dalam pembinaan dan pengawasan

pengasuh dan pembimbing khusus. Di pagi hari dilaksanakan dengan model klasikal

dan formal, sore hari pembelajaran kitab, dan malam hari pembelajaran mandiri

terbimbing.

MTs al-Nahdlah menekankan sistem kompetisi dan menerapkan sistem

gugur di setiap tingkatannya. Konsekuensinya peserta didik yang tidak dapat

mengikuti program pembelajaran dengan baik akan dikembalikan kepada orang

tuanya.

B. Manajemen Perpustakaan Al Nahdlah

Perpustakaan MTs Al-Nahdlah yang berfungsi sebagai pusat sumber belajar

bagi seluruh civitas pendidikan di MTs Al-Nahdlah sangat penting dalam mendukung

proses pembelajaran. Agar berfungsi maksimal, pihak penyelenggara terus

berupaya mengembangkan perpustakaan dalam segala bidang, terutama

manajemen perpustakaan sekolah.

a. Pengelola

Pengelolaan Perpustakaan MTs Al-Nahdlah melibatkan unsur guru dan

siswa. Tenaga pengelola terdiri dari 1 orang guru bertindak sebagai kepala

perpustakaan dan 2 orang siswa yang bertugas dalam pelayanan. Pengelola

bertanggung jawab kepada Kepala Madrasah.

b. Sarana & Koleksi

6

Page 7: Administrasi perpustakaan sekolah

Perpustakaan MTs Al Nahdlah menempati 1 ruang sederhana seluas

sekira 7x8 m2, disekat menjadi 2 bagian: ruang pelayanan dan ruang baca, dan

ruang penyimpanan rak buku. Sarana yang dimiliki Perpustakaan MTs Al-

Nahdlah antara lain :

1) beberapa buah rak buku

2) 1 meja layanan

3) 1 lemari administrasi

4) beberapa meja baca

Sampai akhir tahun 2008, Perpustakaan MTs Al Nahdlah memiliki koleksi

2.500 buku, terdiri dari 1.647 buku pelajaran dan 853 buku umum.

c. Pengolahan Koleksi & Pelayanan

Pengolahan dan penyajian koleksi dilaksanakan secara sederhana

namun terkontrol. Hal ini dikarenakan jumlah koleksi belum terlalu banyak dan

jumlah pengguna juga masih terbatas siswa MTs Al Nahdlah sendiri.

Beberapa point pengelolaan yang diselenggarakan oleh Perpustakaan MTs Al

Nahdlah antara lain:

1) Inventarisasi dan Registrasi buku berjalan baik dan sesuai standar.

2) Klasifikasi menggunakan Standar DDC (Dewey Decimal Classification)

3) Katalogisasi masih dalam pengembangan, dan direncanakan segera

menggunakan katalog digital.

4) Label dan kartu buku masih belum dibuat secara menyeluruh.

Sistem layanan yang dilaksanakan menggunakan Open Access (Layanan

Terbuka), yakni siswa dan pengguna bisa langsung mencari buku sendiri di rak

buku setelah mengisi daftar pengunjung. Layanan juga ditekankan pada kegiatan

membaca di tempat, khususnya pada jam-jam tertentu yang diwajibkan

pembelajaran mandiri.

d. Pemeliharaan & Pelaporan

Pemeliharaan dilakukan secara berkesinambungan untuk menghindari

dan memperbaiki kerusakan bahan pustaka. Segala kegiatan dan pengelolaan

perpustakaan dilaporkan setiap bulan.

7

Page 8: Administrasi perpustakaan sekolah

BAB III

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

A. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Tenaga Kepustakaan

Keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan sangat tergantung pada

sumberdaya tenaga yang tersedia di dalam dan di luar perpustakaan sekolah.

Karena itu, amatlah penting bagi perpustakaan sekolah memiliki tenaga

berpendidikan serta bermotivasi tinggi, jumlahnya mencukupi sesuai dengan

ukuran sekolah dan kebutuhan khusus sekolah menyangkut jasa perpustakaan.

Pengertian “tenaga”, dalam konteks ini, adalah pustakawan dan asisten

pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada tenaga

penunjang, seperti para guru, teknisi, orang tua murid dan berbagai jenis

relawan.

Pustakawan sekolah idealnya memiliki pendidikan profesional dan

berkualifikasi, dengan pelatihan tambahan di bidang teori pendidikan dan

metodologi pembelajaran. Akan tetapi, tenaga minimal untuk menjalankan roda

penyelenggaraan perpustakaan secara professional dan berkualitas adalah

tenaga yang memiliki kecakapan dalam ilmu perpustakaan melalui pelatihan

penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan. Sukarelawan hendaknya tidak

dipekerjakan sebagai pengganti tenaga yang digaji, melainkan dapat bekerja

sebagai tenaga pendukung berdasarkan kontrak yang memberikan kerangka

kerja formal untuk keterlibatan mereka dalam berbagai aktivitas perpustakaan.

Salah satu tujuan utama manajemen tenaga perpustakaan sekolah ialah

agar semua anggota staf harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai

kebijakan jasa perpustakaan, tugas dan tanggung jawab yang jelas, kondisi

peraturan yang sesuai menyangkut pekerjaan dan gaji yang kompetitif yang

mencerminkan profesionalisme pekerjaan.

b. Organisasi dan Manajemen

Perpustakaan Sekolah ditinjau dari struktur organisasinya dapat dibagi atas dua kelompok; Secara makro dan secara mikro

8

Page 9: Administrasi perpustakaan sekolah

Organisasi Perpustakaan Sekolah secara makro menggambarkan

kedudukan Perpustakaan Sekolah dalam organisasi sekolah secara

keseluruhan. Sedangkan secara mikro organisasi Perpustakaan Sekolah

menggambarkan kedudukan unit unit kerja dalam keseluruhan organisasi

Perpustakaan Sekolah. Mengingat pentingnya fungsi Perpustakaan Sekolah

sebagai instansi pendidikan yang bersifat teknis edukatif, bersama-sama dengan

unsur pendidikan lainnya ikut menentukan berhasilnya proses pendidikan, maka

kedudukan Perpustakaan Sekolah harus secara jelas tergambar di dalam

struktur organisasi sekolah.

Memang sampai sekarang belum ada struktur organisasi Perpustakaan

Sekolah yang baku, namun secara sederhana organisasi perpustakaan sekolah

bisa digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

9

Kepala Sekolah

Ka. Perpustakaan

LayananTeknisi

Pengadaan

Pengolahan

Penyusunan Membaca

Referensi

Sirkulasi

Page 10: Administrasi perpustakaan sekolah

B. Sarana & Perlengkapan Perpustakaan

a. Ruang Perpustakaan

Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya

diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung

apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah dari gedung lain

sedangkan apabila hanya menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya

sebuah bangunan (penggunan ruang kelas), relatif kecil disebut ruangan

perpustakaan.

Penentuan lokasi perpustakaan agar dapat maksimal pemanfaatannya

harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :

a) Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan dilakukannya

perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan

perpustakaan.

b) Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat pendidikan

(sekolah), pemerintahan dan tentunya pemukiman.

c) Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan

ruangan lain

d) Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak membuang waktu

secara sia-sia.

e) Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras

dan kegaduhan.

Perpustakaan pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam ruangan

diantaranya :

1. Ruang Koleksi Buku (Rak-rak Buku)

1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 eksemplar buku

dan jarak antar rak 100-110 cm. Jadi dapat dihitung berapa kebutuhan luas

ruang yang diperlukan untuk menempatan rak dan dapat disesuaikan dengan

bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu dipertimbangkan untuk tahun-

tahun yang akan datang.

2. Ruang Baca

Disesuaikan dengan ruang yang ada. Idealnya terpisah dari ruang koleksi

dengan lulas yang mencukupi.

3. Ruang Pengolahan Bahan Pustaka dan Ruang Staf

10

Page 11: Administrasi perpustakaan sekolah

Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku luas ruangan

tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan diperkirakan setiap petugas

memerlukan 2,5 m2.

4. Ruang Sirkulasi

Ruang ini dipergunakan untuk melayani peminjaman dan pengembalian buku,

ruang yang diperlukan minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan

perlengkapan lainnya.

b. Perabotan dan Peralatan

Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan

perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai perpustakaan

dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk terselenggaranya

perpustakaan.

Yang termasuk dalam perabot/perlengkapan perpustakaan antara lain :

1) Rak buku

2) Rak majalah

3) Rak surat kabar

4) Rak atlas dan kamus

5) Papan peraga / pameran

6) Laci penitipan tas

7) Lemari catalog

8) Lemari multi media

9) Lemari Arsip

10) Meja dan kursi sirkulasi

11) Meja dan kursi baca

12) Meja dan kursi pegawai

13) Kereta buku, barang

14) Tangga beroda

Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara

langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk

dalam perlengkapan perpustakaan antara lain :

1) buku pedoman perpustakaan

2) Buku klasifikasi

3) Kartu catalog

11

Page 12: Administrasi perpustakaan sekolah

4) Buku Induk

5) Kantong buku

6) Lembar tanggal kembali

7) Label

8) Cap inventaris

9) Cap perpustakaan

10) Bak stempel

11) Kartu pemesanan

12) Mesin ketik/Komputer

13) ATK

14) Selotip

15) Lem dll.

c. Penataan Ruangan dan Tempat Penyimpanan

Penataan ruang perpustakaan harus didasari dengan hubungan antar

ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan dan

pengawasan. Penempatan perabotan perpustakaan diletakkan sesuai dengan

fungsi dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh :

1. Lobi

Di dalam lobi biasanya berisi perabotan: lemari penitipan barang, papan

pengumuman dan pameran, kursi tamu, meja dan kursi petugas.

2. Ruang Peminjaman

Ruang Peminjaman berisi perabotan: meja dan kursi sirkulasi, kereta buku,

lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, komputer, bacode reader dan kursi

petugas.

3. Ruang Koleksi Buku

Ditempati perabotan: rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku,

tangga beroda.

4. Ruang Baca

Meja kursi baca kelompok, perorangan (studi karel) dan meja kamus.

5. Ruang Administrasi

Meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, telpon, kereta buku,

lemari buku dsb.

12

Page 13: Administrasi perpustakaan sekolah

C. Pengadaan dan Pengolahan Bahan Pustaka

a. Pengadaan Bahan Pustaka

Kegiatan pengadaan bahan koleksi adalah kegiatan mengadakan bahan

koleksi untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Kegiatan pengadaan terdiri dari

berbagai kegiatan antara lain

1) Pemilihan bahan koleksi, yaitu pemilihan koleksi berdasarkan

kebutuhan pengguna perpustakaan, jenis koleksi, bidang ilmu, dll.

2) Pelaksanaan pengadaan, ialah kegiatan mengusahakan adanya

bahan koleksi dengan berbagai cara semisal membeli, dengan meminta

bantuan/sumbangan baik berupa koleksi atau dana/anggaran, atau dengan

cara tukar menukar bahan koleksi perpustakaan dengan pihak perpustakan

lain.

3) Mengumpulkan alat-alat informasi yang dapat digunakan untuk

keperluan memilih bahan pustaka dalam rangka melaksanakan kegiatan

mengadakan bahan koleksi untuk perpustakaan, misalnya saja, berupa: daftar

tawaran buku yang baru terbit, akan terbit, dan telah terbit, atau lainnya.

4) Mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang telah digunakan

untuk keperluan pembelian bahan koleksi, jika di perpustakaan memang

mempunyai dana/ anggaran untuk itu.

5) Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan

yang telah dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengadaan bahan

koleksi.

b. Pengolahan Bahan Pustaka

Pengolahan atau processing koleksi perpustakaan merupakan

serangkaian pekerjaan yang dilakukan sejak bahan pustaka diterima

perpustakaan sampai dengan siap dipergunakan oleh pemakai. Tujuannya agar

semua koleksi dapat ditemukan/ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh

pemakai. Pengolahan merupakan pekerjaan yang berurutan, mekanis, sistematik

dan runtut.

Adapun tahapan proses pengolahan bahan pustaka biasanya sebagai

berikut:

13

Page 14: Administrasi perpustakaan sekolah

1. Inventarisasi dan Registrasi

Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan bahan pustaka ke buku inventaris

atau buku induk, atau disebut juga pendaftaran buku (registrasi).

Buku Induk berfungsi sebagai:

mengetahui jumlah koleksi

mengetahui asal perolehan

mengetahui komposisi bahasa

mengetahui judul buku yang hilang

Kegiatan inventarisasi terdiri dari:

Pertama, mencatat semua koleksi dalam buku induk dan identifikasi koleksi,

sehingga semua koleksi diketahui jumlahnya, tercatat rapi dan jelas. Termasuk

catatan keterangan fisik seperti pengarang, judul, jumlah eksemplar, dan

informasi lain yang dianggap penting.

Contoh format buku induk pustaka:

No Urut

Tgl. Terima

No Inv. Judul Pengarang Penerbit/

Thn terbitJumlah Jenis Asal

KetJd Eks NF F R P H Tk

Kedua, memberikan identitas agar semua koleksi memiliki ciri atau tanda

sebagai bukti miliki perpustakaan, dengan cara:

- mencatat tanggal penerimaan, nomor induk, asal buku di balik

halaman judul dalam.

- membubuhkan stempel pada halaman tertentu. Tempat-tempat

yang perlu dibubuhi stempel yaitu : dibalik halaman judul dalam, halaman

judul bab, bagian tengah halaman, pada halaman akhir dan pada halaman

yang dianggap rahasia.

14

Keterangan:

NF : Non Fiksi H : HadiahF : Fiksi Tk : Tukar menukarR : Referensi P : Pembelian

Page 15: Administrasi perpustakaan sekolah

2. Klasifikasi

Klasifikasi dalam bidang perpustakaan dapat didefinisikan sebagai

penyusunan dan pengelompokan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka

lain berdasarkan subjek (isi buku). Klasifikasi berfungsi untuk memudahakan

pengguna perpustakaan dalam menemukan bahan pustaka yang dicari.

Ada berbagai pedoman umum klasifikasi. Yang paling populer dan

banyak digunakan adalah Pedoman Klasifikasi Standar DDC (Dewey Decimal

Classification). DDC (Dewey Decimal Classification (DDC), adalah sebuah

sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (1851–

1931) pada tahun 1876, dan sejak saat itu telah banyak dimodifikasi dan

dikembangkan dalam duapuluh dua kali revisi yang telah terjadi hingga tahun

2004.

Dewey membagi berbagai disiplin pengetahuan yang ada ke dalam

sepuluh kelas utama (main class), dengan satu “generalities”. Selanjutnya,

kelas-kelas utama tersebut dibagi lagi ke dalam sepuluh divisi, dan setiap divisi

dibagi lagi ke dalam sepuluh section. Ke-sepuluh kelas utama tersebut adalah:

000 Generalities

100 Philosophy, psychology

200 Religion

300 Social Science (incl. economics).

400 Language

500 Natural Science.

600 Technology (incl. medicine, management).

700 Art (incl. architecture, paintings, photography).

800 Literature

900 History, geography, biography.

Hasil klasifikasi adalah penentuan nomor klasifikasi dan kelompok

koleksi informasi menurut isi dan subyek bahan pustaka. Nomor klasifikasi

selanjutnya siap digunakan untuk pembuatan nomor panggil, kartu katalog,

label buku dan perlengkapan lain yang digunakan perpustakan sampai bahan

pustaka siap digunakan.

15

Page 16: Administrasi perpustakaan sekolah

3. Katalogisasi

Katalogisasi adalah proses pembuatan katalog. Dalam istilah

perpustakaan, katalog adalah sebuah daftar menurut susunan tertentu, yang

memuat keterangan tentang semua pustaka yang terdapat dalam koleksi

perpustakaan tersebut. Biasanya katalog perpustakaan berupa deret kartu

katalog, yang tersimpan dalam laci katalog.

Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi menyimpan

pengetahuan dalam berbagai bentuk serta pengaturannya sedemikian rupa,

sehingga informasi yang diperlukan dapat diketemukan kembali dengan cepat

dan tepat. Jika Anda ingin mengetahui apakah perpustakaan memiliki buku

yang anda perlukan, terlebih dulu anda akan mencarinya dalam katalog

perpustakaan itu. Untuk itu informasi yang ada diperpustakaan perlu diproses

dengan system katalogisasi (cataloging).

Adapun system katalogisasi yang dikembangkan mengalami berbagai

tahapan penyeragaman peraturan katalogisasi. perkembangan terakhir yang

sampai sekarang masing digunakan untuk pedoman katalogisasi secara

internasional adalah : Anglo American Cataloguing Ruler 2 : Revised

(1988)/ AACR2R.

Sedangkan perpustakaan mempunyai bentuk fisik catalog yang

bermacam-macam:

1) Katalog Kartu (Card Catalog) ukuran 7,5cm x 12,5 cm

2) Katalog Berkas (Sheaf Catalog) ukuran 10 cm x 20 cm

3) Katalog Cetak atau Katalog Buku (Printed Catalog)

4) Katalog OPAC (Online Public Access Catalog)

OPAC adalah sarana (sistem) untuk mencari koleksi perpustakaan dengan

menggunakan data digital yang tersimpan di komputer.

Sedangkan untuk jenis katalog perpustakaan ada beberapa jenis.

Setiap pustaka biasanya diwakili oleh tiga kartu atau lebih. Jenis-jenis katalog

tersebut adalah:

1) Katalog Shelflist

2) Katalog Pengarang

3) Katalog Judul

4) Katalog Subyek

5) Katalog Penerbit

16

Page 17: Administrasi perpustakaan sekolah

Unsur-unsur yang perlu dicantumkan pada penulisan katalog:

1. Identitas ( nomor klasifikasi, tiga huruf pertama entri utama, satu huruf

pertama judul).

2. Nama Pengarang. Cara penulisannya seperti peraturan pembuatan

bibiografi (daftar pustaka).

3. Judul buku. Ditulis sesuai dengan apa yang tertera di halaman judul.

Contoh kartu katalog:

1. Contoh Kartu Katalog Utama (Pengarang)

2. Contoh Kartu Katalog berdasarkan Judul

17

633.18 1WINc

WINARNO, Agus Cara Penanaman Sampai Pasca Panen/Agus Winarno.--Bogor: [IPB], 1996. ix, 85 p.: il; 23 cm.

Bibl. P 82-85 828/D/86 633.18 1 RICE I. JUDUL II. INSTITUT PERTANIAN BOGOR

633.18 1WINc

WINARNO, Agus Cara Penanaman Sampai Pasca Panen/Agus Winarno.--Bogor: [IPB], 1996. ix, 85 p.: il; 23 cm.

Bibl. P 82-85 828/D/86 633.18 1 RICE I. JUDUL II. INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Cara Penanaman Sampai Pasca Panen….

Page 18: Administrasi perpustakaan sekolah

3. Contoh Kartu Katalog berdasarkan Subyek (Klasifikasi)

4. Contoh Kartu Katalog berdasarkan Penerbit

18

633.18 1WINc

WINARNO, Agus Cara Penanaman Sampai Pasca Panen/Agus Winarno.--Bogor: [IPB], 1996. ix, 85 p.: il; 23 cm.

Bibl. P 82-85 828/D/86 633.18 1 RICE I. JUDUL II. INSTITUT PERTANIAN BOGOR

633.18 1

633.18 1WINc

WINARNO, Agus Cara Penanaman Sampai Pasca Panen/Agus Winarno.--Bogor: [IPB], 1996. ix, 85 p.: il; 23 cm.

Bibl. P 82-85 828/D/86 633.18 1 RICE I. JUDUL II. INSTITUT PERTANIAN BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 19: Administrasi perpustakaan sekolah

4. Nomor Panggil

Nomor Panggil atau Call Number adalah suatu kode yang dibuat untuk

suatu bahan pustaka agar bahan pustaka tersebut dapat dengan mudah

dikenali, disusun dalam katalog, dalam rak, dan mudah ditelusuri kembali.

Penentuan nomor panggil dibuat pada saat proses katalogisasi. Kartu katalog

yang telah siap, segera dibuatkan nomor panggilnya.

Nomor panggil terdiri dari 3 bagian:

a. Nomor klasifikasi subyek

b. Tiga huruf pertama tajuk entri utama.

Entri utama yang biasa digunakan adalah nama pengarang (inverted name)

atau entri utama lain tergantung jenis bahan pustaka, ditulis dalam huruf

capital.

c. Satu huruf pertama judul

Ditulis dengan huruf kecil, pada baris terakhir setelah tajuk entri utama.

Untuk judul dalam Bahasa Inggris, kata sandang “a, an, dan the” tidak

dipakai. Yang digunakan adalah kata yang berada di belakang kata

sandang tersebut.

Contoh Penulisan Nomor Panggil (Call Number):

5. Label Buku

Label buku adalah identitas yang ditempelkan pada punggung buku sebagai

tanda kepemilikan buku dan informasi tentang buku. Pemberian label juga

bertujuan memudahkan pencarian buku di rak.

Contoh Label Buku :

19

Perpustakaan MTs Al NahdlahPondok Petir Sawangan Depok

633.18 1WINc

c.1

633.18 1WINc

633.18 1 : nomor klasifikasi

WIN : 3 huruf pertama entri utamac : 1 huruf pertama judulc.1 : menunjukkan copy buku jika koleksi lebih dari 1.

Page 20: Administrasi perpustakaan sekolah

6. Kartu Buku

Kartu buku adalah kartu yang dibuat pada waktu pengolahan bahan

pustaka. Kartu ditempatkan dalam kantong yang ditempelkan di bagian dalam

sampul belakang buku. Di sisi kartu buku atau berhadapan dengan katu buku

juga ditempelkan slip tanggal kembali.

Contoh kartu buku dan slip tanggal kembali:

7. Filing & Shelving

Filing & Shelving adalah penyimpanan, pengaturan dan penempatan

buku-buku di rak, baik buku baru atau buku setelah dibaca atau dipinjam. Buku

diatur di rak dengan baik dan teratur sehingga waktu pemakai dapat dihemat.

Karena itu buku di perpustakaan disusun dalam berbagai koleksi/urutan

memenuhi kebutuhan pemakai, contoh : buku teks (pengajaran ), buku

referensi, majalah, khusus ( buku langka, mahal, mini), skripsi, pustaka non

buku : kaset dsb.

Penempatan buku di rak dilakukan untuk :

1) buku yang memerlukan koreksi/ perbaikan

2) buku yang diterima dari bagian penjilidan

3) buku untuk keperluan khusus

4) buku baru.

20

633.18 1WINc

c.1

Winarno, Agus

Cara Penanaman Sampai Pasca Panen

Nama Tanggal Kembali

Nama Tanggal Kembali

Perpustakaan MTs Al NahdlahPondok Petir Sawangan Depok

Page 21: Administrasi perpustakaan sekolah

D. Manajemen Layanan

a. Sistem Layanan

Sistem Pelayanan Perpustakaan dapat menggunakan Sistem Layanan

Terbuka (Open Access) dan Sistem Layanan Tertutup (Close Access).

1) Akses Layanan Terbuka (Open Acces)

Akses layanan terbuka memberikan kesempatan kepada pemakai

untuk menemukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukannya. Pemakai

diizinkan langsung ke ruang koleksi perpustakaan dan mengambil bahan

pustaka yang diinginkannya. Tujuan akses layanan terbuka adalah

memberikan kesempatan seluas-luasnya, tidak hanya sekedar membaca-baca

di rak, tetapi juga mengetahui berbagai alternatif dari pilihan koleksi yang ada

di rak, yang kira-kira dapat mendukung penelitiannya, akses layanan terbuka

biasanya diterapkan untuk layanan di perpustakaan umum, perpustaaan

sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi.

Cara pelaksanaannya:

Pemakai langsung mencari bahan pustaka di rak atau mengecek terlebih

dahulu di katalog.

Bahan pustaka yang sudah ditemukan segera dibawa ke ruang baca.

Setelah selesai dibaca, pemakai mengembaikan bahan pustaka tersebut ke

dalam rak.

Apabila bahan pustaka akan dipinjam untuk dibawa pulang, maka pemakai

harus membawa ke bagian petugas pencatatan peminjaman.

Pemakai dapat memilih lagi bahan pustaka lain ke dalam rak.

2) Akses Layanan Tertutup (Close Acces)

Pada akses layanan tertutup, koleksi tertutup bagi pemakai, dalam arti

pemakai tidak boleh langsung mengambil bahan pustaka di rak, tetapi petugas

perpustakaan yang akan mengambilnya. Dengan menggunakan akses ini

petugas akan lebih sibuk karena harus mencari bahan pustaka di rak, terutama

pada jam-jam sibuk pada saat banyak pemakai yang memerlukan bahan

pustaka. Tujuan akses layanan ini adalah memberikan layanan secara terbatas

kepada pemakai, sehingga pemakai tidak dapat mencari bahan pustaka yang

dibutuhkannya di rak, tetapi akan dilayani oleh petugas. Oleh karena itu,

21

Page 22: Administrasi perpustakaan sekolah

pemakai harus mencari nomor panggil bahan pustaka melalui katalog yang

disediakan.

Cara pelaksanaannya:

Pemakai mencari data koleksi melalui katalog.

Pemakai mencatat judul bahan pustaka dan nomor panggil pada bon

permintaan atau peminjaman.

Pemakai memberikan bon peminjaman kepada petugas.

Petugas memeberikan bon peminjaman kepada petugas.

Petugas mencari bahan pustaka ke rak, menemukan bahan pustaka, dan

menyerahkan kepada pemakai.

Pemakai membawa bahan pustaka ke ruang baca.

Apabila bahan pustaka dapat dipinjam untuk dibawa pulang, pemakai

melaporkan kepada pencatat sirkulasi.

b. Jenis Layanan

Berbagai perpustakaan menyelenggarakan bermacam jenis layanan

dengan tujuan agar jasa yang disediakan dapat digunakan semaksimal mungkin

oleh pemakai. Beberapa jenis layanan yang biasa dilakukan oleh sebuah

perpustakaan adalah:

1) Layanan Sirkulasi

Kegiatan pada layanan sirkulasi merupakan ujung tombak jasa

perpustakaan, karena pada bagian sirkulasi pertama kali pemakai harus

berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman bahan pustaka.

Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan istilah sirkulasi. Bagian

sirkulasi berkaitan dengan masalah peredaran koleksi yang dimiliki

perpustakaan. Tujuan layanan sirkulasi adalah memperlancar dan

mempermudah proses peminjaman bahan pustaka untuk dibawa pulang oleh

pemakai.

22

Page 23: Administrasi perpustakaan sekolah

a) Tugas bagian sirkulasi

(1) Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakan.

(2) Pendaftaran anggota, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran

diri anggota perpustakaan.

(3) Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang waktu

peminjaman.

(4) Menarik denda bagi buku yang terlambat dikembalikan.

(5) Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan

pada waktunya.

(6) Tugas yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku

hilang atau rusak.

(7) Bertanggung jawab atas segala berkas anggota, peminjaman buku-

buku terlambat dikembalikan, buku tandon, uang denda, dan uang

ganti rugi buku yang hilang.

(8) Membuat statistik peminjaman.

(9) Peminjaman antara perpustakaan.

b) Unsur Pendukung Layanan Sirkulasi

Kelancaan pekerjaan pada bagian sirkulasi sangat berpengaruh

terhadap kelancaran seluruh kegiatan layanan. Oleh karena itu pada

bagian sirkulasi perlu didukung beberapa unsur sebagai berikut:

(1) Buku keterangan yang memuat keterangan mengenai peraturan

penggunaan bahan pustaka, bahan pustaka yang boleh dipinjam,

kebijaksanaan mengenai denda, penggantian buku hilang, jam buka

perpustakaan, dan keterangan lain yang memberikan pedoman

kepada pembaca.

(2) Meja peminjaman dengan ukuran dan bentuk khusus, misalnya

berbentuk huruf “U” atau “L”.

(3) Laci temapat penyimpanan uang denda, kunci-kunci dan barang lain.

(4) Bermacam-macam stempel, misalnya tanggal peminjaman dan

tanggal bahan pustaka harus kembali.

(5) Tinta dan antalan stempel.

(6) Ruang tempat penitipan tas.

(7) Kotak tempat enyimpan kartu buku yang dipinjam.

23

Page 24: Administrasi perpustakaan sekolah

(8) Lem dan blanko batas waktu peminjaman atau kartu buku.

(9) Formulir pendaftaran anggota perpustakaan.

(10) Alat-alat dan perlengkapan lain seperti gunting, pulpen, dan

sebagainya.

(11) Formulir untuk pemesanan buku yang sedang dipinjam.

(12) Petugas yang selalu siap melayani dengan ramah dan sopan.

(13) Kelengkapan buku seperti kartu buku, kantong buku, kantong

peminjaman, lembar tanggal kembali, kotak kartu peminjaman, dan

buku daftar peminjam.

(14) Kertas kosong.

(15) Kotak saran.

c) Cara Pelaksanaan

Setiap kali ada pembaca yang ingin meminjam bahan pustaka,

maka petugas bagian sirkulasi melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) Mengambil kartu buku dari kantong buku, tulis tanggal buku harus

dikembalikan pada lajur tanggal kembali, minta kartu peminjaman dan

kartu buku.

(2) Mencatat tanggal kembali dalam lembar pengembalian yang

distempel pada bahan pustaka. Catatan ini merupakan peringatan

bagi pembaca kapan ia harus mengembalikan bahan pustaka.

(3) Setelah jam peminjaman selesai, petugas menyusun kantong-

kantong peminjam dalam kotak peminjaman.

(4) Dalam proses pengembalian bahan pustaka maka petugas

mengambil kartu buku ke kantong buku, kantong peminjaman

dikembalikan kepada pembaca, coret catatan tanggal kembali,

kembalikan buku ke rak.

(5) Bila buku terlambat dikembalikan, petugas menghitung denda sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan. Apabila tejadi keterlambatan

dalam pengembalian dalam mengembalikan buku, petugas perlu

mengirim surat peringatan.

24

Page 25: Administrasi perpustakaan sekolah

(6) Bila ada buku yang rusak atau hilang, maka anggota harus mengganti

dengan buku yang sama. Bila buku tersebut tidak dapat diganti,

anggota harus membayar ganti rugi sebesar harga buku harga buku

pada nilai pasar ditambah biaya pengolahan.

(7) Petugas bagian layanan sirkulasi juga harus membuat statistik

peminjaman, baik tentang tambahan anggota baru, jumlah buku yang

dipinjam, peminjaman buku berdasarkan subjek atau klasifikasi, dan

jumlah pengunjung.

d) Sistem Peminjaman

Tidak semua pemakai senang membaca di perpustakaan terutama

untuk buku-buku fiksi. Umumnya buku tersebut dipinjam untuk dibaca di

rumah.

Beberapa sistem peminjaman yang dapat diterapkan antara lain:

1. Sistem Brown

Setiap anggota perpustakaan memperoleh tiket pembaca, jumlahnya

sama dengan buku yang boleh dipinjam oleh anggota perpustakaan.

Tiket anggota berbentuk kantong dan berisi nomor anggota, nama,

serta alamat yang diketik pada masing-masing tiket. Untuk

mendampingi tiket diperlukan kartu buku. Kartu buku ini dimasukkan ke

dalam kantong buku. Label tanggal atau slip tanggal diletakkan di

bagian akhir buku.

Cara kerjanya:

(a) Bila peminjam ingin meminjam buku maka petugas

mencabut kartu buku dari kantong buku kemudian dimasukkan ke

tiket pembaca. Tanggal kembali harus diterakan pada slip tanggal.

Kantong buku kemudian disusun menurut tanggal harus kembali.

Bila pada tanggal kembali yang sama terdapat berbagai kantong

buku, maka kantong disusun menurut nomor panggil.

(b) Bila anggota mengembalikan buku yang dipinjamnya, lokasi

kartu buku dicari berdasarkan tanggal pada slip tanggal.

(c) Tiket buku kemudian dikembalikan kepada anggota

sedangkan kartu buku dikembalikan ke dalam kantong.

25

Page 26: Administrasi perpustakaan sekolah

2. Sistem Newark

Anggota perpustakaan memperoleh kartu peminjam. Kartu

peminjam berisi nama, alamat, nomor pendaftaran, tanggal berakhirnya

kartu anggota, tanda tangan anggota, serta kolom tanggal pinjam, dan

tanggal harus kembali.

Sistem Newark menggunakan kartu buku, kantong buku, serta

slip tanggal. Kartu buku berisi keterangan mengenai buku, termasuk di

dalamnya nomor panggil, pengarang, judul, nomor induk beserta kolom

untuk tanggal harus kembali, dan nama peminjam atau tanda tangan

peminjam.

Kantong buku merupakan kantong yang diletakkan di bagian

akhir buku, pada fly leaf. Di kantong buku lazimnya diketik nama

pengarang, judul, serta nomor induk.

Slip tanggal diletakkan di bagian dalam buku, khususnya pada

bagian yang berhadapan dengan halaman akhir buku.

Cara kerjanya:

(a) Pemakai perpustakaan membawa buku yang akan dipinjamnya

beserta kartu anggota ke meja peminjaman. Petugas sirkulasi

mencap tanggal harus kembali pada kartu peminjam, slip tanggal,

dan kartu buku. Nomor registrasi anggota ditulis di kartu buku.

Anggota diminta memberi paraf atau tanda tangan di kartu buku

dekat nomor registrasi. Buku beserta kartu anggota kemudian

diserahkan kepada peminjam. Kartu buku kemudian dijajarkan

menurut tanggal harus kembali. Bila terdapat kartu buku dengan

tanggal harus kembali yang sama maka kartu buku disusun menurut

nomor klasifikasi.

(b) Tatkala mengembalikan buku, pemnjam harus menyertakan kartu

anggota. Petugas harus memeriksa tanggal kembali yang tertera di

slip tanggal, kemudian mencabut kartu buku yang berada di sebuah

jajaran.

2) Layanan Rujukan atau Referens

26

Page 27: Administrasi perpustakaan sekolah

Layanan rujukan atau referens merupakan jenis layanan yang diberikan

di semua jenis perpustakaan, yang intinya menjawab atau memberikan

bantuan kepada pemakai perpustakaan. Layanan rujukan dapat berupa hal-hal

yang mudah seperti memeberikan informasi dimana bagian buku anak-anak,

bagaimana menjadi anggota perpustakaan, tetapi dapat pula berupa bantuan

dalam penyiapan bahan-bahan penelitian, ara menggunakan bahan rujukan

seperti kamus, ensiklopedi, direktori, dan alamanak. Pada prinsipnya layanan

rujukan adalah menjawab pertanyaan pemakai, bak secara langsung maupun

melalui sarana komunikasi, dan membimbing pemakai agar dapat mencari

informasi secara mandiri dan mengetahui jenis-jenis informasi, serta dimana

informasi tersebut dapat diperoleh. Layanan rujukan atau referensi dapat

digunakan sebagai tolak ukur bagus atau tidaknya perpustakaan. Petugas

bagian ini perlu wawasan yang luas dan memahami seluk beluk koleksi dan

dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat. Agar petugas

rujukan dapat memberikan tugasnya dengan baik, perlu ditunjang dengan

buku-buku rujukan. Ada 12 type buku rujukan, yakni:

1. Bibliografi

2. Kamus

3. Ensiklopedi

4. Buku Tahunan

5. Buku Petunjuk

6. Sumber Biografi

7. Indeks

8. Terbitan Berseri

9. Buku Pegangan

10. Direktori

11. Sumber Geografi

12. Terbitan Pemerintah

27

Page 28: Administrasi perpustakaan sekolah

E. Manajemen Keanggotaan

a. Buku Induk Anggota

Contoh Format Buku Induk Anggota

No No Anggota Nama TTL Alamat Kelas/Fak/Asal Telp. Ket

b. Kartu Anggota

Kartu Anggota Perpustakaan diberikan kepada anggota yang telah resmi

terdaftar. Bentuk dan desain kartu anggota disesuaikan dengan kreatifitas

pengelola perpustakaan. Pepustakaan yang sudah menggunakan sistem digital

melengkapi kartu anggotanya dengan label barcode. Namun sebagai contoh

salah satu kartu anggota adalah sebagai berikut:

c. Kartu Peminjaman

28

Kartu Anggota perpustakaanAl-Nahdlah Islamic Boarding School

Jl. Raya serua bulak no.1 Pondok Petir Sawangan Depok

Nomor : 0065Nama : OktavianiKamar : MawarAlamat : Lampung

Page 29: Administrasi perpustakaan sekolah

Kartu Peminjam digunakan pada peminjaman sistem Newark. Contoh Kartu

Peminjaman:

e. Buku Peminjaman

Contoh Format Buku Peminjaman

No Nama Judul Buku Tgl Pinjam Tgl Kembali Ket

f. Daftar Pengunjung

Contoh Format Buku Daftar Pengunjung

Tanggal No Nama Kelas/Asal Alamat Tujuan Ket

29

NoTgl PinjamNo Reg BukuTgl KembaliParafKet

Perpustakaan MTs Al NahdlahPondok Petir Sawangan Depok

KARTU PEMINJAMAN

No. Anggota : ………………………………………

Nama : ………………………………………

Alamat : ………………………………………

Page 30: Administrasi perpustakaan sekolah

g. Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan

Peraturan dan tata tertib perpustakaan harus dibuat dengan lengkap dan

jelas agar mudah dimengerti dan difahami oleh pengguna yang memanfaatkan

jasa pelayanan perpustakaan. Perlu diperhatikan bahwa peraturan dan tata tertib

tersebut jangan sampai mempersulit atau memberi hambatan bagi pemakai

perpustakaan.

Peraturan dan tata tertib tersebut mencakup:

a. Jam buka perpustakaan

Jam buka perpustakaan perlu dijdwalkan secara tepat sehinga dapat memberi

waktu yang cukup banyak bagi pengguna perpustakaan.

b. Keanggotaan

Peraturan Keanggotaan mengatur syarat-syarat untuk menjadi anggota dan

tata tertib setelah menjadi anggota.

Sekalipun Perpustakaan Sekolah anggotanya terdiri dari guru dan murid,

namun perlu dicantumkan di dalam peraturan keanggotaannya.

c. Peminjaman Buku

Peraturan dan lata tertib peminjaman perlu disusun secaa jelas, yaitu :

1. Jadwal peminjaman

2. Lama peminjaman

3. Jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan peminjaman

Contoh Tata Tertib Perpustakaan:

1. Setiap pengunjung diwajibkan menggesek ID CARD pada pintu masuk

perpustakaan.

2. Setiap pengunjung perpustakaan diminta untuk turut menjaga ketenangan,

ketertiban, dan kebersihan ruang perpustakaan dengan :

a. Tidak membuat keributan, bercanda, berteriak, mengobrol, dan tindakan-

tindakan lain yang dapat mengganggu sesama pemakai.

b. Tidak makan, minum dan merokok dalam ruang perpustakaan

c. Tidak mencoret-coret meja dan peralatan lain dalam ruang perpustakaan

d. Tidak memindahkan meja dan kursi yang talah ditata

e. Membuang sampah di tempat yang telah disediakan

30

Page 31: Administrasi perpustakaan sekolah

f. Tidak diperkenankan membawa tas dan bungkusan lain ke dalam ruang

perpustakaan. Disediakan tempat khusus untuk menaruh barang-barang

tersebut. Barang-barang berharga seperti uang dan sebagainya agar

dibawa, karena perpustakaan tidak bertanggung jawab akan adanya

kehilangan serta barang yang tertinggal.

g. Tidak diperkenankan membawa keluar buku / majalah / bahan pustaka

lainnya milik perpustakaan, tanpa dicatat dahulu di bagian peminjaman.

h. Pencurian dan penyobekan bahan pustaka merupakan pelanggaran. Untuk

itu pelanggar dapat dicabut keanggotaannya atau dikenakan sanksi

administrasi atau akademik.

3. Sanksi dapat dikenakan kepada setiap anggota/pemakai perpustakaan

yang tidak mentaati tata tertib.

4. Staf/petugas perpustakaan berhak untuk menegur dan meminta kepada

pemakai yang dianggap mengganggu ketenangan suasana untuk

meninggalkan ruang perpustakaan.

5. Tata tertib ini berlaku bagi semua pemakai/pengunjung /anggota

perpustakaan

E. Pemeliharaan & Pelaporan

a. Pemeliharaan

Agar koleksi perpustakaan dapat didayagunakan dan dimanfaaatkan

lebih lama perlu dilakukan upaya pelestarian dan pemeliharaan untuk mencegah

kerusakan. Pemeliharaan Bahan pustaka dilakukan dengan cara melakukan

pencegahan kerusakan bahan-bahan pustaka, baik dari faktor lingkungan dan

dari faktor manusia.

Upaya pemeliharaan yang paling utama adalah pencegahan dini

terhadap kerusakan-kerusakan tersebut. Namun bila kerusakan terlanjur terjadi,

hendaknya segara ditangani dan diperbaiki agar tidak lebih parah. Kerusakan

yang sering terjadi adalah rusaknya jilid buku baik ringan atau berat. Penjilidan

kembali perlu segera dilakukan pada kasus-kasus seperti itu.

Contoh lain adalah bila label buku copot atau kabur tulisannya, perlu

segera diperbaiki. Juga bila pemakai menempatkan buku yang salah pada

tempatnya., maka pustakawan melakukan pembetulan letak buku. Dalam

pemeliharaan dan pemeriksaan koleksi di rak ada kegiatan penghitungan

31

Page 32: Administrasi perpustakaan sekolah

kembali buku milik perpustakaan, dalam arti pemeriksaan fisik terhadap buku

yang tercatat sebagai milik perpustakaan (stok opname). Hal ini dinamakan

verifikasi koleksi. Dilakukan karena buku dapat hilang, rusak atau salah tempat.

b. Pelaporan

Pelaporan perpustakaan diperlukan dalam setiap kegiatan dan program

yang telah dikerjakan oleh perpustakaan. Pelaporan ini merupakan pertanggung

jawaban perpustakaan dalam aktivitasnya. Pelaporan ini juga berfungsi sebagai

tolok ukur keberhasilan dan kemajuan perpustakaan. Data statistik yang dapat

digunakan sebagai laporan perpustakaan meliputi: statistik bahan pustaka,

statistik anggota, dan statistik pengunjung. Laporan Perpustakaan Sekolah

disampaikan setiap bulan pada akhir tahun. Laporan tahunan merupakan

rangkaian dari semua laporan bulanan.

Laporan perpustakaan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Pengadaan bahan pustaka: meliputi jumlah koleksi yang dibeli, hadian dan

atau pertukaran. Data ini dikelompokkan berdasarkan jenis koleksi dan jenis

subyek.

2. Pengolahan bahan pustaka: meliputi jumlah koleksi yang sudah di catalog

dan diklasifikasi.

3. Keanggotaan: meliputi jumlah anggota berdasarkan katagori tertentu (umum,

jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya) dan jumlah

pengunjung.

4. Koleksi yang dipinjam: meliputi jumlah koleksi yang dipinjam baik buku

maupun bentuk lainnya, yang dikelompokkan berdasarkan bahasa, subyek

dan sebagainya.

5. Layanan rujukan: meliputi jumlah pertanyaan yang diberikan, pertanyaan

yang dijawab dalam bentuk singkat atau memerlukan waktu penelusuran

yang lama.

6. Jasa reproduksi: meliputi berapa jumlah koleksi yang direproduksi, termasuk

berapa jumlah koleksi yang sudah di fotokopi.

32

Page 33: Administrasi perpustakaan sekolah

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perpustakaan Sekolah merupakan unit kerja dan perangkat pokok dari

suatu sekolah. Tujuan Perpustakaan sekolah adalah menyediakan koleksi

pustaka untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Perpustakaan juga sebagai “jantung” pelaksanaan pendidikan di sekolah itu.

Sedangkan fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat

sumber belajar, pusat sumber informasi dan pusat bacaan rekreasi. Selain itu

sebagai tempat membina minat dan bakat siswa. Karena vitalnya fungsi

perpustakaan sekolah, maka perlu dilakukan usaha untuk peningkatan

manajemen yang handal dan profesional

B. Saran

Sebagian besar perpustakaan sekolah di Indonesia masih minim

manajemen, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Faktor

minim manajemen tersebut berasal dari dua aspek: struktural dan teknis.

Karena vitalnya fungsi perpustakaan sekolah, maka perlu dilakukan

usaha-usaha semua pihak secara berkesinambungan dalam upaya

peningkatan manajemen perpustakaan sekolah yang handal dan

professional.

33